Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN PROGRAM/ KEGIATAN

REFRESHING KELOMPOK PENDUKUNG AIR SUSU IBU (KP-ASI)


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUNREJO
(KEL. DADAPREJO, DESA JUNREJO DAN DESA TLEKUNG)
TAHUN 2020

UPT PUSKESMAS JUNREJO


TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : drg. Rahma Husnayaini
NIP : 19800331 200501 2 012
Jabatan : Kepala UPT Puskesmas Junrejo

Mengesahkan/memberlakukan KAK Refreshing Kelompok Pendukung


Air Susu Ibu (KP-ASI) di UPT Puskesmas Junrejo Dinas Kesehatan Kota
Batu

Batu, Februari 2020


KEPALA UPT PUSKESMAS JUNREJO

drg. Rahma Husnayaini


NIP. 19800331 200501 2 012
A. Pendahuluan
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi karena
mengandung komposisi gizi yang paling lengkap sehingga penting bagi
tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasan
bayi. Pemberian ASI akan berhasil apabila ada komitmen ibu untuk
memberikan ASI, dilaksanakan secara dini (early initiation), posisi menyusui
yang benar, menyusukan atas permintaan bayi (on demand), serta diberikan
secara eksklusif. Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif
selama 6 (enam) bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.
450/Menkes/SK/ IV/2004. ASI eksklusif adalah Air Susu Ibu yang diberikan
kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan
minuman, kecuali obat dan vitamin.
Cakupan pemberian ASI eksklusif Kota Batu pada tahun 2018 yaitu
hanya sebesar 70 %, sedangkan target program adalah sebesar 80%.
Cakupan ASI eksklusif secara umum belum memenuhi target provinsi Jawa
Timur, antara lain disebabkan masih adanya stigma dan stereotipe yang
melekat erat di sebagian besar masyarakat Indonesia yaitu menyusui
merupakan urusan perempuan atau ibu saja. Pandangan ini sangat bias
gender, pada hakikatnya perempuan yang memiliki kodrat untuk menyusui,
namun laki-laki memiliki peran penting dalam memberikan dukungan bagi
ibu untuk terus menyusui sehingga tercapai keberhasilan menyusui
eksklusif pada anak usia 6 bulan dan dilanjutkan dengan ASI dan Makanan
Pendamping ASI (MPASI) hingga anak berusia 2 tahun. Alasan ibu ibu tidak
memenuhi ASI eksklusif antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan
bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu
bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh iklan/ promosi
pengganti ASI. Rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang pentingnya
pemberian ASI Eksklusif dan gencarnya promosi susu formula merupakan
kendala dalam upaya peningkatan pemberian ASI Eksklusif. Dengan
demikian keberhasilan dan kelancaran ibu dalam menyusui memerlukan
kondisi kesetaraaan antara laki-laki dan perempuan, laki-laki dalam hal ini
suami memiliki peran penting dalam memberikan dukungan bagi ibu untuk
terus menyusui sehingga tercapai keberhasilan menyusui eksklusif pada usia
6 bulan. Faktor yang dapat menghambat pemberian ASI secara eksklusif
diantaranya adalah kurangnya dorongan dari keluarga seperti suami atau
orang tua yang dapat menurunkan semangat ibu untuk menyusui dan
mengurangi motivasi ibu untuk menyusui.
Pembentukan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) eksklusif penting
dibentuk karena ibu merasa didukung, dicintai dan diperhatikan, maka akan
muncul emosi positif yang akan meningkatkan produksi hormon oksitosin
sehingga produksi ASI pun lancar. Manfaat KP-ASI eksklusif yaitu ibu hamil
mempunyai kepercayaan diri untuk dapat menyusui bayi, ibu-ibu menyusui
bisa memperoleh dukungan dan bisa belajar dari pengalaman ibu-ibu
menyusui, Bayi akan mendapatkan makanan/ nutrisi yang terbaik sejak
awal, suami dan anggota keluarga mendapatkan peran sebagai pendukung
keberhasilan ibu menyusui dan petugas kesehatan dapat merujuk kepada
komunitas untuk mendapatkan dukungan keberlangsungan
mempertahankan ditahap menyusui bayi.

B. Latar belakang
Stunting yakni gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan
anak lebih pendek dari standar usianya yang mana merupakan
permasalahan gizi yang banyak dialami di Indonesia. Sering kali orang-orang
mengaitkan stunting disebabkan oleh faktor keturunan (genetik) dari orang
tuanya. Padahal, stunting tidak hanya disebabkan oleh faktor keturunan
saja, melainkan juga dapat disebabkan pemberian makanan pada bayi dan
anak yang kurang tepat. Menurut World Health Organization (WHO) dalam
Resolusi World Health Assembly (WHA) nomor 55.25 tahun 2002
tentang Global Strategy of Infant and Young Child Feeding melaporkan bahwa
60% kematian balita langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh
kurang gizi dan 2/3 dari kematian tersebut terkait dengan praktik pemberian
makan yang kurang tepat pada bayi dan anak. Pemberian makanan yang
terlalu dini dan kurang tepat pada anak dapat menyebabkan kurang gizi pada
anak.
ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan utama dan pertama untuk awal
kehidupan bagi bayi yang baru dilahirkan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah pemberian
ASI eksklusif. Salah satu bentuk dukungan untuk ibu menyusui
memberikan asi eksklusif pada bayi yakni dengan adanya KP-ASI (Kelompok
Pendukung Air Susu Ibu), dan sekaligus sebagai upaya dalam pencegahan
Stunting. Berdasarkan hal tersebut, salah satu upaya untuk meningkatkan
pemahaman, pengetahuan dan kemampuan masyarakat Tk. Desa/
Kelurahan maka diperlukan “Refreshing KP-ASI” dengan cara memberikan
sosialisasi sekaligus praktik mengenai manajemen ASI kepada anggota KP-
ASI dan motivator ASI, dengan harapan dapat mencegah stunting melalui
pemberian ASI secara Eksklusif.

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Menurunkan angka Stunting melalui peningkatan cakupan ASI
Eksklusif.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman para pemangku jabatan
tentang Kelompok Pendukung ASI
b. Terbentuknya Kelompok Pendukung ASI di Tk. Desa/ Kelurahan
c. Diterbitkannya SK tentang struktur koordinator Kelompok
Pendukung ASI Tk. Desa/ Kelurahan
d. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan koordinator KP-ASI dan
motivator ASI tentang pelaksanaan Kelompok Pendukung ASI
e. Berjalannya kegiatan Kelompok Pendukung ASI di Tk. Desa/
Kelurahan secara berkala.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

1. Petugas Gizi memberikan paparan tentang “KP-ASI


dan pencegahan Stunting”
1 Paparan materi
2. Petugas Gizi memberikan paparan tentang “Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan KP-ASI”
peserta pertemuan melakukan diskusi tanya jawab
2 Diskusi terarah
yang dimoderatori oleh pemegang Program Gizi
Pengukuhan KP-ASI Tk. Desa/ Kelurahan di pimpin
3 Pengukuhan KP-ASI
oleh Lurah/ Kepala Desa
E. Cara Melaksanakan Kegiatan
No Waktu Materi Pembicara Ket
1 08.30-09.00 Pembukaan
- Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
- Menyanyikan Lagu Mars Kota Batu
- Sambutan dan pembukaan Lurah/ Kepala
Desa
- Pengarahan oleh Kapus Kapus
2 09.00-11.00 Paparan Materi tentang Tim Panitia Ceramah
- KP-ASI dan pencegahan plus, role
Stunting play
- Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan KP-ASI
3 11.00-11.15 Diskusi Tanya Jawab Tim Panitia Diskusi,
Tanya
Jawab
4 11.15-11.45 Pengukuhan KP-ASI Tk. Desa/ Lurah/ Kepala
Kelurahan Desa
5 11.45-12.00 Penutup Lurah/ Kepala
Desa

F. Sasaran Program
Sasaran dalam kegiatan “Refreshing KP-ASI” adalah
1. Lurah / Kepala Desa
2. TP PKK Desa/ Kelurahan
3. Toma dan Toga
4. Anggota Koordinator KP-ASI/ Kader
5. Motivator ASI
Junrejo Dadaprejo Tlekung
Jumlah Peserta Pertemuan 30 orang 30 orang 30 orang

G. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal Junrejo Dadaprejo Tlekung
Tanggal 20 April 2020 22 April 2020 25 April 2020

Pukul 08.00 WIB – selesai 08.00 WIB – selesai 08.00 WIB – selesai
Tempat Ruang pertemuan Ruang pertemuan PKK Ruang pertemuan
Desa Junrejo Kelurahan Dadaprejo Desa Tlekung
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
1) Terbentuknya Koordinator Kelompok Pendukung ASI Tk. Desa/
Kelurahan
2) Dikukuhkannya Koordinator Kelompok Pendukung ASI Tk. Desa/
Kelurahan
3) Terbitnya SK Koordinator Kelompok Pendukung ASI Tk. Desa/ Kelurahan

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi


Pencatatan dilakukan oleh notulen. Evaluasi kegiatan dilakukan
melalui pengamatan Tim Panitia mulai awal, pertengahan hingga akhir
kegiatan. Hasil pelaksanaan kegiatan akan didiskripsikan dan dilaporkan
secara tertulis.

J. Peran Lintas Program dan Lintas Sektor


Lintas program yang terlibat dalam kegiatan ini yaitu KIA dan KB (bidan
koordinator), Promkes (penyuluh) dan Bidan Desa/ PPD. Sedangkan lintas
sektor yang dapat terlibat dalam kegiatan ini adalah Kelurahan/ Desa dan
PKK Desa/ Kelurahan sebagai penguatan pelaksanaan di lapangan. Lintas
program dapat berpartisipasi dalam melengkapi materi dalam pertemuan ini.

Anda mungkin juga menyukai