Anda di halaman 1dari 5

TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT PERAWAT

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

ETIKA KEPERAWATAN

Dosen Pengampu Damon Wicaksi SST, M.kes

Disusun Oleh :

MELIATUL HASANAH (21.14401.0035)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO 2022


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat serta
kerunianya semata sehingga tugas mata kuliah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas
ini disuruh untuk memenuhi mata kuliah etika keperawatan yang menjadi salah satu mata
kuliah yang wajib di Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.Penulis
yakin tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak akan dapat
disesuaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada.

1. Ibu Yuana Dwi Agustin SKM,M.Kes sebagai Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso.
2. Bapak Damon Wicaksi,SST,M.Kes sebagai dosen pengampu mata kuliah Etika
keperawatan

Semoga sumbangsih yang telah diberikan kepadapenulis mendapatkan imbalan dari


Allah SWT,dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun
dari semua pihak untuk bahan perbaikan penulisan makalah ini.

Bondowoso, 7 April 2022


Dugaan malpraktik petugas pukesmas dikota padang, mata pasien usia 12

tahun buta

Pasien berusia 12 tahun harus mengalami kebutan diduga karena malpraktik petugas

puskesmas di Padang. Bukan diberi obat mata, pasien justru diberikan tetes telinga. Saat ini,

bocah berinisial AK ini sudah 10 bulan tidak berani keluar rumah. Dia pun menahan rasa

sakit di bola mata sebelah kirinya karena salah pemberian obat di Puskesmas Ulak Karang,

Kecamatan Padang Utara.

Anak semata wayang dari pasangan Murniati dan Rici yang sehari-hari bekerja

sebagai buruh ini mengalami kebutaan di salah satu bola matanya usai berobat di puskesmas

tersebut. Siswa kelas lima SD ini awalnya mengeluhkan gatal pada bagian matanya dan

berobat ke puskesmas. Namun setelah tiga hari kemudian, orang tua korban terkejut karena

ternyata obat yang diberikan oleh dokter puskesmas ternyata obat tetes telinga bukan mata.

"Awalnya itu berobat katanya matanya gatal dan banyak kotoran. Makanya kami bawa ke

puskesmas. Ternyata bukan tetes mata obat itu, tapi telinga. Saya tahu juga pas tanya ke salah

satu dokter," kata orang tua pasien, Murniati, Kamis (17/2/2022). Penasaran dengan nasib

mata anaknya, Murnianti pun berobat ke dokter spesialis mata. Dari hasil pemeriksaan, mata

anaknya sudah infeksi terlalu parah.

"Katanya infeksi anak saya sudah terlalu parah. Kalau untuk menghilangkan rasa sakit paling

dikasih obat, tapi anak ibu sudah cacat permanen," ucapnya.


Orang tua korban pun komplain ke puskesmas tersebut. Kasus ini sudah dilaporkan ke

Polresta Padang.Sementara itu, Kepala Puskesmas Ulak Karang Padang, Chelsie mengatakan

pihaknya sudah memberikan sanksi kepada petugas puskesmas tersebut. Pihaknya juga secara

pengobatan sudah memberikan bantuan.

"Kita bertanggung jawab sekali atas apa yang terjadi. Kami punya data juga sudah mencoba

mediasi, tapi tidak ada kata sepakat. Kami masih menunggu proses," ucapnya."Kami sudah

mencoba pengobatan dari tahun lalu. Yang jelas ini lagi proses," katanya lagi.Chelsie tidak

bisa memberikan penjelasan kesalahan pada pihak dokter atau apoteker. Alasannya, kasus ini

masih dalam proses pemeriksaan."Itu nanti dulu ya, soalnya juga masih diperiksa," katanya

lagi.

Artikel ini telah tayang di sumbar.inews.id dengan judul " Dugaan Malpraktik Petugas

Puskesmas di Kota Padang, Mata Pasien Usia 12 Tahun Buta ", Klik untuk baca:

https://sumbar.inews.id/berita/dugaan-malpraktik-petugas-puskesmas-di-kota-padang-mata-

pasien-usia-12-tahun-buta.

Anda mungkin juga menyukai