Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN INTERNAL PELAYANAN GIZI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO


PUSKESMAS TANGGULANGIN
JL. RAYA PUTAT NO. 36 TANGGULANGIN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena berkat
rahmat dan inayah-NYA kami dapat menyelesaikan penyusunan “Pedoman
Pelayanan Gizi” dengan lancar tanpa hambatan yang berarti.
Pedoman Pelayanan ini disusun dalam rangka memberikan acuan bagi
semua jajaran Puskesmas Tanggulangin dalam pemberan pelayanan. Melalui
pedoman ini diharapkan semua tenaga professional pemberi asuhan serta tenaga
terkait lainnya dapat memahami berbagai hal yang berkaitan dengan pelayanan gizi.
Ucapan terima kasih dan penghargaan selayaknya disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penerbitan pedoman ini.
Semoga keinginan untuk dapat lebih meningkatkan mutu dan keselamatan pasien
dapat tercapai seiring dengan pemberdayaan para pelaksananya.
Pedoman ini tentu saja masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu
permohonan maaf kami haturkan apabila dalam penyusunan pedoman internal ini.
Meskipun demikian semoga Pedoman Pelayanan Gizi ini masih dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang terkait.

Sidoarjo, 13 Maret 2023

TIM PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di dalam
gedung dan di luar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat
individual, dapat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.
Kegiatan di dalam gedung juga meliputi perencanaan program pelayanan gizi yang
akan dilakukan di luar gedung. Sedangkan pelayanan gizi luar gedung umumnya
pelayanan gizi pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif dan preventif.
Dalam pelayanan gizi di Puskesmas di perlukan pelayanan yang bermutu, sehingga
dapat menghasilkan status gizi yang optimal dan mempercepat proses
penyembuhan pasien. Pelayanan gizi yang bermutu dapat diwujudkan apabila
tersedia acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu sesuai dengan 4
pilar dalam Pedoman Gizi Seimbang (PGS) yaitu anekaragam pangan, perilaku
hidup bersih, aktivitas fisik dan memantau berat badan secara teratur untuk
mempertahankan berat badan normal.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Pelayanan gizi di Puskesmas perlu
dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata
cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien
Poli Gizi Puskesmas Tanggulangin.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan gizi
di Puskesmas Tanggulangin harus berdasarkan standar pelayanan gizi Puskesmas
Tanggulangin.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum :

Tersedianya Acuan dalam melaksanakan pelayanan gizi di Puskesmas dan


jejaringnya

2. Tujuan Khusus :

a. Tersedianya acuan tentang pelayanan gizi, peran dan fungsi ketenagaan


sarana dan prasarana di Puskesmas dan jejaringnya,
b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu di
Puskesmas dan jejaringnya.
c. Tersedianya acuan bagian tenaga gizi puskesmas untuk bekerja secara
professional memberikan pelayanan gizi yang bermutu kepada
pasien/klien di Puskesmas dan jejaringnya
d. Tersedianya acuan monitoring dan evaluasi pelayanan gizi di Puskesmas
dan jejaringnya

C. SASARAN PEDOMAN

1. Tenaga Gizi Puskesmas dan Tenaga Kesehatan lainnya di Puskesmas


2. Pengelola Program Kesehatan Lintas Sektor terkait

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN


Ruang lingkup pelayanan Gizi di Puskesmas meliputi :
1. Kebijakan Pelayanan Gizi di Puskesmas
2. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung
3. Pelayanan Gizi di Luar Gedung
4. Pencatatan dan Pelaporan
5. Monitoring dan Evaluasi

E. BATASAN OPERASIONAL
Jenis konseling gizi yang dapat dilaksanakan di Puskesmas antara lain
konseling gizi terkait penyakit dan factor resikonya, konseling laktasi, konseling
Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA), konseling factor resiko Penyakit Tidak
Menular (PTM), dan konseling bagi Jemaah haji.

1. Asuhan Gizi
Adalah serangkaian kegiatan teroganisir/ terstruktur untuk mengidentifikasi
kebutuhan gizi dan penyediaaan asuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
2. Dietetik
Adalah integrasi, aplikasi, dan komunikasi dan prinsip-prinsip keilmuan
makanan, gizi, sosial, bisnis, dan keilmuan dasar untuk mencapai dan
mempertahanakan status gizi yang optimal secara individual melalui
pengembangan, penyediaan dan pengeloaan pelayanan gizi dan makanan di
berbagai area/lingkungan/latar belakang praktek pelayanan.
3. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi
Adalah serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan gizi dan kesehatan
yang direncanakan dan dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap serta perilku positif pasien/klien dan lingkungan terhadap
upaya perbaikan gizi dan kesehatan. Penyuluhan gizi ditujukan untuk
kelompok atau golongan masyarakat masal dan target yan.g diharapkan
adalah pemahaman perilaku aspek kesehatan dalam kehidupan sehari-hari
4. Food model
Adalah bahan makanan atau makanan contoh yang terbuat dari bahan sintetis
atau asli yang diawetkan, dengan ukuran dan satuan tertentu sesuai dengan
kebutuhan yang digunakan untuk konseling gizi kepada pasien rawat inap
maupun rawat jalan.
5. Gizi Klinik
Adalah suatu ilmu mempelajari tentang hubungan antara makanan dan
kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi dan bagaimana
cara dicerna, diserap, digunakan, dimetabolisme, disimpan dan dikeluarkan
oleh tubuh.
6. Kegiatan Spesifik
Adalah tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya ditujukan khusus
untuk kelompok 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini pada
umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti imunisasi, PMT Ibu Hamil
dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu, suplemen Tablet
Tambah Darah (TTD), promosi ASI Eksklusif, MP-ASI, dsb. Kegiatan spesifik
bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek
(Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan
Gizi dalam Rangka 1000 HPK, Pedoman penanggulangan stunting bagi
puskesmas)
7. Konseling Gizi
Adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang
dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk menanamkan dan
meningkatkan pengertian, sikap, dan perilakupasien dalam mengenali dan
mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan
dilakukannya.
8. Mutu Pelayanan Gizi
Adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan pelayanan gizi
sesuai dengan standar dan memuaskan, baik kualitas dari petugas maupun
sarana serta prasarana untuk kepentingan pasien/klien.
9. Nutrisionis
Adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan teknis
fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di masyarakat
maupun Puskesmas dan unit pelaksana kesehatan lainnya, berpendidikan
dasar Akademi Gizi/Diploma III Gizi.
10. Nutrisionist Registered (NR)
Adalah tenaga gizi Sarjana Terapan Gizi dan Sarjana Gizi yang telah lulus uji
kompetensi dan teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
11. Pasien / Klien
Adalah pengunjung Puskesmas/tenaga kesehatan, baik rawat inap/rawat jalan
yang memerlukan pelayanan baik pelayanan kesehatan dan atau gizi.
12. Pasien Beresiko Malnutrisi
Adalah pasien dengan status gizi buruk, gizi kurang, gizi lebih, mengalami
penurunan asupan makan, penurunan berat badan, dll.
13. Pasien Kondisi Khusus
Adalah pasien Ibu Hamil, ibu menyusui, lansia, pasien dengan Penyakit tidak
Menular (PTM) seperti diabetes melitus, hipertensi, hiperlipidemia, penyakit
ginjal, dll
14. Pelayanan Gizi
Adalah upaya memperbaiki gizi, makanan, dietetik, pada mayarakat,
kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpilan, anjuran, implementasi
dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status
kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit diselenggarakan baik di
dalam dan luar gedung.
15. Pelayanan Gizi di Puskesmas
Adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari upaya Promotif, Preventif, kuratif
dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
16. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan
kesehatan masyarakat tersebut antara lain, promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat, serta
berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
17. Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi yang berkesinambungan
dimulai dari pengkajian gizi, penentuan diagnosis gizi, intervensi gizi, dan
monitoring dan evaluasi kepada pasien/klien rawat inap/rawat jalan. Intervensi
gizi rawat jalan pada umumnya berupa kegiatan konseling gizi dan dietetik
dan atau penyuluhan gizi.
18. Proses Asuhan Gizi Terstandart (PAGT)
Adalah pendekatan sistematik dalam pemberian pelayanan asuhan gizi yang
berkualitas, melalui serangkaian aktifitas yang terorganisir yang meliputi
identifikasi kebutuhan gizi sampai pemberian pelayanan gizi untuk memenuhi
kebutuhan gizi.
19. Rencana Diet
Adalah kebutuhan zat gizi pasien/klien yang dihitung berdasarkan status gizi,
degenerasi penyakit dan kondisi kesehatannya.

20. Rujukan Gizi


Adalah sistem dalam pelayanan gizi yang memberikan pelimpahan wewenang
yang timbal balik atas pasien dengan masalah gizi baik secara vertikal
maupun horizontal.
21. Skrining Gizi
Adalah kegiatan penapisan untuk mengetahui apakah seseorang pasien
beresiko malnutrisi, tidak beresiko malnutrisi, atau kondisi khusus.
22. Tenaga Gizi Puskesmas
Adalah tenaga gizi yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas perbaikan gizi di
Puskesmas. Apabila tidak tersedia tenaga gizi maka pelaksanaan perbaikan
gizi di Puskesmas dapat dilakukan oleh tenaga Pelaksana Gizi yang berasal
dari tenaga kesehatan lain seperti perawat atau bidan.
23. Tim Asuhan Gizi Puskesmas
Adalah sekelompok tenaga kesehatan di Puskesmas yang terkait dengan
pelayanan gizi terdiri dari dokter (umum/spesialis), tenaga gizi, perawat dan
atau bidan dari setiap unit pelayanan yang bertugas menyelenggarakan
asuhan gizi (nutrition care) untuk mencapai pelayanan paripurna yang
bermutu.
24. Landasan Hukum
- Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
- Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
- Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tetang Cipta kerja
- Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
- Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang ASI Eksklusif
- Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan penurunan
Stunting
- Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2012 tetang Sistem Kesehatan
Nasional
- Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kes
ehatan Masyarakat
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang standar
pelayanan minimal bidang kesehatan
- Peraturan Menteri Kesehatan RI No.28 tahun 2019 tentang angka
kecukupan gizi yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia
- Peraturan Menteri Kesehatan No.26 tahun 2013 tentang praktik tenaga
gizi.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Pola ketenagaan dan kualifikasi Pelayanan Gizi Puskesmas adalah :


No Nama Jabatan Standar Kompetensi Keadaan Riil

1 Gusti Armaida,AMd.Gz Pelaksana a. Pendidikan minimal D3 a. Pendidikan D3


Program Gizi

b. Pelatihan-pelatihan: b.Pelatihan-pelatihan:
2. Andini Fitri Fauziah, 1. Pelatihan Tata laksana
A.Md.Gz Gizi Buruk (TAGB) 1. Pelatihan Tata
2. Pelatihan Gizi Klinik laksana Gizi Buruk
3. Pelatihan Konselor ASI (TAGB)
4. Pelatihan PMBA 2. Pelatihan Konselor
5. Pelatihan Pemantauan ASI
Pertumbuhan 3. Pelatihan
6. Pelatihan / kursus Pemantauan
Hygine Sanitasi Pertumbuhan
Makanan 4. Pelatihan PMBA
5. Pelatihan PAGT

c. Pengalaman Kerja: Minimal c.Pengalaman Kerja :


1 Th >1 Th

d. Keterampilan: d.Keterampilan:
1).Terampil dalam 1. Belum Terampilnya
melakukan NCP/ PAGT menggunakan NCP/
2).Terampil dalam PAGT
memodivikasi Menu 2.Kurangnya mengikuti
Makanan pasien seminar Gizi

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

a. Dokter
Dokter berperan sebagai penanggung jawab pelayanan kesehatan pasien
sekaligus sebagai Koordinator Tim Asuhan Gizi Puskesmas yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik seta menegakkan
diagnosis medis.
2. Menentukan pilihan tindakan, pemeriksaan laboratorium, dan
perawatan.
3. Menentukan terapi obat dan preskripsi diet awal bekerjasama dengan
tenaga gizi Puskesmas.
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi tindakan.
5. Melakukan konseling terkait penyakit.
6. Melakukan rujukan.
b. Perawat / bidan
Perawat/ bidan berperan sebagai penanggung jawab asuhan
keperawatan / kebidanan dan sekaligus sebagai pelaksana asuhan
keperawatan yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Melakukan screening awal dalam rangka membantu menentukan
apakah pasien / klien beresiko maslah gizi atau tidak.
2. Bertanggung jawab pada asuhan keperawatan/ kebidanan pada
pasien.
3. Melaksanakan tindakan dan perawatan sesuai instruksi dokter.
4. Memotivasi pasien dan keluarga agar pasien menghabiskan
makanannya.
5. Melakukan pemantauan dan evaluasi pemberian makanan kepada
pasien.
c. Tenaga gizi Puskesmas
Tenaga gizi Puskesmas diharapkan telah mengikuti pelatihan terkait gizi
seperti: Pelatihan Tata Laksana Anak Gizi Buruk (TAGB), Pelatihan Konselor
ASI, Pelatihan Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (PMBA), Pelatihan
Pemantauan Pertumbuhan, dll.
Tenaga gizi puskesmas sebagai penanggung jawab asuhan gizi
sekaligus sebagai pelaksana asuhan gizi yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi sebagai berikut:
1. Mengkaji status gizi pasien / klien beradasarkan data rujukan.
2. Melakukan anamnesis riwayat diet pasien / klien.
3. Menterjemahkan rencana diet ke dalam bentuk makananyang
disesuiakan dengan kebiasaan makan serta keperluan terapi.
4. Memberikan penyuluhan, motivasi, dan konseling gizi pada pasien /
klien keluarganya.
5. Melakukan kunjungan keliling (visite) baik sendiri maupun bersama
dengan tim asuhan gizi kepada pasien / klien.
6. Memantau masalah yang berkaitan dengan asuhan gizi kepada pasien /
klien, bersama dengan bidan/perawat.
7. Mengevaluasi status gizi pasien / klien secara berkala, asupan
makanan, dan bila perlu melakukan perubahan diet pasien berdasarkan
hasil diskusi dengan tim asuhan gizi Puskesmas.
8. Mengkomunikasikan hasil terapi gizi dan memberikan saran kepada
anggota tim asuhan gizi Puskesmas.

C. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung pada hari senin – sabtu
tergantung dari rujukan pelayanan dari dalam gedung maupun luar gedung di
puskesmas kedungsolo, Sedangkan untuk kegiatan luar gedung sesuai jadwal yang
sudah direncanakan
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
PUSKESMAS TANGGULANGIN
BULAN
NO URAIAN KEGIATAN TEMPAT METODE PELAKSANA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pencatatan & Pelaporan Puskesmas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Entri di Aplikasi Petugas Gizi
Posyandu Bidan
Kader
2 Bulan Penimbangan Posyandu √ √ Penimbangan Petugas Gizi
Bidan
Kader
3 Distribusi Vitamin A Posyandu √ √ Pembagian Vit A Petugas Gizi
Bidan
Kader
4 Pelacakan Gizi Buruk Desa √ √ √ √ Pelacakan Petugas Gizi
(Menyesuaikan) Bidan
Kader
5 Kunjungan rumah balita dng Rumah balita √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kunjungan rumah Petugas Gizi
penyimpangan Tumbuh (Menyesuaikan) Bidan
Kembang
6 Kunjungan rumah ibu hamil KEK Posyandu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Penimbangan Petugas Gizi
Bidan
9 Penyuluhan Gizi Desa √ √ √ √ Penyuluhan Petugas Gizi
Diskusi Bidan
10 Monev konseling PMBA dan Desa √ √ √ √ Pengamatan Petugas Gizi
KP-ASI Diskusi Bidan
11 Skreneng Hipotiroid Kongenital Desa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pengambilan sampel Petugas Gizi
(Menyesuaikan) Bidan
Petugas laborat
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Denah Ruangan Konsultasi Gizi

Meja
printer

Kursi pasien
Meja Kosultasi
gizi

Kursi pasien

Alat
Penguk
urBB/T
B

B. STANDAR FASILITAS
Fasilitas dan sarana di Ruang Konsultasi Gizi
1. Letak
Ruang konsultasi gizi berada di gedung lantai 1 Puskesmas, menjadi satu
dengan Layanan Rawat jalan sehingga mempunyai akses langsung terhadap
pasien.
2. Sarana/Peralatan
Untuk menunjang tercapainya tujuan kegiatan pelayanan gizi Puskesmas
Kedungsolo dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :
KEGIATAN PELAYANAN GIZI SARANA PRASANA
- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Buku Register, Buku Pencatatan Kegiatan
- Alat ukur anthropometri (timbangan dewasa, microtoise,
Dalam Gedung pita LILA)
- Media KIE (Lembar balik, brosur diet sesuai dengan
penyakit, brosur makanan sehat anak, brosur tata
laksana pemberian ASI, dll)
- Alat peraga/ Food Model
- Laktasi Kit (boneka, botol ASI kaca, model payudara,
gelas kaca, spluit 10 ml, dll)
- Breast pump elektrik
- Sterilizer
- Buku panduan : Pelayanan Gizi di Puskesmas, Pedoman
Tata LaksanaBalita Gizi Buruk, Surveilans  Gizi
- Buku panduan PAGT
- wastafel
-Media KIE (Lembar balik, brosur diet sesuai dengan
penyakit, brosur makanan sehat anak, brosur tata
laksana pemberian ASI, dll)
-Tabel Antropometri
- Alat ukur anthropometri (dacin, microtoise, pita LILA)
Luar Gedung - ATK
- Register , Aplikasi e ppgbm

 
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN

a. Pelayanan Gizi di dalam gedung

Pelayanan Gizi rawat Jalan

Pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi :

1) Pengkajian Gizi
Dilakukan untuk mengidentifikasi masalah gizi dan factor penyebab melalui
pengumpulan, verifikasi, intepretasi data secara sistematis. Kategori data
pengkajian meliputi :
 Data Antropometri
 Data Pemeriksaan Fisik Klinis
 Data Riwayat gizi
 Data hasil pemeriksaan laboratorium
2) Penentuan diagnosis gizi
Tujuan diagnosis gizi adalah untuk mengidentifikasi masalah gizi, factor
penyebab serta tanda dan gejala yang ditimbulkan.
3) Intervensi gizi
Adalah suatu tindakan yang terencana yang ditujukan untuk mengubah
perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau aspek status kesehatan individu.
Intervensi gizi di pelayanan rawat jalan meliputi :
 Penentuan diet yang sesuai dengan kebutuhan gizi individual
 Edukasi gizi
 Konseling gizi
Konseling meliputi konseling gizi terkait penyakit ,dan konseling ASI,
konseling Pemberian Makan Bayi Anak (PMBA) , konseling factor resiko
penyakit tidak menular (PTM).
4) Monitoring dan evaluasi asuhan gizi
Bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan, keberhasilan pelaksanaan
intervensi gizi pada pasien/klien

b. Pelayanan Gizi di Luar Gedung

Kegiatan Pelayanan Gizi Di Luar Gedung

Kegiatan tersebut tidak sepenuhnya dilakukan diluar gedung karena


perencanaannya masih dilakukan di dalam gedung. Kegiatannya kearah promotif
dan preventif sasarannya adalah masyarakat dalam wilayah kerja puskesmas .
Kegiatannya antara lain yaitu :
1). Konseling ASI Ekslusif dan PMBA
2). Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan Di Posyandu
3). Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A untuk Balita dan Ibu Nifas
4). Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk remaja,Ibu Hamil
dan Ibu Nifas
5). Edukasi Dalam Rangka Pencegahan Anemia Pada Remaja Putri dan WUS
6). Pengelolaan Pemberian MP- ASI dan PMT Pemulihan
7). Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM)
8). Surveilens Gizi
9). Pembinaan Gizi di Institusi
10). Kerjasama Lintas Sektor Dan Lintas Program

B. METODE
1. Metode Pelayanan Gizi Dalam Gedung
Tahapan pelayanan gizi rawat jalan diawali dengan skrining/ penapisan gizi oleh
tenaga kesehatan di puskesmas untuk menetapkan pasien beresiko masalah
gizi. Apabila tenaga kesehatan menemukan pasien beresiko masalah gizi, maka
pasien akan dirujuk untuk memperoleh asuhan gizi.Pelayanan gizi rawat jalan

2. Metode Pelayanan Gizi di Luar Gedung


Pelaksanaan pelayanan gizi di luar gedung bekerja sama dengan lintas program
dan lintas sektor terkait. Alur pelayanan gizi luar gedung disesuaikan dengan
jenis kegiatan, sasaran, dan keadaan wilayah setempat.

C. LANGKAH KEGIATAN
1. Pelayanan gizi dalam gedung

Pasien datang sendiri atau rujukan dari


Jaringan Puskesmas termasuk UKBM
(Posyandu, Poslansia, Posbindu , dll)

Loket
(Pendaftaran)

Pemeriksaan medis dan skrining


gizi

Ditemukan pasien bermasalah


gizi dan atau kondisi khusus
Rawat Jalan Rujuk ke
Fasyankes yang
lebih tinggi

Pengkajian gizi:
Pasien Rawat Jalan :
Penyuluhan kesehatan oleh
tenaga kesehatan

Diagnosis gizi

Intervensi Gizi
Pasien Rawat
Jalan :

Monitoring
Evaluasi

Tindak lanjut

Pelayanan Rujukan Gizi Dari Luar Gedung


POSYANDU

POLINDES

PUSTU

PUSKESMAS RUMAH SAKIT


POSY. LANSIA

POSBINDU

BIDAN SWASTA

KETERANGAN :

1. Puskesmas Pembantu (PUSTU), Polindes merupakan unit structural di bawah


Puskesmas Induk
2. Posyandu, Posy. Lansia, Posbindu, adalah Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM)
3. Puskesmas dapat menerima pasien rujukan lansung yang datang dari posyandu,
Polindes, Pustu, Posy. Lansia, Klinik Swasta.
4. Apabila puskesmas tidak mampu merawat pasien karena keterbatasan jenis dan
fasilitas pelayanan, maka pasien dapat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi yaitu Rumah Sakit. Pada kondisi gawat darurat Puskesmas
berfungsi menstabilisasi pasien gawat sebelum dirujuk ke Rumah Sakit.
5. Rumah Sakit akan merujuk kembali pasien yang telah selesai mendapatkan
perawatan ke Puskesmas Mekanisme ini disebut rujuk balik. Tujuannya agar
pasien dapat dipantau perkembangan kesembuhannya oleh tenaga kesehatan di
Puskesmas yang bertanggung jawab di wilayah rumahnya.
BAB V
LOGISTIK

   Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan program gizi


direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai
dengan tahapan kegiatan dan metoda pelayanan gizi yang akan dilaksanakan.
   Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator program gizi
berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan  dibahas dalam pertemuan mini
lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan
dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh
koordinator program gizi berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas
dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan
kegiatan ( POA – Plan Of Action ).
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan Pelayanan gizi perlu


diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.Upaya
pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan pelayanan gizi perlu


diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan
melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan Pelayanan gizi dimonitor dan dievaluasi dengan


menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator Pelayanan Gizi
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lintas program setiap bulan sekali
dan lintas sector.
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan terait pelayanan gizi dengan
tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan pelayanan gizi tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak
terkait dalam upaya peningkatan pelayanan gizi di Pusesmas Tanggulangin.

Anda mungkin juga menyukai