Anda di halaman 1dari 20

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PERLAYUAN
Jalan Bola Kaki No.01 Pulo Padang

PEDOMAN PELAYANAN GIZI DI PUSKESMAS


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung
dan di luar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat individual, dapat
berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Kegiatan di dalam
gedung juga meliputi perencanaan program pelayanan gizi yang akan dilakukan di luar
gedung. Sedangkan pelayanan gizi luar gedung umumnya pelayanan gizi pada kelompok
dan masyarakat dalam bentuk promotif dan preventif. Dalam pelayanan gizi di
Puskesmas di perlukan pelayanan yang bermutu, sehingga dapat menghasilkan status gizi
yang optimal dan mempercepat proses penyembuhan pasien. Pelayanan gizi yang
bermutu dapat diwujudkan apabila tersedia acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi
yang bermutu sesuai dengan 4 pilar dalam Pedoman Gizi Seimbang (PGS).
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Pelayanan gizi di Puskesmas perlu dibuat
standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien Poli Gizi
Puskesmas Perlayuan. Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan
pelayanan gizi di Pukesmas Perlayuan harus berdasarkan standar pelayanan gizi
Puskesmas Perlayuan.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Tersedianya Acuan dalam melaksanakan pelayanan gizi di Puskesmas dan
jejaringnya.

2. Tujuan Khusus :
a. Tersedianya acuan tentang pelayanan gizi, peran dan fungsi ketenagaan sarana
dan prasarana di Puskesmas dan jejaringnya.
b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu
di Puskesmas dan jejaringnya.
c. Tersedianya acuan bagian tenaga gizi puskesmas untuk bekerja secara
professional memberikan pelayanan gizi yang bermutu kepada pasien/klien di
Puskesmas dan jejaringnya
d. Tersedianya acuan monitoring dan evaluasi pelayanan gizi di Puskesmas
dan jejaringnya

C. Sasaran :
1. Tenaga Gizi Puskesmas dan Tenaga Kesehatan lainnya di Puskesmas
2. Pengelola Program Kesehatan Lintas Sektor terkait

D. Landasan Hukum
1. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
2. PMK No. 41 tahun 2014, tentang Pedoman Gizi Seimbang
3. PMK No. 23 tahun 2014 , Upaya Perbaikan Gizi

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Gizi di Puskesmas meliputi :
1. Kebijakan Pelayanan Gizi di Puskesmas
2. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung
3. Pelayanan Gizi di Luar Gedung
4. Pencatatan dan Pelaporan
5. Monitoring dan Evaluasi

F. Batasan Operasional
Jenis konseling gizi yang dapat dilaksanakan di Puskesmas antara lain konseling gizi
terkait pentyakit dan factor resikonya, konseling laktasi, konseling Pemberian Makanan
2
Bayi dan Anak (PMBA), konseling factor resiko Penyakit Tidak Menular (PTM).

3
1. Asuhan Gizi
Adalah serangkaian kegiatan teroganisir/ terstruktur untuk mengidentifikasi
kebutuhan gizi dan penyediaaan asuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Dietetik
Adalah integrasi, aplikasi, dan komunikasi dan prinsip-prinsip keilmuan
makanan, gizi, sosial, bisnis, dan keilmuan dasar untuk mencapai dan
mempertahanakan status gizi yang optimal secara individual melalui
pengembangan, penyediaan dan pengeloaan pelayanan gizi dan makanan di
berbagai area/lingkungan/latar belakang praktek pelayanan.
3. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi
Adalah serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan gizi dan kesehatan
yang direncanakan dan dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap serta perilku positif pasien/klien dan lingkungan terhadap upaya
perbaikan gizi dan kesehatan. Penyuluhan gizi ditujukan untuk kelompok atau
golongan masyarakat masal dan target yan.g diharapkan adalah pemahaman
perilaku aspek kesehatan dalam kehidupan sehari-hari

4. Food model
Adalah bahan makanan atau makanan contoh yang terbuat dari bahan sintetis
atau asli yang diawetkan, dengan ukuran dan satuan tertentu sesuai dengan
kebutuhan yang digunakan untuk konseling gizi kepada pasien rawat inap maupun
rawat jalan.
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
6. Gizi Klinik
Adalah suatu ilmu mempelajari tentang hubungan antara makanan dan
kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi dan bagaimana cara
dicerna, diserap, digunakan, dimetabolisme, disimpan dan dikeluarkan oleh tubuh.
7. Kegiatan Spesifik
Adalah tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya ditujukan khusus
untuk kelompok 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini pada
umumnya 4
dilakukan oleh sektor kesehatan seperti imunisasi, PMT Ibu Hamil dan balita,
monitoring pertumbuhan balita di Posyandu, suplemen Tablet Tambah Darah (TTD),
promosi ASI Eksklusif, MP-ASI, dsb. Kegiatan spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya
dapat dicatat dalam waktu relatif pendek (Pedoman Perencanaan Program Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 HPK)
8. Kegiatan Sensitif
Adalah berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor kesehatan. Sasarannya
adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK. Namun apabila
direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan spesifik dampaknya sensitif
terhadap proses keselamatan, proses pertumbuhan dan perkembangan 1000 HPK.
9. Konseling Gizi
Adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang
dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap, dan perilakupasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi
sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya.

10. Mutu Pelayanan Gizi


Adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan pelayanan gizi sesuai
dengan standar dan memuaskan, baik kualitas dari petugas maupun sarana serta
prasarana untuk kepentingan pasien/klien.
11. Nutrisionis
Adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh
oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang
pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di masyarakat maupun Puskesmas dan unit
pelaksana kesehatan lainnya, berpendidikan dasar Akademi Gizi/Diploma III Gizi.

12. Pasien / Klien


Adalah pengunjung Puskesmas/tenaga kesehatan, baik rawat inap/rawat jalan
yang memerlukan pelayanan baik pelayanan kesehatan dan atau gizi.

5
13. Pasien Beresiko Malnutrisi
Adalah pasien dengan status gizi buruk, gizi kurang, gizi lebih, mengalami
penurunan asupan makan, penurunan beratbadan, dll.
14. Pasien Kondisi Khusus
Adalah pasien Ibu Hamil, ibu menyusui, lansia, pasien dengan Penyakit tidak
Menular (PTM) seperti diabetes melitus, hipertensi, hiperlipidemia, penyakit ginjal, dll
15. Pelayanan Gizi
Adalah upaya memperbaiki gizi, makanan, dietetik, pada mayarakat, kelompok,
individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisis, simpilan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi,
makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi
sehat atau sakit diselenggarakan baik di dalam dan luar gedung.
16. Pelayanan Gizi di Puskesmas
Adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari upaya Promotif, Preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas.
17. Pelayanan Kesehatan Perorangan
Adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods)dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah rawat inap.
18. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan
kesehatan masyarakat tersebut antara lain, promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat, serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.
19. Pen Gizi Rawat Jalan
Adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi yang berkesinambungan
6
dimulai dari pengkajian gizi, penentuan diagnosis gizi, intervensi gizi, dan monitoring
dan evaluasi kepada pasien/klien rawat inap/rawat jalan. Intervensi gizi rawat jalan
pada umumnya berupa kegiatan konseling gizi dan dietetik dan atau penyuluhan gizi.
20. Preskripsi Diet
Adalah rekomendasi kebutuhan zat gizi pasien secara individual mulai dari
menetapkan kebutuhan energi, komposisi zat gizi yang mencangkup zat gizi makro
dan mikro, jenis diet, bentuk makanan, frekuensi makanan dan rute pemberian
makanan. Preskripsi diet dirancang berdasarkan pengkajian gizi, komponen diagnosis
gizi, rujukan, rekomendasi, kebijakan dan prosedur, serta kesukaan dan nilai-nilai
yang dianut pasien/klien

21. Proses Asuhan Gizi Terstandart (PAGT)


Adalah pendekatan sistematik dalam pemberian pelayanan asuhan gizi yang
berkualitas, melalui serangkaian aktifitas yang terorganisir yang meliputi identifikasi
kebutuhan gizi sampai pemberian pelayanan gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi.
22. Rencana Diet
Adalah kebutuhan zat gizi pasien/klien yang dihitung berdasarkan status gizi,
degenerasi penyakit dan kondisi kesehatannya.
23. Rujukan Gizi
Adalah sistem dalam pelayanan gizi yang memberikan pelimpahan wewenang
yang timbal balik atas pasien dengan masalah gizi baik secara vertikal maupun
horizontal.
24. Sarana Kesehatan
Adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
25. Skrining Gizi
Adalah kegiatan penapisan untuk mengetahui apakah seseorang pasien
beresiko malnutrisi, tidak beresiko malnutrisi, atau kondisi khusus.
26. Technikal Registered Dietisien (TRD)
Adalah seseorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
Diploma III Gizi sesuai aturan yang berlaku atau Ahli Madya Gizi yang telah lulus uji
kompetensi dan teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
7
27. Tenaga Gizi Puskesmas
Adalah tenaga gizi yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas perbaikan gizi di
Puskesmas. Apabila tidak tersedia tenaga gizi maka pelaksanaan perbaikan gizi di
Puskesmas dapat dilakukan oleh tenaga Pelaksana Gizi yang berasal dari tenaga
kesehatan lain seperti perawat atau bidan.

Adalah setiap orang yang mengabdikan diri di bidang kesehatan serta memiliki
kemampuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan formal di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya
kesehatan.
28. Terapi Diet
Adalah pelayanan dietetik yang merupakan bagian dari terapi gizi
29. Tim Asuhan Gizi Puskesmas
Adalah sekelompok tenaga kesehatan di Puskesmas yang terkait dengan
pelayanan gizi terdiri dari dokter (umum/spesialis), tenaga gizi, perawat dan atau
bidan dari setiap unit pelayanan yang bertugas menyelenggarakan asuhan gizi
(nutrition care) untuk mencapai pelayanan paripurna yang bermutu,

G. Landasan Hukum

1. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang ASI Eksklusif


2. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi
3. Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2012 tetang Sistem Kesehatan Nasional
4. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan RI No. 894/Menkes/SKB/VIII/2001 dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 35 Tahun 2001 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang
kebijakan dasar Pusat Kesehatan Masyarakat tentang standar pelayanan minimal
bidang kesehatan di kabupaten / kota.
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.75 tahun 2013 tentang angka kecukupan gizi
yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia.

8
7. . Peraturan Menteri Kesehatan No.26 tahun 2013 tentang praktik tenaga gizi

BAB II STANDAR
KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM

No Nama Jabatan Standar Kompetensi Keadaan Riil

1 Harni Fitriana Pengelola a. Pendidikan minimal D3 a. Pendidikan D3


Matondang, S.Gz Program
Gizi b. Pelatihan-pelatihan: b. Pelatihan-
1. Pelatihan Terampil pelatihan:
NCP(Nutritional Care 1. Pelatihan
Prosess)/ PAGT Pemantauan
(Proses Asuhan Gizi Pertumbuha
Terstandart) n
2. Pelatihan Tata 2. Pelatihan
laksana Gizi Buruk PMBA(Pemb
(TAGB) erian
3. Pelatihan Gizi Klinik Makanan
4. Pelatihan Konselor bayi dan
ASI anak)
5. Pelatihan PMBA
6. Pelatihan
Pemantauan
Pertumbuha
n
7. Pelatihan /
kursus Hygine
Sanitasi
Makanan
9
c. Pengalaman Kerja: c.Pengalaman Kerja :
Minimal 1 Th >1 Th

d. Keterampilan: d.Keterampilan:
1).Terampil dalam 1. Belum Terampilnya
melakukan NCP/ PAGT menggunakan NCP/ PAGT
2.Mengikuti seminar Gizi

Pola ketenagaan dan kualifikasi Pelayanan Gizi Puskesmas adalah :

10
2. Nutrisionis a. Pendidikan a. Pendidikan D3
Ahli minimal D3
b. Pelatihan- b.Pelatihan-
pelatihan: pelatihan:
1).Pelatihan 1.Pelatihan
Terampil Pemberian makanan
NCP(Nutritional Care bayi dan anak
Prosess)/ PAGT (PMBA)
(Proses Asuhan Gizi
Terstandart)
2).Pelatihan Tata
laksana Gizi Buruk
(TAGB)
3).Pelatihan Gizi Klinik
4).Pelatihan Konselor
ASI 5).Pelatihan PMBA
6).Pelatihan
Pemantahuan
Pertumbuhan
c. Pengalaman c.Pengalaman Kerja :
Kerja: Minimal 1 >1 Th
Th d.Keterampilan:
d.Keterampilan: 1. Belum Terampilnya
1).Terampil menggunakan NCP/
dalam melakukan PAGT
NCP/ PAGT
2.Kurangnya
mengikuti seminar
Gizi

11
B. Peran dan Fungsi Ketenagaan di Puskesmas dalam pelaksanaan pelayanan gizi

a. Dokter
Dokter berperan sebagai penanggung jawab pelayanan kesehatan pasien
sekaligus sebagai Koordinator Tim Asuhan Gizi Puskesmas yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik seta menegakkan diagnosis medis.
2. Menentukan pilihan tindakan, pemeriksaan laboratorium, dan perawatan.
3. Menentukan terapi obat dan preskripsi diet awal bekerjasama
dengan tenaga gizi Puskesmas.
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi tindakan.
5. Melakukan konseling terkait penyakit.
6. Melakukan rujukan.
b. Perawat / bidan
Perawat/ bidan berperan sebagai penanggung jawab asuhan keperawatan /
kebidanan dan sekaligus sebagai pelaksana asuhan keperawatan yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Melakukan screening awal dalam rangka membantu menentukan apakah pasien
/ klien beresiko maslah gizi atau tidak.
2. Bertanggung jawab pada asuhan keperawatan/ kebidanan pada pasien.
3. Melaksanakan tindakan dan perawatan sesuai instruksi dokter.
4. Memotivasi pasien dan keluarga agar pasien menghabiskan makanannya.
5. Melakukan pemantauan dan evaluasi pemberian makanan kepada pasien.

c. Tenaga gizi Puskesmas


Tenaga gizi Puskesmas diharapkan telah mengikuti pelatihan terkait gizi
seperti: Pelatihan Tata Laksana Anak Gizi Buruk (TAGB), Pelatihan Konselor ASI,
Pelatihan Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (PMBA), Pelatihan
Pemantauan Pertumbuhan, dll.

12
Tenaga gizi puskesmas sebagai penanggung jawab asuhan gizi sekaligus
sebagai pelaksana asuhan gizi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai
berikut:

1. Mengkaji status gizi pasien / klien beradasarkan data rujukan.


2. Melakukan anamnesis riwayat diet pasien / klien.
3. Memberikan penyuluhan, motivasi, dan konseling gizi pada pasien /
klien keluarganya.
4. Memantau masalah yang berkaitan dengan asuhan gizi kepada pasien /
klien, bersama dengan perawat.
5. Memantau masalah yang berkaitan dengan asuhan gizi kepada pasien / klien,
bersama dengan perawat.
6. Mengevaluasi status gizi pasien / klien secara berkala, asupan
makanan, dan bila perlu melakukan perubahan diet pasien berdasarkan
hasil diskusi dengan tim asuhan gizi Puskesmas.
7. Mengkomunikasikan hasil terapi gizi dan memberikan saran kepada
anggota tim asuhan gizi Puskesmas.
8. Mengkomunikasikan hasil terapi gizi dan memberikan saran kepada
anggota tim asuhan gizi Puskesmas.

13
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan sarana di Ruang Konsultasi Gizi
a. Letak
Ruang konsultasi gizi berada di g e d u n g u t a m a , dengan poli Layanan
Rawat jalan sehingga mempunyai akses langsung terhadap pasien.
b. Sarana/Peralatan
Guna menunjang pelayanan gizi di Puskesmas pada masyarakat, ruang
konsultasi gizi dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :

 Meja konsultasi 2 buah


 Kursi 4 buah
 Alat ukur anthropometri (meja ukur, timbangan bayi, timbangan
balita/dewasa, microtoise, pita LILA)
 Media KIE (poster, brosur diet sesuai dengan penyakit, brosur
makanan sehat anak, brosur tata laksana pemberian ASI, dll)
 Daftar bahan makanan Penukar
 Food Model

14
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PELAYANAN GIZI DI DALAM GEDUNG

II. Kegiatan Pelayanan Gizi di Dalam Gedung

1) Pelayanan Gizi rawat jalan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi :


a. Pengkajian Gizi
Dilakukan untuk mengidentifikasi masalah gizi dan factor penyebab melalui
pengumpulan, verifikasi, intepretasi data secara sistematis. Kategori data
pengkajian meliputi :
 Data Antropometri
 Data Pemeriksaan Fisik Klinis
 Data Riwayat gizi
 Data hasil pemeriksaan laboratorium

b. Penentuan diagnosis gizi


Tujuan diagnosis gizi adalah untuk mengidentifikasi masalah gizi, factor penyebab
serta tanda dan gejala yang ditimbulkan.
c. Intervensi gizi
Adalah suatu tindakan yang terencana yang ditujukan untuk mengubah
perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau aspek status kesehatan individu.
Intervensi gizi di pelayanaqn rawat jalan meliputi :
 Penentuan diet yang sesuai dengan kebutuhan gizi individual
 Konseling gizi
d. Monitoring dan evaluasi asuhan gizi
Bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan, keberhasilan pelaksanaan
intervensi gizi pada pasien/klien.

15
Alur pelayanan gizi dalam gedung

16
II. Pelayanan Gizi di Luar Gedung
1. Kegiatan Pelayanan Gizi Di Luar Gedung
Kegiatan tersebut tidak sepenuhnya dilakukan diluar gedung karena perencanaannya
masih dilakukan di dalam gedung. Kegiatannya kearah promotif dan preventif
sasarannya adalah masyarakat dalam wilayah kerja puskesmas . Kegiatannya antara lain
yaitu :
a. Edukasi Gizi/ Pendidikan Gizi
b. Konseling ASI Ekslusif dan PMBA
c. Konseling Gizi melalui Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak menular ( Posbindu
PTM)
d. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan Di Posyandu
e. Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A untuk Balita dan Ibu Nifas
f. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Ibu Hamil dan Ibu
Nifas
g. Edukasi Dalam Rangka Pencegahan Anemia Pada Remaja Putri dan WUS
h. Pengelolaan Pemberian MP- ASI dan PMT Pemulihan
i. Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM)
j. Surveilens Gizi
k. Pembinaan Gizi di Institusi
l. Kerjasama Lintas Sektor Dan Lintas Program

17
MEKANISME SISTIM RUJUKAN

POSYANDU

POLINDES

PUSTU

POSY. LANSIA

POSBINDU

BIDAN SWASTA

PUSKESMAS RUMAH SAKIT


KETERANGAN :

 Puskesmas Pembantu (PUSTU), Polindes merupakan unit structural di bawah

Puskesmas Induk

 Posyandu, Posy. Lansia, Posbindu, adalah Upaya Kesehatan Berbasis

Masyarakat (UKBM)

 Puskesmas dapat menerima pasien rujukan lansung yang datang dari

posyandu, Polindes, Pustu, Posy. Lansia, Klinik Swasta.

 Apabila puskesmas tidak mampu merawat pasien karena keterbatasan jenis

dan fasilitas pelayanan, maka pasien dapat dirujuk ke fasilitas pelayanan

kesehatan yang lebih tinggi yaitu Rumah Sakit. Pada kondisi gawat darurat

Puskesmas berfungsi menstabilisasi pasien gawat sebelum dirujuk ke Rumah

Sakit.

 Rumah Sakit akan merujuk kembali pasien yang telah selesai mendapatkan

perawatan ke Puskesmas Mekanisme ini disebut rujuk balik. Tujuannya agar

pasien dapat dipantau perkembangan kesembuhannya oleh tenaga kesehatan

di Puskesmas yang bertanggung jawab di wilayah rumahnya.

23
BAB VIII PENGENDALIAN
MUTU

Indikator mutu yang digunakan di Puskesmas Perlayuan dalam memberikan


pelayanan adalah Ketepatan pengukuran antropometri dan konsultasi gizi.
Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format
tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan direktur
pelayanan.

24

Anda mungkin juga menyukai