Anda di halaman 1dari 10

UPAYA KESEHATAN GIZI

PANDUAN UPAYA GIZI 2023

PANDUAN UPAYA GIZI


PUSKESMAS SEPINGGAN

BAB I
DEFINISI
A. PENDAHULUAN

Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan,
kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan
gizi.
Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan
gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang
dikonsumsi akan mempengaruhi asupan gizi sehingga akan mempengaruhi kesehatan
individu dan masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta
perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak- anak, serta seluruh kelompok umur. Gizi
yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk, dan meningkatkan risiko
penyakit infeksi, dan penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes, serta
kanker yang merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Lebih separuh dari semua
kematian di Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular. Sebagian besar penyakit
tidak menular terkait gizi di atas berasosiasi dengan kelebihan berat badan dan kegemukan
yang disebabkan oleh kelebihan gizi.
Puskesmas Sepinggan memiliki luas wilayah 2.502,08 Ha, terbagi atas 3 (tiga)
kelurahan, yaitu Kelurahan Sepinggan, Kelurahan Sepinggan Raya dan Kelurahan Sepinggan
Baru. Berdasarkan hasil laporan penilaian kinerja dan standar pelayanan minimal
menunjukkan masih adanya anak balita dan anak sekolah stunting dan rendahnya cakupan
ASI eksklusif. Untuk itu upaya gizi memiliki berbagai macam kegiatan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut. Adapun dalam melaksanakan semua kegiatan upaya gizi harus
sesuai dengan visi, misi, dan tata nilai yang berlaku di Puskesmas Sepinggan.

Visi Puskesmas Sepinggan:


Terwujudnya masyarakat sehat mandiri dengan pelayanan Puskesmas Sepinggan yang
bermutu, merata, dan terjangkau.
Misi Puskesmas Sepinggan:
1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat;
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan baik secara individu, keluarga maupun
kelompok masyarakat;
3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan
berkomitmen tinggi;
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.

1
PANDUAN UPAYA GIZI 2023

Dan pelaksanaan kegiatan upaya gizi Puskesmas Sepinggan secara umum


dilaksanakan sesuai dengan tata nilai yang berlaku di Puskesmas Sepinggan, yaitu SEHAT,
Senyum dan sigap dalam bertindak yaitu petugas pelaksana selalu senyum dan sigap
kepada semua orang yang ditemui pada saat melaksanakan kegiatan upaya gizi, Etika
dalam melayani masyarakat dengan nilai -nilai atau norma yang luhur sehingga pada saat
pelaksanaan kegiatan Upaya gizi petugas pelaksana tidak semena-mena dalam melakukan
pelayanan, Harmonis yaitu dalam pelayanan petugas pelaksana upaya gizi serasi, selaras,
dan humanis menghargai orang lain dan selalu mementingkan kepentingan masyarakat
daripada diri sendiri, akuntabel yaitu selalu melakukan pelayanan yang dapat
dipertanggung jawabkan dalam melaksanakan kegiatan Upaya gizi, dan Terintegrasi yaitu
petugas pelaksana melaksanakan kegiatan upaya gizi mengupayakan pelayanan terpadu
profesional dalam satu sistem.

B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan panduan gizi ini adalah sebagai acuan bagi petugas puskesmas
untuk menyelenggarakan kegiatan gizi di wilayah kerja Puskesmas Sepinggan.

C. BATASAN OPERASIONAL
1. Asuhan gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur untuk
identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut;
2. Edukasi gizi/pendidikan gizi adalah serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan
gizi dan kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk menanamkan dan
meningkatkan pengertian, sikap serta perilaku positif pasien/klien dan lingkungannya
terhadap upaya perbaikan gizi dan kesehatan. Penyuluhan gizi ditujukan untuk
kelompok atau golongan masyarakat masal dan target yang diharapkan adalah
pemahaman perilaku aspek kesehatan dalam kehidupan sehari-hari;
3. Food model adalah bahan makanan atau makanan contoh yang terbuat dari bahan
sintetis atau asli yang diawetkan, dengan ukuran dan satuan tertentu sesuai
dengan kebutuhan yang digunakan untuk konseling gizi kepada pasien rawat inap
maupun pengunjung rawat jalan;
4. Kegiatan Spesifik adalah tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya
ditujukan khusus untuk kelompok 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini
pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti imunisasi, PMT Ibu Hamil dan
balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu, suplemen Tablet Tambah Darah
(TTD), promosi ASI Ekslusif, MP-ASI, dsb. Kegiatan spesifik bersifat jangka
pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek (Pedoman

2
PANDUAN UPAYA GIZI 2023

Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000
HPK);
5. Kegiatan Sensitif adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan.
Sasarannya dalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK. Namun
apabila direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan spesifik dampaknya
sensitif terhadap proses keselamatan proses pertumbuhan dan perkembangan 1000
HPK;
6. Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah
yang dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi
sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya;
7. Pelayanan gizi adalah upaya memperbaiki gizi, makanan, dietetik pada masyarakat,
kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan
evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal
dalam kondisi sehat atau sakit diselenggarakan baik di dalam dan di luar gedung;
8. Pelayanan gizi di puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah kerja
puskesmas.

D. WAKTU PELAKSANAAN
1. Pengaturan kegiatan upaya gizi dilakukan bersama oleh para pemegang program dalam
kegiatan lokakarya mini bulanan maupun lokakarya tri bulanan lintas sektor dengan
persetujuan Kepala Puskesmas Sepinggan;
2. Jadwal kegiatan upaya gizi dibuat untuk jangka waktu 1 tahun dan di break down dalam
jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan setiap bulan oleh pemegang program
kepada PJ upaya gizi;
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya gizi dikoordinasikan
kepada Kepala Puskesmas Sepinggan.

3
PANDUAN UPAYA GIZI 2023

BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kegiatan upaya promosi kesehatan Puskesmas Sepinggan meliputi:


1. Penyuluhan ASI Ekslusif
2. Pemeriksaan Garam Yodium yang dikonsumsi Rumah Tangga;
3. Pemberian PMT Penyuluhan di Posyandu;
4. Pemberian PMT Pemulihan Anak Gizi Kurang;
5. Pemberian PMT Pemulihan Bumil KEK;
6. Pendistribusian Vitamin A;
7. Surveilans Kasus Gizi;
8. Kunjungan Lapangan Bumil Kek, Anemia, Balita bermasalah gizi.
9. Pendampingan Rujukan Balita Stunted
10. Rapat Validasi Data GiKIA
11. Lokakarya Pembuatan SOP Tatalaksana Balita dengan Masalah Gizi
12. Penjaringan Anak Sekolah

4
PANDUAN UPAYA GIZI 2023

BAB III
TATALAKSANA

A. PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF


Penyuluhan ini dilaksanakan di posyandu ataupun di kelas ibu balita. Tujuan
penyuluhan ASI eksklusif ini adalah setelah dilakukan penyuluhan diharapkan:
1. Ibu dan keluarga mengerti dan memahami pengertian ASI eksklusif;
2. Ibu dan keluarga mengerti dan memahami kandungan ASI;
3. Ibu dan keluarga mengerti dan memahami keuntungan ASI bagi ibu dan bayi;
4. Ibu dan keluarga mengerti dan mampu menyusui dengan benar;
5. Ibu dan keluarga mengerti dan memahami cara pemberian dan penyimpanan ASI
bagi ibu yang bekerja;
6. Ibu dan keluarga mampu memahami masalah dalam menyusui dan
penanganannya.
7. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan ASI eksklusif ini adalah
ceramah, diskusi, dan tanya jawab.

B. PEMERIKSAAN GARAM YODIUM YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA


Pemeriksaan garam beryodium yang dikonsumsi rumah tangga ini dilaksanakan oleh
kader bersama petugas gizi Puskesmas Sepinggan. Kader bertugas mendata dan
membawa sampel garam yodium yang dikonsumsi rumah tangga seluruh keluarga di
wilayah kerjanya. Dan petugas gizi Puskesmas Sepinggan bertugas:
1. Melakukan penetesan sampel garam yodium yang dikonsumsi rumah tangga yang
telah diantar kader dengan iodina test;
2. Mencatat hasil pemeriksaan garam;
3. Merekapitulasi hasil kegiatan dan menyampaikan hasil pemeriksaan garam
tersebut kepada kader untuk disampaikan kepada keluarga.

C. PEMBERIAN PMT PENYULUHAN DI POSYANDU


Petugas gizi Puskesmas Sepinggan memberikan informasi tentang pengolahan bahan
makanan lokal dengan nilai gizi yang tinggi yang diolah dengan cara memasak yang
benar dan menggunakan prinsip gizi seimbang.

D. PEMBERIAN PMT PEMULIHAN BALITA GIZI KURANG


1. Petugas gizi mencatat dan merekap data balita gizi kurang yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Sepinggan;
2. Petugas gizi Puskesmas Sepinggan memberikan informasi tentang pengolahan
bahan makanan lokal dengan nilai gizi yang tinggi yang diolah dengan cara
memasak yang benar dan menggunakan prinsip gizi seimbang;

5
PANDUAN UPAYA GIZI 2023

3. Petugas gizi Puskesmas Sepinggan memberikan makanan tambahan secara instan


yang telah disiapkan oleh DKK Balikpapan kepada balita gizi kurang selama 3
bulan;
4. Petugas gizi Puskesmas Sepinggan melakukan monitoring status gizi pada balita
gizi kurang yang telah diberikan PMT pemulihan setiap bulan.

E. PEMBERIAN PMT PEMULIHAN BUMIL KEK


1. Petugas gizi mencatat dan merekap data bumil KEK yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Sepinggan;
2. Petugas gizi Puskesmas Sepinggan memberikan informasi tentang pengolahan
bahan makanan lokal dengan nilai gizi yang tinggi yang diolah dengan cara
memasak yang benar dan menggunakan prinsip gizi seimbang;
3. Petugas gizi Puskesmas Sepinggan memberikan makanan tambahan secara instan
yang telah disiapkan oleh DKK Balikpapan kepada ibu hamil KEK selama 3 bulan;
4. Petugas gizi Puskesmas Sepinggan melakukan monitoring status gizi pada ibu hamil
KEK yang telah diberikan PMT pemulihan setiap bulan.

F. PENDISTRIBUSIAN VITAMIN A
1. Mencatat dan merekap jumlah bayi/balita yang berusia lebih dari 6 bulan pada
bulan Januari dan Juli;
2. Mengirimkan permintaan vitamin A ke DKK Balikpapan pada bulan Januari dan
Juli;
3. Petugas farmasi Puskesmas Sepinggan mengambil vitamin A ke GFK Balikpapan;
4. Petugas farmasi Puskesmas Sepinggan memberikan vitamin A kepada petugas gizi;
5. Petugas gizi Puskesmas Sepinggan mendistribusikan vitamin A kepada kader di
seluruh wilayah kerja Puskesmas Sepinggan;
6. Kader mendistribusikan vitamin A kepada masyarakat yang memiliki bayi/balita
berusia lebih dari 6 bulan pada bulan Februari dan Agustus.

G. SURVEILANS KASUS GIZI


Surveilans kasus gizi adalah pengamatan yang dilakukan terhadap anak balita dalam
rangka mencegah terjadinya kasus gizi buruk.
Kegiatan surveilans kasus gizi yaitu:
1. Pengumpulan dan rekapitulasi data gizi untuk memperoleh gambaran status gizi
balita;
2. Menganalisis faktor-faktor penyebab yang terkait dengan gizi buruk;
3. Mempromosikan kebijakan pemerintah mengenai status gizi balita;
4. Memantau dan mengevaluasi program gizi.

6
PANDUAN UPAYA GIZI 2023

H. KUNJUNGAN LAPANGAN BUMIL KEK, ANEMIA DAN BALITA


BERMASALAH GIZI :
Kunjungan lapangan bumil kek, anemia dan balita bermasalah gizi merupakan suatu
kegiatan kunjungan rumah pada bumil kek, anemia, bayi atau balita yang bermasalah
gizi yang telah dilacak oleh kader atau PKK.
Tatalaksana kunjungan lapangan bumil kek, anemia dan balita bermasalah yaitu:
1. Petugas gizi melakukan pengecekan hasil pelacakan bumil kek, anemia, bayi atau
balita bermasalah gizi oleh kader atau PKK;
2. Petugas gizi bersama kader dan sasaran menyepakati jadwal kunjungan;
3. Petugas gizi melakukan kunjungan lapangan didampingi kader atau PKK;
4. Petugas gizi bersama kader atau PKK melakukan anamnesa dan pengukuran
antropometri kepada sasaran;
5. Petugas gizi melakukan tatalaksana bayi atau balita gizi kurang sesuai dengan
kondisi sasaran;
6. Petugas gizi membuat pencatatan dan pelaporan;
7. Petugas gizi merekap hasil laporan kunjungan lapangan dan memantau status
gizi sasaran setiap bulan.

I. PENDAMPINGAN RUJUKAN BALITA STUNTED


Pendampingan rujukan balita stunted merupakan suatu kegiatan kegiatan yg dilakukan
oleh kader untuk mendampingi balita stunted periksa ke puskesmas. Tatalaksana
pendampingan rujukan balita stunted yaitu:
1. Kader melaporkan ke petugas gizi data balita stunted,
2. Kader bersama petugas gizi dan sasaran menyepakati jadwal kunjungan;
3. Kader mendampingi sasaran ke puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut,
4. Petugas gizi bersama kader melakukan anamnesa dan pengukuran antropometri
kepada sasaran;
5. Petugas gizi melakukan tatalaksana bayi atau balita stunted sesuai dengan kondisi
sasaran;
6. Petugas gizi membuat pencatatan dan pelaporan;
7. Petugas gizi merekap hasil laporan dan memantau status gizi sasaran setiap bulan.

J. RAPAT VALIDASI DATA GIKIA


Rapat validasi data GIKIA merupakan suatu kegiatan rutin yang dilakukan oleh kader
untuk mengkroscek laporan data program Gizi dan KIA yang sudah diserahkan ke
puskesmas. Kegiatan ini dilakukan diawal tahun dan digunakan sebagai data sasaran
sesuai RT.

7
PANDUAN UPAYA GIZI 2023

K. LOKAKARYA PEMBUATAN SOP TATALAKSANA BALITA DENGAN


MASALAH GIZI
Lokakarya pembuatan SOP tatalaksana balita dengan stunted merupakan suatu kegiatan
pertemuan lintas program untuk membuat SOP tatalaksana balita dengan masalah gizi
yang akan digunakan sebagai dasar pemberian terapi di Puskesmas Sepinggan.

L. PENJARINGAN ANAK SEKOLAH


1. PJ UKS melakukan koordinasi jadwal kunjungan dengan pihak sekolah.
2. PJ UKS berkoordinasi dengan lintas program yang terkait untuk menentukan
petugas yang melaksanakan ke sekolah.
3. Petugas gizi menghitung status gizi anak sekolah berdasarkan hasil
anthropometri.
4. Petugas gizi membuat pencatatan dan pelaporan;
5. Sasaran Penjaringan Anak sekolah kelas 1 SD, VII SMP, X SMA.

8
PANDUAN UPAYA GIZI 2023

BAB IV
DOKUMENTASI

Pencatatan, pelaporan, dan evaluasi kegiatan upaya gizi Puskesmas Sepinggan, yaitu:
1. Pencatatan pelaporan dalam bentuk laporan kegiatan yang dilaporkan oleh penanggung jawab
program/kegiatan kepada penanggung jawab UKM yang dilanjutkan kepada Kepala
Puskesmas Sepinggan dan DKK Balikpapan paling lambat 2 minggu setelah pelaksanaan
kegiatan;
2. Laporan dibuat arsip sebagai rekaman yang disimpan di pusat informasi Puskesmas
Sepinggan;
3. Evaluasi kegiatan dilakukan pada akhir tahun dalam bentuk laporan penilaian kinerja
puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai