PENDAHULUAN
Hal ini dilihat dari beberapa penelitian Menurut (UNICEF, 2021), tahun
2022 ada 165 juta (26%) balita dengan stunting di seluruh dunia. Indonesia
termasuk dalam 5 negara dengan angka balita stunting tertinggi yaitu ada 7,5 juta
balita. Hasil Riskesdas (2022) menunjukkan bahwa kejadian stunting balita
banyak dipengaruhi oleh pendapatan dan pendidikan orang tua yang rendah.
Keluarga dengan pendapatan yang tinggi akan lebih mudah memperoleh akses
pendidikan dan kesehatan sehingga status gizi anak dapat lebih baik
(Bishwakarma, 2020).
Hasil penelitian lain juga dilakukan oleh Rizky kurnia illahi pada tahun
2021 di Bangkalan Surabaya Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi
stunting balita di Desa Ujung Piring Tahun 2016 sebesar 29%, sebagian besar
responden memiliki pendapatan di bawah upah minimum Kabupaten Bangkalan.
Hasil penelitian lain juga dilakukan oleh Dewi Ngaisyah pada tahun 2018
di Desa Kanigoro Saptosari Gunung Kidul Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian orang tua pada kelompok Balita Stunting berpendidikan dasar sebanyak
104 responden (92,86 %), sebagian besar memiliki pekerjaan petani sebanyak 75
responden (66,97 %) serta penghasilan sebagian besar berpendapatan dibawah
upah minum regional (< UMR) sebanyak 67 responden (59,82%).