Anda di halaman 1dari 151

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA LAMA KERJA PERAWAT DENGAN

PELAKSANAAN ORAL HYGIENE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

WONOSARI GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

TAHUN 2019

AYU PUSPITASARI

1502006

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

2019
HUBUNGAN ANTARA LAMA KERJA PERAWAT DENGAN

PELAKSANAAN ORAL HYGIENE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

WONOSARI

GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Keperawatan

AYU PUSPITASARI

NIM : 1502006

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

2019

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul “Hubungan

antara Lama Kerja Perawat dengan Pelaksanaan Oral Hygiene di Rumah Sakit

Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta Tahun 2019”. Bukan

merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi di lingkungan institusi maupun di

Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasi

dicantumkan sebagaimana mestinya.

Jika kemudian hari didapati bahwa hasil skripsi ini adalah hasil tiruan dari skripsi

lain, maka saya bersedia dikenai sanksi yaitu pencabutan gelar kesarjanaan saya.

Yogyakarta, 22 Agustus 2019

Ayu Puspitasari

(1502006)

ii
iii
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Sidang pada

22 Agustus 2019

Ketua Penguji :

Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns., MAN. ……………………….

Penguji I :

Diah Pujiastuti, S.Kep., Ns., M.Kep. ……………………….

Penguji II :

Djuminten, MPH. ……………………….

Mengesyahkan Mengetahui,

Ketua STIKES Bethesda Yakkum Ketua Prodi Sarjana Keperawatan

Yogyakarta

Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns., MAN Ethic Palupi, S.Kep., Ns., MNS.

NIK: 060045 NIK: 090057

iv
MOTTO

Filipi 1:21

Karena hidup bagiku adalah Kristus dan mati adalah


keuntungan

Ibrani 13:8

Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan
sampai selama-lamanya.

Keajaiban hanya terjadi pada mereka yang tidak mudah


menyerah- Emporio ivankov (One piece)

Jika kamu tidak berani mengambil resiko dalam hidupmu,


kamu tidak akan pernah menciptakan masa depan- Monkey D
Luffy (One piece)

Segala sesuatu ada waktunya

v
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus karena selalu menemaniku dalam setiap


langkah hidupku dan yang selalu membukakan jalan untukku.
2. Bapak dan ibu saya bapak Robi Maskuri dan ibu Maria Ima Kulata
yang selalu mendukung saya dan selalu menguatkan saya.
3. Kakak Nona Elma, Yulianus Yuyun, Wawan setiawan, Sunsugos,
Wulandar, Oktavia, Petrus Chandra, Sirindu, Della, kepada
paman dan bibi saya.
4. Pembimbing dan penguji serta para dosen yang telah memberikan
bekal ilmu pengetahuan dan mengajariku dengan penuh
kesabaran.
5. Destonalson Barahama yang selalu membantu dan memberikan
semangat saat pengerjaan skripsi.
6. Teman-teman konco edanku.
7. Teman-teman seangkatanku.
8. Teman-teman PDM.

vi
ABSTRAK

AYU PUSPITASARI. “Hubungan antara Lama Kerja Perawat dengan


Pelaksanaan Oral Hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung
Kidul Yogyakarta Tahun 2019”
Latar Belakang : Menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah hal yang dasar yang
dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan kehidupannya dan kesehatannya.
Pasien yang memakai peralatan invasive dapat meningkatkan resiko terjadinya
masalah kesehatan gigi dan mulut. Hasil wawancara dengan perawat yang bekerja
di RSUD Wonosari ada perbedaan tindakan dari perawat yang sudah lama bekerja
dengan perawat yang baru.
Tujuan : Mengetahui hubungan antara lama kerja perawat dengan pelaksanaan
oral hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta
pada tahun 2019
Metode : Desain asosiatif analitik, pendekatan crossectional. Populasi 138
perawat RSUD Wonosari Gunung Kidul. Teknik sampling accidental sampling
dengan 32 responden. Diukur menggunakan lembar observasi dan kuesioner
tertutup. Analisis menggunakan spearman rank.
Hasil : Uji bivariat antara variabel menggunakan spearman rank didapatkan hasil
Pvalue 0,000 < 0,05, artinya ada hubungan lama krja dengan pelaksanaan oral
hygiene, dengan tingkat keeratan 0,696 hubungan kuat.
Kesimpulan : Ada hubungan antara lama kerja perawat dengan tindakan oral
hygiene di RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta 2019 dengan tingkat
keeratan kuat.
Saran : Peneliti selanjutnya disarankan ketika ingin meneliti tentang pelaksanaan
oral hygiene harus melihat kembali dan meninjau kembali SOP, apakah SOP
tersebut sesuai dengan yang digunakan atau tidak.
Kata Kunci : oral hygiene, lama kerja, perawat,
+ 85 Halaman + 13 Tabel + 2 Skema +17 Lampiran
Kepustakaan : 31, 2008-2019

vii
ABSTRACT

AYU PUSPITASARI. "The Relationship between Nurse’s Length of Work and


Implementation of Oral Hygiene in Wonosari Regional General Hospital,
Yogyakarta in 2019"

Background: Maintaining dental and oral hygiene is a basic thing needed by a


person to maintain his life and health. Patients who use invasive equipment can
increase the risk of oral health problems. The results of interviews with nurses at
Wonosari Regional Hospital there were differences in actions from nurses who
had long worked with new nurses.

Objective: To find out the relationship between nurse’s length of work and
implementation of oral hygiene at Wonosari Gunung Kidul Regional General
Hospital, Yogyakarta in 2019

Method: Analytic associative design, cross-sectional approach. Population of 138


nurses at Wonosari Gunung Kidul Regional Hospital. Accidental sampling
sampling technique with 32 respondents. Measured using an observation sheet
and a closed questionnaire. Analysis used spearman rank.

Results: Bivariate test between variables using the Spearman rank obtained a
value of 0.000 <0.05. It means there is a relationship, with level of closness 0.696
which means strong relationships.

Conclusion: There is a relationship between length of work of nurses with oral


hygiene implementation in Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta Hospital in 2019
with a strong level of closeness. There is a relationship between length of work of
nurses with oral hygiene implementation.

Suggestion: Further researchers are advised when they want to examine the
implementation of oral hygiene should look back and review the SOP, whether
the SOP is in accordance with what is used or not.

Keywords: oral hygiene, length of work, nurses,


+ 85 pages + 13 tables + 2 schemas +17 appendices

Bibliography: 31, 2008-2019

viii
PRAKATA

Puji syukur peneliti panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan dan

kasih karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Hubungan Lama Kerja Perawat dengan Pelaksanaan Oral Hygiene di Rumah

Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta Tahun 2019”. Skripsi

ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan di Prodi Sarjana

Keperawatan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.

Proses penyusunan skripsi ini peneliti telah dibantu dan didukung oleh berbagai

pihak, untuk itu peneliti ucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns., MAN., selaku Ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Bethesda Yakkum Yogyakarta dan selaku Ketua Penguji.

2. dr. Heru Sulistyowati, Sp. A, selaku Direktur RSUD Wonosari Gunung Kidul

3. Ibu Ethic Palupi, S.Kep,. Ns,. MNS, selaku Ka Prodi Sarjana Keperawatan

STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.

4. Ibu Nurlia Ikaningtyas, Sp.KMB, selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik

STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.

5. Ibu Ch. Yeni Kustanti, Ns., M.Nur., M.Pall.C., selaku Ketua Koordinator

Penelitian.

6. Ibu Diah Pujiastuti, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Penguji I, yang telah

memberikan masukan dalam skripsi ini.

7. Ibu Djuminten, MPH., selaku Pembimbing dan Penguji skripsi

ix
8. Perawat ruang Bakung, Anggrek I, Anggrek II, dan ICU yang telah menjadi

responden dalam penelitian.

9. Kepala ruang Bakung, Anggrek I, Anggrek II, dan ICU yang telah membantu

dalam penelitian.

10. Orang tua yang telah membantu dalam penyusunan skripsi.

Peneliti menyadari penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, maka dari

itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

meningkatkan kesempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 22 Agustus 2019

Ayu Puspitasari

x
DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN SAMPUL DEPAN

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................... viii

PRAKATA ix

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR SKEMA ......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I: PENDAHULUAN 1

A. Latar belakang masalah 1

B. Rumusan masalah penelitian 6

C. Tujuan penelitian 6

D. Manfaat penelitian 7

E. Keaslian penelitian 8

xi
BAB II: KAJIAN TEORI 13

A. Landasan Teori 13

1. Oral Hygiene 13

a. Pengertian oral hygiene 13

b. Anatomi fisiologi mulut 14

c. Masalah/gangguan pada gigi dan mulut........................ 14

d. Alasan pentingnya membersihkan gigi dan mulut ........ 15

e. Keuntungan menjaga kebersihan gigi dan mulut .......... 16

f. Klien yang berisiko ....................................................... 16

g. Macam penatalaksanaan untuk kebersihan mulut ......... 17

2. Perawat ................................................................................ 20

a. Pengertian Perawat ........................................................ 20

b. Peran Perawat ................................................................ 21

c. Fungsi Perawat .............................................................. 23

d. Tugas dan tanggung jawab Perawat .............................. 24

e. Keterampilan dalam keperawatan ................................. 26

f. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan ...................... 27

g. Tahapan pelaksanaan tindakan keperawatan ................ 28

h. Standar praktik perawat ................................................ 29

3. Bekerja ................................................................................. 32

a. Pengertian bekerja ......................................................... 32

b. Faktor yang mempengaruhi bekerja .............................. 32

c. Lama kerja..................................................................... 36

xii
d. Faktor yang mempengaruhi lama kerja ......................... 37

e. Kategori lama bekerja ................................................... 37

f. Hubungan lama kerja dengan tingkat pelayanan .......... 38

B. Kerangka Teori ............................................................................ 39

C. Kerangka Konsep ........................................................................ 40

D. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 41

E. Variabel Penelitian ...................................................................... 41

1. Definisi konseptual............................................................... 41

2. Definisi operasional ............................................................. 42

BAB III: METODE PENELITIAN ............................................................... 43

A. Desain penelitian ......................................................................... 43

B. Waktu dan tempat penelitian 43

C. Populasi dan sampel 43

D. Alat ukur penelitian 45

E. Uji kesepakatan antar observer ................................................... 47

F. Etika penelitian 48

G. Prosedur pengumpulan data 52

H. Analisis data 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 61

A. Hasil penelitian ............................................................................. 61

1. Karakteristik responden.................................................... 61

a. Usia ................................................................................ 62

b. Jenis kelamin .................................................................. 62

xiii
c. Pendidikan ...................................................................... 63

2. Lama kerja ........................................................................ 63

3. Pelaksanaan oral hygiene ................................................. 64

4. Hubungan lama kerja dan pelaksanaan oral hygiene ....... 64

B. Pembahasan .................................................................................. 68

1. Karakteristik responden.................................................... 68

a. Usia .............................................................................. 68

b. Jenis kelamin ............................................................... 70

c. Pendidikan ................................................................... 71

2. Lama kerja ........................................................................ 72

3. Pelaksanaan oral hygiene ................................................. 74

4. Hubungan lama kerja dan pelaksanaan oral hygiene ...... 77

C. Keterbatasan penelitian ................................................................ 81

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 82

A. Kesimpulan................................................................................... 82

B. Saran ............................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. .. 84

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Keaslian penelitian ………………………….............................. 8

Tabel 2 Definisi operasional ………………………................................ 42

Tabel 3 Data sampel……………………………………………………... 44

Tabel 4 Kisi-kisi umum ………………………........................................ 46

Tabel 5 Kisi-kisi khusus oral hygiene………………………………….... 46

Tabel 6 Intepretasi hasil keeratan……………………………………........ 60

Tabel 7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di Rumah Sakit

Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta tahun 2019... 62

Tabel 8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di

Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta

tahun 2019………………………………………………………… 62

Tabel 9 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Rumah

Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta tahun

2019……………………………………………………………….. 63

Tabel 10 Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama kerja perawat di

Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta

tahun 2019……………………………………………………........ 63

Tabel 11 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pelaksanaan oral

hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul

Yogyakarta tahun 2019……………………………………………. 64

xv
Tabel 12 Hubungan Lama Kerja Perawat dengan Pelaksanaan oral hygiene

di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul

Yogyakarta tahun 2019…………………………………………… 65

Tabel 13 Analisis antar Karakteristik terhadap Variabel RSUD Wonosari

Gunung Kidul Yogyakarta tahun 2019…………………….……… 66

xvi
DAFTAR SKEMA

Hal

Skema 1 Kerangka teori 39

Skema 2 Kerangka konsep 40

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Studi Awal

Lampiran 3 Surat Jawaban Permohonan Studi Awal

Lampiran 4 Surat Ethical Clearance Di UKDW Dan RSUD Wonosari

Lampiran 5 SOP Oral Hygiene

Lampiran 6 Surat Pernyataan Menjadi Asisten Penelitian

Lampiran 7 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 8 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Dan Lembar Informasi

Responden

Lampiran 9 Lembar Identitas Dan Observasi

Lampiran 10 Rekap Olahan Data

Lampiran 11 Analisis Univariat

Lampiran 12 Perhitungan Analisis Univariat

Lampiran 13 Analisis Bivariat

Lampiran 14 Hasil Uji Kesepakatan Antar Observer

Lampiran 15 Hasil Pengolahan Komputer

Lampiran 16 CV

Lampiran 17 Lembar Konsultasi Skripsi

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan dasar manusia merupakan hal yang mendasar dalam kehidupan

seseorang dan harus dipenuhi agar ada keseimbangan secara fisiologis

maupun secara psikologis seseorang. Virginia Henderson dalam Aziz dan

Uliyah (2016) mengatakan ada empat belas komponen kebutuhan dasar

manusia salah satunya adalah tentang menjaga kebersihan diri dan

penampilan. Menjaga kebersihan diri dan penampilan adalah hal yang dasar

yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan kehidupannya dan

kesehatannya. Menjaga kebersihan dapat menumbuhkan rasa kesejahteraan,

kenyamanan, keamanan, dan martabat seseorang, terutama untuk orang yang

sedang sakit.

Menjaga kebersihan diri seseorang dapat dilakukan dengan beberapa hal

antara lain dengan melakukan perawatan mata, perawatan telinga, perawatan

tangan dan kaki, perawatan kuku jari tangan, bercukur, perawatan rambut,

perawatan kulit seperti mandi, perawatan mulut atau yang biasa dikenal

dengan oral hygiene (Rosdahl & Kowalski, 2014). Oral hygiene adalah hal

yang dilakukan oleh seseorang untuk menjaga kebersihan mulut dengan

maksud dan tujuannya adalah menghindari gigi dan mulut dari masalah

kesehatannya. Faktor-faktor yang memengaruhi kejadian inos di pelayanan

1
2

kesehatan, antara lain adanya penurunan imunitas pasien, prosedur medis

yang beragam, teknik invasive yang mengakibatkan peningkatan potensi

terhadap infeksi, dan yang terakhir yaitu adanya resistensi obat terhadap

bakteri di rumah sakit dimana rendahnya kontrol infeksi dapat mempermudah

transmisi bakteri, tindakan invasive medis banyak dilakukan di ruangan

dengan tingkat ketergantungan intermediet care hingga intensive, Inos yang

paling umum terjadi di ICU adalah pneumonia akibat pemasangan ventilator,

pasien yang terintubasi memiliki kemungkinan mengalami pneumonia lebih

tinggi dibandingkan yang tidak (Zulkarnain, 2009). Untuk menghindarinya

diperlukan peran perawat dalam mengatasinya terutama pada pasien yang

mengalami imobilisasi, penurunan kesadaran, dan pasien yang memiliki

tingkat ketergantungan tinggi (Wulandari, 2015; Mubarak, Indrawati, &

Susanto , 2015).

Perawat adalah orang yang memberikan asuhan keperawatan kepada klien.

Banyak faktor yang dapat menentukan kualitas kerja dari seseorang, salah

satunya adalah lama kerja seseorang. Orang yang baru lulus dan langsung

bekerja akan memiliki perbedaan dengan orang yang telah lama bekerja,

tetapi tidak menutup kemungkinan juga seseorang yang sudah lama bekerja

pekerjaannya tidak sebaik orang yang baru bekerja. Pengalaman, rasa

tanggung jawab, rasa peduli dan empati ini adalah hal-hal yang dapat menjadi

faktor yang menentukan kualitas kerja seorang perawat. Jika seorang perawat

tidak melakukan peran dengan baik salah satunya dalam hal melakukan
3

tindakan oral hygiene maka ini akan mengakibatkan adanya masalah pada

fisik dan psikologi pasien.

Hasil penelitian oleh Muzurovic (2012) menunjukkan bahwa pasien dengan

oral hygiene buruk sebanyak 100% terpapar spesies Candida. Hasil penelitian

oleh Sabila, Ismail dan Mujayanto (2017) di RS Sultan Agung Semarang

menunjukkan status oral hygiene pada pasien rawat inap sebagian besar pada

kategori buruk. Oral candidiasis terjadi pada 22 pasien dengan oral hygiene

buruk dengan persentase 95,7%, sedangkan pada pasien dengan oral hygiene

sedang sebanyak 4,3% (Sabila, Ismail & Mujayanto, 2017).

Studi pendahuluan pada tanggal 18 Oktober 2018, 10 November 2018, 17

Januari 2019 dan 22 Maret 2019 oleh peneliti di Rumah Sakit Umum Daerah

Wonosari Gunung Kidul, ditemukan data dari bagian Diklat bahwa Rumah

Sakit ini termasuk dalam Rumah Sakit Tipe C yang beralamat di Jl. Taman

Bakti No 6 Wonosari, Gunung Kidul. Memiliki Ruang rawat inap yang terdiri

atas ruang Mawar, Anggrek I dan II, Cempaka, Dahlia I dan II, Kana, Melati,

Bakung dan ruang ICU. Pelaksanaan oral hygiene sering dilakukan pada

beberapa ruangan yang memiliki tingkat ketergantungan pasien intermediate

sampai intensive ruangan tersebut diantaranya ruang Bakung, Anggrek I,

Anggrek II, dan ICU.

Ruang Bakung terdiri atas 14 perawat dengan lama bekerja yang berbeda-

beda, perawat yang bekerja kurang dari 1 tahun terdiri atas 2 orang, perawat
4

dengan lama bekerja 1 tahun ada 4 orang perawat, perawat dengan lama kerja

3-4 tahun ada 1 orang perawat, perawat dengan lama kerja selama 8 tahun ada

2 perawat, perawat dengan lama kerja lebih dari 10 tahun ada 5 orang

perawat. Ruang Bakung terdiri atas 18 tempat tidur biasa dan 3 ruangan

isolasi. Ruang Bakung ini adalah ruang dengan mayoritas pasien stroke dan

post stroke sehingga pasien mengalami ketergantungan. Tingkat

ketergantungan di ruang bakung adalah intermediate care 70% dan intensive

care 30%. Ruang ICU terdiri dari 14 perawat ruangan yang lama kerja ≥5

tahun dengan tingkat ketergantungan pasien intensive care 100%. ICU terdiri

atas 7 tempat tidur. Ruang Anggrek I dan II adalah ruangan bedah dengan

jumlah perawat masing masing ruangan adalah 15 perawat dan 13 perawat.

Perawat ruang Anggrek I dengan masa kerja 1-8 Tahun dengan jumlah 9

perawat. Perawat ruang Anggrek II dengan masa kerja 1-8 Tahun dengan

jumlah 11 orang perawat. Tingkat ketergantungan ruangan Anggrek I dan II

20% minimal care 50% intermediate care dan 30% intensif care.

Pasien dengan penurunan kesadaran dan memakai beberapa alat yang

bersifat invasive contohnya NGT, Ventilator mekanik, alat bantu nafas berupa

O2 melalui mulut maupun hidung, dan intubasi yang dapat meningkatkan

masalah pada gigi dan mulut, pasien ini dirawat di ruangan yang memiliki

tingkat ketergantungan intermediet hingga intensive yang terdiri atas ruang

Bakung, Anggrek I, Anggrek II, dan ICU RSUD Wonosari Gunung Kidul.
5

Hasil wawancara dengan 3 orang perawat di ruang Bakung dan 1 orang

perawat ruang ICU, penerapan oral hygiene di ruangan ini biasanya dilakukan

pada pagi hari tetapi terkadang ada perawat yang tidak melakukan tindakan

ini. Kesulitan dalam menerapkan tindakan oral hygiene adalah ketika pasien

full. Oral hygiene dilakukan dengan cara mengosok gigi, jika pada pasien

tidak sadar maka dengan menggunakan mouthwash dan kasa. Hasil

wawancara dengan Kepala Ruangan di ruang Bakung pada tanggal 22 Maret

2019 mengatakan bahwa penerapan oral hygiene pada ruangan ini dilakukan

hanya pada beberapa pasien yang tidak memiliki keluarga atau keluarga yang

tidak mengerti cara melakukan tindakan oral hygiene pada keluarganya dan

bagi pasien yang membutuhkan bantuan dalam melakukan tindakan oral

hygiene. Perawat yang paling sering melakukan tindakan oral hygiene di

ruangan Bakung adalah perawat yang masa kerjanya baru tetapi tidak

menutup kemungkinan juga yang melakukan tindakan oral hygiene adalah

perawat yang lama, sedangkan di ruang ICU untuk penerapan oral hygiene

perawat yang sering melakukannya adalah perawat dengan lama kerja lama,

Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan antara Lama Kerja Perawat dengan Pelaksanaan Oral Hygiene di

Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta”.


6

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang disusun

adalah “Adakah hubungan antara lama kerja perawat terhadap pelaksanaan

oral hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul

Yogyakarta pada tahun 2019?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara lama kerja perawat dengan pelaksanaan oral

hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul

Yogyakarta pada tahun 2019.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden yang meliputi usia, jenis kelamin,

dan pendidikan di ruang Bakung, Anggrek I, Anggrek II dan ruang

ICU.

b. Mengetahui lama kerja perawat di ruang Bakung, Anggrek I, Anggrek

II dan ruang ICU RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta.

c. Mengetahui pelaksanaan oral hygiene di ruang Bakung, Anggrek I,

Anggrek II dan ruang ICU RSUD Wonosari Gunung Kidul

Yogyakarta.

d. Mengetahui tingkat keeratan jika didapatkan hubungan antara lama

kerja dan tindakan oral hygiene RSUD Wonosari Gunung Kidul

Yogyakarta pada tahun 2019.


7

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam pengembangan ilmu dan

pengetahuan bidang keperawatan khususnya yang berkaitan dengan lama

bekerja seorang perawat sebagai faktor dalam tindakan kebutuhan dasar

manusia yaitu tindakan oral hygiene.

2. Praktis

a. RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi tentang

hubungan antara lama kerja seorang perawat dalam melakukan

pelaksanaan tindakan oral hygiene di ruang rawat inap serta menjadi

bahan evaluasi untuk meningkatkan pelayanan dalam bidang

keperawatan terutama tindakan oral hygiene.

b. Bagi STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi hubungan antara lama

kerja seorang perawat dalam melakukan pelaksanaan tindakan oral

hygiene serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk

penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pelaksanaan tindakan

oral hygiene dan lama kerja seorang perawat.


E. Keaslian Penelitian

Tabel 1
Keaslian Penelitian
Peneliti/tahun Judul Metode Hasil Perbedaan Persamaan
1. Kurnianto, Gambaran Tingkat Desain penelitian Tingkat Perbedaan: Persamaan:
2016 Pengetahuan dan deskriptif, teknik pengetahuan a. Variabel bebas a. Variabel
Sikap Perawat sampel dengan perawat adalah yang diambil terikat yang
Dalam total sampling. baik. Sikap perawat oleh peneliti diteliti oleh
Penatalaksanaan dianalisis dengan dalam sebelumnya peneliti
Oral Hygiene pada analisa univariat. penatalaksanaan pengetahuan dan sebelumnya
Pasien Terpasang Responden 16 oral hygiene pada sikap perawat adalah oral
Ventilator di ICU perawat. pasien terpasang sedangkan hygiene dan
RSUD Wates Menggunakan ventilator di ICU variabel bebas variabel terikat
Yogyakarta kuesioner. RSUD Wates peneliti teliti peneliti teliti
Yogyakarta adalah adalah lama kerja adalah oral
positif. perawat. hygiene.
b. Desain penelitian
peneliti
sebelumnya
adalah penelitian
deskriptif dengan
teknik sampling
total sampling
sedangkan yang
peneliti adalah
penelitian
asosiatif dengan

8
Peneliti/tahun Judul Metode Hasil Perbedaan Persamaan
pendekatan cross
sectional teknik
sampling
purposive
sampling.
c. Pengambilan
data peneliti
sebelumnya
menggunakan
kuesioner
sedangkan
penelitian yang
dilakukan oleh
peneliti
menggunakan
lembar observasi.

2. Wulandari, Hubungan Sikap Penelitian ini Ada hubungan a. Variabel bebas Persamaan:
2015 Caring Perawat menggunakan antara sikap caring yang diambil a. Variabel
terhadap pendekatan cross perawat dengan oleh peneliti terikat yang
Pelaksanaan Oral sectional. Teknik tindakan oral sebelumnya sikap diteliti oleh
Hygiene di Ruang pengambilan hygiene. caring perawat peneliti
Intensive RSUD Dr. sampel yaitu total sedangkan sebelumnya
Moewardi Surakarta sampling dengan variabel bebas adalah oral
30 populasi. Uji peneliti adalah hygiene dan
korelasi dengan chi lama kerja variabel terikat
square. Instrumen perawat. yang peneliti

9
Peneliti/tahun Judul Metode Hasil Perbedaan Persamaan
penelitian b. Teknik teliti adalah
menggunakan pengambilan oral hygiene.
kuesioner. sampel yaitu total b. Desain pada
sampling dengan penelitian ini
30 populasi. sama-sama
Sedangkan menggunakan
peneliti pendekatan
menggunakan crossectional.
teknik sampling
purposive
sampling.
c. Pengambilan data
peneliti
sebelumnya
menggunakan
kuesioner
sedangkan
penelitian yang
dilakukan oleh
peneliti
menggunakan
lembar observasi
d. Uji korelasi
menggunakan chi
square.

10
Peneliti/tahun Judul Metode Hasil Perbedaan Persamaan
3. Ghofar dan Hubungan antara Penelitian ini Ada hubungan a. Variabel bebas Persamaan:
Subeqi, Pengetahuan dan menggunakan antara yang diambil a. Variabel
2015 Sikap Perawat desain korelasional pengetahuan dan oleh peneliti terikat yang
dengan Kemampuan pendekatan cross sikap perawat sebelumnya diteliti oleh
Teknikal Perawat sectional. Teknik dengan tindakan pengetahuan dan
peneliti
Dalam Pelaksanaan pengambilan oral hygiene. sikap perawat
Oral Hygiene pada sampel yaitu total sedangkan sebelumnya
Penderita Stroke di sampling dengan variabel bebas adalah oral
Rumah Sakit Umum 12 populasi. Uji yang digunakan hygiene dan
Daerah Jombang korelasi dengan oleh peneliti variabel terikat
rank spearman. adalah lama kerja yang peneliti
Instrumen perawat. teliti adalah
penelitian b. Teknik
oral hygiene.
menggunakan pengambilan
kuesioner. sampel yaitu total b. Desain pada
sampling dengan penelitian ini
12 populasi. sama sama
Sedangkan yang menggunakan
peneliti gunakan pendekatan
teknik sampling crossectional,
purposive
dengan uji
sampling.
c. Pengambilan spearman rank
data peneliti
sebelumnya
menggunakan
kuesioner

11
Peneliti/tahun Judul Metode Hasil Perbedaan Persamaan
sedangkan
penelitian yang
dilakukan oleh
peneliti
menggunakan
lembar observasi

12
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Oral Hygiene

a. Pengertian oral hygiene

Oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan untuk menjaga

kontiunitas bibir, lidah, dan mukosa membran mulut, mencegah

terjadinya infeksi rongga mulut dan melembabkan mukosa

membran mulut dan bibir (Tucker, 2011).

Oral hygiene menurut Dingwall (2013) didefinisikan sebagai

pembersihan plak (kotoran atau bakteri yang menempel di gigi) dan

debris (sisa makanan) yang efektif untuk memastikan struktur dan

jaringan mulut tetap dalam kondisi sehat. Gigi dan mulut adalah

bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya, sebab

melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Banyak organ yang

berada dalam mulut, seperti orofaring, kelenjar parotid, tonsil,

uvula, kelenjar sublingual, kelenjar maksilaris, dan lidah (Aziz &

Uliyah, 2016).

13
14

b. Anatomi fisiologi mulut

Setiap gigi terdiri dari tiga bagian yaitu mahkota gigi, akar gigi, dan

rongga pulpa. Mahkota adalah bagian gigi yang terluar, yang berada

di luar gusi. Gigi ditutupi oleh substansi keras yang disebut dengan

enamel gigi. Bagian internal yang berwarna gading pada mahkota

dibawah enamel adalah dentin. Bagian akar gigi tertanam didalam

rahang dan ditutupi oleh jaringan tulang yang disebut sementum.

Rongga pulpa pada bagian tengah gusi mengandung pembuluh

darah dan saraf (Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2010).

Gigi biasanya muncul pada usia 5 sampai 8 bulan setelah lahir.

Anak usia 2 tahun biasanya telah memiliki 20 gigi susu. Anak mulai

kehilangan gigi desidua pada usia 6 atau 7 tahun, dan gigi tersebut

secara bertahap diganti dengan 31 gigi permanen. sebagian besar

orang diusia 25 tahun, sudah memiliki semua gigi permanen

(Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2010).

c. Masalah dan gangguan pada mulut dan gigi

Masalah yang sering terjadi pada kebersihan gigi dan mulut

menurut Aziz dan Uliyah (2016), antara lain sebagai berikut:

1) Halitosis adalah bau napas tidak sedap yang dapat disebabkan

oleh kuman atau lainnya.

2) Ginggivitas adalah radang pada daerah gusi.

3) Karies adalah radang pada gigi.


15

4) Stomatitis adalah radang pada daerah mukosa atau rongga

mulut.

5) Periodontal disease (gusi yang mudah berdarah dan bengkak).

6) Glostitis adalah radang pada lidah.

7) Cheilitis adalah bibir yang pecah-pecah

d. Alasan pentingnya membersihkan gigi dan mulut

Oral hygiene sangatlah penting menurut Rosdahl dan Kowalski

(2014) ada beberapa alasan dalam oral hygiene diantaranya adalah:

1) Banyak organisme penyebab penyakit memasuki tubuh melalui

mulut.

2) Partikel makanan yang terselip diantara gigi menyebabkan bau

busuk, bau mulut (halitosis), dan inflamasi kantong gigi

(piorea, periodontitis). (piorea yang tidak ditangani dapat

menyebar ke tulang dan menyebabkan tanggalnya gigi.)

3) Beberapa penyakit menyebabkan iritasi, kekeringan atau

kecoklatan (sordes) pada lidah dan membran mukosa mulut.

4) Bernapas melalui mulut juga menyebabkan kekeringan dan

iritasi.

5) Beberapa infeksi gusi dapat ditularkan dari satu orang ke orang

lain.

6) Kondisi mulut dapat mengurangi nafsu makan seseorang

menyebabkan defisiensi nutrisi.


16

7) Beberapa kondisi mulut menyebabkan infeksi atau nyeri di area

lokal atau area tubuh yang lain.

8) Bau mulut atau gigi keropos membuat seseorang menjadi

mawas diri dan sering kali mengganggu orang lain.

e. Keuntungan menjaga kebersihan mulut

Keuntungan menjaga oral hygiene menurut Rosdahl dan Kowalski

(2014) adalah:

1) Memperbaiki penampilan.

2) Meningkatkan nafsu makan dan rasa makanan menjadi lebih

enak.

3) Gigi dan gusi sehat sehingga meningkatkan kesehatan secara

menyeluruh.

4) Terhindar dari ketidaknyamanan.

f. Klien yang berisiko gangguan oral hygiene

Beberapa klien rentan terhadap masalah oral hygiene karena kurang

pengetahuan atau ketidakmampuan untuk mempertahankan oral

hygiene. Klien yang termasuk dalam kelompok berisiko menurut

Kozier, Erb, Berman dan Snyder (2010) adalah: 1) Klien yang

mengalami penyakit serius, 2) Klien bingung, 3) Klien koma, 4)

Klien depresi, 5) Klien dehidrasi, 6) Klien yang terpasang slang

nasogastrik, 7) Menerima terapi oksigen yang dapat membuat

membran mukosa oral kering, 8) Klien yang bernapas melalui


17

mulut, 9) Klien yang mengalami bedah rahang atau mulut, 10)

Lansia, 11) Klien dengan merokok berat, konsumsi alkohol, asupan

garam tinggi, ansietas, dan konsumsi banyak obat. 12) Klien yang

mengalami penurunan produksi saliva yang dapat mengakibatkan

mulut kering. Obat-obatan yang menyebabkan mulut kering adalah :

a) Diuretik, b) Laksatif, c) Obat penenang: Klorpromazin

(Thorazine) dan diazepam (Valium) d) Obat kemoterapi e) Obat

antikonvulsan fenitoin (Dilantin).

g. Macam penatalaksanaan untuk kebersihan mulut

1) Perawatan mulut menggunakan sikat gigi

Menyikat gigi secara menyeluruh penting untuk mencegah

kerusakan gigi. Gerakan mekanis menyikat gigi dapat

mengangkat partikel makanan yang dapat menjadi sarang dan

tempat pertumbuhan bakteri (Kozier, Erb, Berman & Snyder,

2010).

Tindakan membersihkan gigi dan mulut dengan menggunakan

sikat gigi harus dengan pertimbangan dalam melakukan

tindakannya karena klien dapat mengalami aspirasi, dapat

tersedak dan dapat terjadi perdarahan pada gusi dan mulut klien

(Potter & Perry, 2010).

Oral hygiene dilakukan dengan menggunakan sarung tangan

bersih, sebelum melakukan tindakan oral hygiene maka


18

perawat harus mencuci tangan, perawat harus memberikan

instruksi kepada klien agar tidak mengigit sikat gigi, hal yang

diperhatikan dalam melakukan tindakan ini adalah

menginspeksi pada bagian gigi, mulut dan mukosa klien apakah

terdapat gangguan seperti karies gigi, gingivitis, periodontitis,

halitosis, cheilosis, stomatitis dan lidah kering (Potter & Perry,

2010).

2) Perawatan gigi palsu

Beberapa klien menggunakan gigi palsu dalam bentuk setengah

lingkaran yaitu set gigi lengkap untuk satu rahang. Seseorang

dapat memiliki satu set gigi palsu bawah atau atas atau

keduanya. Jika hanya sedikit gigi palsu yang diperlukan,

individu dapat menggunakan bridge, bukan gigi palsu lengkap.

Bridge dapat dipasang atau dilepas. Ukuran gigi palsu

disesuaikan dengan individu dan biasaya tidak cocok bila

digunakan untuk orang lain. Klien yang menggunakan gigi

palsu atau prosetesis oral lainnya harus didorong untuk tetap

menggunakannya. Klien yang tidak menggunakan prosetesis ini

cenderung mengalami penyusutan gusi, yang mengakibatkan

gigi lebih lanjut. Seperti gigi asli gigi palsu juga merupakan

tempat berkumpulnya mikroorganisme dan makanan. Gigi

palsu juga perlu dibersihkan secara teratur, sedikitnya sekali

sehari (Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2010).


19

3) Perawatan gigi dengan benang gigi

Penting untuk membersihkan gigi dengan benang di sela-sela

gigi, untuk meningkatkan kesehatan gusi. Membersihkan gigi

dengan benang gigi juga menghilangkan debris yang

menyebabkan gigi keropos (karies gigi) dan bau mulut

(Rosdahl & Kowalski, 2014).

Perawatan gigi dengan benang gigi tindakan ini mencakup

menyelipkan benang gigi di antara semua semua permukaan

gigi, satu persatu (Potter & Perry, 2010). Gerakan tarikan

benang seperti jungkat jungkit (seesaw) akan melepaskan plak

dari enamel gigi (Potter & Perry, 2010).

4) Memberikan perawatan mulut khusus : Klien yang dependen

Dalam situasi tertentu, klien memerlukan bantuan dalam

perawatan mulut contohnya pada pasien yang bernafas melalui

mulut, menerima oksigen tambahan atau ventilasi mekanis,

tidak mampu menelan cairan dan tidak responsif atau

mengalami paralisis. Cara perawatan mulut yang tepat bagi

klien adalah dengan perawatan mulut khusus (Rosdahl &

Kowalski, 2014).

Klien yang tidak sadar, tidak kooperatif, atau kesulitan

membuka mulut, pasang jalan napas oral (Potter & Perry,

2010). Masukkan dalam posisi terbalik atas-bawah lalu putar ke

samping dan diatas lidah untuk memisahkan gigi atas dan


20

bawah (Potter & Perry, 2010). Masukkan alat bantu jalan napas

oral dengan baik ketika klien rileks dan jangan lakukan dengan

paksa (Potter & Perry, 2010).

2. Perawat

a. Pengertian perawat

Keperawatan merupakan suatu seni dan ilmu pengetahuan (Potter &

Perry, 2010). Keperawatan adalah sebuah seni dan ilmu. Keduanya

membentuk suatu hubungan sinergis, yang jika digabungkan akan

menjadi lebih besar dibandingkan jika tetap pada masing-masing

entitasnya. Seni yang termanifestasi dalam pemeliharaan dan

pemberian kasih sayang yang menghibur tidak dapat berdiri tanpa

dasar pengetahuan ilmiah yang membenarkan tindakan perawatan,

demikian sebaliknya (Vaughans, 2013).

Menurut UU RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan perawat

adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan

melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki

diperoleh melalui pendidikan keperawatan (Budiono, Sumirah &

Restu, 2015).

Seorang perawat memiliki tanggung jawab sebagai perawat jika

yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa dirinya telah

menyelesaikan pendidikan perawat baik di luar maupun di dalam

negeri yang biasanya dibuktikan dengan ijazah atau surat tanda


21

tamat belajar, dengan kata lain, orang disebut perawat bukan dari

keahlian turun-temurun, melainkan dengan jenjang pendidikan

perawat (Budiono, Sumirah & Restu, 2015).

b. Peran perawat

Peran perawat diartikan sebagai tingkah laku yang diharapkan oleh

orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam

sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari

profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat

konsta (Budiono, Sumirah & Restu, 2015).

Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan (1989) dalam

Budiono, Sumirah dan Restu (2015)

1) Pemberi asuhan keperawatan

Perawat pemberi asuhan keperawatan memerhatikan keadaan

kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian

pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses

keperawatan, dari yang sederhana sampai dengan kompleks.

2) Advokat pasien/klien

Perawat advokat berperan dalam menginterpretasikan berbagai

informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain

khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan

keperawatan yang diberikan kepada pasien, mempertahankan

dan melindungi hak-hak pasien.


22

3) Pendidik/educator

Peran perawat pendidik membantu klien dalam meningkatkan

pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang

diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah

dilakukan pendidikan kesehatan.

4) Koordinator

Mengarahkan, merencanakan, serta mengorganisasi pelayanan

kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan

kesehatan dapat terarah, serta sesuai dengan kebutuhan klien.

5) Kolabolator

Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim

kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan

lain-lain, yang berupaya mengidentifikasi pelayanan

keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar

pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

6) Konsultan

Perawat sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau

tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini

dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang

tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.


23

7) Peneliti

Perawat mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang

sistematis dan terarah sesuai metode pemberian pelayanan

keperawatan.

c. Fungsi perawat

Fungsi perawat adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan

sesuai dengan perannya. Fungsi tersebut dapat berubah disesuaikan

dengan keadaan yang ada, perawat dalam menjalankan perannya

memiliki beberapa menurut Budiono, Sumirah dan Restu (2015)

fungsi, seperti berikut:

1) Fungsi independen

a) Dalam fungsi ini, tindakan perawat tidak memerlukan

perintah dokter.

b) Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu

keperawatan.

c) Perawat bertanggung jawab terhadap klien, akibat yang

timbul dari tindakan yang diambil. Contoh melakukan

pengkajian.

2) Fungsi dependen

a) Perawat membantu dokter memberikan pelayanan

pengobatan dan tindakan khusus yang menjadi wewenang

dokter dan seharusnya dilakukan dokter, seperti


24

pemasangan infus, pemberian obat, dan melakukan

suntikan.

b) Oleh karena itu, setiap kegagalan tindakan medis menjadi

tanggung jawab dokter.

3) Fungsi interdependen

a) Tindakan perawat pada kerja sama dengan tim perawatan

atau tim kesehatan.

b) Contohnya untuk menangani ibu hamil yang menderita

diabetes perawat bersama tenaga gizi berkolaborasi

membuat rencana untuk menentukan kebutuhan makanan

yang diperlukan bagi ibu dan perkembangan janin.

d. Tugas dan tanggung jawab perawat

Tugas perawat Budiono, Sumirah dan Restu (2015) yang

berdasarkan tugas dan tanggung jawab perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan sebagai berikut

1) Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien (sincere

intereset).

2) Jika perawat terpaksa menunda pelayanan maka perawat

bersedia memberikan penjelasan dengan ramah kepada klien

(explanation about the delay).


25

3) Menunjukkan kepada klien sikap menghargai (respect) yang

ditunjukkan dengan perilaku perawat. Misalnya, mengucapkan

salam, tersenyum, membungkuk, bersalaman dan sebagainya.

4) Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien

(subject the patiens desires) bukan pada kepentingan atau

keinginan perawat.

5) Tidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan

menghina (derogatory).

6) Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien

dalam sudut pandang klien (see the patient point of view).

Selanjutnya jika dilihat dari jenis tanggung jawab (responsibility)

perawat dalam menjalankan tugas dan fungsinya menurut Budiono,

Sumirah dan Restu (2015) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Tanggung jawab utama terhadap Tuhannya (responsibility to

god).

2) Tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat (responsibility

to client and society).

3) Tanggung jawab terhadap rekan sejawat dan atasan

(responsibility to colleague and supervisor).


26

e. Keterampilan dalam keperawatan

Keterampilan keperawatan dalam Budiono, Sumirah dan Restu

(2015) terdiri atas beberapa komponen yaitu:

1) Keterampilan kognitif

Ketrampilan kognitif mencakup pengetahuan keperawatan yang

menyeluruh. Harus mengetahui alasan bentuk setiap intervensi

terapeutik, memahami respon fisiologis, psikologis normal dan

abnormal, mampu mengidentifikasi kebutuhan dan pemulangan

klien, serta mengenali aspek-aspek promotif kesehatan klien

dan kebutuhan penyakit.

2) Keterampilan interpersonal

Keterampilan interpersonal penting untuk tindakan

keperawatan yang efektif. Perawat harus berkomunikasi dengan

jelas pada klien, keluarganya dan anggota tim keperawatan

kesehatan lainnya. Perhatian dan rasa saling percaya ditunjukan

ketika perawat berkomunikasi secara terbuka dan jujur.

Penyuluhan dan konseling harus dilakukan sehingga tingkat

pemahaman yang diinginkan dan sesuai dengan pengharapan

klien. Perawat juga harus sensitif pada respon emosional klien

terhadap penyakit dan pengobatan. Penggunaan keterampilan

interpersonal yang sesuai memungkinkan perawat mempunyai

perspektif terhadap komunikasi verbal dan non verbal klien.


27

3) Keterampilan psikomotor

Keterampilan psikomotor mencakup kebutuhan langsung

terhadap perawatan kepada klien, seperti perawatan luka,

memberikan suntikan dan lain-lain.

f. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan keperawatan

Pelaksanaan keperawatan dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam

Budiono, Sumirah dan Restu (2015) yaitu:

1) Kemampuan intelekual, teknikal, dan interpersonal.

2) Kemampuan menilai data baru.

3) Kreativitas dan inovasi dalam membuat modifikasi rencana

tindakan.

4) Penyesuaian selama berinteraksi dengan klien.

5) Kemampuan mengambil keputusan dalam memodifikasi

pelaksanaan.

6) Kemampuan untuk menjamin kenyamanan dan keamanan serta

efektivitas tindakan.
28

g. Tahapan pelaksanaan tindakan keperawatan

Pelaksanaan tindakan keperawatan terdiri atas beberapa tahapan

dalam Budiono, Sumirah dan Restu (2015) yaitu:

1) Tahap persiapan

a) Antisipasi komplikasi yang akan timbul.

b) Mempersiapkan peralatan (waktu, tenaga, dan alat).

c) Mengidentifikasi aspek-aspek hukum dan etik.

d) Memperhatikan hak-hak pasien antara lain hak atas

pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan

kesehatan hak atas informasi, hak untuk menentukan nasib

sendiri dan hak atas second opinion.

2) Tahap pelaksanaan

a) Berfokus pada klien.

b) Berorientasi pada tujuan dan kriteria hasil.

c) Memperhatikan keamanan fisik dan psikologis klien.

d) Kompeten.

3) Tahap sesudah pelaksanaan

a) Menilai keberhasilan tindakan.

b) Mendokumentasikan tindakan yang meliputi

aktivitas/tindakan keperawatan, hasil/respon pasien,

tanggal/jam, nomor diagnosis keperawatan, dan tanda

tangan.
29

h. Standar praktik perawat

Standar praktik perawat menurut PPNI tahun 1999 dalam Nursalam

(2016) dengan mengacu tahapan proses keperawatan adalah sebagai

berikut:

1) Standar I: Pengkajian

Kriteria pengkajian keperawatan meliputi:

a) Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara anamnesis,

observasi, pemeriksaan fisik serta data penunjang.

b) Sumber data adalah pasien, keluarga atau orang terkait, tim

kesehatan, rekam medik dan catatan lain.

c) Data fokus yang dikumpulkan mengidentifikasi status

kesehatan pasien masa lalu, masa kini, status biologis-

psikologis-spiritual, respon terhadap terapi, harapan

terhadap kesehatan serta risiko tinggi masalah.

d) Kelengkapan data dasar mengandung unsur lengkap,

akurat, relevan dan baru.

2) Standar II: Diagnosis keperawatan

Kriteria proses dalam tahap ini meliputi:

a) Proses diagnosis terdiri dari analisis, interpretasi data,

identifikasi masalah klien dan perumusan diagnosis

keperawatan.
30

b) Diagnosis keperawatan terdiri atas masalah (P), penyebab

(E), dan tanda atau gejala (S), atau terdiri atas masalah dan

penyebab (PE).

c) Bekerja sama dengan pasien dan petugas kesehatan lain

untuk memvalidasi diagnosis keperawatan.

d) Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis

berdasarkan data terbaru.

3) Standar III: Perencanaan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk

mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan pasien,

meliputi proses:

a) Perencanaan terdiri atas penetapan prioritas masalah,

tujuan dan rencana tindakan keperawatan.

b) Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana

tindakan keperawatan.

c) Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau

kebutuhan pasien.

d) Mendokumentasikan rencana keperawatan.

4) Standard IV: Implementasi

kriteria proses dalam tahap ini meliputi:

a) Bekerja sama dengan pasien dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan.
31

b) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.

c) Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi pasien

memberikan pendidikan pada pasien dan keluarga

mengenai konsep, ketrampilan asuhan diri serta membantu

pasien memodifikasi lingkungan yang digunakan.

d) Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan

keperawatan berdasarkan respon pasien.

5) Standar V: Evaluasi Keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap tindakan

keperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar

dan perencanaan keperawatan agar tujuan dapat dicapai.

Kriteria proses dalam tahap ini adalah:

a) Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara

komprehensif, tepat waktu dan terus menerus.

b) Menggunakan data dasar dan respon pasien dalam

mengukur perkembangan kearah pencapaian tujuan.

c) Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan teman

sejawat

d) Bekerjasama dengan pasien dan keluarga untuk

memodifikasi rencana asuhan keperawatan.

e) Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi

perencanaan.
32

3. Teori Bekerja

a. Pengertian bekerja

Menurut Widhaningrat (2011) bekerja adalah mereka yang

mempunyai pekerjaan yang menghasilkan pendapatan, baik berupa

uang ataupun barang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

dalam Departemen Pendidikan Nasional (2010) mendefinisikan

pekerjaan adalah kegiatan melakukan sesuatu yang berupa tugas

kewajiban untuk mendapatkan hasil pokok penghidupan atau

sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah. Berdasarkan

beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, bekerja

adalah suatu tindakan untuk menghasilkan sesuatu untuk

mendapatkan sesuatu demi mempertahankan hidup dan demi

kesejahteraan.

b. Faktor yang mempengaruhi bekerja

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang bekerja, baik itu

faktor yang berasal dari dalam diri seseorang atau faktor dari luar

dari seseorang. Ulfah (2010) mengatakan ada sepuluh faktor yang

mempengaruhi seseorang untuk bekerja, yaitu:

1) Upah.

Upah merupakan salah satu alat pemuas kebutuhan-kebutuhan

fisiologi, keterjaminan, dan egoistik.


33

2) Keterjaminan pekerjaan.

Terjadinya ancaman dari perubahan teknologi, keinginan ini

sangat mendapat prioritas untuk banyak karyawan dan serikat

buruh.

3) Teman-teman sekerja yang menyenangkan.

Keinginan ini berasal dari kebutuhan sosial untuk berteman dan

diterima.

4) Penghargaan atas pekerjaannya yang dilakukan.

Keinginan ini berasal dari pengelompokan kebutuhan secara

egoistik.

5) Pekerjaan yang berarti.

Keinginan ini berasal dari kebutuhan akan penghargaan

maupun dorongan kearah perwujudan diri dan prestasi.

6) Kesempatan untuk maju.

Tidak semua karyawan ingin maju. Beberapa orang merasakan

kebutuhan-kebutuhan egoistik. Namun sebagian besar

karyawan ingin mengetahui bahwa kesempatan untuk itu ada

jika mereka ingin menggunakannya.

7) Kondisi kerja yang nyaman, aman dan menarik.

Keinginan akan kondisi yang baik juga didasari oleh banyak

kebutuhan. Kondisi kerja yang aman berasal dari kebutuhan-

kebutuhan fisiologi dan keterjaminan.


34

8) Kepemimpinan yang mampu dan adil.

Keinginan akan memimpin yang baik dapat berasal dari

kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keterjaminan.

9) Perintah dan pengarahan yang masuk akal.

Perintah merupakan komunikasi sesuai dari tuntutan organisasi.

Umumnya perintah tersebut harus berkaitan dengan keadaan

yang diperlukan, dapat dilaksanakan lengkap tetapi tidak dirinci

secara berlebihan, jelas atau singkat dan disampaikan dengan

cara merangsang sikap menerima.

10) Organisasi yang relevan dari segi sosial.

Kecendrungan sosial yang semakin menaruh pada organisasi-

organisasi swasta, juga mempengaruhi pengharapan karyawan.

Faktor yang mempengaruhi seseorang bekerja menurut Gie (1992)

dalam Ulfah (2010), yaitu:

1) Faktor pikiran untuk mencegah kepusingan.

Semua hal diingat-ingat saja di dalam dan diluar kepala yang

berarti memberi beban berat kepada pikiran yang sesungguhnya

tidak perlu dilakukan, sehingga mengakibatkan ketegangan

pikiran yang berlebih-lebihan dan akhirnya mesti ada juga yang

kelupaan dengan segala akibatnya yang merugikan pekerjaan.


35

2) Faktor tenaga untuk mengurangi kelelahan.

Pola seseorang dalam bekerja tentu dapat mempengaruhi dalam

jangka panjang akan mencegah keletihan dan membantu

mempertahankan kesehatan fisik seseorang.

3) Faktor waktu.

Waktu dapat mempengaruhi hasil kerja seseorang. Semakin

lama ia bekerja maka itu akan semakin mempengaruhi kinerja

seseorang.

4) Faktor ruang untuk memperpendek jarak.

Dalam bekerja perlu untuk memperhatikan keefektifan

penyimpanan alat-alat kerja dan tata ruang sehingga pekerja

dapat lebih efisien dalam bekerja.

5) Faktor benda untuk menghemat biaya.

Benda yang memilki harga yang mahal akan dipakai secara

lebih efisien untuk menghemat biaya.

Faktor yang mendorong seseorang bekerja menurut Maurits (2013)

adalah:

1) Sebagai pemenuhan kebutuhan biologis seperti lapar dan

dahaga, yang merupakan motivasi kerja yang utama yang

mendorong seseorang bekerja.

2) Motivasi sosial yang mengharuskan seseorang bekerja. dalam

hubungan sosial bekerja dilakukan secara bersama-sama

dengan orang lain untuk mencapai suatu prestasi.


36

3) Achievement motivation. Motivasi ini mendorong seseorang

untuk bekerja keras.

4) Penghargaan yang menjadi kebutuhan ego, mengingat

seseorang membutuhkan dihargai maka orang itu bekerja.

Kondisi yang perlu diperhatikan di tempat kerja adalah pekerjaan

yang monoton, kebosanan ditempat kerja, maupun luar tempat

kerja, lingkungan kerja, penyakit dan serta gizi. Monoton dan

kebosanan adalah dua hal yang saling terkait. Kebosanan adalah

reaksi emosional seseorang terhadap lingkungan yang monoton

(Maurits, 2013).

c. Lama bekerja

Lama bekerja adalah lama waktu untuk melakukan suatu kegiatan

atau lama waktu seseorang sudah bekerja (Departemen Pendidikan

Nasional, 2010). Semakin lama seseorang bekerja maka

pengalaman akan bertambah (Soekanto, 2007 dalam Kurnianto,

2016). Pengalaman merupakan suatu cara memperoleh kebenaran

pengetahuan oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat

digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan

(Soekanto, 2007 dalam Kurnianto, 2016). Hal ini dilakukan dengan

cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu

(Soekanto, 2007 dalam Kurnianto, 2016).


37

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi lama bekerja

Menurut Handoko (2010) faktor yang mempengaruhi lama kerja

seseorang adalah:

1) Tingkat kepuasan kerja.

2) Stres lingkungan kerja.

3) Pengembangan karir.

4) Kompensasi kerja.

e. Kategori lama bekerja.

Menurut Handoko (2010) lama bekerja di kategorikan dalam dua

kategori:

1) Lama bekerja kategori baru : ≤1-3 tahun

2) Lama bekerja kategori lama : > 3 tahun

Menurut Tulus (2008) klasifikasi lama kerja secara garis besar

terbagi dalam tiga kategori:

1) Masa kerja baru < 6 tahun

2) Masa kerja sedang 6-10

3) Masa kerja lama >10


38

f. Hubungan lama kerja dengan tingkat pelayanan.

Menurut Robbin (2006) dalam Yanti & Warsito (2013) lama kerja

turut menentukan kinerja seseorang dalam menjalankan tugas.

Semakin lama seseorang bekerja semakin terampil dan semakin

cepat dia menyelesaikan tugasnya, sedangkan menurut Martoyo

(2007) dalam Yanti & Warsito (2013) mengatakan bahwa semakin

lama kerja seseorang maka semakin mundur motivasi kerja, karena

tidak ada tantangan dalam pekerjaannya.


39

B. K erangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini digambarkan dalam skema I adalah

sebagai berikut:

perawat
1. Alasan penting
membersihkan gigi dan Oral Hygiene
mulut Peran perawat:
Perawat
2. Masalah gigi dan mulut
3. Klien yang berisiko Bekerja Pemberi asuhan, advokat,
pendidik, koordinator,
4. SOP
kolabolator, konsultan dan
Lama Bekerja: peneliti

1. Menurut
Handoko
Macam Penatalaksanaan: 2. Menurut Tulus Fungsi perawat:
1. Gosok gigi
1. Independen
2. Perawatan gigi palsu
2. Dependen
3. Perawatan dengan
benang gigi Faktor yang 3. Interdependen
4. Perawatan mulut mempengaruhi lama
khusus bekerja: Faktor yang
mempengaruhi
1. Tingkat kepuasan
pelaksanaan keperawatan:
kerja
Keterampilan 2. Stres lingkungan 1. Kemampuan
Keperawatan: kerja intelektual dan
3. Pengembangan penilaian
1. Kognitif karir 2. Kreativitas dan inovasi
2. Interpersonal 4. Kompensasi kerja 3. Penyesuaian
3. Psikomotor 4. Pengambilan
keputusan
5. Menjamin
kenyamanan dan
keamanan serta
efektifitas tindakan

Skema 1
Kerangka Teori
Sumber: Kozier, Erb, Berman (2010), Aziz dan Uliyah (2014), Rosdahl
dan Kowalski (2014), Budiono, Sumirah dan Restu (2015), Tulus (2008)
dan Handoko (2010).
40

C. Kerangka konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan dalam skema II

sebagai berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Lama kerja perawat di Oral hygiene perawat di


RSUD Wonosari Gunung RSUD Wonosari Gunung
Kidul Yogyakarta pada Kidul Yogyakarta pada
tahun 2019 : tahun 2019 :
- Baru - Baik
- Sedang - Cukup
- Lama - Kurang

- Tingkat kepuasan kerja - Kemampuan


- Stres lingkungan kerja intelektual dan
- Pengembangan karir penilaian
- Kreativitas dan inovasi
- Kompensasi kerja
- Penyesuaian
- Pengambilan
keputusan
- Menjamin
kenyamanan dan
keamanan serta
efektifitas tindakan

Keterangan :

: diteliti

: tidak diteliti

Skema 2
Kerangka Konsep
41

Hipotesis Penelitian

1. H0 : Tidak ada hubungan antara lama kerja perawat dengan

pelaksanaan oral hygiene di RSUD Wonosari Gunung Kidul

Yogyakarta pada tahun 2019.

2. Hα : Ada hubungan antara lama kerja perawat dengan pelaksanaan oral

hygiene di RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta pada tahun

2019.

Asumsi :

Peneliti berasumsi bahwa semakin lama masa kerja perawat maka

pelaksanaan oral hygiene semakin kurang baik, sebaliknya semakin baru

masa kerja perawat maka pelaksanaan oral hygiene akan semakin baik.

D. Variabel Penelitian

1. Definisi konseptual

a. Lama kerja perawat

Lama bekerja adalah lama waktu untuk melakukan suatu

kegiatan atau lama waktu seseorang sudah bekerja (Departemen

Pendidikan Nasional, 2010).

b. Oral hygiene

Oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan untuk menjaga

kontiunitas bibir, lidah, dan mukosa membran mulut, mencegah

terjadinya infeksi rongga mulut dan melembabkan mukosa

membran mulut dan bibir (Tucker, 2011).


2. Definisi operasional

Tabel 2
Definisi operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala
(Variabel
Independen)
1. Lama kerja perawat Lama kerja perawat adalah lama Akan diukur dengan Dari jawaban ini akan disimpulkan masuk Ordinal
kerja seorang perawat di ruang menggunakan kuesioner tertutup kedalam kategori lama atau kategori baru.
ICU, Bakung, Anggrek I dan berupa pertanyaan “sudah berapa Kategori ini dalam Tulus (2008):
Anggrek II terhitung sejak pertama lamakah anda bekerja sebagai Baru : < 6 tahun
mulai bekerja sebagai perawat seorang perawat di ruang rawat Sedang : 6 – 10 tahun
ruang rawat inap di RSUD inap” Lama : > 10 tahun
Wonosari Gunung Kidul
Yogyakarta tahun 2019.
(Variabel dependen)
2. Pelaksanaan
oral hygiene Pelaksanaan oral hygiene adalah Akan diukur dengan Hasil ukur menggunakan rumus penentuan Ordinal
serangkaian kegiatan yang menggunakan lembar observasi kategori:
mendukung dalam pelaksanaan berisi 12 pernyataan. Range
CI =
C
tindakan membersihkan mulut Menggunakan skala Likert
CI : Interval kelas
pasien yang di rawat di ruang dengan bentuk pernyataan positif
Range : Selisih antara data terbesar dan terkecil
Bakung, Anggrek I, Anggrek II dengan nilai:
C: banyaknya kelas
dan ruang ICU RSUD Wonosari tidak dilakukan: 0
Gunung Kidul tahun 2019 yang dilakukan cukup sempurna: 1 CI = =8
3 3
dilakukan 1 kali sehari dengan sempurna: 2 Kategori penilaian
menggunakan sikat gigi atau kasa Baik : 17-24
diberikan mouthwash Cukup : 9-16
Kurang : 0-8

Skor tertinggi (2 x 12 soal) = 24, dan nilai


terendah adalah (0 x 12 soal) = 0

42
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif

analitik yang bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel yang

diteliti dengan pendekatan crossectional yang artinya dilakukan pada satu

waktu. Penelitian ini menggambarkan hubungan lama kerja perawat

dengan pelaksanaan oral hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

Gunung Kidul Yogyakarta tahun 2019.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di ruang Bakung, Anggrek I, Anggrek II dan

ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari Gunung Kidul

Yogyakarta pada 16 Juli 2019 sampai dengan 18 Juli 2019.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perawat ruang rawat inap RSUD

Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta yang berjumlah 138 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah ruang Bakung 14 perawat, ruang

Anggrek I 15 perawat, ruang Anggrek II 13 perawat dan ruang ICU 14

43
44

perawat RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta. Pengambilan

sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling dimana perawat

yang diteliti adalah perawat yang dinas pagi dan yang melakukan

tindakan oral hygiene. Besar sampel dihitung dengan menggunakan

rumus besar sampel (Dahlan, 2017):

Sampel yang didapatkan adalah ruang Bakung 8 perawat, ruangan

Anggrek I 9 perawat, di ruangan Anggrek II 7 perawat, dan ruang ICU

8 Perawat.

Tabel 3
Data sampel

Ruang Jumlah Jumlah


perawat Hari 1 Hari 2 Hari 3 sampel
ruang
Bakung 14 3 3 2 8
Anggrek I 15 3 3 3 9
Anggrek II 13 2 3 2 7
ICU 14 2 3 3 8

a. Kriteria inklusi :

Semua perawat Bakung, Anggrek I, Anggrek II dan ruang ICU

RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta tahun 2019 yang

bersedia dan sedang dinas saat penelitian.

b. Kriteria eksklusi

Perawat Bakung, Anggrek I, Anggrek II dan perawat ruang ICU

RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta tahun 2019 yang

sedang tidak dinas.


45

D. Alat Ukur Penelitian

Peneliti menyusun instrumen sesuai SOP tindakan oral hygiene RSUD

Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta.

1. Variabel independen

Variabel independen lama kerja perawat diukur dengan menggunakan

kuesioner tertutup dengan pertanyaan yang dibuat oleh peneliti

mengacu pada pertanyaan “sudah berapa lamakah anda bekerja sebagai

seorang perawat di ruang rawat inap”. Jawaban ini dikategorikan:

a. < 6 tahun = Baru

b. 6-10 tahun = Sedang

c. > 10 tahun = Lama

2. Variabel dependen

Variabel tindakan oral hygiene diukur menggunakan lembar observasi

dengan 12 pernyataan yang sesuai standar operasional prosedur (SOP)

RSUD Wonosari dengan menggunakan skala pengukuran skala Likert.

Lembar observasi akan dilakukan pengujian kesepakatan antar

observer antara peneliti dan asisten sebelum dilakukan penelitian.

Pengukuran variabel dependen dalam bentuk pernyataan positif

dengan nilai tertinggi 24 dan nilai terendah 0.

Hasil ukur dikategorikan :

a. Baik jika rentang nilai 17 – 24

b. Cukup jika rentang nilai 9 – 16

c. Kurang jika rentang nilai 0 - 8


46

a. Kisi-kisi umum

Tabel 4
Kisi – kisi umum instrumen penelitian

Variabel Sumber Data Metode Alat Ukur


Lama kerja Perawat di Pemberian Kuesioner
perawat ruang Bakung, Form identitas tertutup
ICU, Anggrek I berupa
dan Anggrek II kuesioner
RSUD tertutup berisi
Wonosari pertanyaan
Gunung Kidul tentang lama
Yogyakarta kerja perawat.
tahun 2019
Pelaksanaan Perawat di Observasi Lembar
oral hygiene ruang Bakung, Observasi
ICU, Anggrek I
dan Anggrek II
RSUD
Wonosari
Gunung Kidul
Yogyakarta
tahun 2019

b. Kisi-kisi khusus

Tabel 5
Kisi – kisi khusus instrumen penelitian

Variabel indikator Butiran soal Jumlah soal


Variabel bebas: a. Lama kerja 1 1
Lama kerja sebagai
perawat perawat
Variabel terikat: a. Tahap pra 1,2,3 12
Pelaksanaan oral interaksi
hygiene b. Tahap 4,5
orientasi
c. Tahap kerja 6, 7, 8, 9, 10
d. Tahap
terminasi 11, 12
47

E. Uji Kesepakatan antar Observer

Teknik Percent Agreement (persentase kesepakatan) untuk menilai

kesepakatan (agreement) antara 2 orang atau lebih observer terhadap suatu

pengukuran dilakukan, namun cara ini pada dasarnya tidak menghitung

kesepakatan yang terjadi karena peluang (agreement based on chance)

(Dharma 2011).

Cara menentukkan percent agreement:

Percent agreement = x 100

Keterangan:

Persentase agreement yang dapat diterima untuk suatu instrumen

adalah berkisar >70%.

Tahapan uji kesepakatan antar observer:

1) Tanggal 15 Juli 2019 peneliti dan asisten melakukan persamaan

persepsi.

2) Tanggal 16 Juli 2019 jam 07.00 WIB melakukan uji kesepakatan antar

observer di ruang Mawar pada 4 responden, setelah itu langsung

menghitung percent agreement.

3) Hasil perhitungan:

Responden 1 = x 100 = 83.3%

Responden 2 = x 100 = 91.7%

Responden 3 = x 100 = 75%

Responden 4 = x 100 = 83.3%


48

Hasil rata-rata persentase agreement adalah:

= = 83.3%

Hasil persentasi disimpulkan dari 4 responden yang diobservasi oleh

asisten dan peneliti tentang lembar observasi terkait pelaksanaan oral

hygiene di RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta dinyatakan adanya

kesepakatan antara asisten dan peneliti. Hasil terlampir pada lampiran 14.

F. Etika Penelitian

Ethical Clearance dilakukan pada 10 Juni 2019 di Universitas Kristen

Duta Wacana (UKDW) melalui Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Fakultas Kedokteran UKDW dengan Nomor: 1009/C.16/FK/2019 dan di

RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta pada 8 Juli 2019 dengan

Nomor :070/2020/2019 penelitian ini dinyatakan memenuhi persyaratan

kelayakan etik untuk dilaksanakan penelitian. Alasan Ethical clearance

(EC) dilakukan 2 kali dikarenakan dari RSUD Wonosari mewajibkan

untuk melakukan EC dari komite etik RSUD sebelum melakukan

penelitian di RS tersebut, dan RSUD mewajibkan bahwa skripsi ini harus

sudah melakukan EC dari kampus atau dari instansi lain yang bertugas

melaksanakan EC.
49

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

subjek. Peneliti tidak memaksa subjek untuk melakukan sesuatu

dan subjek juga tidak mendapatkan kerugian ketika menjadi

responden dikarenakan identitas subjek dirahasiakan.

b. Bebas dari eksploitasi

Subjek dibebaskan dari keadaan yang tidak menguntungkan. Pada

saat penelitian dilakukan subjek diberikan penjelasan bahwa

partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah

diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat

merugikan subjek dalam bentuk apapun.

c. Risiko

Peneliti berhati-hati dalam mempertimbangkan risiko dan

keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap

tindakan. Salah satunya risiko yang dapat terjadi atas responden

ini adalah adanya sanksi jika kualitas tindakan oral hygiene

responden buruk. Untuk menghindari faktor risiko ini peneliti

menjamin kerahasiaan identitas responden dengan cara tidak

mencantumkan nama responden dalam lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

disajikan.
50

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (right to self

determination)

Subjek peneilitian ini diperlakukan secara manusiawi. Subjek

diberi hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi

responden ataupun tidak, ketika penelitian peneliti tidak

memaksakan subjek untuk dijadikan responden, peneliti

memberikan informed consent sebelum dilakukan observasi.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan

(right to full disclosure)

Peneliti dan asisten memberikan penjelasan kepada responden

bahwa dalam penelitian ini responden tidak akan mendapatkan

kerugian. Peneliti merahasiakan identitas klien, dan diakhir

penelitian responden mendapatkan kenang-kenangan.

c. Informed consent

Peneliti memberikan informasi secara lengkap tentang tujuan

penelitian yang akan dilaksanakan sebelum peneliti mengobservasi

responden. Peneliti memberikan kebebasan pada subjek untuk

berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Peneliti

melakukan penelitian pada responden yang bersedia untuk

diobservasi dan yang telah menandatangani lembar informed

consent. Peneliti memberikan lembar informed consent kepada

subjek beberapa menit sebelum dilakukan pengobservasian bagi


51

subjek yang mau dijadikan responden maka ia akan

menandatangani informed consent terlebih dahulu.

3. Prinsip keadilan (right to justice)

a. Hak untuk mendapatkan perlakuan secara adil

Subjek diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan

sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya

diskriminasi. Ketika penelitian peneliti tidak membanding-

bandingkan responden dan memperlakukan semua responden

secara adil tanpa melihat suku, ras, dan agama.

b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)

Subjek diberikan hak untuk meminta bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan. Data-data yang diperoleh oleh peneliti dijaga

kerahasiaannya seperti tidak mencantumkan nama atau

menggunakan inisial dan peneliti menjaga kerahasiaan data ini.

Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada hasil

penelitian dan pada lembar observasi sehingga kerahasiaan

responden terjaga.
52

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data diambil dari perawat ruang Bakung, ruang ICU, ruang

Anggrek I dan ruang Anggrek II RSUD Wonosari Gunung Kidul

Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Prosedur

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Tahap persiapan

a. Tanggal 12 Oktober 2018 peneliti mengajukan surat izin studi

awal kepada STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.

b. Tanggal 16 Oktober 2018 peneliti menyerahkan surat ijin studi

awal kepada RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta.

c. Tanggal 10 Juni 2019 peneliti mengajukan Ethical Clearance ke

Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran UKDW

dan pada 8 Juli 2019 peneliti melakukan EC di RSUD Wonosari

Gunung Kidul Yogyakarta. Hal ini dikarenakan RSUD Wonosari

mewajibkan dilakukan EC di komisi etik RSUD Wonosari

sebelum dilakukan penelitian.

d. Tanggal 2 Juli 2019 peneliti mengajukan surat izin penelitian

kepada bagian administrasi institusi STIKES Bethesda Yakkum

Yogyakarta.

e. Tanggal 6 Juli 2019 peneliti mengajukan surat permohonan

penelitian di RSUD Wonosari Yogyakarta.


53

2. Tahap pelaksanaan

Peneliti menyiapkan satu asisten untuk membantu peneliti dalam

proses penelitian. Asisten penelitian adalah mahasiswa semester VIII

STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta yang memiliki pemahaman

yang sama dengan penulis tentang tindakan oral hygiene, bertanggung

jawab dengan pekerjaannya, dan juga bersedia untuk membantu dalam

proses penelitian dari awal penelitian sampai selesainya. Tugas asisten

dalam penelitian ini adalah membantu dalam melakukan observasi dan

membagikan souvenir kepada responden. Tanggal 15 Juli 2019 peneliti

dan asisten menyamakan persepsi, menjelaskan dan membagi tugas

masing-masing pada. Pada tanggal 16 Juli 2019 jam 07.00 WIB

dilakukan uji kesepakatan antar observer di ruang Mawar RSUD

Wonosari Gunung Kidul pada 4 responden.

Penelitian dilakukan pada 16-18 Juli 2019. Mekanisme pelaksanaan

penelitian yaitu:

a. Peneliti dan asisten mendatangi RSUD Wonosari Gunung Kidul

Yogyakarta.

b. Tanggal 15 Juli 2019 peneliti dan asisten bertemu dengan kepala

ruang Bakung, Anggrek I, Anggrek II, dan ICU bahwa akan

dilakukan penelitian pada tanggal 16 Juli 2019.

c. Tanggal 16 Juli 2019 peneliti dan asisten memperkenalkan diri di

ruang Bakung, Anggrek I, Anggrek II dan ruang ICU lalu

memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian.


54

d. Peneliti dan asisten membagi tugas. Peneliti mengobservasi ruang

Anggrek I dan Anggrek II, asisten mengobservasi ruangan Bakung

dan ICU waktu pengobservasian dilakukan pada:

1) Tanggal 16 Juli 2019 dari jam 07.00 WIB - 10.00 WIB,

2) Tanggal 17 Juli 2019 dari jam 07.00 WIB - 09.00 WIB,

3) Tanggal 17 Juli 2019 dari jam 07.00 WIB - 09.00 WIB.

e. Peneliti dan asisten memberikan surat permohonan dan

persetujuan menjadi responden dimasing-masing ruangan yang

sudah ditentukan hal ini dilakukan pada responden yang akan

melakukan tindakan oral hygiene. Dilakukan dari pada tanggal 16-

18 Juli 2019 pada klien yang melakukan dinas pagi dan yang akan

melakukan tindakan oral hygiene.

f. Peneliti dan asisten memberikan lembar identitas kepada

responden yang akan diobservasi dan menjelaskan cara menjawab

lembar identitas serta menjelaskan bahwa data yang diberikan

kepada peneliti dirahasiakan. Lembar identitas ini dibagikan pada

tanggal 16 Juli 2019 pada klien yang melakukan dinas pagi dan

melakukan tindakan oral hygiene yang peneliti dan asisten pilih

sebagai responden dalam pengobservasian. Lembar identitas

dibagikan pada tanggal 17-18 Juli 2019 pada klien yang dinas pagi

yang akan melakukan tindakan oral hygiene tetapi yang belum

pernah di observasi sebelumnya. Cara mengetahui mana klien

yang akan melakukan tindakan oral hygiene peneliti dan asisten


55

berkoordinasi dengan kepala ruang terkait siapa saja yang akan

melakukan tindakan oral hygiene.

g. Peneliti dan asisten masing-masing meminta responden untuk

mengisi seluruh lembar identitas secara lengkap.

h. Peneliti dan asisten masing-masing mengumpulkan kembali

seluruh lembar identitas setelah responden selesai mengisi lembar

identitas.

i. Peneliti dan asisten mengobservasi perawat ketika melakukan

tindakan oral hygiene. Penelitian dilakukan :

1) Tanggal 16 Juli 2019 didapatkan data di ruang Bakung 3

responden, ruang Anggrek I 3 responden, ruang Anggrek II 2

responden, dan ruang ICU didapatkan 2 responden. Dari jam

07.00 – 10.00 WIB.

2) Tanggal 17 Juli 2019 didapatkan data di ruang Bakung 3

responden, ruang Anggrek I 3 responden, Anggrek II 3

responden, dan ruang ICU 3 responden jam 07.00 – 09.00

WIB.

3) Tanggal 18 Juli 2019 didapatkan data di ruang Bakung 2

responden, ruang Anggrek I 3 responden, Anggrek II 2

responden, dan ruang ICU 3 responden jam 07.00 – 09.00

WIB.
56

3. Tahap akhir

Peneliti dan asisten masing-masing mengecek kembali lembar

observasi dan lembar identitas untuk memastikan semua data telah

diisi, serta melihat apakah ada data yang hilang atau tertinggal. Pada

saat pengecekan didapatkan ada 1 responden yang lupa mencentang

pendidikan terakhir sehingga peneliti meminta responden tersebut

melengkapinya. Setelah selesai mengecek peneliti dan asisten

memberikan kenang-kenangan sebagai ucapan terimakasih sudah

bersedia menjadi responden dalam penelitian.

H. Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang terkumpul kemudian diolah, tahapan pengolahan data yaitu:

a. Editing

Peneliti memastikan data yang dikumpulkan lengkap. Peneliti

melakukan pemeriksaan pada lembar identitas dan lembar

observasi yang telah diisi. Peneliti memeriksa ulang kelengkapan

pengisian data meliputi nama responden (inisial), usia, jenis

kelamin, pendidikan serta lama kerja perawat.

b. Coding

Setiap jawaban pada lembar observasi diberi kode untuk

memudahkan dalam menganalisis data.


57

Kode pada setiap jawaban pertanyaan sebagai berikut:

1) Usia : 1. ≤ 21 - 35 tahun

2. 36 - 45 tahun

3. > 45 tahun

2) Jenis kelamin : 1. Laki-laki

2. Perempuan

3) Pendidikan : 1. SI

2. DIII

3. Ners

4) Lama kerja : 1. Baru

2. Sedang

3. Lama

5) Oral Hygiene : 1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

c. Processing

Setelah semua lembar observasi terisi penuh dan benar, serta

sudah melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah

memproses data melalui program komputer, data yang sudah di-

entry dianalisis.
58

d. Tabulasi

Data dihitung kemudian hasilnya dimasukkan sesuai dengan tabel

data (jenis kelamin, usia, lama kerja, pendidikan dan pelaksanaan

oral hygiene).

e. Cleaning

Peneliti memeriksa kembali data yang telah dimasukkan ke dalam

komputer untuk memastikan bahwa data telah bersih dari

kesalahan baik pada waktu pemberian kode maupun pemberian

skor data. Tahap ini peneliti tidak menemukan kesalahan dalam

memasukan data dan pengkodean.

2. Jenis analisis data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan setiap variabel penelitian.

Variabel penelitian ini adalah variabel lama kerja dan variabel

pelaksanaan oral hygiene, karakteristik responden adalah jenis

kelamin, usia dan pendidikan.

Data yang telah terkumpul diolah dan dianalisis ke dalam tabel

frekuensi dan persentase, dengan menggunakan rumus univariat,

yaitu sebagai berikut:

P x 100%
59

Keterangan:

P : Presentase

f : Frekuensi

N : Jumlah responden

b. Analisis Bivariate

Analisis bivariate adalah analisis yang bertujuan untuk melihat

hubungan antara dua variabel yang diduga berhubungan atau

berkorelasi. Dua variabel berkorelasi diuji dengan menggunakan

spearman rank yaitu antara variabel lama kerja dan pelaksanaan

oral hygiene menggunakan bentuk data dengan skala ordinal dan

ordinal (non parametris) dianalisis menggunakan program

komputer. Kesimpulan Bila Pvalue < nilai 0,05 artinya Hα

diterima dan H0 ditolak, ada hubungan antara lama kerja perawat

dengan pelaksanaan oral hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah

Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta pada tahun 2019. Bila Pvalue

> nilai 0,05 artinya H0 diterima dan Hα ditolak, tidak ada

hubungan antara lama kerja perawat dengan pelaksanaan oral

hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul

Yogyakarta pada tahun 2019.


60

Tabel 6
Interpretasi hasil Keeratan
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: (Sugiyono,2015)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini menyajikan hasil penelitian tentang hubungan antara lama kerja

perawat dengan pelaksanaan oral hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah

Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta tahun 2019 dengan pemilihan responden

menggunakan accidental sampling. Penelitian ini dilakukan pada 16-18 Juli

2019, dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat

1. Analisis Univariat

Data yang dianalisis secara univariat pada penelitian ini adalah

karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, usia dan pendidikan

serta variabel penelitian lama kerja dan pelaksanaan oral hygiene.

a. Karakteristik responden

Responden dalam penelitian ini adalah perawat ruang rawat inap yang

terdiri atas 4 ruangan, yaitu ruang ICU, ruang Bakung, ruang Anggrek

I dan ruang Anggrek II. Karakteristik responden dalam penelitian ini

adalah usia, jenis kelamin, dan pendidikan. Hasil dapat dijelaskan

pada tabel 7 sampai tabel 9 yang terdapat pada halaman 62 dan 63.

61
62

1) Usia

Tabel 7
Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di RSUD
Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta tahun 2019
No. Usia Frekuensi Persentase (%)
1. ≤ 21 – 35 tahun 16 50,0
2. 36- 45 tahun 9 28,1
3. > 45 tahun 7 21,9
Jumlah 32 100,0
Sumber : Primer terolah 2019

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 32 responden yang paling

banyak usia kurang dari sama dengan 21 – 35 tahun yaitu 16

responden (50%) dan yang paling sedikit usia lebih dari 45 tahun

yaitu 7 responden (21,9%).

2) Jenis Kelamin

Tabel 8
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
di RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta tahun 2019

No Jenis kelamin Frekuensi Persentase%


1 Laki-laki 7 21,9
2 Perempuan 25 78,1
Jumlah 32 100,0
Sumber : Primer terolah 2019

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 32 responden sebagian

besar yaitu perempuan 25 responden (78,1%) sedangkan laki-laki

7 responden (21,9%).
63

3) Pendidikan

Tabel 9
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan
di RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta tahun 2019

No Pendidikan Frekuensi %
1 SI 0 0
2 DIII 27 84,4
3 Ners 5 15,6
Jumlah 32 100,0
Sumber : Primer terolah 2019

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 32 responden sebagian

besar lulusan DIII 27 responden (84,4%), kategori lulusan Ners 5

responden (15,6%), dan kategori SI tidak ada responden (0%).

b. Variabel penelitian

Hasil penelitian tentang variabel penelitian lama kerja perawat dengan

pelaksanaan oral hygiene akan dijelaskan pada tabel 10 sampai

dengan tabel 11 sebagai berikut :disajikan pada halaman 63 dan 64

1) Lama Kerja

Tabel 10
Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama kerja perawat
di RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta tahun 2019

No Lama kerja Frekuensi %


1 Baru 15 46,9
2 Sedang 2 6,2
3 Lama 15 46,9
Jumlah 32 100,0
Sumber : Primer terolah 2019

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 32 responden lama kerja

kategori lama dan lama kerja kategori baru berjumlah yaitu 15


64

responden (46,9%) dan paling sedikit dengan lama kerja sedang

yaitu 2 responden (6,2%).

2) Pelaksanaan oral hygiene

Tabel 11
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pelaksanaan oral
hygiene di RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta
tahun 2019

No Pelaksanaan oral hygiene Frekuensi %


1 Baik 22 68,8
2 Cukup 10 31,2
3 Kurang 0 0
Jumlah 32 100,0
Sumber : Primer terolah 2019

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 32 responden sebagian

besar melakukan pelaksanaan oral hygiene dengan baik yaitu 22

responden (68,8%) dan paling sedikit yang melakukan

pelaksanaan oral hygiene dengan cukup yaitu 10 responden

(31,2%) dan tidak ada responden dengan kategori kurang.

2. Analisis Bivariate

Analisis bivariate dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel bebas

dan variabel terikat. Penelitian ini menganalisis hubungan antara lama

kerja perawat dengan pelaksanaan oral hygiene di Rumah Sakit Umum

Daerah Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta tahun 2019.


65

Tabel 12
Hubungan antara Lama Kerja Perawat dengan Pelaksanaan oral hygiene
di RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta tahun 2019

Pelaksanaan Lama Kerja


Oral Hygiene P- a C
Baru Sedang Lama Jumlah
value
Baik 15 2 5 22
Cukup 0 0 10 10
Kurang 0 0 0 0 0,000 0,05 0,696
Jumlah 15 2 15 32
Sumber: Primer terolah 2019
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden lama kerja kategori baru 15

responden dengan pelaksanaan oral hygiene baik, lama kerja kategori

sedang 2 responden dangan pelaksanaan oral hygiene baik, lama kerja

kategori lama 5 responden dengan pelaksanaan oral hygiene baik dan 10

responden lama kerja kategori lama dengan pelaksanaan oral hygiene

cukup, tidak terdapat perawat dengan pelaksanaan oral hygiene kurang.

Lama kerja terbanyak adalah 15 responden sedangkan pelaksanaan oral

hygiene terbanyak adalah kategori baik dengan jumlah 22 responden. Uji

statistik dengan Spearman rank diketahui nilai Pvalue 0,000 lebih kecil

dari 0,05, artinya H0 ditolak, Hα diterima terdapat hubungan yang

signifikan antara lama kerja dengan pelaksanaan oral hygiene, dengan

tingkat keeratan 0,696 artinya korelasi kuat.


66

Tabel 13
Analisis antar Karakteristik terhadap Variabel RSUD Wonosari Gunung
Kidul Yogyakarta tahun 2019

Lama kerja Pelaksanaan

Analisis antar kategori Jumlah oral hygiene

Baru Sedang Lama Baik Cukup

Usia ≤ 21 – 35 16 14 0 2 15 1
tahun
36 - 45 9 0 1 8 4 5
tahun
> 45 tahun 7 1 1 5 3 4

Jenis Laki-laki 7 4 1 2 7 0

kelamin Perempuan 25 11 1 13 16 9

Pendidikan DIII 27 12 2 13 18 9

Ners 5 3 0 2 4 1

Sumber: Primer terolah 2019


Usia kurang atau sama dengan 21-35 tahun didapatkan data lama kerja

terbanyak adalah masa kerja baru adalah 14 responden (87,5%), dengan

kategori pelaksanaan oral hygiene terbanyak adalah baik yaitu 15

responden (97,7%). Usia 36-45 tahun tahun didapatkan data lama kerja

terbanyak adalah masa kerja lama adalah 8 responden (88,9%), dengan

kategori pelaksanaan oral hygiene terbanyak adalah cukup yaitu 5

responden (55,6%). Usia lebih dari 45 tahun didapatkan data lama kerja

terbanyak adalah masa kerja lama adalah 5 responden (71,4%), dengan

kategori pelaksanaan oral hygiene terbanyak adalah cukup yaitu 4

responden (57,1%). Masing-masing usia ketika dibuat perbandingan


67

pelaksanaan oral hygiene yang baik didapatkan data bahwa kategori usia

kurang dari 21 sampai 35 tahun dengan perbandingan 1:1, sedangkan usia

36-45 dengan perbandingan 1: 2,2, usia 45 dengan perbandingan 1: 2,3

sehingga dapat disimpulkan pelaksanaan oral hygiene terbaik itu pada usia

kurang dari 21 sampai 35 tahun. Jenis kelamin laki-laki didapatkan data

lama kerja terbanyak adalah masa kerja baru adalah 4 responden (57,1%),

dengan kategori pelaksanaan oral hygiene terbanyak adalah baik yaitu 7

responden (100%). Jenis kelamin perempuan didapatkan data lama kerja

terbanyak adalah masa kerja lama adalah 13 responden (52%), dengan

kategori pelaksanaan oral hygiene terbanyak adalah baik yaitu 16

responden (64%). Masing-masing jenis kelamin ketika dibuat

perbandingan pelaksanaan oral hygiene yang baik didapatkan data bahwa

kategori laki-laki dengan perbandingan 1:1, sedangkan perempuan dengan

perbandingan 1:5 sehingga dapat disimpulkan pelaksanaan oral hygiene

terbaik dilakukan oleh laki-laki. Pendidikan DIII didapatkan data lama

kerja terbanyak adalah masa kerja lama adalah 13 responden (48,1%),

dengan kategori pelaksanaan oral hygiene terbanyak adalah baik yaitu 18

responden (66,7%). Pendidikan Ners didapatkan data lama kerja terbanyak

adalah masa kerja baru adalah 3 responden (60%), dengan kategori

pelaksanaan oral hygiene terbanyak adalah baik yaitu 4 responden (80%).

Masing-masing pendidikan ketika dibuat perbandingan pelaksanaan oral

hygiene yang baik didapatkan data bahwa DIII dengan perbandingan 1:1,5,
68

sedangkan Ners dengan perbandingan 1: 2 sehingga dapat disimpulkan

pelaksanaan oral hygiene terbaik itu pada pendidikan Ners.

B. Pembahasan

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik responden

1) Usia

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa dari 32 responden yang

paling banyak usia kurang dari sama dengan 21 – 35 tahun yaitu

16 responden (50%) dan yang paling sedikit usia lebih dari 45

tahun yaitu 7 responden (21,9%). Azwar (2010) pembentukan

perilaku dalam melakukan tindakan oral hygiene dipengaruhi

oleh faktor pengalaman pribadi dan juga pengaruh faktor

emosional, usia berpengaruh terhadap emosi dalam diri individu.

Kemampuan kognitif, kematangan emosi dan kemampuan

perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh tahap perkembangan

usia seseorang (Edelman &Manl, 1994, dalam Potter & Perry,

2010).

Usia rentang usia 20 an hingga 60 terdiri atas 2 tahapan

perkembangan yang terdiri atas dewasa awal, dewasa

pertengahan, dewasa awal 18-30, dewasa pertengahan 35-64

(Potter & Perry, 2010). Dewasa awal memiliki kemampuan

berpikir kritis, kemampuan motorik individu dan kemampuan


69

menyelesaikan masalah yang selalu berkembang, dewasa awal

ini bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan (Potter &

Perry, 2010).

Usia 29-34 tahun, individu mengarahkan banyak energi pada

pencapaian dan penguasaan dunia sekitar, sedangkan usia 34-43

tahun merupakan waktu ujian terkuat untuk mencapai tujuan

hidup, individu membuat perubahan dalam diri, sosial, dan

tempat kerjanya, biasanya stres dikarenakan hal yang berulang

atau ujian yang berulang “krisis paruh baya” (Potter & Perry,

2010). Sebagian besar individu dewasa awal dapat mengatasi

krisis dalam stres pekerjaan, stres pekerjaan terjadi dikarenakan

individu merasa tidak puas akan pekerjaan dan tanggung jawab

yang diberikan dan adanya suatu pekerjaan atau tindakan yang

berulang-ulang (Potter & Perry, 2010). Penelitian Wulandari

(2015) dari hasil penelitian pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta

didapatkan perawat sebagian besar berusia 25-30 tahun sebanyak

60%. Peneliti berasumsi bahwa perawat dengan usia kurang atau

sama dengan 21-35 tahun akan lebih banyak dibandingkan

perawat yang usianya lebih dari 35 tahun hal ini dikarenakan usia

ini adalah usia produktif dalam bekerja.


70

2) Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa dari 32 responden

sebagian besar yaitu perempuan 25 responden (78,1%)

sedangkan laki-laki 7 responden (21,9%). Jenis kelamin biologis

inilah merupakan ciptaan Tuhan, bersifat kodrat, tidak dapat

berubah, tidak dapat dipertukarkan dan berlaku sepanjang zaman

(Puspitawati, 2013).

Profesi keperawatan lebih banyak diminati kaum perempuan,

mengingat profesi keperawatan lebih kearah naluri merawat

(Apriluana, 2016). Wulandari R (2015) Tenaga perawat dengan

berjenis kelamin wanita memiliki kesabaran dan empati terhadap

pasien dan keluarga sehingga dapat melakukan tindakan yang

maksimal. Penelitian oleh Wulandari (2015) tentang sikap caring

perawat didapatkan data 80% perawat terdiri atas jenis kelamin

perempuan. Peneliti berasumsi sebagian besar perawat berjenis

kelamin wanita hal ini dikarenakan keperawatan sangat diminati

oleh wanita karena profesi ini lebih dekat dengan naluri seorang

perawat.
71

3) Pendidikan

Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 32 responden sebagian besar

lulusan DIII 27 responden (84,4%), kategori lulusan Ners 5

responden (15,6%), dan kategori SI tidak ada responden (0%).

Pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan.

Pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun pendidikan non

formal yang diinginkan adalah adanya perubahan kemampuan,

penampilan atau perilakunya (Notoatmodjo, 2010).

Semakin tinggi pendidikan maka seseorang akan mudah

menerima hal baru dan akan mudah menyesuaikan dengan hal

baru tersebut (Notoatmodjo, 2010). Tingkat pendidikan rendah

akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

penerimaan, informasi dan lain-lain yang baru diperkenalkan

(Mubarak dkk, 2007 dalam Kurnianto, 2016). Pengetahuan akan

menimbulkan kesadaran seseorang, dan akhirnya akan

menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya itu (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian Kurnianto (2016) di RSUD Wates Yogyakarta

tentang gambaran dan tingkat pengetahuan perawat terhadap

penatalaksanaan oral hygiene didapatkan data responden dengan

pendidikan DIII 15 perawat, Ners 1 perawat. Peneliti berasumsi


72

bahwa saat ini pada kenyataannya lebih banyak pendidikan DIII

dibandingkan Ners peneliti juga berasumsi semakin tinggi

pendidikan maka tindakan seseorang akan semakin baik hal ini

dapat dilihat dari data diatas bahwa perawat dengan pendidikan

Ners sebagian besar dapat melakukan tindakan dengan baik.

b. Variabel penelitian

1) Lama kerja perawat

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 32 responden masa

kerja lama dan masa kerja baru berjumlah yaitu 15 responden

(46,9%) dan paling sedikit dengan lama kerja sedang yaitu 2

responden (6,2%). Lama kerja perawat yang didapatkan ini

adalah lama kerja seseorang ketika bekerja di ruang rawat inap

dalam peneliian ini didapatkan data bahwa ada beberapa perawat

yang sudah berusia lebih dari 50 tahun dan ia baru bekerja

diruang rawat inap selama 2 tahun dan ada yang sudah berusia 57

tahun dan ia baru bekerja di ruang rawat inap selama 8 tahun,

ketika peneliti bertanya mereka menjawab hal ini karena mereka

sebelumnya tidak bekerja di ruang rawat inap melainkan ada

yang beberapa tahun sudh bekerja di poliklinik dan ada yang

bekerja di ruang gawat darurat. Ada juga yang berusia 35-40

tahun sudah menjadi perawat ruang rawat inap dalam masa kerja

yang lama, hal ini dikarenakan sebelumnya perawat ini menjadi


73

perawat lulusan SPK lalu begitu lulus langsung bekerja di ruang

rawat inap sehingga hal ini membuat masa kerjanya dalam

kategori lama.

Faktor yang dapat mempengaruhi seseorang bekerja menurut

Ulfah (2010) adalah upah sebagai suatu pemuas kebutuhan

sehingga seseorang ingin bekerja lebih baik sehingga

mendapatkan upah yang lebih baik, penghargaan atas pekerjaan

yang dilakukan salah satunya ialah naik jabatan, kesempatan

maju, kondisi kerja yang nyaman, aman dan menarik, dan waktu

dapat mempengaruhi hasil kerja seseorang. Hal yang dapat

mempengaruhi seseorang ditempat kerja adalah pekerjaan yang

monoton, kebosanan ditempat kerja, maupun luar tempat kerja,

lingkungan kerja (Maurits, 2013).

Menurut Handoko (2010) faktor yang mempengaruhi lama kerja

seseorang adalah tingkat kepuasan kerja, stres lingkungan kerja,

pengembangan karir dan kompensasi kerja. Semakin lama

seseorang bekerja maka tingkat kepuasan kerja orang tersebut

akan menurun serta akan terjadinya peningkatan stres di

lingkungan kerja yang diakibatkan adanya pekerjaan yang

berulang-ulang.
74

Hasil penelitian oleh Natasia (2014) tentang faktor yang

mempengaruhi kepatuhan pelaksanaan SOP asuhan keperawatan

di RSUD Gambiran Kota Kediri didapatkan data bahwa lama

kerja tidak memiliki hubungan dengan kepatuhan dalam

melaksanakan SOP melainkan perawat dengan motivasi tinggilah

yang patuh melakukan SOP.

Peneliti berasumsi bahwa ada perbedaan seseorang yang telah

lama bekerja dengan yang baru bekerja, hal yang mempengaruhi

kinerja seseorang adalah motivasi seseorang, adanya kepuasan

kerja, upah, lingkungan kerja dan jenis pekerjaannya jika

pekerjaan dilakukan terus menerus dalam jangka waktu lama,

lama-lama akan terjadi kebosanan dalam diri seseorang.

2) Pelaksanaan oral hygiene

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 32 responden

sebagian besar melakukan pelaksanaan oral hygiene dengan baik

yaitu 22 responden (68,8%) dan paling sedikit yang melakukan

pelaksanaan oral hygiene dengan cukup yaitu 10 responden

(31,2%) dan tidak ada responden dengan kategori kurang.

Masing-masing usia ketika dibuat perbandingan pelaksanaan oral

hygiene yang baik didapatkan data bahwa kategori usia kurang

dari 21 sampai 35 tahun dengan perbandingan 1:1 sehingga dapat


75

disimpulkan pelaksanaan oral hygiene terbaik itu pada usia

kurang dari 21 sampai 35 tahun. Jenis kelamin ketika dibuat

perbandingan pelaksanaan oral hygiene yang baik didapatkan

data bahwa kategori laki-laki disimpulkan pelaksanaan oral

hygiene terbaik. Pendidikan ketika dibuat perbandingan

pelaksanaan oral hygiene yang baik didapatkan data Ners dengan

perbandingan 1: 2 sehingga dapat disimpulkan pelaksanaan oral

hygiene terbaik itu pada pendidikan Ners. Dalam pelaksanaan

oral hygiene didapatkan data beberapa perawat yang hanya

melakukan cuci tangan sesudah melakukan tidakan oral hygiene

dan terdapat beberapa perawat yang tidak melakukan cuci tangan

sebelum tindakan oral hygiene dan ada beberapa perawat yang

hanya tidak melakukan cuci tangan dengan cara 6 langkah cuci

tangan.

Pelaksanaan oral hygiene dilakukan dengan menggunakan sarung

tangan bersih, sebelum melakukan tindakan oral hygiene perawat

harus mencuci tangan hal ini dikarenakan mencuci tangan adalah

suatu tindakan untuk memutuskan rantai penyebaran infeksi

nosokomial jadi perawat harus melakukan cuci tangan sebelum

dan sesudah bertemu pasien (Potter & Perry, 2010). Perawat

dalam melakukan tindakan oral hygiene diharapkan dapat

memperhatikan kebutuhan klien (Budiono, Sumirah & Restu,


76

2015). Pelaksanaan tindakan keperawatan khususnya tindakan

oral hygiene dilakukan dengan perhatian dan rasa hormat kepada

klien, perawat harus menunjukkan kepada klien sikap yang

menghargai yang ditunjukkan dari perilaku perawat, dan

bertanggung jawab (Budiono, Sumirah & Restu, 2015).

Pentingnya membersihkan gigi untuk menghilangkan debris yang

menyebabkan gigi keropos (karies gigi) dan bau mulut,

menghindari dari infeksi gusi, dan beberapa hal yang

menyebabkan penurunan kesehatan sehingga pelaksanaan

tindakan oral hygiene harus dilakukan dengan baik untuk

menjaga agar oral hygiene pasien terjaga untuk menghindari hal-

hal yang tidak diinginkan (Rosdahl & Kowalski, 2014).

Hasil penelitian oleh Wulandari (2015) mengatakan bahwa

sebanyak 86,7% perawat melakukan tindakan oral hygiene di

RSUD Moewardi Surakarta, hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar pelaksanaan tindakan oral hygiene sudah dilakukan dengan

baik sesuai.

Asumsi peneliti bahwa pelaksanaan oral hygiene harus dilakukan

hal ini dikarenakan banyak sekali hal-hal yang dapat merugikan

seseorang jika tidak dijaga kebersihan mulutnya, apalagi pada


77

pasien yang mengalami tingkat ketergantungan tinggi, dan

mengalami penurunan kesadaran maka sangatlah penting

pelaksanaan oral hygiene dilakukan untuk mengurangi adanya

infeksi dan gangguan pada tubuh lainnya contohnya seperti

adanya pneumonia dikarenakan tidak dijaganya kebersihan gigi

dan mulut pada pasien yang terpasang alat invasive. Peneliti juga

berasumsi bahwa sangatlah penting seorang perawat melakukan

cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan oral hygiene hal ini

dapat menghindari perawat dan pasien dari hal-hal yang

merugikan.

2. Bivariat

a. Hubungan lama kerja perawat dengan pelaksanaan oral hygiene di

Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta

tahun 2019

Penelitian didapatkan data responden masa kerja baru 15 responden

dengan pelaksanaan oral hygiene baik, masa kerja sedang 2

responden dangan pelaksanaan oral hygiene baik, masa kerja lama 5

responden dengan pelaksanaan oral hygiene baik dan 10 responden

masa kerja lama dengan pelaksanaan oral hygiene cukup, tidak

terdapat perawat dengan pelaksanaan oral hygiene kurang. Lama

kerja terbanyak adalah 15 responden sedangkan pelaksanaan oral

hygiene terbanyak adalah kategori baik dengan jumlah 22 responden..


78

Uji statistik mengunakkan spearman rank diketahui nilai Pvalue

0,000 lebih kecil dari 0,05, Hα diterima dengan tingkat keeratan 0,696

artinya korelasi kuat. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 15

perawat dengan lama kerja kategori lama didapatkan 10 dengan

kategori cukup hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan

dibandingkan dengan pelaksanaan oral hygiene perawat dengan lama

kerja kategori baru hal, tetapi dari 15 pada lama kerja kategori lama

ini terdapat juga 5 yang melakukan tindakan oral hygiene baik.

Perbedaan pelaksanaaan ini dapat diakibatkan banyak hal seperti yang

dikemukakan Handoko (2010) ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi seseorang dalam bekerja contohnya tingkat kepuasan

seseorang kerja, dan stres ketika dilingkungan kerja. Semakin lama

seseorang bekerja maka tingkat kepuasan kerja orang tersebut akan

menurun serta akan terjadinya peningkatan stres di lingkungan kerja

yang diakibatkan adanya pekerjaan yang berulang-ulang. Hal inilah

yang mengakibatkan beberapa perawat yang lama kerjanya kategori

lama tindakan oral hygiene perawat tersebut ada yang cukup.

Menurut Notoatmodjo (2010) Apabila seseorang dalam proses adopsi

perilaku didasari oleh pengetahuan, maka perilaku tersebut akan

bersifat long lasting hal ini yang mengakibatkan seorang perawat

dapat melakukan tindakan oral hygiene dengan baik karena ketika


79

seseorang melakukan sesuatu melakukannya didasari oleh

pengetahuan. Perawat yang baru bekerja dapat melakukan tindakan

oral hygiene dengan baik hal ini karena perawat tersebut masih

mengingat materi tentang oral hygiene yang perawat dapatkan pada

saat kuliah, dalam penelitian ini didapatkan beberapa perawat dengan

masa kerja lama dapat melakukan tindakan oral hygiene dengan baik,

hal ini dikarenakan perawat ini ketika mengadopsi perilaku tentang

tindakan oral hygiene didasari oleh pengetahuan sehingga tindakan

ini dapat bersifat long lasting sehingga ketika perawat ini

melakukannya berulang-ulang dalam waktu lama itu tetap konsisten

dilakukan dengan baik.

Menurut Azwar (2010) apa yang telah dialami seseorang akan ikut

membentuk dan mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial

yang akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap dalam

pelaksanaan oral hygiene, di ruangan sebagian besar perawat yang

sering melakukan tindakan oral hygiene adalah perawat yang baru

bekerja hal inilah yang mengakibatkan ketika dilakukan penelitian

didapatkan data bahwa perawat baru lebih banyak melakukan

tindakan oral hygiene lebih baik.

Hasil penelitian oleh Natasia (2014) tentang faktor yang

mempengaruhi kepatuhan pelaksanaan SOP asuhan keperawatan di


80

RSUD Gambiran Kota Kediri didapatkan data bahwa yang lama kerja

tidak memiliki hubungan dengan kepatuhan dalam melaksanakan

SOP melainkan perawat dengan motivasi tinggilah yang patuh

melakukan SOP.

Peneliti berasumsi bahwa perawat dengan lama kerja baru

pelaksanaan oral hygiene baik hal ini dikarenakan perawat yang baru

bekerja ia akan memiliki motivasi dalam bekerja yang kuat, dalam

proses adopsi perilaku perawat ini baik, dan adanya suatu keadaan

yang diperoleh hingga membentuk suatu perilaku sehingga ketika

melakukan tindakan oral hygiene perawat dapat melakukan segala

sesuatu dengan baik sehingga ia dapat melakukan tindakan oral

hygiene dengan baik tetapi tidak menutup kemungkinan juga perawat

yang lama kerjanya lama dapat melakukan tindakan oral hygiene baik

juga hal ini dikarenakan adanya motivasi yang berbeda-beda dari

setiap orang, dan adanya suatu perilaku yang terbentuk menjadi long

lasting sehingga membuat perawat lama tetap konsisten melakukan

tindakan oral hygiene dengan baik. Penelitian ini dengan keeratan

kuat hal ini dikarenakan salah satu asumsi peneliti tercapai didapatkan

bahwa perawat yang lama kerja dalam kategori baru yang

mendapatkan nilai baik sebanyak 100% pada pelaksanaan oral

hygiene, dan didapatkan perawat dengan lama kerja lama dengan 10

yang pelaksanaan oral hygiene dalam kategori cukup.


81

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan antara lain:

1. Peneliti memodifikasi SOP dengan mengurangi tindakan pemakaian

boraks glyserin di bibir karena pada kenyataan boraks glyserin sudah

tidak digunakkan lagi pada SOP dan tidak melakukan uji ulang terhadap

instrumen.

2. Calon responden sudah menyetujui dan mengetahui bahwa ketika

melaksanakan tindakan oral hygiene yang akan dilakukan saat perawatan

di bangsal diobservasi oleh peneliti: hal ini dikarenakan responden harus

menandatangani informed consent dari peneliti sebelum tindakan oral

hygiene dan mengisi lembar identitas hal ini akan mengakibatkan hasil

observasi oleh peneliti dapat menjadi bias.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Karakteristik berdasarkan usia responden paling banyak usia ≤ 21 – 35 tahun

yaitu 16 responden (50%), karakteristik berdasarkan jenis kelamin responden

yang paling banyak yaitu perempuan 25 responden (78,1%) dan karakteristik

berdasarkan pendidikan responden yang paling banyak lulusan DIII 27

responden (84,4%). Sebagian besar responden dengan lama kerja lama yaitu

16 responden (50%). Sebagian besar 22 responden (68,8%) pelaksanaan oral

hygiene baik. Ada hubungan yang signifikan antara lama kerja perawat

dengan pelaksanaan oral hygiene dengan tingkat keeratan 0,656 artinya

korelasi kuat.

B. Saran

1. RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta

RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta diharapkan untuk

meningkatkan pelayanan dalam pelaksanaan oral hygiene dengan cara

dilakukan merevisi pemberian boraks glyserin pada bibir dan diberikan

pelatihan terkait tindakan oral hygiene. RSUD Wonosari juga diharapkan

untuk melakukan revisi beberapa poin di dalam SOP.

82
83

2. STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta diharapkan dapat lebih

menekankan mahasiswa untuk melakukan tindakan oral hygiene ketika

sedang memandikan pasien di rumah sakit mengingat pentingnya

pelaksanaan oral hygiene untuk menghindari komplikasi yang terjadi

pada pasien jika tidak dilakukan tindakan oral hygiene sehingga

penerapannya semakin baik dan hal itu dapat menjadi bekal ketika

mahasiswa STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta bekerja.

3. Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan ketika ingin meneliti tentang pelaksanaan

oral hygiene harus melihat kembali dan meninjau kembali SOP, apakah

SOP tersebut sesuai dengan yang digunakan atau tidak.


DAFTAR PUSTAKA

Apriluana. (2016). Hubungan antara usia, jenis kelamin, lama kerja, pengetahuan,
sikap dan ketersediaan alat pelindung diri (APD) dengan perilaku
penggunaan APD pada tenaga kesehatan. Jurnal Publikasi Kesehatan
Masyarakat Indonesia. Vol. 3 No. 3 Desember 2016.

Aziz A, & Uliyah M. (2016). Pengantar kebutuhan dasar manusia Ed 2. Jakarta:


Salemba Medika

Azwar, S. (2010). Sikap manusia, teori, dan pengukurannya. Yogyakarta :


Pustaka pelajar.

Budiono, Sumirah B, & Restu D. (2015). Konsep dasar keperawatan. Jakarta :


Bumi Medika

Dahlan, M.S. (2017). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta:


Epidemiologi Indonesia

Departemen Pendidikan Nasional. (2010). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta


: Gramedia Pustaka Utama

Dharma, K.K. (2011). Metodologi penelitian keperawatan (Pedoman


melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian). Jakarta: CV. Trans Info
Media

Dingwall L. (2013). Hygiene personal: Keterampilan klinis perawat. Jakarta :


EGC

Ghofar A, & Subeqi MI. (2015). Hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat
dengan kemampuan teknikal perawat dalam pelaksanaan oral hygiene
pada penderita stroke di Rumah Sakit Umum Daerah Jombang. Jurnal
Edu Health. Vol. 5 No. 1 : 2087-3271.

Handoko, H (2010). Manajemen personalia dan sumber daya manusia, edisi 2.


Yogyakarta : BPFE UGM

Kozier B, Erb G, Berman A, & Snyder S.J. (2010). Buku ajar fundamental
keperawatan: konsep, proses dan praktik ed 7 alih bahasa oleh Pamilih
Eko Karyuni. Jakarta : EGC

Kurnianto, A. (2016) Gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam


penatalaksanaan oral hygiene pada pasien terpasang ventilator di ICU
RSUD Wates Yogyakarta. Diakses 19 Oktober 2018
http://repository.unjaya.ac.id/2568/

84
85

Maurits, L (2013). Selintas tentang kelelahan kerja. Yogyakarta : Amara Books

Mubarak W, Indrawati L, & Susanto J. (2015). Buku ajar ilmu keperawatan dasar
buku I. Jakarta : Salemba Medika

Natasia N. (2014). Faktor yang mempengaruhi kepatuhan pelaksanaan SOP


asuhan keperawatan di ICU-ICCU RSUD Gambiran Kota Kediri. Jurnal
Kedokteran Brawijaya. Vol. 28 No. 1

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka cipta

Nursalam. (2016). Manajemen keperawatan : Aplikasi dalam praktik keperawatan


profesional Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika

Potter P.A, & Perry A.G. (2010). Fundamental of nursing, buku 1, edisi : 7.
Jakarta : Salemba Medika

Puspitawati (2013). Konsep, teori dan analisis gender. Departemen Ilmu


Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia- Institut Pertanian
Bogor. Diakses pada 16 Agustus 2019
http://ikk.fema.ipb.ac.id/id/index.php/publikasi-ilmiah-ibu-herien-
puspitawati/

Rosdahl C.B, & Kowalski Mary. (2014). Buju ajar keperawatan dasar : Higiene
Personal. Jakarta : EGC

Sabila A.A, Ismail A.K, & Mujayanto R. (2017). Oral hygiene buruk pasien rawat
inap tidak berkaitan dengan pertumbuhan oral candidiasis. Odonto
Dental Journal Vol. 4 No. 1

Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif,


kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta

Tucker. (2011). Patient care standart; nursing process diagnosis and outcome,
alih bahasa Yasmin et al, Volume 3. Jakarta: EGC

Tulus, Moh Agus. (2008). Manajemen sumber daya manusia”. Jakarta : PT


Gramedia Pustaka Utama

Ulfah, S.H. (2010). Efikasi diri mahasiswa yang bekerja pada saat penyusunan
skripsi. Diakses pada tanggal 19 Januari 2019.
http://eprints.ums.ac.id/7998/

Vaughans, & Bennita W. (2013). Keperawatan dasar terjemahan Arie Prabawati


Ed I. Yogyakarta: Rapha Publishing
86

Widhaningrat. (2011). Dasar-dasar demografi. Cetakan ke 2. Jakarta: Salemba


Medika

Wulandari, R. (2015). Hubungan sikap caring perawat terhadap pelaksanaan oral


hygiene di Ruang Intensive RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi.
Stikes Kusuma Husada Surakarta. Diakses pada tanggal 19 Oktober
2018.
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&
id=01-gdl-riniwuland-1127&q=hubungan%20sikap%20caring

Yanti, Warsito. (2013). Hubungan karakteristik perawat, motivasi, dan supervisi


dengan kualitas dokumentasi proses asuhan keperawatan. Jurnal
Manajemen Keperawatan Vol. 1 No. 2 : 107-114

Yuspinah, Yuyun. (2012). Tingkat pengetahuan keluarga dalam merawat pasien


halusinasi di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor.
Jurnal keperawatan jiwa Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas
Indonesia. Vol. 2 No.1
Zulkarnain. (2009). Infeksi nosokomial. Jakarta: Interna Publishing
89
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 4

Lampiran 5
Lampiran 6

SURAT PERNYATAAN MENJADI ASISTEN PENELITIAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini bersedia untuk menjadi asisten penelitian
yang akan dilakukan oleh mahasiswa program studi Sarjana Keperawatan
STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.

Nama :

Pendidikan :

Jenis kelamin :

Judul penelitian “Hubungan Lama Kerja Perawat Dengan Pelaksanaan Oral


Hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah”. Dengan ini menyatakan bersedia untuk
berpartisipasi dan berjanji menjaga kerahasiaan data dan informasi responden
dalam pelaksanaan penelitian, yang akan dilakukan oleh Ayu Puspitasari
mahasiswa Prodi Sarjana Keperawatan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta,
dan apabila dikemudian hari saya melanggar dengan tidak menjaga kerahasiaan
data responden dan data penelitian, saya bersedia untuk diberhentikan menjadi
asisten.

Demikian lembar persetujuan ini saya isi dengan sebenar-benarnya agar dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Asisten peneliti

(...................................)
Lampiran 7

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Responden penelitian

Di tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ayu Puspitasari

NIM : 1502006

Prodi : Sarjana Keperawatan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

Dalam rangka penyusunan tugas akhir, saya mengharapkan kesediaan bapak/ibu


perawat RSUD Wonosari untuk berpartisipasi dalam penelitian yang berjudul
“Hubungan Lama Kerja Perawat Dengan Pelaksanaan Oral Hygiene di Rumah
Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta Tahun 2019”. Saya
mohon kesediaannya untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Identitas
pribadi bapak/ibu dan semua informasi yang diberikan akan saya rahasiakan dan
hanya digunakan untuk keperluan penelitian. Apabila bapak/ibu berkenan untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini, maka saya mohon kesediaanya
menandatangani lembar persetujuan.

Demikianlah permohonan ini saya sampaikan, atas perhatiannya dan


kerjasamanya dalam membantu kelancaran penelitian ini saya ucapkan
terimakasih
Yogyakarta, ………………….. 2019
Hormat saya,

Ayu Puspitasari
Lampiran 8 No. Responden :

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN


DALAM PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

1. Saya .........................................................................(mohon menuliskan nama)


Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian dengan judul:
“Hubungan Lama Kerja Perawat dengan pelaksanaan Oral Hygiene Di RSUD
Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta Tahun 2019”.

2. Saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami “lembar informasi”
yang berisi informasi yang terkait dengan penelitian ini dan ketentuan-ketentuan
dalam berpartisipasi sebagai responden.
3. Saya menyatakan bahwa peneliti telah memberikan penjelasan secara lisan untuk
memperjelas hal-hal terkait dengan informasi tersebut di atas. Saya telah
memahaminya dan telah diberi waktu untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
4. Saya menyadari bahwa mungkin saya tidak akan secara langsung menerima atau
merasakan manfaat dari penelitian ini, namun telah disampaikan kepada saya
bahwa hasil penelitian ini akan berguna untuk meningkatkan pelayanan.
5. Saya telah diberi hak untuk menolak memberikan informasi jika saya berkeberatan
untuk menyampaikannya.
6. Saya juga diberi hak untuk dapat mengundurkan diri sebagai responden pada
penelitian ini sewaktu-waktu tanpa ada konsekuensi apapun.
7. Saya mengerti dan saya telah diberitahu bahwa semua informasi yang akan saya
berikan akan sepenuhnya digunakan untuk kepentingan penelitian.
8. Saya juga telah diberi informasi bahwa identitas pribadi saya akan dijamin
kerahasiaannya, baik dalam laporan maupun publikasi hasil penelitian.

SAKSI
Saya telah menjelaskan kepada Bpk /Ibu /Sdr .......................... (nama responden) hal-hal
mendasar tentang penelitian ini. Menurut saya, Bpk /Ibu /Sdr tersebut telah memahami
penjelasan tersebut.

Nama : .........................................
Status dalam penelitian ini : .........................................

Yogyakarta, 2019

Peneliti/asisten Saksi: Responden:

(................................) (….........................) (……………..……..)


LEMBAR INFORMASI SUBJEK

Judul Penelitian : Hubungan Lama Kerja Perawat Dengan


Pelaksanaan Oral Hygiene di Rumah Sakit Umum
Daerah Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta Tahun
2019

Jenis Penelitian : Metode Asosiatif Analitik dengan pendekatan


Crossectional

Nama Peneliti : Ayu Puspitasari

Alamat Penelitian : Jl. Taman Bakti No 6 Wonosari, Gunung Kidul


Lokasi Penelitian : Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul
Yogyakarta

1. Pendahuluan
Sebelum menyetujui untuk berpartisipasi dalam metode asosiatif analitik
dengan pendekatan crossectional ini, anda harus membaca dan memahami
terlebih dahulu formulir ini. Formulir ini menggambarkan tujuan, prosedur,
manfaat dan risiko dalam penelitian ini. Silahkan minta peneliti maupun
asisten peneliti untuk menjelaskan bagian formulir yang tidak anda pahami.
Luangkan waktu Anda dan jika perlu, diskusikan partisipasi Anda dengan
teman atau kerabat Anda.
2. Tujuan Studi Observasi
metode asosiatif analitik dengan pendekatan crossectional ini bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya hubungan lama kerja perawat dengan
pelaksanaan oral hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Gunung
Kidul Yogyakarta.
Bila anda setuju berpartisipasi dalam penelitian ini, anda diminta untuk
menandatangani dan menuliskan tanggal pada lembar konfirmasi persetujuan
untuk berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini. Jika anda
memutuskan untuk tidak berpartisipasi maka hal ini tidak akan
mempengaruhi keadaan anda di masa depan. Keikutsertaan anda pada
penelitian ini bersifat sukarela. Anda memilik hak untuk mengundurkan diri
atau menyatakan batal.
3. Prosedur Studi
Penelitian ini merupakan metode asosiatif analitik dengan pendekatan
crossectional. Peneliti memberikan lembar identitas untuk di isi oleh
responden dan penulis serta asisten akan mengobservasi pelaksanaan oral
hygiene Anda.
Jika Anda setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini maka anda di minta
untuk mengijinkan peneliti membagikan lembar identitas tentang
pelaksanaan oral hygiene dan peneliti serta asisten akan melakukan
pengobservasian pelaksanaan tindakan oral hygiene Anda dengan sedemikian
rupa sehingga hasil dari pengobservasian sesuai. Penelitian ini dilakukan
dalam waktu 30 menit. Semua data akan dikumpulkan sedemikian rupa
sehingga nama dan identitas anda tidak akan disebutkan. Dengan
menandatangani lembar konfirmasi persetujuan, anda setuju untuk tidak
membatasi penggunaan data atau hasil yang diperoleh dari penelitian ini,
asalkan hanya untuk tujuan ilmiah. Anda memiliki hak atas kerahasiaan
mengenai data yang telah anda berikan. Semua informasi pribadi yang
disediakan akan sangat dirahasiakan.
4. Risiko Yang Terjadi Dalam Studi
Sebagai subjek dalam studi ini, dalam mengisi lembar identitas dan
melakukan tindakan oral hygiene Anda memerlukan tenaga untuk membaca
dan mengisi lembar identitas, dan tenaga dalam melakukan tindakan oral
hygiene yang dapat menyebabkan Anda kelelahan tetapi resiko yang
ditimbulkan tidak akan memperburuk keadaan Anda.
5. Manfaat Studi Bagi Subjek
Dengan partisipasi dalam penelitian ini saudara/i sudah dapat
menyumbangkan informasi baru yang dapat membantu untuk mengetahui
bagaimana hubungan lama kerja perawat dengan pelaksanaan oral hygiene.
Selain itu hasil penelitian dapat melihat apakah pelaksanaan oral hygiene
yang Anda buat sudah baik atau masih kurang baik. Peneliti akan
memberikan souvenir berupa pulpen, gantungan kunci dan mug cantik
sebagai ungkapan terimakasih atas partisipasi Anda.
6. Pertanyaan lebih lanjut dan nomor kontak peneliti
Pertanyaan lebih lanjut terkait penelitian ini atau konfirmasi lebih detail dapat
ditanyakan kepada peneliti Ayu Puspitasari melalui SMS/Telp dengan nomor
ini 082254242946 atau menghubungi Komisi Kode Etik Kampus Universitas
Kristen Duta Wacana (UKDW) yang beralamat di Jl. Dr. Wahidin
Sudirohusada S-25 Yogyakarta Indonesia 555224 Telp: 0274-563929.
Lampiran 9

LEMBAR IDENTITAS DAN OBSERVASI

HUBUNGAN ANTARA LAMA KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN


ORAL HYGIENE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI GUNUNG
KIDUL YOGYAKARTA TAHUN 2019

Keterangan responden

Nama :

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Usia :
(Tahun)

Pendidikan : DIII SI Ners

Lama kerja sebagai seorang : (Tahun)


perawat di ruang rawat inap

Petunjuk umum pengisian identitas

a. Bapak/ibu sdr/i diharapkan mengisi indentitas dilembar observasi.


b. Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap paling tepat menurut
bapak/ibu sdr/i.
c. Apabila ingin mengganti jawaban, beri tanda (=) pada jawaban yang salah dan
mengganti dengan yang benar.
d. Untuk kelancaran penelitian mohon isilah sesuai dengan identitas bapak/ibu sdr/i.
e. Apabila bapak/ibu sdr/i mengalami kendala atau kesulitan dalam pengisian
identitas, dipersilahkan untuk bertanya kepada peneliti atau asisten penelitian.
f. Kerahasiaan bapak/ibu sdr/i akan terjamin.
Lembar observasi pelaksanaan Oral Hygiene

Tidak Dilakukan Dilakukan


No. Pertanyaan dilakukan cukup sempurna
sempurna
1. Perawat menyiapkan alat sebelum melakukan
tindakan oral hygiene kepada pasien?
2. Perawat menjelaskan tujuan tindakan kepada
pasien atau keluarga sebelum melakukan
tindakan oral hygiene?
3. Perawat menjelaskan prosedur tindakan kepada
pasien atau keluarga sebelum melakukan
tindakan oral hygiene?
4. Perawat melakukan tahap orientasi sebelum
melakukan tindakan oral hygiene kepada
pasien?
5. Perawat memberikan salam terapeutik sebelum
melakukan tindakan oral hygiene kepada
pasien?
6. Perawat melakukan tindakan oral hygiene
dengan menjaga kerahasiaan pasien?
7. Perawat mencuci tangan sebelum melakukan
tindakan oral hygiene kepada pasien?
8. Perawat menggunakan APD ketika melakukan
tindakan oral hygiene kepada pasien?
9 Perawat memasangkan pengalas pada pasien
ketika melakukan tindakan oral hygiene kepada
pasien?
10. Perawat melakukan tindakan oral hygiene
dengan menggunakan kasa/sikat gigi dengan
cara membersihkan mulut secara menyeluruh
sesuai SOP?
11. Perawat melakukan evaluasi sebelum
meninggalkan pasien?
12. Perawat mencuci tangan sesudah melakukan
tindakan oral hygiene kepada pasien?
Diperiksa/ditelaah oleh :............................................. Tanggal:.............................

Peneliti/Asisten Responden

Ttd Ttd
Lampiran 10
Rekap Olahan Data
Karakteristik Responden, Lama Kerja Perawat dan Oral Hygiene
di RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta Tahun 2019

NO KARAKTERISTIK RESPONDEN Oral Hygiene Lama Kerja


Rank
RESPONDEN Usia JK Pendidikan Lama Kerja Baik Cukup Kurang Baru Sedang Lama
1 25 P Ners 2 tahun √ √ 13
2 25 P DIII 2 tahun √ √ 14
3 40 P Ners 12 tahun √ √ 1
4 42 P DIII 20 tahun √ √ 2
5 41 P DIII 13 tahun √ √ 5
6 30 P DIII 2 tahun √ √ 15
7 28 P DIII 3 tahun √ √ 11
8 55 P DIII 23 tahun √ √ 6
9 50 P DIII 20 tahun √ √ 7
10 26 L DIII 4 bulan √ √ 12
11 24 P DIII 3 tahun √ √ 27
12 34 L Ners 5 bulan √ √ 19
13 25 P DIII 3 tahun √ √ 21
14 37 L DIII 10 tahun √ √ 29
15 34 L DIII 3 tahun √ √ 23
16 45 L DIII 25 tahun √ √ 8
17 30 P DIII 2,5 tahun √ √ 16
18 47 P DIII 27 tahun √ √ 3
Karakteristik Responden, Lama Kerja Perawat dan Oral Hygiene
di RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta Tahun 2019

NO KARAKTERISTIK RESPONDEN Oral Hygiene Lama Kerja


Rank
RESPONDEN Usia JK Pendidikan Lama Kerja Baik Cukup Kurang Baru Sedang Lama
19 35 P DIII 12 tahun √ √ 17
20 30 P DIII 29 tahun √ √ 9
21 49 P DIII 29 tahun √ √ 10
22 25 P DIII 2 tahun √ √ 30
23 38 P DIII 14 tahun √ √ 4
24 50 P DIII 2 tahun √ √ 18
25 57 P DIII 8 tahun √ √ 31
26 38 L Ners 20 tahun √ √ 24
27 27 L Ners 2,7 tahun √ √ 32
28 41 P DIII 16 tahun √ √ 20
29 30 P DIII 2 tahun √ √ 28
30 30 P DIII 2 tahun √ √ 22
31 39 P DIII 18 tahun √ √ 25
32 48 P DIII 20 tahun √ √ 26
Olahan data pelaksanaan oral hygiene di RSUD Wonosari Gunung Kidul

NO.PERTANYAAN
JUMLAH KATEGORI
NO. RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 18 Baik

2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 18 Baik

3 1 1 0 1 2 0 1 0 0 1 1 2 10 Cukup

4 1 1 1 1 1 0 1 1 2 2 2 2 15 Cukup

5 1 2 1 2 2 1 0 2 1 1 1 2 16 Cukup

6 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 18 Baik

7 1 1 2 2 2 2 0 0 1 2 2 2 17 Baik

8 1 1 1 2 2 1 1 0 1 2 2 2 16 Cukup

9 1 1 2 2 1 1 0 1 2 1 2 2 16 Cukup

10 2 2 2 2 2 2 0 0 1 2 0 2 17 Baik

11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 22 Baik

12 2 1 2 1 2 2 2 0 1 2 2 2 19 Baik
Olahan data pelaksanaan oral hygiene di RSUD Wonosari Gunung Kidul

NO. PERTANYAAN

NO.RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JUMLAH KATEGORI

13 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 20 Baik

14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 Baik

15 2 2 2 2 2 1 2 0 2 2 2 2 21 Baik

16 1 1 1 1 1 1 2 0 2 2 2 2 16 Cukup

17 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 18 Baik

18 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 15 Cukup

19 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 0 2 18 Baik

20 1 2 1 1 2 1 1 0 1 2 2 2 16 Cukup

21 1 1 1 1 1 1 0 2 2 2 2 2 16 Cukup

22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 Baik

23 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 15 Cukup

24 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 0 2 18 Baik

25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 Baik
Olahan data pelaksanaan oral hygiene di RSUD Wonosari Gunung Kidul

NO PERTANYAAN

NO RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JUMLAH KATEGORI

26 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 21 Baik

27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 Baik

28 1 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 19 Baik

29 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 Baik

30 1 2 2 2 2 0 2 2 2 2 1 2 20 Baik

31 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 21 Baik

32 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 21 Baik
Olahan data lama kerja perawat di RSUD Wonosari Gunung Kidul

NO RESPONDEN LAMA KERJA KATEGORI


1 2 tahun Baru
2 2 tahun Baru
3 12 tahun Lama
4 20 tahun Lama
5 13 tahun Lama
6 2 tahun Baru
7 3 tahun Baru
8 23 tahun Lama
9 20 tahun Lama
10 4 bulan Baru
11 3 tahun Baru
12 5 bulan Baru
13 3 tahun Baru
14 10 tahun Sedang
15 3 tahun Baru
16 25 tahun Lama
17 2,5 tahun Baru
18 27 tahun Lama
19 12 tahun Lama
20 29 tahun Lama
21 29 tahun Lama
22 2 tahun Baru
23 14 tahun Lama
24 2 tahun Baru
25 8 tahun Sedang
26 20 tahun Lama
27 2,7 tahun Baru
28 16 tahun Lama
29 2 tahun Baru
30 2 tahun Baru
31 18 tahun Lama
32 20 tahun Lama
Lampiran 11
Analisis Univariat

Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia di RSUD Wonosari


Gunung Kidul Tahun 2019

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)


1. ≤ 21 – 35 tahun 16 50,0
2. 36- 45 tahun 9 28,1
3. > 45 tahun 7 21,9
Jumlah 32 100,0

Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD


Wonosari Gunung Kidul Tahun 2019
No. Kategori Frekuensi Persentase (%)
1. Laki-laki 7 21,9
2. Perempuan 25 78,1
Jumlah 32 100,0

Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan di RSUD


Wonosari Gunung Kidul Tahun 2019

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)


1. SI 0 0
2. DIII 27 84,4
3. Ners 5 15,6
Jumlah 32 100,0

Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama Kerja di RSUD


Wonosari Gunung Kidul Tahun 2019

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)


1. Baru 15 46,9
2. Sedang 2 6,2
3. Lama 15 46,9
Jumlah 32 100,0
Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pelaksanaan oral hygiene di
RSUD Wonosari Gunung Kidul Tahun 2019

No. Pelaksanaan oral hygiene Frekuensi Persentase (%)


1. Baik 22 68,8
2. Cukup 10 31,2
3. Kurang 0 0
Jumlah 32 100,0
Lampiran 12

Perhitungan Analisis Univariat

A. perhitungan analisis univariat


Rumus : P x 100%
1. Distribusi frekuensi berdasarkan usia
≤ 21 – 35 tahun = x 100 = 50%
36- 45 tahun = x 100 = 28,1%
> 45 tahun = x 100 = 21,9%

2. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin


Laki-laki = x 100 = 21,875% = 21,9%
Perempuan = x 100 = 78,125% = 78,1%
3. Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan
DIII = x 100 = 84,4%
Ners = x 100 = 15,6%
4. Distribusi frekuensi berdasarkan lama kerja
Baru = x 100 = 46,87% = 46,9%
Sedang = x 100 = 6.25% = 6,2%
Lama = x 100 = 46,87% = 46,9%
5. Distribusi frekuensi berdasarkan oral hygiene
Baik = x 100 = 68,75% = 68,8%
Cukup = x 100 = 31,25% = 31,2%
Lampiran
Rata-rata = 13

Tabel Analisis Bivariat

Hubungan antara Lama Kerja Perawat dengan pelaksanaan Oral

Hygiene di RSUD Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta Tahun 2019

Lama Kerja P-value C


Pelaksanaan
Oral Hygiene Baru Sedang Lama Jumlah

Baik 15 2 5 22

Cukup 0 0 10 10 0,000 0,696

Kurang 0 0 0 0

Jumlah 15 2 15 32
Lampiran 14

Uji Kesepakatan Antar Observer

Responden 1

Nama Nomor Soal Observasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Peneliti 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2

Observer 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2

Percent Agreement = x 100 = 83.3%

Responden 2

Nama Nomor Soal Observasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Peneliti 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2

Observer 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2

Percent Agreement = x 100 = 91.7%

Responden 3

Nama Nomor Soal Observasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Peneliti 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2

Observer 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2

Percent Agreement = x 100 = 75%

Responden 4
Nama Nomor Soal Observasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Peneliti 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1

Observer 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Percent Agreement = x 100 = 83.3%

Rata-rata = = 83.3%
Lampiran 15

Hasil Pengolahan Komputer


Lampiran 16

Curriculum Vitae Peneliti Utama


A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Ayu Puspitasari
2. Tempat dan tanggal Menukung, 28 Agustus 1998
lahir
3. Jenis Kelamin Perempuan
4. Alamat Asrama Stikes Bethesda Yakkum
Ygyakarta
5. Nomor Telepon/Hp 082254242946
6. Institusi Sekolah Tinggi Kesehatan Bethesda
Yakkum Yogyakarta
7. Alamat Institusi Jl. Johar Nurhadi No.6, Kotabaru,
Gondokusuman, Kota Yogyakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55224
8. Nomor Induk 1502006
Mahasiswa
9. E-mail a.puspitasari77@yahoo.co.id

B. Riwayat Pendidikan Formal


2014 – sekarang S1 Stikes Bethesda Yakkum Yogyakarta
2012-2015 SMA SMAN 03 Sintang
2009-2012 SMP SMPN 03 Sintang
2003-2009 SD SDN 13 Belaban

C. Riwayat Pendidikan Non Formal


- -

D. Pengalaman Organisasi
2012-2015 SMA Anggota Pecinta Alam di Student
Green Community SMAN 03 Sintang
2016-2017 S1 Anggota BEM Stikes Bethesda
Yakkum Yogyakarta
2016 S1 Panitia Perayaan Natal Stikes
Bethesda Yakkum
2017 S1 Panitia Dies Natalis Stikes Bethesda
Yakkum Yogyakarta ke-8
2017 S1 Panitia Perayaan Natal Stikes
Bethesda Yakkum Yogyakarta
2017 S1 Panitia Aksi Kebangsaan dan Kuliah
Akbar Seluruh Perguruan Tinggi Se-
DIY Melawan Radikalisme
2018 S1 Panitia Dies Natalis Stikes Bethesda
Yakkum Yogyakarta ke-9
E. Sertifikat dan Penghargaan

2015 Pengenalan Program Studi yang


Diselenggarakan pada 3-5 September 2015
2016 Pembinaan dan Pengembangan Soft Skill
Program Studi Sarjana Keperawatan Tingkat I
yang diselenggarakan pada tanggal 16 Januari
2016 di Auditorium RS Bethesda Yogyakarta
2016 Tim Paskibra Dalam Acara Peringatan HUT RI
Ke 71 di Stikes Bethesda Yakkum Yogyakarta
2017 Pembinaan dan Pengembangan Soft Skill
Program Studi Sarjana Keperawatan Tingkat II
yang diselenggarakan pada tanggal 18 Maret
2017 di Hotel New Saphir Yogyakarta
2017 Seminar Asuhan Keperawatan Pasien Dengan
Stroke di Auditorium Koinonia UKDW
Yogyakarta pada tangga 12 Maret 2017
2017 Workshop Assesment Fisik Neurologis Pada
Pasien Dengan Stroke di Autorium Koinonia
UKDW Yogyakarta pada tangga 12 Maret 2017
2017 Workshop Kesiapan Pemerintah Dalam
Menerapkan Regulasi Untuk Proses Pembuatan
SIPP (Surat Ijin Praktek Perawat) Menuju
Perawat Profeional di Graha Pandawa Balaikota
Yogyakarta pada tanggal 23 Agustus 2017
2018 Pembinaan dan Pemngembangan Soft Skill
Program Studi Sarjana Keperawatan Tingkat III
yang diselenggarakan pada tanggal 29 Januari
2018 di Banyusumilir
2018 Participant of General Lecture Community
Nursing: Lesson Learnt From the Phillipines
and Indonesia on July 24th 2018
2019 Pembinaan dan Pemngembangan Soft Skill
Program Studi Sarjana Keperawatan Tingkat IV
yang diselenggarakan pada tanggal 23 Januari
2019 di Ibis Styles Hotels Certificate of Table
Manner
Lampiran 17

Anda mungkin juga menyukai