Anda di halaman 1dari 7

C.

Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab

bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan

atau masalah kebidanan meliputi masalah kehamilan, persalinan, nifas, bayi

dan keluargaberencana termaksud kesehatan reproduksi perempuan serta

pelayanan kesehatan masyarakat (varney, 1997).

Manajemen Asuhan Kebidanan adalah proses pemecahan masalah sebagai

metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,

penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan

keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997)

2. Langkah-langkah Manajemen Asuhan Kebidanan

Varney dalam Soeparman (2008), mengemukakan bahwa manajemen

asuhan kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan yang dimulai

dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi. Dalam

memberikan asuhan kebidanan pada klien bidan menggunakan metode

pendekatan pemecahan masalah dengan di fokuskan pada suatu proses yang

sistematis dan analis(Varney,2008).

Dalam memberikan asuhan kebidanan menggunakan 7 langkah

manajemen kebidanan menurut Hellen Varney, yaitu :

a. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun informasi dari pasien

yang meliputi Bio,psiko, sosial, spiritual yang berkomperhensif. Untuk


mendapatkan data-data yang lengkap dan relevan, bidan membutuhkan dasar

yang kuat dari berbagai sumber. Data diperoleh dengan cara melakukan

pengumpulan data. Guna mendapatkan data yang akurat dan valid ada tiga cara

yang dipakai yaitu : (Varney,2008).

1) Wawancara (menanyakan atau Tanya jawab yang berkaitan dengan masalah

yang dihadapi pasien yang biasa disebut anamnesis)

2) Pengamatan (mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data

tentang masalah kesehatan pasien), dan

3) Pemeriksaan fisik (melakukan pemeriksaan fisik pada pasien untuk

menentukan masalah pasien), palpasi (perabaan), auskultasi (mendengar) dan

perkusi (mengetuk bagian tubuh) (Effendy 1995).

Sumber data yang dibutuhkan terbagi atas tiga bagian yaitu:

1) Sumber data primer yaitu data-data yang dikumpulkan dari pasien,yang dapat

memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan dan

keperawatan (dalam hal ini kebidanan) yang dihadapinya.

2) Sumber data sekunder yaitu data-data yang dikumpulkan dari orang terdekat

pasien seperti, ayah, ibu,paman bibi atau orang yang terdekatdengan pasien.

3) Sumber lain yaitu catatan pasien apakah dari keperawatan atau rekam medic

yang merupakan riwayat penyakit dan perawatan pasien di masa yang lalu.

Jenis data pada proses pengumpulan data dasar ibu post partum seksio

sesarea, meliputi data subjektif yaitu data yang diperoleh dari keluhan-

keluhan yang disampaikan pasien dan data objektif yaitu data yang diperoleh

melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standar


yang diakui/ berlaku (Effendy, 1995). Misalnya hasil pemeriksaan fisik head to

toe, dan pemeriksaan penunjang.

(1) Biodata ibu terdiri dari: a). Nama pasien dan penanggung jawab: sangat diperlukan

selain untuk pengadministrasian juga untuk menghindari kesalahan dalam

pelakssanaan tindakan medis dan pengobatan, serta dalam hal pendiagnosaan, b).

Alamat: ditanyakan dengan maksud dengan mempermudah hubungan bila

diperlukan atau bila keadaan mendesak. Dengan diketahui alamat, bidan dapat

mengetahui tempat tinggal dan lingkungan klien, c). Pekerjaan: menggambarkan

keadaan sosial ekonomisehingga ikut menentukan intervensi yang sesuai intervensi

yang sesuai kememapuan secara ekonomi (Depkes,1995), d). Usia, untuk

mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat alat kandungan/alat

reproduksi belum matang mental dan psikis belum siap,. Sedangkan umur lebih dari

35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa kehamilan (Saifudin

2002), e). Agama: ditanyakan guna mengetahui adanya pengaruh terhadap

kebiasaan kesehatan klien, dengan diketahuinya agama akan memudahkan

Asuhan Kebidanan, f). Pendidikan: ditanyakan untuk mengetahui tingkat

intelektualnya. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap dan perilaku dan kesehatan

sesorang (Depkes RI, 1995).

(2) Keluhan Utama: Menanyakan kepada ibu apa yang sementara di rasakannya yaitu :

ibu merasa sakit saat duduk pada daerah perut (daerah bekas operasi)

(3) Riwayat kesehatan : Mencakup riwayat kesehatan dahulu, sekarang dan keluarga.

Pada data ini diperlukan untuk mengetahui adanya penyakit yang diderita pada saat

ini, dahulu, dan pada keluarga yang dapat mempengaruhi pada masa nifas saat ini.
(4) Riwayat psikologis : peristiwa persalinan akan mempengaruhi fungsi tubuh secara

fisik yang akan mengakibatkan gangguan masa setelah melahirkan.

(5) Aspek sosial budaya : pengkajian tentang kebiasaan di lingkungan tempat tinggal

pasien atau apakah ada pantangan-pantangan yang harus dijalani oleh pasien.

(6) Status perkawinan : ditanyakan untuk mengetahui status perkawinan pasien.

(7) Kebutuhan seksual : cara dan waktu penenuhan kebutuhan seksual yaitu 40 hari

setelah melahirkan menurut ajaran agama atau ketika nyeri sudah hilang.

(8) Eliminasi : Buang Air Besar (BAB) sudah harus dalam tiga hari setelah melahirkan.

Bila ada obstipasi akan timbul febris karena obstipasi menekan serviks sehingga

menimbulkan sumbatan dan bendungan lochia yang menyebabkan infeksi.

Sedangkan setelah melahirkan pasien bisa kencing dengan spontan dalam waktu

enam jam.

(9) Kebutuhan nutrisi dan cairan: pasien setelah melahirkan diberikan makanan

dengan diet tinggi protein, vitamin C dan zat besi, sedangkan minum enem sampai

delapan gelas sehari.

(10) Aktivitas : pasien setelah melahirkan dengan keadaan umum baik sebaiknya

melakukan mobilisai dua jam setelah melahirkan secara bertahap mulai miring kiri

atau kanan. Duduk, berdiri kemudian berjalan. Tidur datar selama enam sampai

delapan jam tanpa menggunakan bantal pada pasien yang mendapatkan anastesi

subarachnoidal (Saifuddin, 2006).

Selain data diperoleh melalui cara anamnesis, data dapat diperoleh dengan cara

pemeriksaan fisik, yang merupakan data objektif.


b. Langkah II : Interpretasi Data Dasar.

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose kebidanan (diagnose

yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar) atau

masalah aktual (hal-hal yang terkait dengan pengalaman pasien yang ditemukan dari

hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis) dan kebutuhan (hal-hal yang

dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang

didapatkan dengan melakukan analisis data) berdasarkan interprentasi yang benar atas

data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan kemudian

dipresentasikan sehingga dapat merumuskan Diagnosa Kebidanan dan masalah yang

spesifik (salmah, 2006)

1). Diagnosa : Ny.E.T.Umur: 29 thn.P.2.A.0.Ibu nifas hari ke 2 dengan nyeri luka

operasi

2). Data Dasar

DS : Ibu mengatakan merasa sakit saat duduk pada daerah perut( daerah bekas

operasi ).

DO : Ada luka operasi yang tertutup dengan kasa steril.

3). Masalah : Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan nyeri pada

bagian perut ( daerah bekas operasi )

c. Langkah III : Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial


Pada langkah ini Bidan menganalisa data dasar yang di peroleh pada langkah

pertama,menginterpretasikan secara akurat dan logis, sehingga dapat merumuskan

Diagnosis atau masalah potensial.

Diagnosa Potensial : tidak ada.

d. Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera

Pada tahap ini bidan mengidentifikasi kesinambungan dan proses penatalaksanaan

kebidanan dalam kondisi emergensi, berdasarkan hasil analisa data bahwa klien

membutuhkan tindakan segera untuk menyelamatkan jiwanya. Pada langkah ini

mungkin diperlukan data baru yang lebih spesifik, sehingga bidan mengetahui

penyebab langsung masalah yang ada. Untuk itu diperlukan tindakan segera, yang

dilakukan adalah kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan.

e. Langkah V : Menyusun Rencana Asuahan Secara Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh

langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan

terhadap masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasikan atau diantisipasi yang

bersifat segera atau rutin :

1). Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, ajarkan ibu teknik

relaksasi nafas dalam, informasikan dan memantau ibu untuk mobilisasi, anjurkan

ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri terutama daerah genetalia dan daerah

luka operasi, anjurkan kepada ibu untuk selalu memberikan ASI pada bayi tanpa

makanan pendamping lainnya selama 6 bulan, jelaskan kepada ibu untuk


mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, anjurkan ibu untuk istirahat yang

cukup, berikn terapi sesuai dengan instruksi dokter.

f. Langkah VI : Melakukan Perencanaan

Merupakan realisasi dari rencanakan tindakan yang dibuat oleh bidan dalam

membantu klien dan keluarga untuk membantu kebutuhan dan mengatasi masalah.

g. Langkah VII : Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari tahapan manajemen.Tindakan evaluasi ini

guna mengevaluasi keektifan asuhan yang sudah diberikan.Hal yang dievaluasikan

meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi den mengatasi diagnosis dan masalah

yang telah diidentifikasikan.

Rencana tersebut diaggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.

Anda mungkin juga menyukai