(STUNTING)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Sungguh disayangkan, masyarakat kita masih belum menyadari masalah ini karena memang
anak pendek umum terlihat di masyarakat sebagai anak-anak dengan aktivitas yang normal,
tidak seperti anak kurang gizi. Padahal tahukah anda bahwa stunting pada anak dapat berakibat
fatal bagi produktivitas mereka dimasa dewasa? Penelitian membuktikan bahwa kemampuan
membaca anak yang pendek lebih rendah dibandingkan anak normal, dan pada saat mereka
dewasa produktivitas anak yang pendek lebih rendah dibandingkan dengan anak yang normal
(Martorell, 2007).
I.3 Tujuan
Memberikan informasi mengenai stunting yang terdiri dari :
1. Pengertian stunting.
2. Faktor yang menyebabkan terjadinya stunting.
3. Faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting.
4. Dampak Stunting.
5. Penilaian Stunting secara Antropometri.
6. Cara mencegah Stunting.
7. Zat Gizi mikro yang berperan untuk menghindari stunting.
8. Usaha pemerintah dalam masalah stunting.
BAB II
PEMBAHASAN
II.7 Zat Gizi Mikro yang Berperan untuk Menghindari Stunting (Pendek)
a. Kalsium
Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi, pembekuan darah dan
kontraksi otot. Bahan makanan sumber kalsium antara lain : ikan teri kering, belut, susu,
keju, kacang-kacangan.
b. Yodium
Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid mengatur
metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Yodium juga penting untuk
mencegah gondok dan kekerdilan. Bahan makanan sumber yodium : ikan laut, udang, dan
kerang.
c. Zink
Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka, fungsi kekebalan dan
pengembangan fungsi reproduksi laki-laki. Bahan makanan sumber zink : hati, kerang, telur
dan kacang-kacangan.
d. Zat Besi
Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan otak, dan metabolisme
energi. Sumber zat besi antara lain: hati, telur, ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau dan
buah-buahan.
e. Asam Folat
Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan pertumbuhan sel,
memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Sumber asam folat antara lain :
bayam, lobak, kacang-kacangan, serealia dan sayur-sayuran.
III.1 Kesimpulan
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan
dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN,
2009).
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi
kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga
bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Beberapa faktor yang terkait dengan kejadian stunted antara lain kekurangan energi dan
protein, sering mengalami penyakit kronis, praktek pemberian makan yang tidak sesuai dan
faktor kemiskinan.
Untuk menentukan stunted pada anak dilakukan dengan cara pengukuran. Pengukuran
tinggi badan menurut umur dilakukan pada anak usia di atas 2 tahun. Antropometri
merupakan ukuran dari tubuh, sedangkan antropometri gizi adalah jenis pengukuran dari
beberapa bentuk tubuh dan komposisi tubuh menurut umur dan tingkatan gizi, yang digunakan
untuk mengetahui ketidakseimbangan protein dan energi.
Kejadian balita stunting dapat diputus mata rantainya sejak janin dalam kandungan dengan
cara melakukan pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil, artinya setiap ibu hamil harus
mendapatkan makanan yang cukup gizi, mendapatkan suplementasi zat gizi (tablet Fe), dan
terpantau kesehatannya. Selain itu setiap bayi baru lahir hanya mendapat ASI saja sampai umur
6 bulan (eksklusif) dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang
cukup jumlah dan kualitasnya. Ibu nifas selain mendapat makanan cukup gizi, juga diberi
suplementasi zat gizi berupa kapsul vitamin A.
III.2 Saran
Penanggulangan Masalah gizi harus diprioritaskan pada Ibu Hamil dan anak BADUTA
(Bawah Dua Tahun) karena Baduta adalah Windows Oportunity untuk masalah pembangunan
sumber daya manusia indonesia.
Upaya advokasi diharapkan dapat membuka wawasan para pengambil kebijakan untuk
membuka peluang upaya pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan masalah
stunting. Advokasi juga ditujukan pada pemuka masyarakat untuk membantu pendekatan pada
masyarakat dalam membangun kesadaran pentingnya pemenuhan gizi terutama pada ibu hamil
dan bayi hingga usia 2 tahun. Advokasi baru menjadi langkah awal dan tidak mungkin
langsung merubah keadaan menjadi lebih baik, butuh proses serta komitmen dari semua pihak
yang bersinggungan dengan masalah stunting sehingga kita siap membangun generasi yang
lebih baik dan siap menyongsong masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Ricci, Judith A. and Becker, Stan. Risk factors for wasting and stunting among children in Metro
Cebu, Philippines The American Journal of Clinical Nutrition. 2014. 1996;63:966-75.
http://adriyanpramono.blogspot.com/2013/05/empat-pilar-gizi-seimbang-sebagai media.html
http://gizi.depkes.go.id/stop-generasi-stunting-di-indonesia
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/01/dampak-dan-penyebab-stunted.html