NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
TAHUN 2023
“CAPAIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP, PRAKTIK PEMBERIAN
ASI DAN STATUS GIZI PADA ANAK BADUTA DI WILAYAH
PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN SEMARANG”
Annisa Sakralia Azzatul Azka, Agus Sartono, Firdananda Fikri Jauharany, Erma
Handarsari
Program Studi D3 Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang
Email : azkasemarang5@gmail.com
ABSTRAK
Imunisasi berperan penting dalam pembentukan kekebalan tubuh baduta,
anak yang mendapatkan imunisasi lengkap akan memiliki kekebalan tubuh yang
lebih baik. Pemberian ASI merupakan cara memberi makan yang paling ideal
untuk 0-6 bulan pertama sejak bayi dilahirkan. Jenis penelitian observasional
bersifat deskriptif dengan desain penelitian retrospektif peneltian ini dilaksankan
di Puskesmas Ngemplak Simongan, Semarang. Populasi berjumlah 457 baduta,
pengambilan sampel diambil sebanyak 55 baduta dengan teknik cluster sampling,
pengambilan data menggunakan data sekunder, pengolahan data menggunakan
SPSS 16. Hasil pada capaian imunisasi dasar di Kelurahan Bongsari, capaian pada
imuniasi dasar lengkap sebesar 36,4% dan capaian imunisasi dasar tidak lengkap
sebesar 63,6%, capaian pemberian ASI eksklusif sebesar 100%, dan tidak ada
keterkaitan antara status gizi baduta dengan capaian imunisas dasar.
Kata kunci : ASI eksklusif, Baduta, Imunisasi dasar lengkap, Status gizi.
ABSTRACK
Immunization plays an important role in the formation of toddler's
immunity, children who get complete immunization will have better immunity.
Breastfeeding is the most ideal way of feeding for the first 0-6 months since the
baby is born. This type of observational research is descriptive with a
retrospective research design. This research was carried out at the Ngemplak
Simongan Health Center, Semarang. The population totaled 457 babies, the
sample was taken as many as 55 babies using cluster sampling technique, the
data collection used secondary data, the data processing used SPSS 16. The
results on the achievement of basic immunization in Bongsari Village, the
achievement of complete basic immunization was 36.4% and the immunization
achievement incomplete baseline of 63.6%, exclusive breastfeeding achievement
of 100%, and there is no relationship between the nutritional status of under-fives
and the achievement of basic immunization.
Keywords: Exclusive breastfeeding, Baduta, Complete basic immunization,
Nutritional status.
PENDAHULUAN
Masalah gizi merupakan hal terpenting yang berpengaruh pada derajat
kesehatan masyarakat. Kualitas sumber daya manusia dimasa yang mendatang
akan berpengaruh pada status gizi. Gizi buruk dapat menimbulkan masalah
kesehatan (morbiditas, mortalitas dan kecacatan) serta akan berpengaruh pada
kualitas sumber daya manusia (Sa’adah et al., 2014). Dalam skala yang lebih
besar, malnutrisi dapat menimbulkan ancaman bagi ketahanan dan kelangsungan
hidup suatu bangsa (Rahmi H.G, 2017). Baduta atau anak di bawah usia dua
tahun, seribu hari pertama kehidupan adalah 270 hari dalam kandungan dan 730
hari dalam dua tahun pertama setelah lahir (Trisnawati et al., 2016).
Malnutrisi pada baduta akan menyebabkan terjadinya gagal tumbuh dan
peningkatan morbiditas dan mortalitas, ketika baduta mengalami kekurangan gizi,
perkembangan otaknya tidak optimal dan mempengaruhi kehidupannya di masa
depan (Dewi et al., 2022). Baduta memerlukan perhatian serius mengingat pada
masa ini sangat sensitif mengalami masalah gizi. Oleh karena itu, perlu
identifikasi sedini mungkin terkait faktor-faktor yang mempengaruhi masalah gizi
pada. Selain itu, langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi pada baduta perlu
dievaluasi (Rahmi H.G, 2017).
Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menilai status gizi
balita. Indikator tersebut adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan
menurut umur (TB/U) dan IMT/U. Saat menilai status gizi, nilai ini dibandingkan
dengan nilai referensi anak di bawah usia lima tahun yang menerima gizi baik
(Fitri, 2018). Empat indikator status gizi berdasarkan BB/U menunjukkan
masalah gizi bersifat kronis (pada keadaan yang berlangsung lama) ataupun akut
(akibat dari peristiwa yang terjadi singkat), indikator TB/U menunjukkan
indikasi masalah gizi yang bersifat kronis (Al Rahmad, 2019) . Baduta gizi
kurang adalah balita dengan status gizi kurang yang berdasarkan indikator BB/U
dan IMT/U dengan nilai z-score < - 2 SD sampai – 3 SD. Pada balita stunting
status gizi yang dinilai didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U, kemudian
hasilnya diinterpretasikan dalam batas ambang Z-Score<-2 SD (pendek/stunted)
dan <-3SD (sangat pendek/severely stunted) (Hardani M & Zuraida R, 2019).
Penyebab langsung masalah gizi adalah makanan dan penyakit menular.
Penyebab tidak langsung yaitu ketersediaan pangan di rumah, pengasuhan anak
dan ibu hamil, serta pelayanan kesehatan. Faktor yang mempengaruhi status gizi
baduta antara lain penyakit infeksi, pelayanan kesehatan salah satunya
memberikan imunisasi dasar lengkap, pengetahuan gizi ibu, sanitasi dan kebiasaan
makan balita (Wati et al., 2022).
BATAS-BATAS WILAYAH
* Di Sebelah Utara :Kelurahan Bojong Salaman
* Di Sebelah Timur :Kelurahan Manyaran
* Di Sebelah Selatan :Kelurahan Bongsari
* Di Sebelah Barat :Sungai Kali Garang
Jenis pelayanan yang ada di puskesmas ngemplak yaitu :
1. pemeriksaan umum
2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Pelayanan Kesehatan Ibu dan KB
4. Pelayanan Kesehatan Anak dan Imunisasi Petugas
5. Pemeriksaan Laboratorium
6. Farmasi
7. Konsultasi Kesehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan
8. Pojok TBC
9. Konsultasi Gizi
10. UGD dan Rawat Inap
11. Ruangan ASI
12. Klinik VCT, IMS dan IVA Test
13. Pengobatan HIV/AIDS Petugas
Puskesmas ngemplak memiliki 15 posyandu aktif yang terbagi
menjadi 2 kelurahan ngemplak dan bongsari. Dan memiliki jumlah kader
yang aktif sebanyak 225 orang. Puskesmas memiliki kegiatan konseling
dan penuluhan berupa pelayanan KIA/KIB yaitu :
1. Konseling pranikah.
2. Konseling metode KB.
3. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan
program KIA, gizi dan perkembangan anak.
Penduduk di wilayah puskesmas rata rata bekerja sebagai buruh pabrik dan
karyawan swasta. Hasil data cakupan imunisasi dasar di Kelurahan Bongsari,
dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data capaian imunisasi dasar lengkap
Capaian Imunisasi n %
Lengkap 20 36,4
Keterkaitan antara status gizi baduta dengan capaian imunisasi dasar, hal
ini disebabkan karena imunisasi berperan sebagai pencegahan dari penyakit
infeksi, status gizi dan penyakit infeksi merupakan hubungan timbal balik yang
dimana semakin rendah asupan yang diberikan maka dapat mempermudah baduta
terkena penyakit infeksi dan memperburuk keadaan gizi pada baduta, begitu pula
sebaliknya apabila baduta tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap
tetapi asupan gizi yang diberikan cukup baik dan nutrisi terserap cukup baik pada
tubuh baduta tersebut, maka dapat menghasilkan status gizi baduta yang baik dan
kemungkinan kecil terserang penyakit infeksi yang tidak diinginkan (Distia
hayyudini, 2017).