Anda di halaman 1dari 15

SURAT KEPUTUSAN

KEPALA PUSKESMAS CAKRANEGARA


NOMOR : 35 TAHUN 2023

TENTANG
TATA KELOLA MUTU, INDIKATOR KINERJA
DAN INDIKATOR KINERJA MUTU PUSKESMAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS CAKRANEGARA,

Menimbang : a. bahwa Puskesmas Cakranegara sebagai fasilitas pelayanan


kesehatan pemerintah perlu mewujudkan kebijakan pemerintah
yang baik;
b. bahwa peningkatan mutu berkesinambungan pada pelayanan di
Puskesmas perlu didorong agar budaya mutu dan keselamatan
pasien dan atau masyarakat dapat terwujud;
c. bahwa pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas harus dapat
dipertanggungjawabkan dari segi mutu dan kinerja sesuai
dengan standar operasional prosedur pelayanan kesehatan di
puskesmas yang berlaku, sehingga dibutuhkan Indikator Kinerja
dan Indikator Kinerja Mutu Puskesmas;
d. bahwa ketenagaan di Puskesmas mengalami dinamika karena
adanya mutasi, dan purna tugas serta adanya perkembangan
peraturan perundang-undangan;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam butir a, butir b, butir c dan butir d diatas perlu ditetapkan
dengan surat keputusan kepala puskesmas;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan


Publik;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 14
Tahun 2017 tentang Pengukuran Indeks Kepuasaan
Masyarakat;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahanan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Kesehataan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan No 31 Tahun 2019 tentang Sistem
Informasi Puskesmas;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2022 tentang
Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat Praktik
Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan
Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan, dan Unit
Transfusi Darah;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 tentang
Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri
Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 857/Menkes/SK/IX/2009
tentang Pedoman Penilaian Kinerja SDM Kesehatan di
Puskesmas;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS CAKRANEGARA


TENTANG TATA KELOLA MUTU, INDIKATOR KINERJA DAN
INDIKATOR KINERJA MUTU PUSKESMAS
KESATU : Pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas kepada pasien
maupun masyarakat harus dapat dipertanggungjawabkan melalui
pengukuran kinerja maupun mutu yang dituangkan dalam
kebijakan sebagaimana yang tercantum pada lampiran keputusan
ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan
ini.

KEDUA : Pengukuran kinerja dan mutu dilakukan melalui penilaian indikator


kinerja dan indikator mutu sebagaimana yang dimaksud pada
diktum kesatu, dituangkan pada lampiran keputusan ini yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan
ini.

KETIGA Untuk percepatan peningkatan capaian indikator kinerja mutu,


maka diperlukan upaya yang sifatnya terfokus dan terintegrasi
dengan dukungan sumber daya yang lebih baik. Hal tersebut
diperlukan Indikator kinerja mutu prioritas sebagaimana yang
tercantum pada lampiran keputusan ini merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.

KEEMPAT : Pada saat keputusan ini berlaku, SK Nomor 27 tentang Kebijakan


Mutu, Tata Nilai dan Keselamatan Pasien Puskesmas
Cakranegara dan SK Nomor 29 Tahun 2019 tentang Penetapan
Indikator Mutu dan Kinerja Puskesmas Cakranegara, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku lagi
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan didalamnya akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya

Ditetapkan di : Mataram
Pada Tanggal : 11 Februari 2023
KEPALA PUSKESMAS

WIWIK NURLAELA
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS CAKRANEGARA
NOMOR 35 TAHUN 2023
TENTANG INDIKATOR KINERJA DAN INDIKATOR KINERJA MUTU PUSKESMAS

KEBIJAKAN TATA KELOLA MUTU PUSKESMAS CAKRANEGARA

1. Kepala Puskesmas bersama Tim Tata Kelola Mutu Puskesmas memastikan


setiap pegawai puskesmas berpartisipasi dalam program peningkatan mutu
yang meliputi seluruh unit layanan maupun kegiatan.
2. Para pimpinan memastikan pelaksanaan program mutu terintegrasi pada
semua unit layanan dan kegiatan yang diselenggarakan oleh seluruh jajaran
puskesmas.
3. Penanggung jawab mutu menyelenggarakan Pertemuan Tinjauan Manajemen
(PTM) paling sedikit 2 kali setahun dan memastikan audit internal dilakukan 2
kali setahun untuk tiap titik fokus audit.
4. Penanggung jawab mutu mengupayakan keselamatan pasien menjadi budaya
kerja bagi seluruh pegawai dan manajemen risiko terkelola dengan baik untuk
mencegah terjadinya kejadian sentinel, kejadian tidak diharapkan (KTD(,
kejadian nyaris cedera (KNC) dan kejadian potensial cidera (KPC).
5. Penanggung jawab mutu menyusun Pedoman mutu dan perencanaan mutu
dan kinerja puskesmas berdasarkan visi, misi dan tujuan puskesmas dengan
melibatkan jajaran puskesmas melalui pendekatan multi disiplin.
6. Perencanaan mutu/kinerja disusun dengan melibatkan lintas sektor, lintas
program dan masyarakat sebagai pengguna layanan.
7. Penanggung jawab mutu berserta tim tata kelola mutu menyusun program
peningkatan mutu yang meliputi program mutu UKP, program mutu UKM serta
program keselamatan pasien dan majemen risiko, program K3, Program PPI,
program audit internal yang terintegrasi dalam program manajemen fasilitas
dan keselamatan (MFK)
8. Puskesmas melakukan upaya peningkatan Kinerja dengan cara :
a. Monitoring kegiatan melalui capaian program setiap bulan.
b. Melakukan penyusunan matriks PDCA setiap bidang oleh Penanggung
Jawab program.
c. Masukan dari para pasien dan pengguna pelayanan baik yang didapat
melalui survei maupun keluhan dan tanggapan.
d. Melakukan Evaluasi dari Umpan balik kegiatan maupun kepuasan.
Adapun Tahapan Peningkatan Kinerja yaitu :
a. Mengumpulkan data cakupan.
b. Melakukan Analisa Masalah.
c. Menyusun rencana perbaikan kinerja.
d. Melakukan Pendokumentasian Perbaikan Kinerja.
e. Melakukan Evaluasi hasil dari Perbaikan kinerja.
9. Ruang lingkup penilaian kinerja puskesmas meliputi :
a. Pelaksanaan pelayanan kesehatan
b. Manajemen Puskesmas
c. Mutu pelayanan.
10. Penilaian Indikator Kinerja dan indikator Kinerja Mutu puskesmas dituangkan
dalam laporan :
a. Penilaian Kinerja Puskesmas .
b. Survey Kepuasan Pelanggan
c. Keluhan Pelanggan
11. Variabel yang digunakan sebagai Indikator kinerja dan indikator kinerja mutu
Puskesmas ditetapkan setiap tahun.
12. Tim Tata Kelola Mutu Puskesmas Cakranegara memastikan semua indikator
kinerja dan indikator mutu dapat terukur dan terlaksana dengan baik untuk
menjamin peningkatan kinerja dan mutu Puskesmas.
13. Sebagai upaya peningkatan mutu, Puskesmas memfasilitasi pelatihan
peningkatan kompetensi bagi setiap pegawai dan melakukan kaji banding
maupun kaji tiru dengan disesuaikan dengan kemampuan pembiayaan oleh
Puskesmas.
14. Survei kepuasaan pelanggan diperoleh melalui proses pengambilan data
dengan menyebarkan kuisioner kepada pasien yang mendapatkan pelayanan.
Survei kepuasan pelanggan dilakukan dalam 2 jenis kegiatan, yaitu survei
rutin dan survey tahunan. Survei kepuasan pelanggan rutin dilakukan di setiap
unit pelayanan Puskesmas menggunakan kotak kepuasan yang diambil setiap
minggu dan dilaporkan setiap bulan. Sedangkan survei kepuasan pelanggan
tahunan dilakukan satu tahun sekali, yaitu menjelang akhir tahun dengan
materi kuesioner dan penilaian hasil berdasarkan Permenpan Nomer 14
Tahun 2017 tentang Pengukuran Indeks Kepuasaan Masyarakat.
15. Keluhan pelanggan diperoleh melalui: pertemuan lintas sektor, kotak saran,
SMS, WA, Telephone dan langsung dengan petugas ataupun melalui media
social lainnya. Selanjutnya keluhan akan diidentifikasi oleh tim Penanganan
pengaduan pelanggan, dan dibuat rekomendasi dalam bentuk laporan, yang
akan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas, sebagai dasar membuat
keputusan dalam menangani keluhan pasien dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya. Laporan terhadap hasil tanggapan atas keluhan pelanggan
umpan baliknya melalui papan umpan balik,SMS, WA, telephone langsung
ataupun media sosial lainnya.
16. Seluruh kegiatan mutu/kinerja puskesmas harus terdokumentasi dan disimpan
dengan rapi.
17. Hasil-hasil peningkatan mutu dan keselamatan pasien harus disosialisasikan
kepada pihak-pihak terkait yang membutuhkan.
18. Penanggung jawab mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas.

KEPALA PUSKESMAS

WIWIK NURLAELA
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS CAKRANEGARA
NOMOR 35 TAHUN 2023
TENTANG INDIKATOR KINERJA DAN INDIKATOR KINERJA MUTU PUSKESMAS

VARIABEL INDIKATOR KINERJA DAN INDIKATOR KINERJA MUTU


PUSKESMAS CAKRANEGARA

A. INDIKATOR KINERJA PUSKESMAS (IKP)

NO INDIKATOR TARGE DEFINISI OPERASIONAL


KINERJA T (%)
PUSKESMAS

A UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL

B UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT
PENGEMBANGAN

C UPAYA KESEHATAN PERORANGAN, KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM

Pelayanan Rawat Jalan

1 Angka kontak 150%0 Tingkat aksesibilitas atau pemanfaatan pelayanan


primer di FKTP oleh Peserta serta upaya FKTP
terhadap kesehatan Peserta pada setiap 1000
peserta terdaftar di FKTP yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan
2 Rasio rujukan rawat ≤ 2% Jumlah rujukan yang didiagnosa yang termasuk
jalanan non dalam jenis penyakit yang menjadi kompetensi
spesialistik dokter di FKTP sesuai ketentuan peraturan
perundang undangan. (Time, Age, Complication
dan comorbidiy (TACC)
Pendaftaran dan Rekam Medik:

3 Kelengkapan 100 Kelengkapan pengisian rekam medis elektronik


pengisian rekam (permenkes no 24 tahun 2022 tentang rekam
medik elektronik medis) meliputi data administrasi dan data klinis
dalam kurun waktu 24 jam setelah selesai
pelayanan
4 Pengarsipan berkas 100 Pengarsipan berkas rekam medis elektronik
rekam medis (permenkes no 24 tahun 2022 tentang rekam
elektronik medis) meliputi seluruh informasi pasien disimpan
melalui media penyimpanan berbasis digital dalam
1 data rekam medis elektronik baik rawat jalan,
rawat inap, atau emergency dalam kurun waktu 24
jam
Pelayanan Gigi

5 Rasio gigi tetap yang 1:1 Rasio tumpatan / pencabutan gigi tetap yaitu
ditambal terhadap gigi jumlah gigi tetap yang ditambal/ditumpat pada
yang dicabut suatu wilayah pada waktu tertentu dibandingkan
jumlah gigi tetap yang dicabut pada wilayah
periode waktu yang sama; 1:1 (Depkes RI)
6 Pelaksanaan 100 Semua pasien yang dilakukan tumpatan tetap pada
tumpatan permanen gigi permanaen sesuai Indikasi.
pada gigi tetap sesuai
standar
Pelayanan Lansia

7 Rasio Peserta 50 Penyakit kronis masuk Prolanis yaitu Diabetes


Prolanis Rutin Melitus, Hipertensi, Rujuk Balik (Jantung, Asma,
Berkunjung ke FKTP Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsi,
(RPPB) stroke, schizophrenia, dan Systemic Lupus
Erythematosus (SLE). Aktifitas Prolanis:(l) edukasi
Klub (2) Konsultasi Medis (3) Pemantauan
Kesehatan melalui pemeriksaan penunjang (4)
Senam Prolanis (5) Home Visit (6) Pelayanan Obat
secara rutin (obat PRB)
Pelayanan Anak dan Remaja :
8 Kelengkapan 100 Persentase Kelengkapan pengisian status MTBS
pengisian status sesuai format untuk pasien anak 2 bulan - 5 tahun
MTBS sesuai format
untuk pasien anak 2
bulan-5 tahun
Pelayanan Ibu-KB :
9 Cakupan K1 dan USG 80 Presentase ibu hamil yang memperoleh pelayanan
oleh Dokter antenatal pertama kali dengan pemeriksaan USG
oleh Dokter
Pelayanan Persalinan
10 Bayi baru lahir 100 Bayi baru lahir yang mendapatkan injeksi vitamin K
mendapatkan injeksi sesuai dengan SOP APN
Vit. K
Unit Gawat Darurat (UGD)
11 Ketersediaan 100 Kesiapan fasilitas (ruang, akses) dan peralatan
peralatan, ( brankar, oksigen, jumlah dan sterilitas alat bedah
sarana/prasarana dan minor, alat Bantuan Hidup Dasar), sarana
obat memenuhi (ambulans dan kelengakapannya) serta obat
standar emergensi
12 Kelengkapan 100
pengisian informed Kelengkapan pengisian data informed dan consent,
concent meliputi identitas pasien, informasi yang
persetujuan/penolakan disampaikan dan tanda tangan saksi dan pemberi
tindakan medis layanan
Pelayanan Rawat Inap :
13 BOR (Bed Occupancy 50 Bed Occupation Rate (BOR) adalah % pemakaian
Rate) tempat tidur di Puskesmas rawat inap pada kurun
waktu tertentu
14 Visite pasien rawat 100 Visite pasien rawat inap dan bersalin dilakukan
inap dilaksanakan oleh dokter
oleh Dokter
Pelayanan Laboratorium :
15 Ketepatan waktu tunggu 100 Waktu mulai pasien diambil sample sampai dengan
penyerahan hasil menerima hasil yang sudah diekspertisi.
pelayanan laboratorium
≤ 60 menit
16 Pemeriksaan Urinalisa 100 Pemenuhan pemeriksaan UL terlayani dibanding
terlayani pada hari permintaan
kerja efektif
Pelayanan Farmasi
17 Pelaksanaan telaah 100 Pelaksanaan telaah resep obat terdiri dari telaah
resep obat administrasi, farmasetis, dan telaah klinik
Pelayanan Pemeriksaan Umum
18 Pelayanan oleh dokter 100 Pelayanan medis adalah pelayanan kesehatan
sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh dokter sesuai kompetensi dan
kewenangan yang dapat berupa pelayanan
promotif, preventif, diagnostik, konsultatif, kuratif
atau rehabilitatif
19 Kesesuaian diagnosis 100 Kesesuaian diagnosis medis yang diberikan oleh
dengan terapi dokter dengan terapi yang diberikan berdasarkan
standar pelayanan medis
Pelayanan TB
20 Jumlah pasien TB yang 100 Persentase pasien TB yang patuh melakukan
patuh melakukan pengobatan tepat waktu
pengobatan tepat waktu
Pelayanan Yankestrad

21 Cakupan pasien rujukan 100 Persentase pasien rujukan akupresure yang terlayani di
akupresure ruang pelayanan yankestrad
Pelayanan Konseling Terpadu

22 Kehadiran petugas di 100 Persentase kehadiran petugas di ruang pelayanan


ruang pelayanan konseling terpadu sesuai dengan jadwal pelayanan
konseling terpadu sesuai
jadwal
D KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS

Manajemen Keuangan

1 Capaian realisasi 100 Persentase capaian realisasi anggaran DAK Non


anggaran DAK Non Fisik berdasarkan pagu DPA.
Fisik
Manajemen Sumber Daya
1 Kelengkapan Tata 100 Persentase capaian kelengkapan tata naskah
Naskah (Takah) pegawai sesuai dengan jabatan/pangkat.
Pegawai
2 Kepatuhan pegawai 100 Persentase kepatuhan pegawai membuat model
membuat model DK DK (K4) sesuai ketentuan setiap tahun .
(K4)
Manajemen Fasilitas Keselamatan

1 Kepatuhan 100 Persentase ketepatan waktu pengangkutan limbah


pengangkutan limbah medis B3 sesuai dengan MOU.
B3 sesuai dengan
MOU.
G

10

B. INDIKATOR KINERJA MUTU PUSKESMAS (IKMP)

NO INDIKATOR TARGE DEFINISI OPERASIONAL


KINERJA MUTU T (%)

A KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO

Petugas melakukan 100


Identifikasi pasien
sesuai SOP

Kesalahan 0
identifikasi Pasien
di ruang Pelayanan

Kepatuhan 100
melakukan SBAR
dan TBuk pada
Konsul telpon

Kepatuhan 100
pelabelan dan
penyimpanan obat
LASA dan High
Alert

Kesalahan 0
pemberian obat (5
tepat)

Kepatuhan petugas 100


terhadap prosedur
tindakan
(Compliance Rate)

Kesalahan 0
Prosedur tindakan

Kepatuahan 100
petugas melakukan
Analisa resiko jatuh

Kemampuan 100
petugas melakukan
6 langkah cuci
tangan

Kepatuhan petugas 100


melakukan Analisa
resiko jatuh

Pemberian label 100


khusu pada pasien
dengan resiko jatuh

Kejadian Pasien 0
Jatuh

B KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1 Kepatuhan 85 Persentase Karyawan melakukan Medical Check Up


Karyawan untuk (MCU) dilakukan minimal 1 tahun sekali untuk menilai
melakukan MCU 1 status kesehatan dan penemuan dini kasus penyakit
tahun sekali baik akibat pekerjaan maupun bukan akibat pekerjaan
2 Mengukur tingkat 85 Persentase tim K3 melakukan penanganan kejadian
penanganan cedera pada karyawan dan pengunjung di dalam area
kejadian cedera puskesmas
pada karyawan dan
pengunjung di
dalam area
puskesmas
C PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

1 Kejadian infeksi <2 Kejadian infeksi paska tindakan operasi/post partum


paska tindakan adalah infeksi yang terjadi paska operasi dalam kurun
operasi/post partum waktu 30 hari yang hanya melibatkan kulit dan
jaringan subkutan pada tempat insisi yang ditandai
dengan salah satu tanda berikut yaitu gejala infeksi,
cairan purulen, atau ditemukannya kuman.
2 Kejadian infeksi <7.5 Kejadian infeksi saluran kemih (ISK) paska
saluran kemih (ISK) pemasangan kateter urin menetap adalah infeksi yang
paska pemasangan terjadi akibat penggunaan indweeling kateter dalam
kateter urin kurun waktu 2x24 jam ditemukan tanda infeksi seperti
menetap demam (>38 C), disuria, nyeri suprapubik, urin
berubah warna, atau tes lab konfirmasi bakteri positif.
3 Kejadian plebitis <5 Kejadian plebitis paska pemasangan infus adalah
paska pemasangan inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia
infus maupun mekanik yang ditandai tanda-tanda klinis
seperti daerah merah di sekitar insisi, nyeri dan
pembengkakan di daerah penusukan atau sepanjang
pembuluh darah vena, atau tes lab konfirmasi positif
bakteri.
4 Kejadian kejadian <2 Kejadian kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI)
ikutan paska adalah infeksi yang terjadi setelah tindakan imunisasi
imunisasi (KIPI) yang diberikan secara penyuntikan yang ditandai
dengan gejala ringan seperti nyeri, bengkak
kemerahan di daerah penyuntikan, gatal, demam,
sakit kepala, lemas, atau gejala berat seperti alergi
berat, jumlah trombosit menurun, kejang,
hipotonia/bayi lemas.
5 Kejadian abses gigi <2 Kejadian abses gigi paska tindakan insisi
paska tindakan terencana/ektraksi gigi adalah terbentuknya kantung
insisi/ektraksi gigi atau benjolan berisi nanah pada gigi, disebabkan oleh
bakteri muncul di sekitar akar gigi atau gusi yang
ditandai dengan gejala demam, gusi bengkak, rasa
sakit saat mengunyah/menggigit, sakit menyeberang
ke telinga, rahang dan leher, bau mulut, atau
kemerahan/bengkak pada wajah.
D AUDIT INTERNAL

E MUTU KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS

1 Tenaga kesehatan 100 Surat izin praktek merupakan persyaratan wajib yang
memiliki SIP harus dimiliki tenaga kesehatan yang telah ditetapkan
sesuai dengan peraturan perundang – undangan
yang berlaku bagi setiap profesi.
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
2 Pembayaran pajak 100 Kendaraan Dinas Operasional adalah kendaraan
STNK Kendaraan bermotor yang dipergunakan untuk mendukung
dinas tepat waktu operasional kantor dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya.
Pajak Kendaraan adalah pajak yang harus dibayar
oleh setiap pemilik kendaraan bermotor yang
mengoperasikan kendaraannya di jalan umum.
3 Tingkat efisiensi 100 Tingkat Efisiensi Anggaran Belanja merupakan
realisasi anggaran ukuran sebuah keberhasilan dari suatu kegiatan yang
dinilai berdasarkan besarnya biaya atau sumber daya
yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan
Realisasi Anggaran adalah perbandingan antara
realisasi pendapatan dan belanja dengan estimasi
pendapatan dan pagu anggarannya yang telah
ditetapkan awal tahun.
4 Pelaksanaan 20 Kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk
Kalibrasi Alat menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur
Kesehatan dan/atau bahan ukur

5 Ketepatan Waktu 90 Jumlah laporan bulanan Puskesmas yang


Pengumpulan dikumpulkan tepat waktu
Laporan Bulanan
Puskesmas
F MUTU UKM

1 Drop Out ≤8 Drop Out Pelayanan ANC K1 adalah presentase ibu


pelayanan ANC hamil yang tidak memperoleh pelayanan antenatal
K1-K6 pertama kali dan terstandar pada trimester I
Drop Out Pelayanan ANC K6 adalah presentase ibu
hamil yang tidak memperoleh pelayanan antenatal
minimal 6 kali sesuai standar (10T)
2 Drop Out ≤10 Drop Out pelayanan Linakes adalah presentase
pelayanan ANC persalinan yang tidak mendapat pelayanan oleh
K6-Linakes tenaga kesehatan yang kompeten
3 Drop Out ≤16 Drop Out Kunjungan Balita adalah setiap Balita yang
Kunjungan Balita tidak mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar (penimbangan minimal 8 kali setahun,
pengukuran tinggi badan 2 kali setahun, pemberian
Vitamin A 2 kali setahun, pemberian imunisasi dasar
lengkap)
4 Drop Out ≤10 Drop Out Kunjungan neonatus adalah presentase ibu
Kunjungan bersalin yang tidak mendapat pemeriksaan nifas oleh
Linakes-Kunjungan tenaga kesehatan pada 6-48 jam setelah lahir (KF1),
Neonatus pada hari ke 3-7 (KF2 setelah kelahiran, pada hari ke
8-28 (KF3) setelah kelahiran, pada 29-42 hari (KF4)
5 Drop Out Penderita ≤10 Drop Out penderita TB BTA+ adalah presentase
TB BTA+ Penderita TB BTA + yang tidak memulai pengobatan
atau pengobatannya terhenti selama dua bulan
berturut-turut atau lebih
6 Cakupan 100 Cakupan penanganan gizi buruk sesuai Protap adalah
penanganan gizi kasus gizi buruk mendapatkan penanganan sesuai
buruk sesuai dengan Protap yang telah ditentukan (tata laksana gizi
Protap buruk)
7 Cakupan Balita ≥81 Cakupan Balita tidak Stunting adalah cakupan Balita
tidak Stunting yang tidak mengalami gangguan pertumbuhan
panjang badan/tinggi badan menurut umur
(PB/TB/Umur)
8 Cakupan Balita ≥93 Cakupan Balita tidak Wasting adalah cakupan Balita
tidak Wasting yang tidak mengalami gangguan pertumbuhan berat
badan menurut panjang badan/tinggi badan
(BB/PB/TB)
9 Cakupan Balita ≥84 Cakupan Balita tidak Underweight adalah cakupan
tidak Underweight Balita yang tidak mengalami gangguan pertumbuhan
berat badan menurut umur BB/U)
10 Cakupan 100 Cakupan pembinaan Posyandu aktif adalah cakupan
pembinaan pembinaan yang dilakukan terhadap Posyandu agar
Posyandu aktif dapat memenuhi kriteria sebagai Posyandu aktif
(melakukan kegiatan rutin Posyandu minimal 10
kali/tahun, memiliki minimal 5 orang kader, melakukan
pelayanan kegiatan KIA, Gizi, Imunisasi, KB, dengan
cakupan minimal 50%, memiliki alat pemantauan
pertumbuhan, mengembangkan kegiatan tambahan
kesehatan)
11 Cakupan sarana ≥60 Cakupan sarana TPM memenuhi syarat adalah
TPM memenuhi cakupan bentuk usaha pengelolaan makanan yang
syarat meliputi jasa boga/katering, rumah makan dan
restoran, depot air minum, kantin, dan makanan yang
memenuhi syarat (baku mutu memenuhi standar SNI)
dan memiliki sertifikat higiene sanitasi
12 Cakupan sarana 100 Cakupan sarana TTU memenuhi syarat adalah
TTU memenuhi cakupan suatu tempat dimana semua orang dapat
syarat masuk ke tempat tersebut untuk berkegiatan secara
berkesinambungan yang memenuhi syarat (memiliki
tetap, fasilitas kerja pengelola, memiliki aktifitas
pengelolaan)
13 Cakupan TPS 100 Cakupan sarana TPS memenuhi syarat adalah
memenuhi syarat cakupan tempat penampungan sementara sampah
sebelum diangkut ke TPA yang memenuhi syarat
(luas sampai dengan 200 m2, tersedia sarana
pengelompokkan sampah, bukan merupakan wadah
permanen, lokasi mudah diakses, tidak mencemari
lingkungan, memiliki jadwal pengumpulan dan
pengangkutan sampah)
14 Cakupan TP 100 Cakupan sarana TP pestisida memenuhi syarat
pestisida adalah suatu usaha yang sebagian atau seluruh
memenuhi syarat kegiatannya melakukan pengelolaan pestisida yang
memenuhi syarat (mulai dari peracikan sampai
pengemasan tepat sasaran, tepat jenis, tepat dosis
dan konsentrasi dan tepat cara penggunaan)
G MUTU UKP (MUTU KLINIS)
1 Pelayanan Gigi : 100 Persentase kepatuhan pelaksanaan dalam pengisian
Kepatuhan form Odontogram
pelaksanaan dalam
pengisian form
Odontogram
2 Pelayanan 100 Persentase pemeriksaan penunjang pada pasien
Umum :Pemeriksa dengan panas > 3 hari
an penunjang pada
pasien dengan
panas >3 hari
3 Pelayanan KIA : 100 Persentase pasien bumil yang dilakukan triple
Pemeriksaan Triple eliminasi saat kunjungan 1 (K1)
eliminasi pada ibu
hamil pada saat
kunjungan 1 (K1)
4 Pelayanan KB : 100 Persentase Kelengkapan Informed Concent pada
Kelengkapan Akseptor dengan Metode Kontrasepsi Jangka
pengisian informed panjang (MKJP).
consent pada
Akseptor KB
dengan Metode
MKJP
5 Pelayanan Unit 100 Persentase Petugas UGD yang memiliki sertifikat
Gawat Darurat : kegawat daruratan
Petugas UGD yang
memiliki sertifikat
Kegawat daruratan
6 Pelayanan 100 Persentase kepatuhan Petugas dalam pelaksanaan
Farmasi : PIO pada pasien rawat inap
Kepatuhan petugas
dalam pelaksanaan
PIO (Pelayanan
Informasi Obat)
pada pasien rawat
inap
H PENANGANAN KELUHAN DAN KEPUASAN LAYANAN
1 Keluhan pasien 100 Setiap keluhan dari pasien ditindaklanjut dengan
yang tertangani segera
2 Angka kepuasan ≥80 Tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan yang
pasien terhadap diberikan oleh puskesmas melalui proses pengukuran
layanan dan penilaian secara sistematik, objektif dan
puskesmas terdokumentasi

KEPALA PUSKESMAS

WIWIK NURLAELA

LAMPIRAN III
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS CAKRANEGARA
NOMOR 35 TAHUN 2023
TENTANG INDIKATOR KINERJA DAN INDIKATOR KINERJA MUTU PUSKESMAS

INDIKATOR KINERJA MUTU PRIORITAS DAN AREA PRIORITAS


Agar upaya kegiatan dan pelayanan berhasil guna dan bermutu, sesuai dengan
target yang telah ditetapkan dapat tercapai, maka Indikator Kinerja Mutu Prioritas
Puskesmas Cakranegara Tahun 2023 sebagai berikut:

Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta


mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka area
prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu/kinerja pelayanan
klinis dan keselamatan pasien adalah:
KEPALA PUSKESMAS

WIWIK NURLAELA

Anda mungkin juga menyukai