PENDAHULUAN
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel, sasaran,
tempat penelitian dan tahun penelitian. Adapun variabel bebas (independen) yang digunakan
dalam penelitian ini adalah berat badan lahir dan sanitasi. Variabel terkait (dependen) dalam
penelitian ini adalah status gizi pada balita. Pada penelitian ini memilih balita dengan kriteria
inklusi dan eklusi sebagai responden yang dilakukan di Posyandu Kenanga dan Beringin 2
Desa Ciampea Udik Kabupaten Bogor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ambang Batas
Indeks Kategori Status Gizi
(Z – score)
Tabel 2. 1 Kategori BB sangat kurang (severely underweight) <-3 SD
dan Ambang Batas
Status Gizi Anak BB/U anak
BB kurang (underweight) -3 SD sd <-2 SD
usia 0 – 60
BB normal -2 SD sd +1 SD
bulan
Risiko BB lebih >+1 SD
Sangat pendek (severely stunted) <-3 SD
TB/U anak
Pendek (stunted) -3 SD sd <-2 SD
usia 0 – 60
Normal -2 SD sd +3 SD
bulan
Tinggi >+3 SD
Gizi buruk (severely wasted) <-3 SD
Gizi kurang (wasted) -3 SD sd <-2 SD
2.6 Sanitasi
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
lingkungan. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk keperluan mencuci tangan,
menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar tidak dibuang sembarangan
(Yulianto et al., 2020). Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2019). Individu, komunitas, dan negara bekerja untuk memperbaiki dan
menghindari masalah kesehatan yang disebabkan oleh penyebab lingkungan eksternal
(Ashar, 2020).
Masalah Gizi
Berdasarkan gambar di atas, menurut UNICEF dapat dijelaskan bahwa faktor – faktor
yang mempengaruhi terjadinya status gizi disebabkan oleh faktor langsung dan faktor tidak
langsung seperti yang terdapat di atas. Faktor langsung yang mempengaruhi status gizi, yaitu
penyakit infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit menular dan perilaku
pemberian makan yang tidak optimal dan asupan makan. Adapun faktor tidak langsung yang
berhubungan dengan status gizi yaitu sanitasi, akses terhadap makanan, dan pola asuh.
Penyebab utama dari masalah gizi yaitu, kemiskinan, pengetahuan, keterampilan yang kurang
serta perilaku. Akar masalah yang mempengaruhi status gizi yaitu tingkat ekonomi. Berat
badan lahir merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi status gizi balita. Berkaitan
dengan peranannya sebagai faktor penyebab tidak langsung timbulnya masalah gizi, selain
sanitasi dan penyediaan air bersih, kebiasaan cuci tangan dengan sabun, buang air besar di
jamban, tidak merokok dan memasak di dalam rumah, sirkulasi udara dalam rumah yang baik,
ruangan dalam rumah terkena sinar matahari dan lingkungan rumah yang bersih.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Ciampea Udik Kabupaten Bogor, tepatnya di Posyandu
Kenanga dan Posyandu Beringin 2. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September
2023.
𝑍1−1/2𝑎 + 𝑧1−𝛽
𝑛=[ ]2 + 3
(1 + 𝑟)
0,5 𝐼𝑛 [ ]
(1 − 𝑟)
1,960 + 0,846 2
𝑛=[ ]
(1 + 0,402)
0,5 𝐼𝑛 [ ]
(1 − 0,402)
2,806
𝑛=[ ]+3
0,425
𝑛 = 𝐴 = [6,6]2 + 3
𝑛 = 42,5 + 3
𝑛 = 45
Keterangan:
n : Besar sampel
r : Nilai koefisien korelasi. Nilai ini diambil dari penelitian sebelumnya (r =
0,402)
C(r) : ½ ln ((1+r)/(1-r)) → transformer fisher
Z1-1/2 α = Kesalahan tipe 1 yang ditetapkan
Z1-β = Kesalahan tipe 2 yang ditetapkan
Perizinan
2 Wawancara:
1. Pengisian Kuesioner
3 2. Pengecekan Buku KIA
Data terkumpul, diolah dan dianalisis
Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Berat badan
bayi yang
Wawancara dengan
ditimbang Angka dalam
Berat Badan a. Buku KIA mengecek buku
dalam waktu satuan: gram Rasio
Lahir b. Kuesioner KIA dan pengisian
satu jam (g)
kuesioner.
pertama setelah
lahir.
Status
kesehatan suatu
Skoring
lingkungan
• Nilai
yang
minimal: 35
mencangkup Kuesioner Wawancara dengan
• Nilai
Sanitasi lingkungan (Riskesdas, menggunakan Rasio
maksimal:
perumahan, 2018) kuesioner.
93
pembuangan
sampah,
penyediaan air
bersih
Keadaan gizi
balita
berdasarkan Nilai z-score
kesesuaian hasil dihitung
penimbangan menggunakan
(keadaan tubuh a. Stadiometer aplikasi WHO
balita yang b. Timbangan Anthro dengan
Status Gizi dinilai Berat memasukkan Z – score Rasio
menggunakan Badan tanggal lahir balita,
indeks Digital tanggal
antopometri pengukuran, dan
TB/U atau hasil pengukuran
PB/U dan BB dan TB/PB.
BB/TB atau
BB/PB).
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa berat badan lahir responden diperoleh
rata – rata 3262 gram dengan berat badan lahir terendah 2450 gram dan berat badan lahir
tertinggi 4300 gram.
Tabel 4. 4 Distribusi Deskriptif Skor Sanitasi Responden
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa skor sanitasi responden diperoleh rata
– rata 69.13 dengan skor terendah 45 dan skor tertinggi 93.
Tabel 4. 5 Distribusi Deskriptif TB/U atau PB/U Responden
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa Indeks TB/U responden diperoleh rata
– rata -1.5 SD dengan nilai indeks terendah -3.49 SD dan indeks tertinggi +1.44 SD.
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa Indeks BB/TB responden diperoleh rata
– rata -0.5 SD dengan nilai indeks terendah -3.29 SD dan indeks tertinggi +2.81 SD.
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan hasil yang diperoleh dari uji statistik tidak ada
hubungan yang bermakna antara berat badan lahir dengan status gizi (Indeks TB/U), hal ini
dibuktikan dengan nilai p-value = 0,113 (p-value > 0,05). Namun, kedua variabel memiliki
arah hubungan yang positif ditandai dengan r = 0,239. Maka, dapat dikatakan bahwa H𝑜 gagal
ditolak dan H𝑎 ditolak. Nilai ini menandakan tidak ada hubungan antara kedua variabel
tersebut, yaitu berat badan lahir dengan status gizi (Indeks TB/U) yang memiliki korelasi
keeratan yaitu sangat lemah, namun memiliki arah hubungan yang positif. Yang berarti
semakin tinggi berat badan lahir, maka semakin tinggi status gizi (Indeks TB/U) pada balita.
4.5.2 Hubungan Berat Badan Lahir dengan Status Gizi (Indeks BB/TB)
Tabel 4. 8 Analisis Hubungan Berat Badan Lahir dengan Status Gizi (Indeks BB/TB)
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukan hasil yang diperoleh dari uji statistik tidak ada
hubungan yang bermakna antara berat badan lahir dengan status gizi (Indeks BB/TB), hal ini
dibuktikan dengan nilai p-value = 0,819 (p-value > 0,05). Namun, kedua variabel memiliki
arah hubungan yang negatif ditandai dengan r = -0,035. Maka, dapat dikatakan bahwa H𝑜
gagal ditolak dan H𝑎 ditolak. Nilai ini menandakan tidak ada hubungan antara kedua variabel
tersebut, yaitu berat badan lahir dengan status gizi (Indeks BB/TB) yang memiliki korelasi
keeratan yaitu sangat lemah, namun memiliki arah hubungan yang negatif. Yang berarti
semakin tinggi berat badan lahir, maka semakin rendah status gizi (Indeks BB/TB) pada
balita.
4.5.3 Hubungan Sanitasi dengan Status Gizi (Indeks TB/U)
Tabel 4. 9 Analisis Hubungan Sanitasi dengan Status Gizi (Indeks TB/U)
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukan hasil yang diperoleh dari uji statistik tidak ada
hubungan yang bermakna antara sanitasi dengan status gizi (Indeks TB/U), hal ini dibuktikan
dengan nilai p-value = 0,457 (p-value > 0,05). Namun, kedua variabel memiliki arah
hubungan yang positif ditandai dengan r = 0,114. Maka, dapat dikatakan bahwa H𝑜 gagal
ditolak dan H𝑎 ditolak. Nilai ini menandakan tidak ada hubungan antara kedua variabel
tersebut, yaitu sanitasi dengan status gizi (Indeks TB/U) yang memiliki korelasi keeratan yaitu
sangat lemah, namun memiliki arah hubungan yang positif. Yang berarti semakin tinggi skor
sanitasi, maka semakin tinggi status gizi (Indeks TB/U) pada balita.
4.5.4 Hubungan Sanitasi dengan Status Gizi (Indeks BB/TB)
Tabel 4. 10 Analisis Hubungan Sanitasi dengan Status Gizi (Indeks BB/TB)
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan hasil yang diperoleh dari uji statistik tidak ada
hubungan yang bermakna antara sanitasi dengan status gizi (Indeks BB/TB), hal ini
dibuktikan dengan nilai p-value = 0,591 (p-value > 0,05). Namun, kedua variabel memiliki
arah hubungan yang positif ditandai dengan r = 0,082. Maka, dapat dikatakan bahwa H𝑜 gagal
ditolak dan H𝑎 ditolak. Nilai ini menandakan tidak ada hubungan antara kedua variabel
tersebut, yaitu sanitasi dengan status gizi (Indeks BB/TB) yang memiliki korelasi keeratan
yaitu sangat lemah, namun memiliki arah hubungan yang positif. Yang berarti semakin tinggi
skor sanitasi, maka semakin tinggi status gizi (Indeks BB/TB) pada balita.
BAB V
PEMBAHASAN
5.2 Hubungan Berat Badan Lahir dengan Status Gizi (Indeks TB/U)
5.3 Hubungan Berat Badan Lahir dengan Status Gizi (Indeks BB/TB)