Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS TRIMESTER II


DI PUSKESMAS BANJARSARI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik


Stase Asuhan Kebidanan Holistik Kehamilan Fisiologis

Disusun Oleh:
RAHMA SASMITA INDRANI
P1337424823271

PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ilmiah ini disusun oleh :

Nama : Rahma Sasmita Indrani

NIM : P1337424823271

Prodi : Profesi Bidan

Judul laporan “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Pada Ny. N Umur
20 Tahun G1P0A0, Umur Kehamilan 25 Minggu Di Puskesmas Banjarsari
Kabupaten Temanggung”. Telah disahkan dan disetujui untuk memenuhi
Laporan Praktek hamil di Puskesmas Banjarsari Kabupaten Temanggung.

Temanggung, Oktober 2023

Pembimbing Klinik Praktikan

Dewi Ermawati, S.ST., M.M. Rahma Sasmita Indrani


NIP 197704262007012008 NIM P1337424823271
Mengetahui
Pembimbing Institusi

Siti Maryani, S.ST, MPH


NIP 198905252019022002
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan trimester II adalah usia kehamilan mulai dari 13-27 minggu, pada
trimester II ini untuk pertama kalinya ibu merasakan gerakan janin sehingga ibu memilik
dorongan psikologi yang kuat untuk menjadi orang tua. (Prawirohardjo, 2020)
Periode ini sering disebut periode sehat, ibu sudah bebas dari ketidaknyamanan,
selama periode ini wanita sudah mengharapkan bayi. Dengan adanya gerakan janain, rahim
yang semakin membesar, terlihatnya gerakan bayi saat di USG semakin meyakinkan dia
bahwa bayinya ada dan dia sedang hamil (Widatiningsih, 2017).

Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak konfirmasi
konsepsi hingga awal persalinan (Marmi, 2017, p. 9). Tujuan utama antenatal adalah untuk
memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina
hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat
mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan Pendidikan. Asuhan antenatal
penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjala normal selama kehamilan
(Marmi, 2017).

B. Rumusan masalah
Bagaimana aplikasi asuhan kehamilan fisiologis trimester II secara holistik di Puskesmas
Banjarsari Kabupaten Temanggung ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara nyata dan mengembangkan pola pikir ilmiah dalam
memberikan asuhan kebidanan pada kasus kehamilan melalui penerapan manajemen
kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan dengan
menerapkan manajemen kebidanan khusus pada ibu hamil.
b. Sebagai dasar pengetahuan, ketrampilan, perilaku untuk mengembangkan profesionalisme
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil.
c. Mengaplikasikan teori-teori dan ketrampilan yang penulis peroleh selama mengikuti
perkuliahan di kelas dan laboratorium klinik kebidanan.
d. Mampu menggambarkan dan melakukan pengkajian berupa data subyektif yang didapat
dari Ny. N ibu hamil trimester II.
e. Mampu menggambarkan dan melakukan pengkajian berupa data obyektif yang didapat
dari Ny. N ibu hamil trimester II.
f.Mampu menegakkan diagnosis berdasarkan data subjektif dan data objektif
dalam assesment pada Ny. N ibu hamil trimester II.
g. Menyusun perencanaan, implementasi, dan mengevaluasi respon ibu
terhadap tindakan dan asuhan yang telah diberikan Ny. N ibu hamil trimester II.
h. Mendokumentasikan hasil tindakan asuhan dalam bentuk catatan SOAP.

D. Ruang Lingkup
Dalam membuat laporan ini penulis hanya membahas tentang Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Trimester II Pada Ny. N Usia 20 Tahun G 1P0A0 Usia Kehamilan 25 minggu di Puskesmas
Banjarsari.

E. Manfaat
1. Bagi Pasien
Pasien mendapatkan asuhan kebidanan kehamilan fisiologis secara holistik
Pasien dapat mengetahui pentingnya ibu hamil melakukan ANC rutin
2. Bagi Petugas kesehatan
Bidan dan mahasiswa kebidanan mampu menerapkan asuhan berdasarkan teori dan evidence
based.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi dapat menjadikan laporan ini sebagai bahan referensi
BAB II
TINJAUAN TEORI

I. TINJAUAN TEORI MEDIS


A. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Trimester II
1. Usia 16 Minggu
a) Gerakan fetal pertama (quickening)
b) Sudah mulai ada mekonium dan verniks caseosa
c) Sistem muskuloskeletal sudah matang
d) Sistem syaraf mulai melaksanakan kontrol
e) Pembuluh darah berkembang dengan cepat
f) Tangan janin dapat menggenggam
g) Kaki menendang dengan aktifSemua organ mulai matang dan tumbuh
h) Denyut jantung janin (DJJ) dapat didengar dengan Doppler
i) Berat janin 0,2 kg (Sulistyawati, 2020)
2. Minggu ke-24/Bulan ke-6
a) Kerangka berkembang dengan cepat karena sel pembentukan tulang
meningkatkan aktivitasnya.
b) Perkembangan pernapasan dimulai.
c) Berat janin 0,7-0,8 kg. (Sulistyawati, 2020)
B. Psikologi Ibu Trimester II
1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi
2. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
3. Merasakan gerakan anak
4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
5. Libido meningkat
6. Menuntut perhatian dan cinta
7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
8. Hubungan sisial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain
yang baru menjadi ibu
9. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran yang baru. (Sulistyawati, 2020)
C. Perubahan Adaptasi dan Fisiologi Kehamilan Trimester II

1. Uterus
Rahim yang awalnya berukuran sekitar 30 gram mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang signifikan, sehingga pada masa kehamilan beratnya bisa
mencapai 1000 gram. Perubahan serviks menjadi begitu panjang dan elastis
sehingga dua jari saling bersentuhan selama pemeriksaan internal. Kelembutan
pulau itu disebut hackermark. (Syaiful & Lilis Fatmawati, 2019)
2. Ovarium
Plasenta mulai menggantikan corpus luteum gravidatum dan berkembang penuh
pada usia kehamilan 10-16 minggu. (Widatiningsih, 2017)
3. Vagina & vulva
Peningkatan aliran darah, yang pada gilirannya meningkatkan sensitivitas, yang
meningkatkan hasrat dan gairah seksual, terutama selama trimester kedua
kehamilan. Pembengkakan dan varises pada vagina dapat disebabkan oleh
peningkatan kontraksi dengan sisa pembuluh darah dan rahim. (Marmi, 2017)
4. Payudara
Selama trimester pertama dan kedua, ukuran payudara meningkat pesat.
Hormon luteal dan plasenta merangsang proliferasi duktus laktiferus dan
jaringan alveolar-lapular. (Marmi, 2017)
5. Sistem respirasi
Pada kehamilan lanjut,ibu cenderung menggunakan pernapasan dada daripada
pernapasan perut/abdominal.Hal ini disebabkan oleh tekanan ke arah diafragma
akibat pembesaran rahim. (Widatiningsih, 2017)
6. Sistem pemcernaan
Pada akhir TM II, nafsu makan meningkat sebagai respon terhadap peningkatan
metabolisme.Peningkatan progesteron menyebabkan absorbsi air meningkat
dikolon sehingga menyebabkan konstipasi,selain itu konstipasi dapat pula
karena hipoperistaltik ataupun penekanan dan penggeseran usus oleh
pembesaran uterus. (Widatiningsih, 2017)
7. Sistem kardiovaskuler
Selama kehamilan,jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya
atau biasa disebut sebagai cruah jantung meningkat 30-50%. Peningkatan ini
mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 16-28 minggu. Selama trimester kedua biasanya tekanan darah
menurun tetapi akan kembali normal pada trimester ketiga. (Sulistyawati, 2013)
8. Metabolisme
Vasodilatasi perifer dan peningkatan aktivitas kelenjar keringat membantu
mengeluarkan kelebihan panas akibat peningkatan BMR selama
hamil.Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi.Kalori yang
dibutuhkan untuk ini terutama diperoleh dari pembakaran zat arang,khususnya
sesudah kehamilan 5 bulan ke atas. (Widatiningsih, 2017)
9. Sistem kekebalan tubuh
Kadar serum Ig A dan Ig M meningkat selama kehamilan karena adanya
peningkatan resiko infeksi. (Marmi, 2017)
10. Sistem integumen
Perubahan sistem integumen sangat bervariasi tergantung pada ras.Perubahan
yang terjadi disebabkan oleh hormonal dan peregangan mekanik.
(Widatiningsih, 2017)
11. Berat badan
Pada trimester I dan II pertumbuhan terjadi terutama pada jaringan ibu.Pola
kenaikan berat badan pada trimester selanjutnya yang dianjurkan adalah kurang
lebih0,4/minggu untuk ibu dengan IMT normal. (Widatiningsih, 2017)

D. Ketidaknyamanan Trimester II (Widatiningsih, 2017, pp. 143–147)

KETIDAKNYAMANAN DASAR MENGATASINYA


FISIOLOGI
Pigmentasi semakin nyata, Peningkatan a. Tas dapat dicegah.
kulit wajah berminyak, esterogen dan MSH Umumnya akan teratasi
berjerawat dengan sendirinya
setelah melahirkan
b. Anjurkan menjaga
kebersihan kulit
Supine hypotension/vena Dipicu oleh Ambil posisi miring atau
cava syndrome; pusing, penekanan uterus setengah duduk dengan
dapat pingsan, mual, pada vena cava lutut agak ditekuk hingga
keringat dingin, pucat bila ascendens saat posisi gejala menghilang
dalam posisi terlentang terlentang;
berkurangnya perlusi
renal dan
uteroplasental
Pingsan/sinkop Labilitas vasomotor a. Latihan fisik sedang
akibat hormonal. b. Bernapas dalam melalui
Pada kehamilan akhir hidung
dapat disebabkan c. Gerak-gerakkan kedua
oleh stasis vena pada kaki
ekstremitas bawah d. Hindari perubahan posisi
sehingga aliran balik yang tiba-tiba
menuju jantung e. Hindari lingkungan yang
berkurang panas
f. Makan porsi kecil tapi
sering, untuk mencegah
hipoglikemia
g. Jika semakin parah
segera laporkan
Konstipasi Motilitas usus a. Minum 6-8 gelas air
berkurang akibat perhari
progesteron, b. Tingkatkan asupan
peningkatan reasorbsi makanan tinggi serat
air pada kolon c. Konsumsi pepaya,
sehingga feses lebih pisang dan madu
kering, penekanan terbukti dapat membantu
usus oleh pembesaran lubrikasi saat BAB
uterus, konsumsi zat d. Latihan fisik cukup
besi, kurang intake e. Biasakan BAB teratur
cairan dan serat, f. Segera BAB begitu ada
kurang aktivitas fisik dorongan
g. Jangan minum laxatif
atau obat lainnya serta
enema tanpa konsultasi
Perut kembung Berkurangnya Kunyah makanan perlahan
motilitas usus akibat hingga cukup halus
hormonal Hindari makanan yang
menyebabkan memproduksi gas,
produksi gas oleh makanan berlemak, porsi
bakteri normal besar
saluran pencernaan Latihan fisik
semakin banyak.
Selain itu juga dapat
karena banyak
menelan udara
Varises Predisposisi a. Hindari obesitas, terlalu
herediter; dilatasi- lama berdiri/duduk
relaksasi dinding b. Hindari pakaian ketat
vena akibat hormonal c. Cukup latihan fisik
yang diperparah d. Berbaring dengan kedua
dengan pembesaran kaki ditinggikan
uterus, gravitasi dan e. Cegah konstipasi &
mengejan saat BAB mengejan
f. Rendam duduk dengan
air hangat untuk
kenyamanan
Sakit kepala (mulai 26 Ketegangan a. Relaksasi
minggu) emosional; b. Segera laporkan jika
ketegangan pada berlangsung terus
mata, pembesaran & menerus
kongesti vaskuler
pada sinus akibat
stimulasi hormonal
Nyeri pada ligamen Penarikan pada a. Istirahat
rotundum (lipat paha) ligamen akibat b. Upayakan mekanik
pembesaran uterus tubuh yang benar untuk
mencegah penarikan
berlebihan pada ligamen
c. Posisi jongkok dengan
kedua paha membuka,
atau tekuk lutut ke arah
dada
d. Pakai penahan perut
e. Kompres hangat daerah
inguinal

E. Kebutuhan ibu hamil trimester II


1. Makanan
Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi
dapat menyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca-
persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain.
2. Senam hamil
Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah, nafsu makan
bertambah, pencernaan menjadi lebih baik, dan tidur menjadi lebih nyenyak.
3. Pakaian
Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung terhadap
kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika tetap dipertimbangkan
beberapa aspek kenyamanan dalam berpakaian. Pakaian harus longgar, bersih,
dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut. Bahan pakaian usahakan
yang mudah menyerap keringat. Memakai bra yang menyokong payudara,
memakai sepatu dengan hak yang rendah. Memakai pakaian dalan yang selalu
bersih.
4. Istirahat dan rekreasi
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat pada
perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami
kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil.
5. Perawatan payudara
Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai persiapan menyambut
kelahiran sang bayi dalam proses menyusui.
6. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat
penyakit:
a. Sering abortus dan kelahiran prematur
b. Perdarahan per vaginam
c. Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir
kehamilan
d. Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan
infeksi janin intrauteri
7. Sikap tubuh yang baik
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan mengadakan
penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran janin. Perubahan tubuh yang
paling jelas adalah tulang punggung vertambah lordosis karena tumpuan tubuh
bergeser lebih ke belakang dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil. Untuk
mencegah dan mengurangi keluhan ini perlu adanya sikap tubuh yang baik.
(Sulistyawati, 2017, p. 107)
F. Tanda bahaya kehamilan trimester II
Menurut (Retnaningtyas, 2021) tanda bahaya kehamilan trimester II meliputi.

1. Hipertensi Gestasional
Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita hipertensi
sebelum hamil atau disebut pre eklamsia tidak murni.Hipertensi dalam
kehamilan sering dijumpai dalam klinis, yang terpenting adalah menegakkan
diagnosis seawal mungkin.Menurut WHO hipertensi dalam kehamilan yaitu
apabila tekanan sistol <140 atau tekanan diastol<90 mmHG.Kenaikan tekanan
sistolik <15 mmhg dibandingkan tekanan darah sebelum hamil atau pada
trimester pertama kehamilan.
2. Perdarahan per vaginam
Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut disebut juga dengan perdarahan
antepartum atau Haemorrhage Antepartum (HAP) yaitu perdarahan dari jalan
lahir setelah kehamilan 22 minggu.Frekuensi HAP 3 % dari semua persalinan.

G. Kunjuangan ANC Trimester II


Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan, anjurkan
setiap ibu hamil unuk melakukan kunjungan antenatal komprehensif yang
berkualitas minimal 4 kali, termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar
suami/pasangan atau anggota keluarga.
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil trimester pertama sebelum 14 minggu
memerlukan antenatal untuk mendapatkan informasi yang penting, sebagai berikut

Kunjungan Waktu Alasan

Trimester Sebelum a. Mendeteksi masalah yang dapat ditangani


Pertama minggu ke sebelum membahayakan jiwa
14 b. Mencegah masalah, missal tetanus neonatal,
anemia, kebiasaan tradisional yang
berbahaya
c. Membangun hubungan saling percaya
d. Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan
untuk menghadapi komplikasi.
e. Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi,
kebersihan, olahraga, istiraha, seks, dan
sebagainya)
Trimester II 14-28 Sama dengan TM I ditambah : kewaspadaan
minggu khusus terhadap hipertensi kehamilan

Trimester III 28-36 Sama, ditambah deteksi kehamilan ganda


minggu

Setelah 36 Sama, ditambah deteksi kelainan letak atau


minggu kondisi yang memerlukan persalinan di RS

Pada trimester II dilakukan screening terhadap anemia, pemberian info


untuk kelas ibu hamil, tes laboraturium GDS. Pada setiap kunjungan ANC
dilakukan pemeriksaan TFU (tinggi fundus uteri), auskultasi DJJ, BB ibu,
tekanan darah, dan urin terhadap glukosa dan protein.(Sri widatiningsih, 2017)
Untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan, sehubungan
dengan hal-hal diatas, petugas kesehatan akan memberikan asuhan antenatal yang
baik dengan langkah-langkah seperti berikut :
1. Sapa ibu beserta keluarganya dan membuatnya merasa nyaman
2. Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dan mendengarkan dengan teliti apa
yang diceritakan ibu
3. Melakukan pemeriksaan fisik
4. Melakukan pemeriksaan laboratorium
5. Melakukan anamnesis, pemeriksaan laboratorium untuk menilai apakah
kehamilannya normal
6. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan
kemungkinan keadaan darurat :
a. Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk
mempersiapkan rencana kelahiran termasuk mengidentifikasi penolong dan
tempat persalinan, serta perencanaan tabungan untuk mempersiapkan biaya
persalinan.
b. Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk
mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk :
1) Mengidentifikasi ke mana harus pergi dan transportasi untuk mencapai
tempat tersebut.
2) Mempersiapkan donor darah
3) Mengadakan persiapan finansial
4) Mengidentifikasi pembuatan keputusan kedua jika pembuat keputusan
pertama tidak ada ditempat.
7. Memberikan konseling :
a. Gizi, peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori perhari,
mengonsumsi makanan yng mengandung protein, zat besi, minum cukup
cairan (menu seimbang)
b. Latihan, normal tidak berlebih, istirahat jika lelah
c. Perubahan fisiologis, tambah berat badan, perubahan pada payudara,
tingkat tenaga yang bisa menurun, mual selama triwulan pertama, rasa
panas, dan atau varises, hubungan suami isteri boleh dilanjutkan selama
hamil (dianjurkan memakai kondom)
d. Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera jika ia mendapati tanda-
tanda bahaya berikut :
1) Perdarahan pervaginam
2) Sakit kepala lebih dari biasa
3) Gangguan penglihatan
4) Pembengkakan pada wajah atau tangan
5) Nyeri abdomen (epigastrik)
6) Janin tidak bergerak sebanyak biasanya
e. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada
dan genetalia) dengan cara dibersihkan dan dikeringkan)
f. Menjelaskan cara merawat payudara terutama pada ibu yang mempunyai
susu rata atau puting masuk ke dalam. Dilakukan 2 kali sehari selama 5
menit.
8. Memberikan zat besi 90 hari mulai minggu ke 20.
9. Menjadwalkan kunjungan berikutnya
10. Mendokumentasikan pemeriksaan saat kunjungan.
c
H. Kebutuhan nutrisi ibu hamil trimester II:
1. Minggu ke-13. Kurangi atau hindari minum kopi. Sebab kafeinnya (juga
terdapat di teh, kola, dan cokelat) berisiko mengganggu perkembangan sistem
saraf pusat janin yang mulai berkembang.
2. Minggu ke-14. Ibu perlu menambah asupan 300 kalori per hari untuk tambahan
energi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang jain. Penuhi antara lain dari 2
cangkir nasi atau penggantinya. Juga perlu lebih banyak ngemil, 3-4 kali sehari
porsi sedang.
3. Minggu ke-17. Makan sayur dan buah serta cairan untuk mencegah sembelit.
Penuhi kebutuhan cairan tubuh yang meningkat. Pastikan minum 6-8 gelas air
setiap hari. Selain itu, konsumsi sumber zat at besi dan vitamin C untuk
mengoptimalkan pembentukan sel darah merah baru, karena jantung dan sistem
peredaran darah janin sedang berkembang.
4. Minggu ke-24. Batasi garam, karena memicu tekanan darah tinggi dan mencrtus
kaki bengkak akibat menahan cairan tubuh. Bila ingin jajan atau makan di luar,
pilih yang bersih, tidak hanya kaya karbohidrat tapi bergizi lengkap, tidak
berkadar garam dan lemak tinggi. Bila mungkin pilih yang kaya serat.
5. Minggu ke-28. Konsumsi aneka jenis seafood untuk memenuhi kebutuhan asam
lemak omega-3 bagi pembentukan otak dan kecerdasan janin. Vitamin E sebagai
antioksidan harus dipenuhi pula. Pilihannya, bayam dan buah kering.
(Retnaningtyas, 2021)
I.
J. EVIDENCE BASED
Sebagian besar nyeri punggung pada masa hamil dapat terjadi karena terdapat

peningkatan beban tubuh pada tulang belakang dan otot punggung (Herawati et al.,

2022). Nyeri punggung bawah yang sering dijumpai pada ibu hamil ketika

memasuki trimester II dan III menjadi permasalahan universal sehingga

diperkirakan sekitar 70% ibu hamil yang mengeluhkan nyeri pada punggung bagian

bawah akan berlangsung hingga proses persalinan dan masa postpartum (Bryndal et

al., 2020). Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Rahayu, 2017), didapatkan

hasil bahwa sesudah pemakaian korset hamil terhadap nyeri punggung ibu hamil

dengan uji Wilcoxon diketahui p value = 0.006 yaitu terdapat pengaruh pemakaian

bengkung terhadap nyeri punggung ibu hamil. Upaya yang sudah dilakukan untuk

mengurangi rasa nyeri pada punggung ibu hamil yaitu dengan menggunakan sabuk

dukungan kehamilan yang mempunyai fungsi efektif untuk mengurangi nyeri dalam

studi kasus di Amerika Serikat. Pemakaian penyangga peut berupa sabuk yang kuat

yang terpasang sampai panggul dan rata mengikuti bentuk pinggang bertujuan

untuk membetasi gerak pinggang dan meningkatkan otot perut sehingga menjaga

kestabilan tulang pinggang dan dapat mengurangi keluhan nyeri punggung

(Sarietal.,2022).

Menurut penelitian peyangga punggung ini dikatakan pakaian yang nyaman,

aman, murah dan terapi yang mudah dilakukan untuk mengurangi nyeri punggung

ibu hamil dan sering direkomendasikan oleh dokter spesialis kandungan untuk

digunakan ibu hamil dengan keluhan nyeri punggung (Quintero Rodriguez &

Troynikov, 2019).
Pelayanan Kesehatan pada Ibu
Hamil

Anamnesis data subjektif


1. Konseling gizi, peningkatan konsumsi

Rujukan makanan hingga 300 kalori perhari,


Internal mengonsumsi makanan yng
Pengambilan data objektif mengandung protein, zat besi, minum
(pemriksaan fisik, present,
obstetrik, penjunjang) cukup cairan (menu seimbang)
2. Pemeriksaan laboratorium (seseuai
kebutuhan) yang meliputi:
a. Kadar hemoglobin
Penegakan diagnosis b. Golongan darah
c. Pemeriksaan urine
d. Pemeriksaan glukosa urine
3. Pemeriksaan gigi & mulut

Patologis Rujuk eksternal ke


faskes lebih tinggi Terlaksananya pemeriksaan
kesehatan bagi ibu hamil
Fisiologis
Penurunan AKI &
AKB

Apotik
II. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan


Manajemen kebidanan adalah cara berpikir sistematis
secara logis dalam memberikan asuhan kebidanan yang
menguntungkan kedua belah pihak. Baik pelanggan maupun
pemberi asuhan. Dengan demikian, manajemen bidan adalah cara
berpikir bidan yang memberikan kebijakan/kerangka untuk
mengatasi masalah yang menjadi tanggung jawabnya (Sukini &
Rofi’ah, 2016).
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan
masalah yang digunakan untuk merancang ide dan proses
berdasarkan ide ilmiah, hasil, dan pengambilan keputusan
berbasis pada klien (Sukini & Rofi’ah, 2016).
2. Tahapan dalam Manajemen Kebidanan
Pada tahun 1997, Helen Varney memperbarui proses
manajemen 5 langkah menjadi proses 7 langkah. Langkah-
langkah ini merumuskan kerangka kerja komprehensif yang
berlaku di semua kasus, tetapi masing-masing dapat dibagi
menjadi tugas-tugas tertentu dan semuanya berbeda tergantung
pada kondisi klien menurut (Sukini & Rofi’ah, 2016) sebagai
berikut.
a. Langkah 1: Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada tahap ini, semua informasi yang akurat dan lengkap
dikumpulkan dari semua pihak yang relevan dengan situasi
klien. Untuk mendapatkan datanya dilakukan dengan cara:
1) Anamnesis. Dilakukan untuk mendapatkan biodata,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,
persalinan, dan nifas, bio psiko-sosial-spiritual, serta
pengetahuan klien.
2) Diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tanda-tanda
vital, meliputi:
a) Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi)
b) Pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi/USG,
dan cacatan sebelumnya serta catatan terbaru). Fase ini
merupakan langkah awal yang menentukan langkah
selanjutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan
kasus tertentu, yang menentukan benar tidaknya
proses interpretasi yang akan terjadi pada langkah
selanjutnya. Oleh karena itu, pendekatan ini harus
komprehensif, termasuk data subjektif, objektif dan
hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan
kondisi pasien yang sebenarnya dan valid. Kaji ulang
data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat dan
lengkap.
b. Langkah 2: Interpretasi Data Dasar
Pada tahap ini, evaluasi atau interpretasi dari data
yang dikumpulkan mengidentifikasi masalah. Data dasar
yang dikumpulkan diinterpretasikan sedemikian rupa
sehingga dapat digunakan untuk menganalisis isu-isu dan
isu-isu tertentu. Diagnosis dan masalah keduanya
diperparah, karena masalah tidak dapat digambarkan
sebagai diagnosis, tetapi memerlukan pengobatan.
Masalah tersebut seringkali berkaitan dengan masalah
yang dihadapi perempuan, seperti yang dilaporkan dalam
tinjauan bidan. Masalah sering menyertai diagnosis
c. Langkah 3: Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah
Potensial dan Mengantisipasi Penanganannya
Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah
potensial atau diagnos potensial berdasarkan diagnosis
atau masalah yang sudah diidentifikas Tahap ini
membutuhkan wawasan tentang apa yang dapat dicegah.
Bidan diharapkan berhati-hati dan siap untuk mencegah
diagnosis atau masalah potensial ini. Langkah ini sangat
penting untuk memastikan perawatan yang aman.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu
mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya
merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi
juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah ata
diagnosis potensial tidak terjadi. Jadi langkah ini benar-
benar merupakan langkah perencanaan yang masuk akal
atau logis. Periksa validitas analisis atau potensi masalah
yang telah dilaporkan.
d. Langkah 4: Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan
Segera untuk Melakukan Konsultasi, Kolaborasi dengan
Tenaga Kesehatan Lain Berdasarkan Kondisi Klien
Menentukan perlunya tindakan segera oleh bidan
atau dokter dan/atau berkonsultasi dengan tenaga medis
lain, tergantung kondisi klien. Tingkat keempat mewakili
kontinuitas dalam proses manajemen mutu. Oleh karena
itu, penanganannya tidak hanya pada saat cuti hamil atau
kunjungan rutin saat melahirkan, tetapi juga saat seorang
wanita terus-menerus bersama bidan, misalnya saat
melahirkan.
Data baru dapat dikumpulkan dan dievaluasi dengan
mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu
atau anak. Hal ini dapat menunjukkan satu situasi yang
memerlukan tindakan segera, dan situasi lainnya tidak
merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter.
Demikian pula, dokter kandungan harus
berkonsultasi atau bekerja sama jika tanda-tanda pertama
preeklamsia, gangguan panggul, penyakit jantung,
diabetes atau kondisi medis serius lainnya muncul. Dalam
beberapa kasus, wanita mungkin memerlukan saran dan
dukungan dari dokter atau tim perawatan kesehatan
lainnya, seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau dokter
neonatus. Dalam hal ini, otoritas yang kompeten harus
dapat menilai situasi setiap klien dan menentukan siapa
yang memiliki saran dan dukungan yang paling tepat.
Dalam manajemen asuhan kebidanan. Pertimbangkan
apakah keadaan darurat ini benar-benar diperlukan.
e. Langkah 5: Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang
menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan proses berkelanjutan dalam
mengelola masalah dan diagnosis yang teridentifikasi atau
diantisipasi. Informasi data yang hilang dapat diselesaikan
pada tahap ini.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya
mencakup penilaian kondisi klien dan masalah terkait,
tetapi juga memandu wanita dalam memprediksi apa yang
akan terjadi selanjutnya. Jika ada masalah, silakan
hubungi layanan pelanggan. Dengan kata lain, perawatan
perempuan ini mencakup segala sesuatu yang
berhubungan dengan seluruh bidang kesehatan. Klien
harus bekerja sama dengan klien untuk merencanakan
asuhan dan kemudian memiliki saling pengertian sehingga
kedua rencana perawatan tersebut disepakati oleh kedua
belah pihak, bidan dan klien.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam
asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar
valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date
serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan
dilakukan klien.
f. Langkah 6: Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien
dan Aman
Pada langkah keenam ini, rencana perawatan
komprehensif yang diuraikan dalam langkah lima
dilaksanakan secara efektif dan aman. Perencanaan ini
dapat dilakukan seluruhnya atau sebagian oleh klien atau
anggota tim medis lainnya. Misalnya, bahkan jika bidan
tidak melakukannya sendiri, tetap menjadi tugasnya untuk
membuat langkah-langkah tersebut benar-benar
terlaksana.
Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan
dokter untuk menangani klien yang mengalami
komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen
asuhan bagi klien adalah tetap bertanggungjawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Manajemen yang efisien akan menyangkut
waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan
klien. Kaji ulang apakah semua rencana asuha telah
dilaksanakan
g. Langkah 7: Mengevaluasi
Pada langkah ketujuh ini, evaluasi keefektifan
perawatan yang diberikan, termasukpemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar benar telah
terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah. Rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya.
Beberapa dari rencana ini dilaksanakan sementara
yang lain tidak. Karena manajemen pemeliharaan
berlanjut, penting untuk mengelola dan mengulangi
pemeliharaan yang tidak efektif sejak awal.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya
merupakan peng kajian yang memperjelas proses
pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi
pada proses klinis, karena proses manajemen tersebut ber
langsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir
tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak
mungkin proses manajemen ini dievalu asi dalam tulisan
saja.
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Dengan SOAP
Menurut (Asih & Risneni, 2016) pendokumentasian asuhan
kebidanan dengan SOAP, yaitu:
a. Subyektif
Pengkajian yang diperoleh dengan anamnesis, berhubungan
dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien
mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai
kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan
langsung dengan diagnosis.
b. Obyektif
Data berasal dari observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik
pasien, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan
diagnostik lainnya.
c. Assesment
Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan)
dari data subyektif dan obyektif.
d. Planning
Perencanaan dibuat saat ini dan yang akan datang. Rencana
asuhan akan disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi
data yang bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi
pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraan
pasien
I. PENGKAJIAN
a. Pengkajian
Tanggal .............. Jam ............
b. Identitas
1) Nama Isteri/Suami
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk
memperlancar komunikasi dalam auhan sehingga tidak
terlihat kaku dan lebih akrab. (Widatiningsih, 2017)
2) Umur
Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien dalam
kehamilan yang berisiko atau tidak. Usia di bawah 16 tahun
dan di atas s35 tahun merupakan umur-umur yang berisiko
tinggi untuk hamil. Umur yang baik untuk kehamilan
maupun persalinan adalah 19-25 tahun. (Widatiningsih,
2017)
Pada penelitian (Prihandini et al., 2016) dari data bulan
Januari-Desember tahun 2013 di RST dr. Soedjono
Magelang terdapat 135 ibu hamil dengan 103 diantaranya
merupakan kasus abortus. Kejadian abortus di RST dr.
Soedjono Magelang terdiri dari abortus pada usia <20 tahun
sebanyak 35 kasus (32,71%), abortus pada usia >35 tahun
sebanyak 36 kasus (33,64%), abortus pada ibu hamil yang
jarak kehamilan <2 tahun sebanyak 62 kasus (57,94%),
abortus karena riwayat abortus sebanyak 12 kasus
(11,21%), dan abortus karena grandemulti sebanyak 2
kasus (1,87%). Dari 107 kasus abortus 19 orang mengalami
kejadian perdarahan setelah mengalami kejadian abortus.
3) Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait
agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat
menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama
dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan
dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga
kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk
darah. (Widatiningsih, 2017)
4) Pendidikan
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga
minat, hobi, dan tujuan jangka panjang. Informasi ini
membantu klinisi memahami klien sebagai individu dan
memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. (Marmi,
2011)
5) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk
mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan
untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur dan pajanan
terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak
janin. (Marmi, 2011)

6) Suku bangsa
Ras, etnis, dan keturunann harus diidentifikasi dalam
rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada
klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang
memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi
pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian
diidentifikasi, wanita tersebut diwajibkan menjalani
skrining genetik. (Marmi, 2011)
7) Alamat
Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih
memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk
mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan. (Marmi,
2011)

A. DATA SUBYEKTIF
1. Anamnesa umum:
a. Alasan Datang
Hal-hal yang mendasari kedatangan ibu hamil sesuai dengan
ungkapan ibu. Jika alasannya jelas maka asuhan yang
diberikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien.
(Widatiningsih, 2017)
b. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat
bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai
dengan yang diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga
sejak kapan hal tersebut dikeluhkan oleh klien.
(Sulistyawati, 2013)
Masalah/kekhawatiran utama yang dikeluhkan ibu biasanya
mengenai ketidaknyamanan yang dialami akibat kehamilan.
Pada TM II ibu dapat mengeluh hiperpigmentasi, pusing,
pingsan, mual, keringat dingin, pucat bila dalam posisi
terlentang, konstipasi, perut kembung, varises, sakit kepala,
dan nyeri pada ligamen rotundum (lipat paha).
(Widatiningsih, 2017, p. 164)
c. Riwayat Kesehatan
Tanyakan kepada klien penyakit apa yang pernah diderita.
Apabila klien pernah menderita penyakit keturunan, maka
ada kemungkinan janin yang ada dalam kandungannya
tersebut berisiko menderita penyakit yang sama. Tanyakan
kepada klien penyakit apa yang sedang diderita sekarang,
apakah pernah dirawat, berapa lama dirawat, dan dengan
penyakit apa dirawat. (Marmi, 2011)
a. Sistem kardiovaskuler
1) Penyakit Jantung
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian
maternal ketiga dan penyebab utama kematian dalam
penyebab kematian maternal nonobstetrik. Penyakit
jantung terjadi pada I - 4 % dari kehamilan pada
perempuan-perempuan yang tanpa geiala kelainan
janrung sebelumnya. Keadaan-keadaan tersebut
membuat dokter harus waspada akan kesulitan-
kesulitan yang dapat timbul ketika mereka hamil.
Beberapa penyakit jantung dan pembuluh darah,
seperti emboli paru, aritmia, preeklampsia, dan
kardiomiopati peripartal terjadi sebagai komplikasi
keharnilan pada perempuan yang sehat sebelum
hamil.
Di negara yang sedang berkembang, penyakit
jantung rematik masih endemik, sehingga kejadian
penyakit jantung katup masih banyak dijumpai dan
merupakan masalah. Penyakit jantung rematik
merupakan penyebab utama dari penyakit jantung
katup selain penyebab bawaan. Bila memungkinkan,
perempuan dengan kelainan jantung sebelum
merencanakan kehamilan perlu melakukan konsultasi
tentang risiko dalam kehamilan. (Prawirohardjo,
2014)
2) Hipertensi
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta
mendapat aliran darah dari cabang-cabang arteri
uterina dan arteria ovarika. Kedua pembuluh darah
tersebut menembus miometrium berupa arteri
arkuarta dan arteri arkuarta memberi cabang arteria
radialis. Arteria radialis menembus endometrium
menjadi arteri basalis dan arteri basalis memberi
cabang arteria spiralis. (Prawirohardjo, 2014)
Pada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas,
terjadi invasi rrofoblas ke dalam Iapisan otot arteria
spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot
tersebur sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi
trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri
spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur
dan memudahkan iumen arteri spiralis mengalami
distensi dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi lumen
arteri spiralis ini memberi dampak penunrnan
tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan
peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta.
Akibatnya, aliran darah ke janin cukup banyak dan
perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat
menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini
dinamakan "remodeling arteri spiralis".
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi
sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan
jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arreri
spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen
arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami
distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis
relatif mengalami vasokonstriksi, dan terjadi
kegagalan "remodeling arteri spiralis", sehingga
aliran darah uteroplasenta menunrn, dan terjadilah
hipoksia dan iskemia plasenta. Dampak iskemia
plasenta akan menimbulkan perubahan-perubahan
yang dapar. menjelaskan patogenesis HDK
selanjutnya.
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15%
penyulit kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan
dapat dialami semua lapisan ibu hamil.
(Prawirohardjo, 2014)
3) Anemia
Anemia yang disebabkan oleh kondisi apapun
(termasuk thalasemia, sickle cell, maupun defisiensi)
mengakibatkan penurunan kapasitas pengikatan
oksigen oleh darah sehingga jantung berusaha
mengkompensasinya dengan meningkatkan COP
yang mengakibatkan meningkatnya beban kerja
jantung. Jika keadaan ini disertai dengan kondisi
seperti pre eklamsia, maka dapat berakibat gagal
jantung. Pengaruh anemia berat pada kehamilan
antara lain dapat IUFD, lahir prematur, IUGR, ibu
mudah terinfeksi serta berisiko dekompensasi
jantung. (Widatiningsih,dkk., 2017:84)
b. Sistem Pernafasan
a) Asma
Wanita yang memiliki riwayat asma berat sebelum
hamil terbukti akan terus mengalaminya dan
menjadi semakin buruk selama masa hamil. asma
dihubungkan dengan peningkatan angka kematian
perinatal, hipertensi gravidarum, pelahiran preterm,
hipertensi kronis, preeklamsia, bayi berat lahir
rendah, dan perdarahan pervaginam
(Prawirohardjo, 2014)
b) TBC
Pada kehamilan pada infeksi TBC resiko
prematuritas, IUGR dan berat badan lahir rendah
meningkat, serta resiko kematian perinatal
meeningkat 6x lipaat. Keadaan ini terjadi akibat
diagnosa yang terlambat, pengobatan yaang tidak
teratur dan derajat keparahan lesi di paru. Infeksi
TBC dapat menginfeksi janin yang dapat
menyebabkan tuberculosis conginetal.
(Prawirohardjo, 2014)
c. Sistem Endokrin
a) Diabetes Melitus
Ibu hamil penderita diabetes mellitus yang tidak
terkontrol dengan baik akan meningkatkan risiko
terjadinya keguguran atau bayi lahir mati. Bila
diagnosis diabetes meliitus sudah dapat ditegakkan
sebelum kehamilan, tetapi tidak terkontrol dengan
baik, maka janin berisiko mempunyai kelainan
kongenital.
Kadar glukosa yang meningkat pada ibu han-ril
sering menimbulkan dampak yang kurang baik
terhadap bayi yang dikandungnya. Bayi yang lahir
dari ibu dengan DM biasanya lebih besar, dan bisa
terjadi juga pembesaran dari organ-organnya
(hepar, kelenjar adrenal, jantung). Segera setelah
lahir, bayi dapat mengalami hipoglikemia karena
produksi insulin janin yang meningkat, sebagai
reaksi terhadap kadar glukosa ibu yang tinggi.
(Prawirohardjo, 2014)
b. Hipotiroid
Keadaan hipotiroid dihubungkan dengan
meningkatnya kejadian keguguran. (Prawirohardjo,
2014)
c. Hepatitis B
Kehamilan tidak akan memperberat infeksi virus
hepatitis, akan tetapi jika terjadi infeksi akut pada
kehamilan bisa menimbulkan mortalitas tinggi pada
ibu dan bayi. Pada ibu dapat menimbulkan abortus
(Prawirohardjo, 2014)
d. Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan kepada klien apakah mempunyai keluarga yang
saat ini sedang menderita penyakit menular. Apabila klien
mempunyai keluarga yang sedang menderita penyakit
menular, sebaiknya bidan menyarankan kepada kliennya
untuk menghindari secara langsung atau tidak langsung
bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut untuk
sementara waktu agar tidak menular pada ibu hamil dan
janinnya. Berikan pengertian terhadap keluarga yang sedang
sakit tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman. Tanyakan
kepada klien apakah mempunyai penyakit keturunan. Hal ini
diperlukan untuk mendiagnosa apakah si janin
berkemungkinan akan menderita penyakit tersebut atau
tidak. (Marmi, 2011)
e. Riwayat haid
1. Menarche (usia pertama datang haid)
Usia wanita pertama haid bervariasi, antara 12-16 tahun.
Hai ini dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi,
bangsa, lingkungan, iklim dan keadaan umum.
2. Siklus
Siklus haid terhitung mulai hari pertama haid hingga
hari pertama haid berikutnya, siklus haid perlu
ditanyakan untuk mengetahui apakah klien mempunyai
kelainan siklus haid atau tidak. Siklus normal haid
biasanya adalah 28 hari.

3. Lamanya
Lamanya haid yang normal adalah +-7 hari. Apabila
sudah mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan
kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit yang
mempengaruhinya.
4. Banyaknya
Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari.
Apabila darahnya terlalu berlebih, itu berarti telah
menunjukkan gejala kelainan banyaknya darah haid.
5. Dismenorhoe (nyeri haid)
Nyeri haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah
klien menderitanya atau tidak di tuap haidnya. Nyeri
haid juga menjadi tanda bahwa kontraksi uterus klien
begitu hebat sehingga menumbilkan nyeri haid.
(Widatiningsih, 2017)
f. Riwayat kehamilan sekarang
1. HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
Bida ingin mengetahui tanggal hari pertama dari
menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan kapam
kira-kira sang bayi akan dilahirkan.
2. TP (Taksiran Persalinan)
Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya
membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran yang
disebut taksiran partus di beberapa tempat. EDD
ditentukan dengan perhitungan internasional menurut
hukum Naegele. Perhitungan dilakukan dengan
menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada hari pertama haid
terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan
3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
3. Kehamilan yang ke-
Jumlah kehamilan ibu perlu ditanyakan karena
terdapatnya perbedaan perawatan antara ibu yang baru
pertama hamil dengan ibu yang sudah beberapa kali
hamil, apabila ibu tersebut baru pertama kali hamil
otomatis perlu perhatian ekstra pada kehamilannya.
(Widatiningsih, 2017)
g. Tentang kehamilan yang lalu, yang meliputi:
1. Jumlah kehamilan
Ditanyakan untuk mengetahui seberapa besar
pengalaman klien tentang kehamilan.
2. Jumlah anak yang hidup
Untuk mengetahui pernah tidaknya klien mengalami
keguguran, apabila pernah maka pada kehamilan
berikutnya akan berisiko mengalami keguguran
kembali. Serta apabila jumlah anak yang hidup hanya
sedikit dari kehamilan yang banyak, berarti
kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat
diinginkan.
3. Jumlah kelahiran prematur
Untuk mengidentifikasi apabila pernah mengalami
kelahiran prematur sebelumnya maka dapat
menimbulkan risiko persalinan prematur berikutnya.
4. Jumlah keguguran
Apabila pernah mengalami keguguran dalam riwayat
persalinan sebelumnya akan berisiko untuk mengalami
keguguran pada kehamilan berikutnya.
5. Riwayat perdarahan pada persalinan atau
pascapersalinan
Perdarahan antepartum dan intrapartum cenderung dapat
berulang pada kehamilan berikutnya.
6. Kehamilan dengan tekanan darah tinggi
Untuk mendiagnosis apakah klien berisiko mengalami
preeklamsi/eklamsi yang tanda dan gejalanya
merupakan tingginya tekanan tensi darah klien saat
hamil.
7. Berat bayi <2,5 atau 4 kg
Berat lahir sangat penting untuk mengidentifikasi
apakah bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi besar
untuk masa kehamilan, suatu kondisi yang biasanya
berulang.
8. Masalah lain
Setiap komplikasi yang terkait dengan kehamilan harus
diketahui sehingga dapat dilakukan antisipasi terhadap
komplikasi berulang.
(Widatiningsih, 2017)
h. Riwayat KB
Tanyakan kepada klien metode KB apa yang swlama ini ia
gunakan. Tanyakan kepada klien berapa lama ia telah
menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Tanyakan kepada
klien apakah ia mempunyai masalah saat menggunakan alat
kontrasepsi tersebut. Apabila klien mengatakan bahwa
kehamilannya saat ini dikarenakan kegagalan alat
kontrasepsi, berikan pandangan-pandangan klien terhadap
alat kontrasepsi lain. (Marmi, 2011)
i. Pola kebiasaan sehari- hari
1. Pola Nutrisi
Anjurkan klien mengkonsumsi makan yang
mengandung zat vesi, asam folat, kalori, protein,
vitamin, dan garam mineral. Porsi makan yang terlalu
besar kadang bisa membuat ibu hamil mual, terutama
pada kehamilan muda. Anjurkan klien untuk makan
dengan porsi sedikit namun sering. Tanyakan apakah
klien mempunyai pantangan dalam hal makanan.
(Rukiyah, 2013)
2. Pola Eliminasi
Tanyakan kepada klien, apakah BAB nya teratur. Apa
warna fesesmya, normalnya feses berwarna kuning
kecoklatan, coklat muda. Apakah ada masalah dalam
eliminasi feses.
Tanyakan kepada klien seberapa sering ia berkemih
dalam sehari. Tanyakan bagaimana warna urin klien.
Normalnya urine berwarna bening. Tanyakan kepada
klien bagaimana bau urinnya. Bau urin normal seperti
bau amonia. (Widatiningsih, 2017)
Trimester II: frekuensi BAK normal kembali karena
uterus telah keluar dari rongga panggul (Widatiningsih,
2017).
3. Pola Aktivitas
Tanyakan bagaimana pola aktivitas klien. Beri anjuran
kepada klien untuk menghindari mengangkat beban
berat, kelelahan, latihan yang berlebihan dan oleh raga
berat. Anjurkan klien untuk melakukan senam hamil.
Aktivitas harus dibatasi bila didapatkan penyulit karena
dapat mengakibatkan persalinan prematur, KPD, dan
sebagainya. (Widatiningsih, 2017)

Olahraga yang dilakukan selama trimester ini untuk


membuat wanita hamil tetap berenergi, serta bisa tidur
dengan lebih baik.
a) Senam kehamilan harus dilakukan dengan lambat
dan mantap, serta harus beristirahat atau bersantai di
sela-sela waktu olahraga jika merasa lelah. Tetap
harus melihat denyut jantung, yaitu harus kurang
dari 60% denyut nadi maksimumnya.
b) Latihan beban: harus dilakukan oleh ibu hamil
selama bulan keempat dan keenam kehamilan untuk
mengindari pusing dan cedera pada perut. Latihan
ini harus dilakukan dalam posisi duduk.
c) Jogging, berjalan, dan berenang. Jika ibu hamil
seorang pelari, maka ia bisa terus melakukannya,
tetapi dengan kecepatan yang sangat lambat. Selama
bulan keempat, rahim sudah membesar dan ada
pergeseran pusat gravitasi, sehingga tubuh akan
cenderung kehilangan keseimbangannya. Jadi
pastikan bahwa jogging di tanah yang datar. Mulai
bulan kelima dan seterusnya, lebih baik berjalan
kaki, bukannya berlari. Jika ibu hamil seorang
perenang, maka masih bisa melanjutkan berenang di
trimestes kedua, tapi dengan cara yang sangat
lambat dan lembut. Lakukan dengan aman dan tidak
memaksakan diri.

4. Pola Istirahat dan tidur


Kebiasaan tidur siang perlu ditanyakan karena tidur
siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Pola
tidur malam perlu ditanyakan karena wanita hamil tidak
boleh kurang tidur, apalagi tidur malam, jangan kurang
dari 8 jam. Tidur malam merupakan waktu di mana
proses pertumbuhan janin berlangsung. Apabila ternyata
klien mempunyai pola tidur malam yang tidak mencapai
8 jam, anjurkan klien untuk mencoba dan mambiasakan
tidur malam dengan pola 8 jam. Masalah klien dalam
pola istirahat terutama tidur perlu ditanyakan karena
mengingat wanita hamil perlu istirahat yang cukup
untuk menjaga kehamilannya. (Marmi, 2011)
5. Pola seksual
Berdasarkan beberapa penelitian, terdapat perbedaan
respons fisiologis terhadap seks antara ibu hamil dengan
wanita tidak hamil. Se aiknya koitus dihindari pada
kehamilan muda sebelum kehamilan 16 minggu dan
pada hamil tua, karena akan merangsang kontraksi.
(Marmi, 2011)
Trimester kedua: minat meningkat kembali memasuki
trimester kedua, umumnya libido timbul kemabali.
Tubuh sudah dapat menerima dan terbiasa dengan
kondisi kehamilan sehingga ibu hamil dapat menikmati
aktifitas dengan lebih leluasa dari pada di trimester
pertama. Kehamilan juga belum terlalu besar dan
memberatkan seperti pada trimester ketiga. Mual,
muntah, dan segala rasa tidak enak biasanya sudah jauh
berkutang dan tubuh terasa lebih nyaman. Demikian
pula untuk urusan ranjang. Ini akibat meningkatnya
pengaliran darah ke organ-organ seksual dan payudara.
(Widatiningsih, 2017)
6. Personal hygiene
Pengkajian personal hygiene meliputi frekuensi mandi,
gosok gigi, ganti pakaian, ganti pakaian dalam, dan
kebersihan vulva. (Widatiningsih, 2017)
Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang
dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi
kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor yang
banyak mengandung kuman. Kesehatan pada ibu hamil
untuk mendapatkan ibu dan anak yang sehat dilakukan
selama ibu dalam keadaan hamil. Hal ini dapat
dilakukan diantaranya dengan memperhatikan
kebersihan diri pada ibu hamil itu sendiri, sehingga
dapat mengurangi hal yang dapat memberikan efek
negatif pada ibu hamil, misalnya pencegahan terhadap
infeksi. (Widatiningsih, 2017)
7. Pola kebiasaan yang merugikan
Merokok, minuman keras, dan obat terlarang. Hal ini
perlu ditanyakan karena ketiga kebiasaan tersebut secara
langsung dapat memengaruhi pertumbuhan,
perkembangan janin, dan menimbulkan kelahiran
dengan berat badan lahir rendah bahkan dapat
menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan
dan perkembangan mental. Sehingga, apabila ternyata
klien melakukan hal-hal tersebut, bidan harus secara
tegas mengingatkan klien harus menghentikan
kebiasaan buruk tersebut. Merokok pada masa
kehamilan dapat menyebabkan peningkatan aborsi
spontan pada trisemester pertama.(Widatiningsih, 2017)

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum (Widatiningsih, 2017)
a. Keadaan Umum: Keadaan umum dikatakan baik jika pasien
memperlihatkan respons yang adekuat terhadap stimulasi
lilngkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien tidak
mengalami kelemahan. Klien dimasukkan dalam kriteria
lemah ini jika ia kurang atau tidak memberikan respons yang
baik terhadap lingkungan dan orang lain, dan pasien sudah
tidak mampu lagi untuk berjalan sendiri.
b. Kesadaran: Composmentis yaitu kesadaran nornal, sadar
sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang
keadaan sekelilingnya
c. Tanda vital:
1) Tekanan darah
Penentuan tekanan darah sangat penting pada masa
hamil karena peningkatan TD dapat membahayakan
kehidupan ibu dan bayi. Kondisi ini menetap sepanjang
trimester kedua dan kemudian kembali ke TD sebelum
hamil. (Marmi, 2011)
2) Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama
hamil,tetapi jarang melebihi 100 denyut permenit
(dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut nadi lebih
dari 100 dpm. Periksa adanya eksoflatmia dan
hiperrefleksia yang menyerai. (Marmi, 2011)
3) Suhu
Peningkatan suhu menunjukkan proses infeksi atau
dehidrasi. (Widatiningsih, 2017)
4) Respirasi
Wanita hamil bernapas lebih cepat dan lebih dalam
karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin
dan untuk dirinya. (Widatiningsih, 2017)
d. Tinggi badan. Ibu hamil dengan tinggi badannya kurang dari
145 cm terlebih pada kehamilan pertama, tergolong risiko
tinggi karena kemungkinan besar memiliki panggul yang
sempit.
e. Berat badan sebelum hamil dan sekarang. Berat badan
ditimbang pada kunjungan awal, dapat digunakan untuk
menghitung indeks massa tubuh mengingat belum terjadi
peningkatan BB yang berarti pada saat ini. Namun jika ibu
mengetahui persis BBnya sebelum hamil maka digunakan
BB yang telah diketahui tersebut.
f. Indeks massa tubuh. Cara yang dipakai untuk menentukan
kesesuaian berat badan berdasarkan tinggi badan adalah
dengan menggunakan indeks massa tubuh dengan rumus BB
(dalam kg) dibagi TB kuadrat (dalam meter).
g. LILA = Standar minimal untuk ukuran Lingkar Lengan Atas
pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5 cm.
jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka tergolong risiko
terhadap kurang energi kronis (KEK).

2. Pemeriksaan Fisik
a. Status present (Widatiningsih, 2017)
Kepala : Mesocephal, kulit kepala tidak menunjukkan adanya
kelainan kulit, rambut yang tidak mudah rontok
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak edema
Kelopak mata : Kelopak mata tidak cekung, tidak edema
Konjungtiva : Merah muda, dengan sklera putih
Hidung : Tidak ada massa, edema mukosa, sekeresi (lendir/darah)
tidak ditemukan gerak cuping hidung pada pernafasan
Mulut : Bibir simetris, lidah dan mukosa mulut tidak ada
sianosis
Telinga : Simetris, tidak ada sekresi, tidak gangguan pendengaran
maupun tanda infeksi
Leher : Tidak nyeri pada pergerakan, pembengkakan kelenjar
tiroid, pembesaran kelenjar llimfe
Dada : Simetris, tidak ada retraksi otot interkostal, batuk.
Axilla : Tidak ada nyeri, pembesaran kelenjar limfe
Payudara : Teraba tegang, tidak ditemukan nyeri tekan, massa
abnomal
Abdomen : Tidak ada kembung, bekas luka operasi mungkin
ditemukan atau tidak, massa abnormal, nyeri tekan
Kulit : Turgor/elastisitas kulit baik
Punggung : Tidak ada nyeri pergerakan, skoliosis, lordosis, kifosis,
nyeri costo vertebral
Vesika urin : Mungkin penuh/kosong, tidak ada nyeri tekan
Genitalia : Tidak ada lecet/memar, lesi lain, edema vulva, abses,
varises mungkin ditemukan atau tidak, tidak ada
pengeluaran pervaginam (PPV)
Anus : Hemoroid mungkin ada atau tidak. Kehamilan
menyebabkan vasodilatasi karena efek hoemonal
sehingga mungkin saja ditemukan hemoroid pada
wanita yang semula tidak ada hemoroid
Ekstremitas : Atas: simetris, berfungsi normal, tidak ada bekas
tusukan jarum, tidak ada edema, sianosis bawah kuku,
capillary refill <2 detik
Bawah: simetris, berfungsi normal, tidak ada edema
sianosis, capollary refill <2 detik, normalnya bervariasi
dari 1+/1+ hingga 2+/2+

b. Status Obstetrik (Widatiningsih, 2017)


a) Inspeksi (periksa pandang)
1) Muka: pada sebagian wanita hamil, chloasma
gravidarum +
2) Mammae: hiperpigmentasi areola, kelenjar
montgomery lebih menonjol, papila mungkin
menonjol/datar/masuk, kolostrum bisa+/-
3) Abdomen: pembesaran abdomen bawah mungkin
sudah terlihat, linea nigra +, striae mungkin terlihat
atau tidak tergantung pada elastisitas jaringan
kolagen di bawah kulit.
4) Vulva: mengetahui ada atau tidaknya tanda infeksi,
pengeluaran per vagina
b) Palpasi
1) Leopold 1 : dilakukan untuk mengukur TFU
2) Leopold 2 : biasanya teraba ballotement, belum
teraba bagian janin
3) Leopold 3 : belum dilakukan
4) Leopold 4 : belum dilakukan
c) Auskultasi
DJJ sudah terdengar pada trimester II (biasanya umur
16 minggu).
c. Taksiran Berat Janin
Taksiran berat janin dianggap penting pada masa
kehamilan karena pertumbuhan janin intrauterine
berlangsung tidak konstan, yaitu berlangsung cepat pada
awal masa kemudian melambat seiring bertambahnya usia
kehamilan dan berhubungan dengan meningkatnya risiko
terjadinya komplikasi selama persalinan pada ibu dan bayi
seperti berat lahir rendah atau berat lahir berlebih.
(Widatiningsih, 2017)
d. Pemeriksaan penunjang
1. Kadar hemoglobin: pada kunjungan pertama dan pada
usia di atas 28 minggu. Nilai normalnya dalam
kehamilan adalah 11 g/dL. Pada trimester II nilai 10,5
g/dL masih dianggap fisiologis karena proses
hemodilusi sedang di ambang puncaknya.
2. Golongan darah: Pemeriksaan golongan darah untuk
mengetahui jenis golongon darah ibu dalam rangka
mempersiapkan calon pendonor jika diperlukan pada
saat situasi gawat darurat
3. Pemeriksaan urine untuk protein atas indikasi untuk
menegakkan diagnosa pre eklamsia.
4. Pemeriksaan glukosa urine atas indikasi untuk
mendeteksi faktor risiko diabetes dalam kehamilan.
5. Sifilis: Pemeriksaan tes sifilis yang dilakukan sedini
mungkin di daerah yang memiliki resiko tinggi serta di
tujukan pada ibu hamil yang di duga terkena resiko.

C. ANALISA
1. Diagnosis Kebidanan
Diagnosis Kebidanan adalah kesimpulan hasil analisis data
yang diperoleh dari pengkajian secara akurat dan logis yang
dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan. (Marmi, 2011)
Ny….(inisial nama untuk menjaga privasi) usia (20-35 tahun)
G ≤ 4 P ≤ 3 A 0 hamil (13-24 minggu)
2. Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman
klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai
diagnosis. Serta berdasarkan keluhan yang menyertai setelah
diperiksa.
3. Diagnosa Potensial
Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang
sudah diidentifikasikan. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan
waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah
potensial ini benar-benar terjadi.
4. Kebutuhan Tindakan Segera
Hal ini dilakukan bidan setelah bidan menetapkan kebutuhan
terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, dan kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberikan informasi hasil pemeriksaan pada ibu saat ANC,
kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan atau asuhan dalam
hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta
kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi
informasi bagi ibu dan petugas kesehatan.
2. Penatalaksanaan keluhan pada ibu sesuai dengan keluhan
utama.
3. Memberikan suplemen Fe atau terapi lainnya sesuai dengan
kebutuhan ibu atau keluhan ibu saat ANC, misal diberi Fe
untuk meningkatkan Hb ibu.
4. Menganjurkan kunjungan ulang 1 bulan lagi/jika ada keluhan
untuk memantau perkembangan kesehatan ibu dan
kehamilannya.
5. Mendokumentasikan data serta hasil pemeriksaan ibu hamil
pada buku KIA dan buku register ibu hamil.
Terdapat beberapa keterampilan yang harus dimiliki bidan
dalam praktik asuhan kebidanan kehamilan menurut (Permenkes
No. 320, 2020), yaitu:
1. Pemeriksaan tanda–tanda kehamilan
2. Tes Kehamilan
3. Pemeriksaan fisik terfokus pada ibu hamil
4. Inspeksi abdomen
5. Penilaian pembesaran uterus normal selama kehamilan
6. Melakukan Palpasi Abdomen dalam pemeriksaan kehamilan
7. Mengidentifikasi masalah pada payudara pada masa hamil
8. Perawatan payudara
9. Pemeriksaan denyut jantung janin stetoskop dan doppler
10. Pemeriksaan perkusi pada ekstremitas
11. Penghitungan usia kehamilan
12. Periksa dalam saat hamil
13. Identifikasi status TT
14. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid sesuai program
15. Penghitungan tafsiran berat janin
16. Mengisi buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
17. Pemberian suplemen vitamin dan mineral
18. Identifikasi masalah gizi pada ibu hamil
19. Penentuan status gizi ibu hamil
20. Edukasi nutrisi pada ibu hamil
21. Memfasilitasi senam hamil
22. Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil Kurang Energi
Kronik (KEK)
23. Konseling adaptasi kehamilan
24. Konseling Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan
Komplikasi
25. Konseling Keluarga Berencana
26. Pemberian pendidikan kesehatan pada perempuan, keluarga dan
masyarakat tentang perkembangan kehamilan, gejala dan tanda
bahaya serta tindakan yang dilakukan ketika terdapat tanda
bahaya
27. Pemberian pendidikan kesehatan pada Ibu dan keluarga untuk
persiapan persalinan dan kelahiran.
28. Penggunaan Cardiotocography (CTG)
29. Interprestasi hasil Cardiotocography (CTG)
30. Amniosintesis
31. Edukasi hasil pemeriksaan penunjang pada masa hamil
32. Skrining kehamilan risiko tinggi
33. Konseling pada ibu hamil yang berisiko
34. KIE Tanda Bahaya Kehamilan
35. KIE Kehamilan Remaja
36. Identifikasi kehamilan dengan kelainan
37. Tatalaksana awal pada ibu hamil dengan penyakit sistemik
38. Tatalaksana pada ibu hamil dengan penyakit infeksi
39. Tatalaksana pada kehamilan dengan penyulit obstetrik
(hiperemesis gravidarum, hipertensi, infeksi)
40. Tatalaksana awal kasus kegawatdaruratan pada kehamilan
(Kehamilan Ektopik Terganggu,Mola Hidatidosa, Abortus
Imminen, Solutio Placenta, Placenta Previa, preeklamsi, kejang,
henti nafas, penurunan kesadaran, syok, henti jantung).
41. Skrining gangguan psikologis ibu hamil
42. Tatalaksana gangguan psikologis pada ibu hamil
43. Pemberian suplemen vitamin dan mineral
44. Tatalaksana awal kelainan letak, presentasi dan kehamilan
ganda
45. Tatalaksana tokolisis
46. Fasilitasi Kelas Ibu Hamil
47. Tata Laksana dengan korban kekerasan fisik dan seksual
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS
PADA NY. N UMUR 20 TAHUN G1P0A0,
UMUR KEHAMILAN 25 MINGGU
DI PUSKESMAS BANJARSARI KABUPATEN TEMANGGUNG

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 3 Oktober 2023
Waktu : Jam 09.00 WIB
Tempat : Ruang KIA Puskesmas Banjarsari

II. BIOADATA
Nama Ibu : Ny. N Nama Suami : Tn. D
Umur : 20 tahun Umur : 25 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Katekan 2/1 Alamat : Katekan 2/1

III. DATA SUBYEKTIF


1. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasakan nyeri punggung bagian bawah terutama
setelah melakukan pekerjaan rumah.
3. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti
tekanan darah tinggi, diabetes militus, asma, jantung, dan ibu tidak
pernah menderita penyakit menular seperti TBC, AIDS/ HIV,
hepatitis.
b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan didalam kelurganya tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti TBC, AIDS/ HIV, hepatitis dan ibu
mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
menurun seperti tekanan darah tinggi, diabetes militus, asma, jantung.

4. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun Lama : 5-7 hari
Nyeri Haid : hari ke 1-2 Leukhorea : tidak ada
Siklus : 28 hari Banyaknya : Hari pertama ganti pembalut 3-4
Warna darah : merah kali/ hari penuh
Hari kedua ganti pembalut 5-6
kali/hari setengah pembalut
Hari ke 7 ganti pembalut 2kali
bercak kecoklatan

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Kondisi
Thn Kehamilan Persalinan Nifas
anak
ANC Masalah UK Jenis Penolong L/P Penyulit
(ya/tdk) persalinan BB/
PB
Hamil ini

c. Riwayat kehamilan sekarang


1) Hamil ke 1 usia kehamilan 25 minggu
2) HPHT : 11-04-2023
3) HPL : 18-01-2024
4) Gerakan Janin : pertama kali saat umur kehamilan 18 minggu
5) Tanda Bahaya : tidak ada
6) Kekhawatiran Khusus : tidak ada
7) Imunisasi TT: sudah lengkap
8) ANC : 4x
ANC Tanggal Tempat Suplemen dan fe Masalah Tindakan/pendkes
ke (jenis dan jmlh)
1 31-05- Puskesmas Asam folat (x) Mual KIE ketidaknyamanan
2023 muntah dan TM I, tanda bahaya
Uk 7+1 B6 (x) pusing TM I, ANC integrasi,
minggu USG, cek laborat
lengkap
2 30-06- Puskesmas Fe (xxx) Tidak ada KIE nutrisi selama
2023 Vit C (x) keluhan kehamilan dan
Uk 11+3 Kalk (xx) konsumsi tablet Fe
minggu secara rutin
3 25-07- Puskesmas FE (xxx) Tidak ada KIE nutrisi selama
2023 Vit C (xx) keluhan Trimester 2.
Uk 15 Kalk (xx)
minggu
4 31-08- Puskesmas FE (30) Tidak ada KIE cara menghitung
2023 Vit C (30) gerakan janin
Uk 20+2 Kalk (20)
minggu

d. Riwayat perkawinan
Status nikah : Sah
Lama nikah : 1 tahun
Umur pertama nikah : 19 tahun
Menikah ke : 1 (satu)
e. Riwayat kontrasepsi yang digunakan
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis
apapun.
f. Pola kebutuhan dasar sehari-hari
a. Pola nutrisi
Makan
Sebelum hamil Saat hamil
Frekuensi : 3x/hari 3x/hari
Jenis : nasi, lauk, sayur nasi, sayur, lauk, buah
Porsi : 1 piring 1 piring
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
Minum
Sebelum hamil Saat hamil
Frekuensi : 5-6 gelas/hari 7-8 gelas/hari
Jenis : air putih, teh air putih, susu
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
b. Pola eliminasi
BAB
Sebelum hamil Saat hamil
Frekuensi : 1x/hari 1x/hari kadang 2-3 hari
sekali
Warna : kuning khas feses kuning kadang hitam
Konsistensi : lunak lunak, keras
Keluhan : tidak ada kadang sembelit

BAK
Sebelum hamil Saat hamil
Frekuensi : 4-5 x/hari 6-7 x/hari
Warna : kuning jernih kuning jernih
Konsistensi : cair cair
Keluhan : tidak ada tidak ada

c. Pola istirahat
Tidur siang
Sebelum hamil Saat hamil
Lama : tidak pernah ½ -1 jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur malam
Lama : 6-8 jam/hari 6-8 jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
d. Pola aktifitas
Dalam melakukan kegiatan sehari-hari (kegiatan rumah tangga) ibu
dibantu oleh keluarga.
e. Personal hyegiene
Sebelum hamil Saat hamil
Mandi : 2x/hari 2x/hari
Gosok gigi : 2x/hari 2x/hari
Ganti pakaian : 1x/hari 1x/hari
Mencuci rambut : 2x/minggu 2x/minggu
f. Pola sexual
Sebelum hamil Saat hamil
Frekuensi : 2-3x/miggu 1x/minggu kadang tidak
melakukan
Keluhan : tidak ada kadang ada rasa tidak ingin
melakukan
g. Riwayat Psikososial Spiritual
1) Riwayat Perkawinan
a) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 19 tahun.
b) Pernikahan ini yang ke 1, secara sah, lamanya 1 tahun
c) Hubungan dengan suami : baik
2) Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini :
Ibu mengatakan bahwa suami dan keluarga besarnya sangat senang
atas kehamilannya dan sangat mengharapkannya. Keluarga sangat
mendukung dalam proses kehamilannya.
3) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) :
Ibu mengatakan saat ada masalah, ibu bercerita dan memusyawarah
kan kepada suami dan keluarga
a) Ibu tinggal serumah dengan:
Ibu mengatakan tinggal bersama suami dan mertua
b) Pengambil keputusan utama dalam keluarga :
Ibu mengatakan segala keputusan di pegang oleh bapak mertua
yang terlebih dahulu di musyawarahkan. Dalam kondisi
emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
d) Orang terdekat ibu :
Ibu mengatakan orang terdekat saat ini ialah suami dan keluarga
e) Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC :
Ibu mengatakan saat periksa selalu dianter oleh suaminya
f) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan :
Ibu mengatakan didalam masyarakat sekitar rumahnya tidak ada
keyakinan adat istiadat tertentu.
g) Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan :
Ibu mengatakan rencana untuk persalinan di puskesmas
h) Penghasilan perbulan
Ibu mengatakan penghasilan perbulan cukup untuk memenuhi
kebutuhan pokok setiap hari dan biaya persalinan
i) Praktik agama yang berhubungan dengan kehamilan :
 Kebiasaan puasa/apakah ibu berpuasa selama hamil ini?
Ibu mengatakan selama hamil ini ibu tidak melakukan puasa
baik yang wajib maupun yang sunnah
 Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan
Ibu mengatakan dapat menerima segala bentuk pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh nakes wanita atau pria.
j) Tingkat pengetahuan ibu
 Hal-hal yang sudah diketahui ibu
Ibu sudah mengetahui periksa kehamilan harus rutin sesuai
anjuran nakes, ibu sudah mengetahui cara minum tablet Fe
 Hal-hal yang ingin ibu ketahui
Ibu ingin mengetahui tentang cara mengurangi nyeri
punggung bawah dan seksualitas selama kehamilan.
4) Pola kebiasaan hidup sehat
Ibu selalu menjaga kebersihan diri (personal hyegien), membuang
sampah ditempatnya terbiasa mencuci tangan, ibu sudah memiliki
jamban sehat dan makan makanan dengan gizi seimbang.
5) Tingkat pengetahuan (tentang kehamilan, persalinan dan
menyusui)
Ibu sudah mengetahui sedikit tentang kehamilan, ibu belum
mengetahui hal tentang persalinan dan menyusui karena ini adalah
kehamilan pertama ibu.
6) Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu,
miuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu atau pun
minum minuman beralkohol.

IV. DATA OBYEKTIF


1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda-tanda vital
TD : 114/73 mmHg
Nadi : 106x/menit
Suhu : 36,8 C
RR : 26x/menit
TB : 154,5 cm
BB : 51,6 kg
IMT : 22,4
LILA : 23,5 cm

4. Pemeriksaan fisik
Kepala : Mesochepal, warna rambut hitam, bersih,tidak mudah
rontok
Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tidak terdapat
gangguan penglihatan
Muka : Tidak ada chloasma gravidarum, tidak ada edemaa pada
muka
Hitung : Bersih, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak
terdapat polip
Mulut : Tidak ada caries gigi, mulut dan lidah bersih, bibir
lembab,
tidak sianosis, tidak ada perdarahan gusi
Telinga : Bersih, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada masa
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran
kelenjar
limfe dan pembesaran vena jugularis.
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, denyut jantung teratur,
tidak
ada wheezing, Payudara :ukuran, simetris, puting
payudara menonjol, tidak ada masa.
Abdomen : Simetris, tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri
tekan,
tidak ada massa, tidak ada hernia, pembesaran hati
maupun kelenjar getah bening
Genetalia : Tidak ada nanah, tidak bengkak, tidak ada masa atau
kista,
tidak ada cairan atau darah, tidak ada luka atau lesi.
Anus : Bersih, tidak ada hemoroid.
Ekstremitas : Atas : Tidak ada edema, tidak sianosis, Vaskularisasi
perifer baik, fungsi gerak normal.
Bawah : Tidak ada edema, tidak ada varises, tidak ada
kemerahan pada betis, Vaskularisasi perifer
baik, fungsi gerak normal Refleks patella (+
+/++)
5. Pemeriksaan obstetri
Muka : Bentuk ovale, warna kulit sawo matang, tidak ada
cloasma, tidak ada bekas luka/operasi, tidak oedem
Payudara : Simetris, terdapat pembesaran payudara, puting susu
menonjol, aerola ada hiperpigmentasi, tidak ada benjola
yang abnormal
Abdomen : Inspeksi : sudah ada pembesaran perut, tidak ada
bekas operasi, terdapat linea gravidarum, tidak terdapat
streae gravidarum
6. Palpasi abdomen
Leopold I : Teraba satu bagian bulat, besar, lunak, tidak melenting.
TFU :
20 cm
Leopold II : Sebelah kiri: terapa tahanan memanjang seperti papan dan
sebelah kanan : teraba bagian bagian kecil dan menonjol.
Leopold III : Teraba satu bagian bulat, melinting, keras, dan belum
masuk PAP
Leopold IV : Kedua tangan bertemu (konvergen)
Auskultasi : 143 x/menit
Frekuensi : teratur
Tbj : 1.240 gram
7. Pemeriksaan penunjang :
Tidak dilakukan

V. ANALISA
Diagnosa Kebidanan: Ny. N usia 20 tahun G1P0A0, umur kehamilan 25
minggu janin hidup tunggal intra uteri puki, preskep, kepala belum masuk
PAP, hamil fisiologis
Masalah: Nyeri punggung bagian bawah
Kebutuhan segera: Tidak ada

VI. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 3 Oktober 2023 Jam : 09.05 WIB
1. Memberitahukan ibu dan suami hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan
janin dalam keadaan sehat TD : 114/73 mmHg, N : 106 x/mnt, S : 36,8 C,
R : 26 x/mnt.
Hasil : ibu dan suami mengerti bahwa hasil pemeriksaan ibu dan janin
sehat
2. KIE cara ibu dapat mengetahui janin dalam keadaan sehat yaitu dengan
menghitung gerakan janin, janin yang sehat akan bergerak minimal 10 x
dalam waktu 12 jam. Apabila dalam 12 jam gerakan janin kurang dari 10 x
makan segera untuk datang ke tenaga kesehatan.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia untuk memantau kesehatan janin
dirumah dengan menghitung gerkan janin.
3. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai ketidaknyamanan TM II
salah satunya yaitu nyeri punggung bawah yang disebabkan karena
semakin bertambahnya usia kehamilan sehingga perut semakin membesar
dan ibu akan mengalami peningkatan dalam beban tubuhnya. Hal ini
masih wajar apabila tidak terlalu mengganggu aktifitas sehari-hari. Akan
tetapi, untuk mencegah semakin bertambahnya intensitas nyeri maka dapat
dilakukan terapi yaitu dengan melakukan kompres hangat, senam hamil
atau gerakan relaksasi, dan untuk cara yang lebih modern yaitu dengan
mengenakan korset ibu hamil yang bertujuan untuk menyangga perut ibu
sehingga ibu akan lebih nyaman dan nyeri punggung semakin berkurang.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan anjuran bidan
4. Memberikan KIE kepada ibu tentang seksualitas selama kehamilan. Pada
umumnya seksualitas pada kehamilan diperbolehkan jika dilakukan
dengan hati-hati pada akhir kehamilan. Pada TM II gairah seksual
meningkat, jika tidak ada kontraindikasi disarankan untuk modifikasi
posisi dan tidak penetrasi terlalu dalam. Hubungan seksual dihentikan
jika :
 Ada tanda infeksi yaitu pengeluaran cairan disertai rasa nyeri dan panas
 Terjadi perdarahan saat berhubungan seksual
 Terdapat pengeluaran caiaran (air) yang mendadak
 Terdapat perlukaan disekitar alat kelamin bagian luar
 Sering mengalami keguguran, preterm, IUFD
Posisi hubungan seksual yang terbaik selama kehamilan :
a. Posisi wanita di atas. Posisi ini paling nyaman karena wanita dapat
mengontrol kedalaman penetrasi.
b. Posisi duduk. Posisi ini biasanya pada kehamilan pertengahan atau
lanjut yang tidak memerlukan banyak gerak. Pria duduk dan wanita
duduk.
5. Memberikan multivitamin Fe, Vit C dan Kalk serta menganjurkan ibu
meminum multivitamin secara teratur yaitu minum Fe dan vit C pada
malam hari sebelum tidur 1 tablet untuk mencegah anemia, minum
kalsium laktat pada pagi hari 1 tablet setiap hari untuk pertumbuhan tulang
dan gigi. Serta menyarankan suami untuk mejadi pendamping minum
multivitamin.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia meminum multivitamin secara rutin dan
sesuai petunjuk yang diberikan. Suami bersedia untuk mendampingi dan
mengingatkan ibu dalam minum multivitamin.
6. Memberitahun dan menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu
atau jika ada keluhan
Hasil: ibu bersedia kunjungan ulang
7. Mendokumentasikan tindakan
Hasil: sudah disokumentasikan
CATATAN PERKEMBANGAN

KUNJUNGAN I

Tanggal CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) Nama dan Paraf


dan Jam
31 S:
Oktober 1. Ibu mengatakan nyeri punggung
2023 jam sudah berkurang
09.30 2. Ibu mengatakan sudah mencoba
WIB untuk menggunakan korset hamil

O:
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
UK : 29 minggu
TD : 120/69 mmHg
Nadi : 102 x/mnt
BB : 51,8 kg

Palpasi :
Leopold I:
teraba satu bagian bulat, besar, lunak,
tidak melenting. TFU : 27 cm
Leopold II:
sebelah kiri: terapa tahanan memanjang
seperti papan dan sebelah kanan : teraba
bagian bagian kecil dan menonjol.
Leopold III: teraba satu bagian bulat,
melinting, keras, dan belum masuk PAP.
Leopold IV : kedua tangan dapat
bertemu (konvergen)
Djj : 144 x/menit
Tbj : 2.325 gram
Frekuensi : teratur
Inspeksi :
Mata : konjungtiva tidak kelihatan anemi,
sklera tidak ikterik
Muka : tidak oedem
Extremitas : tangan tidak oedem, kaki
oedem, kaki tidak ada varises

A:
Diagnosa Kebidanan :
Ny. N umur 20 tahun, G1P0A0, umur
kehamilan 29 minggu, janin hidup,
tunggal, pungung kiri, presentasi kepala,
sudah masuk panggul, intra uterin, hamil
fisiologis

Masalah :
Tidak ada
Diagnosa Potensial :
Tidak ada

P:
1. Menyampaikan kepada ibu hasil
dari pemeriksaan bahwa kondisi ibu
dan janin dalam keadaan sehat,
Hasil : ibu mengerti dengan
penjelasan yang disampaikan.
2. Menganjurkan kembali kepada ibu
untuk tetap mengenakan korset
hamil jika itu dapat mengurangi
nyeri punggung
Hasil : ibu mengerti dan akan tetap
mengenakan korset hamil untuk
mengurangi nyeri punggung.
3. Menyarankan ibu untuk selalu
menghitung gerakan janin agar
terpantau keadaan janin.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia
setiap hari menghitung gerakan
janin
4. Menyarankan ibu untuk
menerapkan gizi seimbang, antara
lain :
 Karbohidrat
Adalah zat gizi makro yang
meliputi gula, pati dan serat.
Gula dan pati merupakan sumber
energi berupa glukosa untuk sel-
sel darah merah, otak, sistem
saraf pusat, placenta dan janin.
Karbohidarat dapat diperoleh
dari nasi, sereal, roti, jagung,
sagu, singkong, ubi jalar.
 Protein
Komponen penting untuk
pembentukan sel-sel tubuh,
pengembangan jaringan,
termasuk untuk pembentukan
placenta. Protein yang
dikonsumsi 1/5 nya berasal dari
protein hewani (daging, ikan,
telur, susu, yogurt) dan
selebihnya dari protein nabati
(tahu, tempe, kacang-kacangan).
 Lemak
Zat gizi untuk perkembangan
dan petumbuhan janin.
 Vitamin dan mineral
Membantu dalam proses
pembelahan dan pembentuka sel
baru.
 Vitamin A : untuk
pertumbuhan sel dan jaringan
janin
 Vitamin B (tiamin, ribovlavin,
niasin) : untuk metabolisme
energi
 Vitamin B6 : membantu
protein untuk membentuk sel-
sel baru
 Vitamin C : membantu
penyerapan zat besi
 Vitamin D : membantu
penyerapan kalsium
 Kalsium:untuk membangun
tulang dan gigi janin. Kebutuhan
kalsium sekitar 1000 miligram,
kalsium dari susu, keju, yoghurt,
ikan sarden atau salmon, dan
bayam
 Asam Folat: Asam folat berperan
penting dalam mengurangi risiko
cacat lahir. Kebutuhan asam folat
harian di masa kehamilan adalah
600–800 mikrogram. Sumber
asam folat di antaranya adalah
sayuran hijau, kacang-kacangan,
telur, hati sea food.sapi, buah
jeruk, stroberi, lemon, mangga,
dan tomat.
 Zat Besi : Zat besi memiliki
fungsi untuk meningkatkan
volume darah dan mencegah
anemia. Asupan harian yang
ideal di masa kehamilan adalah
27 miligram, contohnya: lobak,
sayuran hijau seperti bayam,
selada, kubis, biji-bijian, roti,
sereal, daging sapi
5. Mengingatkan ibu untuk rutin
mengkonsumsi mutivitamin yang
telah diberikan, mengingatkan
kembali tentang protokol kesehatan,
vaksin ibu hamil dan kunjungan
ulang 1 bulan lagi atau jika ada
keluhan
Hasil : ibu mengerti dan bersedia
melakukan saran-saran yang
diberikan.
BAB IV

PEMBAHASAN

Ny. I datang ke Puskesmas ingin memeriksakan kehamilannya saat ini.


Ny. N berumur 20 tahun yang berarti tidak termasuk dalam resiko tinggi dan
diharapkan Ibu dalam kondisi kehamilan normal. Sesuai dengan teori
Sulistyawati (2013) yaitu wanita dengan usia reproduktif sehat adalah antara
20 sampai 35 tahun. Perhitungan usia kehamilan pada kasus ini dikaitkan
dengan HPHT. Dalam kasus Ny. N HPHT tanggal 11 April 2023 didapatkan
usia kehamilan 25 minggu dan ibu termasuk ke dalam kategori kehamilan
trimester II (Wardani, 2012).
Dari tinjauan kasus, masalah ketidaknyamanan yang biasa terjadi pada
ibu hamil TM II merupakan hal normal. Hal ini sesuai dengan teori tentang
ketidaknyamanan pada Ibu Hamil Trimester II salah satunya keluhan yang
dialami Ny. N yaitu nyeri punggung bawah yang dapat terjadi karena terdapat
peningkatan beban tubuh pada tulang belakang dan otot punggung (Herawati et
al., 2022). Nyeri punggung yang dialami oleh Ny. N dapat diatasi dengan
senam hamil, yoga hamil, kompres air hangat, dan menggunakan korset hamil untuk
membantu menopang perut ibu sehingga nyeri punggung berkurang. Dengan
menggunakan korset hamil dapat memperbaiki sirkulasi darah, membatasi
gerak pinggang, dan meningkatkan otot perut sehingga menjaga kestabilan
tulang pinggang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Rahayu,
2017), didapatkan hasil bahwa sesudah pemakaian korset hamil terhadap nyeri
punggung ibu hamil dengan uji Wilcoxon diketahui p value = 0.006 yaitu
terdapat pengaruh pemakaian korset hamil terhadap nyeri punggung ibu hamil.
Kunjungan antenatal yang dilakukan Ny. N adalah kunjungan yang ke 3
kalinya selama trimester II. Bila dikaitkan dengan teori ANC yang memenuhi
standar pelayanan ANC yaitu kunjungan antenatal trimester II sebanyak 2x
(Kemenkes RI, 2020) maka kunjungan Ny. N sudah diatas standar dan asuhan
kebidanan yang diberikan kepada Ny. N adalah menyarankan untuk melakukan
kunjungan ulang setiap bulan sekali (Widatiningsih & Dewi, 2017).
Dari pengkajian data objektif kehamilan Ny. N termasuk dalam
kehamilan normal karena dalam pemeriksaan didapatkan hasil : keadaan umum
ibu baik, kesadaran composmetis, BB tidak kurang dari 45 kg yaitu 51,6 kg,
TB tidak kurang dari 145 cm yaitu 154,5 cm, TD 114/73 mmHg hal ini normal
karena tidak lebih dari 140/90 mmHG, dan ini merupakan hal yang normal
serta tidak ada riwayat obstetri yang jelek. (Widatiningsih & Dewi, 2017).

Pemeriksaan antenatal yang dilakukan pada Ny. N sudah sesuai dengan


PMK No. 4 tahun 2019 yaitu dengan standar pelayanan antenatal 10 T, yaitu :
menimbang BB (51,6 kg), mengukur tekanan darah (114/73 mmHg),
pengukuran LILA (23,5 cm) dilakukan pada awal kunjungan, mengukur TFU
(24 cm), pemberian imunisasi sesuai status imunisasi ibu (ibu sudah TT4),
penentuan presentase janin dan DJJ (presentasi kepala, djj 142x/menit),
pemberian tablet Fe (diberikan Fe sejumlah 30 tablet), tata laksana dan
penanganan kasus, temu wicara dan konseling.
Perumusan diagnosa kehamilan disesuaikan dengan nomenklatur
kebidanan. Dari data subjektif dan objektif diatas ditegakkan diagnosa
berdasarkan dokumentasi asuhan kebidanan yaitu Ny. N, umur 20 tahun,
G1P0A0, hamil 25 minggu, janin tunggal, hidup, pungung kiri, presentasi
kepala, belum masuk panggul, intra uterine dengan hamil fisiologis.
Perumusan masalah disesuaikan dengan kondisi ibu. Pada asuhan kebidanan
Ny. N masalah yang dialami ibu adalah nyeri punggung. Mengidentifikasi
diagnosa potensial berdasarkan rangkaian rangkaian masalah yang sudah
teridentifikasi. Identifikasi diagnosis potensial yaitu mengantisipasi segala
sesuatu yang mungkin terjadi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, bidan diharapkan bersiap-siap bila
diagnosa/masalah potensial benar-benar terjadi. (Handayani & Mulyati, 2017).
Pada kasus asuhan kebidanan Ny. N diagnosa potensial tidak muncul
karena nyeri punggung yang dialami ibu hanya ketidaknyamanan saja.
Langkah untuk mengantisipasi masalah adalah dengan memberikan KIE
ketidaknyamanan pada kehamilan trimester II yaitu nyeri punggung adalah hal
yang normal karena semakin bertambahnya usia kehamilan sehingga perut ibu
semakin membesar dan beban tubuh semakin meningkat. (Widatiningsih &
Dewi, 2017). Dapat disimpulkan dalam kasus Ny. N dengan teori sudah
sesuai. Dan mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu yang akan
datang atau apabila ada keluhan dan mendokumentasikan tindakan.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, S., & Sari, Y. F. (2016). Efektivitas Senam Hamil Terhadap


Penurunan Derajat Edema Kaki Pada Ibu Gravida Trimester II Dan III.
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(2), 32–37.
Handayani, S. R., & Mulyati, T. S. (2017). Dokumentasi Kebidanan. Jakarta:
Kemenkes RI.
Megasari, Miratu, & dkk. (2015). Panduan Asuhan Kebidanan I. Yogyakarta:
Deepublish.
Menkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97
Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Kemenkes RI.
Menkes RI. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk
Masyarakat Indonesia. Kemenkes RI.
Pusdiknakes. (2014). Panduan Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Saifuddin. (2014). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: EGC.
Sari, N. H., Misrawati, & Risamadefi Woferst. (2016). Efek Rebusan Daun Sirih
Untuk Mengurangi Keputihan Pada Wanita. Jurnal Ners Indonesia, 2(1), 79–
89.
Sutanto, A. V., & Fitriana, Y. (2015). Asuhan pada Kehamilan. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Tyastuti, S., & Heni, P. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Kemenkes RI.
Wardani. (2012). Hubungan Tingkat Kebersihan Rongga Mulut dengan Status
Gingiva pada Ibu Hamil (Skripsi). Jember: Fakultas Kedokteran Gigi
Jember.
Widatiningsih, S., & Dewi, C. H. T. (2017). Praktik Terbaik Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Trans Medika.
Yanti, M. D., Purba, T. J., Ariescha, P. A. Y., Manalu, A. B., Siagian, N. A., & .
M. (2020). Pengaruh Penerapan Pijat Dan Rendam Kaki Dengan Air Hangat
Campuran Kencur Terhadap Edema Kaki Pada Ibu Hamil. Jurnal Kebidanan
Kestra (Jkk), 2(2), 164–171. https://doi.org/10.35451/jkk.v2i2.375
Yulviana, R., & Mayang, S. (2020). Terapi Rebusan Air Daun Sirih Pada Ibu
Hamil Dengan Pengeluaran Cairan Pervaginam Berupa Keputihan Dengan
Di Klinik Pratama Putri Asih Tahun 2020. Prosiding, 60–66. Retrieved from
prosing.htp.ac.id

Anda mungkin juga menyukai