DETERMINAN KESEHATAN
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
TH 2020
DETERMINAN KESEHATAN BALITA STUNTING
DENGAN MODEL ICEBERG
Contributing factors :
A. Konsumsi makanan
B. Status infeksi
C. Pelayanan kesehatan
Lifestyle behaviours :
1. Pola konsumsi keluarga
2. Pola Asuh
3. Pemberian ASI
4. Penyediaan dan pemberian MPASI
5. Kebersihan dan sanitasi
Psycho-socio-cultular & environmental
determinan:
1. Daya beli (kemiskinan- pembangunan
ekonomi)
2. Akses pangan (ketahanan pangan dan
gizi- ekomoni, politik, social)
3. Akses informasi (pendidikan- ekonomi,
budaya)
4. Akses pelayanan (ekonomi, pendidikan,
budaya)
( Unicef 1990)
Hasil Kajian :
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang diakibatkan kekurangan zat
gizi kronik terutama pada usia 1000 hari pertama kehidupan (Kemkes, 2018). Ditandai dengan status
tinggi badan per umur pendek dan sangat pendek. Balita stunting apabila tidak mendapatkan
penanganan yang tepat akan menyebabkan penurunan ekonomi dan kesejahteraan suatu Negara.
WHO pada tahun 2017 menempatkan Indonesia sebagai Negara peringkat 3 di ASIA
dalam persentase balita stunting. Hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukan ada penurunan angka balita
stunting dari 37,2% pada tahun 2013 ke 23,6% pada tahun 2018. Namun angka ini mash diatas standar
belum-standar-who)
Balita stunting pada kehidupan dewasanya terancam kurang atau tidak produktif
berkaitan dengan resiko menginap penyakit tidak menular. Meningkatnya biaya berobat dan rendahnya
produktivitas menimbulkan dampak penurunan ekonomi dan kesejahteraan suatu bangsa. Selain itu
Dalam upaya penanganan penanganan stunting pada balita harus diupayakan dari
3. Menjaga kondisi social dan budaya serta memperbaiki beberapa kondisi yang kurang
Ekonomi yang kuat akan mendukung terhadap beberapa factor penting yaitu :
masyarakat khususnya bidang kesehatan seperti perilaku kesehatan seperti imunisasi, ASI
ekslusif, cuci tangan pakai sabun, pola makan gizi seimbang dan lain – lain.
Stabilitas politik juga mendukung kondisi - kondisi seperti ketahanan pangan, keterjangkauan pelayanan