Anda di halaman 1dari 180

PEMERINTAH DAERAH KOTA SUKABUMI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SUKAKARYA
Jl. Sukakarya No. 66 Kota Sukabumi 43135 Telp (0266) 217931
Email : puskesmassukakarya12@gmail.com
Website : http://puskesmassukakarya.sukabumikota.go.id

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKAKARYA


NOMOR 001 TAHUN 2023

TENTANG

INDIKATOR - INDIKATOR PUSKESMAS SUKAKARYA

KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKAKARYA,

Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan adanya keputusan kepala


UPTD Puskesmas Sukakarya tentang Tata Naskah Dinas
di Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Nomor
001 tahun 2019, maka Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas Sukakarya tentang Indikator Puskesmas di
Puskesmas Sukakarya perlu dilakukan review lebih
lanjut;
b. bahwa dalam rangka melakukan monitoring dan
penilaian kinerja di Puskesmas Sukakarya yang Objektif,
Responsif, dan inovatif perlu ditetapkan indikator
prioritas;
c. bahwa Keputusan Nomor 019 Tahun 2019 tentang
Penetapan Indikator kinerja, Indikator Mutu Dan
Indikator Kinerja Puskesmas, dirasa sudah tidak sesuai
sehingga memerlukan perubahan.
d. berdasarkan pertimbangan pada point a,b dan c diatas,
maka perlu ditetapkan Indikator Prioritas untuk
Monitoring dan Penilaian Kinerja di Puskesmas
Sukakarya;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2019
tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 04 Tahun 2019
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun
2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2023
tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan
Tempat Praktik Mandiri dokter dan Dokter Gigi, Klinik,
Pusat Kesehatan masyarakat, Rumah Sakit,
Laboratorium Kesehatan, dan Unit Tranfusi Darah;
9. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi
Nomor 39 Tahun 2019 tentang Indikator Kinerja
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Di Kota
Sukabumi.
10. Peraturan Konsil Kedokteran nomor 74 tahun 2020
Tentang Kewenangan Klinis dan Praktik kedokteran
Melalui Telemedicine Pada Masa Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) Di Indonesia

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKAKARYA


TENTANG INDIKATOR – INDIKATOR PUSKESMAS
SUKAKARYA DI UPTD PUSKESMAS SUKAKARYA.

KESATU : Menetapkan tentang Indikator – Indikator Puskesmas


Sukakarya,
KEDUA : Fokus Indikatior Puskesmas adalah tolak ukur yang
digunakan untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan
Indikator Prioritas, KMP (PKP) , UKM (SPM, PKP, PPN),
UKPP (PKP), MUTU (Manajemen Resiko, Audit Internal,
Keselamatan Pasien, Pencegahan Infeksi dan K3) yang
dilengkapi dengan Profil Indikator.
KETIGA : Dalam Rangka Mempertahankan dan Meningkatkan Mutu
serta kinerja pelayanan kesehatan secara
berkesinambungan harus melakukan pengukuran /
Monitoring dan evaluasi mutu pelayanan kesehatan sesuai
dengan Indikator – indikator sebagai mana disebut pada
DIKTUM KEDUA tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dalam Surat
Keputusan ini.
KEEMPAT : Keputusan Nomor 019 Tahun 2019 tentang Penetapan
Indikator Prioritas Untuk Monitoring dan Menilai Kinerja
Puskesmas, sudah tidak berlaku lagi.
KELIMA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Sukabumi
Pada tanggal 2 Januari 2023

KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKAKARYA,

MAYA APRILIA
LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKAKARYA
NOMOR : 001 TAHUN 2023
TENTANG : INDIKATOR– INDIKATOR PUSKESMAS
SUKAKARYA

Dalam Rangka Mempertahankan dan Meningkatkan Mutu serta


kinerja pelayanan kesehatan secara berkesinambungan harus
melakukan pengukuran / Monitoring dan evaluasi mutu pelayanan
kesehatan sesuai dengan Indikator – indikator sebagai mana disebut
pada DIKTUM KEDUA tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dalam Surat Keputusan ini.
Maka berikut Indikator- Indikator Puskesmas Sukakarya :
1. Indikator Prioritas Puskesmas Sukakarya
 Mutu :
a) Kepatuhan Penggunaan APD Saat bertugas;
b) Jadwal Strelisasi;
 Kepemimpinan manajemen puskesmas:
a) Ketepatan Waktu pelaporan bulanan Porgram;
 UKM:
a) Penyebarluasan Informasi;
b) Kematian Anak Bayi;
c) Imunisasi;
d) PTM;
 UKPP:
a) Limbah Medis;
b) Pelabelan obat;
c) Kelengekapan identitas rekam medis pasien
rawat jalan;
2. Indikator Mutu Puskesmas Sukakarya
a) Kepatuhan Kebersihan Tangan;
b) Kepatuhan Alat pelindung diri;
c) Kepatuhan identfikasi pasien;
d) Keberhasilan pengobatan pasien TB semua
kasus sensistif obat;
e) Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal
care sesuai standart; dan
f) Kepuasan Pasien.
g) Penilaian Kinerja Puskesmas

3. Indikator Kepemimpinan Manajemen Puskesmas


Sukakarya
a) Kepatuhan Petugas Dalam Melakukan
Pemeliharaan Alat Kesehatan;
b) Ketepatan Waktu Pelaporan Pengelola
keuangan puskesmas dalam melakukan
penatausahaan laporan pertanggung jawaban
pelaksanaan kegiatan;
c) Kesesuaian bukti kelengkapan arsip
kepegawaian terhadap instrument PKP dan
SOP penatalaksanaan arsip kepegawaian;
d) Penilaian Kinerja Puskesmas
e) Pengelolaan Jejaring dan Jaringan

4. Indikator Upaya Kesehatan Masyarakat


Puskesmas Sukakarya dan Program Nasional
a) Penilaian Kinerja Puskesmas
b) Standar Pelayanan Masyarakat
c) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
d) Pelayanan Kesehatan Lingkungan
e) Pelayanan kesehatan Ibu, Anak Dan keluarga
Berencana (KIA-KB)
f) Pelayanan Gizi
g) Pelayanan Kesehatan P2PM
h) Pelayanan Kesehatan P2BB
i) Pelayanan Kesehatan P2ML ISPA/DIARE
j) Pelayanan Kesehatan P2ML KUSTA
k) Pelayanan Kesehatan P2ML HIV
l) Pelayanan Kesehatan P2ML TB
m) Pelayanan Kesehatan Survailans
n) Pelayanan Kesehatan IMUNISASI
o) Pelayanan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat
p) Pelayanan Kesehatan Jiwa
q) Pelayanan Kesehatan Kestrad
r) Pelayanan Kesehatan Kerja
s) Pelayanan Kesehatan Olah raga
t) Pelayanan Kesehatan Indra
u) Pelayanan Kesehatan Lansia
v) Pelayanan Kesehatan AUSREM
5. Indikator Upaya Kesehatan Perorangan Dan
Penunjang
a) Angka Kontak
b) Kelengkapan Indentitas Rekam Medik Pasien
Rawat Jalan
c) Rasio Rujukan Rawat Jalan Non Spesialistik
d) Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke
FKTP
e) Kelengkapan Isi Rekam Medis Rawat jalan
f) Penggunaan Obat Rasional (POR)
g) Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Baku Mutu
Internal (PMI)
h) Kesesuaian Hasil Pmeriksaan Baku Mutu
Eksternal (PME)
i) Kepatuhan Terhadap Identifikasi Pasien saat
Pmeberian Obat di Farmasi
j) Penyimpanan dan Pelabelan obat KASA dan
High Alert di Ruang Farmasi dan Gudang obat
k) Kepatuhan terhadap prosedur operasi bedah
Minor
l) Kepatuhan Petugas melakukan hand hygiene
m) Kepatuhan Petugas menggunakan APD saat
melaksanakan tugas
n) Kepatuhan Desinfeksi Tingkat Tinggi dan
Sterilisasi
o) Tindakan Asepsis dan Aspirasi sebelum
menyuntik
p) KIE Etika Batuk
q) Kepatuhan pembuangan jarum suntik
r) Pengkajian dan pelayanan resep
s) Penilaian Kinerja Puskesmas
6. Indikator Penilaian Kinerja Puskesmas
7. Profil Indikator
a) Profil Mutu
b) Profil Indikator Kepemimpinan Manajemen
Puskesmas
c) Profil Indikator Upaya Kesehatan Masyarakat
d) Profil Indikator Upaya Kesehatan
Peroranagan dan Penunjang
LAMPIRAN 2 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKAKARYA
NOMOR : 001 TAHUN 2023
TENTANG : INDIKATOR– INDIKATOR PUSKESMAS
SUKAKARYA

1. INDIKATOR PRIORITAS PUSKESMAS SUKAKARYA

 Indikator Prioritas Mutu

JENIS
NO INDIKATOR STANDAR
PRIORITAS
1 APD Kepatuhan Petugas menggunakan
APD saat bertugas 100%

2 PPI Kepatuhan petugas pada jadwal


Streilisasi alat 100%

 Indikator Prioritas Kepemimpinanan Manajemen Puskesmas

JENIS
NO INDIKATOR STANDAR
PRIORITAS
1 Laporan Ketepatan Waktu Pengiriman
Bulanan Laporan Bulanan 100%
Program

 Indikator Prioritas Ukm

JENIS DEFINISI
NO INDIKATOR STANDAR
PELAYANAN OPERASIONAL
1 Promkes Capaian Media yang
Penyeberluasan digunakan
Informasi untuk
penyebarluasan 100%
informasi
kepada
masyarakat
JENIS DEFINISI
NO INDIKATOR STANDAR
PELAYANAN OPERASIONAL
2 KIA-KB Kematian Bayi Kematian yang
terjadi sebelum
bayi berumur
satu bulan atau
28 hari per 100%
1000 kelahiran
hidup pada
satu tahun
tertentu
3 Imunisasi Capaian Pemberian
Imunisasi Vaksin pada
anak kurang
dari 3 tahun 100%
secara IDL dan
Booster
4 PTM Capaian Deteksi Dinin
Hypertensi faktor resiko
penyakit tidak
menular 100%

 INDIKATOR PRIORITAS UKPP


UNIT DEFINISI STANDA
NO INDIKATOR
PELAYANAN OPERASIONAL R
1 Kesling Kepatuhan Langkah-langkah/ 100%
petugas pada prosedur kerja sesuai
SOP dengan SOP
Pemilahan pembuangan Limbah
Limbah Medis medis yang sudah
ditetapkan
7 Ruang Obat/ Kepatuhan Langkah- 100%
Farmasi petugas pada langkah/prosedur
SOP kerja sesuai dengan
pengeluaran SOP pelabelan dan
UNIT DEFINISI STANDA
NO INDIKATOR
PELAYANAN OPERASIONAL R
obat sesuai pemberian informasi
FIFO FEFO penggunaan obat
yang sudah
ditetapkan
8 Rekam Medis Kelengkapan Melengkapi Identitas 100%
pengisian Pasien Sesuai dengan
Identias Tanda Pengenal
Rekam medis
Rawat jalan
LAMPIRAN 3 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKAKARYA
NOMOR : 001 TAHUN 2023
TENTANG : INDIKATOR– INDIKATOR PUSKESMAS
SUKAKARYA

2. INDIKATOR MUTU PUSKESMAS SUKAKARYA

Jenis
DEFINISI STAN
NO Pelayanan INDIKATOR
OPERASIONAL DAR
MUTU
1 PPI Kepatuhan petugas selalu 100%
cuci tangan melaksanakan cuci
tangan 7 langkah
(standar WHO) dengan
menggunakan air
mengalir sebelum dan
sesudah pelayanan
Kepatuhan Semua petugas yang 100%
Alat terlibat dalam pelayanan
Pelindung klinis harus
Diri menggunakan APD
minimal masker kecuali
bagian pelayanan yang
berhubungan dengan
cairan tubuh manusia
menggunakan APD
minimal masker dan
handscoon, (khusus
untuk pasien MDR
menggunakan masker
N95)
Jenis
DEFINISI STAN
NO Pelayanan INDIKATOR
OPERASIONAL DAR
MUTU
Kepatuhan Desinfeksi Tingkat 100%
Desinfeksi Tinggi dan sterilisasi
Tingkat adalah mengahncurkan
Tinggi dan / membunuh
Sterilisasi mikroorganisme
pathogen pada benda
dan instrument dengan
menggunakan zat kimia
cair serta pemusnahan
semua mikroorganisme
termasuk spora bakteri
2 Keselamatan Identifikasi Rekam medis diisi 100%
Pasien
Pasien lengkap dengan data
identitas pasien,
anamnesa, pemeriksaan
fisik, penunjang medis,
13iagnose,
terapi/tindakan, riwayat
alergi dan tanda tangan
pemeriksa serta
informed consent jika
dilakukan tindakan
Kepatuhan Kepatuhan Terhadap 100%
Terhadap Prosedur Bedah Minor
Prosedur adalah kepatuhan
Bedah terhadap prosedur
Minor pembedahan (SOAP
pasien, monitoring
Jenis
DEFINISI STAN
NO Pelayanan INDIKATOR
OPERASIONAL DAR
MUTU
pemberian anestesi local
pra, selama post operasi,
informed consent).
Tindakan Tindakan asepsis dan 100%
asepsis dan aspirasi yang dilakukan
aspirasi tenaga medis dan
sebelum paramedis sebelum
menyuntik menyuntik untuk pasien
diruang
tindakan/UGD,KIA,imu
nisasi, gigi,
laboratorium, trawat
inap
KIE Etika Petugas (medis dan non 100%
Batuk medis) melakukan
Komunikasi Informasi
dan Edukasi (KIE) etika
batuk sesuai SOP
kepada Pasien yang
batuk
Pembuanga Pembuangan jarum 100%
n Jarum suntik memenuhi tidak
Suntik menyarungkan kembali
jarum suntik habis
pakai (recapping),
dibuang dalam wadah
penampung limbah
benda tajam, wadah
Jenis
DEFINISI STAN
NO Pelayanan INDIKATOR
OPERASIONAL DAR
MUTU
ditutup dan diganti
setelah ¾ bagian terisi
penuh
3 PPN Keberhasila Kepatuhan pasien 90%
n terhadap pengobatan TB
pengobatan
pasien TB
semua
kasus
sensitive
Obat
4 KIA-KB Ibu hamil Pelayanan ANC pada
mendapatka kehamilan normal
n pelayanan minimal 6x denagn
ANC sesuai rincian 2x trimester
Standart 1(oleh dokter dna bidan),
1x trimester 2, dan 3x
(2x oleh bidan, 1x oleh
dokter) di trimester 3
5 Promkes Survey Kepuasan terhadap
Kepuasan layanan kesehatan,
Pelanggan kepuasan terhadap
mutu layanan
kesehatan, kepuasan
terhadap proses layanan
kesehatan termasuk
hubungan antar
manuisa, kepuasan
Jenis
DEFINISI STAN
NO Pelayanan INDIKATOR
OPERASIONAL DAR
MUTU
terhadap system
layanan kesehatan
6 PKP Penetapan Proses Manajemen Mutu 100%
Indikator Adanya SK TIM MUTU,
Mutu Adanya TIM Mutu,
Adanya Pedoman
Manual Mutu, Adanya
Rencana/Program Kerja
tahunan peningkatana
mutu puskesmas
LAMPIRAN 4: KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKAKARYA
NOMOR : 001 TAHUN 2023
TENTANG : INDIKATOR– INDIKATOR PUSKESMAS
SUKAKARYA

3. INDIKATOR KEPEMIMPINAN MANAJEMEN PUSKESMAS

JENIS DEFINISI
NO INDIKATOR STANDAR
PELAYANAN OPERASIONAL
1 PMKP PKP Proses 100%
Manajemen
penilaian
Kinerja
Puskesmas
2 Ketatausahaan Kesesuaian Kematian yang
terjadi sebelum
bukti
bayi berumur
kelengkapan satu bulan atau
28 hari per
arsip
1000 kelahiran
kepegawaian hidup pada
satu tahun
terhadap
tertentu 100%
instrument PKP
dan SOP
penatalaksanaan
arsip
kepegawaian;

3 Bendahara Ketepatan Pemberian


Keuangan Vaksin pada
Waktu Pelaporan
anak kurang
Pengelola dari 3 tahun 100%
secara IDL dan
keuangan
Booster
puskesmas
JENIS DEFINISI
NO INDIKATOR STANDAR
PELAYANAN OPERASIONAL
dalam
melakukan
penatausahaan
laporan
pertanggung
jawaban
pelaksanaan
kegiatan;

4 Bendahara Kepatuhan Deteksi Dini


Barang faktor resiko
Petugas Dalam
penyakit tidak
Melakukan menular
100%
Pemeliharaan
Alat Kesehatan;

5 Pembinaan Jumlah Jejaring Cakupan 80%


Jejaring dan jejaring dan
dan jaringan
Jaringan jaringan di
yang dikunjungi wilayah
puskesmas
atau dilakukan
yang dilakukan
pembinaan pembinaan
Jumlah jejaring Cakupan 100%
jejaring da
yang melakukan
jaringan di
Pelaporan tepat wilayah
puskesmas
waktu sebelum
yang membuat
tanggal 5 setiap laporan tepat
waktu
bulannya
LAMPIRAN 5 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKAKARYA
NOMOR : 001 TAHUN 2023
TENTANG : INDIKATOR– INDIKATOR PUSKESMAS
SUKAKARYA

4. INDIKATOR UKM

No PELAYANAN UKM INDIKATOR SATUAN STANDAR


ESSENSIAL
1 Persentase
promosi
kesehatan secara % 100
inividu kepada
Pelayanan masyarakat
Promosi Jumlah tema
Kesehatan Dan pesan promosi
7
Pemberdayaan kesehatan kepada
Masyarakat masyarakat
Presentase
perokok yang
mendapat
% 2.5
pelayanan
konseling
berhenti merokok
Jumlah /mitra
kelompok
potensial yang mitra/
15
mendukung Kelompok
program
kesehatan
Penyuluhan
% 65
PHBS RT
Penyuluhan
PHBS Tempat % 75
kerja
Penyuluhan
% 90
PHBS di sekolah
Penyuluhan
Kali 4
PHBS TTU
Penyuluhan
Kali 4
PHBS di Faskes
Komunikasi
Interpersonal dan % 6.5
Konseling (KIP/K)
kelompok oleh
petugas di dalam
gedung Kali 16
Penyuluhan
Puskesmas
Pemberdayaan
individu/Keluarga
melalui % 65
kunjungan
rumah
Pembinaan PHBS
di tatanan Rumah % 60
Tangga
Cakupan
Pembinaan
Pemberdayaan
Masyarakat
dilihat melalui
% 21
presentase (%)
Strata
Desa/kelurahan
Siaga Aktif
mandiri
Cakupan
pembinaan UKBM
dilihat melalui
presentase(%) % 65
Posyandu strata
Purnama dan
Mandiri
Advokasi
Puskesmas
kepada Kepala
Kali 4
Desa/Kelurahan
,Camat dan
Lintas Sektor
Penggalangan
Kali 3
kemitraan
Orientasi Promosi
kesehatan
% 80
(Promkes) bagi
Kader
Penggunaan
Jenis 5
Media KIE
Pendampingan
Pelaksanaan SMD
% 100
dan MMD tentang
Kesehatan
2 Presentase
kunjungan
Klien/pasien yang
% 6
melaksanakan
konseling ke
Klinik sanitasi
Persentase
Kunjungan
% 78
Rumah Klinik
Sanitasi
Presentase rumah
% 55
sehat
Persentasi
Sanitasi Total
Berbasis % 100
Pelayanan
Masyarakat
Kesehatan
(STBM)
Lingkungan
Persentase sarana
air minum yang
% 100
dilakukan
pengawasan
Persentase
Tempat Tempat
umum % 73
(TTU)memenuhi
syarat Kesehatan
Persentase
Tempat
Pengelolaan
% 46
Makanan (TPM)
yang memenuhi
syarat kesehatan
Persentase
fasilitas
pelayanan
kesehatan yang % 62
mengelola limbah
medis yang
sesuai standar
3
Per 100.000
0
Angka Kematian KH
Ibu
Persentase Ibu
Hamil Mendapat
Pelayanan % 100
Kesehatan Sesuai
Standar
Persentase Ibu
Bersalin
Mendapat
% 100
Pelayanan
Pelayanan Kesehatan Sesuai
Kesehatan Ibu, Standar
Anak Dan Persentase
Keluarga Komplikasi
% 84%
Berencana (Kia- Kebidanan yang
Kb) Ditangani
Persentase
Posyandu yang
% 50%
Melaksanakan
Kelas Ibu
Angka Kematian
% 0
Bayi
Presentase Bayi
Baru Lahir
Mendapat
% 100
Pelayanan
Kesehatan Sesuai
Standar
Persentase Balita
Mendapat
Pelayanan % 100
Kesehatan Sesuai
Standar
Persentase
Komplikasi
% 88%
Neonatal yang
Ditangani
Persentase Balita
Sakit yang
% 83
Mendapat
Pelayanan MTBS
Ibu Hamil
Mempunyai Buku % 100
KIA
Persentase
Sticker P4K yang % 100
terpasang
4 Balita
% 9
Underweight
Balita Stunting % 7.1
Balita Wasting % 5
Ibu Hamil Anemia % 15.5
Ibu Hamil Kurang
Pelayanan Gizi Energi Kronis % 6.5
(KEK)
Bayi dengan
Berat Badan
% 7
Lahir Rendah
(BB<2500gr)
Bayi Usia Kurang
6 Bulan
% 49
mendapat ASI
Eksklusif
Bayi Usia 6 Bulan
mendapat ASI % 49
Eksklusif
Ibu Hamil yang
Mendapatkan
Tablet Tambah
Darah (TTD) % 97
Minimal 90 Tablet
Selama Masa
Kehamilan
Ibu Hamil Kurang
Energi Kronis
(KEK) yang
% 80
Mendapat
Makanan
Tambahan
Balita Kurus yang
mendapat
% tdk ada
Makanan
Tambahan
Persentase Balita
Gizi Kurang % 85
Mendapat
Makanan
Tambahan
Remaja Putri
% 100
Mendapat TTD
Persentase
Remaja Putri usia
12-18 tahun % 100
minum Tablet
Tambah Darah
Bayi Baru Lahir
% 65
mendapat IMD
Balita yang
Ditimbang Berat % 80.5
Badannya (D/S)
Balita Mempunyai
Buku KIA/KMS % 90
(K/S)
Balita Ditimbang
yang Naik Berat % 76
Badannya (N/D)
Balita Ditimbang
yang Tidak Naik
Berat Badannya 2 % tdk ada
Kali Berturut-
turut (2T)
Balita 6 – 59
Bulan Mendapat % 99
Kapsul Vitamin A
Ibu Nifas
Mendapat Kapsul % 97.5
Vitamin A
Rumah Tangga
yang
% 95
Mengkonsumsi
Garam Beriodium
Kasus Balita Gizi
Buruk yang
% 100
Mendapat
Perawatan
Cakupan Ibu
Hamil yang
mengonsumsi
% 100
Tablet Tambah
Darah (TTD)
Minimal 90 Tablet
Selama
Kehamilan
Persentase Bayi
dengan Panjang
% 0
Badan Lahir < 48
Cm (Stunting)
Persentase
Puskemas
% tdk ada
Melaksanakan
Surveilans Gizi
Persentase
Puskesmas
Mampu
% tdk ada
Tatalaksana Gizi
Buruk pada
Balita
P2PM
5 Persentase
rumah/bangunan % 95.5
bebas jentiK
P2BB DBD Angka kesakitan
per 100.000
DBD / Insiden <70
penduduk
Rate (IR) DBD
Angka kematian
atau Case Fatality % <1
Rate (CFR) DBD
6 Angka Mikro
% <1
Filaria rate
Cakupan anak
usia 1-12 tahun
P2BB FILARIASIS % >85
yang minum obat
cacing
Persentase tata
laksana kasus
% 100
filariasis sesuai
standar
7 Presentase
tatalaksana
kasus GHPR
P2BB ZOONOSIS % 100
(Gigitan Hewan
Penyebab Rabies)
sesuai standart
8 Penatalaksanaan
P2ML ISPA % 100
Ispa/Pnemonia
sesuai dengan
standart
9 Penatalaksanaan
P2ML DIARE diare sesuai % 100
dengan standart
10 RFT pasien kusta
P2ML KUSTA % 100
yang ditangani
11 Pelayanan
Kesehatan orang
P2ML HIV dengan risiko % 100
terinfeksi HIV
sesuai standar
12 Pelayanan
Kesehatan Orang % 100
Terduga TBC
Penemuan Kasus
Baru Pasien TB per 100.000
107
BTA positif ( CDR penduduk
)
penemuan semua
per 100.000
Kasus Baru 462
penduduk
Pasien TB ( CNR )
Angka
Kesembuhan ( % 90
P2ML TB
cure rate )
Pengobatan
lengkap (succes % 87
rate)
Cakupan
Penemuan TB % 85
Resisten Obat
Keberhasilan
pengobatan TB % 75
Resisten Obat
Angka Pasien TB
yang mengetahui % 85
status HIV
Penemuan Kasus
% 152
baru TB anak
Cakupan
pemberian obat
Profilaksis Tb (
% 55
INH )
SURVAILANS
13 Kelengkapan
laporan SKDR
(Sistem
% >95
Kewaspadaan
Dini dan Respon)
(mingguan)
Survailans
Ketepatan
Penyakit
Laporan SKDR % >85
Potensial
(mingguan)
Klb/Wabah
Ketepatan
Laporan STP
(Surveilans % 100
Terpadu Penyakit)
(Bulan)
Cakupan KLB
Tertangani
% 100
kurang dari 24
Jam
14 Persentase
pembinaan Calon
% 90
Jemaah haji
masa tunggu
Persentase
Pembinaan Calon
Survailans Haji Jemaah haji % 100
masa
keberangkatan
Persentase
pengumpulan
K3JH (Kartu
% 100
Kewaspadaan
Kesehatan
Jemaah Haji)
15 IMUNISASI
Imunisasi Bayi Cakupan
Universal Child
Immunization % 80
(UCI)
Desa/Kelurahan
Persentase
imunisasi % 95
Hepatitis B 0-7 hr
Persentase
% 95
imunisasi BCG
Persentase
% 95
imunisasi Polio 1
Persentase
% 95
imunisasi Polio 2
Persentase
% 95
imunisasi Polio 3
Persentase
% 95
imunisasi Polio 4
Persentase
imunisasi DPT- % 95
HB-Hib 1
Persentase
imunisasi DPT- % 95
HB-Hib 2
Persentase
imunisasi DPT- % 95
HB-Hib 3
Persentase
imunisasi % 95
Campak/MR
Persentase
Imunisasi Dasar % 95
Lengkap (IDL)
Persentase
% 95
imunisasi TT 1
Imunisasi Ibu Persentase
% 95
Hamil im,unisasi TT 2
Persentase
% 95
imunisasi TT 3
Persentase
% 95
imunisasi TT 4
Persentase
% 95
imunisasi TT 5
Persentase
Imunisasi
% 95
Campak /
Bulan Imunisasi Measles Rubella
Anak Sekolah Persentase
% 98
(BIAS) imunasasi DT
Persentase
imunisasi Td % 98
Kelas 2
Persentase
imunisasi Td % 98
Kelas 3/5
16 Persentase Warga
15-59 tahun yang
mendapatkan
% 100
pelayanan
kesehatan sesuai
standar
Persentase
penderita
Hipertensi yang
mendapatkan % 100
P2PTM pelayanan
kesehatan sesuai
standar
Persentase
Pelayanan
Kesehatan
% 100
Penderita
Diabetes Melitus
sesuai standar
Jumlah
Kelurahan yang
melaksanakan % 100
pelayanan
Posbindu PTM
17 Persentase
keluarga tidak
sehat meningkat
% 35
kemandiriannya
(Keluarga Mandiri
Level IV)
Jumlah kelompok
berkebutuhan
Pelayanan
khusus beresiko
Keperawatan
tinggi masalah
Kesehatan
kesehatan yang klompok 3
Masyarakat
mendapatkan
asuhan
keperawatan
kelompok
Persentase kasus
resiko tinggi
kesehatan yang
% 15
mendapatkan
pelayanan
Homecare
PENGEMBANGAN
18 Presentase ODGJ
Berat yang
Pelayanan
mendapatkan
Promosi % 100
pelayanan
Kesehatan Jiwa
kesehatan sesuai
standar
19 Pelayanan
Kesehatan
Pelayanan % 65
Tradisional dan
Kesehatan
Komplementer
Tradisional dan
Presentase
Komplementer
Penyehat
% 100
Tradisional
Terdaftar/Berizin
20 Presentase
pembinaan upaya
% 35
Pelayanan kesehatan kerja
Kesehatan Kerja di sektor formal
Pembentukan Pos
UKK disektor POS UKK 1
Informal
Presentase
kelompok
olahraga % 75
masyrakat yang
dibina
Presentase TKJ
Pelayanan
Calon Jemaah
Kesehatan Olah % 80
Haji Kota
Raga
sukabumi
Presentase
tempat kerja
formal yang
melaksanakan % 3
kegiatan Tes
Kebugaran
Jasmani
21 Presentase
jumlah kasus
Pelayanan katarak yang % 100
Kesehatan Indra ditangani sesuai
standar
Presentase
% 4.5
jumlah deteksi
dini gangguan
penglihatan
22 Presentase
Pelayanan
Pelayanan
Kesehatan Lanjut % 100
kesehatan pada
Usia (Lansia)
usia lanjut
23 Presentase anak
usia pendidikan
dasar yang
mendapatkan % 100
Pelayanan skrining
Kesehatan Anak kesehatan sesuai
Usia Sekolah dan
standar
Remaja
Pemberian tablet
(AUSREM)
tambah darah % 30%
pada Rematri
Jumlah Model
Sekolah 2
Sekolah Sehat
Jumlah Posyandu Posyandu
1
Remaja remaja
Presentase
% 10%
dokcil/KKR
LAMPIRAN 6 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKAKARYA
NOMOR : 001 TAHUN 2023
TENTANG : INDIKATOR– INDIKATOR PUSKESMAS
SUKAKARYA

5. INDIKATOR UKPP

JENIS
N STANDA
PELAYANA INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
O R
N
1 Pendaftaran Angka Angka Kontak adalah 150
Kontak kontak pasien JKN yang
terdaftar mendapatkan
pelayanan kesehatan
(baik sehat maupun sakit)
baik dalam gedung
maupun di luar gedung.
Rasio penyakit kronis masuk 100%
Peserta Prolanis yaitu penyakit
Prolanis Diabetes Mellitus dan
Rutin Hipertensi mendapatkan
Berkunjung pemantauan kesehatan
ke FKTP melalui edukasi,
pemeriksaan penunjang
dan pelayanan obat
secara rutin.
Nilai Rujukan:
<5% = 100%
2 Rekam Kelengkapa Rekam medik yang 100%
Medis
n Identitas lengkap dalam 24 jam
Rekam setelah selesai pelayanan,
Medik diisi oleh petugas
JENIS
N STANDA
PELAYANA INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
O R
N
Pasien pendaftaran (nama,
Rawat Jalan nomor rekam medik,
tanggal lahir, jenis
kelamin, alamat, no.
kartu BPJS)
Kelengkapa selesai pelayanan, diisi 100/%
n Isi Rekam oleh tenaga medis atau
Medik paramedik (identitas,
Rawat Jalan SOAP, KIE, Askep,
diagnosis, Kode ICD X,
kajian sosial, pengobatan,
dan tanda tangan )
3 Rujukan Rasio Kasus non spesialistik 100%
Rujukan adalah kasus terkait 144
Rawat jalan diagnosa yang harus
Non ditangani di puskesmas
Spesialistik serta kriteria Time-Age-
Complication_Comorbidit
y (TACC).
Rasio Kasus non spesialistik 100%
Peserta adalah kasus terkait 144
Prolanis diagnosa yang harus
Rutin ditangani di puskesmas
Berkunjung serta kriteria
ke FKTP
JENIS
N STANDA
PELAYANA INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
O R
N
4 Pemeriksa Penggunaan Presentase penggunaan 68%
obat
antibiotika pada
rasional
(POR) penatalaksanaan kasus
ISPA non pneumoni, diare
non spesifik, injeksi pada
penatalaksanaan kasus
myalgia dan rerata item
obat per lembar resep
terhadap seluruh kasus.
5 Laboratoriu Kesesuaian Pemeriksaan mutu 100%
m
Hasil pelayanan laboratorium
Pemeriksaa memenuhi +2SD atau -
n Baku 2SD (Standar Deviasi)
Mutu dilaksanakan intern oleh
Internal petugas Laboratorium
(PMI)
Kesesuaian Pemeriksaan mutu 100%
Hasil pelayanan laboratorium
Pemeriksaa memenuhi +2SD atau -
n Baku 2SD (Standar Deviasi)
Mutu dilaksanakan intern oleh
Eksternal petugas Laboratorium
(PME) dan diawasi oleh Petugas
Laboratorium Pusat yang
di telah ditunjuk
6 Farmasi Kepatuhan Kepatuhan petugas 100%
Terhadap melakukan identifikasi
identifikasi pasien minimal nama dan
JENIS
N STANDA
PELAYANA INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
O R
N
pasien saat alamat pada saat
pemberian memberikan obat di
obat di ruang farmasi
farmasi
Penyimpana Penyimpanan dan 100%
n dan pelabelan obat yang
pelabelan mempunyai nama dan
obat LASA sediaan hampir sama
dan high (LASA/look Alike Sound
alert di Alike) dan high alert (obat
ruang yang beresiko tinggi) di
farmasi dan ruang farmasi dan
Gudang Gudang obat
obat
Pengkajian formulir resep yang diisili 100%
dan lengkap meliputi:

Pelayanan 1. Nama,umur, jenis

Resep kelamin, BB pasien,


alamat, dan nomor RM
2. Nama dan paraf dokter
3. Tanggal resep
4. Ruangan/unit asal
resep
Lembar Kontrol Pemberian
Obat meliputi:
1. Benar obat
2. Benar dosis
3. Benar Pasien
JENIS
N STANDA
PELAYANA INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
O R
N
4. Benar cara pemberian
obat
5. Benar waktu
6. Konseling
Pemberian Informasi Obat
(PIO) meliputi:
1. Cara Pakai
2. Aturan pakai
3. Efek Samping
4. Penyimpanan
Interaksi Obat
LAMPIRAN 7: KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKAKARYA
NOMOR : 001 TAHUN 2023
TENTANG : INDIKATOR– INDIKATOR PUSKESMAS
SUKAKARYA

6. INDIKATOR PKP PUSKESMAS

A. Proses Penyusunan Perencanaan, Penggerakan Pelaksanaan, Dan


Pelaksanaan PKP
1 Input Adanya Dokumen Laporan 2
Dokumen Tahunan dan Profil Dokume
Laporan Puskesmas tersusun tepat n
Tahunan dan waktu yaitu pada awal
Profil januari sebagai bahan
Puskesmas untuk pembuatan PTP 2
Tahun yang akan datang
2 Penyusunan Dokumen PTP Tahun 1
PTP berjalan tersusun tepat dokume
waktu yaitu pada awal n
tahun di bulan JANUARI
3 Penyusunan Dokumen Visi, Misi, Tata 1
Visi, Misi, Tata Nilai Puskesmas dokume
Nilai n
4 Proses Pelaksanaan Pra Lokakarya Mini 12
Pra Lokakarya bulanan dilaksanakan kali/tah
Mini Bulanan oleh Admen, UKM dan un
Puskemsas UKP setiap bulan 1 x di
minggu pertama sebelum
lokakarya mini bulanan
5 Pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan 12
Lokakarya Mini Puskesmas dilaksanakan kali/tah
Bulanan setiap bulan melalui un
Puskesmas proses sesuai Kerangka
Acuan Pelaksanaan
Kegiatan Lokakarya Mini
Bulanan Puskesmas
6 Pelaksanaan Lokakarya Mini 4
Lokakarya Mini Triwulanan Puskesmas kali/tah
Triwulanan dilaksanakan setiap tiga un
Puskesmas bulan melalui proses
dengan Lintas sesuai Kerangka Acuan
Sektor Pelaksanaan Kegiatan
Lokakarya Mini Bulanan
Puskesmas
7 Output Penyusunan Dokumen PKP tersusun 1
PKP tepat waktu yaitu pada dokume
Bulan Januari n
8 Outcome Indeks Adanya penyusunan IKM 1
Kepuasan dokume
Masyarakat n
B. MANAJEMEN SUMBER DAYA KESEHATAN
a
Pemenuhan Sarana Prasarana dan Alat Puskesmas
.
Update data ASPAK
Input Data 1
Puskesmas minimal 1
1 ASPAK dokume
tahun sekali pada minggu
Puskesmas n
pertama Januari
Input Perencanaan Dokumen RKA Puskesmas
Pengadaan tersusun tepat waktu 1
2 Barang dan pada akhir tahun atau dokume
Jasa bulan desember n
Puskesmas
Pengadaan Pengadaan Barang dan
Barang dan Jasa Puskesmas
Dokume
Jasa Terlaksana sesuai jadwal
3 Proses n
Puskesmas dan RKA yang telah dibuat
BarJas
(Barang, Modal,
dan Konstruksi)
Kelengkapan sarana
a. Pemenuhan
Puskesmas harus
4 Sarana
memenuhi 100% dari yang ─
Puskesmas
disyaratkan
Kelengkapan sarana
b. Pemenuhan
Puskesmas harus
5 Output Prasarana
memenuhi minimal 95% ─
Puskesmas
dari yang disyaratkan
Kelengkapan sarana
c. Pemenuhan Puskesmas harus
6
Alat Puskesmas memenuhi minimal 45% ─
dari yang disyaratkan
Indeks
Kepuasan 1
7 Outcome Masyarakat Adanya penyusunan IKM dokume
n
b
Pemenuhan Kebutuhan Obat Puskesmas
.
Dokumen Data Dokumen Data Kebutuhan
Kebutuhan Obat Puskesmas tersusun 1
1 Obat tepat waktu yaitu akhir Dokume
Puskesmas tahun atau bulan n
Input Tahunan Desember
Dokumen RKO Dokumen Data Rencana
1
Puskesmas Kebutuhan Obat (RKO)
2 Dokume
Tahunan Puskesmas tersusun tepat
n
waktu yaitu Desember
Pengadaan Pengadaan Barang dan Dokume
Barang dan Jasa Puskesmas n Barjas
Jasa Terlaksana sesuai jadwal (Pengada
3 Proses
Puskesmas dan RKA yang telah dibuat an Obat
(Obat dan dan
BMHP) BMHP)
Pencapaian
Kebutuhan Terpenuhinya kebutuhan
4 Output
Obat obat dan BMHP ─
Puskesmas Puskesmas sesuai RKO
Indeks 1
Adanya penyusunan IKM
5 Outcome Kepuasan dokume
Masyarakat n
c
Pemenuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan Puskesmas
.
Adanya
1 Struktur Sesuai Permenkes 43 th
Organisasi 2019
Adanya Uraian
Tugas dan
2 Tupoksi
Pegawai yang Sesuai dengan kompetensi
ditetapkan petugas
3 Adanya DUK Sesuai dengan jadwal
Input Adanya Daftar
4 Nominatif Setahun sekali dibuat
Pegawai ulang
Adanya Arsip Lengkap sesuai jumlah
5
Kepegawaian karyawan 32 arsip
Adanya
Dokumen
6 Perencanaan 1
SDMK kali/tah
Puskesmas ABK un
Adanya Disusunnya DUPAK 1
7 Dokumen Pegawai oleh setiap kali/tah
DUPAK Pegawai Pegawai un
Adanya daftar absensi
Adanya Daftar 12
pegawai setiap hari
8 Absensi dokume
dengan persentasi
Pegawai n
kehadiran
Adanya Daftar Adanya daftar cuti
9
Cuti Pegawai pegawai
Adanya
Proses dokumen Terlaksananya kenaikan
1 Sesuai
pengajuan naik golongan/pangkat pegawai
0 DUK
pangkat/golong tepat waktu
an pegawai
Dilaksanakannya proses
pengadaan pegawai sesuai
Adanya Proses minimal
perencanaan SDMK
1 Pengadaan 1
melalui proses pengajuan
1 Pegawai sesuai kali/tah
ke Dinas Kesehatan
kebutuhan un
maupun Rekruitmen
Pegawai
Terpenuhinya SDMK
Terpenuhinya
1 Puskesmas sesuai dengan Sesuai
SDMK
2 Analisis Beban Kerja ABK
Puskesmas
Pegawai
Output Terpenuhinya SKP setiap
Tersusunnya Pegawai setiap Tahun 1
1
SKP setiap dengan hasil akhir kali/tah
3
Pegawai minimal "BAIK" untuk un
setiap Pegawai
Indeks 1
1 Adanya penyusunan IKM
Outcome Kepuasan dokume
4
Masyarakat n
C. MANAJEMEN KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA / DAERAH
Terbentuknya Struktur 1
Organisasi dan Petugas dokume
Pengelola Keuangan dan n
1 Input Barang Puskesmas 1
beserta Uraian Tugas dan dokume
Tupoksinya pada awal n/
setiap awal tahun tahun
Laporan a. Minimal 1
2 Proses Keuangan terselenggara 1 kali/tah
disusun dan tahun sekali un 1
dilaporkan b. Laporan dokume
tepat waktu administrasi n/bulan
Pengelolaan Barang
dilaporkan tepat
waktu setiap 6
bulan

Adanya
kebutuhan dan Dokumen kegiatan SMD
2
harapan dan MMD yang memuat
3 Output dokume
masyarakat Harapan Kebutuhan
n
dari tiap Masyarakat
kelurahan
Indeks 1
Adanya penyususnan IKM
4 Outcome Kepuasan dokume
Masyarakat n
D. MANAJEMEN PERMBERDAYAAN MASYARAKAT
Adanya petugas
penanggungjaw
Adanya 2 orang bidan 2 bidan
1 Input ab setiap
wilayah penanggungjawab wilayah
Kelurahan
sesuai standar
a. Laporan Capaian PAD 12
dilaporkan tepat waktu kali/tah
setiap bulan un
b. Laporan Keuangan JKN 12
dilaporkan tepat waktu kali/tah
Terselenggaran
setiap bulan un
ya SMD dan
2 Proses c. Laporan Keuangan
MMD di setiap 4
Operasional dilaporkan
desa kali/tah
tepat waktu setiap
un
triwulan
4
d. Laporan Keuangan BOK kali/tah
dilaporkan pertriwulan un
Pemenuhan Terpenuhinya
Pemeliharaan Pemeliharaan dan
Sesuai
3 Output Sarana, Kalibrasi Sarana,
jadwal
Prasarana dan Prasarana, Alat
Alat Puskesmas Puskesmas sesuai Jadwal
Indeks
1
Kepuasan Adanya penyusunan IKM
4 Outcome dokume
Masyarakat dengan hasil BAIK
n
E.MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI
Adanya sarana Menggunakan merbagai
dalam media seperti media cetak
1 Input
penyampaian (leaflet), teknologi (WA, FB,
datin Ig)
Pemenuhan
media seperti Terpenuhinya media
media cetak seperti media cetak
Proses
(leaflet), (leaflet), teknologi (WA, FB,
teknologi (WA, Ig)
2 FB, Ig)
Adanya media
seperti media
Leaflet tersedia, WA, FB, Tampila
Output cetak (leaflet),
Instagram online n Data
teknologi (WA,
3 FB, Ig)
Indeks 1
4 Outcome Kepuasan Adanya penyusunan IKM dokume
Masyarakat n
F. MANAJEMEN PROGRAM
Adanya petugas Petugas penanggungjawab
penanggungjaw program sesuai
1 Input
ab setiap kompetensi masing-
program masing program
Adanya Pra Lokbul (Pertemuan
pertemuan dilaksanakan setiap bulan
12
rutin setiap membahas sasaran,
2 Proses kali/tah
pemegang target, capaian program,
un
program sesuai evaluasi, analisis dan
standar perencanaan)
Dokumen
laporan
Laporan program dan
bulanan < tgl
3 Output analisis serta RTL selesai
program ,hasil 5/bulan
tepat waku
analisis dan
RTL
Indeks
4 Outcome Kepuasan Adanya penyusunan IKM
Masyarakat
G. MANAJEMEN MUTU PELAYANAN
Tersusunnya awal
1 indikator mutu Indikator mutu disusun 1 tahun
Input setiap layanan tahun sekali berjalan
2
Terselanggaran Dilaksanakan setiap 6 kali/tah
ya RTM bulan un
Terselenggaran 1
2
ya Kegiatan Kaji Dilaksanakan sekali kali/tah
Proses
Banding Mutu setahun un
Terselenggaran
ya Survei 2
Kepuasan Dilaksanakan setiap 6 kali/tah
Pelanggan bulan un
Adanya dokumen : RTM,
Audit Internal, Rekap
3
Dokumen Kotak Saran,Kotak
Output Kegiatan mutu Kepuasan, Buku Keluhan
Indeks 1
4 Kepuasan Adanya penyusunan IKM dokume
Outcome Masyarakat n
H. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
N JENIS
O UKM KRITERIA INDIKATOR NILAI
1 Promosi Input ketersediaan tenaga 100%
kesehatan promkes di Puskesmas
sesuai persyaratan pmk
no 43/2019
Ketersediaan KIT ≥ 90 %
Penyuluhan
Proses Pelaksanaan kegiatan 5
penyuluhan kesehatan
diluar gedung sesuai
rencana
Pelaksanaan kegiatan ≥ 90 %
penyuluhan kesehatan
didalam gedung sesuai
rencana
Output Cakupan PHBS RT ≥ 65 %
Cakupan PHBS Instansi ≥ 80%
Pendidikan
Cakupan Penyuluhan 100%
Luar Gedung
Cakupan desa siaga aktif ≥ 80 %
2 Kesehatan Input ketersediaan tenaga
Lingkunga kesling di Puskesmas
n sesuai persyaratan pmk
no 43/2019
Proses Pelaksanaan kunjungan ≥ 90 %
rumah sesuai rencana
Pelaksanaan pemantauan ≥ 90 %
jentik
Pelaksanaan pembinaan ≥ 90 %
makanan jajanan sekolah
Pelaksanaan insfeksi ≥ 90 %
sanitasi sekolah
Output Cakupan pemeriksaan ≥ 75 %
TTU
Cakupan pengawasan ≥ 75 %
tempat pengolahan
makanan
3 Kesehatan Input ketersediaan tenaga bidan 100%
Ibu dan di semua kelurahan
Anak
ketersediaan tenaga bidan 100%
di Puskesmas sesuai
persyaratan pmk no
43/2019
Proses Kepatuhan pelayanan ≥ 100 %
ANC sesuai prosedur 10T
Pelaksanaan, Pelayanan ≥ 100 %
ibu hamil, neonatus, ibu
nifas di Posyandu sesuai
prosedur
Melakukan pembinaan ≥ 100 %

Output Cakupan K1 ≥ 100 %


Cakupan K4 ≥ 100 %
Pertolongan Nakes ≥ 100 %
Cakupan kunjungan Bayi ≥ 100 %
dan Balita
Cakupan resiko tinggi 88%
neonatus bayi
Cakupan ibu bersalin, ibu 84%
nifas
4 Pelayanan Input ketersediaan tenaga gizi 100%
Gizi di Puskesmas sesuai
persyaratan pmk no
43/2019
Proses Balita Gizi buruk yanng 100%
mendapat perawatan
Pelaksanaan klinis ≥ 80 %
konsultasi gizi sesuai
dengan prosedur
Pelaksanaan posyandu ≥ 80 %
(penimbangan balita)
sesuai dengan rencana
Output Cakupan klinik 100%
konsultasi gizi
pencapaian SKDN ≥ 90 %

5 Pencegaha Input ketersediaan tenaga 100%


n Penyakit Surveilans yang
berkoordinasi dengan
program terkait di
Puskesmas sesuai
persyaratan pmk no
43/2019
Proses Penderita Keracunan 100%
ditangani dan di observasi
Penderita Kasus KLB 100%
ditangani dan di observasi
Penderita Bencana 100%
ditangani dan di observasi
Penderita DBD yang 100%
ditangani
Output AFP rate per 1000 ≥ 90 %
penduduk < 15 tahun
Penemuan penderita 100%
pneumonia Balita
Cakupan Screening Kasus 100%
Baru
Penemuan Pasien BTA ≥ 90 %
negatif Rongsen Positif
Penemuan pasien batuk ≥ 90 %
TB BTA positif
Layanan Rehidrasi Oral 100%
Aktif (LROA)
Penemuan penderita diare 100%
Balita
Cakupan Kelurahan yang 100%
mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan
epidemologi < 24 jam
Cakupan Screening Usia 100%
15-59 tahun
Cakupan desa / ≥ 95 %
kelurahan UCI

6 AUSREM Input ketersediaan tenaga 100%


untuk AUSREM di pegang
Perawat

Proses
Pemeriksaan Kesehatan 100%
Anak
Screening Penjaringan 100%
Anak Sekolah
Melakukan pembinaan 100%

Output Pelayanan Penjaringan 100%


Kesehatan anak sekolah
kelas 1-9

7 LANSIA Input ketersediaan tenaga


Lansia di Puskesmas
sesuai persyaratan pmk
no 43/2019
Proses Melakukan Pemantauan 100%
Kesehatan Lansia
Screening Lansia 100%
Pembinaan Posbindu 100%
Home Care Lansia Resiko 100%
Tinggi
Output Cakupan Lansia yang 100%
dilayani
Cakupan Kelompok 100%
Lansia yang di bina

8 JIWA Input ketersediaan tenaga 100%


petugas Jiwa di
Puskesmas sesuai
persyaratan pmk no
43/2019
Ketersediaan KIT ≥ 90 %
Penyuluhan
Proses Deteksi Dini gangguan ≥56%
Jiwa
Mencegah Pemasungan 100%
Memonitoring Kepatuhan 100%
Minum Obat
Melakukan Sosialisasi ≥ 90 %
Jiwa
Output Deteksi Dini gangguan ≥ 65 %
Jiwa
9 INDRA Input ketersediaan tenaga
petugas di Puskesmas
sesuai persyaratan pmk
no 43/2019
Proses
melakukan Pemeriksaan ≥ 90 %
Mata
Pelaksanaan pembinaan ≥ 90 %
Kesehatan Mata pada
Anak

Output Cakupan Screening 18%


Katarak
LAMPIRAN 8 : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKAKARYA
NOMOR : 001 TAHUN 2023
TENTANG : INDIKATOR MUTU DAN PENILAIAN KINERJA
PUSKESMAS SUKAKARYA

7. PROFIL INDIKATOR

a) Profil Indikator Mutu

1. Profil Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan di


Puskesmas
a. Kepatuhan Kebersihan Tangan

Judul Kepatuhan kebersihan tangan


Indikator

Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang


Pemikiran Keselamatan Pasien

2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

3. Keputusan Menteri Kesehatan tentang


Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Coronavirus Disease
2019 (Covid-19)

4. Puskesmas harus memperhatikan


kepatuhan seluruh pemberi pelayanan
dalam melakukan cuci tangan sesuai
dengan
ketentuan WHO.
Dimensi Keselamatan
Mutu
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan
kesehatan sebagai dasar untuk
memperbaiki dan meningkatkan
kepatuhan agar dapat menjamin
keselamatan pasien dengan cara
mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan
kesehatan.
Definisi 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan
Operasion mencuci tangan menggunakan sabun
al dan air mengalir bila tangan jelas kotor
atau terkena cairan tubuh, atau
menggunakan alkohol (alcohol-based
handrubs) bila tangan tidak
tampak kotor.
2. Kebersihan tangan dilakukan dengan 5
indikasi (Five moments) menurut WHO
dan 5 indikasi sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)

3. Kebersihan tangan dilakukan dengan


cara 6 langkah menurut WHO.

4. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan


adalah penilaian kepatuhan terhadap
petugas yang melakukan kebersihan
tangan sesuai dengan indikasi yang
terdiri dari :

a. Sebelum kontak dengan pasien,


yaitu sebelum menyentuh pasien
(permukaan tubuh atau pakaian
pasien).

b. Sesudah kontak dengan pasien


yaitu setelah menyentuh pasien
(permukaan tubuh atau pakaian
pasien ).

c. Sebelum melakukan prosedur


aseptik contoh: Pemasangan intra
vena kateter (infus), perawatan
luka, pemasangan kateter urin,
suctioning, pemberian suntikan dan
lain lain

d. Setelah bersentuhan dengan cairan


tubuh pasien seperti muntah,
darah, nanah, urin, feces, produksi
drain, dan setelah melepas sarung
tangan

e. Setelah bersentuhan dengan


lingkungan pasien meliputi:
menyentuh tempat tidur pasien,
linen yang terpasang di tempat
tidur, alat-alat di sekitar pasien
atau peralatan lain yang
digunakan pasien, kertas/lembar
untuk menulis yang ada di sekitar
pasien.
f. Melepas sarung tangan steril

g. Melepas APD

h. Setelah kontak dengan permukaan


benda mati dan objek termasuk
peralatan medis

i. Setelah melepaskan sarung tangan


steril.

j. Sebelum menangani obat-obatan


atau menyiapkan makanan.

5. Pemberi pelayanan kesehatan yang


dinilai adalah semua tenaga medis dan
tenaga kesehatan yang bertugas di
ruang pelayanan/perawatan pasien
serta tenaga penunjang yang bekerja
sebagai cleaning service, pemulasaran
jenazah, sopir ambulan, dan tenaga
penunjang yang kontak erat dengan
pasien / spesimen.

6. Observer adalah orang yang paham


dan memiliki kompetensi untuk
melakukan penilaian kepatuhan
kebersihan tangan dengan metode dan
tool yang telah
ditentukan.
7. Pengamatan dilakukan selama
maksimal 15 menit dalam satu periode
pengamatan
8. Peluang adalah indikasi kebersihan
tangan dalam 15 menit periode
pengamatan.

Jenis Proses
Indikator
Satuan Persentase
Pengukur
an
Numerator Jumlah peluang kebersihan tangan
(pembilang) yang dilakukan sesuai indikasi

Denominator Jumlah peluang kebersihan tangan yang


(penyebut) seharusnya dilakukan dalam satu periode
pengamatan/observasi.

Target ≥ 85%
Pencapaian

Kriteria: Kriteria Inklusi :

Seluruh tenaga medis dan tenaga


kesehatan yang bertugas di ruang
pelayanan/ perawatan pasien serta tenaga
penunjang yang bekerja sebagai cleaning
service, pemulasaran jenazah, sopir
ambulan, dan tenaga penunjang yang
kontak erat dengan pasien/spesimen yang
akan di observasi
Kriteria
Ekslusi : Tidak
ada

Formula Jumlah peluang kebersihan tangan yang dilakukan


sesuai indikasi x 100%
Jumlah peluang kebersihan tangan
yang seharusnya dilakukan dalam
satu periode pengamatan/observasi
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpul
an
Data
Sumber Data Hasil observasi

Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan


Pengambilan
Data

Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah


statistik
Frekuensi Harian
Pengumpul
an Data

Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan


Pelaporan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis
Data
Penyajian  Tabel
Data
 Control chart Run chart

Penanggun Penanggung jawab mutu


g Jawab

b. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Judul Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung


Indikator
Diri (APD)

Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI


Pemikiran
tentang Keselamatan Pasien

2. Peraturan Menteri Kesehatan


tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia tentang Pedoman
Pencegahan Dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)

4. Pedoman Kementerian Kesehatan


tentang Petunjuk Teknis Alat Pelindung
Diri (APD).

5. Puskesmas harus memperhatikan


kepatuhan pemberi pelayanan dalam
menggunakan APD
sesuai dengan prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan, Efektif

Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas


Puskesmas dalam menggunakan APD

2. Menjamin keselamatan petugas dan


pengguna layanan dengan cara
mengurangi risiko infeksi.

Definisi 1. Alat pelindung diri (APD) adalah


Operasional perangkat alat yang dirancang sebagai
penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat, cair, atau udara untuk
melindungi pemakainya dari cedera
atau penyebaran infeksi atau penyakit.

2. APD digunakan sesuai dengan standar


dan indikasi

3. Indikasi penggunaan APD adalah jika


melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran
mukosa terkena atau
terpercik darah atau cairan tubuh
atau kemungkinan pasien
terkontaminasi dari petugas.

4. Kepatuhan penggunaan APD adalah


kepatuhan petugas dalam
menggunakan APD sesuai standar dan
indikasi.

5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD


adalah penilaian yang dilakukan
terhadap petugas dalam menggunakan
APD saat melakukan prosedur
pelayanan kesehatan.

6. Observer adalah orang yang


melakukan
pengamatan terhadap kepatuhan
kepada petugas.
Jenis Proses
Indikator
Satuan Persentase
Pengukuran

Numerator Jumlah petugas yang menggunakan APD


(pembilang) sesuai indikasi dan standar dalam periode
pengamatan
Denominator Jumlah petugas yang diamati
(penyebut)

Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:

Semua petugas yang terindikasi


harus menggunakan APD

Kriteria Eksklusi:Tidak ada

Jumlah petugas yang menggunakan APD sesuai


Formula indikasi
dan standar dalam periode pengamatan
Jumlah petugas yang diamati
X 100 %

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data

Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui


observasi
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data

Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah


statistik
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data

Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan


Pelaporan Data

Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan


Analisis Data

Penyajian Data  Tabel

 Control chart Run chart

Penanggung Penanggung jawab mutu


Jawab
c. Kepatuhan Identifikasi Pengguna Layanan
Judul Kepatuhan Identifikasi Pengguna Layanan
Indikator

Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI

Pemikiran tentang Keselamatan Pasien


2. Peraturan Menteri Kesehatan RI
tentang Puskesmas

3. Ketepatan identifikasi pengguna


layanan merupakan sasaran
keselamatan pasien yang pertama.
Yang dimaksud dengan keselamatan
pasien adalah keselamatan pengguna
layanan. Ketepatan identifikasi
menjadi sangat penting untuk
menjamin keselamatan Pengguna
Layanan selama proses pelayanan
dan mencegah insiden keselamatan
pengguna layanan.

4. Untuk menjamin ketepatan identifikasi


pengguna layanan maka diperlukan
indikator yang mengukur dan
memonitor tingkat kepatuhan pemberi
pelayanan dalam melakukan proses
identifikasi. Sehingga pemberi
pelayanan akan menjadikan
identifikasi sebagai proses rutin dalam
proses pelayanan.
Dimensi Keselamatan
Mutu
Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi
layanan
dalam melaksanakan identifikasi
pengguna layanan pada proses
pelayanan.

Definisi 1. Pengguna layanan adalah pasien,


Operasional keluarga, sasaran, kelompok
masyarakat dan lintas sektor
2. Identifikasi pengguna layanan secara
benar adalah proses mencocokkan
identitas pengguna layanan dengan
menggunakan minimal dua dari tiga
identitas yang tidak pernah berubah.
Misalnya nama, tanggal lahir, nomor
rekam medik, NIK sesuai dengan yang
ditetapkan di Puskesmas

3. Proses identifikasi pengguna layanan


oleh petugas dilakukan dengan
mencocokkan antara identitas yang
tertera di dokumen dengan hasil
klarifikasi pada pengguna layanan
secara visual dan atau verbal.

4. Peluang adalah indikasi dilakukan


identifikasi pengguna layanan secara
benar pada saat :

a. Pendaftaran

b. Sebelum tindakan

c. Penyerahan hasil laboratorium

d. Penyerahan obat

Jenis Proses
Indikator

Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah proses identifikasi yang
(pembilang) dilakukan secara benar

Denominator Jumlah pengguna layanan yang


(penyebut) mendapatkan pelayanan di puskesmas

Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:

Semua pengguna layanan yang


mendapatkan pelayanan di Puskesmas

Kriteria Eksklusi: Tidak ada eksklusi


Formula

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Data Primer

Instrumen Formulir observasi


Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah
statistik
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis Data

Penyajian  Tabel
Data
 Control chart Run chart
Penanggung Penanggung Jawab Mutu
Jawab

d. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua


kasus Sensitif Obat (SO)

Judul Angka keberhasilan pengobatan pasien TB


Indikator
semua kasus Sensitif Obat (SO)

Dasar 1. Peraturan Presiden RI tentang RPJMN

Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI


tentang Penanggulangan Tuberkulosis
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Puskesmas

4. Angka keberhasilan pengobatan pasien


TB semua kasus minimal 90% dengan
memperhatikan upaya penurunan
angka putus berobat, gagal, meninggal
dan pasien
tidak dilakukan evaluasi.
Dimensi Mutu Efisien, Efektif, Tepat Waktu

Tujuan Untuk mengetahui jumlah


keberhasilan pengobatan pasien
TB semua kasus sensitif obat
dan mengurangi angka penularan
penyakit TB
Definisi 1. Tuberculosis yang selanjutnya
Operasional
disingkat TB adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yang dapat menyerang
paru dan organ lainnya.
2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita
TB yang berdasarkan hasil
pemeriksaan uji kepekaan atau Tes
Cepat Mikroskopis (TCM) menunjukan
hasil masih sensitif terhadap obat anti
tuberculosis (OAT) lini 1 (pertama)

3. Obat anti tuberculosis (OAT) lini 1


adalah obat anti tuberculosis yang
terdiri dari Isoniazid (H), Rifampisin (R),
Pirazinamid (Z), Etambutol (E) dan
Streptomisin (S).

4. Angka keberhasilan pengobatan pasien


TB adalah angka yang menunjukkan
persentase semua pasien TB yang
sembuh dan pengobatan lengkap
diantara semua pasien TB yang diobati
dan dilaporkan sesuai dengan
periodisasi waktu pengobatan TB.
Angka ini merupakan penjumlahan
dari angka kesembuhan semua kasus
dan angka pengobatan lengkap semua
kasus yang menggambarkan kualitas
pengobatan TB.

5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan


hasil pemeriksaan bakteriologis positif
pada awal pengobatan yang hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir
pengobatan menjadi negatif dan pada
salah satu pemeriksaan sebelumnya.

6. Upaya peningkatan mutu keberhasilan


pengobatan pasien TB dilihat menurut
alur pengobatan mulai dari pasien
dinyatakan positif sebagai pasien TB
berdasarkan hasil pemeriksaan
bakteriologis lainnya sampai dengan
pasien dinyatakan sembuh dan
pengobatan lengkap.
7. Upaya peningkatan mutu tersebut
meliputi:

• Pemeriksaan dahak yang tepat dan


benar dengan hasil
terdokumentasi.
• Pelaksanaan Komunikasi
Informasi Edukasi (KIE) TB kepada
pasien TB dan keluarga,
pembuatan kesepakatan pasien
dalam menjalankan pengobatan TB
termasuk penunjukan Pengawas
Minum Obat (PMO).
• Pemberian regimen dan dosis obat
yang tepat.
• Pemantauan kemajuan pengobatan
termasuk penanganan efek
samping obat.
• Pencatatan rekam medis (medical
record) secara lengkap dan benar di
setiap tahapan pengobatan.

8. Sembuh adalah pasien TB paru dengan


hasil pemeriksaan bakteriologis positif
pada awal pengobatan yang hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir
pengobatan dalam periodisasi
pengobatan TB menjadi negatif dan
pada salah satu pemeriksaan
sebelumnya.

9. Pengobatan lengkap adalah pasien TB


yang telah menyelesaikan pengobatan
secara lengkap dimana pada salah
satu pemeriksaan sebelum akhir
pengobatan hasilnya negatif dan
diakhir pengobatan tidak ada bukti
hasil pemeriksaan bakteriologis (tidak
dilakukan pemeriksaan bakteriologis di
akhir pengobatan)
Jenis Indikator Hasil

Satuan Persentase
Pengukura
n
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh
(pembilang) dan pengobatan lengkap pada tahun
berjalan di wilayah kerja Puskesmas

Denominator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati


(penyebut) pada tahun berjalan di wilayah kerja
Puskesmas
Target 90%.
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:

Semua pasien TB SO yang dinyatakan


sembuh dan menjalani pengobatan secara
lengkap di wilayah kerja Puskesmas pada
tahun berjalan

Kriteria Eksklusi:

1. Pasien TB RO

2. Pasien TB pindahan yang tidak


dilengkapi dengan TBC.09 dan hasil
pengobatan pasien TB pindahan
dengan TB.10

3. Pasien TB dengan hasil positif pada


bulan ke 5 atau bulan ke 6
Formula

Desain Retrospektif
Pengumpul
an Data

Sumber Data Formulir :

TB.01, TB.03, TB.04, TB.05, TB.06,


TB.09 dan TB.10

Instrumen Data sekunder


Pengambilan
Data

Besar Sampel Populasi

Frekuensi Harian
Pengumpul
an Data

Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan


Pelaporan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis Data

Penyajian □ Tabel
Data
□ Control chart Run chart

Penanggung Penanggung jawab Program TB


Jawab
e. Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai
standar

Judul Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan


Indikator ANC sesuai standar

Dasar 1. Peraturan Presiden RI tentang RPJMN


Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI
tentang Pelayanan Kesehatan Ibu

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI


tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan

4. Peraturan Menteri Kesehatan tentang


Puskesmas
5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan
Angka Kematian Ibu (AKI)
305/100.000 kelahiran hidup (KH)
sedangkan target pada RPJMN 2020-
2024 adalah 183/100.000 KH dan
pada akhir SDGs 2030 adalah
131/100.000 KH.
6. Jika ibu hamil mendapatkan
pelayanan ANC sesuai standar, maka
risiko pada kehamilan dapat sejak awal
diketahui dan dilakukan tata laksana,
sehingga faktor risiko dapat dikurangi
agar tidak terjadi komplikasi.

7. ANC sangat penting dilakukan untuk


kelangsungan hidup baik bagi ibu
maupun bayi serta bayi dapat lahir
sehat, berkualitas
dan tercegah dari risiko stunting

Dimensi Efektif, Keselamatan, Berorientasi


Mutu
pada pasien/pengguna layanan
Tujuan Penurunan angka kematian ibu di
Indonesia
Definisi 1. Ibu hamil yang mendapatkan
Operasion pelayanan ANC sesuai standar adalah
al ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ANC lengkap sesuai dengan
standar kuantitas dan standar
kualitas selama periode kehamilan di
wilayah kerja Puskesmas pada tahun
berjalan.

2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4


kali selama periode kehamilan (K4)
terdiri dari:

a. 1 (satu) kali kunjungan sedini


mungkin pada trimester ke-1
(satu)/ 0-12 minggu,

b. 1 (satu) kali kunjungan pada


trimester ke-2 (dua)/ > 12-24
minggu, dan

c. 2 (dua) kali kunjungan pada


trimester ke-3 (tiga)/ 24 minggu-
sampai dengan kelahiran

3. Standar kualitas yaitu pelayanan


antenatal yang memenuhi 10T
meliputi:

a Timbang Berat badan dan tinggi


badan b Ukur tekanan darah
c Nilai status gizi (ukur LILA)

d Ukur tinggi fundus uteri


(setelah kehamilan 24 minggu)

e Tentukan presentasi janin dan


denyut jantung janin
f Skrining status imunisasi dan
berikan suntikan tetanus toksoid
(TT) bila diperlukan.

g Beri tablet tambah darah

h Pemeriksaan laboratorium meliputi:

1) Golongan darah

2) Kadar Hemoglobin

3) Gluko-Protein urin

4) termasuk pemeriksaan
HIV (Indikator SPM)

i Tata laksana

j Temu wicara/ konseling

4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti


daftar pemeriksaan ANC sesuai
ketentuan yang berlaku.

5. Sasaran Indikator adalah semua ibu


bersalin yang telah mendapatkan
pelayanan ANC sesuai standar pada
masa kehamilan pada tahun bejalan.

Jenis Hasil
Indikator
Satuan Persentase
Pengukur
an
Numerator Jumlah ibu hamil bersalin yang telah
(pembilang) mendapatkan pelayanan ANC lengkap
sesuai standar pada tahun berjalan

Denominator Jumlah ibu hamil bersalin di


wilayah kerja
(penyebut) puskesmas pada tahun berjalan

Target 100%
Pencapaian

Kriteria: Kriteria Inklusi:

Seluruh ibu hamil bersalin di wilayah


kerja puskesmas pada tahun berjalan

Kriteria Eksklusi:

1. Ibu hamil dengan K1 bukan di


trimester 1

2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop


out)

3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan


masa kehamilan (Abortus)

4. Ibu hamil pindahan yang tidak


memiliki catatan riwayat kehamilan
lengkap

5. Ibu hamil meninggal sebelum


bersalin.
Formula

Desain Retrospektif
Pengumpul
an Data

Sumber Data Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Buku


Register Ibu

Instrumen Data Sekunder


Pengambilan
Data

Besar Sampel Jumlah ibu hamil bersalin yang berada


di wilayah kerja puskesmas

Frekuensi Bulanan
Pengumpul
an
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis
Data
Penyajian  Tabel
Data
 Control chart Run chart

Penanggun Penanggung Jawab Program KIA


g Jawab

f. Kepuasan Pengguna Layanan

Judul Kepuasan Pengguna Layanan


Indikator

Dasar 1. Peraturan Menteri Pendayagunaan


Pemikiran Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi mengenai Pedoman
Penyusunan Survei Kepuasan
Masyarakat Unit Penyelenggara
Pelayanan Publik
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Puskesmas

Dimensi Berorientasi kepada pasien/ pengguna


Mutu layanan
Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat
sebagai pengguna layanan dan
meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pelayanan publik.
Definisi 1. Kepuasan masyarakat/pengguna
Operasion layanan adalah hasil pendapat dan
al penilaian masyarakat terhadap kinerja
pelayanan yang diberikan aparatur
penyelenggara pelayanan publik.

2. Pengguna layanan puskesmas adalah


pasien, keluarga,
masyarakat, kelompok masyarakat,
lintas sektor, yang menerima pelayanan
dari Puskesmas.

3. Pelayanan publik adalah segala


kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
oleh penyelenggara pelayanan publik
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan, maupun dalam
rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.

4. Penerima pelayanan publik adalah


orang, masyarakat, lembaga instansi
pemerintah dan dunia usaha, yang
menerima pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan publik.

5. Responden adalah penerima pelayanan


publik yang pada saat pencacahan
sedang berada di lokasi unit
pelayanan, atau yang pernah
menerima pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan, baik Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)

6. Besaran sampel ditentukan


denga
n menggunakan tabel sampel dari
Krejcie and Morgan

7. Unsur pelayanan adalah faktor atau


aspek yang terdapat dalam
penyelenggaraan pelayanan kepada
masyarakat sebagai variabel
penyusunan survei kepuasan
masyarakat untuk mengetahui kinerja
unit pelayanan.

8. Survei Kepuasan Masyarakat adalah


kegiatan pengukuran secara
komprehensif tentang tingkat
kepuasan masyarakat terhadap
kualitas layanan yang diberikan oleh
penyelenggara pelayanan publik.

9. Indeks Kepuasan Masyarakat adalah


hasil pengukuran dari kegiatan Survei
Kepuasan Masyarakat berupa angka.
Angka ditetapkan dengan skala 1 (satu)
sampai dengan 4 (empat).

10. Unsur Survei Kepuasaan Masyarakat


adalah unsur-unsur yang menjadi
indikator pengukuran kepuasan
masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik.
11. Survei periodik adalah survei yang
dilakukan oleh pemberi layanan
secara
berkala setiap 3 (tiga) bulanan
(triwulan), atau 6 (enam) bulan
(semester) atau minimal 1 (tahun)
sekali.

12. Unsur SKM dalam peraturan ini


meliputi:
a. Persyaratan
Persyaratan adalah syarat yang
harus dipenuhi dalam pengurusan
suatu jenis pelayanan, baik
persyaratan teknis maupun
administratif.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
Prosedur adalah tata cara
pelayanan yang dibakukan
bagi pemberi dan
penerima pelayanan,
termasuk pengaduan.
c. Waktu Penyelesaian.
Waktu Penyelesaian adalah jangka
waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh proses
pelayanan dari setiap jenis
pelayanan.
d. Biaya/Tarif.
Biaya/Tarif adalah ongkos yang
dikenakan kepada penerima
layanan dalam mengurus dan/atau
memperoleh pelayanan dari
penyelenggara yang besarnya
ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara penyelenggara
dan masyarakat.
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.
Produk spesifikasi jenis pelayanan
adalah hasil pelayanan yang
diberikan
dan diterima sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
Produk pelayanan ini merupakan
hasil dari setiap spesifikasi jenis
pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
Kompetensi Pelaksana
adalah kemampuan
yang harus dimiliki oleh pelaksana
meliputi pengetahuan, keahlian,
keterampilan,
dan pengalaman.
g. Perilaku Pelaksana.
Perilaku Pelaksana adalah sikap
petugas dalam memberikan
pelayanan.
h. Penanganan Pengaduan, Saran
dan Masukan.
Penanganan pengaduan, saran dan
masukan, adalah tata cara
pelaksanaan penanganan
pengaduan dan tindak lanjut.
i. Sarana dan prasarana.
Sarana adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan.
Prasarana adalah segala sesuatu
yang merupakan penunjang
utama
terselenggaranya suatu proses
(usaha, pembangunan,
proyek).
Sarana digunakan
untuk benda yang bergerak
(komputer, mesin) dan prasarana
untuk
benda yang tidak bergerak (gedung).
13. Survei Kepuasan Masyarakat
dilakukan dengan menggunakan
indikator dan metodologi survei
yang sudah ditentukan.

Jenis Output
Indikator
Satuan Indeks
Pengukur
an

Numerator Sesuai dengan PERMEN PAN & RB


(pembilang)

Denominator Sesuai dengan PERMEN PAN & RB


(penyebut)

Target >76.60
Pencapaian

Kriteria: Kriteria Inklusi:

Semua pengguna layanan Puskesmas


baik UKM maupun UKP
Kriteria
Eksklusi: Tidak
ada

Formula Sesuai dengan metodologi survei


kepuasan masyarakat berdasarkan
PERMEN PAN & RB
Desain Survei
Pengumpulan
Data

Sumber Data Hasil survei

Instrumen Sesuai dengan kuisioner survei


kepuasan
Pengambilan masyarakat berdasarkan PERMEN PAN &
RB
Data

Besar Sampel Penentuan sampel dihitung


dengan menggunakan tabel
sampel dari Krejcie
and
Morgan.
Frekuensi Triwulanan, semesteran, Tahunan
Pengumpul
an
Data
Periode Triwulanan, semesteran, Tahunan
Pelaporan
Data
Periode Triwulanan, semesteran, Tahunan
Analisis
Data
Penyajian  Tabel
Data
 Control chart Run chart

Penanggun Penanggung Jawab Mutu


g Jawab

b) Profil Indikator Kepemimpinan Manajemen Puskesmas

PROFIL INDIKATOR MUTU PUSKESMAS SUKAKARYA


ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN

Manajemen Sarana Prasarana dan Alat


Judul Kepatuhan Petugas Dalam Melakukan
Pemeliharaan Alat Kesehatan
Dasar Puskesmas harus memastikan bahwa
Pemikiran pemeliharaan sarana prasarana dan alat
kesehatan sesuai dengan peraturan yang berlaku
dan mengacu pada Pedoman Manajemen
Puskesmas Hal. 217 Tentang Pemelihaaran Alat
Kesehatan untuk menjaga peralatan Medis Tetap
Bermutu, Aman, dan Laik Pakai
Dimensi Mutu 1. Efektif v

2. Keselamatan Pasien v

3. Berorientasi Pasien v

4. Tepat Waktu
5. Efisien v

6. Adil
7. Terintegrasi

Tujuan Mengukur Tingkat Kepatuhan Petugas Pelayanan


dalam melakukan pemeliharaan Peralatan Medis
yang digunakan agar tetap Bermutu, Aman, dan
Laik pakai
Definisi Suatu Aktivitas pemeliharaan Alat Medis/alat
Operasional kesehatan dari setiap Penanggung Jawab
Pelayanan yang melakukan pemeriksaan kepada
pasien dengan menggunakan alat-alat medis
melalui :
1. Sterilisasi
2. Uji Fungsi Harian Sebelum digunakan di
layanan
Tipe Indikator Proses
Satuan Persen
Pengukuran
Numerator (N) Jumlah Alat Medis Yang dilakukan Sterilisasi dan
Uji Fungsi
Denumerator Jumlah keseluruhan Alkes yang digunakan
(D)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria Inklusi : Jumlah Alkes yang digunakan oleh
petugas yang memerlukan sterlisasi dan uji fungsi
setiap akan digunakan kembali
Eksklusi: Alkes baru yang tersimpan di gudang
dan Belum digunakan
Formula N/D x 100%
Desain Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data Sekunder
Besar Sampel Besar populasi
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan
Pelaporan Data
Periode Analisa Tahunan
Data
Penyajian Data Diagram
Instrumen 1. Buku Sterilisasi
Pengambilan 2. Kartu Pemeliharaan (uji Fungsi alat)
Data
Penanggung Penanggung Jawab PPI dan PJ Sarana Prasarana
Jawab
Manajemen Keuangan
Judul Ketepatan Waktu Pelaporan Pengelola Keuangan
Puskesmas dalam Melakukan Penatausahaan Laporan
pertanggung jawaban Pelaksanaan Kegiatan
Dasar Pemikiran Puskesmas harus memastikan bahwa laporan
pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan aturan
perundang-undangan yang berlaku, Pedoman
Manajemen Puskesmas Hal. 295 Tentang Penatausahaan
pengeluaran anggaran puskesmas meliputi rangkaian
prosedur mulai dari usulan kebutuhan belanja
puskesmas, penerimaan dana kebutuhan belanja sampai
dengan laporan pertanggungjawaban seluruh dana
kebutuhan belanjan yang dikeluarkan oleh pengelola
keuangan puskesmas, maupun sop penatalaksanaan
keuangan puskesmas.
Dimensi Mutu 1. Efektif v

2. Keselamatan Pasien
3. Berorientasi Pasien
4. Tepat Waktu v

5. Efisien v

6. Adil
v
7. Terintegrasi

Tujuan Mengukur Tingkat Kepatuhan, kedispilinan pengelola


keuangan puskesmas dalam melakukan penataausahaan
laporan keuangan puskesmas
Definisi Operasional  Suatu kegiatan dalam memantau tingkat
kepatuhan pengelola keuangan puskesmas dalam
melakukan Penatausahaan pengeluaran anggaran
puskesmas meliputi rangkaian prosedur mulai dari
usulan kebutuhan belanja puskesmas, penerimaan
dana kebutuhan belanja sampai dengan laporan
pertanggungjawaban seluruh dana kebutuhan
belanja yang dikeluarkan oleh pengelola keuangan
puskesmas setiap bulan yang dilaporkan setiap
tanggal 5 bulan berikutnya.
 Pengelola keuangan adalah : Bendahara BOK dan
Bendahara BOP
 Laporan Pertanggung Jawaban Kegiatan adalah
Laporan yang diperoleh baik dari laporan
bendahara maupun pengelola program sesuai
dengan DPA
 Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan
Pengelola Program : KAK, Surat Tugas, Visum
Kegiatan (Daftar hadir, Undangan bila melakukan
pertemuan, buku kunjungan), Dokumentasi
Kegiatan, Laporan Kegiatan
 Laporan Pengelola Keuangan meliputi : Bukti
Transfer, Bukti Pajak, Laporan Pertanggung
Jawaban dari pengelola program, Kwitansi Mamin,
Kwitansi Cetak/Penggandaan/FC/pengadaan lain
Tipe Indikator Output
Satuan Pengukuran Persen
Numerator (N) Jumlah Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Tepat
Waktu sebelum tanggal 5 bulan berikutnya
Denumerator (D) Jumlah keseluruhan Pelaporan Keuangan yang
dilaporkan
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : Jumlah Laporan Pertanggungjawaban keuangan
yang dilaporkan
Eksklusi: -
Formula N/D x 100%
Desain Pengumpulan Retrospektif
Data
Sumber Data Data Sekunder
Besar Sampel Besar populasi
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan
Data
Periode Analisa Data Semesteran (6 Bulan Sekali)
Penyajian Data Diagram
Instrumen 1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Pengambilan Data 2. Dokumen Perencanaan Anggaran (DPA)
Penanggung Jawab Kasubag TU
Manajemen SDM dan Kepegawaian
Judul Kesesuaian Bukti Kelengkapan Arsip Kepegawaian
terhadap Instrumen PKP dan SOP Penatalaksanaan
Arsip Kepegawaian
Dasar Pemikiran Puskesmas harus memastikan arsip kepegawaian
seluruh karyawan sesuai dengan Instrumen Penilaian
Manajamen Ketenagaan pada Pedoman Penilaian Kinerja
Puskesmas dan SOP
Dimensi Mutu 1. Efektif v

2. Keselamatan Pasien
3. Berorientasi Pasien
4. Tepat Waktu
5. Efisien v

6. Adil
v
7. Terintegrasi

Tujuan Mengukur kesesuaian arsip kepegawaian seluruh


karyawan puskesmas sesuai dengan standar PKP dan
SOP
Definisi Operasional  Suatu kegiatan pemantauan dan penilaian
terhadap dokumen arsip kepegawaian seluruh
karyawan puskesmas yang dilakukan dengan cara
membandingkan arsip kepegawaian yang ada
dengan standar (SOP dan Instrumen PKP)
 Arsip Kepegawaian yang dimaksud (Sesuai SOP
dan Instrumen PKP)
Tipe Indikator Output
Satuan Pengukuran Persen
Numerator (N) Jumlah Kesesuaian Arsip Kepegawaian dengan standar
Denumerator (D) Jumlah keseluruhan arsip karyawan puskesmas
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : Jumlah seluruh arsip kepegawaian baik ASN,
THL, PTT maupun Sukarelawan
Eksklusi: -
Formula N/D x 100%
Desain Pengumpulan Retrospektif
Data
Sumber Data Data Sekunder
Besar Sampel Besar populasi
Frekuensi 6 Bulan
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan 6 Bulanan
Data
Periode Analisa Data Semesteran (6 Bulan Sekali)
Penyajian Data Diagram
Instrumen 1. Ceklist Kelengkapan Arsip Kepegawaian
Pengambilan Data 2. SOP Penatalaksanaan Arsip Kepegawaian
3. Instrumen PKP Bagian Manajemen Kepegawaian
Penanggung Jawab Kasubag TU
c) Profil Indikator Upaya Kesehatan Masyarakat

PROFIL INDIKATOR KINERJA UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


PUSKESMAS SUKAKARYA TAHUN 2023

UKM ESSENSIAL
I. PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Indikator Kinerja 1. Persentase promosi kesehatan secara
individu kepada masyarakat

Definisi Operasional Upaya pelayanan kesehatan promotif dan


pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan yang dilakukan melalui advokasi
Bidang Kesehatan, Gerakan Pemberdayaan
Masyarakat (Konseling, penyuluhan
kelompok dan Massa, SMD, MMD, dll)
Kemitraan Bidang Kesehatan dan KIE
Kesehatan
Frekuensi Setiap Bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah capaian seluruh kegiatan promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan
Denominator Jumlah seluruh kegiatan yang
dilaksanakan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan
Inklusi Seluruh kegiatan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan
Ekslusi Kegiatan yang bukan merupakan promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan
Formula Jumlah capaian seluruh kegiatan promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan
X100
Jumlah seluruh kegiatan yang
dilaksanakan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan
Target 100 %
Sumber Data Laporan bulanan

Indikator Kinerja 2. Jumlah tema pesan promosi kesehatan


kepada masyarakat

Definisi Operasional Jumlah tema pesan dalam komunikasi,


informasi dan edukasi kesehatan kepada
masyarakat minimal di 3 saluran media (
cetak, elektronik, media luar ruang, media
tradisional dan media lainnya
Frekuensi Setiap Bulan
Pengumpulan data
Numerator -
Denominator -
Inklusi Pesan dalam komunikasi, informasi dan
edukasi kesehatan kepada masyarakat
minimal di 3 saluran media ( cetak,
elektronik, media luar ruang, media
tradisional dan media lainnya
Ekslusi -
Formula Jumlah tema pesan dalam komunikasi,
informasi dan edukasi kesehatan kepada
masyarakat minimal di 3 saluran media (
cetak, elektronik, media luar ruang, media
tradisional dan media lainnya
Target 5 tema
Sumber Data Laporan bulanan

Indikator Kinerja 3. Presentase perokok yang mendapat


pelayanan konseling berhenti merokok

Definisi Operasional Perokok mendapatkan pelayanan konseling


berhenti merokok
Frekuensi Setiap Bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah perokok yang mendapatkan
konseling berhenti merokok
Denominator Jumlah seluruh perokok di wilayah kerja
Inklusi Seluruh Perokok yang ada di wilayah
puskesmas
Ekslusi Masyarakat yang tidak merokok
Formula Jumlah perokok yang mendapatkan
konseling berhenti merokok
X100
Jumlah seluruh perokok di wilayah kerja
Target 2.5%
Sumber Data Laporan bulanan

Indikator Kinerja 4. Jumlah Mitra Kelompok Potensial yang


mendukung program kesehatan

Definisi Operasional Jumlah mitra/ kelompok potensial


(organisasi kemasyarakatan, LSM, dunia
usaha, dan lain-lain) yang bekerjasama
dengan Dinas Kesehatan Kota dengan
memanfaatlkan sumberdayanya untuk
mendukung program kesehatan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator -
Denominator -
Inklusi Seluruh mitra potensial di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah seluruh mitra potensial yang
melakukan MOU dan PKS
Target 10 Kelompok
Sumber Data Laporan tahunan promkes
Indikator Kinerja 5. Penyuluhan PHBS rumah tangga

Definisi Operasional Kegiatan penyampaian informasi oleh


petugas Puskesmas/mitra kerja
Puskesmas dengan sasaran keluarga dan
anggotanya yang mendapat intervensi
PIS/PK atau Keluarga yang tidak ber
PHBS, didukung alat bantu/media
penyuluhan.

Frekuensi Satu tahun


Pengumpulan data
Numerator Jumlah keluarga yang mendapat
penyuluhan oleh petugas / mitra kerja
Puskesmas
Denominator Jumlah seluruh sasaran keluarga di
wilayah
Inklusi Seluruh sasaran keluarga di wilayah
Ekslusi Jumlah seluruh rumah tangga yang tidak
mendapat intervensi PISPK di wilayah
Formula Jumlah keluarga yang mendapat
penyuluhan oleh petugas / mitra kerja
Puskesmas
X100
Jumlah seluruh sasaran keluarga di
wilayah
Target 60%
Sumber Data Laporan tahunan promkes

Indikator Kinerja 6. Penyuluhan PHBS Tempat Kerja

Definisi Operasional Kegiatan penyampaian informasi oleh


petugas Puskesmas/mitra kerja
Puskesmas dengan sasaran tempat kerja
yang mendapat intervensi PIS/PK atau
tempat kerja yang tidak ber PHBS,
didukung alat bantu/media penyuluhan
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah Tempat Kerja yang mendapat
penyuluhan tentang PHBS di wilayah kerja
Denominator Jumlah seluruh tempat kerja di wilayah
Inklusi Jumlah seluruh tempat kerja di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah Tempat Kerja yang mendapat
penyuluhan tentang PHBS di wilayah
kerja
X100
Jumlah seluruh tempat kerja di wilayah
Target 70%
Sumber Data Laporan tahunan promkes

Indikator Kinerja 7. Penyuluhan PHBS di Sekolah

Definisi Operasional Kegiatan penyampaian informasi oleh


petugas Puskesmas/mitra kerja
Puskesmas secara berkelompok dengan
sasaran siswa, guru dan masyarakat
sekolah
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah Sekolah yang mendapat
penyuluhan tentang PHBS di wilayah kerja
Denominator Jumlah seluruh Sekolah di wilayah kerja
Inklusi Seluruh sekolah di wilayah kerja
Ekslusi -
Formula Jumlah Sekolah yang mendapat
penyuluhan tentang PHBS di wilayah
kerja
X100
Jumlah seluruh Sekolah di wilayah kerja
Target 85%
Sumber Data Laporan tahunan promkes

Indikator Kinerja 8. Penyuluhan PHBS tempat - tempat


umum

Definisi Operasional Kegiatan penyampaian informasi oleh


petugas Puskesmas/mitra kerja Puskesmas
kepada pengelola tempat-tempat umum
secara berkelompok (5-30 orang) dengan
sasaran tempat-tempat Umum/TTU yang
terdiri dari mesjid, teminal, hotel, pasar dan
tempat wisata.
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah tempat-tempat umum yang
mendapat penyuluhan tentang PHBS di
wilayah kerja
Denominator -
Inklusi Seluruh tempat-tempat umum di wilayah
kerja
Ekslusi -
Formula Jumlah tempat-tempat umum yang
mendapat penyuluhan tentang PHBS di
wilayah kerja
Target 4 kali
Sumber Data Laporan tahunan promkes

Indikator Kinerja 9. Penyuluhan PHBS di fasilitas kesehatan

Definisi Operasional kegiatan penyampaian informasi secara


berkelompok (5-30 orang) kepada
pengunjung Puskesmas dan jaringannya
oleh petugas di dalam gedung Puskesmas
dan jaringannya (Pustu, Poskesdes).
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator -
Denominator -
Inklusi Penyuluhan di Fasilitas kesehatan di
wilayah kerja
Ekslusi -
Formula Jumlah penyuluhan di Fasilitas Kesehatan
dibagi 96 kali (didalam gedung puskesmas
dan jaringannya)
Target 4 kali
Sumber Data Laporan tahunan promkes

Indikator Kinerja 10. Komunikasi Interpersonal dan Konseling


(KIP/K)

Definisi Operasional Pengunjung/pasien yang harus mendapat


tindak lanjut dengan KIP/K di klinik
khusus atau klinik terpadu KIP/K, terkait
tentang Gizi, P2M, sanitasi, PHBS dan lain-
lain. Sesuai kondisi/masalah dari
pengunjung/pasien dengan didukung alat
bantu media KIP/K.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah pengunjung/pasien Puskesmas
yang mendapatkan KIP/K
Denominator Jumlah seluruh pengunjung Puskesmas
Inklusi Seluruh pengunjung / pasien yang dating
ke Puskesmas
Ekslusi -
Formula Jumlah pengunjung/pasien Puskesmas
yang mendapatkan KIP/K
X100
Jumlah seluruh pengunjung Puskesmas
Target 6%
Sumber Data Laporan bulanan promkes

Indikator Kinerja 11. Penyuluhan kelompok oleh petugas di


dalam gedung Puskesmas

Definisi Operasional Penyampaian informasi kesehatan kepada


sasaran pengunjung Puskesmas secara
berkelompok (5-30 orang) yang
dilaksanakan oleh petugas, dilaksanakan 2
kali dalam satu minggu selama satu bulan
(8 kali) dalam setahun 8 x 12 bln (96 kali),
didukung alat bantu/media penyuluhan 96
kali. Pembuktiannya dengan: jadwal,
materi, dokumentasi, pemberi materi, alat
bantu yang digunakan, buku visum.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator -
Denominator -
Inklusi Penyuluhan kelompok di dalam gedung
puskesmas kepada sasaran pengunjung
puskesmas
Ekslusi -
Formula Jumlah penyuluhan kelompok di dalam
gedung puskesmas dalam 1 tahun 96 kali
(setahun)
Target 14 kali
Sumber Data Laporan bulanan promkes
Indikator Kinerja 12. Pemberdayaan individu/Keluarga
melalui kunjungan rumah

Definisi Operasional Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh


petugas kesehatan berupa kunjungan
rumah sebagai tindak lanjut upaya promosi
kesehatan di dalam gedung puskesmas
kepada pasien/keluarga yang karena
masalah kesehatannya memerlukan
pembinaan lebih lanjut dengan metoda
KIP/K, didukung alat bantu/ media
penyuluhan. Pembuktian dengan : buku
visum, nama pasien/Kepala Keluarga yang
dikunjungi, tanggal kunjungan, materi
KIP/K.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah kunjungan rumah ke pasien /
keluarga dalam wilayah kerja Puskesmas
Denominator Jumlah seluruh sasaran kunjungan rumah
Inklusi Seluruh sasaran rumah di wilayah kerja
Ekslusi -
Formula Jumlah kunjungan rumah ke pasien /
keluarga dalam wilayah kerja
Puskesmas
X100
Jumlah seluruh sasaran kunjungan rumah
Target 60%
Sumber Data Laporan bulanan promkes

Indikator Kinerja 13. Pembinaan PHBS di tatanan Rumah


Tangga

Definisi Operasional Pengkajian dan pembinaan PHBS di


tatanan Rumah Tangga dengan melihat 10
indikator, meliputi: Linakes, memberi ASI
Eksklusif, menimbang bayi dan balita
setiap bulan, menggunakan, air bersih,
mencuci tangan dengan sabun & air bersih,
menggunakan jamban sehat, memberantas
jentik, makan sayur dan buah, melakukan
aktivitas fisik, tidak merokok di dalam
rumah pada setiap rumah tangga yang ada
di wilayah kerja Puskesmas.
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah rumah tangga ber PHBS di wilayah
kerja Puskesmas
Denominator Jumlah seluruh rumah tangga yang ada
wilayah Puskesmas
Inklusi Jumlah seluruh rumah tangga di wilayah
Puskesmas
Ekslusi -
Formula Jumlah rumah tangga ber PHBS di wilayah
kerja Puskesmas
X100
Jumlah seluruh rumah tangga di wilayah
Puskesmas
Target 55%
Sumber Data Laporan tahunan promkes

Indikator Kinerja 14. Cakupan Pembinaan Pemberdayaan


Masyarakat dilihat melalui presentase
(%) Strata Desa/kelurahan Siaga Aktif
mandiri

Definisi Operasional Desa/Kelurahan menjadi Desa/Kelurahan


Siaga Aktif dengan Strata Purnama dan
Mandiri minimal 50% dari jumlah
Desa/Kelurahan yang ada (8 indikator
strata Desa/Kelurahan Siaga Aktif: Forum
Masyarakat Desa/Kelurahan, KPM/Kader
Kesehatan, Kemudahan Akses Ke
Pelayanan Kesehatan Dasar, Posyandu dan
UKBM, Dana untuk Desa/Kelurahan Siaga
Aktif, Peran Serta Masyarakat dan
Organisasi Kemasyarakatan, Peraturan di
Desa/Kelurahan tentang Desa/Kelurahan
Siaga Aktif dan Pembinaan PHBS Rumah
Tangga).
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah Desa/Kelurahan berStrata
Desa/Kelurahan Siaga Aktif Purnama dan
Mandiri
Denominator Seluruh Desa/Kelurahan Siaga Aktif yang
ada di wilayah kerja Puskesmas.
Inklusi Seluruh Desa / Kelurahan siaga aktif
Ekslusi -
Formula Jumlah Desa/Kelurahan berStrata
Desa/Kelurahan Siaga Aktif Purnama dan
Mandiri
X100
Seluruh Desa/Kelurahan Siaga Aktif yang
ada di wilayah kerja Puskesmas
Target 19%
Sumber Data Laporan tahunan promkes
Indikator Kinerja 15. Cakupan pembinaan UKBM dilihat
melalui presentase(%) Posyandu strata
Purnama dan Mandiri

Definisi Operasional Pembinaan kepada UKBM di wilayah kerja


menuju peningkatan strata Purnama dan
Mandiri
Frekuensi Setiap Bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah seluruh Posyandu Purnama dan
Mandiri
Denominator Jumlah seluruh Posyandu di wilayah
Inklusi Seluruh Posyandu di wilayah kerja
Ekslusi -
Formula Jumlah seluruh Posyandu Purnama dan
Mandiri
X100
Jumlah seluruh Posyandu di wilayah
Target 60%
Sumber Data Laporan Bulanan promkes

Indikator Kinerja 16. Advokasi Puskesmas kepada Kepala


Desa/Kelurahan ,Camat dan Lintas
Sektor

Definisi Operasional Kegiatan advokasi yang dilakukan tenaga


kesehatan Puskesmas dengan sasaran
kepada Kepala Desa/Kelurahan, Camat,
Lintas Sektor, dilakukan minimal (satu) kali
dalam satu bulan, guna mendapatkan
komitmen/dukungan kebijakan/anggaran
dalam bidang kesehatan.
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator -
Denominator -
Inklusi Kepala Desa / kelurahan, camat dan lintas
sektor di wilayah kerja
Ekslusi -
Formula Jumlah Kegiatan advokasi kepada kepala
Desa/Lurah, Camat/Lintas Sektor
Target 4 kali
Sumber Data Laporan tahunan promkes

Indikator Kinerja 17. Penggalangan kemitraan

Definisi Operasional Kegiatan-kegiatan kerjasama yang


dilakukan oleh Puskesmas di luar gedung
dengan mitra kerja (unsur pemerintahan :
Lintas Program, swasta/ dunia usaha, LSM
dan organisasi massa, organisasi profesi).
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator -
Denominator -
Inklusi Seluruh mitra kerja di wilayah Puskesmas
Ekslusi -
Formula Jumlah kegiatan Puskesmas di luar
gedung, dilaksanakan dengan mitra kerja
Target 3 kali
Sumber Data Laporan tahunan promkes

Indikator Kinerja 18. Orientasi Promosi kesehatan (Promkes)


bagi Kader

Definisi Operasional Kegiatan yang bertujuan untuk


meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan Kader dalam Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat,
yang dilaksanakan dalam waktu tertentu
dengan alokasi anggaran baik dari
Puskesmas maupun dari mitra kerja serta
dari anggaran lainnya.
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah Kader yang mendapat kegiatan
orientasi Promkes
Denominator Jumlah seluruh kader di wilayah kerja
Puskesmas
Inklusi Jumlah seluruh kader di wilayah kerja
Puskesmas
Ekslusi -
Formula Jumlah Kader yang mendapat kegiatan
orientasi Promkes
X100
Jumlah seluruh kader di wilayah kerja
Puskesmas
Target 75 %
Sumber Data Laporan tahunan promkes

Indikator Kinerja 19. Penggunaan Media KIE

Definisi Operasional Kegiatan penyebarluasan informasi


kesehatan dengan menggunakan berbagai
media Komunikasi, Informasi dan Edukasi
yang ada di Puskesmas, meliputi :
1. Dalam gedung : media cetak (leaflet,
booklet, poster), alat peraga, media
elektronik (TV, infokus)
2. Luar gedung : spanduk, billboard,
umbul-umbul.
3. Media Elektronik: TV, radio, SMS
4. Medsos
5. Media tradisional
Frekuensi Setiap Bulan
Pengumpulan data
Numerator -
Denominator -
Inklusi Jumlah seluruh media KIE yang digunakan
untuk penyebar luasan informasi
kesehatan
Ekslusi -
Formula Jumlah jenis media KIE yang digunakan
untuk penyebar luasan informasi
kesehatan : 5 jenis media (dalam gedung,
luar gedung, media elektronik, medsos dan
media tradisional)
Target 5 Jenis
Sumber Data Laporan bulanan promkes

Indikator Kinerja 20. Pendampingan Pelaksanaan SMD dan


MMD tentang Kesehatan
Definisi Operasional Kegiatan di Desa/Kelurahan yang ada di
wilayah Kerja Puskesmas yang memerlukan
pemberdayaan masyarakat, dengan
langkah-langkah kegiatan pertemuan
tingkat Desa, Survey Mawas Diri,
Musyawarah Masyarakat Desa.
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah Desa/Kelurahan mendapat
pendampingan kegiatan pemberdayaan
masyarakat (SMD, MMD)
Denominator Jumlah Desa/Kelurahan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas
Inklusi Jumlah Desa/Kelurahan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas
Ekslusi -
Formula Jumlah Desa/Kelurahan mendapat
pendampingan kegiatan pemberdayaan
masyarakat (SMD, MMD)
X100
Jumlah Desa/Kelurahan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas
Target 100 %
Sumber Data Laporan tahunan promkes
II. PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Indikator Kinerja 1. Presentase kunjungan Klien/pasien


yang melaksanakan konseling ke Klinik
sanitasi
Definisi Operasional Pelayanan berupa Konseling Sanitasi yang
diberikan kepada pasien/penderita
Penyakit yang Berbasis Lingkungan (PBL),
yaitu (ISPA, Pnemonia, TBC, DBD, Malaria,
Chikungunya, Flu burung, Filariasis, Diare,
Kecacingan, Kulit, Pes,
Leptopirosis,keracunan makanan dan
peptisida di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu . Data pasien PBL
yang dikonseling adalah data tahun
sebelumnya (n-1)
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah pasien PBL yang dikonseling
Denominator jumlah Pasien PBL di wilayah Puskesmas
Inklusi jumlah Pasien PBL di wilayah Puskesmas
Ekslusi Pasien bukan penderita PBL
Formula Jumlah pasien PBL yang
dikonseling
X100
jumlah Pasien PBL di wilayah Puskesmas
Target 2,5 %
Sumber Data Laporan bulanan promkes

Indikator Kinerja 2. Persentase Kunjungan Rumah Klinik


Sanitasi
Definisi Operasional Kunjungan rumah Klinik Sanitasi yaitu
Inspeksi Sanitasi/Inspeksi Kesehatan
Lingkungan terhadap sarana pasien PBL
yang telah dikonseling
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah IS sarana pasien PBL
Denominator jumlah pasien yang dikonseling/terindikasi
PBL
Inklusi jumlah Pasien PBL di wilayah Puskesmas
Ekslusi Pasien bukan penderita PBL
Formula Jumlah pasien PBL yang
dikonseling
X100
jumlah Pasien PBL di wilayah Puskesmas
Target 2,5 %
Sumber Data Laporan bulanan promkes

Indikator Kinerja 3. Presentase rumah sehat


Definisi Operasional Runah Sehat komulatif yang telah di IKL
(inspeksi kesehatan lingkungan) terhadap
rumah yang ada
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Runah Sehat komulatif yang telah di IKL
(inspeksi kesehatan lingkungan)
Denominator Seluruh rumah yang ada
Inklusi Seluruh rumah yang ada di wilayah
Ekslusi -
Formula Runah Sehat komulatif yang telah di IKL
(inspeksi kesehatan
lingkungan)
X100
jumlah seluruh rumah yang ada
Target 50 %
Sumber Data Laporan bulanan promkes

Indikator Kinerja 4. Persentasi Sanitasi Total Berbasis


Masyarakat (STBM)
Definisi Operasional Kegiatan pemberdayaan masyarakat
desa/kelurahan untuk merubah perilaku
hygiene dan sanitasi dengan metode
pemicuan, penyuluhan, pembinaan,
pemberdayaan lainnya, pembentukan
jejaring, koordinasi dengan aparat desa,
pembentukan komite, pembentukan
natural leader, MMD, penyusunan rencana
tindak lanjut dl. 5 (lima) elemen STBM yang
diharapkan dapat dilakukan oleh
masyarakat, yaitu: tidak buang air besar
sembarang tempat, mencuci tangan pakai
sabun, mengelola air minum dan makanan
yang aman, mengelola sampah dengan
benar, mengelola limbah cair rumah tangga
dengan aman
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah kelurahan yang diberdayakan
Denominator Jumlah seluruh kelurahan
Inklusi Jumlah seluruh kelurahan
Ekslusi -
Formula Jumlah kelurahan yang
diberdayakan
X100
jumlah seluruh kelurahan
Target 100 %
Sumber Data Laporan tahunan promkes

Indikator Kinerja 5. Persentase sarana air minum yang


dilakukan pengawasan
Definisi Operasional Kegiatan pengawasan Sarana air minum
(sumur gali, sumur bor, terminal air,
perlindungan mata air, penampungan air
hujan, PAM Swadaya, PDAM)
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah sampel sarana air minum (sumur
gali, sumur bor, terminal air, perlindungan
mata air, penampungan air hujan, PAM
Swadaya, PDAM) dengan resiko rendah dan
sedang hasil dari inspeksi kesehatan
lingkungan
Denominator Jumlah target sampel yang harus diperiksa
Inklusi Jumlah seluruh sarana air minum di
wilayah kerja
Ekslusi -
Formula Jumlah sarana air minum yang
diperiksa
X100
jumlah sarana air minum yang ada di
wilayah yang harus diperiksa
Target 10 %
Sumber Data Laporan tahunan promkes

Indikator Kinerja 6. Persentase Tempat Tempat umum


(TTU) memenuhi syarat Kesehatan
Definisi Operasional TTU prioritas yang memenuhi syarat
kesehatan sesuai dengan pedoman yang
ada, dimana secara teknis cukup aman
untuk dipergunakan dan tidak memiliki
resiko negatif terhadap pengguna, petugas
dan lingkungan sekitar di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah TTU sehat disuatu wilayah pada
kurun waktu tertentu
Denominator TTU yang dibina/diperiksa di wilayah dan
pada kurun waktu yang sama
Inklusi TTU yang dibina/diperiksa di wilayah dan
pada kurun waktu yang sama
Ekslusi -
Formula Jumlah TTU sehat disuatu wilayah pada
kurun waktu tertentu
X100
TTU yang dibina/diperiksa di wilayah dan
pada kurun waktu yang sama
Target 52 %
Sumber Data Laporan bulanan promkes

Indikator Kinerja 7. Persentase Tempat Pengelolaan


Makanan (TPM) yang memenuhi syarat
kesehatan
Definisi Operasional TPM yang memenuhi persyaratan higiene
sanitasi dengan bukti dikeluarkannya
sertifikat laik higiene sanitasi
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah TPM memenuhi syarat higine
sanitasi disuatu wilayah pada kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah seluruh TPM yang ada di wilayah
pada kurun waktu yang sama
Inklusi Seluruh TPM yang ada di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah TPM memenuhi syarat higine
sanitasi disuatu wilayah pada kurun waktu
tertentu
X100
Jumlah seluruh TPM yang ada di wilayah
pada kurun waktu yang sama
Target 18 %
Sumber Data Laporan bulanan promkes

Indikator Kinerja 8. fasilitas pelayanan kesehatan yang


mengelola limbah medis yang sesuai
standar Persentase
Definisi Operasional Fasilitas pelayanan kesehatan (RS,
Puskesmas, Klinik, Laboratorium, praktek
mandiri) yang telah dilakukan pengawasan
dan dikoordinasikan pemusnahan limbah
medis terhadap seluruh fasilitas pelayanan
kesehatan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan (RS,
Puskesmas, Klinik, Laboratorium, praktek
mandiri) yang telah dilakukan pengawasan
dan dikoordinasikan pemusnahan limbah
medis
Denominator Seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di
wilayah puskesmas
Inklusi Seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di
wilayah puskesmas
Ekslusi -
Formula Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan (RS,
Puskesmas, Klinik, Laboratorium, praktek
mandiri) yang telah dilakukan pengawasan
dan dikoordinasikan pemusnahan limbah
medis
X100
Seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di
wilayah puskesmas
Target 50 %
Sumber Data Laporan bulanan promkes

III. PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA


BERENCANA (KIA-KB)

Indikator Kinerja 1. Angka Kematian Ibu


Definisi Operasional Kematian perempuan pada saat hamil atau
kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak
terminasi kehamilan tanpa memandang
lamanya kehamilan, yakni kematian yang
disebabkan karena kehamilannya atau
penanganannya, tetapi bukan karena
sebab-sebab lain seperti kecelakaan dan
terjatuh.
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator -
Denominator -
Inklusi Seluruh ibu hamil yang meninggal di
wilayah kerja
Ekslusi -
Formula Jumlah ibu yang meninggal karena hamil,
bersalin, dan nifas di suatu wilayah pada
kurun waktu tertentu di bagi Jumlah
kelahiran hidup diwilayah dan pada kurun
waktu yang sama dikali 100.000 KH
Target 125
Sumber Data Laporan bulanan KIA

Indikator Kinerja 2. Persentase Ibu Hamil Mendapat


Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar
Definisi Operasional Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai dengan standar
(10 T) paling sedikit 4x dengan distribusi
waktu 1x pada trimester 1, 1x pada
trimester ke 2, 2x pada trimester ke 3 di
suatu wil, kerja pada kurun waktu tertentu
yang dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter
dan atau Dokter Spesialis Kebidanan baik
yang bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah maupun swasta
yang memiliki Surat Tanda Register (STR).
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai dengan standar
paling sedikit 4x dengan distribusi waktu
1x pada trimester 1, 1x pada trimester ke 2,
2x pada trimester ke 3 di suatu wil, kerja
pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah
kerja pada waktu tertentu
Inklusi Seluruh sasaran ibu hamil di suatu wilayah
kerja pada waktu tertentu
Ekslusi -
Formula Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai dengan standar

X100
Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah
kerja pada waktu tertentu
Target 100 %
Sumber Data Laporan bulanan KIA

Indikator Kinerja 3. Persentase Ibu Bersalin Mendapat


Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar
Definisi Operasional Cakupan ibu bersalin yang mendapat
pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan di suatu wil. Kerja dalam kurun
waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar di Faskes di
Wilayah kerja dalam kurun waktu satu
tahun
Denominator Jumlah sasaran ibu bersalin di wilayah
kerja tersebut dalam kurun waktu satu
tahun yang sama
Inklusi Seluruh sasaran ibu bersalin di suatu
wilayah kerja pada waktu tertentu
Ekslusi -
Formula Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar di Faskes di
Wilayah kerja dalam kurun waktu satu
tahun
X100
Jumlah sasaran ibu bersalin di wilayah
kerja tersebut dalam kurun waktu satu
tahun yang sama
Target 100 %
Sumber Data Laporan bulanan KIA

Indikator Kinerja 4. Persentase Komplikasi Kebidanan yang


Ditangani
Definisi Operasional Ibu hamil, bersalin dan nifas dengan
komplikasi yang mendapatkan pelayanan
sesuai standar pada tingkat pelayanan
dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas,
Puskesmas PONED, Rumah Bersalin,
RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK)
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah komplikasi kebidanan yang
mendapat penanganan definitif kurun
waktu yang sama disatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan
disatu wilayah kerja pada kurun waktu
yang sama
Inklusi Seluruh ibu dengan komplikasi kebidanan
disatu wilayah kerja
Ekslusi -
Formula Jumlah komplikasi kebidanan yang
mendapat penanganan definitif
X100
Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan
disatu wilayah kerja pada kurun waktu
yang sama
Target 83,5 %
Sumber Data Laporan bulanan KIA

Indikator Kinerja 5. Persentase Posyandu yang


Melaksanakan Kelas Ibu
Definisi Operasional Posyandu yang memiliki ibu
hamil,membentuk dan mampu
melaksanakan kelas Ibu
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah kelas ibu yang terbentuk di
posyandu (terpilah kelas ibu hamil dan
kelas ibu balita
Denominator seluruh posyandu yang ada di Puskemas
Inklusi Seluruh Posyandu di wilayah kerja
Ekslusi -
Formula Jumlah kelas ibu yang terbentuk di
posyandu (terpilah kelas ibu hamil dan
kelas ibu balita
X100
seluruh posyandu yang ada di Puskemas
Target 31 %
Sumber Data Laporan bulanan KIA

Indikator Kinerja 6. Angka Kematian Bayi


Definisi Operasional Kematian yang terjadi pada bayi usia 0-11
bulan (termasuk neonatal)
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah komplikasi kebidanan yang
mendapat penanganan definitif kurun
waktu yang sama disatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan
disatu wilayah kerja pada kurun waktu
yang sama
Inklusi Seluruh ibu dengan komplikasi kebidanan
disatu wilayah kerja
Ekslusi -
Formula Jumlah komplikasi kebidanan yang
mendapat penanganan definitif
X100
Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan
disatu wilayah kerja pada kurun waktu
yang sama
Target 83,5 %
Sumber Data Laporan bulanan KIA

Indikator Kinerja 7. Presentase Bayi Baru Lahir Mendapat


Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar
Definisi Operasional Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai
standar (standar kualitas dan kuantitas)
PMK N0. 4/ 2019 kepada semua bayi usia
0-28 hari di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu satu tahun
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang
mendapatkan pelayanan kesehatan bayi
baru lahir sesuai dengan standar dalam
kurun waktu satu tahun
Denominator Jumlah sasaran bayi baru lahir di wilayah
kerja kabupaten/kota tersebut dalam
kurun waktu satu tahun yang sama
Inklusi Seluruh sasaran bayi baru lahir di wilayah
kerja
Ekslusi Bayi lebih dari 29 hari
Formula Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang
mendapatkan pelayanan kesehatan bayi
baru lahir sesuai dengan standar dalam
kurun waktu satu tahun
X100
Jumlah sasaran bayi baru lahir di wilayah
kerja kabupaten/kota tersebut dalam
kurun waktu satu tahun yang sama
Target 100 %
Sumber Data Laporan bulanan KIA

Indikator Kinerja 8. Persentase Balita Mendapat Pelayanan


Kesehatan Sesuai Standar
Definisi Operasional Pelayanan kesehatan balita berusia 0-59
bulan sesuai standar meliputi :
1)Pelayanan kesehatan balita sehat.
2) Pelayanan kesehatan balita sakit
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah Balita usia 12-23 bulan yang
mendapat Pelayanan Kesehatan sesuai
Standar 1 + Jumlah Balita usia 24-35
bulan mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar 2 + Balita usia 36-59 bulan
mendapakan pelayanan sesuai standar 3
Denominator Jumlah Balita usia 12-59 bulan di wilayah
kerja pada waktu yang sama
Inklusi Seluruh balita usia 12-59 bulan di wilayah
kerja
Ekslusi -
Formula Jumlah Balita usia 12-23 bulan yang
mendapat Pelayanan Kesehatan sesuai
Standar 1 + Jumlah Balita usia 24-35
bulan mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar 2 + Balita usia 36-59 bulan
mendapakan pelayanan sesuai standar
3
X100
Jumlah Balita usia 12-59 bulan di wilayah
kerja pada waktu yang sama
Target 100 %
Sumber Data Laporan bulanan KIA

Indikator Kinerja 9. Persentase Komplikasi Neonatal yang


Ditangani
Definisi Operasional neonatal dengan komplikasi disatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu yang
ditangani sesuai dengan standar oleh
tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana
pelayanan kesehatan.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah neonatal dengan komplikasi
yangditangani sesuai dengan standar oleh
tenaga kesehatan terlatih pada wilayah dan
kurun waktu tertentu
Denominator 15 % dari jumlah sasaran bayi pada wilayah
dan kurun waktu yang sama
Inklusi 15 % dari jumlah sasaran bayi pada wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah neonatal dengan komplikasi
yangditangani sesuai dengan standar oleh
tenaga kesehatan terlatih pada wilayah dan
kurun waktu tertentu
X100
15 % dari jumlah sasaran bayi pada wilayah
dan kurun waktu yang sama
Target 87,5 %
Sumber Data Laporan bulanan KIA

Indikator Kinerja 10. Persentase Balita Sakit yang Mendapat


Pelayanan MTBS
Definisi Operasional Jumlah balita sakit yang datang ke
Puskesmas yang mendapatkan pelayanan
MTBS.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah balita sakit yang dilakukan
pemeriksaan atau pelayanan
menggunakan alogaritme MTBS
Denominator Jumlah seluruh balita sakit yang datang ke
Puskesmas
Inklusi Seluruh balita sakit yang datang ke
Puskesmas
Ekslusi Balita sakit yang tidak dating ke
puskesmas, balita sehat
Formula Jumlah balita sakit yang dilakukan
pemeriksaan atau pelayanan
menggunakan alogaritme
MTBS
X100
Jumlah seluruh balita sakit yang datang ke
Puskesmas
Target 82 %
Sumber Data Laporan bulanan KIA

Indikator Kinerja 11. Ibu Hamil Mempunyai Buku KIA


Definisi Operasional ibu hamil yang mengaku memiliki buku
KIA, kan buku KIA (fisik) dan yang tidak
bisa menunjukkan.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah balita sakit yang dilakukan
pemeriksaan atau pelayanan
menggunakan alogaritme MTBS
Denominator Jumlah seluruh balita sakit yang datang ke
Puskesmas
Inklusi Seluruh balita sakit yang datang ke
Puskesmas
Ekslusi Balita sakit yang tidak dating ke
puskesmas, balita sehat
Formula Jumlah balita sakit yang dilakukan
pemeriksaan atau pelayanan
menggunakan alogaritme
MTBS
X100
Jumlah seluruh balita sakit yang datang ke
Puskesmas
Target 82 %
Sumber Data Laporan bulanan KIA

Indikator Kinerja 12. Persentase Sticker P4K yang terpasang


Definisi Operasional Program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi melalui
pemasangan stiker pesalinan pada semua
rumah ibu hamil.Stiker P4K berisi data
tentang nama ibu hamil, taksiran
persalinan, penolong persalinan, tempat
persalinan, pendamping persalinan,
transportasi yang digunakan dan calon
donor darah
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah rumah ibu hamil yang terpasang
stiker P4K (terisi lengkap)
Denominator Seluruh sasaran Ibu hamil
Inklusi Seluruh sasaran ibu hamil di wilayah kerja
Ekslusi -
Formula Jumlah rumah ibu hamil yang terpasang
stiker P4K (terisi lengkap)
X100
Jumlah seluruh sasaran Ibu hamil
Target 100 %
Sumber Data Laporan bulanan KIA

IV. PELAYANAN GIZI

Indikator Kinerja 1. Balita Underweight


Definisi Operasional Underweight adalah kategori status gizi
berdasarkan indeks Berat Badan menurut
Umur (BB/U) dengan Z-score kurang dari -
2 SD
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah balita yang underweight
Denominator Jumlah balita yang ada
Inklusi Seluruh balita yang ada di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah balita yang
underweight
X100
Jumlah seluruh balita yang ada di wilayah
Target 9%
Sumber Data Laporan bulanan Gizi

Indikator Kinerja 2. Balita Stunting


Definisi Operasional Keadaan balita gizi kurang yang diukur
menurut indeks panjang badan atau tinggi
badan menurut umur kurang dari -2
standar deviasi (PB/U atau TB/U < -2 SD)
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah balita stunting
Denominator Jumlah balita yang diperiksa
Inklusi Seluruh balita yang diperiksa
Ekslusi -
Formula Jumlah balita stunting
X100
Jumlah balita yang diperiksa
Target <22.5 %
Sumber Data Laporan bulanan Gizi

Indikator Kinerja 3. Balita Wasting


Definisi Operasional Kategori status gizi berdasarkan indeks
Berat Badan menurut Tinggi Badan
(BB/TB) dengan Z-score kurang dari -2 SD
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah balita yang wasting
Denominator Jumlah balita yang ada
Inklusi Seluruh balita yang ada di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah balita yang wasting
X100
Jumlah balita yang ada
Target 5%
Sumber Data Laporan bulanan Gizi

Indikator Kinerja 4. Ibu Hamil Anemia


Definisi Operasional Ibu hamil anemia adalah ibu hamil dengan
kadar Hb <11,0 g/dl
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah bumil Hb < 11 gr%
Denominator Jumlah bumil yang ada
Inklusi Seluruh bumil yang ada di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah bumil Hb < 11 gr%
X100
Jumlah bumil yang ada
Target 15,5 %
Sumber Data Laporan bulanan Gizi

Indikator Kinerja 5. Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)


Definisi Operasional Ibu hamil yang hasil pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA) nya kurang dari 23,5 cm
di wilayah kerja Puskesams Puskesmas
pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah ibu hamil dengan LiLA kurang dari
23,5 cm
Denominator jumlah ibu hamil diukur LiLA
Inklusi Seluruh bumil yang diukur lila yang ada di
wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah ibu hamil dengan LiLA kurang dari
23,5 cm
X100
jumlah ibu hamil diukur LiLA
Target 7%
Sumber Data Laporan bulanan Gizi

Indikator Kinerja 6. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah


(BB<2500gr)
Definisi Operasional Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah
bayi baru lahir dengan berat badan kurang
dari 2500 gram.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah bayi BBLR
Denominator Jumlah bayi lahir hidup dan ditimbang
Inklusi Jumlah seluruh bayi lahir hidup dan
ditimbang
Ekslusi -
Formula Jumlah bayi BBLR
X100
Jumlah bayi lahir hidup dan ditimbang
Target 7.5 %
Sumber Data Laporan bulanan Gizi

Indikator Kinerja 7. Bayi Usia Kurang 6 Bulan mendapat ASI


Eksklusif
Definisi Operasional Bayi usia kurang dari 6 bulan adalah
seluruh bayi umur 0 bulan 1 hari sampai 5
bulan 29 hari. Bayi mendapat ASI Eksklusif
kurang dari 6 bulan adalah bayi kurang
dari 6 bulan yang diberi ASI saja tanpa
makanan atau cairan lain kecuali obat,
vitamin dan mineral berdasarkan recall 24
jam.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Persentase bayi kurang dari 6 bulan
mendapat ASI Eksklusif adalah proporsi
bayi kurang dari 6 bulan yang masih
mendapat ASI Eksklusif
Denominator Jumlah seluruh bayi kurang dari 6 bulan
Inklusi Jumlah seluruh bayi lahir hidup dan
ditimbang
Ekslusi -
Formula Persentase bayi kurang dari 6 bulan
mendapat ASI Eksklusif adalah proporsi
bayi kurang dari 6 bulan yang masih
mendapat ASI Eksklusif
X100
Jumlah seluruh bayi kurang dari 6 bulan
Target 48 %
Sumber Data Laporan bulanan Gizi

Indikator Kinerja 8. Bayi Usia Kurang 6 Bulan mendapat ASI


Eksklusif
Definisi Operasional bayi umur 0-6 bulan yang diberi ASI saja
tanpa makanan atau cairan lain kecuali
obat, vitamin dan mineral berdasarkan
recall 24 jam
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Persentase bayi kurang dari 6 bulan
mendapat ASI Eksklusif adalah proporsi
bayi kurang dari 6 bulan yang masih
mendapat ASI Eksklusif
Denominator Jumlah bayi 0 - 6 bulan yang tercatat dalam
register pencatatan pemberian ASI
Inklusi Jumlah seluruh bayi 0-6 bulan
Ekslusi -
Formula Persentase bayi kurang dari 6 bulan
mendapat ASI Eksklusif adalah proporsi
bayi kurang dari 6 bulan yang masih
mendapat ASI Eksklusif
X100
Jumlah seluruh bayi kurang dari 6 bulan
Target 48 %
Sumber Data Laporan bulanan Gizi
Indikator Kinerja 9. Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet
Tambah Darah (TTD) Minimal 90 Tablet
Selama Masa Kehamilan
Definisi Operasional Ibu hamil yang mendapat minimal 90 tablet
Fe (suplemen zat besi) selama periode
kehamilannya di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah ibu hamil mendapat minimal 90
tablet Fe selama periode kehamilanny a
pada wilayah dan kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun
waktu yang sama
Inklusi Jumlah seluruh ibu hamil yang ada di
wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah ibu hamil mendapat minimal 90
tablet Fe selama periode kehamilanny a
pada wilayah dan kurun waktu
tertentu
X100
Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun
waktu yang sama
Target 96,5 %
Sumber Data Laporan bulanan Gizi

Indikator Kinerja 10. Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)


yang Mendapat Makanan Tambahan
Definisi Operasional Bumil KEK dengan LILA<23,5 cm yang
ditemukan dan mendapat PMT pemulihan
di suatu wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah bumil KEK yang mendapat PMT
pemulihan
Denominator jumlah bumil KEK di wilayah kerja
Puskesams pada kurun waktu tertentu
Inklusi Jumlah seluruh bumil KEK yang ada di
wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah bumil KEK yang mendapat PMT
pemulihan
X100
jumlah bumil KEK di wilayah kerja
Puskesams pada kurun waktu tertentu
Target 25 %
Sumber Data Laporan bulanan Gizi
Indikator Kinerja 11. Balita Kurus yang mendapat Makanan
Tambahan
Definisi Operasional Balita kurus yang ditemukan dan
mendapat PMT pemulihan (PMT-P) di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.Balita kurus yaitu balita yang
secara antropometri berdasarkan berat
badan menurut tinggi badan di bawah -2
SD ( menurut Z-score)
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah balita kurus yang ditemukan dan
mendapat PMT pemulihan
Denominator jumlah balita kurus yang ditemukan di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
Inklusi Jumlah seluruh balita kurus yang ada di
wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah balita kurus yang ditemukan dan
mendapat PMT pemulihan
X100
jumlah balita kurus yang ditemukan di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
Target 12 %
Sumber Data Laporan bulanan Gizi

Indikator Kinerja 12. Bayi Baru Lahir mendapat IMD


Definisi Operasional Proses menyusu di mulai secepatnya segera
setelah lahir,IMD di lakukan dg cara kontak
kulitke kulit bayi dgn ibunya segera setelah
lahir dan berlangsung minimal 1 jam
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah bayi baru lahir yang mendapat IMD
di satu wilayah pada periode tertentu
Denominator Jumlah seluruh bayi baru lahir di suatu
wilayah pada periode tertentu
Inklusi Jumlah seluruh bayi baru lahir yang ada di
wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah bayi baru lahir yang mendapat IMD
di satu wilayah pada periode
tertentu
X100
Jumlah seluruh bayi baru lahir di suatu
wilayah pada periode tertentu
Target 80 %
Sumber Data Laporan bulanan Gizi
Indikator Kinerja 13. Balita yang Ditimbang Berat Badannya
(D/S)
Definisi Operasional Balita yang ditimbang berat badannya di
sarana pelayanan kesehatan termasuk di
posyandu dan tempat penimbangan lainnya
(S) Jumlah anak usia 0-59 bulan yang
berasal dari seluruh posyandu yang
melapor disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah balita yang ditimbang diseluruh
posyandu yangmelapor disatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah balita yang ada diseluruh posyandu


yang melapor di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Inklusi Jumlah seluruh balita yang ada di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah balita yang ditimbang diseluruh
posyandu yang melapor disatu wilayah
kerja pada kurun waktu
tertentu
X100
Jumlah balita yang ada diseluruh posyandu
yang melapor di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Target 60 %
Sumber Data Laporan bulanan Gizi

Indikator Kinerja 14. Balita Mempunyai Buku KIA/KMS


(K/S)
Definisi Operasional Jumlah Balita yang mempunyai Buku
KIA/KMS yang dibuktikan dengan
pengisian Buku pada saat pelayanan di
Posyandu/ Faskes
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah balita yang mempunyai BUKU
KIA/KMS (K/S) disatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah balita yang ada disatu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Inklusi Jumlah seluruh balita yang ada di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah balita yang mempunyai BUKU
KIA/KMS (K/S) disatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
X100
Jumlah balita yang ada disatu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Target 89 %
Sumber Data Laporan bulanan Gizi

Indikator Kinerja 15. Balita Ditimbang yang Naik Berat


Badannya (N/D)
Definisi Operasional anak umur 0-59 bulan 29 hari yang
ditimbang. Berat badan
naik (N) adalah hasil penimbangan berat
badan dengan grafik berat badan mengikuti
garis pertumbuhan atau kenaikan berat
badan sama dengan kenaikan berat badan
minimum atau lebih. Kenaikan berat badan
ditentukan dengan membandingan hasil
penimbangan bulan ini dengan maksimal 2
bulan lalu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah balita yang ditimbang yang Naik
Berat Badannya diseluruh posyandu yang
melapor disatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Denominator Jumlah balita ditimbang diseluruh
posyandu yang melapor disatu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Inklusi Jumlah seluruh balita yang ditimbang di
wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah balita yang ditimbang yang Naik
Berat Badannya diseluruh posyandu yang
melapor disatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
X100
Jumlah balita ditimbang diseluruh
posyandu yang melapor disatu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Target 75 %
Sumber Data Laporan bulanan Gizi

Indikator Kinerja 16. Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat


Badannya 2 Kali Berturut-turut (2T)
Definisi Operasional Balita 2T adalah balita tidak naik berat
badannya dua kali berturut-turut.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah balita 2T di suatu wilayah pada
periode tertentu
Denominator Jumlah seluruh balita yang ditimbang
dikurangi ( balita tidak ditimbang minimal
2 bulan yg lalu + balita baru)
Inklusi Seluruh balita yang ditimbang dikurangi (
balita tidak ditimbang minimal 2 bulan yg
lalu + balita baru)
Ekslusi -
Formula Jumlah balita 2T di suatu wilayah pada
periode tertentu
X100
Jumlah seluruh balita yang ditimbang
dikurangi ( balita tidak ditimbang minimal
2 bulan yg lalu + balita baru)
Target 4,5 %
Sumber Data Laporan bulanan Gizi

Indikator Kinerja 17. Balita 6 – 59 Bulan Mendapat Kapsul


Vitamin A
Definisi Operasional Persentase balita mendapat kapsul vitamin
A adalah proporsi bayi 6-11 bulan ditambah
proporsi balita 12-59 bulan yang mendapat
1 (satu) kapsul vitamin A pada periode 6
(enam) bulan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah anak balita 6 - 59 bulan mendapat
kapsul vitamin A dosis tinggi 2 kali dalam
setahun disatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Denominator Jumlah anak balita 12 - 59 bulan yang ada
disatu wilayah kerja pada kurun waktu
yang sama
Inklusi Jumlah anak balita 12 - 59 bulan yang ada
disatu wilayah kerja pada kurun waktu
yang sama
Ekslusi -
Formula Jumlah anak balita 6 - 59 bulan mendapat
kapsul vitamin A dosis tinggi 2 kali dalam
setahun disatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
X100
Jumlah anak balita 12 - 59 bulan yang ada
disatu wilayah kerja pada kurun waktu
yang sama
Target 99 %
Sumber Data Laporan bulanan Gizi

Indikator Kinerja 18. Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A


Definisi Operasional Pemberian vitamin A dosis tinggi kepada
ibu nifas dengan dosis 200.000 IU (kapsul
merah) . Dosis pemberiannya dilakukan
sebanyak dua kali, yaitu segera setelah
melahirkan sebanyak satu kapsul 200.000
IU, dilanjutkan satu kapsul pada hari
berikutnya minimal 24 jam sesudah
kapsul pertama, dan tidak lebih dari 6
minggu kemudian
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah ibu nifas yang mendapatkan
kapsul vitamin A
Denominator Jumlah ibu nifas yang ada
Inklusi Jumlah seluruh ibu nifas yang tidak lebih
dari 6 minggu
Ekslusi -
Formula Jumlah ibu nifas yang mendapatkan
kapsul vitamin A
X100
Jumlah ibu nifas yang ada
Target 97 %
Sumber Data Laporan bulanan Gizi

Indikator Kinerja 19. Rumah Tangga yang Mengkonsumsi


Garam Beriodium
Definisi Operasional Rumah tangga yang mengonsumsi garam
beriodium adalah seluruh anggota rumah
tangga yang mengonsumsi garam
beriodium.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah Rumah Tangga yang
mengkonsumsi garam Beriodium di suatu
wilayah kerja dalam kurun waktu 1 tahun
Denominator Jumlah Rumah tangga yang diperiksa/
disurvei di wilayah kerja dan dalam periode
yang sama
Inklusi Jumlah seluruh rumah tangga yang
diperiksa / disurvei di wilayah kerja
Ekslusi -
Formula Jumlah Rumah Tangga yang
mengkonsumsi garam Beriodium di suatu
wilayah kerja dalam kurun waktu 1
tahun
X100
Jumlah Rumah tangga yang diperiksa/
disurvei di wilayah kerja dan dalam periode
yang sama
Target 95 %
Sumber Data Laporan bulanan Gizi

Indikator Kinerja 20. Kasus Balita Gizi Buruk yang


Mendapat Perawatan
Definisi Operasional Balita gizi buruk (sangat kurus) yang
dirawat inap maupun rawat jalan (sesuai
tata laksana gizi buruk) di fasilitas
pelayanan kesehatan dan masyarakat
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah kasus balita gizi buruk yang
mendapat perawatan disatu wilayah pada
kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kasus balita gizi buruk yang
ditemukan disatu wilayah dan pada kurun
waktu yang sama
Inklusi Jumlah kasus balita gizi buruk yang
ditemukan disatu wilayah dan pada kurun
waktu yang sama
Ekslusi -
Formula Jumlah kasus balita gizi buruk yang
mendapat perawatan disatu wilayah pada
kurun waktu tertentu
X100
Jumlah kasus balita gizi buruk yang
ditemukan disatu wilayah dan pada kurun
waktu yang sama
Target 100 %
Sumber Data Laporan bulanan Gizi

V. PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

V.1. P2PM
A. P2B DBD

Indikator Kinerja 1. Persentase rumah / bangunan bebas


jentiK
Definisi Operasional ABJ adalah persentase jumlah rumah/
bangunan yang tidak terdapat jentik
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah rumah/ bangunan yang ditemukan
jentik
Denominator Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa
Inklusi Jumlah rumah / bangunan yang diperiksa
jentik di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah rumah/ bangunan yang ditemukan
jentik
X100
Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa
Target 95,5 %
Sumber Data Laporan bulanan DBD

Indikator Kinerja 2. Angka kesakitan DBD / Insiden Rate


(IR) DBD
Definisi Operasional Angka yang menunjukkan proporsi kasus
DBD / kejadian (baru) DBD dalam suatu
populasi.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah penderita DBD
Denominator Jumlah penduduk pada tempat dan waktu
yang sama
Inklusi Jumlah penduduk pada tempat dan waktu
yang sama di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah penderita DBD
X100rb
Jumlah penduduk pada tempat dan waktu
yang sama
Target < 75 per 100.000 penduduk
Sumber Data Laporan bulanan DBD

Indikator Kinerja 3. Angka kematian atau Case Fatality Rate


(CFR) DBD
Definisi Operasional Persentase kematian yang diakibatkan DBD
dalam suatu kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah kematian yang disebabkan DBD
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tahun tertentu
Denominator Jumlah penderita penyakit DBD yang
ditemukan disuatu wilayah kerja pada
kurun waktu yangsama
Inklusi Jumlah penderita penyakit DBD yang
ditemukan pada tempat dan waktu yang
sama di wilayah
Ekslusi
Formula Jumlah kematian yang disebabkan DBD
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tahun tertentu
X100
Jumlah penderita penyakit DBD yang
ditemukan di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Target <1%
Sumber Data Laporan bulanan DBD

B. P2BB FILARIASIS

Indikator Kinerja 1. Angka Mikro Filaria rate


Definisi Operasional Angka Mikrofilaria (Mf) rate 1% atau lebih
merupakan indikator suatu
kabupaten/kota menjadi daerah endemis
filariasis
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah sediaan yang positif mikrofilaria
Denominator Jumlah sediaan darah yang diperiksa
Inklusi Jumlah sediaan darah yang diperiksa
Ekslusi -
Formula Jumlah sediaan yang positif mikrofilaria

X100
Jumlah sediaan darah yang diperiksa
Target <1%
Sumber Data Laporan bulanan FILARIASIS
Indikator Kinerja 2. Cakupan anak usia 1-12 tahun yang
minum obat cacing
Definisi Operasional Kegiatan minum obat cacing yang
dilaksanakan bersama-sama pada anak
usia 1-12 tahun setiap 6 bulan/ 1 tahun
sekali
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah anak usia 1-12 tahun yang minum
obat cacing di wilayah dan pada periode
tertentu
Denominator Jumlah anak usia 1-12 tahun diwilayah
dan pada periode waktu yang sama
Inklusi Seluruh anak usia 1-12 tahun diwilayah
dan pada periode waktu yang sama
Ekslusi -
Formula Jumlah anak usia 1-12 tahun yang minum
obat cacing di wilayah dan pada periode
tertentu
X100
Jumlah anak usia 1-12 tahun diwilayah
dan pada periode waktu yang sama
Target >80 %
Sumber Data Laporan POPM Kecacingan

Indikator Kinerja 3. Persentase tata laksana kasus filariasis


sesuai standar
Definisi Operasional Pengobatan dan perawatan penderita
filariasis yang bertujuan untuk mencegah
dan membatasi kecacatan, meliputi
penegakan diagnosa baik secara klinis
maupun laboratorium, pemberian obat DEC
selama 12 hari serta dilakukan kunjungan
rumah
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah kasus filariasis (baru dan lama) di
wilayah dan pada periode tertentu
Denominator Jumlah penduduk pada periode waktu
yang sama
Inklusi Seluruh jumlah penduduk pada periode
waktu yang sama
Ekslusi -
Formula Jumlah kasus filariasis (baru dan lama) di
wilayah dan pada periode tertentu

X100
Jumlah penduduk pada periode waktu yang
sama
Target 100 %
Sumber Data Laporan kasus filariasis
C. P2BB ZOONOSIS

Indikator Kinerja 1. Presentase tatalaksana kasus GHPR


(Gigitan Hewan Penyebab Rabies) sesuai
standart
Definisi Operasional Kasus GHPR di lakukan tatalaksana secara
komprehensif yaitu :
1. Penatalaksanaan
2.Konseling dan edukasi
3.Kriteria rujukan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah kasus GPHR yang dilakukan
tatalaksana sesuai standart pada satu
wilayah tertentu dalam kurun waktu 1
tahun
Denominator Jumlah kasus GPHR pada satu wilayah
tertentu dalam kurun waktu yang sama
Inklusi Seluruh kasus GPHR pada satu wilayah
tertentu dalam kurun waktu yang sama
Ekslusi -
Formula Jumlah kasus GPHR yang dilakukan
tatalaksana sesuai standart pada satu
wilayah tertentu dalam kurun waktu 1
tahun
X100
Jumlah kasus GPHR pada satu wilayah
tertentu dalam kurun waktu yang sama
Target 100 %
Sumber Data Laporan kasus

D. P2ML ISPA

Indikator Kinerja 1. Penatalaksanaan Ispa/Pnemonia sesuai


dengan standart
Definisi Operasional Penderita ISPA di obati sesuai standar
pengobatan meliputi :
1. Penegakan diagnosa : Hitung napas
TTDK (Tarikan Dinding Dada ke Bawah ke
Dalam) , periksa saturasi O2
2) Pengobatan antibiotik sesuai standar
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah penderita ISPA yang dilakukan
tatalaksana sesuai standart pada satu
wilayah tertentu dalam kurun waktu 1
tahun
Denominator Jumlah kasus ISPA pada satu wilayah
tertentu dalam kurun waktu yang sama
Inklusi Seluruh kasus GPHR pada satu wilayah
tertentu dalam kurun waktu yang sama
Ekslusi -
Formula Jumlah penderita ISPA yang dilakukan
tatalaksana sesuai standart pada satu
wilayah tertentu dalam kurun waktu 1
tahun
X100
Jumlah kasus ISPA pada satu wilayah
tertentu dalam kurun waktu yang sama
Target 100 %
Sumber Data Laporan ISPA

E. P2PML DIARE

Indikator Kinerja 1. Penatalaksanaan diare sesuai dengan


standart
Definisi Operasional Jumlah penderita yang datang dan dilayani
di sarana kesehatan dan kader di suatu
wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah penderita diare yang datang dan
dilayani disarana kesehatan dan kader
disuatu wilayah tertentu dalam waktu satu
tahun
Denominator Jumlah target penemuan penderita diare
pada satu wilayah tertentu dalam waktu yg
sama
Inklusi Seluruh target penemuan penderita diare
pada satu wilayah tertentu dalam waktu yg
sama
Ekslusi -
Formula Jumlah penderita diare yang datang dan
dilayani disarana kesehatan dan kader
disuatu wilayah tertentu dalam waktu satu
tahun
X100
Jumlah target penemuan penderita diare
pada satu wilayah tertentu dalam waktu yg
sama
Target 100 %
Sumber Data Laporan DIARE

F. P2ML KUSTA

Indikator Kinerja 1. RFT pasien kusta yang ditangani


Definisi Operasional Release From Treatment (RFT) bila penderita
baru tipe PB 1 (satu) tahun sebelumnya
dan tipe MB 2 (dua) tahun sebelumnya
menyelesaikan pengobatan tepat waktu di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
Frekuensi Satu tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah penderita baru PB 1 (satu) tahun
sebelumnya dan MB 2 (dua) tahun
sebelumnya menyelesaikan pengobatan
tepat waktu
Denominator jumlah penderita baru PB 1 (satu) tahun
sebelumnya dan MB 2 (dua) tahun
sebelumnya yang mulai pengobatan
Inklusi Seluruh penderita baru PB 1 (satu) tahun
sebelumnya dan MB 2 (dua) tahun
sebelumnya yang mulai pengobatan
Ekslusi -
Formula Jumlah penderita baru PB 1 (satu) tahun
sebelumnya dan MB 2 (dua) tahun
sebelumnya menyelesaikan pengobatan
tepat waktu
X100
Jumlah penderita baru PB 1 (satu) tahun
sebelumnya dan MB 2 (dua) tahun
sebelumnya yang mulai pengobatan
Target 100 %
Sumber Data Laporan KUSTA

G. P2ML HIV

Indikator Kinerja 1. Pelayanan Kesehatan orang dengan


risiko terinfeksi HIV sesuai standar
Definisi Operasional Pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada orang dengan risiko terinfeksi HIV
sesuai standar meliputi: 1) Edukasi
perilaku berisiko 2) Skrining
Orang dengan risiko terinfeksi virus HIV
yaitu : Ibu hamil, Pasien TBC, Pasien
Infeksi Menular Seksual (IMS), Penjaja seks,
Lelaki yang berhubungan seks dengan
lelaki (LSL), Transgender/ Waria),
Pengguna napza suntik (penasun).
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV
yang mendapatkan pelayanan sesuai
standar dalam dalam suatu wilayah dan
dalam kurun waktu satu tahun
Denominator Jumlah orang dengan risiko terinfeksi
HIV dalam suatu wilayah dan kurun waktu
satu tahun yang sama
Inklusi Seluruh orang dengan risiko terinfeksi HIV
dalam suatu wilayah dan kurun waktu satu
tahun yang sama
Ekslusi -
Formula Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV
yang mendapatkan pelayanan sesuai
standar dalam dalam suatu wilayah dan
dalam kurun waktu satu tahun
X100
Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV
dalam suatu wilayah dan kurun waktu satu
tahun yang sama
Target 100 %
Sumber Data Laporan HIV

H. P2ML TB

Indikator Kinerja 1. Pelayanan Kesehatan Orang Terduga


TBC
Definisi Operasional Pelayanan orang terduga TBC sesuai
standar bagi orang terduga TBC meliputi:
1) Pemeriksaan klinis
2) Pemeriksaan penunjang
3) Edukasing
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah orang terduga TBC yang dilakukan
pemeriksaan penunjang dalam kurun
waktu satu tahun
Denominator Jumlah orang terduga TBC dalam kurun
waktu satu tahun
Inklusi Seluruh orang terduga TBC dalam kurun
waktu satu tahun
Ekslusi -
Formula Jumlah orang terduga TBC yang dilakukan
pemeriksaan penunjang dalam kurun
waktu satu tahun
X100
Jumlah orang terduga TBC dalam kurun
waktu satu tahun
Target 100 %
Sumber Data Laporan TB

Indikator Kinerja 2. Penemuan Kasus Baru Pasien TB BTA


positif ( CDR )
Definisi Operasional Penemuan pasien TB melalui pemeriksaan
dahak sewaktu- pagi- sewaktu (SPS) yang
hasil pemeriksaan mikroskopis : a.
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen
dahak SPS hasilnya BTA positif b. Terdapat
1 spesimen dahak SPS dengan hasil BTA
positif dan foto toraks dada menunjukan
gambaran tuberkulosis c. Terdapat 1 atau
lebih spesimen dahak hasilnya positif
setelah 3 spesimen dahak SPS pada
pemeriksaan sebelumnya dengan hasil BTA
negatif dan tidak ada perbaikan setelah
pemberian antibiotika non OAT.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah TBParu BTA yang ditemukan dan
diobati disuatu wilayah pada kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah Suspek TB di wilayah dan pada
kurun waktu yang sama
Inklusi Seluruh Suspek TB di wilayah dan pada
kurun waktu yang sama
Ekslusi -
Formula Jumlah TBParu BTA yang ditemukan dan
diobati disuatu wilayah pada kurun waktu
tertentu
X100RB
Jumlah Suspek TB di wilayah dan pada
kurun waktu yang sama
Target 107 PER 100.000 Penduduk
Sumber Data Laporan TB

Indikator Kinerja 3. penemuan semua Kasus Baru Pasien TB


( CNR )
Definisi Operasional Pasien yang telah menyelesaikan
pengobatan secara lengkap tetapi tidak ada
hasil pemeriksaan apusan dahak ulang
pada akhir pengobatan dan pada satu
pemeriksaan sebelumnya
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah Pasien Baru TB BTA Positif
(sembuh +pengobatan lengkap)
Denominator Jumlah Pasien Baru TB BTA Positif yang
diobati
Inklusi Seluruh Pasien Baru TB BTA Positif yang
diobati
Ekslusi Pasien baru TB BTA Positif yang tidak
diobati
Formula Jumlah Pasien Baru TB BTA Positif
(sembuh +pengobatan lengkap)
X100RB
Jumlah Pasien Baru TB BTA Positif yang
diobati
Target 466 PER 100.000 Penduduk
Sumber Data Laporan TB

Indikator Kinerja 4. Angka Kesembuhan ( cure rate )


Definisi Operasional Pasien yang telah menyelesaikan
pengobatan secara lengkap dan hasil
pemeriksaan apusan dahak ulang (follow-
up) dengan hasil negatif pada akhir
pengobatan dan pada satu pemeriksaan
sebelumnya
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah pasien TBParu BTA+ yangsembuh
disuatu wilayah selama periode tertentu
Denominator Jumlah pasien TB Paru BTA + yang diobati
di wilayah dan pada kurun waktu yang
sama
Inklusi Seluruh pasien TB Paru BTA + yang diobati
di wilayah dan pada kurun waktu yang
sama
Ekslusi Pasien baru TB BTA Positif yang tidak
diobati
Formula Jumlah pasien TBParu BTA+ yangsembuh
disuatu wilayah selama periode tertentu

X100
Jumlah pasien TB Paru BTA + yang diobati
di wilayah dan pada kurun waktu yang
sama
Target 90 %
Sumber Data Laporan TB

Indikator Kinerja 5. Pengobatan lengkap (succes rate)


Definisi Operasional Pasien yang telah menyelesaikan
pengobatan secara lengkap tetapi tidak ada
hasil pemeriksaan apusan dahak ulang
pada akhir pengobatan dan pada satu
pemeriksaan sebelumnya
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah Pasien Baru TB BTA Positif
(sembuh +pengobatan lengkap)
Denominator Jumlah Pasien Baru TB BTA Positif yang
diobati
Inklusi Seluruh Pasien Baru TB BTA Positif yang
diobati
Ekslusi Pasien baru TB BTA Positif yang tidak
diobati
Formula Jumlah pasien TBParu BTA+ yang sembuh
disuatu wilayah selama periode tertentu

X100
Jumlah Pasien Baru TB BTA Positif yang
diobati
Target 86,5 %
Sumber Data Laporan TB

Indikator Kinerja 6. Cakupan Penemuan TB Resisten Obat


Definisi Operasional jumlah kasus TB resisten obat yang
terkonfirmasi resistan terhadap rifampisin
(RR) dan atau TB-MDR berdasarkan hasil
pemeriksaan tes cepatmolekuler maupun
konvensional di antara perkiraan kasus TB
resisten obat
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah kasus TB yang hasil pemeriksaan
tescepat molekuler maupun
konvensionalnyamenunjukkan resistan
terhadap rifampisin (RR)dan atau TB-MDR
Denominator Perkiraan kasus TB resisten obat
Inklusi Seluruh Perkiraan kasus TB resisten obat
Ekslusi -
Formula Jumlah kasus TB yang hasil pemeriksaan
tescepat molekuler maupun
konvensionalnyamenunjukkan resistan
terhadap rifampisin (RR)dan atau TB-MDR

X100
Perkiraan kasus TB resisten obat
Target 80 %
Sumber Data Laporan TB

Indikator Kinerja 7. Keberhasilan pengobatan TB Resisten


Obat
Definisi Operasional jumlah kasus TB resistan obat (TB resistan
rifampisin dan atau TB MDR) yang
menyelesaikan pengobatan dan sembuh
atau pengobatan lengkap diantara jumlah
kasus TB resistan obat (TB resistan
rifampisin dan atau TB MDR) yang memulai
pengobatan TB lini kedua
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah kasus TB resistan obat (TB resistan
rifampisin dan atau TB MDR) yang
dinyatakan
sembuh dan pengobatan lengkap
Denominator Jumlah kasus TB resistan obat (TB
resistan
rifampisin dan atau TB MDR) yang
memulai
pengobatan TB lini kedua
Inklusi Seluruh kasus TB resistan obat (TB resistan
rifampisin dan atau TB MDR) yang memulai
pengobatan TB lini kedua
Ekslusi -
Formula Jumlah kasus TB resistan obat (TB resistan
rifampisin dan atau TB MDR) yang
dinyatakan
sembuh dan pengobatan lengkap

X100
Jumlah kasus TB resistan obat (TB resistan
rifampisin dan atau TB MDR) yang memulai
pengobatan TB lini kedua
Target 75 %
Sumber Data Laporan TB

Indikator Kinerja 8. Angka Pasien TB yang mengetahui


status HIV
Definisi Operasional Jumlah pasien TB yang mempunyai hasil
tesHIV yang dicatat di formulir pencatatan
TB yang hasil tesHIV diketahui termasuk
pasien TB yang sebelumnyamengetahui
status HIV positif di antara seluruh
pasienTB
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah pasien TB yang mempunyai hasil
tes HIVyang dicatat di formulir pencatatan
TB yang hasil tes HIV diketahui termasuk
pasien TB yang sebelumnya mengetahui
status HIV positif
Denominator Jumlah seluruh pasien TB terdaftar
(ditemukandan diobati TB)
Inklusi seluruh pasien TB terdaftar (ditemukan dan
diobati TB)
Ekslusi -
Formula Jumlah pasien TB yang mempunyai hasil
tes HIVyang dicatat di formulir pencatatan
TB yang hasil tes HIV diketahui termasuk
pasien TB yang sebelumnya mengetahui
status HIV positif
X100
Jumlah seluruh pasien TB terdaftar
(ditemukandan diobati TB)
Target 80 %
Sumber Data Laporan TB

Indikator Kinerja 9. Penemuan Kasus baru TB anak


Definisi Operasional Jumlah seluruh kasus TB anak yang
ditemukan di antara perkiraan jumlah
kasus TB anak yang ada disuatu wilayah
dalam periode tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah seluruh kasus TB anak yang
ditemukan
Denominator Perkiraan jumlah kasus TB anak
Inklusi seluruh Perkiraan jumlah kasus TB anak
Ekslusi -
Formula Jumlah seluruh kasus TB anak yang
ditemukan
X100
Perkiraan jumlah kasus TB anak
Target 150 %
Sumber Data Laporan TB

Indikator Kinerja 10. Cakupan pemberian obat Profilaksis Tb


( INH )
Definisi Operasional jumlah anak < 5 tahun yang
mendapatkanpengobatan pencegahan TB
yang tercatat dalam registerTB.16 di antara
perkiraan anak < 5 tahun yangmemenuhi
syarat diberikan pengobatan pencegahan
dikabupaten/ kota selama setahun
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah anak < 5 tahun yang
dilaporkanmendapatkan pengobatan
pencegahan TB
Denominator Perkiraan jumlah anak < 5 tahun yang x
100%memenuhi syarat diberikan
pengobatan pencegahan TB
Inklusi seluruh jumlah anak < 5 tahun yang x
100%memenuhi syarat diberikan
pengobatan pencegahan TB
Ekslusi -
Formula Jumlah anak < 5 tahun yang
dilaporkanmendapatkan pengobatan
pencegahan TB
X100
Perkiraan jumlah anak < 5 tahun yang x
100%memenuhi syarat diberikan
pengobatan pencegahan TB
Target 55 %
Sumber Data Laporan TB
V.2 SURVEILANS
A. SURVEILANS PENYAKIT POTENSIAL KLB / WABAH
Indikator Kinerja 1. Kelengkapan laporan SKDR (Sistem
Kewaspadaan Dini dan Respon)
(mingguan)
Definisi Operasional Jumlah Puskesmas Lengkap mengirimkan
laporan SKDR dalam periode minggu
pelaporan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah Puskesmas Lengkap mengirimkan
laporan SKDR dalam periode minggu
pelaporan
Denominator Jumlah minggu pelaporan
Inklusi Jumlah minggu pelaporan
Ekslusi -
Formula Jumlah Puskesmas Lengkap mengirimkan
laporan SKDR dalam periode minggu
pelaporan
X100
Jumlah minggu pelaporan
Target > 95%
Sumber Data Laporan Surveilans

Indikator Kinerja 2. Ketepatan Laporan SKDR (mingguan)


Definisi Operasional Jumlah Puskesmas Lengkap mengirimkan
laporan SKDR dalam periode minggu
pelaporan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah Puskesmas Lengkap mengirimkan
laporan SKDR dalam periode minggu
pelaporan
Denominator Jumlah minggu pelaporan
Inklusi Jumlah minggu pelaporan
Ekslusi -
Formula Jumlah Puskesmas Lengkap mengirimkan
laporan SKDR dalam periode minggu
pelaporan
X100
Jumlah minggu pelaporan
Target 100 %
Sumber Data Laporan Surveilans

Indikator Kinerja 3. ketepatan Laporan STP (Surveilans


Terpadu Penyakit) (Bulan)
Definisi Operasional Jumlah Puskesmas Tepat mengirimkan
laporan STP dalam periode bulan pelaporan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah Puskesmas Tepat mengirimkan
laporan STP dalam bulan pelaporan
Denominator Jumlah bulan pelaporan
Inklusi Jumlah bulan pelaporan
Ekslusi -
Formula Jumlah Puskesmas Tepat mengirimkan
laporan STP dalam bulan pelaporan

X100
Jumlah bulan pelaporan
Target 100 %
Sumber Data Laporan Surveilans

Indikator Kinerja 4. Cakupan KLB Tertangani kurang dari 24


Jam
Definisi Operasional Kelurahan yang mengalami KLB dan
ditanggulangi < 24 jam oleh
kabupaten/kota terhadap Kejadian Luar
Biasa (KLB) pada periode/kurun waktu
tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah KLB di kelurahan
yangditanggulangi < 24 jam pada periode
waktu tertentu
Denominator Jumlah KLB yang terjadi pada wilayah
kelurahan pada periode waktu yang sama
Inklusi Seluruh KLB yang terjadi pada wilayah
kelurahan pada periode waktu yang sama
Ekslusi -
Formula Jumlah KLB di kelurahan
yangditanggulangi < 24 jam pada periode
waktu tertentu
X100
Jumlah KLB yang terjadi pada wilayah
kelurahan pada periode waktu yang sama
Target 100 %
Sumber Data Laporan Surveilans

B. SURVAILANS HAJI
Indikator Kinerja 1. Persentase pembinaan Calon Jemaah
haji masa tunggu
Definisi Operasional Pembinaan masa tunggu meliputi kegiatan
penyuluhan, konseling, peningkatan
kebugaran, pemanfaatan upaya kesehatan
berbasis masyarakat, pemanfaatan media
massa, penyebarluasan informasi, dan
kunjungan rumah.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah CJH yang estimasi keberangkatan
minimal 1 tahun mendatang yang
mendapatkan pembinaan
Denominator Jumlah CJH estimasi keberangkatan 1
tahun
Inklusi Seluruh CJH estimasi keberangkatan 1
tahun
Ekslusi -
Formula Jumlah CJH yang estimasi keberangkatan
minimal 1 tahun mendatang yang
mendapatkan pembinaan
X100
Jumlah CJH estimasi keberangkatan 1
tahun
Target 90 %
Sumber Data Laporan Surveilans

Indikator Kinerja 2. Persentase Pembinaan Calon Jemaah


haji masa keberangkatan
Definisi Operasional Pembinaan masa keberangkatan meliputi
kegiatan penyuluhan, konseling,
peningkatan kebugaran, pemanfaatan
upaya kesehatan berbasis masyarakat,
pemanfaatan media massa, penyebarluasan
informasi, kunjungan rumah, aklimatisasi,
dan Manasik Kesehatan.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah CJH yang akan berangkat pada
tahun berjalan yang mendapatkan
pembinaan
Denominator Jumlah CJH yang akan berangkat pada
tahun berjalan
Inklusi Seluruh CJH yang akan berangkat pada
tahun berjalan
Ekslusi -
Formula Jumlah CJH yang akan berangkat pada
tahun berjalan yang mendapatkan
pembinaan
X100
Jumlah CJH yang akan berangkat pada
tahun berjalan
Target 100 %
Sumber Data Laporan Surveilans

Indikator Kinerja 3. Persentase pengumpulan K3JH (Kartu


Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji)
Definisi Operasional Pengumpulan K3JH adalah bentuk
kegiatan surveilans risiko penyakit
potensial wabah dalam 14 hari sejak
kepulangan jemaah haji. Apabila jemaah
sehat maka diminta mengumpulkan kartu
K3JH ke Puskesmas atau petugas
Surveilans Puskesmas yang akan
menjemput dalam kunjungan rumah
apabila jemaah tidak datang ke Puskesmas
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah K3JH yang terkumpul di wilayah
dalam kurun waktu tahun berjalan
Denominator Jumlah jemaah haji yang pulang diwilayah
pada periode yang sama
Inklusi Seluruh jemaah haji yang pulang diwilayah
pada periode yang sama
Ekslusi -
Formula Jumlah K3JH yang terkumpul di wilayah
dalam kurun waktu tahun berjalan
X100
Jumlah jemaah haji yang pulang diwilayah
pada periode yang sama
Target 100 %
Sumber Data Laporan Surveilans

Indikator Kinerja 4. Persentase pengumpulan K3JH (Kartu


Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji)
Definisi Operasional Pengumpulan K3JH adalah bentuk
kegiatan surveilans risiko penyakit
potensial wabah dalam 14 hari sejak
kepulangan jemaah haji. Apabila jemaah
sehat maka diminta mengumpulkan kartu
K3JH ke Puskesmas atau petugas
Surveilans Puskesmas yang akan
menjemput dalam kunjungan rumah
apabila jemaah tidak datang ke Puskesmas
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah K3JH yang terkumpul di wilayah
dalam kurun waktu tahun berjalan
Denominator Jumlah jemaah haji yang pulang diwilayah
pada periode yang sama
Inklusi Seluruh jemaah haji yang pulang diwilayah
pada periode yang sama
Ekslusi -
Formula Jumlah K3JH yang terkumpul di wilayah
dalam kurun waktu tahun berjalan
X100
Jumlah jemaah haji yang pulang diwilayah
pada periode yang sama
Target 100 %
Sumber Data Laporan Surveilans

V.3 IMUNISASI
A. IMUNISASI BAYI
Indikator Kinerja 1. Cakupan Universal Child Immunization
(UCI) Desa/Kelurahan
Definisi Operasional UCI (Univercal Coverage Immunization)
adalah kelurahan dimana minimal 80 %
bayi yang ada di desa tersebut
mendapatkan imunisasi dasar lengkap di
wilayah kerja Puskesmas selama kurun
waktu tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah bayi IDL
Denominator Bayi lahir hidup
Inklusi Seluruh Bayi lahir hidup
Ekslusi -
Formula Jumlah bayi IDL
X100
Seluruh Bayi lahir hidup
Target 100 %
Sumber Data Laporan Imunisasi

Indikator Kinerja 2. Persentase imunisasi Hepatitis B 0-7 hr


Definisi Operasional Persentase Imunisasi HB0 yang diberikan
kepada bayi baru lahir <24 jam
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah bayi yang di imunisasi HBO
Denominator jumlah sasaran dalam satu tahun
Inklusi Seluruh sasaran dalam satu tahun
Ekslusi -
Formula Jumlah bayi yang di imunisasi HBO
X100
Seluruh sasaran dalam satu tahun
Target 95 %
Sumber Data Laporan Imunisasi

Indikator Kinerja 3. Persentase imunisasi BCG


Definisi Operasional Persentase Imunisasi BCG yang diberikan
kepada bayiusia 1-11 bulan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah yang di imunisasi
Denominator jumlah sasaran dalam satu tahun
Inklusi Seluruh sasaran dalam satu tahun
Ekslusi -
Formula Jumlah yang di imunisasi
X100
Seluruh sasaran dalam satu tahun

Target 95 %
Sumber Data Laporan Imunisasi

Indikator Kinerja 4. Persentase imunisasi Polio 1


Definisi Operasional Persentase Imunisasi Polio yang diberikan
kepada bayiusia 1-11 bulan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah yang di imunisasi
Denominator jumlah sasaran dalam satu tahun
Inklusi Seluruh sasaran dalam satu tahun
Ekslusi -
Formula Jumlah yang di imunisasi
X100
Seluruh sasaran dalam satu tahun
Target 95 %
Sumber Data Laporan Imunisasi

Indikator Kinerja 5. Persentase imunisasi Polio 2


Definisi Operasional Persentase Imunisasi Polio yang diberikan
kepada bayi usia 2-11 bulan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah yang di imunisasi
Denominator jumlah sasaran dalam satu tahun
Inklusi Seluruh sasaran dalam satu tahun
Ekslusi -
Formula Jumlah yang di imunisasi
X100
Seluruh sasaran dalam satu tahun
Target 95 %
Sumber Data Laporan Imunisasi

Indikator Kinerja 6. Persentase imunisasi Polio 3


Definisi Operasional Persentase Imunisasi Polio yang diberikan
kepada bayi usia 3-11 bulan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah yang di imunisasi
Denominator jumlah sasaran dalam satu tahun
Inklusi Seluruh sasaran dalam satu tahun
Ekslusi -
Formula Jumlah yang di imunisasi
X100
Seluruh sasaran dalam satu tahun
Target 95 %
Sumber Data Laporan Imunisasi

Indikator Kinerja 7. Persentase imunisasi Polio 4


Definisi Operasional Persentase Imunisasi Polio yang diberikan
kepada bayi usia 4-11 bulan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah yang di imunisasi
Denominator jumlah sasaran dalam satu tahun
Inklusi Seluruh sasaran dalam satu tahun
Ekslusi -
Formula Jumlah yang di imunisasi
X100
Seluruh sasaran dalam satu tahun
Target 95 %
Sumber Data Laporan Imunisasi

Indikator Kinerja 8. Persentase imunisasi DPT-HB-Hib 1


Definisi Operasional Persentase Imunisasi DPT-HB-Hib 1yang
diberikan kepada bayi usia 2-11 bulan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah yang di imunisasi
Denominator jumlah sasaran dalam satu tahun
Inklusi Seluruh sasaran dalam satu tahun
Ekslusi -
Formula Jumlah yang di imunisasi
X100
Seluruh sasaran dalam satu tahun
Target 95 %
Sumber Data Laporan Imunisasi

Indikator Kinerja 9. Persentase imunisasi DPT-HB-Hib 2


Definisi Operasional Persentase Imunisasi DPT-HB-Hib 2 yang
diberikan kepada bayi usia 3-11 bulan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah yang di imunisasi
Denominator jumlah sasaran dalam satu tahun
Inklusi Seluruh sasaran dalam satu tahun
Ekslusi -
Formula Jumlah yang di imunisasi
X100
Seluruh sasaran dalam satu tahun
Target 95 %
Sumber Data Laporan Imunisasi

Indikator Kinerja 10. Persentase imunisasi DPT-HB-Hib 3


Definisi Operasional Persentase Imunisasi DPT-HB-Hib 3 yang
diberikan kepada bayi usia 4-11 bulan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah yang di imunisasi
Denominator jumlah sasaran dalam satu tahun
Inklusi Seluruh sasaran dalam satu tahun
Ekslusi -
Formula Jumlah yang di imunisasi
X100
Seluruh sasaran dalam satu tahun
Target 95 %
Sumber Data Laporan Imunisasi

Indikator Kinerja 11. Persentase imunisasi Campak/MR


Definisi Operasional Persentase Imunisasi Campak/MRyang
diberikan kepada bayi usia 9-11 bulan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah yang di imunisasi
Denominator jumlah sasaran dalam satu tahun
Inklusi Seluruh sasaran dalam satu tahun
Ekslusi -
Formula Jumlah yang di imunisasi
X100
Seluruh sasaran dalam satu tahun
Target 95 %
Sumber Data Laporan Imunisasi

Indikator Kinerja 12. Persentase Imunisasi Dasar Lengkap


(IDL)
Definisi Operasional Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) bila bayi
berusia kurang dari 1 (satu) tahun telah
mendapatkan 1 (satu) kali Hepatitis B,
1(satu) kali imunisasi BCG, 3 (tiga) kali
imunisasi DPT-HB-Hib, 4 (empat) kali
imunisasi Polio, dan 1 (satu) kali imunisasi
MR / Measles Rubella di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah bayi yang mendapat IDL di satu
wilayah tertentu selama satu periode
Denominator Jumlah bayi lahir hidup yang ada di
wilayah dan pada periode yang sama
Inklusi Seluruh bayi lahir hidup yang ada di
wilayah dan pada periode yang sama
Ekslusi -
Formula Jumlah bayi yang mendapat IDL di satu
wilayah tertentu selama satu periode
X100
Jumlah bayi lahir hidup yang ada di wilayah
dan pada periode yang sama
Target 93 %
Sumber Data Laporan Imunisasi
B. IMUNISASI IBU HAMIL
Indikator Kinerja 1. Persentase imunisasi TT 1
Definisi Operasional Pemerian TT1 adalah pemberian awal
imunisasi TT
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah yang di imunisasi
Denominator Jumlah sasaran dalam satu tahun
Inklusi Seluruh sasaran dalam satu tahun
Ekslusi -
Formula Jumlah yang di imunisasi
X100
Jumlah sasaran dalam satu tahun
Target 80 %
Sumber Data Laporan Imunisasi

Indikator Kinerja 2. Persentase imunisasi TT 2


Definisi Operasional Pemberian TT2 : interval minimal 4 minggu
setelah TT1 dengan masa perlindungan 3
tahun
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah yang di imunisasi
Denominator Jumlah sasaran dalam satu tahun
Inklusi Seluruh sasaran dalam satu tahun
Ekslusi -
Formula Jumlah yang di imunisasi
X100
Jumlah sasaran dalam satu tahun
Target 80 %
Sumber Data Laporan Imunisasi

Indikator Kinerja 3. Persentase imunisasi TT 3


Definisi Operasional Pemberian TT3 : interval minimal 6 bulan
setelah TT2 dengan masa perlindungan 5
tahun
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah yang di imunisasi
Denominator Jumlah sasaran dalam satu tahun
Inklusi Seluruh sasaran dalam satu tahun
Ekslusi -
Formula Jumlah yang di imunisasi
X100
Jumlah sasaran dalam satu tahun
Target 80 %
Sumber Data Laporan Imunisasi
Indikator Kinerja 4. Persentase imunisasi TT 4
Definisi Operasional Pemberian TT4 : interval minimal 1 tahun
setelah TT3 dengan masa perlindungan 10
tahun
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah yang di imunisasi
Denominator Jumlah sasaran dalam satu tahun
Inklusi Seluruh sasaran dalam satu tahun
Ekslusi -
Formula Jumlah yang di imunisasi
X100
Jumlah sasaran dalam satu tahun
Target 80 %
Sumber Data Laporan Imunisasi

Indikator Kinerja 5. Persentase imunisasi TT 5


Definisi Operasional Pemberian TT5 : interval minimal 1 tahun
setelah TT4 dengan masa perlindungan 25
tahun
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah yang di imunisasi
Denominator Jumlah sasaran dalam satu tahun
Inklusi Seluruh sasaran dalam satu tahun
Ekslusi -
Formula Jumlah yang di imunisasi
X100
Jumlah sasaran dalam satu tahun
Target 80 %
Sumber Data Laporan Imunisasi

C. BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS)


Indikator Kinerja 1. Persentase Imunisasi Campak/Measles
Rubella
Definisi Operasional Persentase ImunisasiCampak/Measles
Rubella yang diberikan pada sasaran anak
sekolah kelas 1 SD/MI sederajat
Frekuensi Setiap tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah murid SD/MI klas I yang mendpt
campak/MR
Denominator Jumlah murid SD/MI kelas I yang ada
Inklusi Seluruh murid SD/MI klas I di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah murid SD/MI klas I yang mendpt
campak/MR
X100
Seluruh murid SD/MI klas I di wilayah
Target 95%
Sumber Data Laporan BIAS

Indikator Kinerja 2. Persentase imunasasi DT


Definisi Operasional Persentase Imunisasi DT yang diberikan
pada sasaran anak sekolah kelas 1 SD/MI
sederajat
Frekuensi Setiap tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah murid SD/MI klas I yang mendpt
DT
Denominator Jumlah murid SD/MI kelas I yang ada
Inklusi Seluruh murid SD/MI klas I di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah murid SD/MI klas I yang mendpt
DT
X100
Jumlah murid SD/MI kelas I yang ada
Target 95%
Sumber Data Laporan BIAS

Indikator Kinerja 3. Persentase imunisasi Td Kelas 2


Definisi Operasional Persentase Imunisasi TD yang diberikan
pada sasaran anak sekolah kelas 2 SD/MI
sederajat
Frekuensi Setiap tahun
Pengumpulan data
Numerator -
Denominator -
Inklusi Seluruh anak sekolah kelas 2 SD/MI
sederajat di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah yang di imunisasi dibagi jumlah
sasaran dalam satu tahun
Target 95%
Sumber Data Laporan BIAS
Indikator Kinerja 4. Persentase imunisasi Td Kelas 3/5
Definisi Operasional Persentase Imunisasi TD yang diberikan
pada sasaran anak sekolah kelas 3/5
SD/MI sederajat
Frekuensi Setiap tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah murid SD/MI klas I yang mendpt
DT
Denominator Jumlah murid SD/MI kelas I yang ada
Inklusi Seluruh murid SD/MI klas I di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah yang di imunisasi dibagi jumlah
sasaran dalam satu tahun dikali 100 %
Target 95%
Sumber Data Laporan BIAS

V.4 P2PTM
Indikator Kinerja Persentase Warga 15-59 tahun yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar
Definisi Operasional Skrining kesehatan usia 15 - 59 tahun
dilakukan di Puskesmas dan jaringannya
serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
yang bekerja sama dengan pemerintah
daerah minimal 1 tahun sekali
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah orang usia 15-59 tahun yang
mendapatkan pelayanan skrining sesuai
standar dalam kurun kurun waktu satu
tahun
Denominator Jumlah orang usia 15-59 tahun dalam
kurun waktu yang sama
Inklusi Seluruh orang usia 15-59 di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah orang usia 15-59 tahun yang
mendapatkan pelayanan skrining sesuai
standar dalam kurun kurun waktu satu
tahun
X100
Jumlah orang usia 15-59 tahun dalam
kurun waktu yang sama
Target 100 %
Sumber Data Laporan bulanan PTM

VI. PELAYANAN KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

Indikator Kinerja 1. Persentase keluarga tidak sehat


meningkat kemandiriannya (Keluarga
Mandiri Level IV)
Definisi Operasional Data Keluarga tidak sehat didapat dari
hasil pendataan, keluarga mandiri IV yaitu
keluarga yang mampu mengenal
masalahnya, memanfaatkan fasilitas
kesehatan, memodifikasi lingkungan,
melakukan tindakan preventif, dan
promotif
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Keluarga tidak sehat yang mencapai KM IV
Denominator Jumlah keluarga yg tidak sehat
Inklusi Seluruh keluarga tidak sehat di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah keluarga yg tidak sehat
X100
Jumlah keluarga yg tidak sehat

Target 30 %
Sumber Data Laporan bulanan perkesmas

Indikator Kinerja 2. Jumlah kelompok berkebutuhan khusus


beresiko tinggi masalah kesehatan yang
mendapatkan asuhan keperawatan
kelompok
Definisi Operasional Kelompok berkebutuhan khusus yaitu kel
masyarakat pesantren, kel anak jalanan,
kel anak berkebutuhan khusus, kel
masyarakat Lapas, kel masyarakat panti
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Kel berkebutuhan khusus berisiko tinggi
masalah kesehatan yg mendapat askep
Denominator Jumlah kel berkebutuhan khusus yg
berisiko tinggi masalah kesehatan
Inklusi Seluruh kel berkebutuhan khusus yg
berisiko tinggi masalah kesehatan di
wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah kel berkebutuhan khusus yg
berisiko tinggi masalah kesehatan

X100
Seluruh kel berkebutuhan khusus yg
berisiko tinggi masalah kesehatan di
wilayah
Target 2
Sumber Data Laporan bulanan perkesmas

Indikator Kinerja 3. Persentase kasus resiko tinggi kesehatan


yang mendapatkan pelayanan Homecare
Definisi Operasional Kasus resiko tinggi meliputi maternal risti,
anak risti, lansia risti, masalah gizi,
penyakit menular, dan penyakit tidak
menular
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Kasus resiko tinggi yang mendapat
pelayanan homecare
Denominator Jumlah kasus resiko tinggi yang
terlaporkan
Inklusi Seluruh kasus resiko tinggi di wilayah
Ekslusi -
Formula Kasus resiko tinggi yang mendapat
pelayanan homecare

X100
Seluruh kasus resiko tinggi di wilayah
Target 10 %
Sumber Data Laporan bulanan perkesmas
UKM PENGEMBANGAN
I. PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN JIWA

Indikator Kinerja Presentase ODGJ Berat yang mendapatkan


pelayanan kesehatan sesuai standar
Definisi Operasional Pelayanan kesehatan pada ODGJ berat
sesuai standar bagi psikotik akut dan
Skizofrenia meliputi:
1) Pemeriksaan kesehatan jiwa;
2) Edukasi
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah ODGJ berat di wilayah kerja yang
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa
sesuai standar dalam kurun waktu satu
tahun
Denominator Jumlah ODGJ berat berdasarkan proyeksi
di wilayah kerja dalam kurun waktu satu
tahun yang sama
Inklusi Seluruh ODGJ berat di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah ODGJ berat di wilayah kerja yang
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa
sesuai standar dalam kurun waktu satu
tahun
X100
Jumlah ODGJ berat berdasarkan proyeksi
di wilayah kerja dalam kurun waktu satu
tahun yang sama
Target 100 %
Sumber Data Laporan bulanan jiwa

II. PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL DAN KOMPLEMENTER

Indikator Kinerja 1. Presentase Pembinaan Upaya Kesehatan


Tradisional
Definisi Operasional Penyehat tradisional adl setiap orang yg
memberikan layanan kestrad empiris yang
pengetahuan dan keterampilannya
didapatkan secara turun-temurun atau
pendidikan non formal
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Penyehat tradisional yg mendapatkan
pembinaan dari Puskesmas atau Dinas
Kesehatan disuatu wilayah dan perioe
waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh penyehat tradisional di
wilayah dan periode yang sama
Inklusi Seluruh penyehat tradisional di wilayah
Ekslusi -
Formula Penyehat tradisional yg mendapatkan
pembinaan dari Puskesmas atau Dinas
Kesehatan disuatu wilayah dan perioe
waktu tertentu
X100
Jumlah seluruh penyehat tradisional di
wilayah dan periode yang sama
Target 50 %
Sumber Data Laporan bulanan kestrad

Indikator Kinerja 2. Presentase Penyehat Tradisional


Terdaftar/Berizin
Definisi Operasional Jumlah Pernyehat Tradisional yang
terdaftar /berizin yang dibuktikan dengan
STPT (Surat Terdaftar Penyehat Tradisional
) yang masih berlaku
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah penyehat tradisional yang
mempunyai STPT di suatu wilayah dalam
kurun periode tertentu
Denominator Jumlah penyehat tradisional di wilayah
dan periode yang sama
Inklusi Seluruh penyehat tradisional di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah penyehat tradisional yang
mempunyai STPT di suatu wilayah dalam
kurun periode tertentu
X100
Jumlah penyehat tradisional di wilayah
dan periode yang sama
Target 100 %
Sumber Data Laporan bulanan kestrad
III.PELAYANAN KESEHATAN KERJA

Indikator Kinerja 1. Presentase pembinaan upaya kesehatan


kerja di sektor formal
Definisi Operasional Seluruh perusahaan/ PNS/ sektor formal
lainnya yang mendapat Pelayanan
kesehatan (tatap muka, konsultasi,
promotif dan preventif secara individu atau
Kelompok) baik didalam maupun diluar
gedung oleh petugas puskesmas
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah pekerja formal yang mendapat
konseling
Denominator Jumlah seluruh pekerja formal yang dibina
Inklusi Seluruh pekerja formal di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah pekerja formal yang mendapat
konseling
X100
Jumlah seluruh pekerja formal yang dibina
Target 30 %
Sumber Data Laporan bulanan UKK

Indikator Kinerja 2. Pembentukan Pos UKK disektor Informal


Definisi Operasional POS UKK informal terdiri dari
petani,pedagang,pengrajin,dll un dan
pembinaan meliputi upaya promotif,
preventif dan pengobatan sederhana yang
bersifat P3K dan P3P
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator -
Denominator -
Inklusi Seluruh POS UKK di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah POS UKK di sektor Informal di
suatu wilayah tertentu dan dalam kurun
waktu 1 tahun
Target 1
Sumber Data Laporan bulanan UKK

IV. PELAYANAN KESEHATAN OLAH RAGA

Indikator Kinerja 1. Presentase kelompok olahraga


masyrakat yang dibina
Definisi Operasional Kelompok/ klub olahraga, meliputi
kelompok olahraga di sekolah, klub antara
lain jantung sehat, senam asma, senam
usila, senam ibu hamil, senam diabetes,
senam osteoporosis, kebugaran jamah haji
dan kelompok olahraga/latihan fisik
lainnya yang dibina di wilayah kerja
Puskesmas selama pada kurun waktu
tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah kelompok/klub olahraga yang
dibina
Denominator Jumlah kelompok/ klub olahraga yang ada
Inklusi Kelompok/klub olahraga di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah kelompok/klub olahraga yang
dibina
X100
Jumlah kelompok/ klub olahraga yang ada
Target 70 %
Sumber Data Laporan bulanan kesorga

Indikator Kinerja 2. Presentase TKJ Calon Jemaah Haji Kota


sukabumi

Definisi Operasional Pengukuran kebugaran jasmani digunakan


untuk menilai Tingkat Kebugaran dalam
kesiapan jemaah haji melakukan aktivitas
fisik selama ibadah haji sesuai dengan
Pedoman yang ada.
Frekuensi Setiap tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah CJH yang melaksanakan TKJ
disuatu wilayah dan dalam kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah CJH yang ada diwilayah dalam
periode yang sama
Inklusi Kelompok/klub olahraga di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah CJH yang melaksanakan TKJ
disuatu wilayah dan dalam kurun waktu
tertentu
X100
Jumlah CJH yang ada diwilayah dalam
periode yang sama
Target 75 %
Sumber Data Laporan bulanan kesorga

Indikator Kinerja 3. Presentase tempat kerja formal yang


melaksanakan kegiatan Tes Kebugaran
Jasmani

Definisi Operasional Jumlah tempat kerja formal yang


melaksanakan TKJ dalam rangka untuk
mengetahui tingkat kebugaran
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah tempat kerja formal yang
melaksanakan kegiatan Tes Kebugaran
Jasmani di wilayah kerja di suatu wilayah
dalam kurun waktu 1 tahun
Denominator Jumlah tempat kerja yang ada diwilayah
dan dalam periode yang sama
Inklusi Seluruh tempat kerja formal di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah tempat kerja formal yang
melaksanakan kegiatan Tes Kebugaran
Jasmani di wilayah kerja di suatu wilayah
dalam kurun waktu 1 tahun
X100
Jumlah tempat kerja yang ada diwilayah
dan dalam periode yang sama
Target 2
Sumber Data Laporan bulanan kesorga

V. PELAYANAN KESEHATAN INDRA

Indikator Kinerja 1. Presentase jumlah kasus katarak yang


ditangani sesuai standar
Definisi Operasional Kasus katarak di lakukan tatalaksana
secara komprehensif
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah kasus katarak yang ditangani
sesuai standar
Denominator Jumlah kasus katarak yang ada
Inklusi Seluruh kasus katarak yang ada di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah kasus katarak yang ditangani
sesuai standar
X100
Jumlah kasus katarak yang ada
Target 100 %
Sumber Data Laporan bulanan kesehatan indra

Indikator Kinerja 2. Presentase jumlah deteksi dini


gangguan penglihatan
Definisi Operasional Deteksi dini gangguan penglihatan di
lakukan tatalaksana secara komprehensif
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah kasus gangguan penglihatan yang
dilakukan deteksi dini di wilayah kerja
dalam kurun waktu 1 tahun
Denominator Jumlah penduduk yang ada di wilayah
kerja dan periode yang sama
Inklusi Seluruh kasus gangguan penglihatan di
wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah kasus gangguan penglihatan yang
dilakukan deteksi dini di wilayah kerja
dalam kurun waktu 1 tahun
X100
Jumlah penduduk yang ada di wilayah
kerja dan periode yang sama
Target 4,5 %
Sumber Data Laporan bulanan kesehatan indra

VI. PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA (LANSIA)

Indikator Kinerja Skrining kesehatan lansia


Definisi Operasional Setiap Warga Negara usia 60 tahun ke atas
mendapatkan pelayanan kesehatan usia
lanjut sesuai standar dalam bentuk
edukasi PHBS dan skrining faktor resiko
penyakit menular dan PTM
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah warga negara berusia 60 tahun
atau lebih yang mendapat skrining
kesehatan sesuai standar minimal 1 kali
yang ada di suatu wilayah kerja dalam
kurun waktu satu tahun
Denominator Jumlah semua warga negara berusia 60
tahun atau lebih yang ada di suatu wilayah
kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu
satu tahun yang sama
Inklusi Seluruh warga negara berusia 60 tahun
atau lebih yang ada di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah warga negara berusia 60 tahun
atau lebih yang mendapat skrining
kesehatan sesuai standar minimal 1 kali
yang ada di suatu wilayah kerja dalam
kurun waktu satu tahun
X100
Jumlah semua warga negara berusia 60
tahun atau lebih yang ada di suatu wilayah
kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu
satu tahun yang sama
Target 100 %
Sumber Data Laporan bulanan LANSIA

VII. PELAYANAN ANAK USIA SEKOLAH REMAJA (AUSREM)

Indikator Kinerja 1. Presentase anak usia pendidikan dasar


yang mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar
Definisi Operasional Pelayanan kesehatan usia pendidikan
dasar sesuai standar meliputi:
1) Skrining kesehatan.
2) Tindaklanjut hasil skrining kesehatan.
Keterangan: Dilakukan pada anak kelas
1 sampai dengan kelas 9 di sekolah
minimal satu kali dalam satu tahun
ajaran dan usia 7 sampai 15 tahun
diluar sekolah
Frekuensi 1 tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah anak usia pendidikan dasar yang
mendapat pelayanan kesehatan sesuai
standar yang ada di wilayah kerja dalam
waktu satu tahun ajaran
Denominator Jumlah semua anak usia pendidikan dasar
yang ada di wilayah kerja tersebut dalam
kurun waktu satu tahun ajaran yang sama
Inklusi Seluruh anak usia pendidikan dasar
Ekslusi -
Formula Jumlah anak usia pendidikan dasar yang
mendapat pelayanan kesehatan sesuai
standar yang ada di wilayah kerja dalam
waktu satu tahun ajaran
X100
Jumlah semua anak usia pendidikan dasar
yang ada di wilayah kerja tersebut dalam
kurun waktu satu tahun ajaran yang sama
Target 100 %
Sumber Data Laporan penjaringan dan berkala

Indikator Kinerja 2. Cakupan pemberian tablet tambah


darah pada Remaja putri
Definisi Operasional Remaja putri (SMP dan SMA) yang
mendapat 1 (satu) tablet tambah darah per
minggu sepanjang tahun di suatu wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah Rematri yang mendapatkan TTD di
wilayah kerja pada kurun waktu 1 tahun
Denominator Jumlah Rematri yang ada di wilayah kerja
dalam periode yang sama
Inklusi Seluruh rematri di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah Rematri yang mendapatkan TTD di
wilayah kerja pada kurun waktu 1 tahun
X100
Jumlah Rematri yang ada di wilayah kerja
dalam periode yang sama
Target 15 %
Sumber Data Laporan TTD rematri

Indikator Kinerja 3. Jumlah Model Sekolah Sehat


Definisi Operasional Sekolah /Madrasah sehat Tingkat SD/MI
yang melaksanakan Model Sekolah sehat
di wilayah kerja dalam mewujudkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator -
Denominator -
Inklusi Seluruh sekolah di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah Sekolah yang melaksanakan Model
Sekolah sehat di wilayah kerja dalam kurun
1 tahun
Target 1
Sumber Data Laporan bulanan AUSREM

Indikator Kinerja 4. Jumlah Posyandu Remaja


Definisi Operasional Adanya posyandu remaja di wilayah kerja
sebagai salah satu bentuk UKBM meliputi
pelayanan promotif dan preventif, seperti
kespro Remaja, NAFZA, Gizi, PKHS, PTM
dan penyakit menular, pencegahan
kekerasan pada remaja dengan sasaran
usia 10-18 tahun
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Numerator -
Denominator -
Inklusi Seluruh posyandu remaja di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah Posyandu remaja di wilayah kerja
dalam kurun 1 tahun
Target 1
Sumber Data Laporan bulanan AUSREM

Indikator Kinerja 5. Presentase dokcil/KKR


Definisi Operasional Jumlah Dokcil/KKR di satu sekolah
minimal 10 % dari jumlah siswa yang ada
Frekuensi 1 tahun
Pengumpulan data
Numerator Jumlah Dokcil/KKR di wilayah kerja dalam
kurun 1 tahun
Denominator Jumlah siswa yang ada diwilayah kerja
dalam periode yang sama
Inklusi Seluruh dokcil/KKR di wilayah
Ekslusi -
Formula Jumlah Dokcil/KKR di wilayah kerja dalam
kurun 1 tahun
X100
Jumlah siswa yang ada diwilayah kerja
dalam periode yang sama
Target 10%
Sumber Data Laporan bulanan AUSREM
d) Profil Indikator Upaya Kesehatan Peroranagan dan Penunjang

1. Angka Kontak
Judul Indikator Angka Kontak
Alasan pemikiran Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi Nomor 39 Tahun 2019
Dimensi Mutu Efektif, Aksesibilitas
Tujuan Pasien JKN mendapatkan pelayanan
Kesehatan
Definisi Angka Kontak adalah kontak pasien JKN
Operasional yang terdaftar mendapatkan pelayanan
kesehatan (baik sehat maupun sakit) baik
dalam gedung maupun di luar gedung.

1 orang dianggap 1 kunjungan dalam 1


bulan tanpa memperhitungkan frekuensi
kedatangan peserta.
Tipe indikator Input
Satuan Per seribu (1000) peserta
pengukuran
Numerator Jumlah peserta terdaftar JKN yang
melakukan kontak dengan puskesmas
Denumerator Total jumlah peserta terdaftar di FKTP per
1000 peserta
Target pencapaian 150
Kriteria Inklusi Inklusi:
1. Jumlah pasien yang terdaftar aktif JKN
Kriteria eklusi
Ekslusi:
1. Jumlah pasien yang tidak terdaftar JKN
Formula Jumlah peserta terdaftar JKN yang
pengukuran melakukan kontak dengan puskesmas

X1000
Total jumlah peserta terdaftar di FKTP
Desain pengumpul Retrospektif
data
Sumber data Data sekunder
Populasi dan -
sample
Frekuensi 12 kali dalam setahun
Pengumpulan Data
Periode waktu Setiap bulan
pelaporan data
Periode Analisa Setiap triwulan
data
Penyajian data Tabel
Instrumen Data Pcare BPJS
pengambil data
Penangggungjawab Petugas Pendaftaran
2. Kelengkapan Identitas Rekam Medik Pasien Rawat Jalan
Judul Indikator Kelengkapan Identitas Rekam Medik Pasien
Rawat Jalan
Alasan pemikiran Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi Nomor 39 Tahun 2019
Dimensi Mutu Aksesibilitas, Fokus pada Pasien
Tujuan Untuk meningkatkan keselamatan dan
akses pemberi layanan terhadap pasien
Definisi Rekam medik yang lengkap dalam 24 jam
Operasional setelah selesai pelayanan, diisi oleh petugas
pendaftaran (nama, nomor rekam medik,
tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, no.
kartu BPJS)
Tipe indikator Input
Satuan Persen (%)
pengukuran
Numerator Jumlah identitas rekam medik rawat jalan
yang diisi lengkap
Denumerator Jumlah rekam medik rawat jalan
Target pencapaian
Kriteria Inklusi Inklusi:
1. Semua catatan rekam medik pasien rawat
Kriteria eklusi
Jalan

Formula Jumlah identitas rekam medik rawat jalan


pengukuran yang diisi lengkap

X1000
Total jumlah peserta terdaftar di FKTP
Desain pengumpul Survey Harian
data
Sumber data Data sekunder
Populasi dan -
sample
Frekuensi 12 kali dalam setahun
Pengumpulan
Data
Periode waktu Setiap bulan
pelaporan data
Periode Analisa Setiap triwulan
data
Penyajian data Tabel
Instrumen Buku rekam medis
pengambil data
Penangggungjawab Petugas Pendaftaran

3. Rasio Rujukan Rawat jalan Non Spesialistik


Judul Indikator Rasio Rujukan Rawat jalan Non Spesialistik
Alasan pemikiran Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi Nomor 39 Tahun 2019
Dimensi Mutu Efektif, Efisien, Fokus pada Pasien
Tujuan Agar rujukan rawat jalan tepat guna dan
tepat sasaran
Definisi Kasus non spesialistik adalah kasus terkait
Operasional 144 diagnosa yang harus ditangani di
puskesmas serta kriteria Time-Age-
Complication_Comorbidity (TACC).
Kelayakan rujukan kasus tersebut
berdasarkan kesepakatan dalam bentuk
perjanjian kerjasama anatara BPJS
Kesehatan, Puskemas, Dinkes Kabupaten/
Kota, dan oraganisasi Profesi dengan
memperhatikan kemampuan pelayanan
Puskesmas serta progresifitas penyakit yang
merupakan keadaan khusus dan/ atau
kedaruratan medis
Tipe indikator Input
Satuan Persen (%)
pengukuran
Numerator Jumlah peserta yang dirujuk dengan kasus
non spesialistik
Denumerator Jumlah seluruh peserta yang dirujuk oleh
puskesmas
Target pencapaian 100 %
Kriteria Inklusi Inklusi:
1. Peserta rawat Jalan yang dirujuk
Kriteria eklusi
Formula Jumlah peserta yang dirujuk dengan kasus
pengukuran non spesialistik

X100
Jumlah seluruh peserta yang dirujuk oleh
puskesmas
Desain pengumpul Survey Harian
data
Sumber data Data sekunder
Populasi dan -
sample
Frekuensi 12 kali dalam setahun
Pengumpulan
Data
Periode waktu Setiap bulan
pelaporan data
Periode Analisa Setiap triwulan
data
Penyajian data Tabel
Instrumen Laporan Pcare BPJS
pengambil data
Penangggungjawab Petugas Pendaftaran

4. Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP


Judul Indikator Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke
FKTP
Alasan pemikiran Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi Nomor 39 Tahun 2019
Dimensi Mutu Aksesibilitas, Fokus pada Pasien
Tujuan Semua peserta Prolanis mendapatkan
pelayanan kesehatan di Puskesmas
Definisi Penyakit kronis masuk Prolanis yaitu
Operasional penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi
mendapatkan pemantauan kesehatan
melalui edukasi, pemeriksaan penunjang
dan pelayanan obat secara rutin.
Nilai Rujukan:
<5% = 100%
5 - 7,5 % = 75%
7,6- 10 % = 50 %
>10% = 25 %
Tipe indikator Input
Satuan Persen (%)
pengukuran
Numerator Jumlah Peserta Prolanis yang berkunjung
mendapatkan pelayanan kesehatan di FKTP
Denumerator Jumlah peserta Prolanis yang terdaftar di
Puskesmas
Target pencapaian 100 %
Kriteria Inklusi Inklusi:
1. Peserta Prolanis dengan penyakit Diabetes
Kriteria eklusi
Meliitus dan Hipertensi yang terdaftar
sebagai peserta JKN aktif

Formula Jumlah Peserta Prolanis yang berkunjung


pengukuran mendapatkan pelayanan kesehatan di FKTP

X100
Jumlah peserta Prolanis yang terdaftar di
Puskesmas

Desain pengumpul Retrospektif


data
Sumber data Data sekunder
Populasi dan -
sample
Frekuensi 12 kali dalam setahun
Pengumpulan
Data
Periode waktu Setiap bulan
pelaporan data
Periode Analisa Setiap triwulan
data
Penyajian data Tabel
Instrumen Register Pasien
pengambil data
Penangggungjawab Pelaksana Program Prolanis

5. Kelengkapan Isi Rekam Medik Rawat Jalan


Judul Indikator Kelengkapan Isi Rekam Medik Rawat Jalan
Alasan pemikiran Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi Nomor 39 Tahun 2019
Dimensi Mutu Keselamatan, Fokus Pada pasien, dan
Aksebilitas
Tujuan Untuk meningkatkan keselamatan dan akses
pemberi layanan terhadap pasien
Definisi Rekam medik yang lengkap dalam 24 jam
Operasional setelah selesai pelayanan, diisi oleh tenaga
medis atau paramedik (identitas, SOAP, KIE,
Askep, diagnosis, Kode ICD X, kajian sosial,
pengobatan, dan tanda tangan )
Tipe indikator Input
Satuan Persen (%)
pengukuran
Numerator Jumlah rekam medik rawat jalan yang diisi
lengkap
Denumerator Jumlah rekam medik rawat jalan
Target pencapaian 100 %
Kriteria Inklusi Inklusi:
Semua catatan rekam medik pasien rawat
Kriteria eklusi
Jalan
Formula Jumlah rekam medik rawat jalan yang diisi
pengukuran lengkap x100
%
Jumlah rekam medik rawat jalan
Desain pengumpul Survey
data
Sumber data Data Sekunder
Populasi dan -
sample
Frekuensi 12 kali dalam setahun
Pengumpulan
Data
Periode waktu Setiap bulan
pelaporan data
Periode Analisa Setiap triwulan
data
Penyajian data Tabel
Instrumen Buku Rekam Medis
pengambil data
Penangggungjawab Penanggung Jawab Ruang Pemeriksaan
Umum dan Anak, dan PJ KIA, Tim
manajemen risiko

6. Penggunaan Obat Rasional (POR)


Judul Penggunaan obat rasional (POR)
Dasar pemikiran Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi Nomor 39 Tahun 2019

Penggunaan obat dikatakan rasional bila


pasien menerima obat sesuai dengan
kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang
sesuai dengan kebutuhan dan dalam peridoe
waktu yang adekuat.
Dimensi Mutu Keselamatan, focus pada pasien
Tujuan Penggunaan Obat Rasional bertujuan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang
aman dan bermutu, untuk mencapai
keselamatan pasien.
Definisi Presentase penggunaan antibiotika pada
Operasional penatalaksanaan kasus ISPA non pneumoni,
diare non spesifik, injeksi pada
penatalaksanaan kasus myalgia dan rerata
item obat per lembar resep terhadap seluruh
kasus.
Tipe indikator input
Satuan %
pengukuran
Numerator Jumlah presentase capian masing-masing
indicator peresepan
Denumerator Jumlah komponen indicator peresepan
Target pencapaian 68%
Kriteria Inklusi : semua pasien yang mendapatkan
antibiotic pada indikasi ISPA non pneumonia,
diare non spesifik
Eksklusi : pasien yang mendapatkan injeksi
pada mialgia
Formula Jumlah presentase capaian masing-masing
indicator peresepan / jumlah komponen
indicator peresepan (4)
Desain pengumpul 30 hari kerja
data
Sumber data Data sekunder
Populasi dan -
sample
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode waktu Bulanan
pelaporan data
Periode Analisa Bulanan
data
Penyajian data Tabel
Instrumen Buku kinerja indicator POR
pengambil data
Penangggungjawab Petugas Farmasi

7. Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Baku Mutu Internal (PMI)

Judul Indikator Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Baku Mutu


Internal (PMI)
Alasan Pemilihan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi Nomor 39 Tahun 2019

Pemeriksaan Baku Mutu Internal


merupakan standar mutu pelayanan yang
harus dipenuhi oleh setiap laboratorium
sebagai tolak ukur ketepatan hasil
pemeriksaan laboratorium
Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
Tujuan Menghindari kesalahan atau penyimpangan
hasli laboratorium
Definisi Pemeriksaan mutu pelayanan laboratorium
Operasional memenuhi +2SD atau -2SD (Standar Deviasi)
dilaksanakan intern oleh petugas
Laboratorium
Tipe Indikator Hasil
Satuan Persentasi
Pengukuran
Numerator Jumlah Hasil Pemeriksaan Laboraorium
yang telah di Verifikasi secara internal yang
telah dibandingkan dengan nilai Kontrol
Denominator Jumlah Hasil Pemeriksaan Laboratorium
yang telah di Verifikasi secara internal
Target 100 %
Pencapaian
Kriteria Inklusi Semua Hasil pemeriksaan Laboratorium di
bandingkan dengan Nilai Kontrol
-

Kriteria Eksklusi
Formula Nominator (N)
Pengukuran
Denominator (D) X 100 %

(Rumus)
Design Observasi
Pengumpulan
Data
Sumer Data Unit Laboratorium
Populasi atau  Populasi : Semua Hasil Pemeriksaan
sampel Laboratorium
 Sampel : Hasil pemeriksaan
Laboratorium yang dibandingkan
dengan nilai control yang telah
diketahui
Frekuensi 12 Kali dalam satu tahun
Pengumpulan
Data
Periode Waktu 1 Bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisis 1 Bulan
Data
Penyajian Data Tabel
Instrumen Buku QC laboratorium
Pengambilan
Data
Penanggung PJ Laboratorium
Jawab Indikator
8. Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Baku Mutu Eksternal (PME)

Judul Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Baku Mutu


Eksternal (PME)
Alasan Pemilihan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi Nomor 39 Tahun 2019

Pemeriksaan Baku Mutu Eksternal


merupakan standar mutu pelayanan yang
harus dipenuhi oleh setiap laboratorium
sebagai tolak ukur ketepatan hasil
pemeriksaan laboratorium
Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
Tujuan Menghindari kesalahan atau penyimpangan
hasli laboratorium
Definisi Pemeriksaan mutu pelayanan laboratorium
Operasional memenuhi +2SD atau -2SD (Standar Deviasi)
dilaksanakan intern oleh petugas
Laboratorium dan diawasi oleh Petugas
Laboratorium Pusat yang di telah ditunjuk
Tipe Indikator Hasil
Satuan Persen
Pengukuran
Numerator Jumlah Pemeriksaan Laboraorium yang
telah di Verifikasi secara Eksternal dan
dibandingkan Hasilnya dengan Nilai Kontrol
Denominator Jumlah Pemeriksaan Laboraorium yang
telah di Verifikasi secara Eksternal
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi Semua Hasil pemeriksaan Laboratorium di
bandingkan dengan Nilai Kontrol yang telah
di tetapkan oleh Laboratorium pusat
penyelenggara PME
Kriteria Eksklusi

-
Formula Nominator (N)
Pengukuran
Denominator (D) X 100 %

(Rumus)
Design Rate Based (berdasarkan nilai)
Pengumpulan
Data
Sumber Data Unit Laboratorium
Populasi atau  Populasi : Semua Hasil Pemeriksaan
sampel Laboratorium
 Sampel : Hasil pemeriksaan
Laboratorium yang dibandingkan
dengan nilai control yang telah
ditetapkan Laboratorium Pusat
Penyelenggara PME
Frekuensi 4 Kali dalam satu tahun
Pengumpulan
Data
Periode Waktu 3 Bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisis 3 Bulan
Data
Penyajian Data Tabel
Instrumen Buku QC Laboratorium
Pengambilan Data
Penanggung PJ Laboratorium
Jawab Pengumpul
Data

9.Kepatuhan Identifikasi Pasien Saat Pemberian Obat

Judul Kepatuhan Terhadap identifikasi pasien saat


pemberian obat di farmasi
Dasar pemikiran Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi Nomor 39 Tahun 2019

Identifikasi pasien merupakan suatu hal yang


mutlak yang di lakukan untuk mencegah
terjadinya kesalahan pemberian obat.
Dimensi Mutu keselamatan, fokus kepada pasien
Tujuan Melakukan pengukuran terhadap kepatuhan
petugas dalam melaksanakan langkah-
langkah identifikasi pasien untuk
mendukung terwujudnya keselamatan
pasien.
Definisi Kepatuhan petugas melakukan identifikasi
Operasional pasien minimal nama dan alamat pada saat
memberikan obat di ruang farmasi
Tipe indikator Proses
Satuan %
pengukuran
Numerator Jumlah pasien yang dilakukan identifikasi
Denumerator Jumlah pasien yang disampling dalam satu
bulan
Target pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : semua psien yang mendapatkan
pelayanan di puskesmas.
Formula Jumlah pasien yang dilakukan identifikasi /
pengukuran jumlah pasien yang disampling dalam satu
bulan X 100%
Desain pengumpul Observasi
data
Sumber data Data primer
Populasi dan
sample
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode waktu Bulanan
pelaporan data
Periode Analisa Bulanan
data
Penyajian data Tabel
Instrumen Formulir observasi
pengambil data
Penangggungjawab Petugas Farmasi, tim manajemen risiko
10. Penyimpanan dan pelabelan obat LASA dan high alert di
ruang farmasi dan Gudang obat
Judul Penyimpanan dan pelabelan obat LASA dan
high alert di ruang farmasi dan Gudang obat
Dasar pemikiran Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi Nomor 39 Tahun 2019

Obat-obatan LASA berpotensi menjadi salah


satu penyebab medication error. Obat-obatan
high alert adalah obat yang sering
menyebabkan kesalahan yang menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan.
Dimensi Mutu Keselamatan, focus pada pasien
Tujuan Bertujuan untuk mencegah kesalahan dalam
pemberian obat, serta untuk meningkatkan
kewaspadaan terhadap obat yang bersifat
high alert.
Definisi Penyimpanan dan pelabelan obat yang
Operasional mempunyai nama dan sediaan hampir sama
(LASA/look Alike Sound Alike) dan high alert
(obat yang beresiko tinggi) di ruang farmasi
dan Gudang obat
Tipe indikator Proses
Satuan %
pengukuran
Numerator
Jumlah Penyimpanan dan pelabelan obat
yang mempunyai nama dan sediaan hampir
sama

Denumerator Jumlah total Penyimpanan dan pelabelan


obat yang mempunyai nama dan sediaan
hampir sama yang seharusnya dilakukan
dalam periode observasi
Target pencapaian 100%
Kriteria Inklusi : semua Obat-obatan yang
mempunyai nama dan sediaan hampir sama
(LASA : Look Alike Sound Alike) dan obat high
alert.
Formula
Jumlah Penyimpanan dan pelabelan obat
pengukuran
yang mempunyai nama dan sediaan hampir
sama

x 100 %
Jumlah total Penyimpanan dan pelabelan
obat yang mempunyai nama dan sediaan
hampir sama yang seharusnya dilakukan
dalam periode observasi
Desain pengumpul Forrmulir observasi
data
Sumber data observasi
Populasi dan
sample
Frekuensi 12 Kali dalam satu tahun
Pengumpulan
Data
Periode waktu Bulanan
pelaporan data
Periode Analisa Bulanan
data
Penyajian data Tabel
Instrumen Formulir observasi
pengambil data
Penangggungjawab Petugas Farmasi, tim manajemen risiko

11. Kepatuhan Terhadap Prosedur Bedah Minor


Judul Kepatuhan Terhadap Prosedur Bedah Minor
Dasar pemikiran Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi Nomor 39 Tahun 2019
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk meningkatkan keselamatan pasien
Definisi Kepatuhan Terhadap Prosedur Bedah Minor
Operasional adalah kepatuhan terhadap prosedur
pembedahan (SOAP pasien, monitoring
pemberian anestesi local pra, selama post
operasi, informed consent).
Tipe indikator Proses
Satuan %
pengukuran
Numerator
Jumlah pasien yang mendapatkan prosedur
pembedahan lengkap
Denumerator Jumlah pasien yang diberi tindakan di Ruang
tindakan/ Persalinan / Poli Gigi
Target pencapaian 100%
Kriteria Inklusi: Pasien yang diberikan tindakan

Formula Jumlah pasien yang mendapatkan


pengukuran prosedur pembedahan lengkap

x
100 %
Jumlah pasien yang diberi tindakan di Ruang
tindakan/ Persalinan / Poli Gigi
Desain pengumpul Forrmulir observasi
data
Sumber data Data Primer
Populasi dan 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤
sample 30
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi >
30)
Frekuensi 12 Kali dalam satu tahun
Pengumpulan
Data
Periode waktu Bulanan
pelaporan data
Periode Analisa Bulanan
data
Penyajian data Tabel
Instrumen Formulir observasi
pengambil data
Penangggungjawab Petugas Farmasi, tim manajemen risiko
12. Kepatuhan Petugas Melakukan Hand Hygiene
Judul Indikator Kepatuhan Petugas Melakukan Hand
Hygiene
Alasan pemikiran Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi Nomor 39 Tahun 2019
Puskesmas harus memperhatikan
kepatuhan seluruh pemberi pelayanan
dalam melakukan kebersihan tangan
sesuai dengan ketentuan
WHO.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi
layanan kesehatan sebagai dasar
untuk memperbaiki dan
meningkatkan kepatuhan agar dapat
menjamin keselamatan petugas dan
pasien/pengguna layanan dengan
cara mengurangi risiko infeksi yang
terkait pelayanan kesehatan.
Definisi 1. Kebersihan tangan dilakukan
Operasional dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air
mengalir bila tangan tampak kotor
atau terkena cairan tubuh, atau
menggunakan alkohol (alcohol-
based handrubs) dengan
kandungan alkohol 60-80% bila
tangan tidak tampak kotor.

2. Kebersihan tangan yang


dilakukan dengan benar adalah
kebersihan tangan sesuai indikasi
dan langkah kebersihan tangan
sesuai rekomendasi WHO

3. Indikasi adalah alasan mengapa


kebersihan tangan dilakukan pada
saat pelayanan kesehatan sebagai
upaya untuk mencegah penularan
mikroba melalui tangan.
4. Lima indikasi (five moment)
kebersihan tangan terdiri dari:

a. Sebelum kontak dengan pasien


yaitu sebelum menyentuh
tubuh/permukaan tubuh
pasien.

b. Sesudah kontak dengan pasien


yaitu setelah menyentuh
tubuh/permukaan tubuh
pasien.

c. Sebelum melakukan prosedur


aseptik yaitu kebersihan tangan
yang dilakukan sebelum
melakukan tindakan steril
atau aseptik, seperti:
pemasangan intra vena kateter
(infus), perawatan luka,
pemasangan kateter urin,
suctioning, pemberian suntikan
dan lain-lain.

d. Setelah bersentuhan dengan


cairan tubuh pasien seperti
muntah, darah, nanah, urin,
feces, kateter urine, setelah
melepas sarung tangan dan
setelah melepas APD.

e. Setelah bersentuhan dengan


lingkungan pasien yaitu
melakukan kebersihan tangan
setelah tangan petugas
menyentuh permukaan, sarana
prasarana, dan alat
kesehatan yang ada di
lingkungan pasien,
seperti: menyentuh tempat
tidur pasien, linen yang
terpasang di tempat tidur, alat-
alat di sekitar pasien atau
peralatan lain yang digunakan
pasien.
5. Peluang adalah waktu/periode
yang diperlukan untuk melakukan
kebersihan tangan diantara
indikasi kebersihan tangan.

6. Tindakan kebersihan tangan yang


dilakukan adalah kebersihan
tangan yang dilakukan sesuai
peluang yang diindikasikan.

7. Pemberi pelayanan terdiri dari


tenaga medis dan tenaga kesehatan.

8. Penilaian kepatuhan kebersihan


tangan adalah penilaian kepatuhan
pemberi pelayanan yang
melakukan kebersihan tangan
dengan benar.

9. Observer adalah orang yang


melakukan observasi atau
penilaian kepatuhan dengan
metode dan tool yang telah
ditentukan.

10. Periode observasi adalah kurun


waktu yang digunakan untuk
mendapatkan minimal 200 peluang
kebersihan tangan di setiap unit
atau Puskesmas sesuai dengan
waktu yang ditentukan untuk
melakukan observasi dalam satu
bulan.
11. Sesi adalah waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan
observasi maksimal 20 menit
(rerata 10 menit).
12. Jumlah pemberi pelayanan yang
diobservasi adalah jumlah pemberi
pelayanan yang diobservasi dalam
satu periode observasi.

13. Jumlah pemberi pelayanan yang


diobservasi pada waktu observasi
tidak boleh lebih dari 3 orang agar
dapat mencatat semua indikasi
kegiatan yang dilakukan.
Tipe indikator Proses
Satuan Persentase
pengukuran
Numerator Jumlah tindakan kebersihan
tangan yang dilakukan dengan
benar.
Denumerator Jumlah total peluang kebersihan
tangan yang seharusnya dilakukan
dalam periode observasi
Target pencapaian ≥ 85%
Kriteria Inklusi Kriteria Inklusi:
Seluruh peluang yang dimiliki oleh
Kriteria eklusi
pemberi pelayanan terindikasi harus
melakukan kebersihan tangan

Kriteria
Eksklusi
: Tidak
ada
Formula
Jumlah tindakan
pengukuran
kebersihan tangan yang
dilakukan

x 100 %
Jumlah total peluang kebersihan
tangan yang seharusnya dilakukan
dalam periode observasi
Desain pengumpul Survey
data
Sumber data Data primer
Populasi dan Minimal 200 Peluang
sample
Frekuensi 12 kali dalam setahun
Pengumpulan
Data
Periode waktu Bulanan
pelaporan data
Periode Analisa Bulanan, Triwulanan, Tahunan
data
Penyajian data
1. Tabel
2. Run chart
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan
pengambil data Tangan
Penangggungjawa Penanggung jawab mutu
b

13. Penggunaan APD Saat Melaksakan Tugas


Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan APD saat
Melaksanakan Tugas
Dasar pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien.

2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan
mengenai penanggulangan penyakit
yang dapat menimbulkan wabah atau
kedaruratan kesehatan masyarakat.

4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai


Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

5. Pedoman Teknis Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Tingkat Pertama.

6. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri


(APD).

7. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota


Sukabumi Nomor 39 Tahun 2019

8. Puskesmas harus memperhatikan


kepatuhan pemberi pelayanan dalam
menggunakan APD sesuai dengan
prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas
Puskesmas dalam menggunakan APD.
2. Menjamin keselamatan petugas dan
pengguna layanan dengan cara
mengurangi risiko infeksi
Definisi 1. Alat pelindung diri (APD) adalah
Operasional perangkat alat yang dirancang sebagai
penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat, cair, atau udara untuk
melindungi pemakainya dari cedera
atau transmisi infeksi atau penyakit.

Kepatuhan penggunaan APD adalah


kepatuhan petugas dalam
menggunakan APD dengan tepat sesuai
dengan indikasi ketika melakukan
tindakan yang memungkinkan tubuh
atau membran mukosa terkena atau
terpercik darah

atau cairan tubuh atau cairan infeksius


lainnya berdasarkan jenis risiko
transmisi (kontak, droplet dan
airborne).

3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD


adalah penilaian terhadap petugas
dalam menggunakan APD sesuai
indikasi dengan tepat saat memberikan
pelayanan kesehatan pada periode
observasi.

4. Petugas adalah seluruh tenaga yang


terindikasi menggunakan APD, contoh
dokter, dokter gigi, bidan, perawat,
petugas laboratorium.

5. Observer adalah orang yang melakukan


observasi atau penilaian kepatuhan
dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.
2. Periode observasi adalah waktu yang
ditentukan sebagai periode yang
ditetapkan dalam proses observasi
penilaian kepatuhan
Tipe indikator Proses
Satuan Persen (%)
pengukuran
Numerator Jumlah petugas yang patuh menggunakan
APD
sesuai indikasi dalam periode observasi
Denumerator Jumlah seluruh petugas yang
terindikasi menggunakan APD dalam
periode observasi
Target pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi
Semua petugas yang terindikasi
harus
menggunakan APD
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula
Jumlah petugas yang
patuh menggunakan APD
sesuai indikasi dalam
periode
observasi x
100 %
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi
menggunakan APD dalam periode observasi
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber data Hasil observasi
Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Penggunaan
Pengambilan Data APD
Populasi dan 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤
Sampel 30
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi >
30)
Frekuensi 12 kali dalam setahun
Pengambilan data
Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisa Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penangggungjawab Penanggung jawab mutu

14. Kepatuhan Desinfeksi Tingkat Tinggi dan Sterilisasi


Judul Indikator Kepatuhan Desinfeksi Tingkat Tinggi dan
Sterilisasi
Dasar pemikiran Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi Nomor 39 Tahun 2019
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan
kesehatan sebagai dasar untuk
memperbaiki dan meningkatkan
kepatuhan agar dapat menjamin
keselamatan petugas dan
pasien/pengguna layanan dengan cara
mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
Definisi Desinfeksi Tingkat Tinggi dan sterilisasi
Operasional adalah mengahncurkan / membunuh
mikroorganisme pathogen pada benda dan
instrument dengan menggunakan zat kimia
cair serta pemusnahan semua
mikroorganisme termasuk spora bakteri
Tipe indikator Proses
Satuan Persen (%)
pengukuran
Numerator Jumlah penanggungjawab DTT dan sterilisasi
yang mematuhi SOP DTT
Denumerator Jumlah penanggungjawab DTT dan sterilisasi
SOP DTT yang diamati
Target pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria Inklusi : Semua petugas medis yang
melakukan DTT dan Sterilisasi
Kriteria ekslusi : -

Formula Jumlah penanggungjawab DTT dan


sterilisasi yang mematuhi SOP DTT

X100
Jumlah penanggungjawab DTT dan
sterilisasi SOP DTT yang diamati

Desain pengumpul Observasi


data
Sumber data Hasil observasi

Populasi dan 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤


sample 30
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi >
30)
Frekuensi 4 kali setahun
Pengumpulan
Data
Periode waktu Setiap 3 bulan
pelaporan data
Periode Analisa Triwulanan, Tahunan
data
Penyajian data
1. Tabel
2. Run chart
Instrumen Formulir Kepatuhan DTT dan
pengambil data sterilisasi
Penangggungjawab Tim PPI, Penanggung jawab mutu

15. Tindakan Asepsis Dan Aspirasi Sebelum Menyuntik


Judul Indikator Tindakan asepsis dan aspirasi sebelum
menyuntik
Dasar pemikiran Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi Nomor 39 Tahun 2019
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Semua tenaga medis melakukan tindakan
asepsis dan aspirasi sebelum menyuntik
Definisi Tindakan asepsis dan aspirasi yang
Operasional dilakukan tenaga medis dan paramedis
sebelum menyuntik untuk pasien diruang
tindakan/UGD,KIA,imunisasi, gigi,
laboratorium, trawat inap
Tipe indikator proses
Satuan Persen (%)
pengukuran
Numerator Jumlah petugas medis yang melakukan
tindakan asepsis dan aspirasi sebelum
menyuntik
Denumerator Jumlah semua petugas medis di Puskesmas
yang diamati
Target pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria Inklusi : Semua petugas medis yang
diamati
Kriteria ekslusi : -
Formula Jumlah tenaga medik yang mematuhi
prosedur menyuntik

X100
Jumlah tenaga medik yang diamati
Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber data Hasil Observasi
Instrumen Formulir kepatuhan Tindakan asepsis dan
Pengambilan Data aspirasi sebelum menyuntik
Besar Sampel Total tenaga medik yang melakukan
penyuntikan
Frekuensi Bulanan
Pengambilan
Sampel
Periode 12 kali dalam setahun
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisa Setiap triwulan
dan Pelaporan
Data
Penangggungjawab PPI, KP
16. KIE Etika Batuk
Judul Indikator KIE Etika Batuk
Dasar pemikiran Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi Nomor 39 Tahun 2019
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk mengurangi risiko infeksi yang
terkait pelayanan kesehatan.
Definisi Petugas (medis dan non medis) melakukan
Operasional Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) etika
batuk sesuai SOP kepada Pasien yang batuk
Tipe indikator proses
Satuan Persen (%)
pengukuran
Numerator Jumlah Petugas yang melaksanakan SOP KIE
etika batuk sesuai prosedur
Denumerator jumlah seluruh petugas yang diamati
Target pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria Inklusi : Semua petugas medis yang
diamati
Kriteria ekslusi : -
Formula Jumlah Petugas yang melaksanakan SOP KIE
etika batuk sesuai prosedur

X100

Jumlah seluruh petugas yang diamati


Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber data Hasil observasi
Instrumen Formulir kepatuhan KIE Etika Batuk
Pengambilan Data
Populasi dan 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤
Sampel 30
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi >
30)
Frekuensi Bulanan
Pengambilan
Sampel
Periode 12 kali dalam setahun
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisa Setiap triwulan
dan Pelaporan
Data
Penangggungjawab PPI, Tim Keselamatan Pasien

17. Kepatuhan Pembuangan Jarum Suntik


Judul Indikator Kepatuhan Pembuangan Jarum Suntik
Dasar pemikiran Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi Nomor 39 Tahun 2019
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk mengurangi risiko infeksi yang
terkait pelayanan kesehatan.
Definisi Pembuangan jarum suntik memenuhi tidak
Operasional menyarungkan kembali jarum suntik habis
pakai (recapping), dibuang dalam wadah
penampung limbah benda tajam, wadah
ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi
penuh
Tipe indikator proses
Satuan Persen (%)
pengukuran
Numerator Jumlah Petugas yang melaksanakan SOP
Pembuangan jarum suntik
Denumerator jumlah seluruh petugas yang diamati
Target pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria Inklusi : Semua petugas medis yang
diamati
Kriteria ekslusi : -
Formula Jumlah Petugas yang melaksanakan SOP
Pembuangan jarum suntik

X100

Jumlah seluruh petugas yang diamati


Metode Observasi
Pengumpulan
Data
Sumber data Hasil observasi
Instrumen Formulir kepatuhan Pembuangan jarum
Pengambilan Data suntik
Populasi dan 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤
Sampel 30
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi >
30)
Frekuensi Bulanan
Pengambilan
Sampel
Periode 12 kali dalam setahun
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisa Setiap triwulan
dan Pelaporan
Data
Penangggungjawab PPI, Tim Keselamatan Pasien

18. Pengkajian dan Pelayanan Resep


Judul Indikator Pengkajian dan Pelayanan Resep
Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan no 74 Tahun
2016 tentang Standar kefarmasian di
puskesmas
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk meningkatkan mutu pelayanan
kefarmasian dan meningkatkan
keselamatan pasien.
Definisi Pengkajian dan Pelayanan Resep adalah
Operasional formulir resep yang diisili lengkap meliputi:
5. Nama, umur, jenis kelamin, berat badan
pasien, alamat, dan nomor rekam medik
6. Nama dan paraf dokter
7. Tanggal resep
8. Ruangan/unit asal resep
Lembar Kontrol Pemberian Obat meliputi:
7. Benar obat
8. Benar dosis
9. Benar Pasien
10. Benar cara pemberian obat
11. Benar waktu
12. Konseling
Pemberian Informasi Obat (PIO) meliputi:
5. Cara Pakai
6. Aturan pakai
7. Efek Samping
8. Penyimpanan
9. Interaksi Obat
Tipe indikator Input
Satuan Persen (%)
pengukuran
Numerator Jumlah Resep yang diisi lengkap oleh petugas
Denumerator jumlah seluruh resep yang diamati
Target pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria Inklusi : jumlah seluruh resep yang
diamati dalam 1 bulan
Kriteria ekslusi : resep pada bulan yang
berbeda
Formula Jumlah Resep yang diisi lengkap oleh
petugas

X100
jumlah seluruh resep yang diamati
Metode retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber data observasi
Instrumen Kertas resep
Pengambilan Data
Populasi dan 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤
Sampel 30
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi >
30)
Frekuensi Bulanan
Pengambilan
Sampel
Periode 12 kali dalam setahun
Pengumpulan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisa Setiap triwulan
dan Pelaporan
Data
Penangggungjawab Petugas farmasi , Penanggungjawab Mutu

Sukabumi, 2 Januari 2023


KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKAKARYA

MAYA APRILIA

Anda mungkin juga menyukai