Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, besaran masalah gizi pada
balita di Indonesia yaitu 19,6% gizi kurang, diantaranya 5,7% gizi buruk; gizi lebih
11,9%, stunting (pendek) 37,2%. Proporsi gemuk menurut kelompok umur, terdapat
angka tertinggi baik pada balita perempuan dan laki-laki pada periode umur 0-5 bulan
dan6-11 bulan dibandingkan kelompok umur lain. Hal ini menunjukkan bahwa sampai
saat ini masih banyak masyarakat khususnya ibu balita yang mempunyai persepsi tidak
benar terhadap balita gemuk. Data masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
(GAKI) berdasarkan hasil survei nasional tahun 2003 sebesar 11,1% dan menurut hasil
Riskesdas 2013, anemia pada ibu hamil sebesar 37,1%.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa
tujuan perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat.
Mutu gizi akan tercapai antara lain melalui penyediaan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan profesional di semua institusi pelayanan kesehatan. Salah satu pelayanan
kesehatan yang penting adalah pelayanan gizi di Puskesmas, baik pada Puskesmas
Rawat Inap maupun pada Puskesmas Non Rawat Inap. Pendekatan pelayanan gizi
dilakukan melalui kegiatan spesifik dan sensitif, sehingga peran program dan sektor
terkait harus berjalan sinergis. Pembinaan tenaga kesehatan/tenaga gizi puskesmas
dalam pemberdayaan masyarakat menjadi hal sangat penting.
Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan
tingkat pertama. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat
dengan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Upaya Kesehatanan Berbasis
Masyarakat (UKBM) yang disebut sebagai Puskesmas dan jejaringnya. Sedangkan
untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, didirikan Puskesmas Rawat Inap.
Menurut data dari Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan per Desember
tahun 2011 jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 9.321 unit, diantaranya 3.025
unit Puskesmas Rawat Inap, dan selebihnya yaitu 6.296 unit Puskesmas Non Rawat
Inap. Puskesmas dan jejaringnya harus membina UpayaKesehatan Berbasis Masyarakat.
Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di dalam
gedung dan di luar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat
individual, dapat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Kegiatan di dalam gedung juga meliputi perencanaan program pelayanan gizi yang akan
dilakukan di luar gedung. Sedangkan pelayanan gizi di luar gedung umumnya
pelayanan gizi pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif dan preventif.
Dalam pelaksanaan pelayanan gizi di Puskesmas, diperlukan pelayanan yang bermutu,

Pedoman Pelayanan Gizi Masyarakat


UPT Puskesmas Singkawang Utara II
sehingga dapat menghasilkan status gizi yang optimal dan mempercepat proses
penyembuhan pasien. Pelayanan gizi yang bermutu dapat diwujudkan apabila tersedia
acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu sesuai dengan 4 pilar dalam
Pedoman Gizi Seimbang (PGS).

B. Tujuan Pedoman
Tersedianya pedoman dalam melaksanakan pelayanan gizi di UPT Puskesmas
Singkawang Utara II dan jejaringnya.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dibahas dalam buku pedoman ini adalah Penyelenggaraan
Pelayanan gizi luar gedung di Puskesmas Singkawang Utara II.
.
D. Batasan Operasional
Jenis konseling gizi yang dapat dilaksanakan di Puskesmas antara lain
konseling gizi terkait penyakit dan faktor risikonya, konseling ASI, konseling
Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), konseling faktor risiko Penyakit Tidak
Menular (PTM) dan konseling bagi jemaah haji.
1. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur untuk
identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
2. Dietetik adalah integrasi, aplikasi, dan komunikasi dari prinsip-prinsip keilmuan
makanan, gizi, sosial, bisnis, dan keilmuan dasar untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal secara individual melalui
pengembangan, penyediaan dan pengelolaan pelayanan gizi dan makanan di
berbagai area/lingkungan/latar belakang praktek pelayanan.
3. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi adalah serangkaian kegiatan penyampaian pesan-
pesan gizi dan kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap serta perilaku positif
pasien/klien dan lingkungannya terhadap upaya perbaikan gizi dan kesehatan.
Penyuluhan gizi ditujukan untuk kelompok atau golongan masyarakat masal dan
target yang diharapkan adalah pemahaman perilaku aspek kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari
4. Food model adalah bahan makanan atau makanan contoh yang terbuat dari
bahan sintetis atau asli yang diawetkan, dengan ukuran dan satuan tertentu
sesuai dengan kebutuhan yang digunakan untuk konseling gizi kepada pasien
rawat inap maupun pengunjung rawat jalan.
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.

Pedoman Pelayanan Gizi Masyarakat


UPT Puskesmas Singkawang Utara II
6. Kegiatan Spesifik adalah tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya
ditujukan khusus untuk kelompok 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti imunisasi,
PMT Ibu Hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu,
suplemen Tablet Tambah Darah (TTD), promosi ASI Ekslusif, MP-ASI, dsb.
Kegiatan spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu
relatif pendek (Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 HPK).
7. Kegiatan Sensitif adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor
kesehatan. Sasarannya dalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK.
Namun apabila direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan
spesifik dampaknya sensitif terhadap proses keselamatan proses pertumbuhan
dan perkembangan 1000 HPK
8. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah
yang dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk menanamkan dan
meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan
mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan
dilakukannya.
9. Mutu Pelayanan Gizi adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
pelayanan gizi sesuai dengan standar dan memuaskan, baik kualitas dari petugas
maupun sarana serta prasarana untuk kepentingan pasien/klien
10. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis
fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di masyarakat
maupun Puskesmas dan unit pelaksana kesehatan lainnya, berpendidikan dasar
Akademi Gizi/Diploma III Gizi
11. Pasien/Klien, adalah pengunjung Puskesmas/tenaga kesehatan, baik rawat
inap/rawat jalan yang memerlukan pelayanan baik pelayanan kesehatan dan atau
gizi.
12. Pasien Berisiko Malnutrisi adalah pasien dengan status gizi gizi buruk,
gizikurang, atau gizi lebih, mengalami penurunan asupan makan, penurunan
beratbadan, dll.
13. Pasien Kondisi Khusus adalah pasien ibu hamil, ibu menyusui, lansia,
pasiendengan Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes mellitus,
hipertensi, hiperlipidemia, penyakit ginjal, dll.
14. Pelayanan Gizi adalah upaya memperbaiki gizi, makanan, dietetik pada
masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran,
implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai
status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit diselenggarakan baik di

Pedoman Pelayanan Gizi Masyarakat


UPT Puskesmas Singkawang Utara II
dalam dan di luar Gedung.
15. Pelayanan Gizi Di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari Upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas

Pedoman Pelayanan Gizi Masyarakat


UPT Puskesmas Singkawang Utara II
BAB II
STANDAR FASILITAS

Untuk menunjang tercapainya tujuan kegiatan pelayanan gizi Puskesmas Singkawang


Utara II memiliki penunjang yang harus dipenuhi

Kegiatan Pelayanan Gizi Sarana Prasana


- Leaflet, Lembar balik, Materi Penyuluhan : Inisiasi
Menyusui Dini,Strategi peningkatan Penimbangan
Balita di posyandu.
- Tabel Antropometri
- Timbangan : Baby scale/ timbangan bayi, Timbangan
Luar Gedung Injak
- Microtoice/ Pengukur Tinggi badan
- infantometer/pengukur Panjang Badan
- Meja, Kursi, ATK dan Blanko-blanko laporan lain.
- Vit. A, Fe

Pedoman Pelayanan Gizi Masyarakat


UPT Puskesmas Singkawang Utara II
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN GIZI

A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Pelayanan Gizi di Luar Gedung
Secara utuh kegiatan pelayanan gizi di luar gedung tidak sepenuhnya dilakukan
hanya di luar gedung, melainkan tahap perencanaan dilakukan di dalam
gedung. Kegiatan pelayanan gizi di luar gedung ditekankan ke arah promotif dan
preventif serta sasarannya adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Singkawang Utara II. Beberapa kegiatan pelayanan gizi diluar gedung dalam
rangka upaya perbaikan gizi yang dilaksanakan oleh Puskesmas antara lain:

a. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi


1) Tujuan edukasi gizi adalah untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan
perilaku masyarakat mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dan
sesuai dengan risiko/masalah gizi.
2) Sasarannya adalah kelompok dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Singkawang Utara II.
3) Lokasi edukasi gizi antara lain: Posyandu, Pustu, Institusi Pendidikan,
Kegiatan Keagamaan, Kelas Ibu, Kelas Balita, Upaya Kesehatan Kerja
(UKK), dll.
4) Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam edukasi gizi disesuaikan dengan
situasi dan kondisi serta berkoordinasi dengan tim penyuluh di Puskesmas
misalnya tenaga promosi kesehatan, antara lain:
a) Merencanakan kegiatan edukasi diwilayah kerja Puskesmas.
b) Merencanakan materi edukasi yang akan disampaikan kepada
masyarakat.
c) Memberikan pembinaan kepada kader agar mampu melakukan pendidikan
gizi di Posyandu dan masyarakat luas.
d) Memberikan pendidikan gizi secara langsung di UKBM, institusi
pendidikan, pertemuan keagamaan, dan pertemuan-pertemuan lainnya.
e) Menyusun laporan pelaksanaan pendidikan gizi di wilayah kerja
Puskesmas Singkawang Utara II.

b. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu


1) Tujuan kegiatan ini adalah untuk memantau status gizi Balita
menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) atau Buku KIA.

Pedoman Pelayanan Gizi Masyarakat


UPT Puskesmas Singkawang Utara II
2) Sasaran kegiatan ini adalah kader Posyandu
3) Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu
4) Fungsi tenaga gizi puskesmas antara lain:
a) Merencanakan kegiatan pemantauan pertumbuhan diwilayah kerja
Puskesmas
b) Memberikan pembinaan kepada kader posyandu agar mampu
melakukan pemantauan pertumbuhan di Posyandu.
c) Melakukan penimbangan
d) Membina kader dalam menyiapkan SKDN dan pelaporan
e) Menyusun laporan pelaksanaan pemantauan pertumbuhan diwilayah
kerja Puskesmas
f) Memberikan konfirmasi terhadap hasil pemantauan pertumbuhan.

c. Pengelolaan Pemberian Kapsul VitaminA


1) Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan
pemberian vitamin A melalui pembinaan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan sehingga kegiatan pencegahan
kekurangan vitamin Adapat berjalan dengan baik
2) Sasaran: kegiatan ini antara lain bayi, balita, dan ibu nifas
3) Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu
4) Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam pengelolaan manajemen pemberian
vitamin A antara lain:
a) Merencanakan kebutuhan vitamin A untuk bayi 6-11 bulan, anak usia
12-59 bulan, dan ibu nifas setiap tahun.
b) Memantau kegiatan pemberian vitamin A diwilayah kerja Puskesmas
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lain.
c) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi vitamin A diwilayah kerja
Puskesmas.
5) Ketentuan dalam pemberian vitaminA:
a) Bayi 6-11 bulan diberikan vitamin A100.000 SI warna biru, diberikan
dua kali setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus
b) Balita12-59 bulan diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah,
diberikan dua kali setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus
c) Bayi dan Balita Sakit
d) Bayi usia 6-11 bulan dan balita usia12-59 bulan yang sedang menderita
campak,diare,gizi buruk, xeroftalmia, diberikan vitamin A dengan dosi
sesuai umur
e) Ibu nifas (0-42 hari)
f) Pada ibu nifas diberikan 2 kapsul merah dosis 200.000 SI, 1 kapsul
segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam berikutnya.

Pedoman Pelayanan Gizi Masyarakat


UPT Puskesmas Singkawang Utara II
d. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Remaja
Putri
1) Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan pemberian TTD
untuk kelompok masyarakat yang rawan menderita anemia gizi besi yaitu
Remaja Putri melalui pembinaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan sehingga kegiatan pencegahan anemia gizi besi.
2) Sasaran kegiatan ini adalah Remaja Putri di wilayah kerja UPT.
Puskesmas Singkawang Utara II
3) Lokasi: Sekolah tingkat SMP dan SMA ,Posyandu remaja di wilayah kerja
UPT. Puskesmas Singkawang Utara II.
4) Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam pengelolaan manajemen pemberian
TTD antara lain:
a) Merencanakan kebutuhan TTD untuk kelompok sasaran selama satu
tahun.
b) Memantau kegiatan pemberian TTD oleh Guru di sekolah dan Kader
Posyandu Remaja.
c) Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah kerja
Puskesmas.
d) Ketentuan dalam pemberian TTD untuk Remaja Putri
 Dosis Pencegahan: 1 x 1 tablet/minggu
 Dosis Pengobatan: 1 tablet/hari sampai kadar Hb Normal

e. Pengelolaan Pemberian PMT Lokal


Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis pangan lokal adalah
makanan tambahan lokal yang diberikan untuk meningkatkan status gizi pada
sasaran. Kelompok Masyarakat yang menjadi sasaran pemberian PMT Lokal
adalah Balita dengan status gizi kurang dan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik
(KEK).

Tugas tenaga gizi puskesmas dalam hal ini adalah:


a) Merencanakan menu PMT Lokal
b) Mengadakan bahan PMT Lokal
c) Mengolah PMT Lokal dibantu oleh kader
d) Mendistribusikan kepada sasaran dibantu oleh kader
e) Memonitoring serta mengevaluasi kegiatan pemberian PMT Lokal

g. Surveilans Gizi
Kegiatan surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan
data yang dilakukan secara terus menenus, penyajian serta diseminasi

Pedoman Pelayanan Gizi Masyarakat


UPT Puskesmas Singkawang Utara II
informasi bagi Kepala Puskesmas serta Lintas Program dan Lintas Sektor
terkait di tingkat kecamatan. Informasi dari kegiatan surveilans gizi
dimanfaatkan untuk melakukan tindakan segera maupun untuk perencanaan
program jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Sebagai acuan
bagi petugas gizi puskesmas dalam melakukan surveilans gizi bisa
menggunakan buku Surveilans Gizi, Kementerian Kesehatan RI,2014.
1) Tujuan:
a) Tersedianya informasi berkala dan terus menerus tentang besaran
masalah gizi dan perkembangan di masyarakat.
b) Tersedianya informasiyang dapat digunakan untuk mengetahui
penyebab masalah gizi dan faktor-faktor terkait
c) Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi di suatu daerah
d) Menyediakan informasi intervensi yang paling tepat untuk dilakukan
(bentuk, sasaran, dan tempat)

2) Lingkup data surveilans gizi antara lain:


a) Data status gizi
b) Data konsumsi makanan
c) Data cakupan program gizi
3) Sasaran: bayi,balita,anak usia sekolah, remaja,WUS,ibu hamil, ibu
menyusui, pekerja serta lansia.
4) Dalam pelaksanaan surveilans gizi, tenaga gizi puskesmas berkoordinasi
dengan tenaga surveilans di Puskesmas dengan fungsi antara lain:
a) Merencanakan surveilans mulai dari lokasi, metode/cara melakukan,
dan penggunanaan data
b) Melakukan surveilans gizi meliputi mengumpulkandata, mengolah data,
menganalisa data, melaksanakan diseminasi informasi
c) Membina kader posyandu dalam pencatatan dan pelaporan kegiatan gizi
di posyandu
d) Melaksanakan intervensi gizi yang tepat
e) Membuat laporan surveilans gizi
5) Contoh Kegiatan dalam Survilans Gizi antara lain:
a) Kunjungan Rumah Bumil Kurang Energi Kronik (KEK)
(1) Tujuan: Mengetahui status gizi dan kebiasaan makan ibu hamil
Kurang Energi Kronik (KEK) sebagai bahan perencanaan
(2) Sasaran : Ibu Hamil dengan lingkar lengan atas (LILA) <23,5cm
b) Kunjungan Rumah Bayi dan Balita dengan Masalah Gizi
(1) Tujuan: Mengetahui status gizi dan kebiasaan makan bayi atau
balita sebagai bahan perencanaan

Pedoman Pelayanan Gizi Masyarakat


UPT Puskesmas Singkawang Utara II
(2) Sasaran: Bayi dan balita dengan status gizi buruk, kurang, berat
badan tidak naik
c) Pelacakan Kasus Gizi Buruk
(1) Tujuan:
 Ditemukannya kasus baru balita gizi buruk untuk dapat
ditangani secara cepat, tepat, dan konferhensif
 Teridentifikasinya faktor risiko gizi buruk di suatu wilayah
sebagai bahan informasi bagi sektor terkait dalam
penentuan intervensi
 Ditetapkannya rencana pencegahan dan penganggulangan
gizi buruk secara konferhensif
(2) Sasaran: balita dan keluarganya, posyandu

h. Kerjasama lintas sektor dan lintas program


1) Tujuan: Meningkatkan pencapaian indikator perbaikan gizi ditingkat
puskesmas melalui kerjasama lintas sector dan lintas program
2) Sasaran: Seksi pemberdayaan masyarakat kantor camat, Penyuluh Pertanian
Lapangan, juru penerang kecamatan, TP PKK, Dinas Pendidikan, Kepala
Desa/Kelurahan, program KIA, bidan koordinator, tenaga sanitarian, tenaga
promosi kesehatan, perawat, sanitarian, juru imunisasi,dan lain-lain.
3) Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam kerjasama lintas sector dan lintas
program adalah:
a) Merencanakan kegiatan sensitif yang memerlukan kerjasama
b) Mengidentifikasi sektor dan program yang perlu kerjasama
c) Melakukan pertemuan untuk menggalang komitmen kerjasama
d) Melakukan koordinasi dalam menentukan indikator keberhasilan
kerjasama
e) Mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama
f) Membuat laporan hasil kerjasama

B. Strategi / Metode
Merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan kegiatan Pelayanan
Gizi. Ada tiga strategi yaitu :
1. Strategi advokasi .
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau
mendukung pelaksanaan program. Advokasi adalah pendekatan kepada
pengambil keputusan dari berbagai tingkat dan sektor terkait dengan kesehatan.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinan para pejabat pembuat keputusan
atau penentu kebijakan bahwa program kesehatan yang akan dilaksanakan
tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu dukungan kebijakan atau keputusan
Pedoman Pelayanan Gizi Masyarakat
UPT Puskesmas Singkawang Utara II
dari pejabat tersebut. Dukungan dari pejabat pembuat keputusan dapat berupa
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan
pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dana atau fasilitas lain..
2. Strategi kemitraan
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai apabila ada
dukungan dari berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari
masyarakat dapat berasal dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang
mempunyai pengaruh dimasyarakat. Tujuannnya adalah agar para tokoh
masyarakat menjadi jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana
program dengan masyarakat sebagai penerima program kesehatan. Strategi ini
dapat dikatanan sebagai upaya membina suasana yang kondusif terhadap
kesehatan. Bentuk kegiatan dapat berupa pelatihan tokoh masyarakat, seminar,
lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.
3. Strategi pemberdayaan masyarakat.
Adalah strategi yang ditujukan kepada masyarakat secara langsung.
Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan
pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain
penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam
bentuk usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Dengan meningkatkan
kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam
pemeliharaan kesehatan. Misalnya terbentuk dana sehat, terbentuk pos obat desa,
dan sebagainya.

Pedoman Pelayanan Gizi Masyarakat


UPT Puskesmas Singkawang Utara II
BAB IV
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan Pelayanan gizi perlu diperhatikan


keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan
resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan.

Pedoman Pelayanan Gizi Masyarakat


UPT Puskesmas Singkawang Utara II
BAB V
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan pelayanan gizi perlu diperhatikan


keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan
identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan.

Pedoman Pelayanan Gizi Masyarakat


UPT Puskesmas Singkawang Utara II
BAB VI
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan Pelayanan gizi dimonitor dan dievaluasi dengan


menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator Pelayanan Gizi
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lintas program setiap bulan sekali
dan lintas sektor 3 bulan sekali.

Pedoman Pelayanan Gizi Masyarakat


UPT Puskesmas Singkawang Utara II
BAB VII
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan terait pelayanan gizi dengan
tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan pelayanan
gizi tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya
peningkatan pelayanan gizi di UPT. Puskesmas Singkawang Utara II

Pedoman Pelayanan Gizi Masyarakat


UPT Puskesmas Singkawang Utara II

Anda mungkin juga menyukai