Disusun oleh:
Disusun oleh:
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................6
KATA PENGANTAR.................................................................................................7
DAFTAR ISI...............................................................................................................
DATA KASUS 1..........................................................................................................8
A. HASIL PENGUMPULAN DATA..................................................................8
1. Identitas Klien...........................................................................................8
a. Hasil Assesment (Wawancara,Observasi,Test)..........................8
1) Wawancara ...............................................................................8
a) Riwayat Pre-natal...............................................................8
b) Riwayat Natal.....................................................................9
c) Riwayat Post-natal..............................................................9
2) Hasil Tes Dan Observasi...........................................................9
a) Formulir Pemeriksaan Tes Artikulasi.................................
b) Receptive One-Word Picture Vocabulary Test (ROWPVT)
............................................................................................
c) Expressive One-Word Picture Vocabulary Test (EOWPVT)
............................................................................................
d) Komponen Assesmen Non Verbal......................................
e) Obyektif Intervensi Paralinguistik......................................
f) Evaluasi Kemampuan Bahasa............................................
g) Informal Receptive Language Checklist............................
h) Parent Questionnare For Early Language Development....
i) Kemampuan Makan dan Menelan......................................
j) Kemampuan Oralmotor......................................................
k) Observasi dan Pemeriksaan Umum....................................
B. PENGKAJIAN DATA......................................................................................
1. Analisis Data...............................................................................................
2. Diagnosis....................................................................................................
3. Prognosis....................................................................................................
4
4. Metode Terapi.............................................................................................
5. Alat Terapi..................................................................................................
6. Rencana Pelaksanaan Terapi.......................................................................
DATA KASUS 2..........................................................................................................
A. Hasil Pengumpulan Data..................................................................................
1. Identitas Klien ............................................................................................
2. Data yang Berhubungan dengan Sindrom..................................................
3. Data ahli yang relevan................................................................................
B. PENGKAJIAN DATA......................................................................................
1. Analisis Data...............................................................................................
2. Diagnosis....................................................................................................
3. Prognosis....................................................................................................
C. PERENCANAAN TERAPI.............................................................................
1. Tujuan Jangka Panjang ..............................................................................
2. Tujuan Jangka Pendek................................................................................
3. Materi Terapi..............................................................................................
4. Materi Terapi .............................................................................................
5. Metode Terapi.............................................................................................
6. Alat Terapi..................................................................................................
7. Rencana Pelaksaan Terapi..........................................................................
KEGIATAN PASIEN..................................................................................................
REKAPITULASI PASIEN........................................................................................
5
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah disetujui oleh Clinical Instructor dan Pembimbing Praktik Klinik sebagai
Laporan Praktik Klinik I Mahasiswa Program Studi Diploma Tiga Jurusan Terapi
Wicara Politeknik Kesehatan Surakarta di RS HERMINA SURAKARTA, pada periode
I tanggal 2 Mei 2023 s/d 9 Juni 2023 pada:
Hari :
Tanggal :
Menyetujui,
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya hingga saya mampu menyelesaikan penyususnan Laporan Kasus Praktik
Klinik 1 di RS Hermina Surakarta.
Proses pembuatan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak.
Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ig.Dodiet Aditya Setyawan , SKM , MPH selaku kepala jurusan terapi
wicara.
2. Bapak Hafidz Triantoro A.P., SST.TW, MPH selaku supervisor yang telah
memberikan bimbingan dalam pelaksaan Praktik Klinik I
3. Ibu Betty Windasari,Amd.TW selaku pembimbing lahan praktik.
4. Ibu Lusiana Indah Safitri,Amd.TW yang telah banyak memberikan bimbingan
kepada penulis.
5. Teman – teman sejawat dan seperjuangan serta semua pihak yang telah
membantu dalam meyelesikan laporan ini.
ki
Penulis menyadari di dalam penulisan Laporan Praktik Klinik ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan penulis.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
menyempurnakan Laporan Praktik Klinik ini. Semoga Laporan Praktik Klinik ini dapat
bermanfaat bagi institusi pada khususnya dan pihak-pihak lain yang berkaitan dalam
kepentingan ini.
7
I. DATA KASUS 1
A. HASIL PENGUMPULAN DATA
1. Identitas Klien
Klien berinisial An. A.K.K yang berusia 4 tahun 5 bulan dan berjenis
kelamin perempuan yang lahir pada tanggal 20 Desember 2018. Klien merupakan
anak kedua dari pasangan suami istri yang bernama Tn. D yang berusia 36 tahun
dengan pekerjaan sebagai karyawan swasta dan Ny. G yang berusia 33 tahun
sebagai ibu rumah tangga. Klien tinggal bersama ibu, kakak yang berusia 7 tahun
dan adiknya yang berusia 1 tahun. Klien tinggal di Palur Wetan RT 02/RW 06 ,
Mojolaban ,Sukoharjo,Jawa Tengah. Bahasa yang biasa digunakan sehari-hari
adalah bahasa Indonesia dan Jawa. Bahasa utama klien untuk berkomunikasi adalah
Bahasa Indonesia.
a. Hasil Asesmen(Wawancara,Observasi,Tes)
1) Wawancara
Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh data bahwa
a) Riwayat Pre-natal
Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua klien, diketahui Ibu
mengandung An. A.K.K pada usia 29 tahun. Selama mengandung Ibu
tidak pernah mengalami sakit ataupun kecelakaan. Ibu juga tidak
mengkonsumsi alkohol dan tidak mengkonsumsi obat diluar resep dokter.
Ibu juga rutin memeriksa kandungannya ke dokter kandungan.
b) Riwayat Natal
Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua klien, diketahui klien
lahir secara normal dengan berat badan 2,9 kg, lahir kepala terlebih
dahulu dan langsung menangis. Klien lahir pada usia kandungan 8 bulan
26 hari, lama kontraksi kurang lebih 3 jam.
8
c) Riwayat Post-Natal
9
d) Evaluasi Kemampuan Bahasa
Dari hasil observasi diperoleh data bahwa klien mampu mengenali 1-
3 warna, klien mengerti konsep jumlah, klien juga dapat berhitung 1-10
secara urut, klien mengerti spatial konsep, klien dapat mendengarkan
cerita pendek, klien juga dapat bercerita tentang pengalaman dirumah
maupun disekolah,klien dapat menanyakan arti , klien dapat
memperhatikan saat diceritakan dan mampu menjawab pertanyaan
sederhana tentang cerita tersebut, klien juga dapat menjawab pertanyaan
tentang fungsi,klien juga mampu menjawab pertanyaan 2 bagian, klien
menggunakan kalimat 4-8 kata, klien juga memiliki pemahaman
( reseptif) kosa kata 2800 kata ataupun lebih, klien juga dapat bersajak/
bernyanyi. Klien belum mampu menggunakan konsonan dengan 90%
ketepatan dan bicara klien belum dapat dimengerti oleh orang lain.
f) Kemampuan Oralmotor
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan , klien mengalami kesulitan
menggerakkan lidah kekanan, kekiri, keatas, dan kebawah. Klien juga
mengalami kelemahan dalam melawan spatel kayu.
10
a) DATA YANG BERHUBUNGAN DENGAN SINDROM
i. Sindroma Bahasa
Berdasarkan hasil evaluasi, kemampuan bahasa klien terkesan baik sesuai
dengan usianya. Dari hasil tes ROWPVT klien setara dengan usia 4 tahun
9 bulan. Dan dari hasil tes EOWPVT klien setara dengan usia 5 tahun 4
bulan .Sedangkan dari hasil observasi , sudah mampu diajak komunikasi 2
arah dan merangkai kata/ kalimat dengan baik, tetapi klien tidak mampu
bercerita dengan baik.
11
B. PENGKAJIAN DATA
1. ANALISIS DATA
Klien berinisial An. A.K.K yang berusia 4 tahun 5 bulan dan
berjenis kelamin perempuan yang lahir pada tanggal 20 Desember 2018.
Klien merupakan anak tengah dari pasangan suami istri yang bernama Tn. D
yang berusia 36 tahun dengan pekerjaan sebagai karyawan swasta dan Ny.
G yang berusia 33 tahun sebagai ibu rumah tangga. klien tinggal bersama
kedua orangtuanya, kakak yang berusia 7 tahun dan adiknya yang berusia 1
tahun di Palur Wetan RT 02/RW 06 Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Bahasa yang biasa digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia dan Jawa,
tetapi anak sering berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua klien, diketahui Ibu
mengandung saat berusia 29 tahun. Selama mengandung ibu tidak pernah
mengalami sakit ataupun mengkonsumsi obat diluar resep dokter. Ibu juga
rutin memeriksa kandungannya ke dokter. Ibu juga tidak mengalami
kecelakaan ataupun mengkonsumsi alkohol. Klien lahir saat usia kehamilan
8 bulan 26 hari secara normal yaitu dengan kepala terlebih dahulu dan klien
lahir langsung menangis .
Berdasarkan hasil tes pemeriksaan oral facial, diketahui bahwa pada
evaluasi wajah bentuk wajah klien normal, range of motion saat membuka
dan menutup mulut normal, kesimetrisan normal, gerakan normal, tidak
terdapat TMJ noise. Susunan gigi normal, terdapat gigi yang tanggal, serta
terdapat karies di gigi. Lidah klien berukuran kecil. Klien mengalami fase
marangkak diusia 8 bulan, duduk sendiri di usia 12 bulan, mampu berjalan di
usia 16 bulan, serta makan sendiri di usia 24 bulan . Klien mampu memakai
baju sendiri diusia 3 tahun dan mampu melakukan toilet traning diusia 4
tahun.
Kemampuan bahasa klien normal karena menurut tes dan observasi
yang sudah dilakukan, hanya saja kejelasan bicara klien kurang. Klien
memiliki joint attention yang baik dan kontrol emosi yang baik. Klien
memiliki kemampuan bermain yang baik dan kontak mata yang baik. Klien
juga memiliki kemampuan pendengaran dan pengelihatan yang baik.
12
Speech delay adalah istilah dalam bahasa Inggris tentang
keterlambatan berbicara anak dibandingkan dengan proses berbicara anak-
anak pada tingkat usianya (Nilawati, E, dkk. 2012). Keterlambatan bicara
(speech delay) adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang
paling sering ditemukan pada anak. Gangguan ini semakin hari tampaknya
semakin meningkat pesat. Penyebab keterlambatan bicara dan bahasa
bermacam-macam, yang melibatkan berbagai faktor yang saling
mempengaruhi, seperti lingkungan, kemampuan pendengaran, kognitif,
fungsi saraf emosi psikologis, dan lain sebagainya. Seorang anak mungkin
kehilangan pendengaran, mulai dari gangguan sedang sampai berat,
sedangkan yang lain mungkin kehilangan pendengaran konduksi berulang
sehingga kemampuan bicara keseluruhannya menurun. (Adriana, D, 2017).
Prevalensi speech delay tidak diketahui dengan pasti. Pada Larossa et
al., (2010) mengatakan berdasarkan World Health Organization (WHO)
diketahui sekitar 5% dari anak-anak di dunia usia 14 tahun ke bawah
mengalami beberapa jenis kecacatan yang sedang sampai berat. Di Amerika
Serikat, prevalensi gangguan bicara pada anak-anak usia 5 tahun, 19%
diidentifikasi memiliki gangguan bicara dan bahasa (6,4% keterlambatan
berbicara, 4,6% keterlambatan bicara dan bahasa, dan 6% keterlambatan
bahasa). Keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa pada balita di
Indonesia cukup tinggi. Jumlah balita (0-4 tahun) di Indonesia tahun 2014
sebesar 9,54% dari seluruh populasi (Kemenkes RI, 2015). Menurut
Riskesdas (2016) pada tahun 2016 sekitar 35%-60% anak mengalami adanya
gangguan bicara. Dan terjadi peningkatan sebesar 27% dari total sebelumnya
(Riskesdas, 2017). Di Jakarta, keluhan utama terbesar pasien saat
memeriksakan anaknya adalah gangguan bicara sebesar 46,8% (Dewanti et
al, 2012). Di Surakarta 595 2 anak mengalami keterlambatan berbicara
selama tahun 2016 (RSUD Moewardi, 2017).
Studi pendahuluan yang dilakukan di Klinik Rehabilitasi Medik
Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang, didapatkan data bahwa terdapat 62
kasus dengan keterlambatan bicara dari bulan Juli sampai September tahun
2018. Hasil wawancara dengan orang tua anak dengan keterlambatan bicara
banyak penyebab dari keterlambatan bicara, misalnya anak dalam mengasuh
13
dititipkan orang lain karena ibu bekerja, anak sering diberi gadget agar anak
bisa tenang dan ibu mengerjakan pekerjaan rumah. Keterlambatan bicara
dapat disebabkan gangguan pendengaran, gangguan pada otak (misalnya
retardasi mental, gangguan bahasa spesifik reseptif dan ekspresif), autisme,
atau gangguan pada organ mulut yang menyebabkan anak sulit melafalkan
kata-kata (dikenal sebagai gangguan artikulasi). (Soebadi, A, 2013) Masalah
yang timbul akibat speech delay salah satunya adalah gangguan artikulasi.
Anak-anak yang berbicaranya tidak jelas dan bahasanya sulit ditangkap oleh
orang lain, dalam istilah psikologi dinyatakan bahwa anak tersebut
mengalami gangguan terhadap artikulasi atau fonologisnya (Sastra, 2011:
162).
Menurut American Speech-Language-Hearing Association (ASHA,
2018) gangguan artikulasi adalah produksi atipikal bunyi ujaran yang
ditandai oleh substitusi, penghilangan, penambahan, atau distorsi yang dapat
menganggu kejelasan bicara. Metode penanganan artikulasi ada beberapa
jenis, salah satunya yaitu phonetic placement.
2. DIAGNOSIS
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa klien
didiagnosis menderita Speech Delay.
3. PROGNOSIS
Berikut merupakan aset dan limitasi yang dimiliki oleh klien
a. Aset
a. Klien memiliki semangat yang tinggi untuk terapi
b. Klien masih dalam usia perkembangan
c. Klien memiliki keluarga yang sangat suportif
d. Klien memiliki kemampuan pengelihatan dan pendengaran yang
baik
e. Klien memiliki respon panggil yang baik
f. Klien memiliki atensi yang baik
g. Klien memiliki ketahanan duduk yang baik
14
b. Limitasi
a. Kejelasan bicara klien kurang
b. Klien pemalu
c. Klien belum mampu bercerita dengan baik
Berdasarkan perimbagan aset dan limitasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
prognosis klien adalah baik.
C. PERENCANAAN TERAPI
1. TUJUAN JANGKA PANJANG
a. Meningkatkan kemampuan oralmotor sesuai batas normal dalam
jangka waktu 6 bulan.
b. Meningkatkan artikulasi sesuai dengan usia nya dalam jangka
waktu 1 tahun.
3. MATERI TERAPI
a. Latihan elevasi lidah keatas.
b. Latihan artikulasi pada fonem /-n/ tingkat suku kata dengan 5 materi
(an, in, un ,en , on).
c. Latihan artikulasi pada fonem /-n/ tingkat kata dengan 10 materi
(makan,tangan ,ban ,cincin, daun, pohon, ikan,bolpen, durian, balon)
4. METODE TERAPI
Phonetic Placement
a. Sumber
Menurut Scripture (1923), untuk dapat menggerakkan alat wicara
secara benar, seseorang harus merasakan gerakan-gerakan dan
mendengarkan bunyi selagi memproduksi. Seseorang yang
mempunyai penyimpangan artikulasi harus menggembangkan
kemampuan menempatkan artikulator-artikulator tersebut pada
posisi apa saja yang diperlukan untuk tujuan bicara. Sebagai
15
konsekuensinya mereka harus mendapat pengawasan yang baik.
Selanjutnya klien harus menyelesaikannya dan dengan sengaja
mengatur susunan artikulasinya serta mengendalikan gerakan-
gerakannya. Secara implicit terdapat satu pendapat dari metode
ini ialah bahwa tiap bunyi selalu diproduksi dengan cara yang
sama dan dengan pendekatan yang sama, demikian menurut
Power (1975). Peranan Terapis Wicara agar selalu hati-hati
sewaktu memperbaiki kesalahannya.
b. Tujuan
Tujuan metode Phonetic Placement ialah memperbaiki bunyi-
bunyi artikulasi.
c. Langkah- langkah
Dimulai dengan memproduksi bunyi secara satuan selanjutnya
dikembangkan menjadi suku kata (contoh : /pa/ , kata (contoh ;
/papa/, kalimat (contoh : papa pergi pagi/) , dan persiapan untuk
dialog (contoh: percakapan 2 orang atau lebih).
5. ALAT TERAPI
a. Tongue Spatel
b. Kartu Fonem
c. Puzzle (sebagai reward)
16
KEGIATAN PASIEN
REKAPITULASI PASIEN
DAFTAR PUSTAKA
Achmad H.P., dan Abdullah, A., 2013. Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga.
Anggraini, W., 2011. Keterlambatan Bicara (Speech Delay) Pada Anak (Studi Kasus
Anak Usia 5 tahun). Skripsi, (Online) Universitas Negeri Semarang. Available at:
https://lib.unnes.ac.id// [diakses 1 Juni 2023]
ASHA., 2018. Speech Sound Disorder-Articulation and Phonology. Available at:
https://www.asha.org/
Dewanti, A., dkk ., 2016. Karakteristik Keterlambatan Bicara di Klinik Khusus Tumbuh
Kembang Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Tahun 2008–2009. Sari Pediatri,
14 (4):230-4. Available at: https://saripediatri.org//
Fitriyani, F. dkk ., 2018. Gambaran Perkembangan Berbahasa pada Anak dengan
Keterlambatan Bicara (Speech delay) Studi Kasus pada Anak Usia 9 Tahun Kelas 3 SD
di SDS Bangun Mandiri. Prosiding Seminar dan Diskusi Pendidikan Dasar. Available at:
https://journal.unj.ac.id// [diakses 1 Juni 2023]
17
Laporan Praktik Klinik I
Mahasiswa Prodi Terapi Wicara Program Diploma Tiga
Di RS HERMINA SURAKARTA
Tanggal 2 MEI 2023 s/d 9 JUNI 2023
Disusun oleh:
18
Nama : Meylina Dwi Safitri
NIM : P27229021032
b) Riwayat Natal
19
Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua klien, diketahui
klien lahir secara cesar dengan berat badan 2,2 kg. Klien lahir pada
usia kandungan 8 bulan.
c) Riwayat Post-Natal
20
Kemampuan bahasa ekspresif klien (pada tingkat kata) lebih rendah
daripada usia kronologisnya yaitu setara dengan usia 3 tahun 7 bulan.
Klien memperoleh skor 37, nilai standar 100, percentil 50 dan stanine 5.
f) Kemampuan Oralmotor
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan , klien mengalami kelemahan
dalam melawan spatel kayu. Klien belum mampu meniup.
21
Berdasarkan hasil evaluasi respirasi klien mengalami masalah, resonansi
klien baik, fonasi klien baik, dan prosodi klien baik. Berdasarkan hasil test
artikulasi, terdapat beberapa kesalahan. Klien mengalami substitusi pada
konsonan /-l-/, /f-/, /-f-/, /m-/, /-r-/, /r-/, /-b/, /e-/, /-g/ pada kata [melon
menjadi meyon ,foto menjadi soto, sofa menjadi sosa, mawar menjadi
wawa, jeruk menjadi jewuk, rebab menjadi webak, rusa menjadi wusa,
ngengat menjadi ngungat, bedug menjadi budud ]. Klien mengalami omisi
pada konsonan /-l/, /-r-/, /-l-/, /-r/, /-s-/, /-y-/ pada kata [apel menjadi ape ,
zebra menjadi zeba, bola menjadi boa, mawar menjadi wawa,masjid
menjadi majid, syal menjadi sal, wortel menjadi wotel]. Dan dari hasil
observasi klien belum mampu bercerita dengan baik, klien belum mampu
diajak komunikasi 2 arah ,klien belum mampu merangkai kata.
B. PENGKAJIAN DATA
1. ANALISIS DATA
Klien berinisial An. D yang berusia 6 tahun 7 bulan dan berjenis
kelamin laki-laki yang lahir pada tanggal 8 Oktober 2016. Klien
merupakan anak tunggal dari pasangan suami istri yang bernama Tn. T
yang berusia 33 tahun dengan pekerjaan sebagai pedagang dan Ny. A
yang berusia 31 tahun sebagai ibu rumah tangga. Klien tinggal bersama
kedua orangtua. Klien tinggal di Karangasem,Bonoloyo,
22
Banjarsari,Surakarta. Bahasa yang biasa digunakan sehari-hari adalah
bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua klien, diketahui Ibu
mengandung saat berusia 25 tahun. Berdasarkan hasil wawancara dengan
orang tua klien, Selama mengandung Ibu tidak pernah mengalami
kecelakaan. Ibu juga tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak
mengkonsumsi obat diluar resep dokter. Ibu juga rutin memeriksa
kandungannya ke dokter. Hanya saja saat kandungan berusia 4 bulan ibu
diberi obat penguat oleh dokter kandungan. Klien lahir saat usia
kehamilan 8 bulan secara cesar.
Berdasarkan hasil tes pemeriksaan oral facial, diketahui bahwa pada
evaluasi wajah bentuk wajah klien normal, range of motion saat
membuka dan menutup mulut terkesan normal, kesimetrisan normal,
gerakan normal, terdapat TMJ noise. Susunan gigi normal, terdapat gigi
yang tanggal, serta terdapat karies di gigi. Lidah klien berukuran normal.
Klien tidak mengalami fase merangkak, duduk sendiri di usia 9 bulan,
mampu berjalan di usia 1,5 tahun, serta makan sendiri di usia 5 tahun.
Klien belum mampu memakai baju sendiri dan mampu melakukan toilet
traning diusia 4 tahun.
Kemampuan bahasa klien kurang karena menurut tes dan observasi
yang sudah dilakukan, dan kejelasan bicara klien kurang. Klien memiliki
joint attention yang buruk dan kontrol emosi yang cukup. Klien memiliki
kontak mata yang cukup. Klien juga memiliki kemampuan pendengaran
dan pengelihatan yang baik.
Klien memiliki kontak mata yang kurang, konsenterasi serta atensi
klien kurang. Klien memiliki kondisi fisik sesuai seperti anak normal
lainnya . Kemampuan bahasa reseptif klien kurang , dan kemampuan
bahasa ekspresif klien kurang. Diketahui bahwa nada klien kurang,
kualitas dan kenyaringan suara serta irama terkesan baik.
2. DIAGNOSIS
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
klien didiagnosis menderita Attention Deficit Disorder (ADD)
3. PROGNOSIS
Berikut merupakan aset dan limitasi yang dimiliki oleh klien
a. Aset
a. Klien memiliki semangat yang tinggi untuk terapi
b. Klien memiliki keluarga yang sangat suportif
c. Klien memiliki ketahanan duduk yang baik
b. Limitasi
23
a. Kejelasan bicara klien kurang
b. Klien pemalu
C. PERENCANAAN TERAPI
1. TUJUAN JANGKA PANJANG
a. Meningkatkan kemampuan bahasa sesuai dengan usianya dalam
jangka waktu 1 tahun.
b. Meningkatkan kemampuan kekuatan rahang
c. Meningkatkan artikulasi sesuai dengan usia nya dalam jangka waktu
1 tahun.
3. MATERI TERAPI
a. Latihan Pemahaman tingkat kata dengan menunjuk dan menamai dari
kartu kategori
b. Latihan membuka dan menutup rahang masing- masing orang 10x
c. Latihan artikulasi pada fonem /m-/ tingkat kata dengan 10 materi
(meja, monyet, mawar, masjid, mobil, motor, melon,
mangga,madu,mangkuk).
4. METODE TERAPI
Modeling
a. Tujuan metode
Tujuan dari metode modelling adalah menggunakan kalimat sesederhana
mungkin, diperagakan dengan jelas, agar mempermudah pemahaman
klien, terapis menjadikan dirinya sebagai model.
b. Langkah-langkah
Terapis berperan menyediakan dirinya menjadi model dengan
mengucapkan rangkaian-rangkaian kata dan kalimat-kalimat sederhana
24
sehingga anak bisa menangkap bagaimana rangkaian kalimat-kalimat
sederhana itu tersusun dan membawa pesan makna tertentu. Perlu diingat
disini, bahwa apa yang diucapkan oleh terapis bukan sekedar rangkaian
kata/kalimat seadanya, tetapi suatu rangkaian kata/kalimat yang telah
dirancang sedemikian rupa yang melaluinya klien diharapkan bisa secara
instan menerima, mengalami dan memahami proses terangkainya kata
dan sekaligus maknanya.
Phonetic Placement
a. Dasar Pemikiran
Menurut Scripture (1923), untuk dapat menggerakkan alat wicara secara
benar, seseorang harus merasakan gerakan-gerakan dan mendengarkan
bunyi selagi memproduksi. Seseorang yang mempunyai penyimpangan
artikulasi harus menggembangkan kemampuan menempatkan
artikulator-artikulator tersebut pada posisi apa saja yang diperlukan
untuk tujuan bicara. Sebagai konsekuensinya mereka harus mendapat
pengawasan yang baik. Selanjutnya klien harus menyelesaikannya dan
dengan sengaja mengatur susunan artikulasinya serta mengendalikan
gerakan-gerakannya. Secara implicit terdapat satu pendapat dari metode
ini ialah bahwa tiap bunyi selalu diproduksi dengan cara yang sama dan
dengan pendekatan yang sama, demikian menurut Power (1975).
Peranan Terapis Wicara agar selalu hati-hati sewaktu memperbaiki
kesalahannya.
b. Tujuan Metode
Tujuan metode Fonetic Placement ialah memperbaiki bunyi-bunyi
artikulasi terutama untuk kasus Disaudia.
c. Langkah-Langkah Metode
Dimulai dengan memproduksi bunyi secara satuan selanjutnya
dikembangkan menjadi suku kata (contoh : /pa/ , kata (contoh ; /papa/,
kalimat (contoh : papa pergi pagi/) , dan persiapan untuk dialog (contoh:
percakapan 2 orang atau lebih)
5. ALAT TERAPI
a. Kartu Kategori Hewan
b. Kartu Fonem
c. Puzzle (Sebagai Reward)
25
c. Setelah selesai bermain terapis memberi instruksi kepada klien untuk
menirukan apa yang terapis ucapkan (an, in, un, en ,on) kemudian
klien mengulang apa yang diucapkan terapis.
d. Kemudian terapis menunjukkan kartu fonem kepada klien, lalu klien
diberi instruksi untuk menamai gambar yang ada dikartu fonem.
e. Setelah itu terapis meminta klien untuk melawan tongue spatel
dengan lidahnya.
f. Diakhiri sesi terapi dengan memberi reward karna telah melakukan
terapi dengan maksimal.
g. Setelah selesai bermain, klien berdoa dan salin kepada terapis.
h. Terapis mengantarkan klien keluar ruangan terapi dan menyampaikan
kegiatan klien saat terapi pada orang tua klien.
KEGIATAN HARIAN
REKAPITULASI PASIEN
26