PERIODE 1
KLINIK CEREBELLUM
DISUSUN OLEH :
PO.71.3.241.17.1.047
Mengetahui,
Saya berharap hasil Laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi Mahasiswa
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam laporan kasus ini adalah bagaimana
Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan Fungsional Dan Nyeri Akibat
Cervical Syndrome ?
C. Tujuan
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk mengetahui
Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan Fungsional Dan Nyeri Akibat
Cervical Syndrome
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Anatomi
3. Patofisiologi
4. Etiologi
Etiologi adalah ilmu pengetahuan atau teori tentang faktor
penyebab suatu penyakit atau asal mula penyakit (Dorland, 2002). Nyeri
pada leher dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor
musculoskeletal, faktor nervorum, faktor vascularisasi, dan faktor pada
persendiannya (Hudaya, 2009).
Berbagai macam penyebab dari sindroma nyeri servikal, meliputi:
a. Trauma
Trauma yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang
menyebabkan whiplash injury, kecelakaan akibat kerja atau
olahraga yang kontak badan sehingga mengakibatkan timbulnya
nyeri pada leher. Pada beberapa jenis pekerjaan dapat
menyebabkan nyeri leher akibat trauma menahun, misalnya pada
tukang cat plafon, tukang potong rambut, dan seorang pegawai
kantor yang bekerja didepan komputer selama kerjanya (Hudaya,
2009).
b. Kesalahan postural
Kebiasaan sikap postural dan posisi yang salah dan
berkepanjangan dapat menyebabkan nyeri pada leher, misalnya
kebiasaan tidur menggunakan bantal yang terlalu tinggi,
menggerakkan leher secara spontan.
c. Penyakit degeneratif
Penyakit degeneratif merupakan salah satu kondisi yang
sering mengenai leher pada orang setelah usia pertengahan dan
meningkat seiring bertambahnya usia yang menyebabkan nyeri
pada leher. Kondisi ini disebut dengan spondilosis cervicalis yang
tampak dari hasil radiologis, yaitu: perubahan discus
intervertebralis, pembentukan osteofit pada paravertebral dan facet
joint, serta perubahan arcus lamina posterior. Pada kasus sindroma
nyeri servikal ini disebabkan oleh kesalahan postural yang
berkepanjangan.
a. Anamnesis
Anamnesis merupakan suatu tindakan pemeriksaan yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya jawab kepada pasien secara
langsung (auto anamnesis) ataupun dengan mengadakan Tanya jawab
kepada pasien secara langsung (hetero anamnesis) mengenai kondisi/
keadaan penyakit pasien. Dengan melakukan anamnesis ini akan
diperoleh informasi-informasi penting untuk membuat diagnosis.
Anamnesis dikelompokan menjadi dua yaitu anamnesis umum dan
anamnesis khusus. Pada kasus ini berdasarkan autoanamnesis
diperoleh informasi sebagai berikut :
1) Anamnesis Umum
2) Anamnesis Khusus
a) Keluhan utama
Merupakan satu atau lebih keluhan atau gejala dominan yang
mendorong penderita untuk mencari pertolongan.
b) Kapan terjadi
c) Riwayat penyakit sekarang
Merupakan rincian keluhan dan menggambarkan proses
terjadinya riwayat penyakit secara kronologis dengan secara
jelas dan lengkap. Yang isinya kapan mulai terjadinya, sifatnya
seperti apa, manifestasi lain yang menyertai, penyebab sakit,
dan lain-lain.
d) Riwayat penyakit dahulu / penyerta
Pertanyaan diarahkan pada penyakit-penyakit yang pernah
dialami yang tidak berkesinambungan dengan munculnya
keluhan sekarang.
e) Riwayat pribadi
Riwayat pribadi adalah hal-hal atau kegiatan sehari-hari yang
dilakukan pasien menyangkut hobi atau kebiasaan yang
berkaitan dengan penyebab cervical sydrome.Riwayat keluarga
adalah penyakit-penyakit yang bersifat menurun dari orang tua
atau keluarga.
f) Riwayat Perjalanan Penyakit
b. Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dilakukan dibagi menjadi dua, antara lain:
1) Pemeriksaan fisik
a) Tanda – tanda Vital
Pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh data sebagai
berikut:tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, temperatur,
tinggi badan, berat badan.
b) Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan dengan cara melihat
danmengamati. Ada dua macam yaitu inspeksi statis dan
inspeksi dinamis. Inspeksi statis adalah inspeksi dimana pasien
dalam keadaan diam, sedangkan inspeksi dinamis adalah
inspeksi dimana pasien dalam keadaan bergerak.
c) Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan cara meraba, menekan dan
memegang bagian tubuh pasien yang akan diperiksa atau yang
dikeluhkan pasien.
d) Test orientasi
e) Pemeriksaan fungsi gerak dasar
Pemeriksaaan fungsi gerak adalah suatu cara pemeriksaan
pasien tanpa bantuan dari orang lain atau terapis. Hasil yang
otot.
2) Pemeriksaan spesifik
a) Test Provokasi
Tes Spurling atau tes Kompresi Foraminal, dilakukan dengan
cara posisi leher diekstensikan dan kepala dirotasikan ke salah
satu sisi, kemudian berikan tekanan ke bawah pada puncak
kepala. Hasil positif bila terdapat nyeri radikuler ke arah
ekstremitas ipsilateral sesuai arah rotasi kepala.Pemeriksaan ini
sangat spesifik namun tidak sensitif guna mendeteksi adanya
radikulopati servikal. Pada pasien yang datang ketika dalam
keadaan nyeri, dapat dilakukan distraksi servikal secara manual
dengan cara pasien dalam posisi supinasi kemudian dilakukan
distraksi leher secara perlahan. Hasil dinyatakan positif apabila
nyeri servikal berkurang.
b) Test Distraksi Kepala
Distraksi kepala akan menghilangkan nyeri yang diakibatkan
oleh kompresi terhadap radiks syaraf. Hal ini dapat diperlihatkan
bila kecurigaan iritasi radiks syaraf lebih memberikan gejala
dengan tes kompresi kepala walaupun penyebab lain belum
dapat disingkirkan.
c) Drop Arm Test
Tes ini untuk menentukan ada tidaknya kerobekan rotator cuff.
Pertama mintalah pasien untuk abduksi arm. Kemudian suruh
turunkan kesamping badan dengan perlahan .jika ada kerobekan
rotator cuff (khususnya musculus supraspinatus) lengan akan
jatuh kesisi badan dari posisi badan 90 derajat abduksi. Pasien
tidak akan dapat menurunkan lengannya dengan perlahan
walaupun ia mencoba berulang kali .jika pasien mampu
melakukan abduksi maka berikan sedikit tepukan pada lengan
bawahnya maka lengan segera jatuh ke sisi badan.
d) Test Eden
e) Plexus Brachialis Compression Test
2. Tinjauan Pengukuran
a. Visual Analog Scale (VAS)
Vas digunakan untuk mengukur kwantitas dan kwalitas nyeri yang
begitu sakit
indera penglihatan
o Skala 10, nyeri berada di tahap yang paling parah dan bisa
lingkup sendi maupun lingkup otot. Ada banyak faktor yang dapat
Range Of Motion (ROM) baik secara pasif maupun aktif pada sendi
pada sendi ini dilakukan dalam bidang gerak frontal (F), Sagital (S),
b. Kontra indikasi
1) Penyakit jantung atau penderita dengan alat pacu jantung
2) Kehamilan, khususnya pada daerah uterus
3) Jaringan lembut : mata, testis, ovarium, otak
4) Jaringan yang baru sembuh atau jaringan granulasi baru
5) Pasien dengan gangguan sensasi
6) Tanda-tanda keganasan atau tumor malignan
7) Insufisiensi sirkulasi darah : thrombosis, thromboplebitis atau
occlisive occular disease
8) Infeksi akut
9) Daerah epiphysis untuk anak-anak dan dewasa
tipe nyeri. Pemberian TENS dapat menurunkan nyeri, baik dengan cara
peningkatan vaskularisasi pada jaringan yang rusak tersebut , maupun
nosiseptif bukan akhiran saraf bebas, melainkan fleksus saraf halus tak
dari beberapa otot antagonis gelang bahu sehingga otot agonis dapat
melakukan gerakan, dan karena stabilitas terbesar pada sendi bahu oleh
a. Indikasi :
kronis
b. Kontraindikasi
3. Manipulasi Friction
Manipulasi friction merupakan salah satu teknik dasar yang
digunakan di dalam massage yang mengunakan jari- jari tangan, telapak
tangan dan siku yang berpungsi agar otot- otot pada tubuh menjadi
rileks (otot tidak mengeras akibat timbunan sisa- sisa pembakaran kalori
pada otot).
Manipulasi friction adalah manipulasi dengan cara menggerus.
Tujuannya adalah menghancurkan myoglosis yaitu timbunan dari sisa-
sisa pembakaran yang terdapat pada otot dan menyebabkan pengerasan
serabut otot.Friction atau menggerus adalah prosedur yang sangat tua dan
banyak dipergunakan dalam semua bentuk masase.Pelaksanaanya adalah
dengan gerakan putaran spiral menuju ke arah jantung.Menurut letak dan
tempat bagian badan, maka manipulasi ini dapat dilakukan dengan
bermacam-macam variasi yaitu dengan menggunakan jari, ibi jari,
telapak tangan atau bahkan dengan sikut.
Menggerus dengan menggunakan jari jempol (jari yang paling
kuat), kepalan tangan, pangkal telapak tangan atau dengan siku tangan.
Bertujuan untuk melancarkan system sirkulasi darah, menimbulkan
hiperamia, pembesaran serabut otot dari refleks vaskuler, hormonal dan
syaraf, baik untuk schele post trauma (regenerasi jaringan) dan akan
mengurangi rasa nyeri otot.
Teknik pijat friction menggunakan bagian jari jempol, yaitu
melakukan gerakan melingkar kecil-kecil dengan penekanan yang lebih
dalam dengan menggunakan ibu jari tersebut.Gerakan ini digunakan pada
area tubuh tertentu seperti betis, trepezium dan lain-lain, dengan maksud
untuk penyembuhan ketegangan otot dan rasa pegal pada persendian.
Dalam melakukan gerakan friction boleh menggunakan ujung jari, buku
jari bahkan siku tangan. Untuk melepaskan bagian otot yang tegang dapat
menggunakan gerakan memutar (putaran kecil) dari jari jempol. Gerakan
ini efektif jika dilakukan pada setiap sisi tulang belakang. Teknik ini
bermanfaat untuk melepaskan bagian-bagian otot yang kejang yang
terbentuk sebagian akibat stress dan ketegangan, dapat menghilangkan
akumulasi dari sisa-sisa metabolisme.
4. Stretching Leher
Stretching merupakan suatu bentuk terapi yang ditujukan untuk
memanjangkan otot yang mengalami pemendekan atau menurunnya
elastisitas dan fleksibilitas otot.
a. Efek Fisiologis Stretching leher
Menaikkan aliran darah melalui otot-otot aktif
Meningkatkan detak jantung sehingga dapat mempersiapkan
bekerjanya sistem jantung dan pembuluh darah (cardiovaskular)
Menaikkan tingkat energi yang dikeluarkan oleh metabolisme
tubuh
Meningkatkan pertukaran (pengikatan) oksigen dalam hemoglobin
Meningkatkan kecepatan perjalanan sinyal saraf yang memerintah
gerakan tubuh
Meningkatkan efisiensi dalam proses reciprocal innervation,
sehingga memudahkan otot-otot berkontraksi dan rileks secara
lebih cepat dan efisien
Meningkatkan kemampuan jaringan penghubung dalam gerakan
memanjang atau meregang
b. Efek Teraupetic Stretching leher
Meningkatkan kapasitas kerja fisik
Mengurangi adanya ketegangan pada otot.
Dapat meningkatkan kebugaran fisik
Dapat meningkatkan mental dan relaksasi fisik
Dapat mengurangi risiko keseleo sendi dan cedera otot (kram)
Dapat mengurangi risiko cedera punggung
Dapat mengurangi rasa nyeri otot
5. Stretching Lengan
Passive stretching adalah teknik stretching (penguluran) yang
dilakukan oleh terapis, atau gaya stretch berasal dari terapis atau orang
lain. Passive stretching adalah metode sretching yang sederhana, yang
menggunakan gaya external dari terapis atau mesin latihan. Pasien harus
serelaks mungkin selama passive stretching.Baik jaringan kontraktil
maupun nonkontraktil dapat dipanjangkan melalui pasive stretching.
Gaya stretch biasanya diaplikasikan sekrang-kurangnya 6 detik,
tetapi yang lebih baik adalah ± 15 – 30 detik dan diulang beberapa kali.
Penelitian menunjukkan bahwa gaya stretch selama 30 detik atau 60
detik lebih baik dari pada 15 detik. (Anshar dkk, 2014)
a. Indikasi penggunaan peregangan
ROM terbatas karena jaringan lunak kehilangan ekstensibilitasnya
akibat perlengketan, kontraktir, dan pembentukan jaringan parut,
menyebabkan keterbatasan kemampuan
Keterbatasan gerak dapat menyebabkan deformitas structural yang
seharusnya dapat dicegah.
Kelemahan otot dan pemendekan jaringan yang berlawanan
menyebabkan ROM.
Dapat menjadi komponen program kebugaran total atau
conditioning olahraga spesifik yang dirancang untuk mencegah
atau mengurangi risiko cedera muskuluskeletal.
Dapat digunakan sebelum dan setelah latihan berat untuk
mengurangi nyeri otot pasca latihan. (Carolyn K, Lynn A, 2014)
b. Kontra indikasi peregangan
Bony block membatasi gerak sendi.
Fraktur baru, dan penyambungan tulang belum sempurna.
Terdapat bukti inflamasi akut atau proses infeksi ( panas dan
pembengkakan), atau kemungkinan gangguan penyembuhan
jaringan lunak pada jaringan yang terbatas dan daerah sekitarnya.
Terdapat nyeri tajam dan akut pada gerak sendi atau pemanjangan
otot.
Terdapat hematoma atau indikasi trauma jaringan lain.
Terjadi hipermobilitas. (Carolyn K, Lynn A, 2014)
6. Traksi Cervical
Traksi adalah tarikan yang membuat saling menjauhnya segmen
yang satu terhadap segmen yang lain atau usaha mengulur segmen pada
suatu ektremitas.
Dengan traksi cervical diharap terjadi penambahan ruangan pada
intervertebralis maka penyempitan yang dapat menekan akar saraf dapat
berkurang, serta diperoleh relaksasi otot-otot leher (Musthafa, 1988).
Dalam percobaan traksi yang diberikan pada susunan vertebrae
cervicalis. Oleh olachis dan strhom disebutkan bahwa dalam keadaan
lordosis cervical normal. Traksi diberikan dengan tarikan diperoleh
regangan jarak antara prosessus spinosus pada vertebrae yang berbatasan
sebesar 1-1,5 mm (Musthafa, 1988).
PROSES FISIOTERAPI
A. Diagnosa Medis
Cervical Syndrome
C. Anamnesis Khusus
Keluhan Utama : Nyeri pada bagian leher yang menjalar ke
lengan atas
Fleksi Tidak nyeri danFull Tidak nyeri, Tidak nyeri, nilai otot
ROM Full ROM, maksimum
Hard end feel
Ekstensi Tidak nyeri, Full ROM Tidak nyeri, Tidak nyeri, nilai otot
Full maksimum
ROM,Hard end
feel
Lateral Sinistra Nyeri, ROM terbatas Nyeri, ROM Nyeri, Nilai otot
terbatas, Elastis minimum
end feel
LateralDextra Tidak nyeri, Full ROM Tidak nyeri, Tidak nyeri, nilai otot
Full maksimum
ROM,Elastis
end feel
Rotasi Sinistra Nyeri, Keterbatasan Nyeri, Nyeri, Nilai otot
ROM Keterbatasan maksimum
ROM, Soft end
feel
Rotasi Dextra Tidak nyeri, Full ROM Tidak nyeri, Tidak nyeri, nilai otot
Full ROM, maksimum
Soft end feel
2) Shoulder
Parameter VAS :
0-1 = tidak nyeri
1-2 = nyeri ringan
3-6 = nyeri sedang
7-8 = nyeri berat
G. Problematika Fisioterapi
1. ProblematikFisioterapi :
a. Impairment
Adanya nyeri
Adanya spasme
Keterbatasan ADL
Keterbatasan ROM
b. Acivity Limitation
Kesulitan untuk membaca Al-qur’an dalam waktu yang lama
ataugerakan menunduk
DAFTAR PUSTAKA
https://dhaenkpedro.wordpress.com/ultrasound-therapy/