Anda di halaman 1dari 65

MAKALAH SEMINAR

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR


Asuhan Keperawatan Dasar pada Pasien Tn. U dengan Gangguan Mobilisasi di
Ruang Melati RSUD Rejang Lebong
Tahun 2023

PEMBIMBING PENDIDIKAN

(Ns. Fatimah.,SST.,M.Kep)

Kelompok 2
Disusun Oleh :
Harja Junialdi P05120321067
Kevin Parsaulian M P05120321071
Irmeka Angeline P05120321070
Marda Tillah Yuswari P05120321074
Nova Andriani P05120321031
Puspita Anggraini P05120320081
Ratna Rahayu P05120320084
Rizki Putriani P05120320039

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONEISA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Laporan Seminar dengan
judul “ Asuhan Keperawatan pada Pasien Tn U dengan kasus Kebutuhan Mobilisasi di
Ruang Melati Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Rejang lebong Tahun 2023”
Penyusunan Makalah Laporan Seminar ini penulis mendapatkan bimbingan dan
bantuan baik materi maupun nasihat dari berbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Laporan Seminar tepat pada waktunya. Oleh karena
itu,penulismengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Rheyco Victoria,Sp An, selaku Direktur Rumah Sakit Umum Rejang lebong
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti praktek klinik
keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Rejang lebong
2. Ns. Ria Aryani, SST, selaku ketua bidang keperawatan di Rumah Sakit Umum
Daerah
Kabupaten Rejang Lebong
3. Fatimah SST M.Kep NERS Selaku dosen pembimbing PKK mata kuliah Keperawatan
Dasar yang telah memberikan bimbingan dan arahannya kepada kami
4. Eliya Yusnita, S.kep NERS selaku CI ruangan Anggrek sekaligus pembimbing
lahan dalam penyusunan laporan seminar ini yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, arahan, dan masukan sehingga laporan seminar ini bisa
terselesaikan dengan baik.
5. Seluruh CI dan Senior Ruangan Melati serta Staf kepegawaian Di Rumah Sakit
Umum
Daerah Rejang Lebong
6. Seluruh Mahasiswa-Mahasiswi Prodi D4 Keperawatan Bengkulu Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes yang sedang Praktek Klinik Keperawatan
DirumahSakit Umum Daerah Kabupaten Rejang Lebong .

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun makalah laporan seminar ini
masih banyak terdapat kekeliruan dan kekhilafan baik dari segi penulisan maupun
penyusunan dan metedologi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
bimbingandari berbagai pihak agar penulis dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di
masa yang akan datang.

3
Penulis berharap semoga laporan seminar yang telah penulis susun ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak serta dapat membawa prubahan positif terutama bagi penulis
sendiri dan mahasiswa lain yang sedang praktik klinik keperawatan Di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Rejang lebong

Rejang lebong , 02 Februari 2023

Penulis

4
DAFTAR ISI

JUDUL........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 6
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 7
C. Tujuan Studi Kasus dan Kegunaan Penulisan....................................................... 7
D. Manfaat Studi Kasus............................................................................................ 7
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep penyakit pada pasien dengan Kebutuhan
Mobilisasi..........................................
1. Definisi .................................................................................................... 9
2. Etiologi .................................................................................................... 10
3. Klasifikasi................................................................................................ 11
4. Patofisiologi............................................................................................. 11
5. Pathway ................................................................................................... 12
6. Manifestasi Klinis .................................................................................... 12
7. Pemeriksaan penunjang ............................................................................ 13
8. Penatalaksanaan ....................................................................................... 13
B. Konsep Asuhan Keperawatan ............................................................................. 16
BAB III LAPORAN KASUS
1. Pengkajian ............................................................................................... 36
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................. 38
3. Intervensi ................................................................................................. 41
4. Implementasi............................................................................................ 47
5. Evaluasi ................................................................................................... 68
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Karakteristik Pasien dengan kebutuhan Mobilisasi Di RSUDRejang
lebong ................................................................................................................. 69
1. Pengkajian ..................................................................................................... 70
2. Diagnosa Keperawatan .................................................................................. 70

5
3. Intervensi....................................................................................................... 70
4. Implementasi ................................................................................................. 70
5. Evaluasi......................................................................................................... 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 71
B. Saran ................................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 73

6
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seluruh mahluk hidup biasanya melalui tahap penuaan, yang dimana tahap
terus menerus terjadi secara alami diawali dari lahir hingga wafat. Tahap menua adalah
hal yang lumrah serta akan di alami oleh seluruh orang yang diberikan usia panjang
serta tahapan kehidupan manusia. Individu disebut usia lanjut (lansia) jika orang itu
sudah berusia antar
65 tahun sampai tutup usia, tahap senium (Zainiyah,
2022).

Tahapan menua bukan penyakit maupun keadaan yang mesti tak


berkemampuan, tetapi suatu tahapan lanjutan dari tahap kehidupan yang dikenali
dengan keterlambatan kemampuan fungsional yang kerap diakibatkan dari beberapa
masalah kronik. Tahap menua ialah hasil dari semua transformasi yang terjadi dengan
seiringnya masa, transformasi ini menjadi pencetus sensivitas tubuh akan penyakit
sebab minimnya kemampuan tubuh saat tahap menyesuaikan diri saat mempertahankan
keseimbangan tubuh pada rangsangan di dalam atau luar tubuh (Hesti, 2010).

Pada bidang kesehatan peningkatan usia harapan hidup adalah salah satu
indikator dalam kesuksesan pembangunan. Menurut Depkes RI, (2007) rerata usia
harapan hidup tertinggi berada di Jepang yakni 80,93/tahun (laki-laki 77,63/tahun
dan perempuan
84,41/tahun), Amerika serikat 77,14/tahun (laki-laki 74,37/tahun dan
perempuan
80,05/tahun), selain itu menurut Badan Pusat Statistik (BPS) prediksi lansia di
Indonesia yang berumur lebih dari 65 tahun sebanyak 7,18% pada tahun 2000 dan
diprediksi meningkat menjadi 8,5% pada tahun 2020 penduduk lansia di Indonesia
sejumlah 28,8 juta atau 11,34 %, dan merupakan lansia yang terbesar di dunia
(Nurviyandari, 2011).

Kenaikan angka lansia perlu dibarengi oleh pemeliharaan kesejahteraan lansia


yang dinaungi oleh Depsos yang bermaksud menaikkan kualifikasi kesehatan serta
kualitas kehidupan guna menggapai masa tua yang bahagia serta efektif di kehidupan
keluarga juga masyarakat sesuai dengan kehadirannya di masyarakat, maka lansia bisa
merasakan sisa hidupnya dengan damai, aman serta tentram lahir atau batin. Akan
tetapi tetap dijumpai lansia di Indonesia yang terlantar, dari 18 juta lansia, tercatat
6
sejumlah 2,8 juta lansia dan lansia berisiko terabaikan 4,6 juta lansia, hal ini
disebabkan oleh faktor ekonomi, trend hidup dan budaya (Zainiyah, 2022).

7
Penurunan serta transformasi struktur fungsi, baik fisik dan psikis pada sistem
muskuloskeletal bisa memengaruhi mobilitas fisik pada lansia yang bisa terjadi
gangguan pada mobilitas fisik pada lansia yang akan memengaruhi kemampuan agar
bisa berkegiatan. Gangguan mobilitas fisik yang dialami lansia memengaruhi
metamorfosis pada motorik yang mencakup hilangnya kekuatan serta tenaga yang
lazimnya ikut metamorfsis fisik yang terjadi akibat bertambahnya umur, kehilangan
kemampuan otot, kekakuan persendian, gemetar pada tangan, kepala dan rahang bawah
serta biasanya diakibatkan terdapat gangguan pada muskuloskeletal, metamorfosis fisik
akan memengaruhi level kemandirian lansia. Hambatan mobilitas fisik ialah
keterbatasan pada gerakan fisik tubuh secara individual serta tertuju pada satu atau lebih
ekstremitas (SDKI,
2017).

Perawat mempunyai andil yang penting saat memberikan asuhan keperawatan


pada lansia dengan melaksanakan pengkajian aspek biopsiko-sosio-spiritual.
Asuhan keperawatan dapat mencegah gangguan mobilitas fisik ialah memberikan cara
pemakaian alat bantu jalan, menolong ambulasi klien, mengedukasi cara praktik latihan
rentang gerak guna menjaga kekuatan otot klien, mengedukasi ROM pasif (SDKI,
2017). Menurut fenomena serta data ini memunculkan penulis tertarik guna memahami
serta mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada Tn. U dengan sindrom geriatri
gangguan mobilitas fisik.

8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis
mengangkat judul asuhan keperawatan pada pasien dengan sindrom geriatri di ruangan
Melati RSUD Rejang Lebong

C. Tujuan Pembahasan
1. Tujuan umum

Untuk mengetahui dan memahami gambaran asuhan keperawatan pada pasien


dengan gangguan mobilisasi

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan


gangguan mobilisasi

b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan


gangguan mobilisasi

c. Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada pasien dengan


gangguan mobilisasi

d. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien dengan


gangguan mobilisasi

e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan


gangguan mobilisasi

9
D. Manfaat Pembahasan
1. Bagi Perawat
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien gangguan mobilisasi dengan tindakan keperawatan
yang komperehensif menjadi efektif
2. Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai sumber informasi dan referensi dalam pemberian materi tentang
mobilisasi dan menjadi referensi tingkatan selanjutnya dalam membuat laporan
pendahuluan pada jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
3. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian asuhan keperawatan
terkait dengan mobilisasi dan dapat digunakan sebagai standar operasional prosedur
dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien Mobilisasi
4. Bagi Pasien dan Keluarga
Memberikan pengetahuan dan informasi kepada pasien dan keluarga
mengenai tindakan pencegahan untuk mengurangi terjadinya gangguan mobilisasi
pada klien. Sehingga perawat, klien, dan keluarga bisa bekerja sama untuk
mengurangi dampak yang akan terjadi

1
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN MOBILISASI

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi Mobilisasi
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak
secara mudah, bebas dan teratur untuk mencapai suatu tujuan, yaitu untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya baik secara mandiri maupun dengan bantuan orang lain dan
hanya dengan bantuan alat (Widuri, 2010).

Mobilitas adalah proses yang kompleks yang membutuhkan adanya


koordinasi antara sistem muskuloskeletal dan sistem saraf (P. Potter, 2010)

Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan


dengan bebas (Kozier, 2010).

Jadi mobilitas atau mobilisasi adalah kemampuan individu untuk bergerak


secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
guna mempertahankan kesehatannya untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari
secara mandiri.
2. Etiologi
1. Penyebab utama immobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah,
kekakuan otot, ketidakseimbangan, dan masalah psiokologis.

Penyebab secara umum :

1. Kelainan postur

2. Gangguan perkembangan otot

3. Kerusakan system saraf pusat

4.Trauma langsung pada system musculoskeletal dan neuromuscular

5. Kekakuan otot

1
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi mobilisasi :

a. Gaya hidup

Gaya hidup sesorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin


tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat
meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tetang
mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat
misalnya; seorang ABRI akan berjalan dengan gaya berbeda dengan seorang
pramugari atau seorang pemabuk.

b. Proses penyakit dan injuri

Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang akan mempengaruhi


mobilitasnya misalnya; seorang yang patah tulang akan kesulitan untuk mobilisasi
secara bebas. Demikian pula orang yang baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri
mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus istirahat di
tempat tidurkarena mederita penyakit tertentu misalnya; CVA yang berakibat
kelumpuhan, typoid dan penyakit kardiovaskuler.

c. Kebudayaan

Kebudayaan dapat mempengarumi poa dan sikap dalam melakukan aktifitas


misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan berebda
mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai mobil dalam segala keperluannya.
Wanita kraton akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita
madura dan sebagainya.

d. Tingkat energy

Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang
lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi
dengan seorang pelari.

e. Usia dan status perkembangan

Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasnya dibandingkan


dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit dalam masa pertumbuhannya akan
berbeda pula tingkat kelincahannya dibandingkan dengan anak yang sering sakit.

1
3. Klasifikasi
1) Jenis- jenis mobilitas:

a. Mobilitas penuh.

Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas


sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari- hari.
Mobilitas penuh ini merupakan saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat
mengontrol seluruh area tubuh seseorang.

b. Mobilitas sebagian.

Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan


tidak mampu bergerak secara bebas karena di pengaruhi oleh gangguan saraf motorik
dan saraf sensorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau
patah tulang dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapat mengalami mobilitas
sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilngan kontrol mekanik dan sensorik.
Mobilitas sebagian di bagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1) Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk


bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabakan
oleh trauma reversibel pada sistem muskuloskeletal, contohnya adalah adanya
dislokasi sendi dan tulang.

2) Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk


bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh
rusaknya sistem saraf yang refersibel. Contohnya terjadinya hemiplegi karena stroke,
paraplegi karena cedera tulang belakang, poliomelitis karena terganggunya sistem
saraf motorik dan sensoris.

2) Rentang gerak dalam mobilisasi :

Dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :

a. Rentang gerak pasif

Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.

1
b. Rentang gerak aktif

Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan
kakinya.

c. Rentang gerak fungsional

Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang
diperlukan (Carpenito, 2000).

3) Jenis imobilitas:

Menurut Mubarak (2008) secara umum ada beberapa macam keadaan


imobilitas antara lain :

a. Imobilitas fisik : kondisi ketika seseorang mengalami keterbatasan fisik


yang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun kondisi orang tersebut.

b. Imobilitas intelektual : kondisi ini dapat disebabkan oleh kurangnya


pengetahuan untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya, misalnya
pada kasus kerusakan otak.

c. Imobilitas emosional : kondisi ini bisa terjadi akibat proses pembedahan


atau kehilangan seseorang yang dicintai.

d. Imobilitas sosial : kondisi ini bisa menyebabkan perubahan interaksi


sosial yang sering terjadi akibat penyakit.

1
4. Patofisiologi
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem
otot, skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot Skeletal mengatur
gerakan tulang karena adanya kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang
bekerja sebagai sistem pengungkit.

Ada dua tipe kontraksi otot: isotonik dan isometrik. Pada kontraksi isotonik,
peningkatan tekanan otot menyebabkan otot memendek. Kontraksi isometrik
menyebabkan peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada pemendekan
atau gerakan aktif dari otot, misalnya, menganjurkan klien untuk latihan kuadrisep.
Gerakan volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik dan isometrik. Meskipun
kontraksi isometrik tidak menyebabkan otot memendek, namun pemakaian energi
meningkat.

Perawat harus mengenal adanya peningkatan energi (peningkatan kecepatan


pernafasan, fluktuasi irama jantung, tekanan darah) karena latihan isometrik. Hal ini
menjadi kontra indikasi pada klien yang sakit (infark miokard atau penyakit obstruksi
paru kronik). Postur dan Gerakan Otot merefleksikan kepribadian dan suasana hati
seseorang dan tergantung pada ukuran skeletal dan perkembangan otot skeletal.
Koordinasi dan pengaturan dari kelompok otot tergantung dari tonus otot dan aktifitas
dari otot yang berlawanan, sinergis, dan otot yang melawan gravitasi.

Tonus otot adalah suatu keadaan tegangan otot yang seimbang. Ketegangan
dapat dipertahankan dengan adanya kontraksi dan relaksasi yang bergantian melalui
kerja otot. Tonus otot mempertahankan posisi fungsional tubuh dan mendukung
kembalinya aliran darah ke jantung. Immobilisasi menyebabkan aktifitas dan tonus
otot menjadi berkurang. Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari
empat tipe tulang: panjang, pendek, pipih, dan ireguler (tidak beraturan). Sistem
skeletal berfungsi dalam pergerakan, melindungi organ vital, membantu mengatur
keseimbangan kalsium, berperan dalam pembentukan sel darah merah.

1
5. Manifetasi Klinis

1
a) .Kontraktur sendi

Disebabkan karena tidak digunakan atrofi dan pendekatan saraf

otot. b) Perubahan eliminasi urine

Eliminasi urine pasien berubah karena adanya imobilisasi pada posisi tegak
lurus, urine mengalir keluar dari pelvis ginjal lalu masuk ke dalam ureter
dan kandung kemih akibat gaya gravitasi.

c) Perubahan sistem integument

Dekubitus terjadi akibat iskemia dan anoreksia jaringan. Jaringan yang


tertekan, darah membentuk dan kontriksi kuat pada pembuluh darah akibat
tekanan persistem pada kulit dan struktur di bawah kulit sehingga respirasi selular
terganggu dan sel menjadi mati.

d) Perubahan metabolik

Ketika cidera atau stres terjadi, sistem endokrin memicu serangkaian respon
yang bertujuan untuk mempertahankan tekanan darah dan memelihara hidup.

e) Perubahan sistem muskulus skeletal

Keterbatasan mobilisasi mempengaruhi otot klien melalui kehilangan


daya tahan, penurunan massa otot atrofi dan penurunan stabilitas.

f) Perubahan pada sistem respiratori

Klien dengan pasca operasi dan imobilisasi beresiko tinggi mengalami


komplikasi pada paru- paru.

1
6. Pemeriksaan penunjang

a. Sinar –X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan hubungan


tulang.
b. CT scan (Computed Tomography)
c. MRI (Magnetik Resonance Imaging) adalah tehnik pencitraan khusus, noninvasive,
yang menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan computer untuk
memperlihatkan abnormalitas.
d. Pemeriksaan Laboratorium:
Hb ↓pada trauma, Ca↓ pada imobilisasi lama, Alkali Fospat ↑, kreatinin dan SGOT ↑
pada
kerusakan otot

7. Penatalaksanaan

1. Membantu pasien duduk di tempat tidur

Tindakan ini merupakan salah satu cara mempertahankan kemampuan


mobilitas pasien. Tujuan :
a. Mempertahankan kenyamanan
b. Mempertahankan toleransi terhadap
aktifitas c. Mempertahankan kenyamanan

2. Mengatur posisi pasien di tempat tidur


a. Posisi fowler adalah posisi pasien setengah duduk/ duduk .
Tujuan :
1) Mempertahankan kenyamanan
2) Menfasilitasi fungsi pernafasan
b. Posisi sim adalah pasien terbaring miring baik ke kanan atau ke kiri .
Tujuan :
1) Melancarkan peredaran darah ke otak

2) Memberikan kenyamanan

3) Melakukan huknah

4) Memberikan obat peranus (inposutoria)

5) Melakukan pemeriksaan daerah anus

1
c. Posisi trelendang adalah menempatkan pasien di tempat tidur dengan bagian
kepala lebih rendah dari bagian kaki
Tujuan : untuk melancarkan peredaran darah
d. Posisi genu pectorat adalah posisi nungging dengan kedua kaki ditekuk dan
dada menempel pada bagian atas tempat tidur.

3. Memindahkan pasien ke tempat tdiur/ ke kursi roda


Tujuan :
a. Melakukan otot skeletal untuk mencegah
kontraktur b. Mempertahankan kenyamanan pasien
c. Mempertahankan kontrol diri pasien
d. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan

4. Membantu pasien berjalan


Tujuan :
a. Toleransi aktifitas
b. Mencegah terjadinya kontraktur sendi

1
8. Pathway

18
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1) Identitas Pasien
Yaitu meliputi nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, alamat,
pekerjaan,nomor RM, tanggal pengkajian, tanggal masuk rumah sakit,
diagnosa medis
2) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi nama, umur, pekerjaan, hubungan antara penanggungjawab
dengan pasien.

3) Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama
Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan klien Meminta
bantuan pelayanan seperti:
a) Apa yang dirasakan klien
b) Apa masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba
atau pertahan dan sejak kapan dirasakan.
c) Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup pasien sehari
hari. d) Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu
Pasien.
b. Piwayat Penyakit Sekarang
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan
yang dirasakan sekarang khusumya gangguan yang mungkin sudah
berlangsung lama bila dihubungkan dengan usia dan kemungkinan
penyebabnya, namun karena tidak mengganggu aktivita klien, kondisi tidak
dikeluhkan.
c. Riwayat diet.
Perubahan statur nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat
mencerminkan gangguan pola tidur. Pola dan kebiasaan makan yang salah
menjadi faktor penyebab, oleh karena itu perlu dikaji.
Penurunan berat badan drastis
Selera makan menurun
Pola makan dan minum sehari-hari
Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi
Pencernaan.
1
d. Riwayat Tidur

Data yang perlu dikaji seperti deskripsi masalah tidur pasien,pola


tidur biana, Perubahan tidur terakhir, rutinitas menjelang tidur, Penggunaan
obat tidur pola asupan diet, gejala yang dialami saat tidur atau terbangun.
e. Status Sosial Ekonomi
Kaji status sosial ekonomi klien dengan menghindari
pertanyaanYang mengarah pada jumah atau nilai pendapatan melainkan
lebih difokuskan pada kualitas pengelaan suatu nilai tertuntu.
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji Kondisi kesehatan keluarga pasien untuk menilai ada
tidaknya hubungan dengan penyakit yang sedang dialami pasien.
4) Pola kesehatan fungsional pola gordan
a. Posa persepsi dan pemeliharaan
kesehatan b. Pola nutrisi dan mutabolik
c. Pola cairan dan metabolik
d. Pola istirahat dan tidur
e. Para aktivitas dan latihan
f. Pola eliminasi
g. Pola persepsi dan kognitif
h. pola reproduksi dan seksual
i. Pola persepsi dan konsep diri
j. pola mekanisme kuping
k. pola nilai kepercayaan
5) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum pasien
b. Kesadaran
c. Pemeriksaan TTV
d. Pemeriksaan kepala dan wajah
Bentuk kepala, kesimetrian, bentuk wajah, kelengkapan mata, kebersihan
hidung dan keadaan telinga
e. Pemeriksaan integumen
Keadaan turgor kulit, lesi, kelainan kulitm tekstur dan warna
kulit f. Pemeriksaan thoraks dan jantung
Bentuk dada, bunyi normal pada jantung dan apakah ada pembesaran pada
jantung
2
g. Pemeriksaan abdomen
Bagaimana bentuk abdomen, apakah ada kelainan pada abdomen, hati dan
lambun

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN..
a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan :
1) Penurunan massa otot
2) Penurunan kekuatan otot
3) Kekakuan sendi
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan :
1) Imobilitas
2) Kelemahan
3) Tirah baring
c. Keletihan berhubungan dengan :
1) Kondisi fisiologis
2) Gangguan tidur
3) Stress berlebihan

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

2
No Diagnosa Rencana Rencana Rasional
. keperawat Tindakan ( SLKI) Tindakan
an (SIKI)
1. Gangguan SIKI : Dukungan 1. Mengetahui
Setelah diberikan
mobilitas fisik Mobilisasi adanya nyeri
intervensi keperawatan
berhubungan Observasi: 2. Mengetahui
selama 3 x 24 jam,
dengan 1. Identifikasi toleransi fisik
diharapkan pasien mampu
penurunan adanya nyeri atau untuk
menunjukkan :
massa otot keluhan fisik melakukan
SLKI : Mobilitas fisik lainnya pergerakan
Ekpetasi : Meningkat 3. Pemantauan
2. Identifikasi
Dengan kriteria hasil : frekuensi
toleransi fisik
1. Pergerakan jantung dan
melakukan
esktremitas tekanan darah
pergerakan
2. Kekuatan otot 4. Pemantauan
3. Monitor
3. Rentang gerak (ROM) kondisi umum
frekuensi jantung
5. Untuk
dan tekanan
memfasilitasi
darah sebelum
aktivitas
mobilisasi
mobilisasi
4. Monitor
menggunakan
kondisi umum
alat bantu
Terapeutik:
6. Untuk
5. Fasilitasi aktivitas
mempermudah
mobilisasi dengan
dalam
alat bantu
melakukan
6. Fasilitasi
pergerakan
melakukan
7. Untuk
pergerakan
mendukung
7. Libatkan
agar pasien
keluarga untuk
merasa lebih
membantu
semangat
pasien
8. Menambah
Edukasi :
wawasan

22
8. Jelaskan tujuan pasien
dan prosedur 9. Agar pasien
mobilisasi dapat
9. Anjurkan melakukan
melakukan mobilisasi
mobilisasi 10.Agar pasien
dini mengetahui
10.Anjurkan mobilisasi
mobilisasi yang
sederhana yang sederhana
harus dilakukan

23
No. Diagnosa Rencana Rencana Rasional
Keperawata Tindakan ( SLKI) Tindakan (SIKI)
n
2. Intoleransi 1. Untuk
Setelah diberikan SIKI : Terapi
aktivitas mengetahui
intervensi keperawatan Aktivitas
berhubungan tingkat
selama 3 x 24 jam,
Observasi :
dengan aktivitas
diharapkan pasien 1. Identifikasi
imobilitas 2. Untuk
mampu menunjukkan: defisit tingkat
mengetahui
aktivitas
SLKI : Toleransi sumber daya
2. Identifikasi
Aktivitas aktivitas
sumber daya
Ekpetasi : Meningkat yang
untuk
Dengan kriteria hasil : diinginkan
aktivitas
1. Keluhan lelah 3. Mengetahui
yang
2. Frekuensi nadi makna
diinginkan
3. Dyspnea saat aktivitas yang
3. Identifikasi
aktivitas dilakukan
makna
4. Dyspena setelah 4. Membantu
aktvitas
aktivitas untuk memilih
Terapeutik :
aktivitas
4. Koordinasik
berdasarkan
an pemilihan
usia
aktivitas
5. Supaya pasien
sesuai usia
dapat
5. Fasilitasi
mengetahui
makna aktivitas
makna aktvitas
yang dipilih
yang dipilih
6. Tingatkan
6. Untuk
aktvitas fisik
Meningkatkan
untuk
aktivitas fisik
memelihara
7. Untuk
berat badan
mengembangk
7. Fasilitasi
an motivasi
mengembaka
dan penguatan
n motivasi
24
dan diri
penguatan
8. Agar
diri
mengetahui
Edukasi : aktivitas apa
8. Ajarkan cara
yang akan
melakukan
dipilih
aktivitas yang
dipilih

25
No Diagnosa Rencana tindakan Rencana tindakan Rasional
keperawatan Keperawatan (SLKI) keperawatan (SIKI)
3 Keletihan SIKI : Dukungan 1. Untuk
Setelah diberikan
berhubungan Tidur mengetahui pola
intervensi keperawatan
dengan Observasi : aktivitas tidur
selama 3 x 24 jam,
kondisi 1. Identifikasi 2. Untuk
diharapkan pasien
fisiologis pola mengetahui
mampu menunjukkan:
aktivitas faktor
SLKI : Tingkat tidur pengganggu
Keletihan 2. Identifikasi tidur
Ekpetasi : Menurun faktor 3. Menciptakan
Dengan kriteria pengganggu lingkungan yang
hasil : tidur nyaman
1. Verbalisasi 3. Modifikasi 4. Untuk membatasi
kepulihan energi lingkungan waktu tidur agar
2. Tenaga 4. Batasi waktu tidak berlebih
3. Kemampuan tidur siang maupun
melakukan aktivitas 5. Fasilitasi berkurang
rutin menghilangkan 5. Agar
4. Verbalisasi lelah stress menghilangkan
5. Lesu Edukasi : stress
6. Jelaskan 6. Agar pasien
pentingnya mengerti
tidur cukup pentingnya tidur
selama sakit cukup
7. Anjurkan 7. Agar pasien
menepati terbiasa dengan
kebiasaan waktu tidurnya
waktu tidur 8. Untuk
8. mengidentifik mengetahui
asi kebutuhan kebutuhan
istirahat istirahat

26
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN MOBILISASI

Tanggal Masuk : 21 Januari 2023


Tanggal Pengkajian : 23 Januari 2023
Ruang Kelas : Melati
Nomor Register : 21.95.87
Diagnose Medis : Syndrome
Geriatri

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn.U
Jenis Kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Pekejaan : Swasta
Status Perkawinan : Menikah
Suku : Rejang
Pendidikan : SMA
Alamat : Simpang Kota Bingin

II. RIWAYAT KESEHATAN


A. KELUHAN UTAMA
1. Keluhan Utama MRS : Pasien Tn.U datang ke RSUD Curup ruang
melati pada tanggal 21 januari 2023 dengan keluhan lemas dan sulit
bergerak

2
B. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Keluarga Tn. U mengatakan bahwa Tn. U badannya lemas, serta mengalami


stroke sebelah kanan sejak 3 bulan yang lalu dan tidak bisa bicara
C. RIWAYAT KESEHATAN LALU
Keluarga pasien mengatakan bahwa Tn. U pernah terkena penyakit hipertensi
dan diabetes melitus

D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Pasien dan keluarga pasien mengatakan bahwa didalam keluarganya hanya Tn.U
yang menderita penyakit tersebut,tidak ada penyakit menular,pasien anak kedua
dari 2
bersaudara dan mempunyai 3 anak

GENOGRAM

Ket : : Laki laki

: Perempuan

: Tinggal Serumah

: Pasien

: Meninggal

E. RIWAYAT KEBIASAAN SEHARI HARI


1. Nutrisi
a. Di Rumah
Pasien makan sebanyak 3 kali sehari dengan porsi 1
piring b. Di Rumah Sakit
Pasien makan sebanyak 3 kali sehari, makanan tidak dihabiskan dan
hanya makan sekitar 3 sendok
2. Eliminasi (BAB,BAK)
a. Di Rumah
Pasien BAK 2 kali sehari, berbau khas pada urine nya,serta BAB 1
kali sehari
b. Dirumah Sakit

2
Pasien BAB 2 hari sekali dan BAK 2 hari sekali
3. Personal Hygiene (kulit,rambut,kuku dan gigi )
a. Di Rumah
Pasien mandi 2 kali sehari
b. Di Rumah Sakit
pasien belum dianjurkan untuk mandi, namun pasien hanya di lap
dengan menggunkan air hangat.
4. Aktivitas / Activity Daily Living (ADL)
a. Di Rumah
Pasien melakukan aktivitas dengan
berkebun b. Di Rumah Sakit
Tirah baring
5. Istirahat dan Tidur
a. Di Rumah
Jika merasa tenang akan tidur
b. Di Rumah Sakit
Pasien mengatakan sering terbangun tengah malam
F. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPRITUAL
1. Psikologi
Tn.U kesulitan dalam berkomunikasi karena mengalami gangguan berbicara
2. Sosial Ekonomi
Tn. U kesulitan dalam bersosial karena tidak bisa bicara
3. Spritual
Tn.U sulit beribadah karena badan terasa lemah
G. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis/Sadar sepenuhnya
3. Ekspresi : Mengkerut
4. Penampilan : Baik, namun terlihat lemas
5. Tanda – Tanda Vital

2
Tekanan Darah : 140/110 mmHg Pulse : 99 kali/menit
Frekuensi Pernafasan : 24 kali/permenit Temperatur :36,5
6. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
A. Kepala
Inspeksi
Rambut
Jumlah : Tipis
Distribusi : Tidak merata
Tekstur : Kasar
Kebersihan : Bersih
Palpasi
Kulit Kepala
Lesi : Tidak ada lesi dikulit kepala pasien
Tulang tengkorak
Kontur : Simetris
Ukuran : Normochepalus
Nyeri Tekan : Tidak ada nyeri
Wajah
Inspeksi
Kesimetrisan : Simetris
Ekspresi : Mengkerut
Kulit
Inspeksi
Warna : Sawo matang
Lesi : Tidak ada lesi

Mata
Inspeksi
Kelopak Mata : tidak ada lesi
Konjungtiva : An anemis
Sclera : Non ikterik
Kedudukan Bola Mata : Isokor
Pergerakan Bola Mata : Tidak mampu bergerak segala arah
Reaksi Pupil : tidak mengecil saat terkena cahaya

3
Alis Mata : Simetris, tidak ada lesi
Ketajaman Penglihatan : Buram / kunang-kunang

Telinga
Inspeksi
Struktur Luar : Simetris kiri dan kanan
Bagian Dalam : Bersih,tidak terdapat lesi
Tes Pendengaran :
- Weber : Seimbang
- Rinne : Hantaran tulang lebih keras

Hidung
Inspeksi
Struktur luar : Simetris,tidak ada lesi
Apakah Pasien bernafas
Dengan cuping hidung : Tidak
Sinus : Tidak ada peradangan pada sinus
Struktur Dalam
-Warna : Merah muda
- Konka : Tidak ada pembengkakan pada konka
- Septum : Tidak ada pembengkakan pada septum

Mulut
Inspeksi
Bibir : Normal
Gigi : Berlubang
Gusi : Tidak stomatitis
Paring
- Warna : Pucat
- Eksudat : Tidak ada
Lidah
- Warna : Pucat
- Lesi : Tidak ada lesi
- Gerakan : Tidak berespon
Tes pengecapan : Terasa sedikit pahit

3
B. Leher
Inspeksi
Kesimetrisan : Simetris
Palpasi
KGB : Tidak ada
Tiroid : Tidak ada pembesaran
Deviasi Trakea : Tidak ada
Vena Jugularis : Tidak terlihat dalam posisi tegak

C. Dada dan Paru Paru


Inspeksi
Bentuk : Normo Chest
Ukuran : 2:1
Retraksi Inspiratory : 24 x/menit
Rate : Normal
Irama : Teratur
Kedalaman : Normal
Palpasi
Fraktur Iga : Tidak ada nyeri pada fraktur Iga
Hematum : Tidak ada Hematum
Ekspansi Thorak : Irama teratur seimbang antara kiri dan kanan
Perkusi : Resonans
Auskultasi : Vesikuler
D. Jantung
Palpasi : Teraba
Auskultasi : Lup dup

E. Payudara
Inspeksi
Ukuran & Simetris : Normal, Simetris
Kontur : Merata
Kondisi Kulit : Keriput
Puting Susu : Kehitaman

3
Palpasi
Nodul : Tidak ada pembengkakan
Lokasi : Normal di ICS 4 lapang dada
Ukuran : Normal

F. Abdomen
Inspeksi
Warna : Sawo matang
Kontur : Merata
Kesimetrisan : Simetris
Auskultasi
Bising Usus : Peristaltik 12 x/menit
Bruits / Desiran :
- Aorta : Normal
- A.Renalis : Normal
Perkusi
Batas hepar : Tidak ada pembesaran hepar (timpani)
Lambung : Dullness
Limpa : Timpani
Kandung kemih : Dullness
Palpasi
Setiap kuadran : Tidak ada nyeri, edema
Kandung kemih : Tidak ada nyeri, Edema
Hepar : Tidak ada nyeri, Edema
Limpa : Tidak ada nyeri, Edema
Ginjal : Tidak ada nyeri, Edema
Kandung Kemih : Tidak ada nyeri, Edema

3
F. Kulit
Inspeksi
Warna : Pucat
Ketebalan : Tipis
Bentuk : Keriput
Tekstur : Tidak elastis
Sudut kuku & Dasar Kuku : Tidak ada lesi,edema,normal
Palpasi
Kelembaban : Lembab, (bukan tanda penyakit)
Suhu Kulit : Dingin
Turgor : Tidak elastis
Edema pitting : Terdapat edema di siku, jari tangan dan kaki
Palpasi
Kapiller Refill : Kurang dari 3 detik

ROM
Jari tangan : Jari tangan lemas
Panggul : Lemas
Lutut : Lemah dan lemah serta sulit bergerak
Tumit : Pasien sulit menggerakkan
Jari Kaki : Jari kaki pasien sulit digerakkan karena terasa
lemah

Tonus Otot & Kekuatan Otot Reflek


Biceps : Normal, Merespon dengan baik
Triceps : Normal
Brakhioradialis Radius : Normal
Kuadriceps Femoris Patella : Merespon dengan baik
Tendon Achilles : Normal
Babinsky : Merespon dengan baik

3
F. Dada Posterior & Punggung
Inspeksi
Deformitas atau asimetri : Normal
Retraksi Inspiratori Iga : Normal
Pergerakan Dada : Dada bergerak dengan baik
Palpasi
Apakah ada fraktur Iga : Tidak ada
Ekspansi Thorak : Simetris anatara kiri dana kanan
Taktil Fremitus : Getaran teraba, simetris kiri dan kanan

Punggung
Inspeksi
Postur Tulang Belakang : Normal, tidak ada tanda skeleosis,
kifosis, dan lordosis
Palpasi
Apakah ada penyimpangan : Tidak ada
Perkusi Ginjal : Dullnes

H. PERSEPSI PASIEN & KELUARGA TENTANG PENYAKIT


Harapan-harapan Pasien
Keluarga Tn. U berharap agar Tn U cepat sembuh dan dapat beraktivitas
seperti biasanya

I. LABORATORIUM

JENIS HASIL NILAI NORMAL


Hemoglobin 13,7 g/dL 13,2 – 17,3
Leukosit 11.600 uL 3.800 – 10.600
Eritrosit 4,65 juta/uL 4,4 – 5,9
Trombosit 346.000 uL 150.000 – 440.000
Natrium 143 mmol/L 136 – 145
Kalium 3,6 mmol/L 3,5 – 5,1
Chlorida 96 mmol/L 98 - 107

3
MORSE FALL SCALE (MFS)/ SKALA JATUH DARI MORSE

NO PENGKAJIAN SKALA NILA KET


I
1. Riwayat Jatuh : Apakah Lansia Pernah Jatuh Tidak 0
dalam 3 bulan terakhir ?
Ya 25 25

2. Diagnosa Sekunder : Apakah lansia memiliki Tidak 0


lebih dari satu penyakit ?
Ya 15 15

3. Alat bantu jalan 0

- Bed Rest/dibantu perawat

- Kruk / tongkat/ walker 15 30

- Berpegangan pada benda benda sekitar (kursi, 30


lemari, meja)

4. Terapi intravena : apakah saat ini lansia Tidak 0


terpasang infus ?
Ya 20 20

5. Gaya berjalan/cara berpindah: 0

- Normal/ bed rest/ immobile (tidak dapat


bergerak sendiri)

- Lemah (Tidak bertenaga) 10 10

- Gangguan/ tidak normal (pincang/diseret) 20

6. Statu mental 0

- Lansia menyadari kondisi dirinya


15
- Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15

TOTAL SKORE
115
* Resiko Jatuh Tinggi

3
ONTARIO MODIFIED STRATIFI – SYDNEY SKORING

No Parameter Skrining Jawaban Ket Nilai Skor


1 Riwayat Jatuh Apakah pasien datang kerumah Ya / Salah satu
sakit karena jatuh? Tidak jawaban ya = 6
6
Jika tidak, apakah pasien Ya /
mengalami jatuh dalam 2 bulan Tidak
terakhir ini?
2 Status Mental Apakah pasien delirium? (Tidak Ya / Salah satu
dapat membuat keputusan, pola Tidak jawaban ya =
pikir tidak terorganisir, gangguan 14
daya ingat)

Apakah pasien Ya /
disorientasi?(salah menyebutkan Tidak 0
waktu, tempat atau orang)
Apakah pasien mengalami Ya /
agitas? ( ketakutan, gelisah, dan Tidak
cemas)
3 Penglihatan Apakah pasien memakai Ya / Salah satu
kacamata? Tidak jawaban ya = 1

Apakah pasien mengeluh adanya Ya /


penglihatan buram? Tidak 0
Apakah pasien mempunyai
Glaukoma/Katarak/degenerasi Ya /
matkula? Tidak

4 Kebiasaan Apakah terdapat perubahan Ya / Ya = 2


Berkemih perilaku berkemih? (frekuensi, Tidak
urgensi, inkontinensia, nokturia) 0

5 Transfer (dari Mandiri ( boleh memakai alat 0 Jumlah nilai


tempat tidur bantu jalan) transfer dan
ke kursi dan mobilitas , jika
kembali lagi Memerlukan sedikit bantuan (1 1 nilai total 0-3
ke tempat orang) /dalam pengawasan maka skor = 0.
tidur) Jika nilai total
Memerlukan bantuan yang nyata 2 4-6, maka skor
( 2 orang) =7 7
Tidak dapat duduk dengan 3
seimbang, perlu bantuan total

6 Mobilitas Mandiri ( Boleh menggunakan 0


alat bantu jalan)
37
Berjalan dengan bantuan 1 orang 1
(verbal/fisik)
Menggunakan kursi roda 2
Imobilisasi 3
27

* Resiko Jatuh Tinggi

38
ANALISA DATA
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.95.87

NO. DATA SENJANG ETIOLOGI MASALAH

1 Ds
- Kelurarga Tn. U mengatakan sulit Penurunan Gangguan
menggerakkan ekstremitas massa otot Mobilitas Fisik

- Keluarga Tn. U merasa sedikit


nyeri saat bergerak dan terasa lemas

- Keluarga Tn. U mengatakan bahwa


pasien enggan melakukan
pergerakan
Do
- Rentang gerak (ROM) Tn. U
tampak menurun

- Kekuatan otot Tn. U tampak


menurun

- Sendi Tn. U tampak kaku

- Gerakan Tn.U tampak terbatas

- Fisik Tn. U tampak lemah

39
2. Ds
- Keluarga Tn. U mengatakan bahwa Kondisi Keletihan
energinya tidak pulih walaupun Fisiologis
sudah tidur

- Keluarga Tn. U mengatakan bahwa


tenaga nya kurang

- Keluarga Tn. U mengatakan Tn. U


merasa lelah
Do
- Tn. U tampak lesu
- Kebutuhan istirahat Tn. U tampak
meningkat
- Tn. U tampak tidak mampu
mempertahankna aktivitas rutin

40
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.95.82

TANGGAL
NO. DIAGNOSA TANGGAL MASALAH PARAF
PARAF
KEPERAWATAN MASALAH TERATASI
MUNCUL

1
Gangguan Mobilitas 23 Januari 25 Januari
Fisik berhubungan
2023 2023
dengan Penurunan
Massa Otot

2
Keletihan
23 Januari 25 Januari
berhubungan
2023 2023
dengan Kondisi
Fisiologis

41
PERENCANAAN

NAMA PASIEN :Tn.U UMUR : 69 Tahun


RUANGAN : Melati NO.REG : 21.95.87

DIAGNOSA PERENCANAA
NO N RASIONAL
KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN
1 DIAGNOSA I SIKI : Dukungan Mobilisasi - Mengetahui adanya
Setelah diberikan intervensi
Observasi: nyeri
Gangguan Mobilitas Fisik keperawatan selama 3 x 24
- Identifikasi adanya nyeri - Mengetahui toleransi
berhubungan dengan jam, diharapkan pasien mampu
atau keluhan fisik lainnya fisik untuk
Penurunan Massa Otot menunjukkan :
- Identifikasi toleransi fisik melakukan
SLKI : Mobilitas fisik melakukan pergerakan pergerakan
Ekpetasi : Meningkat - Monitor frekuensi jantung - Pemantauan
Dengan kriteria hasil : dan tekanan darah sebelum frekuensi jantung
1. Pergerakan esktremitas mobilisasi dan tekanan darah
2. Kekuatan otot - Monitor kondisi umum - Pemantauan kondisi
3. Rentang gerak (ROM) Terapeutik: umum
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi - Untuk memfasilitasi
dengan alat bantu aktivitas mobilisasi
- Fasilitasi melakukan menggunakan alat
pergerakan bantu
- Untuk
42
- Libatkan keluarga untuk mempermudah
membantu pasien dalam melakukan
Edukasi : pergerakan
- Jelaskan tujuan dan prosedur - Untuk mendukung
mobilisasi agar pasien merasa
- Anjurkan melakukan lebih semangat
mobilisasi dini - Menambah
- Anjurkan mobilisasi sederhana wawasan pasien
yang harus dilakukan
- Agar pasien dapat
melakukan
mobilisasi
- Agar pasien
mengetahui mobilisasi
yang sederhana

43
PERENCANAAN
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.95.87

DIAGNOSA PERENCANAAN
NO RASIONAL
KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN
2 DIAGNOSA II SIKI : Manajemen Energi
Setelah diberikan intervensi
Observasi : - Untuk mengetahui
keperawatan selama 3 x 24 jam,
Keletihan berhubungan dimana gangguan
- Identifikasi gangguan
diharapkan pasien mampu
dengan Kondisi Fisiologi terjadi
menunjukkan: fungsi tubuh yang
- Untuk mengetahui
mengakibatkan lelah
pola jam tidur
SLKI : Tingkat Keletihan - Monitor kelelahan fisik
- Agar pasien merasa
Ekpetasi : Menurun
- Monitor pola jam tidur
nyaman
Dengan kriteria hasil :
Terapeutik - Agar pergerakan
1. Verbalisasi kepulihan energi
- Sediakan lingkungan pasien lebih leluasa
2. Tenaga
nyaman - Agar pasien terbiasa
3. Kemampuan melakukan
aktivitas rutin - Lakukan latihan rentang melakukan aktivitas

4. Verbalisasi lelah gerak aktif/pasif


5. Lesu Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
aktivitas bertahap

44
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi

45
IMPLEMENTASI (Perawatan Hari Pertama)
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.98.87
HARI/TANGGAL : Senin /23 januari 2023 HARI PERAWATAN KE : 1 (SATU)

TANGGAL/ NO. IMPLEMENTASI RESPON HASIL SOAP PARAF


NO
JAM DIAGNOSA

1 23/01/2022 Gangguan 1. Mengukur TTV ( 1. TTV S.


14.00 WIB mobilitas TD, Suhu, SPO2, RR) TD = 140/110 mmHg Tn.U/keluarga
fisik 2. Menanyakan apakah Suhu = 36,5 mengatakan masih
berhubungan ada keluhan nyeri SPO2 = 99 merasa tidak
dengan saat bergerak RR = 24 x/menit nyaman dan belum
penurunan 3. Menganjurkan Tn. U 2. Tn.U/keluarga bisa melakukan
massa otot mobilisasi dini mengatakan aktivitas
4. Memberitahu sedikit nyeri saat
O.
keluarga Tn. U bergerak
untuk Pasien
3. Keluarga Tn.U
membantu Tn. tampak lemah
mengatakan siap
U dalam
untuk mobilisasi dini
melakukan A.
mobilisasi 4. Keluarga Tn. U siap
Mobilitas Fisik
5. Menggerakkan membantu
(Masalah belum teratasi)
ROM dan melakukan mobilisasi
46 sederhana
mengajarkan
5. Keluarga Tn.U
keluarga untuk
mengatakan mengerti P.
ROM pasif
tentang ROM pasif Intervensi dilanjutkan

47
IMPLEMENTASI (Perawatan Hari Pertama)
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.98.87
HARI/TANGGAL : Senin /23 januari 2023 HARI PERAWATAN KE : 1 (SATU)

TANGGAL/ NO. IMPLEMENTASI RESPON HASIL SOAP PARAF


NO
JAM DIAGNOSA

2 23/01/2022 Keletihan 1. Memantau 1. Tn. U/ keluarga S.


14.00 WIB berhubungan kelelahan fisik Tn. U mengatakan cepat Tn.U/keluarga
dengan
2. Memantau pola merasa lelah mengatakan masih
kondisi
dan jam tidur merasa lelah dan
2. Pola tidur Tn. U
fisiologis
3. Menyediakan belum teratur lemas
lingkungan
3. Tn. U belum cukup O.
nyaman
nyaman Pasien tampak
4. Menganjurkan
4. Tn. U/ keluarga lelah dan belum
Tn.U melakukan
mengatakan bisa bergerak
aktivitas secara
bertahap belum
melakukan aktivitas
secara bertahap A.
5. Melakukan
latihan rentang 5. Keluarga Tn. U Tingkat Keletihan
(Masalah belum teratasi)
gerak pasif mengatakan

6. Mengajurkan Tn.U siap membantu


tirah baring 48 Tn.U
latihan rentang gerak
pasif
P.
6. Tn.U siap tirah Intervensi dilanjutkan
baring

49
IMPLEMENTASI (Perawatan Hari Kedua)
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.95.82
HARI/TANGGAL : Kamis/ 24 januari 2023 HARI PERAWATAN KE : 2 (DUA)

TANGGAL/ NO. IMPLEMENTASI RESPON HASIL SOAP PARAF


NO
JAM DIAGNOSA

1 24/01/2022 Gangguan 1. Mengukur TTV ( TD, 1. TTV


S.
14.20 WIB mobilitas Suhu, SPO2, RR) TD = 140/110 mmHg Tn. U/keluarga
fisik 2. Menanyakan apakah
Suhu = 36,5 mengatakan mulai
berhubungan nyeri saat bergerak
bisa melakukan
dengan berkurang SPO2 = 99
mobilisasi dini dan
penurunan 3. Menganjurkan Tn. U RR = 24 x/menit siap membantu
otot massa mobilisasi dini
2. Tn.U/keluarga mengatakan Tn.U melakukan
4. Memberitahu nyeri mulai berkurang mobilisasi dan nyeri
keluarga Tn. U
3. Keluarga Tn.U mengatakan sudah mulai
untuk membantu siap untuk mobilisasi dini berkurang
Tn. U dalam
4. Keluarga Tn. U siap O.
melakukan membantu melakukan mobilisasi
mobilisasi sederhana
TD = 130/100 mmHg
5. Menggerakkan ROM 5. Keluarga Tn.U mengatakan Suhu = 36,1
dan mengajarkan mengerti tentang ROM pasif
SPO2 = 97
50
keluarga untuk ROM
RR = 25 x/menit
pasif

A.

Mobilitas Fisik
(masalah teratasi
sebagian)

P.

Intervensi dilanjutkan

51
IMPLEMENTASI (Perawatan Hari Kedua)
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.95.82
HARI/TANGGAL : Kamis/ 24 januari 2023 HARI PERAWATAN KE : 2 (DUA)

TANGGAL/ NO. IMPLEMENTASI RESPON HASIL SOAP PARAF


NO
JAM DIAGNOSA

2 24/01/2022 Keletihan 1. 1. Pola dan jam tidur S.


17.00 WIB berhubungan Memonitor/memantau Tn. U mulai teratur Tn. U/keluarga
dengan pola dan jam tidur Tn.U
2. Tn. U sulit mengatakan pola
kondisi 2. Menanyakan
melakukan dan jam tidur mulai
fisiologis gangguan fungsi tubuh
pergerakan di bagian teratur dan sudah
yang mengakibatkan
ekstremitas mulai bisa
lelah 3. Tn. U merasa
menggerakkan
cukup nyaman
3. Menyediakan tubuhnya
lingkungan nyaman 4. Keluarga Tn. U bertahap
4. Menganjurkan Tn.U mengatakan siap
O.
untuk latihan gerak membantu Tn.U
latihan rentang Tn .U tampak
pasif
gerak pasif tirah baringan dan
5. Mengajurkan Tn.U
tampak nyaman
melakukan aktivitas 5. Tn.U mulai bisa
52
bertahap melakukan aktivitas dengan
6. Mengajurkan Tn.U secara bertahap lingkungannya
tirah baring 6. Tn.U siap tirah A.
baring
Tingkat Keletihan
(masalah teratasi
sebagian)

P.

Intervensi dilanjutkan

53
IMPLEMENTASI (Perawatan Hari Ketiga)
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.95.87
HARI/TANGGAL : Jumat/ 25 januari 2023 HARI PERAWATAN KE : 3 (TIGA)

TANGGAL/ NO. IMPLEMENTASI RESPON HASIL SOAP PARAF


NO
JAM DIAGNOSA

1 25/01/2022 Gangguan 1. Mengukur TTV ( TD, 1. TTV


S.
08.30 WIB mobilitas Suhu, SPO2, RR) TD = 130/100 mmHg Keluarga Tn.U
fisik 2. Menanyakan apakah
Suhu = 36,5 mengatakan sudah
berhubungan masih terasa nyeri
mengajarkan Tn.U
dengan 3. Menggerakkan SPO2 = 98
untuk ROM pasif
penurunan ROM dan RR = 24 x/menit dan sudah
otot massa mengajarkan
2. Tn.U/keluarga membantu
keluarga mengatakan sudah tidak dalam
ROM
untukpasif terasa nyeri
3. Keluarga Tn.U mengatakan melakukandan
mobilisasi
4. Memberitahu mengerti tentang ROM pasif nyeri sudah tidak
keluarga Tn. dan Tn.U mampu melakukan
ROM terasa
U
untuk membantu 4. Keluarga Tn.U
Tn. U dalam mengatakan siap untuk O.
membantu Tn.U melakukan
melakukan
mobilisasi TD = 130/100 mmHg
54
1. TTV Suhu = 36,5

TD = 140/110 mmHg SPO2 = 98

Suhu = 36,5 RR = 24 x/menit

SPO2 = 99

RR = 24 x/menit A.

2. Tn.U/keluarga mengatakan
Mobilitas Fisik
nyeri mulai berkurang
(Masalah teratasi)
3. Keluarga Tn.U mengatakan
siap untuk mobilisasi dini
P.
4. Keluarga Tn. U siap
membantu melakukan
mobilisasi sederhana Intervensi dihentikan

5. Keluarga Tn.U
mengatakan mengerti
tentang ROM pasif

55
IMPLEMENTASI (Perawatan Hari Ketiga)
NAMA PASIEN : Tn.U UMUR : 69 Tahun
RUANGAN : Melati NO.REG : 21.95.87
HARI/TANGGAL : Jumat/ 25 januari 2023 HARI PERAWATAN KE : 3 (TIGA)

TANGGAL/ NO. IMPLEMENTASI RESPON HASIL SOAP PARAF


NO
JAM DIAGNOSA

2 25/01/2022 Keletihan 1. 1. Pola dan jam tidur S.


10.00 WIB berhubungan Memonitor/memantau Tn. U sudah teratur Keluarga Tn.U
dengan pola dan jam tidur Tn.U
2. Tn.U siap mengatakan bahwa
kondisi
2. Menganjurkan Tn.U Tn.U sudah bisa
melakukan gerak pasif
fisiologis untuk latihan gerak
tidur nyenyak dan
pasif 3. Tn.U mulai bisa
sudah bisa
melakukan
3. Mengajurkan melakukan
aktivitas secara
Tn.U melakukan gerak pasif dan
bertahap
aktivitas bertahap beraktivitas

O.

Tn. U sudah tidak


tampak lemah dan
melakukan gerak pasif

56
A.

Tingkat Keletihan
(Masalah teratasi)

P.

Intervensi dihentikan

57
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Gambaran Karakteristik Pasien Syndrom Geriatri di RSUD Rejang Lebong


A. Pengkajian
Studi kasus ini dilaksanakan di RSUD Rejang Lebong, sampel yang
diteliti berjumlah 1 orang responden. Data pasien didapatkan dengan melakukan
pengkajian secara langsung dengan pasien atau keluarga melalui wawancara dan
observasi. Selain itu pengumpulan data sekunder juga diambil dengan cara melihat status
pasien terlebihdahulu guna mendukung studi kasus ini. Berdasarkan jawaban yang
didapatkan melalui wawancara dan observasi doperoleh data yang kemudian diolah
sesuai tujuan studi dan disajikan dalam bentuk tabel dan penjelasan secara deskriptif.
Terdapat 1 pasien yang dilakukan pengkajian oleh perawat, yaitu pada Tn U.
berusia 69 tahun. Pasien datang ke RSUD Rejang Lebong, pada hari Sabtu 21 Januari
2022, pukul 13.00 dengan keluhan yang dirasakan pasien mengatakan lemas dan sulit
bergerak.

.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul pada pasien Syndrom Geriatri adalah:
1) Gangguan Mobilitas Fisik
2) Keletihan
C. Intervensi
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien berdasarkan
prioritas masalah yang ditemukan, tidak semua rencana tindakan pada teori dapat
ditegakkan pada tinjauan kasus disesuaikan dengan keluhan yang dirasakan pasien saat
pengkajian dilakukan. Untuk diagnosa pertama yaitu dilakukan rencana tindakan
dukungan mobilisasi, diagnosa kedua yaitu dilakukan rencana tindakan manajemen
energi
D. Implementasi
Setelah rencana tindakan ditetapkan maka dilanjutkan dengan melakukan
rencana tersebut dalam bentuk nyata, sebelum diterapkan pada pasien sebaiknya

5
melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga pasien agar tindakan yang
diberikandapat disetujui oleh pasien dan keluarga pasien.

5
E. Evaluasi
Dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang
maksimal memerlukan adanya kerjasama antara pasien, perawat, dokter dan tenaga
kesehatan lainnya.

6
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan keperawatan yang dilaksanakan pada Tn.U dengan gangguan mobilisasi

Syndrome Geriatri diruang Melati RSUD Rejang Lebong, dapat disimpulkan :

1) Hasil pengkajian pada Tn.U dengan gangguan mobilisasi Syndrome

Geriatri sesuai dengan pengkajian teoritis yang didapat dimana tanda dan

gejala yang diungkapkan dan dilihat menunjukan Tn.U mengalami

gangguan mobilisasi Syndrome Geriatri.

2) Penerapan Intervensi keperawatan pada Tn.U sesuai dengan intervensi yang

telah disusun secara teoritis berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan

Indonesia adalah Intervensi yang menyelesaikan masalah diagnosa

keperawatan manajemen kesehatan yang disusun berdasarkan Standar Luaran

Keperawatan Indonesia.

3) Implementasi dilakukan pada Tn.U dan keluarga adalah pelaksanaan

intervensi keperawatan yang telah disusun berdasarkan standar intervensi

keperawatan Indonesia

4) Evaluasi yang dilakukan pada Tn.U menunjukan bahwa asuhan keperawatan

yang dilakukan pada klien memberikan dampak positif dilihat dari

perubahan sikap dan prilaku kesehatan serta peningkatan derajat kesehatan

seperti yang direncanakan.

6
B. Saran

1) Bagi pendidikan.

Diharapkan pendidikan dapat membahas dan menggali lebih rinci

asuhan keperawatan pada klien Gangguan Mobilisasi

2) Bagi klien dan keluarga

Diharapkan dengan penambahan ilmu dari tenaga kesehatan, klien mampu

menentukan sikap terbaik terhadap kesehatan individu dan keluarga sebagai orang

terdekat dengan individu dapat mengingatkan dan menjaga kesehatan dengan pola

hidup sehat.

6
DAFTAR PUSTAKA

Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017 Standar Diagnosa Keperawatan


Indonesia,DPP PPNI, Jakarta Selatan
Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2 0 1 7 Standar Luaran keperawatan
Indonesia,DPP PPNI,Jakarta Selatan
Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017 Standar Intervensi keperawatan
Indonesia,DPPPPNI,Jakarta Selatan
Widuri, Hesti. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Lanjut Usia Ditatanan
Klinik. Yogyakata: Penerbit Fitramaya
Alimul H., A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi Konsep
dan
Proses Keperawatan. Buku 1. Jakarta : Salemba Medika.
Alimul Aziz, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia, Jilid 2. Jakarta : Salemba
Medika. Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan
Praktik,Ed.4. Vol.2. Jakarta : EGC

62

Anda mungkin juga menyukai