Anda di halaman 1dari 11

PERSONAL HYGIENE DAN STATUS GIZI SEBAGAI FAKTOR

RISIKO KUSTA ANAK

Personal Hygiene And Nutritional Status As Risk Factors For Leprosy Of Children

Ulina Dwi Ratnaasri, Ratih Pramuningtyas, Mohammad Shoim Dasuki, Flora


Ramona Sigit Prakoeswa
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Korespondensi: Flora Ramona Sigit Prakoeswa. email: frsp291@ums.ac.id

ABSTRAK

Kusta disebut juga Morbus Hansen penyakit yang disebabkan oleh M. Leprae. Banyak
faktor yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya infeksi kusta diantaranya status gizi dan
personal hygiene anak..Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan status gizi dan personal
hygiene dengan kusta anak di Kabupaten Gresik. Desain penelitian menggunakan case control
dan dilakukan pada bulan Desember 2019 di Kabupaten Gresik. Subyek penelitian ini sebesar 60
responden yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Pengambilan data status gizi dan
personal hygiene menggunakan observasi dari kuisioner dan pengukuran indeks masa tubuh anak.
Data dianalisis dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian ini yaitu terdapat hubungan
yang signifikan antara status gizi dengan kusta anak (p=0,003, OR=11.276 dan 2.226-57.109)
dan terdapat hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan kusta anak (p=0,003,
OR=7.027dan 1.906-25.905. Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan status gizi dengan
kusta anak dan terdapat hubungan personal hygiene dengan kusta anak.

Kata kunci : status gizi, personal hygiene, kusta anak.

ABSTRACT

Leprosy is also called Morbus Hansen's disease, which is caused by M. Leprae. Many
factors are thought to affect leprosy infection including nutritional status and children's personal
hygiene. The purpose is determine correlation of nutritional status and personal hygiene with
leprosy in children in Gresik Regency. The study design use a case control and conducted in
December 2019 in Gresik Regency. The subjects of this study were 60 respondents taken by
consecutive sampling technique. Data collection on nutritional status and personal hygiene use
observations from questionnaires and measurements of children future indexes. Data were
analyzed using chi-square test. Result of this study are significant relationship between nutritional
status with leprosy in children (p=0,003, OR=11.276, and 2.226-57.109) and significant
relationship between personal hygiene with leprosy in children (p=0,00, OR=7.027, and 2.226-
57.109) The conclusion of this study there is a relationship between nutritional status with leprosy
in children and there is relationship between personal hygiene with leprosy in children.

Keywords : nutritional status, personal hygiene, leprosy in children.

PENDAHULUAN berbagai bagian tubuh diantaranya saraf


Penyakit kusta dapat disebut juga
dan kulit. Bila penyakit kusta tidak
Morbus Hansen yang disebabkan oleh
ditangani maka dapat sangat progresif
infeksi M. leprae. Kusta menyerang

554
yang menyebabkan kerusakan pada kulit, India 127.326 kasus dan Brasil 26.395

saraf, anggota gerak dan mata (Depkes, kasus. Provinsi jawa timur merupakan

2018). satu-satunya daerah dengan beban kusta

Anak adalah aset bangsa dan tinggi dibagian barat Indonesia yang

generasi penerus cita-cita perjuangan memiliki kasus baru sebanyak 3.373 per

bangsa yang akan menentukan bangsa dan 100.000 penduduk dan proporsi kasus

negara. Perhatian dan harapan yang besar anak sebanyak 273 (Depkes, 2018).

perlu diberikan kepada anak (Kemenkes, Kabupaten Gresik tahun 2010 hingga

2014). Anak-anak diyakini menjadi 2017 didapatkan 140-150 penderita kusta.

kelompok yang paling rentan terhadap Di tahun 2011 prevelensi kusta sebanyak

infeksi M. leprae karena kekebalan tubuh 1.24 dari setiap 10.000 penduduk,

yang belum matang dan paparan kontak kebanyakan yang mengalami kusta anak-

intrafamilial. Proporsi anak diantara kasus anak 5-7%, sedangkan yang mangalami

baru yang terdeteksi kusta merupakan cacat fisik tingkat II 12.38% (Shofiyah,

indikator kuat penularan lanjutan dari 2017).

penyakit. Meskipun pengobatan yang Banyak faktor yang diduga dapat

efektif proporsi kusta anak belum mempengaruhi terjadinya infeksi kusta,

membaik secara signifikan (Narang, karena beberapa keadaan individu itu

2019). sendiri diantaranya status gizi yang

Pada tahun 2015 dilaporkan meliputi indeks masa tubuh dan personal

terdapat jumlah kusta baru di dunia yaitu hygiene anak. Lingkungan dapat menjadi

210.758 kasus. Jumlah kusta baru tersebut tempat berkembangbiaknya berbagai

menempatkan Indonesia yaitu 17.202 penyakit termasuk bakteri kusta

kasus pada peringkat ketiga di dunia (Norlatifah, 2010).

dengan kasus baru kusta terbanyak setelah

555
Status gizi yang kurang Heterogenitas konsumsi makanan dapat

menyebabkan status imunitas seseorang bervariasi di seluruh rumah tangga

menjadi menurun. Salah satu faktor yang bahkan asupan makanan yang sama dapat

menyebabkan terjadinya penyakit kusta mempengaruhi subjek asupan gizi

yaitu diakibatkan sistem imunitas tubuh (Oktaria, 2018). Sedangkan pada

yang menurun karena kuman kusta dapat penelitian (Hidayatun, 2018)

menyerang individu yang daya tahan menunjukkan hasil yang berbeda yaitu

tubuhnya kurang akibat dari kondisi gizi status gizi tidak memiliki hubungan yang

seseorang yang buruk. Namun pada signifikan dengan penyakit kusta yaitu

individu yang sehat bakteri tersebut nilai p value sebesar 0,148 dan OR

masuk ke dalam tubuh dapat mati dengan sebesar 0,210.

sendirinya tergantung pada daya tahan Pada penelitian (Muharry, 2014)

tubuh seseorang (Nurkhasanah, 2013). personal hygiene berpengaruh terhadap

Personal hygiene yang buruk kejadian kusta yang mempunyai nilai p

merupakan cerminan dari lingkungan dan value sebesar 0,000 dan hasilnya

perilaku individu yang tidak sehat. menerangkan bahwa personal hygiene

Personal hygiene yang kurang akan yang kurang mempunyai risiko penyakit

mempermudah tubuh terserang berbagai kusta 15.746 kali lipat lebih besar

penyakit infeksi yang dapat menyerang dibandingkan dengan seseorang yang

kulit bahkan dapat menghilangkan fungsi memiliki personal hygiene baik.

bagian tubuh tertentu (Hidayatun, 2018). Sedangkan pada penelitian (Wibowo,

Berdasarkan penelitian sebelumnya 2013) didapatkan hasil yang berbeda yaitu

bahwa status gizi menunjukkan hubungan tidak terdapat hubungan personal hygiene

yang signifikan dengan penyakit kusta dengan kusta.

yang memiliki nilai p value sebesar 0,002.

556
Adapun tujuan penelitian yang diukur menggunakan mikrotoa merk

ingin dicapai: pertama, mengetahui onemed, kemudian di hitung indeks masa

hubungan status gizi dengan kusta anak di tubuh nya menggunakan rumus:

Kabupaten Gresik. Kedua, mengetahui


IMT = Berat badan (kg)
Berat badan (kg) + tinggi badan (cm)
hubungan personal hygiene dengan kusta

anak di Kabupaten Gresik. Kemudian hasil indeks masa tubuh

METODE diklasifikan sesuai Z-Score pada anak


Penelitian ini menggunakan metode
yaitu tidak normal (<-2 SD dan > 1 SD) dan
kuantitatif observasional analitik jenis
normal (-2 SD s/d 1 SD).
case control. Penelitian ini dilaksanakan
Pengambilan data personal hygiene
di Kabupaten Gresik. Penelitian
dilakukan menggunakan kuisioner yang
dilaksanakan pada tanggal 19-23
telah divalidasi. Hasil penelitian personal
Desember 2019. Dalam penelitian ini
hygiene diklasifikasikan menjadi personal
didapatkan 60 responden yang sudah
hygiene kurang (< 5) dan baik (≥ 5).
memenuhi kriteria restriksi. Teknik
Pengambilan data pasien kusta
pengambilan sampel yang dilakukan
menggunakan rekam medis di tiap-tiap
dalam penelitian ini consecutive
puskesmas. Analisis data dilakukan secara
sampling. Kriteria inklusi anak berusia 5-
bertahap, yaitu diawali dengan analisis
18 tahun dan bersedia menjadi responden.
univariat, analisis bivariat menggunakan
Sedangkan kriteria eksklusi anak yang
uji chi-square, dengan ketentuan nilai sig
mengalami reaksi kusta tipe 1, anak yang
(p) < 0,05 maka terdapat hubungan yang
mengalami reaksi kusta tipe 2, dan anak
signifikan, apabila nilai sig (p) ≥ 0,05
dengan keadaan umum buruk.
maka tidak memiliki hubungan yang
Pengambilan data untuk berat
signifikan. Jika tidak memenuhi syarat
badan menggunakan timbangan merk kris
menggunakan uji Chi Square maka dapat
yang telah dikalibrasi dan tinggi badan
dilakukan dengan menggunakan uji

557
Fisher. Analisis data multivariat hygiene kurang sebanyak 30 orang (50%)

dilakukan untuk mengetahui hubungan dan personal hygiene baik sebanyak 30

status gizi dan personal hygiene dengan orang (50%).

kusta anak di Kabupaten Gresik dengan Tabel 2. Hubungan antara Status Gizi
dan Kusta
menggunakan uji regresi logistic.
Kondisi Kusta Anak Nilai p OR
Penelitian ini sudah mendapat ijin Kusta Tidak
Kusta
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik N % N %
Status Tidak 12 80.0% 3 20.0% 0,008 6.000
dan telah terdaftar di Komisi Etik RSUD Gizi Normal
Normal 18 40.0% 27 60.0%
Dr. Soetomo Surabaya dengan nomor Total 30 50.0% 30 50.0%

Ethical Clearance: 1664/KEPK/XI/2019.


Tabel 2 menunjukan respoden yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Karakteristik Responden
mengalami kusta anak dengan status gizi
Variabel Frekuensi Persentase
tidak normal berjumlah 12 orang (80.0%)
1. Kusta Anak
Kusta 30 50
Tidak Kusta 30 50 dan responden yang tidak kusta dengan
2. Status Gizi
Tidak Normal 15 25 status gizi tidak normal berjumlah 3
Normal 35 75
3. Personal orang (20.0%). Responden yang
Hygiene
Kurang 30 50 mengalami kusta anak dengan status gizi
Baik 30 50
tidak normal berjumlah 18 orang (40.0%)
Tabel 1 menunjukkan bahwa dan responden yang tidak kusta dengan
responden yang mengalami kusta pada status gizi normal berjumlah 27 orang
anak sebanyak 30 orang (50%) dan tidak (60.0%). Pada hubungan status gizi
kusta pada anak sebanyak 30 orang dengan kusta anak didapatkan nilai p =
(50%). Responden dengan status gizi 0.008 dan nilai OR menunjukan angka
tidak normal sebanyak 15 orang (25%) 6,000 yang bermakna responden (anak)
dan status gizi normal sebanyak 45 orang dengan status gizi tidak normal memiliki
(75%). Responden dengan personal

558
resiko sebesar 6,000 kali lipat dapat

terkena kusta. Tabel 4. Uji Regeresi Logistik

Tabel 3. Hubungan antara Personal Variabel OR exp 95% CI for Sig


Hygiene dan Kusta bebas (B) Exp (B)
Status Gizi 11.276 2.226-57.109 0,003
Kondisi Kusta Anak Nilai p OR
Kusta Tidak Personal 7.027 1.906-25.905 0,003
Kusta hygiene
N % N %
Personal Kurang 20 66.7% 10 33.7% 0,010 4.000 Tabel 4 menunjukkan hasil uji
Hygiene Baik 10 33.7% 20 66.7%
Total 30 50% 30 50.0% regresi logistik bahwa variabel aktivitas

fisik memiliki nilai p signifikan (p < 0,05)


Tabel 3 menunjukan respoden yang
yaitu p = 0,003 dengan nilai OR sebesar
mengalami kusta anak dengan status
11,276 yang menunjukkan bahwa anak
personal hygiene kurang berjumlah 20
dengan status gizi tidak normal akan
orang (66.7%) dan responden yang tidak
beresiko 11.276 kali lipat dapat terkena
kusta dengan personal hygiene kurang
kusta.
berjumlah 10 orang (33.3%). Responden
Sedangkan pada variabel personal
yang mengalami kusta anak dengan
hygiene memiliki nilai p yang signifikan
personal hygiene baik berjumlah 10 orang
(p < 0,05) yaitu p = 0,003 dengan nilai
(33.3%) dan responden yang tidak kusta
OR sebesar 7,027 yang menunjukkan
dengan personal hygiene baik berjumlah
bahwa pada anak dengan personal
20 orang (66.7%). Pada hubungan
hygiene yang kurang akan beresiko 7.027
personal hygiene dengan kusta anak
kali lipat dapat terkena kusta.
didapatkan nilai p = 0.010 dan nilai OR
Pada uji bivariat menggunakan uji
menunjukan angka 4,000 yang bermakna
fisher’s antara status gizi dengan kusta
responden (anak) dengan personal
anak. Hasil analisis bivariat antara status
hygiene kurang memiliki resiko sebesar
gizi dengan kusta anak didapatkan nilai
4,000 kali lipat dapat terkena kusta.
p=0,008, karena nilai p<0,05 maka

559
terdapat hubungan yang signifikan antara Status gizi memiliki dampak pada

status gizi dengan kusta. daya tahan tubuh. Hal ini disebabkan

Hasil ini sesuai dengan penelitian karena pada status gizi yang baik adalah

yang dilakukan di Kabupaten Sampang proteksi yang baik untuk melawan

(2018) menyebutkan bahwa terdapat patogen yang berada dalam tubuh. Sistem

hubungan antara status gizi dengan kusta imun didukung oleh protein tubuh yang

dengan nilai (p) adalah 0,010 atau p value akan memberikan pertahanan tubuh yang

< (0,05), maka H0 ditolak yang artinya maksimal dan dapat mengurangi efek

terdapat hubungan antara status gizi kerusakan jaringan akibat dari infeksi

dengan kusta di wilayah kerja Puskesmas bakteri dan virus oleh tubuh. Interaksi

Tanjung Kabupaten Sampang (Hidayatun antara infeksi termasuk penyakit kusta

A. N., 2018). dan status gizi didalam tubuh individu

Status gizi yang kurang merupakan suatu peristiwa yang

menyebabkan status imunitas seseorang sinergistik, selama terjadi infeksi maka

menjadi menurun. Salah satu faktor yang status gizi akan menurun dan orang

menyebabkan terjadinya penyakit kusta tersebut menjadi kurang resisten terhadap

yaitu diakibatkan sistem imunitas tubuh infeksi. Respon imun akan menjadi

yang menurun karena kuman kusta dapat kurang efektif dan kuat ketika individu

menyerang individu yang daya tahan mengalami gizi kurang (Apriani, 2013).

tubuhnya kurang akibat dari kondisi gizi Kekurangan pangan memperburuk

seseorang yang buruk. Namun pada asupan mikro dan makronutrien yang

individu yang sehat bakteri tersebut sudah tidak memadai lagi. Kekurangan

masuk ke dalam tubuh dapat mati dengan nutrisi merusak sistem kekebalan tubuh

sendirinya tergantung pada daya tahan dan pertahanan tubuh terhadap infeksi.

tubuh seseorang (Nurkhasanah, 2013). Body mass indeks atau indeks masa tubuh

560
yang lebih rendah meningkatkan risiko Personal hygiene yang kurang akan

penyakit kusta. (Wagenaar, 2015). mempermudah tubuh terserang berbagai

Pada uji bivariat dengan penyakit infeksi yang dapat menyerang

menggunakan uji chi-square antara kulit bahkan dapat menghilangkan fungsi

personal hygiene dengan kusta anak. bagian tubuh tertentu (Hidayatun, 2018).

Hasil analisis bivariat antara personal Personal hygiene atau kebersihan

hygiene dengan kusta anak didapatkan perorangan merupakan faktor yang

nilai p=0,010, karena nilai p<0,05 maka berhubungan dengan kusta. Pada

terdapat hubungan yang signifikan antara kehidupan sehari-hari personal hygiene

personal hygiene dengan kusta. merupakan hal yang sangat penting dan

Hasil ini sesuai dengan penelitian harus terpenuhi karena kebersihan akan

yang dilakukan Hasil ini sesuai dengan mempengaruhi kesehatan. Kebersihan

penelitian yang dilakukan di Kabupaten sangat dipengaruhi oleh budaya, sosial

Sampang (2018) menyebutkan bahwa ekonomi, status kesehatan, pengatahuan

terdapat hubungan antara personal dan lain-lain. Personal hygiene meliputi

hygiene dengan kusta dengan nilai (p) kebersihan tubuh secara menyeluruh yaitu

adalah 0,006 atau p value < (0,05), maka personal hygiene rambut, mulut, kulit,

H0 ditolak yang artinya terdapat mata, hidung, telinga, dan genital

hubungan antara personal hygiene dengan (Kasiati, 2016).

kusta di wilayah kerja Puskesmas Personal hygiene atau kebersihan

Tanjung Kabupaten Sampang (Hidayatun, seseorang pada pasien kusta umumnya

2018). kurang mendapat perhatian dari diri

Personal hygiene yang buruk sendiri. Sehingga dapat menimbulkan

merupakan cerminan dari lingkungan dan penyakit kusta. Penyakit kusta dapat

perilaku individu yang tidak sehat. menyerang semua orang. Bakteri kusta

561
tumbuh dan bersarang di kulit jika status gizi tidak normal berpengaruh

dibiarkan begitu saja maka dapat terhadap kusta yang memiliki resiko

merajalela ke bagian tubuh mana saja. sebesar 5.04 kali lebih besar menderita

Kemudian bagian tubuh anggota gerak penyakit kusta dibandingkan dengan

juga ikut rusak, karena sarafnya mati dan orang yang memiliki status gizi normal

fungsi hidung berkurang. Jika bakteri (Zuhdan, 2017).

sudah menyerang saraf maka kulit tidak Pada regresi logistik antara

dapat merasakan apa-apa dan dapat hubungan personal hygiene dengan kusta

terluka tanpa disadari (Irianto, 2005). dimana nilai p=0,003, karena nilai

Pada regresi logistik antara p<0,05, yang berarti terdapat hubungan

hubungan status gizi dengan kusta anak antara personal hygiene dengan kusta dan

dimana nilai p=0,003, karena nilai nilai OR (exp.B) variabel personal

p<0,05, yang berarti terdapat hubungan hygiene sebesar 7.027, sehingga

antara status gizi dengan kusta dan nilai responden dengan personal hygiene

OR (exp.B) variabel status gizi sebesar kurang akan beresiko 7.027 kali lipat

11.276, sehingga anak dengan status gizi menderita penyakit kusta dibandingkan

tidak normal akan beresiko 11.276 kali dengan seseorang yang memiliki personal

lipat menderita penyakit kusta hygiene baik.

dibandingkan dengan seseorang yang Hasil ini sesuai dengan penelitian

memiliki status gizi normal. yang dilakukan di Kecamatan Tirto

Hasil ini sesuai dengan penelitian Kabupaten Pekalongan (2014) yang

yang telah dilakukan di Kabupaten mempunyai nilai p value sebesar 0,000

Sampang (2017) yang mempunyai nilai p dan hasilnya menerangkan bahwa

value sebesar 0,000 dan OR yaitu 5.04 personal hygiene yang kurang

yang memiliki arti risiko orang dengan mempunyai risiko penyakit kusta 15.746

562
kali lipat lebih besar dibandingkan dengan Apriani, D. R. (2013). Faktor Resiko
Kejadian Penyakit Kusta di Kota
seseorang yang memiliki personal Makassar. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
hygiene baik (Muharry, 2014). Hasanuddin.

Penelitian ini memiliki keterbatasan Depkes. (2018). Hapuskan Stigma dan


Diskriminasi Terhadap Kusta.
dalam desain penelitian yaitu case control Infodatin.

sehingga kurang diketahui apakah status Hidayatun, A. N. (2018). Hubungan


Karakteristik Individu Dengan
gizi tidak normal dan personal hygiene Kejadian Penyakit kusta. Gema
Kesehatan Lingkungan, 238-247.
yang kurang pada anak dapat
Irianto, K. (2005). Mikrobiologi Menguak
menyebabkan kusta atau kusta pada anak Dunia Mikroorganisme Jilid 1&2.
Bandung: Yrama Widya.
yang dapat menyebabkan status gizi tidak
Kasiati, N. N. (2016). Kebutuhan Dasar
normal atau personal hygiene yang Manusia. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
kurang.
Kemenkes. (2014). Kondisi Pencapaian
SIMPULAN DAN SARAN Program Kesehatan Anak
Status gizi dan personal hygiene Nasional. Jakarta: Infodatin.

memiliki pengaruh yang signifikan Muharry, A. (2014). Faktor Resiko


Kejadian Kusta. Jurnal
dengan kusta anak di Kabupaten Gresik. Kesehatan Masyarakat, 174-182.

Variabel status gizi memiliki faktor resiko Narang, T. (2019). Leprosy in Children.
Indian Journal of Paediatric
yang lebih berpengaruh menyebabkan Dermatology, 12-24.

terjadinya kusta pada anak dibandingkan Norlatifah, A. H. (2010). Hubungan


Kondisi Fisik Rumah, Sarana Air
variabel personal hygiene. Dan bagi Bersih dan Karakteristik
Masyarakat dengan Kejadian
peneliti selanjutnya diharapkan dapat Kusta di kabupaten Tapin
Kalimantan Selatan. Kesehatan
menggunakan desain penelitian cohort Masyarakat, 144-239.

Nurkhasanah, S. W. (2013). Faktor yang


untuk mengetahui sebab akibat antara
Berpengaruh Terhadap Kenaikan
faktor resiko dengan kusta secara pasti. Titer Antibodi Spesifik Kusta.
Jurnal Berkala Epidemiologi,
213-223.

Oktaria Salma, N. S. (2018). Dietary


DAFTAR PUSTAKA
diversity and poverty as risk

563
factors for lepsory in Indonesia:
A case control study. PLOS
Neglected Tropical Disease, 1-15.

Shofiyah, A. B. (2017). Kusta Dan


Permasalahannya: Studi Sosiologi
Di Desa Banyuurip Ujung
Pangkah Gresik. Dinamika
Penelitian, 140-152.

Wagenaar, I. e. (2015). Diet-Related Risk


Factors for Leprosy: A Case
Control Study. Neglected
Tropical Disease, 1-15.

Wibowo, E. (2013). Pengetahuan


Penyakit kusta Meningkatkan
Perilaku Personal Hygiene Pada
Penderita Kusta Di Puskesmas
Padas Kabupaten Ngawi.
INFOKES, 40-46.

Zuhdan, E. K. (2017). Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Kejadian Kusta
Pasca Kemoprofilaksis. Jurnal
Epidemiologi Kesehatan
Komunitas, 90-98.

564

Anda mungkin juga menyukai