GIZI
BLUD UPTD PUSKESMAS PURWAHARJA 2
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan menyebutkan
tujuan perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan
masyarakat Upaya perbaikan gizi dilakukan pada seluruh siklus kehidupan sejak
dalam kandungan sampai dengan lanjut usia dengan prioritas kepada kelompok
rawan bayi dan balita, remeja perempuan, ibu hamil dan menyusui. Mutu gizi akan
tercapai antara lain melalui penyediaan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
profesional di semua institusi pelayanan kesehatan. Salah satu pelayanan
kesehatan yang penting adalah pelayanan gizi di Puskesmas, baik pada
Puskesmas Rawat Inap maupun pada Puskesmas Non Rawat Inap. Pendekatan
pelayanan gizi dilakukan melalui kegiatan spesifik dan sensitif, sehingga peran
program dan sector terkait harus berjalan sinergis. Pembinaan tenaga
kesehatan/tenaga gizi puskesmas dalam pemberdayaan masyarakat menjadi hal
sangat penting.
Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan
tingkat pertama. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat
dengan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Upaya Kesehatanan
Berbasis Masyarakat (UKBM) yang disebut sebagai Puskesmas dan jejaringnya.
Sedangkan untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, didirikan
Puskesmas Rawat Inap. Puskesmas dan jejaringnya harus membina Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat.
Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di dalam
gedung dan di luar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat
individual, dapat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Kegiatan di dalam gedung juga meliputi perencanaan program pelayanan gizi yang
akan dilakukan di luar gedung. Sedangkan pelayanan gizi di luar gedung umumnya
pelayanan gizi pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif dan
preventif. Dalam pelaksanaan pelayanan gizi di Puskesmas, diperlukan pelayanan
yang bermutu, sehingga dapat menghasilkan status gizi yang optimal dan
mempercepat proses penyembuhan pasien.
B. Tujuan Pedoman
E. Landasan Hukum
B. Distribusi Ketenagaan
UPTD Puskesmas Wil.Kec. Wolowa memiliki dua orang tenaga gizi yang
mempunyai tugas dan fungsi dalam pelayanan gizi sebagai berikut:
a. Tugas
Membuat perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan
penilaian pada proses program pelayanan gizi.
b. Fungsi
c. Uraian Tugas
1. Mengumpulkan data/bahan/informasi terkait pelayanan gizi;
2. Melakukan pemeriksaan status gizi terhadap klien;
3. Menyediakan makanan tambahan dan suplemen gizi;
4. Melakukan pemantauan kegiatan pelayanan gizi;
5. Menyusun laporan kegiatan pelayanan gizi;
6. Melakukan Asuhan Gizi dan pemberian makan pada pasien PONED;
7. Mengentri data balita dan ibu hamil pada e-PPGBM
8. Dalam Gedung :
9. Luar gedung :
c. Surveilans gizi;
C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatann upaya kesehatan masyarakat dilakukan bersama oleh
para pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri
bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan masyarakat program gizi dibuat untuk jangka
waktu satu tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan
dikoordinasikan setiap awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keselurauhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan
masyarakat program Gizi dikoordinasikan dengan Kepala Puskesmas Wil. Kec.
Wolowa
BAB III
STANDAR FASILITAR
1. Fasilitas
a. Ruang Konseling Terpadu
b. Kondisi ruang yang di lengkapi dengan sarana penerangan dan ventilasi yang
cukup.
2. Sarana
Untuk menunjang tercapainya tujuan kegiatan pelayanan gizi di Puskesmas Wil. Kec.
Wolowa memiliki penunjang yang harus dipenuhi :
Kegiatan Pelayanan Sarana Prasana
Gizi
- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Buku Pencatatan Kegiatan
- Timbangan Dewasa dan Bayi
Dalam Gedung - Microtoice/ Pengukur tinggi badan
- Leaflet
- Buku panduan : penuntun diet, pedoman
pelayanan gizi Puskesmas
- Laptop/Komputer
- Printer
- Leaflet, Lembar balik, Materi Materi
Penyuluhan : Gizi untuk ibu hamil, gizi
untuk ibu menyusui
Luar Gedung - Timbangan : Dacin, Timbanan Injak,
Timbangan bayi
- Microtoice/ Pengukur Tinggi badan
- Vitamin A, tablet Fe
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN GIZI
A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung terdiri dari upaya promotif, preventif,
dan kuratif serta rehabilitatif baik rawat jalan maupun rawat inap yang dilakukan
di dalam puskesmas. Kegiatan pelayanan gizi dalam Gedung di Puskesmas
Wolowa terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu pelayanan gizi rawat jalan
penyuluhan/konseling dan pelayanan gizi di Ruang Persalinan.
Secara utuh kegiatan pelayanan gizi di luar gedung tidak sepenuhnya dilakukan
hanya di luar gedung, melainkan tahap perencanaan dilakukan di dalam
gedung. Kegiatan pelayanan gizi di luar gedung ditekankan ke arah promotif
dan preventif serta sasarannya adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
B. Metode Kegiatan
Merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan kegiatan Pelayanan Gizi.
Ada tiga strategi yaitu :
1. Perencanaan (P1)
2. Pelaksanaan (P2)
3. Pengawasan, Pengendalian, Penilaian (P3)
C. Langkah Kegiatan
a. Pelayanan Gizi Dalam Gedung
Pelayanan gizi rawat jalan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi:
a. Pengkajian gizi
b. Penentuan diagnosis gizi
c. Intervensi gizi
d. Monitoring dan evaluasi asuhan gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat jalan diawali dengan skrining/penapisan gizi oleh
tenaga kesehatan di Puskesmas untuk menetapkan pasien berisiko masalah gizi.
Apabila tenaga kesehatan menemukan pasien berisiko masalah gizi maka pasien akan
dirujuk untuk memperoleh asuhan gizi, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pengkajian Gizi
Tujuan: mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebab melalui pengumpulan,
verifikasi dan interpretasi data secara sistematis. Kategori data pengkajian gizi meliputi:
(a) Data Antropometri
Pengukuran Antropometri dapat dilakukan dengan berbagai cara meliputi
pengukuran Tinggi Badan (TB)/Panjang Badan (PB) dan Berat Badan (BB),
Lingkar Lengan Atas (LiLA), Lingkar Kepala, Lingkar Perut, Rasio Lingkar
Pinggang Pinggul (RLPP), dll
(b) Data Pemeriksaan Fisik/Klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis
yang berhubungan dengan gangguan gizi. Pemeriksaan fisik meliputi tanda-tanda
klinis kekurangan gizi atau kelebihan gizi seperti rambut, otot, kulit, baggy pants,
penumpukan lemak dibagian tubuh tertentu, dll.
Hal-hal yang dimonitor dan dievaluasi dalam pelaksanaan asuhan gizi antara lain:
1. Perkembangan data antropometri
2. Perkembangan data hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi
3. Perkembangan data fisik/klinis
4. Perkembangan data asupan makan
5. Perkembangan diagnosis gizi
6. Perubahan perilaku dan sikap
2) Konseling Gizi
Konseling yang diberikan sesuai kondisi pasien/klien. Materi konseling gizi meliputi
hubungan gizi terkait penyakit, prinsip gizi seimbang, pemilihan bahan makanan,
keamanan pangan, interaksi obat dan makanan, bentuk dan cara pemberian makanan
sesuai keluhan dan kondisi klinis pasien, kebutuhan gizi pasien, dan sebagainya. Tujuan
konseling adalah untuk mengubah perilaku dengan cara meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mengenai masalah gizi yang dihadapi.
3) Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan makanan di Puskesmas wil. Kec. Wolowa merupakan rangkaian
kegiatan mulai dari perencanaan menu, edukasi keluarga pasien, pemesanan
makan pada keluarga pasien sesuai perencanaan menu,penyiapan makanan oleh
tenaga gizi, distribusi dan pencatatan pelaporan serta evaluasi. Penyelenggaraan
makanan di Puskesmas wil. Kec. Wolowa tidak dilaksanakan secara reguler.
1. Alur Penyelenggaraan Makanan di Puskesmas
Alur penyelenggaraan makanan di Puskesmas sama dengan yang dilakukan di
ruang persalinan. Alur penyelenggraan makanan dijabarkan seperti gambar di
bawah ini:
Distribusi Makanan
pada pasien
2. Sasaran
Sasaran penyelenggaraan makanan adalah pasien pasca melahirkan
3. Mekanisme Penyelenggaraan Makanan
a. Pemesanan
Petugas gizi melakukan perencanaan menu, lalu melakukan edukasi pada
keluarga pasien dan memesan makanan pada keluarga pasien sesuai dengan
master menu, sehingga pasien membawa makanan yang dipesan sesuai dengan
menu. Petugas gizi melakukan pengecekan kesesuaian makanan yang dibawa.
b. Penyiapan
Petugas gizi menyiapkan dan melakukan pemorsian makanan yang sudah
dipesan
c. Distribusi
Petugas gizi memonitor menu makanan sesuai dengan yang dipesan dan
petugas gizi mendistribusikan makanan pada pasien.
Beberapa kegiatan pelayanan gizi di luar gedung dalam rangka upaya perbaikan
gizi yang dilaksanakan oleh Puskesmas antara lain:
7. Surveilence Gizi
Kegiatan surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan
data yang dilakukan secara terus menenus, penyajian serta diseminasi
informasi bagi Kepala Puskesmas serta Lintas Program dan Lintas Sektor
terkait di tingkat kecamatan. Informasi dari kegiatan surveilans gizi
dimanfaatkan untuk melakukan tindakan segera maupun untuk perencanaan
program jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Sebagai acuan
bagi petugas gizi puskesmas dalam melakukan surveilans gizi bisa
menggunakan buku Surveilans Gizi, Kementerian Kesehatan
a. Tujuan:
1. Tersedianya informasi berkala dan terus menerus tentang besaran
masalah gizi dan perkembangan di masyarakat.
2. Tersedianya informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
penyebab masalah gizi dan faktor-faktor terkait
3. Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi di suatu daerah
4. Menyediakan informasi intervensi yang paling tepat untuk dilakukan
(bentuk, sasaran, dan tempat)
b. Lingkup data surveilans gizi antara lain:
1. Data status gizi
2. Data konsumsi makanan
3. Data cakupan program gizi
c. Sasaran: bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu
menyusui, pekerja serta lansia.
d. Dalam pelaksanaan surveilans gizi, tenaga gizi puskesmas berkoordinasi
dengan tenaga surveilans di Puskesmas dengan fungsi antara lain:
1. Merencanakan surveilans mulai dari lokasi, metode/cara melakukan,
dan penggunanaan
2. Melakukan surveilans gizi meliputi mengumpulkan data, mengolah
data, menganalisa data, melaksanakan diseminasi informasi
3. Membina kader posyandu dalam pencatatan dan pelaporan kegiatan
gizi di posyandu
4. Melaksanakan intervensi gizi yang tepat
5. Membuat laporan surveilans gizi
e. Contoh Kegiatan dalam Survilans Gizi antara lain:
1) Pemantauan Status Gizi (PSG)
a) Tujuan : mengetahui status gizi masyarakat sebagai bahan
perencanaan
b) Sasaran : disesuaikan dengan kebutuhan setempat (bayi, balita,
anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu menyusui, pekerja
serta lansia.)
2) Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
a) Tujuan:
(1)Tersedianya informasi secara terus menerus, cepat, tepat dan akurat
sebagai dasar penentuan tindakan dalam upaya untuk pencegahan
dan penanggulangan masalah gizi
(2) Memantau situasi pangan dan gizi antar desa/kelurahan dalam 1
kecamatan
b) Sasaran: Lintas program dan lintas sektor di tingkat kecamatan di
wilayah kerja Puskesmas.
3) Sistem Kewaspadaan Dini - Kejadian Luar Biasa/SKD-KLB Gizi
Buruk
a) Tujuan: mengantisipasi kejadian luar biasa gizi buruk di suatu
wilayah pada kurun waktu tertentu
b) Sasaran: balita dan keluarganya, posyandu
4) Pemantauan Konsumsi Garam beriodium di rumah tangga
a) Tujuan : Memperoleh gambaran berkala tentang cakupan
konsumsi garam beriodium yang memenuhi syarat di masyarakat.
Dilaksananakan setiap satu tahun sekali.
b) Sasaran : rumah tangga