Anda di halaman 1dari 70

ASUHAN KEBIDANA IBU HAMIL NORMAL

PADA NY. F 29 TAHUN G3P2A0 UK 38 MINGGU

DI PMB USWATUN KHASANA DESA JATIMALANG

KEC. ARJOSARI KAB. PACITAN JAWA TIMUR

Dosen Pembimbing : Lutfiana Puspita Sari,SST,.MPH.

Disusun Oleh:
WULAN WAHYUNING TYAS
P27224018 051
D-III Kebidanan Semester V

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEBIDANAN
2020
HALAMAN PENGESAHAN
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitas atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan

menurut kalender Internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimseter, dimana

trimester I berlangsung dalam waktu 12 minggu, trimester II 15 minggu (minggu

ke 13-27) dan trimester III 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)

(Prawirohardjo, 2014). Jadi kehamilan trimester III adalah trimester akhir

kehamilan, pada periode ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 29-40

minggu dan janin berada pada tahap penyempurnaan (Manuaba, 2010).

Kehamilan juga di definisikan sebagai sebuah proses ilmiah yang terjadi

pada seorang wanita yang diawali dengan tahap pembuahan. Proses ini kemudian

akan diikuti oleh perkembangan janin dalam rahim yang dibarengi dengan

berbagai mekanisme sehingga menimbulkan serangkaian perubahan yang terjadi,

baik secara fisik maupun psikologis (Jannah & Widajaka, 2012).

Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormone

progesterone dan estrogen. Adanya ketidakseimbangan ini akan merangsang

lambung sehingga asam lambung menjadi meningkat dan menimbulkan rasa

mual muntah. Bahkan ada yang sampai tidak kuat menjalankan aktifitas sehari-

hari sampai ada yang dirawat di rumah sakit. Pada ibu hamil yang mampu

beradaptasi terhadap perubahan ini, perasaan mual tidak begitu dirasakan,

mereka biasa melakukan aktivitas sehari-hari seperti tidak hamil (Mandriwati,

2012 : 3).

Pelayanan kesehatan pada ibu hamil tidak dapat dipisahkan dengan

pelayanan persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir.
Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan akan mempengaruhi kesehatan ibu

hamil dan janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir serta ibu nifas (Kemenkes,

2010). Kunjungan ANC yang tinggi diharapkan dapat membantu menurunkan

komplikasi maternal dan neonatal serta kematian ibu dan anak melalui

pendeteksian dini kehamilan berisiko tinggi (Kemenkes RI, 2014).

Peran dan tanggung jawab bidan dalam memberikan asuhan kebidanan

kehamilan, yaitu meliputi:

1. Membantu ibu hamil dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran

dan kedaruratan yang mungkin terjadi.

2. Mendeteksi dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul selama

kehamilan, baik bersifat medis, bedah maupun tindakan obstetric.

3. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental, dan social ibu

hamil serta bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen dan

imunisasi.

4. Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusui bayi, melalui masa

nifas yang normal serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis

dan social.

Kewajiban bidan dalam asuhan kebidanan kehamilan:

1. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kehamilan sesuai standar

profesi dengan menghormati hak-hak klien.

2. memberikan kesempatan klien untuk beribadah, menjaga rahasia,

memberi informasi, melakukan inform consent, dokumentasi, kerja

sama dengan pihak lain.

Berdasarkan dengan uraian pada latar belakang, mengenai asuhan

kebidanan pada ibu hamil normal di atas mahasiswa dapat melakukan Asuhan

Kebidanan pada Ibu hamil Normal pada Ny.F di Wilayah Kerja Puskesmas

Kedungbendo Desa Jatiskidul Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan Jawa

Timur Dengan mengacu pada KEPMENKES NO.938/MENKES/SK/VIII/2007


tentang Standar Asuhan Kebidanan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Untuk menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hami normal Ny. F di

PMB Uswatun Khasana Desa Jatimalang Kecamatan Arjosari Kabupaten

Pacitan Jawa Timur Dengan mengacu pada KEPMENKES

NO.938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan asuhan kebidanan ibu hamil normal maka dapat:

a) Melakukan pengkajian data subyektif dan objektif pada ibu hamil

normal

b) Merumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan pada ibu hamil

normal

c) Melakukan perencanaan tindakan pada ibu hamil normal

d) Melakukan implementasi tindakan pada ibu hamil normal

e) Melakukan evaluasi tindakan pada ibu hamil normal

f) Melakukan pencatatan asuhan kebidanan tindakan pada ibu hamil

normal

C. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis

Hasil asuhan kebidanan ini dapat digunakan untuk menambah wawasan

tentang Asuhan Kebidanan pada Ibu Hami Normal.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Institusi

Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan untuk menunjang

pembuatan asuhan kebidanan pada ibu hamil. normal

b. Bagi Penulis

Penulis dapat memperoleh pengalaman dari lahan praktik serta dapat

menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal.

c. Bagi Profesi Bidan


Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam

asuhan kebidanan pada ibu hamil normal.

d. Bagi Klien dan Masyarakat

Agar klien maupun masyarakat dapat melakukan deteksi dari penyulit

yang mungkin timbul pada masa hamil, sehingga memungkinkan segera

mencari pertolongan untuk mendapatkan penanganan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR TEORI

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah sebuah proses ilmiah yang terjadi pada seorang wanita

yang diawali dengan tahap pembuahan. Proses ini kemudian akan diikuti oleh

perkembangan janin dalam rahim yang dibarengi dengan berbagai mekanisme

sehingga menimbulkan serangkaian perubahan yang terjadi, baik secara fisik

maupun psikologis (Jannah & Widajaka, 2012).

Kehamilan adalah  merupakan suatu proses merantai yang

berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi

spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada

uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm

(Manuaba, 2010).

Kehamilan juga didefinisikan sebagai fertilitas atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau 18 implantasi.

Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan

menurut kalender Internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimseter, dimana

trimester I berlangsung dalam waktu 12 minggu, trimester II 15 minggu (minggu

ke 13-27) dan trimester III 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)

(Prawirohardjo, 2014). Jadi kehamilan trimester III adalah trimester akhir

kehamilan, pada periode ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 29-40

minggu dan janin berada pada tahap penyempurnaan (Manuaba, 2010)

2. Proses Terjadinya Kehamilan

a. Konsepsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konsepsi yaitu percampuran inti

sel jantan dan inti sel betina, definisi lain konsepsi/ fertilisasi yaitu
pertemuan sel ovum dan sel sperma (spermatozoon) dan membentuk zigot

(Sunarti, 2013: 31).

Konsepsi terjadi sebagai dampak beberapa peristiwa kompleks yang

mencakup proses pematangan akhir spermatozoa dan oosit, transpor gamet

didalam saluran genetalia wanita, selanjutnya peleburan gamet pria dan

wanita, pembentukkan jumlah kromosom diploid (Holmes, 201:17).

Sebelum terjadinya konsepsi dua proses penting juga terjadi, yang

pertama ovulasi (runtuhnya/ lepasnya ovum dari ovarium/ indung telur

sebagai hasil pengeluaran dari folikel dalam ovarium yang telah matang

(matur). Ovum yang sudah dilepaskan selanjutnya masuk kedalam uterus

(tuba fallopi) dibantu oleh rumbai – rumbai (microfilamen fimbria) yang

menyapunya hingga ke tuba. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup

selama 48 jam (Sunarti, 2013: 32),

apabila dalam kurun waktu tersebut gagal bertemu sperma, maka ovum

akan mati dan hancur. Kedua inseminasi yaitu pemasukan sperma (ekspulsi

semen) dari uretra pria kedalam genetalia/ vagina wanita. Berjuta-juta

sperma masuk kedalam saluran reproduksi wanita setiap melakukan ejakulasi

semen / pemancaran cairan mani. Dengan menggerakkan ekor dan bantuan

kontraksi muskular yang ada, sperma terus bergerak menuju tuba melalui

uterus. Dari berjuta-juta sperma yang masuk hanya beberapa ratus ribu yang

dapat meneruskan ke uterus menuju tuba fallopi, dan hanya beberapa ratus

yang hanya sampai pada ampula tuba (Sunarti, 2013: 32). Bila ovulasi terjadi

pada hari tersebut, ovum dapat segera di buahi oleh sperma yang 17 memiliki

cukup banyak enzim hialuronidase (enzim yang menembus selaput yang

melindungi ovum). Hanya ada satu dari ratusan sperma yang dapat

membuahi ovum dan membentuk zigot.

b. Nidasi (Implantasi)

Pada hari keenam, lapisan trofoblas blastosis bersentuhan dengan

endometrium uterus, biasanya terjadi di dinding posterior atas dan mulai


berimplantasi. Pada lapisan luar sel (trofoblas), dapat mengeluarkan enzim

proteolitik (enzim yang kaya protein) yang melarutkan sebagian endometrium.

Jaringan endometrium banyak mengandung sel-sel desidua yaitu sel-sel besar

yang banyak mengandung glikogen dan mudah dihancurkan oleh trofoblas,

lalu sel-sel trofoblas (sinsitiotrofoblas) menyekresi enzim yang mengikis

endometrium untuk membantu penyediaan nutrisi bagi embrio yang tengah

berkembang serta membantu perlekatan embrio pada endometrium. Blastula

berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk ke dalam desidua,

menyebabkan luka yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Saat nidasi

terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda hartman) (Megasari, dkk.

2015: 28).

c. Pembentukan Plasenta

a) Saat sinsitiotrofoblas menembus desidua, sinsitiotrofoblas menghasilkan

human chorionic gonadotropin-hCG yang berfungsi agar corpus luteum

tetap memproduksi estrogen dan progesteron untuk mempertahankan

kehamilan.

b) Pada beberapa bagian desidua, sinsitium mengadakan invasi pada

dinding arteri spiralis yang berada diantara desidua sehingga menjadi

arteri berdinding tebal yang memungkinkan bertambahnya aliran darah.

c) Pembuluh darah tersebut rapuh dan mudah pecah sehingga membentuk

lakuna yang berisi darah. Pada kehamilan normal, proses diatas

berlangsung lengkap pada kehamilan 20 – 22 minggu.

d) Bila proses ini tidak berlangsung secara normal, kemungkinan akan

terjadi penyakit hipertensi dalam kehamilan pada perjalanan kehamilan

selanjutnya. Dengan proliferasi lebih lanjut, tonjolan trofoblas bentuknya

menjadi bentukan seperti telapak tangan dan pembuluh darah terbentuk

dalam inti mesodermal (villi chorialis).

e) Pada hari ke 19, seluruh hasil konsepsi sudah terbungkus dengan villi

chorialis, sebagian villi chorialis menempel pada desidua (anchoring


villi) dan sebagian besar mengapung bebas dalam lakuna darah. Pada

stadium ini, penetrasi kedalam desidua berhenti akibat pengaruh

imunologis atau mekanisme kimiawi. Terjadi pembentukan lapisan

kolagen dimana arteri dan vena spiralis akan melakukan penembusan.

Oleh karena pasokan darah terutama dibagian permukaan konseptus,

maka dibagian tersebut villi chorialis akan tumbuh lebih cepat

membentuk cabang-cabang dan disebut sebagai chorion frondusum.

f) Villi chorialis dibagian lain akan mengalami degenerasi dan membentuk

chorion leave.

g) Chorion frondusum akan membentuk plasenta dan pembentukan plasenta

lengkap pada hari ke 70 pasca fertilisasi.

d. Pertumbuhan janin

Pertumbuhan janin terdapat beberapa fase, yaitu :

a. Fase 0-4 minggu

Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh

kurang lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya

cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang masih sederhana, dan

tanda-tanda wajah yang akan terbentuk (Kesehatan, 2010).

b. Fase 4-8 minggu

Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung janin

mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul

tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan (Kesehatan, 2010).

c.  Fase 8-12 minggu

Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin

telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya,

sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Ia

juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam

rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat melakukan aktifitas
seperti menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh utama janin kini

telah terbentuk.(Kesehatan, 2010).

d.  Fase 12-16 minggu

Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat

didengar melalui alat ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat

membentuk ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kini

ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai

tumbuh kasar dan berwarna.(Kesehatan,2010).

e. Fase 16-20 minggu

Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap

telah muncul di belakang gigi susu. Tubuhnya ditutupi rambut halus yang

disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa

mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indera

pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit

dan sidik jarinya mulai nampak (Kesehatan,2010).

f. Fase 20-24 minggu

Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding

dengan badannya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya

terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan pernapasan. Pusat-pusat

tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-

waktu tertentu untuk tidur.(Kesehatan, 2010).

g. Fase 24-28 Minggu

Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di kulit

kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka, dan

otaknya mulai aktif. Ia dapat mendengar sekarang, baik suara dari dalam

maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya dan

detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh

dikatakan bahwa pada saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin
mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya. (Kesehatan,

2010).

h. Fase 28-32 minggu

Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang

semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila

melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah

ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir

ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.

( kesehatan, 2010).

i.  Fase 32-36 minggu

Kepalanya telah berada pada rongga panggul, seolah-olah

“mempersiapkan diri” bagi kelahirannya ke dunia. Ia kerap berlatih

bernapas, mengisap, dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur

tubuhnya telah menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi

baru lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah ia lahir. Saat

ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjadi kapan saja. ( Kesehatan,

2010).

3. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis pada Ibu Hamil Trimester I,

II, III

1. Sistem Reproduksi

a. Uterus

Pada akhir trimester pertama yaitu saat umur kehamilan

berkisar antara 3-4 bulan, lapisan dinding uterus menebal dari 10mm

menjadi 25mm. Namun saat trimester selanjutnya, lapisan dinding

uterus menipis antara 5 sampai 10mm

Dalam bulan-bulan pertama pertumbuhan uterus disebut

pertumbuhan aktif, karena memang dinding rahim menjadi tebal

disebabkan pengaruh hormone estrogen pada otot-otot rahim.


Perubahan-perubahan pada uterus, meliputi :

1) Segmen Bawah Rahim

Meregangnya dinding rahim pada kehamilan 16 minggu karena

adanya pertumbuhan dan perkembangan janin menyebabkan OUI

semakin tertarik dan menipis, SBR lebih jelas dalam persalinan

karena diregang oleh kontraksi dan relaksasi otot rahim.

2) Tanda Piskacek

Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di bagian

implantasi ovum dan sekitar plasenta.

3) Kontraksi Braxton Hicks

Bila rahim dapat diraba dari luar, maka kontraksi ini dapat

dirasakan dengan palpasi, kontraksi Braxton hicks tidak terasa sakit

dan terjadi bersama di seluruh bagian rahim.

4) Perubahan pada serviks

Menjadi lebih lunak karena pembuluh darah dalam serviks

bertambah dan karena timbulnya oedema dari servik dan hiperplasi

kelenjar-kelenjar serviks

b. Vagina dan Vulva

Karena pengaruh esterogen terjadi hipervaskularisasi menyebabkan

vagina dan vulva tampak lebih merah dan kebiru-biruan, disebut tanda

Chadwick.

c. Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum gravidarum

sampai terbentuk plasenta pada kehamilan 16 minggu.Lambat laun

fungsi korpus luteum digantikan plasenta.

d. Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI pada saat laktasi.Perkembangan payudara


tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormone saat kehamilan, yaitu

esterogen, progesterone, dan somatomammotropin.

Penampakan payudara pada ibu hamil adalah sebagai berikut :

a) Payudara menjadi lebih besar.

b) Areola payudara makin hiperpigmentasi-hitam.

c) Glandula montgomery makin tampak.

d) Putting susu makin menonjol.

e) Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum

berfungsi, karena hambatan dari PIH (Prolaktine Inhibiting

Hormone) untuk mengeluarkan ASI.

f) Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga

pembuatan ASI dapat berlangsung.

2. Sistem Kardiovaskuler

Peningkatan estrogen dan progesterone menyebabkan perubahan

pembuluh darah menjadi lebih lebar.  Serta terjadi peningkatan volume

darah sebesar 25-30% dan peningkatan sel darah sebanyak 20% dari

jumlah sebelum hamil.Sel darah meningkat sampai 33% tetapi karena

peningkatan volume plasma yang lebih besar dari pada eritrosit dalam

darah sehingga menyebabkan viskositas darah berkurang yang disebut

dengan hemodilusi atau pengenceran darah.Hemodilusi atau pseudonemia

dapat menyebabkan anemi fisiologis pada kehamilan.Selama kehamilan,

perubahan dramatis terjadi pada system kardiovaskuler.

3. Sistem Respirasi

Pada kehamilan terjadi perubahan sistem respirasi untuk dapat

memenuhi kebutuhan O2.Disamping itu terjadi desakan diafragma karena

dorongan rahim yang membesar pada umur hamil 32 minggu.Sebagai

kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat,

ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai 25 % dari biasanya.

4. Sistem Pencernaan (Gastrointestinal)


Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat

yang dapat menyebabkan :

1) Pengeluaran air liur yang berlebihan (hipersalivasi).

2) Daerah lambung terasa panas.

3) Terjadi mual dan pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut

morning sickness.

4) Muntah yang disebut emesis gravidarum.

5. Sistem Urinaria

Karena pengaruh desakan rahim yang membesar pada hamil muda

dan turunnya kepala bayi ke dalam panggul pada hamil tua menyebabkan

kandung kemih tertekan sehingga terjadi gangguan miksi dalam bentuk

sering kencing.Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa

penuh.Hal ini mulai timbul pada minggu ke 16.

6. Sistem Integumen (Kulit)

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi

karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior

dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae

gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi

(cloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan

menghilang. Baik kelenjar perspirasi atau kelenjar lemak menjadi lebih

aktif selama masa kehamilan.Sebagai akibatnya, wanita hamil mungkin

mengalami gangguan bau badan, banyak mengeluarkan keringat dan

rambut yang berminyak sehingga sulit merapikannya

7. Sistem Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami

perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk

pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.Metabolisme basal naik

sebesar 15 % sampai 20 % dari semula, terutama pada trimester III.


Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 kg sampai 16,5 kg

selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg per minggu.

8. Sistem Muskuluskeletal

1) Gigi, tulang dan persendian

Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kurang lebih

sepertiga lebih banyak kalsium dan fosfor.Karies gigi tidak disebabkan

oleh dekasifikasi sejak kalsium gigi telah dibentuk.

Terdapat bukti bahwa pada saliva yang asam pada saat hamil

membantu aktivitas penghancuran bakteri email yang menyebabkan

karies.

Postur tubuh wanita secara bertahap akan mengalami perubahan

karena janin yangmembesar dalam abdomen. Untuk mengkompensasi

penambahan berat badan ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang

belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan

dapat menyebabkan nyeri punggung pada wanita.

Persendian panggul akan lebih longgar karena ligament-ligamen

akan melunak. Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian.

Apabila jumlah kalsium yang diperlukan janin dari asupan makanan

ibu tidak terpenuhi maka kalsium maternal pada tulang-tulang panjang

akan diambil sebagai penggantinya.

2) Otot

Kram otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama

kehamilan.Penyebabnya belum diketahui, tetapi mungkin berhubungan

dengan metabolisme kalsium dan fosfor, kurangnya drainase sisa

metabolism otot atau postur yang tidak seimbang.Kram kaki biasanya

terjadi setelah berdiri sepanjang hari dan pada malam hari setelah tubuh

istirahat.Sedikit gerakan dan penggunaan kompres hangat dapat sedikit

membantu menghilangkan keluhan tersebut.


4. Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Masa Kehamilan Trimester I,

II, III

a. Trimester Pertama

Segera setelah konsepsi, kadar hormon progesteron dan estrogen dalam

tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan mual muntah pada pagi hari,

lemah, lelah dan besarnya payudara, ibu merasa tidak sehat dan sering kali

membenci kehamilannya, pada trimester pertama seorang ibu akan selau

mencari tanda-tanda untuk lebh meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.

b. Trimester Kedua

Pada trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, ibu sudah

terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman

karena hamil sudah berkurang, perut ibu belum teralu besar sehingga

belum dirasakan sebagai beban, ibu sudah menerima kehamilannya dan

mulai dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan

kehadiran bayinya, banyak ibu terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak

nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama.

c. Trimester ketiga

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu atau waspada

sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.

Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan

ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya

akan lahir sewaktu-waktu, ini menyebabkan ibu meninggkatkan

kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadi persalinan, ibu

sering kali merasa khawatir atau kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak

normal.

5. Tanda-tanda Kehamilan

a. Tanda-tanda tidak pasti kehamilan

1) Amenore (Tidak datang bulan)

2) Mual dan Muntah (emesis)


3) Payudara tegang.

4) Pigmentasi Kulit

5) Rasa lelah (fatigue)

6) Anoreksia

7) Sering Miksi

8) Konstipasi dan Obstipasi

9) Ngidam

10) Varises

11) Suhu basal meningkat

12) Adanya human chorionic gonadotropin

b. Tanda kemungkinan hamil

1) Rahim membesar

Terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim.Pada

pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan makin

lama makin bundar bentuknya.

2) Reaksi Kehamilan Positif

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kadar hormone

HCG (chorionic gonadotropin) dalam urine.

3) Tanda Piscasecks

Yaitu pembesaran uterus kesalah satu arah sehingga menonjol jelas

kearah pembesaran tersebut.

4) Goodell sign

Jika dilakukan pemeriksaan palpasi diperut dengan cara menggoyang-

goyangkan disalah satu sisi, maka akan terasa pantulan disisi lain

(tanda hegar).

5) Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama

daerah ismus.

6) Braton Hicks atau kontraksi palsu

7) Tanda Chadwiks
Yaitu dinding vagina yang mengalami kongesti, atau warna kebiru-

biruan.

c. Tanda pasti hamil

Tanda pasti (positive sign)

a. Gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh

pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan

sekitar 20 minggu.

b. Denyut jantung janin

Denyut jantung janin dapat didengar pada usia 12 minggu

dengan menggunakan alat fetal electrocardiograf (misalnya dopler).

Menggunakan stethoscope laenec, DJJ baru dapat didengar pada usia

kehamilan 18-20 minggu.

c. Bagian-bagian janin

Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan

bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan

jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester 6 terakhir). Bagian janin

ini dapat dilihat lebih sempurna lagi menggunakan USG.

d. Kerangka Janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG

(Walyani, 2015).

6. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Trimester I, II, III

a. Kebutuhan oksigen

Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang utama pada mausia

termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan bisa terjadi saat hamil

sehingga akan mengganggu kebutuhan oksigen pada ibu yang akan

berpengaruh pada janin (Walyani, 2015)

Kebutuhan oksigen meningkat kira – kira 20%. Pada kehamilan 32

minggu atau lebih, usus – usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah
diafragma sehingga biasanya ibu mengalami sesak napas (Kusmiyati,

2010; Mochtar, 2013)

b. Kebutuhan nutrisi

Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang bergizi tinggi

meskipun tidak berarti makanan yang mahal. Gizi pada waktu hamil harus

ditingkatkan hingga 300 kalori per hari, ibu hail harusnya mnegkonsumsi

yang mengandung protein, zat besi, dan minum cukup cairan (menu

seimbang). Di trimester ke III, ibu hamil butuh bekal energy yang

memadai. Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan

terakhir menjelang persalinan (Walyani, 2015)

Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil

Jenis Kebutuhan
Kalori 2500 kkal
Protein 85 g
Kalsium 250-300 mg
Zat besi 30 mg
Fosfor 1200 mg
Vitamin A 800 IU
Vitamin B6 2,2 mg
Vitamin C 70 mg
Riblofafin 1,6 mg
Asam folat 400 mg
Vitamin D 10 IU
Vitamin E 8 IU
Sumber : (Lowdermilk, 2013)

c. Personal hygiene

Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali, karena diperlukan untuk

kebersihan terutama untuk perawatan kulit karena fungsi ekskresi dan

keringat bertambah. Ibu dianjurkan untuk menggunakan sabun lembut atau

ringan. Sebaiknya ibu hamil gosok gigi dan ganti pakaian minimal 2 kali

sehari (Kusmiyati, 2010; Marmi, 2010; Mochtar, 2013).

d. Pakaian longgar dan menyerap keringat

Pakaian sebaiknya hendaknya yang longgar dan mudah dipakai

serta bahan yang mudah menyerap keringat. Ada dua hal yang harus

diperhatikan yaitu: 1) sabuk dan stoking yang terlalu ketat karena akan
mengganggu aliran balik. 2) sepatu dengan hak tinggi, akan menambah

lordosis sehingga sakit pinggang akan bertambah. Menggunakan BH yang

dapat menopang payudara. Desain bahan harus disesuaikan agar dapat

menyangga payudara yang tambah menjadi besar pada kehamilan dan

memudahkan ibu ketika akan menyusui (Kusmiyati, 2010; Rukiyah, 2009;

Walyani, 2015).

e. Eliminasi

Masalah eliminasi tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup lancar.

Karena adanya perubahan hormonal sehingga menyebabkan daerah

kelamin menjadi basah dan menjadi gatal. Dianjurkan ibu untuk menjaga

kebersihan alat kelamin (Manuaba, 2010).

f. Seksual

Tidak dilarang selama hamil berhubungan seksual selama tidak ada

riwayat penyakit seperti sering abortus dan kelahiran prematur, perdarahan

pervaginam, koitus dilakukan dengan hati-hati, dan koitus dilarang bila

ketuban sudah pecah karena dapat menyebabkan infeksi (Walyani, 2015).

Ada beberapa tips untuk wanita hamil yang ingin berhubungan

seksual dengan suaminya :

a) Pilih posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi

wanita hamil.

b) Sebaiknya gunakan kondom, karena prostaglandin yang

terdapat dalam semen bisa menyebabkan kontraksi.

c) Lakukanlah dalam frekuensi wajar, 2–3 kali dalam seminggu

(Astuti, 2012).

g. Istirahat/tidur,

Istirahat dan tidur sangat penting bagi ibu hamil. Normalnya

istirahat malam 6-8 jam, sedangkan untuk tidur siang tidak semua wanita

mempunyai kebiasaan tidur siang. Pada trimester akhir kehamilan diringi

dengan bertambahnya ukuran janin, sehingga terkadang ibu kesulitan untuk


menentukan posisi yang paling baik dan nyaman. Posisi tidur yang

dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki lurus, kaki kanan

sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal dan untuk mengurangi rasa

nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri.

(Kusmiyati 2010; Mochtar 2011; Sulistyawati 2013).

h. Imunisasi harus diberikan pada wanita hamil hanya imunisasi TT untuk

mencegah kemungkinan tetanus neonatorum.

i. Mobilisasi / BodyMekanik

Berhubungan dengan system muskulo skeletal: persendian

sakroiliaka, sakro-koksigia, dan public yang akan menyebabkan adanya

keretakan, pusat gravitasi berubah sehingga postur tubuh berubah. Terjadi

perubahan postur tubuh menjadi lordosis fisiologis. Penekanan pada

ligament dan pelvic, cara baring, duduk, berjalan dan berdiri dihindari

jangan sampai mengakibatkan injuri karena jatuh (Rukiah, 2014)

j. Persiapan laktasi/ Perawatan Payudara

Payudara merupakan aset penting karena sebagai persiapan laktasi.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara adalah

yaitu : menghindari pemakaian bra yang terlalu ketat dan menggunakan

busa, karena dapat menggangu penyerapan keringat; mengunakan bra yang

menyokong payudara; hindari membersihkan puting susu menggunakan

sabun karenaakan menyebabkan iritasi (Marmi, 2011; Sulistyawati, 2012;

Mochtar, 2013).

Sebelum bayi lahir perlu dilakukan perawatan payudara agar ibu

dapat segera menyusui bayinya setelah melahirkan. Perawatan dilakukan

dengan cara pengurutan pada payudara untuk mengeluarkan sekresi dan

membuka duktus dan sinus laktiferus. Pengurutan dengan tidak hati-hati

dan benar menimbulkan kontraksi pada rahim (Prawirohardjo,2014).

k. Persiapan melahirkan
Memastikan bahwa ibu memahami tentang siapa yang akan

menolong persalinan, dimana akan melahirkan, siapa yang akan membantu

dan menemani dalam persalinan, kemungkinan kesiapan donor darah,

metode trasportasi,dukungan biaya, perlengkapan persalinan (baju ibu, baju

bayi, serta perlengkapan ibu dan bayi (Astuti, 2012; Sulistyawati, 2012).

7. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester I, II, III

1) Support Keluarga agar ibu hamil endapat kasih sayang dan dukungan

a. Trimester I

Esterogen dan progesterone meningkat menyebabkan mual muntah

di pagi hari, lemah, lelah, dan membesarnya payudara, sehingga ibu

merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya,

kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.

Ibu selalu mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil.

Konsepsi merupakan awal, bukan hanya bagi janin tapi juga

keluarga, terutama ibu, keluarga harus saling mendukung terutama

suami

b. Trimester II

Ibu merasa sehat. Perut ibu pun belum terlalu besar. Ibu sudah

menerima kehamilannya dan dapat menggunakan energi dan

pikirannya secara lebih konstruktif. Ibu sudah merasakan gerakan

bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai

seseorang di luar dirinya sendiri. Banyak ibu merasakan meningkatnya

libido.Dukungan suami dan keluarga : persiapan persalinan, waspada

tanda bahaya dan rencana penanganannya.

c. Trimester III (Periode menunggu dan waspada)

Agar proses psikologis dalam kehamilan berjalan normal dan

baik maka ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dan kenyamanan

dalam psikologisnya. Kebutuhan psikologis ibu hamil trimester III

yaitu:
1) Support keluarga

Kadang ibu dihadapkan pada suatu situasi yang dia sendiri

mengalami ketakutan dan kesendirian. Kekhawatiran tidak

disayang kadang muncul setelah bayi lahir.tugas keluarga yang

saling melengkapi dan dapat menghindari konflik dengan cara

pasangan merencanakan untuk kedatangan anaknya, mencari

informasi bagaimana menjadi ibu dan ayah (Marmi, 2011;

Sulistyawati, 2012).

2) Support dari tenaga kesehatan

Bagi seorang ibu hamil, tenaga kesehatan khususnya bidan

mempunyai tempat tersendiri dalam dirinya. Harapan pasien

adalah bidan dapat dijadikan sebagai teman terdekat dimana ia

dapat mencurahkan isi hati dan kesulitannya dalam menghadapi

kehamilan dan persalinan.

Peran bidan yaitu dengan memberi support atau dukungan

moral bagi klien, meyakinkan bahwa klien dapat menghadapi

kehamilannya dan perubahan yang dirasakannya adalah sesuatu

yang normal. (Kusmiyati, 2008; Marmi, 2011; Sulistyawati, 2013).

3) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan

Peran keluarga khususnya suami, sangat diperlukan bagi ibu

hamil. Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami kepada

kehamilan akan memperkuat hubungan antara ayah anak dan

suami istri. Dukungan yang diperoleh akan membuat ibu hamil

merasa lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya. Hal ini

akan memberikan kehamilan yang sehat (Walyani, 2015)

4) Persiapan sibling

Kehadiran seorang adik yang baru merupakan krisis utama

bagi seorang anak. Anak sering mengalami perasaan kehilangan

atau merasa cemburu karena digantikan oleh bayi yang baru.


Beberapa faktor yang mempengaruhi respon seorang anak adalah

umur, sikap orang tua, peran ayah, lama waktu berpisah dengan

ibu, peraturan kunjungan di rumah sakit dan bagaimana anak itu

dipersiapkan untuk suatu perubahan. (Sulistyawati, 2013).

B. ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

1. Pemeriksaan Kehamilan (ANC)

Asuhan antenatal adalah serangkaian upaya preventif program

pelayanan kebidanan untuk optimalisasi cakupan pelayanan maternal dan

neonatal dengan kegiatan pamantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo,

2010).

Menurut Prawirohardjo (2014) menyatakan bahwa, ada 6 alasan penting

untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu:

a) Membangun perasaan saling percaya antara pasien dan tenaga

kesehatan.

b) Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan janin

didalam kendungannya.

c) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan dan kehamilannya.

d) Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan risiko tinggi.

e) Memberikan pendidikan kesehatan dalam menjaga kualitas kehamilan

dan perawatan bayi.

f) Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang dapat

membahayakan keselamatan ibu maupun janin.

2. Tujuan Ante Natal Care (ANC)

Menurut Rukiah (2014) tujuan asuhan antenatal sebagai berikut:

a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang bayi.

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental

dan sosial ibu dan bayi.


c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk

riwayat penyakit secara umum, kebidahan dan pembedahan

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin.

e) Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik

dalam memelihara bayi agardapat tumbuh kembang secara

normal.

3. Standar Pelayanan Ante Natal Care (ANC)

Menurut Depkes RI, 2010 dalam melaksanakan pelayanan Antenatal

Care, ada sepuluh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau

tenaga kesehatan yang dikelan dengan 10T. Pelayanan atau asuhan standar

minimal 10T adalah sebagai berikut:

a. Timbang Berat Badan dan Tinggi Badan

Berat badan dilakukan pemeriksaan setiap melakukan

kunjungan, sedangkan pemeriksaan tinggi badan dilakukan saat kontak

pertama dengan klien. Normalnya tinggi badan 145, bila kurang dari

itu bisa dicurigai beresiko kesempitan panggul (Manuaba, 2010).

Bertambahnya berat badan normal selama kehamilan sekitar

11,5-16 kg (Prawirohardjo, 2010), sedangkan menurut Manuaba

(2012) kenaikan berat badan selama hamil sekitar 12-16 kg, setiap

minggu akan mengalami kenaikan 0,5 kg.

b. Pemeriksaan Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kali kunjungan

untuk mendeteksi adanya hipertensi (kenaikan sistole> 30 mmHg dan

diastole > 15 mmHg). Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui

perbandingan nilai dasar selama kehamilan. Tekanan darah yang

adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan


darah 140/90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat

mengindikasikan potensi hipertensi. (Prawirohardjo, 2014). Menurut

Manuaba (2010) tekanan darah normalnya yaitu 100/60-140/90

mmHg.

c. Nilai Status Gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas)

Pengukuran LiLA dilakukan pada kontak pertama untuk skrining

ibu hamil beresiko kurang energi kronis (KEK). LiLA dianggap KEK

bila kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan Lila < 23,5 cm

menunjukkan besar kemungkinan melahirkan bayi dengan berat lahir

rendah (BBLR) (Depkes RI, 2010).

Tabel Distribusi Status Gizi, Kenaikan Berat Badan Selama

Hamil, dan Asupan Energi Protein Ibu Hamil (2014)

Variabel n Rata- Sb Minimum Maksimum

rata
Status gizi antropometri
Berat badan (kg) 79 54,81 10,69 25,10 92,80
Tinggi badan(cm) 90 150,57 5,89 123,3 164,50
Indeks massa tubuh 90 23,89 4,45 16,51 40,86

(kg/m2)
Lingkar lengan atas 77 27,44 3,73 18,50 36,60

(cm)
Massa lemak (kg) 77 18,46 6,97 6,00 48,80
Massa bebas lemak (kg) 77 36,43 4,30 19,10 45,30
Air tubuh total (kg) 76 26,27 3,88 14,80 38,20
Kenaikan berat badan 38 6,87 3,59 -1,10 16,60

selama hamil (kg)


Asupan gizi
Konsumsi energi 74 1764,53 582,46 437,56 3105,58

trimester ke-1 (kkal)


Konsumsi energi 38 2199,30 621,09 751,14 4570,52

trimester ke-3 (kkal)


Konsumsi protein 74 51,17 17,48 11,19 97,26

trimester ke-1 (g)


Konsumsi protein 38 60,52 20,22 21,98 124,14

trimester ke-3 (g)


Keterangan: n, jumlah subjek; sb, simpangan baku (Yenni

Zuhairini,2014)

Hasil analisis regresi multivariat tersebut menunjukkan IMT

adalah status gizi yang paling berperan terhadap kenaikan berat badan
ibu selama hamil. Oleh karena dalam hal ini asupan energi dan protein

merupakan faktor perancu dari hubungan tersebut maka diuji kenaikan

asupan energi dan protein antara kelompok IMT yang tinggi dan yang

rendah, yaitu masingmasing p=0,087 dan p=0,960.

Selanjutnya pada Gambar tampak kenaikan berat badan ibu

paling banyak pada kelompok indeks massa tubuh normal dan

menurun sesuai dengan meningkatnya kelompok IMT, tetapi keadaan

tersebut tidak terjadi pada kelompok berat badan kurang.

d. Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuraan

dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu

memakai Mc Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus

memakai metlin dari tepi atas sympisis sampai fundus uteri kemudian

ditentukan sesuai rumusnya. (Depkes RI, 2006 dalam Rukiah 2014).

Sedangkan menurut Mochtar (2013), Pengukuran tinggi fundus

uteri di lakukan setiap kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi

pertumbuhan janin sesuai atau tidak sesuai umur kehamilan. Standar

pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24

minggu. Tinggi fundus uteri pada usia kehamilan 40 minggu mencapai

37,7 cm.

Berdasarkan palpasi abdominal. Rumus Bartholomew adalah

dengan mengukur antara pubis dan pusat dibagi 4 bagian yang sama,

tiap bagian menunjukkan penambahan 1 bulan. Antara pusat dan

prosessus xifoideus juga di bagi dalam 4 bagian dan tiap bagian

menunjukkan kenaikan 1 bulan. Pada bulan ke 10 tinggi fundus uteri

sama dengan bulan ke 8 karena kepala sudah masuk panggul. Mc

Donald yaitu dengan mengukur fundus uteri dengan pita dikalikan 2

dan dibagi 7 memberikan umu kehamilan dalam bulan obstetrik dan


bila dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam

minggu.

e. Tentukan Presentasi dan Denyut Jantung Janin

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester III

dan setiap kali kunjungan ANC. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk

mengetahui letak janin. Pada primigravida kepala janin harus masuk

PAP pada usia kehamilan 36 minngu, sedangkan pada multigravida

kepala janin masuk PAP menjelang persalinan. Jika bagian bawah

janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk PAP sesuai dengan

usia kehamilan berarti ada kelainan posisi janin, atau kelainan panggul

sempit. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya

setiap kali kunjungan antenatal usia kehamilan > 13 minggu. DJJ

normal 120-160 kali/menit.

f. Kebutuhan Imunisasi TT Imunisasi TT

Imunisasi TT diberikan pada ibu hamil untuk memberikan

kekebalan aktif terhadap tetanus. Pelaksanaan imunisasi TT yang

sekarang sebelum pemberian imunisasi dilakukan penentuan status

Imunisasi T (screening) terlebih dahulu, terutama pada saat pelayanan

antenatal.

Imunisasi TT tidak perlu diberikan pada ibu hamil apabila

status T sudah mencapat TT5. Apabila seorang wanita telah

melakukan imunisasi TT sebanyak 5x, maka akan terlindungi seumur

hidup.

Tabel 2.6 Pemberian Imunisasi TT

Antigen Interval Lama % Per-

Perlindungan Lindungan

TT 1 Kunjungan - -
antenatal
Pertama
4 minggu setelah TT
TT 2 3 tahun* 80 %
1
6 minggu setelah TT
TT 3 5 tahun 95%
2
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99%
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 99%
tahun/seumur
Hidup
Keterangan : * artinya apabila dalam waktu 3 tahun wanita usia

subur (WUS) tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan

terlindung dari Tetanus Neonatorum.

g. Berikan Tablet Zat Besi

Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari segera mungkin

setelah rasa mual hilang, dan asam folat 500 mg minimal masing-

masing 90 tablet zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan

tubuh biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan

sehingga penambahan asupan zat besi dan asam folat dapat membantu

mengembalikan kadar hemoglobin (Prawirohardjo, 2014).

h. Test Laboratorium (Rutin dan Khusus)

1) Pemeriksaan Golongan darah

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk

mengetahui golongan darah ibu, melainkan juga untuk

mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu di

perlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.

2) Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)

Menurut Rukiah (2014), pemeriksaan Hb dilakukan minimal

sekali pada trimester I dan sekali pada trismester III. Pemeriksaan

ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita

anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia

dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janindalam

kandungan. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah pada ibu hamil

pada trimester ke II dilakukan atas indikasi. Klasifikasi hb pada

ibu hamil adalah sebagai berikut:


 Tidak anemia : Hb >11 gr%

 Anemia ringan : Hb 9-10 gr%

 Anemia sedang : Hb 7-8 gr%

 Anemia berat : Hb <7 gr%

Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukandengan

suplementasi besi dan asam folat.

3) Pemeriksaan protein urine

Menurut Rukiyah (2014) dilakukan pada trimeter ke II dan III atas

indikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penapisan rutin protein

urine merupakan cara efektif mendeteksi preeklamsi.

Standart kekeruhan protein urine adalah :

 (a) Negatif : urine jernih.

 (b) Positif (+) : ada kekeruhan.

 (c) positif 2 (++) : kekeruhan mudah di lihat dan ada

endapan.

 (d) positif 3 (+++) : urine lebih keruh dan endapan yang

lebih jelas.

 (e) positif 4 (++++) : urine sangat keruh dan disertai endapan

yang menggumpal.

4) Pemeriksaan kadar gula darah

Dilakukan pemeriksaan kadar gula darah pada ibu yang

dicurigai atau menderita diabaetes melitus selama kehamilannya

minimal sekali pada saat trimester I, sekali pada trimester II dan sekali

pada trimester III.

5) Pemeriksaan darah malaria

Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan

pemeriksaan darah malaria dalam ranka skrining pada kontak pertama.

Ibu hamil di daerah non endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah

malaria apabila ada indikasi.


6) Pemeriksaan tes sifilis

Di daerah dengan resiko tinggi dan ibu hamil yang diduga

menderita sifilis, pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini

mungkin pada kehamilan.

7) Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA)

Dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai tuberkulosis sebagai

pencegahan agar infeksi tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatab

janin. Selain pemeriksaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat

dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas rujukan.

8) Pemeriksaan VCT

Pemeriksaan VCT (Voluntary Conseling and Testing) adalah

salah satu bentuk upaya pencegahan penyebaran penyakit HIV/AIDS,

terutama pada ibu hamil agar janin yang di kandung tidak tertular

HIV/AIDS. VCT adalah konseling pra testing, post testing dan testing

HIV secara suka rela yang bersifat confindental dan lebih dini untuk

mengetahui status HIV.

Pada saat melakukan tes HIV, diagnosis didasarkan pada

antibody HIV yang ditemukan dalam darah. Apabila klien mempunyai

faktor resiko terkena HIV maka dianjurkan untuk melakukan kembali

3 bulan setelahnya. Namun jika hasil pemeriksaan kedua dan ketiga

beda sensifitas dan spesifitas pada reagen yang digunakan. Ibu hamil

juga dianjurkan melakukan tes HIV.

9) Pemeriksaan HbsAg

Untuk mengetahui atau mendeteksi adanya virus hepatitis B

pada ibu hamil. Dilakukan pada saat ibu positif hamil dan apabila

sudah terdeteksi virus hepatitis B harus segera dilakukan vaksinasi

sesegera mungkin karena penularan ke bayi dapat terjadi pada saat

kelahiran melalui kontak dengan ibu terinfeksi. Skrining rutin untuk


hepatitis B direkomendasikan dalam rangka mengurangi resiko

transmisi perinatal dan mordibitas dan mrotalitas bayi

i. Tatalaksana khusu

berdasarkan hasil pemeriksaan ANC dan 36 hasil pemeriksaan

laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hami;, tenaga

kesehatan wajib memberikan pelayanan sesuai dengan standar dan

kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat dilayani

dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.

j. Temu wicara (konseling),

termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K) serta KB pasca persalinan. Temu wicara atau konseling

dilakukan pada setiap kunjungan ANC yang meliputi:

1. Kesehatan Ibu Kesehatan ibu meliputi kesehatan sekarang,

kesehatan ibu dahulu, dan kesehatan keluarga.

2. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

3. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan.

4. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan, dan nifas serta

kesiapan menghadapi komplikasi

5. Asupan gizi seimbang

6. Gejala penyakit menular dan tidak menular

7. Penawaran untuk melakukan testing dan konseling HIV di

daerah terkonsentrasi HIV/bumil resiko tinggi terinfeksi HIV.

8. Inisiai Menyusu Dini (IMD) dan pemberia ASI ekslusif 37

9. KB pasca persalinan

10. Imunisasi

4. Kunjungan Antenatal Care


Pelaksanaan dalam kehamilan Kunjungan selama periode

Antenatal Care (ANC) dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan

yaitu:

a) Satu kali kunjungan selama trimester pertama (0-14

minggu)

b) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (15-28 minggu)

c) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (29-40 minggu)

31 (Saifuddin, 2010; Depkes RI, 2010)

5. Dampak Ibu Hamil Tidak ANC

1. Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan

2. Meningkatkan angka mortalitas dan mortabilitas ibu

3. Kelainan fisik yang terjadi pada saat persalinan tidak

dapat dideteksi secara dini.

6. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

1. Pengertian

Manajemen asuhan kebidanan atau yang sering disebut manajemen

kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak secara sistematis

dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua

belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan. Manajemen kebidanan

merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode

untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,

temuan-temuan, ketrampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk

pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Een Husanah,

2015).

2. Manajemen Asuhan Kebidanan menurut KEPMENKES

Manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan KEPMENKES

Nomor938/menkes/SK/VIII/2007 yang meliputi :

a. Standart I: Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada ibu hamil harus akurat,

relevan, dan lengkap yang meliputi :

 Tanggal/jam masuk : untuk mengetahui tanggal dan jam masuk

pada saatk melakukan pengkajian.

 Tanggal/jam : untuk mengetahui tanggal dan waktu

melakukan pengkajian.

Data Subyektif (S)

1) Identitas

Nama : Untuk mengenal pasien

Umur : Usia reproduksi sehat seorang wanita 20-35

tahun

Agama : Untuk memberikan motivasi sesuia dengan

agama yang dianut oleh pasien

Suku/Bangsa : Untuk menentukan faktor pembawa genetika

pasien

Pendidikan : Untuk menentukan pengetahuan pasien

Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal serta

mempermudah saat melakukan pengkajian

maupun kunjungan (Walyani, 2015)

2) Keluhan utama

Untuk mengkaji keluhan yang dirasaka pasien untuk

menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasinya.

3) Data kebidanan

Riwayat perkawinan untuk mendapatkan gambaran mengenai

suasana rumah tangga pasangan, antara lain sebagai berikut :

berapa tahun umur ibu saat pertama kali menikah, status

perkawinan sah atau tidak, lama pernikahan, dan ini suami yang

ke berapa (Manuaba, 2010; Sulistyawati, 2012; Varney, 2007).


Riwayat menstruasi, untuk mengetahui tentang fungsi

reproduksi serta gangguan yang terjadi. Adapun hal yang dikaji

adalah menarche untuk mengetahui umur klien saat mengalami

menstruasi pertama kali (normalnya usia 9-13 tahun); siklus :

normalnya 25-35 hari (± 28 hari); lamanya menstruasi untuk

mengetahui ada tidaknya gangguan pada lamanya waktu

menstruasi pada klien. Lama menstruasi normal umumnya 3-8

hari; banyaknya untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada

jumlah perdarahan menstruasi pada klien (normalnya 2-3 kali

ganti pembalut/hari); dismenore untuk mengetahui ada tidaknya

nyeri saat menstruasi pada klien.

Riwayat kehamilan sekarang untuk mendeteksi

komplikasi, beberapa ketidaknyamanan, dan setiap keluhan

seputar kehamilan diantaranya menentukan hari pertama haid

terakhir (HPHT) berfungsi untuk menentukan taksiran persalinan

dengan rumus Naegle yaitu HPL= hari HT+7, bulan HT-3, tahun

HT+1, jumlah kunjungan ulang serta keluhan tiap trimester, dan

penggunaan obat selama kehamilan. Gerakan janin yang biasanya

dirasakan pada usia kehamilan 18 – 20 minggu, pada primipara

akan dirasakan sekitar umur kehamilan 18 minggu, sedangkan

pada multigravida pada 16 minggu. Serta mengetahui status TT

ibu (Manuaba, 2010; Mochtar, 2013; Prawirohardjo, 2014;

Varney, 2007).

Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu untuk mengkaji

kemungkinan gangguan obstetrik pada saat hamil, persalinan, dan

nifas. Meliputi jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup,

persalinan yang aterm/prematur, keguguran/kegagalan persalinan,

peralinan dengan tindakan, riwayat perdarahan pada kehamilan,


persalinan atau nifas sebelumnya, berat bayi sebelumnya, dan

masalah-masalah lain yang dialami.

Riwayat penyakit yang lalu, sedang diderita serta riwayat

keluarga untuk mendeteksi ada tidaknya masalah kardiovaskuler,

hipertensi, diabetes, malaria, penyakit menular seksual,

HIV/AIDS (Manuaba, 2010; Prawiroharjo, 2014).

Riwayat KB untuk mengetahui jenis kontrasepsi yang pernah

digunakan, lama pemakaian, keluhan, alasan pasang dan alasan

lepas (Varney,2007; Kusmiyati, 2010; Prawiroharjo, 2014).

4) Data kebiasaan sehari-hari

 Nutrisi

Pola nutrisi (ibu hamil memerlukan kalori 2500-

2800 kkal setiap hari , vitamin B6 2,2 mg/hari, yodium

175 mikrogram/hari, vitamin B1 1,2 mg/hari, vitamin B2

1,2 mg/hari, vitamin B3 11 mg/hari, dan mineral 250

cc/hari).

Jenis makanan ibu hamil pada trimester III, seperti

3,5 gelas nasi, 2,5 potong daging, 5 potong tempe, 3 gelas

sayur, 2 potong buah, 2 sdm minyak, 2,5 sdm kacang

hijau, 2,5 sdm suus, 4 sendok makan tepung sari kedelai,

dan 1 sdm gula ( Kemenkes RI, 2011 ; Mochtar, 2011 ;

Ini, 2016).

Tabel 2.7 Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil

Perempuan
Nutrisi Hamil Menyusui
Tidak Hamil
Makronutrisi
Kalori (Kkal) 2200 2500 2600
Protein (g) 55 60 65
Mikronutrisi
Vitamin larut dalam

lemak
Vitamin A (µg RE) 770 800 1300
Vitamin D (µg) 10 10 12
Vitamin E (µg TE) 8 10 12
Vitamin K (µg) 55 65 65
Vtamin larut dalam air
Vitamin C (mg) 60 70 95
Folat (µg) 180 400 270
Niasin (mg) 15 17 20
Riboflavin (mg) 1,3 1,6 1,8
Tiamin (mg) 1,2 1,5 1,6
Pridoksin B6 (mg) 1,6 2,2 2,1
Kobalamin (µg) 2,0 2,2 2,6
Mineral
Kalsium (mg) 1200 1200 1200
Fosforus (mg) 1200 1200 1200
Iodin (µg) 150 175 200
Iron (mg Fe Iron) 15 30 15
Magnesium (mg) 280 320 355
Zinc (mg) 12 15 19
Sumber : (Prawirohardjo, 2014)

 Eliminasi

Untuk mengetahui frekuensi dari eliminasi serta

kelainan yang menyertai perlu diidentifikasi apakah

terdapat peningkatan frekuensi berkemih. Frekeunsi

berkemih pada trimester ketiga terjadi akibat lightening,

yaitu bagian presentasi akan masuk ke dalam panggul

dan menimbulkan tekanan pada kandung kemih,

tekanan ini mengakibatkan ibu selalu ingin berkemih,

uterus yang membesar mengakibatkan ruang untuk

distensi kandung kemih lebih kecil.

 Istirahat

Pola istirahat ibu hamil TM III normalnya pada

istirahat malam 7-8 jam dan tidur siang 2 jam, akan

tetapi untuk tidur siang tidak semua wanita mempunyai

kebiasaan tidur siang. Posisi tidur yang baik bagi ibu

TM III dengan posisi miring ke kiri atau ke kanan dan

menghindari posisi tidur terlentang karena akan

menghambat suplai oksigen dari ibu ke janin.

Ibu hamil banyak mengalami kesulitan tidur

disebabkan oleh gangguan tidur yang dicetuskan oleh

stressor psikologis, frekuensi berkemih,

ketidaknyamanan iisk, keuslitan memilih posisi yang


nyaman, gerakan janin, dan perasaan sesak nafas.

Kebutuhan istirahat yang cukup saat kehamilan yaitu

minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam pada siang

hari.

 Aktifitas

Untuk mengetahui bagaimana pola aktifitas ibu,

ibu hamil sebaiknya melakukan hal yang biasa

dilakukan karena dapat menghentikan kelelahan ringan,

dan latihan sebaiknya jangan dilakukan secara

berlebihan. Kehamilan bukan saat untuk mempelajari

jenis olahraga berat yang baru, latihan harian sseperti

berjalan-jalan di luar rumah sangat baik bagi kesehatan

mental, relaksasi, pencernaan dan pengondisian otot.

 Seksual

Hubungan seksual pada ibu hamil TM III

dianjurkan karena dapat memicu timbulnya kontraksi

dan membantu dalam merangsang penurunan kepala

janin.

 Personal hygiene

Selama hamil kebersihan tubuh harus tetap

dijaga. Mandi diajurkan sedikitnya 2 kali sehari karena

ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak

keringat, menjaga kebersihan diri terutama di lipatan

kulit ( ketiak, bawah payudara, daerah genetalia )

dengan cara dibersihkan dengan air dan di keringkan

( Saifudin, 2012).

5) Data psikologis

Pada fase trimester ketiga perubahan-perubahan psikologis

pada ibu hamil semakin kompleks dan meningkat dari trimester


sebelumnya. Hal ini dikarenakan kondisi semakin membesar.

Beberapa kondisi psikologis yang terjadi pada trimester ketiga

antara lain :

1) Rasa Tidak Nyaman

Rasa nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada

trimester ketiga dan pada kebanyakan ibu merasa bentuk

tubuhnya semakin jelek. Selain itu, perasaan tidak nyaman juga

berkaitan dengan adanya perasaan sedih karena dia akan

berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang

diterima selama hamil sehingga ibu membutuhkan dukungan

suami, keluarga, dan bidan.

2) Perubahan Emosional

Pada bulan-bulan terakhir menjelang persalinan

perubahan emosi ibu semakin berubah-ubah dan terkadang

menjadi tak terkontrol. Perubahan emosi ini bermuara dari

adanya perasaan khawatir, rasa takut, bimbang dan ragu

jangan-jangan kondisi kehamilannya saat ini lebih buruk lagi

saat menjelang persalinan atau kekhawatiran akibat

ketidaknyamanan dalam menjalankan tugas-tugas sebagai ibu

pasca kelahiran bayinya.

3) Ibu yang Mengalami Insomnia (Sulit Tidur)

Sulit tidur merupakan salah satu jenis gangguan tidur

yang diakibatkan adanya perasaan tidak tenang, pikiran, atau

beban mental. Gangguan tidur pada ibu hamil terkadang tanpa

alasan yang jelas, namun lebih mengarah kepada masalah

psikologis. Gejala-gejala insomnia ibu hamil adalah

terganggunya fungsi hormonal, tidak sabar, mudah jengkel,

merasa kecewa, gangguan pada pembelajaran verbal, gangguan

memori, gangguan artikulasi bicara, ketidakteraturan dalam


selektif aktivitas, sulit mengambil keputusan, gangguan pada

motorik, tidak fokus, dan emosi yang impulsif.

4) Ibu yang Memiliki Perasaan Tidak Berarti (Tidak Ada Tujuan)

Perasaan tidak berarti sering juga terjadi pada ibu hamil.

Faktor-faktor penyebabnya bisa berasal perasaan sepi, tidak

berdaya, meragukan atas kredibilitasnya, keraguan atas

imannya kepada Tuhan (perasaan hampa secara rohani)

sehingga merasa takut jangan-jangan Tuhan tidak mendengar

doanya selama masa hamil, sulit menerima bantuan atau

pertolongan dari orang lain, perasaan ditolak dari kelompoknya

dan sebagainya. Gejala-gejala umum perasaan tidak berdaya

pada ibu hamil misalnya sikap sinis, keinginan merusaki diri

(mengakhiri hidupnya), mempertahankan akan penderitaannya,

perasaan tidak berguna, dan gangguan aktivitas seksual.

5) Ibu yang Memiliki Perasaan Malu (Bersalah) yang berlebihan

Perasaan malu atau bersalah sering kali menyertai ibu

hamil, faktor penyebabnya bersalah dari keinginan ibu hamil

menghapus peristiwa yang pernah terjadi dan berusaha

mengulang kembali masa lampaunya. Ciri-ciri ibu hamil yang

mengalami perasaan malu (bersalah) misalnya sulit

mengampuni diri sendiri atau menerima pengampunan,

memandang perubahan fisik dan bentuk tubuh sebagai

hukuman Allah, meremehkan orang lain, suka

mengkambinghitamkan orang lain, keinginan melakukan

aborsi, lekas marah, sedih, gelisah atau cemas, menarik diri,

mengasihi diri sendiri luar biasa, atau mempertanyakan

kredibilitas dirinya dan Tuhan.

6) Ibu yang Mengalami Perasaan Kecewa


Perasaan kecewa paling menonjol terjadi kepada ibu-ibu

hamil yang mengalami masalah dalam kehidupan

perkawinannya, apakah karena sikap, suami atau keluarga

besarnya kurang menyenangkan, tindakan suami yang kasar,

tempramental, tindak kekerasan rumah tangga, hilangnya

kepercayaan pada suami, tidak menginginkan kehadiran anak

atau hilangnya pegangan iman pada Tuhan.

6) Data psikososial

Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan penting untuk

diketahui karena hal ini akan mempercepat proses adaptasi ibu dan

keluarga dalam menerima perannya. Selain itu, kebiasaan adat

istiadat juga perlu dikaji agar bidan dapat lebih mudah untuk

melakukan pendekatan pada keluarga. Hal ini berkaitan dengan

adanya pantangan terhadap makanan ibu hamil yang justru

membuat pertumbuhan janin tidak optimal (Sulistyawati, 2009).

Dukungan Psikososial Terhadap ibu hamil :

a. Support Keluarga

Kekhawatiran tidak disayang kadang muncul setelah bayi

lahir, tugas keluarga yang saling melengkapi dan dapat

menghindari konflik dengan cara pasangan merencanakan

untuk kedatangan anaknya, mencari informasi bagaimana

menjadi ibu dan ayah. (Pantikawati, 2010; Marmi, 2011;

Sulistyawati, 2013).

b. Support dari Tenaga Kesehatan

Peran bidan adalah memberi support atau dukungan

moral bagi klien, meyakinkan bahwa klien dapat menghadapi

kehamilannya dan perubahan yang dirasakannya adalah sesuatu

yang normal (Kusmiyati, 2010; Marmi, 2011; Sulistyawati,

2013).
c. Rasa Aman dan Nyaman

Selama KehamilanBidan bekerja sama dengan keluarga

diharapkan berusaha dan secara antusias memberikan perhatian

serta mengupayakan untuk mengatasi ketidaknyamanan yang

dialami oleh ibu, sehingga selama hamil akan menunjukkan

lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi

persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama

masa nifas. (Kusmiyati, 2010; Marmi, 2011; Sulistyawati,

2013).

d. Persiapan Sibling

Kehadiran seorang adik yang baru merupakan krisis

utama bagi seorang anak. Anak sering mengalami perasaan

kehilangan atau merasa cemburu karena digantikan oleh bayi

yang baru. Faktor yang mempengaruhi respon seorang anak

adalah umur, sikap orang tua, peran ayah, lama waktu berpisah

dengan ibu, peraturan kunjungan di rumah sakit dan bagaimana

anak itu dipersiapkan untuk suatu perubahan.

Data objektif (O)

1) Pemeriksaan umum

(1) Keadaan umum

(a)  Baik, jika kesadaran penuh, TTV normal, dan

pemenuhan kebutuhan mandiri seperti makan tanpa

disuapi dan elminasi sendiri tanpa bantuan.

(b) Sedang, jika kesadaran penuh sampai dengan apatis,

TTV normal, dan pemenuhan kebutuhan dibantu

sebagian sampai seluruhnya.

(c) Lemah, jika kesadaran penuh sampai dengan somnolen,

TTV tidak normal, memakai alat bantu organ vital,


memerlukan tindakan pengobatan dan perawatan

intensif, pemenuhan kebutuhan dibantu seluruhnya.

(2) Kesadaran :

(a) Composmentis, jika sadar penuh

(b) Apatis, sikap acuh tak acuh, apabila ditanya tidak segera

merespon

(c) Derium, kesadaran menurun disertai dengan kekacauan

mental dan motoric

(d) Somnolen, kesadaran menurun dengan respon

psikomotor yang lambat

(e) Stupor, tingkat kesadaran seperti tertidur lelap, tetapi

masih ada respon terhadap nyeri

(f) Koma, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun

(Rukiyah, 2013)

(3) Tanda Vital

Tekanan darah normal yaitu 100/60-140/90 mmHg,

Frekuensi denyut nadi normal per menit antara 80-90

x/menit, Frekuensi pernapasan normal per menit antara 20-

24 x/menit, Perubahan suhu normal antara 36,5 – 37,5ºC

(Manuaba, 2010)

(4) Berat Badan

Bertambahnya berat badan normal selama kehamilan

sekitar 11,5-16 kg (Prawirohardjo, 2010), sedangkan

menurut Manuaba (2012) kenaikan berat badan selama

hamil sekitar 12-16 kg, setiap minggu akan mengalami

kenaikan 0,5 kg.

Tabel Peningkatan Berat Badan

Jaringan dan Peningkatan Berat Badan Kumulatif (gram)


10 20 30 40
cairan
Minggu Minggu minggu minggu
Janin 5 300 1500 3400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan ketuban 30 350 750 800
Rahim 140 320 600 970
Payudara 45 180 350 405
Darah 100 600 1300 1450
Cairan 0 30 80 1480

Ekstraseluler
Cadangan Lemak 310 2050 3480 3345

Tubuh
Total 650 4000 8500 12500
Sumber : Kemenkes, 2011

(5) Tinggi Badan

Tinggi badan normal 145 cm bila kurang dari itu

dicurigai beresiko kesempitan panggul (Kusmiyati, 2010;

Kemenkes, 2010).

(6) LILA

Untuk mengetahui status gizi ibu. Ibu hamil dengan

LiLA < 23,5 cm menunjukkan besar kemungkinan

melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR)

(Kusmiyati, 2010).

2) Pemeriksaaan fisik

(1) Kepala

Dikaji ukuran, bentuk, kontur, kesimetrisan kepala,

kesimetrisan wajah, lokasi struktur wajah. Kulit pucat dan

rambut rampuh dapat mengindikasikan kekurangan nutrisi.

(2) Muka

Tanda fisiologis kehamilan pada wajah, pipi dan leher

biasanya mengalami hiperpigmentasi sehingga menyerupai

topeng kehamilan atau cloasmagravidarum (Saifuddin, 2010).

(3) Mata

Untuk mengetahui tanda – tanda anemia (konjungtiva

pucat), hiperbillirubin (sklera kuning) dan kelainan saraf pada

mata ( strabismus ).

(4) Hidung
Ada nafas cuping hidung atau tidak, kesimetrisan ukuran,

letak, rongga hidung bebas sumbatan atau tidak, ada polip atau

tidak, adanya tanda-tanda infeksi atau tidak

(5) Telinga

Ada pembesaran atau tidak, ketajaman pendengaran, letak

telinga di kepala, bentuk, ada tonjolan atau tidak.

(6) Mulut

Untuk mengetahui ada tidaknya sariawan, gigi berlubang

(Varney, 2006) Simetris, ada atau tidaknya nyeri tekan, ada

atau tidaknya pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan

vena jugularis. (Varney,2007).

(7) Payudara

Simetris atau tidak, ada atau tidaknya benjolan pada

payudara, puting susu menonjol, areola mengalami

hiperpigmentasi, pengeluaran kolostrum (Prawirohardjo,

2010).

(8) Abdomen

Ada atau tidaknya striae gravidarum dan linea nigra

(Varney, 2007).

Palpasi pada abdomen :

(a) Leopold I : Menentukan tinggi fundus uteri (TFU) dan

bagian fundus ,menurut Rukiah (2014), pada kehamilan

28 minggu TFU 25 cm, pada 32 minggu 27 cm, pada 36

minggu 30 cm dan pada 40 minggu TFU turun kembali

dan terletak 3 jari dibawah prosessus xyfoideus. dan

bagian dalam fundus. Pada fundus terababulat, lunak,

tidak melenting atau bokong, bila teraba keras

melenting adalah kepala.


(b) Leopold II : Menentukan batas kanan dan kiri rahim,

menentukan letak punggung janin. Bagian yang teraba

memanjang seperti papan, ada tahanan dan keras atau

punggung, Bagian yang teraba kecil-kecil, banyak atau

ekstremitas.

(c) Leopold III : Menentukan bagian terendah janin, teraba

bulat, keras, melenting atau kepala, sedangkan bila

lunak tidak melenting adalah bokong, dan menentukan

bagian terbawah janin, dan apakah bagian terbawah

sudah masuk pintu atas panggul atau belum.

(d) Leopold IV : Menentukan seberapa jauh bagian

terbawah janin masuk panggul (Manuaba, 2010) Pada

primigravida kepala janin sudah masuk panggul pada

kehamilan 36 minggu, sedangkan pada multigravida

kepala masuk panggul saat ada tanda – tanda persalinan.

Penurunan bagian terbawah dengan metode lima jari

(perlimaan) adalah bila teraba 5/5 bagian menunjukkan

bahwa semua bagian kepala belum masuk PAP

sehingga mudah digerakkan, bila teraba 4/5 bagian

menunjukkan bahwa 4 bagian kepala belum masuk PAP

dan sulit digerakkan, bila teraba 3/5 bagian

menunjukkan bahwa 3 bagian kepala belum masuk

PAP, bila teraba 2/5 bagian menunjukkan bahwa 3

bagian kepala sudah masuk PAP, bila teraba 1/5 bagian

menunjukkan bahwa kepala berada di dasar panggul,

bila teraba 0/5 bagian menunjukkan bahwa kepala sudah

di vulva (Saifuddin, 2012).

(e) Menentukan TBJ (Tafsiran Berat Janin) :


Menggunakan rumus (TFU-11) x 155 jika sudah

masuk panggul (TFU-12) x 155 jika belum masuk

panggul (Hana, 2010).

Auskultasi :

Frekuensi DJJ

Frekuensi denyut jantung janin normal 120-160 x/menit,

adanya bradikardi menunjukkan janin dalam keadaan

hipoksia. Frekuensi janin kurang dari 120 dan lebih dari 160

kali/menit menunjukkan gawat janin dan membutuhkan

evaluasi segera.

(9) Genetalia

Memeriksa tanda penyakit menular seksual dan ada atau tidak

varises pada genitalia.

(10) Ekstremitas atas dan bawah

Adakah odema yang dapat mengindikasikan tanda bahaya

kehamilan dan varises. (Ummi et al., 2010).

3) Pemeriksaan penunjang

1. Hemoglobin

Hemoglobin dapat digolongkan sebagai berikut : Hb 11 gr%

(tidak anemia), Hb 9-10gr% (anemia ringgan), Hb 7-8gr%

(anemia sedang), dan Hb <7gr% (anemia berat).

2. Golongan Darah

Untuk mengetahui golongan darah pasien dan

mempersiapkan pendonor apabila sewaktu-waktu terjadi

kegawatdaruratan.

3. HbSAg

Untuk mengetahui ibu HbSAg reaktif atau non reaktif.

4. Pemeriksaan Urine
Untuk mengetahui kadar protein dalam urine yang

mengindikasikan tanda-tanda pre eklamsia (Ummi et al., 2010).

5. Pemeriksaan kadar gula darah, dilakukan pada ibu hamil yang

dicurigai menderita diabetes.

6. Pemeriksaan darah malaria, semua ibu hamil didaerah endemis

malaria dilakukan pemeriksaan

7. Pemeriksaan tes Sifilis, dilakukan didaerah dengan resiko

tinggi dan ibu hamil yang diduga sifilis serta sebaiknya

dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.

8. Pemeriksaan Human Immunodeficiency Virus (HIV), ibu

dengan resiko tinggi dan diduga menderita HIV.

Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA), dilakukan pada ibu hamil

yang dicurigai menderita Tuberkulosis

b. Standar II : Perumusan Diagnosa Dan Atau Masalah Kebidanan

Diagnosa ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan

dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan. Gravida

atau jumlah kehamilan yang pernah dialami wanita, tidak tergantung

dari jumlah bayinya. Para atau jumlah kehamilan yang berakhir

dengan kelahiran bayi atau bayi telah mencapai titik mampu bertahan

hidup. (Varney, 2007). Abortus adalah kehamilan yang berakhir pada

usia kehamilan < 24 minggu atau berat janin <500 gram.

Masalah, dirumuskan sesuai kondisi klien (sesuai dengan

keluhan klien). Kebutuhan bagi ibu hamil trimester III adalah hal-hal

yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan

masalah didapatkan dengan analisa data. Adapaun kebutuhan ibu

hamil trimester III meliputi kebutuhan fisiologis dan psikologis.

(Kusmiyati, 2010; Sulistyawati, 2012; Mochtar, 2013; Prawirohardjo,

2014).
c. Standar III : Perencanaan

Perencanaan asuhan kebidanan disusun berdasarkan diagnosa

dan masalah yang telah ditegakkan. Perencanaan asuhan pada ibu

hamil trimester III antara lain :

1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan.

2) Beri informasi tentang gizi ibu hamil

3) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup.

4) Beri informasi tentang ketidaknyamanan TM III

5) Beri informasi tentang tanda bahaya TM III

6) Beri informasi tentang body mekanik

7) Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan Hb.

8) Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG.

9) Berikan senam hamil

10) Berikan informasi tentang tanda-tanda persalinan.

11) Berikan informasi tentang persiapan persalinan.

12) Berikan informasi tentang ASI Eksklusif

13) Berikan informasi kepada keluarga untuk memberi dukungan

pada ibu.

14) Berikan informasi agar ibu melakukan kunjungan ulang tiap 1

bulan, 2 minggu atau segera jika ada keluhan.

(Cunningham 2005; Mochtar 2011; Astuti 2012; Pantikawati

2013; Sulistyawati 2013)

d. Standar IV : Implementasi

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.

2) Memberi informasi tentang gizi ibu hamil

3) Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup.

4) Memberi informasi tentang ketidaknyamanan TM III

5) Memberi informasi tentang tanda bahaya TM III

6) Memberi informasi tentang body mekanik


7) Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan Hb.

8) Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG.

9) Memberikan senam hamil

10) Memberikan informasi tentang tanda-tanda persalinan.

11) Memberikan informasi tentang persiapan persalinan.

12) Memberikan informasi tentang ASI Eksklusif

13) Memberikan informasi kepada keluarga untuk member

dukungan pada ibu.

14) Memberikan informasi agar ibu melakukan kunjungan ulang tiap

1 bulan, 2 minggu atau segera jika ada keluhan. (Kusmiyati

2010; Marmi 2011; Mochtar 2011; Astuti 2012; Pantikawati

2013; Sulistyawati 2013)

e. Standar V : Evaluasi

1) Ibu mengerti hasil pemeriksaan meliputi tanda-tanda vital,

palpasi, auskultasi, dan inspeksi.

2) Ibu telah mengetahui tentang kebutuhan gizi yang dibutuhkan

selama kehamilan dan mampu memenuhi asupan gizi yang

diperlukan.

3) Ibu telah istirahat cukup yaitu istirahat malam normalnya 6-8

jam, sedangkan untuk tidur siang tidak semua wanita mempunyai

kebiasaan tidur siang

4) Ibu telah mengetahui informasi tentang tanda bahaya trimester

III yaitu tekanan darah tinggi, pusing, keluar cairan dari jalan

lahir, penglihatan kabur

5) Ibu telah mengetahui tanda-tanda bahaya TM III dan segera ke

pelayanan kesehatan bila menemukan tanda-tanda tersebut.

6) Ibu telah mengetahui bagaimana posisi tubuh yang dianjurkan

selama hamil.
7) Ibu telah melakukan pemeriksaan Hb di bidan maupun di

puskesmas dan Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya.

8) Ibu telah melakukan USG untuk mendeteksi adanya kelainan

janin

9) Ibu telah melakukan senam hamil secara mandiri.

10) Ibu telah mengetahui tanda-tanda persalinan dengan mampu

menjawab pertanyaan dari bidan.

11) Ibu mampu menjelaskan tentang persiapan persalinannya.

12) Ibu telah mengetahui pengertian ASI Eksklusif dan mampu

menjelaskan kembali.

13) Keluarga telah mengetahui tentang bentuk dukungan untuk ibu

selama kehamilan.

14) Ibu melakukan kunjungan kehamilan setiap 1 bualn, dua minggu

dan bila ada keluhan. (Marmi 2011; Mochtar 2011; Astuti 2012;

Pantikawati 2013; Sulistyawati 2013)

f. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada

formulir yang tersedia (rekammedis/ KMS/ status pasien/ buku KIA).

 S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa

 O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

 A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah

kebidanan

 P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan

dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti

tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara

komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi,

evaluasi/ follow up dan rujukan.


Tempat Praktek: PMB Uswatun Khasna Arjosari Paciatn
No Reg: Hamil 74/20
Tanggal, Jam: 01 November 2020 / 10.00 WIB
Oleh:Wulan Wahyuning Tyas

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


PADA NY. F UMUR 29 TAHUN G3 P2 A0 UK 38 MINGGU
DI PMB USWATUN KHASANA ARJOSARI PACITAN JAWA TIMUR

I. PENGKAJIAN DATA

A. DATA SUBJEKTIF
Nama Ibu : Ny.F Nama Suami : Tn.S

Umur : 29 tahun Umur : 37 tahun

Agam : Islam Agama : Islam

Suku : Jawa Suku : Jawa

Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Wiraswasta

Alamat : RT 01 RW 01 Krajan Desa Jetiskidul Kec.Arjosari Kab.Pacitan


Jawa Timur

2. Keluhan Utama
Pasien datang mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya sekarang
1. Data Kebidanan
a) Riwayat Menstruasi
1. Menarche : 14 tahun
2. Banyaknya : 2 kali ganti pembalut / hari
3. Lamanya : 4-6 hari
4. Siklus mestruassi : Teratur
5. Keluhan : terkadang merasakan nyeri di perut
bagian bawah
b) Status perkawinan
1. Kawin/ tidak Kawin : Kawin
2. Usia Kawin : 18 Tahun
3. Lama perkawinan : 11 Tahun
4. Perkawinan : Ke 1
c) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

No Kehamilan Persalinan Nifas BBL

Hamil UK Komp Penolo Jenis Komp Laktasi Komp JK BB skrg


ke ng lahir

1 1 38 Tidak Bidan Spont Tidak 6bln Tidak P 3000 Hidup


min ada an ada ASI.E + ada gram (10
ggu 2 tahun tahun)
ASI

2 2 40 Tidak Bidan Spont Tidak 6bln Tidak L 3100 Hidup


min ada an ada ASI.E + ada gram (5
ggu 2 tahun tahun)
ASI

3 3 HAMIL SEKARANG

d) Riwayat Keluarga Berencana (KB)

No Jenis Mulai Berhenti Keluhan Alasan Berhenti

1 Suntik 1 2010 2013 Tidak ada Ingin mempunyai


bulan anak lagi

2 Suntik 1 2016 2019 Tidak ada Ingin mempunyai


bulan anak lagi

e) Riwayat kehamilan sekarang


1. HPHT : 08 Februari 2020
2. HPL : 15 November 2020
3. UK : 38 minggu
4. Gerakan Janin : Aktif, 15-20 kali/hari
5. ANC
a. Trimester I : 1x di PMB 1x di Puskesmas
b. Trimester II : 2x di PMB 1x di Puskesmas
c. Trimester III : 2x di PMB
6. Keluhan
a. Trimester I :lemes,pusing,mual muntah
b. Trimester II : pegal pegal
c. Trimester III : batuk
7. Imunisasi TT : V/Lengkap

2. Pengetahuan/KIE yang pernah didapat : Ibu sudah mendapat KIE/


pengetahuan kehamilan tentang gizi ibu hamil dan Kebutuhan zat besi
Ibu hamil.
3. Data Kesehatan
a. Data Kesehatan Sekarang
 Riwayat Penyakit yang Diderita: Ibu mengatakan
keadaannya sekarang dalam keadaan sehat.
 Alergi Ibu mengatakan tidak memiliki alergi makanan
ataupun obat
b. Data kesehatan keluarga : Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak
ada yang menderita penyakitmenurun seperti (asma, Hipertensi,
Diabetes) penyakit menular seperti (HIV, TBC, Hepatitis) dan
menahun seperti (Jantung dan Ginjal).
c. Data kesehatan yang lalu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit menurun seperti (asma, Hipertensi, Diabetes) penyakit
menular seperti(HIV, TBC, Hepatitis) dan menahun seperti
(Jantung dan Ginjal).Riwayat
d. penyakit keturunan : Ibu mengatakan tidak ada riwayat
penyakit keturunan
e. Riwayat keturunan kembar: Ibu mengatakan tidak ada riwayat
keturunan kemba
4. Data kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
a. Frekuensi
Sebelum hamil : 3 kali sehari
Selama hamil : 3-4 kali sehari
b. Porsi
Sebelum hamil : 1 sendok nasi
Selama hamil : 1 -2 sendok nasi
c. Jenis
Sebelum hamil : nasi, lauk, sayur
Selama hamil : nasi, lauk, sayur, susu
d. Keluhan makan
Sebelum hamil : Tidak ada keluhan
Selama hamil : Tidak ada keluhan
e. Pantangan makan
Sebelum hamil : Tidak Ada
Selama hamil : Tidak Ada
f. Suplemen
Sebelum hamil : Tidak ada
Selama hamil : Zat besi (Tablet Fe), vit c,
Kalsium
g. Jamu
Sebelum hamil : Tidak Ada
Selama hamil : Tidak Ada
h. Merokok
Sebelum hamil : Tidak merokok
Selama hamil : Tidak merokok
i. Alkohol
Sebelum hamil : Tidak mengonsumsi alkohol
Selama hamil : Tidak mengonsumsi alkohol
j. Minum dalam 1 hari
Sebelum hamil : 6 - 7 gelas/hari
Selama hamil : 8 gelas/hari
b. Eliminasi
a. Frekuensi BAK
Sebelum hamil :4-5 kali/hari
Selama hamil :4-5 kai/hari
Keluhan : Tidak ada
b. Frekuensi BAB
Sebelum hamil : 1 kali sehari
Selama hamil : 1 hari sekali
Keluhan :agak keras kadang- kadang
sembelit
c. Pola Tidur
a. Tidur siang
Sebelum hamil :tidak pernah
Selama hamil :1 jam
b. Tidur malam
Sebelum hamil : 8 jam
Selama hamil :8 jam
c. Keluhan
Selama hamil : Tidak ada
d. Aktivitas
Sebelum hamil : Ibu melakukan pekerjaa sebagai seorang
swasta
Selama hamil :Ibu melakukan pekerjaan seperti biasa
e. Pola seksual
Selama hamil, keluhan :Tidak ada keluhan
f. Personal hygiene
a. Mandi
Sebelum hamil : 2 kali sehari
Selama hamil :2 kali sehari
b. Keramas
Sebelum hamil :2hari 1 kali
Selama hamil : 2hari 1 kali
c. Sikat gigi
Sebelum hamil : 2 kali sehari
Selama hamil : 2 - 3 kali sehari
d. Ganti pakaian
Sebelum hamil : 2-3 kali sehari
Selama hamil : 2-3 kali sehari
e. Ganti pakaian dalam
Sebelum hamil : 2 - 3 kali sehari
Selama hamil : 2 – 3 kali sehari

5. Data psikologis
a. Respon ibu dan ayah terhadap kehamilan ini
Ibu dan suami sangat senang terhadap kehamilan ini. Ibu dan suami
juga menanti kehadiran anaknya dengan menyiapkan alat-alat bayi
seperti popok, bedong, dan lain-lain.
b. Kehamilan ini direncanakan/tidak
Ibu mengatakan bahwa kehamilan ini Direncanakan
c. Jenis kelamin yang diharapkan
Perempuan
d. Kekhawatiran
Ibu khawatir akan proses persalinan yang akan dihadapinya karena
ibu takut jika persalinan tidak berjalan dengan lancar, tetapi karena
suami dan keluarga selalu mendampingi, maka ibu menjadi merasa
lebih tenang.
6. Data psikososial
a. Respon suami terhadap kehamilan
Suami mendukung dan senang dengan kehamilan ini
b. Rencana melahirkan
Rencana melahirkan di PMB Uawatun Khasana Arjosari Kabupaten
Pacitan
c. Rencana menyusui
Ibu ingin memberikan anaknya ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa
memberikan minuman dan makanan selain ASI
7. Data social Budaya
Ibu mengatakan respon lingkungan dan masyarakat baik
terhadap kehamilannya, ada adat istiadat di lingkungan sekitar rumah
yang berhubungan dengan kehamilan ibu yaitu mitoni dan yang
berhubungan dengan bayi baru lahir yaitu aqiqohan.
8. Data Spiritual
Ibu mengatakan selalu sholat 5 waktu dan juga terkadang
sholat malam. Ibu juga mengatakan bahwa dirinya sering berdoa untuk
kesehatan bayinya. Dan juga sering mengikuti pengajian.
9. Data Pengetahuan Kesehatan yang Didapat
Ibu mengatakan telah mendapat pendidikan kesehatan dari
bidan yaitu tentang tanda bahaya dan ketidaknyamanan kehamilan,
gizi seimbang ibu hamil, perawatan bayi, tandatanda persalinan dan
persiapan persalinan.

B. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan emosional: Baik
d. Tinggi badan : 148 cm
e. Berat badan

Sebelum hamil : 58 kg

Kunjungan lalu : 64 kg

Kunjungan sekarang: 65 kg

f. IMT : Berat badan(dalam Kg) : Tinggi badan (dalam m)2


65: 1,482=21,9 termasuk katagori normal (17-23 Kg/m2)
g. Lila : 28 cm
h. Vital sign
1. Suhu badan : 36,50C
2. Tekanan darah: 120/ 80 mmHG
3. Nadi : 72 kali / menit
4. Pernafasan : 22 kali / menit
2) Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : Hitam panjang, tidak mudah rontok, bersih dan tidak
ada ketombe.
b. Muka : Tidak ada cloasma, tidak pucat dan tidak oedema
c. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih, tidak
ada kelainan bentuk pada mata.
d. Hidung : Bersih, tidak ada benjolan, bentuk normal, tidak ada
kelainan.
e. Telinga : Bentuk simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada
kelainan
f. Mulut,Gigi: Bibir tidak pucat, lidah tidak pucat, tidak ada caries,
stomatitis tidak ada, tidak ada kelainan
g. Leher : Kelenjar gondok tidak mengalami pembesaran, tidak
ada benjolan (tumor), tidak ada pembesaran kelenjar limfe
h. Dada : Payudara simetris, aerola hiperpigmentasi, putting
susu menonjol, kolostrum sudah keluar
i. Mammae : Areola menghitam/hiperpigmentasi, Colostrum sudah
keluar, puting sudah menonjol, Tidak ada benjolan
j. Perut :
1. Inspeksi

Pembesaran abdomen :membesar sesuai umur kehamilan

Bentuk : memanjang
Bekas luka operasi : tidak ada

Striae gravidarum : ada

Linea nigra : ada

2. Palpasi

TFU Mc. Donald :

- Leopold I

TFU 2 jari di bawah prosessus xifoidenus bagian


fundus teraba lunak, bulat, tidak lentingan.

- Leopod II

Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin,


sedangkan bagian perut kanan teraba keras memanjang dan
ada tahanan

- Leopold III

Bagian bawah janin teraba bulat keras ada lentingan


dan bisa digoyangkan

- Leopold IV

Divergen/ Sudah Masuk Panggul

Gerakan Janain : +/ Baik

DJJ : 140x/menit

TFU Mc. Donald : 28 cm

TBJ : (28-12) x 155 = 2480 gram

3. Genetalia/vulva : baik
4. Ekstremitas
Atas : Simetris, kuku bersih, tidak ada oedema.
Bawah : Simetris, tidak oedema dan tidak ada varises
Perkusi (reflex patella): +/+
C. Pemeriksaan penunjang
Pukesmas Arjosari (11 Agustus 2020)
Haemoglobin : 10,8 g/dl
GDS: 92
Golongan Darah : AB
HBsAg : Negatif
HIV : Non reaktif

D. ANALIS DATA
Diagnosa Kebidanan
Ny. F Umur 29 tahun G3P2A0 Usia Kehamilan 38 minggu janin tunggal hidup,
intra uterin, puka, presentasi kepala, bagian terbawah belum masuk panggul.
Data Dasar
a. Subjektif
1) Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga dan belum pernah keguguran
2) Ibu mengatakan berusia 29 tahun
3) Ibu mengatakan HPHT : 08 Februari 2020
b. Objektif
1) Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis 143
2) Vital Sign Tekanan Darah : 120/70 mmHg Nadi : 72 x/ menit Suhu :
36,5ºC Pernapasan : 22 x/ menit
3) Pemeriksaan Palpasi

 Leopold I

TFU 2 jari di bawah prosessus xifoidenus bagian fundus teraba


lunak, bulat, tidak ada lentingan.

 Leopod II

Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin, sedangkan bagian
perut kanan teraba keras memanjang dan ada tahanan

 Leopold III

Bagian bawah janin teraba bulat keras ada lentingan dan bisa
digoyangkan

 Leopold IV

Divergen/ Sudah Masuk Panggul

Mc. Donald : 28 cm TBJ : (28-12) x 155 = 2480 gram


2. Masalah Tidak ada masalah
3. Kebutuhan Dukungan emosional

E. PERENCANAAN

Tanggal/Jam : Minggu, 01 November 2020 Jam 10.00 WIB


1. Beritahu ibu mengenai hasil pemeriksaan kehamilannya.

2. Berikan KIE ketidaknyamanan pada Trimester III dan cara

penanganannya, salah satunya yaitu sering buang kecil.

3. Berikan KIE tanda bahaya pada trimester III

4. Anjurkan ibu untuk periksa kehamilan setiap 2 minggu sekali atau

segera bila ada keluhan.

5. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe 60 mg 1x1 pada malam

hari yang sudah diberikan bidan secara teratur

6. Berikan edukasi kepada ibu untuk lebih rileks dalam menghadapi

persalinannya nanti

7. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah diberikan

F. IMPLEMENTASI

Tanggal/Jam : Minggu, 01 November 2020 Jam 10.00 WIB


1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan kehamilannya yaitu:

 Tekanan Darah : 110/70 mmHg

 Nadi : 80 x/menit

 Pernafasan : 22 x/menit

 Suhu : 36,5Oc

 Palpasi : TFU 3 jari di bawah prosesus xipoideus, bagian

fundus teraba bokong, sisi kiri 145 teraba ekstremitas, sisi

kanan teraba punggung, bagian bawah teraba kepala dan bisa

digoyangkan

 DJJ : 135x/menit TFU Mc. Donald : 28 cm

2. Memberikan KIE tentang ketidaknyamanan Trimester III, salah

satunya yaitu sering BAK dan cara menangani nya adalah: BAK saat

ada dorongan, membatasi masukan cairan sebelum tidur malam

minimal 2 jam sebelum tidur, membatasi minum bahan diuretik


alamiah seperti kopi, teh, cola, melakukan senam kegel dengan cara

mengencangkan otot panggul bawah selama kirakira 3 detik, lalu

lemaskan kembali otot panggul bawah selama 3 detik dan ulangi

hingga 10 kali.

3. Memberikan KIE tanda bahaya Trimester III, seperti tekanan darah

tinggi perdarahan pervaginam, sakit kepala hebat dan menetap,

pandangan kabur, gerakan janin tidak terasa, keluar cairan

pervaginam, nyeri abdomen yang hebat.

4. Menganjurkan ibu untuk periksa kehamilan setiap 2 minggu sekali

atau segera bila ada keluhan.

5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe 60 mg 1x1 pada

malam hari yang sudah diberikan bidan secara teratur.

6. Memberikan edukasi kepada ibu untuk lebih rileks dalam menghadapi

persalinannya nanti dengan cara melakukan inhale exhale setiap pagi

dengan mensugesti diri sendiri menggunakan kata-kata positif

7. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan.

G. EVALUASI

Tanggal/Jam : Minggu, 01 November 2020 Jam 10.00 WIB


1. Ibu mengetahui tentang kondisi ibu dan janinnya berdasarkan hasil

pemeriksaan.

2. Ibu mengetahui tentang ketidaknyamanan Trimester III, salah satunya

sering BAK dan ibu mengerti cara menangani ketidaknyamanan

tersebut dengan BAK saat ada dorongan, membatasi masukan cairan

sebelum tidur minimal 2 jam sebelum tidur, membatasi minum bahan

diuretik alamiah seperti kopi, teh, kopi, cola, dan ibu bersedia

melakukan senam kegel

3. Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya Trimester III dan dapat

menyebutkan kembali yaitu tekanan darah tinggi, keluar darah dari


jalan lahir, nyeri kepala hebat, pandangan kabur, gerakan janin kurang

dan nyeri perut hebat.

4. Ibu bersedia untuk periksa kehamilan setiap 2 minggu sekali atau

segera bila ada keluhan.

5. Ibu bersedia untuk mengkonsumsi tablet Fe 60 mg 1x1 diminum pada

malam hari dan ibu mengkonsumsinya dengan air putih.

6. Ibu bersedia melakukan inhale dan exhale setiap pagi dan mengerti

cara mensugesti diri sendiri dengan kata-kata yang positif seperti kata-

kata “aku sehat, bayiku sehat, persalinanku lancar”

7. Tindakan telah didokumentasikan.

BAB IV

PEMBAHASAN
Penulis akan meguraikan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny.F 29 tahun
G3P2A0 Umur Kehamilan 38 minggu. Dalam melakukan Asuhan sebanyak sekali
selama kehamilan di PMB Uswatun Khasana Desa Jatimalang Kec.Arjosari Kab.
Pacitan Jawa Timur. Asuhan dilakukan pada hari Minggu, 01 November 2020

1. Pengkajian
Pada pengkajian data subjektif Ny.F mengatakan ini kehamilan ketiga dengan
hari pertama haid terakhir pada tanggal 08 Februari 2020. Setelah dihitung,
perkiran lahir pada tanggal 15 November 2020 .Ibu sudah melakukan ANC
sebanyak 8x.Ibu mengeluhkan Pusing, mual, muntah pada trimester I untuk di
trimester II pegal pegal dan untuk trismester III ibu mengeluh kanbantuk. ibu
mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan.Ibu mengatakan tidak
mempunyai pantangan makanan selama hamil. Ibu sedah mendapatkan obat
fondazen ,Asam mefenamad dan Kalsium. Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi
jamu.Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi alkohol, dan tidak merokok.Ibu
mengatakan pola eliminasi BAK lancar, BAB kadang-kadang sembelit. Ibu
mengatakan susah tidur siang. Ibu mengatakan bahwa aktivitas nya selama hamil
dan sebelum hamil sama. Ibu mengatakan merasakan gerakan janin aktif.Pada
langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang
ada di lapangan.
Pada pengkajian data objektif Ny.F, keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, peningkatan berat badan selama hamil 7 kg, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 72 kali/menit, suhu badan 36,50C, pernapasan 22 kali/menit, lingkar
lengan atas 28 cm. Pemeriksaan fisik pada Ny.F dalam batasan normal. Tinggi
fundus uteri 2 jari di bawah prosessus xifoidenus, denyut jantung janin belum
140x/menit.
2. Analisa
Setelah mendapatkan data subjektif dan data objektif dari klien, penulis
dapat menyimpulkan dalam sebuah analisa. Analisa pada kasus Ny.F Usia 29
Tahun G3P2A0 usia kehamilan 38 minggu , janin tunggal hidup hamil normal.
Tidak terdapat masalah kehamilan yang ditemukan dalam kasus ini.
3. Penatalaksanaan
Langkah setelah menentukan analisa adalah melakukan
penatalaksanaan.Penatalaksaan merupakan tindakan dari perencanaan yang telah
ditentukan dan evaluasi berdasarkan analisa.Data diagnostik tambahan mencakup
tes laboraturium dan tindakan diagnostik lainnya yang menjelaskan masalah
klien. Asuhan yang diberikan kepada Ny.F selama masa hamil adalah :

1. Timbang Berat Badan dan ukur Tinggi Badan.


Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.Penambahan Berat Badan
yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap
bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. Pelayanan antenatal
10 T yang berkualitas di puskesmas, juga termasuk pengukuran tinggi badan pada
pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor risiko pada ibu
hamil.Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan resiko untuk
terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion)

2. Ukur Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan


untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah >/ 140/90 mmHg)
pada kehamilan dan pre eklampsia (hipertensi disertai oedema wajah atau tungkai
bawah dan atau proteinuria).

3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas LILA)

Pelayanan antenatal 10 T yang berkualitas, meliputi juga pengukuran


LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I
untuk skrining ibu hamil beresiko KEK. Kurang energi kronis disini maksudnya
ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa
bulan/tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan
dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

4. Ukur tinggi fundus uteri 

Pelayanan antenatal 10 T yang berkualitas, bidan juga akan melakukan


pengukuran Tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan.
Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada
gangguan pertumbuhan janin.Standar pengukuran menggunakan pita pengukur.

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan


selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
mengetahui letak janin.  Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala,
atau atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak,
panggul sempit atau ada masalah lain.

Penilaian DJJ dilakukan dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya


setiap kali kunjungan antenatal.DJJ lambat kurang dari 120 kali/menit atau DJJ
cepat lebih dari 160 kali/ menit menunjukan adanya gawat janin.

6. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus Toksid (TT)
bila diperlukan 

Pelayanan antenatal 10 T yang berkualitas, juga dilakukan imunisasi TT


untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT.Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi T-
nya.Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, sesuai dengan status imunisasi T ibu
saat ini.Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi T2 agar mendapatkan
perlindungan terhadap infeksi tetanus.Ibu hamil dengan status imunisasi T5 (TT
Long Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi.

7. Beri Tablet tambah darah (tablet besi)    

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet
tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan
yang diberikan sejak kontak pertama.

8. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah pemeriksaan


laboratorium rutin dan khusus.Pemeriksaan laboratorium rutin adalah
pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu
golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik daerah endemis/
epidemi (malaria, HIV dll). Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah
pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang
melakukan kunjungan antenatal.

9. Tatalaksana /penanganan khusus 

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan


laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani
sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan.Kasus kasus yang tidak
dapat ditangani di rujuk sesuai dengan sistem rujukan.

10. Temu Wicara (konseling)

Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang


meliputi:

 Kesehatan Ibu
 Perilaku hidup bersih dan sehat.
 peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan.

Temu wicara (konseling) pada ibu hamil setiap pemeriksaan kehamilan ini
selalu dilakukan rutin oleh Bidan Puskesmas, maupun bidan praktek mandiri. Di
dalam temu wicara ini,  dilakukan di sebuah kamar tertutup dan ibu hamil bisa di
dampingi oleh suami.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil
fisiologis, dengan langkah SOAP, penulis menyimpulkan :
Penulis telah mendapatkan pengalaman nyata dalam menerapkan asuhan
kebidanan ibu hamil fisiologis pada Ny. F Usia 29 Tahun G3P2A0 UK 38 minggu.
Hasil pengkajian yang penulis dapatkan yaitu, keadaan umum baik, kesadaran
compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 72 kali/menit, penafasan 22
kali/menit, suhu 36,50C, HPHT 08 Februari 2020, HPL 15 November 2020, Umur
kehamilan 38 Minggu, TFU 2 jari di bawah prosessus xifoidenus bagian fundus
teraba lunak, bulat, tidak ada lentingan.
Ibu secara keseluruhan sudah mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan
bersedia untuk menerapkan anjuran yang telah diberikan.

A. SARAN
1. Bagi tenaga kesehatan
a. Lebih teliti dalam pemeriksaan ibu hamil untuk penemuan deteksi dini
kelainan atau gangguan pada kehamilan
b. Lebih meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
2. Bagi Ibu Hamil
a. Ibu rutin minum air putih
b. Ibu lebih sering beristirahat
c. Ibu diharapkan Kembali 2 minggu lagi untuk memeriksa kehamilanya
3. Bagi mahasiswa
a. Lebih teliti dan lebih aktif dalam menangani asuhan kebidanan
kehamilan untuk mendapatkan pengalaman yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Ai,Yeyeh dan Rukiyah. (2014). Asuhan Kebidana I. Jakarta : Trans Info Media.
Astuti, Puji Hutari. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan).
Yogyakarta: Rohima Press.
Depkes RI. (2010).Capaian Pembungunan Kesehatan Tahun 2011.Jakarta.
Jannah, A.W dan Widajaka, W.(2012) Enjoy Your Pregnancy Moms. Jakarta:
Agromedia Pustaka
Kemenkes RI. (2012). Survei Kesehatan Dasar Indonesia. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Indonesia,
. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS, Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI
Kumalasari, Intan. (2015). Panduan Praktik Laboraterium dan Klinik Perawatan
Antenatal,Inpartu, Postnatal. Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi, Jakarta: Salemba
Medika.
Mandriwati, G. A. (2012). Asuhan Kebidanan Antenatal Edisi 2. Jakarta: EGC
Manuaba,I.B.G. (2010). Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungandan KB. Jakarta: EGC.
Marmi, (2011). Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
. (2012). Asuhan Neonatus,bayi,balita dan anak prasekolah.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Megasari, Miratu dkk, (2015). Panduan Asuhan Kebidanan I. Ed 1.Yogyakarta:
Deepublish
Pantikawati, Ika .S.SiT dan Saryono, S.Kp. M. Kes. (2010). Asuhan Kebidanan I
(Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika
Prawirohardjo,Sarwono,(2010),IlmuKebidanan Sarwono Wirohardjo.Jakarta:PT Bina
Pustaka SarwonoWirihardjo
Romauli,Suryati,(2011),Buku Ajar Askeb I Konsep Dasar Kehamilan. Yogyakarta:
Nuha Medika
Rukiyah (2012). Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Trans Info Media.
Saifuddin, Abdulah. Bari(ed).(2010). Ilmu Kebidanan.Edisi ketiga. Jakarta: YBPSP.
Sulistyawati, Ari. (2012). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.
Sunarti, (2013). Asuhan Kehamilan. Jakarta: In media
Walyani, E. S.(2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Baru
Yulistiana, Evayanti, (2015). Hubungan Pengetahuann Ibu dan Dukungan Suami
Pada Ibu Hamil Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (Anc) di
Puskesmas Wates Lampung Tengah Tahun 2014. (2015). Jurnal Kebidanan Vol
1,No2,Juli 2015:81-91
Yenni Zuhairini, Hendro Kasmanto, Gaga Irawan Nugraha 2016. Indeks Massa
Tubuh Awal Kehamilan Ibu sebagai Indikator yang Paling Berperan terhadap
Kenaikan Berat Badan Ibu Selama Hamil . MKB, Volume 48 No. 3

Anda mungkin juga menyukai