Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

Dosen Pembimbing :
Verawati Pulungan, SKM, MKM

Oleh :
Ghea Atika
PO71242220104

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
JAMBI TAHUN AKADEMIK 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan “Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Ibu Prakonsepsi dan


Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan Pernikahan Usia Muda di PMB Ernita
Kota Jambi” guna memenuhi tugas Stase Prakonsepsi Program Studi Profesi Bidan
Poltekkes Kemenkes Jambi tahun 2022

Jambi, November 2022

Mengetahui:

Preseptor Akademik Pembimbing Lahan

(Atika Fadhillah Danaz Nst, M.Keb) (Ernita, S.Tr.Keb.Bdn)


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan karunianya. Berkat rahmat serta petunjuknya penulis

dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu

Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat pada Pasutri Dengan Pernikahan Usia

Muda di PMB Ernita Kota Jambi”

Terwujudnya laporan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang

telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran,

Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Ibu Verawati Pulungan, SKM,MKM selaku dosen pembimbing yang

telah banyak membantu, memberikan saran, bimbingan, arahan dan nasehat, serta

meluangkan banyak waktu dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karna itu kritik saran yang membangun dari berbagai pihak sangat

penulis harapkan demi perbaikan kedepannya. Aamiin.

Jambi, November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan.................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Teori tentang Perencanaan Kehamilan.................................... 6
B. Teori tentang Pernikahan Usia Muda ...................................... 20
C. Teori tentang Manajemen asuhan kebidanan .......................... 25
D. Teori tentang Evidence bassed ............................................... 28

BAB III. TINJAUAN KASUS ................................................................... 31


BAB IV. PEMBAHASAN.......................................................................... 39
BAB V PENUTUP.................................................................................... 46
A. Kesimpulan ............................................................................ 46
B. Saran...................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 49


LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organizatition (WHO) menyatakan bahwa angka kematian

ibu di Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/ASEAN)

tergolong paling tinggi di dunia. WHO memperkirakan sementara total angka

kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di ASEAN sekitar 170.000

dan 1,3 juta per tahun. Sebanyak 98% dari seluruh AKI dan AKB di kawasan ini

terjadi di Indonesia, Bangladesh, Nepal, dan Myanmar. AKI di Indonesia pada

tahun 2011 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 34 per

1000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian ibu adalah pernikahan usia

muda yang menyebabkan kehamilan risiko tinggi di antaranya kehamilan pada

usia remaja (hamil usia < 20 tahun) (Ramadhani et al, 2015:88)

Pernikahan usia muda merupakan pernikahan yang dilakukan pada usia

yang terlalu muda, yaitu usia kurang dari 20 tahun untuk perempuan dan usia

kurang dari 25 tahun untuk pria. Berdasarkan aturan yang dikeluarkan oleh

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bahwa usia menikah

ideal untuk perempuan adalah 20-35 tahun dan 25-40 tahun untuk pria

(BKKBN, 2017)

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada tahun

2011 memperkirakan 16 juta perempuan usia 15-19 tahun melahirkan

setiap tahunnya, dan 90% diantaranya terjadi pada remaja perempuan yang

sudah menikah. Sedangkan menurut Prospek Kependudukan Dunia PBB tahun

2010 diperkirakan setiap tahunnya 1,7 juta perempuan usia di bawah 20 tahun

1
melahirkan di Indonesia. Sebanyak 37% dari seluruh kehamilan di Indonesia

tersebut terjadi pada kelompok remaja (Lestari dan Hani, 2016:1)

Sebanyak 10,3% kehamilan usia < 20 tahun menyebabkan kematian pada

ibu secara tidak langsung. Organ reproduksi remaja yang belum matang tidak

siap menerima kehamilan sehingga berdampak buruk terhadap ibu hamil sendiri

maupun janin yang dikandung (Ramadhani et al, 2015:88). Perempuan yang

menikah sebelum usia 20 tahun, juga akan beresiko dalam kesehatan

reproduksinya. Organ reproduksi yang belum matang mengakibatkan kehamilan

dengan resiko seperti hiperemesis, anemia serta resiko bayi lahir dengan berat

lahir rendah. Dampak sosial dan kesehatan yang diakibatkan oleh pernikahan

dini pada akhirnya dapat memicu masalah psikologis bagi perempuan seperti

krisis percaya diri, trauma dan ketidaksiapan peran ganda. Keadaan tersebut

berakibat pada keharmonisan rumah tangga yang banyak berujung pada

perceraian (Yastirin, 2019:45)

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan di usia remaja,

salah satunya adalah kurangnya informasi dan pengetahuan tentang kesehatan

reproduksi dan Keluarga Berencana (KB) yang menyebabkan pasangan usia

muda tidak dapat mencari alternatif perlindungan untuk dirinya dalam mencegah

kehamilan. Menyikapi masalah dan dampak yang timbul akibat pernikahan usia

muda, perlu adanya peningkatan pengetahuan remaja melalui pendidikan

kesehatan reproduksi dan seksual.

Pelayanan kesehatan Kesehatan reproduksi menjadi titik awal

perkembangan kesehatan ibu dan anak yang dapat dipersiapkan sejak dini,

bahkan sebelum seorang perempuan hamil dan menjadi ibu. Perawatan

2
kesehatan prakonsepsi berguna untuk mengurangi resiko dan mempromosikan

gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat (Yulivantina et al,

2021:48). Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan

keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan

ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, mulai dari

pengkajian, perumusan diagnose atau masalah kebidanan, perencanaan,

implementasi evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada studi kasus ini yaitu Bagaimana Asuhan

Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan

Pernikahan Usia Muda di PMB Ernita Kota Jambi ?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Adapun Tujuan dalam Laporan kasus ini adalah untuk melakukan

Asuhan Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan

Sehat Dengan Pernikahan Usia Muda di PMB Ernita Kota Jambi

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian menyeluruh Asuhan Kebidanan Pada Masa

Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan Pernikahan Usia

Muda di PMB Ernita Kota Jambi

b. Melakukan interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa kebidanan

masalah serta kebutuhan pada Asuhan Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi

3
dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan Pernikahan Usia Muda di

PMB Ernita Kota Jambi

c. Menentukan identifikasi diagnosa potensial dan masalah Asuhan

Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat

Dengan Pernikahan Usia Muda di PMB Ernita Kota Jambi

d. Melaksanakan antipasi tindakan segera Asuhan Kebidanan Pada Masa

Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan Pernikahan Usia

Muda di PMB Ernita Kota Jambi

e. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada Asuhan Kebidanan Pada

Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan Pernikahan

Usia Muda di PMB Ernita Kota Jambi

f. Melaksanakan rencana asuhan yang efisien dan aman pada Asuhan

Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat

Dengan Pernikahan Usia Muda di PMB Ernita Kota Jambi

g. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang diberikan pada Masa Prakonsepsi

dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan Pernikahan Usia Muda di PMB

Ernita Kota Jambi

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dalam laporan kasus ini dikelompokkan menjadi dua,

yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Laporan kasus ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi pembaca mengenai untuk membantu pasangan suami istri

4
dengan permasalahan Pernikahan pada Usia Muda. Penulisan laporan kasus

ini juga bermanfaat untuk mengetahui antara teori dan kasus nyata yang

terjadi dilapangan sinkron atau tidak, karena dalam teori yang sudah ada tidak

selalu sama dengan kasus yang terjadi, sehingga disusunlah laporan kasus ini

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Sebagai sarana belajar bagi penulis untuk mengaplikasikan teori

dalam perkuliahan untuk memenuhi Tugas Laporan Kasus Praktek Asuhan

Kebidanan, serta menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman serta

bahan dalam mempelajari kesenjangan yang dapat dipraktekkan dan teori

yang ada.

b. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi

Dapat dijadikan bahan referensi dalam perpustakaan untuk

memberikan pelayanan dalam memberikan Asuhan Kebidanan Ibu

Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat pada Pasutri Dengan

Pernikahan Usia Muda

c. Bagi Lahan Praktik

Diharapkan dapat berguna sebagai acuan untuk memberikan

pelayanan dan tingkat kepuasan pasien terhadap asuhan yang di berikan

Pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Dengan

Pernikahan Usia Muda di PMB Junaida Kota Jambi

5
BAB II

TINJAUAN

PUSTAKA

A. Teori Perencanaan Kehamilan

1. Pengertian Perencanaan Kehamilan

Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang

optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan

merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka

kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu

dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas hubungan

psikologi keluarga. Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting

untuk dilakukan setiap pasangan suami istri. Baik itu secara psikolog/mental,

fisik dan finansial adalah hal yang tidak boleh diabaikan (Lung et al,

2021:22)

Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk

mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang

sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh

keluarga.

2. Faktor yang mempengaruhi perencanaan kehamilan

Menurut Mirza (2008) ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan

dalam merencanakan kehamilan, antara lain:

a. Kesiapan Aspek Fisiologis

Apabila memutuskan untuk hamil sebaiknya mulai menjalani

konseling prahamil. Konseling ini merupakan berisi saran dan anjuran,

seperti dengan cara melakukan pemeriksaan fisik (pemeriksaan umum dan


6
kandungan) dan laboratorium. Sebab, tujuan dari konseling prahamil ini

akan mempersiapkan calon ibu beserta calon ayah dan untuk menyiapkan

kehamilan yang sehat sehingga bisa menghindari hal-hal yang tidak

diinginkan. Dengan begitu, bisa segera dideteksi bila ada penyakit yang

diturnkan secara genetis, misalnya: diabetes militus, hipertensi, dan

sebagainya. Konseling prahamil dilakukan untuk mencegah cacat bawaan

akibat kekurangan zat gizi tertentu atau terpapar zat berbahaya.

b. Kesiapan Fisik

Pengaruh fisik juga sangat mempengaruhi proses kehamilan. Tanpa

ada fisik yang bagus, kehamilan kemungkinan tidak akan terwujud dan

bahkan kalau kehamilan itu terwujud, kemungkinan fisik yang tidak prima

akan memengaruhi janin. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus

dilakukan, antara lain:

1) Mulai menata pola hidup

Selain kondisi tubuh, gaya hidup dan lingkungan juga

memengaruhi keprimaan fisik. Akan lebih baik lagi, bila persiapan fisik

ini dilakukan secara optimal kira-kira 6 bulan menjelang konsepsi

2) Mencapai berat badan ideal

Berat badan sangat besar pengaruhnya pada kesuburan. Karena

berat badan kurang atau berlebihan, keseimbangan homon dalam tubuh

akan ikut-ikutan terganggu. Akibatnya siklus ovulasi terganggu. Berat

badan yang jauh dari ideal juga memicu terjadinya berbagai gangguan

kesehatan

7
3) Menjaga pola makan

Disiplin membenahi pola makan bukannya tanpa alasan. Karena,

zat-zat gizi akan mengoptimalkan fungsi organ reproduksi,

mempertahankan kondisi kesehatan selama hamil, serta mempersiapkan

cadangan energy bagi tumbuh kembang janin.

4) Olahraga secara teratur

Olahraga memang berkhasiat untuk melancarkan aliran darah.

Peredaran nutrisi dan pasokan oksigen ke seluruh organ tubuhpun jadi

efisien, sebab benar-benar bebas hambatan. Jadi, kondisi seperti ini

dibutuhkan untuk pembentukan sperma dan sel telur yang baik.

Berolahraga secara rutin bisa pula memperbaiki mood karena

meningkatnya produksi hormon endoprin. Tubuh juga jadi sehat dan

bugar. Kalau ini yang terjadi, proses kehamilan, persalinan, serta

kembalinya bentuk tubuh ke keadaan semula jadi lebih mudah. Yang

cocok dilakukan yaitu, olahraga joging, jalan kaki, berenang, bersepeda

dan senam

5) Menghilangkan kebiasaan buruk

Kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman beralkohol,

serta mengkonsumsi kafein (kopi, minuman 12 bersoda), sebaiknya

dihentikan saja. Sebab, zat yang terkandung didalamnya bisa

memengaruhi kesuburan. Akibatnya, peluang terjadinya pembuahan

makin kecil. Sering stress juga bukan kebiasaan yang baik. Apalagi,

kalau sibuk kerja dan lupa istirahat

8
6) Bebas dari penyakit

Bila mengidap penyakit tertentu, seperti cacar, herpes, campak

jerman, atau penyakit berbahaya lain, sebaiknya periksakan diri ke

dokter. Sebab, penyakit tersebut bisa membahayakan diri dan janin

7) Stop pakai kontrasepsi

Apabila memutuskan untuk hamil, hentikan penggunaan

kotrasepsi. Apabila belum berkeinginan untuk hamil maka harus

memakai kontrasepsi. Misalnya, pil, obat suntik, serta susuk KB

mengandung hormone yang brtugas terjadinya ovulasi.

8) Meminimalkan bahaya lingkungan

Lingkungan, termasuk lingkungan kerja, bisa juga berdampak

buruk sebelum hamil. Misalnya, gangguan hormonal atau gagguan pada

pembentukan sel telur. Lingkungan yang sarat mikroorganisme (jamur,

bakteri, dan virus), bahan kimia beracun (timah hitam 13 dan pestisida),

radiasi (sinar X, sinar ultraviolet, monitor komputer, dan lainnya), dan

banyak lagi.

c. Kesiapan Finansial

Persiapan finansial bagi ibu yang akan merencanakan kehamilan

merupakan suatu kebutuhan yang mutlak yang harus disiapkan, dimana

kesiapan finansial atau yang berkaitan dengan penghasilan atau keuangan

yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan berlangsung

sampai persalinan.

d. Persiapan Pengetahuan

9
Dalam merencanakan kehamilan yang sehat dan aman, maka setiap

pasangan suami istri harus mengetahui hal-hal yang berpengaruh dalam

perencanaan kehamilan atau dalam kehamilan. Diantaranya:

1) Masa Subur

Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap

untuk dibuahi. Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi dan siklus

menstruasi. Adanya hasrat antara suami dan istri adalah sesuatu yang

wajar, penyaluran hasrat tersebut akan memulai hasil yang baik jika

pertemuan antara suami dan istri diatur waktunya

2) Kecenderungan memilih jenis kelamin anak

Setiap pasangan yang menikah pastilah mendambakan anak di

tengah kehidupan keluarganya. Bagi yang telah mempunyai anak

berjenis kelamin tertentu, pastilah 15 menginginkan anak dengan jenis

kelamin yang belum mereka miliki, sehingga lengkap yaitu laki-laki

dan perempuan

e. Kesiapan Aspek Usia

Pada usia dibawah 20 tahun merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi perencanaan kehamilan, karena pada usia dibawah 20

tahun apabila terjadi kehamilan maka akan beresiko mengalami tekanan

darah tinggi, kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau

bayinya, dan beresiko terkena kanker serviks.

3. Resiko Tinggi Kehamilan Usia Kurang dari 20 tahun

a. Resiko bagi Ibunya

1) Mengalami perdarahan

10
Perdarahan pada saat melahirkn antara lain disebabkan karena

otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. Selain itu juga

dosebabkan selaput ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal

didalam rahim). Kemudian proses pembekuan darah yang lambat dan

juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada jalan lahir

2) Keguguran/abortus

Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi

keguguran. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor alamiah 16 dan juga

abortus yang disengaja, baik dengan obat-obatan maupun memakai alat

3) Persalinan lama dan sulit

Persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin. Penyebab

dari persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin,

kelainan panggul, kelainan kekuatan his dan mengejan serta pimpinan

persalinan yang salah dapat mengakibatkan kematian ibu.

4) Mudah infeksi

Keadaan gizi buruk, tingkat social ekonomi rendah, dan stress

memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas

5) Anemia

Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan

kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.

Karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia.

Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah

sel darah merah, membentuk sel darah merahjanin dan plasenta. Lama

11
kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi

anemis

b. Resiko bagi Bayinya

1) Prematur

Kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). Hal

ini terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan

berkurang

2) Berat badan lahir rendah

Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari

2.500 gram. Kebanyakan hal ini dipengaruhi kurang gizi 18 saat hamil,

umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun dapat juga dipengaruhi

penyakit menahun yang diderita oleh ibu hamil.

3) Cacat bawaan

Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat

pertumbuhan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

kelainan genetik dan kromosom, infeksi, virus rubella serta faktor gizi

dan kelainan hormon.

4) Keracunan kehamilan

Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan

anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk

pre-eklampsia atau eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian

serius karena dapat menyebabkan kematian.

5) Kematian Bayi

12
Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya

atau kematian perinatal yang disebabkan berat badan kurang dai 2.500

gram, kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran

congenital serta lahir dengan asfiksia (Manuaba, 2009)

B. Teori tentang Pernikahan Usia Muda

1. Pengertian Pernikahan Usia Muda

Pernikahan merupakan proses awal pembentukan suatu rumah tangga

yang kelangsungannya sangat tergantung dari kesiapan, kematangan dan

kualitas mental. Untuk mencapai pernikahan yang bahagia diperlukan

persiapan baik dari pihak pria maupun pihak wanita. Oleh karena itu, baik

pria maupun wanita harus sudah benar- benar siap dan matang baik secara

fisik maupun psikis untuk melakukan pernikahan

Berdasarkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

atau disingkat menjadi BKKBN melalui promosi di media cetak dan media

eletronik pada tahun 2013 mengemukakan bahwa usia yang ideal untuk

melakukan pernikahan adalah usia antara 21-25 tahun bagi wanita dan usia

25-30 tahun bagi pria. Menurut beberapa sumber data menunjukkan usia

wanita menikah di Indonesia masih tergolong usia muda, yaitu di bawah 21

tahun. Pernikahan di bawah 21 tahun sering disebut sebagai pernikahan usia

muda. Hal ini disebabkan secara kesehatan reproduksi bisa dikatakan masih

terlalu muda, secara mental sosial belum siap dan secara ekonomi juga

biasanya belum mapan.

13
2. Faktor Penyebab Pernikahan Usia Muda

Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk menikah

pada usia tersebut, diantaranya adalah faktor sosial, ekonomi dan budaya.

Faktor sosial yang berpengaruh terhadap perkawinan usia muda pada wanita

adalah faktor pendidikan. Rendahnya pendidikan orangtua dan remaja

mendorong untuk melakukan pernikahan pada usia di bawah 21 tahun,

perempuan remaja yang tidak melanjutkan sekolah akhirnya menganggur,

karena sulitnya mencari pekerjaan. Faktor ekonomi yang mempengaruhi

pernikahan adalah jumlah pendapatan orangtua. Faktor budaya yang

mempengaruhi perkawinan adalah tradisi di daerah setempat.

3. Konseling Pernikahan usia muda

Pernikahan di usia yang masih muda dapat menimbulkan resiko

kesehatan bagi wanita, terutama apabila terjadi kehamilan di usia muda.

Menurut Kertamuda (2009:31) hal tersebut dikarenakan kematangan secara

biologis yang belum betul-betul sempurna dapat mengakibatkan kematian

saat melahirkan. Selain itu, kematangan secara pribadi juga masih belum

maksimal.

Salah satu cara yang dapat ditempuh diantaranya adalah konsultasi

dan konseling yang mendalam pada pasangan, ini merupakan salah satu jalan

untuk dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi. Menurut

Kertamuda (2009:32) hal tersebut bertujuan agar memperoleh gambaran

secara jelas dampak psikologis dari peristiwa yang menimpa dirinya dan

keluarganya. Sehingga melalui konseling diharapkan dapat memberikan

14
bantuan atau pertolongan terhadap keadaan, perasaan serta kondisi

psikologisnya dan juga rencana masa depannya.

C. Teori tentang Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian manajemen kebidanan

Manajemen kebidanan adalah satu metode pendekatan pemecahan

masalah yang digunakan oleh bidan dalam proses pemecahan masalah dalam

pemberian pelayanan asuhan kebidanan, atau merupakan proses pemecahan

masalah yang digunakan oleh bidan serta merupakan metode yang

terorganisir melalui tindakan logika dalam memberi pelayanan (Varney,

2007).

2. Tahapan dalam manajemen kebidanan menurut Helen varney

Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah asuhan kebidanan

yang dimulai dengan pengumpulan data dasar yang diakhiri dengan evaluasi.

Tahapan dalam proses manajemen asuhan kebidanan ada 7langkah yaitu :

a. Pengkajian dalam pengumpulan data dasar yang lengkap untuk menilai

keadaan klien. Yang termasuk data dasar adalah riwayat kesehatan klien,

pemeriksaan fisik, dan catatan riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang,

pemeriksaan laboratorium. Semua data tersebut di atas harus

memberikan informasi yang saling berhubungan dari semua sumber dan

menggambarkan kondisi ibu yang sebenarnya.

b. Identifikasi diagnose/masalah aktual.

Menginterprestasikan data secara spesifik mengenai diagnose dan

masalah. Kata diagnose dan masalah selalu digunakan namunkeduanya

15
mempunyai pengertian yang berbeda. Masalah lebih sering berhubungan

dengan apa yang dialami oleh seseorang, menguraikan suatu kenyataan

yang ia rasakan sebagai suatu masalah. Sedangkan diagnose lebih sering

diidentifikasi oleh bidan yang berfokus pada apa yang dialami oleh klien.

c. Antisipasi diagnosa/masalah potensial

Dari kumpulan masalah dan diagnosa, identifakasi faktor-faktor

potensial yang memerlukan antisipasi segera tindakan pencegahan jika

memungkinkan atau waspada sambil menunggu dan mempersiapkan

pelayanan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi.

d. Evaluasi perlunya tindakan segera/kolaborasi

Proses manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus

selama klien dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini

menghasilkan data baru segera dinilai. Data yang muncul dapat

menggambarkan suatu keadaan darurat dimana bidan harus segera

bertindak untukmenyelamatkan klien.

e. Rencana asuhan kebidanan

Rencana tindakan konprehensif bukan hanya meliputi kondisi

klien serta hubungannya dengan masalah yang dialami klien akan tetapi

meliputi antisipasi dengan bimbingan terhadap klien, serta konseling,

bila perlu mengenai ekonomi, agama, budaya, atau masalah psikologis.

Rencana tindakan harus disetujui klien, oleh sebab itu harus didiskusikan

denganklien. Semua tindakan yang diambil harus berdasarkan rasional

yang relevan dan diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan

harus dianalisa secara teoritis.

16
f. Pelaksanaan asuhan kebidanan (Implementasi)

Pelaksanaan rencana asuhan kebidanan (Implementasi)

dilaksanakan oleh bidan dan sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, dan

anggota tim kesehatan lainnya berdasarkan rencana yang ditetapkan.

g. Evaluasi asuhan kebidanan

Langkah akhir kebidanan adalah evaluasi, namun sebenarnya

evaluasi ini dilakukan pada setiap langkah kebidanan. Pada tahap

evaluasi bidan harus mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan

kebidanan yang diberikan kepada klien. (Varney, 2007).

3. Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)

a. Data subjektif

Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata

mencakup nama, umur, pekerjaan,status perkawinan, pendidikan serta

keluhankeluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung pada klien

atau keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

b. Data Objektif

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup

inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, serta pemeriksaan penunjang seperti

pemeriksaan laboratorium.

c. Assesmen/Diagnosa

Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan

masalah yang mencakup kondisi tersebut. Penegakan diagnose kebidanan

dijadikan 50 sebagai dasar tindakan dalam upaya menanggulangi ancaman

keselamatan ibu.

17
d. Planning/Perencanaan

Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan

dilakukanoleh bidan dalam melakukan intervensi untuk mencegah masalah

pasien/klien (Salmah, 2016: 171).

D. Teori Evidence Based Midwifery (EBM)

1. Pengertian

Evidence based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi

berdasarkan pengalaman atau kebiasaaan semata. Evidence based midwifery

adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang

bisa dipertanggung jawabkan (Jayanti, 2020).

Praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil

penelitian dan pengalaman praktik dari para praktisi dari seluruh penjuru

dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi

(Jayanti, 2020).

2. Manfaaat Evidence based Midwifery dalam Praktik Kebidanan

Dengan pelaksanaan praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan

evidence based tersebut tentu saja bermanfaat membantu mengurangiangka

kematian ibu hamil dan risiko-risiko yang dialami selama persalinan bagi ibu

dan bayi serta bermanfaat juga untuk memperbaiki keadaan kesehatan

masyarakat.

3. Kategori Evidence Based Menurut World Health Organization

(2017) Menurut WHO, Evidence based terbagi sebagai berikut:

a. Evidenve-based Medicine adalah pemberian informasi obat-obatan

18
berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan.

Temuan obat baru yang dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya

dalam waktu beberapa bulan setelah obat tersebut dipasarkan, karena di

populasi terbukti memberikan efek samping yang berat pada sebagian

penggunanya.

b. Evidence-based Policy adalah satu sistem peningkatan mutu pelayanan

kesehatan dan kedokteran (Clinical Governance): suatu tantangan profesi

kesehatan dan kedokteran di masa mendatang.

c. Evidence based Midwifery adalah pemberian informasi kebidanan

berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan.

d. Evidence based report adalah mgmpakan bentuk penulisan laporankasus

yang baru berkembang, memperlihatkan bagaimana hasil penelitian

dapat diterapkan pada semua tahapan penatalaksanaan pasien.

4. Sumber Evidence Based

Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti publikasi jurnal dari

internet maupun berlangganan baik hardcopy seperti majalah, bulletin, atau

CD. Situs internet yang ada dapat diakses, ada yang harus dibayar namun

banyak pula yang public domain

19
BAB III
TINJAUAN
KASUS

Pada bab ini akan diuraiakan Asuhan Kebidanan pada Ny. V dengan
Perencanaan Kehamilan di Usia Muda di PMB Ernita Jambi pada tanggal 25 – 11 –
2022 mulai dari Pengkajian data, Analisa dan Perumusan Diagnosa/Masalah,
Perencanaan Tindakan, Implementasi, dan Evaluasi Asuhan Kebidanan

I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subjektif
1. Identitas Pasien Identitas Wali Pasien
Nama klien/Ibu :Ny. V Nama suami : Tn. S
Umur : 19 Th Umur : 22 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : RT 22 Bagan Pete Alamat : RT 22 Bagan
Pete

Penanggung Jawab
Nama : Tn. S Pekerjaan : Wiraswasta
Umur : 22 Th Alamat : RT 22

Hubungan dgn klien : Suami


2. Keluhan utama
Pasutri ingin memeriksa kesehatan dan melakukan perencanaan
kehamilan
3. Data Kebidanan
Riwayat
Menstruasi
a. Menarche : 12 tahun
b. Siklus : ±28 hari teratur
c. Lama : 5-7 hari

27
d. Banyaknya : ganti pembalut 2-3x sehari
e. Keluhan : nyeri pada 1-2 hari
f. Riwayat Menstruasi Terakhir : 20-10-2022

28
4. Riwayat perkawinan
a. Status perkawinan : menikah
b. umur waktu menikah : 18 th
c. Pernikahan ini yang ke 1 ”sah”
d. Hubungan dengan suami : baik
5. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Ibu mengatakan belum pernah hamil ataupun keguguran
No Thn Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Anak Keadaan
Partus Partus Hamil Persalinan Persalinan Jk/BB anak skrg
1.
2
3
4

6. Riwayat Kehamilan saat ini : -


7. Masalah yang pernah dialami
a. Hamil Muda :-
b. Hamil Tua :-
c. Pengobatan/anjuran yang pernah diperoleh selama kehamilan ini
: Tidak ada
8. Data Kesehatan
a. Riwayat penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita
1) Jantung : Ny.V mengatakan tidak merasa berdebar-debar saat
melakukan aktifitas ringan dan tidak berkeringan
dingin ditelapak tangan
2) Ginjal : Ny.V mengatakan tidak pernah merasa sakit pinggang
dan saat BAK tidak sakit
3) Asma : Ny.V mengatakan tidak pernah sesak nafas
4) TBC : Ny. V mengatakan tidak pernah batuk berkepanjangan
selama 3 bulan
5) Hepatitis : Ny. V mengatakan pada mata, kuku, dan kulit tidak
pernah berwarna kuning
6) Hipertensi : Ny.V mengatakan tidak pernah merasakan sakit kepala

29
hebat, pandangan kabur dan tekanan darah >140/90
mmHg
b. Riwayat penyakit ginekologi
Ny. V mengatakan tidak pernah merasakan gejala rasa sakit, benjolan,
luka, serta keluarnya cairan nanah di kemaluan.
9. Riwayat Penyakit Keluarga dan atau operasi yang lalu
: Tidak ada
10. Riwayat penyakit yang pernah diderita
: Tidak ada
11. Riwayat KB
Data ini digunakan untuk menuntun bidan dalam menentukan
informasi kesehatan dan konseling mengenai kontrasepsi yang tepat untuk
klien sesuai dengan kondisi dan keinginan klien.
a. Metode KB yang pernah dipakai :
b. Lama :
c. Komplikasi/masalah :
12. Data Kebutuhan dasar
a. Pola nutrisi
Ny.V mengatakan makan 3x sehari, Minum 7-8x sehari. Jenis makanan/
minuman yang sering dikonsumsi : Nasi, sayur, lauk, buah, air putih,
susu
b. Pola eliminasi
Ny.V mengatakan BAB 1x sehari serta BAK 3-5x/hari dengan warna
urine kuning jernih
c. Aktifitas
Ny.V mengatakan sehari-hari dirumah
d. Istirahat/tidur
Ny.V mengatakan jarang tidur siang dan tidur malam 7-8 jam perhari
e. Personal hygiene
Ny.V mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti pakaian
2x sehari dan keramas 1x/2hari
13. Data Psikososial

30
a. Dukungan keluarga
Keluarga dan kerabat selalu mendukung Ny.V untuk merencanakan
kehamilan, dimana Ny.V selalu ditemani oleh keluarga dan kerabat saat
memerlukan bantuan dan memenuhi kebutuhannnya

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. BB 50
d. TB 158
e. IMT : 20,02
f. TTV
TD : 120/90 mmHg S : 36.oC
N : 82x/menit R : 20x/menit
g. LILA : 26 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut : Bersih, tidak berketombe dan tidak mudah rontok
2) Muka : Bersih, tidak oedema
3) Mata : Conjungtiva pucat, sclera putih
4) Hidung : Bersih, tidak ada secret dan tidak ada benjolan
5) Telinga : Simetris, bersih, dan tidak ada serumen
6) Mulut/gigi/gusi : Bibir kering, bersih, tidak stomatitis, tidak caries,
tidak bengkak dan tidak berdarah.
b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, tidak ada
pembesaran vena, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
c. Dada dan Axilla
1) Dada : Normal, simetris
2) Mammae
a) Membesar : Normal, tidak teraba benjolan abnormal
b) Simetris : Simetris kanan dan kiri

31
3) Axilla
a) Benjolan : Tidak ada benjolan
b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
4) Abdomen
a) Benjolan : Tidak ada benjolan atau pembesaran
abnormal
b) Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
c) Bekas luka operasi : Tidak ada bekas operasi
5) Genitalia
a) Vulva Vagina
- Varices : Tidak ada varices
- Luka : Tidak ada luka
- Kemerahan : Tidak ada kemerahan
- Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
- Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembesaran
- PPV : Terdapat pengeluaran pervaginan
dari daerah merah pembalut penuh
b) Anus : Tidak ada Haemoroid
6) Ektremitas
a) Atas : Tidak oedema
b) Bawah : Tidak oedema, tidak ada varices
3. Pemeriksaan Penunjang
a. HB : 11 gr%
b. Gol. Darah : B
c. Lain-lain :-

II. Intepretasi Data Dasar


1. Diagnosa Kebidanan : Ny. V dengan perencanaan kehamilan pada pernikahan
usia muda
2. Masalah : Merencanakan kehamilan pada usia muda

32
III. Rencana Tindakan
1. Lakukan informed consent pada ibu dan suami
2. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium
3. Jelaskan pada pasutri untuk menunda kehamilan hingga usia ibu >20 tahun
4. Berikan konseling dan suport kepada ibu dan suami tentang kehamilan di usia
muda serta mengindari 4T (terlalu muda <20th, terlalu tua >35th, terlalu dekat
jarak kehamilan<2th, dan terlalu banyak anak >3 anak
5. Anjurkan pasutri untuk menjaga pola makan seimbang, banyak mengkonsumsi
makanan yang kaya zat besi serta yang mengandung asam folat dan vitamin
E guna meningkatkan peluang kehamilan.
6. Anjurkan ibu untuk tidak boleh stress dan lakukan olahraga teratur, serta
mengatur frekuensi berhubungan suami istri
7. Jelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi /KB yang berguna untuk merencanakan
kehamilan dengan mengatur waktu yang tepat untuk hamil
8. Menganjurkan ibu dan suami untuk memeriksakan kesehatan apabila terdapat
keluhan
9. Lakukan pendokumentasian

IV. Implementasi / Pelaksanaan


1. Melakukan informed consent pada ibu dan suami
2. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium
3. Menjelaskan pada ibu dan suami untuk menunda kehamilan pertama sampai
usia ibu diatas 20 tahun
4. Memberikan konseling dan suport kepada ibu dan suami tentang kehamilan di
usia muda serta mengindari 4T (terlalu muda <20th, terlalu tua >35th, terlalu
dekat jarak kehamilan<2th, dan terlalu banyak anak >3 anak
5. Anjurkan pasutri untuk menjaga pola makan seimbang, banyak mengkonsumsi
makanan yang kaya zat besi serta yang mengandung asam folat dan vitamin
E guna meningkatkan peluang kehamilan
6. Menganjurkan ibu untuk tidak boleh stress dan lakukan olahraga teratur, serta
mengatur frekuensi berhubungan suami istri.
7. Menjelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi /KB yang berguna untuk

33
merencanakan kehamilan dengan mengatur waktu yang tepat untuk hamil
8. Menganjurkan ibu dan suami untuk memeriksakan kesehatan apabila ada
keluhan
9. Melakukan pendokumentasian

V. Evaluasi
1. Informed consent telah dilakukan
2. Ibu dan suami mengerti dengan hasil pemeriksaan.
3. Ibu dan suami mengerti tentang penjelasan yang diberikan
4. Konseling tentang kehamilan usia muda dan dukungan/ support pada ibu dan
suami telah dilakukan.
5. Ibu mau untuk mengikuti pola hidup gizi seimbang guna memenuhi
kebutuhan nutrisi ibu dan suami.
6. Ibu dan suami sepakat untuk tidak stress dan hidup bahagia dengan gaya
hidup sehat seperti berolahraga, mengatur hubungan suami istri.
7. Ibu dan suami mau untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda
kehamilan diusia muda
8. Ibu dan suami mau untuk mengontrol kesehatannya
9. Dokumentasi telah dilakukan

34
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara tinjauan

Pustaka dan studi kasus dalam proses asuhan. Pembahasan ini disusun berdasarkan teori

dari asuhan nyata dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari

tujuh Langkah Varney yaitu:

A. Identifikasi Data Dasar

Identifikasi data dasar merupakan proses manajemen asuhan kebidanan

yaang ditujukan untuk pengumpulan informasi baik fisik, psikososial dan

spritual. Informasi yang diperoleh mengenai data-data tersebut penulis dapatkan

dengan ananmesa langsung dengan klien dan keluarganya serta sebagian

bersumber, melakukan pemeriksaan fisik berupa inspeksi, palpasi, auskultasi

dan perkusi. Selain pemeriksaan fisik, juga dilakukan pemeriksaan

penunjang/laboratorium (Nurhayati dkk, 2013).

Berdasarkan hasil pengkajian data yang penulis peroleh data subjektif

pada kasus Ny. V umur 19 tahun dengan alasan datang yaitu untuk

memeriksakan kesehatan dan ingin merencanakan kehamilan. Menurut BKKBN

(2017), umur ideal yang matang secara biologis dan psikologis adalah 20 – 25

tahun bagi wanita dan umur 25 – 30 tahun bagi pria. Pada pasangan Ny. V dan

Tn. S diketahui belum memasuki usia yang matang dan apabila ingin tetap

hamil maka termasuk kehamilan risiko tinggi di antaranya kehamilan remaja

(hamil usia <20 tahun). Dan data objektif hasil pemeriksaan TTV diperoleh

tekanan darah : 120/90 mmHg, nadi : 82x/menit, pernapasan : 20x/menit, suhu :

35
36oC, tinggi badan: 158 cm, BB: 50 Kg dengan IMT : 20,02 dan LILA 26 cm.

Berdasarkan teori Romauli (2011) bahwa pemeriksaan TTV dikatakan normal

apabila pemeriksaan Tekanan darah : < 140/90 mmHg, Nadi : 60-80 x/menit,

Pernafasan : 16-24 x/menit, Suhu tubuh : 36-37,5 °C.

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa antara teori dan praktek di

lapangan terdapat kesenjangan yaitu perencanaan kehamilan dengan umur atau

usia muda sehingga artinya terdapat kesenjangan antara fakta dilapangan dengan

teori yang ada.

B. Interpretasi Data Dasar

Berdasarkan dalam konsep dasar bahwa dalam menegakkan suatu

diagnosa/ masalah kebidanan harus berdasarkan pada pendekatan asuhan

kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa data baik data subjektif

dan objektif.

Pada kasus ini Ny. V dan Tn. S sedang melakukan perencanaan

kehamilan. Berdasarkan pengkajian data subyektif diperoleh bahwa Ny. V

berusia 19 tahun dan Tn. S berusia 22 tahun. Menurut BKKBN (2017), umur

ideal yang matang secara biologis dan psikologis adalah 20 – 25 tahun bagi

wanita dan umur 25 – 30 tahun bagi pria. Pada pasangan Ny. V dan Tn. S

diketahui belum memasuki usia yang matang. Sehingga sangat disarankan untuk

menunda kehamilan hingga mencapai usia yang matang secara biologis dan

psikologis agar tidak terjadi komplikasi pada Ny.S

Menurut Ramadhani (2015:88) bahwa sebanyak 10,3% kehamilan usia

<20 tahun menyebabkan kematian pada ibu secara tidak langsung. Organ

36
reproduksi remaja yang belum matang tidak siap menerima kehamilan sehingga

berdampak buruk terhadap ibu hamil sendiri maupun janin yang dikandung

Maka masalah yang terdapat dalam kasus ini yaitu pengetahuan yang

kurang tentang kematangan/pertumbuhan organ reproduksi, serta menimbulkan

kecemasan/ketidaksiapan menjadi orang tua. Sehingga perlu dilakukan antisipasi

penatalaksanaan yaitu pemberian KIE resiko kehamilan muda dan penundaan

kehamilan pada usia muda.

C. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Langkah ketiga merupakan langkah ketika bidan melakukan identifikasi

diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.

Identiifikasi diagnosis potensial yaitu mengantisipasi segala sesuatu yang

mungkin terjadi (Mangkuji et al, 2013). Langkah ini membutuhkan antisipasi

bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan

diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar

terjadi dilakukan asuhan yang aman.

Berdasarkan kasus yang terdapat pada Ny. V dalam merencanakan

kehamilan pada usia muda. Menurut Buton (2021) kehamilan dibawah usia 20

tahun mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan anak dengan BBLR

dibandingkan wanita dengan usia diatas 20 tahun. Sehingga apabila kehamilan

terjadi maka kehamilan tersebut termasuk kedalam kehamilan yang beresiko

tinggi sehingga sangat disarankan untuk melakukan pencegahan ataupun

penundaan kehamilan sampai usia >20 tahun agar nantinya tidak menimbulkan

kecemasan/ketidaksiapan menjadi orang tua

37
D. Identifikasi Tindakan Segera atau Kolaborasi

Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter

segera melakukan konsultasi atau melakukan penanganan bersama dengan

anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Tindakan yang

dilakukan berdasarkan data baru yang diperoleh secara terus-menerus dan

dievaluasi supaya bidan dapat melakukan tindakan segera dengan tujuan agar

dapat mengatisipasi masalah yang mungkin muncul sehubungan dengan keadaan

yang dialami ibu (Varney, 2008).

Pada kasus Ny. V disarankan untuk melakukan pencegahan ataupun

penundaan kehamilan sampai usia >20 tahun dengan menjelaskan pemilihan

jenis-jenis alat kontrasepsi /KB yang berguna untuk merencanakan kehamilan

dengan mengatur waktu yang tepat untuk hamil nantinya. sehingga pada langkah

ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.

E. Recana Asuhan Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh dan ditentukan

oleh langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan kebidanan dibuat

berdasarkan diagnosis kebidanan dan masalah potensial yang akan terjadi.

Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh

bidan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan

bagian dari pelaksanaan rencana tersebut.

Berdasarkan teori Prawirohardjo (2012) mengatakan bahwa usia

reproduksi sehat dan aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun.

Sementara usia Ny.V saat ini 19 tahun, maka terdapat kesenjangan antara teori

38
dengan kasus, maka keputusan yang dibuat oleh ibu dan suami untuk

merencanakan kehamilan tidaklah pas sehingga disarankan untuk melakukan

penundaan kehamilan. Hal ini dikarenakan pada usia <20 tahun secara fisik dan

mental ibu belum kuat yang memungkinkan beresiko lebih besar mengalami

anemia, pertumbuhan janin terhambat dan persalinan premature.

Sehingga pada kasus Ny. V Rencana asuhan yang diberikan yaitu

dengan jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium, jelaskan

pada pasutri untuk menunda kehamilan hingga usia ibu >20 tahun, berikan

konseling dan suport kepada ibu dan suami tentang kehamilan di usia muda

serta mengindari 4T (terlalu muda <20th, terlalu tua >35th, terlalu dekat jarak

kehamilan<2th, dan terlalu banyak anak >3 anak, anjurkan pasutri untuk

menjaga pola makan seimbang, banyak mengkonsumsi makanan yang kaya zat

besi serta yang mengandung asam folat dan vitamin E guna meningkatkan

peluang kehamilan, anjurkan ibu untuk tidak boleh stress dan lakukan olahraga

teratur, serta mengatur frekuensi berhubungan suami istri, jelaskan jenis-jenis

alat kontrasepsi /KB yang berguna untuk merencanakan kehamilan dengan

mengatur waktu yang tepat untuk hamil, menganjurkan ibu dan suami untuk

memeriksakan kesehatan apabila terdapat keluhan

Selain menunda kehamilan, dianjurkan ibu dan suami tetap melakukan

pola hidup sehat dengan makanan bergizi seimbang. Menurut Soetjiningsih,

(2010) bahwa Status nutrisi pada wanita usia subur perlu dikaji karena

berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Mempertahankan status nutrisi yang

baik, mencapai berat badan ideal, mengontrol gangguan makan, dan

mengembangkan kebiasaan diet nutrisi yang seimbang, dapat membantu

39
mempertahankan kesehatan sistem reproduksi, sehingga nantinya akan lebih

mudah dalam merencanakan kehamilan diumur yang tepat.

Dalam pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan penulis tidak menemukan

hambatan yang berarti karena seluruh rencana asuhan yang dilakukan sudah

berorientasi pada kebutuhan klien Rencana asuhan kebidanan yang telah disusun

berdasarkan diagnosa/masalah aktual dan potensial, hal ini menunjukkan tidak

ada kesenjangan antara teori dengan tinjauan manajemen asuhan kebidanan pada

penerapan studi kasus di lahan praktek

F. Pelaksanaan

Pada langkah pelaksanaan ini telah dilakukan dan dikerjakan sesuai

dengan rencana asuhan yang telah dibuat. Menurut Indriarti et al, (2018) bahwa

Pengetahuan tentang penundaan kehamilan dan masa subur pada pasangan

dengan perencanaan kehamilan sangatlah penting. Karena dengan menunda

kehamilan muda dapat mencegah terjadinya komplikasi pada ibu dan janin, serta

pada pemberian penkes mengenai masa subur adalah suatu masa dalam siklus

menstruasi perempuan di mana terdapat sel ovum yang siap dibuah, sehingga

bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan

terjadi kehamilan

Pelaksanaan yang dilakukan pada Ny. V yaitu dengan menjelaskan pada

ibu hasil pemeriksaan, menjelaskan pada pasutri untuk menunda kehamilan

hingga usia ibu >20 tahun, berikan konseling dan suport kepada ibu dan suami

tentang kehamilan di usia muda serta mengindari 4T (terlalu muda <20th, terlalu

tua >35th, terlalu dekat jarak kehamilan<2th, dan terlalu banyak anak >3 anak,

40
anjurkan pasutri untuk menjaga pola makan seimbang, banyak mengkonsumsi

makanan yang kaya zat besi serta yang mengandung asam folat dan vitamin E

guna meningkatkan peluang kehamilan, anjurkan ibu untuk tidak boleh stress

dan lakukan olahraga teratur, serta mengatur frekuensi berhubungan suami istri,

jelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi /KB yang berguna untuk merencanakan

kehamilan dengan mengatur waktu yang tepat untuk hamil, menganjurkan ibu

dan suami untuk memeriksakan kesehatan apabila terdapat keluhan

Persiapan kehamilan lainnya yakni dengan menganjurkan mengkonsumsi

makanan tinggi asam folat seperti sayur hijau, susu mengandung asam folat, sera

mengkonsumsi makanan kaya zat besi seperti hati, daging sapi, sayuran hijau

tua, kacang-kacangan,ikan. Berperan dalam perkembangan sistem saraf pusat

dan darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat

sistem saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan memiliki kadar asam folat

yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama kehamilan, maka dapat

membantu mencegah kecacatan pada otak dan tulang belakang bayi (BKKBN,

2014).

Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan asuhan pada

Ny. V, semua tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya

dengan baik dan tidak menemukan hambatan yang berarti karna adanya kerja

sama dan penerimaan yang baik dari klien dan keluarga yang kooperatif serta

sarana dan fasilitas yang mendukung dalam pelaksanaan tindakan.

41
Dalam pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan penulis tidak menemukan

hambatan yang berarti karena seluruh tindakan yang dilakukan sudah

berorientasi pada kebutuhan klien

G. Evaluasi

Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan dan hasil pemeriksaan selama

melakukan tindakan. Hasil yang diperoleh adalah hasil pengamatan dan

pemeriksaan. Sesuai dengan langkah-langkah evaluasi menurut Varney

(2007:28) evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi

pemenuhan kebutuhan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah.

Evaluasi pada pasangan Ny. V dan Tn. S memahami semua penjelasan

tentang persiapan dan perencanaan kehamilan dan berjanji akan mengikuti saran

yang telah diberikan.

42
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang tersedia melalui teknik

wawancara dan pemeriksaan fisik maupun penunjang. Data subjektif alasan klien

datang yaitu pasangan suami istri ingin melakukan pemeriksaan kesehatan dan

merencanakan kehamilan

2. Interpretasi data yang diperoleh dari pengumpulan data yaitu Ny. V umur 19 tahun

dengan perencanaan kehamilan diusia muda. Masalah yang terdapat dalam kasus ini

pertumbuhan organ reproduksi belum matang, sehingga perlu dilakukan antisipasi

penatalaksanaan dengan pemberian KIE resiko kehamilan muda dan penundaan

kehamilan pada usia muda

3. Diagnose/masalah potensial yaitu keputusan Ny. V dalam merencanakan kehamilan

pada usia muda belum tepat sehingga disarankan untuk melakukan penundaan

kehamilan hingga usia yang matang yaitu 20 tahun

4. Tindakan segera pada Ny.V dan suami bahwa disarankan untuk melakukan

pencegahan ataupun penundaan kehamilan sampai usia >20 tahun dengan

menjelaskan pemilihan jenis-jenis alat kontrasepsi /KB yang berguna untuk menunda

dan merencanakan nantinya di usia yang matang

5. Rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny. V sesuai dengan yang dibutuhkan

dengan hasil merencanakan asuhan berdasarkan diagnosa/ masalah aktual dan

masalah potensial yang dapat terjadi

43
6. Tindakan asuhan yang telah direncankan pada kebutuhan ibu dan dan sumai dengan

hasil yaitu semua tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya

dengan baik tanpa adanya hambatan.

7. Evaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada ibu dan suami telah diberikan

dengan klien mengerti semua penjelasan dalam pelaksanaan asuhan

B. Saran

1. Bagi Pasangan

Diupayakan untuk terus melaksanakan anjuran yang diberikan tenaga

kesehatan agar tujuan mendapatkan keturunan sehat dapat dicapai.

2. Bagi Lahan praktik

Upaya promotif dan preventif oleh tenaga kesehatan sangat diperlukan

untuk mengurangi masalah kesehatan yang ada didalam masyarakat. Tenaga

kesehatan diharapkan untuk dapat memberikan penyuluhan kesehatan

reproduksi khususnya tentang penundaan kehamilan pada pasangan usia

subur yang berumur dibawah 20 tahun.

3. Untuk Poltekkes Kemenkes Jambi

Menambah referensi buku tentang kehamilan diusia muda guna dapat

menambah atau meningkatkan kualitas pengetahuan mahasiswa mengenai

kehamilan usia muda dan mempermudah dalam mempelajarinya di kampus

44
DAFTAR PUSTAKA
Bellieni. 2016. The Best Age for Pregnancy and Undue Pressures. Journal of Family
and Reproductive Health. Vol. 10, No. 3, September 2016 http://jfrh.tums.ac.ir

BKKBN. 2014. Modul pengajaran mempersiapkan kehamilan yang sehat. BKKBN dan
UMM. Diakses dari http://dp2m.umm.ac. id/files/ file/informasi
%20progra%20insentif%20 ristek/modul%20pengajaran%20menjaga%20
kehamila%20sehat.pdf. tanggal 1 April 2019.

BKKBN. 2017. BKKBN: Usia Pernikahan Ideal 21 – 25 Tahun. Diunduh di


https://www.bkkbn.go.id/detailpost/bkkbn-usia-pernikahan-ideal-21-25- tahun.
Diakses pada 1 April 2019.

Cherry et al. 2015. Building a “Better Life”: The Transformative Effects of Adolescent
Pregnancy and Parenting. SAGE Open January-March 2015: 1–9

Fatimah, S. 2011. Pola Konsumsi Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Kejadian
Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Sains dan Teknologi. 7 (3) : 137 – 152.

Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia

Kartono, Kartini. (2006). Psikologi Wanita 1; Mengenal Gadis Remaja dan Wanita
Dewasa. Bandung: Mandar Maju Prayitno & Amti, Erman. (1994). Dasar-dasar
Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud

Kertamuda, E. F. 2009. Konseling Pernikahan untuk Keluarga di Indonesia. Jakarta:


Salemba Humanika.

Khotimah, et al. 2014. Gambaran Tingkat pengetahuan tentang perencanaan kehamilan


pada pasangan menikah usia dini di Kecamatan Bandar Kabupaten Bantang.
Program Studi DIII Kebidanan. Fakultas ilmu keperawatan dan kesehatan.

Kusmiran, Eny. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba
Medika

Oktavia et al. 2018. Pengetahuan risiko pernikahan dini pada remaja umur 13-19 tahun.
Higeia journal of public health research and development. (2).(2).(2018)

Pertiwi et al. 2021. Perencanaan Kehamilan Sehat pada Calon Pengantin yang berniat
menikah usia dini di Kabupaten Semarang Tahun 2020. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Volume 9, Nomor 3, Mei. 2021

45
Ramadhani et al. 2015. Peran Tenaga Kesehatan dan Keluarga dalam Kehamilan Usia
Remaja. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 10, No. 2, November
2015

Sari, F., dkk. 2013. Kesiapan Menikah pada Dewasa Muda dan Pengaruhnya terhadap
Usia Menikah. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. 6 (3): 143 – 153

Sukaesih, Sri. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Hamil
Mengenai Tanda Bahaya dalam Kehamilan di Puskesmas Tegal Selatan Kota
Tegal Tahun 2012. Skripsi. Program Sarjana Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

Stephenson. Et al. 2014. How Do Women Prepare for Pregnancy? Preconception


Experiences of Women Attending Antenatal Services and Views of Health
Professionals. PLOS ONE | www.plosone.org. July 2014 | Volume 9 | Issue 7 |
e103085

Triningtyas, D. A., dkk. 2017. Konseling Pranikah: Sebuah Upaya Meredukasi Budaya
Pernikahan Dini di Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Jurnal Konseling
Indonesia. 3 (1): 28 – 32.

Winardi, B. 2016. Konsep Asuhan Kebidanan pada Masa Prakonsepsi. Bahan Ajar
Perkuliahan Pendidikan Bidan FK UNAIR.

Yastirin. 2019. Persepsi Remaja tentang Pernikahan Usia Anak. Journal for Quality in
Women's Health | Vol. 2 No. 1March 2019 | pp. 43 – 49

Yulivantina et al. 2021. Pelaksanaan Skrining Prakonsepsi pada Calon Pengantin


Perempuan. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 8 No 1 – April 2021

Zulaekha. 2018. Bimbingan Konseling Pra Nikah bafi “Calon Pengantin” di BP4 KUA
Kec. Mranggen (Studi Analisis Bimbingan Konseling Perkawinan. Skripsi.
Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Semarang: Insitut Agama Islam Negeri
Walisongo.

46

Anda mungkin juga menyukai