Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH GIZI&DIET

PADA PENYAKIT JANTUNG

DISUSUN OLEH :

- AHMAD JEFTA FIRMANSYAH (211440100002)


- ALFIYAH (211440100004)
- ANANDA DESAM SYAWALI VIERI SUSANTO (21.14401.0006)
- ANGGER KURNIAWAHYU (211440100008)
- DEA REISMAYA WINDIAMIZA (21144010011)
- DHELILA ZAHRA AATIKAH (21144010013)

DOSEN AKADEMIK :

NS.LENI AGUSTIN, M.Kep

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirannya. Di
bawah rahmat dan bimbingan-Nya, Kami menyelesaikan makalah yang berjudul “gizi&diet
pada penyakit jantung”. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada NS. Leni Agustin,
M.Kep yang merupakan guru mata kuliah Gizi&Diet, yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
telah berkontribusi dalam proses pembuatan makalah ini.

Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Gizi&Diet. Makalah ini tidak dapat terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak,untuk
itu tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada NS. Leni Agustin, M.Kep selaku dosen mata
kuliah Gizi&Diet.
Kami sangat berharap makalah ini sangat berguna dalam rangkagizi
&diet pada penyakit jantung. Kami mohon maaf bila ada kesalahan kalimat dan kata yang
kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG 4
1.2 RUMUSAN MASALAH 4
1.3 TUJUAN MAKALAH 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI GAGAL JANTUNG …..…………………....…………...……………………….6
2.2 ETIOLOGI GAGAL JANTUNG ..........................................................................................6
2.3 KLASIFIKASI GAGAL JANTUNG …………………………….………………………......8
2.4 MANIFESTASI GAGAL JANTUNG ……………………...…..…………………………....8
2.5 FAKTOR RESIKO GAGAL JANTUNG……...………………………………………......…9
2.6 PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG…………………………………........................…..9
2.7 KEBUTUHAN ZAT GIZI PADA GAGAL JANTUNG……………………..…………..…11
2.8 GIZI DAN DIET DARI GAGAL JANTUNG………………………………………………12
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN …………………………………………………………………………….14
3.2 SARAN……………………………………………………………………………………...14
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………….....14
BAB I

PENDAHULUAN.

1.1 Latar Belakang

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak dipusatdada. Bagian
kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruangsebelah atas (atrium yang
mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah(ventrikel) yang mengeluarkan darah).
Agar darah hanyak mengalir dalamsatu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada
jalan masuk dan satukatup pada jalan keluar.

Tugas utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh


danmembersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung
melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yangkekurangan oksigen
dari seluruh tubuh, dan memompanya ke dalam paru- paru, dimana darah akan
mengambil oksigen dan membuangkarbondioksida. Jantung kemudian mengumpulkan
darah yang kayaoksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan seluruh tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi Gagal Jantung.?
2. Apa saja Etiologi Gagal Jantung.?
3. Apa saja klasifikasi Gagal Jantung.?
4. Apa saja Manifestasi Klinis Gagal Jantung.?
5. Apa saja Faktor Resiko Gagal Jantung.?
6. Apa saja Patofisiologi Gagal Jantung.?
7. Bagaimana Kebutuhan Zat Gizi Pada Gagal Jantung.?
8. Bagaimana Gizi Dan Diet Dari Gagal Jantung.?
1.3 Tujuan Makalah
1. Memahami apa itu Gagal Jantung
2. Memahami Etiologi Tentang Gagal Jantung
3. Memahami Klasifikasi Gagal Jantung
4. Memahami Manifiestasi Klinis Ggal Jantung
5. Memahami Faktor Resiko Gagal Jantung
6. Memahami Patofisiologi Gagal Jantung
7. Memahami Kebutuhan Zat Gizi pada Gagal Jantung
8. Memahami Gizi Dan Diet Dari Gagal Jantung

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Gagal Jantung Kongesif

Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah


dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan
nutrisi dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolism jaringan, dan kemampuannya
hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri.

Komplikasi pada gagal jantung kongesif yaitu penurunan aliran darah ke ginjal
sehingga menyebabkan gagal ginjal kronik dan penurunan fungsi hati menyebabkan
hepatomegalia. Pada gagal jantung kongesif berat, zat gizi yang harus dibatasi yaitu
protein seperti tidak diberikan lauk nabati berbahan kacang-kacangan tetapi umbi dan
serealia boleh diberikan.

2.2 Etiologi Gagal Jantung

Gagal jantung kongestif dapat disebabkan oleh :

1. Kelainan otot jantung

Gagal jantung sering terjadi pada penderita kehinan otot jantung, disebabkan
menurunnya kontraktifitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi
otot mencakup ateriosklerosis koroner, hiprtensi arterial dan penyakit degeneratif atau
inflamasi.

2. Aterosklerosis koroner

mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot


jantung Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktar). Infark
miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung
Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung
karena kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan
kontraktilitaas menurun. 3. Hipertensi sistemik atau pulmonal Meningkatkan beban
kerja jantung dan pada gilirannya mngakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.

4. Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif


berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak
serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.

5. Penyakit jantung lain

Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang
secara langsung mempengaruhi jantung Mekanisme biasanya terlibat mencakup
gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katup semiluner), ketidak
mampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, perikardium, perikarditif
konstriktif, atau stenosis AV). peningkatan mendadak afteer load.

6. Faktor sistemik

Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya
gagal jantung. Meningkatnya laju metabolism (misal: demam, tirotoksikosis), hipoksia
dan anemia peperlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutulan oksigen
sistemik. Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan supli oksigen ke jantung.
Asidosis respiratorik atau metabolik dan abnormalita elektronik dapat menurunkan
kontraktilitas jantung Grade gagal jantung menurut New york Heart Associaion Terbagi
menjadi 4 kehinan fungsional :

I. Timbul gejala sesak pada aktifitas fisik berat


II. Timbul gejah sesak pada aktifitas fisik sedang
III. Timbul gejah sesak pada aktifitas ringan
IV. Timbul gejala sesak pada aktifitas sangat ringan/ istirahat

2.3 Klasifikasi Gagal Jantung


2.4 Manifestasi Gagal Jantung

1. Disfungsi miokard (kegagalan miokardial) Ketidakmampuan miokard untuk


berkontraksi dengan sempurna mengakibatkan isi sekuncup ( stroke volume) dan
curah jantung (cardiac output) menurun

2. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (systolic overload) Beban sistolik


yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel (systolic overload) menyebabkan
hambatan pada: pengosongin ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel atau isi
sekuncup

3. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolic (diastolic overload) Preload yang


berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic overload) akan menyebabkan
volum dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel meninggi. Prinsip Frank
Staring: curah jantung mula-muh akan meningkat sesuai dengan besarnya regangan
otot jantung, tetapi bilabeban terus bertambah sampai melampaui batas tertentu, maka
curah jantung justru akan menurun kembali

4. Peningkatan kebutuhan metabolic-peningkatan kebutuhan yang berlebihan (demand


overload) Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya kerja
jantung di mana jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal
jantung walaupun curah jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mampu untuk
memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh.
5. Gangguan pengisian (hambatan input). Hambatan pada pengisian ventrikel karena
gangguan aliran masuk ke dalam ventrikel atau pada aliran balik vem/venous return
akan menyebabkan pengeluaran atau output ventrikel berkurang dan curah jantung
menurun.

2.5 Faktor Resiko Gagal Jantung

Gagal jantung kosndisi saat jantung tidak mampu memompa darah dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhaan jaringan terhadap oksigen, beberapa faktor
resiko Gagal Jantung:

 Kebiasaan yang tidak sehat, seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan
 Konsumsi garam berlebihan
 Kurang olahraga atau obesitas (yang menyertai berbagai penyakit coroner)
 Ketidakpatuhan pada pengobatan atau terapi bagi masalah jantung ringan
 Infeksi virus tertentu bisa menyebabkan kerusakan otot jantung yang
meningkatkan resiko gagal jantung
 Sleep Apnea oksigen dalam darah menjadi berkurang sehingga ritme jantung
bisa menjadi tidak normal, kondisi ini dapat menjadi penyebab gagal jantung
kongestif
 Diabetes penyakit ini meningkatkan resikio hipertensi dan penyakit arteri
coroner

2.6 Patofisiologi Gagal Jantung

Gagal jantung bukanlah suatu keadaan klinis yang hanya melibatkan satu sistem
tubuh melainkan suatu sindroma klinik akibat kelainan jantung sehingga jantung tidak
mampu memompa memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Gagal jantung ditandai
dengan dengan satu respon hemodinamik, ginjal, syaraf dan hormonal yang nyata serta
suatu keadaan patologik berupa penurunan fungsi jantung. Respon terhadap jantung
menimbulkan beberapa mekanisme kompensasi yang bertujuan untuk meningkatkan
volume darah, volume nuang jantung tahanan pembuluh darah perifer dan hipertropi otot
jantung. Kondisi ini juga menyebabkan aktivasi dari mekanisme kompensasi tubuh yang
akut berupa penimbunan air dan garam oleh ginjal dan aktivasi system saraf adrenergik.
Kemampuan jantung untuk memompa darah guna memenuhi kebutuhan tubuh
ditentukan oleh curah jantung yang dipengaruhi oleh empar faktor yaitu: preload: yang
setara dengan isi diastolik akhir, afterload; yaitu jumlah tahanan total yang harus
melawan ejeksi ventrikel kontraktilitas miokardium yaitu kemampuan intrinsik otot
jantung untuk menghasilkan tenaga dan berkontraksi tanpa tergantung kepada preload
maupun afterload serta frekuensi denyut jantung. Dalam hubungan ini, penting
dibedakan antara kemampuan jantung untuk memompa (pump function) dengan
kontraktilias otot jantung (myocardial function). Pada beberapa keadaan ditemukan
beban berlebihan sehingga timbul gagal jantung sebagai pompa tanpa terdapat depresi
pada otot jantung intrinsik.

Sebaliknya dapat pula terjadi depresi otot jantung intrinsik tetapi secara klinis tidak
tampak tanda-tanda gagal jantung karena beban jantung yang ringan. Pada awal gagal
jantung, akibat CO yang rendah, di dalam tubuh terjadi peningkatan aktivitas saraf
simpatis dan sistem renin angiotensin aldosteron, serta pelepasan arginin vasopressin
yang kesemuanya merupakan mekanisme kompensasi untuk mempertahankan tekanan
darah yang adekunt. Penurunan kontraktilitas ventrikel akan diikuti penurunan curah
jantung yang selanjutnya

terjadi penurunan tekanan darah dan penurunan volume darah arteri yang efektif. Hal ini
akan merangsang mekanisme kompensasi neurohumoral. Vasokonstriksi dan retensi air
untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah sedangkan peningkatan
prekoad akan meningkatkan kontraktilitas jantung melalui hukum Starling. Apabila
keadaan ini tidak segera teratasi, peninggian afterload, peninggian prekad dan hipertrofi
dilatasi jantung akan lebih menambah beban jantung sehingga terjadi gagal jantung yang
tidak terkompensasi.

Mekanisme yang menasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan kontraktilitas


jantung yang menyebabkan curah jantng lebih rendah dari curah janting normal Konsep
curag jantung paling baik dijelaskan dengan persamaan CO-HR X SV dimana curah
jantung (COCardiac Output) adalah fungsi frekuensi jantung (HR: Heart Rate) X volume
sekuncup (SFStroke Volume). Frekuensi jantung adakah fungsi system saraf otonom.
Bih curah jantung berkurang, system saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung
untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup
jantunglah yang harus menyesuaikan diri ntuk mempertahan curah janung. Tapi pada
gagal jantung dengan masalah utama kerusakan dan kekakuan serabut otot. jantung,
volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat
Preload adalah sinonim dengan Hukum Starling pada jantung yang menyatakan bahwa
jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang
ditimblukan oleh panjangnya regangan serabut jantung.

dipertahankan. Volume sekuncup, jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi
tergantung pada tiga faktor, preload; kontraktilitas dan efterload.

Kontraktilitas mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel
dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium.

Afterload mengacu pada besamya ventrikel yang harus di hasikan untuk memompa darah
melawan perbedaan tekanan yang di timbukan oleh tekanan arteriole

2.7 Kebutuhan Zat Gizi Pada Gagal Jantung

Pengertian diet adalah pengaturan pola makan, baik ukuran, porsi dan
kandungan gizinya. Diet berasal dari bahasa Yunani, diet yang berarti cara hidup.
Hartono (2000) mengatakan bahwa diet adalah pengaturan jenis dan jumlah makanan
dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan serta status nutrisi dan
membantu menyembuhkan penyakit.

Diet jantung (diet pada penderita penyakit jantung) adalah pengaturan pola
makan khusus terhadap penderita penyakit jantung baik kuantitas maupun jenis
makanan. Diet jantung terdiri atas empat jenis yaitu:
1. Diet jantung I , makanan yang diberikan dalam bentuk cairan.
2. Diet jantung II, makanan yang diberikan dalam bentuk saring atau lunak.
3. Diet jantung III, makanan yang diberikan dalam bentuk lunak atau biasa.
4. Diet jantung IV, makanan yang diberikan dalam bentuk biasa.

kardiovaskular yang signifikan termasuk penyakit jantung koroner dan stroke (19-
21%) dan gagal jantung (29%) (Salehi-Abargouei et al., 2013). Berdasarkan tinjauan
sistematis dan metanalisis oleh Chiavaroli et al. (2019), pola diet DASH dikaitkan
dengan penurun-an insiden penyakit kardiovaskular (RR, 0,80 (0,76 - 0,85), penyakit
jantung koroner (0,79 (0,71 -0,88), strok (0,81 (0,72 - 0,92)), dan diabetes (0,82 (0,74 -
0,92)) pada studi kohort prospektif. Diet Mediterranean juga dapat mengurangi angka
gagal jantung dan mortalitas berdasarkan studi kohort multicenter terbesar yang
dilakukan oleh Tektonidis et al. (2016) yang melakukan follow up selama 10,9 tahun
(Tektonidis et al., 2016). Satu-satunypenelitian RCT yang menilai pencegahan primer
gagal jantung dengan diet Mediterranean, dan merupakan analisis sekunder dari
percobaan Prevención con Dieta Mediterránea (PREDIMED) tidak ditemukan hubungan
antara diet Mediterranean+ EVOO dengan insidensi gagal jantung maupun diet
Mediterranean dengan kacangkacangan, namun biomarker peradangan dan oksidasi
menurun dengan diet Mediterranean+EVOO. Tinjauan sistematik dan meta-analisis lain
yang dipublikasi pada tahun 2016 mensugesti adanya hubungan diet Mediterranean
dengan penurunan insidensi gagal jantung sebanyak 70% (Liyanage et al., 2016)

2.8 Gizi Dan Diet Dari Gagal Jantung

Penderita gagal jantung dianjurkan untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan


Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) Diet. DASH Diet merupakan pola
makan yang terdiri dari banyak sayur dan buah, sedikit daging dan produk olahan susu,
serta banyak mikronutrien

1. Sayur dan buah: 5 porsi per hari


2. Karbohidrat tinggi serat: 7 porsi per hari
3. Contohnya sayuran hijau (brokoli, bayam, dan lain-lain), biji-bijian
4. Produk olahan susu rendah lemak: 2 porsi per hari
5. Daging, batasi yang mengandung tinggi lemak jenuh dan lemak trans: 2 porsi atau
kurang per hari
6. Perbanyak konsumsi lemak baik seperti minyak zaitun, alpukat, kacang-kacangan,
dan lain-lain. Daging olahan seperti pada fast food tidak dianjurkan.
7. Kacang-kacangan dan biji-bijian: 2 hingga 3 kali per minggu
8. Batasi makanan dan minuman manis:
9. kurang dari 5 porsi per hari, dengan 1 porsi sebanyak 1 sdmKurangi garam dan
makanan tinggi natrium
Dengan mengonsumsi makanan sesuai dengan DASH Diet, kita dapat
mempertahankan status nutrisi yang cukup, optimalisasi kesehatan jantung dan
pembuluh darah, mencegah munculnya penyakit-penyakit penyerta lainnya, dan
terlebih lagi, menurunkan tekanan darah karena rendahnya konsumsi garam dan
natrium

3.1 Kesimpulan
Gagal jantung lebih merupakan suatu sindrom klinik daripada suatu diagnosis penyakit
pada pasien geriatri. Insidennya terus bertambah setiap tahun pada lansia berusia di atas 50
tahun. Pada umumnya penyebab gagal jantung pada lansia dan pasien muda lebih kurang
sama, tetapi gagal jantung pada lansia sering multifaktorial. Beberapa keadaan dapat
mengubah struktur dan fungsi, sehingga meningkatkan risiko terjadinya gagal jantung pada
lansia

Gejala dan tanda gagal jantung akibat penuaan relatif sama pada gagal jantung orang
muda. Namun biasanya gejala klinis dan keluhan utama pasien tua seringkali tidak khas dan
sangat tersembunyi. Pada pemeriksaan fisik juga didapat tanda non spesifik, sehingga
diperlukan lebih banyak data obyektif untuk mendiagnosis gagal jantung pada lansia.

Tata laksana gagal jantung pada lansia relatif sama dengan pasien muda. Obat-obat yang
sering diperlukan untuk gagal jantung pada lansia hampir tidak banyak berbeda dengan obat-
obat yang diperlukan untuk gagal jantung pada usia muda, hanya perlu dipikirkan adanya
penyesuaian dosis, interaksi, efek samping, toksisitas obat serta penyakit iatrogenik.

Gagal jantung pada lansia dapat disebabkan oleh radikal bebas dan kerusakan
mitokondria, sehingga untuk mengatasinya diperlukan suplemen makanan seperti koenzim
Q10 yang berfungsi sebagai anti oksidan. Koenzim Q10, sejenis vitamin yang bersifat larut
lemak, termasuk ke dalam golongan ubikuinon dan banyak terdapat pada hewan dan manusia.
Seiring dengan pertambahan usia, kadar koenzim Q10 menurun, sehingga diperlukan
tambahan dari luar tubuh melalui makanan atau konsumsi suplemen koenzim Q10. Suplemen
koenzim Q10 tersedia dalam berbagai bentuk sediaan dan komposisi.

Meskipun dosis optimal dari koenzim Q10 tidak diketahui dan berbeda sesuai beratnya
kondisi yang diterapi, tetapi penambahan koenzim Q10 dengan berbagai dosis pada studi
tanpa kontrol telah terbukti menunjukkan peningkatan pada ejeksi fraksi, toleransi latihan dan
status NYHA, walaupun pada studi lain tidak terbukti. Pada penggunan suplemen koenzim
Q-10 tetap harus memperhatikan beberapa hal seperti efek samping serta interaksi yang dapat
timbul atau terjadi.
BAB III

PENUTUP

3.2 kesimpulan

Gagal Jantung Kongestif adalah ketidak mampuan jantung untuk memompa darah dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrisi,
dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah.
Penyebab dari Gagal Jantung Kongestif adalah :

1. Umur

2. Penyakit Jantung Koroner

3. Merokok dan mengkonsumsu Alkohol

Gejala Gagal Jantung Kongestif

1. Nyeri pada dada

2. Sesak Nafas

3. Kelelahan dalam aktivitas ringan 4. Palpitasi (Jantung berdebar-debar)

Diet yang diberikan kepada pasien penderita gagal jantung kongestif ini yaitu dier cari
sejumlah ½ - 1 Liter per hari sesuai dengan daya terima penderita. Diet ini sangat rendah
energy sehingga sebaiknya hanya diberikan selama 12 hari saja. Jika tidak memungkinkan
untuk ditingkatkan. pemberian gizi enteral perlu dipertimbangkan.

3.3 Saran

Diharapkan selalu mendokumentasikan tindakan keperawatan secara lengkap dan

menyeluruh agar pelayanan profesional dan komprehensif pada pasien lebih

maksimal, khususnya pada pasien dengan gagal jantung kongestif dengan penurunan
curah jantung.
DAFTAR PUSTAKA

World Health Organization. Cardiovascular Disease (CVDs). WHO. 2016. Available


from :http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs317/en/n . Di Akses : 20 agustus 2018

Centers for Disease Control and Prevention, Heart Failure Fact Sheet, Division for Heart
Disease and Stroke Prevention, CDC, 2016 Avalaible from:
file:///C:/Users/USER/Documents/script/Heart%20Failure%20Fact%2 Sheet_Data%2 0&
%20Statistics_DHDSP_CDC.html.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia,.Pedoman Tatalaksana Gagal


Jantung. PERKI.1 ed. 2015: 1

Aaronson, P. I. & Ward, J. P. T. Sistem Kardiovaskular At a Glance, (diterjemahkan


oleh: Juwalita Surapsari), 3 ed, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2010

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.


Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013

Nurhayati, E. &Nuraini, I. Gambaran Faktor Resiko Pada Pasien Penyakit Gagal


Jantung Kongestif Di Ruang X.A Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung. Jurnal
KesehatanKartika. 2006 Available from :file:///C:/Users/USER/Documents/script/pirngadi
%20ep.pdf

Anda mungkin juga menyukai