Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

(AKBK)

DOSEN PENGAMPU: NURSARI ABDUL SYUKUR, M.KEB

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5:

1. Dian Dwi Lestari (P07224219008)


2. Elin Bettrilia Armanto (P07224219012)
3. Erika Salsabila (P07224219013)
4. Desy Natalia Barbara M.S (P07224218010)
5. Ferika Rafaris (P07224219017)
6. Ratna Komala Sari (P07224219029)
7. Salsabila Rifha Amanda (P07224219033)

PRODI D-3 KEBIDANAN SAMARINDA TINGKAT 2

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

KALIMANTAN TIMUR

2020/2021
A. KONSEP DASAR MANEJEMEN

PENGKAJIAN
Data Subjektif
1. Identitas
Nama :
Umur : usia PUS (20-55 tahun)
Mempengaruhi bagaimana mengambil keputusan dalam
kesehatannya (Sarwono, 2005)
Usia reproduktif (Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi, 2010 : MK 75)
Agama :
Suku/ Bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
2. Keluhan utama :
 Timbul bercak/flek-flek
- AKDR
- PIL
- Suntik 1 Bulan
- AKBK
 Sakit kepala ringan
a. PIL
b. Suntik 3 bulan
c. Suntik 1 Bulan
 Berat badan naik/turun
d. PIL
e. Suntik 3 Bulan
f. Suntik 1 Bulan
 Mual

1
g. PIL
h. Suntik 3 Bulan
i. Suntik 1 Bulan
 Payudara nyeri
j. PIL
k. Suntik 3 Bulan

3. Riwayat Kesehatan Klien :


a. Riwayat Kesehatan yang lalu
Penyakit/ Kelainan Reproduksi :
- Riwayat Kehamilan Ektopik dapat menggunakan KB:
1) PIL kombinasi
2) Suntikan kombinasi
3) Implan
- Kelainan payudara jinak, penyakit radang panggul, endometriosis
atau tumor ovarium jinak dapat menggunakan KB PIL kombinasi
- Keganasan pada payudara tidak diperbolehkan menggunakan :
1) Suntikan kombinasi
2) Suntikan progestin
3) Implan
- Kelainan bawaaan uterus yang abnormal atau tumor jinak, kanker
alat genital, ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm, menderita
infeksi alat genital, perdarahan vagina yang tidak diketahui
penyebabnya tidak boleh mengunakan metode KB AKDR.

Penyakit Kardiovaskuler :
- Riwayat atau keberadaan penyakit katup jantung (kontraindikasi
karena penderita penyakit ini rentan terhadap endokarditis
bacterial). Prolaps katup mitral tidak tercakup disini. Hal ini
menjadi kontraindikasi dari akseptor KB AKDR (Varney, 2008).

2
- Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi
(>180/110 mmHg), kelainan tromboemboli, kelaianan pembuluh
darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain tidak boleh
mengunakan:
1) Suntikan kombinasi
2) Pil kombinasi
3) Suntikan progestin
4) Implant
Penyakit Darah :
- Riwayat gangguan faktor pembekuan darah dan Anemia bulan
sabit tidak boleh menggunakan metode :
1) pil kombinasi
2) Suntikan kombinasi
Dan boleh menggunakan metode :
1) suntikan progestin
2) Implan
Penyakit Paru-paru :
Thrombosis vena dalam/embolisme paru yang terjadi baru-baru ini
merupakan kontraindikasi hanya pada pengguna AKDR hormonal.
Penyakit Saluran Pencernaan :
Penyakit Ginjal & Saluran Kencing :
Penyakit Endokrin :
- Diabetes mellistus tanpa komplikasi boleh menggunakan metode :
1) Pil kombinasi
2) AKDR
- Diabetes mellistus > 20 tahun tidak boleh menggunakan metode :
1) Pil kombinasi
2) Suntikan kombinasi
- Diabetes mellistus disertai komplikasi tidak boleh menggunakan
metode suntikan progestin

3
- Ganguan toleransi glukosa (DM) tidak boleh menggunakan
metode implant

Penyakit Saraf :
- Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/ riwayat epilepsi)
tidak boleh menggunakan metode pil kombinasi
Penyakit Jiwa :
Penyakit Sistem imunologi :
Penyakit Infeksi :
- Menderita tuberkulosis (kecuali yang
menggunakan rifampisin) boleh menggunakan
metode pil kombinasi
- Sedang mengalami infeksi alat genital
(vaginitis, servisitis) tidak boleh menggunakan
alat kontrasepsi AKDR
b. Riwayat Kesehatan sekarang:
Berisi riwayat perjalanan penyakit mulai klien merasakan
keluhan s/d pengkajian saat ini (sebelum diberikan asuhan)

4. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Mengkaji riwayat penyakit menurun (asma, hipertensi, DM,
hemofilia, kanker payudara) menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS)
menahun (jantung, asma)
(Fraser & Cooper, 2009)

5. Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang dikaji adalah siklus, lama haid,
banyaknya, warna, nyeri haid, keluhan waktu haid, dan amenore.
- Ibu yang mengalami anemia karna haid berlebihan boleh
menggunakan metode KB PIL

4
- Wanita dengan nyeri haid dan haid teratur, dapat
menggunakan KB suntik 1 Bulan
- AKDR hormonal, terutama LNG-IUS, mengurangi jumlah
har-hari menstruasi, meningkatkan konsentrasi hemoglobin,
merupakan terapi yang efektif untuk menoragia, dan dapat
mencegah dan mengobati anemia (Varney, 2008)
- Kerja prosgestin levonorgestrel, banyak wanita mengalami
amenorea atai oligomenorea. (Varney, 2008)

6. Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


N
BB/ Abnorm
o. Suami Ank UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK H M Laktasi Peny
PB alitas

- Nulipara dan yang telah memiliki anak, bahkan sudah memiliki


banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi, atau setelah
mengalami abortus boleh menggunakan Kontrasepsi progestin.
- AKDR boleh digunakan dalam keadaan nulipara
7. Riwayat Kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi yang perlu dikaji adalah jenis alat
kntrasepsi, lama, kapan awal pemakaian, dan pelepasan, serta
komplikasi yang terjadi selama pemakaian.Pemakaian kontrasepsi
sebelumnya dapat menjadi tolak ukur penggunaan kontrasepsi
sellanjutnya.
8. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Nutrisi cenderung normal (Arikunto:2012)
Eliminasi Eliminasi tidak terpengaruh (Arikunto:2012)
Istirahat meningkat pada yang tak terbiasa
Istirahat
(Arikunto:2012)

5
Tingkat aktivtas seseorang dapat
Aktivitas mempengaruhi pengambilan keputusan
dalam kesehatannya (Arikunto:2012)
Kebiasaan merokok dan mengkonsumsi obat
tertentu (epilepsy dan tuberculosis) dapat
mempengaruhi penetapan pemilihan metode
Kebiasaan
kontrasepsi. (Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi : 2011)

Metode Kontrasepsi Kondom dapat melindungi


dari penyakit menular seksual (PMS)/HIV
Seksualitas (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi :
2011)

9. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


Masih kuat kepercayaan di kalangan masyarakat muslim bahwa
setiap mahluk yang diciptakan tuhan pasti diberi rezeki untuk itu
tidak khawatir memiliki jumlah anak yang banyak.
(Prawirohardjo, S. 2003)

Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
TD :
- Tekanan darah tinggi >180/110 mmHg, atau diastolik > 90 mmHg
atau sistolik >160 mmHg tidak boleh menggunakan alat
kontrasepsi pil kombinasi, metode kontrasepsi non hormonal
merupakan pilihan yang lebih baik (buku panduan praktis
pelayanan KB hal : MK-31)

6
- Nyeri dada hebat, batuk, napas pendek, Nadi > 100x/menit
merupakan keadaan yang perlu mendapatkan perhatian dimana
memungkinkan masalah yang mungkin terjadi seperti serangan
jantung atau bekuan darah di dalam paru.
- Tekanan darah tinggi selama <180/110 mmHg boleh
menggunakan pil dan suntikan progestin
- Tekanan darah tinggi boleh menggunakan metode KB
AKDR(buku panduan praktis pelayanan KB 2007, MK 75)
Nadi : 60 – 100 kali permenit
Pernafasan : 20 kali permenit
Suhu : 36,5 – 37,2 0C
Antropometri :
Berat badan sekarang :
- Gemuk ataupun kurus boleh mengunakan metode KB AKDR
- Berat badan mencapai 70 kg perlu dilakukan tindakan
evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penggunaan alat
kontrasepsi Implant
- Pada pasien yang menggunakan KB suntik biasa nya mengeluh
kenaikan berat badan rata-rata naik 1-2kg tiap tahun tetapi kadang
bisa lebih.

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
 Kepala :
tidak tampak lesi, tampak bersih, tidak tampak benjolan, distribusi
rambut merata.
 Wajah :
tidak tampak pucat, tampak simetris
 Mata :

7
Sklera berwarna kuning menandakan kemungkinan indikasi
adanya/penyakit hati pemilihan alat kontrasepsi nonhormonal lebih
diutamakan
 Hidung :
tampak simetris, tidak tampak pengeluaran/secret, tidak tampak
benjolan
 Mulut :
tampak simetris, tampak lembab, tampak bersih, tidak tampak
stomatitis, lidah tampak bersih
 Telinga :
tampak simetris, tidak tampak secret/serumen
 Leher :
tidak tampak pembesaran pada kelenjar tiroid, getah bening, dan
vena jugularis
 Dada :
Tampak simetris, tidak tampak retraksi dinding dada
Nyeri dada dan paha perlu dilakukan tindakan evaluasi lebih lanjut
untuk menentukan penggunaan alat kontrasepsi implant
 Payudara :
Tampak bersih. Tampak simetris, tidak tampak retraksi
Penderita tumor jinak atau kanker payudara boleh menggunakan
metode AKDR
 Abdomen :
tidak tampak pembesaran, tidak tampak luka bekas operasi.
Nyeri abdomen hebat menandakan penyakit kandung empedu,
bekuan darah, pankreatitis (penggunaan PIL KB)
 Genitalia :
- Perdarahan vagina yang tidak diketahui sampai dapat
dievaluasi tidak boleh mengunakan metodeAKDR

8
- Tampak adanya varises pada vagina boleh menggunakan
metode AKDR
- AKDR hormonal merusak motilitas saluran telur dan
mengentalkan lendir serviks sehingga cairan serviks menjadi
lebih lengket (Varney, 2008)
 Ekstermitas :
- Pada penggunaan suntik kombinasi, Varises, rasa sakit dan
kaki bengkak menandakan indikasi risiko tinggi
penggumpalan darah pada tungkai
- Tampak adanya varises pada tungkai boleh menngunakan
metode AKDR.
- Edema dan nyeri tungkai, dada dan paha perlu dilakukan
tindakan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan
penggunaan alat kontrasepsi AKBK

Palpasi
 Kepala : tidak teraba benjolan, tidak ada lesi
 Wajah : tidak teraba oedema
 Mata : tidak teraba oedema pada konjungtiva
 Hidung : tidak teraba benjolan
 Telinga : tidak teraba benjolan
 Leher :
tidak teraba oedema pada vena jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar
getah bening
 Payudara :
- Terabanya benjolan yang dapat menandakan adanya kemungkinan
akseptor menderita tumor jinak atau kanker payudara boleh
menggunakan metode AKDR

9
- Teraba tumor / benjolan pada payudara yang menandakan
adanya kanker payudara atau riwayat kanker payudara tidak
boleh menggunakan metode AKBK (implant)
 Abdomen : tidak teraba massa/ benjolan
Nyeri tekan pada bagian bawah abdomen untuk mengetahui kontra
indikasi pemasangan AKDR (Varney, 2007)
 Genitalia :
adanya varises pada vulva boleh menggunakan metode AKDR
 Ekstermitas :
- Varises, rasa sakit dan kaki bengkak menandakan indikasi risiko
tinggi penggumpalan darah pada tungkai pada penggunaan
suntikan kombinasi
- teraba adanya varises pada tungkai boleh menngunakan metode
AKDR
- Edema dan nyeri tungkai, dada dan paha perlu dilakukan
tindakan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penggunaan
alat kontrasepsi Implant.
Auskultasi :
Dada :
- Nafas terdengar vesikuler
- Tidak terdengar suara nafas tambahan
Abdomen :
- Bising usus 5-35 x/menit
Perkusi :
Ekstremitas :
- Refleks Ekstremitas atas
Refleks Bisep (+)
Refleks Trisep (+)
- Refleks Ekstremitas Bawah
Patella (+)
Cavilari Refil kembali dalam waktu < 2 detik

10
Homan Sign (-)

3. Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan Laboraturium :
- HB:
 Anemia bulan sabit tidak boleh menggunakan metode pil kombinas,
suntikan kombinasi,
 Anemia bulan sabit dan anemia defisiensi zat besi boleh
menggunakan metode suntikan progestin dan implant
 AKDR hormonal, terutama LNG-IUS, mengurangi jumlah har-hari
menstruasi, meningkatkan konsentrasi hemoglobin, merupakan terapi
yang efektif untuk menoragia, dan dapat mencegah dan mengobati
anemia (Varney, 2008)
- PP test
Kontraindikasi pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) pada
seorang wanita adalah kehamilan baik itu dipastikan, dicurigai, atau
bahkan kemungkinan (mis., bila seseorang wanita melakukan koitus tanpa
menggunakan metode kontrasepsi yang valid sejak periode menstruasi
normal yang terakhir) (Varney, 2008)

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : PAPAH usia ……. Dengan Akseptor KB AKBK
Masalah : tidak ada

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Diagnosa dan masalah potensial : tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Kebutuhan segera : tidak ada

11
V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.
1. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
Rasional : Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi
petugas dan klien untuk tindakan selanjutnya
2. Beritahukan kepada ibu tindakan pelayanan kontrasepsi yang akan
dilakukan
Rasional : Agar pasien lebih siap dan kooperatif dalam setiap
pelaksanaan tindakan
3. Berikan pelayanan metode kontrasepsi sesuai kebutuhan klien
Rasional : Tindakan pelayanan metode kontrasepsi dilaksanakan
sesuai kebutuhan klien (kontrasepsi hormonal, AKDR,
AKBK, atau metode sederhana).Pastikan 5 T sebelum
memberikan pelayanan kontrasepsi (tepat pasien, tepat
tempat, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu).
4. Lakukan tindakan pasca pelayanan metode kontrasepsi
Rasional : Memberitahukan informasi mengenai KB yang digunakan
berguna untuk mengingatkan klien. Membersihkan alat-
alat yang telah dipakai, merapikan klien, dan mencuci
tangan merupakan tindakan pencegahan infeksi yang
penting dalam setiap tindakan.
5. Lakukan pencatatan pada kartu kunjungan klien dan anjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan ulang
Rasional : Pendokumentasian serta evaluasi terhadap tindakan yang
telah dilakukan pada kartu kunjungan klien dapat
menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasangan atau
pemberian KB.
Keterlambatan jadwal kunjungan ulang akan
mempengaruhi efektivitas dari cara pemakaian
atau penggunaan KB

12
6. Jelaskan kembali tentang kekurangan atau kerugian serta efek samping KB
yang digunakan/ingin digunakan klien
Rasional : Penjelasan tentang kekurangan dan kerugian serta efek
samping kb dapat menjadi pertimbangan ibu dalam
menentukan kontrasepsi yang akan digunakan dan
mengingatkan kembali kepada ibu mengenai efek
samping KB, hal ini juga dapat mengurangi kecemasan
pada ibu

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.

B. MANEJEMEN KASUS

1) Identitas
Nama : Ny. R
Umur : 28 tahun

13
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat :Jl. Anggur gg Onthel

2) Keluhan utama :
Ibu mengatakan ingin memakai alat kontrasepsi susuk.

3) Riwayat Kesehatan Klien :


c. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
( Hepatitis, TBC ) dan Menurun seperti Jantung, DM, Asma, dan
penyakit menular seperti Hepatitis, dan TBC.

d. Riwayat Kesehatan sekarang:


Ibu mengatakan ibu tidak menderita penyakit mioma uteri, radang
pinggul dan vagina. Tidak pernah mengalami pendarahan yang tidak
diketahui sebabnya,tidak menderita tumor / kanker system reproduksi.

4) Riwayat Kesehatan Keluarga :


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti HT,
Jantung, DM, Asma, dan penyakit menular seperti Hepatitis, dan TBC.

5) Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 Tahun
Siklus : 25 Hari
Lama : 5 Hrai

6) Riwayat Obstetri

14
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
N
BB/ Abnor
o. Suami Ank UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK H M Laktasi Peny
PB malitas
1. 1 1 Ate - Spt Bdn BPM - P 3200 6 - - 6 bln -
rm / 50 thn
2. 1 2 Ate - Spt Bdn BPM - P 3100 3 - - 6 bln -
rm / 49 thn
3. 1 3 ate - Spt Bdn BPM - L 3300 4 - - 6 bln -
rm / 51 bln

7) Riwayat Kontrasepsi
ibu mengatakan ingin menggunakan KB susuk saat ini karena sedang
menyusui,ibu ingin menggunakan KB yang tidak menganggu ASI ,
dan ibu ingin menggunakan KB dengan jangka panjang, sebelum nya
ibu menggunakan KB suntik 3 bulan
8) Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Makan 3x/ hari
Nutrisi
Minum 7- 9 gelas / hari
BAK 6 – 7x/ hari
Eliminasi
BAB 1x / hari
Siang 2 jam
Istirahat
Malam 8 jam
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti
Aktivitas
biasa.
Ibu mengatakan ibu tidak memiliki kebiasaan
merokok dan mengkonsumsi obat tertentu yang
Kebiasaan
dapat mempengaruhi penetapan pemilihan
metode kontrasepsi.
Seksualitas 2x / Perminggu, Tidak ada keluhan

9). Riwayat Psikososiokultural Spiritual

15
Hubungan ibu dan suami baik, suami mendukung ibu untuk
menggunakan alat kontrasepsi,dalam agama yang di anut tidak
ada larangannya memakai alat kontrasepsi

Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
TD : 110 / 80 mmhg
Nadi : 80 x / mnt
Pernafasan : 20 x / mnt
Suhu : 36,7 0C
Antropometri :
Berat badan sekarang : 52 Kg
Tinggi badan sekarang : 156 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
- Kepala :
tidak tampak lesi, tampak bersih, tidak tampak benjolan, distribusi
rambut merata.
- Wajah :
tidak tampak pucat, tampak simetris
- Mata :
Sklera berwarna kuning menandakan kemungkinan indikasi
adanya/penyakit hati pemilihan alat kontrasepsi nonhormonal lebih
diutamakan
- Hidung :
tampak simetris, tidak tampak pengeluaran/secret, tidak tampak
benjolan
- Mulut :

16
tampak simetris, tampak lembab, tampak bersih, tidak tampak
stomatitis, lidah tampak bersih
- Telinga :
tampak simetris, tidak tampak secret/serumen
- Leher :
tidak tampak pembesaran pada kelenjar tiroid, getah bening, dan
vena jugularis
- Dada :
Tampak simetris, tidak tampak retraksi dinding dada
Nyeri dada dan paha perlu dilakukan tindakan evaluasi lebih lanjut
untuk menentukan penggunaan alat kontrasepsi implant
- Payudara :
Tampak bersih. Tampak simetris, tidak tampak retraksi
Abdomen ::
tidak tampak pembesaran, tidak tampak luka bekas operasi.
Nyeri abdomen hebat menandakan penyakit kandung empedu,
bekuan darah, pankreatitis (penggunaan PIL KB)
- Genitalia : Bersih tidak ada sekret, tidak ada varices, tidak
ada pembesaran kelenjar Bartolini
- Ekstermitas : simetris, tidak ada oedem

Palpasi
3) Kepala : tidak teraba benjolan, tidak ada lesi
4) Wajah : tidak teraba oedema
5) Mata : tidak teraba oedema pada konjungtiva
6) Hidung : tidak teraba benjolan
7) Telinga : tidak teraba benjolan
8) Leher :
tidak teraba oedema pada vena jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar
getah bening
9) Payudara : tidak ada benjolan

17
10) Abdomen : tidak teraba massa/ benjolan
Nyeri tekan pada bagian bawah abdomen untuk mengetahui kontra
indikasi pemasangan AKBK
- Genitalia : tidak ada varices tidak ada pembesaran kelenjar bartolini
11) Ekstermitas : tidak oedem tidak varices dan simetris
Auskultasi :
Dada :
- Nafas terdengar vesikuler
- Tidak terdengar suara nafas tambahan
Abdomen :
- Bising usus 5-35 x/menit
Ekstremitas :
- Refleks Ekstremitas atas
Refleks Bisep (+)
Refleks Trisep (+)
- Refleks Ekstremitas Bawah
Patella (+)
Cavilari Refil kembali dalam waktu < 2 detik
Homan Sign (-)

e. Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Laboraturium :
- HB: 12.5 mg/dl
- tes kehamilan : NR

A
Diagnosis : P3003 Calon Akseptor KB AKBK
Masalah : tidak ada
Masalah Poensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak Ada

18
P
TANGGAL PENATALAKSANAAN PARAF
Melakukan pemeriksaan baik umum, fisik maupun
khusus
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
TD : 110 / 80 mmhg
Nadi : 80 x / mnt
Pernafasan : 20 x / mnt
Suhu : 36,7 0C
Antropometri :
Berat badan sekarang : 52 Kg
Tinggi badan sekarang : 156 cm
d. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe/tyroid
e. Tidak ada benjolan pada payudara
f. Tidak ada massa/nyeri tekan pada abdomen
Memberitahu bahwa keadaan klien baik
Menjelaskan tentang efek samping KB implant seperti
amenorhoe
Melakukan pemasangan implant
v Mempersilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan
sabun dan air mengalir serta membilasnya
v Menutup tempat tidur klien dengan kain bersih
v Mempersilahkan klien berbaring dengan lengan yang
lebeh jarang digunakan diletakkan pada lengan
penyangga/meja samping
v Menyiapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril
tanpa menyentuh alat-alat didalamnya
v Membuka dengan hati-hati kemasan steril implant
dengan menarik kedua lapisan pembungkusannya dan
jatuhkan seluruh kapusul dalam mangkok steril

19
v Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
keringkan dengan kain bersih
v Memakai sarung tangan DTT/steril
v Mengatur alat dan bahan-bahan sehingga mudah
dicapai
v Mempersiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik
v Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anastesi,
mengisi alat suntik dengan 3ml obat anastesi
v Memasukkan obat anastesi di bawah kulit pada tempat
insisi, jangan lupa lakukan aspirasi
v Memegang skapel dengan sudut 450, buat insisi
dangkal
v Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan
pendorong didalamnya memasukkan ujung trokart
melalui luka insisi dengan sudut kecil
v Memasukkan trokar hati-hati dan perlahan-lahan ke
arah tanda dekat pangkal
v Mencabut pendorong dari trokart
v Memasukkan kapsul pertama ke dalam trokart dan
dorong kapsul sampai seluruhnya masuk kedalam trokatr
kemudian masukkan lagi pendorongnya
v Mengunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke
arah ujung trokart sampai terasa ada tahanan
v Menarik tabung trokart dengan menggunakan ibu jari
dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul
di tepi luka insisi
v Meraba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan
kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokart
v Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, memutar ujung
trokart ke arah lateral kanan dan kembalikan lagi ke
posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas

20
v Menggeser trokart sekitar 150-250 dan memasukkan
trokart kebawah kulit untuk memasukkan kapsul
selanjutnya
v Memastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang
lebih 5mm dari tepi luka insisi
v Sebelum mencabut trokart, meraba kapsul untuk
memastikan untuk memastikan kapsul semuanya telah
terpasang
v Ujung dari semua kapsul harus tidak ada pada tepi luka
insisi
v Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap
kapsul sudah diperiksa, mengeluarkan trokart pelan-
pelan. Tekan tempat insisi denga jari menggunakan kasa
selama 1menit untuk menghentika perdarahan
v Menutup luka insisi
Menganjurkan klien untuk kembali jika ada keluhan

21
C. PEMBAHASAN
Keluarga Berencana menurut World Health Organization (WHO) Expert
Commite (1970) dalam Suratun dkk. (2008) adalah suatu tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami untuk:
a. Mendapatkan objektif-objektif tertentu.
b. Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.
c. Mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan.
d. Mengatur interval diantara kehamilan.
e. Mengontrol waktu kelahiran dalam hubungan dengan suami istri.
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.

1. Pengertian Kontrasepsi
Menurut Wiknjosastro (2007) Suratun dkk.(2008), kontrasepsi berasal dari
kata kontra dan konsepsi.Kontra berarti “melawan” atau “mencegah”
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan
sperma yang mengakibatkan kehamilan.Kontrasepsi adalah menghindari atau

22
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel
telur dengan sel sperma.
Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.Usaha-
usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Syarat-syarat
kontrasepsi yang ideal antara lain:
a. Dapat dipercaya.
b. Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan.
c. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan.
d. Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus.
e. Tidak memerlukan motivasi terus-menerus.
f. Mudah pelaksanaannya.
g. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.
h. Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.
Metode kontrasepsi dapat digunakan oleh pasangan usia subur secara rasional
berdasarkan fase-fase kebutuhan seperti:
a. Masa menunda kehamilan.
b. Masa mengatur atau menjarangkan kehamilan.
c. Masa mengkhiri kesuburan atau tidak hamil lagi.

2. Tujuan Keluarga Berencana


Tujuan keluarga berencana di Indonesia adalah:
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan
NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar
terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran
sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
2) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.

23
3) Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan
kelahiran.

3. Manfaat Program Keluarga Berencana (KB)


Program Keluarga Berencana (KB) mempunyai banyak keuntungan.Salah
satunya adalah dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi dapat mencegah
terjadinya kanker uterus dan ovarium.
Bahkan dengan perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan
merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka
kematian maternal.Ini berarti program tersebut dapat memberikan keuntungan
ekonomi dan kesehatan.
Pengaturan kelahiran memiliki benefit (keuntungan) kesehatan yang nyata,
salah satu contoh pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker uterus dan
ovarium, penggunaan kondom dapat mencegah penularan penyakit menular
seksual, seperti HIV. Meskipun penggunaan alat/obat kontrasepsi mempunyai
efek samping dan risiko yang kadang-kadang merugikan kesehatan, namun
demikian benefit penggunaan alat/ obat kontrasepsi tersebut akan lebih besar
dibanding tidak menggunakan kontrasepsi yang memberikan risiko kesakitan
dan kematian maternal.
Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat
menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan
ibu terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak
kelahiran mengurangi risiko kematian bayi. Selain memberi keuntungan
ekonomi pada pasangan suami istri, keluarga dan masyarakat, KB juga
membantu remaja mangambil keputusan untuk memilih kehidupan yang lebih
balk dengan merencanakan proses reproduksinya.
Program KB, bisa meningkatkan pria untuk ikut bertanggung jawab dalam
kesehatan reproduksi mereka dan keluarganya. Ini merupakan keuntungan
seseorang mengikuti program KB.

4. Cara Kerja

24
Pada dasarnya prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan antara
sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma) dengan cara:
a. Menekan keluarnya sel telur (ovum).
b. Menghalangi masuknya sperma ke dalam alat kelamin wanita sampai
mencapai ovum.
c. Mencegah nidasi

B. Konsep Dasar Teori AKBK


1. Definisi Implan
Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari
sejenis karet silastik yang berisi hormone, dipasang pada lengan atas.Efektif 5
tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau
Implanon.Kesuburan segera kembali setelah impan dicabut.Efek samping
utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan
amenorea.Aman dipakai pada masa laktasi.

2. Jenis
a. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang
3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel
dan lama kerjanya 5 tahun.
b. Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira
40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel
dan lama kerjanya 3 tahun.
c. Jadena dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

3. Cara Kerja
a. Lender serviks menjadi kental.
b. Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
c. Mengurangi transportasi sperma.

25
d. Menekan ovulasi.

4. Keuntungan Kontrasepsi
a. Daya guna tinggi.
b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
e. Bebas dari pengaruh estrogen.
f. Tidak menganggu kegiatan senggama.
g. Tidak menganggu ASI.
h. Klien hanya perlu kembali ke klinik apabila ada keluhan.
i. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

5. Keuntungan Nonkontrasepsi
a. Mengurangi nyeri haid.
b. Mengurangi jumlah darah haid.
c. Mengurangi/memperbaiki anemia.
d. Melindungi terjadinya kanker endometrium.
e. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
f. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.
g. Menurunkan angka kejadian endometriosis.

5. Macam-macam efek samping atau masalah pada kontrasepsi


Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa
perdarahan bercak (spotting), hipomenorea, atau meningkatkan jumlah darah
haid, serta amenorea. Timbulnya keluhan-keluhan seperti :
a. Nyeri kepala
b. Peningkatan atau penurunan berat badan.
c. Nyeri payudara.
d. Persaan mula.
e. Pening/pusing kepala.

26
f. Perubahan persaan atau kegelisahan.
g. Membutuhan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
h. Tidak memberikan efek protektif terhadap IMS termasuk AIDS.
i. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai
dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.
j. Efektivitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis
(rifamfisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).
k. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000
perempuan per tahun).
6. Penanganan Efek Samping
Efek Samping/Masalah Penanganan
Amenorea 1. Pastikan hamil atau tidak, dan bila tidak hamil, tidak
memerlukan penanganan khusu, cukup konseling saja.
2. Bila klien tetap saja tidak dapat menerima, angkat implant
dan anjurkan menggunakan kontrasepsi lain.
3. Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan
kehamilan, cabut implant dan jelaskan, bahwa progestin
tidak berbahaya bagi janin. Bila di duga terjadi kehamilan
ektopik, klien rujuk. Tidak ada gunannya memberikan obat
hormone untuk memancing timbulnya pendarahan
bagi janin. Bila di duga terjadi kehamilan ektopik, klien rujuk.
Tidak ada gunannya memberikan obat hormone untuk
memancing timbulnya pendarahan.
Pendarahan Bercak 1. Jelaskan bahwa perdarahan dengan ditemukan terutama pada
(Spotting) Ringan tahun pertama. Bila tidakn ada masalah dank klien tidak
hamil, tidak perlu tindakan apapun. Bila klien tetap saja
mengeluh masalah perdarahan dan ingin melanjutkan
pemakaian implan dapat di berikan pil kpombinasi satu
siklus, atau ibuprofen 3x 800 mg selama lima hari.
Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan
setelah pil kombinasi habis. Bila terjadi pendarahan lebih
banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi untuk 3-7

27
hari dan kemudian di lanjutkan dengan satu siklus
kombinasi, atau dapat juga di berikan 50 mg etimilestradiol,
atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari .
Ekspulsi 1. Cabut kapsul yang ekspulsi periks apakah kapsul yang lain
masih di tempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi
daerah insersi. Bila tida ada infeksi dan kapsul lain masih
berada pada tempatnya, pasang kapsul baru satu buah pada
tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh
kapsul yang ada
2. dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain, atau anjurkan
klien menggunakan metode kontrasepsi lain.
Infeksi pada daerah 1. Bila terjadi infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan
insersi air atau anti septik. Berikan anti biotik yang sesual untuk
tujuh hari. Implan jelas dilepas dan klien diminta kembali
satu minggu. Apabila tidak membaik, cabut implant dan
pasang yang baru pada sisi lengan yang lain atau cari metode
kontrasepsi yang lain. Apabila di temukan abses, bersihkan
dengan ati septic insisi dann alirkan pus keluar, cabut
implant, laukan perawatan, dan berikan antibiotik oral tujuh
hari.
Berat Badan Naik atau 1. Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat badan 1-2
turun kg adalah normal. Kaji ulang diet klien apabila terjadi
perubahan–perubahan berat badan 2 kg atau lebih. Apabila
perubahan berat badan ini tidak dapat di terima, bantu klien
mencari metode lain.
9. Cara Pemasangan Implan
Persiapan Pemasangan
Langkah 1 : Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air
yang mengalir, serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa
sabun (sisa sabun menurunkan efektifitas antiseptic
tertentu).Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga

28
kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah
penularan penyakit.
Langkah 2 : Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja
samping, bila ada) dengan kain bersih
Langkah 3 : persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang
digunakan (misalnya: lengan kiri) diletakkan pada lengan
penyangga atau meja samping. Lengan harus disangga dengan
baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai
dengan posisi yang disukai klinisi untuk memudahkan
pemasangan.
Langkah 4 : tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm diatas lipatan
siku.
Langkah 5 : siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa
menyentuh alat-alat di dalamnya
Langkah 6 : buka dengan hati-hati kemasan steril implant dengan menarik
kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhnya seluruh kapsul
dalam mangkok steril.  
Tindakan sebelum pemasangan
Langkah 1 : cuci tangan dengan sabun dan air mengalir keringkan dengan kain
bersih
Langkah 2 : pakai sarung tangang steril atau DTT
Langkah 3 : atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul
untuk memastikan jumlahnya.
Langkah 4 : persipakan tempat insisi dengan larutan aseptic. Gunakan klem
steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. Mulai mengusap dari
tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar
sekitar 8-13 cm dan biarkan kering sekitar 2 menit sebelum memulai tindakan.
Hapsu anti septic    
Yang berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5 : bila digunakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang
untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan

29
tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di
bawah tempat pemasangan dengan kain steril.

30
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Bira dkk. Buku Panduan Praktis Pelassyanan Kontrasepsi. Jakarta: Pt

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2012.

“Konferensi 1 hari KB Pasca Persalinan”, Situs Resmi KB Pasca Persalinan

Pilihanku, http://kbpascapersalinan.org/ (diakses tanggal 28 April 2018)

Mangkuji, Betty, dkk. Asuhan Kebidanan 7 Langkah Soap. Jakarta: EGC, 2012.

Nurhayati, dkk. Konsep Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika, 2013.

Prawihardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanaan, Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawihardjo, 2014.

Romauli, Suryati. Buku Ajar ASKEB 1:Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.

Yogyakarta: Nuha Medika, 2011.

Saifuddin, Abdul Bari dkk. Buku Paduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2010.

Sulistyawati, Ari. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta Selatan: Salemba

Medika, 2011.

Tresnawati, Frisca. Asuhan Kebidanan. Jakarta: Pt Prestasi Pustakarya, 2013.

Varney, Helen dkk. Buku Saku Bidan, Jakarta: EGC, 2002.

Yuhedi, Taufika Lucky dan Titik Kurniawati. Buku Ajar Kependudukan dan

Pelayanan Kb. Jakarta: EGC, 2013.

31

Anda mungkin juga menyukai