PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan lainnya di rumah sakit dan secara menyeluruh
merupakan salah satu upaya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan bagi pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan.
Dalam rangka menyongsong era globalisasi dan menghadapi persaingan
bebas diberbagai bidang, maka pelayanan gizi harus disiapkan secara
profesional disertai adanya usaha untuk memperbaiki di setiap unit
pelayanan, sehingga kualitas pelayanan dalam rangka memperbaiki pelayanan
yang optimal akan dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
Pelaksanaan pelayanan gizi di RSU Kaliwates Jember, memerlukan
sebuah pedoman sebagai acuan untuk pelayanan bermutu yang dapat
mempercepat proses penyembuhan pasien, memperpendek lama hari rawat,
dan menghemat biaya perawatan. Pedoman ini telah disesuaikan dengan
perkembangan peraturan perundang-undangan, ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) di bidang gizi, kedokteran, dan kesehatan serta standar
akreditasi rumah sakit RSU Kaliwates Jember untuk menjamin keselamatan
pasien yang mengacu pada The Join Comission International (JCI) for
Hospital Accreditation. Sejalan dengan dilaksanakannya program akreditasi
pelayanan gizi rumah sakit, diharapan pedoman ini dapat menjadi acuan bagi
RSU Kaliwates Jember untuk melaksanakan kegiatan pelayanan gizi yang
berkualitas.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum:
Terciptanya sistem pelayanan gizi di Rumah Sakit dengan memperhatikan
berbagai aspek gizi dan penyakit, serta merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkan dan mengembangkan
mutu pelayanan gizi di Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus:
a. Terlaksananya kegiatan pelayanan gizi sesuai perencanaan dan
anggaran kebutuhan bahan makanan, sarana, dan prasarana di unit
gizi.
b. Penyelenggaraan makanan yang berorientasi pada kebutuhan dan
kepuasan pasien maupun konsumen untuk menunjang pelayanan
kesehatan sesuai standard dan kebijakan kepala Rumah Sakit.
c. Tersedianya makanan untuk pasien dan pegawai sesuai standard dan
kebijakan Kepala Rumah Sakit.
d. Terlaksananya pelayanan asuhan gizi di ruang rawat inap.
e. Terlaksananya pelayanan asuhan gizi di ruang rawat jalan.
f. Terlaksananya kegiatan penyuluhan gizi dan promosi kesehatan
rumah sakit.
g. Terlaksananya pendidikan untuk peningkatan karier bagi petugas unit
gizi serta pendidikan bagi mahasiswa dan siswa.
h. Terlaksananya kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk mahasiswa
dan siswa.
i. Terlaksananya penelitian dan pengembangan gizi terapan untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
j. Terlaksananya evaluasi dan pelaporan semua kegiatan.
k. Meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan gizi di rumah
sakit.
l. Terlaksananya higiene sanitasi, keamanan pangan dan keselamatan
kerja.
D. Batasan Operasional
1. Pelayanan Gizi
Suatu upaya memperbaiki, meningkatan gizi, makanan, dietetik
masyarakat, kelompok dan individu atau klien yang merupakan suatu
rangkaian kegiatan meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan,
anjuran, implementasi, dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam
rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit.
2. Pelayanan Gizi Rawat Inap
Pelayanan gizi yang dimulai dari proses pengkajian gizi, diagnosis gizi,
intervensi gizi meliputi perencanaan, penyediaan makanan, penyuluhan/
edukasi, dan konseling gizi, serta monitoring dan evaluasi.
3. Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Serangkaian proses kegiatan asuhan gizi yang berkesinambungan dimulai
dari assessment/ pengkajian gizi, menetapkan diagnosa gizi, melakukan
intervensi gizi dan monitoring evaluasi kepada pasien rawat jalan, dengan
implementasi kegiatan berupa konseling/ penyuluhan gizi
4. Terapi Gizi
Pelayanan gizi yang diberikan kepada klien berdasarkan pengkajian gizi,
yang meliputi terapi diet, konseling gizi dan atau pemberian makanan
khusus dalam rangka penyembuhan penyakit pasien. (Nutrition an Diet
Theraphy Dictionary, 2004)
5. Asuhan Gizi
Serangkaian kegiatan yang terorganisir/ terstruktur yang memungkinkan
untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
6. Skrining Gizi
Proses dari identifikasi klinik dan penapisan Gizi yang bertujuan untuk
mengidentifikasi pasien/ klien yang berisiko, tidak berisiko malnutrisi
atau kondisi khusus.
7. Proses Asuhan Gizi Terstandar (Pagt)
Pendekatan sistematik dalam memberikan pelayanan asuhan gizi yang
berkualitas melalui serangkaian aktivitas yang terorganisir meliputi
pengkajian data (Nutrition Assesmen), diagnosa gizi (Nutrition
Diagnosis), intervensi (Nutrition Intervention), dan monitoring evaluasi
(Nutrition Monitoring and Evaluation).
8. Dietetik
Integrasi, aplikasi dan komunikasi dari prinsip prinsip keilmuan makanan,
gizi, sosial, bisnis dan keilmuan dasar untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal secara individual, melalui
pengembangan, penyediaan dan pengelolaan pelayanan gizi dan makanan
di berbagai area/ lingkungan/ latar belakang praktek pelayanan.
9. Gizi Klinik
Suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara makanan dan
kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi dan
bagaimana dicerna, diserap, digunakan, dimetabolisme, disimpan dan
dikeluarkan dari tubuh.
10. Konseling Gizi
Serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang
dilasanakan oleh ahli gizi/ dietesienuntuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap,dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi
masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskanapa yang dilakukannya.
11. Penyuluhan Gizi
Serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan gizi dan kesehatan yang
direncanakandan dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap serta perilaku positif pasien/ klien dan lingkungannya
terhadap upaya peningkatan status gizi dan kesehatan. Penyuluhan gizi
ditujukan untuk kelompok atau golongan masyarakat masal, dan target
yang diharapkan adalah pemahaman perilau aspek kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari.
12. Rujukan Gizi
Sistem dalam pelayanan gizi rumah sakit yang memberikan pelimpahan
wewenang yang timbal balik atas pasien dengan masalah gizi, baik secara
vertikal maupun horisontal.
13. Profesi Gizi
Suatu pekerjaan dibidang gizi yang dilaksanakan berdasarkan suatu ilmu
(body of knowledge), memiliki kompetensi yang diperoleh melalui
pendidikan yang berjenjang, memiliki kode etik dan bersifat melayani
masyarakat.
14. Standar Profesi Tenaga Gizi
Batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki.dikuasai oleh tenaga
gizi untuk dapat melaksanakan pekerjaan dan praktik pelayanan gizi secara
profesional yang diatur oleh organisasi profesi.
15. Tenaga Gizi
Setiap orang yang telah lulus pendidikan dibidang gizi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
16. Sarjana Gizi
Seorang yang gtelah mengikuti dan menyelesaikan minimal pendidikan
formal sarjana gizi (S1) yang diakui pemerintah Republik Indonesia.
17. Nutrisionis/ Dietisien
Seorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh
untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi,
makanan dan dietetik, baik dimasyarakat maupun dirumah sakit dan unit
kesehatan lain.
18. Nutrisionis Registered
Tenaga gizi, Sarjana Terapan Gizi dan Sarjana Gizi yang telah lulus uji
kompetensi dan terintregasi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
19. Registered Dietisien
Tenaga gizi, Sarjana Terapan Gizi atau Sarjana Gizi yang telah mengikuti
pendidikan profesi (internship) dan telah lulus kompetensi serta
teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan berhak
mengurus ijin memberikan pelayanan gizi, makanan dan dietetik dan
menyelenggarakan praktik gizi mandiri.
20. Teknikal Registered Dietisien
Seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan program diploma tiga
gizi sesuai aturan yang berlaku atau ahli madya gizi yang telah lulus uji
kompetensi dan teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
21. Tim Asuhan Gizi/ Nutrition Suport Tim (Nst) Tim Terapi Gizi (Ttg)/
Panitia Asuhan Nutrisi
Sekelompok tenaga profesi dirumah sakit yang terkait dengan pelayanan
gizi beresiko tinggi/ malnutrisi, terdiri dari dokter/ dokter spesialis, ahli
gizi/ dietesien, perawat, farmasi dan unit pelayanan penunjang yang lain,
bertugas bersama memberikan pelayanan paripurna yang bermutu.
22. Dokter Penanggunag Jawab Pelayanan (Dpjp)
Dokter yang bertanggung jawab dalam penatalaksanaan medis sesuai
bidang spesialisnya. Dalam penatalaksanaan tersebut DPJP memberikan
pengobatan medikamentosa untuk penyakitnya, dan menentukan
preskripsi diet awal.
23. Dietetik
Kombinasi penerapan ilmu dan seni pengaturan macam dan jumlah
makanan berdasarkan kondisi kesehatan, kebutuhan gizi dan sosial
ekonomi pasien. ilmu yang dimaksud adalah pengetahuan menganai gizi,
kehidupan, dan kondisi penyakit. Sedangakan seni adalah pengetahuan
dari prktek merencanakan dan menyiapkan/ mengolah dan menyajikan
makanan yang enak dan menarik untuk berbagai tingkat ekonomi sehingga
orang sehat maupun sakit mau menyantap makanan dan patuh terhadap
diet.
24. Pasien Kondisi Khusus
Pasien yang membutuhkan terapi dietetik untuk memenuhi kebutuhan gizi,
mengontrol kadar biokimia darah/ urine terkait penyakitnya dan
memperbaiki status gizi seperti pasien dengan penyakit ginjal kronik/
hemodealisis, geriatri, anak, pasien dengan penurunan imunitas, pasien
dengan kemoterapi, pasien dengan sakit berat, pasien dengan gangguan
metbolisme Diabetes Militus, gangguan fungsi hati, sirosis hepatis,
jantung, paru, hiperlipid, dll.
25. Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Upaya membudayakan individu, kelompok dan masyarakat untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan melalui peningkatan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan, serta mengambangkan iklim yang
mendukung dalam melakukan perilaku bersih dan sehat yang dilakukan
dari, oleh dan masyarakat, sesuai dengan sosial budaya dan kondisi
setempat.
26. Masyarakat Rumah Sakit
Sekelompok orang yang berada di dalam lingungan RS dan terkait dengan
aktifitas RS, terdiri dari pegawai atau karyawan, pasien rawat inap dan
pengunjung poliklinik.
27. Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
Suatu rangakaian kegiatan mulai perencanaan menu, penerimaan bahan
makanan, penyimpanan, persiapan, produksi/ pengolahan bahan makanan,
sampai dengan pendistribusian makanan kepada pasien, serta monitoring
dan evaluasi.
28. Diet
Pengaturan pola dan konsumsi makanan dan minuman yang dibatasi
jumlahnya, dilarang, atau perlu ditambah/ diperbolehkan dengan jumlah
tertentu disesuaikan dengan kebutuhan gizi untuk tujuan terapi penyakit
yang diderita.
29. Bentuk Makanan
Konsistensi makanan yang berupa makanan cair, makanan saring,
makanan lunak dan makanan biasa.
30. Jenis Diet
Macam diet berdasarkan kelompok penyakit atau zat gizinya seperti
Diabetes Militus, Diet Jantung, Diet Rendah Garam, Diet Rendah Protein,
dll.
31. Penerimaan Bahan Makanan
Pemeriksaan, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas bahan
makanan sesuai dengan spesifikasi dan pesanan yang ditetapkan.
32. Penyimpanan Bahan Makanan
Tata cara menata, menyimpan, menjaga keamanan bahan makanan kering
dan segar di gudang penyimpanan bahan.
33. Persiapan Bahan Makanan
Kegiatan prapengolahan bahan, meliputi membersihkan, mengupas,
memotong, merendam, mencuci, dll.
34. Pengolahan Makanan
Kegiatan memproses bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap
dikonsumsi, berkualitas (bergizi dan bercitarasa tingg) dan aman.
35. Distribusi Makanan
Kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis
makanan secara sentralisasi dan desentralisasi di unit produksi makanan
dan pantri selanjutnya dibagikan kepada pasien diruang rawat inap.
36. Makanan Cair
Makanan dalam bentuk cair yang diproduksi oleh unit produksi makanan,
dibuat dari campuran beberapa bahan makanan dengan bahan dasar susu
(untuk makanan cair biasa/ standar), kacang kedele (untuk pasien tidak
tahan susu), ditambah dengan bahan lain seperti gula, minyak dan lain-
lain, untuk mencapai kandungan gizi yang sesuai standar. Makanan cair
yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu melewati pipa nasogratik
37. Makanan Saring
Makanan semi padat dengan tekstur halus. Makanan pokoknya terbuat dari
tepung beras atau havermut, lauk dan sayurnya dihaluskan dengan blender.
38. Makanan Lunak
Makanan yang memiliki testur yang mudah di kunyah, ditelan dan dicerna
dibanding makanan biasa. Makanan pokoknya beras bisa dibuat bubur atau
nasi tim, lauk dan sayur dimasak sedemikian rupa sehingga tidak keras dan
tidak merangsang, pemasakan tidak digoreng dan tidak pedas.
39. Makanan Biasa
Makanan yang dapat dan biasa dimakan oleh orang sehat pada umumnya.
Bentuk makanan pokoknya berupa nasi, lauk dan sayur beraneka ragam,
bervariasi dengan bentuk, tekstur dan aroma yang normal.
40. Hiegene Makanan
Kondisi dan perlakuan yang diperlukan untuk menjamin kebersihan dan
keamanan makanan.
41. Sanitasi Makanan
Upaya untuk mengendalikan faktor kebersihan makanan, meliputi : orang,
tempat, dan perlengkapan masak dan bahan makanan yang dapat atau
mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.
42. Mutu Pangan
Nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gizi
dan standar terhadap bahan makanan dan minuman.
43. Higiene Sanitasi
Usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya pada
kesehatan individu dan upaya pencegahan untuk membebaskan makanan
dari bahaya yang menggangu/ merusak kesehatan, mulai dari persiapan
sampai makanan dikonsumsi oleh konsumen.
44. Penelitian Dan Pengembangan Gizi Terapan
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guna
menghadapi tantangan dan masalah gizi terapan yang kompleks, dengan
tujuan untuk mencapai kualitas pelayanan gizi rumah sakit secara berdaya
guna dan berhasil guna di bidang pelayanan gizi, penyelenggaraan
makanan rumah sakit, penyuluhan, konsultasi, konseling dan rujukan gizi
sesuai kemampuan institusi.
45. Keamanan Pangan
Kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah makanan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimiawi, dan benda lain yang dapat
menggangu, merugikan dan membahayakan kesehatan.
E. Landasan Hukum
1. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No : 134/ Menkes/ SK/
IV/ 1978 tentang susunan Organisasi dan Tata kerja Rumah Sakit Umum
dinyatakan bahwa Instalasi Gizi mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan pengolahan, penyediaan, penyaluran makanan dan penyuluhan
gizi yang dilakukan oleh tenaga/ pegawai dalam jabatan fungsional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333 tahun 1999 tentang
Standar Pelayanan Gizi Rumah Sakit
5. Keputusan Kepala RSU Kaliwates No. tentang Penyempurnaan Susunan
Organisasi Satuan Kerja/ Instalasi di lingkungan RSU Kaliwates Jember,
Instalasi Gizi RSU Kaliwates Jember.
6. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
7. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit\
8. Berdasaran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 26 tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktek Tenaga Gizi.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
JUMLAH
N Berdasarkan
JABATAN KETERANGAN
O Real pola
ketenagaan
1 Kepala unit gizi 1 1 Memenuhi
Penanggungjawab
2 1 1 Memenuhi
produksi distribusi
Ahli gizi pelayanan rawat
3 2* 3 Tidak memenuhi
inap
JUMLAH
N Berdasarkan
JABATAN KETERANGAN
O Real pola
ketenagaan
Ahli gizi pelayanan rawat
4 1* 1 Memenuhi
jalan
5 Petugas administrasi 1* 1 Memenuhi
Tenaga pengolah
6 2 5 Tidak Memenuhi
makanan
7 Tenaga pramusaji 5 8 Tidak memenuhi
Total 10 20
Keterangan : * (merangkap tugas)
C. Pengaturan Jaga
1. Kepala unit gizi : pukul 07.00 – 14.00 WIB
2. Penanggung jawab produksi distribusi : pukul 06.00 – 13.00 WIB
3. Ahli gizi pelayanan rawat inap :
a) Shif pagi : pukul 07.00 – 14.00 WIB sebanyak 1 orang
b) Shif siang : pukul 10.00 – 17.00 WIB sebanyak 1 orang
4. Ahli gizi pelayanan rawat jalan : pukul 07.00 – 14.00 WIB
5. Petugas adminstrasi : pukul 06.00 – 13.00 WIB
6. Tenaga pengolah makanan
a) Shif pagi : pukul 04.00 – 11.00 WIB sebanyak 2 orang
b) Shif siang : pukul 07.00 – 14.00 WIB sebanyak 1 orang
7. Tenaga pramusaji
a) Shif pagi : pukul 05.00 – 12.00 WIB sebanyak 2 orang
b) Shif siang : pukul 12.00 – 19.00 WIB sebanyak 2 orang
BAB III
STANDAR FASILITAS
Kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit dapat berjalan dengan optimal bila
didukung dengan standar fasilitas berupa sarana dan prasarana yang memadai
untuk melaksanakan pelayanan gizi rawat jalan, rawat inap dan penyelenggaraan
makanan. Agar penyelenggaraan makanan dapat berjalan dengan optimal, maka
ruangan, peralatan dan perlengkapannya perlu direncanakan dengan baik dan
benar. Dalam merencanakan sarana fisik/ bangunan untuk unit pelayanan gizi
rumah sakit, maka diperlukan kesatuan pemikiran antara perencanaan dan pihak
manajemen yang terkait.
A. Denah
Denah Instalasi Gizi terlampir
B. Standar Fasilitas
a. Standar Ruangan
1. Tempat penerimaan bahan makanan
Tempat/ ruangan ini digunakan untuk penerimaan bahan makanan
dan mengecek kualitas serta kuantitas bahan makanan. Letak ruangan ini
sebaiknya mudah dicapai kendaraan, dekat dengan ruang penyimpanan
serta persiapan bahan makanan. Luas ruangan tergantung dari jumlah
bahan makanan yang akan diterima (PGRS, 2013).
Di Unit Gizi RSU Kaliwates ruang penerimaan bahan makanan
terletak di bagian depan dan mudah untuk dicapai oleh kendaraan. Ruang
penerimaan ini, terletak dekat dengan ruang penyimpanan serta persiapan
bahan. Tersedia peralatan seperti timbangan bahan, bak penerimaan
bahan.
2. Tempat/ ruang penyimpanan bahan makanan.
Ada dua jenis tempat penyimpanan bahan makanan yaitu
penyimpanan bahan makanan segar (ruang pendingin) dan
penyimpanan bahan makanan kering. Luas tempat pendingin ataupun
gudang bahan makanan tergantung pada jumlah bahan makanan yang
akan disimpan, cara pembelian bahan makanan, frekuensi pemesanan
bahan (PGRS, 2013).
Ruang penyimpanan bahan makanan di RSU Kaliwates dibedakan
menjadi 2, yaitu ruang penyimpanan bahan makanan kering dan ruang
penyimpanan bahan makanan basah. Di ruang penyimpanan kering
terdapat 2 rak yang digunakan untuk menyimpan bahan makanan kering,
sedangkan di ruang penyimpanan basah terdapat 3 unit kulkas.
3. Tempat persiapan bahan makanan.
Tempat persiapan digunakan untuk mempersiapkan bahan makanan
dan bumbu meliputi kegiatan membersihkan, mencuci, mengupas,
menumbuk, menggiling, memotong, mengiris, dan lain-lain sebelum
bahan makanan dimasak. Ruang ini hendaknya dekat dengan ruang
penyimpanan serta pemasakan. Ruang harus cukup luas untuk
menampung bahan, alat, pegawai, dan alat transportasi (PGRS, 2013).
Ruang persiapan bahan makanan di RSU Kaliwates digunakan untuk
mempersiapkan bahan makanan dan bumbu meliputi kegiatan
membersihkan, mencuci, mengupas, dan sebagainya. Ruangan ini dekat
dengan ruang pengolahan dan ruang penyimpanan bahan makanan.
Tersedia peralatan seperti : alat untuk memotong, menggiling, dan
sebagainya.
4. Tempat pengolahan dan penghangatan makanan
Tempat pengolahan makanan ini digunakan untuk tempat mengolah
makanan.(PGRS, 2013).
Ruang pengolahan makanan di RSU Kaliwates digunakan untuk
mengolah makanan pasien dan karyawan. Ruangan pengolahan di unit
gizi digunakan untuk ruang pengolahan makanan pokok, sayuran, lauk
pauk, dan snack masih menjadi satu tempat / ruangan.
5. Ruang pembagian / penyajian makanan
Merupakan ruangan untuk menyajikan / mempersiapkan makanan
matang pada peralatan makan pasien yang akan dikirim dengan troli gizi.
(Standar RS Tipe C)
Di Unit Gizi RSU Kaliwates khususnya ruang pembagian makanan /
penyajian makanan digunakan untuk menyajikan makanan pasien ke
peralatan makan pasien, yang nantinya dikirim dengan menggunakan
troli gizi. Terdapat peralatan seperti meja penyajian, lemari penyimpanan
peralatan makan pasien bersih.
6. Dapur susu / laktasi bayi
Ruang yang digunakan untuk menyajikan / mempersiapkan susu ke
dalam botol susu. (Menurut Standar RS Tipe C)
Sedangkan di unit Gizi RSU Kaliwates belum tersedia dapur susu /
laktasi bayi yang digunakan untuk menyajikan / mempersiapkan susu ke
dalam botol.
7. Tempat pencucian dan penyimpanan alat
Berdasarkan PGRS, 2013 pencucian alat masak hendaknya pada
tempat khusus yang dilengkapi dengan sarana air panas. Alat-alat dapur
besar dan kecil dibersihkan dan disimpan diruang khusus, sehingga
mudah bagi pengawas untuk inventarisasi alat.
Fasilitas pencucian peralatan :
1) Terletak satu ruangan dengan pencucian bahan makanan.
2) Tersedia fasilitas pengering/ rak dan penyimpanan sementara
yang bersih.
3) Dilengkapi
4) Tersedia air mengalir dalam jumlah cukup dengan tekanan +15
psi (1,2 kg/ cm3).
5) Tersedia sabun dan lap pengering yang bersih.
Fasilitas Pencucian Alat Makan.
1) Terletak terpisah dengan ruang pencucian bahan makanan dan
peralatan.
2) Tersedia air mengalir dalam jumlah cukup dengan tekanan +15
psi (1,2 kg/ cm3).
3) Tersedia air panas dan alat pembersih seperti sabun, detergen
dan sikat
4) Tempat pencucian alat dipisahkan menjadi 2 yaitu pencucian
alat dapur dan pencucian peralatan makan karyawan.
Untuk di unit Gizi RSU Kaliwates ruang pencucian peralatan
makan pasien terpisah dengan ruang pencucian bahan makanan dan juga
dengan pencucian peralatan memasak. Dimana ruang pencucian
peralatan makan pasien dilengkapi dengan kran air panas.
8. Ruang penyimpanan troli makanan
Ruangan ini digunakan sebagai penyimpanan troli yang sudah
dibersihkan. Di unit gizi RSU Kaliwates ruang troli tersedia diruangan
tersendiri.
9. Ruang penyimpanan peralatan dapur
Ruangan ini digunakan untuk menyimpan peralatan yang sudah bersih.
Di Unit Gizi RSU Kaliwates ruangan penyimpanan peralatan dapur
bersih terpisah dengan ruang penyimpanan peralatan makan bersih
pasien.
10. Ruang ganti alat pelindung diri (APD)
Sesuai standar RS tipe C ruangan ini digunakan untuk petugas dapur
mengenakan APD ( sarung tangan, celemek, topi kepala, sandal, masker,
dan lain – lain)
Di unit Gizi RSU Kaliwates ruangan ganti petugas sudah tersedia, dan
didalam ruangan tersebut terdapat almari yang berisikan APD petugas
dapur. Dan setiap petugas dapur wajib ganti diruangan tersebut untuk
menggunakan APD sebelum bekerja ke masing – masing ruangan.
11. Ruang Administrasi
Menurut Standar RS Tipe C, ruangan administrasi ini digunakan untuk
para petugas melaksanakan kegiatan teknis medis gizi klinis,
administrasi,keuangan dan personalia pada instalasi dapur.
Sedangkan unit gizi RSU kaliwates, untuk ruangan administrasi
digunakan sebagai ruangan kepala unit gizi, ruang melaksanakan
kegiatan teknis medis gizi klinis, serta personalian pada unit gizi atau
ruangan pertemuan.
12. KM / WC
Merurut standar RS Tipe C, unit gizi harus memiliki KM / WC untuk
petugas dapur. Di unit gizi RSU Kaliwates sudah tersedia 1 (satu)
KM/WC untuk petugas dapur.
b. Standar Bangunan
1) Lokasi
Lokasi bangunan tidak berdekatan dengan sumber pencemaran
seperti tempat sampah umum, WC umum, pabrik cat dan sumber
pencemaran lainnya.
2) Halaman
a) Terpampang papan nama Instalasi/ Unit Gizi .
b) Halaman bersih, tidak bersemak, tidak banyak lalat dan tersedia
tempat sampah yang bersih dan bertutup, tidak terdapat
tumpukan barang-barang yang dapat menjadi sarang tikus.
c) Pembuangan air limbah (air limbah dapur dan kamar mandi)
tidak menimbulkan sarang serangga, jalan masuknya tikus dan
dipelihara kebersihannya.
d) Pembuangan air hujan lancar, tidak terdapat genangan air.
3) Konstruksi
Konstruksi bangunan untuk kegiatan penyelenggaraan makanan
harus kokoh dan aman. Konstruksi selain kuat juga selalu dalam
keadaan bersih secara fisik dan bebas dari barang-barang sisa atau
bekas yang ditempatkan sembarangan.
4) Lantai
Kedap air, rata, tidak retak, tidak licin, kemiringan/ kelandaian
cukup dan mudah dibersihkan.
5) Dinding
Permukaan dinding sebelah dalam rata, tidak lembab, mudah
dibersihkan dan berwarna terang. Permukaan dinding yang selalu
kena percikan air, dilapisi bahan kedap air setinggi 1 (satu) meter
dari lantai dengan permukaan halus, tidak menahan debu dan
berwarna terang. Sudut dinding dengan lantai berbentuk lengkung
(conus) agar mudah dibersihkan dan tidak menyimpan debu/
kotoran.
6) Langit-langit
a) Bidang langit-langit harus menutupi seluruh atap bangunan,
terbuat dari bahan yang permukaannya rata, mudah
dibersihkan, tidak menyerap air dan berwarna terang.
b) Tinggi langit-langit minimal 2,4 meter di atas lantai.
7) Pintu dan jendela
a) Pintu ruang tempat pengolahan makanan dibuat membuka ke
arah luar.
b) Pintu dan jendela ruang tempat pengolahan makanan dapat
dibuka untuk dibersihkan.
8) Pencahayaan
a) Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan
pemeriksaan dan pembersihan serta melakukan pekerjaan-
pekerjaan secara efektif
b) Semua pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau dan
distribusinya sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
bayangan.
c) Cahaya terang.
9) Ventilasi/ penghawaan/ lubang angin
a) Bangunan atau ruangan tempat pengolahan makanan harus
dilengkapi dengan ventilasi sehingga terjadi sirkulasi/
peredaran udara.
b) ventilasi cukup yang berfungsi untuk :
(1) Mencegah udara dalam ruangan panas atau menjaga
kenyamanan dalam ruangan.
(2) Mencegah terjadinya kondensasi/ pendinginan uap air
atau lemak dan menetes pada lantai, dinding dan langit-
langit.
(3) Membuang bau, asap dan pencemaran lain dari ruangan.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
MONEV
RAWAT INAP RAWAT JALAN
KONTROL ULANG
BERESIKO
DIET KONSELING
PERMINTAAN, MONITORING
PEMBANTALAN, & EVALUASI
PERUBAHAN DIET GIZI
2. Tujuan
a. Memberikan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap agar
memperoleh asupan makanan yang sesuai kondisi kesehatannya
dalam upaya mempercepat proses penyembuhan, mempertahankan
dan meningkatkan status gizi.
b. Menanamkan dan meningkatkan pengetahuan, sikap serta perilaku
sehat pada pasien rawat inap melalui kebiasaan makan dan minum
yang sesuai anjuran dietnya.
3. Sasaran
a. Pasien
b. Keluarga
Gambar 4.2
PROSES PELAYANAN GIZI RAWAT INAP
di RUMAH SAKIT Umum Kaliwates Jember
Pasien masuk
2. Tujuan
a. Memberikan Informasi Mengenai Pesan-Pesan Gizi Dan Diet Kepada
Pasien Sesuai Dengan Penyakit Yang Dideritanya Untuk Membantu
Proses Penyembuhan Penyakit.
b. Menanamkan Dan Meningkatkan Pengetahuan, Sikap Serta Perilaku
Sehat Pada Pasien Melalui Nasihat Gizi Mengenai Tujuan Diet,
Jumlah Asupan Makanan Yang Sesuai, Jenis Diet Yang Tepat, Jadwal
Makan, Makanan Yang Boleh Dan Dilarang Serta Cara Makan Yang
Sesuai Dengan Kondisi Kesehatan.
3. Sasaran
a. Pasien Dan Keluarga
b. Kelompok Pasien Dengan Masalah Gizi Yang Sama
c. Individu Pasien Yang Datang Atau Dirujuk
d. Kelompok masyarakat rumah sakit yang dirancang secara periodik
oleh rumah sakit
Gambar. 4.3
PROSES PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN
di RSU Kaliwates Jember
PASIEN
RAWAT JALAN
POLIKLINIK
RUJUKAN DOKTER
PAGT
INTERVEN MONEV
SI
PENGKAJI DIAGNOSI KONSELIN KONSELIN
AN GIZI S GIZI G/ G/
EDUKASI EDUKASI
GIZI GIZI
4. Kegiatan Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Pelayanan gizi rawat jalan meliputi kegiatan konseling individual seperti;
pelayanan konseling gizi dan dietetik di unit rawat jalan pada pasien
Dewasa dan anak adalah sebagai berikut :
a. Perkenalkan identitas diri kepada pasien dengan menyebutkan nama
dan profesi.
b. Lakukan pencatatan data pasien dalam buku regestrasi.
c. Lakukan assesmen gizi mulai dari pengukuran antropometri pada
pasien, anamnesa riwayat makan, membaca pemeriksaan laboratoriun
dan fisik klinis (bila ada), dari riwayat personal kemudian analisa
semua data assesmen gizi.
d. Tetapkan diagnosis gizi.
e. Lakukan intervensi gizi berupa edukasi dan konseling gizi dengan
langkah menyiapkan dan mengisi leaflet sesuai penyakit dan
kebutuhan gizi pasien.
f. Jelaskan tujuan diet, jadwal, jenis, jumlah bahan makanan sehari
menggunakan alat peraga food model dan leaflet.
g. Jelaskan tentang makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, cara
pemasakan yang disesuaikan dengan pola makan dan keinginan serta
kemampuan pasien.
h. Tanyakan kepada pasien tentang hal - hal yang belum jelas mengenai
dietnya dan apabila ada yang ditanyakan maka petugas gizi akan
menerangkan sampai pasien mengerti.
i. Lakukan evaluasi kepada pasien untuk mengetahui apakah pasien
sudah memahami dietnya.
j. Tutup konsultasi dengan ucapan terima kasih telah berkunjung ke poli
konsultasi rawat jalan dan ingatkan pasien untuk berkunjung ulang
pada bulan depan.
k. Lakukan pencatatan hasil konseling gizi dan dimasukkan ke dalam
rekam medik pasien atau diarsipkan di ruang konseling.
D. Penyelenggaraan Makanan
1. Pengertian
Penyelenggaraan makanan Rumah Sakit merupakan rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan,
perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan
dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi dan pencatatan,
pelaporan serta evaluasi.
2. Tujuan
Menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya,
aman dan dapat diterima oleh konsumen guna mencapai status gizi yang
optimal.
Gambar 4.4
PROSES PENYELENGGARAAN MAKANAN
Di RSU Kaliwates Jember
Pengadaan bahan
Perencanaan menu
makanan
Penerimaan &
penyimpanan
bahan makanan
Persiapan &
pengolahan Disribusi makanan
makanan
Penyajian
makanan di ruang
rawat inap
Pelayanan
makanan pasien
b. Perencanaan Menu
1) Standar makanan mengacu pada buku penuntun diet.
2) Standar makanan pegawai berpedoman pada buku penuntun diet.
3) Menu makanan pasien menggunakan siklus menu 10 hari dan
ditambah dengan menu khusus yaitu menu ke 11 yang memenuhi
cita rasa. Siklus menu dibuat dalam 1 tahun sekali.
Langkah – langkah perencanaan menu pasien
1) Mengumpulkan berbagai jenis hidangan, kelompokan berdasarkan
jenis makanan .
2) Menyusun pola menu dan master menu yang memuat garis besar
frekuensi penggunaan bahan makanan harian dengan siklus menu
yang berlaku.
3) Memasukkan hidanganan hewani yang serasi dengan warna,
komposisi, kosistensi, bentuk dan variasi yang kemudian
dikombinasikan dengan lauk nabati dan sayur.
4) Menilai menu dengan beberapa penilaian obyektif
5) Melakukan pra test untuk mengetahui tanggapan pasien dengan
cara melihat waste atau sisa makanan yang ada :
a) Jika waste>50% menu diganti
b) Jika waste <50% menu tetap
6) Membuat perbaikan menu dengan selanjutnya menu siap untuk
diusulkan kepada pengambil keputusan.
perencanaan makan karyawan di RSU Kaliwates Jember, didasarkan
pada ketentuan/ kebijakan dari rumah sakit.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan, mengembangkan kemampuan dan ketrampilan baik
penyuluh maupun peserta atau pasien serta meningkatkan mutu dan
efisiensi kegiatan PKRS di Instalasi Gizi.
b. Tujuan Khusus
1) Membantu klien/ pasien untuk mengenali masalah kesehatan
terkait dengan gizi dan memahami terjadinya masalah gizi.
2) Membantu klien/ pasien dalam merubah perilaku yang berkaitan
dengan gizi sehingga meningkatkan status gizi dan esehatan
pasien.
3) Menjadikan cara-cara hidup sehat sebagai kebiasaan sehari-hari
klien/ pasien.
4) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau
keluarga tentang gizi.
5) Meningkatkan kesadaran gizi dan kesehatan masyarakat melalui
peningkatan pengetahuan gizi dan makanan yang menyehatkan.
6) Menyebarkan informasi-informasi tentang gizi dan kesehatan
kepada masyarakat.
7) Membantu individu, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan
berperilaku positif sehubungan dengan gizi dan kesehatan.
8) Mengubah perilaku konsumsi makanan (food consumtion
behavior) yang sesuai dengan tingkat kebutuhan gizi, sehingga
pada akhirnya tercapai status gizi yang baik.
3. Sasaran Penyuluhan
a. Sasaran primer (mitra langsung)
1) Pasien
2) Keluarga Pasien
3) Masyarakat sekitar rumah sakit
b. Sasaran Sekunder
1) Penjamah makanan (petugas rumah sakit)
2) Kelompok profesi
4. Mekanisme Penyuluhan
a. Persiapan Penyuluhan
1) Menentukan materi sesuai dengan kebutuhan
2) Membuat susunan/ outline materi yang akan disajikan
3) Merencanakan media yang akan digunakan
4) Pengumuman jadwal dan tempat penyuluhan
5) Persiapan ruangan dan alat bantuan/ media yang dibutuhkan
b. Pelaksanaan Penyuluhan
1) Peserta mengisi daftar hadir (absensi)
2) Petugas Penyuluh menyampaikan materi penyuluhan
3) Tanya jawab
c. Evaluasi
1) Evaluasi Proses
Disini yang dinilai adalah jalannya kegiatan penyuluhan, yaitu
apakah kegiatan sesuai dengan rencana atau tidak, antara lain
ketepatan waktu pelaksanaan, pembicara, jumlah sasaran, materi
yang diberikan, alat peraga yang digunakan dan lain-lain,
mengamati jalannya kegiatan lancar atau tidak dan peran serta
sasaran.
2) Evaluasi Hasil
Frekuensi dan cakupan penyuluhan apakah sudah memenuhi
target yang direncanakan, apakah kegiatan penyuluhan dapat
diterima oleh sasaran.
Pengertian dan perubahan sikap pasien dapat dinilai langsung
pada saat kunjungan ulang dengan mengadakan tanya jawab.
A. Logistik
Managemen Logistik penyelenggaraan makanan merupakan bagian dari
system pelayanan gizi yang merencanakan ketersediaan bahan makanan
sesuai dengan spesifikasi, pengadaan logistik serta melaksanakan
penyimpanan terkait dengan penggunaan dan penyaluran bahan makanan.
1. Pengisian Tabung Gas LPG
No Nama Barang Volume Satuan Spesifikasi
1 Tabung LPG (50 Tabung Tidak kadaluwarsa
kg)
2 Tabung LPG (12 Tabung Tidak Kadaluwarsa
kg)
4. Pakaian Khusus
No Nama Barang Volume Satuan Spesifikasi
1 Buah Bahan Kain menyerap keringat
2 Buah Bahan Plastik Tebal
3 Buah Bahan kombinasi kain dan
kaos,menyerap keringat
4 Jas nutritionis Buah Bahan kain
Golongan Hasil
Olahan Kacang-
V kacangan
9 Tempe kedele Kg Murni, segar, bersih, tidak asam,
murni padat, tanpa campuran, tebal 4 cm
10 Tahu Kotak Sukun "73", segar, murni, bersih,
padat, tp air, berat 300-350 gr/ ktk,
VI. Golongan Sayur
Segar, muda, bersih, tidak berulat,
11 Bayam Kg tanpa akar
Segar, muda, bersih, tanpa
12 Buncis Kg tangkai, tidak berulat
13 Daun so/ mlinjo Kg Segar, muda, bersih
14 Daun seledri Kg Segar, muda, bersih tanpa akar
15 Daun pre Kg Segar, muda, bersih
16 Daun peterseli Kg Segar, muda, bersih tanpa akar
17 Daun brambang Kg Segar, muda, bersih
18 Daun kemangi Kg Segar, muda, bersih
Daun pandan
19 wangi Kg Segar, bersih tanpa akar
Segar, muda, bersih, utuh, 4
20 Daun pisang Ikat lembar/ ikat
Segar, muda, berbiji penuh,
terkupas tdk berulat, besar merata,
21 Jagung manis Kg 4 bj/ kg
22 Kacang kapri Kg Segar, muda, bersih,tidak berulat
Segar, hijau, muda, bersih, tidak
23 Kacang panjang Kg berulat
24 Kangkung Kg Segar, muda, bersih, tanpa akar,
tidak berulat
Segar, tua, permukaan licin,
25 Kentang Kg bersih, maksimal isi 10 bj/ kg
Segar, muda, padat, tidak pahit,
26 Ketimun Kg besar merata, 3 bj/ kg
Segar, muda, padat, tidak pahit,
27 Krai Kg besar merata, 5-6 bj/ kg
Segar, muda, bersih, tidak berulat,
28 Kembang kol Kg tanpa daun, tanpa bonggol
Segar, muda, bersih, putih, padat,
29 Kobis Kg tidak berulat, tidak berlubang
Segar, muda, bersih, sedang, besar
30 Manisah Kg merata, 3 bj/ kg
Segar, muda, padat, tidak berulat,
31 Gambas/ oyong Kg besar merata, 3-4 bj/ kg
32 Sawi daging Kg Segar, muda, bersih, tidak berulat
Segar, muda, bersih, hijau, tidak
33 Sawi ijo Kg berulat
Segar, muda, tidak berulat, bentuk
34 Terong Kg lurus, besar merata, 4-5 bj/ kg
Segar, bersih, dibuat dari kacang
35 Taoge pendek Kg hijau
Segar, bersih, dibuat dari kacang
36 Taoge panjang Kg hijau
Segar, bersih, dibuat dari kacang
37 Taoge kedele Kg kedelai
Segar, bersih, masak, besar
38 Tomat Kg merata, 8-10 bj/ kg
Segar, muda, tanpa daun, bersih
39 Wortel Kg tanpa akar, panjang 15-20 cm
Segar, muda, tidak berulat, bentuk
40 Labu putih Kg lurus, 2kg/ bj
VI Golongan Buah-
I buahan
Jenis apel manalagi, segar, besar
41 Apel manalagi 3,200.00 Kg merata, isi 8 buah/ kg
Rasa manis, segar, tua, berair,
42 Pear 900.00 Kg besar merata, isi 6 buah/ kg
Rasa manis, segar, tua, berair,
43 Jeruk buah 1,600.00 Kg besar merata, isi 8 buah/ kg
Segar, masak, tua, berat
44 Pepaya 9,300.00 Kg minimum 2 kg/ buah
180,000.0 Segar, masak, tua, tanpa
45 Pisang ambon 0 Buah bonggol, berat 120-140 gr/ buah
210,000.0 Segar, masak, tua, tanpa
46 Pisang hijau 0 Buah bonggol, berat 120-140 gr/ buah
Segar, masak, tua, tanpa
47 Pisang raja 4,100.00 Buah bonggol, berat 100-120 gr/ buah
Segar, masak, tua, tanpa
48 Pisang susu 1,200.00 Buah bonggol, berat 80-100 gr/ buah
Segar, daging buah warna merah,
49 Semangka 2,300.00 Kg tanpa biji, berat 4-5 kg/ buah
50 Melon 1,800.00 Kg Segar, tua, berat 2-3 kg/ buah
No Nama Barang Volume Satuan Spesifikasi
VIII Golongan Bumbu
Bersih, coklat, tidak terlalu basah,
51 Asam tua Kg tidak banyak biji
Kering, bersih, padat,tua, besar
52 Bawang merah Kg merata,tidak busuk, kupas
Bawang merah Kering, bersih, murni, tanpa
53 goreng Kg tepung
Kering, bersih, padat,tua, besar
54 Bawang putih Kg merata,tidak busuk, kupas
Segar, bersih, tidak berulat, tidak
55 Daun jeruk purut Kg kering
Segar, bersih, tidak berulat, tidak
56 Daun salam Kg kering, tanpa tangkai
57 Daun sere Kg Segar, bersih, tidak busuk, tua
Segar, bersih, tidak busuk, tua,
58 Jahe Kg varietas gajah
Segar, terkupas, bersih, tanpa air,
59 Kelapa tua parut Kg tidak tengik
Kelapa kemetan Segar, terkupas, bersih, tanpa air,
60 parut Kg tidak tengik
Kering, bersih, tidak berulat, tidak
61 Keluwek Kg pahit, terkupas
62 Kencur Kg Segar, tua, bersih, tidak kering
63 Laos Kg Segar, tua, bersih, tidak kering
64 Kunci Kg Segar, tua, bersih, tidak kering
65 Kunyit Kg Segar, tua, tidak kering
Segar, bersih, tidak berulat, warna
66 Lombok merah Kg merah merata
Lombok hijau Segar, bersih, tidak berulat, warna
67 besar Kg hijau
Golongan Roti
IX dan Kue Basah
Baru, tdk berjamur, kemasan
68 Roti tawar Pak plastik, tekstur lembut, tanpa kulit
Baru, tdk basi, dalam kemasan
plastik, tanpa penambahan
69 Kue basah Biji pengawet
Kering, bersih, padat, tua, besar
70 Jinten Kg merata, tidak rusak
Kering, bersih, padat, tua, besar
71 Keningar Kg merata, tidak rusak
Kering, bersih, padat, tua, besar
72 Cengkeh Kg merata
9. Atk
No Nama Barang Volume Satuan
1 Amplop Kabinet Pak
2 Amplop Tanggung Buah
3 Balpoint biasa Buah
4 Bolpoint Pentel Buah
5 Bantalan Cap Buah
6 Buku Agenda Buah
7 CD Blank Buah
8 Cartridge Buah
9 Continous form 1 ply folio Box
10 Continous form 2 ply folio Box
11 Calculator Buah
12 Flash disk Bh/ box
13 Hech machine Buah
14 Ink jet print Buah
15 Kertas HVS Kwarto 70 gram Rim
16 Kertas HVS folio 70 gram Rim
17 Kertas karbon DF Pak
18 Stencil Papers Daito Pak
19 Kertas Duplikator Rim
20 Kertas roti Rim
21 Klip paper biasa Pak
22 Lem kertas Buah
23 Map plastik Buah
24 Nices tanggung Pak
25 Odner Buah
26 Plak band Rol
27 Penggaris Buah
28 Penghapus Buah
29 Pita mesin tik Rol
30 Refil ink Buah
31 Ribbon catridge Epson LQ-2180 Buah
32 Spidol Permanent Marker Buah
(Snowman)
33 Spidol Board Marker (Snowman) Buah
34 Stabillo boss Buah
35 Stop map kertas Buah
36 Stempel tanggal Buah
37 Tali rafia Roll
38 Tinta cap/ stempel Botol
39 Tip Ex Set
40 Cutter besar Buah
41 Cutter kecil Buah
42 Snelhecter Buah
43 Isi steples kecil Buah
44 Isi steples 24/ 6 Pak
45 Paper klip Dos
46 Stempel Buah
47 Isolasi Rol
48 Gunting Bh
49 ALAT PEMOTONG KERTAS Buah
50 BUKU EXPEDISI Buah
51 BUKU KWARTO ISI 100 LBR Buah
52 BUKU KWARTO ISI 50 LBR Buah
53 BUKU KWITANSI Buah
54 BUKU REGISTER 100 LBR Buah
55 BUKU REGISTER 200 LBR Buah
56 BUKU TULIS ISI 50 LBR Buah
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Keamanan Makanan
1. Pengertian
Keamanan makanan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah makanan dari kemungkinan cemaran biologis, kimiawi dan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan
kesehatan, sehingga menjadi hal yang mutlak harus dipenuhi dalam
proses pengolahan makanan di rumah sakit.
2. Tujuan
a. Melindungi konsumen dari produksi makanan yang tidak aman dan
tidak memenuhi syarat
b. Memberikan jaminan kepada konsumen bahwa makanan yang
diproduksi sudah aman dan layak dikonsumsi
c. Mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan terhadap makanan
yang disajikan
3. Penerapan
Upaya yang dilakukan dalam menjamin keamanan makanan, merupakan
prosedur yang bersifat antisipasi dan preventif, dan dilakukan mulai dari
pemilihan bahan makanan sampai penyajian makanan ke konsumen.
a. Pemilihan Bahan Makanan
Tindakan preventif yang dilakukan, dimulai dari penetapan kualitas
bahan makanan, yang dituangkan dalam daftar spesifikasi bahan
makanan.Selanjutnya daftar spesifikasi bahan makanan tersebut
digunakan sebagai pedoman dalam penerimaan bahan makanan.
b. Penyimpanan Bahan Makanan
Persyaratan penyimpanan Bahan Makanan :
1) Terhindar dari kemungkinan kontaminasi baik oleh bakteri,
serangga, tikus dan hewan lainnya maupun bahan yang berbahaya.
2) Menggunakan prinsip First In First Out (FIFO) dan First Expired
First Out (FEFO).
3) Tempat penyimpanan harus sesuai dengan jenis bahan makanan.
a) Bahan makanan yang cepat rusak disimpan dalam lemari
pendingin .
e. Pengangkutan Makanan
Pengangkutan Bahan Makanan dan makanan yang sudah diolah
masing masing menggunakan troly khusus yang disiapkan untuk
bahan makanan dan makanan yang sudah di olah.Troly untuk
mengangkut makanan yang diolah, dilengkapi dengan wadah makanan
yang tertutup, terbuat dari bahan yang utuh,kuat, tidak berkarat
dengan ukuran menyesuaikan dengan porsi makanan, sehingga dapat
mencegah terjadinya kondensasi (Uap makanan yang mencair)
f. Penyajian Makanan
Setiap jenis makanan ditempatkan terpisah dan ditutup untuk
mencegah terjadinya kontaminasi silang. Jenis alat saji yang
digunakan sesuai dengan kelas perawatan pasien dengan
menggunakan prinsip bersih, yaitu setiap peralatan atau wadah yang
digunakan harus higienis,utuh,tidak cacat atau rusak.
2. Tujuan
a. Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi kesehatan
konsumen
b. Menurunnya kejadian resiko penularan penyakit atau gangguan
kesehatan melalui makanan
c. Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan
makanan
B. Tujuan
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kan kebakaran
3. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Memberi perlindungan pada pekerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angina, cuaca,
sinar atau radiasi, suara dan getaran
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik,
keracunan, infeksi dan penularan
9. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
10. Memelihara kebersihan, kebersihan dan ketertiban
11. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerja
12. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
13. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang
14. Mencegah terkena aliran listrik
15. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
C. Prosedur Keselamatan Kerja
1. Ruang Penyelenggaraan Makanan
Di Ruang Penyelenggaraan Makanan tersedia alat pemadam kebakaran
yang berfungsi baik dan ditempatkan ditempat yang mudah
dijangkau,kemudian dilengkapi juga dengan alat atau obat P3K yang
sederhana.
a. Ruang penerimaan dan penyimpanan bahan makanan
1) Petugas Menggunakan APD :Baju Kerja,Penutup kepala,Apron,dan
alas kaki.
2) Melakukan cuci tangan dengan metode 6 langkah pada 5 momen
yang ditentukan dalam kegiatan penyelenggaraan makanan.
3) Menggunakan alat pembuka peti/ bungkus bahan makanan menurut
cara yang tepat dan jangan melakukan dan meletakan posisi tangan
pada tempat ke arah bagian alat yang tajam (berbahaya)
4) Barang yang berat selalu ditempatkan dibagian bawah dan
angkatlah dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang
tersebut
5) Tidak diperkenankan merokok diruang penerimaan dan
penyimpanan bahan makanan
6) Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan/ diperlukan
7) Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan
kemampuan.
8) Tidak mengangkat barang dalam jumlah besar, yang dapat
membahayakan badan dan kualitas barang
9) Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin diruang
penerimaan dan penyimpanan
b. Ruang persiapan dan pengolahan makanan
1) Petugas Menggunakan APD :Baju Kerja,Penutup kepala,Apron,
masker dan alas kaki.
2) Melakukan cuci tangan dengan metode 6 langkah pada 5 momen
yang ditentukan dalam kegiatan penyelenggaraan makanan.
3) Menggunakan peralatan yang sesuai dengan petunjuk dan tidak
bercakap – cakap selama menggunakan alat tersebut
4) Tidak menggaruk, batuk, selama mengerjakan/ mengolah bahan
makanan
5) Membersihkan mesin menurut petunjuk dan mematikan mesin
sebelum membersihkannya.
6) Pada saat selesai menggunakan alat, teliti kembali apakah semua
alat sudah dimatikan mesinnya
7) Meletakan alat menurut tempatnya dan diatur dengan rapi
8) Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan peralatan yang
akan dibersihkan
c. Ruang distribusi makanan di unit pelayanan gizi
1) Petugas Menggunakan APD :Baju Kerja,Penutup kepala, masker,
Sarung Tangan,Apron,dan alas kaki.
2) Melakukan cuci tangan dengan metode 6 langkah pada 5 momen
yang ditentukan dalam kegiatan penyelenggaraan makanan.
3) Tidak mengisi panci atau piring terlalu penuh
4) Tidak mengisi kereta makan melebihi kapasitas
5) Meletakkan alat dengan teratur dan rapi
6) Bila membawa air panas tutuplah dengan rapat atau tidak mengisi
tempat tersebut sampai penuh
Tanggal
No Pasien Ket
MRS Pengkajian gizi
2. Standar Pelayanan Minimal (Spm)
a. Ketepatan Waktu Pemberian Makanan Kepada Pasien
JUDUL Ketepatan Waktu pemberian Makanan Kepada Pasien
DIMENSI MUTU Efektifitas,akses, kenyamanan
TUJUAN Tergambarnya efektifitas pelayanan Instalasi Gizi
DEFINISI OPERASIONAL Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien adalah
ketepatan penyediaan makanan pada pasien sesuai dengan
jadwal yang telah di tentukan.
Jadwal Distribusi Makanan Pasien :
Pagi : Jam 06.30 – 08.00 WIB
Siang : Jam 11.30 – 12.00 WIB
Sore:Jam 16.00 – 18.00 WIB
Makanan diterima oleh pasien maksimal 30 menit setelah jadwal
distribusi Makanan Pasien
FREKUENSI PENGUMPULAN DATA 1 bulan sekali
PERIODE ANALISA 1 bulan sekali
NUMERATOR Jumlah pasien Rawat Inap yang di survey yang mendapat
makanan tepat waktu dalam satu bulan
DENOMERATOR Jumlah seluruh pasien rawat inap yang disurvey
SUMBER DATA Survey
STANDAR ≥ 90%
PJ PENGUMPUL DATA Kepala Instalasi Gizi
FORMAT PENCATATAN Data ketepatan Waktu Pemberian Makanan
kepada pasien
Ruang :
Waktu Makan : Pagi/ siang/ sore
Waktu Pemberian
Jumlah Pasien Mkn
Tanggal Ket
yang disurvey Tidak
Tepat
Tepat
Periode :
Ruang :
∑ yg Tepat
Tanggal Salah Diet Keterangan
disurvey Diet
Total Nilai
Audit sisa makan : X 100 %
Jumlah jenis menu x 4