Dosen Pengampu :
TH 2020
RANCANGAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BALITA STUNTING
DI KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT
A. LATAR BELAKANG
buruk, gizi lebih, anemia dan stunting. Permasalahan gizi merupakan sebuah
masalah yang besar karena kualitas hidup manusia sangat ditentukan oleh
kondisi kesehatan yang salah satunya dipengaruhi oleh gizi. Stunting yang
2018 yaitu 30,8% dengan rincian status gizi sangat pendek pada balita yaitu
11,5%. Hal ini mengalami penurunan dari 18.0% pada tahun 2013. Status gizi
pendek pada balita yaitu 19,3%. Mengalami kenaikan dari 19,2% pada ytahun
2013.
pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Oleh karena itu pencegahan dan penangan
sejak remaja Putri. Balita stunting banyak dilahirkan dari ibu yang mengalami
Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan anemia. Selain itu stunting juga
disebabkan pola asuh yang salah seperti pemberian ASI tidak esklusif dan tidan
diberikan selama 2 tahun, Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak yang keliru
baik jenis makanan, porsi makanan maupun pemilihan sumber gizi yang kurang
dan tertinggal.
Pengetahuan kesehatan yang kurang tentunya akan berakibat seorang ibu tidak
menyiapkan masa kehamilan dengan gizi seimbang. Saat hamil dan menyusui
ibu atau keluarga tidak menyediakan makanan yang cukup gizi sehingga bayi
penanganan penyakit infeksi pada bayi dan balita juga akan menentukan derajat
kelas ibu balita atau di kelompok kelompok lainnya, maka akan mengalami
disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang pernah dilalui agar informasi mudah
memiliki hp android yang bias menerima video melalui media social dan memutar
sendiri video tersebut. Video juga bisa diputar di posyandu, kelas ibu hamil, kelas
ibu balita dan UKBM lainnya. Kami akan membuat perencanaan program
direncanakan diberikan kepada sasaran remaja putri, Wanita Usia Subur, Ibu
hamil dan ibu balita. Diharapkan dengan menyaksikan video secara berulang,
B. TUJUAN
Tujuan umum dari program promkes ini adalah memberikan
pemahaman terhadap remaja putri, WUS, ibu hamil dan ibu balita tentang
langkah langkah yang bias mereka terapkan dalam kehidupan sehari hari
dan penanganan stunting yang dapat diputar dalam hp android di rumah masing
masing atau diputar dalam kegiatan - kegiatan UKBM di wilayah masing masing.
C. MANFAAT
Program promosi kesehatan ini bermanfaat bagi :
1. Masyarakat khususnya remaja putri, WUS, ibu hamil, ibu balita akan
langkah penting yang dapat dilakukan sehari hari untuk mencegah dan
penanggulangan stunting.
Rancangan ini berupa Video Pendek berdurasi kurang dari 5 menit yang terbagi
2. Pesan Inti :
a. Bagi remaja putri agar mengkonsumsi makanan sehat dan tinggi zat besi
b. Bagi ibu hamil agar mengkonsumsi makanan bergizi (Ati Telur Ikan),
c. Bagi ibu menyusui agar menyusui bayinya secara ekslusif selama 6 bulan
pendamping ASI yang bergizi dengan porsi dan tekstur yang sesuai usia
E. PRIORITAS MASALAH
Stunting adalah masalah kesehatan yang memiliki penyebab langsung
2. Pola Asuh
3. Pemberian ASI
politik, social)
F. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Stunting
Stunting adalah sebuah kondisi ketika seorang anak lebih pendek dari
usia yang seharusnya. Kondisi ini diukur dengan arthopometri dimana hasil
pengukuran dibawah min2 standar deviasi dari tabel standar pertumbuhan anak
WHO tahun 2005. Stunting merupakan situasi gagal tumbuh akibat kekurangan
gizi kronik khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan. Balita khususnya
manusia. Asupan gizi yang tepat, kesehatan yang optimal dari dukungan perilaku
dan lingkungan sehat akan mempengaruhi kondisi kesehatan yang prima bagi
seseorang.
2. Penyebab Stunting
Secara umum stunting disebabkan oleh kurang gizi kronik yang artinya
kondisi kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Bayi stunting memiliki panjang
badan lahir kurang dari 48 cm. Namun pada banyak situasi, bayi bayi yang lahir
dengan panjang badan normal dapat mengalami gagal tumbuh atau stunting di
masa tahun – tahun berikutnya disebabkan oleh penyakit infeksi dan asupan gizi
Bayi – bayi pendek maupun BBLR lebih banyak dilahirkan dari ibu yang
KEK dan atau anemia berat. Kondisi ibu hamil KEK dan anemia diperoleh dari
pemilihan makanan bergizi. Pola asuh dan pola makan dari orang tua diwariskan
masyarakat makan apa yang diinginkan bukan apa yang dibutuhkan. Asumsi
tidak makan nasi belum makan secara otomatis terpatri dari kebiasaan leluhur.
pertama pada bayi. Ibu akan memberikan bubur dari tepung beras dalam porsi
yang lebih banyak dibandingkan dengan sayur, buah dan protein. Bahkan sering
diberikan hanya tepung (karbohidrat) saja tanpa penambahan sayur dan protein
asupan gizi. Para orang tua kebanyakan tidak merasa khawatir selama anak
dan sikap remaja pun demikian. Makanan bergizi seperti sayur, telur, ikan tidak
dikonsumsi karena kalah dengan daya tarik makanan miskin nutrisi seperti
jajanan yang terbuat dari pati atau karbohidrat. Kondisi miskinnya asupan gizi
akan menyebabkan anemia pada remaja bahkan Kurang Energi Kronik dengan
Dalam masa menyusui selain ASI ekslusi juga dibutuhkan kualitas ASI
yang baik yng dapat diperoleh dari nutrisi yang cukup ibu menyusui. Pemilihan
makanan yang kaya kandungan gizi akan berpengaruh terhadap ASI yang
dihasilkan sehingga bayi memperoleh nutrisi yang cukup untuk perumbuhan dan
perkembangannya.
Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak (PMBA) juga salah satu kunci
sejumlah protein dan nutrisi penting lainnya selama masa ini akan menyebabkan
penyakit infeksi yang menyerang balita juga berperan dalam menentukan balita
menjadi stunting atau tidak. Status imunisasi dan PHBS serta kesehatan
Thypoid, Flu dan lain – lain. Pemberantasan sarang nyamuk dan tidak asap
rokok di dalam rumah adalah upaya – upaya dalam PHBS untuk mencegah
balita stunting. Penyediaan air bersih dan jamban keluarga juga erta
factor ekonomi juga terkait erat. Pemilikan dan akses sanitasi dasar, penyediaan
3. Dampak stunting
Perkembangan sel otak manusia akan berlangsung selama 1000 HPK dimana
setelah itu tidak ada lagi penyambungan sel otak melainkan hanya upaya
Selain itu balita stunting cenderung memiliki resiko lebih tinggi mengidap
gizi dapat mengalami masalah pada perkembangan sistem hormonal insulin dan
glukagon pada pankreas yang mengatur keseimbangan dan metabolisme
glukosa. Sehingga, pada saat usia dewasa jika terjadi kelebihan intake kalori,
lemak tubuh (lipogenesis) juga lebih mudah. Dengan demikian, kondisi stunting
stunting 21%.
2. Tempat Kegiatan
H. DAFTAR PUSTAKA
- Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, ISSN 20888-270X semester I,
2018, Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia
- Dasman Hardisman, Empat Dampak Stunting bagi Anak dan Negara Indonesia,
22 januari 2019
- Lina Apriani, Hubungan Karakteristik Ibu, Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi) Dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (Phbs) Dengan Kejadian Stunting
(Studi kasus pada baduta 6 - 23 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pucang
Sawit Kota Surakarta) JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
- Setiyabudi Ragil, Stunting, risk factor, effect and prevention, Nursing
Department, Health Science Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto,
Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia, 2019
- Vellim Dina Cahyani, Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Rumah Tangga
Dengan Kejadian Stunting Dan Non-Stunting Pada Remaja Putri Di Smp Negeri
1 Nguter Sukoharjo, 2017