Oleh
Mohammad Riedho Cahya Atazsu, S.Ked
04054821517139
Pembimbing
dr. Nyimas Fatimah, Sp.KFR
HALAMAN PENGESAHAN
oleh
Mohammad Riedho Cahya Atazsu, S.Ked
04054821517139
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior di Bagian/Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya/RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan referat ini yang berjudul Cervical Muscle Spasme. Referat ini disusun sebagai
salah satu tugas persyaratan kelulusan kepaniteraan klinik senior Bagian Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Nyimas Fatimah, SpKFR
sebagai pembimbing dalam pembuatan referat ini. Tidak lupa terima kasih juga penulis
sampaikan kepada dokter-dokter pembimbing di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
atas bimbingan yang saya dapat selama kepaniteraan klinik ini.
Saya menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh sebab itu diharapkan bantuan dari dokter
pembimbing serta rekan-rekan mahasiswa untuk memberikan saran dan masukan yang
berguna bagi penulis.
Lepas dari segala kekurangan yang ada, saya berharap semoga referat ini membawa
manfaat bagi kita semua.
Penulis
I. Latar Belakang
Tulang belakang terdiri dari tiga bagian utama: serviks (leher), toraks (tengah
belakang) dan lumbal (punggung). Tulang belakang leher adalah bagian dari tulang
belakang yang bertanggung jawab untuk memutar kepala dan leher, selain
memberikan kestabilan dan dukungan untuk menghubungkan struktur otak dengan
sisa dari sistem saraf pusat di tulang belakang.
Sistem otot tulang belakang berukuran besar dan kompleks, setiap area tulang
belakang memiliki kelompok otot yang berfungsi untuk mendukung, bergerak dan
menstabilkan. Otot-otot tulang belakang bekerja sama dengan ligamen untuk
memberikan gerakan, stabilitas, dan dukungan postural ke tulang belakang. Mereka
dapat dikategorikan menurut fungsi mereka. Empat kategori dasar fleksor, ekstensor,
fleksor lateral dan rotator. Iritasi atau cedera dari struktur tulang belakang dapat
menghasilkan kejang dan nyeri pada otot tulang belakang leher.
II. Anatomi
Leher dimana banyak terdapat jaringan yang bisa menjadi sumber nyeri.
Biasanya rasa nyeri berasal dari jaringan lunak atau ligamen, akar saraf, faset
artikular, kapsul, otot serta duramater. Nyeri bisa diakibatkan oleh proses degeneratif,
infeksi/inflamasi, iritasi dan trauma. Selain itu perlu juga diperhatikan adanya nyeri
alih dari organ atau jaringan lain yang merupakan distribusi dermatom yang
dipersarafi oleh saraf cervikal.
IV. Penyebab
Kejang otot leher sering terjadi sebagai akibat dari rasa sakit, kelelahan
berlebihan. Penyebab umum dari kejang otot serviks meliputi:
- Ketegangan otot atau kelelahan
- Peningkatan aktivitas fisik
- Stres, dan memiliki otot yang tegang
- Respon obat tertentu
- Sebagai hasil dari patah tulang di tulang belakang leher
- Fibromyalgia
- Kondisi yang merosot atau memberikan tekanan pada diskus intervertebralis
- Trauma seperti kecelakaan kendaraan bermotor
V. Manifestasi Klinis
- Nyeri di leher atau punggung
- Kelemahan otot atau strain
- Kekakuan pada leher
- Nyeri atau kesulitan bergerak bahu atau lengan
- Sakit kepala
- Gerakan otot tak sadar
- Mati rasa atau kesemutan di bahu atau lengan
kali terjadi
Karakteristik sakitnya : apakah rasa terbakar, nyut-nyutan atau rasa
seperti ditusuk-tusuk
Lokasi sakitnya : apakah menjadi hebat jika berdiri, duduk atau
berbaring
Apakah sakitnya lebih berat kalau bergerak atau tidak bergerak
Apakah ada gangguan sensibilitas
Apakah ada gangguan fungsi BAB dan BAK
Apakah penderita mempunyai problem sebelumnya
Apakah ada keluarga penderita yang mempunyai keluhan yang sama
Apakah sakitnya bertambah jika berada dirumah, ditempat kerja atau
dimobil
Apakah akhir-akhir ini penderita mengalami stress fisik atau
emosional
Tes Naffziger
2.
3.
4.
5.
Tes Distraksi
Tes Kompresi
Tes Valsava
Tes Adson
1. Tes Provokasi
Tes Spurling atau tes Kompresi Foraminal, dilakukan dengan cara posisi leher
diekstensikan dan kepala dirotasikan ke salah satu sisi, kemudian berikan tekanan ke
bawah pada puncak kepala. Hasil positif bila terdapat nyeri radikuler ke arah
ekstremitas ipsilateral sesuai arah rotasi kepala. Pemeriksaan ini sangat spesifik
namun tidak sensitif guna mendeteksi adanya radikulopati servikal. Pada pasien yang
datang ketika dalam keadaan nyeri, dapat dilakukan distraksi servikal secara manual
dengan cara pasien dalam posisi supinasi kemudian dilakukan distraksi leher secara
perlahan. Hasil dinyatakan positif apabila nyeri servikal berkurang.
VIII. Penatalaksanaan
Prosedur yang dapat direkomendasikan untuk dilakukan selain terapi fisik mungkin
termasuk:
- REST dan ICE
tinjauan kegiatan Anda saat ini di rumah dan pekerjaan yang mungkin atau mungkin
tidak menyebabkan atau memperpanjang kondisi Anda saat ini.
Terapi fisik untuk kejang otot leher harus tetap konservatif di awal untuk menghindari
memperparah kondisi. Rancangan program Anda akan didasarkan pada struktur dan
penyebab gejala Anda. Suatu program tidak disesuaikan dengan masalah Anda bisa
memperburuk gejala.
Intervensi Terapi Fisik umum dalam pengobatan kejang otot leher meliputi:
Terapi Teknik Manual (MTT): tangan pada perawatan pijat jaringan lunak,
peregangan dan mobilisasi bersama oleh ahli terapi fisik untuk meningkatkan
keselarasan, mobilitas dan jangkauan gerak leher dan tulang belakang leher.
Penggunaan teknik mobilisasi juga membantu untuk memodulasi nyeri.
Latihan terapi (TE) termasuk peregangan dan latihan penguatan untuk
mengembalikan mobilitas sendi, berbagai gerakan, dan memperkuat otot-otot
dukungan punggung dan leher, menstabilkan dan mengurangi tempat tekanan pada
sendi tulang belakang, dan cakram.
Neuromuskuler
Re-education
(NMR)
untuk
memperbaiki
postur
tubuh,
memulihkan stabilitas, melatih pasien dalam tidur yang tepat, duduk dan mekanika
tubuh untuk melindungi tulang belakang terluka.
Modalitas termasuk penggunaan USG, stimulasi listrik, es, laser dingin, traksi dan
lain-lain untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan struktur tulang belakang.
Program rumah termasuk penguatan, peregangan dan latihan stabilisasi dan petunjuk
untuk membantu orang melakukan tugas-tugas sehari-hari dan maju ke tingkat
fungsional berikutnya.
Fisioterapi
Gambar 7. Thermoterapi
2. Latihan
Berbagai modalitas dapat diberikan pada penanganan nyeri leher. Latihan bisa
dimulai pada akhir minggu I. Latihan mobilisasi leher kearah anterior, latihan
mengangkat bahu atau penguatan otot banyak membantu proses penyembuhan nyeri.
Hindari gerakan ekstensi maupun flexi. Pengurangan nyeri dapat diakibatkan oleh
spasme otot dapat ditanggulangi dengan melakukan pijatan.
Operasi
Tindakan operatif lebih banyak ditujukan pada keadaan yang disebabkan
kompresi terhadap radiks saraf atau pada penyakit medula spinalis yang berkembang
lambat serta melibatkan tungkai dan lengan. Pada penanggulangan kompresi tentunya
harus dibuktikan dengan adanya keterlibatan neurologis serta tidak memberikan
respon dengan terapi medikamentosa biasa.
Larangan
Menghindari bekerja dengan kepala terlalu turun atau satu posisi dalam waktu yang
lama, pegangan dan posisi yang sering berulang.
Saran
Untuk mencapai kondisi pemulihan pasien sehingga bisa secepatnya kembali bekerja
adalah kesadaran tentang pentingnya kesehatan dan lingkungan kerja yang baik.
Untuk mencegah terjadinya nyeri tengkuk ada beberapa nasehat yang bermanfaat:
Sikap tubuh yang baik dimana tubuh tegak, dada terangkat, bahu santai, dagu
masuk, leher merasa kuat, longgar dan santai.
Memelihara sendi otot yang fleksibel dan kuat dengan latihan yang benar.
IX. Prognosa
Kebanyakan fungsi penuh pasien yang sembuh dikarenakan mengikuti kursus
perawatan konservatif yang meliputi terapi fisik, obat-obatan dan atau suntikan.
Penting untuk diketahui bahwa setelah rasa sakit dan peradangan berkurang, dan
gerak dan kekuatan dikembalikan, pasien secara bertahap kembali ke aktivitas penuh.
Instruksi dalam kegiatan sehari-hari atau kinerja olahraga sangat membantu untuk
mengurangi suatu terulangnya kejang otot leher.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Angliadi LS, Sengkey L, Gessal J, Mogi J. Buku diktat Ilmu Kedokteran Fisik
2.
3.
from:http://bimaariotejo.wordpress.con/2009/05/31/cervical-musclespasm.pdf
Gerard A Malanga, MD. Cervical Muscle Spasm. Cited: January, 28th 2016.
4.
January,
28th
2016.
Available
from:
http://www.fisioindonesia.com/f/8591-pendekatan-diagnosis-tatalaksana-nyeri5.
servikal.
Simon Carette, MD, MPhil. Cervical Muscle Spasm. Cited: January, 28th 2016.
Available from:http://enotes.tripod.com/cervical_muscle_spasm.pdf