Disusun Oleh :
ABDUL KHOLIK
1422002901
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk stunting antara lain:
1. Melakukan pemeriksaan fisik.
2. Melakukan pengukuran antropometri BB, TB/PB, LILA, lingkar
kepala.
3. Melakukan penghitungan IMT.
4. Pemeriksaan laboratorium darah: albumin, globulin, protein total,
elektrolit serum.
7. Penatalaksanaan stunting
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi stunting yaitu :
1. Penilaian status gizi yang dapat dilakukan melalui kegiatan
posyandu setiap bulan.
2. Pemberian makanan tambahan pada balita.
3. Pemberian vitamin A.
4. Memberi konseling oleh tenaga gizi tentang kecukupan gizi balita.
5. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai
usia 2 tahun dengan ditambah asupan MP-ASI.
6. Pemberian suplemen menggunakan makanan penyediaan makanan
dan minuman menggunakan bahan makanan yang sudah umum dapat
meningkatkan asupan energi dan zat gizi yang besar bagi banyak
pasien.
7. Pemberian suplemen menggunakan suplemen gizi khusus peroral
siap guna yang dapat digunakan bersama makanan untuk memenuhi
kekurangan gizi.
8. Konsep Asuhan Keperawatan
Untuk menentukan dan melakukan asuhan keperawatan dengan
tahapan sebagai berikut :
a. Pengkajian, meliputi :
1). Identitas pasien. Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis
kelamin, alamat, nama orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan
orang tua. Tanyakan sejelas mungkin identitas anak kepada
keluarga, agar dalam melakukan asuhan keperawatan tidak terjadi
kesalahan objek.
2). Alasan kunjungan / keluhan utama. Mengapa pasien masuk
Rumah Sakit dan apa keluahan utama pasien, sehingga dapat
ditegakkan prioritas masalah keperawatan yang dapat muncul.
3). Riwayat penyakit sekarang. Tanyakan pada klien atau keluarga
tentang gejala penyakit, faktor yang menyebabkan timbulnya
penyakit, upaya yang pernah dilakukan.
4). Riwayat kehamilan dan kelahiran, Tanyakan riwayat saat
kehamilan adakah masalah saat kehamilan, apakah ibu
mengkonsumsi obat-obatan tertentu saat hamil. Tanyakan riwayat
persalinan apakah anak lahir prematur, berat badan lahir kurang,
panjang badan kurang. Tanyakan riwayat pemberian ASI dan MP-
ASI apakah sesuai
5). Riwayat kesehatan lalu. Apakah sudah pernah sakit dan dirawat
dengan penyakit yang sama, pernah mengalami penyakit kronis
dan infeksi yang berat, anak mengikuti kegiatan posyandu secara
rutin dan imunisasi secara lengkap.
6). Riwayat kesehatan keluarga. Tanyakan penyakit apa saja yang
pernah diderita oleh keluarga, apakah keluarga ada yang menderita
penyakit yang sama, penyakit menular atau penyakit menurun,
yang bersifat genetik atau tidak.
7). Kondisi Lingkungan. Tanyakan pada keluarga bagaimana
kondisi lingkungan rumah, sanitasi di lingkungan sekitar rumah,
bagaimana pembuangan sampah bekas rumah tangga.
8). Riwayat sosial. Tanyakan bagaiman kondisi sosial ekonomi dari
keluarga dan tingkat pendidikan orang tua.
9). Pola kebiasaan meliputi :
a). Nutrisi dan metabolisme. Tanyakan frekuensi, jenis, pantangan,
nafsu makan. Kaji pola nutrisi dan metabolisme saat di rumah dan
di rumah sakit.
b. Eliminasi (Buang Air Besar), Kaji pola eliminasi alvy/BAB saat
di rumah dan di rumah sakit, apakah pernah mengalami diare
parah.
c. Eliminasi Urin (Buang Air Kecil). Perlu dikaji apakah sering
kencing, sedikit atau banyak jumlahnya, sakit atau tidak saat
berkemih.
d. Tidur dan Istirahat. Tanyakan kebiasaan istirahat dan tidur,
pemanfaatan waktu senggang dan kegiatan sehari – hari.
e. Kebersihan. Tanyakan bagaimana upaya keluarga untuk menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, tanyakan pola personal higine.
b. Pemeriksaan fisik meliputi :
1) Perhatikan tingkat kesadaran ibu hamil, apakah ibu hamil
dalam kesadaran compos mentis (sadar penuh), apatis (acuh
terhadap sekitarnya), samnolen (kesadaran menurun ditandai
anak mengantuk), sopor (berespon dengan rangsangan kuar),
koma (tidak ada respon terhadap stimulus apapun termasuk
pupil) dan delirium (disorientasi, gelisah). Perhatikan ekspresi
dan penampilan anak apakah terlihat kesakitan.
2) Tanda-tanda vital. Lakukan pengukuran suhu, nadi, pernapasan
dan tekanan darah.
3) Pemeriksaan kepala leher. Inspeksi dan Palpasi : a) Kepala
:Inspeksi posisi kepala dan gambaran wajah tegak dan stabil
serta simeteris/tidak, kebersihan kepala, kekuatan rambut,
keadaan sutura. b) Mata :Periksa ketajaman penglihatan, lapang
pandang, konjungtiva dan sklera mata anemis, reaksi pupil. c)
Telinga : Bentuk telinga simetris/tidak, kaji ketajaman
pendengaran saat percakapan berlangsung. d) Hidung :kaji
keadaan mukosa hidung, rambut hidung, pernapasan cuping
hidung. e) Mulut :kaji keadaan mukosa mulut, keadan gusi,
gigi, lidah. f) Leher :kaji adanya pembesaran kelenjar getah
bening, letak trakea, kaku kuduk, periksa kelenjar tiroid.
4) Pemeriksaan integumen. a) Inspeksi :kaji warna kulit, adanya
sianosis, eritema, petekhie dan ekhimosis, ikterik, adanya
keringat dingin dan lembab, kuku sianosis/tidak, oedema/tidak,
adakah lesi pada kulit, memar/tidak. b) Palpasi : Turgor kulit
normalnya <2 detik, CRT < 2detik, akral teraba hangat.
5) Pemeriksaan dada dan thorax. a) Inspeksi :lihat ukuran dada,
bentuk, pergerakan dinding dada, perkembangan paru,
kedalaman pernapasan, kesulitan bernapas. b) Palpasi :
Keadaan kulit dinding dada, nyeri tekan, masa, peradangan,
kesimetrisan ekspansi, vibrasi yang dapat teraba, batas jantung,
periksa taktil femitus. c) Perkusi : Suara sonor/resonan. d)
Auskultasi :dengarkan suara napas vaskuler (+/-), dengarkan
suara napas tambahan whezing (+/-), ronchi (+/-), murmur
jantung (+/-).
6) Abdomen. a) Inspeksi : Bentuk dan gerakan-gerakan abdomen,
kontur permukaan abdomen, adanya retraksi, penonjolan, serta
ketidaksimetrisan. b) Palpasi :Mengalami nyeri tekan,
pembesaran hati (hepatomegali), dan asites. c) Perkusi :
Terdengar bunyi tympani/kembung. d) Auskultasi : Terdengar
bising usus/peristaltik.
7) Genetalia dan Anus pada bayi. Inspeksi dan palpasi : Inspeksi
genetalia periksa posisi lubang uretra, periksa adanya
hipospadia/tidak, pada anak laki-laki skrotum di palpasi untuk
memastikan jumlah testis ada dua, pada perempuan labia
mayora sudah menutupi labia minora, inspeksi lubang uretra
dan vagina terpisah, inspeksi lubang anus ada/tidak.
8) Ekstremitas. a) Inspeksi : Bentuk simetris/tidak, Oedem/tidak,
jika anak sudah dapat berdiri inspeksi gaya berdiri tegap/tidak
sejajar antara pinggul dan bahu, inspeksi gaya berjalan. b)
Palpasi : Akral dingin, terjadi nyeri otot dan sendi serta tulang,
ukur berapa tonus dan kekuatan otot.
c. Diagnosis
Masalah keperawatan yang sering muncul pada adalah sebagai
berikut:
1) defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya intake makanan
ditandai dengan anoreksia.
2) Diare berhungan dengan hiperperistaltik usus.
3) Defisit perawatan diri makan berhubungan dengan kelelahan.
4) manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan
dengan kurang pengetahuan.
d. Rencana intervensi
1) Defisit nutrisi
Tujuan dan kriteria hasil Rencana intervensi
Status nutrisi Manajemen nutrisi
(keadekuatan asupan nutrisi untuk (mengidentifikasi dan mengelola
memenuhi kebutuhan metabolisme) asupan nutrisi yang seimbang)
- Kekuatan otot menelan meningkat Observasi
- Serum albumin meningkat - Identifikasi status nutrisi, alergi,
- Diare menurun kebutuhan kalori, perlunya
- Berat badan membaik penggunaan selang nasogastrik.
- Indeks masa tubuh membaik - Monitor asupan makanan, berat
- Bising usus membaik badan, dan hasil pemeriksaan
- Membran mukosa membaik laboratorium.
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum
makan,
- Sajikan makanan dengan suhu yang
sesuai
- Hentikan pemberian makan melalui
selang nasogatrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi
- Ajarkan diet diprogramkan
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan
2) Diare
Tujuan dan kriteria hasil Rencana intervensi
Eliminasi fekal Manajemen diare
(proses defekasi normal yang disertai (mengidentifikasi dan mengelola diare
dengan pengeluaran feses mudah dan dan dampaknya)
konsistensi, frekuensi serta bentuk feses - Observasi, identifikasi
normal) penyebab diare , riwayat
- Kontrol pengeluaran feses pemberian makanan, monitor
meningkat warna, volume, frekuensi, dan
- Kesulitan defekasi lama dan sulit konsistensi tinja, monitor
menurun jumlah pengeluaran diare.
- Mengejan saat defekasi menurun - Terapeutik, berikan asupan
- Distensi abdomen menurun cairan oral, pasang jalur
- Teraba masa pada rektal menurun intravena, berikan cairan
- Nyeri abdomen menurun intravena,.
- Kram abdomen menurun - Edukasi, anjurkan makanan
- Konsistensi feses membaik porsi kecil dan sering secara
- Frekuensi defekasi membaik bertahap, anjurkan
- Peristaltik usus membaik menghindari makanan
pembentu gas, pedas, dan
mengandung laktosa,
- Kolaborasi, pemberian obat
antimotilitas, antipasmodic,
dan pengeras feses.
ventilasi V V
pintu
dapur
pintu
Ruang tamu
8,5 m
10 M
c. Karakteristik tetangga dan komunitas
Sebagian masyarakat merupakan warga asli, dan
merupakan kalangan menengah kebawah. Dimana banyak
penduduk yang bekerja sebagai nelayan dan bekerja sebagai tukang
rumahan. Tempat tinggalnya merupakan perumahan padat
penduduk yang berhimpitan. Kebanyakan rumah tipe 18 yang
ditempati oleh penduduk.
d. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. D belum pernah berpindah-pindah rumah.
Lingkungan tempat tinggal jauh dari jalan utama yang dilewati
oleh kendaraan umum dan masuk kegang kecil. Alat transportasi
yang digunakan adalah motor, sepeda atau kadang berjalan kaki
jika bepergian dengan jarak yang dekat. Jarak dengan tempat
pelayanan kesehatan (Puskesmas dan Dokter sekitar rumah) kurang
lebih 3 km dan jarak ke posyandu sekitar 3,5 km. Dan hanya jarak
1 km pantai/laut.
e. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga memiliki waktu kumpul bersama namun tidak
secara rutin setiap tanggalnya hanya ketika ada acara-acara tertentu
dan ketika keluarga dapat berkumpul. Namun dengan masyarakat
jarang hanya ketika menghadiri kegiatan seperti pengajian,
syukuran, dan diluar acara tersebut hanya berkumpul dengan
tetangga sekedar berbincang. Ny S yang merupakan pendatang
masih agak malu ketika untuk berkumpul.
f. Sistem pendukung keluarga
Pendukung keluarga adalah orang tua, adik, kakak dan juga
saudara-saudara yang selalu memberi dukungan berupa semangat
saat menjalankan aktivitas.
4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang digunakan adalah secara verbal dengan
menggunakan bahasa jawa dan bahasa indonesia. Komunikasi
menggunakan dua arah dan anggota keluarga selalu menghormati
orang yang sedang berbicara. Serta terkadang menggunakan
telphon seluler.
b. Struktur peran keluarga
Tn. D sebagai kepala keluarga bertugas untuk mencari
nafkah dan mengurus urusan keluarga. Ny. S sebagai ibu rumah
tangga memiliki peranan sebagai mengurus suami dan
membersihkan rumah bekerjasama dengan ibu mertuanya.
Sedangkan Tn. W bekerja juga untuk mencari nafkah dengan
melaut. An. Z memiliki peranan sebagai siswa serta sesekali
membantu kakaknya dan ibunya.
c. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga Tn.D yang mengambil keputusan adalah
Tn. D selaku kepala rumah tangga namun dengan saran dari ibu
dan ayahnya. Akan tetapi ketika ada masalah selalu dibicarakan
terlebih dahulu kepada istrinya begitupun sebaliknya. Ketika Tn. D
sedang tidak dirumah maka pengambilan keputusan akan
diserahkan kepada Ny. S dan Ny. R.
d. Nilai dan norma budaya
Didalam keluarga tidak ada nilai maupun norma yang
bertentangan dengan kesehatan. Keluarga menganggap kesehatan
itu sangatlah penting.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Tn. D merupakan keluarga yang menyenangkan meskipun
hidup dalam keadaan ekonomi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Ny. S, istrinya dan anaknya yang selalu
menghormati dan menyayangi mereka.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. D mengatakan bahwa cara mereka
menanamkan hubungan interaksi sosial dengan tetangga dan
masyarakat dengan berpartisipasi dengan lingkungan sekitar
misalnya ketika di Rw mereka ada kegiatan maka Tn. D akan dan
istrinya mengikuti kegiatan atau hanya sekedar berpartisipasi
melalui tenaga masing-masing warga.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1). Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Nama
Abdul Kholik
Senin, 28 November 2022
C. Intervensi
No diagnosis Tujuan Rencana intervensi
Evaluasi
No Tanggal Diagnosis Evaluasi
1 1 Desember Kesiapan S : anggota keluarga
2022 peningkatan menetapkan tujuan untuk
koping keluarga meningkatkan hidup sehat
dengan memanfaatkan fasilitas
kesehatan, keluarga masih
bingung dengan masalah
finansial untuk persiapan
kelahiran.
O : keluarga tampak memiliki
sasaran untuk meningkatkan
kesehatan
A : masalah belum teratasi
P : kaji ulang dan rencanakan
intervensi
2 4 Desember Risiko defisit S : pasien mengatakan akan
2022 nutrisi berusaha membuat menu gizi
seimbang
O : pasien tampak kooperatif
A : masalah teratasi
P : lanjutkan ingtervensi lainya