Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN PELAYANAN GIZI

UPT PUSKESMAS BRAGOLAN


TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan


menyebutkan tujuan perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu
gizi perseorangan dan masyarakat. Pelayanan gizi di dalam Permenkes
Nomor 75 tahun 2014 adalah salah satu upaya kesehatan masyarakat
esensial dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Mutu gizi
akan tercapai antara lain melalui penyediaan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan profesional disemua institusi pelayanan kesehatan. Salah
satu pelayanan kesehatan yang penting adalah pelayanan gizi di
Puskesmas, baik di Puskesmas Rawat Inap maupun pada Puskesmas
Non Rawat Inap. Pendekatan pelayanan gizi dilakukan melalui kegiatan
spesifik dan sensitif, sehingga peran program dan sektor terkait harus
berjalan sinergis. Pembinaan tenaga kesehatan/tenaga gizi puskesmas
dalam pemberdayaan masyarakat menjadi hal sangat penting.
Pelayanan Gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi
didalam gedung dan diluar gedung. Pelayanan gizi didalam gedung
umumnya bersifat individual, dapat berupa pelayanan promotif,
preventive, kuratif, dan rehabilitatif. Kegiatan didalam gedung juga
meliputi perencanaan program pelayanan gizi yang akan dilakukan
diluar gedung. Sedangkan pelayanan gizi diluar gedung umumnya
pelayann gizi pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif,
preventif. Dalam pelaksanan pelayanan gizi di Puskemas, diperlukan
pelayanan yang bermutu sehingga dapat menghasilkan status gizi
optimal dan mempercepat penyembuhan pasien. Pelayanan gizi yang
bermutu dapat terwujudkan apabila tersedia acuan untuk
melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu sesuai dengan 4 pilar dalam
Pedoman Gizi Seimbang (PGS).
Untuk acuan pelaksanaan pelayanan gizi yang komprehensif maka
diperlukan Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Bragolan yang
membahas kegiatan pelayanan gizi secara menyeluruh di Puskesmas
Bragolan. Oleh karena itu, maka disusunlah Pedoman Pelayanan Gizi di
Puskesmas Bragolan. Diharapkan pedoman ini dapat menjadi acuan bagi
tenaga kesehatan khususnya tenaga gizi di Puskesmas Bragolan untuk
melaksanakan kegiatan pelayanan gizi di Puskesmas Bragolan.
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Tersedianya pedoman dalam melaksanakan pelayanan gizi di
Puskesmas Bragolan.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya pedoman tentang jenis pelayanan gizi, peran dan
fungsi ketenagaan, sarana dan prasarana di Puskesmas
Bragolan.
b. Tersedianya pedoman monitoring dan evaluasi pelayanan gizi
di Puskesmas Bragolan.

C. SASARAN PEDOMAN
1. Tenaga Gizi dan tenaga keteknisan gizi Puskesmas dan Tenaga
Kesehatan lainnya di Puskesmas Bragolan
2. Pengelola Program Kesehatan dan Lintas Sektor terkait.

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN


1. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung
Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung terdiri dari upaya promotif,
preventif, dan kuratif serta rehabilitatif baik rawat jalan maupun
rawat inap.
Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung di Puskesmas Bragolan
adalah pelayanan gizi rawat jalan dan rawat inap yang meliputi:
a. Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Pelayanan gizi rawat jalan merupakan serangkaian kegiatan yang
meliputi :
1. Pengkajian Gizi
Tujuan : mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebab
melalui pengumpulan, verifikasi, dan interpretasi data secara
sistematis yang meliputi :
a. Antropometri
a. Data Pemeriksaan Fisik atau Klinis
b. Data Riwayat Gizi
c. Data Pemeriksaan Laboratorium

2. Penentuan Diagnosis Gizi


Diagnosa gizi spesifik untuk masalah gizi yang bersifat
sementara sesuai dengan respon pasien.
Tujuan : mengidentifikasi adanya msalah gizi, faktor
penyebab, serta tanda dan gejala yang ditimbulkan.
3. Pelaksanaan Intervensi Gizi
Tujuan : untuk mengubah perilaku gizi, kondisi lingkungan,
atau aspek status kesehatan individi, meliputi :
a. Penentuan jenis diit sesuai kebutuhan gizi individual
b. Edukasi Gizi
Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan terkait perbaikan gizi dan kesehatan.
c. Konseling Gizi
Bertujuan untuk mengubah perilaku dengan cara
memberikan pengetahuan dan panduan mengenai masalah
gizi yang dihadapi.
4. Monitoring dan Evaluasi Asuhan Gizi Rawat Jalan
Hal-hal yang dimonitor antara lain :
a. Perkembangan data antropometri
b. Perkembangan data hasil laboratorium terkait gizi
c. Perkembangan data fisik atau antropometri
d. Perkembangan data asupan makanan
e. Perkembangan diagnosis gizi
f. Perubahan perilaku dan sikap
b. Pelayanan Gizi Rawat Inap
Pelayana gizi Rawat Inap merupakan serangkaian kegiatan yang
meliputi :
1. Pengkajian Gizi
Tujuan : mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebab
melalui pengumpilan, verifikasi data, interpretasi data secara
sistematis yang meliputi
a. Data Antropometri
b. Data Pemeriksaan fisik atau Klinis
c. Data Riwayat Gizi
d. Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium
2. Penetuan Diagnosis Gizi
Tujuan : mengidentifikasi adanya masalah gizi, faktor
penyebab, tanda dan gejala yang ditimbulan.
3. Pelaksanaan Intervensi Gizi
Tujuan : untuk mengubah perilaku gizi, kondisi lingkungan,
atau aspek status kesehatan individu, meliputi :
a. Penentuan jenis diit sesuai dengan kebutuhan gizi
individual
b. Konseling gizi
c. Penyelenggaraan makanan
4. Monitoring dan Evaluasi Asuhan Gizi Rawat Inap
Hal-hal yang dimonitoring dan evaluasi dalam asuhan gizi
rawat inap antara lain :
a. Perkembangan data antropometri
b. Perkembangan data hasil pemeriksaan laboratorium terkait
gizi
c. Perkembangan data pemeriksaan fisik atau klinis
d. Perkembangan asupan makan termasuk daya terima
makanan
e. Perkembangan Diagnosa Gizi
f. Perubahan Perilaku Sikap
g. Perubahan Diet

2. Pelayanan Gizi di Luar Gedung


Kegiatan pelayanan gizi di luar gedung di tekankan ke arah promotif
dan preventif serta sasarannya adalah masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas.
Beberapa kegiatan pelayanan gizi di luar gedung dalam rangka upaya
perbaikan gizi yang dilaksanakan oleh puskesmas meliputi :
1. Penyuluhan Gizi
2. Promosi/Konseling ASI Eksklusif
3. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
4. Pengelolaan pemberian kapsul Vitamin A
5. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk ibu
hamil, ibu nifas dan remaja putri
6. Edukasi dalam rangka pencegahan anemia pada remaja putri
dan WUS
7. Pengelolaan pemberian MP-ASI dan PMT-Pemulihan
8. Surveilens Gizi :
a. Operasi Timbang
b. Pemantauan Konsumsi Garam Beryodium di Rumah Tangga
9. Kerjasama lintas sektor dan lintas program
3. Pencatatan dan pelaporan
4. Monitoring dan Evaluasi]
E. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan gizi puskesmas dalam upaya meningkatkan mutu gizi
perseorangandan masyarakat dengan pengelolaan terkoordinasi dari
berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran serta aktif
masyarakat.
1. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang
terorganisir/terstruktur untuk identifikasi kebutuhan gizi dan
penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Penyuluhan Gizi adalah serangkaian kegiatan penyampaian
pesan-pesan gizi dan kesehatan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian,
sikap serta perilaku positif pasien/klien dan lingkungannya
terhadap upaya perbaikan gizi dan kesehatan. Penyuluhan gizi di
tujukan untuk kelompok atau golongan masyarakat masal dan
target yang di harapkan adalah pemahaman perilaku aspek
kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
4. Gizi klinik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang
hubungan antara makanan dan kesehatan tubuh manusia
termasuk mempelajari zat-zat gizi dan bagaimana di cerna,di
serap, di gunakan, di metabolisme, di simpan, dan dikeluarkan
dari tubuh.
5. Kegiatan spesifik adalah tindakan atau kegiatan yang
perencanaannya di tujukan khusus untuk kelompok 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini pada umumnya dilakukan
oleh sektor kesehatan seperti imunisasi, PMT ibu hamil dan
balita, monitoring pertumbuhan balita di posyandu, suplemen
Tablet Tambah Darah (TTD), promosi ASI Eksklusif, MP-ASI dsb.
Kegiatan spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya dapat di catat
dalam waktu relatif pendek.
6. Kegiatan sensitif adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar
sektor kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak
khusus untuk 1000 HPK.
7. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses
komunikasi dua arah yang dilaksanakan oleh tenaga gizi
puskesmas untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian,
sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi
masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan
dilakukannya.
8. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab
dan wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk
melaksanakan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan
gizi.
9. Pasien Beresiko Malnutrisi adalah pasien dengan status gizi
buruk, gizi kurang, atau gizi lebih, mengalami penurunan asupan
makan, penurunan berat badan dll
10.Pasien Kondisi Khusus adalah pasien ibu hamil, ibu menyusui,
lansia, pasien dengan Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti DM,
Hipertensi, Hperlipidemia, penyakit ginjal, dll.
11.Pelayanan Gizi di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi
mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas.
12.Skrining Gizi adalah tindakan penapisan untuk mengetahui
apakah seorang pasien beresiko malnutrisi, tidak beresiko
malnutrisi atau kondisi khusus
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Tenaga upaya gizi Puskesmas Bragolan ditunjuk untuk
melaksanakan tugas, tanggungjawab dan wewenang secara penuh
oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional
di bidang pelayanan upaya gizi, makanan dan dietetik, baik di
masyarakat maupaun Puskesmas, bependidikan dasar Akademi Gizi
Diploma III Gizi.
Pelaksana keteknisan gizi Puskesmas Bragolan ditunjuk
untuk melaksanakan tugas, tanggungjawab dan wewenang dalam
pengolahan dan distribusi makanan pasien rawat inap,
berpendidikan dasar SMA .
Dalam pelaksanaan pelayanan upaya gizi di Puskesmas
melibatkan dokter, perawat, bidan, petugas farmasi dan analis
laboratorium. Dalam upaya pelaksanaan pelayanan upaya gizi juga
melibatkan sektor terkait yaitu Camat, PKK, penanggungjawab KB,
agama, pendidikan dan sektor terkait lainnya dengan kesepakatan
peran masing-masing.
Ganti matrik kepegawaian

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pengaturan dan penjadwalan pelayanan upaya gizi dikoordinir
oleh tenaga gizi Puskesmas sesuai dengan kesepakatan.

C. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan pelayanan upaya gizi disepakati dan disusun
bersama dengan lintas program dan sektor terkait untuk jangka
waktu satu tahun, di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan
dikoordinasikan setiap awal bulan sebelum sebelum pelaksanaan
jadwal.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
1. Ruang Konsultasi Gizi
Letak ruang konsultasi gizi berada pada bagian depan Puskesmas
Bragolan, area publik, berdekatan dengan pelayanan KIA,
imunisasi, ruang menyusui dan mempunyai akses langsung
dengan lingkungan luar Puskesmas Bragolan.

Wastafel

RUANG MENYUSUI

Kursi

Sekat Korden
Lemari

An
tro
RUANG KONSULTASI GIZI po
me
tri
Meja
Konseling

2. Ruang Produksi Makanan untuk Pelayanan Gizi Rawat Inap.


Letak Ruang Produksi Makanan berada pada bagian belakang
Puskesmas Bragolan.

Wastafel Pengolahan Persiapan Penyajian

Per Maka
sia nan
pa Mata
n ng

Rak
Piring Lemari Kulkas
B. STANDAR FASILITAS
1. Persyaratan Prasarana
a. Sanitasi
 Pada Ruangan konsultasi gizi di sediakan wastafel dengan
debit air mengalir yang cukup
 Dilengkapi pula dengan tempat sampah yang tertutup
b. Ventilasi
 Ventilasi harus cukup sehingga sirkulasi udara dalam
ruangan tetap terjaga. Jumlah bukaan ventilasi 15 %
terhadap luas lantai ruangan
 Arah Bukaan ventilasi tidak berdekatan dengan tempat
pembuangan sampah (TPS), toilet, dan sumber penularan
lainnya.
c. Pencahayaan
 Pada siang hari sebaiknaya menggunakan pencahayaan
alami
 Intensitas cahaya cukup sehingga melakukan pekerjaan
dengan baik
d. Listrik
Listrik minimal tersedia untuk pencahayaan. Kotak kontak
dipasang untuk peralatan, jumlahnya sesuai dengan
kebutuhan dan di pasang pada ketinggian + 120 cm dari
permukaan lantai.
2. Persyaratan Peralatan / Perlengkapan
1. Ruang Konsultasi Gizi
Peralatan atau perlengkapan yang tersedia pada ruang
konsultasi gizi Puskemas Bragolan :
a. Meja
b. Kursi
c. Media KIE ( leaflet diet penyakin, poster)
d. Standar Makanan Diet, Standar Pemantauan Pertumbuhan
Balita dan Anak, Tabel IMT
e. Daftar Bahan Penukar Makanan
f. Alat ukur antropometri ( timbangan berat badan
microtoise, pita LILA)

2. Ruang Produksi Makanan untuk Pelayanan Gizi Rawat Inap


Peralatan atau perlengkapan yang tersedia pada Ruang
Produksi Makan Puskesmas Bragolan :
a. Peralatan besar :
1. Kompor gas
2. Dandang dan penanak nasi otomatis
3. Panci
4. Wajan
5. Lemari es atau kulkas 1 pintu
6. Meja persiapan
7. Trolley makan susun 2 dan tertutup
8. Lemari atau rak tertutup untuk penyimpan bahan
makanan
9. Lemari atau rak untuk menyimpan peralatan
b. Peralatan kecil
1. Pisau dapur
2. Sendok sayur
3. Parutan
4. Sodet
5. Serokan
6. Cobek dan ulekan
7. Talenan
8. Saringan kelapa
c. Alat-alat makan
1. Sendok
2. Piring makan
3. Gelas minum
4. Nampan
5. Mangkuk sayur
6. Tutup gelas
7. Plastik wrap
d. Peralatan kebersihan dan pencucian alat
e. Tempat sampah tertutup
f. Perlengkapan kebersihan ( sapu, serokan )

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
1. Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung
Pelayanan gizi rawat jalan dan rawat inap meliputi :
a. Pengkajian gizi
b. Penentuan diagnosa gizi
c. Intervensi gizi
d. Monitoring dan evaluasi asuhan gizi
2. Kegiatan pelayanan gizi di luar gedung
Beberapa kegiatan pelayanan gizi di luar gedung dalam rangka
upaya perbaikan gizi yang dilaksanakan oleh Puskesmas antara
lain :
a. Penyuluhan gizi
b. Konseling ASI Eksklusif dan PMBA
c. Pengelolaan pemantauan pertumbuhan Balita di Posyandu
d. Pengelolaan pemberian kapsul vitamin A
e. Pengelolaan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk ibu
hamil, ibu nifas, dan remaja putri
f. Edukasi dalam rangka pencegahan anemia pada remaja putrid
an WUS
g. Pengelolaan pemberian MP-ASI dan PMT Pemuihan
h. Pemeriksaan garam yodium di tingkat Posyandu
i. Surveilans gizi
j. Kerjasama lintas sector dan lintas program

B. METODE
Pelayanan gizi di Puskesmas Bragolan mulai dari upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Bragolan. Pelayanan gizi di Puskesmas
Bragolan dilakukan di dalam gedung dan di luar gedung.
Secara utuh kegiatan pelayanan gizi di luar gedung tidak
sepenuhnya hanya dilakukan di luar gedung, melainkan tahap
perencanaan dilakukan di dalam gedung. Kegiatan pelayanan gizi di
luar gedung ditekankan ke arah promotif dan preventif serta
sasarannya adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Bragolan.
C. LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Diseminasi informasi upaya gizi pada Pembina desa dan pihak
lain yang terkait
b. Membentuk dan mengaktifkan peran tenaga kesehatan dalam
pelayanan gizi
2. Perencanaan
a. Merencanakan teknis kegiatan upaya gizi dengan lintas sektor
terkait
b. Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan upaya gizi
3. Pelaksanaan
a. Menetapkan mekanisme koordinasi antar sector terkait
dengan leading sektor dari Puskesmas
b. Membentuk dan mengaktifkan peran tenaga kesehatan untuk
pelaksanaan kegiatan upaya gizi
c. Melaksanakan kegiatan upaya gizi sesuai dengan jadwal yang
telah disusun dan disepakati bersama
4. Monitoring evaluasi
a. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan upaya gizi
b. Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan upaya gizi
Mencatat dan melaporkan pelaksanaan kegiatan upaya gizi
5. Tindak Lanjut
Menindaklunjuti hasil dari monitoring dan evaluasi

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan upaya gizi


direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini sesuai dengan tahapan
kegiatan dan metoda upaya gizi yang akan dilaksanakan.

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan upaya gizi


perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan, terdiri dari :
1. Mengurangi pada petugas, sasaran, dan resiko kegiatan Upaya
pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan upaya gizi


perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas
sektor terkait dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan resiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan upaya gizi dimonitoring dan dievaluasi dengan


menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksankan kegiatan
3. Ketepatan metode yang digunakan
4. Tercapainya indikator Standar Pelayanan Minimal
5. Ketepatan waktu pemberian diit pasien
6. Ketepatan dalam pemberian diit pasien
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakaryamini tiap bulan.

1.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas


sector terkait dalam pelaksanaan upaya gizi dengan tetap memperhatikan
prinsip proses pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan pelayanan upaya gizi tergantung pada
komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai