Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PELAKSANAAN

RAPAT KOORDINASI LINTAS SEKTOR TENTANG ANALISIS SITUASI (AKSI 1)


DALAM UPAYA PENCEGAHAN DANPENANGANAN STUNTING
KABUPATEN BOALEMO PROVINSI GORONTALO
TAHUN ANGGARAN 2020

A. LATAR BELAKANG
Stunting atau sering disebut pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di
bawahlima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikosisial serta paparan
infeksi berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga
anak berusia dua tahun.Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di
bawah minus dua standar deviasi (-2SD) anak seusianya. Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang
terjadi pada 1.000 HPK tidak hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan fisik dan meningkatkan
kerentanan terhadap penyakit, tetapi juga mengancam perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada
tingkat kecerdasan dan produktivitas anak dimasa dewasanya. Kerugian ekonomi akibat stunting pada angkatan
kerja di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 10,5 Y6 dari produk domestic bruto (PDB), atau setara dengan
Rp386 triliun.
Prevalensi stunting dalam 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa stunting merupakan salah satu masalah
gizi terbesar pada balita di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 30,8 balita
menderita stunting. Masalah gizi lain terkait dengan stunting yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat adalah
anemia pada ibu hamil (48,990), Berat Bayi Lahir Rendah atau BBLR (6,296), balita dengan status gizi buruk
(17,790) dan anemia pada balita.
Mengacu pada “The Conceptual Frame work of the Determinan soft Child Under nutrition”, “The Under lying
Drivers of Malnutrition” 5, dan “Faktor Penyebab Masalah Gizi Konteks Indonesia” 7 penyebab langsung masalah
gizi pada anak termasuk stunting adalah rendahnya asupan gizi dan status kesehatan. Penurunan stunting menitik
beratkan pada penanganan penyebab masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan
khususnya akses terhadap pangan bergizi (makanan), lingkungan social yang terkait dengan praktik pemberian
makanan bayi dan anak (pengasuhan), akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan
(kesehatan), serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi (lingkungan). Keempat
faktor tersebut mempengaruhi asupan gizi dan status kesehatan ibu dan anak. Intervensi terhadap keempat faktor
tersebut diharapkan dapat mencegah masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi.
Stunting adalah salah satu indikator bidang kesehatan yang menjadi perhatian semua
pihak, mengingat angka kejadiannya cukup tinggi, dan salah satu dampaknya yaitu lose
generation.
Berbagai kegiatan sudah dilakukan, antara lain; penyuluhan, Konseling kepada Ibu hamil dan ibu
bayi balita di setiap desa dan kecamatan secara bertahap, pemberian makanan tambahan dan
pemulihan dengan melibatkan stakeholder dan anggota keluarga, namun angka stunting masih
tetap tinggi.
Upaya penurunan stunting akan lebih efektif apabila intervensi gizi spesifik dan sensitive
dilakukan secara terintegrasi atau terpadu. Beberapa penelitian baik dari dalam maupun luar negeri
telah menunjukan bahwa keberhasilan pendekatan terintegrasi yang dilakukan pada sasaran
prioritas dilokasi focus untuk mencegah dan menurunkan stunting.
Dalam 3 tahun terakhir ini penurunan prevalensi stunting di kabupaten Boalemo
mengalami penurunan yang sangat signifikan yakni di tahun 2017 prevalensi stunting 32.5% ,
ditahun 2018 prevalensi stunting turun 24.3% dan ditahun 2019 terjadi penurunan sangat drastic,
yang awalnya pemerintah daerah hanya menargetkan prevalensi stunting diturunkan menjadi
17 % akan tetapi data yang kami dapatkan melalui kegiatan operasi timbang yang dilaksanakan
oleh petugas gizi puskesmas terdapat angka prevalensi stunting bisa mencapai penurunan 15.5%.
WHO, 2010 menyimpulkan bahwa anak stunting dapat menyebabkan berat badan
lebih/obese ketika dewasa dan memicu terhadap meningkatnya penyakit tidak menular (PTM);
Diabetes Melitus (DM), stroke, jantung, kanker dan lain-lain. Dampak jangka panjang lainnya
dari stunting adalah ketika memasuki masa produktif terlihat dari ukuran fisik dan kecerdasan
yang tidak optimal serta kualitas kerja yang tidak kompetitif sehingga mempengaruhi rendahnya
produktifitas ekonomi. Hasil riset Bank Dunia menggambarkan kerugian akibat stunting
mencapai 3-11% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Beberapa penelitian kohor menemukan bahwa pertumbuhan anak dua tahun pertama
kehidupan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan periode emas Pemberian Makan pada
Bayi dan Anak (PMBA) yang mencakup 4 hal yaitu : (1) Lakukan IMD minimal selama 1 jam
segera setelah lahir, (2) Pemberian ASI saja hingga usia 6 bulan (ASI-E), (3) Mulai usia 6 bulan
berikan MP-ASI sesuai umur bayi dan (4) Memberikan ASI dilanjutkan hingga usia anak berusia
2 tahun (Kemenkes, 2014)
B. GAMBARAN UMUM
1. Pengertian Stunting
Stunting atau sering disebut pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di
bawahlima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis sehingga menyebabkan tinggi badan
seseorang ternyata lebih pendek dibanding tinggi badan orang lain pada umumnya (yang seusia).
2. Penyebab Stunting
a. Ketahanan pangan khususnya akses terhadap pangan bergizi (makanan)
b. Lingkungan social yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak
(Pengasuhan)
c. Akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan (Kesehatan)
d. Kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi lingkungan
3. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh Stunting
a. Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan
fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh
b. Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan
kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko
tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah,
kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua
4. Bagaimana Menangani Stunting?
Masyarakat Desa baik tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, pemerintah desa, lembaga
desa, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), karang taruna, kader posyandu, kader desa,
bidan desa, guru PAUD serta masyarakat yang peduli kesehatan dan pendidikan berperan aktif
dalam memonitor seluruh sasaran sunting pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dalam
mendapatkan intervensi sebagai berikut :
a. Intervensi Gizi Spesifik
1. Untuk Sasaran Ibu Hamil :
a) Pemberian makanan tambahan kepada semua ibu hamil yang kekurangan energi dan protein
kronis dan berasal dari keluarga miskin
b) Pendampingan kepada semua ibu hamil agar patuh mengonsumsi tablet tambah darah oleh
Kader
c) Kelas ibu hamil untuk kesehatan ibu hamil dan persiapan menyusui
d) Pencegahan kecacingan dan malaria pada semua ibu hamil yang tinggal di daerah endemis
malaria dengan pemberian kelambu anti malaria
2. Untuk Sasaran anak baru lahir hingga usia 23 bulan :
a) Pendampingan kepada semua ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan agar mampu
memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan oleh petugas
kesehatan dan kader
b) Pembelajaran pola asuh Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) untuk ibu dalam bentuk
kelas ibu, kunjungan rumah dan konseling dengan frekuensi minimal 8x (penyelenggaraan
oleh kader, nara sumber dari petugas kesehatan-Puskesmas)
c) Pemantauan pertumbuhan bayi dan anak usia 0-59 bulan oleh kader (meningkatkan partisipasi
balita ke Posyandu (D/S) dan biaya transportasi rujukan anak dengan masalah gizi yang perlu
ditindaklanjuti lebih lanjut
d) Pendataan sasaran dan pendampingan pemberian makanan tambahan pemulihan untuk anak
kurus umur 6-23 bulan dari keluarga miskin
3. Kelompok sasaran Usia Lainnya
Pemberian tablet tambah darah pada remaja puteri dan wanita usia subur
4. Untuk Sasaran Keluarga :
a) Penyediaan air bersih skala desa
b) Sanitasi lingkungan skala desa meliputi MCK, pembuangan sampah dan pengelolaan limbah
c) Pendidikan gizi (gizi seimbang dan PHBS) penyelenggaraan oleh kader dengan narasumber
petugas kesehatan-Puskesmas
b. Intervensi Gizi Sensitif
Intervensi gizi sensitive mencakup peningkatan akses pangan bergizi,peningkatan
kesadaran,komitmen dan praktek pengasuhan gizi ibu dan anak,peningkatan akses dan dan
kualitas pelayanan gizi dan kesehatan serta peningkatan penyediaan air bersih dan sarana sanitasi.
Intervensi gizi sensitif Idealnya dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor
kesehatan dan berkontribusi pada 70% Intervensi Stunting. Sasaran dari intervensi gizi spesifik
adalah masyarakat secara umum dan tidak khusus ibu hamil dan balita pada 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK).
C. TUJUAN
Tujuan dilaksanakan analisis data yakni :
- Mengetahui pola sebaran stunting
- Mengetahui wilayah-wilayah dengan prevalensi stunting atau jumlah kasus yang tergolong stinggi
secara signifikan dibandingkan rata-rata seluruh wilayah.
- Mengidentifikasi calon-calon desa yang akan mendapatkan Analisis situasi secara khusus
menentukan jumlah analisis situasi yang dilakukan oleh kabupaten.
D. PESERTA
Peserta pada pelaksanaan kegiatan analisis situasi yakni seluruh OPD terkait ,kepala puskesmas dan
pengelola program teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Boalemo.
E. WAKTU DAN METODE KEGIATAN
1. Waktu
Pelaksanaan Kegiatan analisis situasi hari rabu 20 mei tahun 2020.
2. Tempat
Pelaksanaan kegiatan Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Boalemo.
3. Metode
Metode yang digunakan adalah Paparan Hasil analisis situasi dan Paparan Sebaran stunting
tingkat kecamatan dan desa.
4. Narasumber
- Wakil Bupati
- Kepala Badan Bappeda
- Kepala Dinas Kesehatan
- Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan.
F. PENANGGUNG JAWAB
Penanggung jawab pada kegiatan Analisis Situasi adalah Bapppeda Dinas Kesehatan
Kabupaten Boalemo
G. PEMBIAYAAN
Pembiayaan pada Pertemuan ini berasal dari Dana Alokasi Khusus BOK Stunting Dinas
Kesehatan Kabupaten Boalemo Tahun Anggaran 2020.
H. PENUTUP
Demikian laporan Pelaksanaan kegiatan Rapat Koordinasi Lintas Sektor tentang Analisis
Situasi (Aksi 1 ). ini kami buat sebagai bahan laporan, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan
terima kasih.
Penanggung Jawab Kegiatan

Siul Sumanti Lahay,SST,


Nip. 197902072005012013
UPAYA YANG SUDAH DILAKUKAN OLEH DINAS KESEHATAN DALAM RANGKA
PERCEPATAN PENCEGAHAN DAN PENANGAN DALAM MENURUNKAN ANGKA
STUNTING DI KABUPATEN BOALEMO.

Sesuai data survey pemantauan status gizi yang diselenggarakan oleh provinsi gorontalo bahwa data
stunting di kabupaten Boalemo pada tahun 2017 yakni 32,5%.untuk itu Dinas kesehatan Kabupaten
Boalemo telah melaksanakan kegiatan terkait pencegahan dan penanganan stunting antara lain:
1. Tahun 2017
Upaya yang dilaksanakan dalam pencegahan dan penanganan stunting yaitu Melatih petugas kesehatan
dan kader posyandu dengan tujuan dapat memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat di
desa dalam pengetahuan teknis tentang PMBA yang direkomendasikan pada ibu hamil dan anak usia 0
– 24 bulan,Praktik-praktik Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Praktik kebersihan yang dapat
mencegah penyakit.
Pelatihan yang sudah di laksanakan antara lain:
a. Pelatihan Pemberian Makan Bayi dan Anak
b. Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan
c. Pelatihan Pemberian dan Pemantauan Tablet Tambah Darah
d. Pelatihan Pemicuan STBM
2. Tahun 2018
Upaya yang di laksanakan dalam pencegahan dan penaganan stunting dengan membuat suatu Program
Inovasi yakni Desa Tanggap Stunting (DTS) yang di pelopori oleh Ketua Tim Penggerak PKK
Kabupaten Boalemo yang bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kejadian stunting di Kabupaten
Boalemo Dengan Meningkatkan kepedulian serta pemahaman masyarakt dan pemerintah desa dalam
pencegahan dan penaganan stunting didesa serta meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya
manusia di desa.
Langkah-langkah kegiatan Desa Tanggap Stunting (DTS) dilaksanakan antara lain:
a. Dinas Kesehatan Melakukan Validasi Data Stunting Di 10 Desa Lokus
b. Dinas Kesehatan Melaksanakan Gelar Data Stunting 10 Desa lokus ke seluruh OPD terkait.
c. Pencanagan Desa Tanggap Stunting (DTS)
d. Sosilisasi Desa Tanggap Stunting (DTS) tingkat Puskesmas
e. Sosialisasi Desa Tanggap Stunting tingkat kecamata dan Desa
DOKUMENTASI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI BALITA STUNTING DI 82 DESA Tanggal 2
s/d 18 Maret 2019
DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGIATAN RAKOR LINTAS PROGRA TANGGAL 26
MARET 2019

KEPALA DINAS KESEHATAN DAN KABID KESMAS MEMIMPIN RAPATKOORDINASI


LINTAS PROGRAM DALAM RANGKA PENURUNAN STUNTING TGL 26 MARET 2019
EVALUASI STUNTING LINTAS PROGRAM PUSKESMAS DAN DINAS KESEHATAN
TANGGAL
DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGIATAN RAKOR LINTAS SEKTOR DALAM RANGKA
PENYUSUNAN RENCA KERJA DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING

TANGGAL 9 MEI 2019


WAKIL BUPATI,KEPALA DINAS KESEHATAN DAN FASILITATOR WILAYAH INDONESISA
TIMUR DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING
REMBUK STUNTING
TANGGAL 29 MEI TAHUN 2019

WAKIL BUPATI BOALEMO MEMBUKA KEGIATAN REMBUK STUNTING


PENANDATANGANAN KOMITMEN LINTAS SEKTOR DALAM RANGKAN PENCEGAHAN
DAN PENANGANAN STUNTING
DOKUMENTASI PELAKSANAAN WORK SHOP DALAM RANGKA PENYUSUNAN
REGULASI Tanggal
24 Juli 2019

SEKRETARIS DAERAH KAB.BOALEMO,KEPALA BAPPEDA DAN KEPALA DINAS


KESEHATAN MEMIMPIN PELAKSANAAN KEGIATAN WORKSHOP.
DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGIATAN FOCUS GROUP DISCUSION (FGD) ADALAM
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING TANGGAL 29 JULI S/D 2
AGUSTUS 2019

BAPAK SEKRETARIS DINAS KESEHATAN ,KABID KESMAS DAN CAMAT PAG.


PANTAI .MEMIMPIN ACARA FGD TKT KECAMATAN PAGUYAMAN PANTAI
KADIS KESEHATAN,KABID KESMAS DAN KABID SOSBUD BAPEDDA,MEMIMPIN
KEGIATAN FGD KECAMATAN DULUPI

DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGIATAN MTBS TKT KABUPATEN BOALEMO

TANGGAL 30 APRIL 2019


DOKUMENTASI PELAKSANAAN OJT PMBA

30 SEPTEMBER S/D 23 OKTOBER 2019


DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUATAN BIDAN DAN LINTAS SEKTOR
DALAM RANGKA PENANGANAN DAN PENCEGAHAN STUNTING TANGGAL 15
OKTOBER 2019
KEPALA DINAS KESEHATAN DI DAMPINGI KABID KESMAS DALAM RANGKA MEMBUKA
KEGIATAN PENGUATAN BIDAN DAN LINTAS SEKTOR.

PENANDATANGAN KOMITMEN DALAM PENDAMPINGAN 1000 HPK OLEH LINTAS SEKTOR


KAB.BOALEMO
DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI
STUNTING TANGGAL

SOSIALISASI STUNTING KECAMATAN PAGUYAMAN PANTAI

SOSIALISASI STUNTING KECAMATAN BOTUMOITO


DOKUMENTASI PELAKSANAAN REMBUK STUNTING

Anda mungkin juga menyukai