Disusun Oleh:
RAHMA SASMITA INDRANI
P1337424823271
NIM : P1337424823271
Judul laporan “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Pada Ny. N Umur
20 Tahun G1P0A0, Umur Kehamilan 25 Minggu Di Puskesmas Banjarsari
Kabupaten Temanggung”. Telah disahkan dan disetujui untuk memenuhi
Laporan Praktek hamil di Puskesmas Banjarsari Kabupaten Temanggung.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan trimester II adalah usia kehamilan mulai dari 13-27 minggu, pada
trimester II ini untuk pertama kalinya ibu merasakan gerakan janin sehingga ibu memilik
dorongan psikologi yang kuat untuk menjadi orang tua. (Prawirohardjo, 2020)
Periode ini sering disebut periode sehat, ibu sudah bebas dari ketidaknyamanan,
selama periode ini wanita sudah mengharapkan bayi. Dengan adanya gerakan janain, rahim
yang semakin membesar, terlihatnya gerakan bayi saat di USG semakin meyakinkan dia
bahwa bayinya ada dan dia sedang hamil (Widatiningsih, 2017).
Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak konfirmasi
konsepsi hingga awal persalinan (Marmi, 2017, p. 9). Tujuan utama antenatal adalah untuk
memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina
hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat
mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan Pendidikan. Asuhan antenatal
penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjala normal selama kehamilan
(Marmi, 2017).
B. Rumusan masalah
Bagaimana aplikasi asuhan kehamilan fisiologis trimester II secara holistik di Puskesmas
Banjarsari Kabupaten Temanggung ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara nyata dan mengembangkan pola pikir ilmiah dalam
memberikan asuhan kebidanan pada kasus kehamilan melalui penerapan manajemen
kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan dengan
menerapkan manajemen kebidanan khusus pada ibu hamil.
b. Sebagai dasar pengetahuan, ketrampilan, perilaku untuk mengembangkan profesionalisme
dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil.
c. Mengaplikasikan teori-teori dan ketrampilan yang penulis peroleh selama mengikuti
perkuliahan di kelas dan laboratorium klinik kebidanan.
d. Mampu menggambarkan dan melakukan pengkajian berupa data subyektif yang didapat
dari Ny. N ibu hamil trimester II.
e. Mampu menggambarkan dan melakukan pengkajian berupa data obyektif yang didapat
dari Ny. N ibu hamil trimester II.
f.Mampu menegakkan diagnosis berdasarkan data subjektif dan data objektif
dalam assesment pada Ny. N ibu hamil trimester II.
g. Menyusun perencanaan, implementasi, dan mengevaluasi respon ibu
terhadap tindakan dan asuhan yang telah diberikan Ny. N ibu hamil trimester II.
h. Mendokumentasikan hasil tindakan asuhan dalam bentuk catatan SOAP.
D. Ruang Lingkup
Dalam membuat laporan ini penulis hanya membahas tentang Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Trimester II Pada Ny. N Usia 20 Tahun G 1P0A0 Usia Kehamilan 25 minggu di Puskesmas
Banjarsari.
E. Manfaat
1. Bagi Pasien
Pasien mendapatkan asuhan kebidanan kehamilan fisiologis secara holistik
Pasien dapat mengetahui pentingnya ibu hamil melakukan ANC rutin
2. Bagi Petugas kesehatan
Bidan dan mahasiswa kebidanan mampu menerapkan asuhan berdasarkan teori dan evidence
based.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi dapat menjadikan laporan ini sebagai bahan referensi
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Uterus
Rahim yang awalnya berukuran sekitar 30 gram mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang signifikan, sehingga pada masa kehamilan beratnya bisa
mencapai 1000 gram. Perubahan serviks menjadi begitu panjang dan elastis
sehingga dua jari saling bersentuhan selama pemeriksaan internal. Kelembutan
pulau itu disebut hackermark. (Syaiful & Lilis Fatmawati, 2019)
2. Ovarium
Plasenta mulai menggantikan corpus luteum gravidatum dan berkembang penuh
pada usia kehamilan 10-16 minggu. (Widatiningsih, 2017)
3. Vagina & vulva
Peningkatan aliran darah, yang pada gilirannya meningkatkan sensitivitas, yang
meningkatkan hasrat dan gairah seksual, terutama selama trimester kedua
kehamilan. Pembengkakan dan varises pada vagina dapat disebabkan oleh
peningkatan kontraksi dengan sisa pembuluh darah dan rahim. (Marmi, 2017)
4. Payudara
Selama trimester pertama dan kedua, ukuran payudara meningkat pesat.
Hormon luteal dan plasenta merangsang proliferasi duktus laktiferus dan
jaringan alveolar-lapular. (Marmi, 2017)
5. Sistem respirasi
Pada kehamilan lanjut,ibu cenderung menggunakan pernapasan dada daripada
pernapasan perut/abdominal.Hal ini disebabkan oleh tekanan ke arah diafragma
akibat pembesaran rahim. (Widatiningsih, 2017)
6. Sistem pemcernaan
Pada akhir TM II, nafsu makan meningkat sebagai respon terhadap peningkatan
metabolisme.Peningkatan progesteron menyebabkan absorbsi air meningkat
dikolon sehingga menyebabkan konstipasi,selain itu konstipasi dapat pula
karena hipoperistaltik ataupun penekanan dan penggeseran usus oleh
pembesaran uterus. (Widatiningsih, 2017)
7. Sistem kardiovaskuler
Selama kehamilan,jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya
atau biasa disebut sebagai cruah jantung meningkat 30-50%. Peningkatan ini
mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 16-28 minggu. Selama trimester kedua biasanya tekanan darah
menurun tetapi akan kembali normal pada trimester ketiga. (Sulistyawati, 2013)
8. Metabolisme
Vasodilatasi perifer dan peningkatan aktivitas kelenjar keringat membantu
mengeluarkan kelebihan panas akibat peningkatan BMR selama
hamil.Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi.Kalori yang
dibutuhkan untuk ini terutama diperoleh dari pembakaran zat arang,khususnya
sesudah kehamilan 5 bulan ke atas. (Widatiningsih, 2017)
9. Sistem kekebalan tubuh
Kadar serum Ig A dan Ig M meningkat selama kehamilan karena adanya
peningkatan resiko infeksi. (Marmi, 2017)
10. Sistem integumen
Perubahan sistem integumen sangat bervariasi tergantung pada ras.Perubahan
yang terjadi disebabkan oleh hormonal dan peregangan mekanik.
(Widatiningsih, 2017)
11. Berat badan
Pada trimester I dan II pertumbuhan terjadi terutama pada jaringan ibu.Pola
kenaikan berat badan pada trimester selanjutnya yang dianjurkan adalah kurang
lebih0,4/minggu untuk ibu dengan IMT normal. (Widatiningsih, 2017)
1. Hipertensi Gestasional
Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita hipertensi
sebelum hamil atau disebut pre eklamsia tidak murni.Hipertensi dalam
kehamilan sering dijumpai dalam klinis, yang terpenting adalah menegakkan
diagnosis seawal mungkin.Menurut WHO hipertensi dalam kehamilan yaitu
apabila tekanan sistol <140 atau tekanan diastol<90 mmHG.Kenaikan tekanan
sistolik <15 mmhg dibandingkan tekanan darah sebelum hamil atau pada
trimester pertama kehamilan.
2. Perdarahan per vaginam
Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut disebut juga dengan perdarahan
antepartum atau Haemorrhage Antepartum (HAP) yaitu perdarahan dari jalan
lahir setelah kehamilan 22 minggu.Frekuensi HAP 3 % dari semua persalinan.
peningkatan beban tubuh pada tulang belakang dan otot punggung (Herawati et al.,
2022). Nyeri punggung bawah yang sering dijumpai pada ibu hamil ketika
diperkirakan sekitar 70% ibu hamil yang mengeluhkan nyeri pada punggung bagian
bawah akan berlangsung hingga proses persalinan dan masa postpartum (Bryndal et
al., 2020). Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Rahayu, 2017), didapatkan
hasil bahwa sesudah pemakaian korset hamil terhadap nyeri punggung ibu hamil
dengan uji Wilcoxon diketahui p value = 0.006 yaitu terdapat pengaruh pemakaian
bengkung terhadap nyeri punggung ibu hamil. Upaya yang sudah dilakukan untuk
mengurangi rasa nyeri pada punggung ibu hamil yaitu dengan menggunakan sabuk
dukungan kehamilan yang mempunyai fungsi efektif untuk mengurangi nyeri dalam
studi kasus di Amerika Serikat. Pemakaian penyangga peut berupa sabuk yang kuat
yang terpasang sampai panggul dan rata mengikuti bentuk pinggang bertujuan
untuk membetasi gerak pinggang dan meningkatkan otot perut sehingga menjaga
(Sarietal.,2022).
aman, murah dan terapi yang mudah dilakukan untuk mengurangi nyeri punggung
ibu hamil dan sering direkomendasikan oleh dokter spesialis kandungan untuk
digunakan ibu hamil dengan keluhan nyeri punggung (Quintero Rodriguez &
Troynikov, 2019).
Pelayanan Kesehatan pada Ibu
Hamil
Apotik
II. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
6) Suku bangsa
Ras, etnis, dan keturunann harus diidentifikasi dalam
rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada
klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang
memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi
pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian
diidentifikasi, wanita tersebut diwajibkan menjalani
skrining genetik. (Marmi, 2011)
7) Alamat
Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih
memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk
mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan. (Marmi,
2011)
A. DATA SUBYEKTIF
1. Anamnesa umum:
a. Alasan Datang
Hal-hal yang mendasari kedatangan ibu hamil sesuai dengan
ungkapan ibu. Jika alasannya jelas maka asuhan yang
diberikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien.
(Widatiningsih, 2017)
b. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat
bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai
dengan yang diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga
sejak kapan hal tersebut dikeluhkan oleh klien.
(Sulistyawati, 2013)
Masalah/kekhawatiran utama yang dikeluhkan ibu biasanya
mengenai ketidaknyamanan yang dialami akibat kehamilan.
Pada TM II ibu dapat mengeluh hiperpigmentasi, pusing,
pingsan, mual, keringat dingin, pucat bila dalam posisi
terlentang, konstipasi, perut kembung, varises, sakit kepala,
dan nyeri pada ligamen rotundum (lipat paha).
(Widatiningsih, 2017, p. 164)
c. Riwayat Kesehatan
Tanyakan kepada klien penyakit apa yang pernah diderita.
Apabila klien pernah menderita penyakit keturunan, maka
ada kemungkinan janin yang ada dalam kandungannya
tersebut berisiko menderita penyakit yang sama. Tanyakan
kepada klien penyakit apa yang sedang diderita sekarang,
apakah pernah dirawat, berapa lama dirawat, dan dengan
penyakit apa dirawat. (Marmi, 2011)
a. Sistem kardiovaskuler
1) Penyakit Jantung
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian
maternal ketiga dan penyebab utama kematian dalam
penyebab kematian maternal nonobstetrik. Penyakit
jantung terjadi pada I - 4 % dari kehamilan pada
perempuan-perempuan yang tanpa geiala kelainan
janrung sebelumnya. Keadaan-keadaan tersebut
membuat dokter harus waspada akan kesulitan-
kesulitan yang dapat timbul ketika mereka hamil.
Beberapa penyakit jantung dan pembuluh darah,
seperti emboli paru, aritmia, preeklampsia, dan
kardiomiopati peripartal terjadi sebagai komplikasi
keharnilan pada perempuan yang sehat sebelum
hamil.
Di negara yang sedang berkembang, penyakit
jantung rematik masih endemik, sehingga kejadian
penyakit jantung katup masih banyak dijumpai dan
merupakan masalah. Penyakit jantung rematik
merupakan penyebab utama dari penyakit jantung
katup selain penyebab bawaan. Bila memungkinkan,
perempuan dengan kelainan jantung sebelum
merencanakan kehamilan perlu melakukan konsultasi
tentang risiko dalam kehamilan. (Prawirohardjo,
2014)
2) Hipertensi
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta
mendapat aliran darah dari cabang-cabang arteri
uterina dan arteria ovarika. Kedua pembuluh darah
tersebut menembus miometrium berupa arteri
arkuarta dan arteri arkuarta memberi cabang arteria
radialis. Arteria radialis menembus endometrium
menjadi arteri basalis dan arteri basalis memberi
cabang arteria spiralis. (Prawirohardjo, 2014)
Pada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas,
terjadi invasi rrofoblas ke dalam Iapisan otot arteria
spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot
tersebur sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi
trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri
spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur
dan memudahkan iumen arteri spiralis mengalami
distensi dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi lumen
arteri spiralis ini memberi dampak penunrnan
tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan
peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta.
Akibatnya, aliran darah ke janin cukup banyak dan
perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat
menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini
dinamakan "remodeling arteri spiralis".
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi
sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan
jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arreri
spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen
arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami
distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis
relatif mengalami vasokonstriksi, dan terjadi
kegagalan "remodeling arteri spiralis", sehingga
aliran darah uteroplasenta menunrn, dan terjadilah
hipoksia dan iskemia plasenta. Dampak iskemia
plasenta akan menimbulkan perubahan-perubahan
yang dapar. menjelaskan patogenesis HDK
selanjutnya.
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15%
penyulit kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan
dapat dialami semua lapisan ibu hamil.
(Prawirohardjo, 2014)
3) Anemia
Anemia yang disebabkan oleh kondisi apapun
(termasuk thalasemia, sickle cell, maupun defisiensi)
mengakibatkan penurunan kapasitas pengikatan
oksigen oleh darah sehingga jantung berusaha
mengkompensasinya dengan meningkatkan COP
yang mengakibatkan meningkatnya beban kerja
jantung. Jika keadaan ini disertai dengan kondisi
seperti pre eklamsia, maka dapat berakibat gagal
jantung. Pengaruh anemia berat pada kehamilan
antara lain dapat IUFD, lahir prematur, IUGR, ibu
mudah terinfeksi serta berisiko dekompensasi
jantung. (Widatiningsih,dkk., 2017:84)
b. Sistem Pernafasan
a) Asma
Wanita yang memiliki riwayat asma berat sebelum
hamil terbukti akan terus mengalaminya dan
menjadi semakin buruk selama masa hamil. asma
dihubungkan dengan peningkatan angka kematian
perinatal, hipertensi gravidarum, pelahiran preterm,
hipertensi kronis, preeklamsia, bayi berat lahir
rendah, dan perdarahan pervaginam
(Prawirohardjo, 2014)
b) TBC
Pada kehamilan pada infeksi TBC resiko
prematuritas, IUGR dan berat badan lahir rendah
meningkat, serta resiko kematian perinatal
meeningkat 6x lipaat. Keadaan ini terjadi akibat
diagnosa yang terlambat, pengobatan yaang tidak
teratur dan derajat keparahan lesi di paru. Infeksi
TBC dapat menginfeksi janin yang dapat
menyebabkan tuberculosis conginetal.
(Prawirohardjo, 2014)
c. Sistem Endokrin
a) Diabetes Melitus
Ibu hamil penderita diabetes mellitus yang tidak
terkontrol dengan baik akan meningkatkan risiko
terjadinya keguguran atau bayi lahir mati. Bila
diagnosis diabetes meliitus sudah dapat ditegakkan
sebelum kehamilan, tetapi tidak terkontrol dengan
baik, maka janin berisiko mempunyai kelainan
kongenital.
Kadar glukosa yang meningkat pada ibu han-ril
sering menimbulkan dampak yang kurang baik
terhadap bayi yang dikandungnya. Bayi yang lahir
dari ibu dengan DM biasanya lebih besar, dan bisa
terjadi juga pembesaran dari organ-organnya
(hepar, kelenjar adrenal, jantung). Segera setelah
lahir, bayi dapat mengalami hipoglikemia karena
produksi insulin janin yang meningkat, sebagai
reaksi terhadap kadar glukosa ibu yang tinggi.
(Prawirohardjo, 2014)
b. Hipotiroid
Keadaan hipotiroid dihubungkan dengan
meningkatnya kejadian keguguran. (Prawirohardjo,
2014)
c. Hepatitis B
Kehamilan tidak akan memperberat infeksi virus
hepatitis, akan tetapi jika terjadi infeksi akut pada
kehamilan bisa menimbulkan mortalitas tinggi pada
ibu dan bayi. Pada ibu dapat menimbulkan abortus
(Prawirohardjo, 2014)
d. Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan kepada klien apakah mempunyai keluarga yang
saat ini sedang menderita penyakit menular. Apabila klien
mempunyai keluarga yang sedang menderita penyakit
menular, sebaiknya bidan menyarankan kepada kliennya
untuk menghindari secara langsung atau tidak langsung
bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut untuk
sementara waktu agar tidak menular pada ibu hamil dan
janinnya. Berikan pengertian terhadap keluarga yang sedang
sakit tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman. Tanyakan
kepada klien apakah mempunyai penyakit keturunan. Hal ini
diperlukan untuk mendiagnosa apakah si janin
berkemungkinan akan menderita penyakit tersebut atau
tidak. (Marmi, 2011)
e. Riwayat haid
1. Menarche (usia pertama datang haid)
Usia wanita pertama haid bervariasi, antara 12-16 tahun.
Hai ini dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi,
bangsa, lingkungan, iklim dan keadaan umum.
2. Siklus
Siklus haid terhitung mulai hari pertama haid hingga
hari pertama haid berikutnya, siklus haid perlu
ditanyakan untuk mengetahui apakah klien mempunyai
kelainan siklus haid atau tidak. Siklus normal haid
biasanya adalah 28 hari.
3. Lamanya
Lamanya haid yang normal adalah +-7 hari. Apabila
sudah mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan
kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit yang
mempengaruhinya.
4. Banyaknya
Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari.
Apabila darahnya terlalu berlebih, itu berarti telah
menunjukkan gejala kelainan banyaknya darah haid.
5. Dismenorhoe (nyeri haid)
Nyeri haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah
klien menderitanya atau tidak di tuap haidnya. Nyeri
haid juga menjadi tanda bahwa kontraksi uterus klien
begitu hebat sehingga menumbilkan nyeri haid.
(Widatiningsih, 2017)
f. Riwayat kehamilan sekarang
1. HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
Bida ingin mengetahui tanggal hari pertama dari
menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan kapam
kira-kira sang bayi akan dilahirkan.
2. TP (Taksiran Persalinan)
Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya
membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran yang
disebut taksiran partus di beberapa tempat. EDD
ditentukan dengan perhitungan internasional menurut
hukum Naegele. Perhitungan dilakukan dengan
menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada hari pertama haid
terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan
3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
3. Kehamilan yang ke-
Jumlah kehamilan ibu perlu ditanyakan karena
terdapatnya perbedaan perawatan antara ibu yang baru
pertama hamil dengan ibu yang sudah beberapa kali
hamil, apabila ibu tersebut baru pertama kali hamil
otomatis perlu perhatian ekstra pada kehamilannya.
(Widatiningsih, 2017)
g. Tentang kehamilan yang lalu, yang meliputi:
1. Jumlah kehamilan
Ditanyakan untuk mengetahui seberapa besar
pengalaman klien tentang kehamilan.
2. Jumlah anak yang hidup
Untuk mengetahui pernah tidaknya klien mengalami
keguguran, apabila pernah maka pada kehamilan
berikutnya akan berisiko mengalami keguguran
kembali. Serta apabila jumlah anak yang hidup hanya
sedikit dari kehamilan yang banyak, berarti
kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat
diinginkan.
3. Jumlah kelahiran prematur
Untuk mengidentifikasi apabila pernah mengalami
kelahiran prematur sebelumnya maka dapat
menimbulkan risiko persalinan prematur berikutnya.
4. Jumlah keguguran
Apabila pernah mengalami keguguran dalam riwayat
persalinan sebelumnya akan berisiko untuk mengalami
keguguran pada kehamilan berikutnya.
5. Riwayat perdarahan pada persalinan atau
pascapersalinan
Perdarahan antepartum dan intrapartum cenderung dapat
berulang pada kehamilan berikutnya.
6. Kehamilan dengan tekanan darah tinggi
Untuk mendiagnosis apakah klien berisiko mengalami
preeklamsi/eklamsi yang tanda dan gejalanya
merupakan tingginya tekanan tensi darah klien saat
hamil.
7. Berat bayi <2,5 atau 4 kg
Berat lahir sangat penting untuk mengidentifikasi
apakah bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi besar
untuk masa kehamilan, suatu kondisi yang biasanya
berulang.
8. Masalah lain
Setiap komplikasi yang terkait dengan kehamilan harus
diketahui sehingga dapat dilakukan antisipasi terhadap
komplikasi berulang.
(Widatiningsih, 2017)
h. Riwayat KB
Tanyakan kepada klien metode KB apa yang swlama ini ia
gunakan. Tanyakan kepada klien berapa lama ia telah
menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Tanyakan kepada
klien apakah ia mempunyai masalah saat menggunakan alat
kontrasepsi tersebut. Apabila klien mengatakan bahwa
kehamilannya saat ini dikarenakan kegagalan alat
kontrasepsi, berikan pandangan-pandangan klien terhadap
alat kontrasepsi lain. (Marmi, 2011)
i. Pola kebiasaan sehari- hari
1. Pola Nutrisi
Anjurkan klien mengkonsumsi makan yang
mengandung zat vesi, asam folat, kalori, protein,
vitamin, dan garam mineral. Porsi makan yang terlalu
besar kadang bisa membuat ibu hamil mual, terutama
pada kehamilan muda. Anjurkan klien untuk makan
dengan porsi sedikit namun sering. Tanyakan apakah
klien mempunyai pantangan dalam hal makanan.
(Rukiyah, 2013)
2. Pola Eliminasi
Tanyakan kepada klien, apakah BAB nya teratur. Apa
warna fesesmya, normalnya feses berwarna kuning
kecoklatan, coklat muda. Apakah ada masalah dalam
eliminasi feses.
Tanyakan kepada klien seberapa sering ia berkemih
dalam sehari. Tanyakan bagaimana warna urin klien.
Normalnya urine berwarna bening. Tanyakan kepada
klien bagaimana bau urinnya. Bau urin normal seperti
bau amonia. (Widatiningsih, 2017)
Trimester II: frekuensi BAK normal kembali karena
uterus telah keluar dari rongga panggul (Widatiningsih,
2017).
3. Pola Aktivitas
Tanyakan bagaimana pola aktivitas klien. Beri anjuran
kepada klien untuk menghindari mengangkat beban
berat, kelelahan, latihan yang berlebihan dan oleh raga
berat. Anjurkan klien untuk melakukan senam hamil.
Aktivitas harus dibatasi bila didapatkan penyulit karena
dapat mengakibatkan persalinan prematur, KPD, dan
sebagainya. (Widatiningsih, 2017)
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum (Widatiningsih, 2017)
a. Keadaan Umum: Keadaan umum dikatakan baik jika pasien
memperlihatkan respons yang adekuat terhadap stimulasi
lilngkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien tidak
mengalami kelemahan. Klien dimasukkan dalam kriteria
lemah ini jika ia kurang atau tidak memberikan respons yang
baik terhadap lingkungan dan orang lain, dan pasien sudah
tidak mampu lagi untuk berjalan sendiri.
b. Kesadaran: Composmentis yaitu kesadaran nornal, sadar
sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang
keadaan sekelilingnya
c. Tanda vital:
1) Tekanan darah
Penentuan tekanan darah sangat penting pada masa
hamil karena peningkatan TD dapat membahayakan
kehidupan ibu dan bayi. Kondisi ini menetap sepanjang
trimester kedua dan kemudian kembali ke TD sebelum
hamil. (Marmi, 2011)
2) Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama
hamil,tetapi jarang melebihi 100 denyut permenit
(dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut nadi lebih
dari 100 dpm. Periksa adanya eksoflatmia dan
hiperrefleksia yang menyerai. (Marmi, 2011)
3) Suhu
Peningkatan suhu menunjukkan proses infeksi atau
dehidrasi. (Widatiningsih, 2017)
4) Respirasi
Wanita hamil bernapas lebih cepat dan lebih dalam
karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin
dan untuk dirinya. (Widatiningsih, 2017)
d. Tinggi badan. Ibu hamil dengan tinggi badannya kurang dari
145 cm terlebih pada kehamilan pertama, tergolong risiko
tinggi karena kemungkinan besar memiliki panggul yang
sempit.
e. Berat badan sebelum hamil dan sekarang. Berat badan
ditimbang pada kunjungan awal, dapat digunakan untuk
menghitung indeks massa tubuh mengingat belum terjadi
peningkatan BB yang berarti pada saat ini. Namun jika ibu
mengetahui persis BBnya sebelum hamil maka digunakan
BB yang telah diketahui tersebut.
f. Indeks massa tubuh. Cara yang dipakai untuk menentukan
kesesuaian berat badan berdasarkan tinggi badan adalah
dengan menggunakan indeks massa tubuh dengan rumus BB
(dalam kg) dibagi TB kuadrat (dalam meter).
g. LILA = Standar minimal untuk ukuran Lingkar Lengan Atas
pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5 cm.
jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka tergolong risiko
terhadap kurang energi kronis (KEK).
2. Pemeriksaan Fisik
a. Status present (Widatiningsih, 2017)
Kepala : Mesocephal, kulit kepala tidak menunjukkan adanya
kelainan kulit, rambut yang tidak mudah rontok
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak edema
Kelopak mata : Kelopak mata tidak cekung, tidak edema
Konjungtiva : Merah muda, dengan sklera putih
Hidung : Tidak ada massa, edema mukosa, sekeresi (lendir/darah)
tidak ditemukan gerak cuping hidung pada pernafasan
Mulut : Bibir simetris, lidah dan mukosa mulut tidak ada
sianosis
Telinga : Simetris, tidak ada sekresi, tidak gangguan pendengaran
maupun tanda infeksi
Leher : Tidak nyeri pada pergerakan, pembengkakan kelenjar
tiroid, pembesaran kelenjar llimfe
Dada : Simetris, tidak ada retraksi otot interkostal, batuk.
Axilla : Tidak ada nyeri, pembesaran kelenjar limfe
Payudara : Teraba tegang, tidak ditemukan nyeri tekan, massa
abnomal
Abdomen : Tidak ada kembung, bekas luka operasi mungkin
ditemukan atau tidak, massa abnormal, nyeri tekan
Kulit : Turgor/elastisitas kulit baik
Punggung : Tidak ada nyeri pergerakan, skoliosis, lordosis, kifosis,
nyeri costo vertebral
Vesika urin : Mungkin penuh/kosong, tidak ada nyeri tekan
Genitalia : Tidak ada lecet/memar, lesi lain, edema vulva, abses,
varises mungkin ditemukan atau tidak, tidak ada
pengeluaran pervaginam (PPV)
Anus : Hemoroid mungkin ada atau tidak. Kehamilan
menyebabkan vasodilatasi karena efek hoemonal
sehingga mungkin saja ditemukan hemoroid pada
wanita yang semula tidak ada hemoroid
Ekstremitas : Atas: simetris, berfungsi normal, tidak ada bekas
tusukan jarum, tidak ada edema, sianosis bawah kuku,
capillary refill <2 detik
Bawah: simetris, berfungsi normal, tidak ada edema
sianosis, capollary refill <2 detik, normalnya bervariasi
dari 1+/1+ hingga 2+/2+
C. ANALISA
1. Diagnosis Kebidanan
Diagnosis Kebidanan adalah kesimpulan hasil analisis data
yang diperoleh dari pengkajian secara akurat dan logis yang
dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan. (Marmi, 2011)
Ny….(inisial nama untuk menjaga privasi) usia (20-35 tahun)
G ≤ 4 P ≤ 3 A 0 hamil (13-24 minggu)
2. Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman
klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai
diagnosis. Serta berdasarkan keluhan yang menyertai setelah
diperiksa.
3. Diagnosa Potensial
Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang
sudah diidentifikasikan. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan
waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah
potensial ini benar-benar terjadi.
4. Kebutuhan Tindakan Segera
Hal ini dilakukan bidan setelah bidan menetapkan kebutuhan
terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, dan kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberikan informasi hasil pemeriksaan pada ibu saat ANC,
kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan atau asuhan dalam
hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta
kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi
informasi bagi ibu dan petugas kesehatan.
2. Penatalaksanaan keluhan pada ibu sesuai dengan keluhan
utama.
3. Memberikan suplemen Fe atau terapi lainnya sesuai dengan
kebutuhan ibu atau keluhan ibu saat ANC, misal diberi Fe
untuk meningkatkan Hb ibu.
4. Menganjurkan kunjungan ulang 1 bulan lagi/jika ada keluhan
untuk memantau perkembangan kesehatan ibu dan
kehamilannya.
5. Mendokumentasikan data serta hasil pemeriksaan ibu hamil
pada buku KIA dan buku register ibu hamil.
Terdapat beberapa keterampilan yang harus dimiliki bidan
dalam praktik asuhan kebidanan kehamilan menurut (Permenkes
No. 320, 2020), yaitu:
1. Pemeriksaan tanda–tanda kehamilan
2. Tes Kehamilan
3. Pemeriksaan fisik terfokus pada ibu hamil
4. Inspeksi abdomen
5. Penilaian pembesaran uterus normal selama kehamilan
6. Melakukan Palpasi Abdomen dalam pemeriksaan kehamilan
7. Mengidentifikasi masalah pada payudara pada masa hamil
8. Perawatan payudara
9. Pemeriksaan denyut jantung janin stetoskop dan doppler
10. Pemeriksaan perkusi pada ekstremitas
11. Penghitungan usia kehamilan
12. Periksa dalam saat hamil
13. Identifikasi status TT
14. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid sesuai program
15. Penghitungan tafsiran berat janin
16. Mengisi buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
17. Pemberian suplemen vitamin dan mineral
18. Identifikasi masalah gizi pada ibu hamil
19. Penentuan status gizi ibu hamil
20. Edukasi nutrisi pada ibu hamil
21. Memfasilitasi senam hamil
22. Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil Kurang Energi
Kronik (KEK)
23. Konseling adaptasi kehamilan
24. Konseling Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan
Komplikasi
25. Konseling Keluarga Berencana
26. Pemberian pendidikan kesehatan pada perempuan, keluarga dan
masyarakat tentang perkembangan kehamilan, gejala dan tanda
bahaya serta tindakan yang dilakukan ketika terdapat tanda
bahaya
27. Pemberian pendidikan kesehatan pada Ibu dan keluarga untuk
persiapan persalinan dan kelahiran.
28. Penggunaan Cardiotocography (CTG)
29. Interprestasi hasil Cardiotocography (CTG)
30. Amniosintesis
31. Edukasi hasil pemeriksaan penunjang pada masa hamil
32. Skrining kehamilan risiko tinggi
33. Konseling pada ibu hamil yang berisiko
34. KIE Tanda Bahaya Kehamilan
35. KIE Kehamilan Remaja
36. Identifikasi kehamilan dengan kelainan
37. Tatalaksana awal pada ibu hamil dengan penyakit sistemik
38. Tatalaksana pada ibu hamil dengan penyakit infeksi
39. Tatalaksana pada kehamilan dengan penyulit obstetrik
(hiperemesis gravidarum, hipertensi, infeksi)
40. Tatalaksana awal kasus kegawatdaruratan pada kehamilan
(Kehamilan Ektopik Terganggu,Mola Hidatidosa, Abortus
Imminen, Solutio Placenta, Placenta Previa, preeklamsi, kejang,
henti nafas, penurunan kesadaran, syok, henti jantung).
41. Skrining gangguan psikologis ibu hamil
42. Tatalaksana gangguan psikologis pada ibu hamil
43. Pemberian suplemen vitamin dan mineral
44. Tatalaksana awal kelainan letak, presentasi dan kehamilan
ganda
45. Tatalaksana tokolisis
46. Fasilitasi Kelas Ibu Hamil
47. Tata Laksana dengan korban kekerasan fisik dan seksual
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS
PADA NY. N UMUR 20 TAHUN G1P0A0,
UMUR KEHAMILAN 25 MINGGU
DI PUSKESMAS BANJARSARI KABUPATEN TEMANGGUNG
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 3 Oktober 2023
Waktu : Jam 09.00 WIB
Tempat : Ruang KIA Puskesmas Banjarsari
II. BIOADATA
Nama Ibu : Ny. N Nama Suami : Tn. D
Umur : 20 tahun Umur : 25 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Katekan 2/1 Alamat : Katekan 2/1
4. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun Lama : 5-7 hari
Nyeri Haid : hari ke 1-2 Leukhorea : tidak ada
Siklus : 28 hari Banyaknya : Hari pertama ganti pembalut 3-4
Warna darah : merah kali/ hari penuh
Hari kedua ganti pembalut 5-6
kali/hari setengah pembalut
Hari ke 7 ganti pembalut 2kali
bercak kecoklatan
Kondisi
Thn Kehamilan Persalinan Nifas
anak
ANC Masalah UK Jenis Penolong L/P Penyulit
(ya/tdk) persalinan BB/
PB
Hamil ini
d. Riwayat perkawinan
Status nikah : Sah
Lama nikah : 1 tahun
Umur pertama nikah : 19 tahun
Menikah ke : 1 (satu)
e. Riwayat kontrasepsi yang digunakan
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis
apapun.
f. Pola kebutuhan dasar sehari-hari
a. Pola nutrisi
Makan
Sebelum hamil Saat hamil
Frekuensi : 3x/hari 3x/hari
Jenis : nasi, lauk, sayur nasi, sayur, lauk, buah
Porsi : 1 piring 1 piring
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
Minum
Sebelum hamil Saat hamil
Frekuensi : 5-6 gelas/hari 7-8 gelas/hari
Jenis : air putih, teh air putih, susu
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
b. Pola eliminasi
BAB
Sebelum hamil Saat hamil
Frekuensi : 1x/hari 1x/hari kadang 2-3 hari
sekali
Warna : kuning khas feses kuning kadang hitam
Konsistensi : lunak lunak, keras
Keluhan : tidak ada kadang sembelit
BAK
Sebelum hamil Saat hamil
Frekuensi : 4-5 x/hari 6-7 x/hari
Warna : kuning jernih kuning jernih
Konsistensi : cair cair
Keluhan : tidak ada tidak ada
c. Pola istirahat
Tidur siang
Sebelum hamil Saat hamil
Lama : tidak pernah ½ -1 jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur malam
Lama : 6-8 jam/hari 6-8 jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
d. Pola aktifitas
Dalam melakukan kegiatan sehari-hari (kegiatan rumah tangga) ibu
dibantu oleh keluarga.
e. Personal hyegiene
Sebelum hamil Saat hamil
Mandi : 2x/hari 2x/hari
Gosok gigi : 2x/hari 2x/hari
Ganti pakaian : 1x/hari 1x/hari
Mencuci rambut : 2x/minggu 2x/minggu
f. Pola sexual
Sebelum hamil Saat hamil
Frekuensi : 2-3x/miggu 1x/minggu kadang tidak
melakukan
Keluhan : tidak ada kadang ada rasa tidak ingin
melakukan
g. Riwayat Psikososial Spiritual
1) Riwayat Perkawinan
a) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 19 tahun.
b) Pernikahan ini yang ke 1, secara sah, lamanya 1 tahun
c) Hubungan dengan suami : baik
2) Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini :
Ibu mengatakan bahwa suami dan keluarga besarnya sangat senang
atas kehamilannya dan sangat mengharapkannya. Keluarga sangat
mendukung dalam proses kehamilannya.
3) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) :
Ibu mengatakan saat ada masalah, ibu bercerita dan memusyawarah
kan kepada suami dan keluarga
a) Ibu tinggal serumah dengan:
Ibu mengatakan tinggal bersama suami dan mertua
b) Pengambil keputusan utama dalam keluarga :
Ibu mengatakan segala keputusan di pegang oleh bapak mertua
yang terlebih dahulu di musyawarahkan. Dalam kondisi
emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
d) Orang terdekat ibu :
Ibu mengatakan orang terdekat saat ini ialah suami dan keluarga
e) Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC :
Ibu mengatakan saat periksa selalu dianter oleh suaminya
f) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan :
Ibu mengatakan didalam masyarakat sekitar rumahnya tidak ada
keyakinan adat istiadat tertentu.
g) Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan :
Ibu mengatakan rencana untuk persalinan di puskesmas
h) Penghasilan perbulan
Ibu mengatakan penghasilan perbulan cukup untuk memenuhi
kebutuhan pokok setiap hari dan biaya persalinan
i) Praktik agama yang berhubungan dengan kehamilan :
Kebiasaan puasa/apakah ibu berpuasa selama hamil ini?
Ibu mengatakan selama hamil ini ibu tidak melakukan puasa
baik yang wajib maupun yang sunnah
Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan
Ibu mengatakan dapat menerima segala bentuk pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh nakes wanita atau pria.
j) Tingkat pengetahuan ibu
Hal-hal yang sudah diketahui ibu
Ibu sudah mengetahui periksa kehamilan harus rutin sesuai
anjuran nakes, ibu sudah mengetahui cara minum tablet Fe
Hal-hal yang ingin ibu ketahui
Ibu ingin mengetahui tentang cara mengurangi nyeri
punggung bawah dan seksualitas selama kehamilan.
4) Pola kebiasaan hidup sehat
Ibu selalu menjaga kebersihan diri (personal hyegien), membuang
sampah ditempatnya terbiasa mencuci tangan, ibu sudah memiliki
jamban sehat dan makan makanan dengan gizi seimbang.
5) Tingkat pengetahuan (tentang kehamilan, persalinan dan
menyusui)
Ibu sudah mengetahui sedikit tentang kehamilan, ibu belum
mengetahui hal tentang persalinan dan menyusui karena ini adalah
kehamilan pertama ibu.
6) Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu,
miuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu atau pun
minum minuman beralkohol.
4. Pemeriksaan fisik
Kepala : Mesochepal, warna rambut hitam, bersih,tidak mudah
rontok
Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tidak terdapat
gangguan penglihatan
Muka : Tidak ada chloasma gravidarum, tidak ada edemaa pada
muka
Hitung : Bersih, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak
terdapat polip
Mulut : Tidak ada caries gigi, mulut dan lidah bersih, bibir
lembab,
tidak sianosis, tidak ada perdarahan gusi
Telinga : Bersih, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada masa
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran
kelenjar
limfe dan pembesaran vena jugularis.
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, denyut jantung teratur,
tidak
ada wheezing, Payudara :ukuran, simetris, puting
payudara menonjol, tidak ada masa.
Abdomen : Simetris, tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri
tekan,
tidak ada massa, tidak ada hernia, pembesaran hati
maupun kelenjar getah bening
Genetalia : Tidak ada nanah, tidak bengkak, tidak ada masa atau
kista,
tidak ada cairan atau darah, tidak ada luka atau lesi.
Anus : Bersih, tidak ada hemoroid.
Ekstremitas : Atas : Tidak ada edema, tidak sianosis, Vaskularisasi
perifer baik, fungsi gerak normal.
Bawah : Tidak ada edema, tidak ada varises, tidak ada
kemerahan pada betis, Vaskularisasi perifer
baik, fungsi gerak normal Refleks patella (+
+/++)
5. Pemeriksaan obstetri
Muka : Bentuk ovale, warna kulit sawo matang, tidak ada
cloasma, tidak ada bekas luka/operasi, tidak oedem
Payudara : Simetris, terdapat pembesaran payudara, puting susu
menonjol, aerola ada hiperpigmentasi, tidak ada benjola
yang abnormal
Abdomen : Inspeksi : sudah ada pembesaran perut, tidak ada
bekas operasi, terdapat linea gravidarum, tidak terdapat
streae gravidarum
6. Palpasi abdomen
Leopold I : Teraba satu bagian bulat, besar, lunak, tidak melenting.
TFU :
20 cm
Leopold II : Sebelah kiri: terapa tahanan memanjang seperti papan dan
sebelah kanan : teraba bagian bagian kecil dan menonjol.
Leopold III : Teraba satu bagian bulat, melinting, keras, dan belum
masuk PAP
Leopold IV : Kedua tangan bertemu (konvergen)
Auskultasi : 143 x/menit
Frekuensi : teratur
Tbj : 1.240 gram
7. Pemeriksaan penunjang :
Tidak dilakukan
V. ANALISA
Diagnosa Kebidanan: Ny. N usia 20 tahun G1P0A0, umur kehamilan 25
minggu janin hidup tunggal intra uteri puki, preskep, kepala belum masuk
PAP, hamil fisiologis
Masalah: Nyeri punggung bagian bawah
Kebutuhan segera: Tidak ada
VI. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 3 Oktober 2023 Jam : 09.05 WIB
1. Memberitahukan ibu dan suami hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan
janin dalam keadaan sehat TD : 114/73 mmHg, N : 106 x/mnt, S : 36,8 C,
R : 26 x/mnt.
Hasil : ibu dan suami mengerti bahwa hasil pemeriksaan ibu dan janin
sehat
2. KIE cara ibu dapat mengetahui janin dalam keadaan sehat yaitu dengan
menghitung gerakan janin, janin yang sehat akan bergerak minimal 10 x
dalam waktu 12 jam. Apabila dalam 12 jam gerakan janin kurang dari 10 x
makan segera untuk datang ke tenaga kesehatan.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia untuk memantau kesehatan janin
dirumah dengan menghitung gerkan janin.
3. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai ketidaknyamanan TM II
salah satunya yaitu nyeri punggung bawah yang disebabkan karena
semakin bertambahnya usia kehamilan sehingga perut semakin membesar
dan ibu akan mengalami peningkatan dalam beban tubuhnya. Hal ini
masih wajar apabila tidak terlalu mengganggu aktifitas sehari-hari. Akan
tetapi, untuk mencegah semakin bertambahnya intensitas nyeri maka dapat
dilakukan terapi yaitu dengan melakukan kompres hangat, senam hamil
atau gerakan relaksasi, dan untuk cara yang lebih modern yaitu dengan
mengenakan korset ibu hamil yang bertujuan untuk menyangga perut ibu
sehingga ibu akan lebih nyaman dan nyeri punggung semakin berkurang.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan anjuran bidan
4. Memberikan KIE kepada ibu tentang seksualitas selama kehamilan. Pada
umumnya seksualitas pada kehamilan diperbolehkan jika dilakukan
dengan hati-hati pada akhir kehamilan. Pada TM II gairah seksual
meningkat, jika tidak ada kontraindikasi disarankan untuk modifikasi
posisi dan tidak penetrasi terlalu dalam. Hubungan seksual dihentikan
jika :
Ada tanda infeksi yaitu pengeluaran cairan disertai rasa nyeri dan panas
Terjadi perdarahan saat berhubungan seksual
Terdapat pengeluaran caiaran (air) yang mendadak
Terdapat perlukaan disekitar alat kelamin bagian luar
Sering mengalami keguguran, preterm, IUFD
Posisi hubungan seksual yang terbaik selama kehamilan :
a. Posisi wanita di atas. Posisi ini paling nyaman karena wanita dapat
mengontrol kedalaman penetrasi.
b. Posisi duduk. Posisi ini biasanya pada kehamilan pertengahan atau
lanjut yang tidak memerlukan banyak gerak. Pria duduk dan wanita
duduk.
5. Memberikan multivitamin Fe, Vit C dan Kalk serta menganjurkan ibu
meminum multivitamin secara teratur yaitu minum Fe dan vit C pada
malam hari sebelum tidur 1 tablet untuk mencegah anemia, minum
kalsium laktat pada pagi hari 1 tablet setiap hari untuk pertumbuhan tulang
dan gigi. Serta menyarankan suami untuk mejadi pendamping minum
multivitamin.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia meminum multivitamin secara rutin dan
sesuai petunjuk yang diberikan. Suami bersedia untuk mendampingi dan
mengingatkan ibu dalam minum multivitamin.
6. Memberitahun dan menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu
atau jika ada keluhan
Hasil: ibu bersedia kunjungan ulang
7. Mendokumentasikan tindakan
Hasil: sudah disokumentasikan
CATATAN PERKEMBANGAN
KUNJUNGAN I
O:
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
UK : 29 minggu
TD : 120/69 mmHg
Nadi : 102 x/mnt
BB : 51,8 kg
Palpasi :
Leopold I:
teraba satu bagian bulat, besar, lunak,
tidak melenting. TFU : 27 cm
Leopold II:
sebelah kiri: terapa tahanan memanjang
seperti papan dan sebelah kanan : teraba
bagian bagian kecil dan menonjol.
Leopold III: teraba satu bagian bulat,
melinting, keras, dan belum masuk PAP.
Leopold IV : kedua tangan dapat
bertemu (konvergen)
Djj : 144 x/menit
Tbj : 2.325 gram
Frekuensi : teratur
Inspeksi :
Mata : konjungtiva tidak kelihatan anemi,
sklera tidak ikterik
Muka : tidak oedem
Extremitas : tangan tidak oedem, kaki
oedem, kaki tidak ada varises
A:
Diagnosa Kebidanan :
Ny. N umur 20 tahun, G1P0A0, umur
kehamilan 29 minggu, janin hidup,
tunggal, pungung kiri, presentasi kepala,
sudah masuk panggul, intra uterin, hamil
fisiologis
Masalah :
Tidak ada
Diagnosa Potensial :
Tidak ada
P:
1. Menyampaikan kepada ibu hasil
dari pemeriksaan bahwa kondisi ibu
dan janin dalam keadaan sehat,
Hasil : ibu mengerti dengan
penjelasan yang disampaikan.
2. Menganjurkan kembali kepada ibu
untuk tetap mengenakan korset
hamil jika itu dapat mengurangi
nyeri punggung
Hasil : ibu mengerti dan akan tetap
mengenakan korset hamil untuk
mengurangi nyeri punggung.
3. Menyarankan ibu untuk selalu
menghitung gerakan janin agar
terpantau keadaan janin.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia
setiap hari menghitung gerakan
janin
4. Menyarankan ibu untuk
menerapkan gizi seimbang, antara
lain :
Karbohidrat
Adalah zat gizi makro yang
meliputi gula, pati dan serat.
Gula dan pati merupakan sumber
energi berupa glukosa untuk sel-
sel darah merah, otak, sistem
saraf pusat, placenta dan janin.
Karbohidarat dapat diperoleh
dari nasi, sereal, roti, jagung,
sagu, singkong, ubi jalar.
Protein
Komponen penting untuk
pembentukan sel-sel tubuh,
pengembangan jaringan,
termasuk untuk pembentukan
placenta. Protein yang
dikonsumsi 1/5 nya berasal dari
protein hewani (daging, ikan,
telur, susu, yogurt) dan
selebihnya dari protein nabati
(tahu, tempe, kacang-kacangan).
Lemak
Zat gizi untuk perkembangan
dan petumbuhan janin.
Vitamin dan mineral
Membantu dalam proses
pembelahan dan pembentuka sel
baru.
Vitamin A : untuk
pertumbuhan sel dan jaringan
janin
Vitamin B (tiamin, ribovlavin,
niasin) : untuk metabolisme
energi
Vitamin B6 : membantu
protein untuk membentuk sel-
sel baru
Vitamin C : membantu
penyerapan zat besi
Vitamin D : membantu
penyerapan kalsium
Kalsium:untuk membangun
tulang dan gigi janin. Kebutuhan
kalsium sekitar 1000 miligram,
kalsium dari susu, keju, yoghurt,
ikan sarden atau salmon, dan
bayam
Asam Folat: Asam folat berperan
penting dalam mengurangi risiko
cacat lahir. Kebutuhan asam folat
harian di masa kehamilan adalah
600–800 mikrogram. Sumber
asam folat di antaranya adalah
sayuran hijau, kacang-kacangan,
telur, hati sea food.sapi, buah
jeruk, stroberi, lemon, mangga,
dan tomat.
Zat Besi : Zat besi memiliki
fungsi untuk meningkatkan
volume darah dan mencegah
anemia. Asupan harian yang
ideal di masa kehamilan adalah
27 miligram, contohnya: lobak,
sayuran hijau seperti bayam,
selada, kubis, biji-bijian, roti,
sereal, daging sapi
5. Mengingatkan ibu untuk rutin
mengkonsumsi mutivitamin yang
telah diberikan, mengingatkan
kembali tentang protokol kesehatan,
vaksin ibu hamil dan kunjungan
ulang 1 bulan lagi atau jika ada
keluhan
Hasil : ibu mengerti dan bersedia
melakukan saran-saran yang
diberikan.
BAB IV
PEMBAHASAN