Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN

DINAS KESEHATAN KOTA BANJARMASIN


PUSKESMAS ALALAK TENGAH
Jl.HKSN Komp.AMD Permai No.1 Telp. (0511)4313001 Banjarmasin

KERANGKA ACUAN

KUNJUNGAN LAPANGAN BUMIL KEK, ANEMIA, BBLR,

BAYI BALITA DENGAN MASALAH GIZI

A. Pendahuluan

Kesehatan dan Gizi merupakan faktor penting , yang secara langsung


berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM).Sumber daya
manuasia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau
investasi dalam pembangunan kesehatan. Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan tujuan perbaikan gizi adalah
untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat (Kemenkes RI,
2015).
Program perbaikan Gizi merupakan bagian integral dari program
kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.Untuk mencapai tujuan
tersebut, program perbaikan gizi harus dilakukan secara sitematis dan
berkesinambungan. Hal ini dilakukan melalui suatu rangkaian upaya terus
menerus mulai dari perumusan masalah, penetapan tujuan yang jelas,
penentuan strategi intervensi yang tepat sasaran, identifikasi yang tepat
serta kejelasan tugas pokok dan fungsi institusi yang berperan di berbagai
tingkat administrasi.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,besaran masalah
gizi pada balita di Indonesia yaitu 19,6% gizi kurang, diantaranya 5,7%
gizi buruk; gizi lebih 11,9%, stunting (pendek) 37,2%. Proporsi gemuk
menurut kelompok umur, terdapat angka tertinggi baik pada balita

1
perempuan dan laki-laki pada periode umur 0-5 bulan dan 6-11 bulan
dibandingkan kelompok umur lain. Hal ini menunjukkan bahwa sampai
saat ini masih banyak masyarakat khususnya ibu balita yang mempunyai
persepsi tidak benar terhadap balita gemuk.
Di Indonesia, masalah gizi khususnya bagi balita menjadi masalah
besar karena berkaitan dengan indikator derajad kesehatan umum seperti
angka kesakitan dan angka kematian. Salah satu usaha untuk
meningkatkan derajad kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui
peningkatan status gizi seluruh anggota keluarga dengan dukungan
berbagai faktor secara terkoordinasi dan merupakan bagian pembangunan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari usaha
peningkatan status gizi adalah meningkatkan dan membina keadaan gizi
seluruh anggota masyarakat melalui partisipasi dan pemerataan kegiatan,
perubahan tingkah laku yang mendukung tercapainya perbaikan gizi,
termasuk gizi anak balita (Suhardjo, 2003).
Masalah gizi bukan Cuma pada bayi dan balita namun juga pada
Ibu hamil yaitu kek dan anemia. KEK adalah keadaan dimana wanita
mengalami kekurangan gizi yang sudah sejak lama atau menahun,
dikatakan KEK jika LILA <23,5 cm. Angka kematian ibu (AKI) dan
Angka Kematian (AKB) bayi juga dipengaruhi kurangnya gizi atau pola
konsumsi yang buruk sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan, dimana masa
itulah kualitas untuk siklus kehidupan dimulai dan masa itu disebut
periode emas atau periode kritis dan jika masa itu tidak diperhatikan maka
akan terjadi kerusakan yang permanen . Apabila asupan makan ibu hamil
yang tidak mencukupi akan menyebabkan ibu kekurangan energi dan
protein yang menyebabkan ibu hamil anemia dan KEK dan zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh tidak tercukupi.
Anemia pada ibu hamil masih menjadi perhatian yang serius di
berbagai negara terutama negara berkembang seperti Indonesia. Sebagian
besar kasus anemia pada ibu hamil di Indonesia disebabkan oleh defesiensi
besi. Cakupan pemberian tablet zat besi di Indonesia pada tahun 2020
telah mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya (Riskesdas,
2020). Keadaan tersebut tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di

2
lapangan, menurut (Kulikov & Novikov, 2017) angka anemia pada ibu
hamil masih tinggi. Apabila tidak segera ditangani, anemia pada masa
kehamilan dapat mengancam keselamatan ibu dan janin dan berimbas pada
kematian maternal (Sulistioningsih, 2018).

B. Latar Belakang
Masalah gizi merupakan salah satu yang sangat diperhatikan terutama
masalah gizi buruk dan penyakit tidak menular masih menjadi masalah
sepanjang tahun 2018, dua jenis penyakit ini menjadi beban terbesar di
Indonesia (Fajrlan, 2018) Ada tiga kelompok yang rentan terkena masalah
gizi yaitu bayi, balita dan ibu hamil dan ada tiga faktor kelompok tersebut
terkena gizi buruk yaitu ketidakmampuan keluarga untuk membeli
makanan dengan gizi yang cukup, lingkungan terutama soal kebersihan,
pendidikan dan pola asuh. (Rahayu, dalam Rio, 2019). Perkembangan
masalah gizi di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga, yaitu masalah gizi
yang sudah terkendali, masalah gizi yang belum terselesaikan dan masalah
gizi yang sudah meningkat dan mengancam kesehatan masyarakat. Gizi
kurang merupakan masalah yang belum terselesaikan. (Marista, 2018).
Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang.
Rendahnya supan zat besi sering terjadi pada orang-orang yang
mengkonsumsi bahan makanan yang kurang beragam, seperti protein.
Kurangnya asupan protein akan mengakibatkan transportasi zat besi
terlambat, sehingga akan terajadi defisiensi zat besi. Disamping itu,
makanan yang tinggi protein teruma berasal dari daging, ikan dan unggas
juga banyak mengandung protein.
Pada ibu hamil anemia memberikan dampak negatif yang besar mulai
dari keguguran, kelahiran prematur, perdarahan sebelum dan setelah
persalinan serta berat badan lahir rendah. Anemia juga dapat memberikan
efek jangka panjang berupa gangguan kematuran organ-organ tubuh janin,
pengerdilan, respon imun menurun pada bayi serta kematian bagi ibu dan
janin (Zavaleta & Astete-Robilliard, 2017) (Tarwoto, 2013).

3
Oleh karena itu perlunnya kunjungan lapangan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat pentingnya asupan yang bergizi
pada ibu hamil kek, anemia BBLR, Bayi balita dengan masalah gizi.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terlaksananya program Kunjungan Rumah dengan menerapkan
alur kegiatan sesuai ketentuan yang berlaku pada sumber anggaran
2. Tujuan Khusus :
a. Memberikan penyuluhan dan konsultasi kepada ibu hamil kek,
anemia BBLR, Bayi balita dengan masalah gizi serta memberikan
makanan tambahan untuk perbaikan gizi.
b. Menurunkan angka ibu hamil KEK dan anemia di wilayah kerja
puskesmas Alalak Tengah

D. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu hamil kek, anemia BBLR, Bayi balita
dengan masalah gizi

E. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


1. Kegiatan pokok : Kunjungan lapangan
2. Rincian kegiatan :
a. Mengumpulkan data Bumil KEK, anemia BBLR, Bayi balita
dengan masalah gizi yang erdasarkan laporan bulanan dan temuan
di posyandu serta kunjungan rumah oleh kader.
b. Diberikan KIE dan Makanan Tambahan kepada Bumil KEK,
anemia BBLR, Bayi balita dengan masalah gizi

F. Cara melaksanakan kegiatan


1. Mengumpulkan data Bumil KEK, anemia BBLR, Bayi balita dengan
masalah gizi yang erdasarkan laporan bulanan dan temuan di posyandu
serta kunjugan rumah oleh kader.

4
2. Diberikan KIE kepada Bumil KEK, anemia BBLR, Bayi balita dengan
masalah gizi
3. Diberikan Makanan Tambahan

G. Jadwal pelaksanaan kegiatan

Jadwal
Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agt Sep Okt Nov Des
Pemantau
pertumbuhan
x x x x x x x x x x x
Balita di
Posyandu

H. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan


Evaluasi pelaksanaan program akan dilakukan sebagai berikut :
Hasil kegiatan yang sudah dikerjakan dicatat di format hasil kegiatan
setiap bulan dan diketahui oleh Kepala Puskesmas, selanjutnya diserahkan
ke Pengelola Program Dinas Kesehatan Kota.

Mengetahui : Banjarmasin, 2023


Kepala Puskesmas Alalak Tengah Koordinator Gizi

Maria Ulfah, S.Si. Apt Helda Riyanti,AMG


NIP. 19790212201001 2 011 NIP.19880429201001 2 005

Anda mungkin juga menyukai