Anda di halaman 1dari 54

CASE PRESENTATION

KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA NY. C DI


PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Pandanaran
PeriodeKepaniteraan 11 Desember 2017 – 02 Februari 2018

Disusun oleh :

Novia Karina

30101307029

Pembimbing :

dr. H. Tjatur Sembodo, MS (PH)

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PUSKESMAS PANDANARAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2018
HALAMAN PENGESAHAN

KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA NY. C DI


PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG

Oleh :
Novia Karina
30101307029

Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Pandanaran Kota Semarang.
Telah Disahkan
Semarang,

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Pembimbing Bagian IKM


Pandanaran

dr. Antonia Sadniningtyas dr. H. Tjatur Sembodo, MS

(PH)

Kepala Bagian IKM FK UNISSULA

Dr. Siti Thomas Zulaikha, SKM. M.kes

ii
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
kasus mengenai kejadian diabetes mellitus tipe 2 pada Ny. C di Puskesmas
Pandanaran Semarang.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka
menjalankan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini memuat
data hasil kunjungan pasien dengan diabetes melitus pada 5 Januari 2018 di
Puskesmas Pandanaran.
Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. H. Tjatur Sembodo, MS (PH), selaku pembimbing IKM FK UNISSULA.
2. dr. Antonia Sadniningtyas, selaku Kepala Puskesmas Pandanaran Semarang.
3. dr. Retno Wulansari, selaku pembimbing di Puskesmas Pandanaran Semarang.
4. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Pandanaran atas bimbingan dan
kerjasama yang telah diberikan.

Kami menyadari sepenunhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh


dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami sangat
berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus kejadian diabetes
mellitus pada Ny. C di puskesmas Pandanaran Semarang dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Semarang, 8 Januari 2018


Penulis

Novia Karina

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

PRAKATA ............................................................................................................. iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii

BAB I

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 3

1.3. Tujuan................................................................................................... 3

1.3.1. Tujuan Umum ............................................................................ 3

1.3.2. Tujuan Khusus............................................................................ 3

1.4. Manfaat................................................................................................. 4

1.4.1. Manfaat bagi Mahasiswa............................................................ 4

1.4.2. Manfaat bagi Masyarakat ........................................................... 4

BAB II

ANALISA SITUASI ............................................................................................... 5

Intervensi ............................................................................................ 16

BAB III

PEMBAHASAN ................................................................................................... 20

3.1. Analisa Penyebab Masalah................................................................. 20

iv
3.2. Alternatif Pemecahan Masalah........................................................... 25

3.3. Plan Of Action(POA) ......................................................................... 26

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 29

4.1 Kesimpulan......................................................................................... 29

4.2 Saran ................................................................................................... 29

4.2.1 Untuk pasien dan keluarga ..................................................... 29

4.2.2 Untuk Puskesmas ................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 31

LAMPIRAN .......................................................................................................... 33

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Data Keluarga ........................................................................................ 7

Tabel 3.1. Alternatif Pemecahan Masalah ............................................................ 25

Tabel 3.2. Plan Of Action (POA) .......................................................................... 26

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Data Genetik ..................................................................................... 12

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang

dikarakteristikkan dengan hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme

karbohidrat, lemak dan protein diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja

insulin maupun keduanya (WHO, 2006). Gejala khas pada penderita DM

adalah poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak

dapat dijelaskan sebabnya (Irianto, 2014). Menurut American Diabetes

Assosiation (2010) DM secara etiologis di klasifikasikan sebagai diabetes

melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2, diabetes pada kehamilan dan diabetes

melitus tipe lain. Diabetes melitus (tipe 1) gangguan autoimun dimana terjadi

penghancuran sel – sel beta pankreas yang memproduksi hormon insulin

sehingga disebut insulin dependent diabetes melitus (IDDM). Sedangkan

diabetes melitus (tipe 2) insensitivitas jaringan terhadap hormon insulin

(resistensi insulin), karena jumlah reseptor insulin pada permukaan sel

berkurang, meskipun jumlah insulin tidak berkurang. Saat ini penelitian

epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka

insidensi dan prevalensi DM tipe 2 di berbagai penjuru dunia. Peningkatan

prevalensi DM tipe 2 dikaitkan dengan perubahan perilaku, aktivitas fisik dan

obesitas (Rubeinstein, 2007).

Badan kesehatan dunia mempredikasi adanya peningkatan jumlah

penderita DM yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global, peningkatan

1
2

tersebut diperkirakan mencapai 21,3 juta penderita pada tahun 2030. Indonesia

merupakan negara yang menempati urutan ke 7 dengan penderita DM sejumlah

8,5 juta penderita. Sedangkan International Diabetes Federation (IDF)

memprediksi adanya kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9,1

juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035. Jumlah penderita DM

non insulin di Kota Semarang dari 2014 hingga 2016 sebanyak 15464, 12115,

15250 kasus (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2016). Jumlah kasus diabetes

melitus non insulin di Puskesmas Pandaran pada tahun 2016 sebesar 2516

kasus dan pada tahun 2017 sebesar 2522 kasus. Diabetes melitus menjadi salah

satu penyakit tidak menular yang paling banyak ditemui di puskesmas

Pandanaran Semarang. Dan menduduki peringkat tiga pada sepuluh besar

penyakit di Puskesmas Pandanaran pada tahun 2017.

Penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan degeneratif sebagai

penyebab kematian mulai menggeser kedudukan dari penyakit-penyakit

infeksi. Penyakit tidak menular mulai meningkat bersama dengan pola hidup

pada masyarakat. Salah satu pen/yakit tidak menular yang menjadi penyebab

utama kematian adalah diabetes melitus (Darmawan, 2016). Beberapa faktor

resiko yang dapat meningkatkan terjadinya DM adalah obesitas, usia dan

adanya riwayat keluarga yang menderita DM. Seseorang dengan indeks massa

tubuh > 25 memiliki risiko terjadinya DM lebih tinggi. Orang dengan obesitas

akan didapatkan hiperinsulinemia yang merupakan mekanisme kompensasi

dari resistensi insulin. Usia > 45 tahun juga memiliki resiko menderita DM

lebih besar. Adanya riwayat keluarga yang menderita DM juga akan


3

meningkatkan resiko seseorang mengalami DM, yaitu 2 sampai 6 kali lipat

daripada orang yang tidak memiliki riwayat DM dalam keluarga (Frankilawati,

2013).

Berdasarkan uraian diatas diperlukan pengkajian untuk mengetahui

gambaran terjadinya diabetes mellitus tipe 2 pada Ny. C di wilayah kerja

puskesmas Pandanaran kota Semarang.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran kejadian diabetes melitus tipe 2 pada Ny. C di

puskesmas Pandanaran kota Semarang ?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran diabetes melitus tipe 2 pada Ny. C

berdasarkan pendekatan segitiga epidemiologi.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk memperoleh informasi mengenai host yang berperan

dalam kasus diabetes melitus tipe 2 pada Ny. C.

1.3.2.2 Untuk memperoleh informasi mengenai agent yang berperan

dalam kasus diabetes melitus tipe 2 pada Ny. C.

1.3.2.3 Untuk memperoleh informasi mengenai lingkungan yang

berpengaruh pada kasus diabetes melitus tipe 2 pada Ny. C.

1.3.2.4 Untuk memberikan intervensi yang berkaitan dengan penyakit

diabetes melitus tipe 2 pada Ny. C.


4

1.4. Manfaat

1.4.1. Manfaat bagi Mahasiswa

1.4.1.1. Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus,

khususnya yang tipe 2.

1.4.1.2. Mahasiswa mengetahui secara langsung permasalahan yang ada

di lapangan.

1.4.1.3. Sebagai modal dasar untuk melakukan penelitian bidang ilmu

kesehatan masyarakat pada tataran yang lebih lanjut.

1.4.2. Manfaat bagi Masyarakat

1.4.2.2. Memberikan masukan bagi tenaga kesehatan untuk lebih

memberdayakan masyarakat dalam upaya kesehatan promotif

dan preventif tehadap kejadian diabetes melitus.


BAB II

ANALISA SITUASI

I.1 Cara dan Waktu Pengamatan

Pengamatan kasus diabetes melitus dilakukan berdasarkan data

kunjungan pasien terdiagnosis diabetes melitus di Puskesmas Pandanaran

pada 3 Januari 2018. Analisa segitiga epidemiologi terhadap kejadian

diabetes melitus tipe 2 diperoleh dari kunjungan rumah pasien di kelurahan

Randusari RT 06 RW 03, pada tanggal 5 Januari 2018. Anamnesa dan

kunjungan rumah untuk mengamati kondisi lingkungan, perilaku pasien,

dan keluarga pasien.

II.2 Hasil Pengamatan

II.2.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. C

Tempat, tanggal lahir : Pemalang, 12 Desember 1957

Umur : 61 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : tamat SD

Pekerjaan : Tidak bekerja

Alamat : Randusari, RT 6 RW 3, Semarang.

Kewarganegaraan : WNI

5
6

II.2.2 Anamnesis Holistik

ASPEK I Personal

Keluhan Utama Badan terasa lemas dan BAK malam hari >3x.

Harapan Penyakit pasien dapat terkontrol sehingga tidak

menimbulkan komplikasi lebih lanjut.

Kekhawatiran Sakit yang dialami bertambah parah

ASPEK II : Medis Umum

Anamnesis

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada hari Jumat tanggal 3 Januari 2018, pasien datang ke

Puskesmas Pandanaran. Pasien mengeluh badan lemas dan

BAK yang lebih dari 3 kali saat malam hari. Keluhan tersebut

disetai dengan rasa haus yang berlebihan sehingga pasien

menjadi lebih sering minum. Pasien merasa sangat terganggu

dengan keluhan nya ini.

b. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat alergi disangkal.

- Riwayat hipertensi diakui.

- Riwayat kolesterol disangkal.

- Riwayat alkohol disangkal.

- Riwayat merokok disangkal.

- Riwayat penyakit jantung disangkal.


7

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Dari hasil anamnesis terhadap pasien riwayat diabetes melitus

pada keluarga tidak diketahui.

d. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal bersama anak pertama pasien yang sudah

berumah tangga. Dalam satu rumah dihuni 6 orang termasuk

pasien. Saat ini pasien sudah tidak lagi bekerja.

ASPEK III : Faktor Risiko Internal

Data Individu

Pasien berusia 61 tahun, pasien hanya tamat sekolah SD. Berat

badan pasien 62 kg, dan tinggi badan 149 cm dimana BMI = 27,93

kg/m2. Berdasarkan analisa tersebut pasien mengalami obesitas tingkat

I.

Data Keluarga

No Nama Usia Pendidikan Status


1. Tn. J 65 Tidak Sekolah Suami
2. Tn. P 38 SD Anak Kandung
3. Ny. M 41 SD Anak Kandung
4. Tn. K 45 SD Anak Kandung

Tabel 2.1. Data Keluarga


8

Data Perilaku

Pasien makan nasi sebagai makanan utama lebih dari 3 kali

sehari. Pasien makan dengan lauk seperti tahu, tempe, ayam dan sayur.

Porsi makan pasien tidak terlalu banyak, namun frekuensi makan pasien

lebih dari tiga kali sehari. Di sela-sela makan utama, saat merasa ingin

makan pasien juga suka ngemil jajanan seperti gorengan. Pasien juga

terbiasa mengkonsumsi teh manis sehari dua gelas, karena pasien

beranggapan jika tidak minum teh manis badan nya akan terasa lemas.

Frekuensi dan pola makan pasien mengikuti keinginan pasien sendiri.

Pasien melakukan aktifitas seperti biasa bila dirumah seperti

membersihkan rumah, memasak, pergi mengaji dan bermain dengan

cucunya. Pasien tidak pernah melakukan olahraga di rumah. Pasien

terdiagnosis menderita diabetes melitus saat periksa di puskesmas pada

bulan September 2017. Pola makan dan aktivitas pasien sempat berubah

saat mengetahui dirinya menderita DM, karena pasien merasa takut

dengan kadar gula darah pasien yang sangat tinggi. Namun saat ini pola

diet dan aktivitas pasien tidak teratur sesuai dengan aturan untuk

penderita DM. Pasien rutin kontrol setiap bulan ke Puskesmas

Pandanaran. Pasien tidak rutin minum obat yang di anjurkan dokter.

Pasien juga jarang berolahraga. Pengetahuan pasien mengenai penyakit

diabetes melitus, pencegahan, diet, komplikasi dan diabetes melitus

kurang, sehingga pengertian pola hidup sehat untuk penderita diabetes

melitus kurang.
9

ASPEK IV : Faktor Risiko Eksternal

Data Lingkungan

a. Ekonomi

Saat ini pasien sudah tidak bekerja. Sehari-hari pasien

menyiapkan semua keperluannya dibantu anak pertama dan cucu-

cucunya. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, pasien

mendapatkan uang dari anak pasien. Pasien tinggal di rumah

sederhana daerah Randusari. Rumah tersebut terdiri atas 1 tempat

tidur, 1 dapur, 1 ruang tamu, dan 1 kamar mandi. Dinding rumah

pasien terbuat dari triplek yang semi permanen, lantai rumah pasien

adalah plester dan keramik. Pasien mengaku pemberian anak-

anaknya cukup untuk biaya hidup untuk makan dan memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Pasien berobat menggunakan jamkesmas.

b. Sosial Masyarakat

Pasien dan keluarga pasien berhubungan baik dengan

tetangga sekitar rumah. Rata-rata lingkungan masyarakat pasien

adalah golongan menengah ke bawah, sedikit yang merupakan

golongan yang menengah ke atas.

Tabel Checklist survei PHBS

No Indikator Perilaku Ya tidak


1 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan V
2 Asi Ekslusif V
3 Penimbangan balita V
10

4 Gizi keluarga / sarapan V


5 Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali V
KLP Kesling
6 Air bersih V
7 Anggota rumah tangga menggunakan jamban V
8 Anggota rumah tangga membuang sampah pada V
tempatnya
9 Lantai rumah kedap air V
KLP GAYA HIDUP
10 Aktivitas fisik/olahraga V
11 Ada anggota keluarga yg tidak merokok V
12 Mencuci tangan V
13 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari V
14 Anggota rumah tangga tidak menyalahgunakan V
Miras/Narkoba
KLP UKM
15 Anggota rumah tangga menjadi peserta V
JPK/Dana Sehat
16 Anggota rumah tangga melakukan PSN V
seminggu sekali

 Dari hasil di atas didaptkan skor 13 sehingga dapat di kasifikasikan

sebagai keluarga yang memiliki PHBS Strata Sehat Madya.

Data Fasilitas Pelayanan yang Terdekat

a. Sarana Pelayanan Kesehatan

Pasien memerikasakan dirinya di Puskesmas Pandanaran.

b. Akses Pelayanan Kesehatan


11

Pasien menuju ke Puskesmas Pandanaran dengan berjalan kaki.

Jarak dari rumah hingga Puskesmas Pandanaran dapat ditempuh

dalam waktu sekitar 15 menit.

c. Program Pada Pelayanan Kesehatan

1. Penyuluhan. Di Puskesmas Pandanaran sudah pernah diadakan

penyuluhan tentang Diabetes Mellitus, namun kemungkinan karena

ketidakpatuhan pasien dalam kontrol untuk memeriksakan dirinya ke

Puskesmas, jadi pasien merasa tidak pernah mendapatkan penyuluhan

tentang Diabetes Mellitus.

2. Prolanis. Pasien tidak dapat mengikuti program ini dikarenakan

dalam berobat pasien menggunakan kartu Jamskot. Menurut pasien,

beliau belum punya keinginan untuk mengurus kartu BPJS / UHC.

ASPEK V : Derajat Fungsional

Skala 2: pasien masih mampu melakukan aktivitas ringan sehari-

hari didalam atau diluar rumah.


12

II.2.3 Pohon Keluarga (Genogram)

Gambar 2.1. Data Genetik

Keterangan:

: Laki-laki meninggal (bukan karena DM)

: Wanita meninggal (bukan karena DM)

: Pasien

: Wanita hidup

: Laki-laki hidup
13

II.2.4 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik

Kesadaran dan Keadaan Umum : Composmentis dan baik.

Tanda Vital :

a. Tekanan Darah : 110/80 mmHg

b. Nadi

 Frekuensi : 80 x/menit

 Irama : Reguler

 Isi & Tegangan : Cukup

 Ekualitas : Ekual

c. Laju Pernapasan : 20 x/menit

d. Suhu : 36oC

e. Antropometri : BB = 62 kg, TB = 149 cm, BMI = 27,93

kg/m2. Status gizi: obesitas tingkat I.

Status Present

a. Kepala : Mesocephale

b. Rambut : Putih, tidak mudah dicabut

c. Kulit : Tidak sianosis, Ikterus (-), Petechie (-), kelembaban cukup,

turgor cukup.

d. Mata : Oedema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera

ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor (3 mm/3mm) bulat-

di tengah, tidak ada alat bantu penglihatan.


14

e. Hidung : Epistaksis (-/-).

f. Telinga : Aurikula dalam batas normal, discharge (-/-)

g. Mulut : Gusi berdarah (-), Bibir kering (-), Bibir sianosis (-)

h. Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)

i. Tenggorok : Uvula di tengah, mukosa faring hiperemis (-), Tonsil

T1-T1 tenang.

j. Anggota Gerak : Atas Bawah

Capillary refill : < 2” < 2”

Akral dingin : -/- -/-

R. Fisiologis : +/+ +/+

R. Patologis : -/- -/-

k. Ekstreminatas bawah : Tidak terdapat luka.

Pemeriksaan Tambahan

Waktu Gula darah sewaktu Ny. C

12/9/2017 241 mg/dl

II.3 Diagnosis Holistik

ASPEK I Personal

Keluhan utama : Badan lemas dan BAK di malam hari >3x

Harapan : Penyakit pasien dapat terkontrol sehingga dapat

mencegah komplikasi lebih lanjut.

Kekhawatiran : Sakit yang dialami bertambah parah


15

ASPEK II : Medis Umum

Diagnosis klinis : Diabetes mellitus tipe 2.

Aspek III : Faktor Risiko Internal

Faktor risiko internal :

a. Pasien berusia 61 tahun

b. Status gizi pasien obesitas tingkat I

c. Kurangnya pengetahuan tentang diabetes mellitus, pencegahan, cara

mengontrol penyakit pasien dan komplikasinya.

d. Kurangnya perhatian terhadap pola makan yang baik untuk

penderita DM.

e. Pasien tidak teratur minum obat dengan dosis sesuai anjuran dokter.

f. Kurang beraktivitas, seperti jarang olah raga.

ASPEK IV : Faktor Risiko Eksternal

Faktor risiko eksternal :

Tidak adanya dukungan dari keluarga untuk mengubah gaya hidup pasien.

ASPEK V : Derajat Fungsional

Derajat fungsional : 2  Mampu melakukan aktivitas ringan sehari-hari

didalam atau diluar rumah.

II.4 Usulan Penatalaksanaan Komprehensif

Identifikasi Masalah

Berdasarkan kasus tersebut, seorang perempuan bernaman Ny. C

berusia 61 tahun mengeluh buang air kecil (BAK) pada malam hari
16

sebanyak > 3x sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan istirahat

di malam hari.

Berdasarkan identifikasi dari faktor risiko internal ditemukan

bahwa pasien berusia 61 tahun, status gizi pasien obesitas tingkat I.

Pasien juga kurang memperhatikan pola makan yang baik, yaitu

mengkonsumsi makanan dalam porsi yang tidak terlalu banyak namun

frekuensi makannya yang terlalu sering serta mengkonsumsi minuman

manis seperti teh manis 2 gelas sehari. Pasien juga kurang beraktivitas

dan pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus dinilai kurang.

Intervensi

1. Promotif

a. Patient Centered

- Memberikan edukasi kepada pasien tentang pengertian,

tanda, gejala, faktor resiko, cara mengontrol penyakit dan

komplikasi diabetes mellitus.

- Memberikan edukasi kepada pasien tentang pola makan yang

aman dan sehat untuk penderita diabetes mellitus, dengan

memberikan leaflet mengenai diet bagi penderita diabetes

mellitus.

- Memberikan edukasi dan memotivasi pasien untuk

menambah aktivitas dan berolahraga.

b. Family Focused
17

- Memberikan edukasi kepada keluarga tentang diabetes

mellitus, penyebab, faktor resiko, gejala, cara pencegahan,

pengobatan dan pola makan yang benar untuk penderita DM.

- Memberikan edukasi pentingnya dukungan keluarga untuk

pasien, sehingga bisa berperan sebagai pengawas meminum

obat dan membantu dalam proses menyiapkan menu diet

penderita.

- Community Oriented

Puskesmas atau pihak terkait dapat melakukan kunjungan

rumah pasien atau mengadakan penyuluhan untuk

memberikan edukasi mengenai penyebab dan pola makan

pasien DM

2. Preventive

a. Patient Centered

- Mengatur pola makan dan minum sehingga kadar gula dalam

darah dapat terkontrol.

- Pencegahan terhadap komplikasi dengan melakukan aktivitas

fisik seperti olah raga ringan jalan santai dan senam kaki bagi

penderita DM.

b. Family Focused

- Edukasi anggota keluarga yang mempunyai faktor resiko

menderita DM untuk menjaga pola makan dan minum,

olahraga teratur.
18

- Deteksi dini penyakit diabetes mellitus pada anak-anak pasien

dengan melakukan secreening pengecekan kadar gula darah

secara rutin.

3. Kuratif

a. Patient Centered

- Metformin tablet 500 mg 3x1

- Glimepirid tab 4 mg 1x1

- Amlodipin 5 mg 1x1

b. Family Focused

- Keluarga diharapkan dapat mengingatkan dan mengawasi pasien

untuk meminum obat tersebut.

4. Rehabilitatif

a. Patient Centered

- Setiap pagi pasien berolahraga rutin jalan santai dengan alas kaki

selama 30 menit perhari, 5 kali dalam seminggu.

- Pasien melakukan senam kaki diabetes mellitus secara

sederhana, dilakukan 3 kali dalam seminggu.

- Pasien meminum obat secara teratur dan diet DM


19

b. Family Focused

- Dukungan secara emosional ke penderita untuk teratur dalam

berobat.

- Anggota keluarga dapat mengajak pasien untuk berolahraga

bersama
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Analisa Penyebab Masalah

3.1.1 Host

Pasien menderita penyakit diabetes melitus berkaitan dengan

pemasukan nutrient yang tidak seimbang. Berdasarkan perhitungan

indeks massa tubuh Ny. C mengalami obesitas tingkat 1 sejak lama.

Padahal obesitas merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya DM.

Obesitas dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin atau resisten

insulin (Gibney,2009).

Ny. C saat ini sudah berumur 61 tahun, sedangkan umur lebih dari

45 tahun beresiko tinggi untuk mengalami diabetes mellitus. Umur lebih

dari 60 tahun berkaitan dengan terjadinya diabetes mellitus karena pada

usia tua, fungsi tubuh secara fisiologis menurun karena terjadi penurunan

sekresi atau resistensi insulin sehingga kemampuan fungsi tubuh

terhadap pengendalian glukosa darah yang tinggi kurang optimal

(Jelantik, 2014).

Penderita diabetes melitus seharusnya mengetahui dan memahami

mengenai penyakit DM yang di deritanya. Hal ini dimaksudkan agar

penderita mampu mengenali gejala-gejala yang timbul serta mengetahui

komplikasi akibat dari DM itu sendiri. Dalam kasus ini pasien tidak

mengetahui detail mengenai diabetes mellitus, seperti pencegahan,

20
21

gejala, cara mengontrol kadar gula darah dan komplikasi yang dapat

timbul. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Perdana dkk (2011)

menunjukan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan pasien DM

tentang DM, semakin terkendali kadar glukosa darahnya.

Selama melakukan pengobatan medikamentosa, pasien tidak rutin

minum obat yang diberikan oleh dokter. Saat pasien merasa tidak ada

keluhan yang mengganggu, pasien hanya meminum obat sesuai kemauan

hati pasien. Jadi pasien tidak mengkonsumsi obat sesuai dengan dosis

anjuran dokter. Padahal obat yang diberikan oleh dokter kepada pasien

apabila di minum seusuai anjuran dan dosis yang ditentukan mampu

membantu mengontrol gula darah pasien. Salah satu penentu

keberhasilan terapi DM adalah adanya kepatuhan penggunaan obat

(Hapsari, 2014).

Pasien berusia 61 tahun dan saat ini sudah tidak lagi bekerja,

sehari-hari pasien hanya berdiam diri di rumah dan mengurus dirinya

sendiri. Pasien tidak rutin berolahraga setiap hari. Padahal penderita DM

harus rajin berolahraga ringan seperti jalan kaki setidaknya 30 menit

setiap harinya sebagai upaya mengendalikan gula darah (Nur, 2016).

Selain itu, pasien tidak taat melakukan diet bagi penderita DM.

Saat awal terdiagnosa DM, pasien patuh melakukan diet DM karena

merasa ketakutan, namun sekarang pola makan pasien tidak lagi

memenuhi aturan sebagai penderita DM. Diet merupakan kunci penting

untuk mengembalikan fungsi metabolisme yang kacau dalam memproses


22

gula menjadi kembali normal. Diet sehat untuk penderita DM yaitu 3J

meliputi jenis, jumlah dan jadwal makan. Perilaku diet seperti ini terlihat

mudah, akan tetapi banyak penderita DM yang gagal dalam

melaksanankan diet. Mengingat hal ini maka diperlukan dukungan dan

pengawasan dari keluarga mengenai diet bagi penderita DM (Putro,

2012).

3.1.2 Agent

Agent adalah penyebab penyakit yang kadang bersifat kompleks

(multiple causation), baik jelas nyata maupun tidak jelas, dimana dalam

jumlah yang berlebihan atau sebaliknya dapat menimbulkan proses

penyakit. Penyebab penyakit (agent) yang dapat menimbulkan proses

peyakit tidak hanya biologis, namun juga terdapat agent lain, seperti

penyebab kimiawi yang dibentuk dalam tubuh manusia itu sendiri

misalnya pada penyakit diabetes (Budioro, 2001).

Faktor keturunan atau genetik memberikan andil sangat besar pada

prevalensi penyakit diabetes melitus tipe II. Diketahui bahwa orang yang

memiliki riwayat keluarga menderita DM lebih berisiko daripada orang

yang tidak memiliki riwayat DM. Hal ini selaras dengan penelitian yang

menunjukkan terjadinya diabetes melitus tipe II akan meningkat dua

sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara kandung mengalami

penyakit ini (Frankilawati, 2013). Pada kasus DM yang diderita Ny. C,

tidak diketahui ada nya riwayat orang tua atau saudara kandung yang
23

mengalami penyakit yang sama, hal ini dikarenakan tidak pernah

memeriksakan diri.

3.1.3 Environment

Faktor lingkungan sangat berperan terhadap kepatuhan pasien

menjalani pengobatan DM. Faktor lingkungan sosial yang berperan

dalam kasus ini meliputi kebiasaan tidak mengkonsumsi obat sesuai

anjuran dokter secara teratur. Hal ini dikarenakan tidak ada dukungan

keluarga untuk pasien senantiasa mengubah pola hidupnya.

Ketidakpatuhan pasien DM dalam menjalani terapi merupakan salah satu

faktor penyebab ketidakberhasilan dalam penanganan diabetes (Waluyo,

2015). Hasil penelitian Anggina et al (2010) juga menunjukkan bahwa

faktor yang berhubungan erat dengan kepatuhan terapi adalah dukungan

keluarga karena dukungan keluarga merupakan salah satu dari faktor

yang memiliki kontribusi yang cukup berarti dan sebagai faktor penguat

yang mempengaruhi kepatuhan pasien diabetes mellitus.


24

3.1.4 Segitiga Epidemiologi

Environment

1. Tidak ada dukungan keluarga untuk pasien


meminum obat secara teratur

Agent
Host
1. Kadar glukosa darah
1. Riwayat hipertensi terkontrol.
GDS : 241 mg/dl
2. Status gizi pasien obesitas
tingkat I.

3. Tidak rutin berolahraga seperti


jalan sehat dan senam DM.

4. Usia pasien sudah 61 tahun,


artinya sudah diatas usia 45
tahun.
5. Tidak meminum obat diabetes
secara teratur
25

3.2. Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 3.1. Alternatif Pemecahan Masalah

Masalah Alternatif Pemecahan Masalah


Pengetahuan pasien tentang
pengertian, tanda, gejala, faktor Edukasi tentang pengertian, tanda,
resiko, cara mengontrol penyakit gejala, faktor resiko, cara mengontrol
pasien dan komplikasi DM masih penyakit pasien dan komplikasi DM
kurang.
Aktivitas fisik pasien kurang. Edukasi dan memotivasi pasien untuk
menambah aktifitas dan berolahraga.
Mengajarkan senam kaki DM secara
sederhana.

Pasien kurang memperhatikan Edukasi tentang pola makan penderita


pola makannya. diabetes melitus
Leaflet diet diabetes mellitus

Pasien tidak patuh meminum Edukasi pentingnya meminum obat


obat sesuai anjuran dokter teratur dan kesadaran DM adalah
penyakit jangka panjang.
Wadah meletakkan obat.

Edukasi kepada keluarga tentang


Keluarga tidak memberikan penyakit DM, sehingga keluarga
dukungan dalam proses dapat mambantu mengawasi diet dan
pengobatan pasien. keteraturan meminum obat pasien.
26

3.3. Plan Of Action(POA)

Tabel. 3.2. Plan Of Action (POA)

No Masalah Intervensi Tujuan Metode Indikator Sasa Waktu Pelaks Biaya


keberhasilan ran ana

1. Pengetahuan pasien Edukasi kepada Pasien -Edukasi Pengetahuan Pasi 5 Dokter Rp


tentang pengertian, pasien tentang mengetahui -Diskusi pasien tentang en Januari Muda 2.000,-
tanda, gejala, faktor pengertian, gejala, tentang tanya tanda, gejala dan 2018 FK
resiko, cara faktor resiko, cara pengertian, jawab komplikasi UNISS
mengontrol mengontrol dan tanda, gejala, diabetes mellitus ULA
penyakit pasien dan komplikasi diabetes faktor resiko, menjadi baik.
komplikasi DM melitus serta cara mengontrol
masih kurang pemberian leaflet. dan komplikasi
DM.

2. Pasien tidak patuh -Edukasi kepada -Pasien patuh Edukasi Pasien patuh Pasi 5 Dokter Rp
meminum obat pasien pentingnya minum obat personal meminum obat en Januari Muda 10.000,
sesuai dengan dosis meminum obat sesuai anjuran secara teratur. 2018 FK -
anjuran dokter secara teratur dokter. UNISS
dengan dosis sesuai ULA
anjuran dokter. -Pasien memiliki
wadah obat agar
-Edukasi bahwa lebih tertata rapi.
DM memerlukan
pengobatan jangka
27

panjang dan kontrol


teratur.
-Pemberian wadah
obat kepada pasien.

3. Pasien kurang -Edukasi pola -Meningkatkan - Edukasi - Pasien Pasi 6 Dokter Rp


memperhatikan makan yang baik pengetahuan -Diskusi mengetahui en Januari Muda 15.000,
pola makan yang dan benar pasien dan tanya jenis makanan 2018 FK -
sehat dan seimbang menurut aturan 3J keluarga jawab yang bisa UNISS
bagi penderita DM. bagi penderita dikonsumsi ULA
DM. -Sebagai upaya dan yang harus
agar pasien dihindari
-Penghitungan memperhatikan
kebutuhan kalori pola dan jenis - Pasien makan
pasien. makanannya makanan
sesuai menu
- Pemberian contoh-Membantu diet untuk
makanan yangmenurunkan pasien DM
baik untuk pasien
beban tubuh
DM. pasien dengan -Berat badan
gizi makanan tubuh turun dari
- Membuat contoh yang cukup dan obesitas menjadi
menu diet untuk sehat normal
pasien dalam
sehari
28

4 Aktivitas fisik -Edukasi kepada Pasien menjadi Edukasi Pasien Pasi 6 Dokter Rp
pasien kurang pasien pentingnya rajin untuk personal berolahraga en Januari Muda 500,-
berolahraga secara berolahraga dan dan secara teratur 2018 FK
teratur . menambah praktik setiap harinya. UNISS
aktivitasnya langsung ULA
-memberi
pengetahuan
tentang kegiatan
olahraga seperti
senam kaki DM.
5. Setiap hari 6
Edukasi kepada Agar keluarga Edukasi
keluarga Januari Dokter
Keluarga tidak keluarga tentang membantu kelompok Kelu -
membantu 2018 Muda
memberikan penyakit DM, mengawasi arga
mempersiapkan FK
dukungan dalam sehingga keluarga keteraturan pasi
pola makan UNISS
proses pengobatan dapat mambantu meminum obat en
pasien dan ULA
pasien. mengawasi diet dan pasien dan
mengingatkan
keteraturan pengawasan pola
untuk meminum
meminum obat makan pasien,
obat.
pasien. sehingga
meningkatkan
kepatuhan obat
dan diet pasien.

5.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari analisa dengan trias epidemiologi dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

 Berdasarkan kasus ini Ny.C tidak patuh meminum obat sesuai anjuran dan

dosis yang diberikan dokter, jarang melakukan olahraga dan tidak patuh

menjaga pola makan, dinilai mempengaruhi penyakit diabetes mellitus dan

kadar gula darah pasien.

 Berdasarkan kasus ini penderita telah berusia lebih dari 60 tahun dan

mengalami obesitas sejak awal menderita diabetes mellitus hingga saat ini,

dinilai merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit diabetes

melitus pada Ny. C.

 Berdasarkan kasus ini faktor lingkungan berupa tidak adanya dukungan

dari keluarga kepada pasien untuk meminum obat dan olahraga teratur

merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit diabetes

melitus pada Ny. C.

 Dilakukan intervensi kepada Ny. C mengenai penyakit DM berupa metode

edukasi dan praktik langsung.

4.2 Saran

4.2.1 Untuk pasien dan keluarga

 Meminum obat secara teratur dengan dosis sesuai.

29
30

 Rajin berolahraga minimal 30 menit setiap harinya.

 Mengurangi makanan yang tidak aman bagi penderita DM, dalam

kasus ini Ny. C harus mengurangi konsumsi teh manis setiap

harinya.

 Keluarga selalu memberikan dukungan kepada pasien dengan ikut

memantau keteraturan minum obat dan keteraturan diet.

 Melakukan screening kesehatan bagi keluarga pasien yang

memiliki faktor risiko menderita DM.

4.2.2 Untuk Puskesmas

 Meningkatkan edukasi kepada pasien yang telah terdiagnosis

menderita DM untuk mengubah pola hidupnya.

 Meningkatkan kegiatan kunjungan untuk memberikan edukasi

kepada masyarakat agar meningkatkan pengetahuan dan kesadaran

masyarakat mengenai diabetes melitus.

.
31

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association, 2010, Diagnosis and Classification on Diabetes


Mellitus, United State Of America.

Anggina, L, an, H. 2010. Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga dengan


Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus dalam Melaksanakan Progam Diet di
Poli Penyakit Dalam RSUD eibabat cimahi, Jurnal Penelitian Kesehatan
Suara Forikes. November 2010. ISSN : 2086-3098.

Budioro. 2001. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Badan Penerbit Universitas


Diponegoro : Semarang

Darmawan, A. 2016. Epidemiologi Penyait Menular dan Penyakit Tidak Menular.


Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

Dinkes, Jateng.Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016. 2017,


Semarang: Dinkes Jateng

Frankilawati, D. A.M. 2013. Hubungan Antara Pola Makan, Genetik dan


Kebiasaan Olahraga Terhadap Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah
Kerja Puskesmas Nusukan, Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Gibney. M. J., Margetts, B. M., Kearney. J.M., Arab, L. (2009). Gizi kesehatan
masyarakat. EGC: Jakarta.

Hapsari, N. 2014. Hubungan Antara Kepatuhan Penggunaan Obat dan Keberhasilan


Terapi pada Pasien Diabetes Melitus Instalasi Rawat Jalandi RS X Surakarta.
Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Irianto K. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Balai Penerbit Alfabeta, Bandung 2014 :


hal 189-195.
32

Jelantik. (2014). Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin, Kegemukan Dan
Hipertensi Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja
Puskesmas Mataram. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Nur, A., Veni, W., Ramadhan, R., 2016, Kebiasaan Aktivitas Pasien Diabetes
Mellitus Terhadap Kadar Gula Darah di Rumah Sakit Umum dr. Fauziah
Bireue, Aceh.

Perdana, A. Burhannudi, I, Devi, R. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang


Penyakit DM dengan Pengendalian Kadar Glukosa Darah paada Pasien DM
Tipe II di RSU PKU Muhammadiyah Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Putro, P.J.S., 2012 , Pola Diit Tepat Jumlah, Jadwal, dan Jenis Terhadap Kadar
Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II, Jurnal STIKES, Vol. 1.

Rubenstein, D., Wayne, D., Bradley, J., 2007. Lecture Note : Kedokteran Klinis.
Gelora Aksara. Jakarta

World Health Organisation. Diabetes mellitus : Report of a WHO Study Group.


World Health Organisation. Geneva-Switzerland. 2006. S5-36.

Waluyo, D., Status, S., 2015, Hubungan Dukungan keluarga dengan Kepatuhan
Minum Obat pada Pasien Diabetes Mellitus di Desa Mancar Kecamatan
Peterongan Kabupaten Jombang, STIKES Pemkab Jombang.
33

LAMPIRAN

Lampiran I
34

Lampiran II
35
36
37

Lampiran III

Perhitungan Jumlah Kalori

Ny. C seorang perempuan berusia 61 tahun, mempunyai tinggi 149 cm dan berat

badan 62 kg, sudah tidak lagi bekerja.

Perhitungan kebutuhan kalori :

 Berat badan ideal = (TB cm – 100) kg

= 149 – 100

= 49 kg.

 Status gizi = (BB aktual : BB ideal) x 100 %

= (62 : 49) x 100%

= 126 % (termasuk gemuk).

 Jumlah kebutuhan kalori perhari :

1. Kebutuhan kalori basal : BB ideal x 25 kalori

49 x 25 = 1225 kalori

2. Kebutuhan untuk aktivitas ditambah 10 %.

10 % x1225 = 122,5 kalori

3. Koreksi karena BB gemuk dikurangi 20%

20 % x1225 = 245 kalori

Jadi total kebutuhan kalori perhari untuk penderita 1225 kalori + 122,5kalori –

245kalori = 1102,5 kalori.


38

Distribusi makanan :

1. Karbohidrat 60% = 60% x1000 = 600 kalori dari karbohidrat yang setara dengan

149 gram karbohidrat (600 kalori : 4 kalori/gram karbohidrat).

2. Protein 20 % = 20% x 1000 = 200 kalori dari protein yang setara dengan 50 gram

protein (200 kalori : 4 kalori/gram protein).

3. Lemak 20% = 20% x 1000 = 200 kalori dari lemak yang setara dengan 22,2 gram

lemak (200 kalori : 9 kalori/gram lemak).


39

Lampiran IV

Contoh menu makanan pada Pasien Ny.C sesuai kebutuhan kalori


40

DIET PENDERITA DM

(Menyesuaikan perhitungan kalori pasien)

1. Jadwal Makan

2. Jenis Makan
41

Daftar bahan makanan yang dapat digunakan sebagai pengganti nasi (100 gram nasi

mengandung 175 kalori)


42

Daftar bahan makanan yang dapat digunakan sebagai pengganti daging

(50 gram daging mengandung 95 kalori)

Daftar bahan makanan yang dapat digunakan sebagai pengganti buah (40 gram

buah mengandunng 50 kalori)


43

3. Jumlah Makan
44

KUISIONER

PERILAKU PENDERITA DIABETES MELLITUS

4. Pola makan yang bagaimanakah yang Anda terapkan sehingga dikatakan pola

makan yang baik?


45

a. Memakan makanan menu diet diabetes mellitus

b. Mengurangi konsumsi gula

c. Tidak mengkonsumsi nasi yang banyak mengandung karbohidrat

5. Kapan Anda menerapkan pengaturan pola makan yang baik?

a. Saat kadar gula darah tidak normal

b. Saat kadar gula darah normal maupun tidak normal (3)

c.Tergantung kondisi tubuh

6. Sebagai penderita diabetes mellitus berapakah rata-rata jumlah lemak yang Anda

konsumsi?

a.20-25% lemak

b.15% lemak

c.Menerka sendiri ukurannya

7. Sebagai penderita diabetes mellitus berapakah jumlah gula yang Anda konsumsi?

a. < 12 sendok teh per hari

b. > 12 sendok teh perhari

c. Seperlunya, sebut kan .........

8. Berapa porsi dalam sepiring Anda mengkonsumsi nasi untuk tiap kali makan

besar?

a. Setengah porsi piring untuk tiap kali makan besar

b. Seperempat porsi piring untuk tiap kali makan besar

c. 1 porsi piring penuh nasi

9. Berapa porsi dalam se piring Anda mengkonsumsi sayur untuk tiap kali makan

besar?
46

a. Setengah porsi piring untuk tiap kali makan besar

b. Seperempat porsi piring untuk tiap kali makan besar

c. 1 porsi piring penuh sayur

10. Selain nasi, makanan apa yang Anda konsumsi untuk memenuhi kebutuhan zat

gizi tubuh Anda?

a. Roti, mie, kentang, dan lain-

b. Cukup ubi saja

c. Memakan sayuran tanpa nasi

11.Makanan berlemak tinggi yang harus Anda hindari dalam pengaturan pola

makan yang baik sebagai penderita diabetes mellitus adalah?

a. Daging berlemak, jeroan, kuning telur

b. Es krim, sosis, cake, coklat, dendeng, makanan gorengan

c. Roti, mie, kentang, dan lain-lain

12. Berapa selang waktu yang Anda berikan dari makan besar ke makan kecil?

a. 2 jam

b. 3 jam

c. 4 jam

13.Upaya yang Anda lakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi diabetes

mellitus adalah :

a. Tidak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat

b. Menstabilkan berat badan yang kegemukan

c. Merencanakan pola makan dan aktivitas yang sehat


47

Anda mungkin juga menyukai