Anda di halaman 1dari 41

CASE BASED DISCUSSION

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN

DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS BANGETAYU

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Program Pendidikan Profesi
Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Sultan Agung Semarang

Disusun Oleh :

1.Archaniya Rostito S 01.209.5840


2.Dimas Rendy Aji K 01.209.5874
3.Febri Sidiq A 01.210.6158
4.Rakhmat Nugroho 01.210.6252
5.Elia Purnama Sari 01.211.6378

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2015
HALAMAN PENGESAHAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN

DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS BANGETAYU

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

1.Archaniya Rostito S 01.209.5840


2.Dimas Rendy Aji K 01.209.5874
3.Febri Sidiq A 01.210.6158
4.Rakhmat Nugroho 01.210.6252
5.Elia Purnama Sari 01.211.6378

Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Bangetayu Kota Semarang.

Semarang, Agustus 2015


Disahkan Oleh:
Pembimbing Kepala Puskesmas Bangetayu

dr. Ninik Relaningsih dr. Suryanto Setyo Priyadi

Mengetahui,
Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

dr.Tjatur Sembodo,MS(PH)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

Laporan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Demam Berdarah

Dengue di Puskesmas Bangetayu.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka

menjalankan kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini memuat

data hasil kunjungan DBD 15 Agustus 2015 di Puskesmas Bangetayu.

Laporan ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1.dr. Suryanto Setyo Priyadi, selaku Kepala Puskesmas Bangetayu yang

telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh

Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Bangetayu,

Semarang.

2.dr. Ninik Relaningsih selaku pembimbing Kepanitraan IKM di Puskesmas

Bangetayu yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami

menempuh Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas

Bangetayu, Semarang.

3.Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Bangetayu atas bimbingan dan

kerjasama yang telah diberikan.

iii
Kami menyadari sepenunhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh

dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami

sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus Laporan Kasus

Laporan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Demam Berdarah

Dengue di Puskesmas Bangetayu semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Agustus 2015

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 2

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4

2.1. Definisi dan DBD ..................................................................... 4

2.2. Epidemiologi DBD .................................................................. 4

2.3. Penyebab ................................................................................... 5

2.4. Cara Penularan DBD................................................................ 7

2.5. Pencegahan DBD ...................................................................... 8

BAB III ANALISA SITUASI ..................................................................... 10

3.1. Cara dan Waktu Pengamatan ................................................... 10

3.2.Analisa Situasi ........................................................................... 10

3.3.Observasi ................................................................................... 11

3.4.Identitas Pasien .......................................................................... 11

3.5.Identitas Keluarga ...................................................................... 13

v
3.6.Data Lingkungan ........................................................................ 13

3.7.Data Perilaku .............................................................................. 14

3.8.Data Akses Pelayanan Terdekat................................................. 15

3.9.Data Genetika ............................................................................ 15

BAB IV MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH……………... .. 16

4.1. Analisa Penyebab Masalah ....................................................... 16

4.2. Penyebab Masalah .................................................................... 20

4.3. Prioritas Masalah....................................................................... 21

4.4. Alternatif Pemecahan Masalah ................................................. 25

BAB V SIMPULAN DAN SARAN…………………... ............................ 29

5.1. Simpulan ................................................................................... 29

5.2. Saran ....................................................................................... 29

BAB VI PENUTUP …………………... ...................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 32

LAMPIRAN .................................................................................................. 33

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan di

Indonesia hal ini tampak dari kenyataan seluruh wilayah di Indonesia

mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit demam berdarah dengue.

Sebab baik virus penyebab maupun nyamuk penularanya sudah tersebar

luas di perumahan-perumahan penduduk. (DepKes RI, 2010)

Di Indonesia, jumlah kasus DBD menunjukkan kecenderungan

meningkat, baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit secara

sporadik dan selalu terjadi kejadian luar biasa (KLB) pada setiap tahunnya.

Dalam kurun waktu 4 tahun yaitu pada tahun 2007-2010, kasus DBD di

Indonesia meningkat tiap tahunnya. Terdapat dua puncak epidemik di tahun

2007 terdapat 158.115 kasus dan 2009 terdapat sekitar 158.912 kasus. Pada

tahun 2008 terdapat 137.469 kasus (Insiden Rate = 59,02 per 100.000

penduduk) dan tahun 2010 mencapai sekitar 140.000 kasus (DepKes RI,

2010). Pada tahun 2014 sampai pertengahan desember tercatat penderita DBD

ditiga puluh empat propinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang dan 641

diantaranya meninggal dunia (DepKes RI, 2010).

Provinsi Jawa Tengah dapat dikatakan sebagai provinsi yang endemis

untuk penyakit DBD. Berdasarkan data dari profil kesehatan Provinsi Jawa

Tengah pada tahun 2012 sebesar 19,29/100.000 penduduk, meningkat bila

1
2

dibandingkan tahun 2011 (15,27/100.000 penduduk) dan masih dalam target

nasional yaitu <20/100.000 penduduk (DinKes Jawa Tengah, 2012).

Berdasarkan data rekapitulasi kasus DBD Kota Semarang pada Tahun

2013 sebanyak 2.184 kasus. Jumlah tersebut mengalami peningkatan yang

cukup signifikan dari Tahun 2012 yang mencapai 1.250 kasus (DinKes Kota

Semarang, 2013).

Berdasarkan data rekapitulasi kasus DBD di Puskesmas Bangetayu

tahun 2014 jumlah penduduk yang terjangkit DBD sejumlah 93 kasus.,

dengan Incidance rate 200 / 100.000 penduduk dan CFR 0 (DinKes Kota

Semarang, 2014). Awal tahun 2015 ini sudah tercatat 33 kasus dengan 2

kasus meninggal. di desa Sembungharjo ditemukan ABJ (Angka Bebas

Jentik) 15,3 % pada radius 100m dari rumah penderita.

1.2 Rumusan Masalah

Apa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit Demam

Berdarah Dengue berdasarkan pendekatan H.L. Blum?

1.3 Tujuan Pengamatan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap DBD berdasarkan pendekatan HL Blum.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk memperoleh informasi mengenai faktor perilaku

yang mempengaruhi terjadinya DBD.


3

1.3.2.2 Untuk memperoleh informasi mengenai faktor pelayanan

kesehatan yang mempengaruhi terjadinya DBD.

1.3.2.3 Untuk memperoleh informasi mengenai faktor keturunan

yang mempengaruhi terjadinya DBD.

1.3.2.4 Untuk memperoleh informasi mengenai faktor

lingkungan yang mempengaruhi terjadinya DBD.

1.3.2.5 Mengetahui dan memperbaiki pengetahuan mengenai

penyakit DBD.

1.4. Manfaat

1.4.1. Bagi Masyarakat :

1.4.1.1. Masyarakat mengetahui apa yang dimaksud Demam

Berdarah Dengue .

1.4.1.2. Masyarakat mengetahui apa yang menjadi faktor risiko

Demam Berdarah Dengue.

1.4.1.3. Masyarakat mengetahui alternatif pencegahan Demam

Berdarah Dengue.

1.4.2. Bagi Mahasiswa :

1.4.2.1. Mahasiswa mengetahui secara langsung permasalahan yang

ada di lapangan

1.4.2.2. Mahasiswa menjadi terbiasa melaporkan masalah mulai

penemuan masalah sampai memberikan alternatif pemecahan

masalah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi dan Etiologi

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic

Fever (DHF) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus

Dengue yang termasuk dalam famili Flaviviridae,dengan genus-nya adalah

flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1,

DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 (DepKes RI, 2010).

2.2. Epidemiologi

Di Indonesia Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun

1968 di Surabaya dan sekarang menyebar keseluruh propinsi di Indonesia

(DepKes RI, 2010). Insiden DBD di Indonesia yaitu antara 6 hingga 15 per

100.000 penduduk (1989 hingga 1995) dan pernah meningkat tajam saat

kejadian luar biasa hingga 35 per 100.000 penduduk pada tahun 1998,

sedangkan mortalitas DBD cenderung menurun hingga mencapai 2% pada

tahun 1999 (DepKes RI, 2010). Terlebih wilayah Semarang pada tahun 2010

menduduki peringkat pertama endemik DBD dari 35 kota/kabupaten di Jawa

Tengah. Terhitung sejak bulan Maret lalu, dari 177 kecamatan di Kota

Semarang, terdapat 161 daerah yang telah endemis DBD (DinKes Jawa

Tengah, 2012). .

Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi virus

dengue yaitu :

4
5

1. Vektor : perkembangbiakan vektor, kebiasaan menggigit,

kepadatan vektor di lingkungan, transportasi vektor dari satu tempat

ke tempat lain.

2. Penjamu : terdapatnya penderita di lingkungan / keluarga,

mobilisasi dan paparan terhadap nyamuk, usia dan jenis kelamin.

3. Lingkungan : curah hujan, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk.

Berbagai faktor kependudukan berpengaruh pada peningkatan dan

penyebaran kasus DBD, antara lain:

1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi

2. Urbanisasi yang tidak terencana dan tidak terkendali

3. Tidak efektifnya kontrol vektor nyamuk yang efektif di daerah

endemis

4. Peningkatan sarana transportasi

2.3. Penyebab

Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang

termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus

merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat

rantai tunggal dengan berat molekul 4x106. Terdapat 4 serotipe virus

yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4 yang semuanya dapat

menyebabkan demam berdarah dengue (IPD, 2006).

Habitat nyamuk Aedes sp secara bioekologis memiliki dua habitat

yaitu aquatic (perairan) untuk masa pra dewasa (telur, larva, pupa) dan
6

daratan atau udara untuk dewasa. Tempat berkembang biak larva

nyamuk Aedes aegypti adalah container buatan yang berada di

lingkungan perumahan. Habitat larva nyamuk ini bersifat buatan

manusia yang banyak ditemukan di dalam rumah dan sekitar

lingkungan perkotaan (rumah tangga, lokasi pembangunan dan pabrik),

misalnya botol minuman, pot bunga, bak mandi, tong kayu dan logam,

ban, kaleng, pipa saluran, sedangkan Aedes albopictus lebih menyukai

tempat diluar rumah seperti : pohon atau kebun atau kawasan pinggir

hutan oleh karena itu Aedes albopictus di sebut nyamuk kebun

(Supartha,2008).

Aedes albopictus dapat berkembang biak di perkebunan terutama

lubang pohon atau pangkal bambu yg sudah dipotong yang biasanya

jarang terpampar di lapangan. Kondisi itu dimungkinkan karena larva

nyamuk tersebut dapat berkembang biak dengan volume air minimum

kira-kira 0,5 cm setara dengan satu sendok teh (Supartha,2008).


7

Gambar 1.1 nyamuk aedes aegypti

Gambar 1.2 siklus dan penularan DBD

2.4. Cara Penularan

Virus Dengue ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk

Aedes (Ae.) dari subgenus Stegomyia. Ae. aegypti merupakan vektor epidemi

yang paling utama, namun spesies lain seperti Ae. albopictus, Ae.

polynesiensis, anggota dari Ae. Scutellaris complex, dan Ae. (Finlaya) niveus

juga dianggap sebagai vektor sekunder. Kecuali Ae. aegyti semuanya

mempunyai daerah distribusi geografis sendiri-sendiri yang terbatas.

Meskipun mereka merupakan host yang sangat baik untuk virus Dengue,

biasanya mereka merupakan vektor epidemi yang kurang efisien dibanding

Ae. Aegypti (DepKes RI, 2010).

Ciri fisik nyamuk yang menularkan penyakit DBD dengan nama Ae.

aegypty menurut DepKes RI (2010) adalah sebagai berikut :


8

1. Berwarna hitam dengan loreng putih (belang-belang berwarna putih) di

sekujur tubuh nyamuk.

2. Bisa terbang hingga radius 100 meter dari tempat menetas.

3. Nyamuk betina membutuhkan darah setiap dua hari sekali.

4. Nyamuk betina menghisap darah pada pagi hari dan sore hari.

5. Senang hinggap di tempat gelap dan benda tergantung di dalam rumah.

6. Hidup di lingkungan rumah, bangunan dan gedung.

7. Nyamuk bisa hidup sampai 2-3 bulan dengan rata-rata 2 minggu.

Tempat yang biasa dijadikan tempat bertelur (berkembang biak)

adalah di tempat yang tergenang air bersih dalam waktu lama seperti bak

mandi, vas bunga, kaleng bekas, pecahan botol, penampungan air, lubang wc,

talang air, dan lain sebagainya. Air kotor seperti got, air keruh, air empang,

genangan yang berhubungan langsung dengan tanah, dan lain sebagainya

bukan tempat yang cocok bagi nyamuk Ae. aegypty untuk bertelur (DinKes

Kota Semarang, 2013).

2.5. Pencegahan

Untuk memberantas penularannya, dilakukan dengan memutus mata

rantai perkembangbiakan nyamuk yang dilakukan dengan tindakan

pemberantasan sarang nyamuk (PSN). (Gibbon, 2012).

Beberapa kegiatan PSN, diantaranya :

1. Menutup tempayan, drum, ember & lain-lain perlu ditutup agar tidak

menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk


9

2. Menguras bak mandi minimal seminggu sekali.

3. Mendaur ulang kaleng-kaleng bekas, ban bekas dan pecahan botol

sehingga tidak bisa digunakan untuk tempat perkembangbiakkan

nyamuk Ae. aegypti.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah menaburkan bubuk abate pada

tempat-tempat penampungan air yang sulit dikuras dan pengasapan atau

fogging. Namun fogging hanya untuk membunuh nyamuk dewasa (DepKes

RI, 2009). Persyaratan fogging :

1. Ada tambahan satu atau lebih kasus DBD dalam 3 minggu yang lalu

2. Adanya tambahan penderita kasus DBD yang meninggal dalam


periode 3 minggu yang lalu

3. Adanya tambahan kasus DBD 1 orang dan ada 3 penderita panas


tanpa sebab yang jelas dalam periode 3 minggu serta adanya jentik
dengan House Index lebih dari 5%

4. Adanya tambahan kasus DBD 1 orang dengan dengan Index kasus


meninggal

5. Index kasus meninggal tetapi tidak ada tambahan kasus

6. Ada tambahan 1 kasus DBD dan ada jentik dengan House index
kurang dari 5%

Penyelidikan Epidemiologi adalah kegiatan pencarian

penderita/tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik rumah, yang

dilakukan dirumah penderita dan 20 rumah disekitarnya serta tempat-tempat

umum yang diperkirakan menjadi sumber penularan, hasilnya dicatat dalam

formulir PE dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas selanjutnya diteruskan

kepada Lurah melalui Camat dan penanggulangan seperlunya untuk

membatasi penularan. Maksud penyelidikan epidemiologi ialah untuk


10

mengetahui ada/tidaknya kasus DBD tanbahan dan luas penyebarannya, serta

untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyebaran penyakit DBD lebih

lanjut dilokasi tersebut (DepKes RI, 2010).

Bila pada hasil PE ditemukan penderita DBD lain atau jentik dan

penderita panas tanpa sebab yang jelas lebih dari 3 orang maka akan dilakukan

penyuluhan 3 M plus, larvasida, fogging fokus / penanggulangan fokus, yaitu

pengasapan rumah sekitar tempat tinggal penderita DBD dalam radius 200

meter, yang dilaksanakan berdasarkan hasil dari penyelidikan epidemiologi,

dilakukan 2 siklusdengan interval 1 minggu. Bila pada hasil PE tidak

ditemukan kasus lain maka dilakukan penyuluhan dan kegiatan 3M (DepKes

RI, 2010).

.
BAB III

ANALISA

3.1. Cara dan Waktu Pengamatan

Pengamatan kasus DBD dilakukan berdasarkan data KDRS pasien

terdiagnosis DBD. Anamnesa awal kepada pasien dan kunjungan rumah

untuk mengamati kondisi lingkungan, perilaku pasien, dan keluarga pasien

dilakukan di Sembungharjo RT 04 RW II, Sembungharjo .

3.2. Analisa Situasi

3.2.1. Data Wilayah

Batas Wilayah Puskesmas Bangetayu

Utara : Kelurahan Bandardowo

Barat : Kelurahan Muktiharjo Lor

Selatan : Kecamatan Pedurungan

Timur : Kabupaten Demak

3.2.2. Luas Wilayah

Luas wilayah kerja Puskesmas Bangetayu adalah 11,67 km2, dengan

jumlah penduduk 58.015 jiwa. Jumlah kelurahan di wilayah kerja

Puskesmas Bangetayu adalah 6 (enam) kelurahan.

11
12
No. Kelurahan Luas Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Wilayah RT RW KK Penduduk
(km2)
1. Bangetayu 1.7854 84 10 3.521 13.294
Kulon
2. Bangetayu 1.85296 69 6 2.547 10.695
Wetan
3. Sembung Harjo 2.5035 62 8 2.524 10.091
4. Penggaron Lor 1.54174 26 4 1.376 5.633
5. Kudu 1.8393 48 7 1.996 6.736
6. Karangroto 2.14656 81 11 3.199 11.566
JUMLAH 11,66946 370 46 15.163 58.015

Tabel 1. Jumlah luas wilayah dan Jumlah Penduduk


3.3. Observasi

Pengamatan dilakukan secara langsung di rumah pasien, Sembungharjo

RT 04 RW II, Semarang pada tanggal 15 Agustus 2015.

3.4. Identitas Pasien

Data diperoleh dari observasi langsung (home visit), wawancara

dengan orangtua pasien dan catatan medis selama pasien berobat.

Nama : Putri Alfi Rahmawati

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 5,5 th

Agama : Islam

Pendidikan : TK Nurul Huda

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Sembungharjo RT 04 RW II, Semarang

3.4.1 Keluhan Pasien

Demam 2 hari

3.4.2 Anamnesis
13

3.4.2.1 Riwayat Penyakit Sekarang

2 hari sebelum masuk rumah sakit, anak mengalami

demam, demam tinggi timbul secara mendadak yang berlangsung

terus-menerus sepanjang hari. 1 hari sebelum masuk rumah sakit

pasien periksa ke puskesmas Kudu dan diberi obat penurun panas,

namun panas belum juga turun dan malamnya pasien dibawa

kebidan namun masih panas. Pasien hari ketiga dibawa ke rumah

sakit. Menggigil, mengigau dan kejang disangkal oleh orang tua

pasien. Orang tua menyangkal adanya batuk, pilek, maupun diare

sebelumnya. Nafsu makan dikatakan oleh orang tuanya masih baik,

anak masih makan dan minum seperti biasa.BAK dan BAB lancar

seperti biasa, tidak mengalami perubahan frekuensi, jumlah,

konsistensi, maupun warna. Mimisan, gusi berdarah, serta BAB

berwarna hitam seperti petis disangkal. Bintik-bintik merah tidak

timbul setelah pasien tiba dirumah sakit. Keluhan seperti adanya

sakit kepala, nyeri pada daerah ulu hati, nyeri otot, maupun nyeri

sendi disangkal.

3.4.2.2 Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pada tahun 2014 mengalami typoid.

3.4.2.3 Riwayat Keluarga

Keluarga pasien tidak ada yang mengalami ataupun

mempunyai keluhan yang sama dengan pasien. Tetangga korban

tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien dan

di Rawat di RS karena sakit DBD.

3.4.2.4 Riwayat Sosial Ekonomi


14

Pasien masih sekolah dan tinggal bersama orang tua serta

kakaknya.

3.3 Pemeriksaan Fisik

3.3.1 Pemeriksaan Fisik

Bintik merah/tanda perdarahan  Uji torniquet : -

3.3.2 Pemeriksaan Tambahan

Hematologi

Pemeriksaan Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Hari 8 Hari 9 Nilai


Normal
Hematokrit 42,9 38,7 40,9 40,9 37,7 40,2 33-45
Trombosit 237 193 135 122 133 143 156-
408

3.4. Diagnosa :

Demam berdarah dengue

3.5. Identitas keluarga

No Anggota Hub. Dgn Jenis Umur Pendidikan Pekerjaan Agama


Keluarga pasien Kelamin
1 Masruh Ayah Laki-laki 35 th SMA Buruh Islam
2 Ngadiannin Ibu Perempuan 31 th SMP IRT Islam
gsih
3 M. Khoirul Anak Laki-laki 13 th SMP - Islam
Anam
4 Putri Alfi Anak Perempuan 5,5 th TK - Islam
R.
Tabel 2. Identitas Keluarga

3.6. Data Lingkungan

a. Data Individu

Pasien usia 5,5 tahun, pelajar, tinggal serumah dengan ayah, ibu dan

kakaknya.
15

b. Ekonomi

Pasien tidak bekerja, pasien merupakan seorang pelajar TK. Ayah

pasien bekerja sebagai buruh, ibu sebagai IRT dan kakaknya masih

sekolah.

c. Lingkungan Rumah

Rumah pasien luas tanah ± 6mx13m = 78 m2 yang dihuni oleh 4

orang dengan jumlah kamar 3 sehingga didapatkan kepadatan rumah

± 19,5m2/orang. Terdapat jendela di ruang tamu namun jarang di

buka. Ventilasi hanya terdapat di jendela depan dan tidak ada kassa

penyaringnya. Lantai rumah bagian depan keramik bagian belakang

keramik. Terdapat 3 kamar dengan tidak terdapat kelambu dan kamar

tidak ada jendela untuk sirkulasi udara. Di bagian belakang sudut

rumah banyak baju-baju yang bergantungan. Pembuangan sampah

didalam rumah diletakan dikantong plastik dapur. Pengambilan air

bersih dari air artetis. Pasien mempunyai jamban leher angsa.

d. Masyarakat.

Keluarga pasien hubungan dengan tetangganya baik dan hubungan

dengan orang lain baik. Tetangga pasien tidak ada yang sakit seperti

anaknya dan didiagnosis DBD. Namun, pada lingkungan pasien

ditemukan ABJ 15,38 %.

3.7. Data Perilaku

Pasien sehari-hari merupakan seorang pelajar, istirahat cukup, makan

teratur, ibu pasien setiap hari memasak sendiri. Memasak air dengan air
16

artetis dan bahan makanan dari pasar. Orang tua dan kakak pasien

memiliki kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar. Orang tua tidak

mengubur barang bekas, terkadang menguras bak mandi > 1 minggu

sekali dan memiliki kebiasaan membersihkan rumah tidak teratur.

3.8. Data Akses Pelayanan yang terdekat

Akses pelayanan terdekat adalah puskesmas bangetayu dengan jarak ±

2Km. Cara tempuh dengan kendaraan pribadi (motor).

3.9. Data Genetika

Keterangan Gambar:
: tanda gambar untuk jenis kelamin laki-laki
: tanda gambar untuk jenis kelamin perempuan
: tanda gambar yang menunjukkan pasien
BAB IV

MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

4.1. Analisa Penyebab Masalah

Berikut adalah fakta-fakta yang didapatkan saat survey kesehatan di

rumah pasien yang dapat mempengaruhi terjadinya penemuan kasus Demam

Berdarah Dengue sesuai kriteria H.L.Blum :

4.1.1. Perilaku

Data tentang perilaku pasien diperoleh dari alloanamnesa kepada orang

tua pasien saat kunjungan ke rumah pasien. Perilaku pasien sangat erat

hubungannya dengan mudahnya terkena virus dengue penyebab demam

berdarah dengue. Berdasarkan data, terdapat beberapa perilaku yang

berpengaruh terhadap terjadinya kasus Demam Berdarah Dengue antara

lain :

- Orang tua dan kakak pasien memiliki kebiasaan menggantung

pakaian di dalam kamar

- Orang tua pasien menguras bak mandi > 1 minggu sekali

4.1.2 Lingkungan

 Kepadatan rumah

Secara umum penilaian kepadatan Penghuni dengan menggunakan

ketentuan standar minimum, yaitu kepadatan penghuni yang memenuhi

syarat kesehatan diperoleh dari hasil bagi antara luas lantai dengan

jumlah penghuni 10m2/ orang.

17
18

Berdasarkan data hasil pengamatan didapatkan luas tanah ±

13mx6m = 78 m2 yang dihuni oleh 4 orang dengan jumlah kamar 3

sehingga didapatkan kepadatan rumah ± 19,5m2/orang. Hal ini

menunjukkan kepadatan rumah pasien memenuhi syarat.

 Lingkungan rumah

Berdasarkan survey lingkungan rumah pasien tidak terdapat air

yang tergenang didalam ember, baju-baju yang tergantung di setiap

sisi rumah dan banyak barang-barang yang tidak terpakai di letakan

di belakang rumah. Dirumah tetangga sekitarnya ditemukan positif

jentik.

Ventilasi

Fungsi ventilasi adalah untuk proses pertukaran aliran

udara dan sinar matahari yang masuk kedalam rumah, agar

tidak kuman berkembang dengan cepat.

Menurut indikator pengawasan rumah, luas ventilasi

yang memenuhi syarat kesehatan adalah 10% luas lantai

rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat

kesehatan adalah < 10% luas lantai rumah. Pada kasus ini

rumah penderita memiliki jendela dan jendela tersebut bisa

dibuka seluruhnya sehingga udara dan cahaya matahari bisa

masuk dengan baik, namun pada kamar tidak terdapat

jendela. Ventilasi tersebut tidak ditambahkan dengan kasa


19

jaring yang gunanya untuk melindungi agar nyamuk ataupun

serangga tidak dapat masuk.

Pencahayaan

Pada rumah pasien, pencahayaan sudah cukup baik, karena

cahaya yang masuk berasal dari pintu rumah yang dibuka.

Kelembaban

Rumah pasien kelembabannya baik karena udara yang

masuk cukup, pencahayaan juga cukup.

 Sosial ekonomi

Keadaan sosial ekonomi keluarga pasien terbilang cukup,

Ayah bekerja sebagai buruh, Ibu sebagai IRT. Pengobatan di

tanggung oleh biaya sendiri.

4.1.3. Genetik

Kasus DBD tidak dipengaruhi oleh genetik, karena demam

berdarah dengue bukan penyakit keturunan melainkan penyakit menular

yang dapat ditularkan melalui nyamuk aedes aegypti. Dalam anggota

keluarga pasien tidak ada yang mengalami gejala-gejala seperti pasien.

4.1.4. Pelayanan Kesehatan

Rumah pasien dekat dengan tempat pelayanan kesehatan yaitu di

Puskesmas Bangetayu(± 2km) .

Berdasarkan data – data di atas, maka dapat dilakukan analisa penyebab

masalah terjadinya penemuan kasus Demam Berdarah Dengue ditinjau

dari pendekatan HL Blum pada kasus ini adalah :


20

1) Perilaku :

 Orang tua dan kakak pasien memiliki kebiasaan menggantung


pakaian di dalam kamar

 Orang tua menguras bak mandi > 1 minggu sekali

2) Lingkungan :

 Tidak ada kasa ventilasi

 Pada radius 100m dari rumah penderita didapatkan ABJ 15,3%

 Didapatkan tumpukan barang bekas disekitar rumah pasien

3) Pelayanan Kesehatan (Yankes) : tidak ada masalah karena rumah

pasien dekat dengan pelayanan kesehatan

4) Genetik : tidak ada masalah karena DBD bukan merupakan penyakit

keturunan.
21

Diagram 2. Diagram HL. Blum

PERILAKU

 Orang tua dan kakak pasien memiliki kebiasaan


menggantung pakaian di dalam kamar

 Orang tua menguras bak mandi > 1 minggu sekali

PELAYANAN
KESEHATAN
GENETIKA tidak ada masalah karena
Derajat / status
tidak ada masalah karena rumah pasien dekat
kesehatanindividu
DBD bukan merupakan dengan pelayanan
penyakit keturunan kesehatan

LINGKUNGAN

 Tidak ada kasa ventilasi

 Pada radius 100m dari rumah penderita

didapatkan ABJ 15,3%

 Didapatkan tumpukan barang bekas

disekitar rumah pasien

4.2. Penyebab Masalah


Penyebab masalah yang ditemukan :

1. Orang tua dan kakak pasien memiliki kebiasaan menggantung pakaian

di dalam kamar

2. Orang tua menguras bak mandi > 1 minggu sekali


22

3. Pada radius 100m dari rumah penderita didapatkan ABJ 15,3%

4. Tidak ada kasa ventilasi

5. Didapatkan tumpukan barang bekas disekitar rumah pasien

4.3. Prioritas Masalah

Permasalahan yang teridentifikasi tersebut kemudian ditentukan

prioritas masalahnya dengan menggunakan metode Hanlon kualitatif dengan

3 Kelompok kriteria :

1. Kelompok kriteria U : Mendesak (Urgency)

Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat ditunda atau harus

segera ditanggulangi. Semakin pendek tenggang waktunya, semakin

mendesak untuk ditanggulangi.

2. Kelompok Kriteria S : Kegawatan (Seriousness)

Besarnya akibat atau kerugian yang dinyatakan dalam besaran

kuantitatif berapa rupiah, orang dll.

3. Kelompok Kriteria G : Perkembangan (Growth)

Kecenderungan atau perkembangan akibat dari suatu permasalahan.

Semakin berkembang masalah, semakin diprioritaskan.


23

Metode Hanlon Kualitatif

Tabel 4.1 Kriteria Urgency

Masalah A B C D E TH (+)
A + - - - 1
B - + - 1
C + + 2
D - 1
E 0
TV (-) 0 0 2 1 3
TH (+) 1 1 2 1 0
Total 1 1 4 2 3

Keterangan:

A. Didapatkan tumpukan barang bekas disekitar rumah penderita.

B. Orang tua menguras bak mandi > 1 minggu sekali.

C. Pada radius 100 m dari rumah penderita didapatkan ABJ 15,3 %.

D. Orang tua dan kakak pasien memiliki kebiasaan menggantung pakaian di

dalam lemari.

E. Tidak ada kasa ventilasi.

Tabel 4.2 Kriteria Seriousnes

Masalah A B C D E TH (+)
A - - + - 1
B - + + 1
C + + 2
D - 0
24

E
TV (-) 0 1 2 1 2
TH (+) 1 1 2 0 0
Total 1 2 4 1 2

Keterangan:

A. Didapatkan tumpukan barang bekas disekitar rumah penderita.

B. Orang tua menguras bak mandi > 1 minggu sekali.

C. Pada radius 100 m dari rumah penderita didapatkan ABJ 15,3 %.

D. Orang tua dan kakak pasien memiliki kebiasaan menggantung pakaian di

dalam lemari.

E. Tidak ada kasa ventilasi.

Tabel 4.3. Kriteria Growth

Masalah A B C D E TH (+)
A + - + - 2
B - + + 2
C + + 2
D - 0
E 0
TV (-) 0 0 2 0 2
TH (+) 2 2 2 0 0
Total 2 2 4 0 2
25

Keterangan:

A. Didapatkan tumpukan barang bekas disekitar rumah penderita.

B. Orang tua menguras bak mandi > 1 minggu sekali.

C. Pada radius 100 m dari rumah penderita didapatkan ABJ 15,3 %.

D. Orang tua dan kakak pasien memiliki kebiasaan menggantung pakaian di

dalam lemari.

E. Tidak ada kasa ventilasi.

Tabel 4.4 Urutan Prioritas Masalah

Masalah U S G Total Prioritas


A 1 1 2 4 4
B 1 2 2 5 3
C 3 4 4 11 1
D 2 1 1 3 5
E 3 2 2 7 2

Daftar Prioritas

A. Pada radius 100 m dari rumah penderita didapatkan ABJ 15,3 %.

B. Tidak ada kasa ventilasi.

C. Orang tua menguras bak mandi > 1 minggu sekali.

D. Didapatkan tumpukan barang bekas disekitar rumah penderita.

E. Orang tua dan kakak pasien memiliki kebiasaan menggantung pakaian di

dalam lemari.
26

Dari hasil pemilihan permasalahan tersebut, maka kelompok kami

melanjutkan untuk menganalisis penyebab masalah dan menentukan

kegiatan sebagai solusi terhadap kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas

Bangetayu berdasarkan kemampuan dan kesanggupan Coass:

A. Pada radius 100 m dari rumah penderita didapatkan ABJ 15,3 %.

B. Tidak ada kasa ventilasi.

C. Orang tua menguras bak mandi > 1 minggu sekali.

D. Didapatkan tumpukan barang bekas disekitar rumah penderita.

E. Orang tua dan kakak pasien memiliki kebiasaan menggantung pakaian


di dalam lemari.

4.4. Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 5. Alternatif Pemecahan Masalah

No PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN


MASALAH

1 Pada radius 100m dari rumah - Pembagian ikan kepada pasien dan warga

penderita didapatkan ABJ

15,3%

2. Tidak ada kasa ventilasi - Memberikan edukasi mengenai tentang


apa itu penyakit DBD penularan dan
pencegahan dengan cara pemasangan
kasa ventilasi
3. Orang tua menguras bak mandi - Memberikan edukasi dan contoh
mengenai pencegahan Demam Berdarah
> 1 minggu sekali dengan cara menguras bak mandi 1
minggu 2 kali
27

4. Didapatkan tumpukan barang


- Memberikan edukasi mengenai barang
bekas disekitar rumah pasien bekas dan potensi barang bekas tersebut

5. Orang tua dan kakak pasien - Memberikan edukasi dan contoh


merapikan pakaian dan menyimpan
memiliki kebiasaan ditempat yang tertutup

menggantung pakaian di dalam

kamar

Daftar tabel pemecahan masalah

1. Pembagian ikan kepada pasien dan warga


2. Memberikan edukasi mengenai tentang apa itu penyakit DBD penularan dan
pencegahan dengan cara pemasangan kasa ventilasi
3. Memberikan edukasi mengenai pencegahan Demam Berdarah Dengue yang
termasuk di dalamnya menguras bak mandi 1 minggu 2 kali
4. Memberikan edukasi mengenai barang bekas dan potensi barang bekas
tersebut menjadi sarang nyamuk
5. Memberikan edukasi dan contoh merapikan pakaian dan menyimpan ditempat
yang tertutup

PLAN OF ACTION (POA)

KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE

Pena
Temp Wakt Biay nggu Indikat
Kegiatan Tujuan Sasaran Metode
at u a ng or
jawab

1. Pembagian Untuk Keluarg Pada Agust Mah Puske Mening


ikan memutus a pasien Pembagia setiap us asis smas katkany
perkembangbia dan n ikan rumah 2015 wa a
kepada
Faku Angka
pasien
28

kan nyamuk warga dan warga warga ltas Bebas


Ked Jentik
okte
ran
UNI
SSU
LA

2. Memasang Untuk keluarga Mencont Ruma Agust Mah Puske Tidak


mengurangi ohkan h us asis smas ditemu
kasa ventilasi penyebaran cara pende 2015 wa kan
memasa
nyamuk rita Faku nyamuk
ng
didalam rumah ventilasi ltas didalam
Ked rumah
okte
ran
UNI
SSU
LA

3. Menguras Untuk Keluarg Edukasi Ruma Agust Mah Puske Tidak


memutus a dan h us asis smas ditemu
bak mandi perkembangbia menconto pende 2015 wa kan
hkan cara
kan nyamuk rita Faku jentik
dan menguras
pada bak bak ltas nyamuk
tempat mandi mandi Ked dibak
okte mandi
penampun ran dan
UNI tempat
gan air SSU penamp
LA ungan
air

4. Memanfa Untuk terbebas Keluarg Menconto Pada Agust Mah Puske Tidak
jentik nyamuk a hkan baran us asis smas terdapat
atkan
dan cara g- 2015 wa jentik
barang- membu
pemanfaatan baran Faku nyamuk
at pot
barang barang bekas g ltas dibaran
tanama
bekas n bekas Ked g-
okte barang
ran
29

UNI bekas
SSU
LA

5. Memberik Supaya tidak Keluarg Menconto Ruma Agust Mah Puske Tidak
an menjadi a hkan h us asis smas ditemu
edukasi sararang cara pende 2015 wa kan
dan mengg
nyamuk rita Faku pakaian
contoh antung
merapikan dan ltas yang
pakaian melipat Ked bersera
dan pakaian okte kan dan
menyimpa ran mengga
n UNI ntung
ditempat SSU didalam
yang
LA rumah
tertutup
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa laporan, maka dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya DBD pada kasus ini

berdasarkan pendekatan HL Blum adalah :

5.1.1 Perilaku

5.1.1.1 Orang tua dan kakak pasien memiliki kebiasaan


menggantung pakaian di dalam kamar

5.1.1.2 Orang tua pasien menguras bak mandi > 1 minggu sekali

5.1.2 Lingkungan

5.1.2.1 Tidak ada kasa ventilasi

5.1.2.2 Ditemukan ABJ 15,3 % dari 15 rumah yang diteliti terdapat


13 rumah yang ada jentik nyamuknya.

5.1.2.3 Orang tua pasien terbiasa menumpuk barang bekas disekitar


rumah

5.1.3 Faktor pelayanan kesehatan dan faktor genetik tidak ditemukan

adanya masalah

5.2. Saran

Saran Kepada Keluarga

1. Untuk tidak menggantungkan pakaian yang sudah tidak terpakai.

30
31

2. Membersihkan kamar mandi dan bak mandi 1 minggu 2 kali.

3. Melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.

4. Menggunakan lotion anti nyamuk pada pagi hari, terutama saat

akan bermain.

5. Menggunakan kelambu pada tempat tidur.

Saran Kepada Puskesmas

1. Agar lebih meningkatkan kegiatan kunjungan rumah yang dirasa

efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran

masyarakat mengenai penyebab, akibat dan cara penanganan DBD.

2. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang resiko dan

bahaya DBD.
32

BAB VI

PENUTUP

Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai hasil peninjauan pada

penderita DBD di Puskesmas Bangetayu. Kami menyadari bahwa kegiatan ini

sangat penting dan bermanfaat bagi para calon dokter, khususnya yang kelak akan

terjun di masyarakat sebagai Health Provider, Decision Maker, dan

Communicator sebagai wujud peran serta dalam pembangunan kesehatan.

Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan

dalam usaha peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Bangetayu.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2009, Profil kesehatan Indonesia tahun 2010, Dikutip
tanggal 7 Agustus 2015
Departemen Kesehatan RI, 2010, Profil kesehatan Indonesia tahun 2010, Dikutip
tanggal 7 Agustus 2015
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012, Profil kesehatan provinsi jawa
tengah tahun 2012. Semarang: Dinkes Propinsi Jawa Tengah
Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2013, Profil kesehatan Kota Semarang tahun
2013. Semarang: Dinkes Kota Semarang
Dinas Kesehatan Kota Semarang, Bank data 2014. http//:dinkes-
kotasemarang.go.id/?p=bank_data. Semarang: Dinkes Propinsi Jawa
Tengah
Gibbon RV, Vaughan, 2002, Dengue an escalating problem, BMJ 324:1563-6.
Suhendro. Dkk, 2009, Demam Berdarah Dengu. Dalam Sudoyo dkk (Ed.).Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V, 2773-2779. Jakarta : Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Supartha, I.W., 2008, Pengendalian Terpadu Vektor Virus Demam Berdarah
Dengue, Aedes aegypti (Linn) dan Aedes albopictus (Skuse) (Diptera :
Culicidae). Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar.

33
34

LAMPIRAN

Kamar mandi dan baju-baju bergantungan

Barang-barang berserakan Ventilasi kamar tidak ada sarangan


35

Pembagian ikan Memasukan ikan ke bak mandi

Ikan yang sudah dimasukkan dalam bak mandi

Anda mungkin juga menyukai