DI PUSKESMAS PALARAN
DISUSUN OLEH
Andria Rachmasari, A.Md. Keb Hazlinah, A.Md. Keb
ANGKATAN I V
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam PKL ini diharapkan peserta Pelatihan Jabatan Fungsional dapat memahami upaya
program kesehatan, penggerakan peran serta masyarakat serta mengatasi masalah yang telah
ditemukan pada kasus kebidanan sesuai dengan teori yang didapatkan dalam upaya
mengaplikasikan di masyarakat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah selesai melaksanakan Praktek asuhan Kebidanan dalam Pelatihan Jabatan
Fungsional dapat menjadi Bidan yang terampil dalam memberikan asuhan kebidanan yang
komprehensif dan paripurna
2. Tujuan Khusus
Dapat memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Dapat memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Dapat memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Dapat memberikan Asuhan Kebidanan pada kesehatan reproduksi pada WUS (Wanita
Usia Subur) dan PUS (Pasangan Usia Subur)
Dapat memberikan Asuhan Kebidanan pada neonatus, bayi dan balita sehat
C. MANFAAT
Peserta pelatihan mampu mengaplikasikan Asuhan kebidanan di tempat tugas
masing-masing
2. Tempat
Adapun lokasi PKL Peserta Pelatihan Jabatan Fungsional di PUSKESMAS RAWAT
INAP PALARAN KOTA SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR
BAB II
DASAR TEORI
I. KEHAMILAN
A. Definisi
Kehamilan (graviditas) dimulai dari konsepsi (pembuahan) sampai pada permulaan
persalinan, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir.
Kehamilan melibatkan perubahan fisisk maupun emosional dari ibu serta perubahan
sosial dalam keluarga. Seorang bidan menghadapi suatu tugas yang tidak biasa dalam dalam
memberikan dukungan pada ibu dan keluarganya dalam menyambut anggota keluarga baru.
Memantau perubahan-perubahan fisisk normal yang dialami oleh ibu serta tumbuh kembang
janin, juga mendeteksi serta manatalaksana setiap kondisi yang tidak normal. Pada
umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat
cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
B. Fisiologi Kehamilan.
Proses kehamilan:
a. Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system hormonal yang
kompleks.
b. Spermatozoa pembentukan dan pertumbuhannya dipengaruhi mata rantai yang
kompleks pada tiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung
40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc.
c. Konsepsi adalah pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa dan membentuk zigot.
d. Nidasi atau implantasi yiatu dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam vitellus
membangkitkan kembali pembelahan dam inti ovum yang dalam keadaan “metafase”
proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan telofase sehingga
menjadi “haploid”. Pronekleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati
dengan infi ovum yang kini bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria
maupun pihak wanita.
e. Plasenta berfungsi atau merupakan akar janin untuk menghisap nutrisi dari ibu dalam
bentuk O2, asam amino, vitamin, mineral dan zat lainnya ke janin membuang sisa
metabolisme janin dan CO2.
f. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm, janin aterm mempunyai tanda cukup
bulan 38 sampai 40 minggu dengan BB sekitar 2500 sampai 3000 gram dan panjang
badan sekitas 50 sampai 55 cm. Pertumbuhan organ sempurna, rambut lanugo tumbuh
baik, testis sudah turun kedalam skrotum, pusat penulangan berkembang, labium mayus
menutupi lubang labium minus.
3. Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna
pada umur 16 minggu.
4. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat lepas dari
pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen, progesterone dan somatomammotropin.
Saluran pencernaan
Saliva meningkat, pada Trimester I mengeluh mual muntah, tonus otot saluran
cerna melemah sehingga motilitas makanan akan lebih lama berada dalam saluran cerna
dan dapat menimbulkan obstipasi, reabsorbsi makan baik.
Kalenjer endokrin.
Kalenjer tyroid dapat membesar sedikit, kalenjar hypofise dapat membesar
terutama lobus anterior, kalenjer adrenal tidak terlalu berpengaruh
Kulit.
Muka disebut masker kehamilan (kloasma gravidarum), payudara, putting dan
areola, perut, linea nigra , striae, vulva.
Traktus urinarius
Pada akhir kehamilan bila kepala janin mulai turun kebawah, keluhan sering
kencing akan timbul karena kandung kencing mulai tertekan. Dalam kehamilan ureter
kanan dan kiri membesar karena pengaruh progesterone, akan tetapi ureter kanan akan
lebih besar daripada kiri karena uterus lebih memutar kearah kanan akibat tekanan pada
ureter kanan tersebut sering dijumpai hidroureter dekstra dan pielitis dekstra.
Disampaing sering kencing terdapat pula poliuria, sebab oleh peningkatan sirkulasi
darah di ginjal pada kehamilan, sehingga filtrasi di glomerulus juga meningkat sebanyak
69% reabsorbsi di tubulus tidak berubah, sehingga lebih banyak dapat dikeluarkan urea,
asam urik, glukosa, asam amino, asam folik dalam kehamilan.
Metabolisme
Pada wanita hamil BMR (Basal Metabolisme Rate) meninggi, system endokrin
juga meninggi dan tampak jelas kalenjer gondoknya (glandula tyroidea). BMR
meningkat hingga 15 – 25 % yang umumnya ditemukan pada Triwulan terakhir, kalori
yang dibutuhkan untuk diperoleh terutama dari pembakaran hidrat arang, khususnya
kehamilan 20 minggu keatas, akan tetapi bila dibutuhkan dipakailah lemak ibu untuk
mendapatkan tambahan kalori untuk pekerjaan sehari-hari. Dalam keadaan biasa wanita
hamil cukup hemat dalam hal pemakaian tenaganya.
Berat badan
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira 6,5 kg sampai 16,5 kg. Rata-rata
12,5 kg atau sekitar ½ kg / minggu. Kenaikan BB yang terlalu banyak sering ditemukan
pada preeklamsi dan akibat peningkatan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin, wanita
tersebut diawasi dan diberi pengertian sehingga berat badannya hanya naik 2 kg tiap
bulan sampai dengan kehamilan20 minggu. Dalam keadaan biasa wanita hamil cukup
hemat dalam hal pemakaian uangnya.
a. TRIMESTER I
1. Ketidaknyamanan Payudara, nyeri, rasa penuh atau tegang, pengeluaran colostrums
(susu jolong), dan hiperpigmentasi (penghitaman kulit). (Kusmiyati, 2009) :
a. Penyebab
1) Stimulasi hormonal yang menyebabkan pigmentasi
2) Adanya peningkatan pembentukan pembuluh darah (vaskularisasi)
3) Peningkatan hormon progesterone, estrogen, somatomamotropin, prolaktin
dan melano stimulating hormone.
b. Cara mengatasi
1) Gunakan bra yang menyangga besar dan berat payudara
2) Pakai nipple pad (bantalan) yang dapat menyerap pengeluaran kolostrum.
3) Ganti segera bra jika kotor, payudara dibersihkan dengan air hangat dan jaga
agar tetap kering.
2. Pusing/Sakit kepala
a. Penyebab
1) Akibat kontraksi otot / spasme otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala),
serta keletihan.
2) Tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika cairan syaraf
yang berubah. (Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Teknik relaksasi
2) Memassase leher dan otot bahu
3) Penggunaan kompres panas atau es pada leher
4) Istirahat
5) Terapi : Tylenol / paracetamol. Hindari aspirin, ibuprofen, narcotics,
sedative//hipnotik. (Kusmiyati, 2009)
6. Keputihan
a. Penyebab
1) Peningkatan pelepasan epitel vagina akibat peningkatan pembetukan sel-sel
2) Peningkatan produksi lendir akibat stimulasi hormonal pada leher rahim.
(Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Jangan membilas bagian dalam vagina
2) Kenakan pembalut wanita
3) Jaga kebersihan alat kelamin
4) Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika terjadi gatal, bau busuk atau
perubahan sifat dan warna. (Kusmiyati, 2009)
7. Gingivitis dan epulis (peradangan pada gusi, tonjolan pada gusi, kemerahan dan
mudah berdarah)
a. Penyebab
Peningkatan pembentukan gusi dan peningkatan pembuluh darah pada gusi.
(Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Makan menu seimbang dengan protein cukup, perbanyak sayuran dan buah
2) Jaga kebersihan gigi, gosok gigi dengan sikat yang lembut. (Kusmiyati, 2009)
c. TRIMESTER II
1. Haemorroida
a. Penyebab
1) Sering terjadi karena konstipasi
2) Tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena haemorroida
3) Progesterone menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar
4) Pembesaran uterus dapat meningkatkan tekanan-tekanan spesifik pada vena
haemorroid, tekanan mengganggu sirkulasi vanous dan menyebabkan kongesti
pada vena pelvic. (Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Mandi air hangat / kompres hangat, air panas tidak hanya memberikan
kenyamanan tapi juga meningkatkan sirkulasi.
2) Kompres es / garam Epsom
3) Istirahat ditempat tidur dengan panggul diturunkan dan dinaikkan. (Kusmiyati,
2009)
2. Konstipasi
a. Penyebab
1) Peningkatan kadar progesterone menyebabkan peristaltic usus menjadi lambat
2) Penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot polos usus besar
penyerapan air dari kolon meningkat
3) Efek samping dari penggunaan suplemen zat besi. (Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Tingkatkan intake cairan serat didalam diet seperti buah / jus prem, minum cairan
dingin / panas (terutama ketika perut kosong)
2) Istirahat cukup
3) Membiasakan BAB secara teratur
4) BAB segera setelah ada dorongan
5) Terapi sesuai petunjuk dokter atau bidan. (Kusmiyati, 2009)
4. Gas
a. Penyebab
Beban janin yang sedang tumbuh menekan usus, sehingga membuat usus
bergerak lebih lambat, diperberat karena adanya perubahan hormone yang juga
terjadi dalam tubuh. (Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Setiap pagi mengkonsumsi minuman hangat, seperit jus jeruk hangat.
2) Olahraga yang teratur (berjalan/berenang beberapa kali setiap minggu). Ini dapat
membantu tubuh ibu menghilangkan gas.
3) Olahraga lain (memutar panggul, menekuk bokong, dan posisi lutut dada).
(Kusmiyati, 2009)
5. Insomnia
a. Penyebab
1) Perasaan gelisah, kuatir, ataupun bahagia
2) Ketidaknyamanan fisik seperti membesarnya uterus, pergerakan janin, bangun
ditengah malam karena nocturia, dispnea, heartburn, sakit otot, stress dan cemas.
(Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Gunakan teknik relaksasi
2) Mandi air hangat
3) Minum minuman hangat (susu, teh dengan susu), sebelum pergi tidur
4) Melakukan aktifitas yang tidak menstimulasi sebelum tidur
5) Hindari obat-obatan tidur (dapat emlitasi sawat plasenta). (Kusmiyati, 2009)
6. Heart Burn
a. Penyebab
1) Keadaan sesak dalam perut dan meningkatnya keasaman perut karena perubahan
hormone
2) Menurunnya motilitas saluran cerna dihasilkan dari relaksasi otot polos, yang
kemungkinan meningkatnya progesterone dan tekanan uterus.
3) Kehilangan ruang fungsi lambung karena tempatnya digantikan dan ditekan oleh
pembesaran uterus. (Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Makan sedikit tapi sering
2) Hindari makanan berlemak terlalu banyak, makanan yang digoreng/makanan
yang berbumbu merangsang.
3) Hindari rokok, kopi, alcohol, coklat ( mengiritasi gastric )
4) Hindari berbaring setelah makan
5) Hindari minuman selain air putih saat makan
6) Tidur dengan kaki ditinggikan, sikap tubuh yang baik
7) Lakukan posisi lutut-dada, peregangan lengan super-dooper.
8) Hindari obat antacid yang terbuat dari bahan lain selain kalsium. (Kusmiyati,
2009)
7. Anemia
a. Penyebab
Rendahnya asupan zat besi, yaitu mineral yang membantu tubuh untuk membuat
hemoglobin. (Kusmiyati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Makan-makanan yang kaya zat besi
2) Konsumsi produk hewani yang rendah kolestrol dan lemaknya. Misalnya, ikan
dan ayam.
3) Mengkonsumsi sumber makanan vegetarian. Misalnya, kacang-kacangan,
polong-polongan, biji-bijian, kismis, sayur-sayuran dan molase. (Kusmiyati,
2009)
d. TRIMESTER III
1. Sesak nafas/ Hyperventilasi
a. Penyebab
Pada kehamilan 33-36 minggu banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas,
hal ini karena tekanan bayi yang berada dibawah diagfragma menekan paru ibu. (Ari
Sulistyawati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Dorong agar secara sengaja, mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada
kecepatan normal ketika terjadi hyperventilasi
2) Secara periodic berdiri dan merentangkan lengan kepala serta menarik nafas
panjang
3) Mendorong postur tubuh yang baik melakukan pernafasan interkostal. (Ari
Sulistyawati, 2009)
3. Edema Dependen
a. Penyebab
1) Peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh hormonal
2) Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
3) Meningkatkan kadar permeabilitas kapiler
4) Tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvic ketika duduk / pada kafa
inferior ketika berbaring. (Ari Sulistyawati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Hindari posisi berbaring terlentang
2) Hindari posisi berdiri untuk waktu lama, istirahat dengan berbaring ke kiri, dengan
kaki agak ditinggikan.
3) Angkat kaki ketika duduk / istirahat
4) Hindari kaos yang ketat / tali / pita yang ketat pada kaki
5) Lakukan senam secara teratur. (Ari Sulistyawati, 2009)
4. Kram Kaki
a. Penyebab
1) Kekurangan asupan kalsium
2) Ketidakseimbangan rasio kalsium fosfor
3) Pembesaran uterus, sehingga memberikan tekanan pada dasar pelvic dengan
demikian dapat menurunkan sirkulasi darah dari tungkai bagian bawah. (Ari
Sulistyawati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Kurangi konsumsi susu (kandungan fosforna tinggi) dan cari yang high kalsium
2) Berlatih dorsifleksi pada kaki untuk meregangkan otot yang terkena kram
3) Gunakan penghangat untuk otot
4) Terapi : gunakan antacid aluminium hidroksida untuk meningkatkan pembentukan
fosfor yang tidak melarut. (Ari Sulistyawati, 2009)
5. Sakit punggung
a. Penyebab
1) Sakit pada punggung ini disebabkan meningkatnya beban berat janin sehingga
membuat tubuh terdorong kedepan dan untuk mengimbanginya cenderung
menegakan bahu sehingga memberatkan punggung.
2) Kurvator dari vertebra umbosacral yang meningkat saat uterus terus membesar.
3) Keletihan
4) Kadar hormone yang meningkat, sehingga cartilage dalam sendi-sendi besar
menjadi lembek. (Ari Sulistyawati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Hindari sepatu atau sandal hak tinggi
2) Hindari mengangkat beban yang berat
3) Gunakan kasur yang keras untuk tidur
4) Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung
5) Hindari tidur terlentang terlalu lama karena dapat menyebabkan sirkulasi darah
menjadi terhambat. (Ari Sulistyawati, 2009)
6. Merasa kepanasan
a. Penyebab
Hal ini terjadi karena kecepatan metabolism ibu hami rata-rata meningkat
kurang lebih 20% selama kehamilan sehingga suhu tubuh juga tinggi. (Ari
Sulistyawati, 2009)
b. Cara mengatasi
1) Jangan lupa untuk minum lebih banyak untuk menggantikan cairan
2) Untuk mengurang rasa tidak nyaman, seringlah mandi
3) Gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat. (Ari Sulistyawati, 2009)
3. Personal Hygiene
Personal hygieneberasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene yang berarti sehat. Personal hygiene pada ibu hamil adalah
kebersihan yang dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi,
karena badan yang kotor yang banyak mengandung kuman-kuman. (Kusmiyati, 2010)
a) Tujuan perawatan personal hygiene
1) Meningkatkan derajat kesejahteraan seseorang
2) Memelihara kebersihan diri seseorang
3) Memperbaiki personal hygiene yang kurang
4) Pencegahan penyakit
5) Meningkatkan percaya diri seseorang
6) Menciptakan keindahan
5. Eliminasi
Eliminasi yang Terjadi pada Ibu Hamil (Kusmiyati, 2010) :
a. Trimester I: frekuensi BAK meningkat karena kandung kencing tertekan oleh
pembesaran uterus, BAB normal konstitensi lunak.
b. Trimester II : frekuensi BAK normal kembali karena uterus telah keluar dari rongga
panggul
c. Trimester III : frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala ke PAP (Pintu
Atas Panggul), BAB sering obstipasi (sembelit) karena hormone progesterone
meningkat.
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah
konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh
hormone progesterone yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya
otot usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan
bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
mengonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika
lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika perut dalam keadaan
kosong dapat merangsang gerak peristaltic usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan,
maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi.
Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil,
terutama pada trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi
karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak kantung kemih
sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran janin
yang juga menyebabkan desakan pada kantung kemih. Tindakan mengurangi asupan
cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan
dehidrasi.
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup lancar. Dengan
kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi lebih basah.
Situasi basah ini menyebabkan jamur (trichomonas) tumbuh sehingga wanita hamil
mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga
sering digaruk dan menyebabkan saat berkemih terdapat residu (sisa) yang memudahkan
infeksi kandung kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih
yaitu dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin. Wanita perlu
mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu dengan gerakan dari depan ke
belakang setiap kali selesai berkemih atau buang air besar dan harus menggunakan tissue
atau lap atau handuk yang bersih setiap kali melakukannya. Membersihkan dan mengelap
dari belakang ke depan akan membawa bakteri dari daerah rektum ke muara uretra dan
meningkatkan risiko infeksi. Sebaiknya gunakan tissue yang lembut dan menyerap air,
lebih disukai yang berwarna putih, tidak diberi wewangian karena tissue yang kasar
diberi wewanggian atau bergambar apat menimbulkan iritasi. Wanita harus sering
mengganti pelapis atau pelindung celana dalam.
Dianjurkan minum 8-12 gelas cairan setiap hari. Mereka harus cukup minum agar
produksi air kemihnya cukup dan jangan sengaja mengurangi minum untuk
menjarangkan berkemih. Apabila perasaan ingin berkemih muncul jangan diabaikan,
menahan berkemih akan membuat bakteri didalam kandung kemih berlipat ganda. Ibu
hamil harus berkemih dulu jika ia akan memasuki keadaan dimana ia tidak akan dapat
berkemih untuk waktu yang lama (misalnya naik kendaraan jarak jauh). Ia harus selalu
berkemih sebelum berangkat tidur di malam hari. Bakteri bisa masuk sewaktu melakukan
hubungan seksual. Oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk berkemih sebelum dan
sesudah melakukan hubungan seksual dan minum banyak air untuk meningkatkan
produksi kandung kemihnya.
6. Seksual
Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat
kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara
laki-laki dengan perempuan. Persetubuhan atau hubungan seksual artinya secara prinsip
adalah tindakan sanggama yang dilakukan oleh manusia. Akan tetapi dalam arti yang
lebih luas juga merujuk pada tindakan-tindakan lain yang sehubungan atau menggantikan
tindakan sanggama, jadi lebih dari sekedar merujuk pada pertemuan antar alat kelamin
lelaki dan perempuan.
Salah satu kebutuhan biologis manusia adalah kebutuhan untuk melakukan
hubungan seks. Hubungan seks diibaratkan seperti suatu kegiatan olahraga yang
membutuhkan tenaga dan otak yang fit serta stabil. Perubahan lain yang dapat terjadi
pada aktivitas seks adalah pada masa hamil. Keinginan berhubungan seksual pada waktu
hamil sebagian besar tidak berubah, bahkan sebagian kecil makin meningkat, berkaitan
dengan meningkatnya hormon estrogen. Apakah seks aman dilakukan pada waktu hamil?
Yang dimaksud aman disini tentunya adalah keamanan buat sicabang bayi. Untuk itu kita
harus mengetahui sudah memasuki stadium mana kehamilan tersebut. Berhubungan seks
pada kehamilan itu boleh dilakukan dan tidak ada masalah tapi pada kasus-kasus tertentu
ibu hamil dilarang atau harus membatasi untuk melakukan hubungan seksual selama
kehamilan. Kasus-kasus kehamilan tersebut antara lain: riwayat kelahiran premature,
ancaman keguguran, keluar cairan dari vagina yang tidak diketahui penyebnya, penyakit
menular seksual,plasenta previa,dan lain-lain. Oleh karena itu hubungan seks waktu
hamil, bukan merupakan halangan. Seorang wanita sehat dengan kehamilan normal bisa
terus berhubungan seks sampai usia kandungannya mencapai 9 bulan, tanpa perlu takut
melukai diri sendiri atau janinnya. Sebab, janin dilindungi rahim dan cairan ketuban di
dalam rahim dan otot-otot kuat di sekitar rahim melindungi bayi dari guncangan. Bayi
juga terlindung dari penetrasi penis karena adanya lapisan lendir tebal yang melindungi
leher rahim dan membantu mencegah infeksi. (Kusmiyati, 2010)
1) Faktor yang mempengaruhi hubungan seksual pada kehamilan
a) Kelelahan
b) Morning sickness (mual dan muntah)
c) Ketegangan pada alat genitalia
d) Payudara tegang
e) Perdarahan
f) Pada trimester pertama biasanya gairah seks wanita hamil menurun karena
mengalami mual, muntah, dan kelelahan yang akan mempengaruhi hasrat
mereka untuk berhubungan seksual.
g) Memasuki trimester kedua situasi dengan normal. Wanita hamil juga lebih
mudah terangsang dan lebih responsife secara seksual.
h) Pada trimester ketiga, ketidaknyamanan fisik biasanya meningkat kembali
2) Faktor emosional yang mempengaruhi dorongan seksual :
a) Takut keguguran
b) Takut orgasme
c) Takut infeksi
3) Secara umum hubungan seksual tidak dianjurkan pada kasus-kasus kehamilan
tertentu, misalnya:
a) Ancaman keguguran atau riwayat keguguran.
b) Placenta letak rendah (plasenta previa)
c) Riwayat kelahiran premature
d) Perdarahan vagina atau keluar cairan yang tak diketahui penyebabnya serta
kram.
e) Dilatasi /pelebaran servik.
f) IMS atau penyakit seksual yang menular. Untuk kasus IMS disarankan tidak
melakukan hubungan seksual sampai STD sudah disembuhkan.
g) Kesehatan ibu dan janin.
h) Kebutuhan untuk bed rest.
i) Infeksi pada kemaluan.
7. Mobilisasi
a. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing
penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan
Menurut Carpenito (2000), mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang
terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan
kemandirian.
Dari kedua definisi tersebut dpaat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah
suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara
membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Konsep mobilisasi
dini mula-mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara
berangsur-angsur ke tahap mobiliasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi. Sikap
tubuh seorang wanita yang kurang baik dapat mengakibatkan sakit pinggang.
(Kusmiyati, 2010)
8. Senam Hamil
Senam hamil merupakan kebutuhan aktifitas fisik, pada kegiatan ini terjadi
peningkatan metabolisme yang pada dasarnya dengan peningkatan metabolisme
diperlukan peningkatan penyediaan oksigen sehingga senam hamil akan meningkatkan
kebutuhan oksigen. Penanggulangan aspek fisik dari persalinan dan pemeliharaan
kehamilan yang bertujuan melindungi ibu dan anak adalah dengan jalan memberikan
bimbingan pada ibu hamil dalam persiapan persalinan yang fisiologis melalui
penerangan, berdiskusi, dan memberikan latihan fisik kepada wanita hamil. “Senam
adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan seorang ibu hamil baik fisik maupun
mental pada persalinan yang aman, spontan dan lancar sesuai waktu yang diharapkan”.
Pada prinsipnya senam hamil adalah exercise therapy atau terapi latihan yang
merupakan bagian dari ilmu fisioterapi yang dilaksanakan dibagian obstetric pada ibu
hamil oleh seorang fisioterapis. Senam yang dilakukan oleh ibu hamil pada setiap
semester. Senam hamil penting bagi seorng ibu yang sedang mempersiapkan diri untuk
persalinan terutama untuk ibu dengan usia kandungan lebih dari 20 minggu. (Kusmiyati,
2010)
a. Tujuan
1) Menguasai tehnik pernafasan
2) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut
3) Melatih sikap tubuh selama hamil
4) Melatih relaksasi sempurna dengan latihan kontraksi dan relaksasi
5) Ibu dapat melahirkan tanpa penyulit sehingga ibu dan bayi sehat setelah
persalinan
b. Manfaat
1) Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan
dasar panggul yang penting dalam proses persalinan
2) Melatih sikap tubuh guna menghindari /memperingan keluhan-keluhan
seperti sakit
3) Perempuan mengandung yang mengikuti senam hamil diharapkan dapat
menjalani persalinan secara lancar, dapat memanfaatkan tenaga dan
kemampuan sebaik-baiknya sehingga proses persalinan normal langsung
relatif cepat.
4) Membuat tubuh lebih rileks(membantu mengatasi stress dan rasa sakit akibat
his ketika bersalin
10. Imunisasi
a. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi Imunisasi adalah
suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke
dalam tubuh manuasia. Sedangkan kebal adalah suatu keadaan dimana tubuh
mempunyai daya kemampuan mengadakan pencegahan penyakit dalam rangka
menghadapi serangan kuman tertentu. Kebal atau resisten terhadap suatu penyakit
belum tentu kebal terhadap penyakit lain.
Dalam ilmu kedokteran, imunitas adalah suatu peristiwa mekanisme
pertahanan tubuh terhadap invasi benda asing hingga terjadi interaksi antara tubuh
dengan benda asing tersebut. Adapun tujuan imunisasi adalah merangsang sistim
imunologi tubuh untuk membentuk antibody spesifik sehingga dapat melindungi
tubuh dari serangan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Departemen Kesehatan RI (2004), menyebutkan imunisasi adalah suatu usaha
yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang sehingga dapat
menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. (Kusmiyati, 2010)
b. Program Imunisasi.
Di Indonesia, program imunisasi telah dimulai sejak abad ke 19 untuk
membasmi penyakit cacar di Pulau Jawa. Kasus cacar terakhir di Indonesia
ditemukan pada tahun 1972 dan pada tahun 1974 Indonesia secara resmi dinyatakan
Negara bebas cacar. Tahun 1977 sampai dengan tahun 1980 mulai diperkenal kan
imunisasi BCG, DPT dan TT secara berturut-turut untuk memberikan kekebalan
terhadap penyakit-penyakit TBC anak, difteri, pertusis dan tetanus neonatorum.
Tahun 1981 dan 1982 berturut-turut mulai diperkenalkan antigen polio dan campak
yang dimulai di 55 buah kecamatan dan dikenal sebagai kecamatan Pengembangan
Program Imunisasi (PPI).
Pada tahun 1984, cakupan imunisasi lengkap secara nasional baru mencapai
4%. Dengan strategi akselerasi, cakupan imunisasi dapat ditingkatkan menjadi 73%
pada akhir tahun 1989. Strategi ini terutama ditujukan untuk memperkuat
infrastruktur dan kemampuan manajemen program. Dengan bantuan donor
internasional (antara lain WHO, UNICEF, USAID) program berupaya
mendistribusikan seluruh kebutuhan vaksin dan peralatan rantai dinginnya serta
melatih tenaga vaksinator dan pengelola rantai dingin . Pada akhir tahun 1989,
sebanyak 96% dari semua kecamatan di tanah air memberikan pelayanan imunisasi
dasar secara teratur.
Dengan status program demikian, pemerintah bertekad untuk mencapai
Universal Child Immunization (UCI) yaitu komitmen internasional dalam rangka
Child Survival pada akhir tahun 1990. Dengan penerapan strategi mobilisasi social
dan pengembangan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS), UCI ditingkat nasional
dapat dicapai pada akhir tahun 1990. Akhirnya lebih dari 80% bayi di Indonesia
mendapat imunisasi lengkap sebelum ulang tahunnya yang pertama. (Kusmiyati,
2010)
Imunisas Durasi
Interval
i Perlindungan
TT1 Selama kunjungan antenatal pertama -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun (seumur
hidup)
11. Travelin
Pada trimester pertama (0 – 14 minggu), banyak ibu hamil lebih memilih tidak
berpergian disebabkan rasa mual dan lelah yang sangat terasa pada tahap ini. Namun jika
Anda merasa tidak terganggu dengan keadaan demikian, Anda dapat berpergian dengan
aman dan nyaman. Trimester pertama merupakan waktu yang sangat sensitive karena
rawan terjadi keguguran dan kehamilan diluar kandungan.
Pada trimester kedua (14 – 28 minggu), sepertinya merupakan waktu yang ideal
untuk berpergian karena rasa mual, kelelahan sudah berkurang dan resiko terjadinya
kelahiran premature masih cukup lama dapat terjadi, namun tetap berhati – hatilah.
Pada trimester ketiga (29 – 40 minggu) resiko yang paling dipikirkan dari
berpergian adalah terjadinya kelahiran premature. Dan jika tetap ingin berpergian
sebaiknya Anda konsultasikan hal ini dengan dokter kandungan Anda.
Mengenai kendaran apa yang dapat digunakan untuk traveling seperti mobil, kereta
api, pesawat terbang. Sesungguhnya bepergian dengan pesawat terbang saat hamil itu
aman. Perempuan dengan kehamilan tanpa komplikasi apapun dapat naik pesawat
terbang, namun hal itu akan meningkatkan resiko pembekuan pembuluh darah vena maka
sebelum berangkat Anda perlu konsultasi dengan dokter kandungan Anda.
Dianjurkan untuk tidak terbang sebelum kandungan berusia 12 minggu atau 15- 28
minggu karena pada saat ini resiko keguguran paling rendah. Setelahnya, ketika risiko
melahirkan semakin besar, pihak penerbangan akan meminta surat dokter yang
menyatakan bahwa Anda layak bepergian dan mengonfirmasikan tanggal perkiraan
persalinan Anda.Walaupun berpergian dengan pesawat terbang menyebabkan rasa
cemas, peneliltian pada sebagian ibu hamil menunjukkan bahwa berpergian dengan
pesawat terbang akan aman.Sebagian besar maskapai penerbangan akan melarang Anda
untuk terbang pada saat hamil, bukan karena berbahaya bagi janin tetapi untuk
menghindari persalinan di pesawat. Perlu diketahui beberapa maskapai penerbangan
tidak mengizinkan ibu hamil dengan usia kandungan lebih dari 34 minggu dan
mengharuskan adanya surat dokter untuk usia kandungan 28 – 36 minggu. (Kusmiyati,
2010)
5. Persiapan Sibling
Persiapan untuk mengatasi sibling yang harus ibu lakukan antara lain :
a) Memberi penjelasan kepada anak tersebut bahwa kasih sayang ibu tidak akan terbagi
walaupun lahirnya dedek baru.
b) Memberi kasih sayang kepada anak tersebut dari sebelum dedek lahir sampai
sesudah.
c) Memberi pemahaman bahwa tidak akan ada seorang ibu membedakan kasih sayang
pada setiap anak anak nya.
d) memberi tahu bahwa mempunyai adek baru itu sangat menyenangkan.
e) memberi penjelasan bahwa jika punya adek baru maka bisa bermain bersama
f) menemani masa masa seperti ini pada anak
g) lebih sering bersama anak ,sehingga dia tidak merasa di lupakan.(Anonim, 2008)
II. PERSALINAN
A. DEFINISI
Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi hidup dan plasenta dari dalam uterus
dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa mengunakan alat pertolongan pada
usia kehamilan 30-40 minggu atau lebih dengan berat badan bayi 2500 gram atau lebih
dengan lama persalinan kurang dari 24 jam yang dibantu dengan kekuatan kontraksi uterus
dan tenaga mengejan. Sedangkan menurut WHO persalinan normal adalah peralinan yang
dimulai secara spontan ( dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir ), beresiko
rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-
42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik.
B. Jenis Persalinan
Persalinan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
2. Persalinan Buatan
Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar. Misalnya dengan ekstraksi vakum,
forsep atau sectio secarea.
3. Persalinan Anjuran
Persalinan yang berlangsung dengan pemberian obat untuk merangsang timbulnya
kontraksi. Pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup
di luar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam
persalinan. Kadang-kadang persalinan tidak mulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin, atau prostaglandin.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin adalah berbagai
berikut:
1. Abortus adalah terhentinya dan dikeluarkanya hasil konsepsi sebelum mampu hidup
diluar kandungan , umur kehamilan kurang dari 20 minggu.
2. Partus immaturus adalah suatu proses persalinan dimana janin dalam uterus berusia
kurang dari 28 minggu dan lebih 20 minggu dengan berat janin antara 500-1000 gram.
3. Partus Prematurus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi
belum aterm/cukup bulan, umumnya berat janin antara 1000-2500 gram dengan umur
kehamilan 28-36 minggu.
4. Partus Postmaturus atau serotinus adalah proses persalinan yang terjadi 2 minggu
atau lebih dari waktu yang ditentukan.
5. Partus Presipitatus adalah persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.
Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas, namun ada banyak
faktor yang memegang peranan penting sehingga menyebabkan persalinan.
Beberapa teori yang dikemukakan adalah:
1. Penurunan kadar Estrogen dan Progesteron
Hormon progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya hormon
estrogen meninggikan kerentanan otot-otot rahim.
Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di
dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul
his.
2. Teori Oksitosin
Hormon oksitosin mempengaruhi kontraksi otot-otot rahim. Pada akhir kehamilan,
kadar oksitosin bertambah, sehingga uterus menjadi lebih sering berkontraksi.
3. Teori Distansia Rahim
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya teregang oleh
karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian
dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot
rahim makin rentan.
4. Pengaruh Janin
Hipofyse dan kelenjar suprarenal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5. Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, menjadi salah satu penyebab permulaan
persalinan.
6. Teori Plasenta menjadi tua
Menurut teori ini, plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen
dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan
menimbulkan kontraksi rahim.
7. Teori Iritasi Mekanik
Di belakang serviks terdapat ganglion servikale (fleksus Frankenhauser). Bila
ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, maka akan timbul
kontraksi.
8. Induksi Partus (Induction of Labour)
Partus juga dapat ditimbulkan dengan :
a. Gagang Laminaria : Beberapa laminaria diamsukkan ke dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang Fleksus Frankenhauser.
b. Amniotomi : Pemecahan ketuban
c. Oksitosin Drips : Pemberian Oksitosin melalui tetesan infus per menit
Dalam hal mengadakan induksi persalinan perlu diperhatikan bahwa serviks
sudah matang (serviks sudah pendek dan lembek) dan kanalis servikalis terbuka untuk 1
jari.
b. Tenaga mengejan
Setelah pembukanan lengkap dan setelah ketuban pecah, tenaga yang mendorong
anak keluar selain his terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang
mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal. Tenaga ini serupa dengan tenaga
mengejan sewaktu kita BAB tetapi jauh lebih kuat lagi, Rupanya sewaktu kepala sampai
di dasar panggul, timbul suatu refleks yang menyebabkan pasien menutup glotisnya,
mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya ke bawah. Tenaga
mengejan ini hanya dapat berhasil kalau pembukaan sudah lengkap dan paling efektif
sewaktu kontraksi rahim. Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir. Tenaga
mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari dinding rahim.
Ø PASSAGE
Perubahan pada uterus dan jalan lahir pada persalinan.
a. Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan.
Sejak kehamilan yang lanjut,uterus dengan jelas terdiri dari dua bagian ialah segmen atas
rahim yang dibentuk oleh korpus dan segmen bawah rahim yang terjadi dari isthmus
uteri. Segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya
bertambah tebal dengan majunya persalinan. Sebaliknya segmen bawah rahim
memegang peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena diregang.
Kontraksi otot rahim mempunyai sifat yang khas :
· Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali kekeadaan sebelum
kontraksi tetapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya tidak seperti
sebelum kontraksi.
· Kotraksi tidak sama kuatnya, tetapi paling kuat di daerah fundus uteri dan berangsur
berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim
b. Tanda-tanda persalinan :
Timbulnya his persalinan ialah his permulaan dengan sifat sebagai berikut
· Nyeri melingkar dari punggung memancar keperut bagian depan.
· Teratur.
· Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat.
· Jika dibawa berjalan bertambah kuat.
· Mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks.
Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir atau blood show, hal ini terjadi
karena terlepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim pada saat
pendataran serviks sehingga beberapa kapiler terputus.
Keluarnya cairan banyak dengan tiba-tiba dari jalan lahir hal ini terjadi kalau ketuban
pecah atau selaput janin robek, ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau
hampir lengkap.
1. Kala I (Pembukaan)
Di mulai dari timbulnya his dan wanita mengeluarkan lendir yang bercampur darah
(blood show) sampai dengan pembukaan lengkap (10 cm), proses ini terbagi dalam 2 fase
yaitu :
· Fase Laten
Berlangsung selama 8 jam, servik membuka sampai 3 cm.
· Fase Aktif.
Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 – 4 cm.
Fase dilatasi maksimal: selama waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat
cepat, dari 4-9 cm
Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat lagi, dalam waktu 2 jam pembukaan
dari 9 cm menjadi lengkap.
Pada kala I his belum begitu kuat, yaitu 10 – 15 menit. Lambat laun his bertambah
kuat, intervalnya menjadi pendek, kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih lama.lendir
bertambah banyak bercampur darah.
2. Kala II (dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir)
Kala II persalinan adalah masa pembukaan lengkap sampai dengan lahirnya
bayi.disebut juga kala pengeluaran atau keluarnya bayi dari uterus melalui vagina.
Perubahan yang terjadi pada kala II :
1) Kontraksi uterus
- Lebih kuat, amplitudo 40 – 60 mmhg.
- Lebih lama, 50-60 detik untuk satu his.
- Lebih sering, lebih dari 3 kali dalam 10 menit.
2) Fetus.
Penyaluran O2 pada plasenta akan berkurang, dapat menyebabkan :
3) Hipoksia
4) DJJ tidak teratur
5) Kepala masuk rongga panggul, dasar panggul tertekan, sehingga timbul refleks
mengedan.
6) Otot penyokong kala II
Karena ibu mengedan, maka otot-otot pada dinding perut akan berkontraksi.
Mengedan optimal dilakukan dengan cara :
- Paha ditarik dekat lutut
- Badan fleksi
- Dagu menyentuh dada
- Gigi bertemu gigi
- Tidak mengeluarkan suara
7) Dasar panggul / organ panggul :
- Vagina menjadi lebih luas
- Otot-otot dasar panggul meregang
- Kandung kemih terdorong ke arah pubis
- Uretra teregang
- Rectum tertekan
Setiap his datang, maka akan timbul rasa ingin BAB, reflek mengedan, dan
kesakitan pada ibu. Pada kala II tanda-tanda vital perlu diperhatikan dan DJJ harus selalu
di observasi. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multivara
rata-rata berlangsung selama 0,5 jam.
d. Tindakan kala IV :
· Mengawasi pendarahan post partum.
· Menjahit robekan perineum.
· Memantau dan memeriksa keadaan bayi
H. MEKANISME PERSALINAN
1. Turunnya Kepala
Turunnya kapala dapat dibagi dalam :
· Masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Masuknya kepala pada pintu atas pangul pada primigravida terjadi pada bulan terakhir
kehamilan, tetapi pada multigravida baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya
kepala kedalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan
fleksi yang ringan.
Kalau sutura sagitalis terdapat di tengah – tengah jalan lahir, ialah tepat di antara
symphysis dan promontorium, maka dikatakan kepala dalam “ synclitismus “.
Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphysis atau agak ke belakang mendekati
promontorium, maka “ asynclitismus “.
Jika sutura sagitalis mendekati symphysis dan os parietal belakang lebih rendah dari os
parietal depan “ asynclitismus anterior “ dan Jika sutura sagitalis mendekati promontorium
dan os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang “ asynclitismus posterior “
· Majunya Kepala
Pada primigravida majunya kepala terjadi pada kala II, sedangkan pada multigravida
majunya kepala dan masuknya kepala terjadi bersamaan.
2. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga UUK lebih rendah dari
UUB. Keuntungan dari bertambahnya fleksi adalah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil
melewati jalan lahir : diameter suboccipito bregmatica (9,5 cm) menggantikan suboccipito
frontalis (11 cm). Fleksi disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat
tahanan dari pinggir pintu atas panggul, cerviks, dinding panggul atau dasar panggul
4. Ekstensi
Kepala harus melakukan ekstensi karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan dan atas untuk melaluinya. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu
mendesak kebawah dan yang lainnya disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke
atas, maka lahirlah berturut – turut pada pinggir atas perineum UUB, dahi, hidung, mulut,
dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Subocciput yang menjadi pusat pemutaran
disebut “ hypomochlion “.
6 . Expulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan menjadi
hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan
selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
I. BIDANG HODGE
Untuk menentukan berapa jauhnya anak tersebut telah turun ke rongga panggul maka
Hodge telah menentukan bidang khayal dalam panggul :
· Hodge I : sama dengan pintu atas panggul
· Hodge II : sejajar dengan hodge I melalui pinggir bawah simfisis
· Hodge III : sejajar dengan hodge I melalui spina ischiadika
· Hodge IV : sejajar dengan hodge I melalui ujung os coccygis
J. PARTOGRAF
Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas
kesehatan dalam menentukan keputusan dalam penatalaksanaan. Partograf memberi peringatan
pada petugas kesehatan apakah persalinan berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin
ataukah ibu perlu untuk dirujuk.
Tujuan utama penggunaan partograf adalah untuk :
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks
melalui pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat
melakukan deteksi dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
3. Kemajuan persalinan
a. Pembukaan serviks
Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-
tanda penyulit)
b. Penurunan bagian terendah atau presentasi janin
c. Mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba (pada pemeriksaan
abdomen/luar) diatas simfisis pubis, catat dengan tanda lingkaran (o).
5. Kontraksi uterus
Setiap ½ jam raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam
satuan detik.
Nyatakan lamanya kontraksi dengan :
a. Beri titik-titik dikotak untuk menyatakan kontraksinya < 20 detik
b. Beri garis-garis dikotak untuk menyatakan kontraksi lamanya 20-40 detik
c. Isi penuh kotak untuk menyatakan kontraksinya > 40 detik.
6. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Catat semua obat lain yang diberikan.
7. Oksitosin
Bila memakai oksitosin catatlah banyaknya oksitosin pervolume cairan infuse dan dalam
tetesan permenit.
III. NIFAS
A. Pengertian
a. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul
Bari,2000:122).
b. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang
c. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk
( Ibrahim C, 1998:134).
Dalam masa nifas ini penderita memerlukan perawatan dan pengawasan yang dilakukan
selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari rumah sakit.
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologi.
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan bayi
sehat.
b. Mendukung dan memantau kesehatan psikologis, emosi, sosial serta memberikan
e. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga
g. Memberikan konseling pada ibu dan keluarganya mengenai tanda bahaya masa
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi
baru lahir, untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
2) Mendeteksi dan merawat penyebab perdaarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut
3) Pemberian ASI awal, 1 jam setelah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) berhasil
dilakukan
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau menyengat
3) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit dalam
menyusui
4) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi yaitu perawatan
tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
c. Kunjungan 3 (29-42 hari setelah persalinan)
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, menjaga bayi agar
1) Menanyakan pada ibu tentang keluhan dan penyulit yang di alaminya
A. Pengertian
Kontrasepsi hormonal adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
akibat pertemuan sel telur matang dengan cara memanfaatkan sistem hormonal yaitu
esterogen dan progesteron.
b. Cara Kerja
• Menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung
telur.
• Mengendalikan lendir mulut rahim sehingga sel mani tidak dapat masuk ke
dalam rahim.
• Menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir vagina.
c. Tingkat Keberhasilan
92-99 %
d. Keuntungan
• Kesuburan segera kembali
• Mengurangi rasa kejang/nyeri perut waktu haid
• Terlindung dari radang panggul dan kehamilan di luar rahim
• Mudah menggunakanya
• Mencegah anemia difesiensi zat besi/kekurangan darah
• Mengurangi resiko kanker ovarium/kandungan
• Cocok diganakan bagi PUS muda untuk menunda kehamilan
• Untuk pil yang menggunakan progesteron tidak mempengaruhi produksi ASI
e. Kerugian
• Pemakai harus disiplin minum pil jika tidak kemungkinan hamil tinggi
• Untuk pil yang mengandung esterogen dapat mempengaruhi ASI
• Dapat meningkatkan resiko infeksi klamidia (jamur disekitar kemaluan wanita)
• Tidak dianjurkan bagi wanita usia lebih 35 tahun dan perokok karena akan
mempengaruhi keseimbangan metabolisme tubuh
f. Cara Penggunaan
Pil pertama diminum pada hari ke dua haid seterusnya berturut- turut setiap
hari 1 pil. Jika pemakai lupa meminumnya 1 hari maka sgera minum 2 tablet
keesokan harinya. Jika lupa lebih dari 2 hari, pemakai harus meminumnya lagi
setelah haid berikutnya kecuali jika pemakai tidak sedang hamil.
g. Kontra Indikasi
• Tidak dianjurkan bagi yang berpenyakit seperti lever/hati, tumor, jantung,
varises, dan hipertensi
• Menyusui kecuali pil mini
• Pernah sakit jantung
• Tumor ganas
• Perdarahan di vagina yang tidak diketahui penyebabnya
• Migran/sakit kepala sebelah
h. Efek Samping
• Perdarahan terjadi bercak – bercak (spoting) diantara masa haid pada awal
pemakaian pil
• Pusing/mual pada minggu – minggu pertama pemakaian
• ASI kurang untuk yang pemakaian pil yang mengandung hormon esterogen
• Perubahan BB
• Kloasma/flek
2. SUNTIKAN
a. Pengertian
Suntikan adalah hormon progestron yang disuntikkan ke bokong/otot panggul
lengan atau setiap 3 bulan (depo provera) atau hormon esterogen yang disuntikkan
setiap bulan (cyclofem).
b. Cara Kerja
• Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita
• Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga sperma tidak masuk dalam rahim
• Menipiskan endometrium/selaput lendir sehingga tidak siap untuk kehamilan
c. Tingkat Keberhasilan
Lebih dari 99 %
d. Keuntungan
• Praktis, efektif dan aman
• Tidak mempengaruhi ASI, cocok untuk ibu menyusui
• Tidak terbatas umur
e. Kerugian
• Kembalinya kesuburan agak telat
• Harus kembali ke tempat pelayanan
• Tidak dianjurkan bagi penderita darah tinggi, kanker, jantung, dan lever/hati
f. Cara Penggunaan
• Depo provera disuntikkan ke dalam otot (intra muskular) setiap 3 bulan sekali.
Dengan kelonggaran batas waktu suntik bisa diberikan lebi dari 1 minggu atau lebih
dari patokan 3 bulan
• Cyclofem diberikan tiap 1 bulan
g. Kontra Indikasi
• Hamil
• Perdarahan di vagina yang tidak tau sebabnya
• Tumor
• Penyakit jantung, hati/liver, hipertensi atau DM
• Sedang menyusui bayi yang kurang dari 6 minggu
h. Efek Samping
• Pusing , mual, muntah (jarang terjadi)
• Ammenorea selama 3 bulan pertama
• Kadang terjadi perdarahan yang lebih banyak dari haid
• Keputihan
• Perubahan berat badan
3. SUSUK KB /IMPLAN
a. Pengertian
Susuk KB 1 sampai 6 kapsul (seperti korek api) yang dimasukkan ke bawah
kulit lengan atas secara perlahan melepaskan hormon progesteron selama 3 tahun
(implan) atau 5 tahun (norplan).
b. Cara Kerja
• Menghambat tejadinya ovulasi
• Menyebabkan endomerium atau selaput lendir tidak siap untuk nidasi
• Mempertebal lendir servik
• Menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir
c. Tingkat Keberhasilan
97- 99 %
d. Keuntungan
• Tidak menekan produksi
• Praktis, efektif
• Tidak harus mngingat – ingat
• Masa pakai jangka panjang (3 – 5 tahun)
• Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon esterogen
e. Kerugian
• Susuk KB harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan terlatih
• Dapat menyebabkan pola haid berubah
• BB bertambah
• Menimbulkan akne atau ketegangan payudara
• Liang senggama terasa kering
f. Tekhnik Pemasangan
• Saat pemasangan yang tepat adalah saat haid 1-2 hari setelah menstruasi
• Rekayasa tempat pemasangan dengan tepat seperti kipas terbuka
• Tempat pemasangan dilengan kiri atas dipatirasa dengan lidokain 2 %
• Dibuat insisi kecil sehingga trokar dapat masuk
• Trokar dimasukkan subcutan sampai batasnya
• Kapsul dimassukkan dalam trokar dan didorong dengan alat pendorong sampai
terasa tertahan
• Untuk mendapat kapsul trokar ditarik keluar
• Untuk meyakinkan bahwa kapsul telah ditempatnya, alat pendorong dimasukkan
sampai terasa tidak ada tahanan
• Setelah 6 kapsul dipasang, bekas insisi ditutup dengan tensoplast (band aid)
g. Kontra Indikasi
• Hamil atau diduga hamil
• Perdarahan vagina yang tidak diketahui sebabnya
• Penyakit jantung, varises, DM, hipertensi, kanker
h. Efek Samping
• Gangguan siklus haid
• Kelur spotting atau perdarahan lebih banyak saat haid
• Hematoma/pembengkakan dan nyeri
• Pusing, mual (jarang terjadi)
• Perubahan berat badan
V. Imunisasi
A. Pengertian
B. Tujuan
a. Poliomyelitis (kelumpuhan).
b. Campak (measles)
c. Difteri (indrak)
e. Tetanus
f. Tuberculosis (TBC)
g. Hepatitis B
Dan untuk mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh
wabah yang sering berjangkit.
C. Manfaat
Bibit penyakit yang menyebabkan polio adalah virus, vaksin yang digunakan
oleh banyak negara termasuk Indonesia adalah vaksin hidup (yang telah
diselamatkan) vaksin berbentuk cairan. Kemasan sebanyak 1 cc / 2 cc dalam 1
ampul.
Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang berasal dari bakteri atau vaksin beku
kering seperti campak berbentuk bubuk. Vaksin BCG melindungi anak terhadap
penyakit tuberculosis (TBC). Dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah dilemahkan,
ditemukan oleh Calmett Guerint. Sebelum menyuntikkan BCG, vaksin harus
lebih dulu dilarutkan dengan 4 cc cairan pelarut (NaCl 0,9%). Vaksin yang sudah
dilarutkan harus digunakan dalam waktu 3 jam. Vaksin akan mudah rusak bila kena
sinar matahari langsung. Tempat penyuntikan adalah sepertinya bagian lengan kanan
atas.
Terdiri toxoid difteri, baketi pertusis dan tetanus toxoid, kadang disebut
“triple vaksin”. Vaksin DPT disimpan pada suhu 2,8°C kemasan yang digunakan :
- 5 cc untuk DPT
-5 cc untuk TT
-5 cc untuk DT
Vaksin ini merupakan bagian dari DPT atau DT, difteri disebabkan oleh
bakteri yang memproduksi racun, vaksin terbuat dari toxoid yaitu racun difteri yang
telah dilemahkan. Vaksin difteri akan rusak jika dibekukan dan juga akan rusak oleh
panas.
Vaksin ini merupakan bagian dari vaksin DPT, DT atau sebagai tetanus
toxoid (TT). Tetanus disebabkan oleh bakteri yang memproduksi toxin. Vaksin
terbuat dari toxin tetanus yang telah dilemahkan, tetanus toxoid akan rusak bila
dibekukan dan akan rusak bila kena panas.
Gizi kurang, alergi terhadap mono vaksin, misalnya makanan dan obat-obatan.
e. TT : Tidak ada
f. Polio : Diare
Polio oral
- 20°C sampai – 25°C + 2°C sampai +8°C
campak
DPT
DT
+2°C sampai +
BCG +2°C sampai +8°C
8°C
TT
Hep. B
a. BCG
Umur : 0 – 2 bln
Dosis : 0,05 cc
Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang
lebih dalam, kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada leher /
ketiak, hal ini disebabkan kesalahan penyuntikan yang terlalu dalam dan dosis
yang terlalu tinggi.
b. DPT
Umur : 2 – 11 bln
Dosis : 0,5 cc
Efek samping :
1. Panas
3. Peradangan
- Jumlah tersentuh
4. Kejang-kejang
c. Polio
Umur : 0 – 11 bln
Dosis : 2 tetes
Efek samping :
Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik
karena ada gangguan penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat.
d. Hepatitis B
Dosis : 0, 5 cc / pemberian
e. Campak
Dosis : 0, 5 cc
Pemberian
Vaksin Selang Waktu Umur
Imunisasi
BCG 1x 0–2
bulan
Batas Wilayah:
Bentuk awal bangunan Puskesmas Palaran kayu atap sirap dilengkapi bangsal
perawatan dengan 20 tempat tidur dan dibiayai oleh UNICEF beroperasi sejak tahun
1972 dan beroperasi lagi sekitar awal tahun 1980-an karena tidak ada biaya operasional.
Pada tahun 1992 dilakukan renovasi dibagian belakang menjadi bangunan tembok.
Tahun 2002 dikembangkanlah menjadi Puskesmas Unit Rawat Inap Palaran dan selesai
dibangun pada tahun 2003. Kemudian pada tahun 2004 rencana pembangunan
Puskesmas Unit Rawat Inap Palaran tahap 2 namun baru terealisasi pada tahun 2008.
Tani
12.39% PNS/TNI/POLRI
3.89%
Wiraswa
sta/
Pedagang
31.37%
Swasta
52.35%
(Sumber:Monografi Kelurahan Palaran Tahun
2017)
1 Karyawan
43
Swasta 6637 802 7 7876
12
2 Petani/ Buruh 1529 215 0 1864
5. Agama Kepercayaan
Berdasarkan agama kepercayaan di wilayah kerja Puskesmas Palaran yang
paling mendominasi adalah agama Islam 93,88%, agama Kristen 3,70%, agama Katolik
1,96%, agama Hindu 0,40% dan Budha 0,07%.
Pie Chart. 2 DATA BERDASARKAN AGAMA
YANG DIANUT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PALARAN TAHUN 2017
KRISTEN HINDU
KATOLIK 0.40% BUDHA
3.70% 1.96% 0.07%
ISLAM
93.88%
N KELURAHAN PALARA
AGAMA
O RM HB SP N
4 HINDU 95 7 18 120
5 BUDHA 10 9 2 21
6. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan jenjang pendidikan terbanyak mulai dari SMU/SMK 38,06%, SD
28,58%, SMP/SLTA 26,45%, Akademi D1-D2 1,56%, S1-S2 1,44% dan TK 3,9%.
Akademi /D1-D2
1.56% Sarjana (S1-S2) TK
1.44% 3.90% SD
28.5
8%
SMU
/
SMK
38.0
6%
SMP/SLTA
26.45%
N KELURAHAN PALARA
PENDIDIKAN
O RM HB SP N
Pendidikan
1 Umum
218 141
b. SD 2852 7 6 6455
118 122
c. SMP/SLTA 3562 5 7 5974
100 129
d. SMU/SMK 6293 9 4 8596
7. Sarana Transportasi
Pada mulanya sistem transportasi utama di Palaran adalah transportasi sungai,
tetapi dengan makin meratanya pembangunan, maka sejak tahun 1990 sistem
transportasi berubah menjadi sistem trasportasi darat yang merupakan jalan utama yang
menghubungkan Palaran dengan Samarinda dan kecamatan Sanga-sanga kabupaten
Kutai.
8. Sosial Budaya
Masyarakat palaran adalah masyarakat yang heterogen, hal ini karena
beragamnya suku dan asal penduduk yang datang ke Palaran, sehingga membawa
tatanan sosial dan budaya yang beraneka ragam. Karena itu di Palaran terdapat
bermacam-macam budaya dan kesenian yang dibawa para pendatang yang pada
perkembangannya memberi warna dan ciri tertentu dalam bidang kesenian dan budaya
di Palaran.
Adapun jenis kesenian yang sampai saat ini tumbuh dan berkembang di Palaran
adalah sebagai berikut:
1. Wayang Kulit
2. Reog Ponorogo
3. Kuda Lumping
4. Ketoprak
5. Ludruk
6. Tayub
7. Rebana
8. Qasidah
9. Pencak Silat
9. Data Ketenagaan
Berdasarkan data yang ada dipuskesmas Palaran, jumlah tenaga yang ada sebanyak
90 orang yang terdiri dari: tenaga PNS yang ada di Puskesmas sebanyak 46 tenaga PTTB 6
orang dan PTTH sebanyak 38 orang.
a. VISI
Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau,
menuju masyarakat yang sehat lahir dan batin.
b. MISI
Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, berdasarkan parameter yang
telah ditetapkan dalam Prosedur Tetap Pelayanan Perawatan dan Prosedur Tetap
Umum Rawat Inap Palaran
Merawat penderita dengan pendekatan medis dan pendekatan personal serta
pendekatan kekeluargaan
Memberikan pendidikan kesehatan kepada penderita dan keluarganya berdasarkan
kasus medis yang sedang dialaminya melalui media visite dokter dan brosur
Memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat secara dialogis interaktif
memanfaatkan teknologi audio visual dan penyebar luasan brosur
Mengembangkan modernisasi pelayanan perawatan kesehatan melalui upaya
pengembangan sarana diagnostik laboratorium
Mengembangkan pelayanan manajerial dengan mengoptimalkan rekam medik
memanfaatkan teknologi informasi secara berkesinambungan
Mengembangkan sarana fisik secara bertahap menuju site plan Puskesmas Rawat
Inap yang paripurna
Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan Petugas melalui review berkala,
kursus dan workshop atau media lainnya
Mengembangkan peralatan penunjang medis dan peralatan teknologi informasi
untuk memberikan akses yang maksimal dalam menunjang pelayanan kesehatan
secara menyeluruh
Mengupayakan web site pada tahun ketiga Rawat Inap sebagai media sharing
informasi dan pengetahuan secara online.
B. TINJAUAN KASUS
KUNJUNGAN I
I. PENGKAJIAN
Nama Pengkaji : Suryani, Amd Keb & MT. Siwiting Budi, Amd Keb
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Amenorrhoe
Riwayat kista
5. Riwayat Menstruasi
HPHT : 19 -8-2018
TP : 26- 5- 2019
6. Riwayat Obstetrik
No
Tahu
Anak UK Pey Jns Pnlg Tmpt peny JK BB/PB H M Ab Lakts Peny
n
1. 2002 8bl spt bd rmh L 3500 IUFD
7. Riwayat Kontrasepsi
b. Sosial
c. Kultural
Tidak ada kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan di keluarga atau di masyarakat
d. Spiritual
Ibu dan keluarga berdoa agar kehamilan ini baik baik saja
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : CM
Tanda Vital :
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36.5⁰C
LILA : 26 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, rambut bersih, distribusi rambut merata, warna rambut hitam,
ada oudema.
Mata : tidak berkacamata, simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak
Hidung : simetris, tidak ada polip, versih, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : simetris, tidak pucat, bibir lembab, mulu bersih, lidah bersih, tidak ada
Leher : ada benjolan dileher sebelah kiri, tidak ada hiperpigmentasi, tidak ada
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, irama jantung terdengar teratur, tidak
Payudara: simetris, bersih,belum ada pengeluaran kolostrom, puting susu menonjol, tidak
teraba masa
Ekstremitas :Ekstremitas atas simetris, sama panjang, tidak ada oedema dan cavilari refil
kembali dalam waktu ≤ 2 detik dan refleks bisep dan trisep (+).
Ekstremitas bawah simetris, sama panjang, tidak varises dan oedema tungkai,
cavilari refil kembali dalam waktu ≤ 2 detik, homan sign (-), refleks babinski (-)
3. Pemeriksaan Khusus
4. Pemeriksaan Penunjang
P:
KUNJUNGAN I
II. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
11. Identitas
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, ginjal, asma, hipertensi, jantung,
HIV/AIDS, hepatitis maupun penyakit lain yang dapat memperberat atau diperberat oleh
Didalam keluarga ibu dan suami, tidak ada memiliki riwayat penyakit berat seperti, jantung,
ginjal, hepatitis, diabetes melitus, hipertensi, HIV/AIDS maupun penyakit berat lainnya
yang dapat menular atau menurun, serta tidak ada riwayat keluarga kembar (Gamelli).
HPHT : 29-6-2018
TP : 06-04-2019
Riwayat menstruasi teratur, siklus menstruasi 30 hari, lama haid 4-5 hari.
Setiap harinya ganti pembalut sebanyak 2x. Warna darah merah, encer
No
Pe Pe
suami Anak UK Jns Pnlg Tpt Pey JK BB/PB H M Abn Laktasi
y ny
3. Hamil Ini
Sebelum hamil ini, ibu menggunakan kb suntik 3 bulan selama 7 tahun. Tidak ada keluhan
dalam penggunaan kontrasepsi ini. Setelah melahirkan nanti, ibu belum mengetahui
Ini merupakan kehamilan ibu yang ketiga. Pada awal kehamilan ibu sempat merasakan mual
dan muntah. Pada trimester kedua ibu mengatakan sering lelah. Gerakan janin pertama kali
ibu rasakan pada saat usia kehamilan ± 16 minggu. Selama hamil ibu sudah 3 kali
dan vitamin tambahan yang diberikan oleh bidan. Hamil saat ini ibu sudah mendapatkan
imunisasi TT 5.
Makan 3×/hari dengan porsi sedang Makan 3×/hari dengan porsi sedang
berisi nasi 1 porsi, lauk 1 potong, berisi nasi 1 porsi, lauk 2 potong,
Nutrisi
sayur, buah air putih ± 6–8 sayur, buah, air putih ± 8 – 10
gelas/hari gelas/hari
e. Psikologis
Kehamilan ini direncanakan, ibu merasakan senang dengan kehamilan ini dan ibu tidak
merasa cemas.
f. Sosial
g. Kultural
lingkungan masyarakat yang dapat merugikan atau memberikan pengaruh negatif pada
kehamilan ibu.
h. Spiritual
Ibu dan keluarga selalu berdoa agar tidak ada hal-hal yang dapat merugikan atau
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Nadi : 72x/Menit
Pernapasan : 19x/Menit
LILA : 24 Cm
3. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, bersih, distribusi rambut merata, warna rambut hitam, konstruksi rambut
Wajah : Simetris, tidak ada chloasma gravidarum, tidak pucat, tidak teraba
Mata : Simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih, tidak teraba
Hidung : Simetris, tidak ada polip, kebersihan cukup, tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : Simetris, tidak pucat, bibir lembab, bersih, lidah bersih, lidah tremor, tidak ada
Leher : Tidak ada pembesaran pada vena jugularis, kelenjar limfe, dan kelenjar tiroid,
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, irama jantung terdengar teratur, suara
Payudara: Simetris, bersih, belum ada pengeluaran kolostrum, hiperpigmentasi pada areolla
mamae, puting susu menonjol, tampak membesar dan teraba tegang, tidak teraba
Abdomen: Ada linea nigra, tidak ada striae alba, pembesaran uterus sesuai usia kehamilan,
TFU : Balotemen +
TFU Mc Donald:-
Leopold II :
Leopold III :
Ekstremitas : Ekstremitas atas simetris, sama panjang, tidak ada oedema dan cavilari refil
kembali dalam waktu ≤ 2 detik dan refleks bisep dan trisep (+).
Ekstremitas bawah simetris, sama panjang, tidak varises dan oedema tungkai,
cavilari refil kembali dalam waktu ≤ 2 detik, homan sign (-), refleks babinski (-)
3. Pemeriksaan Khusus
4. Pemeriksaan Penunjang
Evaluasi:
Ibu mengerti mengenai penjelasan yang
diberikan
5. 0920 Memberikan penyuluhan kesehatan Bidan Selvi dan
mengenai “Tanda Bahaya Kehamilan” (SAP
Hastuti
dan Leaflet terlampir)
Evaluasi :
Ibu mengerti mengenai penjelasan yang
diberikan.
III.PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 22 Oktober 2018
A. DATA SUBJEKTIF
21. Identitas
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, ginjal, asma, hipertensi, jantung,
HIV/AIDS, hepatitis maupun penyakit lain yang dapat memperberat atau diperberat oleh
Didalam keluarga ibu dan suami, tidak ada memiliki riwayat penyakit berat seperti, jantung,
ginjal, hepatitis, diabetes melitus, hipertensi, HIV/AIDS maupun penyakit berat lainnya
yang dapat menular atau menurun, serta tidak ada riwayat keluarga kembar (Gamelli).
25. Riwayat Menstruasi
HPHT : 24 – 01 - 2018
TP : 01 – 11 – 2018
Riwayat menstruasi teratur, siklus menstruasi 30 hari, lama haid 4-5 hari.
26. RiwayatObstetrik
2. Hamil Ini
Sebelum hamil ini, ibu menggunakan kb Pil selama 5 tahun. Tidak ada keluhan dalam
penggunaan kontrasepsi ini. Setelah melahirkan nanti, ibu berencana pasang IUD
Ini merupakan kehamilan ibu yang ketiga. Pada saat umur kehamilan trimester awal ibu
sering merasakan mual, muntah dan kembung pada perut. Ibu mulai merasakan gerakan
janin pada umur kehamilan 16 minggu. Pada kehamilan umur 8 dan 9 bulan ibu sering
susah tidur dan merasa sakit pada perut bagian bawah menjalar ke pinggang. Selama
kehamilan ini ibu sudah ada periksa 10 kali di Puskesmas Palaran dan sekali pernah USG di dokter Kandungan. Selama kehamilan ini ibu rutin
minum vitamin yang diberikan oleh Bidan, adapun vitamin yang diminum adalah Bcomp , Vitamin C, Kalsium dan tablet Fe . Namun Ibu belum
Makan 3×/hari dengan porsi sedang berisi nasi 1 porsi dengan Makan 3-4×/hari dengan porsi sedang berisi nasi 1 porsi, lauk 2 potong,
Nutrisi
lauk dan sayur/ buah, minum air putih ± 6–8 gelas/hari sayur, buah-buahan, air putih ± 8 – 10 gelas/hari
BAK 3 – 4 ×/hari, berwarna kuning jernih, cair, tidak ada keluhan BAK 6 – 8 ×/hari, berwarna kuning jernih, cair, tidak ada keluhan
Eliminasi BAB 1x/hari, konsistensi padat lunak,warna coklat kekuningan, BAB 1-2x/hari , konsistensi padat lunak,warna coklat kekuningan, tidak
tidak ada keluhan ada keluhan
Tidur siang 1 jam/hari Tidur siang 1 jam/hari
Istirahat
Tidur malam 6-8 jam/hari Tidur malam 6-8 jam/hari
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengurus 2 anak - Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengurus 2 anak
Aktivitas
- Ibu sering berjalan-jalan kecil setiap pagi hari
Personal Mandi, ganti baju, ganti celana dalam 2x/hari Mandi, ganti baju, ganti celana dalam 2-3x/hari
Hygiene
Kebiasaan Tidak ada kebiasaan yang dapat mempengaruhi kehamilan Tidak ada kebiasaan yang dapat mempengaruhi kehamilan
Seksualita 2 - 3x/minggu 1x/minggu
s
Riwayat Psikososiokultural Spiritual
i. Psikologis
Kehamilan ini direncanakan, ibu merasakan senang dengan kehamilan ini dan ibu tidak
merasa cemas.
j. Sosial
k. Kultural
lingkungan masyarakat yang dapat merugikan atau memberikan pengaruh negative pada
kehamilan ibu.
l. Spiritual
Ibu dan keluarga selalu berdoa agar tidak ada hal-hal yang dapat merugikan atau
B. DATA OBYEKTIF
1. PemeriksaanUmum
KeadaanUmum : Baik
Tanda Vital
Nadi : 74x/Menit
Pernapasan : 20x/Menit
LILA : 24 Cm
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, bersih, distribusi rambut merata, warna rambut hitam, konstruksi rambut
Wajah : Simetris, tidak ada chloasma gravidarum, tidak pucat, tidak teraba
Mata : Simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih, tidak teraba
Hidung : Simetris, tidak ada polip, kebersihan cukup, tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : Simetris, tidak pucat, bibir lembab, bersih, lidah bersih, lidah tremor, tidak ada
Leher : Tidak ada pembesaran pada vena jugularis, kelenjar limfe, dan kelenjar tiroid, ada
hiperpigmentasi
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, irama jantung terdengar teratur, suara
Payudara: Simetris, bersih, ada keluar colostrum sedikit, hiperpigmentasi pada areolla
mamae, puting susu menonjol, tampak membesar dan teraba tegang, tidak teraba
Abdomen: Ada linea nigra, tidak ada striae alba, pembesaran uterus sesuai usia kehamilan,
TFU Mc Donald: 28 cm
Leopold I : Pada fundus teraba bagian lunak, kurang bulat dan kurang melenting
(bokong).
Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras seperti papan pada sebelah
kanan ibu (punggung janin) dan disebelah kiri teraba bagian kecil janin.
Leopold III : Pada SBR, teraba bagian keras, bulat dan melenting (kepala janin).
Leopold IV : Divergen.
DJJ : 142 x/menit, Punctum maksimum terletak pada kuadran kanan bawah.
Ekstremitas : Ekstremitas atas simetris, sama panjang, tidak ada oedema dan cavilari refil
kembali dalam waktu ≤ 2 detik dan refleks bisep dan trisep (+).
Ekstremitas bawah simetris, sama panjang, tidak varises dan oedema tungkai,
cavilari refil kembali dalam waktu ≤ 2 detik, homan sign (-), refleks babinski (-)
3. Pemeriksaan Khusus
Jam : 09.00 Wita
Pemeriksaan Dalam
Pembukaan : 8 cm
Ketuban : (+)
Denominator : UUK
Hodge : III
4. Pemeriksaan Penunjang
P :
Evaluasi :
Evaluasi :
09.10 Memberikan support psikis dan mental pada ibu agar Bidan
ibu merasa lebih tenang
Evaluasi :
KALA II PERSALINAN
O :
1. Pemeriksaan Umum:
Tanda vital
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan ; 22 x/menit,
Suhu : 36,70C.
2. Pemeriksaan fisik
ketuban jernih
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Dalam :
parut.
kemerahan
Pembukaan : 10 cm
Effacement : 100 %
Ketuban : Negatif
Denominator : UUK
Hodge : IV
P :
Evaluasi :
Evaluasi :
Evaluasi :
Evaluasi :
Evaluasi :
Evaluasi :
Evaluasi :
09.58 Evaluasi:
09.59 Setelah kepala bayi putar paksi luar, kepala bayi Bidan
dipegang secara bipariental. Menganjurkan kepada ibu
untuk batuk- batuk. Dengan lembut menggerakan
kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul dibawah arkus pubis dan kemudian
menggerakan arah atas dan distal untuk melahirkan
bahu belakang.
Evaluasi :
Evaluasi :
Evaluasi :
10.00 Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan Bidan
bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks. Mengganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering. Meletakkan bayi di
atas perut ibu.
Evaluasi:
O:
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan fisik :
3. Data Bayi :
- Bayi lahir tanggal 22 Oktober 2018, Pukul 10.00 WITA, JK: Perempuan, A/S 9/10,
cacat (-).
A:
Diagnosis : GIIIPIIA0 dengan kala III persalinan normal
P :
KALA IV PERSALINAN
O:
1. Pemeriksaan Umum
Tanda-tanda Vital
Nadi : 84x/Menit
Pernapasan : 20x/Menit
Suhu : 36,8 C
2. Pemeriksaan fisik
P:
Evaluasi :
Evaluasi :
Ibu mengetahui cara menyusui bayinya dengan benar.
I. Pengkajian
1. Data subyektif (22 oktober 2018/09.00 WIB)
1. Haid :
Lamanya : 5-7 hari Keluhan : Tidak ada
Siklus : 30 hari Amenorhea : Tidak ada
Banyaknya :-
Lamanya : -
Keluhan : -
Banyaknya :-
Lamanya : -
Keluhan : -
Tabel 3.1
5. Riwayat kesehatan
Apakah pernah memakai kontrasepsi : ya,ibu pernah memakai suntik kb 3 bulan dan pil
setelah anak pertama dan kedua lahir
2. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum
Tanda-tanda vital :
Lila : 24 cm
3. Pipi :
4. Mata :
5. Hidung :
Bentuk : Normal
7. Mulut :
8. Gigi :
9. Gusi :
10. Bibir :
Simetris : ya
Kelembapan : Baik
11. Leher :
Simetris : ya
12. Dada
Bentuk : Datar
13. Payudara:
Pembesaran : Tidak ada Bentuk/ Ukuran : Baik
14. Abdomen:
15. Extremitas
Oedema kaki : Tidak ada Kuku jari : Tidak pucat
Dasar :
S : Ibu mengatakan namanya Ny. TS umur 32 tahun, pernah melahirkan 3 kali
O :
Lila : 25 cm
Palpasi :
Tidak ada
Tidak ada
V. Perencanaan
S : 367°C, R : 20x/mnit.
VII. Evaluasi
ASUHAN KEBIDANAN IMUNISASI
A:
1. IDENTITAS
a. Bayi
Nama bayi : Bayi.”A”
Tanggal lahir : 9 Agustus 2018
Usia : 2 bulan 13 hari
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 6330 gram
Anak ke : II
b. Orang Tua
Nama ibu :Ny.”R” Nama ayah : Tn.”H”
Umur : 29 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjan : Swasta
Alamat : Jl. AdiSucipto Rt. 02 Rawamakmur, Palaran
3. Keluhan Utama
Pada saat pengkajian tidak ada keluhan
9. Riwayat Imunisasi
Tanggal Jenis imunisasi yang diberikan Keterangan
09-8 -2018 HB0 -
1-10- 2018 PolioI -
1-10-2018 BCG -
O:
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- BB : 6330 gram
- Tanda-tanda vital :
RR : 40 x/menit
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36,9 0C
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
- Kepala : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, rambut hitam menyebar merata.
- Wajah : Simetris, tidak pucat, dan tidak kuning
- Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva tidak anemis
- Hidung :Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
- Mulut :Mukosa bibir lembab, tidak ada labioschisis, tidak ada labiopalatoschisis,
lidah bersih
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
.- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran limfe.
- Dada : Simetris, gerak nafas teratur.
- Perut : tidak ada benjolan abnormal.
- Ekstremitas
Atas :Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
Bawah : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
- Genetalia : Bersih
- Anus : Bersih, tidak terdapat atresia ani dan tidak ada atresia rekti.
b. Palpasi
- Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal.
- Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba pembesaran kelenjar
limfe, dan tidak teraba pembesaran vena jugularis.
- Perut : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak terana pembesaran hepar.
- Ekstremitas :
Atas : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
Bawah : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
- Integumen : Bersih, turgor baik
c. Auskultasi
d. Perkusi
- Abdomen : Tidak kembung
A:
DX : By.”A” umur 2 bulan 13 hari dengan imunisasi DPT Combo I dan Polio II
P:
1. Jelaskan manfaat imunisasi DPT Combo I Polio II
Hasil ibu paham
2. Jelaskan pada ibu tentang efek samping pemberian imunisasi DPT Combo I dan Polio II
Hasil Ibu dapat mengerti tentang apa yang akan terjadi, pada bayi setelah pemberian
imunisasi DPT Combo I dan Polio II
3. Berikan imunisasi DPT Combo I dan Polio II
Hasil : Pemberian imunisasi DPT Combo I dan Polio II yang ampuh dan sesuai standart yang
akan menurunkan morbiditas dan mortalitas
4. Memberitahu ibu untuk tidak memberikan minum pada bayi sebelum 15 menit
Hasil : Pemberian minum dapat mengurangi keefektifan vaksin polio
5. Motivasi ibu untuk memberikan obat penurun panas paracetamol 3x1
Hasil : Setiap bungkus mengandung paracetamol 100 mg
6. Motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif
Hasil : Asi mengandung antibodi bagi tubuh bayi
7. Beritahu ibu tentang jadwal imunisasi berikutnya untuk DPT Combo II dan Polio III yaitu
tanggal 22 November 2018
Hasil : Ketepatan waktu pemenuhan imunisasi
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK SAKIT DENGAN ISPA
I. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Senin / 22 Oktober 2018
Jam : 08.50 wita
Biodata
Anak
Nama anak : An. ”M”
Tempat & tanggal lahir : Samarinda / 9 0ktober 2015
Usia : 3 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke : Pertama
Orang Tua
Nama ibu : Ny. ”S” Nama Ayah : Tn. “R”
Umur : 33 Thn Umur : 30 Thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Banjar Suku/ Bangsa: Banjar
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Nelayan
Alamat : Jl. Gotong Royong RT. 31 Handil Bakti Palaran, Samarinda
A. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya batuk pilek sejak 4 hari yang lalu
2. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Imunisasi Lengkap
b. Riwayat Penyakit Yang Lalu
Ibu mengatakan pernah menderita batuk dan pilek disertai demam bulan lalu
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan anaknya batuk dan pilek sejak tanggal 18 Oktober 2018
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga baik bapak maupun ibu tidak ada mempunyai penyakit
menurun seperti asma, ginjal, jantung, hepatitis, hipertensi, DM dan penyakit menular
seperti TBC dan Pneumonia.
3. Riwayat Sosial
a. Yang Mengasuh
Ibu mengatakan mengasuh anaknya dengan suami
b. Hubungan dengan anggota keluarga
Ibu mengatakan hubungan anak dengan anggota keluarga hubungannya baik
c. Hubungan dengan teman sebaya
Ibu mengatakan anaknya senang bermain-main dengan teman sebayanya
d. Lingkungan Rumah
Ibu mengatakan lingkungan rumah aman, rapi dan bersih, letak rumah berdekatan dengan
rumah yang lain, dan dekat dengan tempat pembuangan sampah.
4. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Makanan yang disukai : Ibu mengatakan makanan yang disukai anak antara lain nasi,
sayur, tempe, ayam dan biscuit.
Makanan yang tidak disukai : Tidak ada
Pola makan dan minum sebelum sakit : Makan sehari 3-4 kali sehari, porsi sedang, minum
air putih 4-5 gelas sehari
Pola makan dan minum sekarang : Makan sehari 3-4 kali sehari, porsi kecil, minum air
putih 4-5 gelas sehari dengan masalah nafsu makan menurun
b. Istirahat/Tidur
Sebelum sakit : Ibu mengatakan setiap hari anak tidur siang selama ± 2 jam dan tidur
malam ± 10 jam
Selama sakit : Ibu mengatakan selama sakit anaknya susah tidur siang dan malamnya
sering terbangun karena batuk
c. Pola Aktifitas
Sebelum sakit : Anak bermain aktif
Sekarang : Anak kurang aktif
d. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAK ± 7 kali perhari, BAB ±1 kali perhari
Sekarang : BAK ± 5 kali perhari, BAB ±1 kali perhari
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 100 x / menit
Pernafasan : 34 x /menit
Suhu : 36,1oC
BB : 12 kg
TB : 90 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : Bersih, warna hitam, tidak mudah rontok
b. Muka : Bersih, tidak oedem, agak pucat
c. Mata : Kanan kiri simetris, conjungtiva berwarna merah muda,
sklera berwarna putih dan bersih
d. Hidung : Simetris, terdapat cairan atau lendir berwarna jernih dan
encer, kulit hidung bagian luar tampak kemerahan
e. Gigi dan Mulut : Bibir berwarna merah muda, tidak ada stomatitis, gusi
tidak bengkak, mulut tidak berbau
f. Telinga : Kanan kiri simetris, tidak ada cairan yang keluar, cuping
telinga kotor
g. Leher : Ada pembesaran pada kelenjar thyroid, tenggorokan
berwarna merah
h. Dada : Tidak ada tarikan dinding dada waktu bernafas, tampak
simetris, pernafasannya mengorok
i. Ekstremitas : Dapat bergerak bebas, jari-jari tangan dan kaki lengkap,
tidak ada kelainan
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan
b. Pemeriksaan Penunjang Lain : Tidak dilakukan
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH
Tanggal : 22 Oktober 2018
A. Diangnosa Kebidanan :
An. ”M” umur 3 Tahun dengan ISPA Ringan
Data Subjektif :
1) Ibu mengatakan anaknya bernama An. ”M” berumur 3 tahun
2) Ibu mengatakan anak batuk, pilek sejak 4 hari yang lalu dan nafsu makan menurun
Data Objektif :
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 100x/mnt
Pernafasan : 34x/mnt
Suhu : 36,1 oC
BB : 12 kg
TB : 90 cm
Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : Bersih, warna hitam, tidak mudah rontok
b. Muka : Bersih, tidak oedem, agak pucat
c. Mata : Kanan kiri simetris, conjungtiva berwarna merah muda,
sklera berwarna putih dan bersih
d. Hidung : Simetris, terdapat cairan atau lendir berwarna jernih dan
encer, kulit hidung bagian luar tampak kemerahan
e. Gigi dan Mulut : Bibir berwarna merah muda, tidak ada stomatitis, gusi
tidak bengkak, mulut tidak berbau
f. Telinga : Kanan kiri simetris, tidak ada cairan yang keluar, cuping
telinga kotor
g. Leher : Ada pembesaran pada kelenjar thyroid, tenggorokan
berwarna merah
h. Dada : Tidak ada tarikan dinding dada waktu bernafas, tampak
simetris, pernafasannya mengorok
V. INTERVENSI
Tanggal : 22 Oktober 2018 Pukul : 09.30 wita
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Tingkatkann asupan makanan anak terutama buah-buahan
3. Anjurkan ibu untuk memberikan obat batuk alami yaitu jeruk dan kecap manis
4. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan anak
5. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 3 hari kemudian
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 22 Oktober 2018 Pukul : 09.40 wita
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. Meningkatkan asupan makanan anak terutama buah-buahan
3. Menganjurkan ibu untuk memberikan obat batuk alami yaitu jeruk dan kecap manis
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan anak
5. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 3 hari kemudian
VII. EVALUASI
Tanggal : 22 Oktober 2018 Pukul : 09.45 wita
1. Ibu telah mengerti keadaan anaknya
2. Ibu mengerti tentang pemberian asupan makanan untuk anaknya dan bersedia melaksanakannya
3. Ibu mengerti dan bersedia memberikan obat batuk alami pada anaknya
4. Ibu bersedia menjaga kebersihan anaknya
5. Ibu mengerti dan mengatakan akan kembali jika belum ada perubahan