DISUSUN OLEH :
DOSEN AKADEMIK :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirannya. Di
bawah rahmat dan bimbingan-Nya, Kami menyelesaikan makalah yang berjudul “gizi&diet
pada penyakit jantung”. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada NS. Leni Agustin,
M.Kep yang merupakan guru mata kuliah Gizi&Diet, yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
telah berkontribusi dalam proses pembuatan makalah ini.
Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Gizi&Diet. Makalah ini tidak dapat terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak,untuk
itu tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada NS. Leni Agustin, M.Kep selaku dosen mata
kuliah Gizi&Diet.
Kami sangat berharap makalah ini sangat berguna dalam rangkagizi
&diet pada penyakit jantung. Kami mohon maaf bila ada kesalahan kalimat dan kata yang
kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG 4
1.2 RUMUSAN MASALAH 4
1.3 TUJUAN MAKALAH 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI GAGAL JANTUNG …..…………………....…………...……………………….6
2.2 ETIOLOGI GAGAL JANTUNG ..........................................................................................6
2.3 KLASIFIKASI GAGAL JANTUNG …………………………….………………………......8
2.4 MANIFESTASI GAGAL JANTUNG ……………………...…..…………………………....8
2.5 FAKTOR RESIKO GAGAL JANTUNG……...………………………………………......…9
2.6 PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG…………………………………........................…..9
2.7 KEBUTUHAN ZAT GIZI PADA GAGAL JANTUNG……………………..…………..…11
2.8 GIZI DAN DIET DARI GAGAL JANTUNG………………………………………………12
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN …………………………………………………………………………….14
3.2 SARAN……………………………………………………………………………………...14
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………….....14
BAB I
PENDAHULUAN.
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak dipusatdada. Bagian
kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruangsebelah atas (atrium yang
mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah(ventrikel) yang mengeluarkan darah).
Agar darah hanyak mengalir dalamsatu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada
jalan masuk dan satukatup pada jalan keluar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Gagal Jantung Kongesif
Komplikasi pada gagal jantung kongesif yaitu penurunan aliran darah ke ginjal
sehingga menyebabkan gagal ginjal kronik dan penurunan fungsi hati menyebabkan
hepatomegalia. Pada gagal jantung kongesif berat, zat gizi yang harus dibatasi yaitu
protein seperti tidak diberikan lauk nabati berbahan kacang-kacangan tetapi umbi dan
serealia boleh diberikan.
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kehinan otot jantung, disebabkan
menurunnya kontraktifitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi
otot mencakup ateriosklerosis koroner, hiprtensi arterial dan penyakit degeneratif atau
inflamasi.
2. Aterosklerosis koroner
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang
secara langsung mempengaruhi jantung Mekanisme biasanya terlibat mencakup
gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katup semiluner), ketidak
mampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, perikardium, perikarditif
konstriktif, atau stenosis AV). peningkatan mendadak afteer load.
6. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya
gagal jantung. Meningkatnya laju metabolism (misal: demam, tirotoksikosis), hipoksia
dan anemia peperlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutulan oksigen
sistemik. Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan supli oksigen ke jantung.
Asidosis respiratorik atau metabolik dan abnormalita elektronik dapat menurunkan
kontraktilitas jantung Grade gagal jantung menurut New york Heart Associaion Terbagi
menjadi 4 kehinan fungsional :
Gagal jantung kosndisi saat jantung tidak mampu memompa darah dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhaan jaringan terhadap oksigen, beberapa faktor
resiko Gagal Jantung:
Kebiasaan yang tidak sehat, seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan
Konsumsi garam berlebihan
Kurang olahraga atau obesitas (yang menyertai berbagai penyakit coroner)
Ketidakpatuhan pada pengobatan atau terapi bagi masalah jantung ringan
Infeksi virus tertentu bisa menyebabkan kerusakan otot jantung yang
meningkatkan resiko gagal jantung
Sleep Apnea oksigen dalam darah menjadi berkurang sehingga ritme jantung
bisa menjadi tidak normal, kondisi ini dapat menjadi penyebab gagal jantung
kongestif
Diabetes penyakit ini meningkatkan resikio hipertensi dan penyakit arteri
coroner
Gagal jantung bukanlah suatu keadaan klinis yang hanya melibatkan satu sistem
tubuh melainkan suatu sindroma klinik akibat kelainan jantung sehingga jantung tidak
mampu memompa memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Gagal jantung ditandai
dengan dengan satu respon hemodinamik, ginjal, syaraf dan hormonal yang nyata serta
suatu keadaan patologik berupa penurunan fungsi jantung. Respon terhadap jantung
menimbulkan beberapa mekanisme kompensasi yang bertujuan untuk meningkatkan
volume darah, volume nuang jantung tahanan pembuluh darah perifer dan hipertropi otot
jantung. Kondisi ini juga menyebabkan aktivasi dari mekanisme kompensasi tubuh yang
akut berupa penimbunan air dan garam oleh ginjal dan aktivasi system saraf adrenergik.
Kemampuan jantung untuk memompa darah guna memenuhi kebutuhan tubuh
ditentukan oleh curah jantung yang dipengaruhi oleh empar faktor yaitu: preload: yang
setara dengan isi diastolik akhir, afterload; yaitu jumlah tahanan total yang harus
melawan ejeksi ventrikel kontraktilitas miokardium yaitu kemampuan intrinsik otot
jantung untuk menghasilkan tenaga dan berkontraksi tanpa tergantung kepada preload
maupun afterload serta frekuensi denyut jantung. Dalam hubungan ini, penting
dibedakan antara kemampuan jantung untuk memompa (pump function) dengan
kontraktilias otot jantung (myocardial function). Pada beberapa keadaan ditemukan
beban berlebihan sehingga timbul gagal jantung sebagai pompa tanpa terdapat depresi
pada otot jantung intrinsik.
Sebaliknya dapat pula terjadi depresi otot jantung intrinsik tetapi secara klinis tidak
tampak tanda-tanda gagal jantung karena beban jantung yang ringan. Pada awal gagal
jantung, akibat CO yang rendah, di dalam tubuh terjadi peningkatan aktivitas saraf
simpatis dan sistem renin angiotensin aldosteron, serta pelepasan arginin vasopressin
yang kesemuanya merupakan mekanisme kompensasi untuk mempertahankan tekanan
darah yang adekunt. Penurunan kontraktilitas ventrikel akan diikuti penurunan curah
jantung yang selanjutnya
terjadi penurunan tekanan darah dan penurunan volume darah arteri yang efektif. Hal ini
akan merangsang mekanisme kompensasi neurohumoral. Vasokonstriksi dan retensi air
untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah sedangkan peningkatan
prekoad akan meningkatkan kontraktilitas jantung melalui hukum Starling. Apabila
keadaan ini tidak segera teratasi, peninggian afterload, peninggian prekad dan hipertrofi
dilatasi jantung akan lebih menambah beban jantung sehingga terjadi gagal jantung yang
tidak terkompensasi.
dipertahankan. Volume sekuncup, jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi
tergantung pada tiga faktor, preload; kontraktilitas dan efterload.
Kontraktilitas mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel
dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium.
Afterload mengacu pada besamya ventrikel yang harus di hasikan untuk memompa darah
melawan perbedaan tekanan yang di timbukan oleh tekanan arteriole
Pengertian diet adalah pengaturan pola makan, baik ukuran, porsi dan
kandungan gizinya. Diet berasal dari bahasa Yunani, diet yang berarti cara hidup.
Hartono (2000) mengatakan bahwa diet adalah pengaturan jenis dan jumlah makanan
dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan serta status nutrisi dan
membantu menyembuhkan penyakit.
Diet jantung (diet pada penderita penyakit jantung) adalah pengaturan pola
makan khusus terhadap penderita penyakit jantung baik kuantitas maupun jenis
makanan. Diet jantung terdiri atas empat jenis yaitu:
1. Diet jantung I , makanan yang diberikan dalam bentuk cairan.
2. Diet jantung II, makanan yang diberikan dalam bentuk saring atau lunak.
3. Diet jantung III, makanan yang diberikan dalam bentuk lunak atau biasa.
4. Diet jantung IV, makanan yang diberikan dalam bentuk biasa.
kardiovaskular yang signifikan termasuk penyakit jantung koroner dan stroke (19-
21%) dan gagal jantung (29%) (Salehi-Abargouei et al., 2013). Berdasarkan tinjauan
sistematis dan metanalisis oleh Chiavaroli et al. (2019), pola diet DASH dikaitkan
dengan penurun-an insiden penyakit kardiovaskular (RR, 0,80 (0,76 - 0,85), penyakit
jantung koroner (0,79 (0,71 -0,88), strok (0,81 (0,72 - 0,92)), dan diabetes (0,82 (0,74 -
0,92)) pada studi kohort prospektif. Diet Mediterranean juga dapat mengurangi angka
gagal jantung dan mortalitas berdasarkan studi kohort multicenter terbesar yang
dilakukan oleh Tektonidis et al. (2016) yang melakukan follow up selama 10,9 tahun
(Tektonidis et al., 2016). Satu-satunypenelitian RCT yang menilai pencegahan primer
gagal jantung dengan diet Mediterranean, dan merupakan analisis sekunder dari
percobaan Prevención con Dieta Mediterránea (PREDIMED) tidak ditemukan hubungan
antara diet Mediterranean+ EVOO dengan insidensi gagal jantung maupun diet
Mediterranean dengan kacangkacangan, namun biomarker peradangan dan oksidasi
menurun dengan diet Mediterranean+EVOO. Tinjauan sistematik dan meta-analisis lain
yang dipublikasi pada tahun 2016 mensugesti adanya hubungan diet Mediterranean
dengan penurunan insidensi gagal jantung sebanyak 70% (Liyanage et al., 2016)
3.1 Kesimpulan
Gagal jantung lebih merupakan suatu sindrom klinik daripada suatu diagnosis penyakit
pada pasien geriatri. Insidennya terus bertambah setiap tahun pada lansia berusia di atas 50
tahun. Pada umumnya penyebab gagal jantung pada lansia dan pasien muda lebih kurang
sama, tetapi gagal jantung pada lansia sering multifaktorial. Beberapa keadaan dapat
mengubah struktur dan fungsi, sehingga meningkatkan risiko terjadinya gagal jantung pada
lansia
Gejala dan tanda gagal jantung akibat penuaan relatif sama pada gagal jantung orang
muda. Namun biasanya gejala klinis dan keluhan utama pasien tua seringkali tidak khas dan
sangat tersembunyi. Pada pemeriksaan fisik juga didapat tanda non spesifik, sehingga
diperlukan lebih banyak data obyektif untuk mendiagnosis gagal jantung pada lansia.
Tata laksana gagal jantung pada lansia relatif sama dengan pasien muda. Obat-obat yang
sering diperlukan untuk gagal jantung pada lansia hampir tidak banyak berbeda dengan obat-
obat yang diperlukan untuk gagal jantung pada usia muda, hanya perlu dipikirkan adanya
penyesuaian dosis, interaksi, efek samping, toksisitas obat serta penyakit iatrogenik.
Gagal jantung pada lansia dapat disebabkan oleh radikal bebas dan kerusakan
mitokondria, sehingga untuk mengatasinya diperlukan suplemen makanan seperti koenzim
Q10 yang berfungsi sebagai anti oksidan. Koenzim Q10, sejenis vitamin yang bersifat larut
lemak, termasuk ke dalam golongan ubikuinon dan banyak terdapat pada hewan dan manusia.
Seiring dengan pertambahan usia, kadar koenzim Q10 menurun, sehingga diperlukan
tambahan dari luar tubuh melalui makanan atau konsumsi suplemen koenzim Q10. Suplemen
koenzim Q10 tersedia dalam berbagai bentuk sediaan dan komposisi.
Meskipun dosis optimal dari koenzim Q10 tidak diketahui dan berbeda sesuai beratnya
kondisi yang diterapi, tetapi penambahan koenzim Q10 dengan berbagai dosis pada studi
tanpa kontrol telah terbukti menunjukkan peningkatan pada ejeksi fraksi, toleransi latihan dan
status NYHA, walaupun pada studi lain tidak terbukti. Pada penggunan suplemen koenzim
Q-10 tetap harus memperhatikan beberapa hal seperti efek samping serta interaksi yang dapat
timbul atau terjadi.
BAB III
PENUTUP
3.2 kesimpulan
Gagal Jantung Kongestif adalah ketidak mampuan jantung untuk memompa darah dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrisi,
dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah.
Penyebab dari Gagal Jantung Kongestif adalah :
1. Umur
2. Sesak Nafas
Diet yang diberikan kepada pasien penderita gagal jantung kongestif ini yaitu dier cari
sejumlah ½ - 1 Liter per hari sesuai dengan daya terima penderita. Diet ini sangat rendah
energy sehingga sebaiknya hanya diberikan selama 12 hari saja. Jika tidak memungkinkan
untuk ditingkatkan. pemberian gizi enteral perlu dipertimbangkan.
3.3 Saran
maksimal, khususnya pada pasien dengan gagal jantung kongestif dengan penurunan
curah jantung.
DAFTAR PUSTAKA
Centers for Disease Control and Prevention, Heart Failure Fact Sheet, Division for Heart
Disease and Stroke Prevention, CDC, 2016 Avalaible from:
file:///C:/Users/USER/Documents/script/Heart%20Failure%20Fact%2 Sheet_Data%2 0&
%20Statistics_DHDSP_CDC.html.