Anda di halaman 1dari 22

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASUPAN GIZI DAN

SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODLER (1-3 TAHUN)
DI POSYANDU TAMBIREJO KECAMATAN GAJAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2023
Sri Mujiati1, Noor Azizah2, Nor Asiyah3
Universitas Muhammadiyah Kudus
Program Studi S-1 Kebidanan

ABSTRAK
Posyandu sebagai wadah pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat berperan sangat
besar dalam meningkatkan perilaku kesehatan dan gizi masyarakat. Ibu yang aktif berkunjung ke
Posyandu sampai anak berusia 5 tahun, diharapkan bisa mendapatkan bimbingan dan
pengawasan tumbuh kembang anak secara berkelanjutan, sehingga status gizi anak bisa
dipertahankan dalam kondisi baik, penelitian ini bertujuan mengetahui pengetahuan
pengetahuan ibu tentang pemberian asupan gizi pada anak usia todler (1-3 tahun) di Posyandu
Tambirejo Kecamatan Gajah Kabupaten Demak, Mengetahui sosial ekonomi keluarga pengasuh
anak usia todler (1-3 tahun) di Posyandu Tambirejo Kecamatan Gajah Kabupaten Demak,
Mengetahui status gizi anak usia todler (1-3 tahun) di Posyandu Tambirejo Kecamatan Gajah
Kabupaten Demak.
Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu
penelitian yang dalam melakukan pengukuran variabel independen yaitu Pengetahuan Ibu
Tentang Pemberian Asupan Gizi dan Sosial Ekonomi keluarga Dengan status gizi Anak Usia
Todler (1-3 Tahun). Hasil dari penelitian ini Sebagian besar pengetahuan ibu tentang pemberian
asupan gizi responden adalah termasuk kategori cukup yaitu yaitu sebesar 62,5%.,sebagian
besar sosial ekonomi keluarga responden adalah termasuk kategori cukup yaitu sebesar 80 %,
ada hubungan yang signifikan antara sosial ekonomi keluarga dengan status gizi anak usia todler
(1-3 tahun) (X2 hitung > X2 tabel dan atau nilai P < 0,05). Dan ada hubungan yang signifikan
antara sosial ekonomi keluarga dengan status gizi anak usia todler (1-3 tahun) (X2 hitung > X2
tabel dan atau nilai P < 0,05). Hendaknya tenaga kesehatan di Puskesmas tetap aktif
memberikan penyuluhan kepada masyarakat di wilayahnya terutama tentang program upaya
peningkatan gizi keluarga dan program KIA dan KB
Kata kunci : Pengetahuan, Sosial Ekomi, Status Gizi, Todler

ABSTRACT
Posyandu as a forum for fostering and providing public health services plays a very large role in
improving people's health and nutrition behavior. Mothers who actively visit Posyandu until the
child is 5 years old, are expected to receive guidance and supervision on the child's growth and
development on an ongoing basis, so that the child's nutritional status can be maintained in good
condition. 1-3 years) at Posyandu Tambirejo, Gajah District, Demak Regency, Knowing the socio-
economic status of families caring for toddler aged children (1-3 years) at Posyandu Tambirejo,
Gajah District, Demak Regency, Knowing the nutritional status of toddler aged children (1-3
years) at Posyandu Tambirejo Elephant District, Demak Regency.
The research design used in this study was a cross-sectional study, namely a study that
measured the independent variables, namely mother's knowledge about nutritional intake and
family socio-economic status with the nutritional status of toddlers (1-3 years). The results of this
study Most of the mother's knowledge about providing nutritional intake of respondents is
included in the sufficient category, which is equal to 62.5%. nutritional status of toddlers (1-3
years) (X2 count > X2 table and/or P value <0.05). And there is a significant relationship between
family socio-economic status and nutritional status of toddlers (1-3 years) (X2 count > X2 table
and/or P value <0.05). Health workers at the Puskesmas should remain active in providing
counseling to the community in their area, especially regarding programs to improve family
nutrition and MCH and family planning programs.
Keywords: Knowledge, Social Economy, Nutritional Status, Toddler
BAB I PENDAHULUAN tentang gizi dan Kesehatan (Notoatmojo,
2018).
Latar belakang Kurang Energi Protein (KEP) ringan
Perkembangan dan masalah sering dijumpai pada anak usia 9 bulan hingga
pembangunan kesehatan dewasa ini masih 2 tahun, meskipun dapat juga dijumpai pada
cukup kompleks. Diantaranya dapat dilihat dari anak lebih besar. Kecepatan perkembangan
tingginya angka kematian bayi. Walaupun turun ketika usia 1-3 tahun). Kebutuhan anak
mengalami penurunan menjadi 16,85 per akan kalori rendah, tetapi terdapat penigkatan
1.000 kelahiran hidup pada tahun 2020 dan jumlah protein yang berhubungan dengan
ditargetkan terus menurun menjadi 16 pada berat badan. Kalsium dan fosfor penting untuk
tahun 2024, angka itu masih relatif tinggi tulang. Todler lebih tertarik dalam lingkungan
dibanding negara lain. (BPS, 2020) dan meningkatkan keterampilan motorik
Sebanyak 21,6 % balita Indonesia dibandingkan dengan makanan (Sunita,
penderita kurang gizi terancam merosot 2014).
kondisinya ke gizi buruk jika tidak ditangani Posyandu sebagai wadah pembinaan
semestinya. Hal ini lebih tinggi dari target dan pelayanan kesehatan masyarakat
WHO 20% dan target pemerintah 14% pada berperan sangat besar dalam meningkatkan
tahun 2024 (SSGI, 2022) perilaku kesehatan dan gizi masyarakat. Ibu
Penyebab kurang gizi dapat dijelaskan yang aktif berkunjung ke Posyandu sampai
sebagai berikut: Pertama, penyebab langsung anak berusia 5 tahun, diharapkan bisa
yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang mendapatkan bimbingan dan pengawasan
mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tumbuh kembang anak secara berkelanjutan,
tidak hanya disebabkan makanan yang kurang sehingga status gizi anak bisa dipertahankan
tetapi juga karena penyakit. Anak yang dalam kondisi baik (Ambarwati, 2015).
mendapat makanan yang baik tetapi karena Angka kasus gizi buruk di Kabupaten
sering sakit diare atau demam dapat Demak tahun 2022 ini mengalami penurunan
menderita kurang gizi. Demikian pada anak yang cukup signifikan. Bayi baru lahir suspect
yang makannya tidak cukup baik maka daya stunting sebanyak 396 bayi atau sekitar
tahan tubuh akan melemah dan mudah 2,05%. Menurut Kepala Dinas Kesehatan
terserang penyakit. Kenyataannya baik Kabupaten (DKK) Demak, balita kurang gizi
makanan maupun penyakit secara bersama- dipengaruhi beberapa faktor. Faktor tersebut
sama merupakan penyebab kurang gizi antara lain karena orang tua termasuk
(Ambarwati, 2015). keluarga miskin, pendidikan rendah dan
Kedua, penyebab tidak langsung yaitu kurang memahami makanan bergizi yang
ketahanan pangan di keluarga, pola dibutuhkan balita. Terhadap mereka, pihaknya
pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan sudah mengambil langkah penanganan.
dan kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan Seperti dengan memberi bantuan makanan
adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi bergizi termasuk pelayanan kesehatan. Dari
kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga sekian kasus balita kurang gizi, tidak sedikit
dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya. orang tua yang mengeluhkan anaknya kurang
Pola pengasuhan adalah kemampuan berselera makan. Namun, ternyata turunnya
keluarga untuk menyediakan waktunya, selera makan pada balita terjadi karena
perhatian dan dukungan terhadap anak agar makanan yang monoton. Labih lanjut
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dikatakan, terjadinya penurunan angka
baik fisik, mental, dan sosial. Pelayanan penderita kurang gizi karena masyarakat
kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah semakin sadar kebutuhan makanan bergizi
tersedianya air bersih dan sarana pelayanan bagi anak. Hal itu didorong oleh langkah
kesehatan dasar yang terjangkau oleh seluruh petugas kesehatan bersama posyandu dan
keluarga (Ambarwati, 2015). tim penggerak PKK yang terus melakukan
Faktor-faktor tersebut sangat terkait pembinaan dan penyuluhan kepada
dengan tingkat pendidikan, pengetahuan, dan masyarakat.
ketrampilan keluarga. Makin tinggi pendidikan, Demografi wilayah kerja bidan desa
pengetahuan dan ketrampilan terdapat Tambirejo adalah sebagai berikut jumlah
kemungkinan makin baik tingkat ketahanan penduduk 2311 jiwa, sebagian besar bermata
pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan pencaharian buruh tani, sebagian kecil petani,
anak dan keluarga makin banyak wiraswasta, pedagang dan sebagian kecil
memanfaatkan pelayanan yang ada. lainnya adalah pegawai swasta dan negeri.
Ketahanan pangan keluarga juga terkait
dengan ketersediaan pangan, harga pangan, Berdasarkan data sekunder dari
dan daya beli keluarga, serta pengetahuan laporan kegiatan Posyandu di Desa Tambirejo
Kecamatan Gajah Kabupaten Demak periode
sampai dengan bulan Mei 2023 didapatkan 2. Panduan pemberian makanan Batita/
184 balita, kondisi balita dengan berat badan
di Bawah Garis Titik (BGT) sebanyak 30 anak Todler (1-3 Tahun)
(16,3 %) dan kondisi balita dengan berat Para orang tua seringkali khawatir
badan di Bawah Garis Merah (BGM) sebanyak
mengenai menurunnya nafsu makan dan
16 anak (8,7 %).
Keterbatasan penghasilan keluarga pertumbuhan fisik anak mereka yang
turut menentukan mutu makanan yang menginjak usia batita (12-36 bulan).
disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa Berbeda dengan masa bayi 0-12 bulan
penghasilan keluarga akan turut menentukan yang pertumbuhan fisiknya sangat cepat,
hidangan yang disajikan untuk keluarga dengan kenaikan berat badan di tahun
sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah pertama yang mencapai 3 kali dari berat
makanan. Gambaran Upah Minimum saat lahir (Adriani dan Wirjatmadi 2014).
Kebupaten/Kota (UMK) di Jawa Tengah pada Biasanya pertumbuhan fisik anak
tahun 2023, rata-rata naik sebesar 8,10 melambat di usia 12 bulan, untungnya,
persen dibandingkan dengan UMK pada tahun
melambatnya pertumbuhan fisik ini
2022. Upah Minimum Regional Kabupaten
Demak pada tahun 2023 ditetapkan sebesar membuat kebutuhan kalori mereka tidak
Rp 2.680.421 (Pemprov Jateng 2023). setinggi sebelumnya. Dengan demikian
Gambaran angka balita dengan kondisi mereka membutuhkan makanan lebih
di Bawah Garis Merah (BGM) menjadi alasan sedikit dibandingkan saat bayi, makanya
peneliti untuk memilih topik penelitian dan nafsu makan mereka menurun. Jadi tidak
apakah kondisi tersebut ada hubungannya usah cemas, yang terpenting adalah
dengan pengetahuan ibu tentang pemberian biasakan memberi berbagai pilihan
asupan gizi dan sosial ekonomi keluarga. makanan yang sehat. Harap ingat: jika
anak Anda sehat dan aktif, dan Anda
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
memberikannya makanan yang bernutrisi,
A. Uraian Materi maka tidak ada masalah pada anak Anda.
1. Anak Usia Balita dan Batita/ Todler (1-3 Anak Anda tidak akan membiarkan dirinya
Tahun) kelaparan (Adriani dan Wirjatmadi 2014).
Secara harfiah, balita atau anak bawah 3. Beberapa hal yang mendorong
lima tahun adalah anak usia kurang dari lima
tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun terjadinya gangguan gizi
juga termasuk dalam golongan ini. Namun, Penyebab kurang gizi dapat
karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi
usia di bawah satu tahun berbeda dengan
dijelaskan sebagai berikut: Pertama,
anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan penyebab langsung yaitu makanan anak
yang membedakannya. Utamanya, makanan dan penyakit infeksi yang mungkin diderita
bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya
sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu disebabkan makanan yang kurang tetapi
tahun mulai menerima makanan padat seperti juga karena penyakit infeksi. Anak yang
orang dewasa. Anak usia 1-5 tahun dapat pula mendapat makanan yang baik tetapi
dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu karena sering sakit diare atau demam
sampai dengan prasekolah (Sulistyoningsih dapat menderita kurang gizi. Demikian
2014). pada anak yang makannya tidak cukup
Sesuai dengan pertumbuhan badan
dan perkembangan kecerdasannya, faal
baik maka daya tahan tubuh akan
tubuhnya juga mengalami perkembangan melemah dan mudah terserang penyakit.
sehingga jenis makanan dan cara Kenyataannya baik makanan maupun
pemberiannya pun harus disesuaikan dengan penyakit secara bersama-sama
keadaannya. Berdasarkan karakteristiknya, merupakan penyebab kurang gizi
balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi (Proverawati, 2017).
dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun 4. Akibat Gizi yang Tidak Seimbang.
sampai tiga tahun yang dikenal dengan batita
dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai Kekurangan Energi dan Protein (KEP),
lima tahun yang dikenal dengan usia Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan
prasekolah. Batita sering disebut konsumen energi dan protein.
pasif, sedangkan usia prasekolah lebih dikenal (1) Makanan yang tersedia kurang
sebagai konsumen aktif (Sulistyoningsih mengandung energi
2014). (2) Nafsu makan anak terganggu
sehingga tidak mau makan
(3) Gangguan dalam saluran pencernaan KLB Gizi adalah ditemukannya
sehingga penyerapan sari makanan balita, dengan tanda-tanda sebagai
dalam usus terganggu berikut: Berat Badan menurut Umur
(4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya (BB/U) dibawah standar atau Tanda-
karena penyakit infeksi yang tidak tanda marasmus atau kwasiorkor
diimbangi dengan asupan yang (Proverawati, 2017).
memadai.Kekurangan energi dan 7. Perilaku.
protein mengakibatkan pertumbuhan Teori Perilaku Lawrence Green
dan perkembangan balita Menurut teori Lawrence Green (1980),
terganggu.Gangguan asupan gizi mengemukakan bahwa perilaku individu
yang bersifat akut menyebabkan anak mempunyai pengaruh positif terhadap
kurus kering yang disebut dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,
wasting. Wasting, yaitu berat badan yang dipengaruhi oleh 3 faktor pendukung
anak tidak sebanding dengan tinggi yaitu faktor prediposisi (predisposing
badannya. Jika kekurangna ini bersifat factors), faktor pendukung (Enabling
menahun ( kronik), artinya sedikit factors) dan faktor pendorong (reinforcing
demi sedikit, tetapi dalam jangka factors).
waktu yang lama maka akan terjadi
kedaan stunting. Stunting , yaitu anak 8. Teori Pengetahuan.
menjadi pendek dan tinggi badan tidak Pengetahuan adalah termasuk dalam
sesuai dengan usianya walaupun faktor yang mempengaruhi perilaku individu
secara sekilas anak tidak kurus dalam pemeliharaan dan peningkatan
(Kemenkes RI. 2019) kesehatan seperti yang telah dijelaskan
5. Indikator penilaian status Gizi menurut dalam teori Lawrence Green diatas.
Kartu Menuju Sehat (KMS) di posyandu. Pengetahuan merupakan suatu hasil
a. Pengertian KMS tahu, yang terjadi setelah orang melakukan
KMS singkatan dari kartu menuju penginderaan terhadap suatu objek
sehat adalah suatu alat atau tempat tertentu. Penginderaan terjadi melalui
mencatat berat badan anak dibawah 5 panca indera manusia, yakni indera
tahun (balita ) setiap kali ditimbang penglihatan, pendengaran, penciuman,
setiap bulan secara teratur. Berat rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif
badan ini dibubuhkan pada KMS dalam merupakan domain yang sangat penting
bentuk titik (.) Titik ini disebut titik berat untuk terbentuknya tindakan seseorang
badan, Anak balita perlu ditimbang (over behavior) (Notoatmodjo, 2018).
badannya setiap bulan agar 9. Sosial Ekonomi Keluarga
pertumbuhan dapat diikuti secara Faktor sosial ekonomi seperti
seksama melalui grafik berat badan pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan
yang merupakan rangkaian titik-titik kesehatan lingkungan, kepercayaan, nilai-
berat badan dari bulan ke bulan . nilai, dan kemiskinan merupakan faktor
individu dan keluarga, mempengaruhi
6. Beberapa istilah yang berkaitan dengan mortalitas dalam masyarakat (Notoatmodjo,
Gizi Buruk, adalah sebagai berikut: 2018).
a. Gizi buruk Dalam lingkungan masyarakat kita
Gizi buruk adalah bentuk melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang
terparah dari proses terjadinya berlaku dan diterima secara luas oleh
kekurangan gizi menahun. Status gizi masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang
balita secara sederhana dapat diketahui menempati jabatan tinggi seperti gubernur
dengan membandingkan antara berat dan wali kota dan jabatan rendah seperti
badan menurut umur maupun menurut camat dan lurah. Di sekolah ada kepala
panjang badannya dengan rujukan sekolah dan ada staf sekolah. Di RT atau
(standar) yang telah ditetapkan. Apabila RW kita ada orang kaya, orang biasa saja
berat badan menurut umur sesuai dan ada orang miskin.
dengan standar, anak disebut gizi baik. Perbedaan itu tidak hanya muncul
Kalau sedikit di bawah standar disebut dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja,
gizi kurang. Apabila jauh di bawah namun juga terjadi akibat perbedaan ciri
standar dikatakan gizi buruk Gizi buruk fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan
yang disertai dengan tanda-tanda klinis ras, suku, agama, pendidikan, jenis
disebut marasmus atau kwashiorkor kelamin, usia atau umur, kemampuan,
(Proverawati, 2017). tinggi badan, cakep jelek, dan lain
b. Kejadian Luar Biasa (KLB) Gizi. sebagainya juga membedakan manusia
yang satu dengan yang lain.
Beragamnya orang yang ada di ditetapkan sebanyak 64 orang yang
suatu lingkungan akan memunculkan memenuhi kriteria :
stratifikasi sosial (pengkelas-kelasan) atau a. Kriteria inklusi
diferensiasi sosial (pembeda-bedaan). Kriteria inklusi pada sampel ini adalah:
Menurut Ralph Linton status sosial (1) Ibu-ibu yang mempunyai bayi usia
adalah sekumpulan hak dan kewajian yang 1-3 tahun.
dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. (2) Bersedia menjadi responden.
Orang yang memiliki status sosial yang b. Kriteria eksklusi
tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam Kriteria eksklusi pada sampel ini
struktur masyarakat dibandingkan dengan adalah:
orang yang status sosialnya rendah. (1) Ibu-ibu yang tidak mempunyai
bayi usia 1-3 tahun.
BAB III METODE PENELITIAN (2) Ibu dengan bayi usia 1-3 tahun
A. Jenis dan Desain Penelitian tetapi bayinya sedang sakit, atau
Tujuan umum dalam penelitian berbasis ada riwayat penyakit infeksi yang
statistika adalah menyelidiki hubungan sebab- menyebabkan berat badannya
akibat, dan lebih khusus menarik suatu terganggu.
simpulan akan perubahan yang timbul pada Tehnik sampling pada penelitian ini
peubah (atau variabel) respon (peubah adalah menggunakan random sampling
dependen) akibat berubahnya peubah penjelas yaitu teknik sampling dengan secara acak.
(explanatory variabels) (peubah independen).
Terdapat dua jenis penelitian : eksperimen dan D. Metode Pengumpulan Data
survei. Keduanya sama-sama mendalami Pengumpulan data merupakan
pengaruh perubahan pada peubah penjelas pencatatan seluruh peristiwa atau seluruh
dan perilaku peubah respon akibat perubahan elemen populasi yang akan mendukung
itu. Beda keduanya terletak pada bagaimana penelitian (Alimul, 2018).
kajian yang dilakukan. Cara pengumpulan data dilakukan dengan
Jenis penelitian ini ditetapkan termasuk cara memberikan lembar pernyataan
penelitian survai. Data dikumpulkan dan persetujuan dan membagikan lembar
hubungan (korelasi) anatara berbagai peubah questioner pada ibu yang mempunyai Balita
diselidiki untuk memberi gambaran terhadap usia 1-3 tahun di Posyandu, kemudian
objek penelitian (Nursalam, 2015) menjelaskan cara pengisiannya. Responden
B. Desain Penelitian diminta untuk mengisi lembar kuesioner
Desain Penelitian atau rancangan sampai selesai dan kuesioner diambil peneliti
penelitian adalah rincian proses penelitian saat itu juga.
yang harus ditepati oleh seorang peneliti. Dalam melaksanakan penelitian ada beberapa
Adapun rancangan penelitian yang digunakan hal yang perlu dipersiapkan peneliti yaitu untuk
dalam penelitian ini adalah cross sectional memperoleh data primer. Adapun prosedur
yaitu penelitian yang dalam melakukan pengumpulan data primer adalah sebagai
pengukuran variabel independen yaitu berikut :
Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asupan 1. Peneliti menjelaskan keinginan peneliti
Gizi dan Sosial Ekonomi keluarga Dengan pada pasien ibu hamil tentang niatnya
status gizi Anak Usia Todler (1-3 Tahun). untuk melakukan penelitian tentang
C. Subjek Waktu dan Tempat Penelitian hiperemesis gravidarum.
1. Waktu Penelitian 2. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
Bulan Mei - Juni 2023 penelitian kepada calon responden.
2. Tempat Penelitian 3. Peneliti menawarkan kepada pasien ibu
Posyandu Tambirejo Kecamatan hamil untuk menjadi responden dalam
Gajah Kabupaten Demak Propinsi Jawa penelitian Karya Tulis Ilmiahnya.
Tengah. 4. Setelah calon responden setuju untuk
3. Populasi menjadi responden dalam penelitian,
Populasi pada penelitian ini adalah maka responden disarankan untuk
seluruh ibu yang mempunyai Balita usia 1-3 mengisi informen consent.
tahun di Posyandu Tambirejo Kecamatan 5. Peneliti memberikan lembar kuesioner
Gajah Kabupaten Demak yaitu sebanyak kepada responden untuk diisi sesuai
77 orang dengan pertanyaan yang ada dalam
4. Sampel kuesioner.
Sempel pada penelitian ini adalah 6. Lembar kuesioner yang telah diisi oleh
sebagian ibu-ibu di Posyandu Tambirejo responden dikumpulkan untuk dilakukan
Kecamatan Gajah Kabupaten Demak editing, coding dan tabulasi yang untuk
selanjutnya dilakukan pengolahan data.
windows, untuk menganalisa secara
E. Instrumen Penelitian univariat dan bivariat.
Instrumen penelitian yang digunakan a. Analisa Univariat
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Menyajikan analisa data dalam bentuk
1. Data primer gambaran umum atau karakteristik
Data primer adalah data yang diambil responden dan gambaran khusus variabel
secara langsung dari obyek atau subyek independen dan dependen dalam
penelitian oleh peneliti perorangan atau penelitian ini dalam bentuk tabel distribusi
organisasi (Alimul, 2018). Data primer frekuensi.
penelitian ini berasal dari responden b. Analisa Bivariat
berupa hasil jawaban kuesioner, dengan Analisa bivariat digunakan untuk
cara memberikan kuisioner, yang terdiri mengetahui hubungan antara variabel
dari: pertanyaan tentang umur, pertanyaan bebas dengan variabel terikat yaitu
tentang paritas dan pertanyaan tentang mencari adanya hubungan dan menguji
hiperemesis gravidarum. hipotesis antara variabel pengetahuan ibu
2. Data sekunder tentang pemberian asupan gizi dan sosial
Data sekunder adalah data yang ekonomi keluarga dengan status gizi anak
didapatkan secara tidak langsung dari usia todler (1-3 tahun).
objek penelitian. Peneliti mendapatkan Analisa akan menggunakan Software
data yang sudah jadi yang dikumpulkan SPSS for Windows dengan uji analisis
oleh pihak lain (Alimul, 2018). Data Korelasi Chi-Square(X2), uji dapat
sekunder diperoleh dari buku kunjungan digunakan untuk mengestimasi atau
posyandu Tambirejo, kepustakaan, dan mengevaluasi frekuensi yang diselidiki
lain-lain. atau menganalisis hasil observasi untuk
3. Definisi Operasional mengetahui, apakah terdapat hubungan
Variabel independen dalam penelitian yang signifikan pada penelitian yang tidak
ini adalah pengetahuan ibu tentang menggunakan data nominal. Rumus Chi-
pemberian asupan gizi dan sosial ekonomi Square(X2) adalah sebagai berikut:
keluarga, sedangkan variabel
dependennya adalah status gizi anak usia
todler (1-3 tahun). X2 = Σ (ƒo-ƒe)2
4. Pengujian Validitas
Validitas merupakan derajad ketepatan ƒe
antara data yang terjadi pada obyek Keterangan :
penelitian dengan data yang dapat X2 : chi kuadrat
dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2018). fo : frekuensi yang diobservasi
Uji validitas menggunakan korelasi produk fe : frekuensi yang diharapkan
moment, apabila korelasi antar skor dinilai Uji hubungan ini untuk mengetahui
signifikan jika p value < 5% berarti valid adanya pengetahuan ibu tentang
dalam penelitian ini didapatkan nilai p pemberian asupan gizi dan sosial ekonomi
< 963 berarti valid keluarga dengan status gizi anak usia
5. Pengujian Reliabilitas todler (1-3 tahun). Apabila didapat hasil X2
Reliabilitas merupakan indeks yang > X2 tabel, maka Ho ditolak atau ada
hitung
menunjukkan sejauh mana suatu alat hubungan. Pembacaan paling sederhana
pengukur dapat dipercaya atau dapat lainnya adalah dengan melihat nilai
diandalkan (Sugiyono, 2009). Uji reliabilitas signifikasi (p) yang dibandingkan dengan
penelitian ini adalah dari item yang valid dengan α 5 %, apabila P < 0,05 maka Ho
diujikan reabilitasnya dengan koefisien ditolak, artinya ada hubungan antara dua
alfa, apabila koefisien alfa diperoleh lebih variabel tersebut.
dari 0,6 maka instrument penelitian
tersebut telah reabel. Uji validitas dan BAB IV
reabilitas dilaksanakan sebelum penelitian
dilakukan di Puskesmas Gajah I dengan
10 responden yang mempunyai HASIL PENELITIAN
karakteristik yang sama. Dengan hasil
alpha cronbach’s 0,968 berarti kuesioner
dapat dipercaya.
6. Analisa Data
Analisa dilakukan dengan A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
menggunakan perangkat lunak SPSS for
Puskesmas Gajah 2 merupakan
salah satu dari 23 puskesmas yang ada Imunisasi calon pengantin
di kabupaten Demak. Puskesmas Gajah (Senin-Sabtu) Imunisasi Bayi
2 terletak di Jl. Cangkring – Tompe (Rabu)
Km.5. Mayoritas warga yang tingga di 5. Konsultasi Pengendalian
wilayah Puskesmas Kebonagung adalah Pemberantasan Penyakit
asli orang jawa dan beraga islam. (P2P) (senin-Sabtu)
Meskipun mereka tinggal di pedesaan 6. Kesehatan Anak (MTBS &
akan tetapi mereka hidup dengan rukun, SDIDTK) (Senin-Sabtu)
ramah tamah dan saling membantu satu 7. Konsultasi Gizi (Senin-Kamis)
sama lain. 8. Konsultasi Sanitasi (Senin-
Penelitian ini mengambil lokasi di Kamis)
wilayah Puskesmas Gajah 2 Demak 9. Laboratorium (Senin-Sabtu)
Tepatnya di POSYANDU Tambirejo. 10.Farmasi (Senin-Sabtu)
Puskesmas Gajah 2 dengan batasan
B. karakteristik responden
sebagai berikut : Sebelah barat Hasil penelitian ini berjudul
berbatasan dengan Puskesmas Gajah I, “Hubungan Antara Pengetahuan Ibu
sebelah timur berbatasan dengan Tentang Pemberian Asupan gizi dan Sosial
Puskesmas Undaan, sebelah utara ekonomi keluarga dengan Status Gizi
berbatasan dengan Puskesmas Anak Usia Todler (1-3 Tahun) Di Posyandu
Karanganyar I, dan sebelah selatan Desa Tambirejo Kecamatan Gajah

berbatasan dengan Puskesmas Kabupaten Demak Tahun 2023. Jumlah


sampel ditetapkan 64 orang berikut:
Dempet.
Jenis-jenis pelayanan yang ada di 1. Gambaran karakteristik responden
Puskesmas Gajah 2 adalah a. Gambaran karakteristik responden
1. Poli Umum (Senin-Sabtu) berdasarkan umur ibu di
2. Poli Gigi (Senin-Sabtu) POSYANDU Desa Tambirejo

3. KIA-KB Kecamatan Gajah Kabupaten


Demak.
Pemeriksaan Hamil (Senin-
Tabel 4.1
Sabtu) Konsultasi KB (Senin-
Sabtu) Pelayanan KB : Suntik, Gambaran karakteristik
Pil, Kondom (Senin-Sabtu) responden berdasarkan umur
Pelayanan KB : Implant & IUD ibu di POSYANDU Desa

(Selasa) Tambirejo Kecamatan Gajah


Kabupaten Demak
4. Imunisasi
Umur Ibu Frequensi

> 35 tahun 19 27 2

20 - 35 tahun 45
28 3
Total 64
29 5

30 5
Pada karakteristik responden
31 2
berdasarkan umur ibu terbanyak
yaitu pada kelompok umur 20-35 33 3
tahun atau sebesar 70,3%. Lihat
35 8
tabel 4.1.
36 5

37 9

38 2

41 6

42 2

45 5

Total 64

b. Gambaran karakteristik responden .


berdasarkan umur suami di
POSYANDU Desa Tambirejo Gambaran karakteristik

Kecamatan Gajah Kabupaten responden berdasarkan umur suami

Demak. di POSYANDU Desa Tambirejo

Tabel 4.2 Kecamatan Gajah Kabupaten


Demak terbanyak pada usia 37
Gambaran karakteristik tahun atau sebesar 14,1 %
responden berdasarkan umur menunjukkan pasangan keluarga
suami di POSYANDU Desa muda (kesiapan umumnya lelaki
Tambirejo Kecamatan Gajah memilih untuk memutuskan
Kabupaten Demak menikah). Lihat tabel 4.2.

Umur Suami Frequensi

24 4
c. Gambaran karakteristik responden
25 3 berdasarkan Pendidikan Ibu di
POSYANDU Desa Tambirejo pendidikan SD yaitu sebanyak 27
Kecamatan Gajah Kabupaten orang atau 42,2%. Lihat tabel 4.4.
Demak
Tabel 4.3

Gambaran karakteristik
responden berdasarkan
Pendidikan Ibu di
POSYANDU Desa Tambirejo
Kecamatan Gajah

Pendidikan Ibu Frequensi

SD 21

SMA 13

SMP 30 Tabel 4.4

Total 64 Gambaran karakteristik


responden berdasarkan
.
Pendidikan Suami
Gambaran karakteristik POSYANDU Desa Tambirejo
responden berdasarkan Pendidikan Kecamatan Gajah Kabupaten
Ibu POSYANDU Desa Demak
Tambirejo Kecamatan Gajah
Kabupaten Demak terbanyak pada Pendidikan Suami Frequensi

pendidikan SMP sebanyak 30 orang


SD 27
atau 46,9 %. Lihat tabel 4.3.
SMA 20
d. Gambaran karakteristik responden SMP 17
berdasarkan Pendidikan Suami
Total 64
POSYANDU Desa Tambirejo
Kecamatan Gajah Kabupaten
Demak.
e. Gambaran karakteristik responden
Gambaran karakteristik
berdasarkan Pekerjaan Ibu di
responden berdasarkan Pendidikan
POSYANDU Desa Tambirejo
Suami di POSYANDU Desa
Kecamatan Gajah Kabupaten
Tambirejo Kecamatan Gajah
Demak.
Kabupaten Demak terbanyak pada
Tabel 4.5
Gambaran karakteristik orang atau 51,6% yang sesuai
responden berdasarkan dengan geografis masyarakat
Pekerjaan Ibu POSYANDU pedesaan umumnya yang
Desa Tambirejo Kecamatan mengandal sektor pertanian
Gajah Kabupaten Demak sebagai mata pencaharian. Lihat
tabel 4.6.
Pekerjaan Ibu
Tabel 4.6
Buruh Tani
Gambaran karakteristik
Ibu Rumah Tangga (Lainnya)
responden berdasarkan
SD Pekerjaan Suami di
SMP POSYANDU Desa Tambirejo

Swasta Kecamatan Gajah Kabupaten


Demak
Tani

Total Pekerjaan Suami Frequensi

Buruh Tani 6

Gambaran karakteristik Swasta 25


responden berdasarkan Pekerjaan
Tani 33
Ibu di POSYANDU Desa Tambirejo
Total 64
Kecamatan Gajah Kabupaten
Demak terbanyak pada pekerjaan
Ibu Rumah Tangga (IRT/ lainnya)
g. Gambaran karakteristik responden
yaitu sebanyak 24 orang atau
berdasarkan kelompok umur Batita
37,5%. Lihat tabel 4.5
di POSYANDU Desa Tambirejo
f. Gambaran karakteristik responden Kecamatan Gajah
berdasarkan Pekerjaan Suami di Gambaran karakteristik
POSYANDU Desa Tambirejo responden berdasarkan kelompok
Kecamatan Gajah Kabupaten umur Batita di POSYANDU Desa
Demak. Tambirejo Kecamatan Gajah
Gambaran karakteristik Kabupaten Demak terbanyak pada
responden berdasarkan Pekerjaan kelompok umur Batita 2 (dua) tahun
Suami di POSYANDU Desa yaitu sebanyak 33 orang atau
Tambirejo Kecamatan Gajah 51,6%. Lihat tabel 4.7.
Kabupaten Demak terbanyak pada
pekerjaan Tani yaitu sebanyak 33
2 29

3 4

4 2

Total 64

Tabel 4.7
Gambaran karakteristik

Gambaran karakteristik responden berdasarkan Status

responden berdasarkan Anak di POSYANDU Desa

kelompok umur Batita di TambirejoKecamatan Gajah

POSYANDU Desa Tambirejo Kabupaten Demak terbanyak pada

Kecamatan Gajah Kabupaten Status Anak yang ke 1-2 (satu-dua)

Demak tahun yaitu masing-masing


sebanyak 29 orang atau 43,3%.
Umur Batita Frequensi Lihat tabel 4.8.

1 tahun 2 i. Gambaran karakteristik responden


berdasarkan Jumlah Anggota
2 tahun 33
Keluarga di POSYANDU Desa
3 tahun 29
Tambirejo Kecamatan Gajah.
Total 64

Tabel 4.9

h. Gambaran karakteristik responden Gambaran karakteristik


berdasarkan kelompok Status Anak responden berdasarkan
di POSYANDU Desa Tambirejo kelompok umur Batita di
Kecamatan Gajah POSYANDU Desa Tambirejo
Tabel 4.8 Kecamatan Gajah Kabupaten
Demak
Gambaran karakteristik
responden berdasarkan Status
Jumlah Anggota Keluarga Frequensi
Anak di POSYANDU Desa
TambirejoKecamatan Gajah 1 2
Kabupaten Demak
3 22

Status Anak ke Frequensi 4 30

1 29 5 4
Tabel 5.0

6 6 Gambaran karakteristik
responden berdasarkan
Total 64
pengetahuan responden
tentang asupan gizi anak usia
toddler (1-3 tahun) di
Gambaran karakteristik
POSYANDU Desa Tambirejo
responden berdasarkan Jumlah
Kecamatan Gajah Kabupaten
Anggota Keluarga di POSYANDU
Demak
Desa Tambirejo Kecamatan Gajah
Kabupaten Demak terbanyak pada
Pengetahuan Frequensi
Jumlah Anggota Keluarga dengan 4
orang anggota keluarga yaitu Baik 4
sebanyak 30 orang atau 46,9%. Cukup 40
Lihat tabel 4.9.
Rendah 20

Total 50

C. Analisa Univariat
a. Analisa univariat pengetahuan
b. Analisa univariat Sosial ekonomi
responden tentang asupan gizi anak
keluarga responden di POSYANDU
usia toddler (1-3 tahun) di POSYANDU
Desa Tambirejo Kecamatan Gajah
Desa Tambirejo Kecamatan Gajah
Kabupaten Demak.
Kabupaten Demak.
Tabel 5.1
Gambaran pengetahuan
responden tentang asupan gizi anak Gambaran Sosial ekonomi
usia toddler (1-3 tahun) di POSYANDU keluarga responden di
Desa Tambirejo Kecamatan Gajah POSYANDU Desa
Kabupaten Demak terbanyak pada TambirejoKecamatan Gajah
pengetahuan kategori cukup yaitu Kabupaten Demak
sebanyak 40 orang atau 62,5%. Lihat
tabel 5.0. Sosial Ekonomi Keluarga Frequensi

Mampu 19

Tidak Mampu 45

Total 64
Gambaran Sosial ekonomi D. Analisa bivariat.
keluarga responden dinilai berdasarkan Uji hubungan ini untuk mengetahui
pendapatan keluarga perbulan dibagi adanya hubungan antara pengetahuan ibu
jumlah anggota keluarga (pendapatan tentang pemberian asupan gizi dan sosial
perkapita) di POSYANDU Desa ekonomi keluarga dengan status gizi anak
Tambirejo Kecamatan Gajah usia todler (1-3 tahun). Didapatkan X2 tabel

Kabupaten Demak sebagian besar sebesar 3,481 dan signifikansi (degree of


adalah termasuk kategori Tidak Mampu freedom/df) ditetapkan sebesar 0,05 (5%).
yaitu sebanyak 45 orang atau 80%. Apabila didapat hasil X2 hitung > X2 , maka
tabel

Lihat tabel 5.1 Ho ditolak atau ada hubungan. Pembacaan


paling sederhana lainnya adalah dengan
c. Gambaran Status Gizi Anak Batita
melihat nilai signifikasi (p) yang
(usia toddler / 1-3 tahun) di
dibandingkan dengan dengan α 5 %,
POSYANDU Desa Tambirejo
apabila P < 0,05 maka Ho ditolak, artinya
Kecamatan Gajah Kabupaten Demak.
ada hubungan antara dua variabel
Gambaran Status Gizi Anak
tersebut. Lihat tabel 5.3 dan 5.4 dibawah
Batita (usia toddler / 1-3 tahun) di Desa
ini.
Tambirejo Kecamatan Gajah
Kabupaten Demak sebagian besar a. Hubungan pengetahuan ibu tentang
adalah kategori Normal yaitu sebanyak pemberian asupan gizi dengan status
35 orang atau 54,7%. Lihat tabel 5.2. gizi anak usia todler (1-3 tahun) di Desa
TambirejoKecamatan Gajah Kabupaten
Demak.
Tabel 5.2

Gambaran status gizi anak


batita (usia toddler / 1-3
tahun) di POSYANDU Desa
Tambirejo Kecamatan Gajah
Demak
Tabel 5.3
Status Batita
Frequensi Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
(usia toddler / 1-3 tahun)
Pemberian Asupan gizi Dengan
Normal 35 Status Gizi Anak Usia Todler (1-3
Tidak Normal 29 Tahun) Di Desa Tambirejo
Kecamatan Gajah Kabupaten
Total 64
Demak
Status Batita Berdasarkan tabulasi silang

Pengetahua
n Tentang
Asupan
Tabulasi Silang diatas dapat dijelaskan angka terbesar

Normal
terdapat pada pengetahuan responden
tentang asupan Gizi kategori Cukup
Baik Jumlah 4
dengan status Gizi anak usia todler (1-3
Persentase tahun) dengan kategori Normal yaitu
terhadap
100.0 sebanyak 26 responden atau sebanyak
Pengetahuan
%
Tentang Asupan 65% dari total status Gizi anak usia
GIzi
todler (1-3 tahun) dengan kategori
Persentase Normal dan Tidak Normal. Tidak
terhadap Status 11.4%
Gizi Batita terdapat status Gizi anak usia todler (1-
3 tahun) dengan kategori tidak normal
Cukup Jumlah 26
pada pengetahuan responden tentang
Persentase asupan Gizi kategori baik.
terhadap
Pengetahuan 65.0%
Uji korelasi pada nilai X2 hitung
Tentang Asupan
Gizi sebesar 12.144 dengan nilai X 2
tabel

2 2
Persentase sebesar 3,481 berarti X hitung > X tabel

terhadap Status 74.3% dan atau nilai P < 0,05 sehingga dapat
Gizi Batita
disimpulkan ada hubungan yang
Rendah Jumlah 5 signifikan antara pengetahuan
Persentase responden tentang asupan nutrisi
terhadap dengan status berat badan anak usia
Pengetahuan 25.0%
Tentang Asupan todler (1-3 tahun).
Gizi
b. Hubungan antara sosial ekonomi
Persentase
keluarga dengan status berat badan
terhadap Status 14.3%
Gizi Batita anak usia todler (1-3 tahun) di di Desa

Total Jumlah 35 Tambirejo Kecamatan Gajah


Kabupaten Demak.
Persentase
terhadap Hasil Tabulasi silang antara
Pengetahuan 54.7% sosial ekonomi keluarga dengan status
Tentang Asupan
Gizi
Gizi anak usia todler (1-3 tahun) di di
Desa TambirejoKecamatan Gajah
Persentase
100.0 Kabupaten Demak didapatkan data
terhadap Status
%
Gizi Batita sebagai berikut; angka terbesar
terdapat pada sosial ekonomi keluarga
dengan kategori ekonomi Tidak Mampu
dengan status Gizi anak usia todler (1-3 Gizi Batita
tahun) kategori Tidak Normal yaitu Tidak
Jumlah 20 25
sebanyak 25 responden atau 55,6% Mampu

dari total jumlah status Gizi anak usia Persentase


todler (1-3 tahun) Normal dan Tidak terhadap Sosial 44.4% 55.6%
Ekonomi
Normal kategori Tidak Mampu. Lihat
Tabel 5.4. Persentase
terhadap Status 57.1% 86.2%
Gizi Batita

Jumlah 35 29

Persentase
terhadap Sosial 54.7% 45.3%
Total Ekonomi

Persentase
terhadap Status 100% 100%
Gizi Batita

Sedangkan pada sosial ekonomi


keluarga keluarga keluarga keluarga
Tabel 5.4 keluarga dengan kategori ekonomi
Mampu dengan status gizi anak usia
Hubungan Sosial ekonomi
todler (1-3 tahun) kategori Normal yaitu
keluarga Dengan Status Gizi
sebanyak 20 responden atau 44,41%
Anak Usia Todler (1-3 Tahun) Di
dari total jumlah status gizi anak usia
Desa Tambirejo Kecamatan
todler (1-3 tahun) Normal dan Tidak
Gajah Kabupaten
Normal kategori Mampu, terdapat juga
Demak
sosial ekonomi keluarga keluarga
Status Batita keluarga keluarga keluarga dengan
Sosial Ekonomi

kategori ekonomi Mampu dengan status


Tabulasi Silang
Normal

gizi anak usia todler (1-3 tahun)


Tidak

kategori Tidak Normal yaitu sebanyak 4

Mampu Jumlah 15 responden atau 21,1% total jumlah


status gizi anak usia todler (1-3 tahun)
Persentase
terhadap Sosial 78.9% 21.1% Normal dan Tidak Normal kategori
Ekonomi Mampu.
Persentase 42.9% 13.8%
terhadap Status
Uji korelasi pada nilai X2 hitung

sebesar 6.417 dengan nilai X 2


tabel

2 2
sebesar 3,481 berarti X hitung > X tabel

dan atau nilai P < 0,05 sehingga dapat


disimpulkan ada hubungan yang
signifikan antara sosial ekonomi
keluarga dengan status gizi anak usia BAB V
todler (1-3 tahun).
PEMBAHASAN

A. Gambaran pengetahuan responden


tentang asupan gizi anak usia toddler (1-
3 tahun) di POSYANDU Desa Tambirejo
Kecamatan Gajah Kabupaten Demak.
Sebagian besar pengetahuan
responden tentang asupan gizi anak usia
toddler (1-3 tahun) di POSYANDU Desa
Tambirejo Kecamatan Gajah Kabupaten
Demak termasuk kategori Cukup,
menggambarkan tingkat keberhasilan
program Posyandu khususnya penyuluhan
dari kader kesehatan dan peran serta
masyarakat lainnya dalam meningkatkan
pengetahuan asupan gizi untuk anak-
anaknya.

B. Gambaran Sosial ekonomi keluarga


responden di POSYANDU Desa
Tambirejo Kecamatan Gajah Kabupaten
Demak.
Besarnya status sosial ekonomi
keluarga responden di POSYANDU Desa
Tambirejo Kecamatan Gajah Kabupaten
Demak kategori Tidak Mampu (dinilai
berdasarkan pendapatan keluarga dibagi
jumlah anggota keluarga / pendapatan Masih adanya status gizi batita (usia
perkapita) sesuai dengan referensi Badan todler / 1-3 tahun) kategori tidak normal
Statistik Nasional Kabupaten Demak yang menurut peneliti dipengaruhi oleh umur ibu
ditetapkan sebesar 382.999,00/ bulan. yang identik menggambarkan tingkat
pengalamannya dalam merawat bayinya.
Kondisi tersebut menurut hemat
Banyaknya responden dengan kelompok
peneliti dipengaruhi letak demografis
umur 20-35 tahun dari pada > 35 tahun.
masyarakat agraris pedesaan dengan
basis pendapatan atau mata pencaharian Pekerjaan ibu juga dimungkinkan
dari sektor pertanian baik berprofesi mempengaruhi status gizi batita (usia
sebagai Petani ataupun Buruh Tani dengan todler / 1-3 tahun) karena sebagian besar
pendapatan terbesar disokong oleh suami adalah Ibu Rumah Tangga sehingga
responden sebagai tradisi patriakal dimana secara tidak langsung mengurangi
suami bertanggung jawab untuk mencari pendapatan keluarga yang secara tidak
nafkah. Faktor pendidikan responden yang langsung pula mengurangi pemenuhan
sebagian besar kategori Pendidikan Dasar kebutuhan asupan gizi pada anaknya
(SD/SMP) sedikit banyak mempengaruhi tersebut.
persaingan dalam memperoleh
kesempatan mendapatkan pekerjaan
formal yang jauh lebih layak atau minimal D. Hubungan pengetahuan ibu tentang
diatas pendapatan perkapita pada daerah pemberian asupan gizi dengan status
tersebut. gizi anak usia todler (1-3 tahun) di Desa
Tambirejo Kecamatan Gajah Kabupaten
Semakin banyak jumlah anggota
Demak.
keluarga memungkinkan kebutuhan relatif
Adanya hubungan yang signifikan
jauh lebih besar, sehingga faktor pembilang
antara pengetahuan ibu tentang pemberian
(pendapatan) dibagi jumlah anggota
asupan gizi dengan status gizi anak usia
keluarga (pendapatan tidak berbanding
todler (1-3 tahun) di Desa
lurus dengan kebutuhan) membuat status
TambirejoKecamatan Gajah Kabupaten
sosial ekonomi keluarga kategori Tidak
Demak membuktikan teori sebagai berikut :
Mampu lebih besar dari pada status social
ekonomi kategori Mampu. Menurut teori Lawrence Green
(1980), mengemukakan bahwa perilaku
individu mempunyai pengaruh positif
C. Gambaran Status Gizi Batita (usia terhadap pemeliharaan dan peningkatan
todler / 1-3 tahun) di POSYANDU Desa kesehatan, yang dipengaruhi oleh 3 faktor
Tambirejo Kecamatan Gajah Kabupaten pendukung yaitu faktor prediposisi
Demak. (predisposing factors), faktor pendukung
(Enabling factors) dan faktor pendorong tradisi yang mendukung kualitas pemberian
(reinforcing factors). gizi pada batita, sarana pelayanan
kesehatan komprehensif (Posyandu) dan
1. Faktor prediposisi (predisposing
Kebijakan Desa Siaga lengkap dengan
factors). Faktor ini merupakan faktor
Bidan Desa yang dilengkapi fasilitas
yang mempermudah dalam upaya
penunjangnya, lokasi strategis, biaya
penggunaan kesehatan dan menjadi
pengobatan di Puskesmas terdekat yang
dasar atau motivasi yang mencakup:
terjangkau pada upaya kuratifnya apabila
pengetahuan, sikap, tradisi, nilai dan
batita tersebut sakit.
lain-lain.
2. Faktor pendukung (enabling factors). Kebijakan pemerintah melalui lintas
Merupakan faktor yang mendukung program penyuluhan kesehatan khususnya
berperilaku kesehatan yang lingkup asupan gizi pada batita oleh Dinas
dianjurkan. Faktor ini mencakup: Kesehatan setempat melalui media cetak
sarana dan prasarana atau fasilitas dan elektronik dimungkinkan
kesehatan, jarak lokasi, biaya, sumber mempengaruhi individu, keluarga atau
daya dan sebagainya. masyarakat untuk meningkatkan
3. Faktor pendorong (reinforcing factors). pengetahuan khususnya dalam seputar
Sebagai faktor pendorong untuk pemberian asupan gizi pada batita secara
berperilaku yang diharapkan, faktor ini efektif dan efisien.
mencakup: sikap dan perilaku
Undang-undang Perlindungan
kesehatan, tokoh masyarakat
Konsumen, Undang-undang Perlindungan
Undang-undang dan sebagainya
Anak dan kebijakan Badan Pengawasan
(Notoadmojo 2018).
Obat dan Makanan Departemen Kesehatan
Hasil uji korelasi pada nilai X2 hitung
Republik Indonsia serta peran serta
sebesar 12.144 dengan nilai X2 tabel sebesar
organisasi masyarakat bidang sosial
3,481 berarti X2 hitung > X2 tabel dan atau nilai
keagamaan (fatwa Halal MUI) menurut
P < 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada
peneliti turut serta menjamin rasa aman
hubungan yang signifikan antara
dalam mengkonsumsi produk makanan
pengetahuan responden tentang asupan
yang beredar dipasaran khususnya yang
nutrisi dengan status berat badan anak
dikonsumsi oleh Batita.
usia todler (1-3 tahun).

Menurut peneliti semakin tinggi


pengetahuan ibu tentang pemberian E. Hubungan antara sosial ekonomi
asupan gizi maka dimungkinkan status gizi keluarga dengan status gizi anak usia
anak usia todler (1-3 tahun) mengarah ke todler (1-3 tahun) di Desa
kategori normal, apalagi ditunjang dengan
TambirejoKecamatan Gajah Kabupaten Uji korelasi pada nilai X2 hitung sebesar
Demak. 6.417 dengan nilai X 2
tabel sebesar 3,481
Adanya hubungan yang signifikan berarti X2 hitung > X2 tabel dan atau nilai P <
antara sosial ekonomi keluarga dengan 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada
status gizi anak usia todler (1-3 tahun) di di hubungan yang signifikan antara sosial
Desa TambirejoKecamatan Gajah ekonomi keluarga dengan status gizi anak
Kabupaten Demak membuktikan teori usia todler (1-3 tahun).
sebagai berikut:
Menurut peneliti semakin besar
Keadaan ekonomi keluarga relatif pendapatan keluarga maka semakin besar
mudah diukur dan berpengaruh besar pada peluang status gizi anak usia todler (1-3
konsumsi pangan terutama pada golongan tahun) untuk menjadi normal.
miskin. Hal ini disebabkan karena
penduduk golongan miskin menggunakan
BAB VI
sebagian besar pendapatannya untuk
KESIMPULAN DAN SARAN
memenuhi kebutuhan makanan. Dua
perubah ekonomi yang cukup dominan
sebagai determinan konsumsi pangan
A. Kesimpulan
adalah pendapatan keluarga dan harga
Berdasarkan penelitian yang berjudul
(baik harga pangan maupun harga
hubungan antara pengetahuan ibu tentang
komoditas kebutuhan dasar) (BKKBN
pemberian asupan gizi dan sosial ekonomi
2018).
keluarga dengan status gizi anak usia
Perubahan pendapatan secara todler (1-3 tahun) di Desa Tambirejo
langsung dapat mempengaruhi perubahan Kecamatan Gajah Kabupaten Demak,
konsumsi pangan keluarga. Meningkatnya dapat disimpulkan sebagai berikut
pendapatan berarti memperbesar peluang
1. Sebagian besar pengetahuan ibu
untuk membeli pangan dengan kualitas dan
tentang pemberian asupan gizi
kuantitas yang lebih baik. Sebaliknya,
responden adalah termasuk kategori
penurunan pendapatan akan menyebabkan
Cukup yaitu yaitu sebesar 62,5%.
penurunan dalam hal kualitas dan kuantitas
2. Sebagian besar sosial ekonomi
pangan yang dibeli (Kemenkes RI. 2019).
keluarga responden adalah termasuk
Tidak dapat disangka bahwa kategori Cukup yaitu sebesar 80 %
penghasilan keluarga akan turut 3. Ada hubungan yang signifikan antara
menentukan hidangan yang disajikan untuk sosial ekonomi keluarga dengan status
keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun gizi anak usia todler (1-3 tahun) (X2 hitung

jumlah makanan (Kemenkes RI. 2019}. > X2 tabel dan atau nilai P < 0,05).
4. Ada hubungan yang signifikan antara
sosial ekonomi keluarga dengan status
gizi anak usia todler (1-3 tahun) (X2 hitung

> X2 tabel dan atau nilai P < 0,05).

B. Saran
1. Untuk Puskesmas Gajah 2
Hendaknya tenaga kesehatan di
Puskesmas tetap aktif memberikan
penyuluhan kepada masyarakat
dalam upaya peningkatan
pengetahuan tentang pemberian
asupan gizi anak usia todler (1-3
tahun) agar tercapai status gizi balita
yang optimal.

2. Untuk Masyarakat (Kader Kesehatan)


Hendaknya peran serta kader
kesehatan di Posyandu ditingkatkan
untuk aktif memberikan penyuluhan
terutama tentang asupan gizi dalam
upaya peningkatan gizi anak usia
todler (1-3 tahun).

3. Untuk Institusi
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai hubungan antara
pengetahuan ibu tentang pemberian
asupan gizi dan sosial ekonomi
keluarga dengan status gizi anak
usia todler (1-3 tahun) berikut faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
Dasar-Dasar Ilmu Gizi.
Yogyakarta : Jaya Ilmu.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2019. Pemantauan Status


Gizi, (http://www.depkes.
Nursalam. 2018. Metodologi Penelitian go.id/pdf?id), Diakses pada
Ilmu Keperawatan. Jakarta: 28 Mei 2019 Pratasis N,
Salemba Medika.
Rondonuwu P,. 2018. Hubungan Antara
Dinkes Provinsi Jawa Tengah, (2020), Status Sosial Ekonomi
Profil Kesehatan Provinsi dengan Status Gizi pada
Jawa Tengah. Anak Usia 24-59 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas
Dinkes Kota Demak, (2020), Profil
Touluaan Kabupaten
Kesehatan Kota Demak.
Minahasa Tenggara. e-
Sugiyono, 2018. Statistika Untuk Journal Unsrat Manado
Penelitian. Bandung :
Rorong AP. 2019. Hubungan Antara
Alfabeta.
Status Sosial Ekonomi
Notoadmojo,S.2018. Metodologi Keluarga Dengan Status Gizi
Penelitian Kesehatan : Anak Sekolah Dasar
Rineka Cipta. Jakarta. Kelurahan Bailang
Kecamatan Bunaken Kota
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Manado. e-Journal Unsrat
2018. Data Penyakit Tidak
Manado.
Menaluar. Tersedia Dalam
htpp://www.dekpkes.go.id Sulistyoningsih, H. 2014. Gizi Untuk
(Diakses 21 januari 2022). Kesehatan Ibu dan Anak,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Handini D,. 2013. Hubungan Tingkat
Pendapatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI. (2018). Riset
dengan Status Gizi Balita di Kesehatan Dasar.
Wilayah Kerja Puskesmas
Rahardjo, (2018). Asuhan Neonatus,
Kalijambe, Journals
Bayi, Balita, dan Anak
Universitas Muhammadiyah
Sekolah. Ed.6. Yogjakarta:
Surakarta
Pustaka Pelajar.
Irianto, K. 2014. Ilmu Kesehatan
Nursalam, N (2015). Metodologi
Masyarakat. Bandung:
Penelitian Ilmu
Alfabet Jauhari, A. 2013.
Keperawatan : Rineka Cipta.
Jakarta.

Proverawati, A. (2017). Buku Ajar Gizi


Untuk Kebidanan. Nuha
Medika.

Sulistyowati, (2021). Pengaruh Status


Pendidikan, Ekonomi, dan
Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Status Gizi Anak
Balita di Kecamatan Pujon
Kabupaten Malang. Jurnal
Kedokteran Komunitas.

Ambarwati, 2015 Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Status Gizi
Balia, Jurnal Profesi
Keperawatan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai