Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

KUSTA DI KABUPATEN PROBOLINGGO

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

Risma Yioly Juni Afrinda

NIM. 201810420311076

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit dapat dikaitkan dengan adanya hubungan interaktif antara

kehidupan manusia dengan suatu kekuatan, bahan dan suatu zat yang tidak

dikehendaki sehingga dapat datang dari luar tubuhnya. Akibatnya secara

langsung dapat menimbulkan gangguan atau dapat mengeluarkan bahan

beracun berupa toxin dalam tubuh manusia, sehingga mengganggu fungsi

ataupun bentuk suatu organ, (Marsanti & Ardiani, 2020).

Lingkungan adalah segala sesuatu yg ada disekitarnya (benda hidup, mati,

nyata, abstrak) serta suasana yg terbentuk karena terjadi interaksi antara

elemen-elemen di alam tersebut. Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu

kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi suatu organ tubuh

yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu disekitarnya

yang memiliki potensi penyakit, (Marsanti & Ardiani, 2020). Personal

hygiene adalah tindakan pencegahan yang menyangkut tanggung jawab

individu untuk meningkatkan kesehatan serta membatasi penyebaran penyakit

menular terutama yang ditularkan secara kontak langsung.

Menurut Entjang (2010), (Indonesia et al., 2011) usaha kesehatan pribadi

merupakan upaya individu untuk memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatannya seperti memelihara kebersihan pakaian dimana setiap hari harus

di cuci setelah digunakan, pemakaian handuk yang tidak berganti ganti,


kebiasaan mandi setiap hari minimal 2 kali, makanan yang sehat, cara hidup

teratur, dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi keparahan penyakit kusta

adalah jenis kelamin, usia, pendidikan, pengetahuan, dan personal hygiene.

Personal hygiene penderita penyakit kusta mempengaruhi tingkat keparahan

pada penderita kusta tersebut. Personal hygiene merupakan tindakan

pemeliharaan kebersihan dan kualitas kesehatan diri seseorang untuk

kesejahteraan, baik fisik maupun psikisnya. Beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi personal hygiene adalah : praktik sosial, citra tubuh, status

social ekonomi, pengetahuan dan motivasi, budaya.

Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang masih

menimbulkan masalah di berbagai negara, umumnya di negara-negara

berkembang (Susanti & Azam, 2016). Kusta adalah penyakit infeksi yang

disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit kusta menjadi salah

satu penyakit penting diantara penyakit menular karena dapat menyebabkan

cacat yang progresif dan permanen (Susanti & Azam, 2016).

Bakteri Mycobacterium leprae adalah bakteri yang dapat menyebabkan

terjadinya penyakit kusta. Kusta juga sering dikenal dengan Marbus Hansen.

Hal ini karena sesuai dengan nama penemu nama kuman tersebut. Nama kusta

sendiri berasal dari bahasa sansekerta yaitu Kusta yang artinya sebuah

kumpulan gejala-gejala kulit secara umum. Terdapat 2 jenis kusta yaitu kusta

tipe MB (Multi Basiler) dan kusta tipe PB (Pausi Basiler). Terdapat berbagai

masalah yang ditimbulkan oleh penyakit kusta diantaranya : masalah


kesehatan, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan serta ketahanan nasional.

(Kemenkes RI, 2012), (Fitriya et al., 2021).

Penyakit Kusta ini menyerang berbagai bagian tubuh diantaranya saraf dan

kulit. Kusta adalah tipe granulomatosa pada saraf tepi dari saliran pernapasan

atas dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari luar. Bila tidak

segera di tangani kusta dapat sangat progresif menyebabkan kerusakan pada

kulit dan saraf – saraf anggota gerak dan mata ( Kemenkes RI 2015 ).

Berdasarkan data dari Annual Report ILEP (2013), jumlah penderita kusta

di dunia tahun 2012 adalah 232.857 penderita. Jumlah ini meningkat dari

tahun sebelumnya yakni sebanyak 226.626 penderita. Dari 16 negara dengan

jumlah kasus >1.000, tiga negara teratas dengan jumlah kasus kusta terbanyak

adalah India (134.752), Brazil (33.303), dan Indonesia (18.994)). Sampai saat

ini, kusta masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di

Indonesia, meskipun Indonesia telah mencapai eliminasi pada pertengahan

tahun 2000 (Depkes RI, 2007; Hernawati, 2012). Berdasarkan data yang

dilaporkan jumlah penderita baru sampai saat ini tidak menunjukkan adanya

penurunan yang bermakna (Depkes RI, 2007). (Susanti & Azam, 2016).

Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM. MARS mengemukakan bahwa

prevalensi kasus baru kusta pada anak cenderung masih tinggi. Berdasarkan

data yang dihimpun Kementerian Kesehatan per tanggal 13 Januari 2021,

kasus baru kusta pada anak mencapai 9,14 %. Angka ini belum mencapai

target pemerintah yaitu dibawah 5% (Kemenkes RI, 2021).


Jawa Timur adalah provinsi dengan kasus kusta tertinggi yaitu 3373 kasus

baru. Menurut Dinas kesehatan Jawa Timur (2017). Jawa Timur Sejak tahun

2013-2017 terdapat lima kabupaten dengan jumlah kasus kusta tertinggi yaitu

Sumenep, Jember, Sampang, Bangkalan, dan Probolinggo. Hingga desember

2017 tercatat sejumlah 285 kasus kusta. Sebanyak 18 kasus tercatat dari

golongan usia anak anak (Dinas Kesehatan Jember, 2018 ).

Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu wilayah yang ada di

Provinsi Jawa Timur yang masih ditemukan kasus kusta baru setiap tahunnya.

Prevelensi jumlah kusta di Kabupaten Probolinggo dapat dikatakan cukup

banyak seperti di Puskesmas Leces, jumlah pasien kusta tercatat 12 penderita

kusta sedangkan di Kabupaten Probolinggo terdapat 33 puskesmas yang

menangani kasus kusta.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, dapat dirumuskan masalah

penelitian “Bagaimana hubungan personal hygiene dengan penyakit kusta?”.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan personal hygiene

dengan tingkat kejadian kusta pada masyarakat.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis bagaimana personal hygiene setiap masyarakat di

Kabupaten Probolinggo.
2. Menganalisis apakah kusta dapat menular pada keluarga yang tidak

menerapkan personal hygiene.

3. Menganalisis faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kusta di

Kabupaten Probolinggo.

Anda mungkin juga menyukai