PEMBIMBING PENDIDIKAN
(Ns. Fatimah.,SST.,M.Kep)
Kelompok 2
Disusun Oleh :
Harja Junialdi P05120321067
Kevin Parsaulian M P05120321071
Irmeka Angeline P05120321070
Marda Tillah Yuswari P05120321074
Nova Andriani P05120321031
Puspita Anggraini P05120320081
Ratna Rahayu P05120320084
Rizki Putriani P05120320039
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Laporan Seminar dengan
judul “ Asuhan Keperawatan pada Pasien Tn U dengan kasus Kebutuhan Mobilisasi di
Ruang Melati Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Rejang lebong Tahun 2023”
Penyusunan Makalah Laporan Seminar ini penulis mendapatkan bimbingan dan
bantuan baik materi maupun nasihat dari berbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Laporan Seminar tepat pada waktunya. Oleh karena
itu,penulismengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Rheyco Victoria,Sp An, selaku Direktur Rumah Sakit Umum Rejang lebong
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti praktek klinik
keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Rejang lebong
2. Ns. Ria Aryani, SST, selaku ketua bidang keperawatan di Rumah Sakit Umum
Daerah
Kabupaten Rejang Lebong
3. Fatimah SST M.Kep NERS Selaku dosen pembimbing PKK mata kuliah Keperawatan
Dasar yang telah memberikan bimbingan dan arahannya kepada kami
4. Eliya Yusnita, S.kep NERS selaku CI ruangan Anggrek sekaligus pembimbing
lahan dalam penyusunan laporan seminar ini yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, arahan, dan masukan sehingga laporan seminar ini bisa
terselesaikan dengan baik.
5. Seluruh CI dan Senior Ruangan Melati serta Staf kepegawaian Di Rumah Sakit
Umum
Daerah Rejang Lebong
6. Seluruh Mahasiswa-Mahasiswi Prodi D4 Keperawatan Bengkulu Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes yang sedang Praktek Klinik Keperawatan
DirumahSakit Umum Daerah Kabupaten Rejang Lebong .
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun makalah laporan seminar ini
masih banyak terdapat kekeliruan dan kekhilafan baik dari segi penulisan maupun
penyusunan dan metedologi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
bimbingandari berbagai pihak agar penulis dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di
masa yang akan datang.
3
Penulis berharap semoga laporan seminar yang telah penulis susun ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak serta dapat membawa prubahan positif terutama bagi penulis
sendiri dan mahasiswa lain yang sedang praktik klinik keperawatan Di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Rejang lebong
Penulis
4
DAFTAR ISI
JUDUL........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 6
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 7
C. Tujuan Studi Kasus dan Kegunaan Penulisan....................................................... 7
D. Manfaat Studi Kasus............................................................................................ 7
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep penyakit pada pasien dengan Kebutuhan
Mobilisasi..........................................
1. Definisi .................................................................................................... 9
2. Etiologi .................................................................................................... 10
3. Klasifikasi................................................................................................ 11
4. Patofisiologi............................................................................................. 11
5. Pathway ................................................................................................... 12
6. Manifestasi Klinis .................................................................................... 12
7. Pemeriksaan penunjang ............................................................................ 13
8. Penatalaksanaan ....................................................................................... 13
B. Konsep Asuhan Keperawatan ............................................................................. 16
BAB III LAPORAN KASUS
1. Pengkajian ............................................................................................... 36
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................. 38
3. Intervensi ................................................................................................. 41
4. Implementasi............................................................................................ 47
5. Evaluasi ................................................................................................... 68
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Karakteristik Pasien dengan kebutuhan Mobilisasi Di RSUDRejang
lebong ................................................................................................................. 69
1. Pengkajian ..................................................................................................... 70
2. Diagnosa Keperawatan .................................................................................. 70
5
3. Intervensi....................................................................................................... 70
4. Implementasi ................................................................................................. 70
5. Evaluasi......................................................................................................... 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 71
B. Saran ................................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 73
6
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seluruh mahluk hidup biasanya melalui tahap penuaan, yang dimana tahap
terus menerus terjadi secara alami diawali dari lahir hingga wafat. Tahap menua adalah
hal yang lumrah serta akan di alami oleh seluruh orang yang diberikan usia panjang
serta tahapan kehidupan manusia. Individu disebut usia lanjut (lansia) jika orang itu
sudah berusia antar
65 tahun sampai tutup usia, tahap senium (Zainiyah,
2022).
Pada bidang kesehatan peningkatan usia harapan hidup adalah salah satu
indikator dalam kesuksesan pembangunan. Menurut Depkes RI, (2007) rerata usia
harapan hidup tertinggi berada di Jepang yakni 80,93/tahun (laki-laki 77,63/tahun
dan perempuan
84,41/tahun), Amerika serikat 77,14/tahun (laki-laki 74,37/tahun dan
perempuan
80,05/tahun), selain itu menurut Badan Pusat Statistik (BPS) prediksi lansia di
Indonesia yang berumur lebih dari 65 tahun sebanyak 7,18% pada tahun 2000 dan
diprediksi meningkat menjadi 8,5% pada tahun 2020 penduduk lansia di Indonesia
sejumlah 28,8 juta atau 11,34 %, dan merupakan lansia yang terbesar di dunia
(Nurviyandari, 2011).
7
Penurunan serta transformasi struktur fungsi, baik fisik dan psikis pada sistem
muskuloskeletal bisa memengaruhi mobilitas fisik pada lansia yang bisa terjadi
gangguan pada mobilitas fisik pada lansia yang akan memengaruhi kemampuan agar
bisa berkegiatan. Gangguan mobilitas fisik yang dialami lansia memengaruhi
metamorfosis pada motorik yang mencakup hilangnya kekuatan serta tenaga yang
lazimnya ikut metamorfsis fisik yang terjadi akibat bertambahnya umur, kehilangan
kemampuan otot, kekakuan persendian, gemetar pada tangan, kepala dan rahang bawah
serta biasanya diakibatkan terdapat gangguan pada muskuloskeletal, metamorfosis fisik
akan memengaruhi level kemandirian lansia. Hambatan mobilitas fisik ialah
keterbatasan pada gerakan fisik tubuh secara individual serta tertuju pada satu atau lebih
ekstremitas (SDKI,
2017).
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis
mengangkat judul asuhan keperawatan pada pasien dengan sindrom geriatri di ruangan
Melati RSUD Rejang Lebong
C. Tujuan Pembahasan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
9
D. Manfaat Pembahasan
1. Bagi Perawat
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien gangguan mobilisasi dengan tindakan keperawatan
yang komperehensif menjadi efektif
2. Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai sumber informasi dan referensi dalam pemberian materi tentang
mobilisasi dan menjadi referensi tingkatan selanjutnya dalam membuat laporan
pendahuluan pada jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
3. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian asuhan keperawatan
terkait dengan mobilisasi dan dapat digunakan sebagai standar operasional prosedur
dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien Mobilisasi
4. Bagi Pasien dan Keluarga
Memberikan pengetahuan dan informasi kepada pasien dan keluarga
mengenai tindakan pencegahan untuk mengurangi terjadinya gangguan mobilisasi
pada klien. Sehingga perawat, klien, dan keluarga bisa bekerja sama untuk
mengurangi dampak yang akan terjadi
1
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN MOBILISASI
1. Kelainan postur
5. Kekakuan otot
1
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi mobilisasi :
a. Gaya hidup
c. Kebudayaan
d. Tingkat energy
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang
lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi
dengan seorang pelari.
1
3. Klasifikasi
1) Jenis- jenis mobilitas:
a. Mobilitas penuh.
b. Mobilitas sebagian.
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
1
b. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan
kakinya.
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang
diperlukan (Carpenito, 2000).
3) Jenis imobilitas:
1
4. Patofisiologi
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem
otot, skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot Skeletal mengatur
gerakan tulang karena adanya kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang
bekerja sebagai sistem pengungkit.
Ada dua tipe kontraksi otot: isotonik dan isometrik. Pada kontraksi isotonik,
peningkatan tekanan otot menyebabkan otot memendek. Kontraksi isometrik
menyebabkan peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada pemendekan
atau gerakan aktif dari otot, misalnya, menganjurkan klien untuk latihan kuadrisep.
Gerakan volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik dan isometrik. Meskipun
kontraksi isometrik tidak menyebabkan otot memendek, namun pemakaian energi
meningkat.
Tonus otot adalah suatu keadaan tegangan otot yang seimbang. Ketegangan
dapat dipertahankan dengan adanya kontraksi dan relaksasi yang bergantian melalui
kerja otot. Tonus otot mempertahankan posisi fungsional tubuh dan mendukung
kembalinya aliran darah ke jantung. Immobilisasi menyebabkan aktifitas dan tonus
otot menjadi berkurang. Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari
empat tipe tulang: panjang, pendek, pipih, dan ireguler (tidak beraturan). Sistem
skeletal berfungsi dalam pergerakan, melindungi organ vital, membantu mengatur
keseimbangan kalsium, berperan dalam pembentukan sel darah merah.
1
5. Manifetasi Klinis
1
a) .Kontraktur sendi
Eliminasi urine pasien berubah karena adanya imobilisasi pada posisi tegak
lurus, urine mengalir keluar dari pelvis ginjal lalu masuk ke dalam ureter
dan kandung kemih akibat gaya gravitasi.
d) Perubahan metabolik
Ketika cidera atau stres terjadi, sistem endokrin memicu serangkaian respon
yang bertujuan untuk mempertahankan tekanan darah dan memelihara hidup.
1
6. Pemeriksaan penunjang
7. Penatalaksanaan
2) Memberikan kenyamanan
3) Melakukan huknah
1
c. Posisi trelendang adalah menempatkan pasien di tempat tidur dengan bagian
kepala lebih rendah dari bagian kaki
Tujuan : untuk melancarkan peredaran darah
d. Posisi genu pectorat adalah posisi nungging dengan kedua kaki ditekuk dan
dada menempel pada bagian atas tempat tidur.
1
8. Pathway
18
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1) Identitas Pasien
Yaitu meliputi nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, alamat,
pekerjaan,nomor RM, tanggal pengkajian, tanggal masuk rumah sakit,
diagnosa medis
2) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi nama, umur, pekerjaan, hubungan antara penanggungjawab
dengan pasien.
3) Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan klien Meminta
bantuan pelayanan seperti:
a) Apa yang dirasakan klien
b) Apa masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba
atau pertahan dan sejak kapan dirasakan.
c) Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup pasien sehari
hari. d) Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu
Pasien.
b. Piwayat Penyakit Sekarang
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan
yang dirasakan sekarang khusumya gangguan yang mungkin sudah
berlangsung lama bila dihubungkan dengan usia dan kemungkinan
penyebabnya, namun karena tidak mengganggu aktivita klien, kondisi tidak
dikeluhkan.
c. Riwayat diet.
Perubahan statur nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat
mencerminkan gangguan pola tidur. Pola dan kebiasaan makan yang salah
menjadi faktor penyebab, oleh karena itu perlu dikaji.
Penurunan berat badan drastis
Selera makan menurun
Pola makan dan minum sehari-hari
Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi
Pencernaan.
1
d. Riwayat Tidur
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN..
a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan :
1) Penurunan massa otot
2) Penurunan kekuatan otot
3) Kekakuan sendi
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan :
1) Imobilitas
2) Kelemahan
3) Tirah baring
c. Keletihan berhubungan dengan :
1) Kondisi fisiologis
2) Gangguan tidur
3) Stress berlebihan
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
2
No Diagnosa Rencana Rencana Rasional
. keperawat Tindakan ( SLKI) Tindakan
an (SIKI)
1. Gangguan SIKI : Dukungan 1. Mengetahui
Setelah diberikan
mobilitas fisik Mobilisasi adanya nyeri
intervensi keperawatan
berhubungan Observasi: 2. Mengetahui
selama 3 x 24 jam,
dengan 1. Identifikasi toleransi fisik
diharapkan pasien mampu
penurunan adanya nyeri atau untuk
menunjukkan :
massa otot keluhan fisik melakukan
SLKI : Mobilitas fisik lainnya pergerakan
Ekpetasi : Meningkat 3. Pemantauan
2. Identifikasi
Dengan kriteria hasil : frekuensi
toleransi fisik
1. Pergerakan jantung dan
melakukan
esktremitas tekanan darah
pergerakan
2. Kekuatan otot 4. Pemantauan
3. Monitor
3. Rentang gerak (ROM) kondisi umum
frekuensi jantung
5. Untuk
dan tekanan
memfasilitasi
darah sebelum
aktivitas
mobilisasi
mobilisasi
4. Monitor
menggunakan
kondisi umum
alat bantu
Terapeutik:
6. Untuk
5. Fasilitasi aktivitas
mempermudah
mobilisasi dengan
dalam
alat bantu
melakukan
6. Fasilitasi
pergerakan
melakukan
7. Untuk
pergerakan
mendukung
7. Libatkan
agar pasien
keluarga untuk
merasa lebih
membantu
semangat
pasien
8. Menambah
Edukasi :
wawasan
22
8. Jelaskan tujuan pasien
dan prosedur 9. Agar pasien
mobilisasi dapat
9. Anjurkan melakukan
melakukan mobilisasi
mobilisasi 10.Agar pasien
dini mengetahui
10.Anjurkan mobilisasi
mobilisasi yang
sederhana yang sederhana
harus dilakukan
23
No. Diagnosa Rencana Rencana Rasional
Keperawata Tindakan ( SLKI) Tindakan (SIKI)
n
2. Intoleransi 1. Untuk
Setelah diberikan SIKI : Terapi
aktivitas mengetahui
intervensi keperawatan Aktivitas
berhubungan tingkat
selama 3 x 24 jam,
Observasi :
dengan aktivitas
diharapkan pasien 1. Identifikasi
imobilitas 2. Untuk
mampu menunjukkan: defisit tingkat
mengetahui
aktivitas
SLKI : Toleransi sumber daya
2. Identifikasi
Aktivitas aktivitas
sumber daya
Ekpetasi : Meningkat yang
untuk
Dengan kriteria hasil : diinginkan
aktivitas
1. Keluhan lelah 3. Mengetahui
yang
2. Frekuensi nadi makna
diinginkan
3. Dyspnea saat aktivitas yang
3. Identifikasi
aktivitas dilakukan
makna
4. Dyspena setelah 4. Membantu
aktvitas
aktivitas untuk memilih
Terapeutik :
aktivitas
4. Koordinasik
berdasarkan
an pemilihan
usia
aktivitas
5. Supaya pasien
sesuai usia
dapat
5. Fasilitasi
mengetahui
makna aktivitas
makna aktvitas
yang dipilih
yang dipilih
6. Tingatkan
6. Untuk
aktvitas fisik
Meningkatkan
untuk
aktivitas fisik
memelihara
7. Untuk
berat badan
mengembangk
7. Fasilitasi
an motivasi
mengembaka
dan penguatan
n motivasi
24
dan diri
penguatan
8. Agar
diri
mengetahui
Edukasi : aktivitas apa
8. Ajarkan cara
yang akan
melakukan
dipilih
aktivitas yang
dipilih
25
No Diagnosa Rencana tindakan Rencana tindakan Rasional
keperawatan Keperawatan (SLKI) keperawatan (SIKI)
3 Keletihan SIKI : Dukungan 1. Untuk
Setelah diberikan
berhubungan Tidur mengetahui pola
intervensi keperawatan
dengan Observasi : aktivitas tidur
selama 3 x 24 jam,
kondisi 1. Identifikasi 2. Untuk
diharapkan pasien
fisiologis pola mengetahui
mampu menunjukkan:
aktivitas faktor
SLKI : Tingkat tidur pengganggu
Keletihan 2. Identifikasi tidur
Ekpetasi : Menurun faktor 3. Menciptakan
Dengan kriteria pengganggu lingkungan yang
hasil : tidur nyaman
1. Verbalisasi 3. Modifikasi 4. Untuk membatasi
kepulihan energi lingkungan waktu tidur agar
2. Tenaga 4. Batasi waktu tidak berlebih
3. Kemampuan tidur siang maupun
melakukan aktivitas 5. Fasilitasi berkurang
rutin menghilangkan 5. Agar
4. Verbalisasi lelah stress menghilangkan
5. Lesu Edukasi : stress
6. Jelaskan 6. Agar pasien
pentingnya mengerti
tidur cukup pentingnya tidur
selama sakit cukup
7. Anjurkan 7. Agar pasien
menepati terbiasa dengan
kebiasaan waktu tidurnya
waktu tidur 8. Untuk
8. mengidentifik mengetahui
asi kebutuhan kebutuhan
istirahat istirahat
26
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN MOBILISASI
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn.U
Jenis Kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Pekejaan : Swasta
Status Perkawinan : Menikah
Suku : Rejang
Pendidikan : SMA
Alamat : Simpang Kota Bingin
2
B. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
GENOGRAM
: Perempuan
: Tinggal Serumah
: Pasien
: Meninggal
2
Pasien BAB 2 hari sekali dan BAK 2 hari sekali
3. Personal Hygiene (kulit,rambut,kuku dan gigi )
a. Di Rumah
Pasien mandi 2 kali sehari
b. Di Rumah Sakit
pasien belum dianjurkan untuk mandi, namun pasien hanya di lap
dengan menggunkan air hangat.
4. Aktivitas / Activity Daily Living (ADL)
a. Di Rumah
Pasien melakukan aktivitas dengan
berkebun b. Di Rumah Sakit
Tirah baring
5. Istirahat dan Tidur
a. Di Rumah
Jika merasa tenang akan tidur
b. Di Rumah Sakit
Pasien mengatakan sering terbangun tengah malam
F. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPRITUAL
1. Psikologi
Tn.U kesulitan dalam berkomunikasi karena mengalami gangguan berbicara
2. Sosial Ekonomi
Tn. U kesulitan dalam bersosial karena tidak bisa bicara
3. Spritual
Tn.U sulit beribadah karena badan terasa lemah
G. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis/Sadar sepenuhnya
3. Ekspresi : Mengkerut
4. Penampilan : Baik, namun terlihat lemas
5. Tanda – Tanda Vital
2
Tekanan Darah : 140/110 mmHg Pulse : 99 kali/menit
Frekuensi Pernafasan : 24 kali/permenit Temperatur :36,5
6. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
A. Kepala
Inspeksi
Rambut
Jumlah : Tipis
Distribusi : Tidak merata
Tekstur : Kasar
Kebersihan : Bersih
Palpasi
Kulit Kepala
Lesi : Tidak ada lesi dikulit kepala pasien
Tulang tengkorak
Kontur : Simetris
Ukuran : Normochepalus
Nyeri Tekan : Tidak ada nyeri
Wajah
Inspeksi
Kesimetrisan : Simetris
Ekspresi : Mengkerut
Kulit
Inspeksi
Warna : Sawo matang
Lesi : Tidak ada lesi
Mata
Inspeksi
Kelopak Mata : tidak ada lesi
Konjungtiva : An anemis
Sclera : Non ikterik
Kedudukan Bola Mata : Isokor
Pergerakan Bola Mata : Tidak mampu bergerak segala arah
Reaksi Pupil : tidak mengecil saat terkena cahaya
3
Alis Mata : Simetris, tidak ada lesi
Ketajaman Penglihatan : Buram / kunang-kunang
Telinga
Inspeksi
Struktur Luar : Simetris kiri dan kanan
Bagian Dalam : Bersih,tidak terdapat lesi
Tes Pendengaran :
- Weber : Seimbang
- Rinne : Hantaran tulang lebih keras
Hidung
Inspeksi
Struktur luar : Simetris,tidak ada lesi
Apakah Pasien bernafas
Dengan cuping hidung : Tidak
Sinus : Tidak ada peradangan pada sinus
Struktur Dalam
-Warna : Merah muda
- Konka : Tidak ada pembengkakan pada konka
- Septum : Tidak ada pembengkakan pada septum
Mulut
Inspeksi
Bibir : Normal
Gigi : Berlubang
Gusi : Tidak stomatitis
Paring
- Warna : Pucat
- Eksudat : Tidak ada
Lidah
- Warna : Pucat
- Lesi : Tidak ada lesi
- Gerakan : Tidak berespon
Tes pengecapan : Terasa sedikit pahit
3
B. Leher
Inspeksi
Kesimetrisan : Simetris
Palpasi
KGB : Tidak ada
Tiroid : Tidak ada pembesaran
Deviasi Trakea : Tidak ada
Vena Jugularis : Tidak terlihat dalam posisi tegak
E. Payudara
Inspeksi
Ukuran & Simetris : Normal, Simetris
Kontur : Merata
Kondisi Kulit : Keriput
Puting Susu : Kehitaman
3
Palpasi
Nodul : Tidak ada pembengkakan
Lokasi : Normal di ICS 4 lapang dada
Ukuran : Normal
F. Abdomen
Inspeksi
Warna : Sawo matang
Kontur : Merata
Kesimetrisan : Simetris
Auskultasi
Bising Usus : Peristaltik 12 x/menit
Bruits / Desiran :
- Aorta : Normal
- A.Renalis : Normal
Perkusi
Batas hepar : Tidak ada pembesaran hepar (timpani)
Lambung : Dullness
Limpa : Timpani
Kandung kemih : Dullness
Palpasi
Setiap kuadran : Tidak ada nyeri, edema
Kandung kemih : Tidak ada nyeri, Edema
Hepar : Tidak ada nyeri, Edema
Limpa : Tidak ada nyeri, Edema
Ginjal : Tidak ada nyeri, Edema
Kandung Kemih : Tidak ada nyeri, Edema
3
F. Kulit
Inspeksi
Warna : Pucat
Ketebalan : Tipis
Bentuk : Keriput
Tekstur : Tidak elastis
Sudut kuku & Dasar Kuku : Tidak ada lesi,edema,normal
Palpasi
Kelembaban : Lembab, (bukan tanda penyakit)
Suhu Kulit : Dingin
Turgor : Tidak elastis
Edema pitting : Terdapat edema di siku, jari tangan dan kaki
Palpasi
Kapiller Refill : Kurang dari 3 detik
ROM
Jari tangan : Jari tangan lemas
Panggul : Lemas
Lutut : Lemah dan lemah serta sulit bergerak
Tumit : Pasien sulit menggerakkan
Jari Kaki : Jari kaki pasien sulit digerakkan karena terasa
lemah
3
F. Dada Posterior & Punggung
Inspeksi
Deformitas atau asimetri : Normal
Retraksi Inspiratori Iga : Normal
Pergerakan Dada : Dada bergerak dengan baik
Palpasi
Apakah ada fraktur Iga : Tidak ada
Ekspansi Thorak : Simetris anatara kiri dana kanan
Taktil Fremitus : Getaran teraba, simetris kiri dan kanan
Punggung
Inspeksi
Postur Tulang Belakang : Normal, tidak ada tanda skeleosis,
kifosis, dan lordosis
Palpasi
Apakah ada penyimpangan : Tidak ada
Perkusi Ginjal : Dullnes
I. LABORATORIUM
3
MORSE FALL SCALE (MFS)/ SKALA JATUH DARI MORSE
6. Statu mental 0
TOTAL SKORE
115
* Resiko Jatuh Tinggi
3
ONTARIO MODIFIED STRATIFI – SYDNEY SKORING
Apakah pasien Ya /
disorientasi?(salah menyebutkan Tidak 0
waktu, tempat atau orang)
Apakah pasien mengalami Ya /
agitas? ( ketakutan, gelisah, dan Tidak
cemas)
3 Penglihatan Apakah pasien memakai Ya / Salah satu
kacamata? Tidak jawaban ya = 1
38
ANALISA DATA
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.95.87
1 Ds
- Kelurarga Tn. U mengatakan sulit Penurunan Gangguan
menggerakkan ekstremitas massa otot Mobilitas Fisik
39
2. Ds
- Keluarga Tn. U mengatakan bahwa Kondisi Keletihan
energinya tidak pulih walaupun Fisiologis
sudah tidur
40
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.95.82
TANGGAL
NO. DIAGNOSA TANGGAL MASALAH PARAF
PARAF
KEPERAWATAN MASALAH TERATASI
MUNCUL
1
Gangguan Mobilitas 23 Januari 25 Januari
Fisik berhubungan
2023 2023
dengan Penurunan
Massa Otot
2
Keletihan
23 Januari 25 Januari
berhubungan
2023 2023
dengan Kondisi
Fisiologis
41
PERENCANAAN
DIAGNOSA PERENCANAA
NO N RASIONAL
KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN
1 DIAGNOSA I SIKI : Dukungan Mobilisasi - Mengetahui adanya
Setelah diberikan intervensi
Observasi: nyeri
Gangguan Mobilitas Fisik keperawatan selama 3 x 24
- Identifikasi adanya nyeri - Mengetahui toleransi
berhubungan dengan jam, diharapkan pasien mampu
atau keluhan fisik lainnya fisik untuk
Penurunan Massa Otot menunjukkan :
- Identifikasi toleransi fisik melakukan
SLKI : Mobilitas fisik melakukan pergerakan pergerakan
Ekpetasi : Meningkat - Monitor frekuensi jantung - Pemantauan
Dengan kriteria hasil : dan tekanan darah sebelum frekuensi jantung
1. Pergerakan esktremitas mobilisasi dan tekanan darah
2. Kekuatan otot - Monitor kondisi umum - Pemantauan kondisi
3. Rentang gerak (ROM) Terapeutik: umum
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi - Untuk memfasilitasi
dengan alat bantu aktivitas mobilisasi
- Fasilitasi melakukan menggunakan alat
pergerakan bantu
- Untuk
42
- Libatkan keluarga untuk mempermudah
membantu pasien dalam melakukan
Edukasi : pergerakan
- Jelaskan tujuan dan prosedur - Untuk mendukung
mobilisasi agar pasien merasa
- Anjurkan melakukan lebih semangat
mobilisasi dini - Menambah
- Anjurkan mobilisasi sederhana wawasan pasien
yang harus dilakukan
- Agar pasien dapat
melakukan
mobilisasi
- Agar pasien
mengetahui mobilisasi
yang sederhana
43
PERENCANAAN
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.95.87
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO RASIONAL
KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN
2 DIAGNOSA II SIKI : Manajemen Energi
Setelah diberikan intervensi
Observasi : - Untuk mengetahui
keperawatan selama 3 x 24 jam,
Keletihan berhubungan dimana gangguan
- Identifikasi gangguan
diharapkan pasien mampu
dengan Kondisi Fisiologi terjadi
menunjukkan: fungsi tubuh yang
- Untuk mengetahui
mengakibatkan lelah
pola jam tidur
SLKI : Tingkat Keletihan - Monitor kelelahan fisik
- Agar pasien merasa
Ekpetasi : Menurun
- Monitor pola jam tidur
nyaman
Dengan kriteria hasil :
Terapeutik - Agar pergerakan
1. Verbalisasi kepulihan energi
- Sediakan lingkungan pasien lebih leluasa
2. Tenaga
nyaman - Agar pasien terbiasa
3. Kemampuan melakukan
aktivitas rutin - Lakukan latihan rentang melakukan aktivitas
44
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
45
IMPLEMENTASI (Perawatan Hari Pertama)
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.98.87
HARI/TANGGAL : Senin /23 januari 2023 HARI PERAWATAN KE : 1 (SATU)
47
IMPLEMENTASI (Perawatan Hari Pertama)
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.98.87
HARI/TANGGAL : Senin /23 januari 2023 HARI PERAWATAN KE : 1 (SATU)
49
IMPLEMENTASI (Perawatan Hari Kedua)
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.95.82
HARI/TANGGAL : Kamis/ 24 januari 2023 HARI PERAWATAN KE : 2 (DUA)
A.
Mobilitas Fisik
(masalah teratasi
sebagian)
P.
Intervensi dilanjutkan
51
IMPLEMENTASI (Perawatan Hari Kedua)
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.95.82
HARI/TANGGAL : Kamis/ 24 januari 2023 HARI PERAWATAN KE : 2 (DUA)
P.
Intervensi dilanjutkan
53
IMPLEMENTASI (Perawatan Hari Ketiga)
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.95.87
HARI/TANGGAL : Jumat/ 25 januari 2023 HARI PERAWATAN KE : 3 (TIGA)
SPO2 = 99
RR = 24 x/menit A.
2. Tn.U/keluarga mengatakan
Mobilitas Fisik
nyeri mulai berkurang
(Masalah teratasi)
3. Keluarga Tn.U mengatakan
siap untuk mobilisasi dini
P.
4. Keluarga Tn. U siap
membantu melakukan
mobilisasi sederhana Intervensi dihentikan
5. Keluarga Tn.U
mengatakan mengerti
tentang ROM pasif
55
IMPLEMENTASI (Perawatan Hari Ketiga)
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.95.87
HARI/TANGGAL : Jumat/ 25 januari 2023 HARI PERAWATAN KE : 3 (TIGA)
O.
56
A.
Tingkat Keletihan
(Masalah teratasi)
P.
Intervensi dihentikan
57
BAB IV
PEMBAHASAN
.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul pada pasien Syndrom Geriatri adalah:
1) Gangguan Mobilitas Fisik
2) Keletihan
C. Intervensi
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien berdasarkan
prioritas masalah yang ditemukan, tidak semua rencana tindakan pada teori dapat
ditegakkan pada tinjauan kasus disesuaikan dengan keluhan yang dirasakan pasien saat
pengkajian dilakukan. Untuk diagnosa pertama yaitu dilakukan rencana tindakan
dukungan mobilisasi, diagnosa kedua yaitu dilakukan rencana tindakan manajemen
energi
D. Implementasi
Setelah rencana tindakan ditetapkan maka dilanjutkan dengan melakukan
rencana tersebut dalam bentuk nyata, sebelum diterapkan pada pasien sebaiknya
5
melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga pasien agar tindakan yang
diberikandapat disetujui oleh pasien dan keluarga pasien.
5
E. Evaluasi
Dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang
maksimal memerlukan adanya kerjasama antara pasien, perawat, dokter dan tenaga
kesehatan lainnya.
6
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Geriatri sesuai dengan pengkajian teoritis yang didapat dimana tanda dan
Keperawatan Indonesia.
keperawatan Indonesia
6
B. Saran
1) Bagi pendidikan.
menentukan sikap terbaik terhadap kesehatan individu dan keluarga sebagai orang
terdekat dengan individu dapat mengingatkan dan menjaga kesehatan dengan pola
hidup sehat.
6
DAFTAR PUSTAKA
62