Universitas Indonesia
Depok
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan lancar.Makalah
dibuat untuk menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah MPKT-B sebagai salah satu dari
proses pembelajaran di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Pada makalah ini kami akan membahas tentang kasus stunting yang cukup tinggi di
Indonesia, akan dipaparkan terkait penyebab, upaya penanganan, serta pengaruh dari stunting
pada anak.
Makalah ini tidak akan terbentuk dengan baik tanpa adanya bimbingan dari dosen
kami yaitu Dr. Yohanes Sumaryanto Dip.Lib., M.Hum.. Serta dukungan dari teman-teman
sekalian. Sebelumnya kami meminta maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat
yang kurang berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang
membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
Stunting adalah salah satu masalah kesehatan yang telah menjadi masalah krusial di
Indonesia. Stunting merupakan kondisi kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi
yang kurang dalam jangka waktu 1000 hari pertama sejak di dalam kandungan hingga berusia
2 tahun. Kejadian stunting selain dipengaruhi berbagai sektor, stunting dapat pula
mempengaruhi berbagai sektor yang berkaitan dengan kemajuan suatu negara.
H ALAMAN JUDUL
K ATA
PENGANTAR A
BSTRAK
D AFTAR ISI
P ENDAHULUAN
Latar Belakang
P EMBAHASAN
Upaya Penanganan Stunting
Dampak Stunting
Stunting di Indonesia
K ESIMPULAN
D AFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Menurut WHO, stunting merupakan masalah kompleks yang tidak dapat hanya
dicegah hanya dengan perbaikan nutrisi. Sektor-sektor lain juga dapat mempengaruhi
terjadinya stunting. Sektor-sektor tersebut adalah :
1. Kebijakan Ekonomi
2. Edukasi
Sebagai orang yang teredukasi masalah stunting, dokter, perawat dan orang
yang bekerja di bidang kesehatan bertanggung jawab dalam pemantauan dan
mengidentifikasi anak yang beresiko tidak cukup nutrisi dalam tumbuh dan
berkembangnya. Instansi kesehatan harus menjadi sarana yang memberikan
pengetahuan mengenai proporsi nutrisi yang cukup untuk anak yang masih ASI
sampai umur 2 tahun.
Pengetahuan orang tua mengenai kesehatan anak dan asupan nutrisinya adalah
hal yang penting. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan
pada masa kehamilan menyebabkan stunting pada anak. Ibu yang berpendidikan
tinggi lebih cenderung membuat keputusan untuk meningkatkan gizi dan kesehatan
pada anak seperti ASI yang memadai dan imunisasi pada anak. Pendidikan yang lebih
tinggi dapat menambah pengetahuan dan kemampuan orang tua untuk mengerti dan
mengubah kebiasaan makan anak sehingga nutrisi anak lebih terjamin.
3. Lingkungan sosial dan budaya
Sumber daya yang tersebar di setiap daerah tidak begitu beragam sehingga
keberagaman dalam mengkonsumsi makanan yang bernutrisi juga terbatas. Nutrisi
yang diperoleh sangat mempengaruhi pertumbuhan sejak bayi lahir, termasuk risiko
terjadinya stunting. Tidak terlaksananya inisiasi menyusu dini (IMD), gagalnya
pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, dan proses penyapihan dini dapat menjadi
salah satu faktor terjadinya stunting. Sedangkan, perlu memperhatikan kuantitas,
kualitas, dan keamanan pangan yang diberikan untuk makanan pendamping ASI (MP
ASI). Asupan zat gizi pada balita sangat penting dalam mendukung pertumbuhan
sesuai dengan grafik pertumbuhannya agar tidak terjadi gagal tumbuh (growth
faltering) yang dapat menyebabkan stunting.
Kondisi lingkungan, baik itu polusi udara, air bersih dapat pula mempengaruhi
stunting. Akses terhadap sanitasi dan air bersih yang mudah dapat menghindarkan
anak pada risiko ancaman penyakit. Untuk itu, pentingnya membersihkan badan
terutama tangan dengan sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar
sembarangan.
1) Indikator kesehatan
Stunting dapat mengganggu kualitas kesehatan SDM baik secara fisik, mental, dan
kognitif. Dalam artikel kompas.com 'Dampak Stunting Terhadap Kecerdasan
Generasi Bangsa', dinyatakan bahwa penderita Stunting biasanya mengalami daya
kualitas kognitif yang rendah akibat lambatnya perkembangan otak sehingga dapat
mempengaruhi kualitas SDM. Buruknya fasilitas kesehatan dalam penanganan
stunting dapat berujung pada meningkatnya angka kematian.
2) Indikator Pendidikan
Kondisi kognitif yang terganggu sebagai dampak dari Stunting dapat menurunkan
kualitas SDM. Ketika kualitas SDM rendah, akan sulit untuk menjalani jenjang
pendidikan yang lebih tinggi sehingga banyak SDM yang kurang berpendidikan dan
berdampak pada rendahnya produktivitas SDM.
3) Indikator Ekonomi
Menurut BMC Public Health bahwa stunting dapat berdampak negatif tidak hanya di
masa anak sekolah namun dapat berdampak hingga mencapai usia bekerja atau
dewasa. Maka dari itu stunting dapat memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Stunting di Indonesia
Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG) selama tiga tahun terakhir, masalah
stunting memiliki prevalensi tertinggi dibandingkan dengan masalah gizi lainnya seperti
gizi kurang, kurus, dan gemuk. Dari tahun 2007-2017, prevalensi stunting di Indonesia
mengalami grafik yang naik turun. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas),
tahun 2007 prevalensi stunting sebesar 36,8%. Pada tahun 2010 mengalami penurunan
sebesar 1,2%. Tahun 2013 kembali naik 1,6% dari tahun 2010 menjadi 37,2%. Sampai di
tahun 2019, angka stunting turun menjadi 27,67% yang berarti hampir 10%
penurunannya. Tetapi angka ini belum mencapai angka yang ditetapkan oleh WHO, yaitu
dibawah 20%
Upaya pemerintah Indonesia sendiri dalam menangani stunting terbagi menjadi dua
yaitu langkah Kesehatan dan langkah Pendidikan. Sehingga upaya penanganan stunting
tidak hanya berfokus pada kontribusi dari kementerian Kesehatan, namun upaya
kementerian lain seperti kementrian Pendidikan dan budaya, pemerintah setempat, dan
juga dukungan dari masyarakat Indonesia. Upaya penanganan di ranah Kesehatan dapat
diartikan sebagai segala bantuan dari pemerintah berupa pemenuhan sarana Kesehatan
agar terhindar dari stunting seperti, Suplementasi gizi, Imunisasi, Pemberian obat cacing,
Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi, Standarisasi makanan melalui BPOM, dan
bantuan pangan pemenuh gizi seperti protein. Selanjutnya, upaya penanganan di ranah
Pendidikan dapat diartikan sebagai segala upaya pemerintah dengan melakukan
penanaman pola pikir yang sehat kepada masyarakat agar terhindar dari stunting seperti,
Pendidikan sebelum masa pernikahan, Pendidikan Bina Keluarga Balita, parenting,
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan Sosialisasi GERMAS (Gerakan Masyarakat
Indonesia).
KESIMPULAN
Stunting merupakan masalah kesehatan yang terjadi pada anak mengenai perbedaan
pertumbuhan pada anak yang normal disebabkan beberapa faktor salah satunya kurangnya
asupan gizi yang menghambat pertumbuhan suatu anak. Bila terjadi banyaknya kasus
stunting mengakibatkan tidak optimalnya pertumbuhan anak sebagai penerus bangsa dan
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan bagi masa depan suatu negara termasuk
Indonesia. Namun, stunting merupakan masalah kompleks yang tidak dapat hanya dicegah
hanya dengan perbaikan nutrisi. Berbagai aspek seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan dan
infrastruktur menjadi hal yang dapat berdampak pula pada stunting. Pencegahan dan
penanggulangan stunting berarti pemerintah Indonesia harus membenahi aspek-aspek
tersebut.
Stunting bukan masalah yang dapat diatasi dengan mudah dan dengan waktu yang
singkat. Dibutuhkan waktu yang lama dan pembenahan di berbagai bidang dalam
mewujudkan dunia bebas stunting. Oleh sebab itu, pemerintah bersama masyarakat haruslah
saling bekerjasama dalam pencegahan Stunting tersebut agar terwujudnya keselarasan dalam
penanganan Stunting sehingga masalah ini menjadi lebih mudah untuk diatasi.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Indonesia. Indeks Pembangunan Manusia. Diakses pada 12 Mei 2020,
dari https://www.bps.go.id/subject/26/indeks-pembangunan-manusia.html#subjekViewTab6
Investor.id. (2019, 28 Agustus). Stunting Sebagai Isu Pembangunan. Diakses pada 12 Mei
2020, dari https://investor.id/opinion/stunting-sebagai-isu-pembangunan
Blog.ruangguru.com. (2018, 22 Oktober). Geografi Kelas 11: Hal-Hal Penting Dalam Indeks
Pembangunan Manusia. Diakses pada 12 Mei 2020, dari
https://blog.ruangguru.com/hal-hal-penting-dalam-indeks-pembangunan-manusia
Alodokter.com (2019, 10 April). Memahami Stunting pada Anak. Diakses pada 17 Mei 2020,
dari https://www.alodokter.com/memahami-stunting-pada-anak
Youtube: WHO (2014, 14 Oktober). Stunted growth - Chapter 4: Many Sectors Acting
Jointly Can Reduce Stunting. Diakses pada 12 Mei 2020.
https://www.youtube.com/watch?v=pkjG8Ahh8Tc&feature=emb_title