1
HALAMAN PENGESAHAN
KELOMPOK 2 KLOTER 1
Pembimbing Institusi
Pembimbing Institusi
Novia Nurhassanah S. ST
NITK. 7700010343
Pembimbing Lahan
Tukini Andriani, S. ST
NIP. 197302221993032007
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan diskusi refleksi kasus (DRK)
dengan judul “Diskusi Refleksi Kasus Pada Ny. D P1001 Nifas Post Sc Hari Ke – 0 di
RSUD Ratu Aji Putri Botung Kab. Penajam Paser Utara Tahun 2021”. Penulisan
laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
Kemenkes Kaltim. Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu dan pada kesempatan
3. Nursari Abdul Syukur, M. Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
3
5. Segenap dosen dan staf pendidik di Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik
Timur.
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan do’a, kasih sayang serta motivasi
Saya selaku penulis mohon maaf atas kekurangannya. Semoga laporan ini
Penulis
Kelompok 2
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....………………………………………………...iii
KATA PENGANTAR.…………………………………………………………..iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ix
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................11
A. Latar Belakang...........................................................................................11
B. Rumusan Masalah.......................................................................................17
C. Tujuan.........................................................................................................18
D. Manfaat .....................................................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................116
5
A. Kesenjangan Teori dan Praktik pada DRK..............................................116
BAB V PENUTUP..............................................................................................119
A. Kesimpulan..............................................................................................119
B. Saran.........................................................................................................119
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................121
LAMPIRAN……………………………………………………..……………..124
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan
nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan
(Kemenkes RI, 2018). Selain untuk menilai program kesehatan ibu, indikator ini
di dunia tahun 2017 sebesar 830 ibu setiap harinya yang meninggal akibat
penyakit atau komplikasi terkait kehamilan dan persalinan yang tidak ditangani
Pada tahun 2015 jumlah AKI di Indonesia yaitu sebesar 305 per 100.000
kelahiran hidup, angka kematian ibu ini tidak berhasil mencapai target MDGs
yang harus dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
7
2015. Kementerian Kesehatan menggunakan model Annual Average Reduction
Rate (ARR) dengan rata-rata penurunan 5,5% pertahun sebagai target kinerja,
turun menjadi 183/100.000 kelahiran hidup dan di tahun 2030 turun menjadi 131
jumlah AKI di Kalimantan Timur yakni 104 per 100.000 dengan jumlah AKI di
2019). Sedangkan jumlah AKI di kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2020
yakni 4 orang, kemudian pada 2021 tepatnya januari – maret terakhir telah
kematian ibu terjadi saat dan pasca melahirkan 75% kasus kematian ibu
diakibatkan oleh perdarahan, infeksi, atau tekanan darah tinggi saat kehamilan.
(Syahda, 2018).
terdapat 65 jiwa dari seluruh ibu nifas atau 5% sampai 6% dari total populasi
yang ada (Yang et al., 2018). Diperkirakan bahwa ibu yang memiliki riwayat
8
asma beresiko terpapar virus SARS-CoV-2. Secara umum Ibu di masa nifas, dan
dikendalikan dengan dukungan dan perhatian dan jika ditambah dengan beban
mengeluarkan beberapa aturan untuk mendorong penyebaran virus dan hal ini
memberikan dampak pada psikologis semua orang tanpa terkecuali ibu nifas dan
dan stres) pada ibu nifas dan menyusui di masa pandemi covid-19 di kota bekasi
terdapat laporan ringan hingga sangat berat serta stress ringan hingga stress
nifas dan menyusui dalam hal ini adalah bantuan untuk menambah fokus
program promosi dan preventif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan. Bidan
9
merupakan bagian dari tenaga kesehatan utama sebagai ujung tombak
mendidik yang berpusat pada kebutuhan personal yang unik pada perempuan
selama masa kehamilan. Untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi, tenaga
kesehatan sangat penting untuk berperan serta dalam memberikan asuhan pada
Salah satu komponen penunjang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah
mempercepat penurunan angka kematian ibu yaitu salah satunya dengan DRK.
DRK bila dilaksanakan secara rutin dan konsisten akan dapat mendorong
menjadi salah satu tanggung jawab bidan terhadap dirinya sendiri dan
10
ibu dan anak dengan jumlah yang cukup besar (40%) dari seluruh kategori
kemampuan berfikir serta keterampilan bidan. Belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara
DRK pada Ny.D usia 25 tahun pada dengan judul “Diskusi Refleksi Kasus Pada
Ny. D P1001 Nifas Post Sc Hari Ke – 0 di RSUD Ratu Aji Putri Botung Kab.
B. Rumuan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah pada studi kasus ini
adalah “Bagaimana Diskusi Refleksi Kasus pada “Ny. D” dimasa nifas dengan
judul “Diskusi Refleksi Kasus Pada Ny. D P1001 Nifas Post Sc Hari Ke – 0 di
RSUD Ratu Aji Putri Botung Kab. Penajam Paser Utara Tahun 2021?”
11
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
kebidanan.
2. Manfaat Praktis
12
Diharapkan Institusi Kesehatan dapat memfasilitasi tenaga kesehatan
c. Bagi Penulis
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Masa nifas berasal dari bahasa latin yaitu Puer adalah bayi dan
semula sebelum hamil yang berlangsung 6 minggu (40 hari) (Mansyur &
Dahlan, 2014).
paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan nifas untuk menilai status ibu
14
2) Tujuan Asuhan Masa Nifas
i) Tatalaksana pada ibu nifas sakit atau ibu nifas dengan komplikasi
buahbuahan.
15
ii. Kebutuhan air minum pada ibu menyusui pada 6 bulan pertama
sehari.
seminggu
vi. Bagi ibu yang melahirkan dengan cara operasi caesar maka harus
vii. Cara menyusui yang benar dan hanya memberi ASI saja selama 6
bulan.
setelah persalinan.
16
4) Perubahan Fisiologi Masa Nifas
i. Uterus
proteolisis.
17
ii. Lokhia
dan berlendir (3-7 hari). Lochea serosa muncul pada hari ke 7-14
darah dan lebih banyak serum, juga berdiri dari leukosit dan
dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam
18
selulitis. Yang dapat menjalar sampai terjadi sepsis (Sukma et al.,
2017).
d) Perubahan Laktasi
19
tubuhnya mempersiapkan untuk memberikan nutrisi kepada
yang sangat dipengaruhi oleh keadaan jiwa ibu, yaitu (Sukma et al.,
2017):
20
e) Perubahan Sistem Musculoskeletal
tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong. Rasa sakit
2017).
21
persalinan. Urine dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam
lebih).
ii. Bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan, lalu susui
puting susu
22
c) Perlekatan menyusui yang benar (Kemenkes RI, 2020):
mulut bayi
Berikut merupakan tanda bahaya pada masa nifas (Kemenkes RI, 2020):
iii. Ibu terlihat sedih murung dan menangis tanpa sebab (depresi)
vi. Bengkak di wajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang-
kejang
Segera bawa ibu nifas ke fasilitas kesehatan bila ditemukan salah satu
Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk
pada ibu menyusui akan meningkat 25% karena berguna untuk proses
23
pemulihan dan memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan
bayi. Status gizi tidak berpengaruh besar terhadap mutu ASI, kecuali
Berikut ini merupakan kebutuhan gizi pada masa nifas (Mansyur &
Dahlan, 2014):
kalsium 0,5 – 1 gram, zat besi 20 mg, vitamin C 100 mg, vitamin B – 1
yaitu 1,3 mg, vitamin B – 2 yaitu 1,3 mg, dan vitamin B – 12 2,6
vitamin K.
24
Tabel 2.5 Porsi makan dan minum ibu nifas untuk kebutuhan sehari – hari
Minum Air Putih: 14 gelas/ hari di 6 bulan pertama dan 12 gelas/ hari
8) Asuhan Ibu pada masa nifas dengan post seksio sesaria (SC) menurut
operasi sectio caesarea memang lebih cepat dan tidak begitu sakit
25
normal. Biasanya waktu penyembuhan bekas luka operasi caesar 3-4
minggu, bahkan lebih. Namun dengan operasi caesar bila tidak dirawat
dengan baik, bekas luka operasi bisa menimbulkan infeksi yang akan
bekas luka operasi caesar tiga sampai empat minggu, bahkan lebih.
Namun dengan operasi caesar bila tidak dirawat dengan baik, bekas luka
2007).
26
Penyebab yang sering terjadi dan harus dilakukan caesar yaitu :
a. partus lama
c. panggul sempit
Jika tidak dilakukan caesar akan membahayakan nyawa ibu dan janin
(Winknjosastro, 2007).
a. panggul sempit
c. stenosis serviks
d. plasenta previa
e. disproporsi sefalopelvik
f. ruptura uteri
g. kelainan letak
h. gawat janin.
b. Cedera rahim
27
d. cedera pada usus dan infeksi, yaitu infeksi rahim
e. endometritis
a. terjadinya hipoksia
b. depresi pernafasan
d. trauma persalinan.
Periksalah suhu tubuh, denyut nadi, dan tekanan darah ibu secara
teratur minimal sekali dalam satu jam jika ibu memiliki masalah
kesehatan.
untuk merawat luka dan luka operasi yaitu luka bersih sehingga mudah
untuk perawatannya, namun jika salah dalam merawat, maka akan bisa
berakibat fatal.
28
Dalam perawatan luka Post Seksio Sesarea diperlukan beberapa
1) Setiap satu minggu kasa harus dibuka Idealnya kasa yang dipakai
harus diganti dengan kasa baru setiap satu minggu sekali. Tidak
terlalu sering agar luka cepat kering, jika sering dibuka luka bisa
2) Bersihkan jika keluar darah dan langsung ganti kasa Jika luka
yang membuat ruangan lembap sehingga bisa jadi luka pun ikut
luka dari kotoran, untuk itu seprei dan bantal harus selalu bersih
dari debu.
5) Gunakan bahan plastik atau pembalut yang kedap air (Opset) Jika
29
air, gunakan bahan plastik atau pembalut yang kedap air (opset)
pertumbuhan kuman.
makanan.
30
diri secara keseluruhan sangatlah penting untuk menghindari
konsep diri, serta tidak terjadi infeksi pada luka post operasi. Salah satu
kesehatan.
Post Sectio Caesarea (SC) keterlambatan ibu nifas Post Sectio Caesarea
nutrisi pada ibu nifas dan perawatan mandiri. Peran dan tanggung jawab
31
perawat dan bidan sangat sangat diperlukan dalam pemberian informasi
akan membuat ibu dalam keadaan sehat dan tubuh terasa segar.
pengeringan luka terutama pada ibu nifas yang terdapat luka jahitan
masa nifas adalah peradangan disekitar luka pada masa nifas. Menurut
opini peneliti, masalah yang akan terjadi pada ibu nifas dengan luka
jahitan post SC yang tidak dilakukan perawatan akan terjadi infeksi dan
32
d. Asuhan Ibu Nifas dengan Riwayat Asma
1) Definisi
mendatang.
33
sejalan dengan penelitian Agustina,dkk (2014) yang menyebutkan
nyeri pada panggul, mual dan muntah (mual pada pagi hari), lelah
34
produksi kolostrom meningkat, nyeri pinggang, pergelangan kaki
tua yang menanti kelahiran anak dimana ikatan antara orang tua dan
35
kehamilan juga berperan dalam kekambuhan asma. Defisiensi imun
4) Tatalaksana Asma
36
secara umum dapat dipakai saat kehamilan kecuali komponen alfa-
1) Pengertian Nyeri
37
bayinya, karena rasa tidak nyaman selama proses menyusui
38
a) Duduk atau baring dengan tenang
39
g) Lepas genggam jari dan usahakan lebih rileks.
1. Pengertian
2006)
2. Tujuan DRK
40
3. Langkah – langkah kegiatan DRK
41
jadwal disusun untuk kegiatan satu tahun. Dengan demikian para
c. Waktu Pelaksanaan
1) Pembukaan : 5 menit
2) Penyajian : 15 menit
42
kasus saat serta kasus manajemen dan pengalaman
atau SOP yang berlaku serta mencatat hal- hal yang penting
selama DRK.
43
komitmen bersama dengan keseluruhan anggota tentang
44
sebagai laporan. Bentuk laporan dikemas dengan menggunakan
peserta.
f. Persyaratan DRK
setara (equal)
45
5) Tidak boleh ada interupsi dan hanya ada satu orang saja
masing-masing.
46
11) Diskusi Refleksi Kasus dapat dimanfaatkan sebagai
standar dipatuhi.
tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada
lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap
47
seluruh aktivitas atau tindakan yang bersifat coba-coba yang akan
ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun 1970 an (Purwandari,
2011).
(Purwandari, 2011):
mengevaluasi ibu dan bayi baru lahir. Data dasar ini meliputi
yang diperlukan adalah semua data yang berasal dari sumber infomasi
48
yang berkaitan dengan kondisi ibu dan bayi baru lahir. Bidan
mengumpulkan data dasar awal lengkap, bahkan jika ibu dan bayi baru
segera
49
atau kunjungan prenatal periodik, tetapi juga saat bidan melakukan
kemudian di evaluasi.
baik pada saat ini maupun yang dapat diantisipasi serta perawatan
oleh ibu, orang tua, atau anggota tim kesehatan lainnya. Apabila tidak
50
kedua tentang masalah, diagnosis, maupun kebutuhan perawatan
kesehatan.
2. Domentasi Kebidanan
maka bidan tidak dapat menunjukkan bukti yang otentik. Kita harus selalu
ingat “ Tulislah Apa Yang Anda Kerjakan “ Dan “ Yang Anda Tulis Harus
menulis, nanti bisa lupa atau keliru. Berikut yaitu bentuk SOAP dalam
51
O : Hasil pemeriksaan fisik klien, serta pemeriksaan diagnostik dan
pendukung lain. Data ini termasuk catatan medis pasien yang lalu
dan evaluasi rencana berdasarkan pada langkah V, VI, VII pada evaluasi
52
BAB III
LAPORAN KASUS
S :
a. Identitas
Alamat : XXX
b. Keluhan utama
53
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit seperti Diabetes
millitus, hipertensi, jantung, TBC, dan HIV Aids, Ibu juga tidak
e. Riwayat Menstruasi
TP : 20 Juli 2023
Pertama kali saat usia 14 tahun dengan siklus 21-35 hari yang teratur.
f. Riwayat Obstetrik
BSC
mual. ………………………………………
54
Ibu rutin minum penambah darah Fe dan vitamin setiap harinya
selama hamil.
Pada tanggal 15 Juli 2023 pukul 13.20 WITA ibu datang ke IGD
Ibu bersalin di RSUD soestro admojo, hari Senin tanggal 16 Juli 2023
jam 15.00 WITA ibu diantar masuk ke kamar operasi (OK) dari kamar
i. Riwayat Ginekologi
PID.
j. Riwayat Kontrasepsi
apapun.
55
k. Riwayat Psikososiokultural Spiritual
dengan CPD ,namun ibu dan keluarga tetap senang dan menerima
l. Pola fungsional:
Pola Keterangan
Eliminasi Ibu sudah flatus dan sudah BAK, dan belum BAB
56
Oleh : Petugas Laboratorium
Hasil :
1. Hb : 11,7mg/dl
O :
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum Ny T baik, kesadaran composmentis, hasil
pengukuran tanda vital yaitu : tekanan darah 120/80 mmHg, suhu
tubuh 36,7 °C, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit.
b. Pemeriksaan Fisik
pucat
Mata : Tidak ada oedem pada kelopak mata, tampak tidak pucat
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada alat
57
bantu otot pernafasan, irama jantung terdengar teratur,
Abdomen : Simetris, terdapat linea nigra dan striae livide, ada luka
tidak diperiksa
Genetalia : Tidak oedema, tidak ada varices pada vulva dan vagina
58
2 28 tpm ditangan kiri.
A :
- Diagnosa: P1001 Nifas Post SC hari ke – 0
P :
Tanggal/Jam Penatalaksanaan Pelaksana
18-05-2021/ Melakukan kolaborasi dengan dokter, Dokter
14.30 WITA dokter memberikan advice: Kandungan
1. IVFD RL drip uterotonika (oksitosin) 10
unit 28 tpm sampai colf ke-2 lanjut RL 28
tpm
2. Antibiotik (Cefotacime) 1 gr/12
jam/Intravena (IV)
3. Analgetik (Ketorolac) 30 mg/8 jam/IV
4. Anti Perdarahan (Asam tranexamat) 500
mg/8 jam/IV
5. Observasi KU, TTV, perdarahan dan
kontraksi
6. Mengukur balance cairan
7. Selesai 24 jam aff infus, aff kateter, ganti
terapi oral:
a. Antibiotik (Amoxiclav) 3 x 625 mg
b. Anti Perdarahan (Asam Traneksamat)
3 x 500 mg
c. Onoiwa 3 x 1;
IVFD RL drip oksitosin 10 unit colf ke-2 28
tpm setelah habis diganti dengan RL 28 tpm,
obat injeksi pereda nyeri (ketorolac) 30 mg
secara intravena, kemudian obat injeksi anti
perdarahan (asam traneksamat) 500 mg;
Ibu masih terpasang infus RL drip oksitosin 10
unit colf ke-2 28 tpm, lalu telah di injeksi
pereda nyeri (ketorolac) 30 mg secara
59
intravena, kemudian diinjeksi anti perdarahan
(asam traneksamat) 500 mg.
60
BAB IV
PEMBAHASAN
Ny. D di masa nifas yaitu pada 6-48 jam setelah persalianan. Hal ini sesuai
dengan teori terkait kebijakan program pemerintah dalam asuhan masa nifas
2020).
penyulit saat masa nifas, dan hal itu juga sejalan dengan teori (Kemenkes RI,
menilai status ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah, mendeteksi dan
karena kala I memanjang dan CPD, hal tersebut sesuai dengan teori bahwa
penyebab yang sering terjadi dan harus dilakukan caesar yaitu diantaranya
partus lama, partus tak maju, karena jika tidak dilakukan caesar akan
61
Sarwono tahun 2010, indikasi persalinan SC yaitu salah satunya disproporsi
sefalopelvik.
hasil secara keseluruhan dalam keadaan normal kemudian ibu diberi KIE
terkait kebutuhan masa nifas. Sejalan dengan teori (Kemenkes RI, 2020)
bahwa fokus pelayanan pada masa nifas yaitu : menanyakan kondisi ibu nifas
secara umum; pengukuran tekanan darah, suhu tubuh, pernapasan, dan nadi;
rahim dan tinggi fundus uteri; Memberikan KIE sesuai kebutuhan post SC.
ibu mengeluh nyeri luka bekas operasi SC. Hal ini sesuai dengan teori
menyebabkan timbulnya berbagai keluhan dan gejala diantara nyeri luka post
SC. Berdasarkan hal tersebut ibu diberi KIE tentang genggam jari untuk
meringankan rasa nyeri post SC, hal ini juga sejalan dengan artikel dari
dengan adanya kolaborasi antara bidan dan dokter kandungan. Hal tersebut
sejalan dengan teori yang menjelaskan tentang peran bidan termasuk tenaga
62
kesehatan lainnya pada pasien post operasi sectio caesarea diarahkan untuk
tidak terjadi infeksi pada luka post operasi. Bidan berperan dalam
masalah dengan nyeri luka post operasi masih masuk dalam kategori fisiologis
dan masalahnya dapat tertangani dengan baik (Rini Susilo; Feti Kumala,
2016).
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny.D di RSUD Ratu Aji Putri Botung
Kabupaten Penajam Paser Utara maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
pemberian asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. D telah sesuai dengan teori
saat ini ibu dalam kondisi normal dan masalah dapat teratasi. Pada setiap
nifas post SC tersebut. Dan klienpun merespon dengan baik perawatan dan
64
B. Saran
1. Bagi Penulis
melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas agar dapat berjalan fisiologis
mengupdate ilmu dan menerapkan ilmu terbaru pada klien. Untuk Bidan
materi yang telah diberikan baik dalam proses perkuliahan maupun praktik
65
DAFTAR PUSTAKA
Hajizadeh, S., Ramezani Tehrani, F., Simbar, M., & Farzadfar, F. (2016).
https://doi.org/10.22038/jmrh.2016.6431
Kemenkes. (2020). Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas Dan Bayi Baru Lahir.
Pedoman Bagi Ibu Hamil , Ibu Nifas Dan Bayi Baru Lahir Selama
Covid-19, 8–9.
Kemenkes RI. (2020). Buku Kia Revisi 2020 Lengkap (p. 16).
Mansyur, N., & Dahlan, A. K. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa
file:///C:/Users/User/Downloads/fvm939e.pdf
Mappaware, N. A., Muchlis, N., & Samsualam. (2020). Kesehatan Ibu dan
66
Pratiwi;, L., & Nawangsari, H. (2020). Modul Ajar Dan Praktikum (p. 15).
105).
Rini Susilo; Feti Kumala. (2016). Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based
id=dbiEDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=teori+tentang+pengelua
ran+kolostrum&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwirqI2I6e7uAhUQOSsKH
dH-AS4Q6AEwAHoECAQQAg#v=onepage&q&f=false
1–51. https://books.google.co.id/books?id=zWDmh8QBIkMC&hl=id
Timur.
Suciati, S., Sit, S., Keb, M., Sulistina, D. R., St, S., Keb, M., Rasyiid, A., &
St, S. (2015). Konsep Kebidanan (M. K. Siti Suciati, S.SiT (ed.)). Prodi
Sukma, F., Hidayati, E., & Nurhasiyah Jamil, S. (2017). Buku Asuhan
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality
67
World health organization. (2019). Newborns: improving survival and well-
being. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/newborns-
reducing-mortality
68