Anda di halaman 1dari 43

1

DIAGNOSIS HOLISTIK DAN PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF


DALAM LAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP
KEHAMILAN RESIKO TINGGI DI PUSKESMAS PANDANARAN

Laporan Kesehatan Masyarakat


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam
Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Periode Kepaniteraan 11 Desember 2017 – 5 Februari 2018

Oleh :
Nur Azizah Permatasari
30101307030

Pembimbing Puskesmas :
Rini Dwi Astuti, S.Tr. Keb

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
2

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan kasus yang berjudul


DIAGNOSIS HOLISTIK DAN PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF
DALAM LAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP
KEHAMILAN RESIKO TINGGI DI PUSKESMAS PANDANARAN
Oleh :
Nur Azizah Permatasari
30101307030

Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Pandanaran Kota Semarang.

Telah Disahkan
Semarang, 11 Januari 2018

Pembimbing Puskesmas Pandanaran, Pembimbing Kepanitraan IKM,

Rini Dwi Astuti, S.Tr. Keb dr. Ratnawati, M.Kes.


Mengetahui,
Kepala Puskesmas Pandanaran, Kepala Bagian IKM FK Unissula,

dr. Antonia Sadningtyas Dr. Siti Thomas Zulaikha, SKM. M.Kes


3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
Laporan kasus yang berjudul “Diagnosis Holistik Dan Penatalaksanaan
Komprehensif Dalam Layanan Kedokteran Keluarga Terhadap Kehamilan
Resiko Tinggi Di Puskesmas Pandanaran”.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka


menjalankan kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Siti Thomas Zulaikhah, S.KM, M.Kes, selaku Kepala bagian IKM FK
Unissula Semarang.
2. dr. Ratnawati, M.Kes, selaku Koordinator Pendidikan IKM FK Unissula
Semarang.
3. dr. Antonia Sadniningtyas, selaku Kepala Puskesmas Pandanaran Semarang.
4. Bidan Rini Dwi A, A.md.Keb, atas bimbingan dalam menyusun Laporan ini.
5. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Pandanaran atas bimbingan dan
kerjasama yang telah diberikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami
sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus Diagnosis Holistik
dan Penatalaksanaan Komprehensif dalam Layanan Kedokteran Keluarga
Terhadap Kejadian Kejadian ADB dengan Riwayat Ibu Abortus di Puskesmas
Pandanaran dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Januari 2018


Penulis
4

DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 5
1.1 Rumusan Masalah ............................................................................................... 7
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 7
1.2.1 Tujuan Umum .................................................................................................... 7
1.2.2 Tujuan khusus .................................................................................................... 7
1.3 Manfaat ............................................................................................................... 8
1.3.1 Manfaat bagi Mahasiswa ................................................................................... 8
1.3.2 Manfaat bagi Masyarakat ................................................................................... 9
BAB II ANALISIS SITUASI ........................................................................................... 10
2.1. Cara dan Waktu Pengamatan ............................................................................ 10
2.2. Laporan Hasil Pengamatan ............................................................................... 10
2.2.1. Identitas Pasien ......................................................................................... 10
2.2.2. Anamnesis Holistik ................................................................................... 11
2.3 Diagnostik Holistik ........................................................................................... 29
2.4 Usulan Penatalaksanaan Komprehensif ............................................................ 30
BAB III ............................................................................................................................. 34
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 34
3.1. Analisa Penyebab Masalah ............................................................................... 34
A. Lingkungan .......................................................................................................... 34
B. Perilaku................................................................................................................. 35
C. Pelayanan Kesehatan ............................................................................................ 36
D. Genetik ................................................................................................................. 36
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 41
4.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 41
4.2. Saran ................................................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 43
5

BAB I
PENDAHULUAN

Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari dihitung dari hari pertama

haid terakhir (HPHT) (Prawirohardjo, 2009). Keadaan fisiologis yang

terjadi saat hamil dapat diikuti kejadian patologis yang dapat mempengaruhi

kondisi ibu dan janin (Mansjor, dkk., 2010). Kehamilan resiko tinggi adalah

kehamilan atau janinnya mempunyai outcome yang buruk apabila dilakukan

tata laksana secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal.

Penyabab kehamilan resiko tinggi antara lain adalah karena kurangnya

pengetahuan ibu tentang kesehatan produksi, rendahnya status sosial

ekonomi dan pendidikan yang rendah (Manuaba I.B.G., dkk., 2008).

Permasalahan kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi masih

menjadi fokus penting dalam bidang kesehatan. Angka kematian ibu (AKI)

dan angka kematian anak (AKA) merupakan dua indikator penting

keberhasilan pembangunan suatu negara terutama dalam bidang kesehatan,

yang menunjukkan derajat kesehatan negara tersebut. Kedua indikator

tersebut masih cukup tinggi di negara miskin dan negara berkembang,

termasuk Indonesia (Utama, dkk., 2015).

Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat

persalian dan segera setelah persalian. Penyebab langsung kematian ibu

adalah perdarahan (28%), eklamsia (24%) dan infeksi (11%). Sedangkan


6

penyebab kematian tidak langsung adalah Kurang Energi Kronik (KEK)

pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%) (Manuaba, I.B.G

dkk 2007) . Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi.

Berdasarkan laporan Puskesmas jumlah kematian ibu maternal di Kota

Semarang pada tahun 2016 sebanyak 32 kasus dari 26.337 jumlah kelahiran

hidup atau sekitar 121,5 per 100.000 KH. Angka kematian Ibu (AKI)

mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,

yaitu 128,05 per 100.000 KH pada tahun 2015, dan 122,25 per 100.000 KH

pada tahun 2014. Jika dilihat dari jumlah kematian Ibu, juga terdapat

penurunan yaitu 35 kasus pada tahun 2015 menjadi 32 kasus di tahun 2016

(Dinkes Kota Semarang, 2016). Namun, penurunan tersebut juga diikuti

dengan menurunya angka cakupan pemberian Fe30 pada ibu hamil.

Cakupan pemberian Fe30 pada ibu hamil di tahun 2016 sebesar 97,91% dari

jumlah total ibu hamil, angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun

2015 sebesar 98,99%. Peristiwa tersebut bisa menjadi salah satu faktor

penyebab terjadinya kehamilan resiko tinggi akibat anemia ibu hamil dan

berdampak tidak langsung pada kematian ibu.

Kasus kehamilan resiko tinggi masih menjadi masalah yang menjadi

perhatian untuk ditangani. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka

penulis tertarik untuk lebih mendalami kasus kehamilan resiko tinggi pada

Ny.W di puskesmas Pandanaran dengan pendekatan HL Blum.


7

1.1 Rumusan Masalah

Bagaimana diagnosis holistik dan penatalaksanaan komprehensif

dalam layanan kedokteran keluarga terhadap kejadian kehamilan resiko

tinggi di puskesmas pandanaran Semarang?

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi mengenai diagnosis holistik dan

terapi komprehensif pada kasus kehamilan resiko tinggi di

wilayah kerja puskesmas Pandanaran Semarang.

1.2.2 Tujuan khusus

 Untuk memperoleh informasi mengenai aspek personal dalam

kasus kehamilan resiko tinggi di wilayah kerja Puskesmas

Pandanaran Semarang.

 Untuk memperoleh informasi mengenai aspek medis umum

dalam kasus kehamilan resiko tinggi di wilayah kerja

Puskesmas Pandanaran Semarang.

 Untuk memperoleh informasi mengenai aspek internal yang

berpengaruh pada kasus kehamilan resiko tinggi di wilayah

kerja Puskesmas Pandanaran Semarang.


8

 Untuk memperoleh informasi mengenai aspek eksternal yang

berpengaruh pada kasus kehamilan resiko tinggi di wilayah

kerja Puskesmas Pandanaran Semarang.

 Untuk memperoleh informasi mengenai derajat fungsional

pada kasus kehamilan resiko tinggi di wilayah kerja

Puskesmas Pandanaran Semarang.

 Untuk memperoleh informasi mengenai terapi komprehensif

pada kasus kehamilan resiko tinggi di wilayah kerja

puskesmas Pandanaran Semarang.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat bagi Mahasiswa

 Mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kejadian

kehamilan resiko tinggi .

 Mahasiswa mengetahui secara langsung permasalahan yang

ada di lapangan.

 Mahasiswa menjadi terbiasa melaporkan masalah mulai

penemuan masalah sampai pembuatan plan of action.

 Sebagai media yang menambah wawasan pengetahuan

tentang ilmu kesehatan masyarakat.


9

 Sebagai modal dasar untuk melakukan penelitian bidang ilmu

kesehatan masyarakat pada tataran yang lebih lanjut.

1.3.2 Manfaat bagi Masyarakat

 Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai berbagai

faktor yang mempengaruhi kejadian kehamilan resiko tinggi

sehingga dapat dilakukan upaya promotif, preventif, kuratif

dan rehabilitative.

 Memberikan masukan bagi tenaga kesehatan untuk lebih

memberdayakan masyarakat dalam upaya kesehatan promotif

dan preventif tehadap kejadian kehamilan resiko tinggi .


10

BAB II

ANALISIS SITUASI

2.1. Cara dan Waktu Pengamatan

Pengambilan kasus kehamilan resiko tinggi dilakukan berdasarkan

data pasien di bulan November-Desember 2017. Kunjungan rumah untuk

mengamati kondisi lingkungan, perilaku pasien, dan keluarga pasien

dilakukan di Wonodri pada tanggal 6 Januari 2018.

2.2. Laporan Hasil Pengamatan

2.2.1. Identitas Pasien

Nama : Ny. W

Tempat, tanggal lahir : Semarang, 03 oktober 1980

Umur : 37 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jalan Wonodri Baru 10 RT/RW 07/02

Kewarganegaraan : WNI

Cara pembayaran : BPJS


11

2.2.2. Anamnesis Holistik

2.2.2.1 ASPEK 1 Personal

- Keluhan Utama : Mudah lelah, lesu saat hamil

- Harapan : Kadar Hemoglobin mencapai batas normal

menjelang melahirkan

- Kekhawatiran : Proses melahirkan menjadi lama dan resiko

pendarahan.

2.2.2.2 ASPEK 2 Anamnesis Medis Umum

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluhkan mudah lelah dan lemas ketika usia

kehamilan mencapai 30 minggu.

b. Riwayat Obstetri Pasien

- Riwayat Haid

Menarche : 15 tahun

HPHT : 17 Mei 2017

Siklus haid : Teratur, 29 hari

HPL : 24 Februari 2018

Lama haid : 6 hari

- Riwayat Pernikahan

Menikah pertama kali dengan suami sekarang. Usia pernikahan

saat ini 1 tahun.

- Riwayat Obstetri
12

G2P0A1.

Awal tahun 2017 pernah mengalami pendarahan pada usia

kehamilan 2 bulan.

- Riwayat ANC

Pasien rutin memeriksakan kandungannya ke dokter. Pasien

sudah 8x periksa selama kehamilan. Pasien mengalami mual

hanya saat trimester awal. Pasien mengkonsumsi tablet Fe yang

diberikan petugas kesehatan. Tekanan darah pasien normal pada

trimester awal dan kedua. Pada akhir trimester ketiga terjadi

penurunan tekanan darah mencapai 100/70.

- Riwayat imunisasi

Pasien mendapatkan imunisasi TT 1x saat sebelum menikah.

- Riwayat KB

Pasien tidak pernah menggunakan KB.

- Riwayat Operasi

Ibu pernah menjalani tindakan operasi benjolan pada tangan

kanan.

- Riwayat Pijat Saat Kehamilan

Tidak pernah pijet saat hamil.

- Riwayat komsumsi jamu-jamuan atau ramuan

Tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau ramuan.


13

Masalah / Faktor Resiko SKOR


KEL
NO.
F.R
Skor Awal Ibu Hamil 2 2

I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4 -

2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4 4

Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4 -

3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4 -

4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4 4

5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4 -

6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4 4

7 Terlalu pendek ≥145 cm 4 -

8 Pernah gagal kehamilan 4 4

Pernah melahirkan dengan -


4
a.terikan tang/vakum
9
b. manual plasenta 4 -

c. diberi infus/transfuse 4 -

10 Pernah operasi sesar 8 -

II Penyakit pada ibu hamil 4

a. a. Kurang Darah b. Malaria,


11 4
c. c. TBC Paru d. Payah Jantung

e. e. Kencing Manis (Diabetes)


14

f. f. Penyakit Menular Seksual

Bengkak pada muka / tungkai -


12 4
dan tekanan darah tinggi.

13 Hamil kembar 4 -

14 Hydramnion 4 -

15 Bayi mati dalam kandungan 4 -

16 Kehamilan lebih bulan 4 -

17 Letak sungsang 8 -

18 Letak Lintang 8 -

III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8 -

20 Preeklampsia/kejang-kejang 8 -

JUMLAH SKOR 22

Berdasarkan penghitungan kartu skor pudji ruhyati (KSPR), Ny.

W termasuk dalam kategori Kehamilan Resiko Sangat Tinggi

(KRST).

c. Riwayat Persalinan

Pasien belum pernah menjalani proses persalinan karena pada

kehamilan pertama terjadi keguguran usia 2 bulan.


15

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien sebelum hamil tidak pernah mempunyai riwayat anemia

maupun penyakit kronis (Hipertensi, DM) sebelumnya. Riwayat

Alergi, Asma, maupun Tb Paru disangkal.

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Dari anamnesis dengan pasien, tidak ada yang pernah

mengalami kondisi seperti pasien.

f. Riwayat Gizi

Pada saat kehamilan trimester 1, nafsu makan pasien menurun

sehingga makan pasien tidak teratur. Hal ini dikarenakan mual dan

muntah yang dialami pasien. Pada trimester 2 dan 3 jadwal makan

pasien sudah mulai teratur, pasien sudah makan 4 kali sehari. Pasien

mengonsumsi vitamin B6 dan tablet Fe yang diberikan bidan saat

ANC.

g. Riwayat sosial ekonomi

Pasien merupakan anak ketiga. Pasien tinggal bersama ibu

mertua dan suami. Pasien tidak bekerja dan suami pasien bekerja

sebagai pegawai swasta. Pasien berobat dengan BPJS Non PBI.

h. Data Rumah

Pasien tinggal di rumah sederhana di daerah Wonodri baru 10

RT 07 RW 02 bersama ibu mertua dan suaminya. Luas bangunan ± 8


16

x 10 m2. Rumah tersebut terdiri atas ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1

kamar mandi dan dapur.

- Terdiri dari 1 lantai

- Dinding dari terbuat tembok

- Lantai keramik,

- Atap genteng.

- Ventilasi : setiap ruangan terdapat ventilasi 10% dari luas lantai.

- Pencahayaan : kurang baik, pencahayaan melalui jendela

terhalang rumah di sampingnya

- Sumber air minum, mandi dan cuci menggunakan air sumur

- Untuk memasak keluarga pasien menggunakan gas LPG.

Di bagian teras rumah digunakan untuk menjemur pakaian

dan terdapat kandang burung. Keadaan lingkungan rumah saling

berdampingan dengan rumah tetangga lain. Latar belakang

pendidikan keluarga pasien menempuh pendidikan sampai SMA.

2.2.2.3 ASPEK 3 Faktor Risiko Internal

Data Individu :

Pasien berusia 37 tahun. Pendidikan terakhir pasien adalah SMA.

Berat badan pasien ibu saat hamil 61 Kg, dan tinggi badan 160 cm.

Data Perilaku :

A. Data Perilaku Pasien


17

 Data Perilaku Makan

 Pasien makan 2 atau 3 kali sehari pada pagi, siang dan

sore hari sebagai makanan utama beserta Buah dan

biskuit sebagai camilan.

 Ibu sering tidak menghabiskan makanannya dikarenakan

mual.

 Jenis makanan yang dikonsumsi berupa nasi, lauk pauk,

sayuran dan jarang memakan buah-buahan. Lauk pauk

yang biasa dimasak seperti tahu tempe, ikan, ayam dan

telur.

Tabel 2.1. Food Recall

Bahan
Hari Waktu Banyaknya
Nama makanan Total
ke makan Jenis gr/ Energi
URT (kal)
ml (kal)
1 Nasi Putih zat tenaga 2 centong 200 350

Telur dadar zat pembangun 1 butir 7 90


Sayur Gudangan zat pengatur 1 196
PAGI mangkok
1.677
Kal/h
Nasi Putih zat tenaga 2 centong 200 350 ari
Ikan goreng zat pembangun 1 butir 7 90
1
SIANG Sayur Sop Zat pengatur mangkok 55

MALA
M Nasi putih zat tenaga 2 centong 100 350
1
Sayur sop zat pengatur mangkok 200 196
Biskuit
Camilan Buah Pisang Zat Tambahan 1 Buah
18

 Perilaku Saat Hamil

Pasien memeriksakan kehamilannya baru pertama kali

di Puskesmas Pandanaran saat uterus belum teraba

membesar pada bulan Juli 2017. Pasien periksa ke

puskesmas diantar oleh suaminya menggunakan sepeda

motor. Pemeriksaan itu diawali dengan keluhan terlambat

haid, badan lemas, mual dan pusing Kemudian dilakukan

pemeriksaan kadar hemoglobin 11 gr/dL, protein urin -,

Reduksi urin -, HbsAg negative dan HIV non reaktif. Pasien

diberikan terapi tablet Asam Folat, vitamin B6 saja. Terapi

tersebut rutin diminum. Kemudian pasien juga rutin

melakukan ANC di bidan.

Selama kehamilan, ibu mengalami kecemasan dan

kekhawatiran terhadap kandungannya dikarenakan pernah

mengalami kehamilan tidak berkembang dan kuretase pada

awal tahun 2017.

Sementara itu, di lingkungan rumah pasien telah

diadakan posyandu dan kelas ibu hamil, pasien mengikuti

kelas ibu hamil secara teratur.

 Perilaku Hygenitas

Pasien terbiasa mencuci tangan dengan sabun sebelum

makan, sesudah makan dan sesudah BAB. Pasien


19

menggosok gigi 2x dalam sehari, minimal pagi dan malam

sebelum tidur. Namun untuk mencuci sayuran, mencuci

piring dan peralatan dapur serta mencuci pakaian biasanya

dilakukan di dalam kamar mandi. Perilaku hygenitas

personal masih kurang.

2.2.2.4 ASPEK 4 Faktor Risiko Eksternal

Data Lingkungan

 Ekonomi

Suami pasien bekerja sebagai pegawai swasta di

Semarang. Pendapatan keluarga 3 juta rupiah dalam satu

bulannya. Pasien menggunakan Jaminan Kesehatan dengan

BPJS.

Data Rumah

Pasien tinggal di rumah sederhana di daerah Wonodri Baru 10

RT 07 RW 02. Rumah tersebut terdiri atas 1 ruang tamu, 2 kamar

tidur, 1 dapur dan 1 kamar mandi.

- Terdiri dari 1 lantai

- Dinding dari terbuat tembok

- Lantai keramik

- Atap genteng.

- Ventilasi : setiap ruangan terdapat ventilasi 10% dari luas lantai.

- Pencahayaan : kurang baik, pencahayaan melalui jendela

terhalang rumah di sampingnya


20

- Sumber air minum, mandi dan cuci menggunakan air sumur

- Untuk memasak keluarga pasien menggunakan gas LPG.

Keadaan lingkungan rumah saling berdampingan dengan rumah

tetangga lainnya.

No Indikator Perilaku ya tidak


1 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan V
2 Asi Ekslusif V
3 Penimbangan balita V
4 Gizi keluarga/ sarapan V
KLP Kesling
5 Air bersih V
6 Anggota rumah tangga menggunakan jamban V
7 Anggota rumah tangga membuang sampah pada V
tempatnya
8 Rumah tidak padat penghuni V
9 Lantai rumah kedap air V
KLP GAYA HIDUP
10 Aktivitas fisik/olahraga V
11 Tidak ada anggota keluarga yg merokok V
12 Mencuci tangan V
13 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari V
14 Anggota rumah tangga tidak menyalahgunakan V
Miras/Narkoba
KLP UKM
15 Anggota rumah tangga menjadi peserta V
JPK/Dana Sehat
16 Anggota rumah tangga melakukan PSN V
seminggu sekali
Dari hasil di atas didapatkan skor 10 sehingga dapat di

klasifikasikan sebagai keluarga yang memiliki PHBS Strata Sehat

Madya.
21

KOMPONEN
NO RUMAH YG KRITERIA NILAI
DINILAI
KOMPONEN
I
RUMAH
1 Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan V
rawan kecelakaan 1
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2
a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman
2
Dinding bambu/ilalang) 1
b. Semi permanen/setengah
tembok/pasangan bata atau batu yang
tidak diplester/papan yang tidak kedap
air. 2
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata V
yang diplester) papan kedap air. 3
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan
tanah/plesteran yang retak dan berdebu. 1
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah V
panggung). 2
Jendela kamar V
4
tidur a. Tidak ada 0
b. Ada 1
Jendela ruang
5
keluarga a. Tidak ada 0
b. Ada 1 V
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi < 10% dari luas
lantai 1
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas V
lantai 2
Lubang asap
7
dapur a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari V
luas lantai dapur 1
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari
luas lantai dapur (asap keluar dengan
sempurna) atau ada exhaust fan atau ada
peralatan lain yang sejenis. 2
a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan
8
Pencahayaan untuk membaca 0
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas V
untuk membaca dengan normal 1
22

c. Terang dan tidak silau sehingga dapat


dipergunakan untuk membaca dengan
normal. 2
TOTAL 11

SARANA
II
SANITASI

Sarana Air
1 Bersih(SGL/SPT/
PP/KU/PAH) a. Tidak ada 0
b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak
memenuhi syarat kesehatan 1
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi
syarat kesehatan 2
d. Ada, bukan milik sendiri dan V
memenuhi syarat kesehatan 3
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi
syarat kesehatan 4
Jamban (saran
2 pembuangan
kotoran). a. Tidak ada 0
b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada V
tutup, disalurkan ke sungai / kolam 1
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,
disalurkan ke sungai atau kolam 2
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,
septic tank 3
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4
Sarana
3 Pembuangan Air a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak
Limbah (SPAL) teratur di halaman 0
b. Ada, diresapkan tetapi mencemari
sumber air (jarak sumber air (jarak
dengan sumber air < 10m). 1
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 V
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari
sumber air (jarak dengan sumber air >
10m). 3
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup 4
(saluran kota) untuk diolah lebih lanjut.
Sarana
PembuanganSam
4
pah/Tempat
Sampah a. Tidak ada 0
23

b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak


ada tutup 1
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2 V
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3
TOTAL 8
PERILAKU
III
PENGHUNI
Membuka
1 JendelaKamar V
Tidur a. Tidak pernah dibuka 0
b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2
Membuka
2 jendelaRuang
Keluarga a. Tidak pernah dibuka 0
b. Kadang-kadang 1 V
c. Setiap hari dibuka 2
Mebersihkan
3 rumah dan
halaman a. Tidak pernah 0
b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari 2 V
Membuang tinja
4 pasien dan balita a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam
ke jamban sembarangan 0
b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 V
Membuang
5 sampah pada a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam
tempat sampah sembarangan 0
b. Kadang-kadang dibuang ke tempat
sampah 1
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2 V
TOTAL 7

Nilai x Bobot (I+II+III)

I. 11 x 31 = 341

II. 8 x 25 = 200

III. 7 x 44 = 308

TOTAL = 849. Maka, Hasil Penilaian : Rumah Tidak Sehat


24

Kriteria :

1) Rumah Sehat : 1068-1200

2) Rumah Tidak Sehat : <1068

 Sosial Masyarakat

Keluarga pasien berhubungan baik dengan tetangganya

sekitar rumahnya. Rata-rata lingkungan masyarakat pasien

adalah golongan menengah ke bawah.

 Data Fasilitas Pelayanan Kesehatan

1. Sarana Pelayanan Kesehatan

Pasien memeriksakan kandungannya di puskesmas

Pandanaran Semarang dan klinik dokter Keluarga.

2. Akses Pelayanan Kesehatan

Pasien biasanya diantar oleh suaminya menggunakan

motor jika ingin periksa ke puskesmas. Untuk persalinan

dan pencegahan komplikasi pasien juga hanya bisa

mengandalkan suami dan tetangga pasien yang

mempunyai mobil. Akses jalan menuju rumah pasien

tidak memungkinkan untuk dilewati ambulance. Akan

tetapi untuk gang menuju rumahnya sangat sempit dan

hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki karena berupa

tannga. Jarak dari gang ke rumah pasien adalah 30 meter.


25

3. Program pada Pelayanan Kesehatan

- Sudah ada program kelas ibu hamil dan posyandu di

puskesmas Pandanaran dan wilayah rumah pasien.

2.2.2.5 ASPEK 5 Derajat Fungsional

Derajat 2 : Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam

dan luar rumah. Mulai mengurangi aktivitas kerja kantor.

a. Pemeriksaan Fisik Pasien

Tanggal : 06 Januari 2018

Tanda Vital

Nadi : 78x/menit

RR : 20x/menit

Temperatur : 36,50C

Antropometri : BB: 61 kg

TB: 160 cm

IMT : BB/TB2 = 61/(1,60 x 1,60)= 23,82 kg/m2

LILA : 25 cm

Status Gizi : baik

Status Present

Kepala : normocephal

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut

Kulit kepala : massa (-)

Wajah : simetris, massa (-)


26

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),

refleks cahaya (+/+)

Telinga : normotia, massa (-/-), sekret (-/-)

Hidung : deformitas (-), sekret (-/-)

Mulut : bibir pucat (-), kering(-), sianosis (-)

Leher : simetris, pembesaran kelenjar limfe (-), deviasi

trakhea (-)

Thorax

- Inspeksi : simetris, retraksi ruang sela iga (-), massa (-)

- Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), gerakan dinding dada

simetris, fremitus vocal simetris

- Perkusi : sonor seluruh lapang paru

- Auskultasi

Cor : S1 S2 regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : vesikuler (+) seluruh lapang paru.

Abdomen

- Inspeksi : membesar, tanda-tanda inflamasi(-), massa (-),

spider nevy (-), distensi (-), striae gravidarum

(+), terdapat bekas luka terkena air panas di

sebelah kanan pusar.

- Auskultasi : bising usus (+) normal, bising pembuluh darah

(-)

- Perkusi : timpani (+), nyeri ketok (-).


27

- Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-)

Pelvis : deformitas (-), krepitasi (-), massa (-), nyeri

tekan (-)

Musculoskeletal : gerakan bebas (+), deformitas (-), krepitasi (-),

nyeri tekan (-)

Saraf

Kaku kuduk : Tidak ditemukan

Saraf kranialis : Dalam batas normal

Tabel 2.4. Pemeriksaan Motorik

Motorik Superior Inferior


Gerakan N/N N/N
Kekuatan 5/5 5/5
Tonus N/N N/N
Trofi N/N N/N
Refleks fisiologis : +/+

Refleks patologis : -/-

Kulit : ikterik (-), petekhie (-), turgor kulit < 2detik

Ekstremitas : Edema -/- Akral dingin - / -


28

Pemeriksaan Penunjang

* Hematologi

- Golongan darah : tidak diketahui

- Hemoglobin :

Usia kehamilan Tanggal periksa Kadar HB


12 minggu 23 Agustus 2017 13,6 gr/dl
30 minggu 20 Desember 2017 9,9 gr/dl
31 minggu 27 Desember 2017 10,1 gr/dl
33 minggu 10 Januari 2018 10,4 gr/dl

- Leukosit :15.5 x 103µL (normal : 3.6-11 x 103µL)

- Trombosit : 465 x 103µL (normal : 150-440 x 103µL)

* Imunologi

- HbsAg : Non Reaktif

- HIV : Non Reaktif

* Urin

- Protein : Negatif (-)

BB TD
Tanggal Proteiunuria
No (kg) (mmHg)
1 23 Agustus 17 55 110/70 Tidak dilakukan
2 20 Desember 17 61 110/70 Tidak dilakukan
3 27 Desember 17 61 100/50 Negatif
4 6 Januari 2018 62 110/80 Tidak dilakukan
5 10 Januari 2018 62 110/70 Tidak dilakukan

Diagnosa

Ny. W mengalami Anemia Defisiensi Besi selama kehamilan.

Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan riwayat kehamilan pasien.


29

Data Keluarga

Gambar 2.1. Genogram

Keterangan :

: Pasien : meninggal

: Laki-laki : Perempuan

2.3 Diagnostik Holistik

ASPEK 1

- Keluhan Utama : mudah lelah, dan lesu saat hamil

- Harapan : Kadar Hemoglobin mencapai batas normal

menjelang melahirkan

- Kekhawatiran : Proses melahirkan menjadi lama dan resiko

pendarahan dengan kadar Hb 10,1 gr/dl

ASPEK 2

Diagnosis Klinis : Anemia Defisiensi Besi Ringan pada usi kehamilan 32

minggu.
30

ASPEK 3 :

a. Kecemasan terhadap kehamilan sekarang karena pernah mengalami

keguguran.

b. Perilaku hygenitas personal masih kurang

ASPEK 4 :

Faktor Risiko Eksternal

- Status ekonomi yang pas pasan membuat kebutuhan gizi yang diperlukan

pasien kurang untuk dipenuhi

- Dari survei rumah sehat didapatkan bahwa rumah pasien termasuk dalam

rumah tidak sehat.

ASPEK 5 :

Derajat Fungsional

Derajat 2 : Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar

rumah. Mulai mengurangi aktivitas kerja kantor.

2.4 Usulan Penatalaksanaan Komprehensif

I. Identifikasi Masalah

Berdasarkan kasus tersebut, seorang ibu berusia 37 tahun G2P0A1

datang ke puskesmas untuk memeriksa kehamilan. Hasil pemeriksaan

kadar Hemoglobin pasien saat kehamilan 32 minggu sejumlah 10,1 gr/dl.


31

II. Intervensi

1. Promotif

a. Patient Centered

- Pemberian tablet penambah darah pada pasien.

b. Family Focused

- memberikan penyuluhan/edukasi tentang kehamilan resiko

tinggi pada pasien dan keluarga pasien mulai dari definisi

yang benar tentang kehamilan resiko tinggi , faktor risiko,

akibat yang akan ditimbulkan, penanganan yang benar

untuk kehamilan resiko tinggi, sehingga gizi pada pasien

dapat diperbaiki dan komplikasi kehamilan resiko tinggi

dapat dicegah

- Edukasi pentingnya kelas ibu hamil teratur.

- Memberikan edukasi kepada keluarga pentingnya PHBS

- Memberikan edukasi tentang cara cuci tangan yang baik

dan benar

c. Community Oriented

- Puskesmas atau pihak terkait dapat melakukan kunjungan

rumah pasien dan memberikan edukasi tentang kehamilan

resiko tinggi.

- puskesmas atau pihak terkait memberikan edukasi kepada

ibu hamil mengenai resiko terjadinya kehamilan resiko

tinggi dan pencegahannya.


32

2. Preventive

a. Patient Centered

- Pemantauan kondisi pasien dari berat badan, tekanan darah,

kadar Hemoglobin, dan gizi pasien

- Memberikan suplemen penambah darah dan vitamin serta

kalsium.

b. Family Focused

- Latihan relaksasi untuk pasien agar tidak mudah mengalami

stress

- Keluarga diharapkan dapat mengawasi pola serta menu

makan pasien + perilaku minum obat tablet Fe.

- Keluarga diharapkan dapat mengawasi pasien apabila

terjadi gejala Anemia yang memberat

- Keluarga dapat memberikan makana pasien dengan

kebutuhan kalori yang dibutuhkan.

c. Community Oriented

- Puskesmas sudah mengadakan kelas ibu hamil dan

posyandu

3. Kuratif

a. Patient Centered

- Pengobatan jika ada gejala lain pada pasien karena rentan

terhadap pendarahan.

- Pemberian :
33

o Tablet tambah darah kombinasi 30 tablet,

diminum 3x1 tablet.

o kalsium laktat tablet 500 mg, diminum 1x sehari

1 tablet setelah makan selama 30 hari.

o Vitamin B complex tablet, diminum 1x sehari 1

tablet sesudah makan selama 20 hari

b. Family Focused

- Keluarga diharapkan dapat mengingatkan dan mengawasi

konsumsi vitamin dan obat pasien

c. Community Oriented

- Kader diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai

pentingnya menjaga asupan makanan pasien.

4. Rehabilitatif

a. Patient Centered

- Dijaga kebersihan pasien dan kondisi tubuhnya

b. Family Focused

- Keluarga memberikan dukungan pada pasien agar tidak

mengalami tekanan atau stress saat hamil.

- Anggota keluarga dapat mengajak pasien berolahraga


34

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Analisa Penyebab Masalah

Permasalahan kehamilan resiko tinggi pada pasien Ny.W dapat

dianalisis menggunakan pendekatan HL Blum yang membahas mengenai

lingkungan, perilaku, genetik, pelayanan kesehatan.

A. Lingkungan

Luas bangunan 70 m2 yang dihuni oleh 3 orang. Rumah tersebut

terdiri atas 1 lantai dengan 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, sebuah kamar

mandi dan dapur. Dinding dari tembok, lantai keramik, atap genteng,

Ventilasi ruang tamu dan kamar < 10% luas lantai dan pencahayaan

kurang baik. Sumber air minum, mandi dan cuci menggunakan air sumur.

Untuk memasak keluarga pasien menggunakan gas LPG. Tempat sampah

di rumah ada dan sampah dibuang 2 kali dalam seminggu ke tempat

pembuangan sampah. Rumah pasien terletak di lingkungan padat

penduduk dengan rumah yang berdampingan. Hubungan dengan tetangga

sekitar juga baik.

Dalam segi ekonomi, keluarga pasien termasuk golongan

menengah kebawah dimana pendapatan sekitar Rp. 3.000.000/perbulan.

Beberapa studi menunjukkan pekerjaan suami menentukan berapa besar

pendapatan yang diperoleh setiap bulan dan daya beli keluarga untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangga.


35

Keberadaan asap rokok, radikal bebas yang terkandung didalamnya

dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah. Efek hematotoksisitas

dari timbal atau Pb menghambat sebagian besar enzim yang berperan

dalam biosintesa atau metabolisme heme sehingga menyebabkan kadar

hemoglobin rendah. Karbonmonoksida yang terkandung dalam asap

rokok masuk ke dalam tubuh manusia secara inhalasi lalu masuk dalam

paru-paru dan bereaksi dengan hemoglobin membentuk

karbonmonoksihemoglobin (HbCO). Dalam waktu paruh 4-7 jam

sebanyak 10% dari Hb dapat terisi oleh karbonmonoksida (CO) dalam

bentuk COHb (Carboly Hemoglobin) dan mengakibatkan oksigen dalam

eritrosit berkurangan, sehingga sel dan jaringan tubuh akan kekurangan

oksigen, hal ini akan menyebabkan menurunkan kapasitas darah sebagai

pengangkut oksigen dalam tubuh, sehingga akan terjadi anemia

(Rizkiawati, 2012).

B. Perilaku

- pasien mengalami kehamilan yang ke-2 dan saat ini berusia 37

tahun, sedangkan wanita usia lebih dari 35 tahun beresiko mengalami

penyulit obstetrik serta morbiditas dan mortilitas perinatal (Manuaba,

2010).

- pasien mengalami keguguran saat kehamilan pertama usia 2 bulan.

- pola makan tidak teratur selama awal kehamilan akan mempengaruhi

gizi pasien. Kekurangan gizi yang diderita dapat mengakibatkan


36

terjadinya komplikasi seperti anemia, pendarahan, berat badan ibu

tidak bertambah secara normal, dan mudah terkena penyakit infeksi

(Sinaga dkk, 2015).

C. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan dasar yang diberikan kepada ibu hamil berupa

pemeriksaan kehamilan rutin (antenatal care) serta pengobatan apabila

ibu hamil mengalami keluhan atas kehamilannya. Partisipasi Bidan

sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan maternal (First point of

contact) menjadi dasar utama dari kebijakan pembangunan kesehatan

untuk dapat menapis permasalahan KIA di Posyandu yang berfokus

dalam mendeteksi dini komplikasi/kelainan pada masa hamil, nifas, dan

pascanifas dengan menerapkan prinsip pelayanan antenatal terpadu

(integrated antenatal care). Akses dan sarana ke pelayanan kesehatan

cukup baik.

Pengarahan ibu hamil di kelurahan wonodri berjalan satu bulan

sekali setiap tanggal 16. Pasien rutin mengikuti program pengarahan ibu

hamil selama 4 bulan terakhir.

D. Genetik

Faktor keturunan atau genetik adalah berbagai faktor bawaan yang

merupakan faktor determinan yang terkecil terhadap derajat kesehatan.

Setiap anak dilahirkan dengan faktor bawaannya masing-masing dan

dikenal beberapa aspek keturunan seperti gangguan dan penyakit


37

penyakit keturunan. Ny. W tidak mempunyai penyakit yang disebabkan

kelainan genetik yang mempengaruhi proses terjadinya kehamilan resiko

tinggi .

TEORI HL BLUM

Pelayanan Kesehatan
- Kelas ibu hamil sudah terlaksana, tetapi belum
efektif
- Pasien sudah dirujuk ke faskes lebih tinggi, namun
tidak dilakukan cek kadar Hemoglobin.

Lingkungan Genetik
-Rumah pasien termasuk dalam KEHAMI - Pasien tidak
mempunyai
kategori rumah tidak sehat LAN
riwayat
RESIKO genetik
- Anggota keluarga pasien ada
TINGGI hipertensi atau
yang merokok diabetes.

Perilaku
 Usia ibu sudah mencapai 37 tahun. usia tersebut sudah termasuk
kelompok resiko tinggi untuk hamil.
 Pola makan tidak teratur sehingga mempengaruhi gizi saat hamil
 Pasien pernah mengalami keguguran saat usia kehamilan 2 bulan
38

Plan of Action

Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Biaya Pelaksana Indikator


Keberhasilan
Pasien 1)Edukasi tentangMeningkatkan Seluruh Edukasi 6 - Dokter Muda Pasien dan keluarga
memasuki kehamilan resiko
pengetahuan anggota (media Januari FK Unissula mengetahui tentang
kelompok tinggi pada pasien pasien dan keluarga leaflet) & 208 kehamilan Resiko
kehamilan dan keluarga pasien keluarga pasien pasien Diskusi tinggi.
resiko tinggi mengenai
(>35 tahun) kehamilan
resiko tinggi.
2)Penyuluhan oleh Meningkatkan Ibu hamil di Penyuluhan Januari - Kader -Jumlah kehadiran
puskesmas atau pengetahuan wilayah dan tanya 2018 puskesmas di kelas ibu hamil
kadernya dan kesadaran kerja jawab >50%
ibu hamil akan puskesmas
3)Edukasi perlunya pentingnya Pandanaran
kelas ibu hamil informasi yang
terkait dengan
ibu hamil
39

Kadar Hemoglobin 1) Membuat Kebutuhan Pasien Pemberian 6 & 10 Dana Dokter -Pasien mau menerapkan
Pasien dibawah batas jadwal pola zat besi dan contoh Januari Pribadi Muda jadwal pola makan
Normal (11,5 gr/dl) makan sehat pada ibu seluruh jadwal 2018 FK cukup zat besi.
agar hamil dapat anggota makan Unissula
kebutuhan terpenuhi keluarga -Menu makan
zat besi pasien memenuhi kebutuhan
pasien Kadar Hb kalori yang diperlukan.
tercukupi pasien dapat
dikontrol.
2) pengawasan
minum obat
tablet tambah
darah pada
pasien

3) anjuran
kontrol ke
puskesmas.

PHBS masih kurang 1) Edukasi Kesadaran Pasien Edukasi 6 - Dokter Pasien dan keluarga mau
mengenai perilaku dan dan Januari Muda melakukan kegiatan
perlunya hidup bersih seluruh Diskusi 2018 FK sesuai dengan yang
kegiatan 3M dan sehat anggota Unissula disarankan
dapat keluarga
2) Edukasi meningkat pasien
suami pasien
mengenai
40

bahaya rokok

3) Edukasi
pentingnya
perilaku
higienitas

Rumah pasien masih 1) Edukasi Kebersihan Seluruh Edukasi 6 - Dokter Pasien mau melakukan
tergolong dalam mengenai lingkungan anggota dan Januari Muda kegiatan yang
kriteria rumah tidak pentingnya rumah dapat keluarga Diskusi 2018 FK disarankan untuk
sehat kebersihan di terjaga pasien Unissula menjaga kebersihan
lingkungan dilingkungan rumah
sekitar
rumah

2) Edukasi
mengenai
resiko
memelihara
hewan saat
hamil
41

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari data yang telah diperoleh selama home visite pada pasien Ny. W

dengan usia 37 tahun mempunyai mempunyai kadar hemoglobin 10,1 gr/dl

saat hamil 32 minggu, sehingga termasuk dalam kehamilan resiko tinggi.

Maka dapat diambil kesimpulan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kejadian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan

- Lokasi jalan sekitar rumah yang berupa tangga lebih

membutuhkan energi pasien lebih banyak daripada jalanan

datar.

2. Perilaku

- Usia ibu (37 tahun) merupakan kelompok usia resiko tinggi

untuk hamil.

- Pola makan pasien yang tidak teratur mempengaruhi gizi

pasien saat hamil.

3. Genetika

- Pasien tidak mempunyai riwayat hipertensi dan diabetes.

4. Pelayanan Kesehatan

- Akses dan sarana ke pelayanan kesehatan cukup baik.

- Pasien rutin mengikuti pengarahan ibu hamil di kelurahan.


42

4.2. Saran

4.2.1. Untuk Pasien & keluarga

4.2.1.1. Pemberian tablet penambah darah untuk pasien

4.2.1.2. Menerapkan pola makan yang sesuai dengan kondisi

pasien

4.2.1.3. Rutin dalam memberikan menu makanan yang sehat.

4.2.1.4. Memenuhi kebutuhan kalori perhari.

4.2.1.5. Menjaga kebersihan lingkungan, terutama saat mambuat

makanan

4.2.1.6. Melakukan pemeriksaan ANC dan Lab rutin

4.2.1.7. Mengikuti kegiatan posyandu untuk pemantauan

perkembangan pasien

4.2.2. Untuk Puskesmas

4.2.2.1. Melakukan pemantauan ibu dengan kadar Hb rendah

4.2.2.2. Edukasi kebutuhan kalori dan gizi ibu hamil

4.2.3. Untuk Unissula

4.2.3.1. Bekerjasama dengan puskesmas di sekitar kampus

Unissula untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan

kesehatan masyarakat.
43

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2016. Profil Kesehatan Kota Semarang 2016.

Sinaga, E., Lubis, Z., & Siagian, A., 2015. Hubungan Asupan Protein Dan Zat
Besi Dengan Status Anemia Pada Ibu Hamil Di Desa Naga Timbul
Kecamatan Tanjung Morawakabupaten Deli Serdang Tahun 2014. Gizi,
Kesehatan Reproduksi dan Epidemiologi, 1(1).

Mansjoer A, dkk., 2008, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media Acsulapius.

Manuaba, IBG., 2008. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC, 44.

Rizkiawati, A., 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kadar


Hemoglobin (Hb) dalam Darah pada Tukang Becak di Pasar Mranggen
Demak. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 1(2).

Utama, B. and Soeharto, B.P., 2015. Gambaran ibu hamil risiko tinggi di desa
rowosari, kecamatan tembalang, kota semarang (Doctoral dissertation,
Faculty of Medicine).

Anda mungkin juga menyukai