Dosen Pembimbing
Lutfiana Puspita Sari,SST.MPH
Disusun Oleh:
WULAN WAHYUNING TYAS
P27224018 051
D-III Kebidanan Semester V
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan sebuah fase setelah ibu melahirkan dengan rentang
ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu
Lebih dari 25% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 disebabkan oleh
yang tinggi pada masa nifas ini. Adanya permasalahan pada ibu akan
berimbas juga kepada kesejahteraan bayi yang dilahirkan karena ibu yang
sakit tentu saja tidak dapat merawat dan menyusui bayinya dengan baik
(Purwati, 2012).
fenomena psikologis yang dialami oleh wanita yang terpisah dari keluarga dan
baru dimana kehadiran anggota baru dalam pola asuhan bayi dan keluarga.
Contonya bayi dan keluarga. Kirakira 80% dari semua pengalaman ibu-ibu
postpartum selama waktu setelah persalinan, biasanya terjadi 3-5 hari
berlangsung bisa setiap jam atau kadang-kadang setiap hari. Dapat diatasi
Postpartum Blues antara 50-70% dari wanita pasca persalinan (Wijayati dkk,
Puskesmas Blora angka kejadian Postpartum Blues pada ibu pasca persalinan
adalah sikap dan tindakan dan penerimaan kelurga terhadap anggota keluarga.
Kebidanan pada Ibu nifas Normal pada Ny.F di Wilayah Kerja Puskesmas
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kebidanan.
2. Tujuan Khusus
normal
normal
normal
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
yang terjadi pada ibu nifas baik secara biologis dan psikologis serta
TINJAUAN TEORI
b. Masa puerperium atau sering disebut dengan masa nifas dimulai setelah
2013;Prawirohardjo, 2014).
2010)
Tujuan Asuhan Pada Ibu Nifas Menurut Saifuddin, A. 2010 tujuan asuhan
Uterus
uterus.
dalam uterus.
terdiri dari darah, desidua dan bagian amnion serta korion, berwarna
lochea serosa yang teridiri dari darah tua, serum, leukosit, dan debris
Serviks
kadang terdapat perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan masih bisa
dimasukkan ke rongga rahim. Setelah 2 jam dapat dilalui 2-3 jari dan
2013).
Vagina
Setelah 3 minggu vulva dan vagina akan kembali seperti keadaan tidak
hamil dan rugae dalam vagina berangsur angsur akan muncul, serta
Perineum
Payudara
Sistem Pencernaan
Sistem Endokrin
Saat plasenta lepas dari dinding uterus, kadar HCG dan HPL
HCG tidak terdapat dalam urin ibu setelah 2 hari postpartum. HPL
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Hematologi
serta volume plasma dan volume sel darah merah. Pada 2-3 hari
postpartum, konsentrasi hematokrit menurun sekitar 2% atau lebih.
(Dewi, 2014).
Sistem Perkemihan
Biasanya, pada hari ke- 3 suhu badan naik lagi karena adanya
karena adanya ASI. Bila suhu tidak turun, kemungkinan adanya infeksi
denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal maka pernapasan juga
akan mengikutinya, kecuali bila ada gangguan khusus pada saluran
dan berjalan-jalan.
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu
lebih berfokus pada dirinya sendiri. Ibu sangat gembira dan suka
ibu.
perawatan dan penerimaan dari orang lain serta keinginan untuk dapat
ibu.
suami dan keluarga masih dibutuhkan oleh ibu, yaitu dengan membantu
penglihatan.
5) Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kecil, atau merasa
1) Nutrisi
vitamin yang cukup; minum sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu
untuk minum setiap kali menyusui); pil zat besi harus diminum untuk
melalui ASI nya (Marmi 2012). Adapun tambahan dari marmi, 2012 yaitu:
a) Karbohidrat
b) Lemak
c) Protein
nifas adalah sekitar 10-15%. Protein utama dalam air susu ibu
udang, kepiting).
Vit B6, tiamin dan asam folat dalam air susu langsung berkaitan
2) Ambulasi
dua jam setelah melahirkan secara normal. Sebelum waktu ini, ibu diminta
untuk melakukan latihan menarik nafas yang dalam serta latihan tungkai
yang sederhana dan harus duduk serta mengayunkan tungkainya dari tepi
ranjang.
3) Kebersihan
(Marmi,2012).
4) Istirahat
5) Perawatan Payudara
Ibu menyusui dianjurkan untuk mencuci puting dengan air hangat dan
dilakukan urutan setiap hari untuk meningkatkan produksi ASI. Juga dapat
kenyamanan.
6) Seksual
didasarkan atas pemikiran pada masa itu semua luka akibat persalinan,
termasuk luka episiotomy dan luka bekas seksio cesarean (SC) biasanya
telah sembuh dengan baik. Bila suatu persalinan di pastikan tidak ada luka
atau perobekan jaringan, hubungan seks bahkan telah boleh dilakukan 3-4
masih terasa sakit atau nyeri meskipun telah beberapa bulan proses
persalinan.
7) Eliminasi
Miksi normal bila dapat BAK spontan setiap 3-4 jam. BAB harus
dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit BAB dan terjadi
(Marmi, 2012)
secara teratur setiap hari. Dengan melakukan senam nifas yang tepat
waktu, maka hasil yang didapatpun maksimal. Pada ibu yang mengalami
sirkulasi darah di tungkai baru dilakukan 2-3 hari setelah ibu dapat bangun
dari tempat tidur. Sedangkan pada persalinan normal, bila keadaan ibu
wajah dapat mengurangi kecemasan pada ibu nifas dan juga dapat
Pada ibu nifas diperlukan adanya deteksi dini yaitu kunjungan ibu nifas
dalam masa Nifas ada 3 kali kunjungan yang harus dilakukan yaitu KF I, KF II
perdarahan berlanjut.
atonia uteri.
berbau.
perdarahan.
(Mochtar, 2013)
a. Standar I: Pengkajian
pekerjaan alamat.
c) Riwayat persalinan
o Gravida ... para ... abortus ... jumlah anak hidup ....
alat/tidak
spontan/tidak
TFU
o Perineum, rupture/episiotomi, jahitan/tidak derajat.
memperbanyak perdarahan.
atau perektal.
persalinan.
kelahiran ini
2) Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umum
pernapasan
b) Pemeriksaan fisik
kelahiran bayi.
hemoglobin, leukosit.
fisiologis.
b) Perawatan perineum
e) Hubungan seksual
f) Senam nifas
dengan perencanaan.
setiap hari turun 1 jari sehingga lama kelamaan TFU tidak teraba,
7 post partum, lochea serosa harike 8-14 post partum, lochea alba
pasien/buku KIA).
kebidanan
No Reg:PERSALINAN 114/20
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBJEKTIF
Identitas
Nama Ibu : Ny.F Nama Suami : Tn.S
lebih baik.
2. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
3. Riwayat perkawinan
d. Perkawinan : Ke 1
ke ng lahir
1 1 38 Tidak Bidan Spont Tidak 6bln Tidak L 3000 Hidup
ASI
2 2 40 Tidak Bidan Spont Tidak 6bln Tidak L 3100 Hidup
ASI
3 3 38 Tidak Bidan Spont Tidak Nifas Sekarang L 3300 Hidup
ggu
6. Riwayat kesehatan
a. Riwayat menurun/menular
c. Riwayat operasi
a. Keadaan ibu
2) penolong bidan
5) Proses Persalinan
(cc)
1 ± 24 jam Flek darah ±10 Pengeluaran Observasi
cc lender darah,
kenceng-
kenceng
2 ± 20 Air ketuban ± Vulva dan Pertolongan
membuka APN
3 ±5 Darah ± 100 cc Tidak ada MAK 3
menit
4 ± 2 jam Darah ± 80 cc Tidak ada Observasi
b. Keadaan Bayi
2) Antopometri
BB = 3300gram
PB = 51 cm
LK = 33 cm
LD = 31 cm
JK = laki laki
8. Kebutuhan Fisik
a. Nutrisi
persalinan
Porsi : sedang
Porsi : 1 gelas
b. Eliminasi
1) BAK
a) Sifat : Cair
b) Jumlah : ± 100 cc
2) BAB
c. Istirahat
Ny.F mengatakan bahwa tidur dalam satu hari terakhir selama 5-6
d. Personal hygiene
e. Aktivitas
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda vital :
2) Nadi : 88 kali/menit
3) Suhu : 36,5oC
4) Respirasi : 24 kali/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
kepala bersih
muda.
pendengaran baik.
b. Leher
c. Payudara
d. Abdomen
e. Genetalia
Tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada tanda-tanda infeksi,
f. Ekstremitas
C. ANALISA DATA
Ny.F umur 29 tahun P3A0 dengan 7 Hari post partum normal
Data dasar
Subjektif:
WIB
Objektif:
b. Kesadaran : composmentis
d. Nadi : 88 kali/menit
e. Suhu : 36,5oC
f. Respirasi : 24 kali/menit
h. Kontraksi : Keras
D. PERENCANAAN
2. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, bila bayi tertidur ibu juga tidur.
3. Anjurkan pada ibu untuk tetap mengonsumsi makanan yang mengandung
4. Ingatkan kembali pada ibu tentang posisi dan cara menyusui yang benar.
ASI yaitu dengan mencuci atau membersihkan puting dengan air hangat
dan dilakukan setiap akan menyusui bayi juga dengan menggunakan bra
kenyamanan.
6. Berikan KIE tentang senam kegel untuk memulihkan otot dasar panggung
E. IMPLEMENTASI
c. Nadi : 88 x/menit
d. Respirasi : 24x/menit
e. Suhu : 36,5oC
2) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, bila bayi tertidur ibu
juga tidur.
sendiri.
4) Mengingatkan kembali pada ibu tentang posisi dan cara menyusui
yang benar.
dengan air hangat dan dilakukan setiap akan menyusui bayi juga
F. EVALUASI
2. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup dan bersedia tidur bila bayinya
tidur.
seimbang.
dianjurkan.
Pada uterus terjadi involusi. Proses involusi adalah proses kembalinya uterus
ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses itu dimulai segera setelah
plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus (Vivian Nanny, 2010:55).
Pada kasus Ny. F 29 tahun P3A0Ah3 7 Hari post partum. Hal ini fisiologis
sesuai dengan teori (Vivian Nanny, 2010:55), sehingga tidak ada kesenjangan antara
teori dan lahan.
Lochea adalah ekskresi cairan selama masa nifas dan mempunyai reaksi basal
alkali yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam
yang ada pada vagina normal (Vivian Nanny & Tri Sunarsih, 2011:58).
Jenis-jenis lochea, yaitu sebagai berikut :
1. Lochea Rubra
Berwarna merah karena berisi darah segar dari sisa selaput ketuban, sel
desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium. Keluar pada 1-3 hari
post partum.
2. Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir yang keluar pada hari ke
3-7 pasca persalinan.
3. Lochea Serosa
Warna merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi
pada hari ke 7-14 post partum.
4. Lochea Alba
Dimulai hari ke-14 kemudian semakin lama semakin berkurang hingga
berhenti 1-2 minggu berikutnya. Cairan berwarna putih terdiri dari
leukosit dan sel desidua.
5. Lochea Purulenta
Terjadi karena infeksi. Cairan yang keluar seperti nanah berbau busuk.
6. Lochea Statis
Lochea yang tidak lancar keluarnya.
Pada kasus Ny. F 29 tahun P3A0Ah3 7 Hari post partum, lochea yang keluar
adalah lochea rubra berwarna merah segar karena berisi darah dari sisa selaput
ketuban, sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium. Lochea keluar sampai
saat ini di hari pertama post partum ibu. Hal ini fisiologis sesuai dengan teori (Vivian
Nanny & Tri Sunarsih, 2011:58), sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
lahan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny. F 29 tahun P3
A0 Ah3 7 hari post partum nifas normal maka penulis dapat mengambil
terjadi.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Agar penulis dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki untuk
melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas sesuai standar profesi
kebidanan dan dapat mengatasi kesenjangan yang terkadang timbul antara
teori yang didapat diperkuliahan dengan praktik yang nyata di lahan, serta
dapat mengaplikasikan teori yang didapat dengan perkembangan ilmu
kebidanan terbaru.
2. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam
menangani dan memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas secara
menyeluruh, serta mendeteksi kelainan secara dini dan mencegah
terjadinya komplikasi pada ibu nifas.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Agar institusi dapat menilai sejauh mana kemampuan mahasiswa
dalam menerapkan pengetahuan yang telah didapat dengan
mempraktikkan dan menerapkannya pada klien secara langsung.
4. Bagi Klien
Agar ibu dapat memperoleh tambahan informasi dan pengetahuan
seputar masa nifas, serta diharapkan dapat melaksanakan anjuran atau
konseling yang telah diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi,V.N.L. dan Tri Sunarsih.(2012). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.Jakarta: Salemba
Medika.
Dewi Susilowati, dan Dian Kurnia Wati (2016). Penurunan Kecemasan Ibu Nifas
Menggunakan Totok Wajah Di Fasilitas Pelayanan Persalinan. jurnal.poltekkes-
solo.ac.id
Kemenkes RI. (2015). Kesehatan dalam Rangka Sustaineble Development Goals (SDGs).
Jakarta : ROKORPOP Kemenkes RI
Safitri, Vivin. (2013). Dukungan Keluarga pada ibu yang mengalami Postpartum
Blues,Surabaya: Fakultas Dakwah, Progam Studi Psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya
Saiuddin, dkk. (2013). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta: PT.Bina Pustaka sarwono prawirohardjo
Silistyawati,Ari. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: ANDI