Anda di halaman 1dari 17

Penatalaksanaan Kebidanan 

a. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan  reproduksi dan

ginekologi ( PP IBI,2006;116). 

Berikan konseling tentang kanker payudara 

1) Jelaskan pengertian kanker payudara 

2) Jelaskan penyebab kanker payudara 

3) Jelaskan tanda dan gejala kanker payudara 

4) Jelaskan pemeriksaan dini kanker payudara 

5) Jelaskan pengobatan kanker payudara 

b. Menurut Handayani (2009) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan

gangguan reproduksi antara lain ; 

1) Memberikan informasi tempat – tempat pelayanan kesehatan  yang

berhubungan dengan cek kesehatan atau rujukan  khususnya untuk

kesehatan reproduksi.  

2) Memberikan informasi tempat – tempat rujukan. 

3) Membantu klien dalam mengamil keputusan. 

4) Memberi suport mental. 

c. Menurut Dskal (2003) bidan melakukan asuhan kebidanan pada  penderita

gangguan reproduksi dengan cara : 

1) Jelaskan tindakan atau asuhan yang akan di berikan sesuai  dengan

petunjuk dokter. 

2) Jelaskan terapi – terapi yang akan di berikan 

3) Jelaskan kebutuhan untuk menghindari seseorang yang  terinfeksi ISPA 

4) Jelaskan efek dari radiasi 

5) Jelaskan untuk menjaga personal hygne 


d. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang  membutuhkan

pelayanan keluarga berencana (PP IBI,2006;116)

1) Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada  PUS/WUS 

2) Menentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan 

3) Menysun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah  bersama klien 

Tinjauan Asuhan Kebidanan 

a. Teori Manajemen Varney 

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan  oleh bidan

dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara  sistematis mulai dari

pengkajian, analisa data, diagnose kebidanan,  perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi ( PP IBI, 2006) 

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang  menjadi

tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien  yang mempunyai

kebutuhan / masalah dalam bidang kesehatan ibu  hamil, masa persalinan,

nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana  ( PP IBI, 2006). 

Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan 

manajemen kebidanan yaitu tujuh langkah Varney meliputi : 

1) Pengumpulan Data Dasar 

Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah  

mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber  yang

berkaitan dengan kondisi klien. Pada langkah ini dilakukan  

pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan  untuk

mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu :

a) Identitas pasien 

b) Riwayat kesehatan 

c) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan 


d) Meninjau data laboratorium 

2) Interpretasi Data 

Mengidentifikasikan diagnosa kebidanan dan masalah 

berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah 

dikumpulkan. Dalam langkah ini data-data yang telah  dikumpulkan

diinterpretasikan menjadi diagnosa kebidanan dan  masalah. Keduanya

digunakan kerena beberapa masalah tidak  dapat diselesaikan seperti

diagnosa tetapi membutuhkan  penanganan yang dituangkan dalam

rencana asuhan terhadap  pasien, masalah dapat berkaitan dengan

pengalaman wanita  yang diidentifikasikan oleh bidan : 

a) Diagnosa kebidanan 
b) Masalah  

3) Diagnosa potensial 

Mengindentifikasikan diagnosa atau masalah potensial  yang

mungkin akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasikan  masalah atau

diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah  dan diagnosa, hal ini

membutuhkan antisipasi, pencegahan bila  memungkinkan menunggu

mengamati dan bersiap-siap apabila  hal tersebut benar terjadi. 

4) Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang  Memerlukan

Penanganan Segera 

Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen 

kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera  oleh

bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani  bersama

anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi  pasien. 

5) Perencanaan 
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah  sebelumnya

yang merupakan lanjutan dari msalah atau diagnosa  yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuahn yang  menyeluruh tidak

hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari  kondisi pasien atau dari setiap

masalah yang berkaitan, tetapi  juga berkaitan dengan kerangka pedoman

antisipasi bagi wanita  tersebut, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling,

dan apakah  merujuk klien atau masalah lain. 

6) Pelaksanaan 

Langkah ini merupakan pelaksana asuhan penyuluhan  kepada

klien dan keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan  rencana asuhan

secara efisien dan aman. Pada saat bidan  berkolaborasi dengan dokter

untuk menangani pasien yang  mengalami komplikasi, maka bertanggung

jawab terhadap  terlaksananya rencana asuhan yang menyeluruh tersebut. 

Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta 

mengningkatkan mutu dari asuhan klien.  

7) Evaluasi 

Langkah ini merupakan rencana terakhir guna mengetahui  apa

yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari  asuhan yang

diberikan, mengulang kembali proses manajemen  dengan benar terhadap

setiap aspek asuhan yang sudah  dilaksanakan tapi belum efektif atau

merencanakan kembali yang  belum terlaksana. 

Pendokumentasian Manajemen Kebidanan dengan  Metode SOAP

menurut Thomas, dokumentasi adalah catatan  tentang interaksi antara

tenaga kesehatan, pasien, tindakan,  pengobatan pada pasien, pendidikan,

dan respon pasien  terhadap semua asuhan yang telah diberikan. 

Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian  mengenai

asuhan yang telah dan akan dilakukan pada seorang  pasien, dan respon
pasien, didalamnya tersirat proses berfikir  bidan yang sistematik dalam

menghadapi seorang pasien sesuai  langkah-langkah manajemen lainnya.

Pendokumentasian  manajemen kebidanan dengan menggunakan SOAP. 

a) S (Data Subjektif) 

Pengkajian data yang diperoleh dalam anamesis,  berhubungan

dengan masalah dari sudut pandang pasien.  Ekspresi pasien

mengenai kekhawatiran dan keluhan yang  dicatat sebagai kutipan

langsung / ringkasan yang akan  berhubungan langsung dengan

diagnosis, data akan  menguatkan diagnosis yang akan disusun. 

b) O (Data Objektif) 

Data berasal dari asuhan observasi yang jujur dari  pemeriksaan

pasien, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan  diagnosik lainnya.

Catatan medik dan informasi dari keluarga  atau orang lain dapat

dimasukan dalam data objektif, data ini  akan memberikan bukti gejala

klinis pasien dan fakta yang  berhubungan dengan diagnosis. 

c) A (Assesment) 

Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi  (kesimpulan) dari

data subjektif dan objektif. Analisis yang  tepat akurat mengikuti

perkembangan data pasien akan  menjamin cepat diketahuinnya

perubahan pasien, dapat terus  diikuti dan diambil keputusan / tindakan

yang tepat. Analisis  merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan  menurut Varney langkah kedua, ketiga, dan keempat yang 

menyangkut kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi  diagnosis /

masalah potensial dan kebutuhan tindakan segera  harus segera

diidentifikasikan menurut kewenangan bidan  (tindakan mandiri,

kolaborasi, dan rujukan). 

d) P (Planning) 
Perencanaan dibuat saat ini dan yang akan datang. Rencana  asuhan

disusun berdasarkan hasil analisa dan interprestasi  data yang

bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi  pasien seoptimal.

P (Planning) menurut Hellen Varney masuk  pada langkah kelima,

keenam, dan ketujuh. Pelaksanaan  asuhan dengan rencana yang telah

disusun sesuai dengan  keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah

pasien. 

Tinjauan Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi dengan kanker 

payudara sebagai berikut :

I. Pengkajian 
A. Data Subjektif 

1. Identitas klien 

a) Nama 

Harus jelas dan lengkap : nama depan, tengah (bila  ada), nama

keluarga, dan nama panggilan akrabnya  (Dinanda , 2008)  

b) Umur 

Umur pasien dikaji karena semakin tua usia seseorang,  maka

semakin meningkat resiko terjadinya kanker.  Umumnya kanker

mulai muncul setelah usia 65 tahun,  namun anak – anak juga

bisa menderita kanker  (Dinanda, 2008) 

c) Suku bangsa 

Seseorang yang memiliki kulit putih akan lebih rentan  terhadap

radiasi sinar ultra violet yang menyebabkan  kerusakan kulit

sehingga dapat meningkatkan resiko  terkena kanker (Dinanda,

2008). 

d) Agama 

Data tentang agama digunakan untuk menetapkan  identitas,

disamping itu perilaku seseorang tentang  kesehatan dan penyakit

sering berhubungan dengan  agama (Latief, 2005;h,6). 

e) Pendidikan 

Informasi tentang pendidikan orang tua dapat  menggambarkan

keakuratan data dan beberapa juga  dalam pendekatan

selanjutnya, misal dalam  pemeriksaan penunjang dan penentuan

tata laksana  selanjutnya (Latief, 2005;h,6) 

f) Pekerjaan  
Pekerjaan dengan resiko pemaparan terhadap 

penyinaran(terutama penyinaran pada dada) dapat  meningkatkan

resiko terjadinya kanker payudara (  Amalia, 2009;93). 

g) Alamat 

Faktor lingkungan dari beberapa penelitian telah  menyebutkan

pemaparan bahan kimia yang menyerupai  esterogen (yang

terdapat pada pestisida dan produk  industri lainnya) mungkin

meningkatkan resiko terjadiya  kanker payudara

(Amalia,2009;93). 

2. Keluhan utama 

Ibu akan mengeluh nyeri pada payudara, ada benjolan pada 

payudara, terjadi perubahan pada payudara, payudara  

terlihat kemerahan dan meradang, kulit disekitar payudara  bersisik

(Dinanda, 2008).  

3. Riwayat kesehatan 

a) Riwayat kesehatan ibu dahulu 

Dahulu ibu tidak pernah menderita penyakit sistemik  seperti

kegemukan, asma, DM, jantung, radang  payudara, tumor jinak

(Sarwono, 2009;130).  

b) Riwayat kesehatan sekarang 

Riwayat penyakit penyerta seperti DM, jantung, asma,  kegemukan,

tumor jinak, radang payudara akan  memperburuk kondisi pasien

saat ini (Rasjidi, 2009) (c) Riwayat kesehatan keluarga 


Riwayat keluarga adalah salah satu faktor yang paling  penting

mengingat kanker bisa dipengaruhi oleh  kelainan genetika.

Beberapa bisa jadi memiliki resiko  lebih tinggi untuk menderita

kanker dibandingkan  dengan keluarga lainnya. (Sarwono,

2009;131) 

4. Riwayat perkawinan 

Riwayat pernikahan perlu dikaji untuk mengetahui berapa  lama

pernikahan dan usia saat menikah, karena pernikahan  dini akan

memicu pertumbuhan sel kanker payudara  (Rasjidi, 2009) 

5. Riwayat menstruasi 

Menarce dini berhubungan dengan peningkatan resiko  kanker

payudara. Pada usia menarche 12-13 tahun dan  siklus yang pendek

beresiko lebih besar terkena kanker  payudara ( Rasjidi, 2009).  

6. Riwayat obstetri 

Menurut Rasjidi (2009) riwayat obstetri dkaji : 

a) Resiko kanker payudara menunjukkan peningkatan  seiring

dengan peningkatan usia pada saat kehamilan  pertama, ini

dikarenakan adanya rangsangan  pematangan dari sel-sel pada

payudara yang diinduksi  oleh kehamilan yang membuat sel-sel ini

peka terhadap  transformasi yang bersifat karsinogenik. 

b) Jumlah paritas beresiko meningkatkan resiko kanker  payudara.

Pada wanita nulipara memiliki resiko lebih  besar terkena kanker

payudara dibandingkan wanita  yang multipara. 

c) Menyusui lebih lama mempunyai efek yang lebih kuat  dalam

menurunkan resiko kanker payudara, karena  adanya penurunan

level esterogen dan sekresi bahan – bahan karsinogenik selama

menyusui. 
7. Riwayat kontrasepsi 

Riwayat kontrasepsi dikaji karena pemakaian alat  kontrasepsi

hormonal sedikit meningkatkan terjadinya  kanker payudara,

tergantung kepada usia, lama pemakaian, faktor hormonal dalam

tubuh, dan faktor-faktor lainnya  (Rasjidi, 2010;58)  

8. Pola kebutuhan sehari-hari 

a) Pola asupan nutrisi 

Pada wanita yang suka mengkonsumsi makanan  berlemak, junk

food, makanan yang dibakar akan lebih  beresiko terkena kanker

(Dinanda,2008;98) 

b) Pola aktivitas 

Pola aktifitas di kaji karena untuk mengetahui pola  keseharian

dan gaya hidup wanita masa kini yang biasa  mengkonsumsi

makanan yang berlemak tinggi,  mengkonsumsi alkohol, radiasi

kecantikan, merupakan  faktor pemicu timbulnya kanker payudara

(Dinanda,  2008; 95).  

c) Pola seksualitas 

Semakin dini seorang wanita melakukan hubungan  seksual akan

memicu tumbuhnya kanker payudara,  karena adanya

rangsangan pada payudara yang  mempengaruhi perubahan

hormonal secara terus  menerus saat itulah kemungkinan terjadi

perubahan sel  dalam payudara sehingga menjadi mutasi sel

(Dinanda,  2009; 98).  

d) Personal hygne 

Untuk mencegah terjadinya infeksi dapat diatasi dengan 

personal hygiene yang benar dan bersih, karena dengan 


menjaga kebersihan pada daerah payudara ( Lena 

Amalia,2009;100).  

9. Data pengetahuan  

Faktor pendidikan yang rendah menjadikan banyak wanita  yang

belum menyadari tentang pentingnya mereka untuk  melakukan

pemeriksaan dini terhadap payudaranya (Eni  Setiati, 2009;42). 

B. Data Objektif 

Data obyektif adalah data yang dikumpulkan dari klien  untuk

memastikan bahwa keadaan klien sehat. Yang harus  dikumpulkan dalam

pengkajian data obyektif adalah: 

1. Pemeriksaan Fisik 

a) Keadaan umum 

Keadaan umum dikaji untuk mengetahui  kesadaran umum klien,

apakah pasien terlihat dalam  keadaan baik atau tidak. Keadaan

umum yang tidak  baik merupakan tanda dari tubuh yang sedang

sakit.  Pada pasien kanker payudara keadaan umum ditinjau  untuk

mengetahui stadium yang dideritanya (Dinanda,  2007). 

b) Berat badan 

Berat badan di tinjau karena pada pasien kanker  biasanya

mengalami penurunan status gizi yang  menyebabkan semakin

lama berat badan akan semakin  menurun (Alwi.Idrus.dkk,

2007;836) 

c) Vital sign 
Untuk mengetahui status kesehatan klien atau  untuk menguji

respon klien terhadap tindakan medis (  Rasjidi, 2009).  

2. Status Present 

a) Kepala :  

Pemeriksaan kepala dilakukan untuk mengetahui  bentuk kepala,

adanya masa pada kepala,  kesimetrisan kepala ( Varney, 2007;

34) 

b) Rambut: 

Pada pasien kanker payudara yang harus di kemoterapi 

menyebabkan kerontokan pada rambutnya (Dinanda,  2008;

261).  

c) Muka 

Pada pasien kanker payudara yang memasuki stadium  lanjut,

akan terlihat pucat, kurus (Dinanda, 2008; 261) . 

d) Mata 

Pemeriksaan pada mata meliputi kesimetrisan,  konjungtiva, dan

sclera terdapat anemis atau tidak. (  Varney, 2007; 33)  

e) Mulut 

Pemerikasaan keadaan mulut, kebersihan lidah, ada  atau

tidaknya caries dan stomatitis pada mulut ( Varney,  2007; 34).  

f) Telinga 

Pemeriksaan telinga meliputi kesimetrisan pada telinga,  ada

serumen, ada pengeluaran cairan pada telinga (  Varney, 2007;

33).  

g) Hidung 
Pemeriksaan hidung dilakukan untuk menditeksi tidak  adanya polip,

hidung bersih dan tidak ada serumen (  Varney, 2007; 33).  

h) Leher 

Pemeriksaan leher dilakukan untuk menditeksi tidak ada 

pembesaran kelenjar thyroid, limfa, dan vena jugularis (  Varney,

2007; 34).  

i) Dada dan axilla 

Pemeriksaan pada dada dan aksila dilakukan  pemeriksaan sadari

untuk menditeksi secara dini  adanya benjolan atau massa kanker

pada payudara (Dinanda, 2008; 261).  

j) Abdomen 

Pemeriksaan abdomen meliputi ada atau tidaknya nyeri  tekan pada

abdomen 

k) Ekstremitas

Pemeriksaan ekstremitas meliputi ada atau tidaknya  varies dan

oedem ( Varney, 2007; 34).  

l) Genetalia 

Pemeriksaan genetalia meliputi ada atau tidaknya  infeksi, luka,

varises, oedem, perdarahan pada vulva,  vagina dan serviks

(Dinanda, 2008; 261).  

II. Interpretasi Data


1. Data Subyekstif

A. Diagnosa Kebidanan 

Diagnose kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang  telah di

kumpulkan. (PP IBI,2006:h 136) 

a) Diagnosa kebidanan 

Ny. N umur 48 Tahun dengan kanker payudara 

b) Data dasar 

(b) Hasil dan anamesa identitas pasien yang  dibutuhkan untuk

mendukung diagnosa yang  dibuat. 

(c) Riwayat obstetrik pasien, meliputi : paritas, jumlah  anak hidup

dan riwayat abortus. 

(d) Riwayat kesehatan pasien, meliputi : riwayat  kesehatan yang

berhubungan dengan penyakit  sistemik dan menurun seperti

DM, asma, jantung,  tumor jinak, kegemukan. 

2. Data Obyektif 

a) Pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah,  suhu, respirasi, nadi). 


b) Pada pemeriksaan payudara ada benjolan atau massa, nyeri tekan,
pengeluaran cairan.  
c) Pada pemeriksaan genetalia tidak terdapat infeksi vagina dan servik. 

B. Masalah 

1. Ibu merasakan nyeri pada payudara 

2. Ibu merasa cemas 

C. Kebutuhan 

1. Memberikan KIE tentang cara mengurangi rasa nyeri 


2. Memberikan suport mental 

III. Diagnose potensial 

1. Infeksi post operasi. 

2. Tumbuhnya kembali sel- sel kanker payudara. 


IV. Identifikasi akan tindakan segera atau kolaborasi dan konsultasi  kanker

payudara  

1. Kolaborasi dengan deokter Sp.OG. 

2. Dilakukannya kemoterapi 

3. Dilakukan penyinaran 

V. Perencanaan  

Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnose kebidanan  (PP

IBI,2006: h 137).  

Rencana ini meliputi: 

a. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan  reproduksi dan

ginekologi ( PP IBI,2006;116). 

Berikan konseling tentang kanker payudara 

1) Jelaskan pengertian kanker payudara 

2) Jelaskan penyebab kanker payudara 

3) Jelaskan tanda dan gejala kanker payudara 

4) Jelaskan pemeriksaan dini kanker payudara 

5) Jelaskan pengobatan kanker payudara 

b. Menurut Handayani (2009) Memberikan asuhan kebidanan pada  wanita dengan

gangguan reproduksi antara lain ; 

1) Memberikan informasi tempat – tempat pelayanan  kesehatan yang

berhubungan dengan cek kesehatan atau  rujukan khususnya untuk

kesehatan reproduksi.  

2) Memberikan informasi tempat – tempat rujukan.  

3) Membantu klien dalam mengamil keputusan. 

4) Memberi suport mental. 


c. Menurut Dskal (2003) bidan melakukan asuhan kebidanan pada  penderita

gangguan reproduksi dengan cara : 

1) Jelaskan tindakan atau asuhan yang akan di berikan sesuai  dengan

petunjuk dokter. 

2) Jelaskan terapi – terapi yang akan di berikan 

3) Jelaskan kebutuhan untuk menghindari seseorang yang  terinfeksi ISPA 

4) Jelaskan efek dari radiasi 

5) Jelaskan untuk menjaga personal hygne  

VI. Pelaksanaan 

Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan  perkembangan

keadaan klien: tindakan kebidanan dilanjutkan  dangan evaluasi keadaan klien.

(PP IBI,2006:h 137) 

a. memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan ganguan  reproduksi dan

ginekologi (PP IBI, 2006,116). 

1) Memberikan konseling tentang kanker payudara 


2) Menjelaskan pengertian kanker payudara 
3) Menjelaskan penyebab kanker payudara 
4) Melaskan tanda dan gejala kanker payudara 
5) Melaskan pemeriksaan dini kanker payudara 
6) Melaskan pengobatan kanker payudara 

b. Menurut Handayani (2009) memberikan asuhan kebidanan pada  wanita dengan

gangguan reproduksi antara lain : 

1) Memberikan informasi tempat – tempat pelayanan  kesehatan yang

berhubungan dengan cek kesehatan atau  rujukan khususnya untuk

kesehatan reproduksi.  

2) Memberikan informasi – informasi tempat – tempat rujukan. 

3) Membantu klien dalam mengambil keputusan 


4) Member support mental. 

c. Menurut Dskal (2003) bidan melakukan asuhan kebidanan pada  penderita

gangguan reproduksi dengan cara : 

1) Menjelaskan tindakan atau asuhan yang akan di berikan  sesuai dengan

petunjuk dokter. 

2) Menjelaskan terapi – terapi yang akan di berikan 

3) Menjelaskan kebutuhan untuk menghindari seseorang yang  terinfeksi

ISPA 

4) Menjelaskan efek dari radiasi 


5) Menjelaskan untuk menjaga personal hygne 

VII. Evaluasi  

Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menrus seiring  dengan

tindakan kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari  rencana yang

telah dirumuskan. (PP IBI,2006:h 138) 

Anda mungkin juga menyukai