Anda di halaman 1dari 14

STATUS GIZI DAN PERSONAL HYGIENE BERPENGARUH

TERHADAP KUSTA WANITA DI KABUPATEN GRESIK


Nutritional Status and Personal Hygiene Affecting Women’s Loss in Gresik Distric

Ratna Luthfia, Ratih Pramuningtyas, Muhammad Shoim Dasuki, Flora Ramona


Sigit Prakoeswa
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Korespondensi : Flora Ramona Sigit Prakoeswa. Alamat e-mail :
frsp291@student.ums.ac.id

ABSTRAK

Kusta didefinisikan sebagai penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium
leprae dan terutama menyerang kulit dan saraf perifer.wanita memiliki kontak erat dengan
anggota keluarganya, terutama anak-anak. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan penularan
kusta.Faktor risiko yang diduga mempengaruhi kejadian kusta di antaranya yaitu kekurangan gizi
dan kondisi kebersihan perorangan yang buruk. Tujuan:Untukmengetahui hubungan status gizi
dan personal hygiene dengan kusta wanita di Kabupaten Gresik. Metode: penelitian ini
menggunakan metode studi kasus kontrol. Kasus adalah penderita kusta dan sampel kontrol
adalah masyarakat yang menderita kusta dengan perbandingan 1:1. Jumlah sampel yaitu 86 yang
terdiri dari 43 sampel kasus dan 43 sampel kontrol. Metode pengambilan sampling adalah
consecutive sampling. Pengambilan data dengan cara melakukan observasi pengukuran langsung
dan menggunkan kuisioner personal hygiene. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi square.
Hasil: Hasil analisis menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian kusta yaitu status
gizi didapatkan nilai (p=0,037 ) dan OR=2,889 dan personal hygiene didapatkan nilai (p=0,001)
dan OR= 5,582.Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status gizi dan personal hygiene dengan
kusta wanita di Kabupaten Gresik.

Kata Kunci : Kusta wanita, status gizi, personal hygiene

ABSTRACT

Leprosy is defined as a chronic infectious disease caused by Mycobacterium leprae and


mainly attacks the skin and peripheral nerves. women have close contact with family members,
especially children. This can increase the chance of leprosy transmission. Risk factors that are
suspected to affect the incidence of leprosy include malnutrition and poor personal hygiene
conditions. Objective: To determine the relationship of nutritional status and personal hygiene
with leprosy of women in Gresik Regency. Method: this research uses a case control study. Cases
were lepers and the control sample was people affected by leprosy in a ratio of 1: 1. The number
of samples was 86 which consisted of 43 case samples and 43 control samples. The sampling
method is consecutive sampling. Data collection by observing direct measurements and using
personal hygiene questionnaires. Data were analyzed using chi square test. Result: The results of
the analysis showed that the factors influencing the incidence of leprosy were nutritional status
values (p = 0.037) and OR = 2.889 and personal hygiene values (p = 0.001) and OR = 5.582.
Conclusion: There is a relationship between nutritional status and personal hygiene with leprosy
of women in Gresik Regency.

Keywords: Leprosy women, nutritional status, personal hygiene

1053
PENDAHULUAN bisa dikatakan bahwa Indonesia

Kusta didefinisikan sebagai bebas kusta (Kemenkes RI, 2018).

penyakit infeksi kronis yang Jawa Timur merupakan satu-

disebabkan oleh Mycobacterium satunya provinsi dibagian barat

leprae dan terutama menyerang kulit Indonesia yang memiliki beban kusta

dan saraf perifer(Wisnu, tinggi. (Kemenkes, 2018).

2017).Tingkat prevalensi kusta tahun Berdasarkan laporan tahun 2014

2014-2015 adalah 0,68/ pada kabupaten Gresik masih

10.000,pada2013-2014 proporsi ditemukan. Hal ini dapat dilihat

perempuan dan anak-anak dengan adanya beberapa jumlah

terpengaruh dengan kusta masing- kusta baru yaitu kusta menurut jenis

masing adalah 36,81% dan 9,04% kelamin di Kabupaten Gresik tahun

(Sarka, 2016). 2014 (Depkes, 2014). Delapan

Berdasarkan data WHO tahun kecamatan di Kabupaten Gresik,

2016, angka kejadian kasus kusta hingga saat ini masih menjadi

baru adalah sebesar 216.108 (0,21 kantung kusta. Delapan kecamatan

per 10.000 penduduk) yang berasal itu adalah Wringinanom, Tambak,

dari 145 negara di dunia. Di Panceng, Ujung Pangkah, Bungah,

Indonesia, status kusta telah Sidayu, Dukun, dan Kedamean. Pada

mencapai status eliminasi terdapat 2011, pevalensi kusta di Gresik

penurunan kasus pada tahun 2013- masih 1,24 dari setiap 10.000

2017, yaitu kurang dari 1 per 10.000 penduduk. Angka ini masih tinggi

penduduk. Tetapi jumlah ini tidak dari target nasional 5

1054
persen(Shofiyan, 2017). Distribusi dan kondisi kebersihan perorangan

jenis kelamin pada penderita kusta yang buruk(Muharry, 2014).

menunjukkan lebih banyak pada pria Penyakit kusta banyak menyerang

dibandingkan pada wanita masyarakat dengan sosial ekonomi

(Kemenkes, 2018). Namun, wanita rendah. Hal ini dikaitkan dengan

memiliki kontak erat dengan anggota rendahnya daya tahan tubuh, gizi

keluarganya, terutama anak-anak. yang kurang baik dan lingkungan

Hal ini dapat meningkatkan serta hygiene yang tidak baik

kemungkinan penularan kusta. (Zuhdan, 2017). Berdasarkan

Wanita di negara-negara berkembang penelitian yang dilaukukan oleh

mencari perawatan kesehatan Zuhdan (2017) faktor gizi yang

terlambat untuk setiap masalah yang buruk berpengaruh terhadap

berhubungan dengan kesehatan. Hal terjadinya kusta (p=0,000; OR=5.04;

ini berkaitan dengan kusta dikenal 95% CI=2.761 - 9.182). Penelitian

karena stigmanya, oleh karena itu, yang dilakukan oleh Apriani (2013)

kusta pada wanita memiliki dampak didapatkan bawa status gizi tidak

besar pada kesehatan pasien, anggota bermakna sebagai faktor risiko

keluarganya, anak-anak, dan terhadap kejadian penyakit kusta.

masyarakat secara Personal hygiene sangat erat

keseluruhan(Sarka, 2016). Faktor dengan kebersihan masyarakat dan

risiko yang diduga mempengaruhi saling mempengaruhi secara timbal

kejadian kusta di antaranya yaitu balik. Makin banyak orang yang

kekurangan gizi (Moreira S. , 2014), memperhatikan pemelihraan dan

1055
peningkatan kesehatan dirinya, bahwa personal hygiene tidak

makin baik pula kesehatan berhubungan dengan terjadinya kusta

masyarkat. Personal hygiene yang dengan nilai (p=0,077). Berdasarkan

buruk merupakan cermin dari kondisi data-data di atas maka peneliti

lingkungan dan perilaku individu tertarik untuk melakukan penelitian.

yang tidak sehat Kusta dapat dicegah Dari berbagai literatur yang telah

melalui perbaikan hygiene peroangan ditemukan masih banyak kontraversi

(Hidayatun, 2018). Beberapa hasil mengenai hubungan status gizi dan

penelitian menunjukkan bahwa personal hygiene dengan kusta.

faktor hygiene perorangan yang Penelitian ini berbeda dengan

dapat mempengaruhi penularan penelitian sebelumnya yaitu meneliti

kusta. Penelitian yang dilakukan oleh variabel bebas status gizi dan

Hidayatun (2018) menunjukkan ada personal hygiene secara bersamaan

hubungan antara personal hygiene dengan sampel wanita kusta di

dengan kejadian penyakit kusta di Kabupaten Gresik. Penelitian ini

Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung. bukanlah penelitian pertama di

Berdasarkan penelitian yang Kabupaten Gresik, namun penelitian

dilakukanYuniarsari (2014) sebelumnya hanya meneliti tentang

menunjukkan adanya hubungan studi sosiologi mengenai kusta dan

antara personal hygiene dengan personal hygienesebagai pencegahan

terjadinya kusta (p=0,012). penularan penyakit kusta,dan sampel

Sedangkan penelitian yang dilakukan yang diteliti bukan wanita. Apabila

oleh Susanti (2016) didapatkan terbukti bahwa status gizi dan

1056
personal hygiene merupakan faktor 23 Desember 2019. Tekhnik

resiko dari kusta maka penelitian ini pengambilan sampel pada penelitian

dapat dijadikan sebagai acuan untuk ini adalah consecutive sampling.

memberantas penyakit kusta, tidak Sampel pada penelitian ini adalah

hanya mengobati pasien kusta namun wanita kusta sebagai kasusyakni

dapat dijadikan acuan sebagai aspek pasien dinyatakan belum sembuh

promotif dan preventif dalam upaya oleh dokter berdasarkan data Dinas

pemutusan rantai kusta. Kabupaten Gresik dan kartu

Tujuan dilakukannya penelitian penderita kusta, sedangkan kontrol

ini adalah untuk mengetahui apakah wanita yang tidak menderita kusta.

terdapat hubungan antara status gizi Rancangan penelitian ini telah

dengan kusta wanita di Kabupaten disetujui oleh Komisi Etik Penelitian

Gresik dan untuk mengetahui apakah Kesehatan RSUD Dr. Soetomo

terdapat hubungan antara personal Surabaya (Nomor: 1664 / KEPK / XI

hygiene dengan kusta wanita di / 2019).

Kabupaten Gresik. Kriteria inklusi penelitian ini

METODE adalah wanita usia produktif 20-49

Jenis penelitian yang digunakan tahun yang memiliki anak dan

penelitian ini adalah observasional bersedia menandatangani informed

analitik dengan desain case concent. Sedangkan kriteria eksklusi

controlstudy (kasus Kontrol). penelitian ini adalah pasien yang

Penelitian ini di laksanakan di mengalami reaksi kusta tipe 1 dan 2,

Kabupaten Gresik tanggal 19 sampai pasien kusta yang mengalami kondisi

1057
yang memburuk, pasien kusta wanita Camry, dan tinggi badan microtoise

yang sedang hamil merek Gea Medical.

Besar sampel penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN

sebanyak 43 orang kelompok kasus Jumlah responden yang

dan 43 orang kelompok Kontrol. diwawancarai dalam penelitian ini

Kasus adalah warga yang tercatat yaitu 43 kontrol dan 43 kasus atau

sebagai penderita di buku registrasi sebanyak 86 orang. Distribusi

kusta puskemas di Kabupaten Gresik frekuensi karakteristik responden

yang akan diteliti. Kontrol adalah pada penelitian ini dapat diliat pada

warga yang tidak menderita kusta tabel 1.

yang tinggal bertetangga dengan Tabel 1 menunjukkan data

kelompok kasus dengan frekuensi berdasarkan variabel status

berbandingan 1:1. gizi, personal hygiene dan kusta

Pengumpulan data dilakukan wanita . Persentase variabel yang

dengan wawancara dengan digunakan oleh penelitian hubungan

menggunakan kuisioner personal status gizi, personal hygiene dengn

hygiene yang telah divalidasi kusta wanita. Jumlah responden pada

menggunakaan SPSS 24. Lembar tabel 1 berjumlah 86. Pada penelitian

observasi pengukuran IMT untuk ini didapatkan bahwa kondis kusta

mengetahui status gizi. Pengukuran wanita sebagai kasus dengan

yang digunakan merupakan alat presentase 50 % (43 responden),

timbang berat badan dengan merek responden sebagai kontrol sebanyak

50% (43 responden). Status gizi

1058
responden sebagian besar tidak dengan personal hygiene baik

berisiko dengan presentase 68,6 % persentase sebesar 69,8% (60

(59 responden), sedangkan responden), sedangkan respondengan

responden dengan status gizi berisiko dengan personal hygiene kurang

yaitu sebanyak 31,4% (27 sebanyak 30,2% (26 responden).

responden). Didapatkan responden

Tabel 1. KarakteristikResponden Penelitian

Variabel n %
Kejadian Kusta
Kasus 43 50
Kontrol 43 50
Status Gizi
Berisiko 27 31,4
Tidak Berisiko 59 68,6
Personal Hygiene
Kurang 26 30,2
Baik 60 69,8
Sumber : Data primer 2019

Tabel 2. Hasil Uji Chi-Square Bivariat

Kejadian Kusta Nilai P Nilai OR


Variabel
Kasus Kontrol
N % N %
Status Gizi
Berisiko 18 66,7 9 33,3 0,037 2,889
Tidak Berisiko 25 42,4 34 57,6
Personal Hygiene
Kurang 20 76,9 6 23,1 0,001 5,582
Baik 23 38,3 37 71,7
Sumber: Data Primer 2019

Tabel 3. Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik

Variabel bebas Nilai p OR 95% CI

Lower Upper
Status gizi 0,041 2,889 1,046 7,980
Personal hygiene 0,002 5,582 1,898 16,4

1059
PEMBAHASAN wilayah kerja Puskesmas Tanjung

Hubungan Status Gizi dengan menunjukkan bahwa status gizi

Kusta wanita memiliki nilai ρvalue sebesar 0,010

Pada tabel 2 menunjukkan atau ρvalue < α (0,05), maka H0

hasil uji analisis bivariate dengan ditolak yang artinya ada hubungan

menggunakan uju chi-square antara status gizi dengan kejadian

Penelitian ini menunjukkan bahwa penyakit kusta di wilayah kerja

status gizi berhubungan dengan Puskesmas Tanjung.

terjadinya kusta wanita di Kabupaten Penelitian yang dilakukan

Gresik dan secara statistik dibuktikan oleh Tarmisi (2016) sejalan dengan

dengan nilai p= 0,037, karena nilai penelitian ini. Berdasarkan hasil uji

p<0,005 yang berarti signifikan antara statistik didapat OR yaitu 2,976 pada

status gizi dengan kusta wanita di CI 95% 1,072 – 8,264, artinya risiko

Kabupaten Gresik. Status gizi yang orang yang menderita kusta untuk

tidak normal akan meningkatkan mengalami status gizi buruk sebesar

kusta wanita, hal ini dapat dilihatpada 2,976 kali lebih besar dibandingkan

nilai OR didapatkan nilai sebesar dengan responden yang tidak

2,889. menderita penyakit kusta dan

Penelitian ini sejalan dengan bermakna secara signifikan.

penelitian yang dilakukan Hidayatun Penelitian ini sejalan dengan

(2018), Hasil analisis bivariat antara penelitian yang dilakukan Simunati

status gizi dengan kejadian (2013) bahwa status gizi yang kurang

penyakitkusta pada responden di menpunyai pengaruh terhadap

1065
kejadian kusta dengan hasil uji chi daya tahan tubuhnya. Hal ini

square yaitu p ( 0,000) < α(0,05). disebabkan status gizi yang baik

Gizi mempengaruhi kusta dengan adalah proteksi yang baik untuk

memastikan kekebalan tubuh melawan virus patogen dalam tubuh.

yang dapat menolak penularan Sistem imunologi yang didukung

kusta (Simunati, 2013). Sehingga, sepenuhnya oleh protein tubuh, akan

jika masyarakat memiliki status gizi memberikan pertahanan maksimal

yang tidak adekuat maka semakin dan mengurangi efek kerusakan

mudah tertular penyakit kusta. jaringan akibat infeksi virus dan

Kuman kusta adalah bakteri intra bakteri oleh tubuh. Interaksi antara

sel, dimana bakteri ini hidup infeksi termasuk penyakit kusta dan

didalam sel shwan perifer sehingga gizi di dalam tubuh seseorang

peran imunitas sangat diperlukan dikemukakan sebagai suatu peristiwa

dalam mekanisme pertahanan sinergistik, selama terjadinya infeksi,

terhadap infeksi Mycobacterium status gizi akan menurun dan dengan

leprae. Sedangkan orang dengan menurunnya status gizi, orang

immunitas yang baik tidak akan tersebut menjadi kurang resisten

mudah tertular kusta meskipun terhadap infeksi(Apriani, 2013).

kontak selama bertahun-tahun Studi terbaru tentang status

dengan penderita gizi pasien kusta menunjukkan bahwa

kusta(Amiruddin, 2012). gizi buruk secara tidak langsung

Status gizi pada pasien kusta dapat menyebabkan perkembangan

memiliki pengaruh nyata terhadap penyakit klinis karena dampak tidak

1066
langsung pada kekebalan yang kemungkinan 5,582 kali lebih besar

dimediasi sel, tetapi mereka dalam meningkatkan kejadian kusta

menyebutkan perbedaan terkait pada wanita.

gender. Namun, wanita adalah yang Penelitian ini sejalan dengan

paling terpengaruh oleh gizi buruk penelitian yang dilakukan oleh

dalam keluarga dan karenanya Muharri (2014) tentang faktor-faktor

memiliki lebih banyak peluang untuk apakah yang berpengaruh terhadap

pengembangan penyakit (Sarka, kejadian kusta di Kecamatan Tirto

2016). Kabupaten Pekalongan 2007. Hasil

uji statistik menunjukkan nilai p

Hubungan Personal Hygiene sebesar 0,000 yang artinya ada

dengan Kusta Wanita hubungan yang bermakna antara

Penelitian ini menunjukkan kebersihan perorangan dengan

bahwa personal hygiene berhubungan kejadian kusta. Nilai Odds Ratio

dengan terjadinya kusta wanita dan didapatkan OR =12,103 (95%

secara statistik dibuktikan dengan CI=3,855- 38,000) berarti seseorang

nilai p= 0,001 yang berarti signifikan. yang memiliki kondisi kebersihan

Personal hygiene yang kurang akan perorangan buruk mempunyai risiko

meningkatkan kusta wanita, hal ini 12,103 kali lebih besar menderita

dapat dilihat pada nilai OR kusta dibandingkan dengan seseorang

didapatkan nilai sebesar 5,582. yang memiliki kondisi kebersihan

Makna dari nilai tersebut personal perorangan baik.

hygiene yang kurang memiliki

1067
Penelian ini sejalan dengan kotoran dan kuman masih tertinggal

penelitian yang dilakukan Tarmisi di tangan.

(2016) Hasil uji statistik diperoleh Tidak memiliki kebiasaan

nilai OR yaitu 7,344 lebih besar dari untuk menutup mulut dan hidung

1, hal ini menunjukkan bahwa pada saat batuk maupun bersin dapat

personal hygiene merupakan faktor menjadi salah satu media penularan

risiko kejadian penyakit kusta atau penyakit kusta, jika tidak segera

orang yang mempunyai personal mengobati luka yang terdapat pada

hygiene yang buruk berisiko 7,344 tubuh saat terluka dan hanya

kali lebih besar mengalami kejadian membiarkan luka tersebut terbuka

penyakit kusta dibandingkan dengan begitu saja, kuman kusta dapat

orang yang mempunyai personal mencapai permukaan kulit melalui

hygiene yang baik. Selain itu, jarang folikel rambut dan kelenjar keringat.

menggunakan sabun ketika mencuci Seseorang dapat terhindar dari

tangan sebelum memegang makanan penyakit kusta jika mereka dapat

dan sebelum makan ataupun setelah memperhatikan kebersihan mereka

melakukan aktifitas yang lain juga dengan tidak menggunakan alat-alat

merupakan salah satu penyebab pribadi secara bersama dan segera

kuman kusta mudah menginfeksi, mengobati bagian tubuh yang terluka

karena hanya dengan sabun dapat (Amsikan, 2019).

membersihkan kotoran dan Penularan penyakit kusta

membunuh kuman tanpa sabun belum diketahui secara pasti, tetapi

menurut sebagian ahli melalui saluran

1068
pernafasan dan kulit (kontak langsung pemahaman mengenai pencegahan

yang lama dan erat), kuman mencapai kusta dan deteksi dini kusta pada ibu

serta pentingnya pemberian asupan


permukaan kulit melalui folikel
gizi yang baik.
rambut, kelenjar keringat.
2. Bagi Puskesmas, memotivasi atau
Pencegahan penyakit kusta dapat
memberikan informasi tentang
dilakukan dengan meningkatkan
manfaat membiasakan Hidup Bersih
personal hygiene, diantaranya
dan Sehat (PHBS) untuk mencegah
pemeliharaan kulit, pemeliharaan
terjadinya gangguan kesehatan.
rambut, dan kuku. Karena penularan 3. Bagi peneliti yang ingin melakukan
kusta sangat dipengaruhi oleh kontak penelitian di masa yang akan datang

langsung dengan kulit dan folikel hendaknya menggunakan desain

rambut, sehingga perlu dijaga penelitian yang dapat menjelaskan

kebersihannya (Mansjoer, 2000). lebih mendalam antar variabel.

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil penelitian, Amiruddin, M. (2012). ,Penyakit Kusta.
Surabay: Brilian Internasional.
dapat diambil kesimpulan bahwa
Amsikan, N. S. (2019). Hubungan Faktor
terdapat hubungan yang signifikan Risiko dengan Kejadian Penyakit
Kusta di Kota Kupang Tahun
antara status gizi dan personal 2018. Journal of Community
Healt, 01, 7-15.
hygiene dengan kusta wanita di Apriani, D. R. (2013). Faktor Resiko
Kejadian Penyakit Kusta di Kota
Kabupaten Gresik. Makassar. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
SARAN Hasanuddin.

1. Bagi Dinas Kesehatan dan Depkes. (2014). Profil Kesehatan


Kabupaten Gresik Tahun 2014.
Puskesmas di Kabupaten Gresik Gresik.

diharapkan meningkatkan kembali

1069
Dinkes Provinsi Jawa Timur. (2014). Moreira, S. (2014). Epidemiological
Profil Kesehatan Provinsi Jawa situation of leprosy in Salvador
Timur. . Surabaya. from 2001 to 2009. Anais
Brasileiros de Dermatologia, 89
Djuanda, A. d. (2015). Ilmu Penyakit (1), 107-117.
Kulit dan Kelamin Edisi Ketujuh.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Muharry, A. (2014). Faktor Risiko
Universitas Indonesia. Kejadian Kusta. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 9 (2),
Hidayatun, A. (2018). Hubungan 174-182.
Karakteristik Individu Dengan
Kejadian Penyakit Kusta. Gema Rejeki, S. (2015). Sanitasi, Hygiene, Dan
Kesehatan Lingkungan, 16, 238- Kesehatan dan Keselamatan
247. Kerja (K3). Bandung: Penerbit
Rekayasa Sains.
Isro'in, L. (2012). Personal Hygiene
Konsep, Proses dan Aplikasi Rismawati, D. (2013). Hubungan antara
dalam Praktik Keperawatan sanitasi rumah dan personal
(Pertama ed.). Yogyakarta: hygiene dengan kejadian kusta
Graha Ilmu. multibasiler. Unnes J Pub
Health, 1-10.
Kemenkes RI. (2018). Pedoman
Nasional Program Pengendalian Sarka, R. (2016). Leprosy and women.
Penyakit Kusta. Jakarta: International Journal of
Direktorat Jenderal Pengendalian Women'S Dermatology, 117-121.
Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan. Shofiyan, e. (2017). Kusta dan
permasalahannya : Studi
Kemenkes, R. (2018). Pedoman Nasional Sosiologi di Desa Banyuurip
Program Pengendalian Penyakit Ujungpangkah Gresik. .
Kusta. Jakarta: Kementrian Dinamika Penelitian, 140-54.
Keseatan RI.
Simunati. (2013). Faktor-Faktor Yang
Khadapani, T. &. (2010). Health Mempengaruhi Kejadian
Problems and Nutrional of Penyakit Kusta di Poliklinik
Selected Leprosy Victims of Rehabilitasi Rumah Sakit dr.
Burla Town, Orissa, India. Tadjuddin Chalid Makassar.
Maxwell Scientific Organization, Poltekkes Kemenkes Makassar,
6, 350-357. 3, 141-145.

Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Soemirat, J. (2009). Kesehatan


Kedokteran. Jakarta: FK UI. Lingkungan. Jakarta: Gadjah
Mada University Press.
Mas'ula, N. (2017). Hygiene Perorangan
dan Riwayat Kontak dan Susanti, K. (2016). Hubungan Status
Kejadian Kusta di Wilayah Kerja Vaksinasi BCG, Riwayat Kontak
Puskesmas Tanah Merah Dan Personal Hygiene Dengan
Kabupaten Bangkalan Tahun Kusta Di Kota Pekalongan.
2016. Gema Kesehatan UNNES Journal Public Health,
Lingkungan, 15, 12-16. 1, 132-139.

1070
Syamsir, & Selomo, M. (2013).
Karakteristik Kondisi Rumah
Penderita Kusta Di Wilayah
Kerja Puskesmas Turikale Dan
Mandai KabupatenMaros. 1-9.

Tarmisi, A. (2016). Analisis Risiko High


Endemis Di Desa Air Panas
Kecamatan Pirigi Barat
Kabupaten Parigi Moutong.
Jurnal Kesehatan Tadulako, 2,
22-33.

Ummah, K. (2015). Hubungan Personal


Hygiene dengan Tindakan
Pencegahan Penyakit Kusta.
Journals of Ners Community
Volume, 6, 92-99.

WHO. (2018). A Guide Eliminating


leprosy as a public health
problem. Geneva: World Health
Organization.

Wisnu, I. M. (2017). Ilmpu Penyakit


Kulit dan Kelamin.

Yuniarasari, Y. (2014). Faktor Risiko


Yang Berhubungan Dengan
Kejaduan Kusta. UNNES Journal
of Public Health, 1, 1-10.

Zuhdan, E. (2017). Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Kejadian Kusta
Pasca Kemoprofilaksis. Ejournal
UNDIP, 1-10.

1071

Anda mungkin juga menyukai