Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN

GIZI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KENDAL


PUSKESMAS GEMUH I
Jl. Napak Tilas Desa Pamriyan Kec.Gemuh Kab Kendal
Kode Pos 51356 Telp.(0294) 388105
e-mail : pkmgemuh01@gmail.com
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh


terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu perlu
pelayanan gizi yang berkualitas pada individu dan masyarakat. Pelayanan gizi
merupakan salah satu sub-sistem dalam pelayanan kesehatan paripurna, yang
berfokus pada keamanan pasien. Dengan demikian pelayanan gizi wajib
mengacu pada standar yang berlaku.
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan
tujuan perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan
masyarakat. Mutu gizi akan tercapai antara lain melalui penyediaan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan profesioanal di semua institusi pelayanan
kesehatan . Salah satu pelayanan kesehatan yang penting adalah pelayanan
gizi di puskesmas, baik pada Puskesmas Rawat Inap maupun pada Puskesmas
Non Rawat Inap. Pendekatan pelayanan gizi dilakukan melalui kegiatan spesifik
dan sensitif, sehingga peran program dan sektor terkait harus berjalan sinergis.
Pembinaan tenaga kesehatan /tenaga gizi puskesmas dalam pemberdayaan
masyarakat menjadi hal sangat penting.
Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di dalam
gedung dan di luar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat
individual, dapat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Kegiatan di dalam gedung juga meliputi perencanaan program pelayanan gizi
yang akan dilakukan di luar gedung. Sedangkan pelayanan gizi di luar gedung
umumnya pelayanan gizi pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk
promotif dan preventif. Dalam pelaksanaan pelayanan gizi di puskesmas
diperlukan pelayanan yang bermutu, sehingga dapat menghasilkan status gizi
yang optimal dan mempercepat penyembuhan pasien. Pelayanan gizi yang
bermutu dapat diwujudkan apabila tersedia acuan untuk melaksanakan
pelayanan gizi yang bermutu sesuai dengan 4 pilar dalam Pedoman Gizi
Seimbang (PUGS).
Khusus untuk program perbaikan gizi masyarakat secara umum ditujukan
untuk meningkatkan kemampuan, kesadaran dan keinginan masyarakat dalam
mewujudkan kesehatan yang optimal khususnya pada bidang gizi.
Kegiatan pokok Departemen Kesehatan dalam mengimplementasikan
Perbaikan Gizi Masyarakat meliputi, peningkatan pendidikan gizi,
Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemi gizi besi, Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), kurang Vitamin A, peningkatan surveilance
gizi, dan pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
(Perpres 2007).
Pedoman pelaksanaan Kegiatan Upaya Gizi Puskesmas Gemuh I
diharapkan menjadi acuan bagi Pelaksana Pelayanan Gizi Masyarakat dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya di lingkup wilayah kerja Puskesmas Gemuh
I.

B. Tujuan

Pedoman Upaya Gizi Puskesmas Gemuh I ini dibuat sebagai pedoman bagi
pelaksana gizi dalam melakukan pelayanan gizi di Puskesmas.

C. Sasaran

Sasaran kegiatan Upaya Gizi Puskesmas Gemuh I adalah :


1. Bayi
2. Balita
3. Ibu Hamil
4. Ibu Menyusui
5. Ibu Balita
6. Rumah Tangga
7. Anak Baru Sekolah
8. Remaja Putri

D. Ruang Lingkup

1. Pelayanan Gizi Dalam Gedung


Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung terdiri dari upaya promotif,
preventif, dan kuratif serta rehabilitatif.
Pelayanan gizi yang berupa Konseling Gizi merupakan serangkaian
kegiatan yang meliputi :
a. Pengkajian gizi
b. Penentuan diagnosis
c. Intervensi gizi
d. Monitoring dan evaluasi asuhan gizi
Tahapan pelayanan gizi diawali dengan skrining penapisan gizi oleh tenaga
kesehatan di puskesmas untuk menetapkan pasien berisiko masalah gizi.
Apabila tenaga kesehatan menemukan pasien beresiko maslah gizi maka
pasien akan dirujuk untuk memperoleh asuhan gizi. Memberikan konseling
kepada pasien dari rujukan external dan internal, Pelayanan Pemeriksaan,
Pelayanan MTBS, Pelayanan KIA & KB, Pelayanan Gigi, Pelayanan PKPR,
Pelayanan Santun Lansia, Pelayanan Sanitasi dan Pelayanan P2P.
2. Pelayanan Gizi Luar Gedung
Pelayanan gizi luar gedung ditekankan ke arah promotif dan preventif serta
sasarannya adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gemuh I.
Beberapa kegiatan pelayanan gizi di luar gedung dalam rangka perbaikan
gizi masyarakat : Pemantauan Status Gizi balita, Pemberian Vitamin A pada
bayi dan balita, Pemantauan garam beryodium tingkat rumahtangga, Survei
Kadarzi, Kunjungan Rumah Ibu Hamil / Ibu Nifas KEK, Kunjungan Rumah
Balita Stunting, Pendampingan rujukan balita stunting/gizi buruk, Lokakarya
pembuatan SOP tatalaksana balita dengan masalah gizi dan tumbuh
kembang: weight faltering, gizi kurang, gizi buruk, stunting termasuk rujukan,
Pelatihan tim pelaksana dalam penyiapan pemberian makanan tambahan
berbasis pangan lokal bagi ibu hamil kek dan balita gizi kurang tingkat
kab/kota dan puskesmas, PMT lokal Bumil KEK, PMT lokal Balita gizi
kurang, Pelaksanaan Gerakan Cegah Stunting melalui 5 Pesan Kunci A, B,
C, D, E, Gerakan Aksi Bergizi Makan Bersama dan Minum TTD untuk
mencegah Stunting di Sekolah dan Pondok Pesantren, Surveilans dan
pelacakan gizi buruk, Distribusi Vitamin A untuk ibu nifas, Distribusi tablet Fe
untuk ibu hamil dan ibu nifas, dan Distribusi Tablet Tambah Darah (TTD)
untuk remaja putri.

E. Batasan Operasional

Jenis konseling gizi yang dapat dilaksanakan di Puskesmas antara lain


Konseling gizi terkait penyakit dan faktor resikonya, konseling ASI, konseling
Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), konseling faktor resiko Penyakit
Tidak Menular (PTM).
1. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/ terstruktur
untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
2. BGM (Bawah Garis Merah) adalah berat badan balita hasil penimbangan
yang dititikkan dalam KMS dan berada di bawah garis merah.
3. DO (Drop Out ) adalah anak yang mengundurkan diri dari pelayanan rawat
jalan.
4. Edema adalah penimbunan cairan tubuh dibawah kulit yang disebabkan
oleh kekurangan asupan protein.
5. Food model adalah bahan makanan atau makanan contoh yang terbuat dari
bahan sintetis atau asli yang diawetkan, dengan ukuran dan satuan terentu
sesuai dengan kebutuhan yang digunakan untuk digunakan untuk konseling
gizi kepada pasien rawat inap maupun pengunjung rawat jalan.
6. Gizi Klinik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara
makanan dan kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi
dan bagaimana dicerna, diserap, digunakan, dimetabolisme, disimpan dan
dikeluarkan dari tubuh.
7. Gizi buruk adalah keadaan gizi anak yang ditandai dengan salah satu atau
lebih tanda berikut :
a. Sangat kurus
b. Edema, minimal pada kedua punggung kaki
c. BB/PB atau BB/TB <-3 SD
d. LILA < 11,5 cm (untuk anak usia 6 – 59 bulan )
8. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi
dan arah yang dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku pasien
dalam mengenali dan mengatasi maslah gizi sehingga pasien dapat
memutuskan apa yang akan dilakukan.
9. Mutu Pelayanan gizi adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan pelayanan gizi sesuai dengan standar dan memuaskan, baik
kualitas dari petugas maupun sarana serta prasarana untuk kepentingan
pasien/ klien.
10. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan
kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik,
baik dimasyarakat maupun di puskesmas dan unit pelaksana kesehatan
lainnya, berpendidikan dasar Akademi Gizi/ Diploma III Gizi.
11. Pelayanan Gizi adalah upaya memperbaiki gizi, makanan, dietetik pada
masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan,
anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetic dalam
rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit
diselenggarakan baik di dalam dan diluar gedung.
12. Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit.
13. Pelayanan kesehatan Masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga
berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Pengaturan dan penjadualan Koordinator Upaya Gizi dan karyawan puskesmas


yang terlibat dalam kegiatan upaya dikoordinir oleh penanggung jawab UKM.
Dalam mendukung terselenggaranya upaya perbaikan gizi masyarakat di
Puskesmas Gemuh I diperlukan adanya beberapa sumber daya.
Untuk ketenagaan perlu memperhatikan :
1. Jenis Ketenagaan
Jenis tenaga untuk penyelenggaraan upaya perbaikan gizi masyarakat
adalah seorang Nutrisionis sebagai penanggung jawab dibantu dengan
tenaga pelaksana upaya perbaikan gizi masyarakat lainnya seperti Bidan,
Perawat, kader dan pelaksana Upaya Kesehatan yang lainnya.
2. Kompetensi Tenaga
Kompetensi tenaga Nutrisionis di Puskesmas Gemuh I adalah minimal D3
Gizi.

B. Distribusi Ketenagaan

Pengaturan dan penjadualan Penanggung jawab upaya Gizi dan karyawan


puskesmas yang terlibat dalam kegiatan upaya dikoordinir oleh penanggung
jawab UKM.
Sumber daya manusia yang wajib berpartisipasi dalam kegiatan upaya
Perbaikan Gizi adalah:
1. Dokter ( Sarjana Kedokteran)
2. Dokter Gigi (Sarjana Kedokteran Gigi)
3. Bidan (D3 Kebidanan)
4. Perawat (D3 Keperawatan )
5. Nutrisionis (D3 Gizi)
6. Sanitarian (D3 Sanitarian)
7. Petugas Promkes (Sarjana Kesehatan Masyarakat)
8. Laboratorium (Analis Kesehatan)
C. Jadual Kegiatan (Tahunan)

N TAHUN 2023
URAIAN KEGIATAN 1 JMLH
O
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2

1 Pemantauan Status Gizi balita √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pemberian Vitamin A pada bayi


2 √ √
dan balita
Pemantauan garam beryodium
3 √ √
tingkat rumahtangga
4 Survei Kadarzi √
Kunjungan Rumah Ibu Hamil /
5 √ √
Ibu Nifas KEK
Kunjungan Rumah Balita
6 √ √
Stunting
Pendampingan rujukan balita
7 √
stunting/gizi buruk
Lokakarya pembuatan SOP
tatalaksana balita dengan
masalah gizi dan tumbuh
8  √
kembang: weight faltering, gizi
kurang, gizi buruk, stunting
termasuk rujukan
Pelatihan tim pelaksana dalam
penyiapan pemberian makanan
tambahan berbasis pangan
9 √
lokal bagi ibu hamil kek dan
balita gizi kurang tingkat
kab/kota dan puskesmas
10 PMT lokal Bumil KEK √ √ √ √ √ √

11 PMT lokal Balita gizi kurang √ √ √ √ √ √


Pelaksanaan Gerakan Cegah
12 Stunting melalui 5 Pesan Kunci √
A, B, C, D, E
Gerakan Aksi Bergizi Makan
Bersama dan Minum TTD
13 √ √
untuk mencegah Stunting di
Sekolah dan Pondok Pesantren
Surveilans dan pelacakan gizi
14 √ √
buruk
Distribusi Vitamin A untuk ibu
15 √ √
nifas
Distribusi tablet Fe untuk ibu
16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
hamil dan ibu nifas
Distribusi Tablet Tambah
17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Darah (TTD) untuk remaja putri
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

B. Standar Fasilitas

Adanya peralatan yang mudah didapat dan tepat guna serta sesuai dengan
situasi dan kondisi tempat sangat diperlukan dalam pelaksanaan upaya
perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas. Peralatan ideal yang seharusnya
dimiliki oleh Nutrisionis dalam mendukung pelaksanaan upaya perbaikan gizi
masyarakat antara lain :
1. ATK
2. Laptop
3. Printer
4. Timbangan Digital
5. Microtoice
6. Food Model
7. Pita LILA
8. Lembar balik penyuluhan
9. Pengukur panjang badan
10. Iodine test
11. Leaflet diit
12. Penuntun diit
13. Standart Antropometri
14. KMS/ Buku KIA
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan

1. Kegiatan yang dilakukan di dalam gedung Puskesmas : Konsultasi gizi


2. Kegiatan yang dilakukan di luar gedung meliputi jadwal, pelaksanaan dan
hasil pelaksanaan kegiatan-kegiatan antara lain :
a. Pemantauan Status Gizi balita
b. Pemberian Vitamin A pada bayi dan balita
c. Pemantauan garam beryodium tingkat rumahtangga
d. Survei Kadarzi
e. Kunjungan Rumah Ibu Hamil / Ibu Nifas KEK
f. Kunjungan Rumah Balita Stunting
g. Pendampingan rujukan balita stunting/gizi buruk
h. Lokakarya pembuatan SOP tatalaksana balita dengan masalah gizi dan
tumbuh kembang: weight faltering, gizi kurang, gizi buruk, stunting
termasuk rujukan
i. Pelatihan tim pelaksana dalam penyiapan pemberian makanan
tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil kek dan balita gizi
kurang tingkat kab/kota dan puskesmas
j. PMT lokal Bumil KEK
k. PMT lokal Balita gizi kurang
l. Pelaksanaan Gerakan Cegah Stunting melalui 5 Pesan Kunci A, B, C,
D, E
m. Gerakan Aksi Bergizi Makan Bersama dan Minum TTD untuk mencegah
Stunting di Sekolah dan Pondok Pesantren
n. Surveilans dan pelacakan gizi buruk
o. Distribusi Vitamin A untuk ibu nifas
p. Distribusi tablet Fe untuk ibu hamil dan ibu nifas
q. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk remaja putri

B. Metode
1. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas kesehatan di bidang
upaya perbaikan gizi masyarakat.
2. Advokasi dan sosialisasi pada pembuat kebijakan dan pemegang upaya
terkait.
3. Menyebarluaskan informasi tentang upaya perbaikan gizi masyarakat.
4. Memberikan pelayanan upaya perbaikan gizi masyarakat sesuai standar
pelayanan yang berlaku
5. Memanfaatkan forum koordinasi yang ada sebagai wadah pembinaan
upaya perbaikan gizi masyarakat
6. Menghimpun potensi/ sumber daya masyarakat dalam pelaksanaan upaya
perbaikan gizi
7. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam upaya perbaikan gizi
masyarakat.

C. Langkah Kegiatan

Untuk terselenggaranya upaya perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas


Gemuh I, perlu ditunjang dengan managemen yang baik. Managemen upaya
perbaikan gizi masyarakat di puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang
bekerja secara sistematis untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif
dan efisiensi di bidang upaya perbaikan gizi masyarakat.
Fungsi managemen upaya perbaikan gizi masyarakat di puskesmas yaitu :
 Perencanaan (Plan)
 Pelaksanaan (Do)
 Pengawasan (Cek)
 Tindak lanjut dari pengawasan (Action)
Semua fungsi managemen tersebut harus dilakuakan secara terkait dan
berkesinambungan.
1. Perencanaan
Perencanan upaya perbaikan gizi masyarakat adalah proses penyusunan
rencana tahunan puskesmas untuk mengatasi masalah dan kebutuhan dan
harapan masyarakat pada upaya perbaikan gizi masyarakat di wilayah
puskesmas.
Langkah-langkah perencanaan upaya perbaikan gizi masyarakat yang
dilakukan oleh puskesmas mancakup hal-hal sebagai berikut :
a. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dilakukan :
 Berdasarkan ada tidaknya masalah, kebutuhan dan harapan
masyarakat terhadap upaya perbaikan gizi masyarakat.
 Bersama masyarakat melalui survey mawas diri (SMD)

b. Menyusun usulan kegiatan (RUK)


Langkakh puskesmas dalam menyusun usulan kegiatan upaya
perbaikan gizi masyarakat dilakukan dengan menetapkan :
 Kegiatan
 Tujuan
 Sasaran
 Besar/Volume kegiatan
 Waktu
 Lokasi
 Perkiraan kebutuhan biaya
b. Mengajukan usulan kegiatan
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang telah disusun diajukan ke kepala
puskesmas untuk direkap semua kegiatan kemudian dlajukan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten.
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Setelah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, maka disusun
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
RPK kemudian disosialisasikan pada tingkat puskesmas kepada
pemegang upaya lainnya pada pertemuan mini lokakarya puskesmas
maupun pertemuan lintas sektor.
2. Pelaksanaan
Dilakukan dengan tahapan berikut :
a. Mengkaji ulang RPK yang sudah disusun.
b. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan
rencana pelaksanaan.
c. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
3. Monitoring evaluasi
Pengawasan atau pemantauan pelaksanaan kegiatan secara berkala
mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan telaah penyelengaraan kegiatan dan hasil yang dicapai
b. Melakukan analisa dengan mengumpulkan permasalahan , hambatan
dan saran-saran untuk pembuatan Rencana Tindak Lanjut.
4. Rencana Tindak Lanjut
Dari hasil pelaksanaan kegiatan dievaluasi tentang permasalahan,
hambatan dan saran-saran yang ditemukan. Kemudian dianalisa dan dicari
pemecahannya untuk peningkatan mutu pelayanan upaya perbaikan gizi
masyarakat.
Pelaksanaan dan hasil kegiatan yang dicapai dibandingkan dengan target
dan standart pelayanan yang sudah dibuat. Koordinator upaya gizi
melaporkan semua kegiatan yang telah dilaksanakan dengan disertai hasil
analisa dan Rencana Tindak Lanjutnya.
BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Upaya Kesehatan


Masyarakat direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas
sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan
dilaksanakan.
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM

A. Identifikasi Resiko

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM perlu


diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan UKM.

B. Analisa Resiko

melakukan Analisa risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi


pada sasaran saat pelaksanaan kegiatan UKM

C. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko

1. Standarisasi nasional SOP yang digunakan


2. Penyediaan sarana dan Prasarana Pengamatan faktor Resiko
3. Peningkatan Kapasitas Petugas dalam pengamatan faktor Resiko dan
Penanggulangannya sesuai prosedur yang ditentukan
4. Melakukan Peningkatan Jejaring dengan lintas program maupun lintas
sektor
5. Meningkatkan dan Mengembangkan model dan teknologi tepat guna

D. Rencana Upaya Pencegahan

Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap


kegiatan yang akan dilaksanakan

E. Monitoring
Monitorung bertujuan untuk mengetahui hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan, berdasarkan data rutin dan hasil pemantauan supervisi

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM perlu diperhatikan


keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan
identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan UKM yang akan dilaksanakan.
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan UKM Gizi dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan


indikator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metode yang digunakan
4. Tercapainya indikator Upaya Perbaikan Gizi
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini.
Keberhasilan suatu program harus ditentukan dengan indikator. Adapun Indikator
Kinerja untuk upaya perbaikan gizi masyarakat adalah sebagai berikut :
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
1 Persentase bayi usia 6 bulan mendapat ASI Eksklusif 79%
2 Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah 98%
Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan
3 Persentase Ibu Hamil Kurang energi Kronik (KEK) yang 95%
mendapat Makanan Tambahan
4 Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan 90%
5 Persentase remaja putri mendapat TTD 90%
6 Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD 70%
7 Persentase balita yang ditimbang berat badannya (D/S) 92%
8 Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS 100%
9 Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D) 84%
10 Persentase balita ditimbang yang tidak naik berat badannya 6%
dua kali berturut-turut (2T/D)
11 Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 100%
12 Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 100%
13 Persentase Rumah Tangga yang mengonsumsi garam yodium 97%
14 Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100%
15 Prevalensi Gizi Buruk 0,027%

Sedangkan Indikator Masalah Gizi sebagai berikut :


NO INDIKATOR KINERJA TARGET
1 Persentase balita Berat Badan Kurang (Underweight) 9%
2 Persentase Balita Pendek (Stunting) 14,2%
Persentase Baduta Pendek (Stunting) 14,2%
3 Persentase balita Berat Badan Kurang (Wasting) 4,5%
4 Persentase Remaja putri Anemia 4,5%
5 Persentase Ibu Hamil Anemia 4,5%
6 Persentase ibu hamil risiko Kurang Energi Kronik (KEK) 9%
7 Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan 9%
< 2500 gram)
BAB IX

PENUTUP

Buku pedoman UKM Gizi di Puskesmas Gemuh I merupakan sarana penunjang


yang sangat dibutuhkan sebagai panduan oleh petugas kesehatan khususnya
Nutrisionis Puskesmas Gemuh I dalam melaksanakan penyelenggaraan upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat dengan baik, benar terukur dan teratur sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Wilayah Puskesmas Gemuh I.
Diharapkan para tenaga kesehatan mampu merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi upaya Perbaikan Gizi Masyarakat di Puskesmas secara terpadu
bersama dengan lintas program dan lintas sektor terkait peran serta aktif
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai