SYOK
DOSEN PENGAMPU :
Disusun Oleh :
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga makalah yang begudul “Syok Dalam Kebidanan” ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Dalam menyusun makalah ini, penyusun banyak mengalami hambatan dan kesulitan.
Namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang terlibat di dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen mata kuliah
pendidikan kewarganegaraan.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari sempurna, oleh karena
itu penyusun mengharapkan kritik dan sarannya untuk lebih baiknya makalah ini. Semoga
Penulis
Kata Pengantar.................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.3. Penatalaksanaan.......................................................................
3.1. Kesimpulan..............................................................................
3.2. Saran........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Syok adalah suatu keadaan serius yang teijadi jika sistem kardiovaskular (jantung dan
pembuluh darah) tidaka mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang
memadai, syok biasanya berhubungan dengan tekanan darah rendah dan kematian sel maupun
jaringan. Seseorang dikatan syok bila terdapat ketidak cukup an per fusi oksigen dan zat gizi
ke sel-sel tubuh. Kegagalan memperbaiki perfusi menyebabkan kematian sel yang progresif,
gangguan fungsi organ dan akhirnya kematian penderita. Syok mempakan suatu kondisi yang
Syok tidak teijadi dalam waktu lebih lama dengan tanda klinis penurunan tekanan darah,
dingin, kulit pucat, penurunan kardiac output, tergantung dari penyebab syok itu sendiri. Syok
yang terjadi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu syok hipovolemik,
kardiogenik, syok obstruksi dengan manifestasi klinis sesuai dengan derajat syok yang teijadi.
Pada kondisi hamil, syok dapat teijadi pada kehamilan muda ataupun kehamilan lanjut,
penyebabnya dapat disebabkan karena nyeri ataupun perdarahan yang berdampak pada
keadaan yang menyebabkan berkurangnya aliran darah, termasuk kelainan jantung (misalnya
serangan jantung atau gagal jantung), volume darah yang rendah (akibat perdarahan hebat
atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah (misalnya karena reaksi alergi atau
infeksi). Oleh karena itu pemberi layanan kesehatan termasuk bidan harus mampu melakukan
identifikasi syok dan memberikan penatalaksanaan yang tepat, cepat dan berkualitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
A. Syok Hemoragik
a. Definisi
Syok hemoragik adalah suatu syok yang di sebabkan oleh pendarahan yang banyak
yang dapat disebabkan oleh: pendarahan anterpartum seperti plasenta previa, solutio
plasenta, dan ruptura uteri, juga di sebabkan oleh pendarahan pascapersalinan, seperti
b. Etiologi
c. Klasifikasi
1) Syok ringan, terjadi kalau perdarahan kurang dari 20% volume darah. timbul,
penurunan perfusi jaringan dan organ non vital. Tidak terjadi perubahan kesadaran,
volume urin yang keluar normal atau sedikit berkurang, dan mungkin (tidak selalu
2) Syok sedang, sudah terjadi penurunan perfusi pada organ yang tahan terhadap
iskemia waktu singkat (hati, usus, dan ginjal). Sudah timbul oliguri (urin)
d. Syok Hipovolemik
a. Definisi
Syok hipovolemik adalah terganggunya sistem sirkulasi akibat dari volume darah
dalam pembuluh darah yang berkurang. Kondisi ini yang dapat disebabkan karena
akibat terjadi perdarahan yang masif / kehilangan plasma darah.( Ika prasetya
wijaya (ed). 2006) Menurut Manual of critical care nursing, 2001. Syock
Dalam menegakkan diagnosis syock hipovolemik akan lebih sulit jika perdarahan
pasien belum / tidak ditemukan / berada pada sistem saluran pencernaan / cuma
berat. 210 5) Kehilangan cairan tubuh yang berasal dari sistem gastrointestinal
Life Support. AGD Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Jakarta, 2012.
c. Tanda dan Gejala Tanda gejala syock hipovolemik yang muncul sama hanya
ditambah tergantung pada tingkat kehilangan volume darah, mulai ringan (40%).
Life Support. AGD Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Jakarta, 2012.
serta akibat kardiogenik harus dibedakan. Berikut cara penanganan pada pasien
syock hipovolemik (Shock. MBasic Trauma Cardiac Life Support. AGD Dinas
menit. Seperti cairan infus RL (hati-hati pemberian terlalu cepat pada pasien
diatasi maka lakukan cek kadar hemoglobin, jika hasilnya < 10 g/dl maka berikan
tranfusi darah. 6) Pastikan darah sesuai dengan golongan darah pasien serta
disarankan darah yang digunakan sudah menjalani tes uji silang. 7) Dalam kasus
gingal. Walaupun kerusakan organ akhir jarang terjadi pada syock hipovolemik,
tetapi gagal ginjal merupakan komplikasi yang sangat penting pada syock ini.
( Shock. M Basic Trauma Cardiac Life Support. AGD Dinas Kesehatan Provinsi
Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk
a. Keluhan pasien
informasi yang akurat dari semua sumber berkaitan dengan kondisi klien
kolaborasi dengan dokter. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan
kasus yang di hadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau
tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus yang
interpretasi yang akurat atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar
(Varney H, 2012).
potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi
selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga
atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari masalah yang berkaitan
tetapi juga dari krangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti
penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-
Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh
bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak
pelaksanaannya.
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik.
sistematis yang mengatur penemuan dan konklusi kita menjadi suatu asuhan
S: Data Subjektif
Berisi tentang data dari klien (segala bentuk pernyataan atau keluhan klien)
O: Data Objektif Data yang diperoleh dari hasil observasi melalui pemeriksaan
segera
konseling.
BAB III
STUDI KASUS
Persalinan Kala IV
O:
1. Pemeriksaan Umum
112/71 mmHg N/R : 104/26 x/menit T : 35,4 C kontraksi uterus baik dan tidak
2. Pemeriksaan fisik
Abdomen : Tinggi fundus uteri ibu 2 jr b/pusat, kontraksi rahim baik dengan
pemberian antibiotic
perdarahan ± 50 cc
alkasim
larutan alkasim
PEMBAHASAN
1.1 Diagnosis
Kala IV
Pada perineum terdapat laserasi derajat II yaitu mulai dari mukosa vagina,
yaitu yang luasnya mengenai mulai dari mukosa vagina, komisura posterior, kulit
segera melakukan penjahitan pada perineum agar tidak terjadi perdarahan dan
pasca persalinan dilakukan pemantauan 2-3 kali. Hasil kontraksi uterus Ny. M
baik dan perdarahan pervaginam ± 26 cc. Pada 1 jam pertama pasca persalinan
pemantauan dilakukan setiap 15 menit. Pada pukul 17.20 WIB, tekanan darah
110/68 mmHg, nadi 102 x/menit, suhu 35,4°C, TFU 2 jari b/pusat, kontraksi
uterus klien baik, 308 kandung kemih 30 cc, perdarahan tetap ± 26 cc.
Dilanjutkan pemantauan kedua pada pukul 17.35 WIB, tekanan darah Ny. M
121/72 mmHg, nadi 108 x/menit, TFU 2 jari b/pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih 25 cc, perdarahan ± 15 cc. Pemantauan ketiga pada pukul 17.50
WIB, tekanan darah Ny. S 112/65 mmHg, nadi 105 x/menit, TFU 2 jari b/pusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih 10 cc, perdarahan pervaginan ± 10 cc.
Pemantauan keempat pada pukul 18.05 WIB, tekanan darah Ny. M95/68 mmHg,
nadi 110 x/menit, TFU 2 jari b/pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih 10 cc,
menit pada jam kedua paska persalinan. Pada pukul 18.35 WIB, tekanan darah
Ny. S 115/62 mmHg, nadi 115 x/menit, suhu 36,°C, TFU 2 jari b/pusat, kontraksi
uterus baik, kandung kemih 5 cc, perdarahan ± 5 cc. Kemudian pada pukul 19.05
WIB, tekanan darah Ny. S 123/65 mmHg, nadi 122 x/menit, TFU 2 jari b/pusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan pervaginam ± 5 cc. Hal
ini sejalan dengan teori yang dipaparkan Saifuddin tahun 2010, pemantauan kala
IV dilakukan 2-3 kali dalam 15 menit pertama, setiap 15 menit pada satu jam
pertama, setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan meliputi kontraksi
kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap
30 menit selama jam kedua pasca persalinan, selain itu pemeriksaan suhu
dilakukan sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan. Penulis
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Syok adalah suatu keadaan diebabkan oleh gangguan sirkulasi darah ke dalam jaringan
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu
syok terbagi dua bagian yaitu penangana awal yang berfungsi untuk memberikan pertolongan
pertama dan stabilitas pasien. Selanjutnya dilakukan penangan khusus mulai dari dengan
tindakan dimulai dari pemberian infus dan jika memungkinkan pemeriksaan darah lengkap
tennasuk trombosit, ureum. Bila kondisi pasien/syok teratasi selanjutnya dilakukan mencari
5.2 Saran
1. Dengan mempelajari materi ini mahasiswa kebidanan yang nantinya menjadi seorang bidan
professional agar dapat lebih peka terhadap tanda dan gejala ketika menemukan pasien
Jakarta : EGC
(MAP), DAN STATUS MENTAL (GCS) PADA PASIEN SYOK HIPOVOLEMIK DI IGD