SKRIPSI
Disusun Oleh :
RIZQI AYU PRATIWI
2015030099
Merupakan karya saya sendiri (ASLI). Dan isi dalam tugas akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan oleh orang lain atau kelompok lain untuk memperoleh
gelar akademis di suatu Institusi Pendidikan dan sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat pernah ditulis dan / atau diterbitkan oleh
orang lain atau kelompok lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
iv
MOTTO
Learn from the mistakes in the past, try by using a different way, and always hope
for a successful future.
(Penulis)
Jadilah diri kita sendiri karena itu lebih baik daripada berpura-pura menjadi orang
lain yang baik.
(Penulis)
v
PERSEMBAHAN
Dengan segala puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas
dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta. Oleh karena itu, dengan rasa bangga
dan bahagiaskripsi ini saya persembahkan sebagai ungkapan rasa terima kasih
yang tak terhingga kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah–Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan dalam keadaan sehat.
2. Rasulullah SAW sebagai idola, suri tauladan dan panutan bagi saya dalam
menjalani kehidupan yang fana.
3. Kedua orang tua saya, Bapak Sunarno dan Ibu Sumanti sebagai bukti dan rasa
terimakasih saya kepada beliau yang telah memberikan dukungan moril
maupun non moril, motivasi, semangat, pengorbanan, dan do’anya selama ini
yang tiada henti.
4. Adikku, Endah Siti Norjannah yang telah memberikan dukungan dan semangat
kepada saya.
5. Sahabat Long Distance Relationship Khairatunnisa, Aunia Ulfah, Isma Wati,
Hj. Novia Rahmi dan Muzdalifah terima kasih atas semangat dan dukungan
jarak jauh yang telah diberikan.
6. Sahabat sehidup, seperjuangan, sependeritaan Aninda, Janah, Rachma, Ria,
Putri dan Risqi sertateman-teman seperjuangan S1 Gizi angkatan 2015 yang
selalu memberikan dukungan, semangat, dan motivasi selama perjalanan dalam
menyelesaikan studi.
7. Almamater tercinta ITS PKU Muhammadiyah Surakarta yang telah
memberikan ilmu, pengalaman, dan menjadi saksi perjuangan saya selama
menempuh pendidikan S1 Gizi.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulisanskripsi yang berjudul “Hubungan
Pengetahuan Gizi, Dukungan Keluarga, dan Sikap dengan Kepatuhan Diet Pasien
Hemodialisa di RSUD Pandan Arang Boyolali” dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini tersusun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Weni Hastuti, S.Kep., M.Kes., selaku Rektor ITS PKU Muhammadiyah
Surakarta.
2. Cemy Nur Fitria, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Wakil Rektor I ITS PKU
Muhammadiyah Surakarta.
3. Tuti Rahmawati, S.Gz., M.Si., selaku Ketua Program Studi S1 Gizi ITS PKU
Muhammadiyah Surakarta dan selaku penguji yang telah memberikan
bimbingan, arahan saran dan kritik dalam penyusunan skripsi.
4. Dewi Marfuah, S.Gz., MPH., selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi.
5. Dewi Pertiwi DK, S.Gz., M.Gizi.,selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi.
6. dr. Siti Nur Rokhmah Hidayati, selaku Direktur RSUD Pandan Arang Boyolali
yang telah membantu dan memberikan izin penulis dalam melakukan
penelitian.
7. Semua pihak yang terlibat dan telah membantu penulis selama penyusunan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna.Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Surakarta, April 2019
Penulis
vii
ABSTRAK
Data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi penyakit gagal ginjal kronik di Indonesia
sebanyak 0,2% dari keseluruhan penduduk Indonesia. Provinsi Jawa Tengah menempati
peringkat 5 dengan angka kejadian gagal ginjal kronik sebesar 0,3%.Kepatuhan diet
adalah tingkat kesediaan pasien melaksanakan diet mengikuti pengaturan pola makan
yang dianjurkan oleh ahli gizi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.Terdapat
beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi kepatuhan diet pasien hemodialisa
adalah tingkat pengetahuan, sikap dan dukungan yang diberikan oleh keluarga.Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi, dukungan keluarga
dan sikap dengan kepatuhan diet pasien hemodialisa di RSUD Pandan Arang
Boyolali.Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross
Sectional.Sampel sebanyak 29 pasien hemodialisa diambil secarapurposive
sampling.Data pengetahuan gizi, dukungan keluarga, dan sikap diperoleh melalui
wawancara.Analisis data menggunakan Rank Spearmandan Pearson Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet
diperoleh nilai p=0,712, hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet diperoleh
nilai p=0,251, dan hubungan sikap dengan kepatuhan diet diperoleh nilai p=0,477.
Kesimpulan tidak ada hubungan pengetahuan gizi, dukungan keluarga, dan sikap dengan
kepatuhan diet pasien hemodialisa di RSUD Pandan Arang Boyolali.
viii
ABSTRACT
The 2013 Riskesdas data showed the prevalence of chronic kidney failure in Indonesia
was much as 0,2% of the total population of Indonesia. The Central Java province ranks
5th with the incidence of chronic kidney failure by 0,3%. Dietary compliance is the level
of willingness of patients to carry out a diet following the dietary arrangements
recommended by nutritionists in accordance with established rules. The purpose of this
study was to determine the correlation between knowledge of nutrition, family support
and attitudes with dietary adherence to hemodialysis patients in Pandan Arang Hospital
Boyolali. The method of this research was observational analytic with Cross Sectional
approach. Thesample of 29 hemodialysis patients were taken using purposive sampling.
The data on nutrition knowledge, family support, and attitudes were obtained through
interviews. The analysis of data used Rank Spearman and Pearson Product Moment. The
results showed that the correlation between nutritional knowledge with dietary
compliance obtained p = 0.712, the correlation family support with dietary compliance
obtained p value = 0.251, and the relationship between attitude with dietary compliance
obtained p value = 0.477. The conclusion is there is no correlation between knowledge of
nutrition, family support, and attitudes with dietary adherence to hemodialysis patients in
Pandan Arang Boyolali Hospital.
ix
DAFTAR ISI
x
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................35
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ................................................35
D. Variabel Penelitian ................................................................................37
E. Definisi Operasional ..............................................................................37
F. Instrumen Penelitian ..............................................................................38
G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ........................................................39
H. Teknik Analisis Data .............................................................................40
I. Jalannya Penelitian ................................................................................42
J. Etika Penelitian ......................................................................................43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................44
A. Profil Lokasi Penelitian .........................................................................44
B. Hasil Penelitian ......................................................................................45
1. Karakteristik Sampel ......................................................................45
2. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Kepatuhan Diet. ..................47
3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet. ..............48
4. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Diet.......................................48
C. Pembahasan ...........................................................................................49
1. Karakteristik Sampel ......................................................................49
2. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Kepatuhan Diet ...................53
3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet ...............55
4. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Diet.......................................57
D. Keterbatasan Penelitian .........................................................................58
BAB V PENUTUP .................................................................................................59
A. Kesimpulan ............................................................................................59
B. Saran ......................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah kegagalan fungsi ginjal untuk
mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit
akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi
penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) didalam darah (Muttaqin &
Kumala Sari, 2011). Gagal ginjal kronik merupakan penyakit yang masih
menjadi masalah besar didunia, setidaknya 500 juta orang mengalami
gagal ginjal kronik bahkan menyebabkan 850 ribu kematian setiap
tahunnya (Supriyadi, dkk, 2011).
Angka kejadian tertinggi gagal ginjal kronik di dunia berada pada
benua Eropa yang mencapai 18,38% dari keseluruhan penduduk yang
tinggal dibenua Eropa (Hill, et al. 2016). Pada tahun 2013 di Indonesia
jumlah penderita gagal ginjal kronik sebanyak 0,2% dari keseluruhan
penduduk Indonesia. Provinsi Jawa Tengah menempati peringkat 5 dengan
angka kejadian gagal ginjal kronik sebesar 0,3% setelah provinsi Sulawesi
Tengah, Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara (Riskesdas, 2013). Pada
tahun 2015 kematian di Indonesia yang disebabkan karena gagal ginjal
kronik mencapai 1.243 orang (Kemenkes RI, 2017). Kabupaten Boyolali
merupakan daerah yang memiliki angka prevalensi gagal ginjal kronik
sebesar 0,1%, dengan angka tersebut maka kabupaten Boyolali berada di
peringkat 22 seprovinsi Jawa Tengah (Riskesdas, 2013). Berdasarkan data
rekam medis Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali pada tahun 2015,
kunjungan pasien yang melakukan hemodialisa mencapai 7.283 pasien
dengan rata-rata 600 pasien cuci darah setiap bulannya.
Penatalaksanaan gagal ginjal kronik dapat dilakukan dengan
berbagai cara diantaranya pengaturan diit, asupan suplemen dan vitamin,
pembatasan asupan cairan, obat-obatan, terapi penggantian ginjal seperti
transplantasi ginjal dan hemodialisa (Muttaqin & Sari, 2011). Terapi
1
2
sangat perlu bagi seorang pasien dan keluarga untuk mengetahui dan
memahami pengaturan makanan bagi pasien.Menurut penelitian Widiany
(2017)menunjukkan bahwa jika kerjasama anggota keluarga sudah terjalin,
ketaatan terhadap program-program medis yang salah satunya adalah
program diet menjadi lebih tinggi.Pasien yang memiliki dukungan
keluarga yang baik dan patuh dalam menjalankan diet disebabkan oleh
faktor dukungan keluarga yang baik.Hal ini sangat berpengaruh dalam
menentukan keyakinan dan nilai kesehatan serta dapat menentukan
program pengobatan yang diterima. Selain itu, dukungan yang diberikan
oleh keluarga kepada pasien sangat mempengaruhi proses penyembuhan
lewat pemberian perhatian, rasa dicintai, dan dihargai yang dapat menjadi
dukungan yang besar untuk patuh dalam menjalankan diet
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk
mengetahui hubungan pengetahuan gizi, dukungan keluarga, dan sikap
dengan kepatuhan diet pasien hemodialisa di RSUD Pandan Arang
Boyolali.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian : apakah ada hubungan pengetahuan gizi,
dukungan keluarga, dan sikap dengan kepatuhan diet pasien hemodialisadi
RSUD Pandan Arang Boyolali ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan gizi, dukungan keluarga,
dan sikap dengan kepatuhan diet pada pasien hemodialisa di
RSUDPandan Arang Boyolali.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengetahuan gizi pasien hemodialisa di RSUD
Pandan Arang Boyolali.
b. Mendeskripsikan dukungan keluarga pasien hemodialisa di RSUD
Pandan Arang Boyolali.
4
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan literatur yang ada, penelitian yang akan dilakukan
belum pernah ada sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan sebelumnya adalah pada pengetahuan gizi.Penelitian yang
pernah dilakukan seperti tersaji pada tabel 1.
No Keaslian Penelitian
Perbedaan Penelitian ini tidak meneliti kepatuhan diet.
3 Nama Peneliti/ Tahun Syamsiah, N / 2011
Judul Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
pasien CKD yang menjalani hemodialisa di RSPAU
Dr Esnawan Antariksa Halim Perdana Kusuma
Jakarta.
Desain dan Variabel Desain : rancangan deskriptif analitik dengan
pendekatan Cross Sectional.
Variabel bebas : faktor-faktor yang berhubungan
dengan kepatuhan.
Variabel Terikat : kepatuhan pasien CKD yang
menjalani hemodialisa.
Hasil Ada hubungan yang signifikan antara usia,
pendidikan, lamanya hemodialisa, motivasi dan
dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien CKD
yang menjalani hemodialisa.
Persamaan Meneliti dukungan keluarga dengan kepatuhan
pasien CKD yang menjalani hemodialisa.
Perbedaan Penelitian ini tidak meneliti pengetahuan dan sikap
4 Nama Peneliti/ Tahun Dani,R., dkk / 2015
Judul Hubungan motivasi, harapan, dan dukungan
petugas kesehatan terhadap kepatuhan pasien gagal
ginjal kronik untuk menjalani hemodialisis.
Desain dan Variabel Desain : deskriptif korelasi dengan pendekatan
cross sectional.
Variabel bebas : motivasi, harapan, dan dukungan
petugas kesehatan.
Variabel terikat : kepatuhan pasien gagal ginjal
kronik untuk menjalani hemodialisis.
Hasil Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi,
harapan dan dukungan petugas kesehatan terhadap
kepatuhan pasien GGK untuk menjalani
hemodialisis.
Persamaan Meneliti dukungan terhadap kepatuhan pasien GGK
menjalani hemodialisis.
Perbedaan Penelitian ini tidak meneliti pengetahuan, dan
sikap.
5 Nama Peneliti/ Tahun Mailani, F. dan Andriani,R.F./ 2017
Judul Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan
diet pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis.
Desain dan Variabel Desain : cross-sectional
Variabel bebas : dukungan keluarga
Variabel terikat : Kepatuhan diet pada pasien gagal
ginjal kronik.
Hasil Terdapat hubungan yang bermakna antara
dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis.
7
No Keaslian Penelitian
Persamaan Meneliti dukungan keluarga terhadap kepatuhan
diet pasien GGK menjalani hemodialisis.
Perbedaan Penelitian ini tidak meneliti pengetahuan,sikap dan
sikap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Gagal Ginjal Kronik
a. Pengertian
Gagal ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan
etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Gagal
ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan menurunnya
fungsi ginjal yang bersifat irreversible, dan memerlukan terapi
pengganti ginjal yaitu berupa dialisis atau transplantasi ginjal. Selain
itu, gagal ginjal kronik juga dapat diartikan dengan terjadinya
kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa
kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju
filtrasi glomerulus (LFG), dengan manifestasi adanya kelainan
patologis, adanya kelainan ginjal seperti kelainan dalam komposisi
darah atau urin serta adanya kelainan pada tes pencitraan (imaging
tests) serta laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/mnt/1.73
m² (Nurchayati, 2011).
Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal selama tiga
bulan atau lebih akibat abnormalitas struktur atau fungsi ginjal, dengan
atau tanpa penurunan LFG, atau kadar LFG kurang dari 60
mL/menit/1,73m² lebih dari tiga bulan dengan atau tanpa kerusakan
ginjal (PERNEFRI, 2011).
b. Penyebab
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) tahun 2014
menyebutkan bahwa penyebab gagal ginjal di Indonesia adalah
glomerulonefritis 46.39%, DM 18.65% sedangkan obstruksi dan infeksi
sebesar 12.85% dan hipertensi 8.46% sedangkan penyebab
8
9
LFG di bawah 15% akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih
serius, dan pasien memerlukan terapi pengganti ginjal (renal
replacement therapy) antara lain dialisis atau transplantasi ginjal, pada
keadaan ini pasien dikatakan sampai pada stadium gagal ginjal
(Hidayati, 2012).
d. Gambaran Klinis Gagal Ginjal Kronik
Menurut Sudoyo (2014) gambaran klinis pada pasien dengan gagal
ginjal kronik, yaitu:
1) Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes mellitus,
infeksi traktus urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi,
hiperuremia, Lupus Erimatosus Sistemik (LES) dan lain
sebagainya.
2) Sindrom uremia, yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual
muntah, nokturia, kelebihan volume cairan (volume overload),
neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang-kejang
sampai koma.
3) Gejala komplikasinya antara lain, hipertensi, anemia, osteodistrofi
renal, payah jantung, asidosis metabolic, gangguan keseimbangan
elektrolit (sodium, kalium dan klorida).
e. Stadium Gagal Ginjal Kronik
Menurut Brunner & Suddarth (2008) perjalanan umum gagal ginjal
progresif dapat dibagi menjadi 3 (tiga) stadium, yaitu :
1) Stadium I, dinamakan penurunan cadangan ginjal. Pada stadium ini
kreatinin serum dan kadar BUN normal, dan penderita
asimptomatik. Gangguan fungsi ginjal hanya dapat diketahui
dengan test pemekatan kemih dan test Laju Filtrasi Glomerulus
(LFG) secara seksama.
2) Stadium II, dinamakan insufisiensi ginjal, pada stadium ini, 75%
lebih jaringan yang berfungsi telah rusak, LFG besarnya 25% dari
normal, kadar BUN dan kreatinin serum mulai meningkat dari
11
b) Faktor geografis
Lingkungan yang jauh atau jarak yang jauh dari
pelayanan kesehatan memberikan kontribusi rendahnya
kepatuhan.
c) Sikap individu yang ingin sembuh
Sikap merupakan hal yang paling kuat dalam diri
individu sendiri.Keinginan untuk tetap mempertahankan
kesehatannya sangat berpengaruh terhadap faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku penderita dalam kontrol
penyakitnya.
d) Pengetahuan
Pengetahuan adalah faktor yang menentukan perilaku
seseorang terhadap masalah yang dialaminya. Seseorang yang
memiliki pengetahuan baik akan mudah untuk
mengaplikasikan pengetahuannya menjadi perilaku yang
positif dan memungkinkan pasien dapat mengontrol dirinya
dalam mengatasi masalah yang dihadapi, mempunyai rasa
percaya diri yang tinggi, berpengalaman, dan mempunyai
perkiraan yang tepat bagaimana mengatasi kejadian serta
mudah mengerti tentang apa yang dianjurkan oleh pertugas
kesehatan, akan dapat mengurangi kecemasan sehingga dapat
membantu individu tersebut dalam membuat keputusan.
2) Faktor reinforcing
a) Dukungan petugas
Dukungan dari petugas sangat penting artinya bagi
penderita sebab petugas adalah pengelola penderita yang
paling sering berinteraksi sehingga pemahaman terhadap
kondisi fisik maupun psikis lebih baik, dengan sering
berinteraksi, sangat mempengaruhi rasa percaya dan selalu
menerima kehadiran petugas kesehatan termasuk anjuran-
anjuran yang diberikan.
17
b) Dukungan keluarga
Keluarga merupakan bagian dari penderita yang paling
dekat dan tidak dapat dipisahkan. Penderita akan merasa
senang dan tentram apabila mendapat perhatian dan dukungan
dari keluarganya, karena dengan dukungan tersebut akan
menimbulkan kepercayaan dirinya untuk menghadapi atau
mengelola penyakitnya dengan baik, serta penderita mau
menuruti saran saran yang diberikan oleh keluarga untuk
penunjang pengelolaan penyakitnya.
3) Faktor enabling
Fasilitas kesehatan merupakan sarana penting dalam
memberikan penyuluhan terhadap penderita yang diharapkan
dengan prasarana kesehatan yang lengkap dan mudah terjangkau
oleh penderita dapat lebih mendorong kepatuhan penderita.
c. Cara Pengukuran Kepatuhan Diet
Pengukuran penilaian variabel kepatuhan diet, peneliti akan
menggunakan skala kepatuhan diet yang diadaptasi dan dikembangkan
dari Handayani (2011). Pada pengisian skala ini, sampel diminta untuk
menjawab pertanyaan yang ada dengan memilih salah satu jawaban dari
beberapa alternatif jawaban yang tersedia.
Menurut penelitian Widiany (2017), pengukuran kepatuhan diet
dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu :
1) Patuh, apabila total skor ≥ 75%
2) Tidak patuh, apabila total skor < 75%
Rumus yang digunakan untuk mengukur persentase dari
jawaban, yaitu (Sugiono, 2012):
Persentase = x 100%
18
4. Sikap
a. Pengertian
Sikap adalah sebuah evaluasi umum yang dibuat manusia
terhadap dirinya sendiri atau orang lain atas reaksi atau respon terhadap
stimulus (obyek) yang menimbulkan perasaan yang disertai dengan
tindakan yang sesuai dengan obyeknya (Azwar, 2011).
Menurut Sani (2011) pengertian sikap diartikan sebagai suatu
reaksi atau respon yang muncul dari seseorang individu terhadap objek
yang kemudian memunculkan perilaku individu terhadap objek tersebut
dengan cara-cara tertentu.
b. Komponen-komponen Sikap
Menurut Azwar (2009) sikap dibagi menjadi 3 komponen pokok
yaitu :
1) Komponen Kognitif
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai
apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.
2) Komponen Afektif
Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut
masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek
sikap.Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang
memiliki terhadap sesuatu.
3) Komponen Perilaku
Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur
sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan
berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek
sikap yang dihadapinya.Kaitannya ini didasarkan oleh asumsi bahwa
kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.
Dimana ketiga komponen pokok diatas secara bersama-sama
membentuk sikap yang utuh (total attitude).
c. Pembentukan Sikap
19
5. Dukungan Keluarga
a. Pengertian
Dukungan keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu
individu menyelesaikan suatu masalah. Apabila ada dukungan, maka
rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi
masalah yang akan terjadi dapat meningkat (Tamher dan Noorkasiani,
2009).
Menurut Friedman (2013), dukungan keluarga adalah proses yang
terjadi terus menerus disepanjang masa kehidupan manusia. Dukungan
keluarga berfokus pada interaksi yang berlangsung dalam berbagai
hubungan sosial sebagaimana yang dievaluasi oleh individu.Dukungan
keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap
anggotanya.Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat
mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika
diperlukan.
b. Jenis Dukungan Keluarga
Menurut Friedman (2013) sumber dukungan keluarga terdapat
berbagai macam bentuk seperti :
1) Dukungan informasi
Dukungan informasi adalah keluarga berfungsi sebagai
pemberi informasi, dimana keluarga menjelaskan tentang pemberian
saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan untuk
mengungkapkan suatu masalah.
2) Dukungan penilaian atau penghargaan
Dukungan penilaian adalah keluarga yang bertindak
membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber
dan validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan
support, penghargaan, dan perhatian.
3) Dukungan instrumental
23
5) Sintesis (Synthesis)
28
B. Kerangka Teori
A. Faktor Predisposisi
(Pendorong) :
1. Kepercayaan atau agama
yang dianut.
2. Faktor geografis
3. Sikap individu yang ingin
sembuh
4. Pengetahuan
C. Faktor Enabling
(Pemungkin):
Fasilitas kesehatan
C. Kerangka Konsep
Pengetahuan Gizi
Kepatuhan Diet
Dukungan
pada Pasien
Keluarga
Hemodialisa
Sikap
D. Hipotesis
Ha : 1. Ada hubungan pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet pasien
hemodialisa di RSUD Pandan Arang Boyolali.
2. Ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet
pasien hemodialisa di RSUD Pandan Arang Boyolali.
3. Ada hubungan sikap dengan kepatuhan diet pasien hemodialisa
di RSUD Pandan Arang Boyolali.
BAB III
METODE PENELITIAN
35
36
n= (Z21 – α / 2) P (1-P) N
d2 (N – 1) + Z21 – α/2 P (1-P)
n= (1,96) 2. 0,5 (1-0,5). 95
(0,15)2. (95-1) + (1,96) 2. 0,5 (1-,0,5)
n= 3,8416. 0,5 (0,5). 95
36
37
Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Pengukuran
Operasional
Pengetahuan Kemampuan Kuesioner Skor Rasio
gizi pemahaman pasien pengetahuan pengetahuan
hemodialisa dalam gizi gizi
memahami diet yang
tepat.
Dukungan Sikap, tindakan dan Kuesionerdu Skor Rasio
Keluarga penerimaan keluarga kungan dukungan
terhadap anggotanya. keluarga keluarga
37
38
Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Pengukuran
Operasional
Kepatuhan Keterlibatan aktif Kuesioner Skor Rasio
diet pasien untuk kepatuhan kepatuhan
mengikuti aturan diet diet diet
sehingga penyakit
gagal ginjal kronik
pada pasien lebih
terkontrol.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Formulir penjelasan kepada sampel penelitian
Digunakan untuk menjelaskan penelitian yang dilakukan kepada
sampel penelitian.
2. Formulir permohonan menjadi sampel penelitian.
3. Informed Consent (formulir pernyataan kesediaan menjadi sampel).
4. Formulir pengumpulan data
Kuesioner ini dibuat oleh peneliti untuk mengetahui
karakteristik sampel yang meliputi kode sampel penelitian, jenis
kelamin, usia, alamat, pendidikan terakhir, status pekerjaan.
5. Formulir kuesioner pengetahuan gizi
Kuesioner ini digunakan untuk menilai tingkat pengetahuan gizi
pasien hemodialisa.
6. Formulir kuesioner dukungan keluarga
Dukungan keluarga merupakan dukungan eksternal yang sangat
kuat mempengaruhi perilaku pasien yang meliputi dukungan dalam
kehadiran hemodialisa, pemberian motivasi, dukungan dalam
pengaturan diet, cairan dan obat-obatan serta perasaan pasien terhadap
dukungan keluarganya.
7. Formulir kuesioner sikap
Respon pasien dalam menyikapi pelaksanaan program
diet.Digunakan untuk menilai sikap pasien hemodialisa.
8. Kuesioner kepatuhan diet
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
J. Etika Penelitian
Etika penelitian berguna sebagai pelindung terhadap institusi
tempat penelitian dan peneliti itu sendiri.Penelitian ini dilaksanakan
setelah peneliti memperoleh rekomendasi dari pembimbing dan mendapat
izin dari Rektor ITS PKU Muhammadiyah Surakarta. Selanjutnya peneliti
mengajukan permohonan ijin kepada pihak RSUD Pandan Arang Boyolali
untuk mendapatkan persetujuan, kemudian melakukan negoisasi dengan
para sampel dan meminta persetujuannya untuk jadi sampel dengan
menekankan masalah etika yang dilakukan :
1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi sampel penelitian)
Tujuannya agar sampel mengetahui maksud dan tujuan
penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data.Jika
sampel bersedia menjadi sampel maka harus menandatangani lembar
persetujuan menjadi sampel penelitian. Jika sampel menolak, maka
peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati (Terlampir).
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas sampel, peneliti tidak
mencantumkan namasampel pada hasil pembahasan penelitian
nantinya.
3. Confidentialy (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh sampel dijamin oleh
peneliti. Informasi yang diberikan oleh sampel serta semua yang
dikumpulkan tanpa nama yang dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
Hal ini tidak dipublikasikan atau diberikan kepada orang lain tanpa
seiijin sampel penelitian.
K. Jadwal Penelitian
Terlampir
43
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
d. Pengetahuan Gizi
Hasil pengetahuan gizi sampel yaitu sebagian besar memiliki
tingkat pengetahuan gizi sedang sebanyak 15 orang (51,7%). Rata-
rata pengetahuan gizi sampel 16,52±1,99 dengan nilai minimum 13
dan nilai maksimum 21. Faktor penyebab sampel memiliki
pengetahuan gizi sedang adalah tingkat pendidikan sampel yang
sebagian besar SMA sederajat (48,3%). Tingkat pendidikan turut
pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan
memahami pengetahuan yang diperoleh, pada umumnya semakin
tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula
pengetahuannya.Tingginya tingkat pendidikan seseorang dapat
digunakan sebagai modal untuk menerima informasi sehingga
dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2013).
Faktor pengetahuan adalah faktor yang menentukan perilaku
seseorang terhadap masalah yang dialaminya. Seseorang yang
memiliki pengetahuan baik akan mudah untuk mengaplikasikan
pengetahuannya menjadi perilaku yang positif dan memungkinkan
pasien dapat mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang
dihadapi, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman,
dan mempunyai perkiraan yang tepat bagaimana mengatasi
kejadian serta mudah mengerti tentang apa yang dianjurkan oleh
petugas kesehatan yang dapat mengurangi kecemasan sehingga
dapat membantu individu tersebut dalam membuat keputusan
(Notoatmodjo, 2013).
e. Dukungan Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian ini dari 29 sampel didapatkan
jumlah dukungan keluarga yang baik yaitu 17 orang (58,6%)
sampel.Rata-rata dukungan keluarga sampel 39,17±2,31 dengan
nilai minimum 33 dan nilai maksimum 42. Hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Desitasari (2014)
yaitu terdapat 23 orang (63,9%) sampel dengan dukungan keluarga
52
g. Kepatuhan Diet
Berdasarkan hasil dari penelitian ini dari 29 sampel terdapat 2
orang (6,9%) sampel yang patuh dan 27 orang (93,1%) sampel
yang tidak patuh menjalankan diet.Rata-rata kepatuhan diet sampel
10,52±2,44 dengan nilai minimum 5dan nilai maksimum 15.
Tingkat kepatuhan adalah sikap yang ditunjukkan oleh penderita
Gagal Ginjal Kronik untuk mematuhi diet yang harus
dijalani.Kepatuhan menurut Niven (2013) bahwa kepatuhan pasien
adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang
diberikan oleh professional kesehatan.Kepatuhan sebagai ketaatan
pasien dalam melaksanakan tindakan terapi.Kepatuhan pasien
berarti bahwa pasien beserta keluarga harus meluangkan waktu
dalam menjalankan pengobatan yang dibutuhkan termasuk dalam
menjalani diet.
2. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Kepatuhan Diet Pasien
Hemodialisa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet pada pasien hemodialisa rawat
jalan di RSUD Pandan Arang Boyolali dengan nilai p = 0,712. Rata-rata
pengetahuan gizi 16,52±1,99termasuk dalam kategori pengetahuan gizi
sedangdan rata-rata kepatuhan diet 10,52±2,44 termasuk dalam kategori
tidak patuh terhadap diet. Sampel dengan pengetahuan gizi baik
maupun pengetahuan gizi sedang, juga banyak yang tidak patuh dalam
menjalani diet gagal ginjal kronik.Data tersebut menggambarkan bahwa
semakin baik pengetahuan sampel tidak diikuti dengan semakin patuh
menjalani diet gagal ginjal kronik. Meskipun sampel mempunyai
pengetahuan yang cukup baik tentang diet gagal ginjal kronik, namun
karena gaya hidup atau kebiasaan dalam pola makan sehari-hari yang
masih jauh untuk dapat menjalani diet gagal ginjal kronik dengan ketat.
Selain itu, faktor kondisi ekonomi mempengaruhi kepatuhan diet,
karena semakin tinggi keadaan ekonomi seseorang maka akan semakin
54
yang layak dan sesuai dengan apa yang sampel butuhkan, karena bentuk
dukungan informasi tentang diet dari keluarga kepada sampel kurang
optimal maka sampel kurang peduli pada diet yang dianjurkan. Oleh
karena itu, semua hal yang dapat mempengaruhi kepatuhan diet pasien
gagal ginjal kronik dengan terapi hemodialisis harus berjalan selaras
dan seimbang sehingga dengan semua faktor tersebut baik, dapat
meningkatkan kepatuhan diet dan kualitas hidup pasien.
4. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Diet Pasien Hemodialisa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
sikap dengan kepatuhan diet pada pasien hemodialisa rawat jalan di
RSUD Pandan Arang Boyolali dengan nilai p = 0,477. Rata-rata skor
sikaptermasuk sikap yang baikdan rata-rata skor kepatuhan
diettermasuk tidak patuh terhadap diet.Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar sampel memiliki sikap yang baik namun tidak patuh
terhadap diet. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor seperti
pengalaman baik diri sendiri ataupun orang lain dan budaya. Sikap yang
diperoleh lewat pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung
terhadap perilaku berikutnya.
Ketidakpatuhan diet pasien menjalani hemodialisis dikarenakan
pasien merasa bosan dengan frekuensi hemodialisis yang dijalani serta
merasa sia-sia dengan menjalani hemodialisis karena tidak memberikan
manfaat untuk kesembuhanyang dibuktikan dengan riwayat hemodialisa
yang lama yaitu lebih dari 1 tahun. Selain itu, faktor usia juga
mempengaruhi kepatuhan diet, karena semakin bertambah usia pasien
maka semakin turun kemauan untuk mengikuti anjuran kepatuhan diet
dan terjadi penurunan fungsi biologis tubuh. Hal ini sesuai dengan
penelitianSyamsiah (2011) diketahui bahwa prediktor ketidakpatuhan
pada usia adalah bahwa usia muda beresiko untuk tidak patuh
dibandingkan usia yang lebih tua.
Masa dewasa juga merupakan periode emas dari perkembangan
fisiologis perkembangan kognitif, dan perkembangan psikososial,
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengetahuan gizi sebagian besar sampel dalam kategori sedangsebesar
51,7% dengan nilai rata-rata 16,52±1,99.
2. Dukungan keluarga sebagian besar sampel dalam kategori baiksebesar
58,6% dengan nilai rata-rata 39,17±2,31.
3. Sikap sebagian besar sampel dalam kategori baik sebesar 55,2%
dengan nilai rata-rata 39,93±4,217.
4. Kepatuhan diet sebagian besar sampeldalam kategori tidak patuh
sebesar 93,1% dengan nilai rata-rata 10,52±2,44.
5. Tidak ada hubungan pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet pada
pasien hemodialisa (p = 0,673).
6. Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada
pasien hemodialisa (p = 0,251).
7. Tidak ada hubungan sikap dengan kepatuhan diet pada pasien
hemodialisa (p = 0,477).
B. Saran
1. Bagi Unit Hemodialisa RSUD Pandan Arang Boyolali
Bagi ahli gizi perlu lebih aktif lagi dalam memberikan
bimbingan atau penyuluhan kesehatan tentang asupan diet gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisa agar hasil yang diharapkan lebih
maksimal.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Melakukan penelitian sejenis dengan menambah variabel
kondisi ekonomi, lama pasien mengalami penyakit gagal ginjal kronik
dan faktor psikologis.
60
DAFTAR PUSTAKA
Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Dani, R., Utami, G. T., & Bayhakki. 2015. Hubungan Motivasi, Harapan dan
Dukungan Petugas Kesehatan terhadap Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal
Kronik untuk menjalani Hemodialisa. JOM2(2).
Desitasari., Utami, G.T., &Misrawati. 2014. Hubungan tingkat pengetahuan,
sikap dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet pasien Gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Jurnal Keperawatan 2(3).
Effendi, F. 2009.KeperawatanKesehatanKomunitas: Teori Dan
PraktikDalamKeperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Firdaus, R. B. 2018. Hubungan Dukungan keluarga dengan kepatuhan diit
pasien gagal ginjal kronik di RSUD Pandan Arang
Boyolali.Skripsi.Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Fitriani.2010. Pengalaman Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Perawatan Hemodialisa Di Rumah Sakit Telogorejo Semarang.Thesis.
Universitas Diponegoro.
61
Supriyadi, Wagiyo, Sekar Ratih Widowati. 2011. Tingkat Kualitas Hidup Pasien
Gagal Ginjal Kronik Terapi Hemodialisis.Jurnal Kesehatan
Masyarakat 6(2): 107-112.
64
Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN
No Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan proposal
2 Ujian proposal
3 Revisi proposal
danpengurusanperijina
n
4 Pengambilan data
penelitian
5 Analisa data
6 Penyusunanlaporanhas
ilpenelitian
7 Ujianhasilpenelitian
8 Revisihasilpenelitiand
anpengumpulanskripsi
66
Lampiran 2
E. Manfaat
Manfaat yang diperoleh sampel adalah mengetahui hasil pengetahuan
gizi, dukungan keluarga, sikap dan kepatuhan diet sebagai acuan untuk
perbaikan.
F. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas sampel penelitian
akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan dalam penelitian.
G. Pembiayaan
Semua biaya yang berkaitan dengan penelitianakan ditanggung oleh peneliti.
H. Informasi Tambahan
Pihak RSUD Pandan Arang Boyolali diberikan kesempatan untuk
menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini.
Sewaktu-waktu jika membutuhkan penjelasan lebih lanjut, pihak RSUD
Pandan Arang Boyolali dapat menghubungi: Rizqi Ayu Pratiwi
(081327723899).
68
Lampiran 3
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
*
PengetahuanGizi .128 29 .200 .969 29 .533
*
DukunganKeluarga .130 29 .200 .921 29 .032
2. Frequency
JenisKelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PendidikanTerakhir
91
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PekerjaanSampel
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KategoriPengetahuanGizi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KategoriDukunganKeluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KategoriSikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KategoriKepatuhan Diet
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 29
94
3. UjiHubunganRank Spearman’s
Correlations
DukunganKe Kepatuhan
luarga Sikap Diet
N 29 29 29
N 29 29 29
N 29 29
N 29 29
95
96
97
98
99
DOKUMENTASI