Anda di halaman 1dari 123

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI PUSKESMAS PALARAN

TANGGAL 22 OKTOBER 2018

DISUSUN OLEH
Andria Rachmasari, A.Md. Keb Hazlinah, A.Md. Keb

Arina Hikmaya, A.Md. Keb MT. Siwiting Budi, A.Md. Keb

Chery Susanti, A.Md. Keb Selvi Iskandar, A.Md. Keb

Gianina A Dinorah, A.Md. Keb Sumilawati Maya Sari, A.Md. Keb

Hastuti, A.Md. Keb Sunarsiah, A.Md. Keb

Hastuti Binti Yunus, A.Md. Keb Suriyani, A.Md. Keb

PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN

ANGKATAN I V

2018
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan
dimana merupakan suatu bentuk kerja nyata dalam memberikan Pelayanan Asuhan Kebidanan,
yang merupakan salah satu pembelajaran dalam Pelatihan Jabatan Fungsional Bidan dengan
tujuan melaksanakan Praktek kebidanan secara komprehensif dengan memperhatikan budaya
masyarakat setempat dalam tatanan di masyarakat dengan pendekatan manajemen kebidanan
dan didasari oleh konsep keterampilan dan sikap Profesional.
Sikap dan kemampuan Profesional seorang Bidan Terampil khususnya di bidang
Pelayanan Kebidanan yaitu dituntut untuk memberikan pelayanan kebidanan secara paripurna
dan menyeluruh dan membentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan dan dikembangkan
dimasyarakat. Pembinaan pendidikan dimasyarakat diperlukan pengalaman belajar bagi Bidan
Fungsional dalam penerapan yang bisa berbeda dengan pelayanan asuhan kebidanan yang
biasa dilakukan di tempat kerja asal dan sebagai upaya kaji banding pelayanan kebidanan.
Praktek Kerja lapangan ini merupakan aplikasi dari teori yang kami dapatkan selama 7
hari teori pelatihan terutama dibidang Asuhan Kebidanan , sehingga nantinya dapat
menghasilkan tenaga Bidan yang terampil, berkompeten sesuai dengan tugas, peran dan
tanggung jawab sebagai Bidan Pelaksana Lanjutan yang Terampil.

Dalam PKL ini diharapkan peserta Pelatihan Jabatan Fungsional dapat memahami upaya
program kesehatan, penggerakan peran serta masyarakat serta mengatasi masalah yang telah
ditemukan pada kasus kebidanan sesuai dengan teori yang didapatkan dalam upaya
mengaplikasikan di masyarakat.

B.    TUJUAN
1.  Tujuan Umum
Setelah selesai melaksanakan Praktek asuhan Kebidanan dalam Pelatihan Jabatan
Fungsional dapat menjadi Bidan yang terampil dalam memberikan asuhan kebidanan yang
komprehensif dan paripurna
2.  Tujuan Khusus
 Dapat memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
 Dapat memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
 Dapat memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
 Dapat memberikan Asuhan Kebidanan pada kesehatan reproduksi pada WUS (Wanita
Usia Subur) dan PUS (Pasangan Usia Subur)
 Dapat memberikan Asuhan Kebidanan pada neonatus, bayi dan balita sehat

C. MANFAAT
Peserta pelatihan mampu mengaplikasikan Asuhan kebidanan di tempat tugas
masing-masing

D. WAKTU DAN TEMPAT


1.    Waktu
Waktu PKL Peserta Pelatihan Jabatan Fungsional tanggal 21 Oktober 2018.

2.     Tempat
Adapun lokasi PKL Peserta Pelatihan Jabatan Fungsional di PUSKESMAS RAWAT
INAP PALARAN KOTA SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR
BAB II
DASAR TEORI

I. KEHAMILAN
A. Definisi
Kehamilan (graviditas) dimulai dari konsepsi (pembuahan) sampai pada permulaan
persalinan, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir.
Kehamilan melibatkan perubahan fisisk maupun emosional dari ibu serta perubahan
sosial dalam keluarga. Seorang bidan menghadapi suatu tugas yang tidak biasa dalam dalam
memberikan dukungan pada ibu dan keluarganya dalam menyambut anggota keluarga baru.
Memantau perubahan-perubahan fisisk normal yang dialami oleh ibu serta tumbuh kembang
janin, juga mendeteksi serta manatalaksana setiap kondisi yang tidak normal. Pada
umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat
cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

B. Fisiologi Kehamilan.
Proses kehamilan:

a. Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system hormonal yang
kompleks.
b. Spermatozoa pembentukan dan pertumbuhannya dipengaruhi mata rantai yang
kompleks pada tiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung
40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc.
c. Konsepsi adalah pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa dan membentuk zigot.
d. Nidasi atau implantasi yiatu dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam vitellus
membangkitkan kembali pembelahan dam inti ovum yang dalam keadaan “metafase”
proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan telofase sehingga
menjadi “haploid”. Pronekleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati
dengan infi ovum yang kini bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria
maupun pihak wanita.
e. Plasenta berfungsi atau merupakan akar janin untuk menghisap nutrisi dari ibu dalam
bentuk O2, asam amino, vitamin, mineral dan zat lainnya ke janin membuang sisa
metabolisme janin dan CO2.
f. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm, janin aterm mempunyai tanda cukup
bulan 38 sampai 40 minggu dengan BB sekitar 2500 sampai 3000 gram dan panjang
badan sekitas 50 sampai 55 cm. Pertumbuhan organ sempurna, rambut lanugo tumbuh
baik, testis sudah turun kedalam skrotum, pusat penulangan berkembang, labium mayus
menutupi lubang labium minus.

C. Perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil.


1. Rahim atau uterus
Otot rahim mengalami hipoplasi dan hipertropi menjadi lebih besar, lunak dan
dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.
Sebagai gambaran dapat dikemukaan sebagai berikut:
 Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion, dimana
desidua kapsularis dan desidua parietalis telah menjadi satu. Tinggi rahim setengah
jari jarak simphisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.
 Pada hamil 20 minggu fundus uteri terletak 2 jari dibawah pusat sedangkan pada umur
24 minggu tepat ditepi atas pusat.
 Pada hamil 28 minggu TFU 3 jari diatas pusat atau 1/3 jarak antara pusat dan
proccesus xifoideus.
 Pada hamil 32 minggu TFU ½ jarak proccesus xifoideus dan pusat.
 Pada kehamilan 36 minggu TFU sekitar satu jari dibawah proccesus xifoideus oleh
karena saat ini kepala janin sudah masuk pintu atas panggul
2. Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh
estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.

3. Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna
pada umur 16 minggu.

4. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat lepas dari
pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen, progesterone dan somatomammotropin.

5. Sirkulasi darah ibu


Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor antara lain:
 Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
 Terjadi hubungan langsung antara lain arteri dan vena sirkulasi retro-plasenter.
 Pengaruh hormon estrogen dan progesterone makin meningkat.

Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan:

 Sistim sirkulasi darah


Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat kira-kira 25% diikuti
curah jantung yang meningkat sebanyak ± 30%. Kenaikan plasma darah dapat mencapai
40% saat mendekati cukup bulan. Protein darah menurun pada Triwulan I dan meningkat
bertahap pada akhir kehamilan. Betaglobulin dan fibrinogen terus meningkat, hematokrit
cenderung menurun, eritrosit meningkat, konsentrasi Hb terlihat menurun, laktosit
meningkat sampai 100% /cc. Begitu juga trombosit, tekanan darah cenderung menurun
sedangkan nadi biasanya baik rata-rata 84x / menit.
 Sistim pernapasan (respirasi)
Wanita hamil kadang mengeluh sesak dan napas pendek, oleh karena usus yang
tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru sedikit
meningkat. Wanita hamil selalu bernapas dalam yaitu pernapasan dada (thoraxic
breathing)

 Saluran pencernaan
Saliva meningkat, pada Trimester I mengeluh mual muntah, tonus otot saluran
cerna melemah sehingga motilitas makanan akan lebih lama berada dalam saluran cerna
dan dapat menimbulkan obstipasi, reabsorbsi makan baik.

 Kalenjer endokrin.
Kalenjer tyroid dapat membesar sedikit, kalenjar hypofise dapat membesar
terutama lobus anterior, kalenjer adrenal tidak terlalu berpengaruh

 Tulang dan gigi


Persendian panggul akan terasa lebih longgar. Karena ligamen-ligamen melunak
juga sedikit terjadi pelebaran diruang persendian.

 Kulit.
Muka disebut masker kehamilan (kloasma gravidarum), payudara, putting dan
areola, perut, linea nigra , striae, vulva.

 Traktus urinarius
Pada akhir kehamilan bila kepala janin mulai turun kebawah, keluhan sering
kencing akan timbul karena kandung kencing mulai tertekan. Dalam kehamilan ureter
kanan dan kiri membesar karena pengaruh progesterone, akan tetapi ureter kanan akan
lebih besar daripada kiri karena uterus lebih memutar kearah kanan akibat tekanan pada
ureter kanan tersebut sering dijumpai hidroureter dekstra dan pielitis dekstra.
Disampaing sering kencing terdapat pula poliuria, sebab oleh peningkatan sirkulasi
darah di ginjal pada kehamilan, sehingga filtrasi di glomerulus juga meningkat sebanyak
69% reabsorbsi di tubulus tidak berubah, sehingga lebih banyak dapat dikeluarkan urea,
asam urik, glukosa, asam amino, asam folik dalam kehamilan.

 Metabolisme
Pada wanita hamil BMR (Basal Metabolisme Rate) meninggi, system endokrin
juga meninggi dan tampak jelas kalenjer gondoknya (glandula tyroidea). BMR
meningkat hingga 15 – 25 % yang umumnya ditemukan pada Triwulan terakhir, kalori
yang dibutuhkan untuk diperoleh terutama dari pembakaran hidrat arang, khususnya
kehamilan 20 minggu keatas, akan tetapi bila dibutuhkan dipakailah lemak ibu untuk
mendapatkan tambahan kalori untuk pekerjaan sehari-hari. Dalam keadaan biasa wanita
hamil cukup hemat dalam hal pemakaian tenaganya.

 Berat badan
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira 6,5 kg sampai 16,5 kg. Rata-rata
12,5 kg atau sekitar ½ kg / minggu. Kenaikan BB yang terlalu banyak sering ditemukan
pada preeklamsi dan akibat peningkatan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin, wanita
tersebut diawasi dan diberi pengertian sehingga berat badannya hanya naik 2 kg tiap
bulan sampai dengan kehamilan20 minggu. Dalam keadaan biasa wanita hamil cukup
hemat dalam hal pemakaian uangnya.

D. Ketidaknyamanan Pada Masa Kehamilan

a. TRIMESTER I
1. Ketidaknyamanan Payudara, nyeri, rasa penuh atau tegang, pengeluaran colostrums
(susu jolong), dan hiperpigmentasi (penghitaman kulit). (Kusmiyati, 2009) :
a. Penyebab
1) Stimulasi hormonal yang menyebabkan pigmentasi
2) Adanya peningkatan pembentukan pembuluh darah (vaskularisasi)
3) Peningkatan hormon progesterone, estrogen, somatomamotropin, prolaktin
dan melano stimulating hormone.
b. Cara mengatasi
1) Gunakan bra yang menyangga besar dan berat payudara
2) Pakai nipple pad (bantalan) yang dapat menyerap pengeluaran kolostrum.
3) Ganti segera bra jika kotor, payudara dibersihkan dengan air hangat dan jaga
agar tetap kering.

2. Pusing/Sakit kepala
a. Penyebab
1) Akibat kontraksi otot / spasme otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala),
serta keletihan.
2) Tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika cairan syaraf
yang berubah. (Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Teknik relaksasi
2) Memassase leher dan otot bahu
3) Penggunaan kompres panas atau es pada leher
4) Istirahat
5) Terapi : Tylenol / paracetamol. Hindari aspirin, ibuprofen, narcotics,
sedative//hipnotik. (Kusmiyati, 2009)

3. Rasa lemah dan mudah lelah


a. Penyebab
1) Anemia
2) Aliran darah yang lebih lambat
3) Sesak nafas. (Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Istirahat sesuai kebutuhan. Konsumsi menu seimbang untuk mencegah anemia
2) Konsumsi suplemen zat besi
3) Berbaring dengan kaki terangkat lebih tinggi dari jantung selama 15 menit
4) Hindari obat-obatan yang tidak disarankan oleh dokter atau bidan.
5) Hindari asupan kafein yang berlebihan. (Kusmiyati, 2009)

4. Mual dan muntah (morning sickness)


a. Penyebab
1) Respon emosional ibu terhadap kehamilan
2) Peningkatan hormone HCG
3) Menurunnya tekanan darah yang tiba-tiba
4) Mengkonsumsi banyak makanan berminyak atau mencium bau menyengat.
5) Kebutuhan protein yang meningkat untuk pertumbuhan janin. Jika ibu kurang
makan, maka gula darah dalam tubuh akan rendah, sehingga akan terasa mual,
sakit kepala, dan lelah. (Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Hindari perut kosong atau penuh
2) Hindari merokok atau asap rokok
3) Makan makanan tinggi karbohidrat : biscuit,
4) Makan dengan porsi sedikit tapi sering
5) Istirahat di tempat tidur sampai gejala mereda
6) Segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan / bidan setempat bila mual,
muntah terus menerus.
7) Hirup udara segar, pastikan cukup udara didalam rumah.
(Kusmiyati, 2009)

5. Pengeluaran air ludah berlebihan (ptyalism)


a. Penyebab
1) Meningkatnya keasaman mulut oleh asupan pati yang akhirnya menstimulasi
kelenjar salivary untuk meningkatkan sekresi.
2) Ptyalism sering juga menimbulkan mual, sehingga ibu hamil sering
menghindari makan. (Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
Menguyah atau menghisap permen karet untuk memberikan kenyamanan.
(Kusmiyati, 2009)

6. Keputihan
a. Penyebab
1) Peningkatan pelepasan epitel vagina akibat peningkatan pembetukan sel-sel
2) Peningkatan produksi lendir akibat stimulasi hormonal pada leher rahim.
(Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Jangan membilas bagian dalam vagina
2) Kenakan pembalut wanita
3) Jaga kebersihan alat kelamin
4) Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika terjadi gatal, bau busuk atau
perubahan sifat dan warna. (Kusmiyati, 2009)

7. Gingivitis dan epulis (peradangan pada gusi, tonjolan pada gusi, kemerahan dan
mudah berdarah)
a. Penyebab
Peningkatan pembentukan gusi dan peningkatan pembuluh darah pada gusi.
(Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Makan menu seimbang dengan protein cukup, perbanyak sayuran dan buah
2) Jaga kebersihan gigi, gosok gigi dengan sikat yang lembut. (Kusmiyati, 2009)

c. TRIMESTER II
1. Haemorroida
a. Penyebab
1) Sering terjadi karena konstipasi
2) Tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena haemorroida
3) Progesterone menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar
4) Pembesaran uterus dapat meningkatkan tekanan-tekanan spesifik pada vena
haemorroid, tekanan mengganggu sirkulasi vanous dan menyebabkan kongesti
pada vena pelvic. (Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Mandi air hangat / kompres hangat, air panas tidak hanya memberikan
kenyamanan tapi juga meningkatkan sirkulasi.
2) Kompres es / garam Epsom
3) Istirahat ditempat tidur dengan panggul diturunkan dan dinaikkan. (Kusmiyati,
2009)

2. Konstipasi
a. Penyebab
1) Peningkatan kadar progesterone menyebabkan peristaltic usus menjadi lambat
2) Penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot polos usus besar
penyerapan air dari kolon meningkat
3) Efek samping dari penggunaan suplemen zat besi. (Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Tingkatkan intake cairan serat didalam diet seperti buah / jus prem, minum cairan
dingin / panas (terutama ketika perut kosong)
2) Istirahat cukup
3) Membiasakan BAB secara teratur
4) BAB segera setelah ada dorongan
5) Terapi sesuai petunjuk dokter atau bidan. (Kusmiyati, 2009)

3. Miksi sering (nocturia)


a. Penyebab
Adanya tekanan pada vesika urinaria oleh pembesaran uterus sehingga bentuk
vesika urinaria berubah dan akibatnya vesika urinaria cepat penuh dan timbul
rangsangan untuk BAK. (Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Tidak minum 2-3 jam sebelum tidur
2) Kosongkan kandung kemih sesaat sebelum berangkat tidur
3) Perbanyak minum pada siang hari agar kebutuhan cairan ibu tetap terpenuhi
4) Jangan kurangi minum pada malam hari kecuali jika nocturia
5) Batasi minum bahan diuretic alamiah seperti kopi, teh, cola dengan cafein, dll.
(Kusmiyati, 2009)

4. Gas
a.  Penyebab
Beban janin yang sedang tumbuh menekan usus, sehingga membuat usus
bergerak lebih lambat, diperberat karena adanya perubahan hormone yang juga
terjadi dalam tubuh. (Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Setiap pagi mengkonsumsi minuman hangat, seperit jus jeruk hangat.
2) Olahraga yang teratur (berjalan/berenang beberapa kali setiap minggu). Ini dapat
membantu tubuh ibu menghilangkan gas.
3) Olahraga lain (memutar panggul, menekuk bokong, dan posisi lutut dada).
(Kusmiyati, 2009)

5. Insomnia
a. Penyebab
1) Perasaan gelisah, kuatir, ataupun bahagia
2) Ketidaknyamanan fisik seperti membesarnya uterus, pergerakan janin, bangun
ditengah malam karena nocturia, dispnea, heartburn, sakit otot, stress dan cemas.
(Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Gunakan teknik relaksasi
2) Mandi air hangat
3) Minum minuman hangat (susu, teh dengan susu), sebelum pergi tidur
4) Melakukan aktifitas yang tidak menstimulasi sebelum tidur
5) Hindari obat-obatan tidur (dapat emlitasi sawat plasenta). (Kusmiyati, 2009)

6. Heart Burn
a. Penyebab
1) Keadaan sesak dalam perut dan meningkatnya keasaman perut karena perubahan
hormone
2) Menurunnya motilitas saluran cerna dihasilkan dari relaksasi otot polos, yang
kemungkinan meningkatnya progesterone dan tekanan uterus.
3) Kehilangan ruang fungsi lambung karena tempatnya digantikan dan ditekan oleh
pembesaran uterus. (Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Makan sedikit tapi sering
2) Hindari makanan berlemak terlalu banyak, makanan yang digoreng/makanan
yang berbumbu merangsang.
3) Hindari rokok, kopi, alcohol, coklat ( mengiritasi gastric )
4) Hindari berbaring setelah makan
5) Hindari minuman selain air putih saat makan
6) Tidur dengan kaki ditinggikan, sikap tubuh yang baik
7) Lakukan posisi lutut-dada, peregangan lengan super-dooper.
8) Hindari obat antacid yang terbuat dari bahan lain selain kalsium. (Kusmiyati,
2009)

7. Anemia
a. Penyebab
Rendahnya asupan zat besi, yaitu mineral yang membantu tubuh untuk membuat
hemoglobin. (Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Makan-makanan yang kaya zat besi
2) Konsumsi produk hewani yang rendah kolestrol dan lemaknya. Misalnya, ikan
dan ayam.
3) Mengkonsumsi sumber makanan vegetarian. Misalnya, kacang-kacangan,
polong-polongan, biji-bijian, kismis, sayur-sayuran dan molase. (Kusmiyati,
2009)

d. TRIMESTER III
1. Sesak nafas/ Hyperventilasi
a. Penyebab
Pada kehamilan 33-36 minggu banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas,
hal ini karena tekanan bayi yang berada dibawah diagfragma menekan paru ibu. (Ari
Sulistyawati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Dorong agar secara sengaja, mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada
kecepatan normal ketika terjadi hyperventilasi
2) Secara periodic berdiri dan merentangkan lengan kepala serta menarik nafas
panjang
3) Mendorong postur tubuh yang baik melakukan pernafasan interkostal. (Ari
Sulistyawati, 2009)

2. Nocturia (sering BAK)


a. Penyebab
1) Tekanan uterus pada kandung kemih
2) Ekskresi sodium yang meningkat bersamaan dengan terjadinya pengeluaran air.
(Ari Sulistyawati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Kosongkan saat terasa dorongan untuk BAK
2) Perbanyak minum pada siang hari
3) Jangan kurangi minum pada malam hari kecuali jika nocturia mengganggu tidur
dan menyebabkan keletihan
4) Batasi minum bahan diuretic alamiah seperti kopi, teh, cola dengan cafein, dll.
(Ari Sulistyawati, 2009)

3. Edema Dependen
a. Penyebab
1) Peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh hormonal
2) Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
3) Meningkatkan kadar permeabilitas kapiler
4) Tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvic ketika duduk / pada kafa
inferior ketika berbaring. (Ari Sulistyawati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Hindari posisi berbaring terlentang
2) Hindari posisi berdiri untuk waktu lama, istirahat dengan berbaring ke kiri, dengan
kaki agak ditinggikan.
3) Angkat kaki ketika duduk / istirahat
4) Hindari kaos yang ketat / tali / pita yang ketat pada kaki
5) Lakukan senam secara teratur. (Ari Sulistyawati, 2009)

4. Kram Kaki
a. Penyebab
1) Kekurangan asupan kalsium
2) Ketidakseimbangan rasio kalsium fosfor
3) Pembesaran uterus, sehingga memberikan tekanan pada dasar pelvic dengan
demikian dapat menurunkan sirkulasi darah dari tungkai bagian bawah. (Ari
Sulistyawati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Kurangi konsumsi susu (kandungan fosforna tinggi) dan cari yang high kalsium
2) Berlatih dorsifleksi pada kaki untuk meregangkan otot yang terkena kram
3) Gunakan penghangat untuk otot
4) Terapi : gunakan antacid aluminium hidroksida untuk meningkatkan pembentukan
fosfor yang tidak melarut. (Ari Sulistyawati, 2009)

5. Sakit punggung
a. Penyebab
1) Sakit pada punggung ini disebabkan meningkatnya beban berat janin sehingga
membuat tubuh terdorong kedepan dan untuk mengimbanginya cenderung
menegakan bahu sehingga memberatkan punggung.
2) Kurvator dari vertebra umbosacral yang meningkat saat uterus terus membesar.
3) Keletihan
4) Kadar hormone yang meningkat, sehingga cartilage dalam sendi-sendi besar
menjadi lembek. (Ari Sulistyawati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Hindari sepatu atau sandal hak tinggi
2) Hindari mengangkat beban yang berat
3) Gunakan kasur yang keras untuk tidur
4) Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung
5) Hindari tidur terlentang terlalu lama karena dapat menyebabkan sirkulasi darah
menjadi terhambat. (Ari Sulistyawati, 2009)

6. Merasa kepanasan
a. Penyebab
Hal ini terjadi karena kecepatan metabolism ibu hami rata-rata meningkat
kurang lebih 20% selama kehamilan sehingga suhu tubuh juga tinggi. (Ari
Sulistyawati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Jangan lupa untuk minum lebih banyak untuk menggantikan cairan
2) Untuk mengurang rasa tidak nyaman, seringlah mandi
3) Gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat. (Ari Sulistyawati, 2009)

E. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil


a. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Trimester I, II, dan III
1. Oksigen
Oksigen adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah
peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta
menghembuskan karbon dioksida sebagai hasil oksidasi. Kebutuhan oksigen adalah yang
utama pada manusia termasuk ibu hamil berbagai gangguan pernafasan bias terjadi saat
ibu hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu dan
pengaruh pada bayi yang dikandung. Kebutuhan oksigen berhubungan dengan perubahan
system perapasan pada masa kehamilan. Kebutuhan oksigen selama kehamilan
meningkat sebagai respon tubuh terhadap akselerasi metabolisme rate perlu untuk
menambah masa jaringan pada payudara, hasil konsepsi dan masa uterus dll. Kebutuhan
oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil berbagai gangguan
pernafasan bias terjadi saat ibu hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan
oksigen pada ibu dan pengaruh pada bayi yang dikandung. (Kusmiyati, 2010)
2. Nutrisi
a) Kalori.
Selama kehamilan konsumsi kalori haruslah bertambah dikisaran 300-400 kkal
perharinya. Kalori yang di dapat haruslah berasal dari sumber makanan yang
bervariasi, dimana pola makan 4 sehat 5 sempurna harus sebagai acuannya. Baiknya,
55% kalori di peroleh dari umbi-umbian serta nasi sebagi sumber karbohidrat, lemak
baik nabati maupun hewani sebanyak 35%, 10% dari protein dan sayuran serta
buahan bisa melengkapi. (Kusmiyati, 2010)
b) Asam Folat.
Janin sangat membutuhkan asam folat dalam jumlah banyak guna pembentukan
sel dan sistem syaraf. Selama trimester pertama janin akan membutuhkan tambahan
asam folat sebanyak 400 mikrogram per harinya. Jika janin mengalami kekurangan
akan asam folat, maka hal ini akan membuat perkembangan janin menjadi tidak
sempurna dan dapat membuat janin terlahir dengan kelainan seperti mengalami
anenchephaly (tanpa batok kepala), mengalami bibir sumbing dan menderita spina
bifda (kondisi dimana tulang belakang tidak tersambung). Asam folat yang bisa di
dapat pada buah-buahan, beras merah dan sayuran hijau. (Kusmiyati, 2010)
c) Protein.
Selain menjadi sumber bagi kalori dan zat pembangun, pembentukan darah dan
sel merupakan salah satu fungsi protein. Protein dibutuhkan oleh ibu hamil dengan
jumlah sekitar 60 gram setiap harinya atau 10 gram lebih banyak dari biasanya.
Protein bisa didapatkan dari kacang-kacangan, tempe, putih telur, daging dan tahu.
(Kusmiyati, 2010)
d) Kalsium.
Berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan gigi dan tulang janin. Dengan
ada kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari penyakit
osteoporosis. Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena jika ibu hamil tidak memiliki
kalsium yang cukup, maka kebutuhan janin akan kalsium akan diambil dari tulang
ibunya. Susu dan produk olahan lainnya merupakan sumber kalsium yang baik,
selain kalsium, susu memiliki kandungan vitamin lain yang dibutuhkan ibu hamil,
seerti vitamin A, Vitamin D, Vitamin B2 vitamin B3 dan vitamin C. Selain dari susu,
kacang-kacangan dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga.
(Kusmiyati, 2010)
e) Vitamin A.
Sangat bermanfaat bagi pemeliharaan fungsi mata, pertumbuhan tulang dan
kulit.Selain itu vitamin A juga berfungsi sebagai imunitas dan pertumbuhan
janin.Namun meskipun vitamin A sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, namun jangan
samapi berlebih dalam mengkonsumsinya, karena jika ibu hamil mengalami
kelebihan vitamin A hal ini dapat membuat janin terganggu pertumbuhannya.
(Kusmiyati, 2010)
f) Zat Besi.
Berfungsi di dalam pembentukan darah terutama membentuk sel darah merah
hemoglobin dan mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia. Zat besi akan
diperlukan pada saat kehamilan memasuki usia 20 minggu. Kebutuhan akan zat besi
sebanyak 30 mg per harinya. Zat besi dapat diperoleh pada hati, daging atau ikan.
(Kusmiyati, 2010)
g) Vitamin C.
Tubuh ibu hamil memerlukan vitamin C guna menyerap zat besi.Selain itu
vitamin C sangat baik guna kesehatan gusi dan gigi. Fungsi lain dari vitamin C
adalah melindungi jaringan dari organ tubuh dari berbagai macam kerusakan serta
memberikan otak berupa sinyal kimia, hal terjadi karena vitamin C banyak
mengandung antioksidan. (Kusmiyati, 2010)
h) Vitamin D.
Dari sumber makanan, susu, kuning telur atau hati ikan. Jika ibu hamil tidak
mengalami berbagai macam gejala seperti anemia, gusi berdarah dan gejala lainnya,
maka ibu hamil tersebut dapat dikatakan telah mencukupi kebutuhan akan gizi dan
nutrisinya. Hal yang lebih penting untuk mengecek kecukupan nutrisi selama
kehamilan adalah tentunya melalui perkembangan berat badan selama kehamilan.
Tentunya kenaikan berat badan berbeda-beda tiap bulannya. Namun bagaimana jika
selama kehamilan ibu hamil mengalami kekurangan asupan gizi? Maka hal ini bisa
berdampak pada terjadinya bayi terlahir secara prematur, mengakibatkan keguguran,
adanya kelainan bayi dalam sistem syarafnya, janin berkembang tidak normal,
bahkan hingga menyebabkan kematian janin. Jadi, perhatikan betul mengenai asupan
gizi selama kehamilan, yang perlu diingat, janganlah memenuhi kebutuhan gizi dan
nutrisi karena kuantitas, tapi gizi yang berkualitas dengan komposisi yang
berimbang dan cukup. (Kusmiyati, 2010)

3. Personal Hygiene
Personal hygieneberasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene yang berarti sehat. Personal hygiene pada ibu hamil adalah
kebersihan yang dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi,
karena badan yang kotor yang banyak mengandung kuman-kuman. (Kusmiyati, 2010)
a) Tujuan perawatan personal hygiene
1) Meningkatkan derajat kesejahteraan seseorang
2) Memelihara kebersihan diri seseorang
3) Memperbaiki personal hygiene yang kurang
4) Pencegahan penyakit
5) Meningkatkan percaya diri seseorang
6) Menciptakan keindahan

b) Hal-hal yang Perlu diperhatikan pada Personal Hygiens Ibu Hamil


Pada personal hygiens ibu hamil, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
personal hygiens pada ibu hamil adalah dimulai dari kebersihan rambut dan kulit
kepala, kebersihan payudara, kebersihan pakaian, kebersihan vulva, kebersihan
kuku tangan dan kaki.
1) Kebersihan rambut dan kulit kepala
Rambut berminyak cenderung menjadi lebih sering selama kehamilan
karena over activity kelenjar minyak kulit kepala dan mungkin memerlukan
keramas lebih sering. Rambut bisa tumbuh lebih cepat selama kehamilan dan
mungkin memerlukan pemotongan lebih sering. Menjaga kebersihan rambut dan
kulit kepala pada ibu hamil sangatlah penting. Disarankan ibu hamil untuk
mencuci rambut secara teratur guna menghilangkan segala kotoran, debu dan
endapan minyak yang menumpuk pada rambut membantu memberikan stimulasi
sirkulasi darah pada kulit kepala dan memonitor masalah-masalah pada rambut
dan kulit kepala.
2) Kebersihan gigi dan mulut
Ibu hamil harus memperhatikan kebersihan gigi dan mulut untuk
menjaga dari semua kotoran dari sisa makanan yang masih tertinggal di dalam
gigi yang mengakibatkan kerusakan pada gigi dan bau mulut. Tidak ada
dokumentasi yang mendukung peningkatan rongga gigi selama kehamilan.
Kebersihan dan perawatan gigi dapat dilakukan dengan oral hygiens dengan
menggunakan sikat dan pasta gigi sedangkan untuk kebersihan area mulut dan
lidah bisa dilakukan dengan menggunakan kasa yang dicampur dengan
antiseptik. Penjadwalan untuk trimester I terkait dengan hiperemesis dan
ptyalisme (produksi liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut
harus selalu terjaga, misalnya pencegahan karies pada gigi. Sedangkan untuk
trimester III, terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin
sehingga diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu
hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil
sangat rentan terhadap terjadinya karies dan gingivitis.
3) Kebersihan payudara
Pemeliharaan payudara juga penting, putting susu harus dibersihakan
kalau terbasahi oleh kolostrum. Kalau dibiarkan dapat terjadi edema pada
putting susu dan sekitarnya. Putting susu yang masuk diusahakan supaya keluar
dengan pemijatan keluar setiap kali mandi. Payudara perlu disiapkan sejak
sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan baik pada saat
diperlukan. Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami eneg dan mual
(morning sickness). Keadaan ini menyebabkan peran perawatan gigi tidak
diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya.
Tindakan penembalan gigi dan pencabutan gigi jarang merupakan
kontraindikasi. Bila kerusakan-kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik
hal ini dapat mengakibatkan komplilkasi, seperti nefritis, septikemia, sespsis
puerperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut misalnya pulpitis yang telah
menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang menyebar kemana-mana. Maka
dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan
giginya secara teratur sewaktu hamil.

4. Pakaian Selama Kehamilan


Pada dasarnya pakaian apa saja bisa dipakai, baju hendaknya yang longgar dan
mudah dipakai serta bahan yang mudah menyerap keringat. Ada dua hal yang harus
diperhatikan dan dihindari yaitu : 1) sabuk dan stoking yang terlalu ketat. Karena akan
mengganggu aliran balik 2) sepatu dengan hak tinggi, akan menambah lordosis sehingga
sakit pinggang akan bertambah. Payudara perlu ditopang dengan BH yang memadai
untuk mengurangi rasa tidak enak karena pembesaran dan kecenderungan menjadi
pendulans. (Kusmiyati, 2010)

5. Eliminasi
Eliminasi yang Terjadi pada Ibu Hamil (Kusmiyati, 2010) :
a. Trimester I: frekuensi BAK meningkat karena kandung kencing tertekan oleh
pembesaran uterus, BAB normal konstitensi lunak.
b. Trimester II : frekuensi BAK normal kembali karena uterus telah keluar dari rongga
panggul
c. Trimester III : frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala ke PAP (Pintu
Atas Panggul), BAB sering obstipasi (sembelit) karena hormone progesterone
meningkat.
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah
konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh
hormone progesterone yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya
otot usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan
bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
mengonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika
lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika perut dalam keadaan
kosong dapat merangsang gerak peristaltic usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan,
maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi.
Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil,
terutama pada trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi
karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak kantung kemih
sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran janin
yang juga menyebabkan desakan pada kantung kemih. Tindakan mengurangi asupan
cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan
dehidrasi.
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup lancar. Dengan
kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi lebih basah.
Situasi basah ini menyebabkan jamur (trichomonas) tumbuh sehingga wanita hamil
mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga
sering digaruk dan menyebabkan saat berkemih terdapat residu (sisa) yang memudahkan
infeksi kandung kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih
yaitu dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin. Wanita perlu
mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu dengan gerakan dari depan ke
belakang setiap kali selesai berkemih atau buang air besar dan harus menggunakan tissue
atau lap atau handuk yang bersih setiap kali melakukannya. Membersihkan dan mengelap
dari belakang ke depan akan membawa bakteri dari daerah rektum ke muara uretra dan
meningkatkan risiko infeksi. Sebaiknya gunakan tissue yang lembut dan menyerap air,
lebih disukai yang berwarna putih, tidak diberi wewangian karena tissue yang kasar
diberi wewanggian atau bergambar apat menimbulkan iritasi. Wanita harus sering
mengganti pelapis atau pelindung celana dalam.
Dianjurkan minum 8-12 gelas cairan setiap hari. Mereka harus cukup minum agar
produksi air kemihnya cukup dan jangan sengaja mengurangi minum untuk
menjarangkan berkemih. Apabila perasaan ingin berkemih muncul jangan diabaikan,
menahan berkemih akan membuat bakteri didalam kandung kemih berlipat ganda. Ibu
hamil harus berkemih dulu jika ia akan memasuki keadaan dimana ia tidak akan dapat
berkemih untuk waktu yang lama (misalnya naik kendaraan jarak jauh). Ia harus selalu
berkemih sebelum berangkat tidur di malam hari. Bakteri bisa masuk sewaktu melakukan
hubungan seksual. Oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk berkemih sebelum dan
sesudah melakukan hubungan seksual dan minum banyak air untuk meningkatkan
produksi kandung kemihnya.

6. Seksual
Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat
kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara
laki-laki dengan perempuan. Persetubuhan atau hubungan seksual artinya secara prinsip
adalah tindakan sanggama yang dilakukan oleh manusia. Akan tetapi dalam arti yang
lebih luas juga merujuk pada tindakan-tindakan lain yang sehubungan atau menggantikan
tindakan sanggama, jadi lebih dari sekedar merujuk pada pertemuan antar alat kelamin
lelaki dan perempuan.
Salah satu kebutuhan biologis manusia adalah kebutuhan untuk melakukan
hubungan seks. Hubungan seks diibaratkan seperti suatu kegiatan olahraga yang
membutuhkan tenaga dan otak yang fit serta stabil. Perubahan lain yang dapat terjadi
pada aktivitas seks adalah pada masa hamil. Keinginan berhubungan seksual pada waktu
hamil sebagian besar tidak berubah, bahkan sebagian kecil makin meningkat, berkaitan
dengan meningkatnya hormon estrogen. Apakah seks aman dilakukan pada waktu hamil?
Yang dimaksud aman disini tentunya adalah keamanan buat sicabang bayi. Untuk itu kita
harus mengetahui sudah memasuki stadium mana kehamilan tersebut. Berhubungan seks
pada kehamilan itu boleh dilakukan dan tidak ada masalah tapi pada kasus-kasus tertentu
ibu hamil dilarang atau harus membatasi untuk melakukan hubungan seksual selama
kehamilan. Kasus-kasus kehamilan tersebut antara lain: riwayat kelahiran premature,
ancaman keguguran, keluar cairan dari vagina yang tidak diketahui penyebnya, penyakit
menular seksual,plasenta previa,dan lain-lain. Oleh karena itu hubungan seks waktu
hamil, bukan merupakan halangan. Seorang wanita sehat dengan kehamilan normal bisa
terus berhubungan seks sampai usia kandungannya mencapai 9 bulan, tanpa perlu takut
melukai diri sendiri atau janinnya. Sebab, janin dilindungi rahim dan cairan ketuban di
dalam rahim dan otot-otot kuat di sekitar rahim melindungi bayi dari guncangan. Bayi
juga terlindung dari penetrasi penis karena adanya lapisan lendir tebal yang melindungi
leher rahim dan membantu mencegah infeksi. (Kusmiyati, 2010)
1) Faktor yang mempengaruhi hubungan seksual pada kehamilan
a) Kelelahan
b) Morning sickness (mual dan muntah)
c) Ketegangan pada alat genitalia
d) Payudara tegang
e) Perdarahan
f) Pada trimester pertama biasanya gairah seks wanita hamil menurun karena
mengalami mual, muntah, dan kelelahan yang akan mempengaruhi hasrat
mereka untuk berhubungan seksual.
g) Memasuki trimester kedua situasi dengan normal. Wanita hamil juga lebih
mudah terangsang dan lebih responsife secara seksual.
h) Pada trimester ketiga, ketidaknyamanan fisik biasanya meningkat kembali
2) Faktor emosional yang mempengaruhi dorongan seksual :
a) Takut keguguran
b) Takut orgasme
c) Takut infeksi
3) Secara umum hubungan seksual tidak dianjurkan pada kasus-kasus kehamilan
tertentu, misalnya:
a) Ancaman keguguran atau riwayat keguguran.
b) Placenta letak rendah (plasenta previa)
c) Riwayat kelahiran premature
d) Perdarahan vagina atau keluar cairan yang tak diketahui penyebabnya serta
kram.
e) Dilatasi /pelebaran servik.
f) IMS atau penyakit seksual yang menular. Untuk kasus IMS disarankan tidak
melakukan hubungan seksual sampai STD sudah disembuhkan.
g) Kesehatan ibu dan janin.
h) Kebutuhan untuk bed rest.
i) Infeksi pada kemaluan.

7. Mobilisasi
a. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing
penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan
Menurut Carpenito (2000), mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang
terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan
kemandirian.
Dari kedua definisi tersebut dpaat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah
suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara
membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Konsep mobilisasi
dini mula-mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara
berangsur-angsur ke tahap mobiliasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi. Sikap
tubuh seorang wanita yang kurang baik dapat mengakibatkan sakit pinggang.
(Kusmiyati, 2010)

b. Alternatif sikap untuk mencegah dan mengurangi sakit pinggang :


1) Gerakan atau goyangkan panggul dengan tangan diatas lutut dan sambil duduk
di kursi dengan punggung yang lurus atau goyangkan panggul dengan posisi
berdiri pada sebuah dinding.
2) Untuk berdiri yang lama misalnya menyetrika, bekerja di luar rumah yaitu
letakkan satu kaki diatas alas yang rendah secara bergantian atau
menggunakan sebuah kotak.
3) Untuk duduk yang lama caranya yaitu duduk yang rendah menapakkan kaki
pada lantai lebih disukai dengan lutut lebih tinggi dari pada paha.
4) Menggunakan body mekanik dimana disini otot-otot kaki yang berperan.
5) Untuk menjangkau objek pada lantai atau dekat lantai yaitu dengan cara
membengkokan kedua lutut punggung harus lurus, kaki terpisah 12-18 inchi
untuk menjaga keseimbangan.
6) Untuk mengangkat objek yang berat seperti anak kecil caranya yaitu
mengangkat dengan kaki, satu kaki diletakkan agak kedepan dari pada yang
lain dan juga telapak lebih rendah pada satu lutut kemudian berdiri atau duduk
satu kaki diletakkan agak kebelakang dari yang lain sambil ibu menaikkan atau
merendahkan dirinya. 
7) Menyarankan agar ibu memakai sepatu yang kokoh atau menopang dan tumit
yang rendah tidak lebih dari 1 inchi.
8) Ibu hamil boleh melakukan kegiatan / aktivitas fisik biasa selama tidak terlalu
melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan pekerjaan seperti menyapu,mengepel,
masak, dan mengajar. Semua pekerjaan tersebut harus sesuai dengan
kemampuan wanita tersebut dan mempunyai cukup waktu untuk istirahat.
9) Secara anatomi, ligamen sendi putar dapat meningkatkan pelebaran /
pembesaran rahim pada ruang abdomen. Nyeri pada ligamen ini terjadi karena
pelebarab dan tekanan pada ligemen karena adanya pembesaran rahim. Nyeri
pada ligamen ini merupakan suatu ketidaknyamanan pada ibu hamil.
(Kusmiyati, 2010)
c. Sikap tubuh yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil (Kusmiyati, 2010):
1) Duduk : Tempatkan tangan di lutut dan tarik tubuh  ke posisi tegak. Atur dagu
ibu dan tarik bagian atas kepala seperti ketika ibu berdiri.
2) Berdiri : Sikap berdiri yang benar sangat membantu sewaktu hamil di saat janin
berat janin semakin bertambah, jangan berdiri untuk jangka waktu yang lama.
Berdiri dengan menegakkan bahu dan mengangkat pantat. Tegak lurus dari
telinga sampai ke tumit kaki.
3) Berjalan : Ibu hamil penting untuk tidak memakai sepatuberhak tinggi atau
tanpa hak. Hindari juga sepatu bertumit runcin karena mudah menghilangkan
keseimbangan. 
4) Tidur : Ibu boleh tidur tengkurap kalau sudah terbiasa namun tekuklah sebelah
kaki dan pakailah guling supaya ada ruangan bagi anak anda. Posisi miring juga
mengenangkan, namun jangan lupa memakai guling untuk menopang
beratrahim anda. Sebaiknya setelah usia kehamilan enam bulan, hindari tidur
terlentang, karena tekanan rahim pada pembuluh darah utama dapat
menyebabkan pingsang. Tidur dengan kedua tungkai kaki lebih tinggi dari
badan dapat mengurangi rasa lelah.
5) Bangun dari berbaring : Untuk bangun dari tempat tidur, geser dulu tubuh ibu ke
tepi tempat tidur, kemudian tekuk lutut. Angkat tubuh ibu perlahan dengan
kedua tangan, putar tubuh lalu perlahan turunkan kaki ibu. Diamlah dulu dalam
posisi duduk beberapa saat sebelum berdiri Lakukan setiap kali ibu bangun dari
berbaring.
6) Membungkuk dan mengangkat : Terlebih dahulu menekuk lutut dan gunakan
otot kaki untuk tegak kembali. Hindari membungkuk yang dapat membuat
punggung tegang, termasuk untuk mengambil sesuatu yang ringan sekalipun.
d. Body Mekanik
1) Pengertian Body Mechanic
Mekanik tubuh (body mechanic) adalah usaha koordinasi diri
muskuloskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang
tepat. Mekanika tubuh merupakan bagian dari aktifitas manusia.
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi mekanika tubuh:
a. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi system musculoskeletal
dan system saraf berupa penurunan koordinasi, sehingga dapat
mempengaruhi mekanika tubuh
b. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap mekanika tubuh akan mendorong
seseorang untuk mempergunakannya secara benar, sehingga akan
mengurangi energi yang akan dikeluarkan.
c. Situasi dan kebiasaan
Misalnya mengangkat benda-benda berat.
d. Gaya hidup
Perubahan pola hidup seseorang akan menyebabkan stress, sehingga akan
menimbulkan kecerobohan dalam beraktifitas, sehingga dapat
mengganggu koordinasi antara system musculoskeletal dan neurologi,
yang akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
e. Emosi
Seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan
harga diri yang rendah, akan mengalami perubahan dalam mekanika
tubuh.
f. Nutrisi
Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan
memudahkan

8. Senam Hamil
Senam hamil merupakan kebutuhan aktifitas fisik, pada kegiatan ini terjadi
peningkatan metabolisme yang pada dasarnya dengan peningkatan metabolisme
diperlukan peningkatan penyediaan oksigen sehingga senam hamil akan meningkatkan
kebutuhan oksigen. Penanggulangan aspek fisik dari persalinan dan pemeliharaan
kehamilan yang bertujuan melindungi ibu dan anak adalah dengan jalan memberikan
bimbingan pada ibu hamil dalam persiapan persalinan yang fisiologis melalui
penerangan, berdiskusi, dan memberikan latihan fisik kepada wanita hamil. “Senam
adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan seorang ibu hamil baik fisik maupun
mental pada persalinan yang aman, spontan dan lancar sesuai waktu yang diharapkan”.
Pada prinsipnya senam hamil adalah exercise therapy atau terapi latihan yang
merupakan bagian dari ilmu fisioterapi yang dilaksanakan dibagian obstetric pada ibu
hamil oleh seorang fisioterapis. Senam yang dilakukan oleh ibu hamil pada setiap
semester. Senam hamil penting bagi seorng ibu yang sedang mempersiapkan diri untuk
persalinan terutama untuk ibu dengan usia kandungan lebih dari 20 minggu. (Kusmiyati,
2010)
a. Tujuan
1) Menguasai tehnik pernafasan
2) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut
3) Melatih sikap tubuh selama hamil
4) Melatih relaksasi sempurna dengan latihan kontraksi dan relaksasi
5) Ibu dapat melahirkan tanpa penyulit  sehingga ibu dan bayi sehat setelah
persalinan
b. Manfaat
1) Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan
dasar panggul yang penting dalam proses persalinan
2) Melatih sikap tubuh guna menghindari /memperingan keluhan-keluhan
seperti sakit
3) Perempuan mengandung yang mengikuti senam hamil diharapkan dapat
menjalani persalinan secara lancar, dapat memanfaatkan tenaga dan
kemampuan sebaik-baiknya sehingga proses persalinan normal langsung
relatif cepat.
4) Membuat tubuh lebih rileks(membantu mengatasi stress dan rasa sakit akibat
his ketika bersalin

9. Istirahat Dan Tidur


Selama hamil, tubuh Ibu butuh tidur selama 6-8 jam sehari. Ini sama dengan tidur
orang sehat pada umumnya. Hanya saja, berbagai perubahan tubuh kerap membuat ibu
hamil gampang lelah dan mengantuk. Itu sebabnya, ibu hamil biasanya perlu tambahan
waktu istirahat dan tidur sekitar 30 menit -1 jam
Bila kehamilan dibawah 3 bulan, maka diperbolehkan banyak-banyak istirahat,
terutama bila kandungan lemah maka sebaiknya banyak istirahat di tempat tidur (bed
rest). Selama masa kehamilan, istirahat memegang peranan yang sama penting dengan
kegiatan. Pada masa awal kehamilan, mungkin merasa lebih lelah dari biasanya, oleh
sebab itu perbanyaklah istirahat / tidur. Tidur siang sangat dianjurkan, atau
beristirahatlah beberapa kali disiang hari. Upayakan untuk menyederhanakan rutinitas
sehari-hari.
Prinsipnya, ibu hamil mesti istirahat cukup dan dianjurkan tidur 8 jam sehari.
Namun begitu jangan lupa untuk melakukan aktivitas fisik yang ringan, agar tubuh lebih
sehat dan fit. (Kusmiyati, 2010)

10. Imunisasi
a. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi Imunisasi adalah
suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke
dalam tubuh manuasia. Sedangkan kebal adalah suatu keadaan dimana tubuh
mempunyai daya kemampuan mengadakan pencegahan penyakit dalam rangka
menghadapi serangan kuman tertentu. Kebal atau resisten terhadap suatu penyakit
belum tentu kebal terhadap penyakit lain.
Dalam ilmu kedokteran, imunitas adalah suatu peristiwa mekanisme
pertahanan tubuh terhadap invasi benda asing hingga terjadi interaksi antara tubuh
dengan benda asing tersebut. Adapun tujuan imunisasi adalah merangsang sistim
imunologi tubuh untuk membentuk antibody spesifik sehingga dapat melindungi
tubuh dari serangan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Departemen Kesehatan RI (2004), menyebutkan imunisasi adalah suatu usaha
yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang sehingga dapat
menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. (Kusmiyati, 2010)

b. Program Imunisasi.
Di Indonesia, program imunisasi telah dimulai sejak abad ke 19 untuk
membasmi penyakit cacar di Pulau Jawa. Kasus cacar terakhir di Indonesia
ditemukan pada tahun 1972 dan pada tahun 1974 Indonesia secara resmi dinyatakan
Negara bebas cacar. Tahun 1977 sampai dengan tahun 1980 mulai diperkenal kan
imunisasi BCG, DPT dan TT secara berturut-turut untuk memberikan kekebalan
terhadap penyakit-penyakit TBC anak, difteri, pertusis dan tetanus neonatorum.
Tahun 1981 dan 1982 berturut-turut mulai diperkenalkan antigen polio dan campak
yang dimulai di 55 buah kecamatan dan dikenal sebagai kecamatan Pengembangan
Program Imunisasi (PPI).
Pada tahun 1984, cakupan imunisasi lengkap secara nasional baru mencapai
4%. Dengan strategi akselerasi, cakupan imunisasi dapat ditingkatkan menjadi 73%
pada akhir tahun 1989. Strategi ini terutama ditujukan untuk memperkuat
infrastruktur dan kemampuan manajemen program. Dengan bantuan donor
internasional (antara lain WHO, UNICEF, USAID) program berupaya
mendistribusikan seluruh kebutuhan vaksin dan peralatan rantai dinginnya serta
melatih tenaga vaksinator dan pengelola rantai dingin . Pada akhir tahun 1989,
sebanyak 96% dari semua kecamatan di tanah air memberikan pelayanan imunisasi
dasar secara teratur.
Dengan status program demikian, pemerintah bertekad untuk mencapai
Universal Child Immunization (UCI) yaitu komitmen internasional dalam rangka
Child Survival pada akhir tahun 1990. Dengan penerapan strategi mobilisasi social
dan pengembangan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS), UCI ditingkat nasional
dapat dicapai pada akhir tahun 1990. Akhirnya lebih dari 80% bayi di Indonesia
mendapat imunisasi lengkap sebelum ulang tahunnya yang pertama. (Kusmiyati,
2010)

c. Imunisasi dan Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi 


Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam
mencegah penyakit dan merupakan bagian kedokteran preventif yang mendapatkan
prioritas. Sampai saat ini ada tujuh penyakit infeksi pada anak yang dapat
menyebabkan kematian dan cacat, walaupun sebagian anak dapat bertahan dan
menjadi kebal. Ketujuh penyakit tersebut dimasukkan pada program imunisasi yaitu
penyakit tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak dan hepatitis-B.
Kehamilan bukan saat untuk memakai program imunisasi terhadap berbagai
penyakit yang dapat dicegah. Hal ini karena kemungkinan adanya akibat yang
membahayakan janin. Imunisasi harus diberikan pada wanita hamil hanya imunisasi
TT untuk mencegah kemungkinan tetanus neonatorum. Imunisasi TT harus
diberikan sebanyak 2 kali, dengan jarak waktu TT1 dan TT2 minimal 1bulan, dan
ibu hamil harus sudah diimunisasi lengkap pada umur kehamilan 8 bulan. Vaksinasi
dengan toksoid dianjurkan untuk dapat menurunkan angka kematian bayi Karena
infeksi tetanus. Vaksinasi toksoid tetanus dilakukan dua kali selama hamil.
(Kusmiyati, 2010)

Imunisas Durasi
Interval
i Perlindungan
TT1 Selama kunjungan antenatal pertama -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun (seumur
hidup)

11. Travelin
Pada trimester pertama (0 – 14 minggu), banyak ibu hamil lebih memilih tidak
berpergian disebabkan rasa mual dan lelah yang sangat terasa pada tahap ini. Namun jika
Anda merasa tidak terganggu dengan keadaan demikian, Anda dapat berpergian dengan
aman dan nyaman. Trimester pertama merupakan waktu yang sangat sensitive karena
rawan terjadi keguguran dan kehamilan diluar kandungan.
Pada trimester kedua (14 – 28 minggu), sepertinya merupakan waktu yang ideal
untuk berpergian karena rasa mual, kelelahan sudah berkurang dan resiko terjadinya
kelahiran premature masih cukup lama dapat terjadi, namun tetap berhati – hatilah. 
Pada trimester ketiga (29 – 40 minggu) resiko yang paling dipikirkan dari
berpergian adalah terjadinya kelahiran premature. Dan jika tetap ingin berpergian
sebaiknya Anda konsultasikan hal ini dengan dokter kandungan Anda.
Mengenai kendaran apa yang dapat digunakan untuk traveling seperti mobil, kereta
api, pesawat terbang. Sesungguhnya bepergian dengan pesawat terbang saat hamil itu
aman. Perempuan dengan kehamilan tanpa komplikasi apapun dapat naik pesawat
terbang, namun hal itu akan meningkatkan resiko pembekuan pembuluh darah vena maka
sebelum berangkat Anda perlu konsultasi dengan dokter kandungan Anda.
Dianjurkan untuk tidak terbang sebelum kandungan berusia 12 minggu atau 15- 28
minggu karena pada saat ini resiko keguguran paling rendah. Setelahnya, ketika risiko
melahirkan semakin besar, pihak penerbangan akan meminta surat dokter yang
menyatakan bahwa Anda layak bepergian dan mengonfirmasikan tanggal perkiraan
persalinan Anda.Walaupun berpergian dengan pesawat terbang menyebabkan rasa
cemas, peneliltian pada sebagian ibu hamil menunjukkan bahwa berpergian dengan
pesawat terbang akan aman.Sebagian besar maskapai penerbangan akan melarang Anda
untuk terbang pada saat hamil, bukan karena berbahaya bagi janin tetapi untuk
menghindari persalinan di pesawat. Perlu diketahui beberapa maskapai penerbangan
tidak mengizinkan ibu hamil dengan usia kandungan lebih dari 34 minggu dan
mengharuskan adanya surat dokter untuk usia kandungan 28 – 36 minggu. (Kusmiyati,
2010)

12. Persiapan Laktasi


ASI (Air Susu Ibu) merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara
wanita melalui proses laktasi. ASI terdiri dari berbagai komponen gizi dan  non gizi.
Komposisi ASI tidak sama selama periode menyusui, pada akhir menyusui  kadar lemak
4-5 kali dan kadar protein 1,5 kali lebih tinggi daripada awal menyusui.  Juga terjadi
variasi dari hari ke hari selama periode laktasi. Keberhasilan laktasi  dipengaruhi oleh
kondisi sebelum dan saat kehamilan. Kondisi sebelum  kehamilan  ditentukan oleh
perkembangan payudara saat lahir dan saat pubertas. Pada saat  kehamilan yaitu trimester
II payudara mengalami pembesaran karena pertumbuhan  dan difrensiasi dari
lobuloalveolar dan sel epitel payudara. Pada saat pembesaran  payudara ini hormon
prolaktin dan laktogen placenta aktif bekerja yang berperan  dalam produksi ASI.
Sekresi ASI diatur oleh hormon prolaktin dan oksitosin. Prolaktin  menghasilkan
ASI dalam alveolar dan bekerjanya prolaktin ini dipengaruhi  oleh lama dan frekuensi
pengisapan (suckling). Hormon oksitosin disekresi  oleh kelenjar pituitary sebagai respon
adanya suckling yang akan  menstimulasi sel-sel mioepitel untuk mengeluarkan
(ejection) ASI. Hal ini  dikenal dengan milk ejection reflex atau let down reflex yaitu
mengalirnya
ASI dari simpanan alveoli ke lacteal sinuses sehingga dapat dihisap bayi  melalui
puting susu. Terdapat tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan komposisi berbeda yaitu
kolostrum, ASI transisi, dan ASI matang (mature). Kolostrum adalah cairan yang
dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah melahirkan (4-7 hari) yang berbeda
karakteristik fisik dan komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150 – 300
ml/hari. ASI transisi adalah ASI yang dihasilkan setelah kolostrum (8-20 hari) dimana
kadar lemak dan laktosa lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih rendah.
ASI matang adalah ASI yang dihasilkan  21 hari setelah melahirkan dengan
volume bervariasi yaitu 300 – 850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat
laktasi. Volume ASI pada tahun pertama adalah 400 – 700 ml/24 jam, tahun kedua  200 –
400 ml/24 jam, dan sesudahnya 200 ml/24 jam. Dinegara industri rata-rata  volume ASI
pada bayi dibawah usia 6 bulan adalah 750 gr/hari dengan kisaran 450 –  1200 gr/hari
(ACC/SCN, 1991). Pada studi Nasution.A (2003) volume ASI bayi  usia 4 bulan adalah
500 – 800 gr/hari, bayi usia 5 bulan adalah 400 – 600 gr/hari,  dan bayi usia 6 bulan
adalah 350 – 500 gr/hari.
Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung pada  stimulasi pada
kelenjar payudara terutama pada minggu pertama laktasi. (Kusmiyati, 2010)

13. Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi


Sangatlah penting bekerjasama dengan ibu,keluarga dan masyarakat dalam
memperisapkan persalinan serta membuat rencana tindakan sekiranya terjadi komplikasi-
komplikasi. Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu,anggota
keluarganya dan bidan.
Rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis dan biasanya memang tidak tertulis.
Rencana ini lebih hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu dapat menerima
asuhan yang ia diperlukan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi
kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan danmeningkatkan kemungkinan bahwa
ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu.Ada 5 komponen penting dalam
rencana kehamilan (Kusmiyati, 2010):
a. Membuat rencana persalinan
Ideal setiap keluarga mempunyai kesempatan untuk membuat suatu rencana
persalinan. Hal-hal di bawah ini haruslah digali dan diputuskan dalam membuat
rencana persalinan tersebut :
1) Tempat persalinan
2) Memilih tenaga kesehatan terlatih
3) Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut
4) Bagaimana transportasi ke tempat persalinan
5) Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan
biaya tersebut
6) Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada
b. Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada
saat pengambilan keputusan tidak ada.Penting bagi bidan dan keluarga untuk
mendiskusikan :
1) Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga?
2) Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak
ada saat terjadi kegawatdaruratan?
c. Mempersiapkan system transportasi jika terjadi kegawatdaruratan.
Setiap keluarga seharusnya mempunyai rencana transportasi untuk ibu,jika ia
mengalami komplikasi dan perlu segera dirujuk ke tingkat asuhan yang lebih
tinggi.Rencana ini perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri
dari elemen-elemen di bawah ini:
1) Dimana ibu akan bersalin (desa, fasilitas kesehatan,rumah sakit)
2) Bagaiman cara menjangkau tingkat asuhanyang lebih lanjut jika terjadi
kegawatdaruratan
3) Bagaiman cara mencari donor darah yang potensial.

d. Membuat rencana/pola menabung


Keluarga seharusnya dianjurkan untuk menabung sejumlah uang sehingga
dana akan tersedia unutk asuhan selama kehamilan dan jika terjadi
kegawatdaruratan. Banyak sekali kasus, dimana ibutidak mencari asuhan atau tidak
mendapatkan asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang diperlukan.
e. mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk persalinan.
Seorang ibu dapat mempersiapakan segala sesuatunya untuk persalinan. Ia
dan keluarganya dapat mengumpulkan barang-barang seperti pembalut wanita atau
kain, sabun, seprai dan menyimpannya untuk persiapan persalinan.

14. Memantau Kesejahteraan Janin


Memantau kesejahteraan janin dapat dilakukan ibu hamil dengan cara
menghitung gerakan janin dan menimbang pertumbuhan berat badan ibu setiap
trimesternya apakah mengalami peningkatan atau tidak. Ketidaknyamanan dan cara
mengatasinya tidak semua wanita mengalami semua ketidak nyamananyang muncul
selama kehamilan, tetapi kebanyakan wanita hamil mengalami mulai dari tingkat yang
ringan hingga berat. Cara mengatasi ketidaknyamanan ini didasarkan pada penyebab
dan penatalaksanaan didasarkan pada gejala yang muncul.tidak semua cara tersebut
cocok untuk wanita hamil, namun semakin banyak pengetahuan yang anda ketahui
maka semakin memudahkan bagi anda untuk memberikan intervensi terhadap setiap
keluhan ibu hamil. (Kusmiyati, 2010)

15. Kunjungan ulang


a. Pengertian Kunjungan Ulang
Pengertian ANC (antennal Care) adalah usuhan yang diberikan untuk ibu
sebelum persalinan atau prenatal care. Kunjungan ulang adalah setiap kali
kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama sampai
memasuki persalinan.
Dalam ANC setidaknya ibu melakukan kunjungan 4 kali selama
kehamilan. Kunjungan ulang dilakukan atau dijadwalkan 4 minggu sekali sampai
umur 28 minggu. Selanjutnya setiap 2 minggu sekali sampai umur kehamilan 36
minggu dan setiap minggu sampai bersalin.
Standar ANC menuru Arifin (1996) Standar pelayanan ANC meliputi
standar 14T, sehingga ibu hamil yang dating memperoleh pelayanan yang
konprehensif dengan harapan Ante Natal Care dengan standar 14T dapat sebagai
daya ungkit pelyanan kehamilan dan diharapkan ikut andil dalam menurunkan
angka kematian ibu. (Kusmiyati, 2010)
b. Tujuan kunjungan ulang (Kusmiyati, 2010):
a. pendeteksian komplikasi-komplikasi
b. mempersiapkan kelahiran dan kegawat daruratan
c. pemeriksaan fisik yang terfokus kerena banyak riwayat ibu dan
pemeriksaan fisik telah lengkap selama kunjungan antenatal
pertama, maka kunjungan ulang difokuskan pada pendeteksian
komplikasi-komplikasi, mempersipakan kelahiran dan kegawat
daruratan, pemeriksaan fisik yang berfokus dan pengajaran.
16. Pekerjaan
Tidak semua wanita hamil harus berhenti dari pekerjaannya. Seorang wanita hamil
yang harus berhenti bekerja diluar rumah sangat tergantung pada jenis pekerjaannya.,
apakah lingkungan pekerjaanya tersebut dapat mengancam kehamilan atau tidak dan
seberapa besar energi fisik dan mental yang diperlukan dalam bekerja. Sebagai contoh:
wanita yang bekerja sebagai radiographer dianjurkan untuk meninggalkan pekerjaanya
beberapa bulan sebelum hamil.
Menurut undang-undang perburuhan,wanita hamil berhak mendapatkan cuti
1,5bulan sebelum bersalin dan 1,5bulan setelah melahirkan. Sangat dianjurkan sekali
bagi setiap wanita hamil agar segera memeriksa kehamilannya ke dokter atau apabila
mengalami perdarahan dari jalan lahir atau apabila sewaktu-waktu merasakan kram hebat
di perut. Tanda-tanda awal persalinan harus diketahui wanita hamil dan keluarga pada
minggu-minggu akhir kehamilan,dengan demikian diharapakan wanita hamil dan
keluarga lebih siap dan waspada apabila muncul tanda-tanda persalinan tersebut.
(Kusmiyati, 2010)
                    
b. Kebutuhan Psikologis Pada Ibu Hamil
1. Support Keluarga
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang
sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali
hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan
perhatian dari orang – orang terdekat. (Anonim, 2008)
a) Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti
meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses
persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI.
Suami sebagai seorang yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan
istri. Saat hamil wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental. Tugas
penting suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan
istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang
dialaminya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan.
Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan
mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi
berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia
mungil” di dalam perutnya.
Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan, menurut
sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What Your Partner Might
Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals & Clinics (tahun
2001), Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan
ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan
keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilannya.
Saat hamil merupakan saat yang sensitif bagi seorang wanita, jadi sebisa
mungkin seorang suami memberikan suasana yang mendukung perasaan istri,
misalnya dengan mengajak istri jalan-jalan ringan, menemahi istri ke dokter untuk
memeriksakan kehamilannya serta tidak membuat masalah dalam komunikasi.
Diperoleh tidaknya dukungan suami tergantung dari keintiman hubungan, ada
tidaknya komunikasi yang bermakna, dan ada tidaknya masalah atau kekhawatiran
akan bayinya. Menurut penelitian di Indonesia Dukungan suami yang diharapkan
istri:
1) Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri
2) Suami senang mendapat keturunan
3) uami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini
4) Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan istri/janin
yang dikandung
5) Suami tidak menyakiti istri
6) Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri
7) Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja
8) Suami membantu tugas istri
9) Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya
10) Suami menungu ketika istri melahirkan
11) Suami menunggu ketika istri di operasi
b) Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal
yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita
hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya
terutama pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi bagian dalam
mempersiapkan pasangan menjadi orang tua. Dukungan Keluarga Dapat Berbentuk
:
1) Ayah – ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini
2) Ayah – ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini
3) Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi
4) Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang tidak boleh
ditinggalkan
c) Lingkungan
Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :
1) Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu – ibu pengajian/
perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan dengan sosial/ keagamaan
2) Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan hamil dan melahirkan
3) Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk periksa
4) Menunggui ibu ketika melahirkan
5) Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil

2. Support Tenaga kesehatan


Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannnya melalui dukungan:
a) Aktif : melalui kelas antenatal
b) Pasif : dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami masalah
untuk berkonsultasi.
Tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar ibu
hamil atau pasca bersalin, yaitu:bapak, kakak, dan pengunjung. (Anonim, 2008)

3. Rasa Aman Nyaman Selama Kehamilan


Peran keluarga khususnya suami, sangat diperlukan bagi seorang wanita hamil.
Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami kepada kehamilan akan mempererat
hubungan antara ayah anak dan suami istri. Dukungan yang diperoleh oleh ibu hamil
akan membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya. Hal ini akan
memberikan kehamilan yang sehat. Dukungan yang dapat diberikan oleh suami misalnya
dengan mengantar ibu memeriksakan kehamilan, memenuhi keinginan ibu hamil yang
ngidam, mengingatkan minum tablet besi, maupun membantu ibu malakukan kegiatan
rumah tangga selama ibu hamil. Walaupun suami melakukan hal kecil namun
mempunyai makna yang tinggi dalam meningkatkan keadaan psikologis ibu hamil ke
arah yang lebih baik. (Anonim, 2008)
4. Persiapan Menjadi Orang Tua
a. Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai masa transisi atau
peralihan
b. Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran yang baru,
serta ketidak pastian yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat disatukan
dengan anggota keluarga yang baru.
c. Peralihan menjadi orang tua
1) Fase Penantian:
a) Berkaitan dampaknya pada kehamilan
b) Calon orang tua perlu menyelesaikan tugasnya untuk menjadi orang tua,
misalnya : pembagian tugas dalam keluarga
c) Pasangan dalam fase ini akan mengalami perasaan yang hebat, tantangan,
dan tanggung jawab.
2) Fase bulan madu
a) Sangat berdampak pada masa puerpurium, perlu mendapat perhatian pada
askebnya
b) Bersifat psikis dan bukan merupakan saat damai dan gembira
c) Hubungan antar pasangan memiliki peran penting dalam membina
hubungan baru dengan bayi
d) Merupakan fase yang berat : adaptasi dengan anggota baru
(Anonim, 2008)

5. Persiapan Sibling
Persiapan untuk mengatasi sibling  yang harus ibu lakukan antara lain : 
a) Memberi penjelasan kepada anak tersebut bahwa kasih sayang ibu tidak akan terbagi
walaupun lahirnya dedek baru.
b) Memberi kasih sayang kepada anak tersebut dari sebelum dedek lahir sampai
sesudah.
c) Memberi pemahaman bahwa tidak akan ada seorang ibu membedakan kasih sayang
pada setiap anak anak nya.
d) memberi tahu bahwa mempunyai adek baru itu sangat menyenangkan.
e) memberi penjelasan bahwa jika punya adek baru maka bisa bermain bersama
f) menemani masa masa seperti ini  pada anak
g) lebih sering bersama anak ,sehingga dia tidak merasa  di lupakan.(Anonim, 2008)
II. PERSALINAN

A. DEFINISI

Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi hidup dan plasenta   dari dalam uterus
dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa mengunakan alat pertolongan pada
usia kehamilan 30-40 minggu atau lebih dengan berat badan bayi 2500 gram atau lebih
dengan lama persalinan kurang dari 24 jam yang dibantu dengan kekuatan kontraksi uterus
dan tenaga mengejan. Sedangkan menurut WHO persalinan normal adalah peralinan yang
dimulai secara spontan ( dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir ), beresiko
rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-
42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik.

B. Jenis Persalinan
Persalinan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.   Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
2.  Persalinan Buatan
Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar. Misalnya dengan ekstraksi vakum,
forsep atau  sectio secarea.
3.  Persalinan Anjuran
Persalinan yang berlangsung dengan pemberian obat untuk merangsang timbulnya
kontraksi. Pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup
di luar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam
persalinan. Kadang-kadang persalinan tidak mulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin, atau prostaglandin.

Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin adalah berbagai
berikut: 
1. Abortus adalah terhentinya dan dikeluarkanya hasil konsepsi sebelum mampu hidup
diluar kandungan , umur kehamilan kurang dari 20 minggu.
2. Partus immaturus adalah suatu proses persalinan dimana janin dalam uterus berusia
kurang dari 28 minggu dan lebih 20 minggu dengan berat janin antara 500-1000 gram.
3. Partus Prematurus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi
belum aterm/cukup bulan, umumnya berat janin antara 1000-2500 gram dengan umur
kehamilan 28-36 minggu. 
4.  Partus Postmaturus atau serotinus adalah proses persalinan yang terjadi 2 minggu
atau lebih dari waktu yang ditentukan. 
5.  Partus Presipitatus adalah persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.

C. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PERSALINAN

Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas, namun ada banyak
faktor yang memegang peranan penting sehingga menyebabkan persalinan.
       Beberapa teori yang dikemukakan adalah:
1. Penurunan kadar Estrogen dan Progesteron
Hormon progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya hormon
estrogen meninggikan kerentanan otot-otot rahim.
Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di
dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul
his.
2.    Teori Oksitosin
Hormon oksitosin mempengaruhi kontraksi otot-otot rahim. Pada akhir kehamilan,
kadar oksitosin bertambah, sehingga uterus menjadi lebih sering berkontraksi.
3.      Teori Distansia Rahim
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya teregang oleh
karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian
dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot
rahim makin rentan.
4.      Pengaruh Janin
Hipofyse dan kelenjar suprarenal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5.      Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, menjadi salah satu penyebab permulaan
persalinan.
6.      Teori Plasenta menjadi tua
Menurut teori ini, plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen
dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan
menimbulkan kontraksi rahim.
7.      Teori Iritasi Mekanik
Di belakang serviks terdapat ganglion servikale (fleksus Frankenhauser). Bila
ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, maka akan timbul
kontraksi.
8.      Induksi Partus (Induction of Labour)
Partus juga dapat ditimbulkan dengan             :
a.    Gagang Laminaria      :  Beberapa laminaria diamsukkan ke dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang Fleksus Frankenhauser.
b.    Amniotomi :  Pemecahan ketuban
c.    Oksitosin Drips          :  Pemberian Oksitosin melalui tetesan infus per menit
Dalam hal mengadakan induksi persalinan perlu diperhatikan bahwa serviks
sudah matang (serviks sudah pendek dan lembek) dan kanalis servikalis terbuka untuk 1
jari.

Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita


memasuki bulannya yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labour)

Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut   :


·      Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
·      Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri menurun.
·      Perasaan sering atau susah BAK (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin.
·      Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi dari
uterus, kadang-kadang disebut false labour pains.
·      Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

Ø   POWER : His dan tenaga mengedan


a.  HIS
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan terakhir dari
kehamilan sebelum persalinan, sudah ada kontraksi rahim yang disebut his pendahuluan
atau his palsu, yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan daripada kontraksi
Braxton Hicks. His pendahuluan ini tidak teratur, menyebabkan nyeri di perut bagian
bawah dan paha, tidak menyebabkan nyeri yang memencar dari pinggang ke perut
seperti di persalinan, lama kontraksi pendek, tidak bertambah kuat bila dibawa berjalan
malahan sering berkurang, tidak mempunyai pengaruh pada serviks. Sifat dari his
persalinan berkebalikan dari his pendahuluan. Kontraksi rahim bersifat berkala dan
yang harus diperhatikan adalah
·        Lamanya kontraksi : kontraksi berlangsung 45-75 detik
·        Kekuatan kontraksi : menimbulkan naiknya tekanan intra utrerin sampai 35
mmHg
·        Interval antara dua kontraksi : pada permulaan persalinan his timbul sekali dalam
10 menit, dalam kala pengeluaran sekali dalam 2 menit

Menurut faalnya his persalinan dapat dibagi dalam :


- His pembukaan : his yang menimbulkan pembukaan dari serviks
- His pengeluaran : his yang mendorong anak keluar, biasanya disertai kekuatan
mengejan.
- His pelepasan uri : his yang melepaskan uri

b. Tenaga mengejan
Setelah pembukanan lengkap dan setelah ketuban pecah, tenaga yang mendorong
anak keluar selain his terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang
mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal. Tenaga ini serupa dengan tenaga
mengejan sewaktu kita BAB tetapi jauh lebih kuat lagi, Rupanya sewaktu kepala sampai
di dasar panggul, timbul suatu refleks yang menyebabkan pasien menutup glotisnya,
mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya ke bawah. Tenaga
mengejan ini hanya dapat berhasil kalau pembukaan sudah lengkap dan paling efektif
sewaktu kontraksi rahim. Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir. Tenaga
mengejan ini juga melahirkan plasenta  setelah plasenta lepas dari dinding rahim.

Ø  PASSAGE
Perubahan pada uterus dan jalan lahir pada persalinan.
a.  Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan.
Sejak kehamilan yang lanjut,uterus dengan jelas terdiri dari dua bagian ialah segmen atas
rahim yang dibentuk oleh korpus dan segmen bawah rahim yang terjadi dari isthmus
uteri. Segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya
bertambah tebal dengan majunya persalinan. Sebaliknya segmen bawah rahim
memegang peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena diregang.
Kontraksi otot rahim mempunyai sifat yang khas :
· Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali kekeadaan sebelum
kontraksi tetapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya tidak seperti
sebelum kontraksi.
· Kotraksi tidak sama kuatnya, tetapi paling kuat di daerah fundus uteri dan berangsur
berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim

b.  Perubahan bentuk rahim


Pengaruh perubahan bentuk ini adalah :
· Karena ukuran melintang berkurang, maka lengkungan tulang punggung menjadi
lebih lurus dan dengan demikian kutub atas anak tertekan pada fundus, sedangkan
bawah ditekan ke dalam pintu atas panggul.
· Karena rahim bertambah panjang, maka otot-otot memanjang diregang dan menarik
pada segmen bawah dan serviks.

c.  Faal ligamen rotundum dalam persalinan


·   Pada tiap kontraksi, fundus yang tadinya tersandar pada tulang punggung berpindah ke
depan mendesak dinding perut bagian depan ke depan.
·    Dengan adanya kontraksi dari tiap ligamen rotundum fundus uteri terhambat,
sehingga waktu kontraksi fundus tak dapat naik ke atas.

d.  Perubahan pada serviks


Pembukaan ini serviks ini biasanya didahului pendataran dari serviks

e.   Pendataran dari serviks


Pemendekan dari kanalis servikalis yang semula berupa saluran yang panjangnya 1-2
cm menjadi suatu lubang dengan pinggir yang tipis.

f.   Pembukaan dari serviks


Pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupa satu lubang dengan diameter
beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui anak kira-kira diameternya 10 cm.

g.  Perubahan pada vagina dan dasar panggul


Setelah ketuban pecah segala perubahan terutama pada dasar panggul ditimbulkan
oleh bagian depan anak. Oleh bagian depan yang maju itu dasar panggul diregang
menjadi saluran dengan dinding-dinding yang tipis. Dari luar, peregangan oleh bagian
depan nampak pada perineum yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan anus menjadi
terbuka.

Ø  PASSENGER : janin, berat badan, letak presentasi dan posisi janin.


Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan mengandumg 4 pengertian :
a. Situs
· Letak. Yang dimaksud adalah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang Ibu.
Letak memanjang ada 2 macam presentasi, ialah kalau kepala bayi menjadi bagian
terbawah disebut presentasi kepala, sedangkan kalau bokong disebut presentasi
bokong. Jika ukuran panjang anak melintang terhadap sunbu panjang Ibu maka anak
dikatakan dalam letak lintang. Jika sumbu panjang anak serong terhadap sumbu
panjang ibu maka anak dalam letak serong
b. Habitus
· Sikap. Yang dimaksud adalah letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain Sikap
anak yang fisiologis ialah :
o Badan anak dalam kyphose
o Kepala menekur, dagu dekat pada dada
o Lengan bersilang didepan dada
o Tungkai terlipat pada lipatan paha, dan lekuk lutut rapat pada badan.
c. Posisio
Posisi. yang dimaksud adalah letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding
perut atau jalan lahir
d. Presentasi
Presentasi yang dimaksud adalah apa yang menjadi bagian yang terendah.

D.  PERJALANAN PERSALINAN SECARA KLINIS.


a. Tanda-tanda persalinan sudah dekat
Beberapa minggu sebelum ibu bersalin, ia merasakan kandungan atau keadaannya
menjadi lebih enteng (lightening). Ia merasa kurang sesak,tetapi sebaliknya ia berjalan
terasa lebih sukar,dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah,juga
terdapat beser kencing (poliuria).secara singkat gejala ini di sebabkan oleh turunnya rahim
karena kepala janin sudah masuk PAP. His palsu ini terjadi 3 atau 4 miggu sebelum
persalinan karena terjadi peningkatan dan kontraksi braxton Hicks.

b.  Tanda-tanda persalinan :
Timbulnya his persalinan ialah his permulaan dengan sifat sebagai berikut
·  Nyeri melingkar dari punggung memancar keperut bagian depan.
·  Teratur.
·  Makin lama makin pendek  intervalnya dan makin kuat.
·  Jika dibawa berjalan bertambah kuat.
·  Mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks.

Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir atau blood show, hal ini terjadi
karena terlepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim pada saat
pendataran serviks sehingga beberapa kapiler terputus.
Keluarnya cairan banyak dengan tiba-tiba dari jalan lahir hal ini terjadi kalau ketuban
pecah atau selaput janin robek, ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau
hampir lengkap.

E. KALA DALAM PERSALINAN

1.  Kala I (Pembukaan)
Di mulai dari timbulnya his dan wanita mengeluarkan lendir yang bercampur darah
(blood show) sampai dengan pembukaan lengkap (10 cm), proses ini terbagi dalam 2 fase
yaitu :
· Fase Laten
Berlangsung selama 8 jam, servik membuka sampai 3 cm.
· Fase Aktif.
 Fase akselerasi   : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 – 4 cm.
 Fase dilatasi maksimal: selama waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat
cepat, dari 4-9 cm
 Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat lagi, dalam waktu 2 jam pembukaan
dari 9 cm menjadi lengkap.

Lamanya kala 1 untuk primigravida 12 jam, sedangkan untuk multigravida


lamanya 8 jam.

Pada kala I his belum begitu kuat, yaitu 10 – 15 menit. Lambat laun his bertambah
kuat, intervalnya menjadi pendek, kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih lama.lendir
bertambah banyak bercampur darah.
2. Kala II (dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir)
Kala II persalinan adalah masa pembukaan lengkap sampai dengan lahirnya
bayi.disebut juga kala pengeluaran atau keluarnya bayi dari uterus melalui vagina.
Perubahan yang terjadi pada kala II :
1) Kontraksi uterus
-  Lebih kuat, amplitudo 40 – 60 mmhg.
-  Lebih lama, 50-60 detik untuk satu his.
-  Lebih sering, lebih dari 3 kali dalam 10 menit.
2) Fetus.
Penyaluran O2  pada plasenta akan berkurang, dapat menyebabkan :
3) Hipoksia
4) DJJ tidak teratur
5) Kepala masuk rongga panggul, dasar panggul tertekan, sehingga timbul refleks
mengedan.
6) Otot penyokong kala II
Karena ibu mengedan, maka otot-otot pada dinding perut akan berkontraksi.
Mengedan optimal dilakukan dengan cara :
- Paha ditarik dekat lutut
- Badan fleksi
- Dagu menyentuh dada
- Gigi bertemu gigi
- Tidak mengeluarkan suara
7) Dasar panggul / organ panggul :
- Vagina menjadi lebih luas
- Otot-otot dasar panggul meregang
- Kandung kemih terdorong ke arah pubis
- Uretra teregang
- Rectum tertekan

Setiap his datang, maka akan timbul rasa ingin BAB, reflek mengedan, dan
kesakitan pada ibu. Pada kala II tanda-tanda vital perlu diperhatikan dan DJJ harus selalu
di observasi. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multivara
rata-rata berlangsung selama 0,5 jam.

3.  Kala III ( mulai dari bayi lahir sampai plasenta lahir).


Kala III berlangsung dari lahirnya bayi sampai dengan lahirnya plasenta secara
lengkap dari dinding uterus. Biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah kelahiran
bayi dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta di
sertai dengan pengeluaran darah.
Tanda-tanda pelepasan plasenta:
·        Uterus menjadi bundar
·        Semburan darah mendadak
·        Tali pusat bertambah panjang

Tingkat kelahiran plasenta :


·        Melepasnya plasenta dari tempat implantasi di dinding uterus.
·        Pengeluaaran plasenta dari cavum uteri.
·        Pelepasan dapat di mulai dari tengah (sentral, menurut Schultz).
·        Dari pinggir plasenta ( Marginal,menurut Duncan).
·        Serentak dari tengah atau dari pinggir plasenta.
·        Umumnya pendarahan tidak melebihi 400 ml.

Untuk mengetahui pelepasan plasenta, dipakai beberapa prasat yaitu :


- Prasat Kustner.
- Tangan kanan meregang atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri menekan
simfisis, bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam vagina berarti plasenta telah
lepas dari dinding uterus.
- Perasat Strassman.
- Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri mengetuk-
ngetuk fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat, berarti tali pusat belum lepas
dari tempat implantasi. Bila tidak terasa getaran, berarti tali pusat telah lepas dari
tempat implantasi.
- Prasat Klein.
- Ibu disuruh meneran, bila tali pusat tampak turun ke bawah saat meneran dihentikan
maka plasenta telah lepas dari tempat implantasi.
- Prasat Grede.
- Dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar plasenta lepas dari dinding
uterus. Prasat ini hanya di gunakan dalam keadaan terpaksa.

4.   Kala IV ( sampai dengan 2 jam setelah plasenta lahir)


Pemantauan terhadap tanda-tanda vital dan jumlah pendarahan harus di lakukan
pada 1-2 jam setelah plasenta lahir lengkap. Hal ini dimaksudkan agar keadaan ibu post
partum dapat terpantau dan bahaya akibat pendarahan dapat dihindari.
Sebelum meninggalkan wanita postpartum, harus di perhatikan 7 pokok antara
lain :
1) Kontraksi uterus harus baik.
2) Tidak ada pendarahan dari vagina atau pendarahan-pendarahan dalam alat genitalia
lainnya.
3) Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap.
4) Kandung kemih harus kosong.
5) Luka pada perineum telah terawat baik dan tidak ada hematoma.
6) Bayi dalam keadaan baik.
7) Ibu dalam keadan baik, nadi, dan TD normal dan tidak ada keluhan sakit kepala.

F.  PERSIAPAN PERTOLONGAN PERSALINAN


Sebelum seorang bidan melakukan pertolongan persalinan sebaiknya terlebih dahulu
melakukan persiapan pasien, alat, persiapan tempat, dan persiapan penolong.
Persiapan tersebut meliputi:
1. Menerima pasien dengan keluarga dengan sopan dan ramah.
2. Menanyakan kartu pemeriksaan.
3. Mengambil dan menganalisa kartu ibu.
4. Menanyakan tentang tanda-tanda persalinan dan keluhan yang ibu rasakan.
5. Mempersiapkan tempat persalinan yang aman dan nyaman.
6. Menyiapkan status dan alat tulis.
7. Menyiapkan tempat duduk untuk observasi disebelah kanan pasien.
8. Mengosongkan kandung kemih pasien.
9. Mengosongkan rektum.
10. Membersihkan tubuh pasien.
11. Menggantikan pakaian pasien dengan pakaian yang sudah disiapkan di tempat bersalin.
12. Menyiapkan alat-alat pertolongan persalinan :
· Alat-alat pemeriksaan.
· Tempat tidur lengkap.
· Tensimeter.
· Steoskop
· Jam tangan dengan jarum detik.
· Timbangan badan.
· Lembar status persalinan.
· Kom dengan larutan desinfektan.
· Sarung tangan.
· Bengkok.
· Kapas desinfektan steril.
· Air cebok desinfektan.
· Perlak .
· Ember.
· Pispot khusus wanita.
· Alat-alat untuk kateterisasi.
· Kateter nelaton steril.
· Kapas desinfektan.
· Sarung tangan steril.
· Pinset steril.
· Bengkok.
· Pispot.
13. Alat pertolongan persalinan.
· Satu pasang sarung tangan steril.
· Kapas lembab steril.
· Setengah kocher.
· Duk steril.
· Penghisap lendir.
· Klem 2 buah.
· Gunting tali pusat.
· Benang pengikat tali pusat.
· Betadine /alkohol 70 %
· Gelas pengukur darah.
· Bengkok penampung darah.
· Pembungkus bayi.
· Alat-alat episiotomi dan heating set.
· Gunting episiotomi.
· Spuit dan lidokain.
· Benang catgut.
· Nal heating.
· Nal pooder.
· Pinset anatomis
G.   PENATALAKSANAAN DALAM PERSALINAN
a. Tindakan pada kala I :
· Memeriksa pasien, tanda-tanda vital dan pemeriksaan luar.
· Mempertahankan moril pasien.
· Melakukan periksa dalam untuk menentukan ramalan persalinan dengan tetap menjaga
teknik septik dan aseptik.
· Memperhatikan keadaan kandung kemih karena bila penuh dapat mengganggu
persalinan dan keadaan rektum.
· Observasi keadaan janin.
· Perhatikan nutrisi ibu yang mau bersalin.
· Mengajarkan cara mengedan yang baik dan efektif.

b. Tindakan pada kala II.


·        Dalam kala ini perlu di perhatikan keadaan septik dan anti septik.
·        Anjurkan klien mengejan jika ada his.
·        Memantau DJJ sesering mungkin.
·        Mempersiapkan partus set steril.
·        Membantu proses kelahiran bayi.

c. Tindakan kala III:


·        Mengawasi keadaan pendarahan ibu.
·        Mencari tanda-tanda pelepasan plasenta dan kalau sudah lepas segera di lahirkan.

d. Tindakan kala IV :
·        Mengawasi pendarahan post partum.
·        Menjahit robekan perineum.
·        Memantau dan memeriksa keadaan bayi

H.    MEKANISME PERSALINAN
1. Turunnya Kepala
Turunnya kapala dapat dibagi dalam :
·  Masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Masuknya kepala pada pintu atas pangul pada primigravida terjadi pada bulan terakhir
kehamilan, tetapi pada multigravida baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya
kepala kedalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan
fleksi yang ringan.

Kalau sutura sagitalis terdapat di tengah – tengah jalan lahir, ialah tepat di antara
symphysis dan promontorium, maka dikatakan kepala dalam “ synclitismus “.

Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphysis atau agak ke belakang mendekati
promontorium, maka “ asynclitismus “.

Jika sutura sagitalis mendekati symphysis dan os parietal belakang lebih rendah dari os
parietal depan “ asynclitismus anterior “ dan Jika sutura sagitalis mendekati promontorium
dan os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang “ asynclitismus posterior “

· Majunya Kepala
Pada primigravida majunya kepala terjadi pada kala II, sedangkan pada multigravida
majunya kepala dan masuknya kepala terjadi bersamaan.

Yang menyebabkan majunya kepala ialah :


a.       Tekanan cairan intrauterin
b.      Tekanan langsung oleh fundus pada bokong
c.       Kekuatan mengejan
d.      Melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim.

2. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga UUK lebih rendah dari
UUB. Keuntungan dari bertambahnya fleksi adalah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil
melewati jalan lahir : diameter suboccipito bregmatica (9,5 cm) menggantikan suboccipito
frontalis (11 cm). Fleksi disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat
tahanan dari pinggir pintu atas panggul, cerviks, dinding panggul atau dasar panggul

3 .Putaran Paksi Dalam


Pemutaran dari bagian depan sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke
depan ke bawah symphysis. Putaran paksi adalah suatu usaha untuk menyesuaikan posisi
kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul.
Putaran paksi dalam terjadi bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum
kepala sampai ke Hodge III, terkadang sampai kepala didasar panggul.

4. Ekstensi
Kepala harus melakukan ekstensi karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan dan atas untuk melaluinya. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu
mendesak kebawah dan yang lainnya disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke
atas, maka lahirlah berturut – turut pada pinggir  atas perineum  UUB, dahi, hidung, mulut,
dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Subocciput yang menjadi pusat pemutaran
disebut “ hypomochlion “.

5. Putaran Paksi Luar


Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Selanjutnya putaran
dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum sepihak.

6 . Expulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan menjadi
hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan
selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

I.  BIDANG HODGE

Untuk menentukan berapa jauhnya anak tersebut telah turun ke rongga panggul maka
Hodge telah menentukan bidang khayal dalam panggul :
 ·        Hodge I             : sama dengan pintu atas panggul
 ·        Hodge II           : sejajar dengan hodge I melalui pinggir bawah simfisis
 ·        Hodge III          : sejajar dengan hodge I melalui spina ischiadika
 ·        Hodge IV          : sejajar dengan hodge I melalui ujung os coccygis

J.  PARTOGRAF
Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas
kesehatan dalam menentukan keputusan dalam penatalaksanaan. Partograf memberi peringatan
pada petugas kesehatan apakah persalinan berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin
ataukah ibu perlu untuk dirujuk.
Tujuan utama penggunaan partograf adalah untuk :
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks
melalui pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat
melakukan deteksi dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.

Hal-hal yang harus dicatat pada partograf :


1.   Informasi tentang ibu
Catat waktu kedatangan dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten
persalinan. Catat waktu terjadinya pecah ketuban.

2.   Kesehatan dan kenyamanan janin


a. Denyut Jantung Janin (DJJ)
Catat DJJ setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin)
b.Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air ketuban juka
ketuban pecah.
Ø   U      : ketuban utuh (belum pecah)
Ø   J        : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
Ø   M      : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
Ø   D      : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
Ø   K      : ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering)
c.  Molase ( penyusupan kepala janin)
Penyusupan adalah indicatoring tentang seberapa jauh dari kepala bayi dapat menyesuaikan
diri dengan bagian keras panggul ibu.
Ø   0    : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
Ø   1    : Tulang-tulang kepala janin hanya sebagian bersentuhan
Ø   2    : Tulang-tulang kepala janin saling tumpah tindih, tapi masih dapat di pisahkan
Ø   3    : Tulang kepala janin tumpang tindih, tidak dapat dipisahkan

3.  Kemajuan persalinan
a. Pembukaan serviks
Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-
tanda penyulit)
b. Penurunan bagian terendah atau presentasi janin
c. Mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba (pada pemeriksaan
abdomen/luar) diatas simfisis pubis, catat dengan tanda lingkaran (o).

4.   Jam : catat jam sesungguhnya


Menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien diterima.

5.  Kontraksi uterus
Setiap ½ jam raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam
satuan detik.
Nyatakan lamanya kontraksi dengan :
a.       Beri titik-titik dikotak untuk menyatakan kontraksinya < 20 detik
b.      Beri garis-garis dikotak untuk menyatakan kontraksi lamanya 20-40 detik
c.       Isi penuh kotak untuk menyatakan kontraksinya > 40 detik.
                            
6.  Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Catat semua obat lain yang diberikan.

7.  Oksitosin
Bila memakai oksitosin catatlah banyaknya oksitosin pervolume cairan infuse dan dalam
tetesan permenit.

8.   Kesehatan dan kenyamanan ibu


- Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan. Beri tanda titik pada
kolom waktu yang sesuai (.)
- Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan. Beri tanda panah
pada partograf pada kolom waktu yang sesuai.
- Volume urine, protein atau aseton. Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya
setiap 2 jam.
- Bila temuan-temuan melintasi kearah kanan garis waspada, petugas kesehatan harus
melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dan segera mencari rujukan yang tepat.

III. NIFAS

A.    Pengertian
a.        Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat alat kandungan

kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul

Bari,2000:122).

b.        Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang

meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan

tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).

c.         Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk

memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu.

( Ibrahim C, 1998:134).

B.    Tujuan Perawatan Masa Nifas

Dalam masa nifas ini penderita memerlukan perawatan dan pengawasan yang dilakukan

selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari rumah sakit.

Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah:

a.         Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologi.

b.        Melaksanakan skrining yang komprehrnsif, mendeteksi masalah, mengobati atau

merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.

c.         Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,

keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan bayi

sehat.

d.        Untuk mendapatkan kesehatan emosi. (Bari Abdul,2000:121)

C.    Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

a.         Mendukung dan memantau kesehatan fisik ibu dan bayi

b.        Mendukung dan memantau kesehatan psikologis, emosi, sosial serta memberikan

semangat pada ibu

c.         Membantu ibu dalam menyusui bayinya


d.        Membangun kepercayaan diri ibu dalam peranya sebagai ibu

e.         Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga

f.         Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan

g.        Memberikan konseling pada ibu dan keluarganya mengenai tanda bahaya masa

nifas, makan dengan gizi seimbang dan selalu menjaga kebersihan

h.        Memberikan asuhan secara professional

D.    Kebijakan Program Pemerintah dalam Asuhan Masa Nifas

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi

baru lahir, untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.

Kunjungan dalan masa nifas antara lain :

a.    Kunjungan 1 (0-3 hari)

1)        Mencegah perdarahan masa nifas

2)        Mendeteksi dan merawat penyebab perdaarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut

3)        Pemberian ASI awal, 1 jam setelah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) berhasil

dilakukan

4)        Melakukan hubungan antara ibu dan bayi

5)        Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.

b.    Kunjungan 2 (4-28 hari setelah persalinan)

1)     Memastikan involusi uteri berjalan normal uterus berkontraksi fundus di bawah

umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau menyengat

2)     Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal

3)     Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit dalam

menyusui

4)        Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi yaitu perawatan

tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
c.    Kunjungan 3 (29-42 hari setelah persalinan)

1)      Memastikan involusi uteri berjalan normal uterus berkontraksi fundus dibawah

umbilikus, tidak ada perdarahan abnoral, tidak ada bau menyengat.

2)        Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.

3)        Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.

4)        Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit.

5)        Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, menjaga bayi agar

tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

d.   Kunjungan 4 (6 minggu setelah persalinan)

1)        Menanyakan pada ibu tentang keluhan dan penyulit yang di alaminya

2)        Memberikan konseling untuk menggunakan KB secara dini.

IV. KB DENGAN METODE HORMONAL

A. Pengertian
Kontrasepsi hormonal adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
akibat pertemuan sel telur matang dengan cara memanfaatkan sistem hormonal yaitu
esterogen dan progesteron.

B. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Hormonal


Esterogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis
melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terdapat perkembangan folikel dan proses
ovulasi. Molekul hipotalamus dan hipofisis esterogen dan progesteron menghambat
pengeluaran folikel stimulating hormon ( FSH ) sehingga perkembangan dan kematangan
folikel degraff tidak terjadi, selain itu juga menghambat pengeluaran Luitenizing Hormon
( LH ). Esterogen mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus
endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi.
C. Macam-macam kontrasepsi hormonal
1. PIL KB
a. Pengertian
Pil KB adalah hormon yang mengandung esterogen dan progesteron saja
yang diminum setiap hari selama 21 atau 28 hari.

b. Cara Kerja
• Menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung
telur.
• Mengendalikan lendir mulut rahim sehingga sel mani tidak dapat masuk ke
dalam rahim.
• Menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir vagina.
c. Tingkat Keberhasilan
92-99 %

d. Keuntungan
• Kesuburan segera kembali
• Mengurangi rasa kejang/nyeri perut waktu haid
• Terlindung dari radang panggul dan kehamilan di luar rahim
• Mudah menggunakanya
• Mencegah anemia difesiensi zat besi/kekurangan darah
• Mengurangi resiko kanker ovarium/kandungan
• Cocok diganakan bagi PUS muda untuk menunda kehamilan
• Untuk pil yang menggunakan progesteron tidak mempengaruhi produksi ASI
e. Kerugian
• Pemakai harus disiplin minum pil jika tidak kemungkinan hamil tinggi
• Untuk pil yang mengandung esterogen dapat mempengaruhi ASI
• Dapat meningkatkan resiko infeksi klamidia (jamur disekitar kemaluan wanita)
• Tidak dianjurkan bagi wanita usia lebih 35 tahun dan perokok karena akan
mempengaruhi keseimbangan metabolisme tubuh
f. Cara Penggunaan
Pil pertama diminum pada hari ke dua haid seterusnya berturut- turut setiap
hari 1 pil. Jika pemakai lupa meminumnya 1 hari maka sgera minum 2 tablet
keesokan harinya. Jika lupa lebih dari 2 hari, pemakai harus meminumnya lagi
setelah haid berikutnya kecuali jika pemakai tidak sedang hamil.

g. Kontra Indikasi
• Tidak dianjurkan bagi yang berpenyakit seperti lever/hati, tumor, jantung,
varises, dan hipertensi
• Menyusui kecuali pil mini
• Pernah sakit jantung
• Tumor ganas
• Perdarahan di vagina yang tidak diketahui penyebabnya
• Migran/sakit kepala sebelah
h. Efek Samping
• Perdarahan terjadi bercak – bercak (spoting) diantara masa haid pada awal
pemakaian pil
• Pusing/mual pada minggu – minggu pertama pemakaian
• ASI kurang untuk yang pemakaian pil yang mengandung hormon esterogen
• Perubahan BB
• Kloasma/flek

2. SUNTIKAN
a. Pengertian
Suntikan adalah hormon progestron yang disuntikkan ke bokong/otot panggul
lengan atau setiap 3 bulan (depo provera) atau hormon esterogen yang disuntikkan
setiap bulan (cyclofem).

b. Cara Kerja
• Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita
• Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga sperma tidak masuk dalam rahim
• Menipiskan endometrium/selaput lendir sehingga tidak siap untuk kehamilan
c. Tingkat Keberhasilan
Lebih dari 99 %

d. Keuntungan
• Praktis, efektif dan aman
• Tidak mempengaruhi ASI, cocok untuk ibu menyusui
• Tidak terbatas umur
e. Kerugian
• Kembalinya kesuburan agak telat
• Harus kembali ke tempat pelayanan
• Tidak dianjurkan bagi penderita darah tinggi, kanker, jantung, dan lever/hati
f. Cara Penggunaan
• Depo provera disuntikkan ke dalam otot (intra muskular) setiap 3 bulan sekali.
Dengan kelonggaran batas waktu suntik bisa diberikan lebi dari 1 minggu atau lebih
dari patokan 3 bulan
• Cyclofem diberikan tiap 1 bulan
g. Kontra Indikasi
• Hamil
• Perdarahan di vagina yang tidak tau sebabnya
• Tumor
• Penyakit jantung, hati/liver, hipertensi atau DM
• Sedang menyusui bayi yang kurang dari 6 minggu
h. Efek Samping
• Pusing , mual, muntah (jarang terjadi)
• Ammenorea selama 3 bulan pertama
• Kadang terjadi perdarahan yang lebih banyak dari haid
• Keputihan
• Perubahan berat badan

3. SUSUK KB /IMPLAN
a. Pengertian
Susuk KB 1 sampai 6 kapsul (seperti korek api) yang dimasukkan ke bawah
kulit lengan atas secara perlahan melepaskan hormon progesteron selama 3 tahun
(implan) atau 5 tahun (norplan).

b. Cara Kerja
• Menghambat tejadinya ovulasi
• Menyebabkan endomerium atau selaput lendir tidak siap untuk nidasi
• Mempertebal lendir servik
• Menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir
c. Tingkat Keberhasilan
97- 99 %

d. Keuntungan
• Tidak menekan produksi
• Praktis, efektif
• Tidak harus mngingat – ingat
• Masa pakai jangka panjang (3 – 5 tahun)
• Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon esterogen
e. Kerugian
• Susuk KB harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan terlatih
• Dapat menyebabkan pola haid berubah
• BB bertambah
• Menimbulkan akne atau ketegangan payudara
• Liang senggama terasa kering
f. Tekhnik Pemasangan
• Saat pemasangan yang tepat adalah saat haid 1-2 hari setelah menstruasi
• Rekayasa tempat pemasangan dengan tepat seperti kipas terbuka
• Tempat pemasangan dilengan kiri atas dipatirasa dengan lidokain 2 %
• Dibuat insisi kecil sehingga trokar dapat masuk
• Trokar dimasukkan subcutan sampai batasnya
• Kapsul dimassukkan dalam trokar dan didorong dengan alat pendorong sampai
terasa tertahan
• Untuk mendapat kapsul trokar ditarik keluar
• Untuk meyakinkan bahwa kapsul telah ditempatnya, alat pendorong dimasukkan
sampai terasa tidak ada tahanan
• Setelah 6 kapsul dipasang, bekas insisi ditutup dengan tensoplast (band aid)
g. Kontra Indikasi
• Hamil atau diduga hamil
• Perdarahan vagina yang tidak diketahui sebabnya
• Penyakit jantung, varises, DM, hipertensi, kanker
h. Efek Samping
• Gangguan siklus haid
• Kelur spotting atau perdarahan lebih banyak saat haid
• Hematoma/pembengkakan dan nyeri
• Pusing, mual (jarang terjadi)
• Perubahan berat badan

V. Imunisasi

A. Pengertian

Imunisasi / pengebalan adalah suatu usaha untuk membuat seseorang menjadi


kebal terhadap penyakit tertentu dengan menyuntikan vaksin.
Vaksin adalah kuman hidup yang dilemahkan / kuman mati / zat yang bila
dimasukkan ke tubuh menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.

B.  Tujuan

Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit :

a. Poliomyelitis (kelumpuhan).

b. Campak (measles)

c. Difteri (indrak)

d. Pertusis (batuk rejan / batuk seratus hari)

e. Tetanus

f. Tuberculosis (TBC)

g. Hepatitis B

Dan untuk mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh
wabah yang sering berjangkit.

C.  Manfaat

a. Manfaat untuk anak

Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan


cacat atau kematian.

b. Manfaat untuk keluarga

Menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit.


Mendorong keluarga kecil apabila si orang tua yakin bahwa anak-anak akan
menjalani masa kanak-kanak dengan aman.

c. Manfaat untuk negara

Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal


untuk melanjutkan pembangunan negara dan memperbaiki citra bangsa Indonesia
diantara segenap bangsa didunia.

D.  Macam Vaksin dan Cara Pemberian


a.    Vaksin Polio

Bibit penyakit yang menyebabkan polio adalah virus, vaksin yang digunakan
oleh banyak negara termasuk Indonesia adalah vaksin hidup (yang telah
diselamatkan) vaksin berbentuk cairan. Kemasan sebanyak 1 cc / 2 cc dalam 1
ampul.

b.    Vaksin Campak

Bibit penyakit yang menyebabkan campak adalah virus. Vaksin yang


digunakan adalah vaksin hidup. Kemasan dalam flacon berbentuk gumpalan yang
beku dan kering untuk dilarutkan dalam 5 cc pelarut. Sebelum menyuntikkan vaksin
ini, harus terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut vaksin (aqua bidest). ‘’Disebut
beku kering oleh karena pabrik pembuatan vaksin ini pertama kali membekukan
vaksin tersebut kemudian mengeringkannya. Vaksin yang telah dilarutkan
potensinya cepat menurun dan hanya bertahan selama 8 jam. ‘’

c.    Vaksin BCG

Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang berasal dari bakteri atau vaksin beku
kering seperti campak berbentuk bubuk. Vaksin BCG melindungi anak terhadap
penyakit tuberculosis (TBC). Dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah dilemahkan,
ditemukan oleh Calmett Guerint. Sebelum menyuntikkan BCG, vaksin harus
lebih dulu dilarutkan dengan 4 cc cairan pelarut (NaCl 0,9%). Vaksin yang sudah
dilarutkan harus digunakan dalam waktu 3 jam. Vaksin akan mudah rusak bila kena
sinar matahari langsung. Tempat penyuntikan adalah sepertinya bagian lengan kanan
atas.

d.   Vaksin Hepatitis B

Bibit penyakit yang menyebabkan hepatitis B adalah virus. Vaksin hepatitis


B dibuat dari bagian virus yaitu lapisan paling luar (mantel virus) yang telah
mengalami proses pemurnian. Vaksin hepatitis B akan rusak karena pembekuan dan
pemanasan. Vaksin hepatitis B paling baik disimpan pada temperatur 2,8°C.

e.    Vaksin DPT, TT, dan DT

Terdiri toxoid difteri, baketi pertusis dan tetanus toxoid, kadang disebut
“triple vaksin”. Vaksin DPT disimpan pada suhu 2,8°C kemasan yang digunakan :

- 5 cc untuk DPT
-5 cc untuk TT

-5 cc untuk DT

Pemberian imunisasi DPT, DT, TT dosisnya adalah 0,5 cc.

f.     Vaksin toxoid difteri

Vaksin ini merupakan bagian dari DPT atau DT, difteri disebabkan oleh
bakteri yang memproduksi racun, vaksin terbuat dari toxoid yaitu racun difteri yang
telah dilemahkan. Vaksin difteri akan rusak jika dibekukan dan juga akan rusak oleh
panas.

g.    Vaksin pertusis

Merupakan bagian dari vaksin DPT, penyebab penyakit pertusis adalah


bakteri vaksin dibuat dari bakteri yang telah dimatikan, akan mudah rusak, bila kena
panas, sama seperti vaksin BCG, dalam vaksin DPT komponen pertusis merupakan
vaksin yang paling mudah rusak.

h.    Vaksin tetanus

Vaksin ini merupakan bagian dari vaksin DPT, DT atau sebagai tetanus
toxoid (TT). Tetanus disebabkan oleh bakteri yang memproduksi toxin. Vaksin
terbuat dari toxin tetanus yang telah dilemahkan, tetanus toxoid akan rusak bila
dibekukan dan akan rusak bila kena panas.

E.  Indikasi Imunisasi

Gizi kurang, alergi terhadap mono vaksin, misalnya makanan dan obat-obatan.

F.   Kontra Indikasi

a. BCG : Sakit kulit (luka) di tempat suntikan

b. DPT 1 : Panas lebih dari 38°C, riwayat kejang demam

c. DPT 2,33 : Reaksi berlebihan setelah imunisasi DPT (misalnya


suhu tinggi dengan kejang, penurunan kesadaran,
shock).
d. DT : Tidak ada

e. TT : Tidak ada

f. Polio : Diare

g. Campak : Riwayat kejang demam, panas lebih dari 38°C

h. Hepatitis B : Tidak ada

G. Penyimpanan Vaksin, Masa Simpan dan Suhu

Vaksin Di Prov Di prov dengan Di Puskesmas


dengan listrik listrik sampai 2 dengan listrik
sampai 3bulan bulan sampai 1 bln

Polio oral
- 20°C sampai – 25°C + 2°C sampai +8°C
campak

DPT

DT
+2°C sampai +
BCG +2°C sampai +8°C
8°C
TT

Hep. B

H.  Dosis, Jumlah dan Waktu Pemberian Serta Efek Samping

a.       BCG

Umur : 0 – 2 bln

Dosis : 0,05 cc

Cara : Intrakutan, lengan kanan

Jumlah suntikan : Satu kali


Efek samping :

1.    Reaksi normal

Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2 minggu


akan terjadi pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis
tengah 10 mm.

Setelah 2 – 3 minggu kemudian, pembengkakan menjadi abses kecil


yang kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm, jangan berikan obat
apapun pada luka dan biarkan terbuka atau bila akan ditutup gunakan kasa
kering. Luka tersebut akan sembuh dan meninggalkan jaringan parut tengah 3-
7 mm.

2.    Reaksi berat

Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang
lebih dalam, kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada leher /
ketiak, hal ini disebabkan kesalahan penyuntikan yang terlalu dalam dan dosis
yang terlalu tinggi.

3.    Reaksi yang lebih cepat

Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses


pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti anak
tersebut sudah mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan anak tersebut telah
terinfeksi BCG.

b.      DPT

Umur : 2 – 11 bln

Dosis : 0,5 cc

Cara : IM / SC, jumlah suntikan : 3 x

Selang pemberian : Minimal 4 minggu

Efek samping :

1.      Panas

Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah


mendapat imunisasi DPT, tapi panas ini akan sembuh 1 – 2 hari. Anjurkan
agar jangan dibungkus dengan baju tebal dan dimandikan dengan cara melap
dengan air yang dicelupkan ke air hangat.

2.      Rasa sakit di daerah suntikan

Sebagian anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak.

3.      Peradangan

Bila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini


mungkin disebabkan peradangan, mungkin disebabkan oleh jarum suntik
yang tidak steril karena :

- Jumlah tersentuh

- Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan diatas tempat yang tidak


steril.

- Sterilisasi kurang lama.

- Pencemaran oleh kuman.

4.      Kejang-kejang

Reaksi yang jarang terjadi sebaliknya diketahui petugas reaksi


disebabkan oleh komponen dari vaksin DPT.

c.  Polio

Umur : 0 – 11 bln

Dosis : 2 tetes

Cara : Meneteskan ke dalam mulut

Selang waktu : Berikan 4 x dengan jarak minimal 4 minggu.

Efek samping :

Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik
karena ada gangguan penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat.
d.      Hepatitis B

Umur : Mulai umur 0-11 bulan

Dosis : 0, 5 cc / pemberian

Cara : Suntikan IM pada bagian luar

Jumlah suntikan :3x

Selang pemberian : 3 dosis dengan jarak suntikan 1 bulan dan 5 bulan.

Efek samping :tidak ada

e.       Campak

Umur : 9-11 bulan.

Dosis : 0, 5 cc

Cara : Suntikan secara IM di lengan kiri atas

Jumlah suntikan : 1 x dapat diberikan bersamaan dengan pemberian


vaksin lain tapi tidak dicampur dalam 1 semprit.

Efek samping vaksin : panas dan kemerahan.

Anak-anak mungkin panas selama 1 – 3 hari setelah 1 minggu


penyuntikan, kadang disertai kemerahan seperti penderita campak ringan. .

I.     Jadwal Pemberian Imunisasi

Pemberian
Vaksin Selang Waktu Umur
Imunisasi

BCG 1x 0–2
bulan

DPT 3 x (1, 2, 3) 4 mgg 2 – 11


bulan

Polio 4x (1, 2, 3, 4) 4 mgg 0 – 11


bulan
Campak 1x 9 – 11
bulan

Hep. B 3 x (1, 2, 3) 4        mgg 0 – 11


bulan
BAB III
HASIL KEGIATAN PKL

A. GAMBARAN UMUM WILAYAH PKL


I. PROFIL PUSKESMAS
1. Gambaran Umum dan Keadaan Geografi
Kecamatan Palaran adalah salah satu bagian dari wilayah Kota Samarinda,
berdasarkan PP No. 21 Tahun 1987, terdiri dari 5 Kelurahan, yaitu : Kelurahan Rawa
makmur, Bukuan, Simpang Pasir, Handil Bakti, dan Bantuas.

Batas Wilayah:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Mahakam


b. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Mahakam
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sanga-sanga Kabupaten Kutai
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Samarinda Seberang
Namun wilayah kerja Puskesmas Palaran hanya membawahi 3 Kelurahan yaitu
Rawa Makmur, Handil Bakti dan Simpang Pasir. Adapun luas wilayah kerja Puskesmas
Palaran 128 Km2 yang dihuni oleh sekitar 32.853 jiwa terdiri dari laki-laki 17.310 jiwa
dan perempuan sebanyak 15.543 jiwa yang tersebar di tiga kelurahan. Kepadatan
penduduk 18.000 Jiwa/km2. Adapun jumlah kepala keluarga sebanyak 9.393 KK dengan
adanya peningkatan jumlah RT menjadi 109 RT (Sumber:Monografi Kelurahan
Palaran Tahun 2016).

Kecamatan Palaran merupakan SENTRA INDUSTRI yang bergerak di bidang


perkayuan dan Industri penunjangnya. Meskipun sudah banyak perusahaan yang tutup.
Namun itu bukan berarti keragaman dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik
perilaku, agama, sosial budaya, maupun tatanan yang lain tidak ada. Pembangunan
pelabuhan Peti Kemas dan Pembangunan Jembatan Mahkota II telah selesai dan
dilanjutkan dengan pembuatan jalan TOL akses menuju ke Balikpapan. Adapun
perusahaan yang bergerak di wilayah kerja Puskesmas Palran diantaranya : PT. Puma
yang bergerak di bidang perminyakan, PT. SAL sebagai perusahaan yang menyediakan
sarana, PT. Segara yang bergerak di bidang perkayuan, PT. Mangkujenang Sinergis
yang bergerak di bidang energi,PT. Tonasa yang bergerak di bidang Semen dan PT.
Baru yang bergerak di bidang karet.

2. Gambaran Umum Sarana Kesehatan


Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada saat ini di Kecamatan Palaran terdiri dari
1 Puskesmas Induk, 1 Unit Rawat Inap dan 3 Unit Puskesmas Pembantu (Pusban Handil
Bakti, Pusban Gotong Royong, dan Pusban Simpang Pasir) dilengkapi dengan 2
Poskesdes yang berada di kelurahan Simpang Pasir dan Handil Bakti dilengkapi dengan
bidan desa perkelurahan.

Disamping fasilitas pelayanan kesehatan tersebut, terdapat juga beberapa klinik


atau Balai Pengobatan swasta yang umumnya dikelola dan untuk melayani masyarakat
pekerja Badan-Badan Usaha Swasta (Perusahaan-Perusahaan Swasta) dan juga adanya
persiapan desa siaga.

3. Sejarah Singkat berdirinya Puskesmas Palaran


Pada tahun 1968 di Kecamatan Palaran Kelurahan Rawa Makmur sebelum
berdirinya Puskesmas Palaran telah berdiri sebuah Balai Pengobatan Transmigrasi yang
terletak di depan Puskesmas Palaran yang sekarang atau berlokasi di TK Kenari, dua
tahun kemudian berdirilah Puskesmas Palaran yaitu pada tahun 1970 dan petugas
pertama H.A. Sjahran & Hj.Noor Anisah (1968). Pimpro bangunan Puskesmas Palaran
adalah dr. Helmi Jafar dan Pelaksana harian : dr. Widianto.

Bentuk awal bangunan Puskesmas Palaran kayu atap sirap dilengkapi bangsal
perawatan dengan 20 tempat tidur dan dibiayai oleh UNICEF beroperasi sejak tahun
1972 dan beroperasi lagi sekitar awal tahun 1980-an karena tidak ada biaya operasional.
Pada tahun 1992 dilakukan renovasi dibagian belakang menjadi bangunan tembok.
Tahun 2002 dikembangkanlah menjadi Puskesmas Unit Rawat Inap Palaran dan selesai
dibangun pada tahun 2003. Kemudian pada tahun 2004 rencana pembangunan
Puskesmas Unit Rawat Inap Palaran tahap 2 namun baru terealisasi pada tahun 2008.

Adapun Nama-nama Pimpinan Puskesmas yang pernah dan sedang bertugas di


Puskesmas Palaran adalah sebagai berikut :

a. dr. Tumpak Sinaga


b. dr. Aida
c. dr. Handoyo
d. dr. Bambang Indra Aschartca
e. dr. Taufik Chalsun
f. dr. Madi Heru L
g. dr. Hatmoko
h. dr. Yetty Semiarti
i. dr. Hatmoko
j. dr. Hj. Syarifah Rahimah, M.Kes
k. dr. Sri Asih
l. Veronika Hinum, SKM.MM

4. Mata Pencaharian dan keadaan Ekonomi


Berdasarkan mata pencaharian yang mendominasi di wilayah kerja Puskesmas
Palaran adalah Swasta 52,35%, Wiraswasta/Pedagang 31,3%, Petani 12,39%,
PNS/TNI/POLRI 3,89%. Hal ini terjadi peningkatan pada wiraswasta dari tahun-tahun
sebelunnya.
Pie Chart. 1 MATA PENCAHARIAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PALARAN
TAHUN 2017

Tani
12.39% PNS/TNI/POLRI
3.89%

Wiraswa
sta/
Pedagang
31.37%

Swasta
52.35%
(Sumber:Monografi Kelurahan Palaran Tahun
2017)

Tabel 1. DATA TENTANG MATA PENCAHARIAN DI KECAMATAN PALARAN


BERDASARKAN KELURAHAN TAHUN 2017

N MATA KELURAHAN PALARA


O PENCAHARIAN RM HB SP N

1 Karyawan

PNS/TNI/POLRI 358 130 98 586

43
Swasta 6637 802 7 7876

Wiraswasta/ 3351 120 16 4719


Pedagang 3 5

12
2 Petani/ Buruh 1529 215 0 1864

5. Agama Kepercayaan
Berdasarkan agama kepercayaan di wilayah kerja Puskesmas Palaran yang
paling mendominasi adalah agama Islam 93,88%, agama Kristen 3,70%, agama Katolik
1,96%, agama Hindu 0,40% dan Budha 0,07%.
Pie Chart. 2 DATA BERDASARKAN AGAMA
YANG DIANUT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PALARAN TAHUN 2017
KRISTEN HINDU
KATOLIK 0.40% BUDHA
3.70% 1.96% 0.07%

ISLAM
93.88%

(Sumber:Monografi Kelurahan Palaran Tahun 2017)

Tabel 2. DATA TENTANG AGAMA YANG DIANUT DI KECAMATAN PALARAN


BERDASARKAN KELURAHAN TAHUN 2017

N KELURAHAN PALARA
AGAMA
O RM HB SP N

1665 645 535


1 ISLAM 0 9 5 28464

2 KRISTEN 258 619 245 1122

3 KATOLIK 145 443 6 594

4 HINDU 95 7 18 120

5 BUDHA 10 9 2 21
6. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan jenjang pendidikan terbanyak mulai dari SMU/SMK 38,06%, SD
28,58%, SMP/SLTA 26,45%, Akademi D1-D2 1,56%, S1-S2 1,44% dan TK 3,9%.

Pie Chart. 3.JENJANG PENDIDIKAN


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PALARAN
TAHUN 2017

Akademi /D1-D2
1.56% Sarjana (S1-S2) TK
1.44% 3.90% SD
28.5
8%

SMU
/
SMK
38.0
6%
SMP/SLTA
26.45%

(Sumber:Monografi Kelurahan Palaran Tahun 2017)

Tabel 3. DATA TENTANG JENJANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN


PALARANBERDASARKAN KELURAHAN TAHUN 2017

N KELURAHAN PALARA
PENDIDIKAN
O RM HB SP N

Pendidikan
1 Umum

a. TK 243 221 416 880

218 141
b. SD 2852 7 6 6455
118 122
c. SMP/SLTA 3562 5 7 5974

100 129
d. SMU/SMK 6293 9 4 8596

Akademi /D1-D2 228 36 89 353

Sarjana (S1-S2) 237 31 58 326

(Sumber:Monografi Kelurahan Palaran Tahun 2016)

7. Sarana Transportasi
Pada mulanya sistem transportasi utama di Palaran adalah transportasi sungai,
tetapi dengan makin meratanya pembangunan, maka sejak tahun 1990 sistem
transportasi berubah menjadi sistem trasportasi darat yang merupakan jalan utama yang
menghubungkan Palaran dengan Samarinda dan kecamatan Sanga-sanga kabupaten
Kutai.

8. Sosial Budaya
Masyarakat palaran adalah masyarakat yang heterogen, hal ini karena
beragamnya suku dan asal penduduk yang datang ke Palaran, sehingga membawa
tatanan sosial dan budaya yang beraneka ragam. Karena itu di Palaran terdapat
bermacam-macam budaya dan kesenian yang dibawa para pendatang yang pada
perkembangannya memberi warna dan ciri tertentu dalam bidang kesenian dan budaya
di Palaran.

Adapun jenis kesenian yang sampai saat ini tumbuh dan berkembang di Palaran
adalah sebagai berikut:

1. Wayang Kulit
2. Reog Ponorogo
3. Kuda Lumping
4. Ketoprak
5. Ludruk
6. Tayub
7. Rebana
8. Qasidah
9. Pencak Silat

9. Data Ketenagaan

Upaya kesehatan membutuhkan sumber daya manusia yang memadai, kemampuan


untuk memberikan pelayanan kesehatan akan memberikan dampak kepada peningkatan
derajat kesehatan masyarakat.

Berdasarkan data yang ada dipuskesmas Palaran, jumlah tenaga yang ada sebanyak
90 orang yang terdiri dari: tenaga PNS yang ada di Puskesmas sebanyak 46 tenaga PTTB 6
orang dan PTTH sebanyak 38 orang.

10. Sarana Kesehatan


Sarana kesehatan sebagai salah satu sumber daya kesehatan dewasa ini terus
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, hal ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan pada masyarakat. Adapun sarana kesehatan di Puskesmas Palaran Tahun 2017
adalah :
Puskesmas : 1 Buah (Unit Rawat Jalan dan Rawat Inap)
Pustu : 2 Buah
Poskesdes : 2 Buah
Pusling : 1 Buah Mobil
Ambulance : 3 Buah
Posyandu Lansia : 5 Buah
Posyandu Balita : 27 Buah

II. VISI DAN MISI

a. VISI
 
Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau,
menuju masyarakat yang sehat lahir dan batin.
 
b. MISI
 Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, berdasarkan parameter yang
telah ditetapkan dalam Prosedur Tetap Pelayanan Perawatan dan Prosedur Tetap
Umum Rawat Inap Palaran
 Merawat penderita dengan pendekatan medis dan pendekatan personal serta
pendekatan kekeluargaan
 Memberikan pendidikan kesehatan kepada penderita dan keluarganya berdasarkan
kasus medis yang sedang dialaminya melalui media visite dokter dan brosur
 Memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat secara dialogis interaktif
memanfaatkan teknologi audio visual dan penyebar luasan brosur
 Mengembangkan modernisasi pelayanan perawatan kesehatan melalui upaya
pengembangan sarana diagnostik laboratorium
 Mengembangkan pelayanan manajerial dengan mengoptimalkan rekam medik
memanfaatkan teknologi informasi secara berkesinambungan
 Mengembangkan sarana fisik secara bertahap menuju site plan Puskesmas Rawat
Inap yang paripurna
 Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan Petugas melalui review berkala,
kursus dan workshop atau media lainnya
 Mengembangkan peralatan penunjang medis dan peralatan teknologi informasi
untuk memberikan akses yang maksimal dalam menunjang pelayanan kesehatan
secara menyeluruh
 Mengupayakan web site pada tahun ketiga Rawat Inap sebagai media sharing
informasi dan pengetahuan secara online.

B. TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I

KUNJUNGAN I

I. PENGKAJIAN

Tanggal Pengkajian : 22 Oktober 2018

Waktu Pengkajian : 09.30 wita


Tempat Pengkajian : Puskesmas Palaran

Nama Pengkaji : Suryani, Amd Keb & MT. Siwiting Budi, Amd Keb

A. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas

Nama : Laila Inayati Nama Suami :Iwan Ruswandi

Umur :39 th Umur : 38 th

Suku/Bangsa : Banjar Suku/Bangsa : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Karyawan Swasta

Alamat : Jl. Solo1 RT.18 Simpang Pasir

2. Alasan Datang Periksa / Keluhan Utama

 Amenorrhoe

 Kadang – kadang mual, pusing

3. Riwayat Kesehatan Klien

Riwayat kista

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

5. Riwayat Menstruasi

HPHT : 19 -8-2018

TP : 26- 5- 2019

6. Riwayat Obstetrik

Kehamilan Persalinan Anak Nifas

No
Tahu
Anak UK Pey Jns Pnlg Tmpt peny JK BB/PB H M Ab Lakts Peny
n
1. 2002 8bl spt bd rmh L 3500 IUFD

2 2003 spt bd BPM P 2700/52 H 3th

3 2010 8bl spt bd RSUD L 2700 Hidup 2jam

4 2011 6bl spt P 2000 IUFD

5 2012 4bl Abortus

6 2018 Hamil ini

7. Riwayat Kontrasepsi

Suntik KB 1 bulanan 6tahun

8. Riwayat Kehamilan Saat Ini

9. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Sebelum Hamil Saat Ini

Sedikit sedikit ingin makan


Nutrisi Makan normal 3x sehari Suka makan sayuran, buah tidak
suka
BAB tak ada keluhan BAB tak ada keluhan
Eliminasi
BAK tak ada keluhan BAK tak ada keluhan

Siang ±1jam Siang ±1jam


Istirahat Malam ± 7-8jam Malam ± 7-8jam
Tak ada keluhan Tak ada keluhan
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah Ibu mengerjakan pekerjaan rumah
Aktivitas
tangga di bantu anaknya tangga di bantu anaknya
Personal Mandi, ganti baju, ganti celana Selama hamil ibu malas mandi
Hygiene dalam 2x/hari
Kebiasaan Tak ada Tak ada
Seksualitas 1 x seminggu 1 x seminggu

10. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Psikologis

Kehamilan direncanakan, ibu merasakan kecemasan karena mempunyai kista dan

riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak bagus.

b. Sosial

Suami dan keluarga mendukung kehamilan ini

c. Kultural

Tidak ada kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan di keluarga atau di masyarakat

yang dapat memberikan pengaruh negatif pada kehamilan.

d. Spiritual

Ibu dan keluarga berdoa agar kehamilan ini baik baik saja

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : CM

Tanda Vital :

Tekanan darah : 140/90 mmHg

Nadi : 88x/menit

Pernapasan : 20x /menit

Suhu : 36.5⁰C

Antropometri : Berat Badan Sebelum Hamil : 65 kg

Berat Badan Saat ini : 65 kg

Tinggi Badan : 155 cm

LILA : 26 cm

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : simetris, rambut bersih, distribusi rambut merata, warna rambut hitam,

konstruksi rambut kuat, tadak teraba benjolan / masa.


Wajah : simetris, tidak kloasma, tidak pucat, tidak teraba benjolan / masa, tidak

ada oudema.

Mata : tidak berkacamata, simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak

ada oudema pada kelopak mata.

Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran serumen, pendengaran baik

Hidung : simetris, tidak ada polip, versih, tidak ada pernafasan cuping hidung

Mulut : simetris, tidak pucat, bibir lembab, mulu bersih, lidah bersih, tidak ada

stomatitis, tidak ada karies.

Leher : ada benjolan dileher sebelah kiri, tidak ada hiperpigmentasi, tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.

Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, irama jantung terdengar teratur, tidak

terdengar bunyi ronkhi / whising

Payudara: simetris, bersih,belum ada pengeluaran kolostrom, puting susu menonjol, tidak

teraba masa

Abdomen:.tidak ada bekas operasi, belum teraba TFU

Genetalia :ibu mengatakan tidak ada keputihan, bersih

Anus : tidak ada kelainan

Ekstremitas :Ekstremitas atas simetris, sama panjang, tidak ada oedema dan cavilari refil

kembali dalam waktu ≤ 2 detik dan refleks bisep dan trisep (+).

Ekstremitas bawah simetris, sama panjang, tidak varises dan oedema tungkai,

cavilari refil kembali dalam waktu ≤ 2 detik, homan sign (-), refleks babinski (-)

dan refleks patella (+).

3. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan kontraksi uterus/his :-

Pemeriksaan dalam/vaginal tussae :-


Pemeriksaan panggul :-

4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium : PP tes (positif)


Hb 12,8 gr%
Hbsag Non Reaktif
Rapid tes HIV Non Reaktif
Sipilis Non Reaktif
GDS sewaktu 91
Protein urine (negatif)
Pemeriksaan USG :-

Pemeriksaan diagnostik lainnya :-

A: Diagnosis : G6P4A1AH1 uk 8mg 6hr hipertensi

Masalah : gangguan cemas

Diagnosis Potensial : Preeklamsi

Masalah Potensial : lahir prematur, IUFD lagi

Kebutuhan Segera : KIE

P:

No. Jam Penatalaksanaan Pelaksana

1. 10.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan yang Bd Suryani


dilakukan, hasil pemeriksaan normal.
 TD 140/90mmHg
 Pemeriksaan laboratorium Normal
Evaluasi :
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang
dilakukan
2. 10.05 Menjelaskan pada ibu tentang kecemasan Bd Suryani
yang ia dirasakan, bahwa selama tidak ada
keluhan ibu tidak perlu khawatir,
Evaluasi :
Ibu mengerti tentang penjelasan yang
diberikan untuk mengurangi cemasnya
3. 10.10 Memberikan KIE mengenai “Tanda Bahaya Bd Suryani
Kehamilan” (di Buku KIA)
Evaluasi :
Ibu mengerti mengenai penjelasan yang
diberikan.
4. 10.15 Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan Bd Suryani
kunjungan ulang selanjutnya untuk
memantau kondisi ibu serta perkembangan
bayi ibu, yaitu pada tanggal 22 Novenber
2018 atau periksa jika ada keluhan
Evaluasi :
Ibu mengerti dan mengatakan akan kembali
melakukan kunjungan ulang.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER II

KUNJUNGAN I

II. PENGKAJIAN

Tanggal Pengkajian : 22 Oktober 2018

Waktu Pengkajian : 09.10 wita

Tempat Pengkajian : Puskesmas Palaran

Nama Pengkaji : Hastuti dan Selvi Iskandar

DATA SUBJEKTIF

11. Identitas

Nama : Ny.SR Nama Suami : Tn.EN

Umur : 35Thn Umur : 41 Thn


Suku/Bangsa : Banjar Suku/Bangsa : Banjar

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

12. Alasan Datang Periksa / Keluhan Utama

Ibu ingin memeriksakan kehamilan nya di Puskesmas

Ibu mengatakan nyeri ulu hati dan sering BAK

13. Riwayat Kesehatan Klien

Ibu tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, ginjal, asma, hipertensi, jantung,

HIV/AIDS, hepatitis maupun penyakit lain yang dapat memperberat atau diperberat oleh

kehamilan ibu saat ini.

14. Riwayat Kesehatan Keluarga

Didalam keluarga ibu dan suami, tidak ada memiliki riwayat penyakit berat seperti, jantung,

ginjal, hepatitis, diabetes melitus, hipertensi, HIV/AIDS maupun penyakit berat lainnya

yang dapat menular atau menurun, serta tidak ada riwayat keluarga kembar (Gamelli).

15. Riwayat Menstruasi

HPHT : 29-6-2018

TP : 06-04-2019

Riwayat menstruasi teratur, siklus menstruasi 30 hari, lama haid 4-5 hari.

Setiap harinya ganti pembalut sebanyak 2x. Warna darah merah, encer

kadang bergumpal, tidak ada keluhan saat menstruasi

16. Riwayat Obstetrik

Kehamilan Persalinan Anak Nifas

No
Pe Pe
suami Anak UK Jns Pnlg Tpt Pey JK BB/PB H M Abn Laktasi
y ny

1. Tn.R 1 Aterm - Spt Bidan BPM - L 2600/48 13th - - -


8th
2 thn

2 2 Aterm Spt Bidan Bidan P 2700/49 2 thn

3. Hamil Ini

17. Riwayat Kontrasepsi

Sebelum hamil ini, ibu menggunakan kb suntik 3 bulan selama 7 tahun. Tidak ada keluhan

dalam penggunaan kontrasepsi ini. Setelah melahirkan nanti, ibu belum mengetahui

kontrasepsi apa yang akan digunakan.

18. Riwayat Kehamilan Saat Ini

Ini merupakan kehamilan ibu yang ketiga. Pada awal kehamilan ibu sempat merasakan mual

dan muntah. Pada trimester kedua ibu mengatakan sering lelah. Gerakan janin pertama kali

ibu rasakan pada saat usia kehamilan ± 16 minggu. Selama hamil ibu sudah 3 kali

melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Palaran. Ibu rajin mengonsumsi tablet Fe

dan vitamin tambahan yang diberikan oleh bidan. Hamil saat ini ibu sudah mendapatkan

imunisasi TT 5.

19. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Sebelum Hamil Saat Ini

Makan 3×/hari dengan porsi sedang Makan 3×/hari dengan porsi sedang
berisi nasi 1 porsi, lauk 1 potong, berisi nasi 1 porsi, lauk 2 potong,
Nutrisi
sayur, buah air putih ± 6–8 sayur, buah, air putih ± 8 – 10
gelas/hari gelas/hari

Eliminasi BAK 3 – 4 ×/hari, berwarna kuning BAK 5 – 6 ×/hari, berwarna kuning


jernih, cair, tidak ada keluhan jernih, cair, tidak ada keluhan
BAB 1x/hari atau 1x/2 hari, BAB 1x/hari atau 1x/2 hari,
konsistensi padat lunak, warna konsistensi padat lunak, warna
coklat kekuningan, tidak ada coklat kekuningan, tidak ada
keluhan keluhan
Tidur siang 1 jam/hari Tidur siang 1 jam/hari
Istirahat
Tidur malam 6-8 jam/hari Tidur malam 6-8 jam/hari
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah Ibu mengerjakan pekerjaan rumah
Aktivitas
tangga dan mengurus anak tangga dan mengurus anak
Personal Mandi, ganti baju, ganti celana Mandi, ganti baju, ganti celana
Hygiene dalam 2x/hari dalam 2x/hari
Kebiasaan Tidak ada kebiasaan yang dapat Tidak ada kebiasaan yang dapat
mempengaruhi kehamilan mempengaruhi kehamilan
Seksualitas 2 - 3x/minggu 1 – 2 x/minggu

20. Riwayat Psikososiokultural Spiritual

e. Psikologis

Kehamilan ini direncanakan, ibu merasakan senang dengan kehamilan ini dan ibu tidak

merasa cemas.

f. Sosial

Suami dan keluarga mendukung kehamilan ibu.

g. Kultural

Tidak ada kebiasaan-kebiasaan adat-istiadat yang dilakukan keluarga maupun

lingkungan masyarakat yang dapat merugikan atau memberikan pengaruh negatif pada

kehamilan ibu.

h. Spiritual

Ibu dan keluarga selalu berdoa agar tidak ada hal-hal yang dapat merugikan atau

memberikan pengaruh negatif pada kehamilan ibu.

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis


Tanda Vital

Tekanan darah : 110/70MmHg

Nadi : 72x/Menit

Pernapasan : 19x/Menit

Suhu : 36, 70C

Antropometri : Berat Badan Sebelum Hamil : 48 Kg

Berat Badan Saat ini : 51 Kg

Tinggi Badan : 149 Cm

LILA : 24 Cm

3. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, bersih, distribusi rambut merata, warna rambut hitam, konstruksi rambut

kuat, tidak teraba benjolan/ massa

Wajah : Simetris, tidak ada chloasma gravidarum, tidak pucat, tidak teraba

benjolan/massa, tidak teraba oedem

Mata : Simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih, tidak teraba

oedema pada kelopak mata

Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran serumen

Hidung : Simetris, tidak ada polip, kebersihan cukup, tidak ada pernapasan cuping hidung

Mulut : Simetris, tidak pucat, bibir lembab, bersih, lidah bersih, lidah tremor, tidak ada

stomatitis ataupun caries dentis dan epulis

Leher : Tidak ada pembesaran pada vena jugularis, kelenjar limfe, dan kelenjar tiroid,

tidak ada hiperpigmentasi

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, irama jantung terdengar teratur, suara

jantung I terdengar di intercosta 4-5 dan suara jantung 2 terdengar di intercostal

1-2, tidak terdengar suara nafas tambahan ronchi dan wheezing.

Payudara: Simetris, bersih, belum ada pengeluaran kolostrum, hiperpigmentasi pada areolla

mamae, puting susu menonjol, tampak membesar dan teraba tegang, tidak teraba

massa / oedem, tidak teraba benjolan pada daerah ketiak.

Abdomen: Ada linea nigra, tidak ada striae alba, pembesaran uterus sesuai usia kehamilan,

tidak ada bekas operasi.

TFU : Balotemen +

TFU Mc Donald:-

Leopold I :Pada fundus teraba balotemen

Leopold II :

Leopold III :

Leopold IV : Tidak dilakukan.


TBJ :

DJJ : 134 x/menit,

Genetalia : Ibu mengatakan tidak ada keputihan.

Anus : Tidak dilakukan.

Ekstremitas : Ekstremitas atas simetris, sama panjang, tidak ada oedema dan cavilari refil

kembali dalam waktu ≤ 2 detik dan refleks bisep dan trisep (+).

Ekstremitas bawah simetris, sama panjang, tidak varises dan oedema tungkai,

cavilari refil kembali dalam waktu ≤ 2 detik, homan sign (-), refleks babinski (-)

dan refleks patella (+).

3. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan kontraksi uterus/his : Tidak Ada

Pemeriksaan dalam/vaginal tussae : Tidak Ada

Pemeriksaan panggul : Tidak Dilakukan

4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium : Tidak Dilakukan

Pemeriksaan USG : Tidak Dilakukan

Pemeriksaan diagnostik lainnya : Tidak Dilakukan

A: Diagnosis : GIIIPII A0 usia kehamilan 16 minggu 3 hari,

Janin tunggal, hidup

Masalah : Sering buang air kecil

Diagnosis Potensial : Tidak ada

Masalah Potensial : Tidak ada

Kebutuhan Segera : Tidak ada


P:

No. Jam Penatalaksanaan Pelaksana

1. 09.15 Menjelaskan hasil pemeriksaan yang Bidan Selvi dan


dilakukan kepada ibu, hasil pemeriksaan
Hastuti
normal, keadaan ibu dan janin sehat.
TD : 110/70 MmHg
DJJ Bayi : 134x/Menit
Evaluasi :
Ibu mengetahui kondisi dirinya dan bayi dari
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
2. 09.17 Menjelaskan pada ibu mengenai keluhan Bidan Selvi dan
yang ibu alami yaitu nyeri ulu hati dan
Hastuti
sering buang air kecil dengan frekuensi
berkali-kali merupakan hal normal terutama
pada usia kehamilan trimester II. Hal ini
karena ibu ibu kadang makan tidak teratur
dan pembesaran rahim dan perkembangan
bayi didalam membuat adanya tekanan pada
kandung kemih ibu, sehingga semakin besar
kehamilan, maka ibu akan mengalami sering
buang air kecil.
Evaluasi :
Ibu mengerti dan mengetahui bahwa keluhan
yang saat ini dirasakan merupakan hal yang
normal yang dialami oleh setiap ibu hamil
dengan usia kehamilan trimester II
3. 17.19 Memberikan penjelasan mengenai Bidan Selvi dan
pentingnya makan secara teratur menjaga Hastuti
kebersihan diri terutama pada area
kewanitaan ibu dengan mengganti celana
dalam tiap kali lembab atau sehabis BAK,
guna menjaga kebersihan dan mencegah
timbulnya jamur
Evaluasi :
Ibu mengerti dengan penjelasan dan akan
mengoptimalkan anjuran yang diberikan.
4. 17.21 Menganjurkan Ibu untuk banyak istirahat Bidan selvi dan
dan menikmati proses kehamilan dengan
Hastuti
santai

Evaluasi:
Ibu mengerti mengenai penjelasan yang
diberikan
5. 0920 Memberikan penyuluhan kesehatan Bidan Selvi dan
mengenai “Tanda Bahaya Kehamilan” (SAP
Hastuti
dan Leaflet terlampir)
Evaluasi :
Ibu mengerti mengenai penjelasan yang
diberikan.

6. 09.20 Memberikan penyuluhan kesehatan Bidan Selvi Dan


mengenai “Senam Hamil” (SAP dan Leaflet
terlampir) Hastuti
Evaluasi:
Ibu mengerti mengenai penjelasan yang
diberikan.

7. 09.23 Menganjurkan ibu melanjutkan Bidan Selvi dan


mengkonsumsi vitamin 1x sehari dan
menjelaskan cara mengkonsumsi vitamin, Hastuti
yaitu tidak mengkonsumsi bersamaan
dengan teh atau kopi karena dapat
mengganggu penyerapan vitamin, dan
sebaiknya dikonsumsi dengan vitamin C
seperti air jeruk hangat.
Evaluasi :
Ibu mengatakan bersedia dan mengerti cara
mengkonsumsi vitamin.

8. 20.25 Menganjurkan ibu untuk beristirahat yang Bidan Selvi dan


cukup
Evaluasi: Hastuti
Ibu bersedia untuk beristirahat yang cukup

9. 20.28 Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan Bidan Selvi dan


kunjungan ulang selanjutnya untuk
memantau kondisi ibu serta perkembangan Hastuti
bayi ibu, yaitu pada tanggal 22 nopember
2018 atau periksa jika ada keluhan
Evaluasi :
Ibu mengerti dan mengatakan akan kembali
melakukan kunjungan ulang.

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN

III.PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 22 Oktober 2018

Waktu Pengkajian : 09.00 Wita

Tempat Pengkajian : Puskesmas Palaran

Nama Pengkaji : - Gianina Ardanareswari Dinorah Amd.Keb

- Andria Rachmasari, Amd.Keb

A. DATA SUBJEKTIF

21. Identitas

Nama : Ny.K Nama Suami : Tn.R

Umur : 34 Thn Umur : 37 Thn

Suku/Bangsa : Banjar Suku/Bangsa : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : RT 12 Kecamatan Palaran

22. Alasan Datang Periksa / Keluhan Utama

Perut kencang-kencang mulai tadi malam pukul 21.00 WITA

Mulai ada keluar lendir

23. Riwayat Kesehatan Klien

Ibu tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, ginjal, asma, hipertensi, jantung,

HIV/AIDS, hepatitis maupun penyakit lain yang dapat memperberat atau diperberat oleh

kehamilan ibu saat ini.

24. Riwayat Kesehatan Keluarga

Didalam keluarga ibu dan suami, tidak ada memiliki riwayat penyakit berat seperti, jantung,

ginjal, hepatitis, diabetes melitus, hipertensi, HIV/AIDS maupun penyakit berat lainnya

yang dapat menular atau menurun, serta tidak ada riwayat keluarga kembar (Gamelli).
25. Riwayat Menstruasi

HPHT : 24 – 01 - 2018

TP : 01 – 11 – 2018

Riwayat menstruasi teratur, siklus menstruasi 30 hari, lama haid 4-5 hari.

Setiap harinya ganti pembalut sebanyak2x. Warna darah merah, encer

Kadang bergumpal, tidak ada keluhan saat menstruasi

26. RiwayatObstetrik

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


No
Suami Anak UK Pey Jns Pnlg Tpt Pey JK BB/PB H M Abn Laktasi Peny

1. Tn.R 1 aterm - Spt Bidan Rmh - P 3000/49 11th - - 1 th -

2. Tn.R 2 Prem - Spt Bidan Rmh - L 1700/45 6th - - 1 th -

2. Hamil Ini

27. Riwayat Kontrasepsi

Sebelum hamil ini, ibu menggunakan kb Pil selama 5 tahun. Tidak ada keluhan dalam

penggunaan kontrasepsi ini. Setelah melahirkan nanti, ibu berencana pasang IUD

28. Riwayat Kehamilan Saat Ini

Ini merupakan kehamilan ibu yang ketiga. Pada saat umur kehamilan trimester awal ibu

sering merasakan mual, muntah dan kembung pada perut. Ibu mulai merasakan gerakan

janin pada umur kehamilan 16 minggu. Pada kehamilan umur 8 dan 9 bulan ibu sering

susah tidur dan merasa sakit pada perut bagian bawah menjalar ke pinggang. Selama
kehamilan ini ibu sudah ada periksa 10 kali di Puskesmas Palaran dan sekali pernah USG di dokter Kandungan. Selama kehamilan ini ibu rutin

minum vitamin yang diberikan oleh Bidan, adapun vitamin yang diminum adalah Bcomp , Vitamin C, Kalsium dan tablet Fe . Namun Ibu belum

pernah suntik TT.

Pola Fungsional Kesehatan

Pola Sebelum Hamil Saat Ini

Makan 3×/hari dengan porsi sedang berisi nasi 1 porsi dengan Makan 3-4×/hari dengan porsi sedang berisi nasi 1 porsi, lauk 2 potong,
Nutrisi
lauk dan sayur/ buah, minum air putih ± 6–8 gelas/hari sayur, buah-buahan, air putih ± 8 – 10 gelas/hari

BAK 3 – 4 ×/hari, berwarna kuning jernih, cair, tidak ada keluhan BAK 6 – 8 ×/hari, berwarna kuning jernih, cair, tidak ada keluhan
Eliminasi BAB 1x/hari, konsistensi padat lunak,warna coklat kekuningan, BAB 1-2x/hari , konsistensi padat lunak,warna coklat kekuningan, tidak
tidak ada keluhan ada keluhan
Tidur siang 1 jam/hari Tidur siang 1 jam/hari
Istirahat
Tidur malam 6-8 jam/hari Tidur malam 6-8 jam/hari
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengurus 2 anak - Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengurus 2 anak
Aktivitas
- Ibu sering berjalan-jalan kecil setiap pagi hari
Personal Mandi, ganti baju, ganti celana dalam 2x/hari Mandi, ganti baju, ganti celana dalam 2-3x/hari
Hygiene
Kebiasaan Tidak ada kebiasaan yang dapat mempengaruhi kehamilan Tidak ada kebiasaan yang dapat mempengaruhi kehamilan
Seksualita 2 - 3x/minggu 1x/minggu
s
Riwayat Psikososiokultural Spiritual

i. Psikologis

Kehamilan ini direncanakan, ibu merasakan senang dengan kehamilan ini dan ibu tidak

merasa cemas.

j. Sosial

Suami dan keluarga mendukung kehamilan ibu.

k. Kultural

Tidak ada kebiasaan-kebiasaan adat-istiadat yang dilakukan keluarga maupun

lingkungan masyarakat yang dapat merugikan atau memberikan pengaruh negative pada

kehamilan ibu.

l. Spiritual

Ibu dan keluarga selalu berdoa agar tidak ada hal-hal yang dapat merugikan atau

memberikan pengaruh negative pada kehamilan ibu.

B. DATA OBYEKTIF

1. PemeriksaanUmum

KeadaanUmum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital

Tekanandarah : 120/70 MmHg

Nadi : 74x/Menit

Pernapasan : 20x/Menit

Suhu : 36, 50C

Antropometri : Berat Badan Sebelum Hamil : 40 Kg

Berat Badan Saat ini :47 Kg

Tinggi Badan : 150 Cm

LILA : 24 Cm
4. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Simetris, bersih, distribusi rambut merata, warna rambut hitam, konstruksi rambut

kuat, tidak teraba benjolan/massa

Wajah : Simetris, tidak ada chloasma gravidarum, tidak pucat, tidak teraba

benjolan/massa, tidak teraba oedem

Mata : Simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih, tidak teraba

oedema pada kelopak mata

Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran serumen

Hidung : Simetris, tidak ada polip, kebersihan cukup, tidak ada pernapasan cuping hidung

Mulut : Simetris, tidak pucat, bibir lembab, bersih, lidah bersih, lidah tremor, tidak ada

stomatitis ataupun cariesdentis dan epulis.

Leher : Tidak ada pembesaran pada vena jugularis, kelenjar limfe, dan kelenjar tiroid, ada

hiperpigmentasi

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, irama jantung terdengar teratur, suara

jantung I terdengar di intercosta 4-5 dan suara jantung 2 terdengar di intercostal

1-2, tidak terdengar suara nafas tambahan ronchi dan wheezing.

Payudara: Simetris, bersih, ada keluar colostrum sedikit, hiperpigmentasi pada areolla

mamae, puting susu menonjol, tampak membesar dan teraba tegang, tidak teraba

massa/oedem, tidak teraba benjolan pada daerah ketiak.

Abdomen: Ada linea nigra, tidak ada striae alba, pembesaran uterus sesuai usia kehamilan,

tidak ada bekas operasi.

TFU Mc Donald: 28 cm

Leopold I : Pada fundus teraba bagian lunak, kurang bulat dan kurang melenting

(bokong).
Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras seperti papan pada sebelah

kanan ibu (punggung janin) dan disebelah kiri teraba bagian kecil janin.

Leopold III : Pada SBR, teraba bagian keras, bulat dan melenting (kepala janin).

Bagian terendah janin tdak dapat dapat digoyangkan (kepala).

Leopold IV : Divergen.

TBJ : (31 -12) x 155)= 2.480 gram.

DJJ : 142 x/menit, Punctum maksimum terletak pada kuadran kanan bawah.

Genetalia : keluar lendir darah.

Anus : Tidak ada hemoroid.

Ekstremitas : Ekstremitas atas simetris, sama panjang, tidak ada oedema dan cavilari refil

kembali dalam waktu ≤ 2 detik dan refleks bisep dan trisep (+).

Ekstremitas bawah simetris, sama panjang, tidak varises dan oedema tungkai,

cavilari refil kembali dalam waktu ≤ 2 detik, homan sign (-), refleks babinski (-)

dan refleks patella (+).

3. Pemeriksaan Khusus
 Jam : 09.00 Wita

 Pemeriksaan His : 3 x 10’ = 40’’

 Pemeriksaan Dalam

Tanggal : 22 Oktober 2018

Vulva / vagina : Tidak tampak oedema, tidak tampak

varices, tampak luka parut, tidak teraba

pembesaran pada kelenjar bartholini,

tidak teraba massa.

Pengeluaran : Tampak lendir bercampur darah

Dinding vagina : Tidak teraba massa

Pembukaan : 8 cm
Ketuban : (+)

Presentasi : Belakang kepala

Denominator : UUK

Disekitar bagian terendah janin tidak teraba bagian terkecil janin

Hodge : III

4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium : Hb=12,0 gr/dl , HbsAg-

Pemeriksaan USG : Tidak Dilakukan

Pemeriksaan diagnostik lainnya : Tidak Dilakukan

A: Diagnosis :GIIIPIIA0 usia kehamilan 38 minggu 5 hari,

Janin tunggal hidup intrauterine dengan inpartu kala 1 fase aktif

P :

Jam Tindakan Paraf


09.05 Menjelaskan pada ibu tentang cara napas dalam pada Bidan
saat datang kontraksi, yaitu tarik nafas lewat hidung
dan dihembuskan lewat mulut ketika sakit datang

Evaluasi :

Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan


dan dipraktekkan dengan benar
09.08 Memberitahu suami agar memberikan asupan nutrisi Bidan
untuk ibu (makan dan minum) agar ibu kuat saat
bersalin untuk mengedan nanti

Evaluasi :

Suami memberikan makan dan minum untuk istrinya

09.10 Memberikan support psikis dan mental pada ibu agar Bidan
ibu merasa lebih tenang
Evaluasi :

Ibu sudah tampak lebih tenang

KALA II PERSALINAN

S : - Ibu mengatakan ketuban pecah

- Ibu mengatakan ingin mengedan

O :

1. Pemeriksaan Umum:

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda vital

Tekanan Darah : 120/70 MmHg

Nadi : 80 x/menit

Pernapasan ; 22 x/menit,

Suhu : 36,70C.

2. Pemeriksaan fisik

Genetalia : Tampak perineum menonjol, vulva-sfingter ani membuka,

pengeluaran lendir darah semakin banyak dan pengeluaran cairan

ketuban jernih

Abdomen : Auskultasi DJJ : terdengar jelas, teratur, Frekuensi 140 x/menit.

3. Pemeriksaan Khusus

Jam : 09.30 Wita

HIS : 4 x 10’ = 45-50”

Pemeriksaan Dalam :

Tanggal : 22 Oktober 2018

Vulva / vagina : Tampak kotor, tidak tampak oedem tidak

benjolan, tidak teraba benjolan pada


kelenjar bartholini, massa, dan jaringan

parut.

Pengeluaran : Tampak lendir bercampur darah berwarna

kemerahan

Dinding vagina : tidak teraba massa dan jaringan parut.

Pembukaan : 10 cm

Effacement : 100 %

Ketuban : Negatif

Presentasi : Belakang kepala

Denominator : UUK

Disekitar bagian terendah janin tidak teraba bagian terkecil janin

Hodge : IV

A : Diagnosis : GIIIPIIA0, kala II persalinan normal

P :

Jam Tindakan Paraf


09.30 Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa pembukan Bidan
telah lengkap dan ibu boleh mengejan pada saat
kontraksi

Evaluasi :

Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan


09.34 Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan Bidan
dan menggunakan APD

Evaluasi :

Alat pertolongan telah lengkap dan penolong


menggunakan APD

09.35 Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci Bidan


tangan dengan sabun di air mengalir.

Evaluasi :

Perhiasan tidak dikenakan, tangan telah dicuci dengan


menggunakan sabun dan air mengalir dengan teknik
mencuci tangan 6 langkah.
09.35 Membimbing ibu untuk meneran dengan baik dan Bidan
benar. Mata dibuka dan melihat kearah perut, dagu
bertemu dada, tangan membuka lebar kedua kaki. Tarik
nafas dalam baru mengejar seperti saat BAB keras.

Evaluasi :

Ibu dapat meneran dengan benar.


09.36 Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di Bidan
perut ibu
Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan
Evaluasi :

Alat partus set telah siap dan lengkap

09.37 Memberikan support pada ibu bahwa ibu dapat Bidan


melewati proses persalinan dengan baik

Evaluasi :

Ibu kembali semangat untuk segera melahirkan bayi


nya.

09.55 Melahirkan kepala setelah kepala bayi membuka vulva Bidan


5-6 cm dengan cara mellindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi duk steril. Tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk mecegah defleksi dan
membantu lahirnya kepala

Evaluasi :

Perineum telah dilindungi dengan satu tangan yang


dilapisi duk steril dan tangan satunya diatas syimpisis.
Kepala bayi telah lahir.
09.58 Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher bayi Bidan

Evaluasi :

Terdapat lilitan longgar pada leher bayi dan telah


dilepaskan melewati atas kepala bayi.

Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran Bidan


paksi luar secara spontan.

09.58 Evaluasi:

Kepala bayi melakukan putaran paksi luar

09.59 Setelah kepala bayi putar paksi luar, kepala bayi Bidan
dipegang secara bipariental. Menganjurkan kepada ibu
untuk batuk- batuk. Dengan lembut menggerakan
kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul dibawah arkus pubis dan kemudian
menggerakan arah atas dan distal untuk melahirkan
bahu belakang.

Evaluasi :

Bahu bayi telah lahir.

10.00 Melahirkan badan bayi dengan tangan kanan Bidan


menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah
dan gunakan tangan kiri untuk memegang lengan dan
siku atas (sanggah susur)

Evaluasi :

Badan bayi seluruhnya telah lahir.


Melakukan penilaian selintas Bayi baru lahir. Bidan

Evaluasi :

Bayi menangis kuat dan bergerak aktif, air ketuban


10.00 jernih.
Bayi Lahir:Tanggal 22 Oktober 2018
 Pukul 10.00 WITA
 JK : Perempuan
 BB : 2700 gram
 PB : 47 cm
Apgar score : 9/10

10.00 Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan Bidan
bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks. Mengganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering. Meletakkan bayi di
atas perut ibu.

Evaluasi:

Tubuh bayi telah dikeringkan dan handuk bayi telah


diganti dan bayi diletakkan diatas perut ibu untuk
dilakukan IMD

KALA III PERSALINAN

S : Ibu mengatakan merasakan perutnya sangat mules.

O:

1. Pemeriksaan Umum

Kesadaran : Compos Mentis

2. Pemeriksaan fisik :

Abdomen : Teraba tinggi fundus berada diatas pusat, kontraksi baik.

Genetalia : Tampak tali pusat memanjang, tampak semburan darah

mendadak dan singkat serta perubahan TFU

3. Data Bayi :

- Bayi lahir tanggal 22 Oktober 2018, Pukul 10.00 WITA, JK: Perempuan, A/S 9/10,

cacat (-).

A:
Diagnosis : GIIIPIIA0 dengan kala III persalinan normal

P :

Jam Tindakan Paraf


10.0 Mengecek kemungkinan adanya janin kedua Bidan
1
Evaluasi :
Tidak ada janin kedua.
10.0 Melakukan injeksi oksitosin 10 IU secara IM Bidan
1
pada 1/3 paha distal bagian luar
Evaluasi :
Oksitosin telah disuntikkan
10.0 Melakukan pemotongan dan pengikatan tali Bidan
2
pusat
Evaluasi :
Tali pusat diikat dengan menggunakan benang
steril
10.0 Menunggu adanya tanda-tanda pelepasan Bidan
2
placenta
Evaluasi :
Sudah adanya tanda-tanda pelepasan placenta
dari insersinya, yaitu :
- Adanya semburan darah secara tiba-tiba
- Perubahan pada TFU
- Tali pusat memanjang
10.0 Melakukan Penegangan tali pusat terkendali Bidan
4
Evaluasi :
Telah dilakukan PTT
10.0 Melahirkan placenta dan eksplorasi bekuan Bidan
5
darah
Evaluasi :
Plasenta lahir pukul 06.20 wita
10.0 Melakukan masase uterus selama 15 detik Bidan
5
Evaluasi :
Sudah dilakukan masase
10.0 Memeriksa kelengkapan plasenta Bidan
6 Evaluasi :
Plasenta lahir lengkap
Maternal : Terdiri dari 18 kotiledon, selaput
ketuban utuh, tebal ± 2 cm
Fetal : Terdiri dari 2 arteri 1 vena, insersi
tali pusat centralis, panjang ± 30
cm

KALA IV PERSALINAN

S : Ibu mengatakan mules-mules pada perutnya

O:

1. Pemeriksaan Umum

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah : 110/70 MmHg

Nadi : 84x/Menit

Pernapasan : 20x/Menit

Suhu : 36,8 C

2. Pemeriksaan fisik

Abdomen : Kontraksi baik, TFU sepusat.

Genetalia : Tampak pengeluaran darah

A : Diagnosis : P2A0 kala IV persalinan normal

P:

Jam Tindakan Paraf


10.06 Melakukan estimasi jumlah perdarahan Bidan
Evaluasi :
Perdarahan ± 100 cc
10.07 Mengajarkan ibu untuk melakukan masase uterus Bidan
dengan meletakkan tangan ibu di atas perutnya dan
memutarnya searah jarum jam, hingga tangan ibu
merasakan ada teraba keras dan bulat pada bagian
perutnya
Evaluasi :
Ibu dapat melakukan masase uterus
10.07 Mengecek adanya kemungkinan laserasi pada vagina Bidan
dan perineum

Evaluasi :

Tidak tampak rupture pada perineum hanya ada lecet


tanpa harus di heacting

10.08 Memastikan IMD berjalan dengan baik dengan durasi Bidan


minimal 1 jam
Evaluasi :
Bayi masih berada di dada ibunya dengan kontak
skin to skin
10.08 Memberikan Penyuluhan tentang “Cara Menyusui Bidan
yang Benar”

Evaluasi :
Ibu mengetahui cara menyusui bayinya dengan benar.

10.10 Membersihkan ibu dan mengenakan pakaian ibu agar Ibu


ibu nyaman
Evaluasi :
Ibu sudah mengenakan pakaian ganti dan ibu
merasa lega dan lebih nyaman
10.11 Mendekontaminasi alat partus set dan heacting set set Bidan
Evaluasi :
Semua alat yang dipakai telah direndam di larutan
klorin selama 10 menit

06.12 Mendekontaminasi tempat tidur pasien Bidan


Evaluasi :
Tempat tidur pasien telah didekontaminasi dengan air
klorin
10.15 Observasi kala IV dengan menggunakan patograf. Bidan

10.15 Meminta keluarga memberikan ibu minum dan Bidan


makan.
Evaluasi :
Keluarga memberikan ibu teh manis dan nasi serta
sayur dengan lauknya.

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA

Tanggal/jam masuk    : 22 Oktober 2018/ 09.00 WITA

Tempat                        :  Puskesmas Palaran Samarinda

I.    Pengkajian
1. Data subyektif  (22 oktober 2018/09.00 WIB)

1.     Identitas Pasien

Nama klien             : Ny.  TS           Nama suami    : Tn. ES

Umur          : 32 tahun                    Umur               : 37 tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia       Suku/bangsa   : Jawa/Indo

Agama        : Islam             Agama                        : Islam

Pendidikan             : SMA                         Pendidikan      : SMA

Pekerjaan   : IRT                     Pekerjaan                    : swasta

Alamat       : jalan ampera rt 45

Alasan masuk : ibu mengatakan ingin KB

2.     Data Keluarga

Kawin berapa kali  : 1 kali

Lama perkawinan  : 11 tahun

Jumlah anak           : 3 anak

Berapa kali hamil  : 3 kali

Persalinan terakhir : 2 bln

3.     Data kebidanan

1. Haid :

Menarche        : 13 tahun

Banyak                        : 2-3 x ganti pembalut/hari

Lamanya         : 5-7 hari                     Keluhan                      : Tidak ada
Siklus             : 30 hari                      Amenorhea     : Tidak ada

2. Riwayat haid bulan lalu:

Tanggal           :     ibu belum haid setelah melahirkan             

Banyaknya      :-

Lamanya         : -                    

Keluhan          : -

3. Riwayah haid sekarang:

Tanggal           :    ibu belum haid setelah melahirkan            

Banyaknya      :-

Lamanya         : -                    

Keluhan          : -

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu:

Tabel 3.1

NO Kehamila Persalinan Anak Nifas


n
G UK JP TM Kompli Peno JK BB Keadaa US Lactasi Perdaraha Infeksi
n n
kasi long PB
Lahir
1 1 39 Spon bps Tidak bidan p 3 kg baik 11 ya normal tidak
ada thn
Tan 50 cm
2 2 40 spontan bps - bidan P 2,8 kg baik 2,5 ya normal tidak
50 cm th
3 3 41 sc rsu - dokter L 3,3 kg baik 2 ya normal tidak
49 cm bln

5. Riwayat kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang


a. Keluhan utama : Ibu mengatakan tidak merasakan sakit saat ini dan belum haid
setelah melahirkan 2 bulan yang lalu
b. Riwayat penyakit yang diderita : Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit
menular, dan menahun, seperti:Jantung HIV,DM,TBC,Hepatitits,tekanan darah
tinggi dan asma
c. Pengobatan yang pernah didapat :Ibu mengatakan tidak pernah mendapatkan
pengobatan yang serius.
d. Alergi terhadap obat :Ibu mengatakan tidak alergi terhadap obat
2. Riwayat kesehatan yang lalu:
a. Ibu mengatakan bahwa tidak pernah menderita Penyakit menular, menahun, dan
menurun seperti :Jantung,HIV,DM,TBC,Hepatitits,tekanan darah tinggi dan asma
b. Operasi yang pernah didapat: Ibu mengatakan belum pernah operasi apapun
c. Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit menular, menurun, dan menahun seperti :Jantung
HIV,DM,TBC,hepatitits,tekanan darah tinggi dan asma
d. Keturunan Kembar          :Ibu mengatakan tidak ada keturunan kembar

3. Persalinan terakhir                  :2 bln yang lalu

Jenis persalinan                      : SC

Apakah pernah memakai kontrasepsi : ya,ibu pernah memakai suntik kb 3 bulan dan pil
setelah anak pertama dan kedua lahir

Metode apa yang diyakini sekarang             : belum tau

Pasien datang atas petunjuk                           : Sendiri

Datang pertama mendapatkan pelayanan KB            : -

Perencanaan anak dalam keluarga                 : 3 anak

Tanggapan Suami       : Ibu mengatakan suami sangat mendukung

1. Data psiko- Sosio- Spiritual

a. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi      :

Ibu mengatakan sudah mengetahui macam- macam alat kontrasepsi

b. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang dipakai sekarang :

Ibu mengatakan belum memutuskan untuk emakai KB jenis apa

c. Dukungan suami atau keluarga:

Ibu mengatakan suami sangat mendukung dengan KB

2. Data obyektif
1.     Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik                        Kesadaran       : Composmentis

Tanda-tanda vital :

Tensi             : 120/80 mmHg          Suhu    : 36,70C

Nadi : 80x/menit     Pernafasan      : 24x/menit

2.     Pengukuran fisik

Tinggi badan               : 152 cm

Berat badan sebelum KB        : 52kg

Berat badan sekarang : 54 kg

Lila                              : 24 cm

3.     Pemeriksaan Fisik

1. Kepala dan Wajah


2. Rambut:

Warna         : Hitam                        Pertumbuhan rambut  : Baik

Lesi             : Tidak ada                  Oedema kepala           : Tidak ada

Kotor          : Tidak ada                              Bau                  :Tidak bau

3. Pipi :

Hiperpigmentasi    : Tidak ada

4. Mata :

Konjungtiva           : Tidak pucat

Secret         : Tidak ada

Sclera                  : Tidak kuning

5. Hidung :

Secret         : Tidak ada

Perdarahan : Tidak ada

Polip                      : Tidak ada


6. Telinga :

Bentuk        : Normal

Secret/ cairan         : Tidak ada

7. Mulut :

Radang       : Tidak radang

Warna         : Merah muda

8. Gigi :

Karang gigi : Tidak ada

Caries         : Tidak ada

9. Gusi            :

Warna         : Merah muda

Oedema      : Tidak ada

10. Bibir           :

Warna         : Coklat muda

Simetris      : ya

Kelembapan          : Baik

Lesi             : Tidak ada

11. Leher :

Simetris      : ya

Massa         : Tidak ada

Kelenjar tyroid       : Tidak ada pembengkakan

Kelenjar Parotis     : Tidak ada pembesaran

12. Dada

Bentuk        : Datar

13. Payudara:
Pembesaran   : Tidak ada    Bentuk/ Ukuran          : Baik

Putting Susu : Menonjol      Hyperpigmentasi        : Tidak ada

Pengeluaran : Tidak ada      Jenis                : Bulat

KGB axila                : Tidak ada pembesaran

14. Abdomen:

Pembesaran            : Tidak ada                  Bentuk : Simertis

Hyperpigmentasi : Tidak ada                   Bekas luka OP : Tidak ada

Kelainan     : Tidak ada

15. Extremitas

Oedema  kaki    : Tidak ada         Kuku jari         : Tidak pucat

Oedema Tangan Tidak ada        Varices            : Tidak ada

16. Anus                       : Tidak dilakukan


17. Genetalia eksterna: Tidak dilakukan
18. Pemeriksaan inspekulo: tidak dilakukan

II.      Intepretasi Data

Tanggal : 22 Oktober 2018/ 09.05 WITA

1.     Diagnosa kebidanan

Ny.TS umur32 tahun P3A0 akseptor baru KB kondom

Dasar :

S     : Ibu mengatakan namanya Ny. TS umur 32 tahun, pernah melahirkan 3 kali

dan belum pernah mengalami abortus.

Ibu mengatakan ingin KB

O    :

Keadaan Umum     : Baik             Kesadaran       : Composmentis

Tekanan Darah       : 120/80 mmHg          Berat Badan  sekarang : 52 Kg


Suhu                       : 36,70C                      Tinggi Badan : 152 cm

Nadi                        : 80x/mnt                    Respirasi         : 24x/mnt

Lila             : 25 cm

Inspeksi               :pemeriksaan head to too normal

Palpasi       :

Payudara       : Tidak ada massa

Abdomen        : Tidak ada pembesara

Inspekulo :tidak dilakukan pemeriksaan

III.    Diagnosa Potensial

Tidak ada

IV.    Tindakan  Segera

Tidak ada

V.      Perencanaan

Tanggal/ jam : 22 oktober 2018/ 09.15 WIB

1. Berikan informasi pada ibu tentang kondisi kesehatannya


2. Berikan KIE kepada ibu tentang macam macam KB
3. Berikan KIE tentang KB kondom
4. Berikan KIE tentang adwal kunjungan ulang
5. Dokumentasikan hasil tindakan kedalam buku register KB

VI.    Pelaksanaan Tindakan

Tanggal/Jam : 22 oktober 2018/09.15 WITA

1. Memberi informasi pada ibu tentang kondisi kesehatannya yaitu

Vital Sign : dalam keadaan normal

TD : 120/90 mmHg, N : 80x/mnit,

S : 367°C, R : 20x/mnit.

2. Memberi KIE kepada ibu tentang macam macam KB


3. Memberikan KIE tentang KB kondom dan cara menggunakanya
4. Memberikan kie untuk jadwal kembali control bila kondom sudah habis
5. Mendokumentasikan hasil tindakan kedalam kartu kunjungan ibu dan register bidan.

VII. Evaluasi

Tanggal/Jam :  22 Oktober 2018/ 09.20 WITA

1. Kondisi kesehatan ibu baik dan


2. Ibu sudah paham dan mengerti tentang KB kondom
3. ibu bersedia menggunakan KB kondom sampai dating haid
4. Ibu telah mengetahui cara menggunakan kondom
5. Ibu telah mengetahui kapan control ulang
6. Hasil pemeriksaan telah didokumentasikan dibuku register KB dan buku kunjungan ibu

 
ASUHAN KEBIDANAN IMUNISASI

Hari/Tanggal : Senin,22 Oktober 2018


Jam : 09.15 wita

A:
1. IDENTITAS
a. Bayi
Nama bayi : Bayi.”A”
Tanggal lahir : 9 Agustus 2018
Usia : 2 bulan 13 hari
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 6330 gram
Anak ke : II
b. Orang Tua
Nama ibu :Ny.”R” Nama ayah : Tn.”H”
Umur : 29 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjan : Swasta
Alamat : Jl. AdiSucipto Rt. 02 Rawamakmur, Palaran

2. Alasan datang ke posyandu


Ibu mengatakan bayinya berumur 2 bulan 13 hari dan waktunya mendapatkan imunisasi
DPT Combo1 dan Polio 2

3. Keluhan Utama
Pada saat pengkajian tidak ada keluhan

4. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mengatakan bayinya saat ini tidak sedang sakit panas, batuk dan pilek

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan dari pihak ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menular
seperti penyakit kuning, penyakit TBC dan penyakit tyroid serta dalam keluarga tidak ada
yang menderita penyakit menurun seperti darah tinggi, kencing manis, asma dan tdak ada
yang menderita penyakit kronis, serta tidak ada riwayat kembar.

6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas


a.       Kehamilan
- Trimester I : Ibu mengatakan waktu hamil muda setiap bulan periksa ke
bidan mendapatkan multivitamin
- Trimester II : Ibu mengatakan bahwa periksa ke bidan setiap bulan dan
mendapat multivitamin, dan tablet tambah darah.
- Trimester III : Ibu mengatakan dua minggu sekali periksa ke bidan dan
mendapatkan multivitamin, ibu mengeluh pegal-pegal di daerah punggung
b. Persalinan
Ibu mengatakan pada tanggal 09 Agustus 2018 melahirkan secara Normal di Bidan
Berat badan 3625 gram, panjang badan 50 cm, ari-ari lahir lahir lengkap dan perdarahan
tidak banyak.
c. Nifas
Ibu mengatakan masa nifas berjalan normal, tidak ada keluhan, perdarahan tidak ada.
7. Kebiasaan
Pola Kebiasaan Dirumah
- Nurtisi - Minum ASI sesuka bayi
- Eleminasi - BAB teratur 1x sehari, konsisten lembek, tidak ada
gangguan
- BAK lancar 6-7x sehari
- Personal - Bayi tampak bersih, mandi 2x sehari, ganti popok
Hygiene tiap habis BAB/BAK
- Istirahat - Tidur siang cukup ± 3-4 kali lama tidur ± 1 jam,
tidur malam ± 10 jam

8.     Riwayat Psikososial dan Budaya


Riwayat Psikologis :Bayi tidak rewel
Sosial :Bayi tinggal serumah dengan orang tuanya, hubungan
keluarga harmonis
Budaya :Ibu mengatakan keluarga tidak percaya tahayul, kebiasaan
berobat jika sakit ke petugas kesehatan, ibu juga tidak pernah minum jamu.

9. Riwayat Imunisasi
Tanggal Jenis imunisasi yang diberikan Keterangan
09-8 -2018 HB0 -
1-10- 2018 PolioI -
1-10-2018 BCG -

O:
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- BB : 6330 gram
- Tanda-tanda vital :
RR : 40 x/menit
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36,9 0C
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
- Kepala : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, rambut hitam menyebar merata.
- Wajah : Simetris, tidak pucat, dan tidak kuning
- Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva tidak anemis
- Hidung :Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
- Mulut :Mukosa bibir lembab, tidak ada labioschisis, tidak ada labiopalatoschisis,
lidah bersih
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
.- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran limfe.
- Dada : Simetris, gerak nafas teratur.
- Perut : tidak ada benjolan abnormal.
- Ekstremitas
Atas :Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
Bawah : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
- Genetalia : Bersih
- Anus : Bersih, tidak terdapat atresia ani dan tidak ada atresia rekti.
b. Palpasi
- Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal.
- Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba pembesaran kelenjar
limfe, dan tidak teraba pembesaran vena jugularis.
- Perut : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak terana pembesaran hepar.
- Ekstremitas :
Atas : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
Bawah : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
- Integumen : Bersih, turgor baik

c. Auskultasi
d. Perkusi
- Abdomen : Tidak kembung

A:

DX : By.”A” umur 2 bulan 13 hari dengan imunisasi DPT Combo I dan Polio II

P:
1. Jelaskan manfaat imunisasi DPT Combo I Polio II
Hasil ibu paham
2. Jelaskan pada ibu tentang efek samping pemberian imunisasi DPT Combo I dan Polio II
Hasil Ibu dapat mengerti tentang apa yang akan terjadi, pada bayi setelah pemberian
imunisasi DPT Combo I dan Polio II
3. Berikan imunisasi DPT Combo I dan Polio II
Hasil : Pemberian imunisasi DPT Combo I dan Polio II yang ampuh dan sesuai standart yang
akan menurunkan morbiditas dan mortalitas
4. Memberitahu ibu untuk tidak memberikan minum pada bayi sebelum 15 menit
Hasil : Pemberian minum dapat mengurangi keefektifan vaksin polio
5. Motivasi ibu untuk memberikan obat penurun panas paracetamol 3x1
Hasil : Setiap bungkus mengandung paracetamol 100 mg
6. Motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif
Hasil : Asi mengandung antibodi bagi tubuh bayi
7.      Beritahu ibu tentang jadwal imunisasi berikutnya untuk DPT Combo II dan Polio III yaitu
tanggal 22 November 2018
Hasil : Ketepatan waktu pemenuhan imunisasi
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK SAKIT DENGAN ISPA

I.            PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Senin / 22 Oktober 2018
Jam : 08.50 wita
Biodata
        Anak
Nama anak : An. ”M”
Tempat & tanggal lahir : Samarinda / 9 0ktober 2015
Usia : 3 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke : Pertama
        Orang Tua
Nama ibu : Ny. ”S” Nama Ayah : Tn. “R”
Umur : 33 Thn Umur : 30 Thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Banjar Suku/ Bangsa: Banjar
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Nelayan
Alamat : Jl. Gotong Royong RT. 31 Handil Bakti Palaran, Samarinda
A. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya batuk pilek sejak 4 hari yang lalu
2. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Imunisasi Lengkap
b. Riwayat Penyakit Yang Lalu
Ibu mengatakan pernah menderita batuk dan pilek disertai demam bulan lalu
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan anaknya batuk dan pilek sejak tanggal 18 Oktober 2018
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga baik bapak maupun ibu tidak ada mempunyai penyakit
menurun seperti asma, ginjal, jantung, hepatitis, hipertensi, DM dan penyakit menular
seperti TBC dan Pneumonia.
3. Riwayat Sosial
a. Yang Mengasuh
Ibu mengatakan mengasuh anaknya dengan suami
b. Hubungan dengan anggota keluarga
Ibu mengatakan hubungan anak dengan anggota keluarga hubungannya baik
c. Hubungan dengan teman sebaya
Ibu mengatakan anaknya senang bermain-main dengan teman sebayanya

d. Lingkungan Rumah
Ibu mengatakan lingkungan rumah aman, rapi dan bersih, letak rumah berdekatan dengan
rumah yang lain, dan dekat dengan tempat pembuangan sampah.
4. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Makanan yang disukai : Ibu mengatakan makanan yang disukai anak antara lain nasi,
sayur, tempe, ayam dan biscuit.
Makanan yang tidak disukai : Tidak ada
Pola makan dan minum sebelum sakit : Makan sehari 3-4 kali sehari, porsi sedang, minum
air putih 4-5 gelas sehari
Pola makan dan minum sekarang : Makan sehari 3-4 kali sehari, porsi kecil, minum air
putih 4-5 gelas sehari dengan masalah nafsu makan menurun
b. Istirahat/Tidur
Sebelum sakit : Ibu mengatakan setiap hari anak tidur siang selama ± 2 jam dan tidur
malam ± 10 jam
Selama sakit : Ibu mengatakan selama sakit anaknya susah tidur siang dan malamnya
sering terbangun karena batuk
c. Pola Aktifitas
Sebelum sakit : Anak bermain aktif
Sekarang : Anak kurang aktif
d. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAK ± 7 kali perhari, BAB ±1 kali perhari
Sekarang : BAK ± 5 kali perhari, BAB ±1 kali perhari

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 100 x / menit
Pernafasan : 34 x /menit
Suhu : 36,1oC
BB : 12 kg
TB : 90 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : Bersih, warna hitam, tidak mudah rontok
b. Muka : Bersih, tidak oedem, agak pucat
c. Mata : Kanan kiri simetris, conjungtiva berwarna merah muda,
sklera berwarna putih dan bersih
d. Hidung : Simetris, terdapat cairan atau lendir berwarna jernih dan
encer, kulit hidung bagian luar tampak kemerahan

e. Gigi dan Mulut : Bibir berwarna merah muda, tidak ada stomatitis, gusi
tidak bengkak, mulut tidak berbau
f. Telinga : Kanan kiri simetris, tidak ada cairan yang keluar, cuping
telinga kotor
g. Leher : Ada pembesaran pada kelenjar thyroid, tenggorokan
berwarna merah
h. Dada : Tidak ada tarikan dinding dada waktu bernafas, tampak
simetris, pernafasannya mengorok
i. Ekstremitas : Dapat bergerak bebas, jari-jari tangan dan kaki lengkap,
tidak ada kelainan
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan
b. Pemeriksaan Penunjang Lain : Tidak dilakukan

II.       IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH
Tanggal : 22 Oktober 2018
A. Diangnosa Kebidanan :
An. ”M” umur 3 Tahun dengan ISPA Ringan
Data Subjektif :
1) Ibu mengatakan anaknya bernama An. ”M” berumur 3 tahun
2) Ibu mengatakan anak batuk, pilek sejak 4 hari yang lalu dan nafsu makan menurun
Data Objektif :
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 100x/mnt
Pernafasan : 34x/mnt
Suhu : 36,1 oC
BB : 12 kg
TB : 90 cm
Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : Bersih, warna hitam, tidak mudah rontok
b. Muka : Bersih, tidak oedem, agak pucat
c. Mata : Kanan kiri simetris, conjungtiva berwarna merah muda,
sklera berwarna putih dan bersih
d. Hidung : Simetris, terdapat cairan atau lendir berwarna jernih dan
encer, kulit hidung bagian luar tampak kemerahan
e. Gigi dan Mulut : Bibir berwarna merah muda, tidak ada stomatitis, gusi
tidak bengkak, mulut tidak berbau
f. Telinga : Kanan kiri simetris, tidak ada cairan yang keluar, cuping
telinga kotor
g. Leher : Ada pembesaran pada kelenjar thyroid, tenggorokan
berwarna merah
h. Dada : Tidak ada tarikan dinding dada waktu bernafas, tampak
simetris, pernafasannya mengorok

i. Ekstremitas : Dapat bergerak bebas, jari-jari tangan dan kaki lengkap,


tidak ada kelainan
B. Masalah
Ibu cemas karena anaknya mengalami batuk dan pilek serta nafsu makan berkurang
C. Kebutuhan
Beri support mental pada ibu dan keluarga

III.       ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Potensial terjadinya ISPA sedang dan berat

IV.      IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Kolaborasi dengan dokter umum untuk pemeriksaan selanjutnya

V.       INTERVENSI
Tanggal : 22 Oktober 2018 Pukul : 09.30 wita
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Tingkatkann asupan makanan anak terutama buah-buahan
3. Anjurkan ibu untuk memberikan obat batuk alami yaitu jeruk dan kecap manis
4. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan anak
5. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 3 hari kemudian

VI.      IMPLEMENTASI
Tanggal : 22 Oktober 2018 Pukul : 09.40 wita
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. Meningkatkan asupan makanan anak terutama buah-buahan
3. Menganjurkan ibu untuk memberikan obat batuk alami yaitu jeruk dan kecap manis
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan anak
5. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 3 hari kemudian

VII.      EVALUASI
Tanggal : 22 Oktober 2018 Pukul : 09.45 wita
1. Ibu telah mengerti keadaan anaknya
2. Ibu mengerti tentang pemberian asupan makanan untuk anaknya dan bersedia melaksanakannya
3. Ibu mengerti dan bersedia memberikan obat batuk alami pada anaknya
4. Ibu bersedia menjaga kebersihan anaknya
5. Ibu mengerti dan mengatakan akan kembali jika belum ada perubahan

Anda mungkin juga menyukai