Anda di halaman 1dari 65

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN TRIMESTER III

DI PUSKESMAS PADURAKSA PEMALANG

Untuk memenuhi persyaratan Stage Kehamilan

Oleh :
MF. Sri Lestari Suharneni
P1337424820198

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kehamilan sampai dengan kelahiran seorang bayi merupakan


kejadian yang fisiologis. Kelahiran seorang bayi merupakan suatu
peristiwa sosial yang ibu dan keluarga tunggu – tunggu selama 9
bulan. Ketika persalinan dimulai, peran seorang ibu adalah melahirkan
bayinya, sedangkan peran petugas kesehatan yaitu membantu
persalinan dan mendeteksi dini terjadinya komplikasi (Saifuddin,
2014). Kehamilan merupakan proses yang memerlukan perawatan
khusus karena menyangkut kesehatan ibu dan janin, pada saat melalui
masa kehamilan seorang ibu tidak jarang mengalami beberapa
keluhan, terutama pada saat kehmailan perubahan – perubahan
tersebut dimulai ketika nidasi terjadi. Ibu akan merasakan mual,
muntah, pusing bahkan kadang – kadang gejala ini berlebihan
sehingga mengharuskan ibu untuk rawat inap. Pada kehamilan lanjut,
muncul keluhan - keluhan seperti nyeri punggung bagian belakang,
sering kencing, odema pada ekstremitas dan nyeri sympisis. Nyeri
punggung bagian belakang adalah ketidaknyamanan yang terjadi
dibawah costae dan diatas bagian inferior gluteal. Nyeri punggung
bagian belakang pada kehamilan sangat umum terjadi, selama
kehamilan dan menyatakan bahwa mereka benar-benar terganggu oleh
rasa sakit, dimana ketidaknyamanan ini paling sering terjadi di bulan
terakhir kehamilan. Beberapa rasa nyeri mulai dari nyeri sedang
berhubungan dengan aktivitas spesifik terhadap nyeri punggung akut
yang dapat berubah menjadi nyeri punggung kronis. Puncak kejadian
nyeri punggung bagian belakang terjadi pada trimester III kehamilan.
Wanita yang sebelumnya telah memiliki riwayat masalah nyeri
punggung bagian belakang beresiko tinggi mengalami nyeri
punggung, dan nyeri punggung mereka dapat terjadi diawal kehamilan
(Sabbour & Omar, 2011).
Pada ibu hamil yang mengalami nyeri punggung bagian
belakang dapat menyebabkan gangguan tidur, gangguan hidup sehari-
hari, dan mengurangi kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Ibu
harus mampu beradaptasi dengan keluhan-keluhan yang muncul pada
saat hamil, walaupun keluhan tersebut masih tergolong keluhan yang
fisiologis, agar dapat melewati kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir sampai ber KB. Peran petugas kesehatan sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.

Berdasarkan data SUPAS tahun 2018 di Indonesia mengalami


AKI sebanyak 305 kasus dengan penyakit atau komplikasi terkait
kehamilan dan persalinan. Pada data AKB di Indonesia 185/hari atau
15/1000 KH, kematian neonatal berkaitan erat dengan kualitas
pelayanan persalinan, dan penanganan BBL yang kurang optimal
segera setelah lahir dan beberapa hari pertama setelah lahir.

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen
kebidanan yang tepat dalam asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis dengan
7 langkah varney.
b. Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif pada
pelayanan ANC
2) Melakukan interpretasi diagnosa, masalah, dan kebutuhan
3) Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah pada pelayanan ANC
4) Mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera pada pelayanan
ANC
5) Mampu merencanakan Asuhan Kebidanan yang menyeluruh berdasarkan
kebutuhan pada pelayanan ANC
6) Mampu mengimplementasikan Asuhan Kebidanan sesuai dengan rencana
yang telah disusun pada pelayanan ANC
7) Mampu melakukan evaluasi terhadap keefektifan asuhan yang telah
dilaksanakan pada pelayanan ANC
3. Manfaat Penulisan
a. Bagi Penulis
Merupakan pengalaman belajar dalam melaksanakan praktek kebidanan
khususnya asuhan kebidanan pada Ibu hamil Fisiologis.
b. Bagi Profesi
Sebagai salah satu masukan bagi bidan sebagai upaya meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang optimal berupa pemantauan, memberikan informasi
serta pelayanan yang tepat dan adekuat dalam memberikan asuhan kebidanan,
khususnya pada Ibu hamil Fisiologis.

c. Bagi Institusi Pendidikan


Dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan
kualitas pendidikan kebidanan khususnya pada Ibu hamil Fisiologis.

d. Bagi Puskesmas Paduraksa


Sebagai referensi untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan
asuhan kebidanan khususnya pada Ibu hamil Fisiologis.
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Tinjauan Teori Medis


a. Pengertian
1) Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo,
2014).
2) Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan – perubahan
yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat
fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuham yang diberikan
pun adalah meminimalkan intervensi (Astuti, 2012).
3) Kehamilan trimester III merupakan periode kehamilan dari bulan
ketujuh sampai sembilan (28-40 minggu) (Syaiful, Yuanita dan
Fatmawati, 2019).
b. Perubahan fisioogis pada trimester III
Dalam Syaiful (2019), terjadi perubahan pada tubuh di trimester III yaitu :
1) Uterus (Tyastuti, 2016)
Pada akir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1.000 gram
(berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding
2,5 cm. Pada kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri 3 jari di atas
pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prossus xipoideus. Pada
kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri pertengahan pusat dan
processus xyphoideus (30 cm). Pada kehamilan 36 minggu, tinggi
fundus uteri sekitar 1 jari di bawah processus xyphoideus. Pada
kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri turun setinggi 3 jari di
bawah processus xyphoideus, saat ini kepala sudah masuk PAP.
2) Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena
peningkatan hormon estrogen. Konsistensi serviks menjadi lunak
karena mengalami hipervaskularisasi.
3) Vagina dan vulva
Adanya hipervaskularisasi karena pengaruh hormone estrogen.
4) Sirkulasi darah
Volume darah akan bertambah banyak 25% pada puncak kehamilan
32 minggu.
5) System pernafasan
System pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi
karena pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita
hamil bernafas lebih dalam dengan meningkatkan volume tidal dan
kecepatan ventilasi.
6) Traktus urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai tuurun ke PAP sehingga
timbul keluhan sering berkemih karena tekanan kepala.
7) System imun
HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar
IgG, IgA, IgM menurun mulai dari minggu ke-10 dan mencapai
kadar terendah pada minggu ke-30 dan menetap hingga aterm.
c. Perubahan psikologis
Ibu hamil trimester III mengalami perubahan – perubahan pada dirinya
baik fisik maupun psikologis, berikut ini perubahan psikologis menurut
Triyastuti (2016) antara lain :
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang – kadang ibu merasa khawatir
bahwa bayinya akan lahir sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan
terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau–
kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga
akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau
benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu
mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan
timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan
timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa
dirinya aneh dan jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena
akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang
diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu sangat memerlukan
keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
d. Perkembangan Bentuk Janin
1) Janin pada bulan ke-7
Selama bulan ini janin terus tumbuh dan bergerak. Apabila pada
bulain ini janin lahir maka masih dapat hidup, akan tetapi harus
dibantu dengan alat – alat pembantu dan dampak lain dari kelahiran
janin pada bulan ini adalah keadaaanya masih lemah dan bayi BBLR,
sehingga harus dihangatkan kedalam incubator agar suhu bayi bias
mencapai suhu normal.
2) Janin pada bulan ke-8
Pada bulan ini janin sudah menjadi lebih panjang dan lebih gemuk
keadaanya. Panjang tubuhnya mencapai 18 inchi (45,7 sampai 5 pon
atau 2,27 kg). Apabila janin lahir pada fase ini, peluang untuk hidup
lebih besar, karena pertumbuhannya relative sempurna.
3) Janin pada bulan ke-9
Sepanjang bulan ini janin akan terus tumbuh dan pada akhir bulan ini
berat badan janin umumnya berkisar 7 hingga 7,5 pon (3,18 hingga
3,40 kg) dan panjang tubuhnya sekitar 20 inchi (50 cm). Kulitnya
masih dilapisi cairan pelindung (Liquor Amnion). Posisi janin
berubah sebagai persiapan untuk lahir dan mulai turun kebawah
dengan kepala berada ada bagian bawah dan janin sudah siap
dilahirkan.
e. Ketidaknyamanan pada ibu hamil
Dalam Triyastuti (2016) ketidaknyamanan pada masa kehamilan
trimester III, ibu akan merasakan ketidaknyamanan yaitu :
1) Edema
Faktor penyebab :
a) Pembesaran uterus pada ibu hamil mengakibatkan tekanan pada
vena pelvik sehingga menimbulkan gangguan sirkulasi. Hal ini
terjadi terutama pada waktu ibu hamil duduk atau berdiri dalam
waktu yang lama
b) Tekanan pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring
terlentang.
c) Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
d) Kadar sodium(Natrium) meningkat karena pengaruh dari
hormonal. Natrium bersifat retensi cairan.
e) Pakaian ketat.
Untuk meringankan atau mencegah dapat dilakukan beberapa cara
antara lain :
a) Hindari pakaian ketat.
b) Hindari makanan yang berkadar garam tinggi
c) Hindari duduk/berdiri dalam jangka waktu lama
d) Makan makanan tinggi protein
e) Istirahat dan naikkan tungkai selama 20 menit berulang – ulang.
f) Berbaring atau duduk dengan kaki ditinggikan
g) Hindari berbaring terlentang
h) Hindari kaos kaki yang ketat.
2) Sering Buang Air Kecil (BAK)
Keluhan sering BAK sering dialami oleh ibu hamil trimester I
dan III, hanya frekwensinya lebih sering pada ibu hamil trimester III.
Apabila sering BAK ini terjadi pada malam hari akan mengganggu
tidur sehingga ibu hamil tidak dapat tidur dengan nyenyak, sebentar–
sebentar terbangun karena merasa ingin BAK.
Sering buang air (BAK) sering disebabkan oleh karena uterus
membesar, yang disebabkan karena terjadi penurunan bagian bawah
janin sehingga menekan kandung kemih. BAK juga berhubungan
dengan ekskresi sodium (unsur Na) yang meningkatdan perubahan
fisiologis ginjal sehingga produksi urine meningkat. Upaya untuk
meringankan dan mencegah sering BAK, ibu hamil dilarang untuk
menahan BAK, upayakan untuk mengosongkan kandung kencing pada
saat terasa ingin BAK. Perbanyak minum pada siang hari untuk
menjaga keseimbangan hidrasi. Apabila BAK pada malam hari tidak
mengganggu tidur maka tidak dianjurkan mengurangi minum dimalam
hari, tetapi bila ya, batasi minum setelah makan malam, di samping itu
ibu hamil harus membatasi minum yang mengandung diuretic seperti
teh, kopi, cola dengan coffeine. Saat tidur ibu hamil dianjurkan
menggunakan posisi berbaring miring ke kiri dengan kaki ditinggikan,
dan untuk mencegah infeksi saluran kemihselesai BAK alat kelamin di
bersihkan dan dikeringkan.
3) Gatal dan kaku pada jari
Faktor penyebab :
a) Penyebab gatal – gatal ini belum diketahui secara pasti,
kemungkinan penyebabnya adalah hypersensitive terhadap antigen
placenta.
b) Perubahan gaya berat yang disebabkan karena pembesaran rahim
membuat berubahnya postur wanita dimana posisi bahu dan
kepala lebih kebelakang. Hal ini untuk menyeimbangkan
lengkungan punggung dan berat tubuh yang cenderung condong
ke depan.Hal ini dapat menekan syarat di lengan sehingga
mengakibatkan rasa gatal dan kaku pada jari.
Cara meringankan / mencegah :
a) Kompres dingin atau mandi berendam atau dengan shower.
b) Posisi tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk maupun ketika
mengambil sesuatu jangan dengan membungkuk tetapi tulang
belakang tetap diusahakan dalam posisi tegak
c) Sering berbaring apabila merasa lelah.
4) Gusi berdarah
Pada ibu hamil sering terjadi gusi bengkak yang disebut epulis
kehamilan. Gusi yang hiperemik dan lunak cenderung menimbulkan
gusi menjadi mudah berdarah terutama pada saat menuikat gigi. Gusi
berdarah ini paling parah terjadi pada kehamilan trimester II. Beberapa
faktor penyebab gusi berdarah adalah :
a) Estrogen berpengaruh terhadap peningkatan aliran darah ke
rongga mulut dan pergantian sel – sel pelapis ephitel gusi lebih
cepat.
b) Terjadi hipervaskularisasi pada gusi dan penyebaran pembuluh
darah halus sangat tinggi.
c) Ketebalan permukaan epithelial berkurang sehingga
mengakibatkan jaringan gusi menjadi rapuh dan mudah berdarah.
Cara mengurangi / mencegah :
a) Minum suplemen vit C dapat mengurangi incident gusi berdarah.
b) Berkumur dengan air hangat, air garam.
c) Jaga kebersihan gigi.
d) Periksa ke doketr gigi secara teratur.
5) Haemorroid
Haemorroid biasa disebut wasir biasa terjadi pada ibu hamil trimester
II dan trimester III. Beberapa faktor yang dapat menyebabkannya
adalah :
a) Konstipasi
b) Progesteron menyebabkan pristaltik usus lambat.
c) Vena haemorroid tertekan karena pembesaran uterus.
Cara meringankan atau mencegah dengan :
a) Hindari hal yang menyebabkan konstipasi
b) Hindari mengejan pada saat defikasi
c) Buat kebiasaab defikasi yang baik
d) Jangan duduk terlalu lama di toilet
e) Lakukan senam Kegel secara teratur.
f) Duduk pada bak yang diisi air hanyat selama 15 – 20 menit
sebanyak 3 sampai 4 x sehari.
6) Insomnia (sulit tidur)
Insomnia dapat terjadi pada wanita hamil maupun wanita yang tidak
hamil. Insomnia ini biasanya dapat terjadi mulai pada pertengahan
masa kehamilan. Insomnia dapat disebabkan oleh perubahan fisik
yaitu pembesaran uterus, dapat juga disebabkan oleh karena perubahan
psikologis misalnya perasaan takut, gelisah atau khawatir karena
menghadapi kelahiran. Adakalanya ditambahin oleh sering BAK
dimalam hari / nochturia.
Cara meringankan atau mencegah :
a) Mandi air hangat sebelum tidur
b) Minum minuman hangat (susu hangat, the hangat) sebelum tidur.
c) Sebelum tidur jangan melakukan aktifitas yang dapat membuat
susah tidur.
d) Jangan makan porsi besar 2-3 jam sebelum tidur
e) Kurangi kebisingan dan cahaya
f) Tidur dengan posisi relaks, lakukan relaksasi
7) Keputihan / Leukorhea
Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih
banyak sehingga membuat perasaan tidak nyaman karena celana
dalam sering menjadi basah sehingga harus sering ganti celana
dalam.Kejadian keputihan ini bisa terjadi pada ibu hamil trimester
pertama, kedua maupun ketiga. Faktor penyebab :
a) Meningkatnya kadar hormon estrogen pada ibu hamil trimester I
dapat menimbulkan produksi lendir servix meningkat.
b) Pada ibu hamil terjadi hyperplasia pada mukosa vagina.
Cara meringankan dan mencegah :
a) Jaga kebersihan dengan mandi setiap hari.
b) Bersihan alat kelamin dan keringkan setiap sehabis BAB atau
BAK
c) Membersihkan alat kelamin (cebok) dari arah depan ke belakang.
d) Ganti celana dalam apabila basah.
e) Pakai celana dalam yang terbuat dari katun sehingga menyerap
keringat dan mebuat sirkulasi udara yang baik.
f) Tidak dianjurkan memakai semprot atau douch.
8) Keringat bertambah
Faktor penyebab yang umum ditemukan pada ibu hamil antara lain :
a) Karena perubahan hormone pada kehamilan sehingga
meningkatkan aktifitas kelenjar keringat.
b) Aktifitas kelenjar sebasea ( kelenjar minyak) dan folikel rambut
meningkat.
c) Penambahan Berat Badan dan meningkatnya metabolism pada ibu
hamil
Cara meringankan atau mencegah :
a) Mandi / berendam secara teratur
b) Memakai pakaian yang longgar dan tipis, terbuat dari katun
supaya menyerap keringat.
c) Perbanyak minum cairan untuk menjaga hidrasi.
9) Mati rasa, rasa perih pada jari tangan atau kaki
Mati rasa ini dapat terjadi pada kehamilan trimester II dan trimester III.
Mati rasa (baal) dapat disebabkan oleh karena terjadinya pembesaran
uterus membuat sikap/postur ibu hamil mengalami perubahan pada
titik pusat gaya berat sehingga karena postur tersebut dapat menekan
syaraf ulna. Di samping itu hyperventilasi dapat juga menjadi
penyebab rasa baal pada jari, namun hal ini jarang terjadi. Untuk
meringankan atau mencegah, ibu hamil dapat dianjurkan untuk tidur
berbaring miring kekiri, postur tubuh yang benar saat duduk atau
berdiri.
10) Nafas sesak
Sesak nafas ini biasanya mulai terjadi pada awal trimester II sampai
pada akhir kehamilan. Ibu hamil dapat terserang nafas sesak oleh
karenapembesaran uterus dan pergeseran organ – organ abdomen.
Pembesaran uterus membuat pergeseran diafragma naik sekitar 4 cm.
Ada kalanya terjadi peningkatan hormon progesterone membuat
hyperventilasi. Untuk meringankan atau mencegah bidan dapat
menjelaskan penyebab fisiologisnya. Bidan juga dapat melatih ibu
hamil untuk membiasakan dengan pernapasan normal. Ibu hamil juga
harus tetap mengatur sikap tubuh yang baik, saat berdiri tegak dengan
kedua tangan direntangkan diatas kepala kemudian menarik nafas
panjang.
11) Nyeri ligamentum rotundum
Nyeri ligamentum rotundum ini biasa terjadi pada trimester kedua dan
ketiga. Faktor penyebab :
a) Selama kehamilan terjadi hypertropi dan peregangan pada
ligamentum.
b) Pada kehamilan terjadi penekanan pada ligamentum karena uterus
yang membesar.
Cara meringankan atau mencegah :
a) Menekuk lutut kearah abdomen.
b) Memiringkan panggul
c) Mandi dengan air hangat
d) Menggunakan korset
e) Tidur berbaring miring ke kiri dengan menaruh bantal dibawah
perut dan lutut
12) Nyeri ulu hati (heart burn)
Nyeri ulu hati biasanya mulai terasa pada kehamilan trimester II dan
semakin bertambah umur kehamilan biasanya semakin bertambah pula
nyeri ulu hati. Hal ini dapat terjadi karena produksi progesterone yang
meningkat, pergeseran lambung karena pembesaran uterus, dan
apendiks bergeser kearah lateral dan keatas sehingga menimbulkan
refluks lambung yang dapat mengakibatkan rasa nyeri pada ulu hati.
Cara meringankan atau mencegah :
a) Hindari makanan berminyak/digoreng
b) Hindari makanan yang berbumbu merangsang
c) Sering makan makanan ringan
d) Hindari kopi dan rokok
e) Minum air 6 – 8 gelas sehar
f) Kunyah permen karet
13) Perut kembung
Tidak jarang ibu hamil mengeluh perut terasa kembung, hal ini sering
terjadi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga. Faktor
penyebabnya adalah :
a) Peningkatan hormon progesterone membuat motilitas usus turun
sehingga pengosongan usus lambat.
b) Uterus yang membesar menekan usus besar.
Cara meringankan atau mencegah :
a) Menghindari makan makanan yang mengandung gas.
b) Mengunyah makanan secara sempurna.
c) Lakukan senam secara teratur.
d) Biasakan BAB teratur.
e) Tekuk lutut kedada untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
14) Ptyalism (air ludah berlebihan)
Ibu hamil sering merasakan saliva keluar lebih banyak dari biasa, hal
ini kadang– kadang dapat menimbulkan rasa mual sehingga ibu hamil
merasa tidak nyaman. Ptyalism biasanya dirasakan ibu hamil mulai 2
sampai 3 minggu usia kehamilan dan berhenti pada akhir kehamilan.
Faktor penyebab :
a) Meningkatnya keasaman mulut atau meningkatnya asupan pati
sehingga menstimulasi (merangsang) kelenjar saliva (kelenjar
ludah) untuk meningkatkan sekresi.
b) Ibu hamil mengurangi makan dengan maksud untuk mengurangi
mual dapat menyebabkan peningkatan jumlah saliva di mulut.
Cara meringankan atau mencegah :
a) Kurangi makan yang banyak mengandung karbohidrat.
b) Kunyah permen karet atau permen keras.
c) Jaga kebersihan mulut.
15) Pusing, syncope (pingsan)
Rasa pusing sering menjadikan keluhan ibu hamil trimester II dan
trimester III. Perasaan sangat mengganggu ketidaknyamanan ibu
hamil, kalau tidak penyebabnya tidak segera ditangani maka dapat
mengakibatkan tekanan darah rendah dan sampai meninggal.
Faktor penyebab :
a) Ibu hamil tidur posisi berbaring terlentang, karena penambahan
berat badan dan pembesaran uterus maka menyebabkan menekan
pada vena cava inferior sehingga menghambat dan mengurangi
jumlah darah yang menuju ke hati dan jantung.
b) Kemungkinan disebabkan karena hypoglycemia.
Cara meringankan atau mencegah :
a) Bangun tidur secara perlahan – lahan.
b) Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkunagn yang hangat dan
sesak.
c) Hindari berbaring dalam posisi terlentang.
16) Sakit kepala
Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa dirasakan ibu
hamil baik trimester I, trimester II maupun trimester III. Faktor
penyebab :
a) Kelelahan atau keletihan.
b) Spasme / ketegangan otot
c) Ketegangan pada otot mata
d) Kongesti (akumulasi abnormal / berlebihan cairan tubuh).
e) Dinamika cairan syaraf yang berubah.
Cara meringankan atau mencegah :
a) Relaksasi untuk meringankan ketegangan/spasme.
b) Massase leher dan otot bahu
c) Tidur cukup pada malam hari dan istirahat cukup pada siang hari.
d) Mandi air hangat
e) Jangan pergi dalam periode lama tanpa makan
f) Penuhi kebutuhan cairan minimal 10 gelas per hari.
g) Hindari hal dapat menyebabkan sakit kepala (mata tegang,
ruangan sumpek, asap rokok, lingkungan sibuk).
h) Lakukan jalan santai di udara segar.
i) Istirahat pada tempat yang tenang dan rileks
j) Lakukan meditasi atau yoga.
17) Sakit punggung atas dan bawah
Sakit punggung pada ibu hamil terjadi pada ibu hamil trimester II dan
III. Faktor penyebab :
a) Pembesaran payudara dapat berakibat ketegangan otot.
b) Keletihan
c) Posisi tubuh membungkuk ketika mengangkat barang
d) Kadar hormon yang meningkat menyebabkan cartilage pada sendi
besar menjadi lembek.
e) Posisi tulang belakang hiperlordosis.
Cara meringankan atau mencegah :
a) Memakai BH yang menopang dan ukuran yang tepat.
b) Hindari sikap hiperlordosis, jangan memakai sepatu atau sandal
hak tinggi
c) Tidur dengan kasur yang keras
d) Pertahankan postur yang baik, hindari sikap membungkuk,tekuk
lutut saat mengangkat barang.
e) Lakukan olah raga secara teratur, senam hamil atau yoga.
f) Pertahankan penambahan berat badan secara normal.
g) Lakukan gosok atau pijat punggung
Kompres hangat dapat digunakan untuk meringankan
keluhan nyeri / sakit punggung. Dalam penelitian yang berjudul
Ektifitas Kompres Hangat terhadap Intensitas Nyeri Punggung pada
Ibu Hamil Trimester III didapatkan hasil ada perbedaan pengaruh
yang signifikan antara postest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol terhadap intensitas nyeri punggung pada ibu hamil. Hasil
penelitian menunjukkan skor perbedaan nilai rata-rata sebelum dan
sesudah perlakuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dengan p-value 0,001 < α 0,05 hal ini berarti kelompok eksperimen
lebih besar pengaruhnya terhadap intensitas nyeri punggung dari pada
kelompok control (Amalia, Erika and Dewi, 2020).
18) Varises pada kaki atau vulva
Varises pada kaki menyebabkan perasaan tidak nyaman pada ibu
hamil, biasa terjadi pada kehamilan trimester II dan Trimester III.
Faktor penyebab :
a) Cenderung karena bawaan keluarga
b) Peningkatan hormon estrogen berakibat jaringan elastic menjadi
rapuh.
c) Jumlah darah pada vena bagian bawah yang meningkat
Cara meringankan atau mencegah :
a) Lakukan olahraga secara teratur
b) Hindari duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama
c) Pakai sepatu dengan telapak yang berisi bantalan
d) Hindari memakai pakaian ketat
e) Berbaring dengan kaki ditinggikan
f) Berbaring dengan kaki bersandar di dinding
19) Konstipasi atau sembelit
Konstipasi adalah BAB keras atau susah BAB biasa terjadi pada ibu
hamil trimester II dan III. Faktor penyebab :
a) Peristaltik usus lambat disebabkan meningkatnya hormon
progesterone
b) Motilitas usus besar lambat sehingga menyebabkan penyerapan air
pada usus meningkat.
c) Suplemen zat besi
d) Tekanan uterus yang membesar pada usus.
Cara meringankan atau mencegah :
a) Olah raga secara teratur.
b) Tingkatkan asupan cairan minimal 8 gelas sehari.
c) Minum cairan panas atau sangat dingin pada saat perut kosong
d) Makan sayur segar, makan bekatul 3 sendok makan sehari, nasi
beras merah
e) Membiasakan BAB secara teratur.
f) Jangan menahan BAB, segera BAB ketika ada dorongan
g) Perlu diperhatikan : apel segar dan kopi dapat meningkatkan
konstipasi.
20) Kram pada kaki
Kram pada kaki biasanya timbul pada ibu hamil mulai kehamilan 24
minggu. Kram ini dirasakan oleh ibu hamil sangat sakit. Kadang –
kadang masih terjadi pada saat persalinan sehingga sangat
mengganggu ibu dalam proses persalinan.
Faktor penyebab :
Penyebab pasti belum jelas, namun ada beberapa kemungkinan
penyebab diantaranya adalah:
a) Kadar kalsium dalam darah rendah.
b) Uterus membesar sehingga menekan pebuluh darah pelvic
c) Keletihan
d) Sirkulasi darah ke tungkai bagian bawah kurang.
Cara meringankan atau mencegah :
a) Penuhi asupan kasium yang cukup ( susu, sayuran berwarna hijau
gelap).
b) Olahraga secara teratur.
c) Jaga kaki selalu dalam keadaan hangat
d) Mandi air hangat sebelum tidur
e) Meluruskan kaki dan lutut (dorsofleksi)
f) Duduk dengan meluruskan kaki, tarik jari kaki kearah lutut.
g) Pijat otot – otot yang kram
h) Rendam kaki yang kram dalam air hangat atau gunakan bantal
pemanas.
21) Palpitasi
Palpitasi atau rasa berdebar–debar sering dirasakan oleh ibu hamil
pada awal kehamilan. Pada ibu hamil terjadi peningkatan kerja
jantung, jantung mempunyai 50 % darah tambahan yang harus
dipompakan melalui aorta setiap menit. Peningkatan curah jantung ini
mencapai puncaknya pada akhir trimester II dan menurun kembali
seperti sebelum hamil beberapa minggu sebelum melahirkan. Palpitasi
dapat terjadi oleh karena faktor peningkatan curah jantung pada ibu
hamil, dan adanya gangguan pada sistem syaraf simpati. Dapat
diringankan atau dicegah dengan memjelaskan pada ibu hamil bahwa
hal ini normal terjadi pada kehamilan dan akan menghilang pada akhir
kehamilan. Pada ibu hamil yang tidak mempunyai keluhan jantung, hal
ini tidak perlu dikawatirkan.
f. Tanda bahaya dalam kehamilan
Ibu hamil perlu mengetahui tanda bahaya kehamilan karena munculnya
tanda bahaya dapat menjadi indikasi adanya kemungkinan bahaya pada
kehamilan yang dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu hamil dan
janin. Ibu hamil yang berpengetahuan tinggi berpeluang 2,048 kali untuk
memiliki perilaku yang tepat dalam perawatan kehamilan (Isdianty and
Ungsianik, 2013).
Dalam Tyastuti (2016) ada 6 tanda bahaya selama periode antenatal yaitu:
1) Perdarahan pervagina
Perdarahan tidak normal yang terjadi pada awal kehamilan
(perdarahan merah, banyak atau perdarahan dengan nyeri),
kemungkinan abortus, mola atau kehamilan ektopik. Perdarahan tidak
normal pada kehamilan lanjut (perdarahan merah, banyak, kadang –
kadang, tidak selalu, disertai rasa nyeri) bisa berarti plasenta previa
atau solusio plasenta.
2) Sakit kepala hebat, menetap yang tidak hilang
Sakit kepala hebat dan tidak hilang dengan istirahat adalah
gejala pre eclampsia.
Kalsium adalah mikronutrien terbaik yang telah dipelajari
dalam hubungannya dengan preeklampsia. Beberapa penelitian
epidemiologi pada negara berkembang menunjukan hubungan antara
penurunan asupan kalsium dan preeklampsia (Kanagal et al., 2014).
Imdad (2011) dalam Gustirini (2019) menyatakan kekurangan asupan
kalsium akan menyebabkan peningkatan hormon paratiroid (PTH)
sehingga menyebabkan peningkatan kalsium intraseluler.
Peningkatan kalsium intraseluler akan mengakibatkan otot polos
pembuluh darah mengalami vasokontriksi sehingga tekanan darah
meningkat. Peningkatan tekanan darah selama kehamilan merupakan
risiko pengembangan terjadinya preeklampsia. (Gustirini, 2019)
3) Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur)
Masalah penglihatan pada ibu hamil yang secara ringan dan
tidak mendadak kemungkinan karena pengaruh hormonal. Tetapi
kalau perubahan visual yang mendadak misalnya pandangan kabur
atau berbayang dan disertai sakit kepala merupakan tanda pre
eklampsia.
4) Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak ada hubungan dengan persalinan
adalah tidak normal. Nyeri yang tidak normal apabila nyeri yang
hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, hal ini
kemungkinan karena appendisitis, kehamilan ektopik, abortus,
penyakit radang panggul, gastritis, penyakit kantung empedu,
abrupsio plasenta, infeksi saluran kemih dll.
5) Bengkak pada muka dan tangan
Hampir separuh ibu hamil mengalami bengkak normal pada
kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang
setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Bengkak dapat
menunjukkan tanda bahaya apabila muncul pada muka dan tangan
dan tidak hilang setelah beristirahat dan disertai keluhan fisik lain.
Hal ini dapat merupakan tanda anemia, gagal jantung atau pre
eklampsia.
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin
dalam darah berada di bawah batas normal. Pada ibu hamil trimester
I dan III, batas kadar hemoglobin untuk anemia adalah 11 g/dl
sedangkan pada trimester II batas kadar hemoglobin adalah
10,5g/dl.7 Pada penelitian ini didapatkan prevalensi anemia pada
subjek penelitian sebesar 56,8% dengan rerata kadar Hb yaitu 10,9
g/dl. Penelitian yang berjudul Hubungan Asupan Fe dan Vitamin A
dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas
Air Dingin Kota Padang menunjukkan hubungan bermakna antara
asupan Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III (Listi,
Serudji and Kadri, 2017).
6) Bayi bergerak kurang dari biasanya
Ibu hamil akan merasakan gerakan janin pada bulan ke 5 atau sebagian
ibu merasakan gerakan janin lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan
melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 x dalam periode 3 jam.
Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat
dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
g. Penatalaksanaan
Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan
persalinan, anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan
antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk
minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga, sebagai
berikut :
1) Minimal 1 kali kunjungan di trimester I sebelum umur kehamilan 16
minggu
2) Minimal 1 kali kunjungan di trimester II antara minggu 24-28
3) Minimal 2 kali kunjungan di trimester III antara minggu 30-32 dan 36-
38.
Selain itu, anjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke dokter setidaknya 1
kali untuk deteksi kelainan medis secara umum (Kemenkes RI, 2013).
Untuk memantau kehamilan ibu, gunakan buku KIA. Buku diisi
setiap kali ibu melakukan kunjungan antenatal, lalu berikan kepada ibu
untuk disimpan dan dibawa kembali pada kunjungan berikutnya.
Pemeriksaan yang dilakukan pada ibu hamil dalam Mochtar (2011) yaitu :
1) Anamnesa
a) Anamnesa identitas ibu dan suami
b) Anamnesa umum yaitu tentang keluhan ibu, riwayat kehamilan
sekarang, riwayat kontrasepsi, riwayat obstetri, riwayat medis
lainnya dan riwayat sosial ekonomi.
2) Inspeksi dan pemeriksaan fisik diasnogtik
Dilakukan pemeriksaan tubuh meliputi :
a) Pemeriksaan tanda vital : tekanan darah, frekuensi nadi, suhu,
frekuensi nafas.
b) Berat bada
c) Tinggi badan
d) Lingkar lengan atas
e) Pemeriksaan fisik umum
3) Perkusi
Dilakukan pemeriksaan reflek patella.
4) Palpasi
Palpasi perut untuk menentukan besar dan konsistensi rahim, bagian
– bagian janin, letak dan presentasi, gerakan janin, kontraksi. Palpasi
abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV:
a) Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin
yang terletak di fundus uteri (dilakukan sejak awal trimester I)
b) Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan
ibu(dilakukan mulai akhir trimester II)
c) Leopold III : menentukan bagian janin yang terletak di bagian
bawah uterus (dilakukan mulai akhir trimester II)
d) Leopold IV : menentukan berapa jauh masuknya janin ke pintu
atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu)
5) Auskultasi
Auskultasi denyut jantung janin menggunakan fetoskop atau doppler
(jika usia kehamilan > 16 minggu)
6) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan
laboratorium (rutin maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan
ultrasonografi.
h. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang efektif
KIE efektif termasuk konseling bagian pelayanan antenatal terpadu yang
diberikan sejak kontak pertama untuk membantu ibu hamil mengatasi
masalahnya. Materi KIE yang diberikan dalam pelayanan antenatal yaitu :
1) Persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi
Isi Pesan :
a) Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan nifas
b) Tabulin
c) Tempat persalinan
d) Transportasi rujukan
e) Penolong persalinan
f) Calon donor darah
g) Pendamping persalinan
h) Suami siaga
Beberapa faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam
perencanaan persalinan diantaranya pengetahuan, dukungan
keluarga, situasi geografis dan budaya. Kurangnya pengetahuan baik
ibu hamil atau masyarakat tentang kehamilan dan pencegahan
komplikasi kehamilan mempengaruhi rendahnya cakupan P4K.
Anggapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah sesuatu yang
dialami sehingga tidak memerlukan pemeriksaan dengan perawatan
akan menyebabkan ibu hamil termasuk dalam kelompok resiko
tinggi (Pertiwi, 2013).
2) Inisiasi Menyusui Dini dan ASI Eksklusif
Isi Pesan :
a) Skin to skin untuk IMD
b) Kolostrum, rawat gabung, ASI saja 6 bulan
c) Keinginan menyusui
d) Penjelasan pentingnya ASI, perawatan putting susu
Perawatan payudara sebaiknya dilakukkan selama masa
kehamilan trimester III dan bukan setelah persalinan (Bobak et al.,
2012). Penelitian Klevina & K (2015) menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara perawatan payudara pada ibu hamil trimester III
dengan kelancaran keluarnya ASI pada post partum di RSUD dr.
Hardjono Ponorogo dengan signifikasi p value sebesar 0,004
(α=0,05).
3) KB pascasalin
Metode yang sesuai dalam masa nifas
4) Masalah gizi
Isi pesan :
a) Suplementasi tablet besi
b) Mengonsumsi garam beryodium
c) Mengkonsumsi makanan padat kalori, dan kaya zat besi
d) Pemberian makanan tambahan
5) Masalah penyakit kronis dan penyakit menular
Isi pesan :
a) Upaya pencegan
b) Mengenali gejala penyakit
c) Menerapkan PHBS
d) Kepatuhan minum obat
6) Kelas ibu
Isi pesan :
a) Setiap ibu hamil menggunakan buku KIA
b) Bertukar pengalaman di antara ibu hamil
c) Senam hamil
7) Brain booster
Isi pesan :
a) Berkomunikasi dengan janin
b) Doa dan music untuk menstimulasi otak janin
c) Gizi seimbang bagi ibu hamil
8) Informasi HIVAIDS (PMTCT dan IMS)
Isi pesan :
a) Definisi HIV/AIDS dan IMS
b) Penularan HIV dan IMS
c) Pentingnya tes HIV (Kemenkes RI, 2015)
2. Nyeri Punggung Pada Kehamilan
a. Defini Nyeri Punggung pada Kehamilan
The International Association for the study of pain (IASP)
mendefinisikan nyeri sebagai pengalaman sensoris dan emosional yang
tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan atau
potensial akan menyebabkan kerusakan jaringan, sedangkan Prasetyo
(2010) menemukan bahwa nyeri merupakan fenomena yang multidimensi
sehingga sulit untuk diberikan batasan yang pasti terhadap nyeri. Nyeri
yang dirasakan dapat mengganggu aktivitas keseharian. Sudoyo,
Setiyohadi, Alwi, Simadibrata, & Setiati (2014) mengemukakan bahwa
nyeri dapat berdampak pada kualitas hidup atau terhadap hal-hal yang
lebih spesifik seperti pengaruhnya terhadap pola tidur, selera makan,
energi, aktivitas keseharian (activities of the daily living), hubungan
dengan semua manusia (lebih tersinggung dan sebagainya) atau bahkan
terhadap mood (sering menangis, marah, atau bahkan berupaya bunuh
diri), kesulitan berkonsentrasi pada pekerjaan atau pembicaraan dan
sebagainya. Nyeri punggung merupakan nyeri dibagian lumbal,
lumbosakral, atau didaerah leher. Nyeri punggung diakibatkan oleh
regangan otot atau tekanan pada akar saraf dan biasanya dirasakan sebagai
rasa sakit, tegangan, atau rasa kaku di bagian punggung (Huldani, 2012).
Ibu hamil biasanya akan mengeluh nyeri pada punggung terutama
punggung bagian bawah. Nyeri punggung pada ibu hamil disebabkan
karena adanya tekanan dari rahim yang membesar, yang menyebabkan
banyak ketidaknyamanan yang menyebabkan nyeri pada punggung bagian
bawah, bokong dan tungkai kaki (Hathaway, Murkoff and Eisenberg,
2016). Kurva lumbosakrum normal harus semakin melengkung dan di
daerah servikodorsal harus berbentuk kurva (fleksi anterior kepala
berlebihan/seperti menunduk) untuk mempertahankan keseimbangan,
karena pada wanita hamil pusat gravitasi bergeser ke depan. Relaksasi
ringan dan peningkatan mobilitas sendi panggul normal selama masa
hamil, disebabkan karena adanya elastisitas perlunakan berlebihan
jaringan kolagen dan jaringan ikat dan juga adanya peningkatan hormon
seks steroid yang bersirkulasi. Derajat relaksasi bervariasi, namun
pemisahan simfisis pubis dan ketidakstabilan sendi sakroiliaka yang besar
dapat menimbulkan nyeri dan kesulitan berjalan (Bobak et al., 2012).
Terdapat peningkatan mobilitas sendi sakroiliaka, sakrokoksigeal, dan
sendi di pubis selama kehamilan, kemungkinan akibat perubahan
hormonal. Mobilitas tersebut mungkin menyebabkan perubahan postur
ibu, dan selanjutnya mengakibatkan rasa tidak nyaman di punggung
bagian bawah, terutama pada akhir kehamilan (Cunningham, 2013).
Indriyani & Asmuji (2014) menemukan bahwa peningkatan
distensi abdomen membuat panggul miring ke depan, tonus otot abdomen
menurun, dan berat badan meningkat, sehingga hal ini membutuhkan
penyesuaian ulang (realignment). Pusat gravitasi bergeser ke depan, kurva
lumbosakrum normal harus semakin melengkung dan daerah
servikodorsal harus terbentuk kurvatura (fleksi anterior kepala berlebihan)
untuk mempertahankan keseimbangan. Pergerakan semakin sulit,
ligamentum dan otot tulang belakang bagian tengah dan bawah mendapat
tekanan berat. Perubahan ini serta perubahan lain membuat kondisi tidak
nyaman pada musculoskeletal. Dampak dari kehamilan maka pusat
gravitasi ibu secara bertahap akan berubah karena peningkatan ukuran dan
berat rahim. Tubuh akan mengkompensasi dengan meningkatnya kurva
tulang belakang lumbosakral yang sering mengakibatkan nyeri pada
punggung bawah dan dapat menyebabkan postur tubuh ibu berubah.
Gambar 1 di bawah ini menunjukkan perubahan postur tubuh akibat
adaptasi kehamilan.

Gambar 1. Bagan Fitzgerald & Segal (2015) Perubahan tulang belakang


(a) tidak hamil (b) bulan ke lima (c) bulan ke-9
Nyeri yang dirasakan ibu juga bervariasi. Wanita muda yang
cukup berotot dapat menoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan
tetapi, wanita yang lebih tua, yakni wanita yang mengalami gangguan
punggung atau wanita yang memiliki sensasi keseimbangan yang buruk,
dapat mengalami nyeri punggung yang cukup berat selama dan setelah
hamil (Bobak et al., 2012). Selain usia, nyeri yang dirasakan juga dapat
dipengaruhi oleh bertambahnya berat badan ibu. Pertambahan berat badan
normal ibu sekitar 10-12 kg (Manuaba, 2017). Fraser & Cooper (2011)
menambahkan bahwa terdapat peningkatan mobilitas sendi sakroiliaka dan
sakrokoksigeal yang berperan dalam perubahan postur ibu yang dapat
menyebabkan nyeri punggung bagian bawah di akhir kehamilan, terutama
pada wanita multipara. Hal ini berhubungan dengan penjelasan Varney &
Jan M.K (2010) bahwa masalah nyeri punggung bawah akan memburuk
jika otot-otot abdomen wanita tersebut lemah sehingga gagal menopang
uterus yang membesar.
b. Dampak Nyeri Punggung
Dampak dari nyeri punggung dalam masa kehamilan adalah ibu
akan mengalami gangguan tidur yang menyebabkan keletihan dan
iritabilitas serta ketidaknyamanan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
Hal tersebut akan menyebabkan janin menjadi fetal distress dimana
keadaan ibu sangat erat kaitannya dengan kondisi janin yang
dikandungnya, menghambat mobilitas, yang sudah memiliki anak akan
menghambat merawat anak. selain itu nyeri dapat mempengaruhi
pekerjaan ibu dan apabila pekerjaannya tidak dapat tersesuaikan, ibu
mungkin harus cuti melahirkan lebih cepat dari yang diperkirakan
(Robson and Jason Waugh, 2012).
c. Cara mengatasi nyeri punggung
Bila pada waktu antenatal ditemukan masalah nyeri punggung, hal
yang harus dilakukan adalah:
1) Tidur dengan posisi miring dilakukan berganti-ganti, miring ke sisi
kiri dan kanan.
2) Lakukan gerakan peregangan untuk melatih elastisitas pinggang.
3) Lakukan pemijitan.
4) Mandi dan berendam dengan air hangat untuk meredakan otot-otot
yang terasa sakit.
Jika merasakan sakit yang luar biasa dan tidak tertahankan, ibu
perlu berkonsultasi dengan dokter (Harsono, 2013).

3. Tinjauan Teori Asuhan Kehamilan


a. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di
gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikirandan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan keterampilan dalam
rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang
berfokus pada klien Asuhan kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang
berurutan, yang di mulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir
dengan evaluasi. Tujuh langkah tersebut membentuk kerangka yang
lengkap dan bisa di aplikasikan dalam suatu situasi (Varney, Helen &
Marlyn HE, David W, 2012).
b. Tahapan Asuhan Kebidanan
Dalam praktiknya bidan menggunakan manajemen kebidanan
dalam memberikan asuhan kebidanan. Menurut Varney (2012),
manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan, keterampilan dalam tahapan yang
logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.
manajemen kebidanan:
1) Langkah I (Pengumpulan Data Dasar)
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap yang berkaitan dengan kondisi klien. Pendekatan ini harus
bersifat komprehensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil
pemeriksaan.
2) Langkah II (Interpretasi Data Dasar)
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa
dan masalah yang spesifik.
3) Langkah III (Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan
Mengantisipasi Penanganannya)
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang
telah diidentifikasikan.
4) Langkah IV (Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera)
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
atau untuk dikonsulkan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
5) Langkah V (Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh)
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh,
ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar
yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
6) Langkah VI (Pelaksanaan Langsung Asuhan Efisien dan Aman)
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh di langkah kelima
harus dilaksanakan secara efisien dan aman.
7) Langkah VII (Mengevaluasi Hasil Tindakan)
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan. Rencana dapat dianggap efektif jika memang benar
efektif dalam pelaksanaannya.
c. Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan
1) Data Subyektif (S)
Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang
klien. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan
berhubungan langsung dengan diagnosis (Handayani, 2017).
a) Nama Klien dan Pasangan
Digunakan untuk memperlancar komunikasi dalam asuhan,
sehingga antara bidan dan pasien menjadi lebih akrab (Walyani,
2015).
b) Umur
Dikaji untuk mengetahui masa reproduksi klien beresiko tinggi
atau tidak, < 16 tahun atau > 35 tahun (Walyani, 2015).
c) Agama
Untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan pada
ibu selama memberikan asuhan. Informasi ini terkait dengan
pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi agama dalam
kehamilan dan lain - lain (Walyani, 2015).
d) Suku Bangsa
Dikaji untuk menentukan adat istiadat atau budayanya. Ras,
etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka
memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien
(Walyani, 2015).
e) Pendidikan
Tanyakan tingkat pendidikan tertinggi klien. Mengetahui
pendidikan klien berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga
bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
(Walyani, 2015).
f) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh lingkungan kerjan pasien terhadap
kehamilan yang dapat merusak janin, dan persalinan prematur
(Walyani, 2015).
g) Alamat
Dikaji untuk mengetahui keadaan lingkungan dan tempat tinggal
klien, sehingga lebih memudahkan pada saat akan bersalin sert
mengetahui jarak rumah dengan tempat pelayanan kesehatan
(Walyani, 2015).
h) Alasan Datang
Ditanyakan untuk mengetahui alasan datang ke bidan/ klinik,
apakah untuk memeriksakan keadannya atau untuk
memeriksakan keluhan lain yang disampaikan dengan kata –
katanya sendiri (Hani, Ummi, 2010).
Tujuan kunjungan biasanya untuk mendapatkan diagnosis
ada/tidaknya kehamilan, mendapatkan perawatan kehamilan,
menentukan usia kehamilan dan perkiraaan persalinan,
menentukan status kesehatan ibu dan janin, menentukan rencana
pemeriksaan/penatalaksanaan lainnya (Walyani, 2015).
i) Keluhan Utama
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat
bidan. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien
serta menanyakan sejak kapan hal tersebut dikeluhkan klien.
Mendengarkan keluhan klien sangat penting untuk pemeriksaan.
(Walyani, 2015)
j) Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang,
penyakit umum yang pernah diderita, serta penyakit yang
dialami dahulu (Marmi, 2011)
k) Riwayat Obstetri
(1) Riwayat Haid
(a) Menarch : Dikaji untuk mengetahui kapan pertama kali
pasien menstruasi. Umumnya menarche terjadi pada usia
12-13 tahun (Sulistyawati, 2011).
(b) Siklus : Siklus merupakan jarak antara menstruasi yang
dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan
hari. Dikaji teratur atau tidaknya setiap bulan. Biasanya
sekitar 23-32 hari (Sulistyawati, 2011).
(c) Lamanya : Menurut Walyani (2015) lamanya haid yang
normal adalah kurang lebih 7 hari. Apabila sudah
mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan
kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit yang
mempengaruhi.
(d) Nyeri haid : Nyeri haid perlu ditanyakan untuk
mengetahui apakah klien menderita atau tidak di tiap
haid.Nyeri haid juga menjadi tanda kontroksi uterus klien
begitu hebat sehingga menimbulkan nyeri haid (Walyani
2015).
(e) Banyaknya : Dikaji untuk mengetahui berapa banyak
darah yang keluar saat Menurut Walyani (2015)
normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam
sehari.Apabila darahnya terlalu berlebihan,itu berarti
telah menunjukan gejala kelainan banyaknya darah haid.
(2) Riwayat kehamilan sekarang
(a) Gravida/Para
(b) Usia Kehamilan
Menentukan usia kehamilan sangat penting untuk
memperkirakan persalinan (Manuaba,2017).
(c) HPHT
HPHT adalah hari haid pertama terakhir seorang
wanita sebelum hamil. Cara menentukan HPHT adalah
dengan melakukan anamnesis pada ibu secara tepat
karena apabila terjadi kesalahan, maka penentuan usia
kehamilan juga menjadi tidak tepat. Haid terkhir tersebut
harus normal, baik dari lamanya maupun dari banyaknya.
HPHT yang tepat adalah tanggal dimana ibu baru
mengeluarkan darah menstruasi dengan frekuensi dan
lama menstruasi seperti biasa. (Hani,Ummi, dkk, 2010)
(d) HPL
HPL adalah tanggal taksiran perkiraan persalinan
ibu. Bisa ditentukan setelah HPHT didapatkan. HPL =
tanggal HPHT ditambahkan 7, bulan HPHT dikurangi 3,
Tahun HPHT ditambahkan 1 (jika bulan lebih dari 4-12)
HPL= tanggal HPHT ditambahkan 7, bulan HPHT
dikurangi 3, Tahun HPHT dikurangi 1 (jika bulan lebih
dari 1-3) (Hani, Ummi, dkk, 2010)
(e) Gerakan Janin
Diperkirakan terjadi gerakan pertama fetus pada usia
kehamilan 16 minggu terdapat perbedaan. Pada
primigravida biasanya dirasakan pada usia 18 minggu,
sedangkan pada multigravida sekitar 16 minggu. Dengan
mengetahui gerakan janin maka perkiraan umur
kehamilan dapat ditetapkan. Gerakan janin juga
diperlukan untuk mengetahui keadaan janin (masih
hidup/mati). Berupa positif jika ada, dan negatif jika
belum ada (Hani,Ummi, dkk, 2010). Gerakan janin juga
bermula pada usia kehamilan mencapai 12 minggu, tetapi
baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16 –
20 minggu karena diusia kehamilan tersebut, dinding
uterus mulai menipis dan gerakan janin lebih kuat.
(Saifuddin, 2011). Gerakan menendang atau tendangan
janin (10 gerakan/12 jam ) (Saifuddin, 2011)
(f) Masalah-masalah
Menanyakan kepada klien apakah ada masalah
pada kehamilan trimester I (hiperemesis gravidarum,
anemia,dll), pada trimester II dan trimester III tanyakan
masalah apa yang pernah dirasakan pada kehamilan
sebelumnya. Hal ini untuk sebagai faktor persiapan
kalau-kalau kehamilan sekarang akan terjadi hal seperti
itu lagi. (Walyani, 2015)
(g) Riwayat ANC
Menanyakan kepada klien asuhan kehamilan apa
saja yang pernah ia dapatkan selama kehamilan trimester
I, trimester II dan trimester III. Menanyakan kepada klien
asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada kehamilan
sebelumnya dan menanyakan bagaimana pengaruhnya
terhadap kehamilan. Apabila baik, bidan bisa
memberikan lagi asuhan kehamilan tersebut pada
kehamilan sekarang. Tempat ANC juga ditanyakan untuk
mengetahui dimana tempat klien mendapatkan asuhan
kehamilan tersebut. (Walyani, 2015)
(3) Riwayat kebidanan yang lalu
(a) Jumlah Kehamilan (Gravida/G)
Ditanyakan untuk mengetahui seberapa besar
pengalaman klien tentang kehamilan. Apabila klien
mengatakan ini merupakan kehamilan pertama, maka
bidan harus secara maksimal memberikan pengetahuan
kepada klien tentang bagaimana merawat kehamilannya
dengan maksimal (Walyani, 2015).
(b) Jumlah anak yang hidup
Untuk mengetahui pernah tidaknya klien
mengalami keguguran, apabila pernah maka pada
kehamilan berikutnya beresiko mengalami keguguran
kembali. Serta apabila jumlah anak yang hidup hanya
sedikit dari kehamilan yang banyak, berarti kehamilan ini
sangat diinginkan (Walyani, 2015).
(c) Jumlah kelahiran Premature
Untuk mengidentifikasi apakah pernah mengalami
kelahiran premature sebelumnya, jika ia maka dapat
beresiko menimbulkan persalinan premature berikutnya
(Walyani, 2015).
(d) Jumlah keguguran
Menanyakan kepada klien apakah pernah
mengalami keguguran atau tidak. Sebab apabila pernah
mengalami keguguran dalam riwayat persalinan
sebelumnya maka beresiko mengalami keguguran
berulang (Walyani, 2015).
(e) Persalinan dengan tindakan (operasi sesar, vakum,
forcep)
Untuk mengetahui catatan kelahiran terdahulu,
apakah pervaginam, melalui bedah sesar, dibantu forcep
atau vakum (Walyani, 2015).
(f) Riwayat perdarahan pada persalian atau pasca persalinan
Ditanyakan untuk mengetahui apakah klien pernah
mengalami perdarahan pascapersalinan, perdarahan
antepartum, atau intrapartum sebelumnya (Walyani,
2015).
(g) Berat bayi
Dikaji untuk mengidentifikasi berat bayi yang
dilahirkan pada kehamilan sebelumnya, apakah berat bayi
kecil untuk masa kehamilan (BKMK) atau bayi besar
untuk masa kehamilan (BBMK), karena kondisi ini
biasanya berulang. Apabila persalinan pervaginam, berat
lahir mencerminkan bahwa bayi dengan ukuran tertentu
berhasil memotong pelvis maternal (Walyani, 2015).
(h) Masalah lain
Untuk mengetahui apakah sebelumnya
kehamilannya mengalami komplikasi sehingga dapat
diketahui antisipasi terhadap komplilasi berulang.
(Walyani, 2015 )
(i) Riwayat kontrasepsi
Ditanyakan untuk mengetahui metode KB yang
selama ini digunakan, lama pemakaian kontrasepsi
tersebut, dan ada masalah saat menggunakan kontrasepsi
tersebut atau tidak (Walyani, 2015).
l) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – Hari
(1) Pola Nutrisi
Beberapa hasil yang perlu ditanyakan pada pasien berkaitan
dengan pola makan adalah menu, frekuensi, jumlah per hari
dan pantangan (Sulistyawati, 2011).
(2) Pola Eliminasi
BAB dan BAK seperti frekuensi perhari, warnanya, ada
masalah selama BAB/BAK atau tidak (Walyani, 2015).
(3) Personal Hygiene
Untuk mengetahui kebersihan diri pasien. Dianjurkan untuk
mandi minimal 2 kali sehari, ganti baju minimal 1 kali, ganti
celana dalam minimal 2 kali sehari, berkeramas lebih sering
dan menjaga kebersihan kuku (Sulistyawati, 2011).
(4) Hubungan seksual
Dikaji pola hubungan seksual, frekuensi berhubungan,
kelainan dan masalah seksual dan lain-lain. Pada umumnya
coitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan
dengan hati – hati (Hani, Ummi, dkk, 2010).
(5) Pola Istirahat Tidur
Untuk mengetahui kecukupan istirahat pasien. Istirahat
sangat diperlukan calon pengantin. Lama tidur siang hari
normalnya 1 – 2 jam, malam hari yang normal adalah 6-8
jam (Sulistyawati, 2011).
(6) Pola Aktivitas dan Olahraga
Mengkaji aktivitas sehari-hari pasien untuk gambaran
tentang seberapa berat aktivitas pasien, (Sulistyawati,2011).
(7) Kebiasaan yang Merugikan Kesehatan
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu memiliki kebiasaan
seperti minum jamu, merokok, minum-minuman keras, dan
obat terlarang dan kebiasaan lainnya (Walyani, 2015).
m) Riwayat pernikahan
Ditanyakan :
(1) Menikah
Ditanya status klien, apakah sudah menikah atau belum,
pernikahan yang keberapa dan istri keberapa dengan suami
sekarang. Penting dikaji untuk mengetahui status kehamilan
tersebut apakah dari hasil pernikahan resmi atau tidak atau
hasil dari kehamilan yang tidak diinginkan. Status pernikahan
berpengaruh pada psikologis ibu saat hamil.
(2) Usia saat menikah
Ditanyakan untuk mengetahui apakah klien menikah di
usia muda atau tidak. Jika klien menikah usia muda dan saat
kunjungan ke bidan tidak lagi usia muda dan merupakan
kehamilan pertama, kemungkinan kehamilan ini sangat
diharapkan. Hal ini akan berpengaruh pada bagaimana asuhan
kehamilannya
(3) Lama pernikahan
Ditanyakan sudah berapa lama menikah, jika klie
mengatakan sudah lama menikah tapi baru bisa mempunyai
keturunan, kemungkinan kehamilan ini sangat diharapkan
(Walyani, 2015).
n) Respon dan Dukungan keluarga
Dukungan keluarga lain terhadap kehamilan, hal ini perlu
ditanyakan karena keluarga selain suami klien juga sangat
berpengaruh besar bagi kehamilan klien. Tanyakan bagaimana
respon dan dukungan keluarga lain, misalnya anak, orang tua,
serta mertua.
o) Pengambilan keputusan
Pengambil keputusan perlu ditanyakan karena untuk mengetahui
siapa yang diberi kewenangan klien mengambil keputusan
apabila ada hal kegawat-daruratan.
2) Data Obyektif (O)
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi
yang jujur, hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan
laboratorium. Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang
lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data
penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan
fakta yang berhubungan dengan diagnosis (Handayani, 2017).
a) Pemeriksaan Umum
• Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati
keadaan pasien secara keseluruhan, yaitu : Baik, jika pasien
memperlihatkan respons yang baik terhadeap lingkungan
dan orang lain, serta secara fisik pasien tidak mengalami
ketergantungan dalam berjalan, dan dikatakan lemah, pasien
dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidak
memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan
orang lain dan pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan
sendiri (Sulistyawati, 2011).
• Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,
kita dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai
dari keadaan composmentis sampai dengan koma
(Sulistyawati, 2011).
• Tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi
(tekanan darah > 140/90 mmHg) (Kemenkes RI, 2013).
Menurut Walyani (2015) tekanan darah normal berkisar
systole/diastole 110/80 – 120/80 mmHg. Tekanan darah
pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg sistolik
atau 90 mmHg diastolik. Perubahan 30 mmHg sistolik dan
15 mmHg diastolik diatas tensi sebelum hamil, menandakan
toxaemia gravidarum (keracunan kehamilan). (Hani,
Ummi,dkk 2010)
• Nadi
Denyut nadi meternal sedikit meningkat selama hamil sejak
usia kehamilan 4 minggu sekitar 80-90x/menit, kondisi ini
memuncak pada usia 28 minggu (Sulistyawati, 2011)..
• Suhu
Suhu normal antara 35,8 – 37° C (Mandriwati, 2011).
• Respirasi
Frekuensi pernafasan normal adalah 16 – 24 x/menit. Bila
frekuensi pernafasaon lebih dari normal disebut takipnue
dan jika frekuensi pernafasan kurang dari normal disebut
bradipnue (Astuti, 2012).
• Berat Badan
Kenaikan berat badan selama hamil rata-rata : 9 – 13,5 kg.
• Tinggi Badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor resiko
bagi ibu hamil/ibu bersalin, jika tinggi badan kurang dari
145 cm kemungkinan sang ibu memiliki panggul sempit.
Tujuan pemeriksaan tinggi badan adalah untuk mengetahui
tinggi badan ibu sehingga bisa mendeteksi faktor resiko.
Faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan
dengan tinggi badan adalah keadaan rongga panggul. Sering
dijumpai pada ibu yang pendek, rongga panggulnya sempit.
Ada juga ibu hamil yang pendek tapi rongga panggulnya
normal. (Sulistyawati, 2011)
• LILA
Ukuran LILA yang normal adalah 23,5 cm, diukur sebelum
hamil. Bila ditemukan pengukuran kurang dari 23,5 cm
maka status gizi ibu kurang (Mandriwati, 2011).
b) Status Present
• Kepala : Untuk mengetahui kebersihan kepala. Normalnya
bentuk mesochepal, kulit kepala bersih dan rambut tidak
rontok (Mandriwati, 2011).
• Muka : Simetris, kemerahan, tidak bengkak.
• Mata : Untuk mengetahui warna sklera (ikterik atau tidak,
menilai kelainan fungsi hati) dan warna konjungtiva (pucat
atau cukup merah, sebagai gambaran tentang anemia secara
kasar) dan secret (Sulistyawati, 2011).
• Hidung : Untuk memeriksa kebersihan, dan adanya polip.
Normalnya tidak ada polip dan sekret (Sulistyawati, 2011).
• Mulut : Saat hamil pada ibu hamil normalnya bibir tidak
kering, tidak terdapat stomatitis, gigi bersih tidak ada karies,
tidak ada gigi palsu.
• Telinga : Dikaji untuk memeriksa kebersihan dan
kemungkinan adanya kelainan. Normalnya adalah simetris
dan tidak ada serumen berlebih.
• Leher : Normalnya tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada bendungan vena jugularis.
• Ketiak : Untuk memeriksa kemungkinan adanya massa atau
pembesaran pada aksila. Normalnya tidak ada benjolan.
• Dada : Normalnya simetris, denyut jantung teratur, dan tidak
ada gangguan pernapasan (Sulistyawati, 2011).
• Abdomen : Dikaji ada tidak bekas luka operasi, ada massa
atau tidak (Sulistyawati, 2011).
• Genetalia : Pada keadaan normal tidak terdapat bau busuk,
dan tidak ada condiloma. Pada vulva mungkin didapat cairan
jernih atau sedikit berwarna putih tidak berbau, pada keadaan
normal, terdapat pengeluaran cairan tidak ada rasa gatal, luka
atau perdarahan (Walyani, 2015).
• Punggung : Teraba lurus, tidak ada lubang atau kelainan
bentuk.
• Anus : Normalnya tidak ada haemoroid (Sulistyawati, 2011).
• Ekstremitas : Pemeriksaan tangan dan kaki yang dikaji untuk
mengetahui adanya edema sebagai tanda awal preeklampsia
dan warna kuku yang kebiruan sebagai gejala anemia (Hani
dkk, 2010). Normalnya kedua tangan dan kaki tidak oedem,
gangguan pergerakan tidak ada.
c) Status Obstetrik
(1) Inspeksi
• Muka
Dilihat ada/tidaknya edema dan cloasma gravidarum
(Manuaba, 2017).
• Mamae: hiperpigmentasi areola dan puting susu, glandula
montgomery menonjol. Tidak terdapat benjolan/masa
yang abnormal.
• Abdomen: dilihat pada perut tampak membesar,
ada/tidaknya linea nigra, linea alba, striae gravidarum.
(Hani, Ummi, dkk, 2010)
• Genetalia: Pada keadaan normal tidak terdapat bau busuk,
dan tidak ada condiloma. Pada vulva mungkin didapat
cairan jernih atau sedikit berwarna putih tidak berbau,
pada keadaan normal, terdapat pengeluaran cairan tidak
ada rasa gatal, luka atau perdarahan (Walyani, 2015).
(2) Palpasi leopold
(a) Leopold I
Tujuannya untuk menentukan umur kehamilan
(berdasarkan TFU) dan untuk menentukan bagian apa
yang terdapat di fundus. (Hani,Ummi, dkk, 2010).
Pengukuran TFU terutama > 20 minggu. Tinggi fundus
yang normal sama dengan usia kehamilan (Saifuddin,
2011).
(b) Leopold II
Tujuannya untuk menentukan bagian apa yang ada di
bagian kanan dan kiri perut ibu (Saifuddin, 2011).
(c) Leopold III
Bertujuan untuk menentukan bagian apa yang terdapat
di bawah dan apakah bagian bawah janin sudah atau
belum terpegang oleh pintu atas panggul (Saifuddin,
2011).
(d) Leopold IV
Bertujuan untuk menentukan berapa masuknya bagian
bawah ke dalam rongga panggul.
(3) Auskultasi
Frekuensi DJJ rata – rata sekitar 140 denyut per
menit (dpm) dengan variasi normal 20 dpm diatas atau
dibawah nilai rata – rata. Nilai normal denyut jantung janin
antara 120 – 160 dpm (Saifuddin, 2011).
Jantung janin mulai berdenyut sejak awal minggu
keempat setelah fertilisasi, tetapi baru pada usia 20 minggu
bunyi jantung jain dapat terdeteksi dengan fetoskop. Dengan
mengggunakan teknik ultrasound atau system Doppler,
bunyi jantung janin dapat didengar lebih awal (12 -20
minggu usia kehamilan) (Saifuddin, 2011)
Tujuan pemeriksaan DJJ adalah untuk mengetahui
bayi hidup atau mati . Untuk menentukan area terdengarnya
denyut jantung janin yang keras, (puntum maximum)
sehingga dapat dipastikan presentasi janin dalam kandungan,
apakah berada dibagian bawah kepala atau bokong atau
janinnya melintang. Disamping itu untuk mengetahui janin
didalam kandungan tunggal atau ganda (Manuaba,2017)
d) Pemeriksaan Penunjang
• PP Test/Urine Test
• Pemeriksaan darah rutin
(1) Golongan darah
(2) HB: Apabila kadar Hb rendah, penyebabnya harus
dipastikan dan diberikan terapi yang tepat. Hb juga
dapat dideteksi dari sampel darah.
(3) HIV
(4) HbsAg
(5) Sifilis
• Pemeriksaan urin
(1) Urine Protein
(2) Urine reduksi
• Pemeriksaan USG
Digunakan untuk mendiagnosis dan konfirmasi awal
kehamilan, penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran
fetal, mengetahui adanya IUFD, mengevaluasi pergerakan
janin dan detak jantung janin, dll (Hani, Ummi, dkk, 2010).
3) Analisa (A)
Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena
keadaan klien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan
ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif,
maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Di dalam
analisis menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang
dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan klien.
Analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data klien
akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada klien, dapat terus
diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data
adalah melakukan intrepretasi data yang telah dikumpulkan,
mencakup diagnosis, masalah kebidanan, dan kebutuhan.
a) Masalah: Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang
dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian,normalnya tidak terjadi masalah (Marni, 2011).
b) Diagnosa Potensial: Pada keadaan normal, diagnosa potensial
dapat diabaikan
c) Tindakan Segera: Pada keadaan normal, langkah ini dapat
diabaikan
4) Penatalaksanaan (P)
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan. Tujuan
penatalaksanaan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien
seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya.
Penatalaksanaan kesehatan yang diberikan kepada klien adalah :
a) Menjelaskan hasil pemeriksaan kesehatan yang terdiri dari
pemeriksaan fisik dan penunjang
b) Memberikan KIE tanda persalinan
c) Memberikan KIE persiapan laktasi
d) Memberikan KIE nifas
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
PADA NY.D USIA 23 TAHUN G1P0A0 HAMIL 37 MINGGU
DI PUSKESMAS PADURAKSA PEMALANG

PENGKAJIAN :
Tanggal : 2 Maret 2021
Jam : 09.30 WIB
Tempat : KIA Puskesmas Paduraksa

IDENTITAS PASIEN :
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. D 1. Nama : Tn. B
2. Umur : 23 tahun 2. Umur : 23 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMP
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Karyawan Swasta
6. Suku bangsa : Jawa Indonesia 6. Suku Bangsa : Jawa Indonesia
7. Alamat : Saradan 1/5 7. Alamat : Saradan 1/5

I. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG:
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya.
KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan sering nyeri di bagian punggung.

Uraian keluhan utama:


Ibu mengatakan sejak hamil tua ini badannya pegal-pegal, terutama di bagian
punggung, ibu mengatakan tidak nyaman sehingga mengganggu istirahatnya di
malam hari. Pegal-pegal yang dirasakan kadang-kadang hilang saat istirahat,
lalu terkadang muncul kembali terutama pada saat melakukan aktivitas fisik
sehari-hari seperti mengepel lantai.

RIWAYAT KESEHATAN
a. Penyakit/kondisi yang pernah diderita atau sedang diderita :
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit seperti DM, jantung, hipertensi,
hepatitis maupun riwayat penyakit menular seperti TBC
b. Riwayat penyakit dalam keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit seperti DM, jantung, hipertensi,
hepatitis maupun riwayat penyakit menular seperti TBC
RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat haid
Menarche : Usia 14 tahun Nyeri Haid : tidak
Siklus : 35 hari Lama : 7 hari
Warna darah : Merah Leukhorea : tidak ada
Banyaknya : 2-3 kali sehari
b. Riwayat kehamilan sekarang
1) Hamil ke 1 usia 37 mg
2) HPHT : 16-6-2020
3) HPL : 23-3-2021
4) Gerak janin :
 Pertama kali : 5 bulan
 Frekuensi dalam 12 jam : sering, lebih dari 12 kali dalam 12 jam.
5) Tanda bahaya : tidak ada
6) Kekhawatiran khusus : tidak ada.
7) Imunisasi TT : T4
8) ANC : 4x
Suplemen
AN dan Fe Masala Tindakan/
Tgl Tempat
C ke (Jenis dan h Pendkes
Jumlah)

 Konseling
28-7- gizi ibu hamil
2020 SF 30 tab  Cara
Pusk
1 (6 Kalk 30 Mual meringankan
Paduraksa
mingg tab mual
u)  Pemeriksaan
laboratorium
2 14- Pusk SF 30 tab t.a.k  Konseling
10- Paduraksa Kalk 30 tanda bahaya
2020 tab kehamilan
(17
mgu)

2-12- Pusk SF 30 tab  Konseling


2020 Paduraksa Kalk 30 perencanaan
3 (24 tab t.a.k persalinan
mingg
u)

13-2- Pusk SF 30 tab  Konseling


2021 Paduraksa Kalk 30 tanda
4 (30 tab t.a.k persalinan
mingg
u)

c. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu:


Ibu mengatakan ini kehamilan pertama

2. RIWAYAT KB : Tidak Pernah


a. Jika pernah : -
b. Rencana Setelah Melahirkan : IUD
3. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI – HARI
Sebelum hamil :
a. Nutrisi
1) Makan
a) Frekuensi makan pokok : 3 x perhari
b) Komposisi:
 Nasi : 3x @ ½ piring sedang
 Lauk : 3x @ 2 potong sedang
Jenisnya tahu, tempe, telur, ayam, ikan
 Sayuran : 3x @ 1 mangkok sayur
Jenis sayuran; kangkung, kacang, bayam, sayuran hijau

 Buah : 1 kali sehari

Jenis pisang, papaya

 Camilan : 1 kali sehari ( tidak setiap hari)

Jenis biskuit

 Pantangan : tidak ada


Alasan :-

2) Minum
a) Jumlah total 8 gelas perhari; jenis air putih
b) Susu : tidak
3) Perubahan selama hamil ini :
 Nafsu makan ibu bertambah sejak trimester 2 sehingga porsi sekali
makan bertambah. Ibu menambahkan porsi sayur dan lauk.
b. Eliminasi
1) Sebelum hamil :
a) Buang Air Kecil :
 Frekuensi perhari : 4-5x, warna kuning jernih
 Keluhan/masalah : tidak ada

b) Buang Air Besar :


 Frekuensi perhari : 1x; warna kuning kecoklatan
 Keluhan/masalah : tidak ada

2) Perubahan selama hamil ini :

 BAK menjadi lebih sering dan tidak ada keluhan.

 BAB warna menjadi kehitaman 2 hari sekali

c. Personal hygiene
1) Sebelum hamil :
 Mandi 2x sehari
 Keramas 3x seminggu
 Gosok gigi 3x sehari
 Ganti pakaian 2x sehari; celana dalam >3x sehari
 Kebiasaan memakai alas kaki : ya
2) Perubahan selama hamil ini: tidak ada perubahan
d. Hubungan seksual
1) Sebelum hamil:
 Frekuensi: 2x seminggu
 Contact bleeding: tidak ada
 Keluhan lain: tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini: Frekuensi berhubungan seksual selama
hamil kurang lebih 1 bulan sekali
e. Istirahat/tidur
1) Sebelum hamil:
 Tidur malam 8 jam
 Tidur siang 1 jam
 Keluhan/masalah : tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini: tidur malam dan tidur siang berkurang
karena tubuh mulai terasa tidak nyaman
f. Aktivitas fisik dan olah raga
1) Sebelum hamil: pekerjaan rumah
 Aktivitas fisik (beban pekerjaan) melakukan pekerjaan rumah
tangga sehari – hari.
 Olah raga : jarang
2) Perubahan selama hamil ini : tidak ada perubahan
g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan :
1) Merokok : tidak pernah
2) Minuman beralkohol : tidak pernah
3) Obat-obatan : tidak pernah
4) Jamu : tidak pernah
1. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah/tidak menikah
Umur waktu menikah : 25 tahun
2) Pernikahan ini yang ke 1 sah/tidak
Lamanya 2 tahun
3) Hubungan dengan suami : baik/ada masalah
b. Kehamilan ini direncanakan oleh ibu dan suami;
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : bahagia
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah):
ibu mengkomunikasikan semua permasalah dengan suami
d. Ibu tinggal serumah dengan : mertua dan suami
e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat/tidak mengambil keputusan
sendiri.
f. Orang terdekat ibu : suami
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC: suami
g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan: tidak
ada
h. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan: di
Puskesmas Paduraksa
i. Penghasilan perbulan :
Rp. 2.500.000,00 cukup/tidak cukup
j. Praktik agama yang berhubungan dengan kehamilan: tidak ada praktik
agama khusus, ibu beribadah seperti biasa
1) Kebiasaan puasa/apakah ibu berpuasa selama hamil ini? Ya, puasa
ramadhan
2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan:
 Ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
 Boleh menerima tranfusi darah
 Boleh diperiksa genetalia
k. Tingkat Pengetahuan ibu :
 Hal-hal yang sudah diketahui ibu : tanda persalinan, tanda bahaya
kehamilan.
 Hal-hal yang ingin diketahui ibu : cara mengatasi nyeri punggung.
II. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tensi : 120/70 mmHg
4) Nadi : 84 kali per menit
5) Suhu : 36,6°C
6) RR : 22 kali per menit
7) BB sebelum/sekarang : 53 kg/ 64 kg
8) TB : 156 cm
9) LILA : 29 cm
10) IMT sebelum-sekarang: 22,06 kg/m2 – 26,64 kg/m2
b. Status Present
Kepala : mesochepal, bersih, tidak ada luka
Muka : simetris, tidak pucat, tidak oedema
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping
hidung

Mulut : tidak kering, tidak ada stomatitis


Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
benjolan
Perut : tidak terdapat linea nigra, striae rubra, bekas luka
operasi
Lipatan paha : normal dan tidak ada benjolan
Vulva : tidak ada varises
Ekstremitas : simetris, tidak odema, tidak ada varises
Punggung : tidak ada kelainan bentuk
Reflek Patela : +/+
Anus : tidak ada hemoroid
c. Status Obstetrik
1) Inspeksi
Muka : tidak oedema, tidak ada chloasma gravidarum
Mamae : kolostrum sudah keluar, putting menonjol
Abdomen : tidak terdapat linea nigra dan striae rubra, tidak ada
bekas luka operasi
Vulva : tidak ada varises

2) Palpasi

Leopold I : TFU setinggi Px bagian fundus teraba bagian


yang besar, lunak, dan tidak melenting.

Leopold II : pada dinding perut sebelah kiri teraba tahanan


memanjang yaitu punggung, pada dinding perut
sebelah kanan teraba bagian kecil janin

Leopold III : bagian terbawah teraba bulat, keras dan melenting


(kepala), sudah masuk PAP

Leopold IV : Divergen 3/5

3) TFU : 28 cm

4) TBJ : 2635 gram

5) Auskultasi : DJJ (+) 144 x/menit, irama teratur

d. Pemeriksaan Penunjang:

1) Protein Urin : negative (-)

2) Hb : 12,8 gr/dL

III. ANALISA

Diagnosa Kebidanan : Ny. D G1P0A0 usia 23 tahun hamil 37 minggu janin


tunggal hidup intra uterin, presentasi kepala, divergen
Masalah : ketidaknyamanan pada TM III yaitu nyeri punggung
Kebutuhan :
- KIE penatalaksanaan nyeri punggung
- KIE persiapan menyusui
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 2 Maret 2021 Jam : 10.00 WIB
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa secara keseluruhan hasil pemeriksaan dalam
kondisi baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, hasil pemeriksaan fisik
tidak ditemukan kelainan, pembesaran rahim sesuai masa kehamilan, dan hasil
pemeriksaan detak jantung janin dalam batas normal.
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa ibu dan
janin dalam keadaan baik dan dalam batas normal
2. Menjelaskan kepada ibu penyebab ibu mengalami nyeri pinggang dan
punggung bagian bawah akibat dari tekanan rahim yang semakin membesar,
berat badan ibu yang meningkat, ligament-ligamen (jaringan ikat) disekitar
panggul yang terus meregang, hal ini menyebabkan postur tubuh ibu berubah
menjadi lordosis (condong ke depan) untuk mempertahankan keseimbangan.
Perubahan–perubahan itu yang membuat ibu semakin bertambah usia
kehamilan semakin merasa tidak nyaman.
Hasil : ibu memahami penyebab sakit pinggang dan punggung yang ibu
rasakan dan menanyakan bagaimana cara mengurangi rasa sakitnya.
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa ada banyak cara untuk mengurangi nyeri yang
ibu rasakan, yang pertama menggunakan obat-obat, tetapi karena saat ini
sedang hamil ibu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi obat-obatan karena
dikhawatirkan akan berdampak pada janin, yang kedua ibu bisa melakukan
kompres hangat pada bagian yang ibu rasa nyeri, ketiga ibu bisa meminta
bantuan suami untuk melakukan pijatan pada daerah yang terasa nyeri
Hasil : ibu mengeti penjelasan yang diberikan dan menanyakan apakah ada
efek samping bila semua teknik dilakukan.
4. Menjelaskan kepada ibu bahwa tidak ada efek samping bila ibu melakukan
kombinasi dari semua teknik yang disebutkan tadi. Ibu bisa melakukan
kompres hangat ditambah dengan pemijatan untuk mengurangi nyeri yang ibu
rasakan. Perlu perhatian khusus untuk teknik pemijatan bahwa ibu hamil
boleh dilakukan pemijatan di area lengan, pinggang, punggung, kaki, tetapi
hindari pemijatan bagian perut dan telapak kaki karena di bagian telapak kaki
banyak titik refleksi yang apabila salah penekanan akan berdampak terhadap
ibu dan janin (dapat membuat kontraksi dan mempercepat proses persalinan).
Hasil : ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan bila tidak ada efek
samping ibu akan melakukan terapi dari teknik kombinasi untuk mengurangi
rasa nyeri nya
5. Memberikan terapi kalk dan Fe dengan dosis 1x perhari serta menganjurkan
ibu untuk mengonsumsinya secara rutin setiap hari. Memberitahu ibu untuk
menghindari konsumsi Fe dengan menggunakan susu atau air teh karena akan
menghambat penyerapan zat besinya, tetapi gunakan air putih atau sebaiknya
dengan air jeruk agar penyerapannya lebih maksimal.
Hasil : ibu akan melakukan anjuran yang diberikan dan mengonsumsi fe
dengan air jeruk.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi pada
tanggal 9 Maret 2021 atau bila ada keluhan
Hasil : ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi tanggal
9 Mmaret 2021 atau bila ada keluhan
7. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan kehamilan yang telah dilakukan.
Hasil : semua tindakan yang dilakukan telah didokumentasikan.
Kunjungan Rumah Nama :
Ny. D

TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN NAMA &


/ JAM (SOAP) PARAF

9 Maret S :
2021,
Ibu mengatakan bahwa nyeri pinggang dan
Pukul 16.00 punggung berkurang setelah diberikan kompres
WIB hangat dan pijatan.

O:

a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
BB : 64 kg
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 kali per menit
Respirasi : 20 kali per menit
Suhu : 36,5°C
b. Palpasi
Leopold I :
TFU setinggi Px, bagian fundus teraba bagian
yang besar, lunak, dan tidak melenting.
Leopold II :
pada dinding perut sebelah kiri tahanan
memanjang (punggung), pada dinding perut
sebelah kanan teraba bagian kecil janin
Leopold III :
bagian terbawah teraba bulat keras melenting
(kepala), sebagian sudah masuk PAP (tidak bias
digoyang)
Leopold IV : divergen, 3/5
TFU : 28 cm
TBJ : 2635 gram
Kunjungan Rumah Nama :
Ny. D

TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN NAMA &


/ JAM (SOAP) PARAF

Auskultasi : DJJ (+) 136 x/menit, irama


teratur,

A:

Ny D umur 23 th G1P0A0 hamil 38 minggu janin


tunggal hidup intra uterin, presentasi kepala,
divergen

P:

1.Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi


ibu dalam keadaan baik. Keadaan janin baik dan
perkembangan uterus sesuai dengan usia
kehamilan.
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan
bahwa hasil pemeriksaan dalam keadaan baik dan
pertmbuhan janin sesuai umur kehamilan
2.Memberikan apresiasi kepada ibu dan suami yang
sudah mempraktikan teknik kompres hangat dan
melakukan pemijatan untuk mengurangi nyeri pada
pinggang dan punggung ibu serta memberikan
motivasi kepada ibu dan suami bahwa kehamilan
adalah tanggung jawab bersama sehingga apabila
ibu merasakan ketidaknyamanan suami juga harus
memberikan support kepada ibu.
Hasil : ibu dan suami mengerti penjelasan yang
diberikan dan sekarang ibu sudah merasa nyaman
3.Memberitahu ibu persiapan alat dan barang-barang
yang perlu dibawa saat persalinan yaitu :
a. Dokumen penting seperti KTP ibu dan suami,
Buku Nikah, dan kartu Keluarga.
Kunjungan Rumah Nama :
Ny. D

TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN NAMA &


/ JAM (SOAP) PARAF

b. Peralatan/pakaian bayi, diantaranya : popok,


baju bayi, bedong minimal stel, sarung tangan
dan topi bayi, handuk bayi, sabun bayi.
c. Peralatan/pakaina ibu, diantaranya : baju
berkancing, celana dalam, pembalut, jarit,
handuk dan alat mandi.
d. Menganjurkan ibu untuk menyiapkan alat dan
barang-barang tersebut ke dalam satu tas agar
apabila sewaktu-waktu ibu merasakan adanya
tanda-tanda persalinan maka dapat langsung
dibawa
Hasil : ibu telah mencatat barang-barang yang
harus dibawa dan mengatakan akan
memasukannya ke dalam tas seperti anjuran bidan.

4.Mengingatkan ibu agar tetap mengonsumsi tablet


tambah darah yang di berikan dengan dosis 1 tablet
sehari dan kalsium 1 tablet per hari.
Hasil: ibu bersedia minum tablet fed an kalsium
masing masing 1 tablet sehari sesuai anjuran.
5.Mengingatkan ibu untuk periksa lagi ke Puskesmas
tanggal 16 Maret 2021.
Hasil : ibu bersedia untuk melakukan pemeriksaan
pada tanggal 16 Maret 2021.
No. RM :
RS / Puskesmas : UPTD Puskesmas Paduraksa Nama :
Ny. D

TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN NAMA &


/ JAM (SOAP) PARAF

16 Maret S :
2021
Ibu mengatakan hari ini kondisinya baik, tidak ada
Pukul 09.00 keluhan. Ibu mengatakan pegel-pegelnya sudah
WIB berkurang. Ibu belum mengetahui tentang breast care
atau perawatan payudara pada kehamilan.

O:

a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
BB : 64,5 kg
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 87 kali per menit
Respirasi : 20 kali per menit
Suhu : 36,2°C
b. Palpasi
Leopold I :
TFU setinggi Px bagian fundus teraba bagian
yang besar, lunak, dan tidak melenting.
Leopold II :
pada dinding perut sebelah kiri tahanan
memanjang (punggung), pada dinding perut
sebelah kanan teraba bagian kecil janin
Leopold III :
bagian terbawah teraba bulat keras melenting
(kepala), sebagian sudah masuk PAP (tidak bias
digoyang)
Leopold IV : divergen, 3/5
TFU : 29 cm
No. RM :
RS / Puskesmas : UPTD Puskesmas Paduraksa Nama :
Ny. D

TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN NAMA &


/ JAM (SOAP) PARAF

TBJ : 2790 gram


Auskultasi : DJJ (+) 140 x/menit, irama
teratur,

A:

Ny D umur 23 th G1P0A0 hamil 39 minggu janin


tunggal hidup intra uterin, presentasi kepala,
divergen

P:

1.Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi


ibu dalam keadaan baik. Keadaan janin baik dan
perkembangan uterus sesuai dengan usia
kehamilan.
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan
bahwa pemeriksaan dalam kondisi baik dan
pertumbuhn janin sesuai umur kehamilan
2.Mengajari ibu cara melakukan perawatan payudara
selama hamil. Ibu sebaiknya menggunakan bra
yang nyaman, menyokong payudara dan hindari
bra dengan kawat. Melakukan breast care yaitu
dengan tehnik :
a. Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak
kelapa atau baby oil selama ± 5 menit,
kemudian puting susu dibersihkan
b. Membuat gerakan melicinkan kedua
tangan dengan baby oil, menyokong
payudara kiri dengan tangan kiri
melakukan gerakan kecil dengan dua atau 3
jari, dua jari tangan kanan mulai dari
No. RM :
RS / Puskesmas : UPTD Puskesmas Paduraksa Nama :
Ny. D

TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN NAMA &


/ JAM (SOAP) PARAF

pangkal payudara dengan gerakan memutar.


(Berakhir didaerah puting dilakukan 20
sampai 30 kali)
c. Membuat gerakan memutar sambil menekan
dari pangkal payudara berakhir pada puting
susu pada kedua payudara dilakukan 20
sampai 30 kali.
d. Meletakan kedua tangan diatas payudara
mengurut dari tengah keatas sambil mengakat
kedua payudara dan melepaskan keduanya
perlahan.
e. pengurutan payudara dengan sisi kelingking
dari arah pangkal kearah puting susu.
Payudara dikompres air hangat dan air
dingin secara bergantian, kira –kira 5
menit. Habis itu keringkan payudara
pakailah bh yang dapat menopang dan
menyangga payudara.
Hasil : Ibu mampu melakukan gerakan breast care
dengan membaca langkah-langkah yang telah
diberikan bidan
3.Mengingatkan ibu agar tetap mengonsumsi tablet
tambah darah yang di berikan dengan dosis 1 tablet
sehari dan kalsium 1 tablet per hari.
Hasil: ibu bersedia minum tablet tambah darah dan
kalsium masing masing 1 tablet sehari.
4.Menganjurkan ibu untuk periksa lagi ke Puskesmas
tanggal 23 Maret 2021 atau bila ada keluhan.
Hasil : ibu bersedia untuk melakukan pemeriksaan
No. RM :
RS / Puskesmas : UPTD Puskesmas Paduraksa Nama :
Ny. D

TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN NAMA &


/ JAM (SOAP) PARAF

pada tanggal 23 Maret 2021.

BAB III
PEMBAHASAN

1. Data Subjektif
Pengkajian data subjektif pada Ny. D pada pemeriksaan kehamilan
dilakukan dengan metode auto anamnesa karena secara fisik maupun psikologis
mampu melakukan komunikasi dengan baik. Saat melakukan asuhan kebidanan
kehamilan pada Ny. D dicantumkan tanggal, jam dan tempat sebagai bukti atau
consent bahwa penulis sudah melakukan asuhan pada tanggal, jam dan tempat
seperti yang dituliskan dalam lembar tinjauan kasus. Pengkajian dilakukan pada
menyeluruh mulai dari identitas, alasan datang, keluhan utama, riwayat obstetrik,
riwayat kesehatan, riwayat persalinan dan nifas pada masa lalu, rencana KB, pola
pemenuhan kebutuhan sehati-hari, riwayat imunisasi, eliminasi, personal hygine,
pola istirahat, aktifitas fisik dan olahraga, kebiasaan yang merugikan sampai
riwayat psikososial-spiritual.
Hasil anamnesa menunjukkan Ny. D mengeluh mengalami nyeri
punggung. Nyeri pinggang dan punggung merupakan salah satu
ketidaknyamanan dalam kehamilan yang dapat mengganggu mobilitas ibu hamil
(Robson & Jason Waugh, 2012). Ibu hamil dengan nyeri punggung akan
kesulitan berjalan ketika nyeri sudah menjalar ke pelvic. Apabila tidak ditangani
dengan baik, dapat menyebabkan nyeri punggung kronis yang akan lebih sulit
untuk diobati atau disembuhkan (Rasyid & Igirisa, 2019). Selama hamil terjadi
perubahan pada sistem musculoskeletal termasuk perubahan pada postur, tulang
belakang, dan otot perut. Nyeri pinggang biasanya terjadi menjelang bulan
ketujuh kehamilan atau memasuki trimester III. Hal ini disebakan karena
pembesaran uterus dan penambahan berat badan yang membuat pusat gravitasi
akan berpindah ke arah depan sehingga ibu hamil harus menyesuaikan posisi
berdirinya. Postur tubuh yang tidak tepat akan memaksa peregangan tambahan
dan kelelahan pada tubuh terutama pada daerah punggung belakang. Nyeri
pinggang bawah juga bisa disebabkan perubahan hormonal yang menimbulkan
perubahan pada jaringan lunak penyangga dan penghubung sehingga
menurunnya elastisitas dan fleksibilitas otot. Perubahan sendi juga dapat ikut
berpengaruh pada perubahan postur tubuh ibu hamil, disini bisa terjadi kenaikan
mobilitas dari sendi-sendi tubuh seperti sendi sakrooksigeal, sakroiliaka, dan
pubis yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman di punggung terutama terjadi
pada masa-masa kehamilan (Mafikasari & Kartikasari, 2015).
Pada bagian pemenuhan nutrisi, pasien mengalami perubahan pola makan
dan porsi makan menjadi lebih banyak, hal ini bersifat baik untuk kebutuhan
nutrisi pada kehamilan. Pemenuhan nutrisi yang tidak seimbang dapat
menyebabkan kurangnya nutrisi yang diterima janin. Hal ini dikarenakan porsi
makan ibu hamil dan kandungannya harus sesuai dengan kebutuhan tubuh dan
janin agar janin dapat bertumbuh dan memiliki nutrisi yang cukup untuk
perkembangannya. Sehingga tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak hampir
semua zat gizi dibanding saat wanita tidak hamil (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2013).
Pola eliminasi ibu terdapat perubahan pada pola BAB yang awalnya
setiap hari menjadi 2 hari sekali. Hal ini bisa disebabkan oleh efek samping tablet
tambah darah. Studi Farmakoepidemiologi Vitamin Penambah Darah Pada Ibu
Hamil Di Kecamatan Jatinangor menyebutkan bahwa efek samping umum yang
biasanya ditimbulkan oleh Fe yang diberikan secara per oral yaitu mual muntah,
konstipasi, diare dan sakit perut. Sebanyak 7,3% responden menyatakan bahwa
mereka mengalami konstipasi setelah meminum tablet Fe (Amanah & Amanah,
2019).
2. Data Objektif
Pada pemeriksaan antropometri didapati BB pasien sebelum hamil 53 kg
dan BB pasien saat ini adalah 64 kg dan tinggi badan pasien yaitu 156 cm dimana
IMT pasien yang masuk ke dalam kategori normal. Total kenaikan BB selama
kehamilan ini adalah 11 kg dan masih dalam rentang kenaikan BB normal selama
hamil.
Hasil pemeriksaan payudara pada Ny. D didapati bahwa ASI sudah
keluar. ASI biasanya keluar sejak usia kehamilan 5-6 bulan atau pada trimester
ketiga kehamilan. Kesuksesan ibu memberi ASI Eksklusif harus dipersiapkan
sejak masa kehamilan. Apabila seorang ibu hamil tidak melakukan breast care
dengan baik maka akan berdampak terhadap tidak lancarnya ASI. Anjuran
Perawatan payudara pada ibu hamil sebaiknya dilakukan pada usia kehamilan 18
minggu - 40 minggu (Trimester II dan III) dan bukan sesudah persalinan
dilakukan (Ronald, 2011). Breast Care adalah suatu cara merawat payudara
yang dilakukan pada kehamilan atau masa nifas untuk produksi ASI, selain
itu untuk kebersihan payudara dan bentuk putting susu yang masuk ke
dalam atau datar Putting susu demikian sebenarnya bukanlah halangan bagi ibu
untuk menyusui dengan baik dengan mengetahui sejak pertama, ibu
mempunyai waktu yang cukup mengusahakan agar puting susu lebih mudah
sewaktu menyusui (Mochtar,2012).
Ny. D juga melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui
kadar Hb dan protein urin. Kadar Hb Ny. D adalah 12,8 gr% sehingga dapat
dikatakan bahwa ibu tidak anemia serta protein urin ibu negatif.

3. Analisa
Analisa data dilakukan setelah melakukan pengumpulan data subjektif dan
objektif. Diagnosis pada Ny. D adalah Ny. D usia 23 tahun hamil G1P0A0 usia
kehamilan 37 minggu janin tunggal hidup intra uterin, presentasi kepala,
divergen dengan ketidaknyamanan nyeri punggung.

4. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan kepada ibu bahwa secara keseluruhan hasil pemeriksaan dalam
kondisi baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, hasil pemeriksaan fisik
tidak ditemukan kelainan, pembesaran rahim sesuai masa kehamilan, dan hasil
pemeriksaan detak jantung janin dalam batas normal.
Memberitahu ibu status gizi ibu berdasarkan IMT adalah normal.
Kenaikan BB selama hamil pada ibu dengan obesitas adalah 11,5-16 kg. Ibu
mengalami kenaikan BB sebanyak 11 kg dan masih kategori normal di usia
kehamilan 37 minggu. Menilai berat badan sebelum kehamilan sangat penting
dari segi kesehatan bagi ibu dan bayi. Jika Ibu hamil dengan berat badan yang
berlebihan sebelum kehamilan, maka pertambahan yang dianjurkan harus
lebih kecil daripada ibu dengan berat badan ideal karena bila ibu hamil itu
mempunyai peningkatan berat badan yang terlalu berlebihan akan berisiko
terjadinya komplikasi kehamilan seperti diabetes gestasional (kenaikan kadar
gula darah karena adanya proses kehamilan) atau terjadinya preeklampsia
(keracunan kehamilan karena terjadi peningkatan tekanan darah) (Puspita,
2019).
b. Menjelaskan kepada ibu penyebab ibu mengalami nyeri pinggang dan
punggung bagian bawah akibat dari tekanan rahim yang semakin membesar,
berat badan ibu yang meningkat, ligament-ligamen (jaringan ikat) disekitar
panggul yang terus meregang, hal ini menyebabkan postur tubuh ibu berubah
menjadi lordosis (condong ke depan) untuk mempertahankan keseimbangan.
Perubahan–perubahan itu yang membuat ibu semakin bertambah usia
kehamilan semakin merasa tidak nyaman (Hathaway, Murkoff dan Eisenberg,
2016).
c. Menjelaskan kepada ibu bahwa ada banyak cara untuk mengurangi nyeri yang
ibu rasakan, yang pertama menggunakan obat-obat, tetapi karena saat ini
sedang hamil ibu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi obat-obatan karena
dikhawatirkan akan berdampak pada janin, yang kedua ibu bisa melakukan
kompres hangat pada bagian yang ibu rasa nyeri, ketiga ibu bisa meminta
bantuan suami untuk melakukan pijatan pada daerah yang terasa nyeri
Untuk mengatasi hal tersebut, bidan menjelaskan cara untuk
mengurangi nyeri pada pinggang dan punggung bagian bawah antara lain
menggunakan obat-obat, kompres hangat, berikan pijatan pada bagian yang
terasa nyeri. Obat penghilang rasa nyeri yang aman digunakan oleh ibu hamil
adalah parasetamol karena obat ini masuk ke dalam kategori B (studi pada
sistem reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko
terhadap janin, tetapi studi terkontrol terhadap wanita hamil belum pernah
dilakukan). Kompres hangat adalah sebuah metode menggunakan panas untuk
menekan daerah nyeri untuk menimbulkan efek fisiologis. Kompres hangat
merupakan tindakan kompres dengan air hangat bersuhu 37-40°C ke
permukaan tubuh. Kompres hangat dapat dilakukan menggunakan handuk
yang dicelupkan ke air hangat lalu diperas ataupun dengan botol yang diisi air
hangat. Hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan mencegah
terjadinya spasme otot sehingga memberikan rasa nyaman pada ibu hamil
trimester III (Andreine, 2016).
Penelitian Amalia, Erika, & Dewi (2020) menunjukkan bahwa nilai
rata-rata intensitas nyeri punggung pre test pada kelompok eksperimen adalah
4,53 dengan SD 0,64 dan rata-rata post test setelah mendapatkan kompres
hangat yaitu 3,07 dengan SD 0,594, selisih nilai setelah perlakukan adalah
1,46. Sehingga dapat dilihat pada kelompok eksperimen ada pengaruh yang
signifikan terhadap penurunan nyeri punggung dengan p value = 0,000 > α
(0,05). Rata-rata intensitas nyeri punggung pre test pada kelompok kontrol
adalah 4,40 dengan SD 0,828 dan post test pada kelompok kontrol yaitu 4,07
dengan SD 0,799, dengan nilai p-value 0,096 > α (0,05) menunjukkan tidak
ada penurunan nyeri punggung yang signifikan pada kelompok kontrol. Hasil
analisis uji t-independent menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang
signifikan antara post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
terhadap intensitas nyeri punggung pada ibu hamil. Hasil penelitian
menunjukkan skor perbedaan nilai rata-rata sebelum dan sesudah perlakuan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan p-value 0,001 < α 0,05
hal ini berarti kelompok eksperimen lebih besar pengaruhnya terhadap
intensitas nyeri punggung dari pada kelompok kontrol. Selain kompres hangat
pijatan suami juga berpengaruh terhadap pengurangan ketidaknyamanan yang
terjadi pada ibu hamil.
Pada saat dilakukan kunjungan ulang oleh bidan, ibu mengatakan
bahwa nyeri pinggang dan punggung berkurang setelah diberikan kompres
hangat dan pijatan.
d. Menjelaskan kepada ibu bahwa tidak ada efek samping bila ibu melakukan
kombinasi dari semua teknik yang disebutkan tadi. Ibu bisa melakukan
kompres hangat ditambah dengan pemijatan untuk mengurangi nyeri yang ibu
rasakan. Perlu perhatian khusus untuk teknik pemijatan bahwa ibu hamil
boleh dilakukan pemijatan di area lengan, pinggang, punggung, kaki, tetapi
hindari pemijatan bagian perut dan telapak kaki karena di bagian telapak kaki
banyak titik refleksi yang apabila salah penekanan akan berdampak terhadap
ibu dan janin (dapat membuat kontraksi dan mempercepat proses persalinan).
e. Memberikan terapi kalk dan Fe dengan dosis 1x perhari serta menganjurkan
ibu untuk mengonsumsinya secara rutin setiap hari. Memberitahu ibu untuk
menghindari konsumsi Fe dengan menggunakan susu atau air teh karena akan
menghambat penyerapan zat besinya, tetapi gunakan air putih atau sebaiknya
dengan air jeruk agar penyerapannya lebih maksimal.
f. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi pada
tanggal 9 Maret 2021 atau bila ada keluhan
g. Mengajari ibu cara melakukan perawatan payudara selama hamil. Ibu
sebaiknya menggunakan bra yang nyaman, menyokong payudara dan hindari
bra dengan kawat.
Perawatan payudara merupakan salah satu bagian penting yang harus
diperhatikan sebagai persiapan untuk menyusui nantinya, hal ini dikarenakan
payudara merupakan organ esensial penghasil ASI yaitu makanan pokok bayi
baru lahir sehingga perawatannya harus dilakukan sedini mungkin. Hasil
anlisis lanjutan pada penelitian yang berjudul Hubungan Pengetahuan Ibu
Hamil dengan Pelaksanaan Perawatan Payudara menyimpulkan bahwa ada
hubungan yang antara pengetahuan ibu hamil dengan pelaksanaan perawatan
payudara (p value 0,038) (Indrasari, 2016). Ibu hamil yang melakukan
perawatan payudara berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi
ASI, hal ini berdasar pada penelitian yang berjudul Pengaruh Perawatan
Payudara Pada Ibu Hamil Terhadap Peningkatan Produksi Asi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kota Kecamatan Kota Ternate Tengah Tahun 2016 (Alhadar
& Umaternate, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Alhadar, F., & Umaternate, I. (2017). Pengaruh Perawatan Payudara Pada Ibu Hamil
Terhadap Peningkatan Produksi Asi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota
Kecamatan Kota Ternate Tengah Tahun 2016. Jurnal Riset Kesehatan, 6(1), 7.
https://doi.org/10.31983/jrk.v6i1.2839

Amanah, I. R., & Amanah, I. R. (2019). Studi Farmakoepidemiologi Vitamin


Penambah Darah pada Ibu Hamil di Kecamatan Jatinangor. Jurnal Kesehatan
Vokasional, 4(3), 153. https://doi.org/10.22146/jkesvo.44420

Andira, V. Y. (2015). Pengaruh Penyuluhan Tentang P4K Terhadap Upaya


Pencegahan Komplikasi pada Ibu Hamil di Desa Ngstihardjo Kasihan Bantul
Tahun 2015. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan : Aisyiyah Yogykarta.

Anggraini, D. D. (2018). Faktor Predisposisi Ibu Hamil dan Pengaruhnya terhadap


Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi (FE) dan Anemia pada Ibu Hamil. Strada
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 7(1), 9–22. https://doi.org/10.30994/sjik.v7i1.141

Dwijayanti, P. (2013). Analisis Implementasi Program Perencanaan Persalinan dan


Pencegahan Komplikasi (P4K) oleh Bidan Desa di Kabupaten Demak. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 2, 1–10.

Gantini, D., & Pertiwi, S. (2019). Pengaruh Konseling Faktor Risiko Kehamilan
Terhadap Kemampuan Deteksi Dini dan Persiapan Persalinan di Kabupaten
Tasikmalaya.

Indrasari, N. (2016). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Pelaksanaan


Perawatan Payudara. Jurnal Keperawatan, 12(1), 1–7.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Angka Kecukupan Gizi Energi,


Protein, Lemak, Mineral dan Vitamin yang di Anjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomot 75.

Mafikasari, A., & Kartikasari. (2015). Posisi Tidur dengan Kejadian Back Pain
(Nyeri Punggung) pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal STIKES Muhla, 7(2).

Ocviyanti, D., & Dorothea, M. (2018). Masalah dan Tata Laksana Obesitas dalam
Kehamilan.

Puspita, I. M. (2019). Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (Imt) Ibu Prahamil Dan
Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan Dengan Berat Badan Lahir Bayi Di
Rsud Dr. M. Soewandhie Surabaya. Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan UM.
Mataram, 4(2), 32. https://doi.org/10.31764/mj.v4i2.946

Rasyid, P. S., & Igirisa, Y. (2019). Health Notions , Volume 3 Number 4 ( April 2019
) The Effect of Birthball Training on Back Pain in Third Trimester Pregnant
Women in Kabila Community Health Center. Humanistic Network for Science
and Technology Health Notions, 3(4), 173–177.

Robson, E. S., & Jason Waugh. (2012). Patologi pada Kehamilan. EGC Penerbit
Buku Kedokteran.
Ronald. (2011). Pedoman dan Perawatan Kehamilan yang Sehat dan Menyenangkan.
Nuansa Aulia.

Werdiyanthi, N. M., Mulyadi, & Karundeng, M. (2017). Hubungan Penerapan


Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi Kehamilan Oleh
Ibu Hamil Dengan Komplikasi Kehamilan Di Puskesmas Doloduo Kab. Bolaang
Mongondow. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 5(1), 111113.

Anda mungkin juga menyukai