Disusun Oleh:
RAHMA SASMITA INDRANI
P1337424823271
NIM : P1337424823271
Judul laporan “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Pada Ny. A Umur 22
Tahun G1P0A0, Umur Kehamilan 30 Minggu Di Puskesmas Banjarsari Kabupaten
Temanggung”. Telah disahkan dan disetujui untuk memenuhi Laporan Praktek hamil
di Puskesmas Banjarsari Kabupaten Temanggung.
Mengetahui
Pembimbing Institusi
NIP 198905252019022002
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan hal yang sangat dinantikan oleh sebagian besar
perempuan yang telah mengarungi bahtera rumah tangga. Perempuan yang
mengalami kehamilan pasti mengalami kekhawatiran yang disebabkan oleh
perubahan yang terjadi dalam kurun waktu sembilan bulan. Pada masa kehamilan
seiring dengan membesarnya uterus maka pusat gravitasi akan berpindah kearah
depan sehingga ibu hamil harus menyesuaikan posisi berdirinya. Postur tubuh yang
tidak tepat dimasa kehamilan dapat berakibat peregangan tambahan dan kelelahan
pada tubuh, terutama pada tulang belakang, pelvis dan sendi, sehingga hal ini dapat
menyebabkan nyeri pinggang pada masa kehamilan (Anugrah, 2020). Kehamilan
trimester III yaitu periode 3 bulan terakhir kehamilan yang dimulai pada minggu
ke-28 sampai minggu ke-40 (Manuaba, 2018).
Selama proses pertumbuhan janin akan terjadi perubahan pada
susunan anatomi dan fisiologi pada tubuh ibu. Keadaan ini meliputi
bertambahnya berat badan ibu, perubahan pada uterus, serviks,
ovarium,vagina dan perineum, kulit, payudara, metabolik,
kardiovaskuler, traktusdigestivus, traktus urinarius, sistem endokrin dan sistem
muskuloskeletal (Sarwono Prawirohardjo, 2017).
Pada wanita hamil trimester III akan mengalami perubahan fisiologis
dan psikologis yang disebut sebagai periode penantian. Menanti kehadiran
bayinya sebagai bagian dari dirinya, wanita hamil tidak sabar untuk segeramelihat
bayinya. Saat ini juga merupakan waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi
(Manuaba, 2018).
B. Rumusan masalah
Bagaimana aplikasi asuhan kehamilan fisiologis trimester III secara holistik di
Puskesmas Banjarsari Kabupaten Temanggung ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara nyata dan mengembangkan pola pikir ilmiah
dalam memberikan asuhan kebidanan pada kasus kehamilan melalui
penerapan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
Memenuhi tugas target praktik fisiologis Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Magelang, Poltekkes Kemenkes Semarang dan agar mahasiswa
mampu:
a. Melakukan pengkajian kepada ibu hamil
b. Melakukan interpretasi data
c. Merumuskan diagnosa kebidanan sesuai hasil pengkajian
d. Mengidentifikasi identifikasi dan antisipasi diagnosa potensial
e. Mengidentifikasi tindakan segera
f. Menyusun perencanaan sesuai diagnosa yang dirumuskan
g. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang sudah disusun
h. Melakukan evaluasi tindakan
i. Melakukan pendokumentasian
j. Melakukan pemantauan ibu dan janin dengan menggunakan buku KIA
D. Manfaat
1. Bagi Pasien
Pasien mendapatkan asuhan kebidanan kehamilan fisiologis secara holistik
Pasien dapat mengetahui pentingnya ibu hamil melakukan ANC rutin
2. Bagi Petugas kesehatan
Bidan dan mahasiswa kebidanan mampu menerapkan asuhan berdasarkan
teori dan evidence based.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi dapat menjadikan laporan ini sebagai bahan referensi
BAB II
TINJAUAN TEORI
4. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat bumil menyebabkan
postur dan cara berjalan wanita berubah mencolok. (Marmi, 2017)
5. Sistem Pencernaan
Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan usus akan
tergeser. Demikian juga dengan yang lainnya seperti apendiks yang akan
bergeser ke arah atas dan lateral. Perubahan yang nyata akan terjadi pada
penurunan motilitas otot polos dan traktus digestivus dan penurunan sekresi
asam hidrokloroid dan peptin di lambung sehingga akan menimbukan gejala
pyoris(heartburn) yang disebabkan oleh refleks asam lambung ke esofagus
bawah sehingga akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus
sfingter esofagus bagian bawah. Mual terjadi akibat penurunan asam
hidroklorid dan penurunan motilitas, serta konstipasi sebagai akibat
penurunan motilitas usus besar. (Prawirohardjo, 2014)
6. Sistem integumen
Striae gravidarum terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, garis-
garis sedikit cekung kemerahan umumnya timbul pada kulit abdomen ,
kadang pada kulit paha dan payudara. Pada wanita multipara seringkali
ditemukan bersamaan dengan striae kehamilan sebelumnya. (Rukiyah, 2013)
Di trimester ke III, ibu hamil butuh bekal eneegi yang memadai. Selain
untuk mengatasi beban yang kian berat, juga sebagai cadangan energi untuk
persalinan kelak. Itulah sebabnya pemenuhan gizi seimbang tidak boleh
dikesampingkan baik secara kualitas maupun kuantitas. Pertumbuhan otak janin
akan terjadi cepat sekali pada dua bulan terakhir menjelang persalinan. Karena
itu, jangan sampai kekurangan gizi.
Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada
kehamilan trimester ke III ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya: kalori,
vitamin B6 (piridoksin), yodium, tiamin (vitamin B1), riboflavin (B2), niasin
(B3), dan air (Retnaningtyas, 2021)
2. EVIDENCE BASED
Senam hamil merupakan suatu gerakan tubuh berbentuk latihan-latihan
dengan aturan, sistematika, dan prinsip-prinsip gerakan khusus yang
disesuaikan dengan kondisi ibu hamil, bertujuan agar ibu hamil siap mental
dan jasmani dalam menghadapi proses persalinan. Senam hamil merupakan
suatu bentuk olah raga atau latihan yang terstruktur. Senam hamil dapat
membantu ibu hamil untuk merasakan ketidaknyamanan yang dialami, salah
satunya gangguan tidur.
Menurut Prawirohardjo (2020) petunjuk senam hamil berupa
konsultasi/pemeriksaan kesehatan, dilakukan mulai umur kehamilan 28
minggu, membutuhkan ruangan yang nyaman dan pakaian yang sesuai,
minum yang cukup baik sebelum, selama dan setelah melakukan senam,
melakukan senam 3x seminggu/teratur, melakukan pemanasan dan
pendinginan, tidak menahan nafas selama latian, hentikan bila timbul keluhan,
bila dilakukan di rumah sakit senam hamil dipandu dan terdapat sosialisasi.
Penelitian Aliyah (2021) menunjukkan bahwa senam hamil
berpengaruh dalam meningkatkan durasi tidur ibu hamil trimester III.
Penelitian dilakukan pada 22 da ibu hamil trimester II dan III dengan jumlah
pertemuan adalah 6 kali pertemuan, 2 kali dalam seminggu. Penelitian ini juga
menyatakan bahwa senam hamil memberikan efek relaksasi pada ibu hamil
yang bisa berpengaruh terhadap durasi tidur bagi ibu hamil.
Berdasarkan penelitian (Wahyuni & Ni’mah, 2019) maka dapat
disimpulkan bahwa senam hamil ber- manfaat terhadap peningkatan durasi
tidur ibu hamil pada trimester kedua ketiga, dengan nilai p = 0,004 (< 0,05).
Ibu hamil hendaknya memper- hatikan durasi tidur untuk menjaga keseha- tan
bayi dan dirinya. Apabila terjadi kesulitan dalam tidur, maka perlu melakukan
gerakan- gerakan olah raga atau senam yang mampu merelaksasikan otot-otot.
Sejalan dengan penelitian (Yunitasari et al., 2021) didapatkan hasil bahwa dari
30 responden tingkat kualitas tidur sesudah intervensi kurang dari pada
sebelum intervensi berjumlah 1 responden dengan rata-rata 1.00. Tingkat
kualitas tidur sesudah lebih dari sebelum intervensi berjumlah 29 responden
dengan rata-rata 16.00. hasil nilai signifikansi (p = 0.000) tingkat kecemasan
adalah< α = 0.005 sehingga ada pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi terhadap tingkat kualitas tidur ibu.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2020) tentang
hubungan senam hamil dengan nyeri pinggang pada ibu hamil di RS
Kendangsari Surabaya dengan hasil Pvalue = 0,000 yang artinya Ho ditolak
artinya ada hubungan yang bermakna antara ibu hamil yang melakukan senam
hamil dengan nyeri pinggang. Semakin teratur mengikuti senam hamil maka
hal ini dapat meminimalkan nyeri pinggang yang dirasakan oleh ibu hamil
II. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
A. Pengkajian Data
1) Menanyakan identitas, meliputi :
a) Nama istri/ suami
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar
komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab
(Retnaningtyas, 2021).
b) Umur
Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien dalam kehamilan
yang beresiko atau tidak. Usia dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun
merupakan umur-umur yang beresiko tinggi untuk hamil. Umur yang
baik untuk kehamilan atau persalinan adalah 20-35 tahun
Penurunan AKI & AKB
(Retnaningtyas, 2021).
c) Suku/ Bangsa
Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka
memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan
mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif
otosom dengan insiden yang tinggi (Retnaningtyas, 2021).
d) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektualnya, karena tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku seseorang
e) Agama
Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya
agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan
dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan
(Retnaningtyas, 2021).
f) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah
klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi
kelahiran, prematur, dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja
yang dapat merusak janin (Retnaningtyas, 2021). Untuk mengetahui
taraf hidup dan sosial ekonomi penderita agar nasehat yang diberikan
sesuai. Dan untuk mengetahui pekerjaan ibu mengganggu kehamilan
atau tidak.
g) Alamat
Untuk mengetahui dimana ibu menetap, mencegah kekeliruan bila ada
nama yang sama, memudahkan menghubungi keluarga, petunjuk saat
kunjungan rumah.
B. Data Subyektif
Pada langkah ini di lakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data /
informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi,
riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, bio-psiko-sosial-
spritual, serta pengetahauan kilen (Hatijar et al., 2020).
a) Alasan datang
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik, yang diungkapkan dengan
kata-katanya sendiri
b) Keluhan utama
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan. Hal
ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan
oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut dirasakan
(Retnaningtyas, 2021). Keluhan yang sering dijumpai pada TM I
diantaranya mual dan muntah, rasa lemah dan lelah, sering buang air
kecil, ketidaknyamanan pada payudara, hidung tersumbat, epulis,
pengeluaran air liur berlebih, dan keputihan.
c) Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit
salah satu faktor predisposisi. Misalnya hipertensi, jantung, kencing
manis, asma, TBC dll, pernah opersai atau tidak, pernah opname atau
tidak
2) Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui apakah penyakit yang diderita oleh ibu
saat hamil yang mempengaruhi kehamilan. Misalnya hipertensi,
jantung, diabetes melitus
a) Jantung: Curah jantung (cardiac output) meningkat 30-50%
selama hamil dan akan meningkat secara maksimal pada
pertengahan kehamilan. Curah jantung dalam posisi terbaring
lateral meningkat 43% akibat meningkatnya frekuensi nadi.
Wanita dengan disfungsi jantung yang parah mungkin
mengalami perburukan gagal jantung
b) Hipertensi: Wanita hipertensi yang dinyatakan hamil perlu
mendiskusikan dengan dokter tentang pengobatan mana yang
aman digunakan selama mengandung. Selain itu, wanita dengan
hipertensi yang sudah ada sebelumnya mengalami peningkatan
resiko terjadinya preeklampsia selama kehamilan. (Varney,
2010)
c) Diabetes militus: Faktor resiko utama diabetes maternal ini
adalah berat badan berlebih, peningkatan berat badan, dan
kurangnya aktivitas fisik. Jelas hal ini menjadi pertimbangan
bagi semua bidan dalam menganjurkan pola hidup sehat kepada
wanita. Diabetes juga merupakan permasalahan yang terus
meningkat pada wanita usia subur. Oleh sebab itu, penapisan
diabetes harus dilakukan pada semua wanita hamil. (Varney,
2010)
d) Asma : umumnya perubahan fisiologis kehamilan tidak
mencetuskan serangan asma. Kehamilan dapat berlangsung
tanpa gangguan kecuali apabila sering kambuh. Studi tentang
asma dalam kehamilan menunjukan bahwa serangan asma berat
selama kehamilan berhubungan dengan peningkatan insiden
abortus, BBLR, kelahiran prematur, dan IUFD akibat hipoksia
dalam kandungan (Widatiningsih & Hiyana, 2017).
e) Sifilis : Sifilis merupakan penyakit infeksi sistemik disebabkan
oleh Treponema pallidum yang dapat mengenai seluruh organ
tubuh, mulai dari kulit, mukosa, jantung hingga susunan saraf
pusat, dan juga dapat tanpa manifestasi lesi di tubuh. Sifilis pada
umumnya ditularkan lewat kontak seksual, namun juga dapat
secara vertikal pada masa kehamilan. Pada kehamilan gejala
klinik tidak banyak berbeda dengan keadaan tidak hamil, hanya
perlu diwaspadai hasil tes serologi sifilis pada kehamilan normal
bisa memberikan hasil positif palsu (Prawirohardjo, 2016).
f) HIV/penyakit menular seksual: Hasil konsepsi yang tidak sehat
sering kali terjadi akibat PMS, misalnya kematian janin (abortus
spontan atau lahir mati). Bayi berat lahir rendah (akibat
prematuritas atau retardasi pertumbuhan janin dalam rahim) dan
infeksi congenital atau perinatal (kebutaan, pneumonia neonatus,
dan retardasi mental) (Prawirohardjo, 2010)
3) Riwayat kesehatan keluarga
Jika ada anggota dalam keluarga yang menderita penyakit yang
bersifat menurun seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes,
kelainan/cacat bawaan, penyakit jiwa, kembar, preeklamsi-eklamsi
pada ibu/kakak/adik kandung, maka klien akan berpotensi
mengalaminya sehingga membahayakan kehamilan. Begitu juga jika
ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, typhoid, herpes maka akan berisiko menularkannya pada
ibu hamil. Selain itu jika suami menderita penyakit kelamin seperti
sifilis, GO, HIV/AIDS dapat menular ke klien dan membahayakan
kehamilan ini (Widatiningsih & Hiyana, 2017).
d) Riwayat obstetri
1) Riwayat haid
Menarche (usia pertama kali haid) : antara usia 12-16 tahun, hal ini
dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa, lingkungan, iklim,
dan keadaan umum
Siklus haid terhitung mulai hari pertama haid hingga hari berikutnya.
Siklus haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien
mempunyai kelainan siklus haid atau tidak. Siklus normal haid yaitu
28-30 hari.
2) Palpasi
Palpasi Abdomen menggunakan cara leopold dengan langkah
sebagai berikut :
a) Leopold I
Tujuannya untuk menentukan umur kehamilan (berdasarkan
TFU) dan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di fundus
b) Leopold II
Tujuannya untuk menentukan bagian apa yang ada di bagian
kanan dan kiri perut ibu
c) Leopold III
Tujuannya untuk menentukan bagian apa yang terdapat di
bawah dan apakah bagian bawah janin sudah atau belum
terpegang oleh pintu atas panggul
d) Leopold IV
Untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah janin sudah
masuk pintu atas panggul. Jari-jari tangan penolong masih dapat
bertemu berarti konvergen, bila tidak dapat bertemu maka
divergen.
(Yulizawati et al., 2019)
3) Auskultasi
Auskultasi untuk mendengar bising usus diseluruh kuadran.
Setelah 12 minggu, auskultasi denyut jantung janin (DJJ), perhatikan
lokasi. Setelah 20 minggu, tentukan posisi janin dengan
menggunakan perasat leopold untuk menentukan lokasi DJJ dengan
fetoskop untuk mengonfirmasi tanggal, perhatikan kondisi uterus
apakah lembut, lunak, mudah dirangsang atau berkontraksi.
Obeservasi adanya gerakan nonverteks, keadaan ini harus ditangani.
Pada usia cukup bulan, perkiraan janin. (Retnaningtyas, 2021)
2. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan haemoglobin
Pemeriksaan haemoglobin adalah pengambilan darah melalui
jaringan perifer, untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah.
Tujuan dilakukan pemeriksaan haemoglobin pemriksaan Hb secara
rutin selama kehamilan merupakan kegiatan rutin untuk mendeteksi
anemia, namun ada kecenderungan bahwa kegiatan ini tidak
dilakukan secara optimal selama kehamilan
Hasil pemriksaan Hb sahli dapat diklasifikasikan sebagi berikut Hb
11 gr% dikatakan tidak anemia, 9-10 gr% anemia ringan, 7-8 gr%
anemia sedang,<7 gr% anemia berat.
b) Pemeriksaan protein urine
Pemeriksaan protein dalam urine ini bertujuan untuk mengetahui
komplikasi adanya preeklamsi pada ibu hamil yang sering kali
menyebabkan masalah dalam kehamilan maupun persalinan dan
terkadang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi bila
tidak segera diantisipasi. Pemeriksaan protein urine adalah
pemeriksaan protein dengan menggunakan asam asetat 5 % dan
apabila setelah dipanaskan urine menjadi keruh berarti ada protein di
dalam urine.
Standar kadar kekeruhan protein urine adalah :
1. Negatif : urine jernih
2. Positif 1 : ada kekeruhan
3. Positif 2 : kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan
4. Positif 3 : urine lebih keruh dan endapan yang lebih jelas
5. Positif 4 :urine sangat keruh dan disertai endapan yang
menggumpal.
c) Pemeriksaan urine reduksi
Pemeriksaan urine reduksi bertujuan untuk melihat adanya glukosa
dalam urine. Urine normal biasanya tidak mengandung gkukosa.
Dalam kasus tertentu urine mengandung glukosa seperti pada ibu
yang mempunyai riwayat penyakit DM.
Cara membaca hasil pemeriksaan urine reduksi :
Negatif : hijau/biru
+1 : hijau/kuning
+2 : kuning kehijauan
+3 : jingga
+3 >2% : merah bata.
D. Assesment
1. Diagnosa kebidanan
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis
kebidanan. Standar nomenklatur daignosis kebidanan adalah sebagai
berikut. Beberapa cara penulisan diagnosis kehamilan :
G(1-3), P(1-3), A(0),UK (13-27 minggu) dengan...(kehamilan
normal/dengan penyulit dan komplikasi)
G(gravida) : jumlah kehamilan yang dialami wanita. Diikuti
dengan jumlah seluruh kehamilan termasuk kehamilan ini.
P(para) : jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran
janin yang memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan(28 minggu
atau 1000 gram).
A(abortus) : jumlah kelahiran yang diakhiri dengan aborsi spontan atau
terinduksi pada usia kehamilan sebelum 20 minggu atau memiliki berat
kurang dari 500 gram.
2. Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis. Masalah
yang dituliskan biasanya sesuai dengan keluhan utama.
1) Kontraksi palsu
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit dibagian
perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil
duduk atau istirahat. Sebagian ibu hamil mengalami kontraksi palsu
pada kehamilan trimester tiga. Braxton Hicks biasanya tidak begitu
terasa sakit dan mirip dengan kram menstruasi. Kontraksi ini
terjadi sewaktu rahim ibu mengencang lalu mengendor lagi dan
terjadi tidak beraturan. Menjelang akhir kehamilan Ibu, kontraksi
ini terasa sedikit lebih sakit, terutama bila janin sedang berubah
posisi dengan kepala di bawah.
2) Gatal dan kaku pada jari
Gatal – gatal dapat terjadi pada ibu hamil sepanjang kehamilan
artinya bisa terjadi pada kehamilan trimester I, trimester II maupun
trimester III. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu
hamil sehingga bisa mengganggu istirahat dan aktifitas ibu sehari –
hari. Beberapa faktor penyebabnya adalah :
− Penyebab gatal – gatal ini belum diketahui secara pasti,
kemungkinan penyebabnya adalah hypersensitive terhadap
antigen placenta.
− Perubahan gaya berat yang disebabkan karena pembesaran
rahim membuat berubahnya postur wanita dimana posisi bahu
dan kepala lebih kebelakang. Hal ini untuk menyeimbangkan
lengkungan punggung dan berat tubuh yang cenderung
condong ke depan.Hal ini dapat menekan syarat di lengan
sehingga mengakibatkan rasa gatal dan kaku pada jari
3) Edema
Kadang-kadang kita temui edema pada ibu hamil trimester II.
Edema ini biasa terjadi pada kehamilan trimester II dan III. Faktor
penyebab :
− Pembesaran uterus pada ibu hamil mengakibatkan tekanan
pada vena pelvik sehingga menimbulkan gangguan sirkulasi.
Hal ini terjadi terutama pada waktu ibu hamil duduk atau
berdiri dalam waktu yang lama.
− Tekanan pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring
terlentang. Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
− Kadar sodium(Natrium) meningkat karena pengaruh dari
hormonal. Natrium bersifat retensi cairan.
− Pakaian ketat.
4) Kram kaki atau tangan
Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun atau
karena kekurangan kalsium.
5) Sakit punggung
Hal ini disebabkan oleh faktor pembesaran payudara dapat
berakibat ketegangan otot, keletihan, posisi tubuh membungkuk
ketika mengangkat barang, kadar hormon yang meningkat
menyebabkan cartilage pada sendi besar menjadi lembek, posisi
tulang belakang hiperlordosis.
(Tyastuti & Wahyuningsih, 2016).
3. Diagnosa potensial
Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis
potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan, dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap mencegah
diagnosis/masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini
penting dalam melakukan asuhan yang aman.
4. Identifikasi kebutuhan segera
Pada langkah ini, bidan menetapkan terhadap tindakan segera, melakukan
konsultasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
kondisi klien. Selain itu, juga mengidentifikasi perlunya tindakan segera
oleh bidan atau dokter dan/untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengn anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
E. Penatalaksanaan
Tanggal / jam:
1) Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan
janin baik
Hasil : ibu senang mengetahui hasil pemeriksaan dalam kondisi baik
2) Memberikan KIE tentang ketidaknyamanan yang mungkin muncul serta
cara mengatasinya.
a. Pusing
Rasa pusing sering menjadikan keluhan ibu hamil trimester II dan
trimester III. Hal ini menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada ibu
hamil, kalau tidak ditangani penyebabnya maka dapat
mengakibatkan tekanan darah rendah dan sampai meninggal.
Sebaiknya ibu hamil posisi tidur posisi berbaring terlentang, karena
penambahan berat badan dan pembesaran uterus maka
menyebabkan menekan pada vena cava inferior sehingga
menghambat dan mengurangi jumlah darah yang menuju ke hati
dan jantung. Rasa pusing pada ibu hamil pada trimester II dan III,
kemungkinan disebabkan karena hypoglycemia. Agar ibu hamil
terhindar dari rasa pusing, saat bangun tidur secara perlahan–lahan,
menghindari berdiri terlalu lama dalam lingkunagn yang panas dan
sesak.dan juga diupayakan untuk tidak berbaring dalam posisi
terlentang. (Tyastuti & Wahyuningsih, 2016)
b. Gusi berdarah
Keluhan gusi berdarah pada ibu hamil sering terjadi pada
kehamilan trimester II dan trimester III, kejadian ini paling parah
terjadi pada kehamilan trimester II. Pada ibu hamil sering terjadi
gusi bengkak yang disebut epulis kehamilan. Gusi yang hiperemik
dan lunak cenderung menimbulkan gusi menjadi mudah berdarah
terutama pada saat menyikat gigi. Gusi berdarah disebabkan oleh
peningkatan hormon estrogen yang berpengaruh terhadap
peningkatan aliran darah ke rongga mulut dan pergantian sel–sel
pelapis ephitel gusi lebih cepat.Terjadi hipervaskularisasi pada gusi
dan penyebaran pembuluh darah halus sangat tinggi.Gusi yang
sering berdarah juga disebabkan berkurangnya ketebalan
permukaan epithelial sehingga mengakibatkan jaringan gusi
menjadi rapuh dan mudah berdarah.Cara mengurangi atau
mencegah, ibu hamil dianjurkan minum suplemen vitamin C,
berkumur dengan air hangat, air garam, menjaga kebersihan gigi,
secara teratur memeriksa gigi ke dokter gigi. (Tyastuti &
Wahyuningsih, 2016)
c. Gatal dan kaku pada jari
Gatal – gatal dapat terjadi pada ibu hamil sepanjang kehamilan
artinya bisa terjadi pada kehamilan trimester I, trimester II maupun
trimester III. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu
hamil sehingga bisa mengganggu istirahat dan aktifitas ibu sehari –
hari. Beberapa faktor penyebabnya adalah :
− Penyebab gatal – gatal ini belum diketahui secara pasti,
kemungkinan penyebabnya adalah hypersensitive terhadap
antigen placenta.
− Perubahan gaya berat yang disebabkan karena pembesaran
rahim membuat berubahnya postur wanita dimana posisi bahu
dan kepala lebih kebelakang. Hal ini untuk menyeimbangkan
lengkungan punggung dan berat tubuh yang cenderung condong
ke depan.Hal ini dapat menekan syarat di lengan sehingga
mengakibatkan rasa gatal dan kaku pada jari (Tyastuti &
Wahyuningsih, 2016)
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk meringankan dan
mencegah antara lain dengan mengkompres dengan air dingin
atau mandi berendam atau dengan menggunakan shower. Ibu
d. Konstipasi
Konstipasi adalah BAB keras atau susah BAB biasa terjadi pada
ibu hamil trimester II dan III. Penyebabnya adalah gerakan
peristaltik usus lambat oleh karena meningkatnya hormon
progesterone. Konstipasi dapat juga disebabkan oleh karena
motilitas usus besar lambat sehingga menyebabkan penyerapan air
pada usus meningkat. Di samping itu konstipasi dapat terjadi bila
ibu hamil banyak mengkonsumsi suplemen zat besi, atau tekanan
uterus yang membesar pada usus. Cara meringankan atau
mencegah, dapat dilakukan dengan olah raga secara teratur,
meningkatkan asupan cairan minimal 8 gelas sehari, minum cairan
panas atau sangat dingin pada saat perut kosong, makan sayur
segar, makan bekatul 3 sendok makan sehari, nasi beras merah.
Konstipasi dapat dicegah dengan membiasakan BAB secara teratur,
jangan menahan BAB, segera BAB ketika ada dorongan, dan tidak
mengkonsumsi buah apel segar,buahkopi karena dapat
meningkatkan konstipasi. (Tyastuti & Wahyuningsih, 2016)
e. Haemorroid
Haemorroid disebut juga wasir biasa terjadi pada ibu hamil
trimester II dan trimester III, semakin bertambah parah dengan
bertambahnya umur kehamilan karena pembesaran uterus semakin
meningkat. Haemorroid dapat terjadi oleh karena adanya
konstipasi. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya progesteron
yang menyebabkan peristaltik usus lambat dan juga oleh vena
haemorroid tertekan karena pembesaran uterus. Haemorroid dapat
dicegah atau meringankan efeknya dapat dilakukan dengan
menghindari hal yang menyebabkan konstipasi, atau menghindari
mengejan pada saat defikasi. Ibu hamil harus membiasakan defikasi
yang baik, jangan duduk terlalu lama di toilet. Membiasakan senam
kegel secara teratur, dan saat duduk pada bak yang berisi air hangat
selama 15 – 20 menit, dilakukan sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.
(Tyastuti & Wahyuningsih, 2016)
f. Sering BAK
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan
makin menekan kandung kencing ibu hamil. Sering buang air
(BAK) sering disebabkan oleh karena uterus membesar, yang
disebabkan karena terjadi penurunan bagian bawah janin sehingga
menekan kandung kemih. BAK juga berhubungan dengan ekskresi
sodium (unsur Na) yang meningkatdan perubahan fisiologis ginjal
sehingga produksi urine meningkat. Upaya untuk meringankan dan
mencegah sering BAK, ibu hamil dilarang untuk menahan BAK,
upayakan untuk mengosongkan kandung kencing pada saat terasa
ingin BAK. Perbanyak minum pada siang hari untuk menjaga
keseimbangan hidrasi.Apabila BAK pada malam hari tidak
mengganggu tidur maka tidak dianjurkan mengurangi minum
dimalam hari, tetapi bila ya, batasi minum setelah makan malam, di
samping itu ibu hamil harus membatasi minum yang mengandung
diuretic seperti teh, kopi, cola dengan coffeine. Saat tidur ibu hamil
dianjurkan menggunakan posisi berbaring miring ke kiri dengan
kaki ditinggikan, dan untuk mencegah infeksi saluran kemih selesai
BAK alat kelamin di bersihkan dan dikeringkan (Tyastuti &
Wahyuningsih, 2016)
g. Gusi berdarah
Pada ibu hamil sering terjadi gusi bengkak yang disebut epulis
kehamilan. Gusi yang hiperemik dan lunak cenderung
menimbulkan gusi menjadi mudah berdarah terutama pada saat
menuikat gigi. Gusi berdarah ini paling parah terjadi pada
kehamilan trimester II. Beberapa faktor penyebab gusi berdarah
adalah :
− Estrogen berpengaruh terhadap peningkatan aliran darah ke
rongga mulut dan pergantian sel – sel pelapis ephitel gusi lebih
cepat.
− Terjadi hipervaskularisasi pada gusi dan penyebaran pembuluh
darah halus sangat tinggi.
− Ketebalan permukaan epithelial berkurang sehingga
mengakibatkan jaringan gusi menjadi rapuh dan mudah
berdarah.
(Tyastuti & Wahyuningsih, 2016)
h. Keputihan
Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang
lebih banyak sehingga membuat perasaan tidak nyaman karena
celana dalam sering menjadi basah sehingga harus sering ganti
celana dalam. Kejadian keputihan ini bisa terjadi pada ibu hamil
trimester pertama, kedua maupun ketiga. Penyebab utama adalah
meningkatnya kadar hormon estrogen pada ibu hamil trimester I
dapat menimbulkan produksi lendir servix meningkat.Pada ibu
hamil terjadi hyperplasia pada mukosa. (Tyastuti & Wahyuningsih,
2016). Sekresi vagina meningkat (tetapi normal jika tidak
gatal,iritasi atau berau busuk) (Tyastuti & Wahyuningsih, 2016).
i. Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit dibagian
perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil
duduk atau istirahat. Sebagian ibu hamil mengalami kontraksi palsu
pada kehamilan trimester tiga. Braxton Hicks biasanya tidak begitu
terasa sakit dan mirip dengan kram menstruasi. Kontraksi ini terjadi
sewaktu rahim ibu mengencang lalu mengendor lagi dan terjadi
tidak beraturan. Menjelang akhir kehamilan Ibu, kontraksi ini
terasa sedikit lebih sakit, terutama bila janin sedang berubah posisi
dengan kepala di bawah.
j. Sesak nafas
Sesak nafas ini biasanya mulai terjadi pada awal trimester II sampai
pada akhir kehamilan. Keadaan ini disebabkan oleh pembesaran
uterus dan pergeseran organ–organ abdomen, pembesaran uterus
membuat pergeseran diafragma naik sekitar 4 cm. Peningkatan
hormon progesterone membuat hyperventilasi. Cara meringankan
atau mencegah dengan melatih ibu hamil untuk membiasakan
dengan pernapasan normal,berdiri tegak dengan kedua tangan
direntangkan diatas kepala kemudian menarik nafas panjang, dan
selalu menjaga sikap tubuh yang baik. Agar ibu hamil tenang para
bidan dapat juga menjelaskan penyebab fisiologisyang dapat
menyebabkan sesak napas
k. Nyeri ulu hati
Nyeri ulu hati biasanya mulai terasa pada kehamilan trimester II
dan semakin bertambah umur kehamilan biasanya semakin
bertambah pula nyeri ulu hati. Nyeri ulu hati dapat disebabkan oleh
karena meningkatnya produksi progesteron. Nyeri juga dapat
disebabkan oleh adanya pergeseran lambung karena pembesaran
uterus. Apendiks bergeser kearah lateral dan keatas sehingga
menimbulkan refluks lambung yang dapat mengakibatkan rasa
nyeri pada ulu hati. Cara meringankannya yaitu hindari makan
gorengan berlebihan, hindari makanan yang berbumbu
merangsang, makan sedikit tapi sering, hindari kopi dan rokok,
minum 6-8 gelas per hari, kunyah permen karet.
l. Perut kembung
Tidak jarang ibu hamil mengeluh perut terasa kembung, hal ini
sering terjadi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga. Faktor
penyebabnya adalah :
− Peningkatan hormon progesterone membuat motilitas usus
turun sehingga pengosongan usus lambat.
− Uterus yang membesar menekan usus besar
Cara meringankan : Menghindari makan makanan yang
mengandung gas, Mengunyah makanan secara sempurna, Lakukan
senam secara teratur, Biasakan BAB teratur, Tekuk lutut kedada
untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
m. Insomnia
Insomnia dapat terjadi pada wanita hamil maupun wanita yang
tidak hamil. Insomnia pada ibu hamil ini biasanya dapat terjadi
mulai pada pertengahan masa kehamilan sampai akhir kehamilan.
Semakin bertambahnya umur kehamilan maka insomnia semakin
meningkat karena kecuali faktor fisik, faktor psikologis juga ikut
menjadi penyebab insomnia pada ibu hamil.
Insomnia dapat disebabkan oleh perubahan fisik yaitu pembesaran
uterus. Di samping itu insomnia dapat juga disebabkan perubahan
psikologis misalnya perasaan takut, gelisah atau khawatir karena
menghadapi kelahiran. Sering BAK dimalam hari/nochturia, dapat
juga menjadi penyebab terjadinya insomniapada ibu hamil.
Cara meringankan insomnia dengan mandi air hangat sebelum
tidur, minum minuman hangat sebelum tidur, sebelum tidur jangan
melakukan aktifitas yang dapat membuat sulit tidur, jangan makan
porsi besar 2-3 jam sebelum tidur, kurangi kebisingan dan cahaya,
tidur dengan posisi relaks, lakukan relaksasi
n. Mati rasa (baal) dan nyeri pada jari tangan dan kaki
Mati rasa ini dapat terjadi pada kehamilan trimester II dan trimester
III. Makin bertambah umur kahamilan sehingga uterus juga
semakin besar maka rasa baal ini semakin bertambah. Faktor
penyebab baal antar lain,pembesaran uterus membuat sikap/postur
ibu hamil mengalami perubahan pada titik pusat gaya berat
sehingga karena postur tersebut dapat menekan syaraf ulna.
Hyperventilasi dapat juga menjadi penyebab rasa baal pada jari,
namun hal ini jarang terjadi. Cara meringankan atau mencegah baal
dapat dilakukan bila pada saat tidur berbaring miring kekiri, dengan
postur tubuh yang benar.
o. Sakit punggung
Hal ini disebabkan oleh faktor pembesaran payudara dapat
berakibat ketegangan otot, keletihan, posisi tubuh membungkuk
ketika mengangkat barang, kadar hormon yang meningkat
menyebabkan cartilage pada sendi besar menjadi lembek, posisi
tulang belakang hiperlordosis.
p. Edema
Kadang-kadang kita temui edema pada ibu hamil trimester II.
Edema ini biasa terjadi pada kehamilan trimester II dan III. Faktor
penyebab :
− Pembesaran uterus pada ibu hamil mengakibatkan tekanan
pada vena pelvik sehingga menimbulkan gangguan sirkulasi.
Hal ini terjadi terutama pada waktu ibu hamil duduk atau
berdiri dalam waktu yang lama.
− Tekanan pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring
terlentang. Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
− Kadar sodium(Natrium) meningkat karena pengaruh dari
hormonal. Natrium bersifat retensi cairan.
− Pakaian ketat.
Untuk meringankan atau mencegah edema, sebaiknya ibu hamil
menghindari menggunakan pakaian ketat, mengkonsumsi makanan
yang berkadar garam tinggi sangat tidak dianjurkan. Saat bekerja
atau istirahat hindari duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama.
Saat istirahat, naikkan tungkai selama 20 menit berulang –ulang.
Sebaiknya ibu hamil makan makanan tinggi protein
DI PUSKESMAS BANJARSARI
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 18 September 2023
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Ruang KIA, Puskesmas Banjarsari
Menarche : 13 Tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Lamanya : 7 hari
Warna darah : Merah
Nyeri haid : Tidak ada
Banyaknya : Hari 1-3 ganti pembalut 3-4x ¾ penuh
Hari 4-5 ganti pembalut 3x ½ penuh
Hari 6-7 ganti pembalut 2x perhari
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
G2P1A0 : Hamil 30 minggu ANC : 5x
HPHT : 20 Februari 2023 Pemberian Fe : 30 tablet
HPL : 27 November 2023 Tanda bahaya : Tidak ada
Gerak janin : 10x dalam 12 jam Kekhawatiran : Tidak ada
Khusus
TT : lengkap
Konsumsi jamu/obat selain vitamin : Ibu mengatakan selama hamil
tidak mengonsumsi jamu atau
obat selain yang diberikan oleh
dokter atau bidan.
ANC Tanggal Tempat Suplemen dan fe Masalah Tindakan/pendkes
ke (jenis dan jmlh)
Hamil ini
4. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ibu dan suami menikah sah secara agama dan negara,
lama menikah 10 bulan. Hubungan ibu dan suami baik, ibu tinggal
bersama dengan suami dan mertua.
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB jenis apapun.
6. Pola Pemenuhan Nutrisi Sehari-hari
a. Pola Pemenuhan Nutrisi
Sebelum : Ibu mengatakan tidur malam 7-8 jam perhari, dan tidur
hamil siang 1 jam perhari.
Selama : Ibu mengatakan tidur malam 6 jam perhari, dan tidak
hamil pernah tidur siang.
e. Pola Hubungan Seksual
Kehamilan ini : Ibu mengatakan baik ibu dan suami beserta keluarga
menantikan kehamilan ini.
Perasaan : Ibu megatakan sangat bahagia atas kehamilannya
sekarang, dan keluarga turut menjaga ibu dan janin yang
sedang dikandung.
Pengambil : Ibu mengatakan pengambil keputusan utama adalah
keputusan suami, tetapi jika dalam keadaan mendesak ibu bisa
mengambil keputusan sendiri.
Spiritual : Ibu mengatakan tetap melakukan ibadah seperti biasa,
yaitu sholat karena ibu beragama islam.
Penghasil : Ibu mengatakan penghasilan suami perbulan, cukup
perbulan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
8. Tingkat Pengetahuan
Ibu mengatakan sudah mengetahui cara minum tablet Fe/tambah darah
dengan benar.
V. ANALISA
Diagnosa Kebidanan : Ny. A usia 22 tahun G1P0A0 hamil 30
minggu, puki, janin tunggal, intrauteri, puka, presentasi kepala, kepala belum
masuk PAP dengan kehamilan fisiologis.
Masalah : Sulit tidur
Kebutuhan Tindakan Segera : Tidak ada
VI. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 18 September 2023 Jam : 09.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, keadaan ibu dan bayi sehat. Umur
kehamilan ibu 30 minggu
Keadaan umum : Baik Nadi : 80x/menit
Kesadaran : Composmentis RR : 22x/menit
BB sebelum/selama : 62/70kg Suhu : 36,5oC
TB : 160 cm TD : 120/76 mmHg
LILA : 27 cm IMT : ((70:(1,60)2) = 27,34kg2
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan pada ibu mengenai ketidaknyamanan pada TM III, salah
satunya yaitu sulit tidur (insomnia). Hal ini disebabkan karena perubahan
fisik seperti pembesaran uterus sehingga ibu sering BAK, pengaruh
psikologis misalnya takut, gelisah, khawatir menghadapi persalinan. Untuk
menangani insomnia, penanganan yang dapat dilakukan yaitu dengan mandi
air hangat sebelum tidur, jangan khawatir tidak bisa tidur, menghindari
kebisingan dan cahaya, tidak melakukan aktifitas yang membuat sulit tidur,
dan melakukan senam hamil untuk merelaksasikan otot-otot dalam tubuh
ibu.
Hasil : ibu mengerti dan dapat menjelaskan ulang mengenai insomnia pada
TM III dan cara mengatasinya.
3. Menjelaskan mengenai perhitungan gerakan janin. Disampaikan bahwa ibu
harus mengontrol gerakanan janin di dalam perut minimal 10x dalam 12
jam. Jika dirasa gerakan tidak seaktif biasanya diharapkan segera
memeriksakan diri.
Hasil : ibu paham mengenai apa yang disampaikan bidan, juga ibu bersedia
untuk selalu mengontrol gerakan janin
4. Menjelaskan kepada ibu mengenai pentingnya perawatan payudara pada saat
kehamilan. Dengan tujuan mempersiapkan agar produksi ASI ketika bayi
sudah lahir dapat maksimal. Perawatan payudara dapat dilakukan dengan
membersihkan putting menggunakan minyak kemudian dibersihkan apabila
terdapat kotoran. Dan jika putting payudara masih masuk kedalam maka
puting ditarik keluar dengan cara dipegang di antara dua jari
Hasil: Ibu mengerti dan mengatakan akan melakukan perawatan payudara
sesuai dengan penjelasan bidan.
5. Memberikan terapi Tablet Fe 1x1 60mg diminum di malam hari dengan vit
C atau air putih, Vit C 1x1, kalk 1x1 500mg
Hasil : ibu mengatakan bersedia mengkonsumsi sesuai dengan anjuran
bidan.
6. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi atau bila
ada keluhan
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang
7. Melakukan dokumentasi dibuku KIA, register
Hasil : pemeriksaan telah di dokumentasikan di buku KIA dan buku register
ibu hamil.
CATATAN PERKEMBANGAN
KUNJUNGAN I
O:
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
UK : 34+2 minggu
TD : 120/69 mmHg
Nadi : 92 x/mnt
BB : 51,8 kg
Palpasi :
Leopold I:
teraba satu bagian bulat, besar, lunak, tidak
melenting. TFU : 28 cm
Leopold II:
sebelah kiri: terapa tahanan memanjang
seperti papan dan sebelah kanan : teraba
bagian bagian kecil dan menonjol.
Leopold III: teraba satu bagian bulat,
melinting, keras, dan sudah masuk PAP.
Leopold IV : kedua tangan masih
dapat bertemu (konvergen)
Djj : 144 x/menit
Tbj : 2.480 gram
Frekuensi : teratur
Inspeksi :
Mata : konjungtiva tidak kelihatan anemi,
sklera tidak ikterik
Muka : tidak oedem
Extremitas : tangan tidak oedem, kaki
oedem, kaki tidak ada varises
A:
Diagnosa Kebidanan :
Ny. A umur 22 tahun, G1P0A0, umur
kehamilan 34+2 minggu, janin hidup,
tunggal, pungung kiri, presentasi kepala,
belum masuk panggul, intra uterin, hamil
fisiologis
Masalah :
Tidak ada
Diagnosa Potensial :
Tidak ada
P:
1. Menyampaikan kepada ibu hasil dari
pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan
janin dalam keadaan sehat,
Hasil : ibu mengerti dengan
penjelasan yang disampaikan.
2. Menganjurkan kembali kepada ibu
untuk tetap melakukan senam hamil
jika itu dapat membuat ibu lebih
rileks dan nyaman
Hasil : ibu mengerti dan akan tetap
mengenakan senam hamil agar ibu
tetap rileks.
3. Menyarankan ibu untuk selalu
menghitung gerakan janin agar
terpantau keadaan janin.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia
setiap hari menghitung gerakan janin
4. Mengingatkan ibu untuk rutin
mengkonsumsi mutivitamin yang
telah diberikan, mengingatkan
kembali tentang protokol kesehatan,
vaksin ibu hamil dan kunjungan
ulang 1 bulan lagi atau jika ada
keluhan
Hasil : ibu mengerti dan bersedia
melakukan saran-saran yang
diberikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Azis, M., Alza, N., Triananinsi, N., Dian Pertiwi, A.Y. & Kamaruddin, M. 2020. Efektivitas Senam
Hamil Terhadap Kelancaran Persalinan Kala Ii Pada Ibu Inpartu Di Puskesmas Bulupoddo
Kabupaten Sinjai. Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, 2(2): 70–
74.
Aliyah, J. (2016). Pengaruh Pemberian Senam Hamil Terhadap Tingkat Kecemasan Dan Kualitas
Tidur Ibu Hamil Di Puskesmas Samata Kabupaten Gowa Makassar :Skripsi.Program Studi
Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
repository.unhas.ac.id/handle/123456789/19340
Fitrahadi, E. 2017. Buku Ajar: Asuhan Kehamilan Disertai Daftar Tilik. Sleman: Universitas
’Aisyiyah Yogyakarta.
Haslan, H. 2015. Asuhan Kebidanan Kehamilan Terintegrasi. Syria Studies, Solok: CV. Insan
Cendekia Mandiri. Tersedia di
https://www.researchgate.net/publication/269107473_What_is_governance/link/
548173090cf22525dcb61443/download%0Ahttp://www.econ.upf.edu/~reynal/Civil
wars_12December2010.pdf%0Ahttps://think-asia.org/handle/11540/8282%0Ahttps://
www.jstor.org/stable/41857625.
Hatijar, Saleh, I.S. & Yanti, L.C. 2020. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. CV.
Cahaya Bintang Cermelang. Gowa: CV. Cahaya Bintang Cemerlang.
Inding, Ilmiati. 2016. Pengaruh Senam Hamil terhadap Perubahan Derajat Nyeri Pada Ibu Hamil
yang Menderita Nyeri Pinggang Bawah (NPB).Skripsi.Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar.
Kemenkes RI 2020. Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Era
Adaptasi Baru. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Ed.4 ed. Jakarta: Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Retnaningtyas, E. 2021. Kehamilan dan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil. Kediri: Strada Press.
Semmaga, N. & Fausyah, aryani nur 2021. Hubungan Senam Hamil Dengan Kelancaran Proses
Persalinan Normal Di Puskesmas Wara. Jurnal Sistem Kesehatan, 6(1): 7–13. Tersedia di
http://jurnal.unpad.ac.id/jsk_ikm/article/view/35634.
Sulistyowati, A. 2013. Asuahan Kebidanan pada Masa Kehamilan Edisi Revisi. Jakarta: Salemba
Medika.
Tyastuti, S. & Wahyuningsih, heni puji 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta Selatan:
Kementrian Kesehatan RI.
Wahyuni & Ni’mah, L. 2013. Manfaat Senam Hamil Untuk Meningkatkan Durasi Tidur Ibu Hamil.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 02(2): 128–136.
Widatiningsih, S. & Hiyana, C. 2017. Praktik Terbaik Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta:
Trans Medika.
Yulizawati, Iryani, D.D., Bustami, L.E., Insani, A.A. & Andriani, F. 2019. Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan. Padang: CV. Rumah Kayu Pustaka Utama.
Yunitasari, I., Suwanti, S. & Halimatusyaadiah, S. 2021. Pengaruh Senam Hamil Terhadap
Kecemasan Dan Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester Ii Dan Iii. Jurnal Midwifery Update
(MU), 3(2): 107.