Disusun oleh :
Novia Karina
30101307029
Pembimbing :
PUSKESMAS PANDANARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
Novia Karina
30101307029
Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Pandanaran Kota Semarang.
Telah Disahkan
Semarang,
Mengetahui,
(PH)
ii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
kasus mengenai kejadian diabetes mellitus tipe 2 pada Ny. C di Puskesmas
Pandanaran Semarang.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka
menjalankan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini memuat
data hasil kunjungan pasien dengan diabetes melitus pada 5 Januari 2018 di
Puskesmas Pandanaran.
Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. H. Tjatur Sembodo, MS (PH), selaku pembimbing IKM FK UNISSULA.
2. dr. Antonia Sadniningtyas, selaku Kepala Puskesmas Pandanaran Semarang.
3. dr. Retno Wulansari, selaku pembimbing di Puskesmas Pandanaran Semarang.
4. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Pandanaran atas bimbingan dan
kerjasama yang telah diberikan.
Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus kejadian diabetes
mellitus pada Ny. C di puskesmas Pandanaran Semarang dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Novia Karina
iii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.3. Tujuan................................................................................................... 3
1.4. Manfaat................................................................................................. 4
BAB II
Intervensi ............................................................................................ 16
BAB III
PEMBAHASAN ................................................................................................... 20
iv
3.2. Alternatif Pemecahan Masalah........................................................... 25
BAB IV
4.1 Kesimpulan......................................................................................... 29
LAMPIRAN .......................................................................................................... 33
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
karbohidrat, lemak dan protein diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja
adalah poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak
melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2, diabetes pada kehamilan dan diabetes
melitus tipe lain. Diabetes melitus (tipe 1) gangguan autoimun dimana terjadi
1
2
tersebut diperkirakan mencapai 21,3 juta penderita pada tahun 2030. Indonesia
juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035. Jumlah penderita DM
non insulin di Kota Semarang dari 2014 hingga 2016 sebanyak 15464, 12115,
15250 kasus (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2016). Jumlah kasus diabetes
melitus non insulin di Puskesmas Pandaran pada tahun 2016 sebesar 2516
kasus dan pada tahun 2017 sebesar 2522 kasus. Diabetes melitus menjadi salah
infeksi. Penyakit tidak menular mulai meningkat bersama dengan pola hidup
pada masyarakat. Salah satu pen/yakit tidak menular yang menjadi penyebab
adanya riwayat keluarga yang menderita DM. Seseorang dengan indeks massa
tubuh > 25 memiliki risiko terjadinya DM lebih tinggi. Orang dengan obesitas
dari resistensi insulin. Usia > 45 tahun juga memiliki resiko menderita DM
2013).
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
di lapangan.
ANALISA SITUASI
Nama : Ny. C
Umur : 61 tahun
Agama : Islam
Kewarganegaraan : WNI
5
6
ASPEK I Personal
Keluhan Utama Badan terasa lemas dan BAK malam hari >3x.
Anamnesis
BAK yang lebih dari 3 kali saat malam hari. Keluhan tersebut
Data Individu
badan pasien 62 kg, dan tinggi badan 149 cm dimana BMI = 27,93
I.
Data Keluarga
Data Perilaku
sehari. Pasien makan dengan lauk seperti tahu, tempe, ayam dan sayur.
Porsi makan pasien tidak terlalu banyak, namun frekuensi makan pasien
lebih dari tiga kali sehari. Di sela-sela makan utama, saat merasa ingin
makan pasien juga suka ngemil jajanan seperti gorengan. Pasien juga
beranggapan jika tidak minum teh manis badan nya akan terasa lemas.
bulan September 2017. Pola makan dan aktivitas pasien sempat berubah
dengan kadar gula darah pasien yang sangat tinggi. Namun saat ini pola
diet dan aktivitas pasien tidak teratur sesuai dengan aturan untuk
melitus kurang.
9
Data Lingkungan
a. Ekonomi
pasien terbuat dari triplek yang semi permanen, lantai rumah pasien
b. Sosial Masyarakat
Keterangan:
: Pasien
: Wanita hidup
: Laki-laki hidup
13
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital :
b. Nadi
Frekuensi : 80 x/menit
Irama : Reguler
Ekualitas : Ekual
d. Suhu : 36oC
Status Present
a. Kepala : Mesocephale
turgor cukup.
g. Mulut : Gusi berdarah (-), Bibir kering (-), Bibir sianosis (-)
T1-T1 tenang.
Pemeriksaan Tambahan
ASPEK I Personal
penderita DM.
e. Pasien tidak teratur minum obat dengan dosis sesuai anjuran dokter.
Tidak adanya dukungan dari keluarga untuk mengubah gaya hidup pasien.
Identifikasi Masalah
berusia 61 tahun mengeluh buang air kecil (BAK) pada malam hari
16
di malam hari.
manis seperti teh manis 2 gelas sehari. Pasien juga kurang beraktivitas
Intervensi
1. Promotif
a. Patient Centered
mellitus.
b. Family Focused
17
penderita.
- Community Oriented
pasien DM
2. Preventive
a. Patient Centered
fisik seperti olah raga ringan jalan santai dan senam kaki bagi
penderita DM.
b. Family Focused
olahraga teratur.
18
secara rutin.
3. Kuratif
a. Patient Centered
- Amlodipin 5 mg 1x1
b. Family Focused
4. Rehabilitatif
a. Patient Centered
- Setiap pagi pasien berolahraga rutin jalan santai dengan alas kaki
b. Family Focused
berobat.
bersama
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.1 Host
Obesitas dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin atau resisten
insulin (Gibney,2009).
Ny. C saat ini sudah berumur 61 tahun, sedangkan umur lebih dari
usia tua, fungsi tubuh secara fisiologis menurun karena terjadi penurunan
(Jelantik, 2014).
komplikasi akibat dari DM itu sendiri. Dalam kasus ini pasien tidak
20
21
gejala, cara mengontrol kadar gula darah dan komplikasi yang dapat
minum obat yang diberikan oleh dokter. Saat pasien merasa tidak ada
hati pasien. Jadi pasien tidak mengkonsumsi obat sesuai dengan dosis
anjuran dokter. Padahal obat yang diberikan oleh dokter kepada pasien
(Hapsari, 2014).
Pasien berusia 61 tahun dan saat ini sudah tidak lagi bekerja,
Selain itu, pasien tidak taat melakukan diet bagi penderita DM.
meliputi jenis, jumlah dan jadwal makan. Perilaku diet seperti ini terlihat
2012).
3.1.2 Agent
(multiple causation), baik jelas nyata maupun tidak jelas, dimana dalam
peyakit tidak hanya biologis, namun juga terdapat agent lain, seperti
prevalensi penyakit diabetes melitus tipe II. Diketahui bahwa orang yang
yang tidak memiliki riwayat DM. Hal ini selaras dengan penelitian yang
sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara kandung mengalami
tidak diketahui ada nya riwayat orang tua atau saudara kandung yang
23
memeriksakan diri.
3.1.3 Environment
anjuran dokter secara teratur. Hal ini dikarenakan tidak ada dukungan
yang memiliki kontribusi yang cukup berarti dan sebagai faktor penguat
Environment
Agent
Host
1. Kadar glukosa darah
1. Riwayat hipertensi terkontrol.
GDS : 241 mg/dl
2. Status gizi pasien obesitas
tingkat I.
2. Pasien tidak patuh -Edukasi kepada -Pasien patuh Edukasi Pasien patuh Pasi 5 Dokter Rp
meminum obat pasien pentingnya minum obat personal meminum obat en Januari Muda 10.000,
sesuai dengan dosis meminum obat sesuai anjuran secara teratur. 2018 FK -
anjuran dokter secara teratur dokter. UNISS
dengan dosis sesuai ULA
anjuran dokter. -Pasien memiliki
wadah obat agar
-Edukasi bahwa lebih tertata rapi.
DM memerlukan
pengobatan jangka
27
4 Aktivitas fisik -Edukasi kepada Pasien menjadi Edukasi Pasien Pasi 6 Dokter Rp
pasien kurang pasien pentingnya rajin untuk personal berolahraga en Januari Muda 500,-
berolahraga secara berolahraga dan dan secara teratur 2018 FK
teratur . menambah praktik setiap harinya. UNISS
aktivitasnya langsung ULA
-memberi
pengetahuan
tentang kegiatan
olahraga seperti
senam kaki DM.
5. Setiap hari 6
Edukasi kepada Agar keluarga Edukasi
keluarga Januari Dokter
Keluarga tidak keluarga tentang membantu kelompok Kelu -
membantu 2018 Muda
memberikan penyakit DM, mengawasi arga
mempersiapkan FK
dukungan dalam sehingga keluarga keteraturan pasi
pola makan UNISS
proses pengobatan dapat mambantu meminum obat en
pasien dan ULA
pasien. mengawasi diet dan pasien dan
mengingatkan
keteraturan pengawasan pola
untuk meminum
meminum obat makan pasien,
obat.
pasien. sehingga
meningkatkan
kepatuhan obat
dan diet pasien.
5.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
Berdasarkan kasus ini Ny.C tidak patuh meminum obat sesuai anjuran dan
dosis yang diberikan dokter, jarang melakukan olahraga dan tidak patuh
Berdasarkan kasus ini penderita telah berusia lebih dari 60 tahun dan
mengalami obesitas sejak awal menderita diabetes mellitus hingga saat ini,
dari keluarga kepada pasien untuk meminum obat dan olahraga teratur
4.2 Saran
29
30
harinya.
.
31
DAFTAR PUSTAKA
Gibney. M. J., Margetts, B. M., Kearney. J.M., Arab, L. (2009). Gizi kesehatan
masyarakat. EGC: Jakarta.
Jelantik. (2014). Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin, Kegemukan Dan
Hipertensi Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja
Puskesmas Mataram. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Nur, A., Veni, W., Ramadhan, R., 2016, Kebiasaan Aktivitas Pasien Diabetes
Mellitus Terhadap Kadar Gula Darah di Rumah Sakit Umum dr. Fauziah
Bireue, Aceh.
Putro, P.J.S., 2012 , Pola Diit Tepat Jumlah, Jadwal, dan Jenis Terhadap Kadar
Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II, Jurnal STIKES, Vol. 1.
Rubenstein, D., Wayne, D., Bradley, J., 2007. Lecture Note : Kedokteran Klinis.
Gelora Aksara. Jakarta
Waluyo, D., Status, S., 2015, Hubungan Dukungan keluarga dengan Kepatuhan
Minum Obat pada Pasien Diabetes Mellitus di Desa Mancar Kecamatan
Peterongan Kabupaten Jombang, STIKES Pemkab Jombang.
33
LAMPIRAN
Lampiran I
34
Lampiran II
35
36
37
Lampiran III
Ny. C seorang perempuan berusia 61 tahun, mempunyai tinggi 149 cm dan berat
= 149 – 100
= 49 kg.
49 x 25 = 1225 kalori
Jadi total kebutuhan kalori perhari untuk penderita 1225 kalori + 122,5kalori –
Distribusi makanan :
1. Karbohidrat 60% = 60% x1000 = 600 kalori dari karbohidrat yang setara dengan
2. Protein 20 % = 20% x 1000 = 200 kalori dari protein yang setara dengan 50 gram
3. Lemak 20% = 20% x 1000 = 200 kalori dari lemak yang setara dengan 22,2 gram
Lampiran IV
DIET PENDERITA DM
1. Jadwal Makan
2. Jenis Makan
41
Daftar bahan makanan yang dapat digunakan sebagai pengganti nasi (100 gram nasi
Daftar bahan makanan yang dapat digunakan sebagai pengganti buah (40 gram
3. Jumlah Makan
44
KUISIONER
4. Pola makan yang bagaimanakah yang Anda terapkan sehingga dikatakan pola
6. Sebagai penderita diabetes mellitus berapakah rata-rata jumlah lemak yang Anda
konsumsi?
a.20-25% lemak
b.15% lemak
7. Sebagai penderita diabetes mellitus berapakah jumlah gula yang Anda konsumsi?
8. Berapa porsi dalam sepiring Anda mengkonsumsi nasi untuk tiap kali makan
besar?
9. Berapa porsi dalam se piring Anda mengkonsumsi sayur untuk tiap kali makan
besar?
46
10. Selain nasi, makanan apa yang Anda konsumsi untuk memenuhi kebutuhan zat
11.Makanan berlemak tinggi yang harus Anda hindari dalam pengaturan pola
12. Berapa selang waktu yang Anda berikan dari makan besar ke makan kecil?
a. 2 jam
b. 3 jam
c. 4 jam
mellitus adalah :