Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
Semarang
Disusun Oleh :
Fernanda Lurma Wardani
301010206815
Pembimbing :
dr. M. Ulil Fuad
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan kasus yang berjudul
oleh
Fernanda Lurma Wardani
30101206815
Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim penilai
Puskesmas Halmahera Kota Semarang.
Telah Disahkan
Semarang, Januari 2018
dr. Noegroho Edy Rijanto, M.Kes Dr. Siti Thomas Zulaikha, SKM, M.Kes
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kasus Analisis Perilaku Penderita
DM terhadap Pengendalian Kadar Gula Darah dan Pencegahan Komplikasi pada Ny. C di
Puskesmas Halmahera Semarang. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam
rangka menjalankan kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini dapat
diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Noegroho Edy Rijanto, M.Kes. selaku Kepala Puskesmas Halmahera dan pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepanitraan
Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Halmahera Semarang.
2. Dokter, Paramedis serta Staf Puskesmas Halmahera atas bimbingan dan kerjasama yang
telah diberikan.
Kami menyadari sepenunhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami sangat berterima
kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata kami berharap semoga hasil Laporan Kasus Analisis Perilaku Penderita
DM terhadap Pengendalian Kadar Gula Darah pada Ny. C di Puskesmas Halmahera
Semarang periode kepaniteraan 11 Desember 2017 – 4 Februari 2018 dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
3
DAFTAR ISI
CASE REPORT 1
ANALISIS PERILAKU PENDERITA DM TERHADAP PENGENDALIAN KADAR GULA
DARAH DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PADA Ny. C 1
DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG 1
ANALISIS PERILAKU PENDERITA DM TERHADAP PENGENDALIAN KADAR GULA
DARAH DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PADA Ny. C 2
DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR TABEL 5
BAB I 6
3.2. Perilaku Pasien A yang Benar Mengenai Pencegahan Komplikasi DM 27
3.3. Perilaku Pasien A yang Salah Mengenai Pencegahan Komplikasi DM 28
3.4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku yang Menyebabkan Komplikasi DM 29
3.4.1 Faktor Predisposisi 29
3.4.2 Faktor Pendorong 30
3.5 Daftar Masalah 31
3.6. Diagram Lawrence Green pada Pasien A 32
3.7. Diagram Procede Preceed pada Pasien A 33
BAB IV 37
4.1 Kesimpulan 37
4.2 Saran 37
4.2.1 Untuk Pasien & keluarga 37
4.2.2 Untuk Puskesmas 38
4.2.3 Untuk Unissula 38
4
DAFTAR TABEL
5
BAB I
PENDAHULUAN
karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
berbagai penjuru dunia dan menjadikannya sebagai salah satu ancaman kesehatan
WHO memperkirakan bahwa secara global, 422 juta orang dewasa berusia di
atas 18 tahun yang hidup dengan diabetes pada tahun 2014 dan memprediksi kenaikan
jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3
juta pada tahun 2030. Hal ini juga didukung oleh data dari International Diabetes
Federation (IDF) menyatakan bahwa terdapat 382 juta orang (175 juta diperkirakan
belum terdiagnosis) di dunia yang menderita DM pada tahun 2013 dan prediksi adanya
kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi
14,1 juta pada tahun 2035 (Kemenkes RI, 2014). Laporan Riskesdas tahun 2017 oleh
tahun sebesar 5,7% dari 133 juta jiwa. Berdasarkan profil kesehatan daerah jawa
Tengah tahun 2015, penyakit DM merupakan kasus penyakit tidak menular terbanyak
kedua yaitu sebesar 18,33% . Sedangkan di Puskesmas Halmahera didapatkan data dari
peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) pada akhir 2017 yaitu
6
terbanyak penderita DM sebesar 51,6%. Peningkatan penyakit ini sebagian besar akan
tidak sehat, obesitas dan gaya hidup yang menetap (WHO, 2016).
transisi epidemiologi model terlambat atau kontemporer, dimana terjadi jumlah kasus
penyakit degeneratif meningkat dan jumlah kasus penyakit infeksi pun belum
mengalami penurunan. Oleh karena itu Indonesia mengalami beban ganda masalah
kesehatan (double burden of disease) (Fikawati, 2008). Salah satu penyakit Non infeksi
yang masih tinggi adalah Diabetes Melitus (Balitbangkes RI, 2008). Diabetes Melitus
yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan kerusakan di berbagai sistem
tubuh terutama saraf dan pembuluh darah. DM yang tidak terkontrol dapat mengancam
pengetahuan, sikap dan tindakan penderita terhadap pengendalian kadar gula darah dan
(Mweemba, 2008). Perilaku mengatur pola makan menunjukkan hasil yang signifikan
dapat terjadi yaitu retinopati, nefropati, neuropati perifer, Charcoat joints, neuropati
perilaku terhadap pengendalian kadar gula darah dan terjadinya komplikasi penyakit
Semarang.
7
1.2. Rumusan Masalah
8
1.4.2.3. Memberi rekomendasi kepada tenaga kesehatan untuk lebih
preventif.
9
BAB II
ANALISA SITUASI
Data diperoleh dari observasi langsung (home visit), wawancara dengan pasien
dan catatan medik selama pasien berobat. Anamnesa kepada pasien dan kunjungan
rumah untuk mengamati kondisi lingkungan, perilaku pasien dan keluarga pasien
dilakukan di Karang Tempel Utara No.320 pada tanggal 30 Desember 2017 dan 6
Januari 2018.
a. Nama : Ny. C
c. Umur : 61 tahun
d. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Wiraswasta
ASPEK 1 : PERSONAL
10
Kekhawatiran Sakit yang dialami bertambah parah dan adanya komplikasi
Pasien datang ke puskesmas Halmahera dengan keluhan badan terasa lemas, selain
itu pasien juga mengeluh sering haus terus menerus dan banyak minum sehingga pasien
juga sering buang air kecil (BAK), BAK lebih sering pada malam hari sebanyak >5x
sehingga menganggu istirahat di malam hari. Pasien mengaku nafsu makan juga menigkat
dibanding sebelumnya, namun satu bulan ini nafsu makan berkurang. Sebelum sakit pasien
memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan manis dalam porsi besar bersamaan dengan
makan nasi. Ketika minum pasien lebih sering mengkonsumsi teh manis 3 kali dalam
sehari, serta pasien jarang olahraga dan melakukan aktivitas fisik, kegiatan pasien lebih
sering duduk menunggu warung di depan rumah. Keluhan lain yang dirasakan pasien
Keluhan dirasakan pertama kali sekitar bulan Agustus 2017 awal, saat itu pasien
merasa badan lemas. Karena di keluarga ada yang mengalami penyakit gula maka pasien
disuruh anaknya untuk cek gula darah dan hasilnya tinggi saat itu GDP 221. Sejak itu di
diagnosa mengalami diabetes melitus, dan di sarankan ikut program PROLANIS dan
disarankan kontrol sebulan sekali. Namun karena baru mendaftar BPJS, pasien baru sekali
ikut PROLANIS.
11
- Riwayat kolesterol disangkal.
Riwayat diabetes melitus pada almarhum ibu pasien dan almarhum suami pasien. Pasien
Pasien tinggal bersama cucu laki-lakinya dan 3 anak kosnya. Pasien bekerja sebagai
1. Data Individu :
Pasien berusia 61 tahun, Pendidikan terakhir pasien adalah SMP. Berat badan
pasien 64 kg, dan tinggi badan 155 cm dimana BMI = 26,6 status gizi obesitas I.
2. Data Perilaku
Sebelum mengetahui bahwa dirinya menderita DM, pasien makan nasi sepiring
sehari tiga kali dengan lauk seperti telor, tahu, tempe, ayam, sayur dan makanan
bersantan, sering minum air manis yaitu teh manis 3 kali dalam sehari. Pasien sering
ngemil makanan manis yang dibeli dipasar, beraktifitas seperti biasa bila dirumah
(memasak, membersihkan rumah) dan bila sudah selesai pekerjaan rumah pasien duduk
menjaga warung. Setelah mengetahui bahwa dirinya menderita DM, pasien mengurangi
jumlah konsumsi nasi dan mengurangi konsumsi gula namun masih minum teh manis
saat pagi hari dan sore. Pasien hanya tahu yang manis-manis yang dilarang oleh dokter.
Pasien kontrol ke puskesmas secara rutin. Tetapi pasien tidak mengkonsumsi obat
12
secara teratur sesuai anjuran dokter. Pasien juga jarang berolahraga. Pengetahuan
ASPEK 4
1. Data Lingkungan
Ekonomi
sudah berumah tangga dan sudah tinggal di rumahnya sendiri. Seorang cucu laki-
laki cucunya ikut tinggal bersama pasien, serta pasien tinggal dengan 3 anak kos.
Pasien tinggal di rumah sederhana daerah Karangtempel Utara dengan luas tanah
sekitar 80 m2 dan luas bangunan ± 80 m2. Rumah tersebut terdiri atas ruang
keluarga, 5 kamar tidur, 1 kamar mandi, dan dapur. Pendapatan cukup untuk biaya
Sosial Masyarakat
Pasien menuju ke Puskesmas Halmahera dengan naik angkot saat berangkat dan
13
naik becak saat pulang. Jarak dari rumah hingga Puskesmas Halmahera sekitar 2
kilometer.
harus dihindari pada pasien diabetes melitus, tetapi pasien masih agak kurang
Genogram
Keterangan :
: Pasien : Penderita DM
: laki-laki : Meninggal
14
Bentuk dan Struktur Keluarga
Struktur keluarga
penyelesaiannya
● Struktur peran :
● Struktur kekuatan : expert power (pendapat ahli) dan informational power (pengaruh
● Nilai/norma/budaya keluarga :
● Fungsi biologis
● Fungsi psikologis
15
Memberi perhatian di antara anggota keluarga (√)
● Fungsi sosial
Membentuk norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak (√)
● Fungsi ekonomi
● Sikap keluarga yang cenderung tidak memperhatikan penyakit pasien dan faktor resiko
Kurangnya pengetahuan serta penerapan masyarakat mengenai perilaku yang benar dalam
Usia
No Nama Pendidikan Status Status DM
(tahun)
Ny. Cornelia
4 32 Lulus SMA Anak -
Ismaya
16
Skala Fungsional Keluarga
Kesadaran composmentis dan keadaan umum baik. Berat badan 64 kg dengan tinggi badan
155 cm.
Tanda Vital
b. Nadi
- Frekuensi : 80x/menit
- Irama : Reguler
- Ekualitas : Ekual
e. Antropometri
- Berat Badan : 64 kg
- BMI : 26,6
Status Present
a. Kepala : Mesocephale
17
d. Mata : Oedema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
cekung (-/-)
g. Mulut : Gusi berdarah (-), bibir kering (-), bibir sianosis (-), lidah kotor (-),
i. Tenggorok : Uvula di tengah, mukosa faring hiperemis (-), tonsil T1-T1 tenang.
j. Thorak
Inspeksi : gerak hemithorak kanan dan kiri tidak ada yang tertinggal
Perkusi :sonor pada seluruh lapang paru, jantung dalam batas normal
Auskultasi : suara dasar vesikuler, tidak ada suara tambahan, jantung dalam batas
normal
k. Abdomen
Perkusi : Thympani
Pemeriksaan Penunjang
18
2.3. Diagnosis Holistik
A. Aspek 1 : Personal
● Harapan : Pasien sembuh sehingga bisa sehat seperti semula dan tidak kambuh
lagi
Diagnosis Banding : -
● Genetik
A. Identifikasi Masalah
Pada hari Selasa tanggal 25 Desember 2017, seorang Wanita bernama Ny. C
selain itu pasien juga mengeluh sering haus terus menerus dan banyak minum
sehingga pasien juga sering buang air kecil (BAK), BAK lebih sering pada malam
hari sebanyak >5x sehingga menganggu istirahat di malam hari. Pasien mengaku
19
nafsu makan juga menigkat dibanding sebelumnya, namun satu bulan ini nafsu makan
dalam porsi besar bersamaan dengan makan nasi. Ketika minum pasien lebih sering
mengkonsumsi teh manis 3 kali dalam sehari, serta pasien jarang olahraga dan
melakukan aktivitas fisik, kegiatan pasien lebih sering duduk menunggu warung di
depan rumah. Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah kadang badan terasa pegal-
memiliki riwayat keluarga diabetes melitus tipe 2 yaitu ibu kandung pasien, selain
itu suami pasien juga penderita diabetes melitus. Pasien juga kurang
dan sering mengkonsumsi minuman manis. Selain itu pasien juga kurang
B. Intervensi
1. Promotif
a. Patient Centered
20
- Memotivasi pasien untuk memperbanyak variasi makanan yang aman
b. Family Focused
c. Community Oriented
2. Preventive
a. Patient Centered
- Pasien memiliki pola makan dengan jumlah, jenis, dan jadwal makan
b. Family Focused
secara teratur.
c. Community Oriented
21
- Tokoh masyarakat dan agama ikut serta mengajak hidup sehat
3. Kuratif
a. Patient Centered
b. Family Focused
c. Community Oriented
4. Rehabilitatif
a. Patient Centered
menit
b. Family Focused
c. Community Oriented –
kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kgBB ideal, ditambah atau dikurangi
bergantung pada beberapa faktor seperti: jenis kelamin, umur, aktivitas, berat
Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi
22
Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg
Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm,
Normal : BB ideal ± 10 %
Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks Massa Tubuh (IMT).Indeks massa
Klasifikasi IMT*
BB Normal 18,5-22,9
BB Lebih≥ 23,0
Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria. Kebutuhan kalori
Umur
Untuk pasien usia di atas 40 tahun, kebutuhan kalori dikurangi 5% untuk dekade
antara 40 dan 59 tahun, di- kurangi 10% untuk dekade antara 60 dan 69 tahun,
fisik.Penambahan sejumlah 10% dari kebutuhan basal diberi- kan pada kedaaan
23
istirahat, 20% pada pasien dengan aktivitas ringan, 30% dengan aktivitas
Berat Badan :
kegemukan
Bila kurus ditambah sekitar 20-30% sesuai dengan kebu- tuhan untuk
meningkatkan BB.
Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling
sedikit 1000-1200 kkal perhari untuk wanita dan 1200-1600 kkal perhari
untuk pria.
dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%),
saan. Untuk penyandang diabetes yang mengidap penyakit lain, pola pengaturan
Pada pasien :
24
Kebutuhan kalori
Jumlah makanan yang diberikan harus habis dan sesuai dengan intervalnya
25
Tabel 1. Checklist Survey PHBS
26
BAB III
PEMBAHASAN
Penyakit diabetes melitus pada Ny.C banyak hal dari perilaku yang bisa
menggunakan model pendekatan ini maka dapat dilakukan diagnosis kesehatan diabetes
melitus dan perencanaan kesehatan untuk pasien Ny. C yang dikenal dengan metode
beberapa faktor yang membentuk status kesehatan dan membantu untuk fokus pada
faktor tersebut sebagai target untuk intervensi. Precede juga menghasilkan tujuan
evaluasi.
itu minuman bersoda, minuman berenergi, maupun minuman –minuman yang dijual
berpengaruh pada penurunan kadar gula darah Ny. C sehingga dapat mengontrol
27
Kedua, perilaku Ny.C yang baik adalah mulai rutin memeriksakan
Dengan rutin memeriksakan gula darah minimal sebula sekali bisa membantu
mengontrol gula darah dengan baik sehingga bisa untuk pengaturan diet dan minum
obat. Hal ini sebenarnya wajib dilakukan oleh penderita DM sehingga dengan
Salah satu perilaku yang masih salah yang dilakukan Ny.C untuk mencegah
masih minum teh manis walaupun jumlahnya sudah dikurangi menjadi 2 kali sehari
dan makan masih belum sepenuhnya sesuai kebutuhan kalori. Pengaturan pola makan
pada pasien DM cukup berpengaruh untuk mengontrol kadar gula darah pasien
supaya tetap baik sehingga gula darah terkontrol dan komplikasi DM dapat dihindari.
Perilaku yang salah berikutmya adalah pasien tidak rutin meminum obat
obat.Selain itu pasien terkadang masih lupa saat harus meminum obat. Meminum obat
secara teratur untuk pasien DM adalah hal yang sangat harus dilakukan karena obat
DM berguna untuk mengontrol kadar gula darah pasien agar tetap baik sehingga
olahraga karena masih malas, merasa tidak ada waktu dan belum terbiasa. Latihan
jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan
28
3.4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku yang Menyebabkan Komplikasi DM
2010).
hanya melakukan aktivitas fisik dengan menjaga warung hampir 9 jam yaitu
dari pukul 07.30-17.00. Hal tersebut mengurangi aktivitas fisik Ny. C, karena
Ny. C hanya duduk saja saat menjaga warung dan selanjutnya hanya
berolahraga, otot menggunakan glukosa yang tersimpan dalam otot dan jika
29
darah dan penurunan berat badan pada diabetes melitus tipe 2 (Barnes, 2012).
dan prasarana atau fasilitas knaga kesehatn masih kesehatan bagi masyarakat
dan pasien tidak berani naik motor sendiri. Selain itu Ny.C masih jarang
pengetetahuan pasien tentang penyakitnya dan pola diet yang sehat masih
kurang. Selain itu dukungan dari keluarga minim mengingat anak-anak Ny.C
reinforcing factor yang terdiri dari kurangnya dukungan tokoh masyarakat dan
30
3.5 Daftar Masalah
1. Pengetahuan pasien mengenai penyakit diabetes melitus masih kurang yaitu mulai
pencegahan, cara pengendalian gula darah, pola diet, aktivitas fisik rutin, dan
31
3.6. Diagram Lawrence Green pada Pasien Ny.C
FAKTOR PREDISPOSING
1. Pengetahuan tentang
DM dari pencegahan,
pengendalian, pola diet,
dan komplikasi kurang.
2. Aktivitas fisik yang
rutin belum dilakukan
Perilaku
Penderita
FAKTOR REINFORCING -Pola diet makan
1. Kurangnya edukasi kurang sesuai
personal dari tenaga penderita DM PENDERITA DM
kesehatan -Kurang olahraga
2. Kurang dukungan dan aktivitas fisik
keluarga
FAKTOR ENABLING
-
32
3.7. Diagram Procede Preceed pada Pasien Ny.C
FAKTOR PREDISPOSING
HEALTH PROMOTION 1. Pengetahuan tentang
DM dari pencegahan,
DIRECT COMM pengendalian, pola
1. Edukasi pasien diet, dan komplikasi
tentang DM kurang.
( pencegahan, 2. Aktivitas fisik yang
pengendalian, pola rutin belum dilakukan
diet, pencegahan,
komplikasi) Perilaku
2. Workshop diet 3J Penderita
pasien DM dan - Pola diet makan
penghitungan kalori kurang sesuai
secara sederhana penderita DM
3. Pemberian edukasi -Kurang olahraga Status
mengenai menu dan aktivitas fisik Kesehatan
FAKTOR
makan untuk pasien REINFORCING Individu/
DM dan pemberian 1. Kurangnya edukasi Masyarakat
buku “ rangkuman personal dari tenaga -Angka
KASIH” kesehatan kesakitan DM
4. Pemberian video 2. Kurang dukungan di puskesmas
senam DM keluarga -Angka
prevalensi DM
FAKTOR ENABLING di Indonesia
-
1. Edukasi keluarga
Quality of
Life
-Produktifitas
kerja
-Kesejahteraan
individu
-Pencegahan
komplikasi
33
3.8. Plan Of Action (POA)
2. Kurangnya 1. Workshop tentang Agar pasien mau Pasien mampu Ny. C dan 6 Januari
diet sehat pada
34
Pengetahuan pasien DM yaitu mampu mengatur pola mengatur pola keluarga 2018
pasien tentang mencakup 3J makan yang sesuai makan yang sesuai
pola diet pada (Jadwal, Jenis dan dengan kriteria diet dengan kriteria diet
Jumlah) dan
pasien DM pada pasien DM (3J) pada pasien DM (3J)
penghitungan
kalori secara
sederhana
3. Ketidakpatuhan Memberikan edukasi Agar pasien minum Pasien meminum Ny. C dan 6 Januari
pasien dalam tentang pentingnya obat secara teratur obatnya secara Keluarga 2018
meminum obat konsumsi obat DM sesuai anjuran dokter teratur dan keluarga
sesuai anjuran dan cara dan keluarga dapat dapat mengawasi
dokter meminumnya dan mengawasi pasien dan mengingatkan
memberikan checklist dalam meminum pasien dalam
minum obat kepada obatnya mengkonsumsi obat
pasien dan keluarga
35
materi tentang
penyakit DM
misalnya.
36
BAB IV
4.1 Kesimpulan
komplikasi kurang. Selain itu aktivitasa fisik dan olahryang rutin belum
dilakukan.
4.1.3 Faktor enabling yang mempengaruhi perilaku pasien DM adalah tidak ada
4.2 Saran
4.2.1.1 Mengubah perilaku pola hidup dan pola makan sehari- hari
4.2.1.2 Membuat menu masakan yang sesuai dengan anjuran untuk pasien DM
pengendalian penyakit
37
4.2.1.5 Keluarga pasien diharapakan dapat melakukan skrining untuk
terjadi komplikasi.
4.2.2.2 Edukasi konseling masalah pasien dan perilaku pasien setiap penderita
menghindari komplikasi.
38
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. (2003). Report of the Expert Committee on the Diagnosis
and Classification of Diabetes Mellitus: Classification of Diabetes Mellitus and Other
Categories of Glucose Regulation. Diabetes Care, 26(Suppl. 1), S5-S20.
http://dx.doi.org/10.2337/diacare.26.2007.S5.
Barnes, Darryl. 2012. Program Olahraga: Diabetes. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama.
Centers for Disease Control and Prevention. (2014). National Diabetes Statistics Report,
2014. National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion.
Diakses pada 7 Januari 2018, dari http://www.cdc.gov/diabetes
/pubs/statsreport14/national-diabetes-report-web.pdf.
Chandramohan, M.Khan, A. N., & Macdonald, S., Turnbull, I., (2015). Imaging in
Neuropathic Arthropathy (Charcot Joint). Diakses pada 7 Januari 2018, dari
http://emedicine. medscape.com/article/391989-overview.
Fikawati, Sandra. 2008. Transisi Epidemiologi dan Gizi Lebih. Departemen Gizi Kesmas
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Melitus
Di Indonesia Mencapai 21,3 Juta Orang. Diakses pada 7 Januari 2018, dari
http://www.depkes.go.id/article/view/414/tahun-2030-prevalensi- diabetes-melitus-di-
indonesia-mencapai-213-juta-orang.html.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Infodatin: Situasi dan Analisis Diabetes.
Jakarta: Penerbit. Diakses pada 7 Januari 2018, dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
diabetes.pdf.
Mweemba, dkk. 2008. Knowledge, Attitude and Compliance . Medical Journal of Zambia,
Volume 35 :121-128. Diakses pada 7 Januari 2018, dari
https://pdfs.semanticscholar.org/cb09/d438cbda5c5f99ba6786303bef9a0e0438e7.pdf
39
Notoatmodjo,S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Roglic, et al. (2005). The Burden of Mortality Attributeable to Diabetes. Diabetes Care,
28.2130-2135. Diakses pada tanggal 7 Januari 2018, dari
http://www.who.int/diabetes/publications/diabetesmortalityarticle2005.pdf.
Sukoco,N. 2011. Hubungan Antara Peilaku Pencegahan dan Kepatuhan Berobat. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan Vol.14 No. 1 : 68-74. Diakses pada 7 Januari 2018, dari
https://media.neliti.com/media/publications/21257-ID-hubungan-antara-perilaku-
pencegahan-dan-kepatuhan-berobat-penderita-tb-di-indone.pdf
Wisse, B., & Zieve, D. (2015a). Type 1 diabetes. Medline Plus: Trusted Health Information
for You. Diakses pada 7 Januari 2018, dari https://medline
plus.gov/ency/article/000305.htm.
Wisse, B., & Zieve, D. (2015b). Type 2 diabetes. Medline Plus: Trusted Health Information
for You. Diakses pada 7 Januari 2018, dari https://medline
plus.gov/ency/article/000313.htm.
World Health Organization. (2016). Global Report on Diabetes. Diakses pada 7 Januari 2018,
dari http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/204871/1/978924
1565257_eng.pdf?ua=1.
World Health Organization. (2016). Diabetes Mellitus. Diakses pada 7 Januari 2018, dari
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs138/en/.
40
LAMPIRAN
41
Lampiran 2. Isi buku “rangkuman Kasih”
42
43
44
Lampiran 3. Jadwal minum obat dan kuesioner pengetahuan tentang DM
45
46