(STUNTING)
OLEH :
KADER KECAMATAN JUNTINYUAT
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga makalah Stunting ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam
penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, Saya mengharapkan berbagai saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah
berikutnya.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama
bagi saya sendiri.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
Memberikan informasi mengenai stunting yang terdiri dari :
1. Pengertian stunting.
2. Faktor yang menyebabkan terjadinya stunting.
3. Faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting.
4. Dampak Stunting.
5. Penilaian Stunting secara Antropometri.
6. Cara mencegah Stunting.
7. Zat Gizi mikro yang berperan untuk menghindari stunting.
8. Usaha pemerintah dalam masalah stunting.
BAB II
PEMBAHASAN
II.7 Zat Gizi Mikro yang Berperan untuk Menghindari Stunting (Pendek)
a. Kalsium
Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi, pembekuan
darah dan kontraksi otot. Bahan makanan sumber kalsium antara lain :
ikan teri kering, belut, susu, keju, kacang-kacangan.
b. Yodium
Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid
mengatur metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Yodium
juga penting untuk mencegah gondok dan kekerdilan. Bahan makanan
sumber yodium : ikan laut, udang, dan kerang.
c. Zink
Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka, fungsi
kekebalan dan pengembangan fungsi reproduksi laki-laki. Bahan makanan
sumber zink : hati, kerang, telur dan kacang-kacangan.
d. Zat Besi
Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan otak,
dan metabolisme energi. Sumber zat besi antara lain: hati, telur, ikan,
kacang-kacangan, sayuran hijau dan buah-buahan.
e. Asam Folat
Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan
pertumbuhan sel, memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia.
Sumber asam folat antara lain : bayam, lobak, kacang-kacangan, serealia
dan sayur-sayuran.
Stunting
20
17.6 17.3
18
16 14.6
13.7
14 11.9
12 10.6
10
8
6 Stunting
4
2
0
Dari tabel diatas dapat dilihat dari beberapa desa yang ada pesentase stunting yang
paling tinggi ada di desa lombang yaitu sebanyak (17,6 %), tapi masih dibawah
ambang batas dari standar yaitu (20 %) .
III.1 Kesimpulan
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah,
atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak –
anak lain seusianya (MCN, 2009).
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab
tidak langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin
mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir
dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan. Beberapa faktor yang terkait dengan kejadian stunted antara
lain kekurangan energi dan protein, sering mengalami penyakit kronis,
praktek pemberian makan yang tidak sesuai dan faktor kemiskinan.
Untuk menentukan stunted pada anak dilakukan dengan cara
pengukuran. Pengukuran tinggi badan menurut umur dilakukan pada anak
usia di atas 2 tahun. Antropometri merupakan ukuran dari tubuh,
sedangkan antropometri gizi adalah jenis pengukuran dari beberapa bentuk
tubuh dan komposisi tubuh menurut umur dan tingkatan gizi, yang digunakan
untuk mengetahui ketidakseimbangan protein dan energi.
Kejadian balita stunting dapat diputus mata rantainya sejak janin dalam
kandungan dengan cara melakukan pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu
hamil, artinya setiap ibu hamil harus mendapatkan makanan yang cukup gizi,
mendapatkan suplementasi zat gizi (tablet Fe), dan terpantau kesehatannya.
Selain itu setiap bayi baru lahir hanya mendapat ASI saja sampai umur 6
bulan (eksklusif) dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping ASI
(MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya. Ibu nifas selain mendapat
makanan cukup gizi, juga diberi suplementasi zat gizi berupa kapsul vitamin
A.
III.2 Saran
Penanggulangan Masalah gizi harus diprioritaskan pada Ibu Hamil dan
anak BADUTA (Bawah Dua Tahun) karena untuk mencapai di 1000 HK
anak tersebut agar menjadi individu yang berkualitas.
Berbagai upaya penanggulangan masalah STUNTING yang dilakukan
diharapkan didukung oleh pemerintah maupun masyarakat agar tujuan dari
setiap kegiatan tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Ricci, Judith A. and Becker, Stan. Risk factors for wasting and stunting among
children in Metro Cebu, Philippines The American Journal of Clinical
Nutrition. 2014. 1996;63:966-75.
http://adriyanpramono.blogspot.com/2013/05/empat-pilar-gizi-seimbang-sebagai
media.html
http://gizi.depkes.go.id/stop-generasi-stunting-di-indonesia
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/01/dampak-dan-penyebab-
stunted.html